Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


(Activity based costing)

Disusun oleh:

KELOMPOK 4

-Elsie Az-Zaahra (21801081406)


-Rahmat (21801081414)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT


Tuhan semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang
berjudul “Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (activity based
costing)” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Pelajaran Akutansi Biaya.

Makalah ini kami telah susun dengan maksimal serta melibatkan


berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun luar kampus. Oleh
karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan
yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, akan tetapi penulis sebagai


manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.

Kami berharap makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu
masyarakat untuk mendapatkan ke ridhoan Allah SWT.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.
Malang,28 Oktober 2019

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar isi……………………………………………………………………………….ii
BABI Pendahuluan……………………………………………………………….1
A. Latar belakang………………………………………………………………..1
B. Perumusan masalah………………………………………………………..2
C. Tujuan……………………………………………………………………………..3

BAB II Pembahasan………………………………………………………………4
A. Pancasila sebagai Filsafat………………………………………………..4

BAB III Kesimpulan……………………………………………………………….5


A. Kesimpulan………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada hamir setiap organisasi bisnins, terdapat sejumblah aktivitas


berbeda yang berjalan serentak, seperti penjualan, produksi,
pembelian,distribusi dan pendanaan. Semua aktivitas itu saling berkaitan
dengan cara sedemikian rupa sehingga aktivitas tersebut mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi.

Dengan demikian, perencanaan bagi seluruh organisasi berarti


perencanaan bagi setiap aktivitas didalamnya. Anggaran merupakan
kuantifikasi rencana-rencana pemasaran, produksi, dan keuangan, yang
dipakai untuk membuat tujuan bagi pendapatan, biaya, aktiva, kewajiban
dan kegiatan usaha lainnya.
B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan proses pembebanan biaya berdasarkan


fungsi?
2. Bagaimana tahap-tahap proses pembebanan biaya berdasarkan
aktivitas?
3. Apa yang dimaksud penentuan tarif BOP?
4. Bagaimana manfaat dari penentuan tarif BOP?
5. Apa tujuan penetapan tarif BOP dalam aktivitas?
6. Bagaimana menghitung biaya kapasitas pada perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas?
C. Tujuan

Tujuan dari makalah yang kami buat ini, selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akutansi Biaya dan sebagai pengingan dikala lupa, ini
juga sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam belajar dan bekerja
sama agar lebih dekat. Serta makalah ini kami buat agar menambah
wawasan para pembaca serta menjadi referensi bagi penulis.
BAB 2

Pembahasan

1. A. Jenis biaya
Biaya berkaitan dengan semua jenis organisasi bisnis, non
bisnis, manufaktur, eceran maupun jasa. Umumnya, berbagai
biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya tergantung pada
tipe organisasinya.
1) Biaya langsung
Biaya langsung merupakan biaya yang dapat dengan mudah
ditelusuri ke obyek biaya yang bersangkutan. Konsep biaya
langsung lebih luas dari pengertian bahan langsung dan
tenaga kerja langsung. Kebanyakan biaya langsung
merupakan variabel dengan dasar dan akan meningkat atau
menurun dalam hubungannya untuk meningkatkan dan
menurunkan pendapatan penjualan. Melalui alasan ini biaya
langsung telah dipertimbangkan untuk dikendalikan, dan
pertanggungjawaban dari manajer departemen atau devisi.
Sebagai contoh dari jenis biaya ini merupakan biaya
penjuala makanan dan minuman, upah dan gaji, peralatan
operasi dan jasa serta linen dan laundry.

2) Biaya tidak langsung


Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat
ditelusuri dengan mudah ke obyek biaya yang bersangkutan.
Gaji manajer dalam perusahaan jasa menjadi biaya tidak
langsung dari setiap jenis produk. Untuk dapat ditelusuri ke
obyek biaya seperti produk tertentu, biaya tersebut pasti
disebabkan oleh obyek biaya. Gaji manajer pabrik disebut
juga common cost produksi berbagai macam produk yang
dihasilkan. Common cost adalah biaya yang bersama-sama
dinikmati oleh sejumlah obyek biaya, Common cost adalah
salah satu jenis biaya tidak langsung. Sedangkan biaya
tertentu mungkin masuk kategori langsung atau tidak
langsung teragantung dari obyek biayanya. Bila gaji manajer
pabrik adalah biaya tidak langsung produksi, biaya ini
bersifat langsung untuk devisi produksi.

3) Biaya Controllable dan non controllable


Jika suatu biaya dapat diawasi (controllable), manajer dapat
mempengaruhi jumlah yang dibelanjakan. Sebagai contoh,
manajer dapur dapat mempengaruhi jumlah belanja atas
makanan. Bagaimanapun, tidak mungkin manajer dapur
dapat mempengaruhi jumlah pembelanjaan atas sewa,
terutama dalam jangka pendek. Kekeliruan sering dibuat dari
menyebut biaya langsung controllable cost dan biaya tidak
langsung non controllable cost. Benar bahwa biaya tak
langsung secara umum lebih mudah untuk dikendalikan
dibandingkan biaya tak langsung, tetapi dalam jangka
panjang seluruh biaya dapat diawasi dengan seseorang pada
beberapa waktu.

4) Joint cost
Joint cost (biaya gabungan) adalah apa yang dibagi, maka
hal itu adalah tanggungjawab, dua atau lebih departemen
atau area. Sebuah jasa kamar makan yang melayani makanan
dan minuman kedua-duanya merupakan contoh dari joint
cost.
Gaji pelayan adalah suatu biaya gabungan dan harus
dibebankan (sebanding dengan pendapatan, atau beberapa
metoda sesuai dengan yang lainnya) terhadap bagian
departemen makanan dan sisa hidangan dari departemen
minuma. Kebanyakan biaya tak langsung juga adalah joint
cost .masalahnya adalah untuk menemukan suatu basis
rasional untuk memisahkan biaya dan beban dari bagian
masing-masing departemen.

5) Biaya diskresionary
Biaya ini disebabkan oleh keputusan tahunan yang dibuat
oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu.
Contoh yang termasuk ke dalam biaya ini termasuk iklan,
penelitian, hubungan masyarakat, program pengembangan
manajemen dan magang untuk para mahasiswa.
Karakteristik yang terpenting dari biaya diskresionary adalah
bahwa manajemen tidak terpaku pada keputusan yang
berkaitan dengan biaya tersebut. Mereka masih dapat
melakukan penyesuaian dari tahun ke tahun atau mungkin
dalam waktu kurang dari satu tahun karena kondisi memang
menuntut modifikasi keputusan manajemen.

6) Biaya relevan dan tidak relevan


Biaya relevan adalah apa yang mempengaruhi keputusan.
Untuk menjadi relevan, suatu biaya harus dalam konteks
masa depan dan berbeda antara alternative.

7) Sunk cost
Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat
diubah oleh keputusan apapun yang dibuat saat ini ataupun
masa yang akan datang. Karena sunk cost tidak diubah oleh
keputusan apapun, sunk cost bukanlah biaya diferensial.
Oleh karenanya, sunk cost dapat diabaikan dalam pembuatan
keputusan.

8) Biaya opportunity
Biaya opportunity merupakan biaya yang tdak melakukan
sesuatu. Biaya opportunity tidak selalu dicatat dalam catatan
akuntansi organisasi, tetapi opportunity cost adalah biaya
yang harus selalu dipertimbangkan dalam setiap
pengambilan keputusan. Setiap alternative memiliki biaya
opportunity yang melekat padanya.

9) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara
keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktifitas. Tidak
seperti biaya variabel, biaya tetao tidak dipengaruhi oleh
perubahan aktifitas. Sebagai konsekuensinya, pada saat level
aktifitas naik atau turun, total biaya tetap konstan kecuali
jika dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan dari luar seperti
perubahan harga. Sewa merupakan contoh yang tepat untuk
menggambarkan biaya tetap.

10) Biaya vaeiabel


Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara
proporsional dengan perubahan aktifitas. Aktifitas tersebut
dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk seperti unit yang
diproduksi, unit yang dijual, kilometer, jumlah bed yang
digunakan, jam kerja dan sebagainya. Contoh yang paling
baik untuk menggambarkan biaya variabel adalah biaya
bahan langsung. Biaya bahan langsung yang digunakan
selama satu periode akan bervariasi sesuai dengan tingkat
unit yang dihasilkan. Ada banyak contoh yang menunjukkan
bahwa biaya akan berubah-ubah sesuai dengan produk dan
jasa yang dapat dihasilkan oleh perusahaan.

11) Biaya semi tetap atau semi variabel


Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu
berubah tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume
kegiatan-kegiatan perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak
dalam tingkat perubahan yang konstan. Biaya semi variabel
jumlahnya selalu berubah sesuai dengan perubahan volume
meskipun perubahannya tidak proporsional karena
biaya-biaya tersebut mengandung unsure sesuatu yang
variabel dan unsure yang tetap. Oleh karena itu biaya ini
seringkali dinamakan dengan biaya semi tetap.

B. Keakuratan pembebanan
Keakuratan adalah konsep yang relative, dan harus
dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan
metode pembebanan biaya. Tujuannnya adalah mengukur dan
membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh objek
biaya.

1. Ketelusuran (tracing)
Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk
membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya.
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya langsung (direct
cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).
Biaya langsung (direct cost)adalah biaya yang dengan
mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya, sedangkan
biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak
dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya.
Ketelusuran adalah kemampuan membebankan biaya ke
objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi
berdasarkan hubungan sebab akibat. Semangkin akurat
tingkat ketelusuran biaya ke objek biaya, maka semakin
akurat pembebanan biayanya.

2. Metode penelusuran
Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya ke objek biaya,
dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas
sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran
biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua
cara berikut:

a. Penelusuran langsung (direct tracing). Penelusuran


langsung adalah proses pengidentifikasian dan
pembebanan biaya ke produk dengan melalui pengamatan
secara khusus dan fisik dengan objek tertentu. Contoh
biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke objek
baiay tertentu adalah biaya bahan baku, biaya bahan
pembantu dan biaya tenaga kerja langsung. Keduanya
merupakan contoh dari biaya langsung (direct cost).
b. Penelusuran penggerak (driver tracing). Di dalam konteks
pembebanan biaya, penggerak (driver) adalah factor
penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur
konsumsi sumber daya objek biaya. Penggerak
merupakan hal yang sangat penting dalam metode ini.
Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak
untuk membebankan biaya ke objek biaya. Contoh
penggerak (driver) adalah jam mesin dan jam tenaga
kerja langsung. Contoh biaya yang dapat ditelusuri
dengan metode ini adalah biaya overhead pabrik selain
biaya bahan pembantu seperti biaya pekerja tidak
langsung, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, dan
biaya overhead lainnya.

3. Membebankan biaya tidak langsung


Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat
dibebankan ke obyek-obyek biaya, baik dengan
menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak. Hal
ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara
biaya dan obyek biaya, atau metode penelusuran tidak layak
dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak
langsung ke obyek biaya disebut alokasi. Contoh biaya tidak
langsung yang dibebankan melalui cara alokasi adalah biaya
listrik, biaya air, biaya sewa, biaya asuransi, biaya
penyusutan dan biaya tidak langsung lainnya.

4. Ikhtisar pembebanan biaya


Tiga metode pembebanan biaya ke obyek biaya adalah
penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi.
Berikut adalah penjelasan dari metode masing-masing.
a. Penelusuran langsung (direct tracing).
Penelusuran langsung merupakan metode yang paling
akurat karena metode ini bergantung pada hubungan
sebab akibat yang dapat diamati secara fisik (physical
observation). Penelusuran langsung dapat dilakukan
terhadap biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja karna
kedua biaya tersebut dapat diamati secara langsung
melalui proses produksi dan dapat ditelusuri secara akurat
melalui dokumen sumber (source document) yang
memotret pemakaian bahan baku dan penggunaan biaya
tenaga kerja secara actual atau nyata. Dokumen sumber
untuk bahan baku bisa dalam bentuk bukti pemakaian
bahan, sementara dokumen sumber untuk tenaga kerja
adalah kartu jam kerja.
b. Penelusuran penggerak (driver tracing).
Penelusuan penggerak merupakan metode pembebanan
biaya yang bergantung pada hubungan sebab akibat, yaitu
penggerak, untuk membebankan biaya ke obyek biaya.
Masalah keakuratan metode ini tergantung pada kualitas
hubungan sebab akibat yang digambarkan oleh penggerak.
Namun, penilaian kualitas hubungan sebab akibat dan
pengidentifikasian penggerak jauh lebih besar biayanya
daripada metode penelusuran langsung dan metode
alokasi. Salah satu system yang menggunakan metode ini
adalah activity- based costing (ABC). Dalam sistem ABC,
penggerak aktifitas (activity driver) digunakan sebagai
dasar untuk menghitung tariff aktifitas dan membebankan
biaya aktifitas ke produk.

C. Alokasi (allocation)
Alokasi merupakan metode yang memiliki keunggulan
dalam hal kemudahan dan rendahnya biaya implementasi
bila dibandingkan dengan kedua metode lainnya. Namun,
metode ini memiliki tingkat keakuratan yang lebih rendah
apabila dibandingkan dengan metode penelusuran langsung
dan penelusuran penggerak. Alokasi memerlukan asumsi
hubungan. Misalnya biaya listrik dialokasikan ke
masing-masing departemen yang memanfaatkan biaya tenaga
kerja. Banyak biaya yang dialokasikab berkaitan dengan
hubungan antara biaya tenaga kerja dan departemen
pemakainya. Semakin besar suatu departemen memanfaatkan
listrik, semakin besar pula biaya listrik yang dialokasikan ke
departemen tersebut. Dasar biaya tersebut dialokasikan
berkaitan dengan ukuran yang layak yang dapat digunakan
untuk
2. Tahap Perhitungan Biaya

Tahap perhitungan biaya dibedakan menjadi:

Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan Perhitungan biaya


berdasarkan aktivitas

1. Perhitungan Biaya berdasarkan Fungsi

Langkah-langkah dalam melakukan perhitungan biaya


berdasarkan fungsi: Membebankan biaya bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung pada produk dengan penelusuran
langsung, sedangkan overhead dibebankan dengan penelusuran
penggerak atau alokasi. Penggerak unit yang biasa digunakan
antara lain : unit yang diproduksi, jam TKL, biaya TKL, jam
mesin, biaya bahan baku langsung. Menentukan kapasitas
aktivitas yang diukur dengan penggerak tersebut. Empat
kapasitas yang umum digunakan adalah kapasitas yang
diharapkan, normal, teoritis, dan praktis. Penggunaan kapasitas
praktis dan teoritis seringkali direkomendasikan karena
menghindari pembebanan biaya kapasitas yang tidak digunakan
ke produk dan mengingatkan manajemen akan kelebihan
kapasitas yang ada.

2. Ukuran – ukuran kapasitas aktivitas terdiri dari:


a. Tarif keseluruhan pabrik, perhitungannya melalui 2 tahap:
Biaya overhead yang dianggarkan akan diakumulasi menjadi
satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Penggerak tingkat unit
yang biasa digunakan adalah jam tenaga kerja langsung. Biaya
overhead dibebankan ke produk, dengan cara mengalikan tarif
overhead dengan jumlah total jam tenaga kerja langsung aktual
yang digunakan masing-masing produk.

b. Tarif departemen, perhitungannya melalui 2 tahap:

1. Biaya overhead keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan


ke tiap departemen produksi, dan membentuk kesatuan biaya
overhead departemen. Penggerak berdasarkan unit
departemen yang digunakan jam mesin atau jam tenaga kerja
langsung. 2. Overhead dibebankan ke produk dengan
mengalikan tarif departemen dengan jumlah penggerak yang
digunakan dalam departemen terkait.

Anda mungkin juga menyukai