Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI BIAYA

Dosen Pengampu :
Dra. Weni Retnowati, MM.

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Nama Nomor Induk Mahasiswa (NIM)


1. Restina Febriani (A1B022198)
2. Risna Putri Azahra (A1B022201)
3. Sofia Aulia (A1B022218)
4. Widya Wahyu Febrina (A1B022227)
5. Zabilla Efendi (A1B022233)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil'alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan
berkat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dan
kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu Weni Retnowati, MM., yang
telah memberi kami tugas untuk membuat makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua. Makalah ini
berisikan tentang Akuntansi Biaya dan pengertian biaya. Kami menyadari sepenuhnya
banyak kekurangan dan keterbatasan, meskipun telah di sertai dengan usaha yang maksimal
sesuai dengan kemampuan yang telah kami miliki. Oleh karna itu, segala saran dan kritik
yang membangun sangat di harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Dengan ini
kami berharap semoga makalah ini semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin
ya Rabbil'alamin.

Mataram, 27 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I..................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 6
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 6
BAB II.................................................................................................................................... 7
2.1 Cara Penggolongan Biaya..................................................................................................7
2.1.1. Penggolongan biaya Menurut Obyek Pengeluaran...................................................7
2.1.2. Penggolongan Biaya menurut Fungsi Produksi Pokok dalam Perusahaan.................8
2.1.3. Penggolongan Biaya menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai.........9
2.1.4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan perubahan
Volume Kegiatan........................................................................................................... 11
1.1.5. Penggolongan Biaya atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya...................................12
2.1.6. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.....12
2.2 Perbandingan laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.......14
2.2.1 Perusahaan Dagang:........................................................................................14
2.2.2 Perusahaan Manufaktur:.................................................................................15
2.3 Cara Penetapan Harga Pokok..........................................................................................15
2.3.1 Cara Menghitung HPP Perusahaan Dagang.....................................................15
2.3.2 Cara Menghitung HPP Perusahaan Manufaktur..............................................16
BAB III................................................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 18
3.2 Kritik dan Saran.............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 19

4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akuntansi biaya adalah akuntansi yang kegiatannya untuk menyediakan informasi
biaya bagi manajemen .Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber-sumber
ekonomi yg diukur dalam satuan uang, yg telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit adalah bagian dari harga
pokok yg dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan. Dan Harga
pokok adalah bagian dari harga perolehan atau harga beli aktiva yg ditunda
pembenannya atau belum dimanfaatkan dalam hubungannya dgn realisasi
penghasilan.

Tujuan dari akuntansi biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :


1. Penentuan harga pokok produk secara teliti : Yg membahas metode
pengumpulan biaya produksi,termasuk ada metode harga pokok pesanan, dan
harga pokok proses.
2. Pengendalian biaya. Membahas tentang membandingkan biaya-biaya yg
sesungguhnya terjadi dgn biaya-biaya yg direncanakan ,berbagai teknik
analisis ditunjukan utk menemukan beberapa tipe penyimpangan antara yg
direncanakan dgn yg sesungguhnya terjadi.Perlu juga diketahui siapa/ bagian
yg bertanggung jawab ,maka manajemen dapat melakukan penyelidikan dan
melakukan tindakan penyelesaian.
3. Dalam kaitan pengambilan keputusan membahas beberapa masalah :
 Penegendalian keputusan yg menyangkut masa yg akan dating
 Data yg dimasa akan datang diperkirakan relevan dgn keputusan yg
diambil oleh manajemen.
 Beberapa konsep biaya utk pengambilan keputusan seperti ,biaya
tambahan, biaya kesempatan ,biaya keluar dari saku, biaya
terhindarkan
 Nilai waktu uang dan pengaruh pajak dalam pengambilan keputusan .

Peran informasi akuntansi biaya salah satunya adalah sebagai dasar dalam
menentukan metode perhitungan harga pokok produksi. Informasi biaya tersebut
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat baik dalam pencatatan
maupun penggolongannya, sehingga informasi harga pokok produksi yang dihasilkan
dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan (Batubara, 2013).

5
Pada dasar nya akuntasi biaya bertujuan untuk menyediakan informasi biaya
bagi manajemen yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan didalam proses
pengambilan keputusan dan membantu pengendalian dalam mengelola perusahaan atau
bagiannya. Agar akuntansi biaya dapat mencapai tujuan nya sebagai alat manajemen
dan memonitor dan menganalisis transaksi biaya, setiap biaya yang terjadi di dalam
perusahaan harus dicatat dan di golongkan sedemikian rupa baik hiaya produksi dan
biaya non produksi sehingga memungkinkan penentuan harga pokok produksi secara
teliti, pengendalian biaya dan analisis biaya. Akuntansi biaya saat ini ditujukan untuk
menyajikan informasi biaya bagi manajemen buik biaya produksi maupun non
produksi. Oleh karna itu akuntansi biaya dapat digunakan untuk perusahaan manufaktur
dan non manufaktur.

Secara sempit definisi biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang


diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa yang secara langsung berhubungan
dengan usaha memperoleh penghasilan. Dalam pengertian tersebut yang dimaksud
sumber ekonomi adalah barang atau jasa yang memiliki manfaat atau yang mempunyai
sifat langka.

Sebagai contoh, perusahaan memiliki persediaan bahan baku seharga 20 juta.


Dari jumlah tersebut, seharga 15 juta diolah dalam proses produksi. Harga pokok bahan
baku yang diproses scharen 15 juta merupakan sumber ekonomi dalam bentuk aktiva
yang dikorbankan untuk memperoleh produk yang akan dijual. Pengorbanan sumber
ekonomi tersebut, langsung berhubungan dengan usaha memperoleh penghasilan.
Harga pokok bahan baku yang dikorbankan sebesar 15 juta disebut Biaya Bahan Baku.

Dalam hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam


suatu periode, biaya dibedakan antara lain sebagai berikut:

a. Biaya yang manfaatnya habis digunakan untuk memperoleh penghasilan pada


periode saat terjadinya. Biaya semacam ini digunakan istilah "bebas" (expense).
Contoh, harga pokok produk yang dijual (harga pokok penjualan)

6
b. Biaya yang manfaatnya digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode yang
akan datang. atau biaya yang manfaatnya belum dapat dinikmati pada periode
terjadinya (unexpired cost).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Cara Penggolongan Biaya?


2. Bagaimana Cara Penggolongan Biaya menurut fungsi?
3. Bagaimana Cara Menghitung HPP Perusahaan?
4. Apa saja jenis harga pokok?
5. Apa tujuan dari akuntansi biaya?

1.3 Tujuan

Mengetahui dan Memahami Cara Penggolongan Biaya. Mengetahu dan Memahami


Perbandingan laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang. Untuk
menentukan biaya suatu produk atau layanan. Secara umum, akuntansi biaya untuk
menentukan harga barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan manajemen dan pemangku kepentingan eksternal. Dengan demikian,
proses desain penetapan biaya membantu menentukan harga pokok barang berdasarkan pada
standar akuntansi keuangan “SAK” yang ada. Berbagai biaya pembuatan produk dan layanan
yang dihasilkan perusahaan dicatat, diklasifikasikan, dan diringkas oleh akuntansi biaya.
Laporan pengeluaran yang kemudian disajikan dalam bentuk biaya historis perusahaan.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara


Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai
dengan penggolongan tsb, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep" different costs
for different purpose" (Mulyadi, 1993). Menurut (Mulyadi, 1993) dan Harmanto &
Zulkifli (2003), biaya dapat digolongkan menurut:
1. Obyek pengeluaran.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
5. Jangka waktu manfaatnya.

2.1.1. Penggolongan biaya Menurut Obyek Pengeluaran


Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan
bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut
"biaya bahan bakar". Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran dalam
perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan
upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya
zatwarna

2.1.2. Penggolongan Biaya menurut Fungsi Produksi Pokok dalam Perusahaan.


Menurut Mulyadi (1993), dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok,
yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh

8
karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok:

1. Biaya Produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi
mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan
yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung
berhubungan dengan proses produksi. Menurut obyek pengeluarannya, secara garis
besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan biaya utama (prime cost),
sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan
biaya konversi (convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi
(mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

a. Biaya bahan baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang
menjadi bagian pokok dari produksi selesai. Contoh, perusahaan mebel
membuat meja dan kursi bahan bakunya adalah kayu, maka pengeluaran uang
untuk membeli kayu tsb akan menjadi biaya bahan baku.

b. Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk


membayar tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi. Misalnya
pada perusahaan mebel biaya tukang kayu.

c. Biaya overhead pabrik, adalah biaya yang dikeluarkan bagian produksi selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti biaya bahan
penolong, gaji mandor, biaya tenaga kerja tidak langsung lainnya, perlengkapan
(supplies) pabrik, penyusutan, listrik dan air, biaya pemeliharaan dan suku
cadang, dil biaya di pabrik.

