Anda di halaman 1dari 11

RESUME

ANGGARAN VARIABEL

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Penggaran Perusahaan

Dosen Pengampu : Surti Zahra, SE.,MM.

Disusun Oleh : Kelompok 7

Deni Haryadi 11011900730


Mochamad Rifaldo 11011900623
Rizky Badrussalam 11011900240
Tedi Nurfebriadi 11011900563

Kelas : 5B-Manajemen

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
KOTA SERANG
2022
A. PENGERTIAN ANGGARAN VARIABEL

Anggaran variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan
volume kegiatan. Sehingga secara total biaya ini berubah-ubah, tetapi secara rata-rata per unit output
tidak berubah. Biaya bahan mentah langsung merupakan salah satu contoh biaya yang termasuk
kategori ini. Dalam perhitungan di dalan anggaran yang ada dalam sebuah perusahaan sering
didasarkan pada tingkat kapasitas tertentu. Apabila terdapat perubahan dari kapasitas yang
direncanakan, maka terdapat kesulitan untuk dapat mengetahui sejauh mana akibat perubahan tersebut
terhadap pendapatan dan biaya yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama adalah untuk menunjukkan bagaimara dan
sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh volume output.

Anggaran variabel merupakan rumas atau petunjuk yang mempedomani bagaimana setiap elemen
biaya akan berubah sehubungan dengan adanya perubahan dalam volume, output ataupun tingkat
kegiatan perusahaan.

B. BIAYA TETAP

Pada pokoknya dalam dunia praktis dikenal dua macam biaya tetap. Pertama, biaya-biaya tetap
yang tidak ditetapkan oleh keputusan-keputusan manajemen, seperti biaya-biaya penyusutan aktiva
tetap, pajak dan asuransi. Dalam ketiga contoh tersebut, besarnya biaya tetap tidaklah ditentukan oleh
manajemen perusahaan. Penyusutan misalnya: lebih banyak dipengaruhi oleh jenis aktiva tetap yang
dipakai (merk, umur ekonomis, nilai sisa, dan lain-lain karakteristik) dan metode penyusutan yang
dipergunakaan. Dan seterusnya jenis biaya tetap yang kedua adalah biaya-biaya tetap yang lebih
banyak ditetapkan oleh kebijaksanaan-kebjaksaaan manajemen dalam jangka pendek. Gaji karyawan,
biaya advertensi dan biaya-biaya penelitian merupakan beberapa contoh biaya tetap jenis ini.

C. CIRI-CIRI BIAYA TETAP

1. Controllability: Pada umumnya semua biaya yang tergolong dalan kategori biaya tetap dapat
dikontrol oleh manajemen perusahaan. Artinya secara umum manajemen perusahaan dapat
mengendalikan (sebagian besar) biaya tetap. Meskipun biaya penyusutan pada umumnya dalam
jangka pendek merupakan biaya yang dapat dikendalikan (controllable). Sedangkan biaya tetap yang
lain (misalnya gaji) betul-betul merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen
perusahaan seperti apa yang telah diuraikan terdahulu.tidak dapat dikendalikan (non controllable),
tetapi untuk jangka panjang ia

2. Hubungannya dengan tingkat kegiatan perusahaan: Tentu saja, biaya tetap timbul akibat adanya
kapasitas tertentu dalam perusahaan. Selama suatu perusahaan memiliki kapasitas tersebut, ia tidak
dapat menghindari adanya unsur biaya tetap. Tetapi, dalam batas tertentu biaya ini dipengaruhi oleh
besar kecilnya tingkat penggunaan kapasitas tersebut. Hal ini akan lebih jelas dengan melihat
beberapa contoh. Biaya penyusutan misalnya, akan tetap membebani perusahaan tanpa memandang
berapa bagian dari kapasitas yang (tidak) digunakan. Begitu pula halnya dengan gaji karyawan,
asuransi dan sebagainya, selama masih berada dalam relevant range tertentu.

3. Relevant Range: Melengkapi keterangan di atas, perlu ditegaskan adanya Relevant range tertentu
sebagai batas sampai sejauh mana biaya betul-betul bersifat tetap. Hanya sedikit biaya yang betul-
betul bersifat konstan dalam berbagai tingkat penggunaan kapasitas, dari nol sampai kapasitas penuh.
Pada umumnya, biaya-biaya tersebut akan bersifat tetap pada suatu relevant range tertentu dan akan
berubah di luar range tersebut. Karena itu memperhitungkan dan menetapkan relevant range, sebagai
batas berlakunya anggaran variabel, merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting.
4. Dasar Pengukuran: Biaya Tetap pada umumnya diperhitungkan berdasarkan satuan waktu,
umpamanya bulan atau tahun. Kedua satuan tersebut lebih lazim digunakan. Gaji karyawan misalnya,
ditentukan dengan dasar bulanan.

5. Konstan dalam total dan berubah dalam rata-rata: Artinya biaya-biaya yang tergolong dalam
kategori ini secara total tidak berubah pada setiap periode waktu tetapi akan bersifat variabel apabila
dilihat dari segi biaya rata-rata persatuan output. Untuk menghindari kebingungan, ada baiknya bila
dilihat contoh berikut. Andaikan biaya tetap pada relevant range 9.000- 12.000 satuan output
diperkirakan sebesar Rp 6.000.000,00. Apabila diproduksi sejumlah 10.000 satuan maka biaya tetap
rata-rata adalah Rp 600,00.Tetapi apabila ternyata tingkat produksi sebesar 12.000 satuan, maka biaya
tetap rata-rata menjadi Rp 500,00. Jelas ditunjukkan bahwa dalam relevant range tersebut, total biaya
tetap besarnya Rp 6.000.000,00 tanpa terpengaruhi oleh tingkat output yang nyata, sedangkan biaya
tetap rata-rata menurun bila jumlah output meningkat

D. METODE METODE DALAM PERHITUNGAN VARIABILITAS BIAYA

Sebelum membahhas cara penyajian budget variabel diperlukan pembicaraan yarg menyeluruh
mengerai teknis perhitungan variabilitas biaya. Hal ini sangat dipertukan karena dapat dipakai atau
tidaknya anggaran sebagai alat pengawasan biaya sangat tergantung pada ketepatan dalam perkiraan
unsur-unsur biaya, terutama unsur variabelnya.

Perhitungan variabilitas biaya (secara total) akan menghasilkan dua kelompok biaya, yakni
kelompok biaya tetap per satuan waktu dan kelompok biaya variabel per satuan dasar kegiatan. Biaya-
biaya yang bersifat murni variabel tentu saja sama sekali tidak memiliki unsur biaya tetap per satuan
waktu (nol).

1. Metode berdasarkan Perkiraan Langsung

Metode ini pada dasarnya hanya dapat dipakai pada keadaan tertentu saja dimana perhitungan
unsur-unsur biaya secara kuantitatif tidak dapat dilakukan karena sesuatu sebab. Dalam dunia praktis,
memang hal ini sering dijumpai dan bahkan lebih sering dipakai oleh para perencana biaya yang telah
berpengalaman dan yang ingin menghindari perhitungan-perhitungan yang matematis. Meskipun
demikian tidak dapat dikatakan bahwa metode ini dapat digunakan begitu saja tanpa memperhatikan
data yang berhubungan. Karena itu metode ini dapat dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama,
berdasarkan perkiraan pihak: yang terlibat langsung dan bertanggung jawab di dalam proses produksi,
dan kedua dengan berdasarkan pada analisa data historis dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
manajemen.

pada kemampuan seorang "industrial engineer" yang betul-betul terlihat pada bentuk pertama
perkiraan unsur-unsur biaya sangat dititik beratkan proses produksi, yang mencakup desain barang-
barang yang dihasilkan, lay out pabrik, urut-urutan proses produksi, dan segala permasalahan maupun
biaya hal penyediaan data biaya produksi untuk keperluan penyusunan anggaran.yang berhubungan.
Karenanya ia memegang peranan yang sangat penting dalam Cara ini sangat menitik beratkan pada
analisa dan observasi langsung pada proses produksi, sehingga didapatkan data yang tepat mengenai
konsumsi bahan menhistoris tentang kesemuanya tidak tersedia atau tidak dapat dipakai lagi untuk
masa mendatang. Atau, meskipun data historis cukup tersedia, cara ini dapat dipakai sebagai alat
penguji analisa data historis.tah, tenaga kerja, tenaga listrik, dan lain-lain. Cara ini diperlukan apabila
data

Pada bentuk perkiraan unsur-unsur biaya lebih dititik beratkan pada analisa terhadap data biaya
historis, interpretasi kebijaksanaan-kebijaksanaar manajemen, dan evaluasi sifat-sifat dan sebab-sebab
timbulnya biaya. Cara ini dapat pula dipakai sebagai alat pembanding perkiraan biaya yang
menggunakan terdahulu.
Perkiraan langsung yang menggunakan kedua cara di atas dapat dipake) sebagai alat penghitung
tingkat biaya pada suatu tingkat kegiatan tertentu (di pakai dalam anggaran variabel yang berbentuk
tabel) dalam relevant range.

Perkiraan langsung terhadap unsur biaya tetap dan variabel diperlukan dalam penyusunan
anggaran biaya variabel yang berbentuk formula. Masing-masing jenis tersebut akan dibahas secara
terperinci kemudian.

Secara umum dapat disebutkan beberapa keadaan di mana perkiraan lang.sung ini layak
digunakan, yakni:

1) Suatu bagian baru saja didirikan, sehingga data historis biaya di bagian tersebut tidak tersedia atau
tidak memadai.
2) Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya yg cukup besar pada
perusahaan umpamanya pengaturan kembali peralat.an-peralatan pabrik
3) Mulai dipakainya mesin baru, sehingga perusahaan bekerja dengan kapasitas baru. Kemungkinan
pula akibatnya biaya produksi berubah juga, dan pola biaya historis tidak cocok lagi untuk estimasi
biaya di masa mendatang.
4) Terjadi perubahan pada metode produksi. Akibatnya kemungkinan pola biaya berubah pulai
5) Terjadi perubahan-perubahan kebijaksanaan manajemen yang mungkin dapat mempengaruhi pola
biaya

2. Titik-titik tertinggi dan terendah

Metode yang kedua ini cenderung lebih bersifat kuantitatif daripada metode pertama, yang
berdasarkan pada perhitungan tingkat biaya (budget) pada dua macam tingkat kegiatan tertentu.
Asumsi garis Jurus dipergunakan dalam perhitungan ini. Komponen biaya tetap dan variabel dihitung
dengan melakukan interpolasi kedua tingkat biaya (pada kedua tingkat kegiatan) dengan dasar asumsi
tersebut.
Sebagai contoh, ambil salah satu unsur yang ditampilkan pada contoh di maka: Tenaga kerja tak
langsung. Biaya ini ternyata bersifat semi variabel. sehingga mengandung unsur tetap dan variabel,
masing-masing Rp 4.000.000.,00/ bulan dan Rp 2000,00/satuan output. Satuan output dipakai sebagai
satuan dasar kegiatan. Relevant Range, yang dipakai sebagai batas tertinggi dan terendah. berkisar
antara 9.000 sampai dengan 12.000 satuan output. Dengan memakai 9.000 sebagai titik terendah dan
12000 sebagai titik tertinggi, unsur tetap dan variabel biaya ini dapat dihitung dengan langkah-
langkah sebagai berikut (Bila diperkirakan bahwa pada titik tertinggi biaya tenaga kerja tak langsung
sebesar Rp 28 juta, dan pada titik terendah Rp 22 juta).

a) Biaya variabel/ satuan kegiatan :

Biaya (dianggarkan) Tingkat kegatan


Pada titik tertinggi RP. 28.000.000,00 12.000 satuan
Pada titik terendah RP. 22.000.000,00 9.000 satuan

Selisih RP 6.000.000,00 3.000 satuan

Biaya Variabel/Satuan kegaiatan = Rp. 6.000.000,00

3.000 Satuaan

= Rp. 2.000.000
b) Biaya tetap/bulan

Titik Tertinggi (atau) Titik terendah


Biaya total Rp. 28.000.000,00 Rp. 22.000.000,00
Unsur biaya variabel Rp. 24.000.000,00 Rp. 18.000.000,00

Unsur biaya tetap Rp. 4.000.000,00 Rp. 4.000.000,00

Cara ini tampak sederhana dengan melihat anggapan hubungan garis lurus tingkat biaya pada kedua
tingkat kegiatan, yang sekaligus merupakan kelemahan cara ini, karena pada kenyataan nya tidak
semua biaya dapat memenuhi anggapan tersebut. Kelemahan yang lain adalah, bahwa cara ini semata-
mata berdasarkan pada estimasi biaya di masa mendatang, bukan pada data biaya yang telah
lalu.Karenanya dibutuhkan ketajaman dan pengalaman si pembuat anggaran agar estimasi yang
dibuatnya cukup realistis.

Secara keseluruhan, metode titik tertinggi dan terendah ini dilakukan dengan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Pemilihan satuan dasar kegiatan yang tepat.


2. Penentuan relevant range sebagai titik tertinggi dan terendah.
3. Perkiraan biaya pada titik tertinggi dan terendah.
4. Meng-interpolasikan kedua tingkat biaya pada kedua tingkat kegiatan, dengan cara seperti yang
tampak pada contoh di atas.

3. Metoda Korelasi:

Menilik namanya, metode ini menggunakan salah satu alat analisa statistik.
Sebagai kebalikan dari metode titik tertinggi dan titik terendah, metode korelasi lebih menitikberatkan
data historis. Metode ini dipakai dengan melihat hubungan antara biaya dan tingkat kegiatan (output)
di masa lampau. Dengan melihat bagaimana biaya berubah-ubah mengikuti naik turunya tingkat
kegiatan, dapatlah diperkirakan pola hubungan antara keduanya di masa mendatang. Masalah akan
timbul apabila terjadi perubahan-perubahan metode produksi, kebijaksanaan manajemen, dan lain-
lain. Cara ini akan lebih berhasil apabila didasarkan pada data bulanan, sehingga estimasi bulanan
dapat diperoleh. Hal ini lebih diterapkan karena dalam hal ini perusahaan dihadapkan pada estimasi
jangka' pendek (1 tahun), Seperti cara terdahulu, cara ini terbatas pada anggapan hubungan garis lurus
(linear) antara tingkat biaya dan kegiatan, meskipun pada kenyataannya hubungan yang non linear
tidak jarang dijumpai
[
E . BENTUK-BENTUK ANGGARAN VARIABEL

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama penyusunan anggaran variabel adalah untuk
pengawasan biaya-biaya pada bagian tertentu di dalam perusahaan. Untuk keperluan tersebut
anggaran variabel dapat ditampilkan dari berbagai bentuk sesuai dengan yang dikehendaki, yakni
bentuk formula, tabel dan grafik.

Bentuk Formula :

budget variabel yang disusun dalam bentuk ini memberikan gambaran yang jelas unsur tetap
(biaya tetap per bulan) dan unsur variabel (biaya variabel pei output) yang dikandung oleh setiap pos
biaya. Anggaran variabel PT. WARNAWARNI yang ditampilkan pada awal pembicaraan bab ini
merupakan contoh anggaran variabel bentuk formula.

Bentuk Tabel:

Pada anggaran variabel yang ditampilkan dalam bentuk ini dapat dilihat berapa besarnya biaya
(total) pada masing-masing pos, pada berbagai tingkat output. Perlu dicatat di sini, bahwa unsur tetap
dan variabel setiap pos biaya

Bentuk Grafik:

Anggaran variabel yang ditampilkan dengan bentuk ini dipakai sebagai pelengkap kedua bentuk
sebelumnya. Secara jelas dapat digambarkan hubungan antara output dengan biaya yang terjadi pada
berbagai tingkat output.

F. MANFAAT PENYUSUNAN ANGGARAN VARIABEL

Secara umum, seperti halnya anggaran-angguran yang telah dibicarakan pada bab-bab
sebelumnya, manfaat penyusunan anggaran variabel adalah untuk memudahkan pengawasan terhadap
biaya-biaya yang terjadi (terutama di bagian produksi yang merupakan tempat terjadinya beraneka
ragam biaya). Manfaat umum tersebut tentunya dapat diperinci menjadi beberapa butir yang lebih
tajam, yakni:

1. Untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-biaya yang terjadi d semua bagian yang ada pada
perusahaan.
2. Untuk memudahkan manajer mengetahui tingkat biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan pada
suatu tingkat kegiatan tertentu.
3. Sebagai alat yang dapat dipakai dalam persiapan penyusunan performance report.

Telah dikatakan semula bahwa anggaran variabel dapat disusun di semua bagian pada perusahaan -
bagian produksi, penjualan, administrasi, dan lain-lain meskipun ia lebih banyak dipakai di bagian-
bagian yang berperanan dalam proses produksi. Hal ini berkenaan dengan beberapa persyaratan
umum untuk dapat diterapkannya anggaran variabel seperti:

1. Kegiatan bagian yang bersangkutan lebih banyak bersifat pengulangan (repertitif). Artinya, untuk
jangka waktu yang relatif panjang kegiatan bagian tersebut tidak berubah ditinjau dari jenis output
yang dihasilkan. Pada umumnya bagian produksi tidak mengubah jenis arang yang dihasilkan, mesin-
mesin yang digunakan, maupun metode produksi yang dipakai setiap tahun.

2. Terdapat bermacam-macam biaya yang bersifat heterogen. Pada bagar produksi yang sederhana
sekalipun, paling tidak terdapat biaya-biaya untuk bahan mentah langsung dan tak langsung, tenaga
kerja langsung dan tak langsung, gaji mandor dan karyawan yang bekerja di bagian tersebut, baya
bahan-bahan pembantu, listrik, air, dan Jain sebagainya. Masing-masing jenis biaya semakin
bervariasi dengan semakin "sibuk" nya bagian ini

3. Tingkat kegiatan maupun output dapat diukur secara realistis dengan menggunakan satuan-satuan
tertentu. Dalam hal ini bagian produksi dapat dengan jelas diukur tingkat kegiatannya, baik dengan
satuan out nya bagian ini, jam mesin langsung maupun jam buruh langsung.

Penyusunan anggaran variabel ini dilakukan pada tahap awal perencanaan. Karena anggaran
variabel tidak dikaitkan dengan tingkat output atau tingkat kegiatan tertentu, maka ia dapat dipakai
dalam mempersiapkan penyusunan anggaran-anggaran biaya yang merupakan dasar perkiraan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
Biaya Biaya tetap per bulan Biaya variabel per unit

Bahan mentah langsung Rp. 0,- Rp. 10.000,-


Tenaga kerja langsung 0,- 8.000,-
Gaji karyawan 6.000,000 0,-
Biaya overhead
- Bahan Pembantu 0,- 1.000,-
- Tenaga kerja tak 4.000.000 2.000,-
langsung

jumlah Rp 10.000.000 Rp 21.000

Andaikan diperkiraan tikat output bagian produksi selama tahun 19A sebesar 120.000 unit, dengan
perincian sebagai berikut:

Januari 9.000
Februari 11.000
Maret 10,000
Kwartal II 30.000
Kwartal III 30.000
Kwartal IV 30.000

Dengan demikian, perkiraan tingkat biaya total pada bagian ini dapat diperkirakan secara lebih
tepat, sehingga dengan menghubungkannya dengan perkiraan penerimaan penjualan dan biaya-biaya
lain, perhitungan tingkat keuntungan yang akan didapat akan menjadi lebih sederhana. Perkiraan
biaya-biaya tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
(Untuk Januari – Maret).

Biaya (ribuan) Januari Februari Maret


(9.000 unit) (11.000 unit) (10.000 unit)
Bahan mentah langsung RP. 90.000,- RP 110.000,- RP 100.000,-
Tenaga kerja langsung 72.000,- 88.000,- 80.000,-
Gaji kariyawan 6.000,- 6.000,- 6.000,-
Biaya overhead :
-Bahan pembantu 9.000,- 11.000,- 10.000,-
-T.K. Tak langsung 22.000,- 26.000,- 24.000,-
Jumlah RP 199.000,- RP 241.000,- RP 220.000,-

Tanpa disusunnya terlebih dahulu anggaran variabel, perkiraan tingkat biaya per bulan di atas akan
lebih sukar dan memerlukan waktu yang relatip panjang.

Contoh di atas dapat pula dipakai untuk menjelaskan manfaat kedua anggaran variabel ini. Andaikan
perusahaan sudah bersiap-siap untuk memulai operasinya di bulan Maret dengan perkiraan tingkat
output sebesar 10.000 unit dengan tingkat biaya total sebesar Rp 220 juta. Tetapi tiba-tiba manajer
merasakan akan adanya permintaan mendadak pada bulan Maret ini, sehingga diputuskan untuk
menaikkan target produksi bulan Maret menjadi 12.000 unit (masih dalam relevant range). Dengan
sendirinya total biaya pada tingkat tersebut akan berbe.da, dengan perhitungan terperinci sebagai
berikut :

Bahan mentah langsung = 12.000 X Rp. 10.000,- = Rp 120.000.000,-


Tenaga kerja langsung = 12.000 X 8.000,- = Rp 96.000.000,-
Gaji karyawan = Rp 6.000.000,-
Biaya overhead :
- Bahan pembantu = 12.000 X 1.000 = Rp 12.000.000,-
- T.K. Tak langsung = 4.000.000 + (12.000 X 2,000) = Rp 28.000.000,-
Jumlah = Rp 262.000.000,-

Tampak bahwa dengan bantuan anggaran variabel yang telah disiapkan terlebih dahulu,
perhitungan/perkiraan tingkat biaya pada tingkat kegiatan yang baru dapat dilakukan dengan mudah.
Sebaliknya, tanpa bantuan anggaran varia bel apabila target produksi berubah maka penghitungan
tingkat biaya pada target produksi tersebut dirubah akan memakan waktu yang lebih lama.

Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama adalah untuk menunjukkan bagaimara dan
sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh volume output.

Anggaran variabel merupakan rumas atau petunjuk yang mempedomani bagaimana setiap elemen
biaya akan berubah sehubungan dengan adanya perubahan dalam volume, output ataupun tingkat
kegiatan perusahaan.

Beberapa hal yang penting dalam rangka penyusuran anggaran variabel yaitu:

1. Jenis biaya dihubungkan dengan tingkat output maupun tingkat kegiatan perusahaan
2. Pemilihan satuan dasar kegiatan (activity base) yang tepat, yang menunjukkan tingkat output atau
kegiatan secara jelas
3. Metode dalam menganalisa masing-masing elemen biaya. Untuk menetapkan dengan betul berapa
unsur tetap dan berapa unsur variabelnya.
4. Penggunaan dan penetapan konsep anggaran variabel.

Manfaat umum penyusunan anggaran variabel yaitu:


1. Untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-biaya yang terjadi di semua bagian yang ada pada
perusahaan
2. Untuk memudahkan manajer mengetahui tingkat biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan pada
suatu tingkat kegiatan tertentu
3. Sebagai alat yang dapat dipakai dalam persiapan penyusunan performance report

Contoh soal :

Dibawah ini data mengenai rencana biaya untuk depetemen reparasi yang terdiri dari 3 macam
biaya
Jenis Biaya 10.000 DRH 16.000 DRH
Gaji Rp. 100.000 Rp. 100.000

Bahan pembantu Rp. 144.000 Rp. 189.000

Lain-lain Rp. 30.000 Rp. 42.000

Berdasarkan data di atas, diminta:


1. Menyusun anggaran variabel yang terperinci dalan bentuk tabel dengan relevan ruang kelipatan
2.000 DRH
2. Membuat anggaran variabel dalam bentuk formula
3. Menentukan biaya yang harus disediakan apabila departenen reparasi bekerja pada tingkat 15.200
DRH
Jawab
1. Anggaran variabel dalam bentuk TABEL

Jenis biaya 10.000 DRH 12.000 DRH 14.000 DRH 16.000 DRH

Gaji 100.000 100.000 100.000 100.000


Bhn pembantu 144.000 159.000 174.000 189.000
Lain-lain 30.000 34.000 38.000 42.000
Jumlah 274.000 293.000 312.000 331.000

2. Anggaran variabel dalam bentuk FORMULA


Bahan pembantu (biaya semi variabel)
Total biaya pada titik maksimal 16.000 DRH = Rp. 189.000
Total biaya pada titik minimal 10.000 DRH = Rp. 144.000

Selisih 6.000 DRH = Rp. 45.000


Biaya variabel per DRH = Rp. 45.000 = Rp. 7,5
6.000

Total biaya pada tingkat 16.000 DRH = Rp. 189.000


Biaya variabel = 16.000 X Rp. 7,5 = Rp. 120.000

Biaya tetap = Rp. 69.000

Biaya lain-lain (biaya semi variabel)


Total biaya pada titik maksimal 16.000 DRH = Rp. 42.000
Total biaya pada titik minimal 10.000 DRH = Rp. 30.000
Selisih 6.000 DRH = Rp. 12.000

12000
= =2
6000

Biaya variabel per DRH = Rp. 12.000 = Rp. 26.000


Total biaya pada tingkat 16.000 DRH = Rp. 42.000
Biaya variabel = 16.000 X Rp. 7,5 = Rp. 32.000

Biaya tetap = Rp. 10.000

Jenis biaya Biaya tetap Biaya variabel/DRH


Gaji Rp. 100.000 -
Bahan pembantu Rp. 69.000 Rp. 7,50
Lain-lain Rp. 10.000 Rp. 2
Jumlah Rp. 179.000 Rp. 9,50
Jadi persamaan anggaran variabel: Y = 179.000 + 9,50 (x)

3. Total biaya yang harus disediakan, apabila departemen reparasi bekerja pada tingkat 15.200 DRH :
Dengan menggunakan formula diatas maka :
X = 15.200
Y = 179.000 + 9,50 . (15.200)
= 323.400
Jadi total biaya yang harus disediakan Rp. 323.400

KESIMPULAN

Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang bisa berubah secara proporsional tergantung
produksi yang dikeluarkan. Biaya variabel bisa naik atau turun tergantung pada volume
produksi perusahaan. Biaya variabel akan naik saat produksi meningkat dan turun saat
produksi juga menurun, tidak seperti biaya tetap yang sifatnya tidak tergantung dengan
proses produksi.

Biaya variabel ini dapat dihitung sebagai jumlah biaya marginal (marginal cost) dari semua
unit yang diproduksi atau biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang.
Biaya variabel juga terkadang disebut sebagai biaya unit-level atau biaya tingkat level karena
biaya-biaya variabel tersebut bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Pandoyo. 2021. Penganggaran Perusahaan Purwokwrto: Pena Persada.

Murdayanti, Yunika. 2017. Anggaran Perusahaan. Bogor: In Media.

Christina, Ellen dkk. 2002. Anggaran Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Husnayati. 2014. Penganggaran Perusahaan. Tanggerang: Jelajah Nusa.

Nafarin, 2018. Penganggaran perusahaan Jakarta: Salemba Empat.

Julita dkk. 2019. Penganggaran perusahaan. Bandung: Citapustaka Media.

Sasongko, Catur dkk. 2010. Anggaran. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Adisaputra, Gunawan dkk. 2017. Anggaran Bisnis. Yogyakarta: Upp Stm Ykpn.

Anda mungkin juga menyukai