PERUBAHAN HARGA
Posted on April 17, 2016 by safiramasitha05
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa
dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut
inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu
yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang
mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah
menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
dikendalikan.
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya
beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang
dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap
mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada
pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat
memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang
memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan
harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan
yang membahas masalah-masalah tersebut.
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi
keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli)
disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh,
selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca
sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya
historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli.
Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum
uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Indeks Harga
1. Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan
selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
2. Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-
pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka
– angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya
beli umum pada akhir periode.
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba
adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode
(tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas
produktif atau modal fisik perusahaan.
Model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga umum menggunakan indeks harga
umum maupun khusus. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada
ekuivalen daya beli akhir tahun perusahaa, untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada
biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih
setelah pajak. Model ini memiliki ciri khas yakni pengungkapan perubahan biaya kini dari
aset nonmoneter perusahaan setelah dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian
perubahan nilai aset nonmeneter yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum.
1. Amerika Serikat
FASB 1979 menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SFAS) No. 33 tentang
“Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan di
AS yang memiliki persediaan dan aset tetap (sebelum dikurangi akumulasi penyusutan)
senilai lebih dari $125 juta, atau memiliki total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba
mengungkapakan baik daya beli tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini selama
lima tahun.
2. Inggris
akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal.
1. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan
penjelasan.
1) Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-
akun pelengkap biaya kini.
3. Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi
dengan informasi biaya historis yang memadai.
Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33
menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua
angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian
modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA mengakui pengaruh
perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan
dalam operasinya. Dan Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga
spesifik terhadap aktiva non moneter perusahaan.
3. Brasil
Brasil Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari
ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan yakni Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi
Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun
aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang
diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian inflasi
terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah
lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian
koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi
pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju
inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas
menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan
terhadap aktiva moneter bersihnya.
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang
dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat. Perusahaan
pelapor harus mengungkapkan:
1) Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah
dilakukan
2) Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau
biaya-kini
3) Entitad dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun
pelaporan