INFLATION
Dosen Pengampu:
Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak
Disusun Oleh:
1. Ceria Putri Sukaji
2. Lia Dwi Cahyani
3. Mustika Ratna Sari
F1314027
F1314055
F1314063
Pokok Bahasan
mulai
bergeser
pada
current
values
seiring
dengan
Nilai deprival adalah pengukuran nilai saat ini atau nilai wajar. penggunaan
nilai deprival dapat menciptakan masalah yang berkaitan dengan
verifiability.
C. Perbelakuan SFAS No. 33 dan Penolakan SFAS No. 82 dan 89
SFAS No.33 (Financial Reporting and Changing Prices)
Melalui SFAS No. 33, FASB mewajibkan informasi pelengkap atas
pengaruh inflasi dan perubahan harga spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No.
33 menjelaskan bahwa efek dari perubahan harga harus di tampilkan sebagai
informasi tambahan dalam laporan keuangan. Didukung dengan pendekatan
dolar yang stabil akan sama baiknya dengan pendekatan nilai sekarang. FASB
menyimpulkan perusahaan seharusnya melaporkan informasi tambahan selain
informasi utama dengan pendekatan pengukuran yang berbeda. Hanya
perusahaan publik yang harus mematuhi SFAS No 33 ini dengan kriteria:
a. Persediaan dan property, plant, dan equipment (kecuali goodwill atau aset
yang tak berwujud lainnya) (sebelum di dikurangi depresiasi, deplesi dan
amortisasi) berjumlah sebesar lebih dari $125 juta
b. Total aset sebesar lebih dari $1 milyar
SFAS No. 33 menjelaskan perusahaan publik sebagai kesatuan
a. Pemilik kewajiban atau sekuritas ekuitas yang diperdagangkan dalam sebuah
public market di bursa saham domestik atau dalam market di luar domestik
(termasuk surat-surat berharga yang hanya diberikan dalam skala lokal atau
regional); atau
b. Diwajibkan untuk mengajukan laporan keuangan oleh SEC (Securities and
Exchange Commission.
Untuk laporan dollar konstan, SFAS memerlukan pengungkapan dari:
a Informasi pendapatan dari opersi berkelanjutan untuk tahun fiskal yang
b
SFAS No.89
Pengukuran current cost income, purchasing power gains and losses, dan
informasi holding gains and losses didorong untuk diungkapkan tapi tidak
diwajibkan.
Hal yang menarik dari SFAS No. 89 yaitu terbit hanya dengan tiga sampai
empat dukungan. Dengan komentar yang cukup mencerahkan. Dimana David
Mosso mempercayai bahwa isu terkait perubahan harga umum dan harga spesifik
adalah masalah utama yang akan dihadapi oleh FASB selama abad ini. Hal
tersebut melawan pernyataan dari SFAS No. 33. Hal serupa juga diungkapkan
oleh Raymond Lauver. Robert Swieringa juga sependapat dengan Mosso dan
Lauver yang juga melihat adanya kekurangan sistem dan data berkelanjutan,
khususnya terkait biaya tetap dari pemasangan dan penetapan current cost data..
D. SFAS No. 157 (Fair Value Measurements)
Main Elements of SFAS No. 157
Ulasan yang membahas standar ini termasuk:
1 Sewa pada SFAS No. 13 (para C9)
2 Impaired asset pada SFAS No. 144, dengan konsep lower of cost atau
3
(para C13-16)
Loan impairments pada SFAS No. 114,
SFAS No. 157 mendefinisikan nilai wajar sebagai suatu harga yang akan
diterima untuk menjual aset atau dibayar untuk mentransfer kewajiban dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dengan nilai
tertinggi dan terbaik untuk aset dan dengan harga terendah untuk kewajiban.
Pelaku pasar diasumsikan independen dari perusahaan pelapor, berpengetahuan,
dan mampu dan mau masuk ke dalam transaksi.
Asset Prices seharusnya diturunkan untuk aset di pasar di mana aset tersebut
merupakan yang tertinggi dan terbaik penggunaannya. Demikian pula liability
prices adalah khusus di mana kewajiban memiliki harga terendah. Asset Prices
harus datang dari pasar utama aset, tetapi ada beberapa kebingungan jika harga
yang lebih tinggi berasal dari pasar tambahan.
Measurement Considerations
SFAS No. 157 mencoba untuk membangun penggunaan tertinggi dan terbaik
untuk aset. Dalam membangun penggunaan tertinggi dan terbaik, standar yang
digunakan dibagi menjadi 2 kategori.
a. In uses
Aset digunakan dalam kombinasi bersama aset lain oleh pembeli (para 13a).
b. In exchange
Aset digunakan secara terpisah atau berbasis berdiri sendiri oleh pembeli
(para 13b).
Harga dari aset dan liabilitas dipengaruhi oleh faktor penting. Harga aset
dapat berkurang karena faktor risiko, yang dapat membuat harga turun dalam
penggunaan tertinggi dan terbaik aset.
Di dalam liabilitas, resiko non-performance harus dipertimbangkan. Resiko
non-performance berupa kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar
utangnya pada saat jatuh tempo. Didalam proses valuasi hasil ini meningkatkan
discount rate dan menurunkan carrying value dari utang, yang membuat
perusahaan memperoleh keuntungan.
Fair value secara general diaplikasikan untuk aset yang spesifik dan
liabilitas, tetapi dapat juga digunakan untuk cakupan yang lebih luas dari aset
seperti sebuah bisnis yang dimiliki oleh entitas pelaporan (para 6).
Valuation Techniques
Terdapat 3 teknik atau pendekatan valuasi, yaitu:
a. The market approach
Melibatkan penentuan harga saat ini atau membandingkan antara aset dan
kewajiban
b. The income approach
Menggunakan laba masa depan atau arus kas yang kemudian didiskon untuk
harga jual simulasi.
c. Cost approach
Pendekatan ini melibatkan penentuan biaya saat ini untuk menggantikan
kapasitas pelayanan aset.
Teknik valuasi ini harus diterapkan secara konsisten (para 20).
The Fair Value Pricing Hierarchy
Hierarki harga fair value berkenaan dengan proses atau mekanik
mengamankan harga. Terdapat 3 tingkatan dalam mengamankan harga, yaitu:
a. Level 1 prices : harga didalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang
identik (para 24)
Harga tersedia untuk aset atau kewajiban tetapi perusahaan memiliki
sejumlah besar unit aset dan menempatkan mereka semua di pasar sekaligus
maka akan menurunkan harga per unit dari harga pada Level 1, harga pada
level 1 yang digunakan. Hal ini karena nilai-nilai dikumpulkan dimaksudkan
untuk menjadi pasar tertentu daripada entitas tertentu dalam SFAS No. 157.
b. Level 2 prices : harga untuk aset dan liabilitas yang serupa di dalam pasar
aktif (para 28a)
Karena harga pasar aset adalah untuk aset serupa bukan identik, mereka di
bawah Level 1. Namun, mereka bisa untuk identik serta sejenis aset (atau
kewajiban) di pasar yang relatif tidak aktif. Dalam Level 2, harga juga bisa
berasal dari sumber selain harga dikutip seperti suku bunga dan kurva yield.
c. Level 3 input : situasi dimana terdapat aktivitas kecil pasar ( para 30)
Oleh karena itu masukan ini disebut masukan tidak teramati. Informasi dari
input teramati didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia, dan mereka
melibatkan asumsi bahwa perusahaan membuat relatif terhadap bagaimana
pasar peserta membangun harga. Jelas isu komparabilitas dan veribialitas
menjadi relatif sangat penting untuk Level 3 input.
10
Disclosures
Disclosure untuk interim dan pengungkapan akhir tahun dibuat berdasarkan
SFAS No. 157. Hal ini khususnya dalam kasus pengukuran menggunakan
unobservable input (level 3). Pengukuran fair value didalam tanggal pelaporan
ditambah breakout dari rincian yang berkaitan dengan penggunaan dari tiga level
harus ditampilkan (para 32). Untuk pengukuran pada Level 3, saldo awal, saldo
akhir dan komposisi perubahan harus ditunjukkan. Selain itu, keuntungan dan
kerugian di Level 3 pengukuran harus ditunjukkan, termasuk di mana jumlah
tersebut menghilang. Ini adalah pengungkapan utama.
Evaluating SFAS No. 157
SFAS no. 157 adalah standar yang memiliki pengaruh besar, terbukti bahwa
24 standar FASB dan tiga opini APB dipengaruhi oleh standar ini. Kritik
terhadap standar ini akan dipecah menjadi dua bagian, yaitu omisions dan
theoretical Issues.
1. Omissions
The Income Statement
Untuk aktiva tetap, penyusutan kemungkinan besar akan sama dengan
penurunan nilai aset antara dua titik dalam satu waktu. Ini juga
meninggalkan kemungkinan bahwa aset tetap dapat berharga jika nilai pasar
secara keseluruhan meningkat lebih dari penurunan karena penggunaan.
Lampiran E SFAS 157 menunjukkan beberapa perubahan SFAS No.144 atas
penurunan nilai aset jangka panjang.
Holding gains and losses
11
Bahkan jika proporsi moneter dan riil tidak pecah, holding gains
memberikan hal yang sangat baik untuk menjalankan jumlah yang belum
direalisasi melalui pendapatan komprehensif lain dan kemudian membawa
bagian yang direalisasikan menjadi pendapatan.
2. Theoretical Issues
The exit value choice
Sebagian
konsepsi
nilai
realisasi
bersih
atau
exit
value
12
Capital maintenance
Pemeliharaan modal merupakan jumlah yang dapat didistribusikan
kepada pemegang saham sebagai dividen. Pengumuman dividen maksimum
dinyatakan dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode tersebut.
Masalah lain muncul dari tidak dikuranginya biaya transaksi dari nilai wajar
penentuan nilai aset perusahaan. Akhirnya pertanyaan atas reliabilitas
penentuan nilai wajar menggunakan pengukuran level 3 merupakan
pertimbangan lain.
Comparability and reliability
Jika
pengukuran
tidak
dapat
diandalkan
(diverifikasi),
kami
13
peristiwa financial assets dan financial liabilities yang lebih banyak kecuali
untuk hal ini:
1. Cabang perusahaan wajib untuk konsolidasi
2. Variable interest entities
3. Overfunded rencana manfaat pensiun, tunjangan pasca kerja lain dan
imbalan
pasca
kerja,
dan
berbagai
pengaturan
kompensasi
yang
ini
seharusnya
mengurangi
volatilitas
pendapatan
dengan
14
REFERENSI
Harry I. Wolk, James L. Dodd, dan John J. Rozycki. 2013. Accounting Theory:
Conceptual Issues in a Political and Economic Environment. 8th Edition.
California: Sage Publication, Inc.