Anda di halaman 1dari 4

BAB 12

PELAPORAN PENGARUH PERUBAHAN HARGA

Inflasi telah menjadi kenyataan yang penting dan konstan dalam kehidupan hampirsemua Negara di
dunia. Berubahnya nilai mata uang sekarang diakui dengan baik di antara para akuntan, tetapi
terdapat banyak ketidaksepakatan mengenai sarana teoritis dan praktis untuk menyesuaikan
terhadapnya. Pada tahun 1976 SEC mewajibkan dalam ASR 190 bahwa pengungkapan tertentu
mengenai biaya pengganti dibuat oleh perusahaan besar. Tiga tahun kemudian FASB mengeluarkan
standarnya sendiri atas topik itu, yang diberi label eksperimen.

SFAS

33 mensyaratkan pengungkapan khusus oleh perusahaan besar tertentu. Khususnya, hal itu
mewajibkan perusahaan besar tertentu untuk menyajikan (istilah yang digunakan FASB
didefinisikan dalam bab ini): 1.

Laba dari operasi berlanjut dan ditetapkan kembali untuk pengaruh inflasi umum. 2.

Keuntungan atau kerugian daya beli pada pos nonmoneter. 3.

Laba dari operasi berlanjut atas dasar biaya kini. 4.

Jumlah biaya kini dari persediaan dan properti, pabrik dan peralatan pada akhir tahun fiscal. 5.

Kenaikan atau penurunan dalam jumlah biaya kini persediaan dan properti, pabrik dan peralatan,
bersih sesudah inflasi. Namun FASB tidak merinci hubungan dari pengungkapan-pengungkapan ini
pada laporan keuangan dasar. Pada tahun 1983, FASB menerbitkan permintaan komentar apakah
eksperimen ini perlu dilanjutkan. Sebagai hasil dari survey tersebut,

SFAS

89 dikeluarkan yang mendorong, tetapi sekarang tidak mengharuskan, perlanjutan pengungkapan


tambahan yang disyaratkan oleh SFAS 33. Sebenarnya, eksperimen yang resmi telah berakhir.
Banyak alasan yang diberikan mengapa laporan yang disesuaikan untuk tingkat harga tidak lagi
diharuskan. Pada dasarnya ini semua berasal dari anggapan tidak adanya relevansi dari data itu,

1
sebagian karena para analis dapat membuat penyesuaian sendiri dan sebagian karena penurunan laju
inflasi. Laju inflasi yang berbeda diantara Negara-negara juga mengakibatkan kurs tukar
berfluktuasi. Ini memerlukan penyesuaian saat memperhitungkan transaksi di antara Negara yang
berbeda dan saat mengkonsolidasikan laporan anak perusahaan luar negeri ke dalam induk
perusahaan. Pengaruh inflasi ini pertama kali dikemukakan oleh FASB pada bulan Oktober 1975
dalam

SFAS 8

. Pernyataan ini mendapat kritik yang sangat keras dan berkepanjangan dari masyarakat bisnis.
Akhirnya, pada Desember 1981,

SFAS 8

digantikan dengan

SFAS 52

. Kritik-kritik sesudah itu jauh berkurang. Inti perdebatan tentang bagaimana memperhitungkan unit
moneter tidak stabil yang disebabkan perubahan harga adalah suatu kendala pengukuran yang
tertanam didalam pendekatan structural pada teori akuntansi. Apabila ukuran keuangan didasarkan
pada harga historis, atau bila perbandingan dibuat untuk harga yang diagregatkan diantara tahun-
tahun yang berbeda, hubungan biasa yang diasumsikan dalam laporan keuangan berubah. Idealnya
adalah mengambil pendekatan yang radikal dan membentuk struktur akuntansi baru yang akan
menghindarkan perbandingan dan agregasi harga dari tahun-tahun yang berbeda. Sebaliknya, satu-
satunya usulan yang terbukti dapat diterima akuntan dan masyarakat bisnis hanyalah memodifikasi
atau menetapkan kembali ukuran-ukuran akuntansi tradisional.

Pendekatan alternative pada penetapan tingkat harga harus dievaluasi dengan memperhatikan semua
pernyataan ini. Evaluasi berikut dimaksudkan untuk menempatkan hal itu dalam perspektif yang
tepat, meski jawaban akhirnya tak dapat diberikan pada waktu ini karena tidak adanya riset empiris
yang mencukupi pada topik ini.

Daya Beli Umum

Sebagian besar usulan dan studi untuk penetapan kembali laporan keuangan dengan menggunakan
satu indeks harga tunggal telah menyatakan secara eksplisit atau diasumsikan bahwa indeks itu
harus mengukur perubahan dalam harga secara umum, yang mencerminkan perubahan dalam daya
beli umum atau perubahan dalam nilai umum dari dolar. Daya beli umum, sebagaimana yang diukur
oleh indeks harga umum menunjukkan kecenderungan umum dari semua harga barang dan jasa
dalam perekonomian dan untuk naik atau turun atau tetap konstan secara rata-rata yang ditimbang
secara tepat, dan mencerminkan perubahan dalam nilai uang. Tidak ada indeks semua harga dalam

