Anda di halaman 1dari 12

PELAPORAN KEUANGAN

DAN
PERUBAHAN HARGA

OLEH KELOMPOK 6
1. DEVI KARTIKA SARI 17100019
2. SANDRA RAHMANIA GRAHANI 17100080
3. SERLY LESYLIA 17100084
4. TRIA MI’ROTIN LISA’BANIA 17100091
5. ZAZILATUL USWATUN KHASANAH 17100099
DEFINISI PELAPORAN KEUANGAN
DAN
PERUBAHAN HARGA

Pelaporan keuangan merupakan bagian penting dari perusahaan,


pelaporan merupakan bukti pertanggungjawaban perusahaan. Dalam
tinjauan ekonomi makro, terdapat factor-faktor dari eksternal
perusahaan yang mampu mempengaruhi nilai atau aangka dari
pelaporan keuangan, seperti perubahan harga.

Perubahan harga adalah hal mutlak yang terjadi dalam suatu Negara yang
dipengaruhi oleh berbagai factor seperti kebijakan kurs mata uang,
kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. Harga yang mengalami sifat
mudah berfluktuasi memberikan dampak terhadap perusahaan, misalnya
harga suatu barang yang ketika dibeli (histori) mengalami peningkatan
ketika hendak dijual sehingga perlunya penyesuaian agar dapat
memperoleh penghasilan yang relevan.
PERUBAHAN HARGA
Perubahan harga yakni ketika harga barang dan jasa dalam suatu Negara
mengalami perubahan. Perubahan harga tersebut dapat berupa Kenaikan
harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), atau penurunan harga
disebut deflasi (deflation). Untuk memahami makna istilah perubahan
harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum
dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah
perubahan harga itu.

Perubahan harga umum


Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit
moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.

Perubahan harga spesifik


Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau
jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
MENGAPA LAPORAN KEUANGAN MEMILIKI
POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA
PERIODE PERUBAHAN HARGA?

Selama periode inflasi nilai aktiva yang dicatat sesuai dengan biaya
perolehannya jarang mencerminkan nilai kini yang lebih tinggi dari
aktiva tersebut.
Nilai aktiva yang lebih rendah akan mengakibatkan beban nilai yang
lebih rendah dan laba dinilai yang lebih tinggi

Dari sudut pandang menajerial, pengukuran yang tidak akurat ini dapat
mengakibatkan penyimpangan pada:
• Proyeksi keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang
tidak disesuaikan.
•Anggaran yang menjadi dasar pengukuran.
•Data kinerja gagal menahan pengaruh inflasi yang tidak terkendali.
PENGARUH YANG DITIMBULKAN PADA
LABA YANG DIBESARKAN

Kenaikan pajak yang sebanding

Permintaan deviden yang lebih banyak dari pemegang saham

Tuntutan kenaikan gaji karyawan

Kebijakan yang merugikan dari negara tuan rumah


(pengenaan pajak lebih besar).
PENYESUAIAN TINGKAT INFLASI

PENYESUAIAN
TINGKAT HARGA
UMUM
Jumlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat-harga
umum disebut mata uang tetap-biaya historis atau setara daya beli
umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan disebut jumlah
nominal. Jika biaya historinya dialokasikan untuk laba tahun berjalan,
maka pendapatan, sebagai indikator daya beli disesuaikan dengan biaya
yang menunjukkan daya beli untuk tahun sebelumnya ketika aktiva
belum dibeli.
PENYESUAIAN BIAYA KINI

1. Aset dinilai pada biaya kininya ketimbangan biaya historisnya. Oleh karena
itu aset pada dasarnya sama dengan nilai diskonto kini dari arus kas di masa
depan, pendukung model biaya-kini berpendapat bahwa nilai kini
memperlihatkan secara lebih baik pengukuran pendapatan dan potensi arus
kas perusahaan dimasa depan kepada pembaca laporan keuangan.
2. Laba didefenisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak perusahaan, yaitu
jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan perusahaan di suatu periode
sambil tetap mempertahankan kapasitas produksi atau modal fisiknya.
Satu cara untuk mempertahankan modal dengan cara menyesuaikan posisi
awal bersih perusahaan seperti harga tagihan lancar, daftar harga dari
penyedia. Dapat diilustrasikan dalam bentuk persamaan akuntansi yaitu.
Aset = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
PENDEKATAN TERHADAP AKUNTANSI
INFLASI DI BEBERAPA NEGARA
Amerika Serikat
FASB 1979 menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SFAS) No.
33 tentang “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, yang mengharuskan
perusahaan-perusahaan di AS yang memiliki persediaan dan aset tetap
(sebelum dikurangi akumulasi penyusutan) senilai lebih dari $125 juta, atau
memiliki total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba mengungkapakan
baik daya beli tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini selama
lima tahun.
Perusahaan pelapor disarankan untuk mengungkapkan informasi berikut tiap lima
tahun terakhir:
• Penjualan bersih dan pendapatan operasional lain
• Laba operasional berkelanjutan berdasarkan biaya-kini
• Daya beli laba atau rugi ats pos-pos moneter bersih
• Aset bersih di akhir tahun berdasarkan biaya-kini
• Harga pasar per saham dari saham biasa di akhir tahun
• Tingkat Indeks Harga Konsumen yg digunakan untuk mengukur dari operasional
berkelanjutan.
PENDEKATAN TERHADAP AKUNTANSI
INFLASI DI BEBERAPA NEGARA
Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (ASC) menerbitkan pernyataan Praktik
Akuntansi Standar no.16 (SSAP No.16), “Akuntansi Biaya-Kini”, berdasarkan
eksperimen selama 3 tahun pada bulan Maret 1980. Meskipun tidak berlaku
sejak tahun 1988, metode SSAP No.16 dianjurkan untuk perusahaan perusahaan
yang secara sukarela menyesuaikan akun-akunnya dengan inflasi.
SFAS No.33 mewajibkan akuntansi dolar konstan maupun biaya-kini. Kedua,
laporan biaya-kini pada SSAP No.16 mewajibkan laporan laba rugi maupun
neraca biaya-kini berserta catatannya, sedangkan penyesuaikkan inflasi SFAS
No.33 hanya berfokus pada laporan laba rugi.Standar Inggris memberikan 3
pilihan dalam pelaporan:
1. Menyajikan akun-akun biaya-kini sebagai laporan dasar dengan dilengkapi
akun-akun biaya-historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya-historis sebagai laporan dasar dengan dilengkapi
akun-akun biaya-kini.
3. Menyajikan akun-akun biaya-kini saja dengan dilengkapi akun-akun biaya-
historis seperlunya.
International Accounting Standards Broad
(IASB)

IASB menyimpulkan bahawa laporan posisis keuangan dan kinerja operasional


yang dinyatakan dalam mata uang lokal dilingkungan hiperinflasi tidak
bermanfaat. Secara khusus, laporan keuangan perusahaan yang menggunakan
mata uang dilingkungan hiperinflasi, baik berdasarkan pada model penilaian
historis maupun biaya-kini, harus diungkapkan kembali pada daya beli tetap
pertanggal neraca. Peraturan ini juga berlaku untuk angka-angka serupa ditahun
sebelumnya. Laba atau rugi daya beli terkait posisi kewajiban atau aset menetr
bersih harus dimasukan kedalam laba bersih. Perusahaan laporan juga harus
mengungkapkan:
1. Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran
telah dilakukan
2. Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama (yaitu penilaian
historis atau biaya-kini)
3. Identitas dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya
selama tahun pelaporan
4. Laba atau rugi moneter bersih tahun berjalan
Hal-hal Terkait Inflasi

1. Laba dan rugi inflasi


2. Laba dan rugi modal
3. Inflasi asing
4. Menghindari double dip
TERIMA KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai