Anda di halaman 1dari 9

“PERILAKU BIAYA,STANDART BIAYA MASUK DAN KELUAR”

O
L
E
H

Nama Kelompok :
1. Kevin Laluraa (18061102173)
2. Ferari Dien (18061102226)
3. Richarda Winantisan (19061102307)
4. Thesalonika J. Mambu (19061102276)
5. Febriane Rumimpunu (19061102332)
6. Abigail Sasauw (19061102378)
7. Sharon Paputungan (19061102274)
8. chelsea cindy (19061102331)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Samratulangi
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya kepada
kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah dengan judul “ PERILAKU
BIAYA,STANDART BIAYA MASUK DAN KELUAR”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Daerah di Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen, Universitas Samratulangi.

Kami menyadari dalam penyusunan tugas makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Victoria Neisye Untu SE, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Daerah di kelas kami.

Kami menyadari makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Kami mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR Halaman

DAFTAR ISI………………………………………………………………........ 1

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….……………………………………………… 2


B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Perilaku Biaya Dalam Penganggaran…………………………… 3

B. Konsep Standart Biaya Masukan(SBM)……………………………3-4

C. .Konsep Standart Biaya Keluaran (SBK)……………………………….. 4

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………… 5
B. Saran ………………………………………………………………….. 5

DAFTAR PUSTAKA Halaman

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika kita akan mengawali pembahasan mengenai konsep biaya dengan berfokus pada perusahaan
manufaktur, karena aktivitas perusahaan tersebut terdapatdalam hampir sebagian besar aktivitas di
organisasi lainnya. Perusahaan manufaktur seperti texas & instruments, Ford, dan DuPont melakukan
aktivitas seperti membeli bahan baku, memproduksi barang jadi, memasarkan, mendistribusikan,
mengirimkan tagihan,dan hampir semua aktivitas bisnis lainnya

Makalah ini akan membahas mengenai perilaku biaya, karena biaya-biaya ini penting dalampersiapan
laporan keuangan eksternal. Biaya yang disusun pada laporan keuangan diorganisirberdasarkan
fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, semua biaya perusahaan dimasukkan kedalam satu dari tiga
katagori yaitu biaya produksi atau manufaktur (dalam akun harga pokokpenjualan), biaya pemasaran,
dan biaya administrasi, tetapi pengelompokan data berdasarkanfungsional tidak membantu dalam
penyusunan anggaran, pengendalian, dan pengambilan keputusan Untuk itu diperlukan suatu
pemahaman atas perilaku biaya.

Salah satu fungsi APBD adalah sebagai alat perencanaan bagi eksekutif untuk mengendalikan belanja.
Pengendalian belanja ini salah satu instrumennya adalahmelalui penerapan standard biaya yang dalam
hal ini mencakup dua hal yaitu biaya standard per unit input dan biaya standard per kegiatan. Dalam
sistemanggaran kinerja yang diterapkan pada era otonomi sekarang ini, biaya standar per unit input
disebut Standar Satuan Harga (SSH) dan biaya standar per kegiatandisebut Analisis Standar Belanja
(ASB).Penetapan biaya standar atau standar belanja ini sangat penting kaitannyauntuk pengendalian
APBD dari aspek pengeluaran. Biaya standar atau standar belanja harus disusun sedemikian rupa
sehingga bisa digunakan sebagai tolok ukur apakah pengeluaran anggaran sudah sesuai dengan yang
distandarkansebelumnya atau tidak. Apabila realisasi belanja berbeda dengan anggaran belanjamaka
harus diteliti lebih lanjut apa penyebab terjadinya perbedaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1) Perilaku biaya dalam penganggaran
2) Konsep standart biaya masukan (SBM)
3) Konsep standart biaya keluaran (SBK)

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.PERILAKU BIAYA DALAM PENGANGGARAN


Untuk menyusun Angaran Variabel maka setiap biaya harus dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap,
biaya variabel atau biaya semi variabel. Tanpa itu, maka anggaran variabel tidak dapat disusun. berikut
penggolongan biaya berdasarkan perilaku dan karakteristik masing-masing golongan:

A. Biaya Tetap
Adalah biaya yang tidak berubah karena perubahan output atau aktivitas yang produktif, sehingga
jumlahnya tetap konstan selama jangka periode pendek dalam suatu relevant range aktivitas. Biaya tetap
memiliki Karakteristik sebagai berikut::

1) Controllability
Secara umum biaya tetap dapat dikontrol oleh manajemen perusahaan, artinya secara umum manajemen
perusahaan dapat mengendalikan (sebagian besar) biaya tetap. Meskipun biaya penyusutan pada umumnya
dalam jangka pendek tidak dapat dikendalikan (non controllable), tetapi untuk jangka panjang ia merupakan
biaya yang dapat dikendalikan (controllable). Sedangkan biaya tetap yang lain (misalnya gaji) betul-betul
merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan.
2) Hubungan dengan tingkat kegiatan perusahaan
Biaya tetap timbul akibat adanya kapasitas tertentu dalam perusahaan. Selama suatu perusahaan memiliki
kapasitas tersebut, maka perusahaan tidak dapat menghindari adanya unsur biaya tetap. Sebagai contoh biaya
depresiasi (penyusutan) akan tetap membebani perusahaan tanpa memandang beberapa bagian dari kapasitas
yang mengganggur (tidak digunakan).
3) Relevant range
Relevant range menjadi batas sampai sejauh mana biaya-biaya betul-betul bersifat tetap. Pada umumnya,
biaya-biaya tersebut akan bersifat tetap pada suatu relevant range tertentu dan akan berubah di luar range
tersebut. Hanya sedikit biaya yang betul-betul bersifat konstan dalam berbagi tingkat penggunaan kapasitas
dari nol sampai kapasitas penuh.
4) Dasar pengukuran
Biaya tetap pada umumnya diperhitungkan berdasarkan satuan waktu, umpamanya bulan atau tahun. Kedua
satuan tersebut lebih lazim digunakan. Gaji karyawan misalnya ditentukan atas dasar bulanan.
5) Konstan dalam total dan berubah dalam rata-rata
Biaya ini secara total tidak berubah untuk suatu periode waktu tertentu, namun biaya ini bersifat variabel
yakni cenderung menurun seiring meningkatnya jumlah kegiatan (output), atau meningkat seiring penurunan
jumlah kegiatan.
6) Dapat dibebankan kepada departemen-departemen berdasarkan keputusan manajerial atau menurut
metode alokasi biaya
7) Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen eksekutif daripada penyelia operasi.

B.Biaya Variabel
Adalah biaya yang berubah searah dan sebanding dengan perubahan output atau aktifitas.
Ciri-ciri biaya variabel:
1. Perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan volume.
2. Biaya perunit relatif konstan meskipun volume berubah dalam rentang yang relevan.
3. Dapat dibebankan lepada departemen operasi dengan cukup mudah dan tepat.
4. Dapat dikendalikan oleh seorang kepala departemen tertentu.

C. Biaya Semi Variabel


Merupakan biaya yang jumlahnya bertambah besar dengan semakin besarnya tingkat kegiatan di dalam
perusahaan, namun pertambahan jumlah biaya ini tidak sebanding dengan pertambahan tingkat kegiatan yang ada.
dapat diartikan bahwa biaya semi variabel mengandung unsur-unsur biaya yang bersifat tetap maupun yang
bersifat variabel.
Ciri-ciri biaya semi variabel:
1. Meskipun tidak ada aktivitas biaya ini tetap ada.
2. Total biaya semi variabel akan berubah jika aktivitasnya berubah.

2.KONSEP STANDART BIAYA MASUKAN (SBM)

Standar Biaya Masukan merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk rrienghasilkan
biaya komponen keluaran (output) pada level masukan (input). Dasar pertimbangan penetapan Standar
Biaya Masukan adalah:
l. untuk mendukung terlaksananya prinsip ekonomis dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian NegaralLernbaga (RKA-K/L);
2. adanya beberapa barang/jasa yang harganya tidak tersedia di pasar;
3. bervariasinya kualitas dan harga barang/jasa yang terdapat di pasar sehingga diperlukan pengaturan
agar diperoleh barangljasa dengan kualitas dan harga yang layak, wajar, tidak mewah dan hemat;
4. penyetaraan perlakuan jenis dan besaran satuan biaya dalam penyusunan RKA-K lL; dan
5. perlunya alat untuk memudahkan penyusunan RKA-K/L.

Pokok-Pokok Pengaturan Standar Biaya Masukan


1. Jenis Standar Biaya Masukan
Jenis Standar Biaya Masukan dapat diklasifikasikan berdasarkan:

A.Bentuk
Berdasarkan bentuknfra, Standar Biaya Masukan terdiri dari:
1. Harga Satuan yaitu nilai suatu barang yang ditentukan pada waktu tertentu untuk menghasilkan biaya
komponen keluaran (output);
2. Tarif yaitu nilai suatu jasa yAng ditentukan pada waktu tertentu untuk menghasilkan biaya komponen
keluaran (output); dan '
3. Indeks yaitu satuan biaya yang merupakan gabungan bebErapa barangljasa masukan untuk
menghasilkan biaya komponen keluaran (output)
B. Dasar Penetapan Berdasarkan penetapannya, Standar Biaya Masukan terdiri dari:

1) Standar Biaya Masukan yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan.


2)Standar Biaya Masukan yang ditetapkan melalui persetujuan Menteri Keuangan

C. Ruang Lingkup Berdasarkan ruang lingkupnya, Standar Biaya Masukan terdiri dari:
1) Standar Biaya Masukan yang berlaku pada satu kementerian negara/lembaga; atau
2) Standar Biaya Masukan yang berlaku pada beberapa/seluruh kementerian negara/ lembaga.

FUNGSI STANDAR BIAYA MASUKAN


Batas tertinggi untuk menghasilkan biaya komponen keluaran (output) Satuan biaya sebagaimana tercantum dalam
peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan dan surat persetujuan Menteri Keuangan merupakan bitas
tertinggi, yang artinya besaran tersebut tidak dapaf .dilampaui. Ketentuan tersebJt uertitcu untuk seluruh penJrusunan.
penghitungan biaya komponen keluaran (output)meliputi yan; bersumber dari:
1) Rupiah murni;
2) Penerimaan Negara Bukan Pajak (termasuk penerimaan Negara Bukan Pajak Badan Layanan umum khusus untuk
satuan kerja badan layanan umum yang belum menetapkan standart biaya sendiri dengan standart biaya yang menambah
penghasilan /fasilitas serta perjalanan dinas dalam negri dan luar negri.
3) pinjaman/hibah dalam dan luar negeri (kecuali dalam naskah perjanjian pinjaman / hibah di atur tersendiri).

3.KONSEP STANDAR BIAYA KELUARAN (SBK)


A. Penyusunan dan Pengajuan Usulan Standar Biaya Keluaran (SBK)
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Kementerian Negara/Lembaga dalam penyusunan SBK adalah sebagai
berikut:
1. mengindentifikasi dan mencermati keluaran kegiatan mengacu pada kriteria-kriteria SBK;
2. menentukan keluaran yang akan diusulkan menjadi SBK;
3. membuat Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)/Term of Reference (TOR) sesuai dengan Format Kementerian
Negara/Lembaga tidak perlu melampirkan KAK/TOR untuk usulan SBK yang pernah ditetapkan pada tahun
anggaran 2012, sedangkan usulan SBK yang berasal dari keluaran kegiatan yang telah ada pada RKA-K/L tahun
anggaran 2012 namun belum ditetapkan menjadi SBK dapat melampirkan KAK/TOR sebelumnya untuk keluaran
kegiatan yang sama;
4. menentukan komponen/tahapan yang benar-benar mempunyai keterkaitan dan kesesuaian dalam pencapaian
keluaran kegiatan:

a. secara umum, tahapan dalam pencapaian suatu output adalah sebagaimana fungsi manajemen yaitu;
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi;
b. penentuan komponen/tahapan dalam penyusunan SBK sebagaimana pada poin a harus dijelaskan/dijabarkan
dalam setiap tahapannya baik pada perencanaan, pelaksanaan, pelaporan maupun evaluasi.
5. menentukan komponen/tahapan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 sebagai biaya utama atau biaya
pendukung:

a. biaya utama adalah komponen biaya yang berpengaruh terhadap volume suatu output;
b. biaya pendukung adalah komponen biaya yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap volume output.