2
ekonomi pernah dihitung, dan tidak ada yang dapat dihitung, tetapi beberapa indeks yang tersedia
dapat digunakan sebagai perkiraan yang mendekati. Dari sudut pandang structural, system daya beli
umum tampaknya logis dan konsisten dengan dua pengecualian : (1) Perbedaan antara pos moneter
dan nonmoneter bersifat arbitrer, dan (2) pos-pos moneter ditetapkan dua kali- sekali untuk
perubahan dalam daya beli umum dan kembali lagi untuk penetapan kembali balik ke nilai nominal
atau nilai kini

tetapi pos-pos nonmoneter ditetapkan hanya untuk perubahan daya beli umum. Namun harus diakui
bahwa hanya skala pengukuran yang berubah. Strukturnya tetap mempunyai semua kekurangan dari
segi akuntansi biaya historis. Dari sudut pandang interpretasional, diasumsikan bahwa daya beli
umum, umumnya dipahami sebagai sumber daya standar yang dapat digunakan untuk memperoleh
suatu atau semua barang dan jasa dalam perekonomian. Tetapi interpretasinya tidak dimaksudkan
untuk menyajikan nilai kini, tetapi semata-mata biaya historis yang ditetapkan kembali untuk
perubahan dalam daya beli umum. Namun demikian, interpretasinya tetap sulit karena biaya historis
merupakan jumlah dolar yang dibayarkan untuk pos spesifik, tetapi jumlah yang ditetapkan kembali
tidak mencerminkan jumlah yang harus dibayarkan untuk pos itu jika tingkat harga kini dan struktur
harga kini kemudian diketahui. Dari sudut pandang perilaku, bukti relevansi untuk keputusan
investasi tidak meyakinkan. Sebagai hasil empiris, P

etersen menyatakan bahwa “…. Jika seseorang menerima gagasan bahwa informasi keuangan
masukan pada keputusan investasi, beberapa dampak dari pilihan itu dinyatakan”. Penyelidikan
lainnya tentang perilaku harga

sekuritas, disimpulkan bahwa data tingkat harga yang dinyatakan ulang mengandung informasi
yang tidak diperoleh dalam laporan tradisional. Akan tetapi sebagai hasil dari riset di Inggris, Moris
menyimpulkan bahwa terdapat sangat sedikit indikasi bahwa pasar menanggapi pada informasi
yang disajikan oleh angka laba yang disesuaikan inflasi. Tidak adanya relevansi yang mendukung
kuat penetapan kembali tingkat harga umum mungkin berasal dari beberapa factor, termasuk yang
berikut : (1) ketidakmampuan untuk mendefinisikan model-model keputusan

investasi; (2) pengumpulan informasi dalam harga pasar dari sumber-sumber lain yang sesuai
dengan hipotesis pasar efisien; dan (3) tidak adanya kemampuan interpretasi dari data yang
ditetapkan kembali. Riset lebih lanjut tentu mungkin saja membuktikan yang sebaliknya.

Daya Beli Pemegang Saham.

Salah satu konsep paling awal dari daya beli adalah bahwa modal dipelihara hanya jika kemampuan
pemegang saham untuk membeli sejumlah dan sekualitas tertentu barang dan jasa konsumsi tetap
konstan. Walau investor terus melikuidasi saham mereka, lebih umum bagi pemegang saham untuk
menginvestasikan kembali tabungan mereka dan mengkonsumsi hanya laba dari investasi.

3
Daya Beli Investasi Dari Perusahaan.

Postulat kuntinuitas mengasumsi bahwa perusahaan akan terus menginvestasikan kembali aktivanya
untuk mempertahankan modal yang di investasikan.

AKUNTANSI UNTUK BIAYA KINI

Current Value mencerminkan harga yang harus dibayarkan untuk suatu aktiva atau penggunaanya
pada tanggal neraca atau tanggal penggunaan atau penjualannya jika aktiva itu belum dimiliki saat
ini. FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang
besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan
pengungkapan biaya kini. Oleh karena itu, investor memerlukan laporan keunagan yang disesuaikan
dengan tingkat harga spesifik dan bukan tingkat harga umum, karena penyesuaian tingkat harga
spesifik (model biaya kini yang kita gunakan) menentukan jumlah maksimum yang dapat
dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen (kekayaan yang dapat dibagikan) tanpa mengurangi
kapasitas produktifnya.

Konsep Pemeliharaan Modal

Salah satu interpretasi dari laba akuntansi adalah bahwa hal itu di dasarkan pada konsep
pemeliharaan modal. Yaitu, laba di tentukan sebagai jumlah yang dapat dibagikan suatu perusahaan
kepada pemegang sahamnya dan sama baiknya di akhir periode seperti pada awal periode.

Evaluasi atas Akuntansi untuk Biaya Kini

Biaya kini dinilai memiliki beberapa manfaat atas konsep biaya historis. Diantaranya adalah: 1.

Biaya kini merupakan jumlah yang harus dibayarkan perusahaan pada masa kini untuk
mendapatkan aktiva atau jasanya. 2.

Biaya ini identifikasi dari keuntungan dan kerugian yang di tahan. 3.

Biaya kini merupakan nilai aktiva bagi perusahaan jika perusahaan itu terus memperoleh aktiva
tersebut dan jika nilai belum ditambahkan pada aktiva itu oleh perusahaan. 4.

Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam satuankini lebih bermakna daripada panambahan biaya
historis yang terjadi pada periode waktu yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai