Rani Prastyawati/C2D019036
beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvesional juga mengabaikan keuntungan dan
kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi.
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang
dihadapi suatu perusahaan.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada
pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan
informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun laju inflasi melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek
kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi signifikan.
Rani Prastyawati/C2D019036
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan / SFAS
No.33, yang berjudul “ Pelaporan Keuangan dan Perubahan Nilai” pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persedian dan aktifa tetap bernilai
lebih dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1 miliyar, untuk selama 5 tahun mencoba
melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis sebagai kerangka dasar
pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33
menemukan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan FASB membingungkan.
2. Biaya penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
3. Pengungkapan daya beli biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan
dengan biaya kini. Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk membantu perusahaan
yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik
awal standar akuntansi inflasi masa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing
dari 5 tahun terakhir :
1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainya.
2. Laba dari opersi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan.
4. Setiap agregrat penyesuaian translasi mata uang asing berdasarkan biaya kini, yang
timbul dari proses konsolidasi.
5. Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.
6. Laba per saham menurut dasar biaya kini
7. Deviden per saham biasa
8. Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
9. Tingkat indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari opersi
berjalan.
Panduan pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang dimasukkan
dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS perusahaan yang ,engadopsi dolar
sebagai mata uang fungsional untuk mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-
operasi dari sudut pandang mata uang induk perusahaan.Akibatnya akun-akun operasi harus
ditranslasi ke dalam dolar, kemudian disesuaikan dengan inflasi AS. Perusahaan
multinasional yang mengadopsi mata uang local sebagai mata uang fungsional untuk
kebanyakan operasi luar negerinya menggunakan sudut pandang mata uang local. FASB
memperbolehkan perusahaan tersebut untuk mengunakan metode translasi sajikan ulang
atau menyesuaikan diri terhadap inflasi luar negeri dan kemudian melakukan translasi
kedalam dolar AS. Dengan demikian, penyesuai terhadap data biaya kini untuk
mencerminkan inflasi dapat didasarkan pada indeks tingkat harga umum AS atau luar negeri.
Negara Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris / ACS menerbitkan “Pernyataan Standar Praktik Akuntansi
16 / SSAP, “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980.
Meskipun SSAP 16 dibatalkan pada tahun 1988, metodologinya direkomendasikan untuk
perusahaan-perusahaan yang secara sukarela melaporkan akun-akunnya yang disesuaikan
terhadap inflasi. Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 adalah:
1. Apabila standar AS mengharuskan akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16 hanya
mengadopsi metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mengwajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan
penjelas.
Rani Prastyawati/C2D019036
Standar di Inggris memperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-
akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satuny akun yang dilengkanpi dengan
informasi biaya historis yang memadai.
Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33
menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua
angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu, a. Penyesuai
modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA Mengakui pengaruh
perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan
dalam operasinya. b. Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga
spesifik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.
Negara Brasil
Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini
mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan –Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi
Pengawasan Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi
mata uang local.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih
terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan
atau kerugian koreksi moneter. Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang
saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh
agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil
daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko
yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
Rani Prastyawati/C2D019036
2. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
1. VII. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INFLASI
Perlakuan keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan utang)
tergolong kontroversial. Penelitian kami terhadap praktik di berbagai negara
mengungkapkan perbedaan yang penting dalam hal ini. Di Amerika, keuntungan atau
kerugian pos-pos moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo
awal dan saldo akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter
(termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai saldo terpisah.
Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang
berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar yang lebih tinggi
untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak.
Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat
digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya
merupakan revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus disimpan
oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya.
Rani Prastyawati/C2D019036
RESUME JURNAL
“PRICE LEVEL CHANGES AND FINANCIAL ACCOUNTING MEASUREMENT”
by Stanley C. W. Salvary
1 - INTRODUCTION
Dalam periode kenaikan harga, informasi akuntansi keuangan telah dikritik karena
mencerminkan sejumlah dolar bertanggal sementara nilai dolar berubah. Menurut Hughes,
Liu, dan Zhang, «Inflasi menciptakan ilusi pendapatan sebagai artefak dari ketidaksesuaian
biaya berdasarkan alokasi biaya historis dengan pendapatan saat ini dalam menentukan
pendapatan. »1 Penarikan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari persyaratan untuk
akuntansi inflasi tidak menandakan penutupan masalah ini. Makalah ini berusaha untuk
menunjukkan bahwa, mengingat biaya yang dapat diperoleh kembali sebagai properti
pengukuran dalam akuntansi keuangan, dengan tidak adanya dislokasi moneter atau
keruntuhan sistem moneter, informasi,
Karena seseorang tidak dapat berbicara tentang inflasi tanpa berbicara tentang harga dan
perubahan tingkat harga, bagian berikut ini menetapkan tahapan untuk analisis lebih lanjut
dari masalah yang diidentifikasi dengan inflasi dengan memeriksa karakteristik sistem harga
dan perubahan tingkat harga.
Perubahan seperti itu jangan disamakan dengan perubahan pada tingkat harga umum
karena kenaikan harga semua barang dan jasa secara simultan dan proporsional. Perubahan
tingkat harga umum yang disebabkan oleh pengaruh bersih dari penataan kembali harga-
harga tertentu merupakan fenomena yang sama sekali berbeda dari perubahan tingkat
harga umum yang disebabkan oleh kegagalan sistem moneter. Secara historis, perdebatan
tentang akuntansi inflasi berkisar pada ukuran uang nominal yang digunakan dalam
akuntansi keuangan. Beberapa ekonom bersikeras bahwa inflasi menghadirkan masalah
pengukuran akuntansi keuangan, dan beberapa akuntan telah menerimanya seperti itu.
Inflasi didefinisikan oleh para ekonom ini sebagai kenaikan yang terus-menerus pada tingkat
harga umum karena kenaikan harga barang dan jasa. Dalam pengaturan ini, ukuran uang
akan rusak. Produsen, yang selalu dihadapkan pada perubahan harga tertentu, berupaya
memaksimalkan nominal dolar / pound / franc. Harus cukup jelas bahwa jika harga
dipertahankan konstan, maka sistem harga tidak dapat berfungsi.
Oleh karena itu, makalah ini berpendapat bahwa cara terjadinya perubahan tingkat harga itu
Rani Prastyawati/C2D019036
penting, dan bila perubahan tingkat harga umum adalah hasil dari pengaruh bersih
perubahan harga tertentu, penyesuaian akun perusahaan untuk perubahan tingkat harga
umum. salah arah dan menyesatkan.
Mungkin definisi yang paling diterima dalam literatur inflasi adalah bahwa inflasi adalah
«kecenderungan yang terus-menerus untuk tingkat harga umum naik». Jika perubahan
tingkat harga umum terjadi dengan cara ini, maka akuntansi inflasi atas dasar perusahaan
dan pengukuran akuntansi keuangan saat ini harus disesuaikan kecuali ada devaluasi mata
uang untuk mengoreksi nilai-nilai yang digelembungkan. Kepala ahli moneter berpendapat
bahwa inflasi selalu merupakan fenomena moneter. Jadi menurut definisi, inflasi adalah
fenomena moneter.
Inflasi sebagai masalah konsumen hadir sebagai masalah ketika pendapatan dan aset setiap
orang tidak meningkat secara proporsional. Dengan latar belakang ini, inflasi dapat
didefinisikan sebagai perubahan harga relatif yang terus-menerus yang menghasilkan
perubahan berkelanjutan pada tingkat harga umum dalam suatu perekonomian sehingga
merugikan beberapa anggota perekonomian tersebut. Dengan definisi ini, inflasi, yang dapat
ditekankan oleh kebijakan moneter seperti kredit konsumen yang tidak dibatasi dan
kebijakan suku bunga ad hoc, disebabkan oleh penyelarasan harga dengan kondisi
permintaan dan penawaran yang berubah. 6 Berlawanan dengan erosi modal riil bisnis yang
disebabkan oleh penurunan nilai uang, pandangan yang lebih eksplisit tentang inflasi adalah
meningkatnya biaya hidup.
Secara jelas dan tegas, dampak inflasi ada pada konsumen akhir. Ukuran apa pun dari
dampak inflasi harus didasarkan pada pengaruhnya terhadap konsumen akhir dengan
menghubungkan pendapatan mereka dengan perubahan harga tertentu yang
mempengaruhi keranjang barang dan jasa tertentu mereka.
Kemampuan untuk mentransfer daya beli dari waktu ke waktu bersifat unik untuk uang
nominal. Sehubungan dengan situasi tersebut, Davidson berpendapat bahwa uang adalah
«sarana untuk mentransfer daya beli dari waktu ke waktu.» Dengan demikian, setiap
penyesuaian nilai uang yang ditetapkan dalam transaksi pertukaran menghasilkan
perubahan sinyal yang dihasilkan oleh sistem. Karena daya beli adalah atribut komoditas dan
bukan uang, posisi yang diambil dalam Laporan Sandilands adalah valid.
Para pendukung akuntansi inflasi berpendapat bahwa informasi akuntansi keuangan saat ini
mencerminkan pengukuran dengan nilai uang dari masa lalu; dengan demikian, uang
nominal sebagai ukuran kinerja organisasi sangat cacat.
Rani Prastyawati/C2D019036
Solusi yang direkomendasikan untuk masalah kebutuhan pembiayaan di masa depan adalah
dengan mengubah ukuran kinerja keuangan untuk memastikan ketersediaan pembiayaan
internal untuk penggantian aset di masa depan, yang mungkin terjadi atau tidak. Sementara
biaya modal terkait dengan peningkatan modal, keduanya tidak sama. Karena premis
tertanam dalam pertimbangan akuntansi manajerial, solusi untuk kemungkinan kekurangan
dana internal untuk kebutuhan pembiayaan di masa depan harus ditangani dalam kerangka
akuntansi manajerial dan tidak diarahkan ke fungsi akuntansi keuangan. Namun demikian,
pertanyaan mengenai tindakan mana yang harus dipilih oleh manajemen adalah masalah
keputusan akuntansi manajerial dan bukan masalah pengukuran / pelaporan akuntansi
keuangan. 7 Setelah dengan hati-hati mempertimbangkan biaya peluangnya, setelah
perusahaan memutuskan untuk tetap berpegang pada rencana produksinya, tidak mungkin
informasi mengenai nilai dolar konstan dan biaya saat ini dari aset perusahaan dapat
membantu pengguna dalam memprediksi arus kas dari arus perusahaan rencana produksi.
Terbukti, jika akuntan menyesuaikan biaya masa depan dengan pendapatan saat ini,
pemegang saham masa depan akan mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan
pemegang saham yang ada.
Dalam sistem ekonomi yang ada, orang mendengar pembicaraan tentang upah riil. Realitas
yang mendasarinya adalah bahwa upah riil merupakan fungsi dari upah uang nominal.
Ternyata, peran uang nominal dalam sistem perekonomian tidak bisa terlalu ditekankan.
Para penerima upah individu hanya dapat menolak perubahan dalam upah uang tetapi tidak
dapat menentukan upah riil mereka, karena itu adalah fungsi dari harga komoditas.
Meskipun ketiga peserta diperlukan untuk ekonomi pasar yang berorientasi pada produksi,
fungsi tujuan mereka tidak identik. Semua peserta berusaha untuk mengoptimalkan
penggunaan uang nominal yang mereka miliki. Selain itu, terdapat perbedaan antara
konsumsi dan produksi. Juga, mengatur produksi - fungsi investasi - berbeda dari
pembiayaan produksi - fungsi tabungan.
Sementara produser terlibat dalam proses aktif, pemberi dana terlibat dalam proses pasif.
Menganggap bahwa peran produksi dan pembiayaan dapat saling dipertukarkan adalah
menganggap bahwa masyarakat dapat berfungsi tanpa produksi dan dapat bertahan secara
eksklusif berdasarkan kegiatan pembiayaan.
Akuntansi keuangan adalah ilmu informasi administrasi. Proses ini ditangkap oleh akuntansi
keuangan berbasis akrual. Harus ditekankan bahwa dalam ekonomi uang arus kas adalah
perhatian utama dari pengukuran akuntansi keuangan karena tingkat pengembalian modal
keuangan - produktivitas nilai - mendominasi produktivitas fisik, dan aliran kuantitas fisik
Rani Prastyawati/C2D019036
adalah fungsi sekunder dari akuntansi keuangan . Jadi fungsi akuntansi keuangan tidak
bergantung pada ada atau tidaknya pasar modal.
Aset nonmoneter tidak memiliki arti lain selain hanya sebagai penyimpan modal finansial
yang akan dilepaskan dalam proses produksi. Dalam hal ini, harga pasar modal
memperkirakan pendapatan masa depan, dan akuntansi keuangan mengukur pendapatan
aktual saat ini. Pada dasarnya, tingkat pengembalian riil adalah pengembalian yang
disesuaikan dengan inflasi. Ada masalah dengan pengukuran akuntansi keuangan.
Namun, dengan asumsi bahwa pengukuran tersebut tepat, jika yang diperlukan adalah
pengukuran tingkat pengembalian akuntansi riil, maka ini dapat dicapai hanya dengan
mengurangkan «tingkat inflasi» dari tingkat pengembalian akuntansi. Tidak dapat disangkal,
inflasi merupakan masalah bagi banyak anggota masyarakat, tetapi menganggap kegagalan
untuk sampai pada dampak inflasi pada perusahaan bisnis sebagai defisiensi akuntansi
keuangan adalah keliru. Dengan asumsi bahwa data penyesuaian tingkat harga umum secara
valid memenuhi kebutuhan informasi dari satu pemegang saham yang merupakan pemilik
tunggal korporasi, maka substitusi pemodal dengan konsumen adalah valid. Dalam hal ini,
pengukuran dampak inflasi terhadap perusahaan bisnis identik dengan dampak terhadap
pemodal / konsumen.
Pada tahap ini pendekatan yang direkomendasikan untuk mengukur dampak inflasi akan
dieksplorasi.
Rani Prastyawati/C2D019036
(ii) - CURRENT COST ACCOUNTING AND CONSTANT DOLLAR ACCOUNTING
Akuntansi Biaya Saat Ini, pendekatan alternatif yang direkomendasikan oleh FASB untuk
memberikan informasi tentang efek inflasi, berhubungan dengan perubahan harga tertentu
dan tidak memberikan informasi tentang perubahan tingkat harga umum.
Pengukuran yang diperoleh dengan memegang unit pengukuran konstan disebut akuntansi
dolar konstan. Sumber daya habis yang diperlukan untuk memelihara modal yang
dibutuhkan guna menyediakan konsumsi yang diharapkan di masa depan. Perusahaan
semacam itu kemudian akan menemukan bahwa pemiliknya sebenarnya telah mengurangi
konsumsi modal dengan menyamar sebagai keuntungan. Bagian di atas mengungkapkan
kesalahan penerapan konsep pendapatan sosial dalam pengukuran pendapatan bisnis.
Bukti empiris tidak mendukung anggapan seperti itu. Studi empiris oleh Norton dan Smith
menyimpulkan bahwa laporan keuangan yang disesuaikan tingkat harga secara umum tidak
ada prediktor yang lebih baik daripada laporan keuangan konvensional dalam memprediksi
kebangkrutan. 13 Bukti empiris tentang peran kebijakan dividen dalam keputusan investasi
bertentangan dengan pernyataan bahwa manajemen tidak mengetahui kebutuhan
pembiayaannya dengan cara membayar modal yang diperlukan untuk penggantian aset
dalam bentuk dividen. Lalu apa pentingnya informasi yang mencerminkan pelestarian
hubungan kuantitas fisik / arus keuangan - pemeliharaan kapasitas produktif ?.
Untuk menjawab pertanyaan ini akan mengarah pada diskusi tentang evolusi pasar modal,
yang berada di luar cakupan makalah ini. Contoh nyata dari proses adaptasi yang
memaksimalkan kesejahteraan sosial adalah perusahaan, uang, ekonomi uang, dan pasar
modal.
Rani Prastyawati/C2D019036
(iii) - SUMMARY AND CONCLUSION
Perusahaan bisnis selalu dihadapkan pada perubahan harga spesifik dalam biaya faktor
produksi, dan biaya faktor merupakan dasar untuk penentuan harga output. Harga nominal
ditetapkan untuk outputnya berdasarkan tingkat pengembalian yang diinginkan atas uang
nominal yang diinvestasikan. Hanya setelah arus kas ditentukan, seseorang dapat
menentukan kemampuan keuangan perusahaan. Bagaimana konsumsi banyak pemegang
saham akan dipengaruhi oleh kenaikan harga yang diberikan oleh pemegang saham individu
barang dan jasa adalah pertanyaan yang berbeda dari bagaimana perubahan harga faktor
tertentu mempengaruhi profitabilitas dan arus kas perusahaan.
Sementara pemahaman tentang ekonomi sangat penting, akuntan harus berhenti dan
berhenti dari semua upaya untuk meyakinkan diri mereka sendiri bahwa akuntansi adalah
bagian dari ilmu ekonomi. Sistem harga memberi sinyal perubahan kondisi permintaan dan
penawaran berbagai barang dan jasa yang disediakan oleh sistem ekonomi dan fungsi /
tujuan penyesuaian tingkat harga adalah untuk memungkinkan konversi dari pengukuran
menggunakan sistem harga ke sistem kuantitas fisik - penentuan perubahan output fisik. Jika
harga dipertahankan konstan, maka sistem harga tidak dapat berfungsi. Akuntan harus fokus
pada pengembangan lebih lanjut dari teori akuntansi dan menghindari substitusi teori
ekonomi untuk teori akuntansi.
Rani Prastyawati/C2D019036