6. menentukan SBK yang diusulkan sebagai total biaya keluaran atau indeks biaya keluaran;
7. membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB); RAB disusun sesuai dengan Format 2 untuk SBK sebagai Total
Biaya Keluaran atau Format 3 untuk SBK sebagai Indeks Biaya Keluaran dengan cara memasukkan rincian
alokasi anggaran yang dibutuhkan.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam jangka pendek tidak semua biaya berubah jika volume aktivitas mengalami perubahan. Oleh karena itu,
untuk perencanaan laba jangka pendek, informasi perilaku biaya sangat bermanfaat bagi manajemen
perusahaan.Dengan memahami karakteristik berbagai tipe biaya tetap (committed dan discretionary fixed
cost).Dan karakteristik berbagai tipe biaya variabel (engineered dan discretionary variable cost) manajemen
perusahaan akan dalam posisi yang baik dalam pengelolaan biaya (cost management).
Standar Biaya Masukan merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk rrienghasilkan biaya komponen
keluaran (output) pada level masukan (input). Standar Biaya Masukan (SBM) adalah satuan biaya berupa harga
satuan, tarif, dan indeks yang ditetapkan untuk menghasilkan biaya komponen keluaran dalam penyusunan
rencana kerja dan anggaran kementerian negara/ lembaga. Penerapan Standar Biaya Masukan berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan mengenai pedoman standar biaya, standar struktur biaya, dan indeksasi dalam
penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga. Standar biaya masukan berfungsi sebagai
batas tertinggi atau estimasi. Fungsi sebagai batas tertinggi dan estimasi tergantung dari jenis pengeluarannya
dan telah diatur dalam lampiran 1 dan lampiran 2 standar biaya masukan.
Standar Biaya Keluaran adalah besaran biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah keluaran kegiatan
yang merupakan akumulasi biaya komponen masukan kegiatan.

C.Saran
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Daktu
merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan perilaku biaya. !da tiga tipe pola perilaku biaay, Biaya
variabel merupakan biaya yangmeningkat secara proporsional dengan peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah
biaya yang tidak berubah jumlah totalnya ketika penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran
merupakan biaya yang mempunyai komponen tetap dan variabel.
Dalam lingkungan tidak stabil, sifat anggaran yang tidak sempurna dan berdimensi beragam, pengembangan
standar biaya khusus diarahkan kepada: (i) kegiatan dengan ruang lingkup yang terbatas, karakteristik kaku dan
kompleksitas kegiatan yang rendah, (ii) kegiatan dengan ruang lingkup yang terbatas, karakteristik longgar
(fleksibel) dan kompleksitas kegiatan yang tinggi. Kriteria tersebut digunakan untuk mengiventarisasi kegiatan,
menentukan variasi atau klasifikasi kegiatan kemudian menetapkan pilihan-pilihan jenis kegiatan yang dapat
disusun standar biaya. Di dalam menetapkan pilihan tersebut harus memastikan keseragaman proses
pelaksanaan kegiatan. Penetapan costing didukung dengan ketersediaan data, seperti data realisasi kegiatan
yang pernah dilaksanakan. Sedangkan penetapan rincian aktivitas harus mampu menunjukkan atau
menggambarkan rincian proses pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga penyusunan standar biaya tidak
menimbulkan duplikasi aktivitas dan pemborosan sumber daya

DAFTAR PUSTAKA
https://manajemenkeuangan.net/perilaku-biaya-adalah/
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-variabel/perilaku-dan-karakteristik-biaya
http://www.anggaran.kemenkeu.go.id/api/Medias/0a50b8c9-ce73-4b48-bb2d-186b24aa5322
https://anggaran.kemenkeu.go.id/api/Medias/0a50b8c9-ce73-4b48-bb2d-186b24aa5322
https://fasicha.com/2020/09/08/sbm-2021/

Anda mungkin juga menyukai