Anda di halaman 1dari 20

COST BEHAVIOR

Oleh:

ANDINI UTARI PUTRI (01022681519002)


KELAS BKU AKUNTANSI REGULER PAGI
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU EKONOMI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2016
I.

PENDAHULUAN

Akuntansi manajemen terus berubah dan menyesuaikan dengan perubahanperubahan dalam sektor manufaktur dan jasa di dunia bisnis sekarang. Salah satu
penyesuaian yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Biaya yang disusun pada laporan keuangan diorganisir berdasarkan fungsinya masingmasing. Oleh karena itu, semua biaya perusahaan dimasukkan ke dalam satu dari tiga
katagori yaitu biaya produksi atau manufaktur (dalam akun harga pokok penjualan), biaya
pemasaran, dan biaya administrasi, tetapi pengelompokan data berdasarkan fungsional
tidak membantu dalam penyusunan anggaran, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Untuk itu diperlukan suatu pemahaman atas perilaku biaya.

II.
1.

KAJIAN TEORI
Dasar-Dasar Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah biaya berubah

sebagai output perubahan. Perilaku biaya mengacu pada bagaimana biaya akan berubah
sebagai tingkat perubahan aktivitas. Biaya bereaksi untuk output perubahan dalam berbagai
cara, yaitu biaya-tetap, biaya variabel, dan biaya campuran.
a. Biaya Tetap
Sebuah biaya yang tetap sama dengan perubahan outputmya adalah biaya
tetap. Singkatnya, biaya tetap adalah biaya yang secara total, tetap konstan dalam
rentang

yang

relevan

sebagai

tingkat perubahan

keluaran

kegiatan. Untuk

menggambarkan perilaku biaya tetap.


Biaya tetap biasanya disebut biaya kapasitas sebab biaya tersebut terjadi karena
adanya gedung, peralatan, karyawan profesional yang terlatih, dan item lainnya yang
dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas produk untuk mempertahankan aktivitasnya.
Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang telah ditentukan dan
biaya uang dikeluarkann berdasakan kebijakan manajemen.
Biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan, dan
struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Sedangkan biaya tetap kebijakan
disebabkan

oleh

keputusan

tahunan yang

dibuat

oleh

manajemen

untuk

membelanjakan biaya tetap tertentu. Suatu biaya akan diklasifikasikan sebagai biaya
tetap yang telah ditentukan atau biaya tetap kebijakan sangat tergantung pada strategi
manajemen.
Tren di beberapa perusahaan menunjukkan bahwa biaya tetap semakin besar porsinya
dibandingkan dengan biaya variabel. Meskipun semakin banyak pekerjaan manusia

yang digantikan oleh mesin, permintaan secara keseluruhan terhadap pekerjaan oleh
manusia tidak berkurang. Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, biaya tetap
dibagi menjadi:
Comitted Fixed Cost

: Commited fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang


timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok.
Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan,
yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan
perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh
: biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan

Descretionary
Cost

gaji karyawan utama.


Fixed : Yakni merupakan biaya : (a) yang timbul dari keputusan penye
diaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara
langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai
jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikelu arkan, dan (b)
yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara
masukan dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan,
jasa atau produk) Discretionary fixed cost dapat dihentikan sama
sekali pengeluarannya atas kebijakan manajemen.Contoh biaya ini
adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi
penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultas.

b. Biaya Variabel
Sementara biaya tetap tetap tidak berubah pada berbagai output, biaya variable
mengalami perubahan output. Biaya variable adalah biaya yang secara total, bervariasi
dalam proporsi langsung pada perubahan output. Artinya, biaya variabel naik sesuai
output naik, dan turun sesuai output turun.
Suatu biaya bersifat variabel dikarenakan basis aktivitasnya, yaitu ukuran segala
sesuatu yang menyebabkan adanya biaya variabel. Basis aktivitas juga disebut sebagai
pemicu biaya ( cost driver ). Beberapa basis aktivitas yang umum adalah jam tenaga
kerja langsung, jam mesin, unit yang diproduksi, dan unit yang dijual. Untuk
merencanakan dan mengendalikan biaya variabel, manajer harus mengenal baik
berbagai aktivitas yang terjadi di perusahaannya. Porsi biaya variabel dan tipe biaya
variabel dalam organisasi sangat tergantung pada tujuan dan struktur organsasi.
Tidak semua biaya variabel memiliki pola yang sama. Beberapa biaya variabel
berperilaku sebagai biaya variabel sejati atau variabel proporsional. Sedangkan lainnya
memiliki memiliki pola bertahap. Bahan langsung dianggap sebagai biaya variabel sejati
atau biaya variabel sejati atau biaya variabel proporsional karena jumlah yang
2

digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat
aktivitas produksi.Sumber daya yang diperoleh dalam jumlah besar dan yang biayanya
meningkat atau berkurang hanya karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat
aktivitas disebut biaya variabel bertahap.
Rumus total biaya variabel = biaya variabel per unit x jumlah unit
Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, biaya variabel dibagi menjadi:
Engineered

Variable : Engineered Cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik

Cost

tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu. Engineered Cost


merupakan biaya yang antara masukan dan keluarannya
mempunyai hubungan erat dan nyata. Contoh : biaya bahan

Discretionary

baku.
Variable : Yakni merupakan biaya yang masukan dan keluarannya memiliki

Cost

hubungan yang erat namun tidak nyata (bersifat artifi sial). Jika
keluaran berubah maka masukan akan berubah sebanding
dengan perubahan keluaran tersebut. Namun jika masukan
berubah, keluaran belum tentu berubah dengan adanya
perubahan masukan tersebut.Contoh: biaya iklan.

c. Biaya Campuran
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel
sekaligus.Contoh : gaji dan bonus penjualan untuk bagian marketing.
Rumus total biaya = biaya tetap + total biaya variabel
Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya maka diperlukan
berbagai pertimbangan atas dasar:

Waktu
Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variable
bergantung pada batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung
dari prespektif tiap-tiap manajer. Dalam ilmu ekonomi dalam jangka panjang semua
biaya merupakan biaya variabel sedangkan dalam jangka pendek minimal ada satu
biaya tetap.
Contoh : perbedaan perspektif manajemen terhadap biaya tenaga kerja, ada yang
memandang

sebagai

biaya

variabel

karena

dapat

memberhentikan

dan

mempekerjakan karyawan sesuai dengan kenaikan atau penurunan output. Tetapi


ada juga yang dipandang sebagai biaya tetap karena adanya kontrak yang
membuat pihak manajemen tidak bias seenaknya memberhentikan karyawan.
3

Sumber daya dan ukuran output


Setiap aktivitas memerlukan sumber daya agar dapat melaksanakan tugas aktivitas
tersebut, sumber daya ini kemudian digabungkan dan diolah untuk menghasilkan
output. Salah satu bentuk untuk mengukur output adalah frekuensi dilakukannya
aktivitas tersebut. Semakin sering frekuensi melakukan aktivitas, semakin besar
pula biayanya.
Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk dapat memahami
perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak yang
terkait, yang berfungsi sebagai pengukur kapasitas atau penggerak aktivitas.
Penggerak aktivitas ini dibagi menjadi:
a) Penggerak tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika
unit yang diproduksi berubah. Contoh: biaya pemakaian bahan baku.
b) Penggerak tingkat non unit adalah perubahan dalam biaya ketika factor-faktor
lain selain unit berubah. Contoh: biaya penyusutan mesin

2. Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya


Kapasitas adalah kemampuan actual atau potensial untuk melakukan sesuatu.
Berapa banyaknya kapasitas tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Tingkat yang
efisien atas kinerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis (practical capacity). Kadang-kadang
terjadi kelebihan kapasitas. Untuk mengetahui kelebihan kapasitas yang mempengaruhi
perilaku biaya penting untuk mengetahui sumber daya fleksibel dan sumber daya terikat.
a. Sumber daya fleksibel yaitu sumber daya yang dipasok saat digunakan atau dibutuhkan.
Oleh karena itu biaya sumber daya fleksibel merupakan biaya variabel. Contoh : biaya
bahan baku
b. Sumber daya terikat yaitu sumber daya yang harus ada sebelum dibutuhkan. Oleh
karena itu sumber daya terikat merupakan biaya tetap. Contoh : gedung. Dalam jangka
yang lebih pendek dikenal dengan biaya diskresi, biaya ini terjadi karena adanya
perolehan kapasitas aktivitas jangka pendek. Contoh : biaya iklan.
Dalam pembahasan perilaku biaya perilaku biaya diasumsikan bahwa biaya bersifat
kontinyu, padahal dalam kenyataannya fungsi biaya tidaklah kontinyu yang dikenal dengan
fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk
rentang output tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi dimana
biaya tersebut tidak berubah untuk rentang output yang sama. Lebar dari tiap tahap
menunjukkan rentang output yang mengharuskan diperolehnya sumber daya tersebut,

sedangkan penilaian rentang juga bersifat subjektif. Rentang yang sempit akan menjadi
biaya variabel, sedangkan rentang yang lebar merupakan biaya tetap.

3.

Metode-Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran ke dalam KomponenKomponen Tetap dan Variabel
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya campuran perlu dipisahkan ke dalam

komponen-komponen tetap dan variabel. Ada tiga metode yang digunakan secara luas
untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel., yaitu metode
tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Masing-masing metode
menggunakan asumsi hubungan linear.

a. Metode Tinggi Rendah


Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu
garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang
akan digunakan untuk menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik
5

tinggi di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik
rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah.
Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah
sebagai berikut:
Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output
Biaya variabel per unit = (biaya tinggi biaya rendah)(output tinggi output rendah)
Biaya tetap = biaya total titik tinggi (biaya variabel per unit x output tinggi)
Biaya tetap = biaya total titik rendah (biaya variabel per unit x output rendah)

b. Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis
dengan memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan
metode scatterplot adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya
penyetelan dan aktivitas dapat dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik
scatter memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis
dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih
seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Keunggulan
signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk melihat data
secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif
untuk memilih garis terbaik.

c. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)


Kedekatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis.
Jarak vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang
diprediksi oleh garis.
Metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan
kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran
kedekatan keseluruhan.
Pengkuadratan

deviasi

ini menghindari masalah


yang

disebabkan

oleh

bauran angka positif dan


negatif.

Karena ukuran

kedekatan adalah jumlah


deviasi kuadrat titik-titik
dari garis, maka semakin
kecil ukurannya, semakin
baik garisnya. Garis yang
lebih

mendekati

titik

dibanding garis lainnya disebut garis


kesesuaian terbaik, yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil.
d. Penggunaan Program Regresi
Langkah pertama dalam penggunaan computer untuk menghitung koefisien
regresi adalah memasukkan data. Selanjutkan jalankan regresi, dalam Excel
fungsi regresi terdapat dalam menu tools, kemudian pilih add in dan
7

tambahkan data analysis klik dan pilih regression. Ketika layar regression
muncul, kita dapat memberitahu letak variabel terikat dan bebas. Terakhir beri
perintah pada computer di mana meletakkan output.

4.

Keandalan Rumus Biaya


Kegunaan utama yaitu terletak pada kemampuannya menginformasikan seberapa

jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat diandalkan.

R Kuadrat Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel dependen
yang dijelaskan oleh suatu variabel independent. Persentase ini merupakan ukuran
goodness of fit. Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin
baik garisnya. Karena koefisien determinasi tersebut merupakan persentase
variabilitas yang dijelaskan, selalu memiliki nilai berkisar antara 0-1.
Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi yang baik dan buruk. Yang
pasti, semakin dekat R kuadrat ke-1, semakin baik garisnya.

Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari
koefisien determinasi. Karena akar dapat bernilai negatif, nilai koefisien korelasinya
dapat berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya positif, maka kedua
variabelnya bergerak menuju arah yang sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi
positif sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Di lain pihak, jika
koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak menuju arah yang dapat
diprediksi, tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif sempurna akan menghasilakan
koefisien korelasi sebesar -1. Nilai koefisien yang mendekati nol mengidentifikasi tidak
adanya korelasi.
Ilustrasi tentang konsep korelasi:

5.

Regresi Berganda

Regresi berganda (multiple regresssion) adalah kuadrat terkecil yang digunakan untuk
membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel penjelas.

6.

Penilaian Manajerial
Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan

perilaku biaya. Pertimbangan manajerial merupakan metode paling luas yang digunakan.
Metode ini memiliki banyak bentuk. Secara sederhana beberapa manajer menentukan biaya
aktivitas tertentu menjadi kategori tetap dan lainnya menjadi kategori variabel, tanpa
menghiraukan kemungkinan biaya campuran. Daya tarik dari metode ini terletak pada
kesederhanaannya. Sebelum memilih metode ini, manajemen berupaya memastikan
sebagian besar biaya adalah variabel atau tetap dan keputusan yang dibuat tidak terlalu
sensitif terhadap kesalahan pengklasifikasian biaya.
9

Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan


membagi biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian
biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel. Sebagai contoh, suatu pabrik dapat
memasukkan pembayaran sewa mesinn fotokopi dalam satu akun dan biaya kertas dan
tinta ke akun lainnya. Dengan demikian, akan mudah untuk mengelompokkan akun
pembayaran sewa dengan akun-akun biaya tetap lainnya, dan memperlakukan biaya
variabel

secara

terpisah.

Kemudian,

komponen

variabel

dapat

dihitung

dengan

menggunakan satu atau lebih data biaya/ volume. Hal ini memiliki keunggulan akuntansi
untuk biaya campuran, tetapi rentan terhadap jenis kesalahan, yaitu manajemen mungkin
saja salah dalam penilaiannya. Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan
pengalaman dan pertimbangan mereka untuk memperbaiki hasil estimasi statistik.
Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya
tetap dan variabel terletak pada kesederhanaannya. Saat manajer memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil
yang baik. Akan tetapi, kesalahan akan terjadi jika manajer tidak memiliki pertimbangan
yang baik. Oleh karena itu, mempertimbangkan pengalaman manajer, potens kesalahan,
dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan terkait merupakan hal yang
penting.

III.
1.

PEMBAHASAN JURNAL
Analisis Perilaku Biaya Dalam Membuat Keputusan Menerima atau Menolak
Pesanan Khusus Pada PT. Putra Karangetang
Lumowa, F. S. & Pusung, J.
Jurnal EMBA, ISSN 2303-1174. Vol. 3 No.1 Maret 2015. Hal. 849-856
Era globalisasi sekarang ini, dimana persaingan diantara perusahaan-perusahaan

yang ada semakin ketat. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perdagangan dan
industri selalu berusaha hidup dan berkembang. Untuk dapat hidup dan berkembang,
perusahaan harus ditunjang dengan laba yang diperoleh dari usahanya. Untuk perusahaan
yang profit oriented, tujuan dari perusahaan adalah meningkatkan laba untuk dapat menjaga
kelangsungan hidupnya. Pihak-pihak yang berkepentingan didalam suatu perusahaan
meliputi pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal dalam hal ini manajemen
membutuhkan informasi akuntansi untuk mengelola perusahaan antara lain dengan
melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

10

Manajemen membutuhkan biaya diferensial untuk membantu membuat keputusan,


dalam menerima

atau menolak pesanan khusus. Perusahaan industri merupakan

perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian
barang jadi tersebut dijual kepada masyarakat yang membutuhkannya. Pengolahan bahan
baku ini disebut dengan proses produksi. Memproduksi produk tersebut diperlukan biaya
yang biasanya disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang
dibebankan dalam proses produksi selama satu periode.
PT. Putra Karangetang merupakan sebuah perusahaan yang mengembangkan
usahanya dalam kategori industri tepung kelapa, perusahaan ini menghasilkan produk
berupa tepung kelapa jenis medium, fain (Halus) dan ekstra fain (sangat halus). Jenis
tepung kelapa medium yang paling sering dipesan oleh pelanggan. Perusahaan sering
menemui sebuah pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan perilaku biaya yang terjadi apabila
perusahaan membuat keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus. Dasar
dari pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus disini adalah analisis
differensial.
Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi, yakni jenis yang dihasilkannya
ditujukan kepada pihak- pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer
produksi, manajer pemasaran dan sebagainya guna pengambilan keputusan internal
organisasi (Halim

dan Supomo 2006:

3). Akuntansi manajemen adalah proses

pengidentifikasian, pengukuran, penghimpunan, penganalisisan, penyusunan, penafsiran,


dan pengkomunikasian informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan kegiatan usaha di dalam sebuah
organisasi, serta untuk memastikan penggunaan dan akuntabilitas sumber daya yang tepat
(Simamora, 2012: 13).
Perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan
volume kegiatan atau aktivitas perusahaan (Halim, Supomo, dan Kusufi 2013: 21).
Sedangkan menurut Simamora (2012: 136), perilaku biaya berarti bagaimana suatu biaya
akan bereaksi atau merespon perubahan tingkat aktivitas usaha. Menurut Mulyadi (2012:
465), pada umumnya pola perilaku diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan
perubahan volume kegiatan. Berdasarkan perilakunya dalam hubungan dengan perubahan
volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu biaya tetap, biaya variabel,
dan biaya semivariabel.
Jenis Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang
menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya pada data-data yang sudah ada,
berupa tabel perhitungan biaya produksi untuk mengetahui perilaku biaya yang dapat

11

memberikan gambaran maupun uraian jelas mengenai analisis perilaku biaya dalam
membuat keputusan menerima atau menolak pesanan khusus pada PT. Putra Karangetang.
Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdapat kapasitas menganggur yang dapat
dijadikan manfaat untuk menerima pesanan khusus dengan menggunakan analisis biaya
diferensial. Analisis biaya diferensial dapat digunakan untuk meningkatkan laba perusahaan
dalam menerima pesanan khusus. Pesanan khusus ini dapat diterima karena sudah sesuai
dengan kriteria yaitu apabila harga jual pesanan khusus lebih besar dari biaya variabel yang
dikeluarkan oleh perusahaan maka pesanan khusus tersebut dapat diterima, dan jika
harga jual pesanan khusus lebih kecil dari biaya variabel yang dikeluarkan oleh
perusahaan maka sebaliknya perusahaan menolak pesanan khusus tersebut. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa harga jual yang ditawarkan oleh klien lebih besar
dibandingkan dengan biaya variable yang dikeluarkan oleh perusahaan. Maka pesanan
khusus dapat diterima oleh perusahaan Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tunggal
(2014), dari hasil penelitian menunjukkan bahwa harga jual pesanan khusus lebih besar dari
biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan sehingga pesanan yang ditawarkan dari klien
dapat diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh Ticoalu (2014), dari hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa harga yang di tawarkan pesanan khusus lebih besar dari biaya variabel sehingga
pesanan khusus dapat diterima. Jadi dari hasil penelitian juga menunjukkan pesanan
khusus dapat diterima karena harga jual lebih besar dari biaya variable yang dikeluarkan.
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut ini:
a.

Menggunakan analisis perilaku biaya setelah dipisahkan menjadi biaya tetap dan
biaya variabel, maka manajemen dapat mengetahui biaya variabel yang telah
dikeluarkan.

b.

Hasil analisis perilaku biaya, khususnya dalam membuat keputusan menerima atau
menolak

pesanan

khusus

menunjukkan

bahwa

analisis

biaya

differensial

mempengaruhi hasil produksi terhadap perilaku biaya untuk pengambilan keputusan


manajemen dalam pesanan khusus.
2.

Analisis Biaya Produksi Dalam Rangka Penentuan Harga Jual Makanan Pada
Rumah Makan Ragey Poppy Di Tomohon
Lasut, T.
Jurnal EMBA, ISSN 23031174. Vol. 3 No. 1 Maret 2015. Hal. 43-51
Perkembangan dan keadaan kehidupan masyarakat saat ini bisa dilihat salah

satunya melalui kenaikan dan kurang stabilnya harga-harga barang bahan pokok khususnya
di bagian pangan. Ini juga mengakibatkan persaingan diantara para pengusaha, terutama
12

para pemilik usaha rumahan seperti pengusaha khususnya Rumah Makan Minahasa yang
berkembang pesat saat ini. Dalam usaha memenangkan minat di mata pembeli, pihak
manajemen perlu mengetahui dan melakukan perbaikan melalui kebijakan pemilik usaha,
dalam hal biaya yang sudah dikeluarkan tetapi juga berapa biaya yang seharusnya, yaitu
melalui penetapan biaya-biaya dan juga biaya yang aktual.
Pemilik usaha harus menghasilkan produk dengan kualitas yang baik untuk dapat
diterima di pasaran, agar dapat memenangkan persaingan terutama dengan usaha yang
sejenis. Untuk itu pengusaha harus senantiasa melakukan langkah-langkah kebijaksanaan
rumah makan melalui suatu anggaran biaya produksi yang sangat berpengaruh terhadap
harga perolehan dan harga jual produk. Langkah-langkah tersebut dapat terlaksana dengan
baik, maka akan membantu tercapainya biaya produksi efisien yang nantinya akan
memberikan harga jual yang memuaskan bagi perusahaan dan pelanggan.
Cost Behavior (Perilaku Biaya) Perilaku biaya adalah bagaimana suatu biaya akan
merespon perubahan yang terjadi dalam aktivitas perusahaan jika tingkat kegiatan
mengalami kenaikan atau penurunan. Hansen dan Mowen (2007:68) menyatakan bahwa
perilaku biaya adalah istilah umum yang menggambarkan perubahan biaya ketika tingkat
output berubah. Biaya yang tidak berubah ketika output berubah adalah biaya tetap. Biaya
variabel di sisi lain adalah peningkatan biaya secara total ketika terjadi peningkatan aktivitas
output dan penurunan biaya secara total ketika terjadi penurunan kegiatan output.
Mulyadi (2012:8) harga pokok produksi atau disebut harga pokok adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. (Milton dan Carter 2006:40) bahan
baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi
dan dimasukan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian
Deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh
peneliti dari subjek berupa individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain.
Pada penelitian usaha Rumah Makan Minahasa Ragey Poppy sama seperti usaha
rumah makan lain pada umumnya, orientasinya adalah untuk mencapai tujuan perusahaan
yaitu menghasilkan laba yang maksimal bagi perusahaan. Untuk memenuhi hal tersebut,
maka perusahaan perlu menjalankan berbagai fungsi mulai dari proses produksi hingga ke
fungsi akuntansi.Seperti juga yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi akuntansi
memegang peranan penting dalam penciptaan pelaporan keuangan yang bermutu dan
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen perusahaan maupun
pihak luar yang berkepentingan dengan perusahaan. Sebelum melakukan penentuan harga
13

jual, perusahaan terlebih dahulu menentukan perencanaan karena perencanaan adalah


suatu cara bertindak yang ditetapkan terlebih dahulu dalam mengambil suau keputusan
dengan mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia.
Rumah Makan Minahasa membuat perencanaan dengan mengontrol biaya yang
terkendalikan yaitu; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Dalam
menyusun rencana produksi ini biaya-biaya tersebut harus disusun berdasarkan data
historis dengan penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan diperiode mendatang. Dalam
menyusun rencana biaya bahan baku pihak Rumah Makan melakukan survei dan tinjauan
langsung dalam membeli dan menyediakan bahan. Untuk biaya tenaga kerja pihak Rumah
Makan membayar biaya tenaga kerja per-hari agar pengeluaran dapat terkendali.
Pada overhead pabrik hanya beberapa hal tertentu dalam overhead pabrik yang
dapat dikendalikan seperti penggunaan bahan perlengkapan dapur, biaya kebersihan, biaya
listrik dan lain-lain serta tentunya biaya tersebut sudah terestimasi oleh pihak Rumah
Makan. Setelah rencana diterapkan lalu dilakukan pengendalian, pihak Rumah Makan
Ragey Poppy melalukan penetapan harga jual produksi setiap bulannya agar terkendali.
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, maka disimpulkan hasil penelitian bahwa
RM. Ragey Poppy mengalami kondisi keuangan yang stabil bahkan dapat mencapai hasil
yang maksimal.Tentunya hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh pemilik usaha jika
ingin usaha tetap bertahan sebagai rumah makan yang maju. RM. Ragey Poppy memiliki
kemampuan

dalam

mendanai

setiap

aktivitas-aktivitas

perusahaan.

Capaian

ini

mengisyaratkan bahwa RM. Ragey Poppy memberikan hasil yang maksimal dan membuka
peluang usaha yang baik dimasa yang akan datang.

3.

Peranan Analisis Cost-Volume-Profit Dalam Upaya Merencanakan Laba


Perusahaan Pada CV. Permata Sejati
Martusa, R. & Wijaya, V.
Jurnal Ilmiah Akuntansi, No. 04. Tahun ke-2. Januari-April 2011
CV. Permata Sejati merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri makanan beku. Perusahaan tersebut tidak memproduksi sendiri produknya,


melainkan sebagai distributor. Perusahaan menyadari potensi pasar untuk produk makanan
beku cukup besar, sehingga potensi ini merupakan peluang bisnis yang memiliki prospek
yang sangat baik. Peluang tersebut dapat tercapai bilamana perusahaan dapat menentukan
volume penjualan yang dapat mengendalikan biaya tetap dan variabel dalam satu periode
tertentu, sehingga dapat memberikan keuntungan yang paling maksimal. Distribusi produk
dari produsen ke konsumen juga merupakan hal yang penting dalam pemasaran produk
tersebut. Distributor dituntut untuk menyampaikan barang ke konsumen dengan kondisi
baik, yang berarti distributor harus memiliki pelayanan yang baik bagi konsumen. Pelayanan
14

yang baik tentunya diimbangi dengan peningkatan biaya-biaya tertentu. Oleh karena itu,
biaya-biaya yang tidak menambah nilai harus diturunkan.
Analisis perilaku biaya yang dimaksud disini adalah memisahkan biaya campuran
(semivariabel) ke dalam komponen-komponen tetap dan variabel. Menurut Hansen dan
Mowen (2005) ada tiga metode yang digunakan secara luas, untuk memisahkan biaya
campuran menjadi komponen tetap dan variabel, yaitu: metode tinggi rendah (high low
method), metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil (least-squares regression
method).
Analisis Cost-Volume-Profit menurut Garrison et al. (2008), definisi analisis costvolume-profit adalah analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profitCVP) adalah salah
satu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam memberikan perintah. Alat
ini membantu mereka memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba
dalam organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antarlima elemen: harga produk;
volume atau tingkat aktivitas; biaya variabel per unit; total biaya tetap; dan bauran produk
yang dijual. Menurut Mulyadi (2001), analisis cost-volume-profit merupakan teknik untuk
menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba
untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.
Jenis dari penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang mengemukakan hipotesis
dari permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: analisis cost-volume-profit
mempunyai peranan yang sangat besar sebagai penunjang dalam memberikan informasi
guna merencanakan laba perusahaan.
Analisis Perilaku Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran yang terjadi pada CV. Permata Sejati harus digolongkan sesuai
dengan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan atau aktivitas
perusahaan tersebut. Analisis perilaku biaya yang dimaksud di sini adalah memisahkan
biaya campuran (semivariabel) ke dalam komponen-komponen tetap dan variabel.
Berdasarkan pemisahan biaya pemasaran pada tahun 2007 ke dalam komponen
biaya tetap dan biaya variabel, maka dihasilkan biaya tetap sebesar Rp522.950.000 dan
biaya variabel sebesar Rp774.192.586.
Berdasarkan pemisahan biaya pemasaran pada tahun 2008 ke dalam komponen
biaya tetap dan biaya variabel, maka dihasilkan biaya tetap sebesar Rp674.387.500 dan
biaya variabel sebesar Rp1.027.213.058. Biaya tetap pada tahun 2008 sebesar
Rp674.387.500 lebih besar dibandingkan pada tahun 2007 sebesar Rp522.950.000. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan biaya tetap pada CV. Permata Sejati yaitu sebesar
Rp151.437.500. Peningkatan pada gaji pegawai dikarenakan adanya pegawai yang masuk
atau perekrutan karyawan baru. Pada biaya sewa terjadi penurunan karena adanya
15

penurunan tarif sewa kantor dan gudang pendingin. Biaya variabel pada tahun 2008 sebesar
Rp1.027.213.058 lebih besar dibandingkan pada tahun 2007 sebesar Rp774.192.586. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan biaya variabel pada CV. Permata Sejati yaitu sebesar
Rp253.020.472. Komisi penjualan mengalami peningkatan karena sales yang bertugas
menawarkan dan menyalurkan produk (chicken nugget, kentang, dan sosis) berhasil
meningkatkan omzet penjualan. Biaya promosi mengalami peningkatan karena CV. Permata
Sejati menggunakan lebih banyak jasa SPG untuk melakukan kegiatan promosinya. Biaya
pembungkusan dan pengiriman mengalami peningkatan yang cukup besar karena
banyaknya atau meningkatnya pesanan dan pengiriman barang ke tempat-tempat di
Bandung, seperti cafe-cafe baru dan beberapa supermarket yang sebelumnya produk belum
dipasarkan. Biaya yang mengalami penurunan yaitu biaya pemeliharaan kendaraan. Hal ini
berarti bahwa tidak terlalu banyak kendaraan yang harus diperbaiki. Biaya administrasi
mengalami peningkatan karena meningkatnya kebutuhan pada peralatan kantor seperti alat
tulis, tinta print, faktur, surat jalan, dan lain sebagainya. Biaya listrik, air, dan telepon juga
mengalami peningkatan karena meningkatnya aktivitas pada CV. Permata Sejati. Listrik
digunakan untuk menunjang aktivitas perusahaan seperti penerangan (lampu), komputer,
gudang pendingin untuk menyimpan produk. Air digunakan untuk keperluan minum dan
toilet (kamar mandi). Telepon digunakan sebagai penghubung untuk pembelian produk dan
pemesanan produk oleh pelanggan.

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai


berikut ini:
1. Analisis cost-volume-profit dapat membantu manajer dalam memahami perilaku total
biaya, total pendapatan, dan laba operasi saat perubahan terjadi dalam tingkat keluaran,
harga jual, biaya variabel, atau biaya tetap. Hal tersebut diperlukan untuk membantu
manajer dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menentukan laba yang
optimal.
2. CV. Permata Sejati belum memiliki standar dalam melakukan analisis biaya pemasaran.
Selama ini perusahaan tersebut melakukan analisis biaya pemasaran dengan cara
membandingkan biaya pemasaran yang dikeluarkan pada tahun berjalan dengan biaya
pemasaran pada tahun sebelumnya.
3. Keadaan tahun 2009 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2008 dan CV. Permata
Sejati misalnya menetapkan laba sebesar 20% dari laba tahun 2008 sebesar
Rp4.853.319.665 atau meningkat sebesar Rp970.663.933 yang berarti laba tahun 2009
adalah sebesar Rp5.823.983.598. Maka besarnya penjualan minimal yang harus dicapai
oleh CV. Permata Sejati untuk dapat mencapai perencanaan atau target laba pada tahun
16

2009 adalah sebesar 385.298 ton atau penjualan sebesar Rp7.705.882.957. Jadi, untuk
memperoleh laba sebesar Rp5.823.983.598, CV. Permata Sejati harus dapat menjual
produknya sebesar 385.298 ton atau sebesar Rp7.705.882.957.
4.

Peranan analisis cost-volume-profit terhadap perencanaan laba pada CV. Permata


Sejati adalah sebesar 100% yang berarti bahwa peranan analisis cost-volume-profit
terhadap perencanaan laba adalah sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa 100%
variasi dari perencanaan laba dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel
independen yaitu biaya pemasaran, volume penjualan, dan harga jual.

5. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat
antara biaya pemasaran, volume penjualan, dan harga jual dengan perencanaan laba.
Keberhasilan CV. Permata Sejati dalam kegiatan pemasaran sangat menentukan
peningkatan volume penjualan, tetapi perusahaan tersebut juga harus memperhatikan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan pemasaran tersebut. CV.
Permata Sejati harus dapat mengendalikan biaya pemasaran secara efektif dan efisien
tanpa mengurangi kegiatan penjualan perusahaan sehingga hal ini akan berdampak
positif pada peningkatan volume penjualan yang selanjutnya diharapkan perusahaan
tersebut akan memperoleh laba yang optimal.

IV. PENUTUP
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan
penggunaan aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan
perilaku biaya. Biaya variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional dengan
peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah totalnya ketika
penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran merupakan biaya yang
mempunyai komponen tetap dan variabel.
Model penggunaan sumber daya meningkatkan pemahaman tentang perilaku biaya.
Sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan dikatagorikan sebagai beban terikat,
sedangkan sumber daya yang diperoleh pada saat digunakan dan dibutuhkan disebut
sumber daya fleksibel. Dikenal juga biaya diskresi yang cenderung merupakan biaya tetap.
Sumber daya juga dapat diperoleh dalam rentang tertentu, jika rentang sempit maka
merupakan fungsi biaya variabel, sedangakan rentang lebar menunjukkan biaya tersebut
merupakan biaya tetap.
Terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya campuran. Metode tinggi rendah
bersifat objektif dan sederhana tetapi tidak merepresentasikan hubungan biaya yang
17

sebenarnya. Metode scatterplot baik dalam mengidentifikasikan nonlinearitas, adanya outlier


dan adanya pergeseran dalam hubungan biaya, kelemahannya adalah bersifat subjektif.
Metode kuadrat terkecil menghasilkan garis yang paling sesuai dengan titik-titik data
sehingga lebih direkomendasikan. Metode kuadrat terkecil memiliki keunggulan dibanding
metode lainnya dalam menilai keandalah persamaan biaya. Koefisien korelasi juga
mengukur kekuatan hubungan dan menunjukkan arah hubungan. Peranan regresi berganda
dapat memberikan variabel tambahan ke dalam persamaan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan persamaan tersebut dalam memprediks biaya aktivitas serta member
pemahaman mengenai cara pengelolaan biaya aktivitas.
Pertimbangan manajerial dapat digunakan secara terpisah atau bersama-sama
dengan metode tinggi rendah, scatterplot, dan kuadrat terkecil. Manajer menggunakan
pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai hubungan biaya dan tingkat aktivitas
untuk mengidentifikasikan outlier, memahami perubahan structural dan menyesuaikan
parameter yang disebabkan oleh perubahan kondisi yang diantisipasi.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, A. 2013. Perilaku Biaya. Dari http://ilmuhariini.blogspot.com/2013/04/perilakubiaya.html. Diakses pada 04 September 2016.
Garrison, R. H., Noreen, E.W., & Brewer, P.C. 2010. Managerial Accounting Thirteenth
Edition. New York: Mcgraw-Hill/Irwin.
Hansen, D.R. & Mowen, M.M. 2007.Managerial Accounting 8e. Ohio: Thomson-South
Western.
Lasut, T. 2015. Analisis Biaya Produksi Dalam Rangka Penentuan Harga Jual Makanan
Pada Rumah Makan Ragey Poppy Di Tomohon. Jurnal EMBA, ISSN 23031174. Vol.
3 No. 1 Maret 2015. Hal. 43-51. Diakses pada 04 September 2016.
Lumowa, F. S. & Pusung, J. R. 2015. Analisis Perilaku Biaya Dalam Membuat Keputusan
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Pada PT. Putra Karangetang. Jurnal
EMBA, ISSN 2303-1174. Vol. 3 No.1 Maret 2015. Hal. 849-856. Diakses pada 04
September 2016.

18

Martusa, R. & Wijaya, V. 2011. Peranan Analisis Cost-Volume-Profit Dalam Upaya


Merencanakan Laba Perusahaan Pada CV. Permata Sejati. Jurnal Ilmiah Akuntansi,
No. 04. Tahun ke-2. Januari-April 2011. Diakses pada 04 September 2016.
Sudaryono.

2006

Perilaku

Biaya

dan

Analisis

Penggunaannya.Dari

http://daryono.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7583/BAB+4+PERILAKU+BIAY
A.doc. Diakses pada 04 September 2016.

19

Anda mungkin juga menyukai