2. Biaya Pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan


pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan
dari gedung perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang

9
melaksanakan kegiatan pemasaran, dan biaya contoh (sample). Menurut Hansen dan
Mowen (2001), biaya pemsaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk
memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga penjual, biaya
iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan. menurut Henry Simamora
(2002), biaya pemasaran atau penjualan (marketing cost) meliputi semua biaya yang
dikeluarkan untuk mendapat pesaran pelanggan dan menyerahkan produk atau jasa
ke tangan pelanggan.

Mulyadi (2005) menggolongkan biaya pemasaran menjadi dua golongan, yaitu:


a. Order getting cost (biaya untuk mendapatkan pesanan), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contohnya: biaya gaji dan
wiraniaga, komisi penjualan, advertensi, dan promosi.

b. Order filling cost (biaya untuk memenuhi pesanan), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan dalam rangka mengusahakan agar produk sampai ke tangan
pembeli/konsumen. Contohnya: biaya pergudangan, biaya pengangkutan, dan biaya
penagihan.

1. Biaya Administrasi dan Umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi


kegiatan produksi dan pemasaran produk Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan
bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya
pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy. Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi
dan umum sering disebut biaya komersial (commercial expenses).

2.1.3. Penggolongan Biaya menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

Mulyadi (1993) menyatakan bahwa, sesuatu yang dibiayai dapat berupa


produk atau departemen Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya
dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tsb tidak

10
ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung
akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.

Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya langsung departemen (direct department cost) adalah semua biaya
yang terjadi di dalam departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga yang
bekerja dalam Departemen pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen
bagi Departemen Pemeliharaan dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam
departemen tsb merupakan biaya langsung bagi departemen tsb.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya
dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya
overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah dididentifikasikan dengan produk tertentu.
Gaji mandor yang mengawasi pembuatan produk A, B, dan C merupakan biaya
tidak langsung bagi baik produk A, B, maupun C, karena gaji mandor tsb terjadi
bukan hanya karena perusahaan memproduksi salah satu produk tsb, melainkan
karena memproduksi ketiga jenis produk tsb. Jika perusahaan hanya menghasilkan
satu macam produk (misalnya perusahaan semen, pupuk urea, gula) maka semua
biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk.

Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut


dengan istilah biaya overhead pabrik. Dalam hubungannya dengan departemen,
biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi
manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen Contohnya adalah biaya
yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya mi

dinikmati oleh departemen-departemen lain dalam perusahaan, baik untuk


penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan ekuipmen yang
mengkonsumsi listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima
dari alokasi biaya departemen pembangkit tenaga listrik merupakan biaya tidak
langsung departemen.

11
2.1.4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan
perubahan Volume Kegiatan

Menurut Mulyadi (1993), dalam hubungannya dengan perubahan volume


kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:

1. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung.

2. Biaya semivariable, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan


perubahan volume kegiatan. Biaya semivariable mengandung unsur biaya tetap
dan biaya variabel, Contoh biaya ini adalah gaji salesman yang dibayar secara
tetap dan prosentase tertentu dari hasil penjualan.

3. Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
Contoh biaya penelitian, biaya pemeriksaan dan pengawasan produksi.

4. Biaya tetap. adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi, biaya
penyusutan, gaji direksi, walupun perusahaan tidak berproduksi, maka biaya ini
akan tetap ditanggung oleh perusahaan. Ciri biaya tetap adalah biaya yang
secara total tetap tapi per unitnya berubah-ubah.

1.1.5. Penggolongan Biaya atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya


Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
pengeluaran modal dan pengeluran pendapatan.

1. Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang mempunyai


manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah

12
satu tahun kalender). Pengeluaran modal mi pada saat terjadinya dibebankan
sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati
manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, dan dideplesi. Contoli
pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk
reparasi besar terhadap aktiva tetap. untuk promosi besar-besaran, dan
pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk karen apengeluaran
untuk keperluan tsb biasanya melibatkan jumlah yang besar dan memiliki masa
manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat pengeluaran tsb dilakukan,
pengorbanan tsb diperlakukan sebagai pengeluaran modal dan dicatat sebagai
harga pokok aktiva (misalnya sebgai harga pokok aktiva tetap atau beban yang
ditangguhkan). Periode akuntansi yang menikmati manfaat pengeluaran modal
tsb dibebani sebagian pengeluaran modal tsb berupa biaya depresiasi, biaya
amortisasi, atau biaya deplesi.

2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah biaya yang hanya


mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluran tsb. Pada
saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tsb.
Contoh pengeluaran pendapatan antara lain biaya iklan, biaya telex, dan biaya
tenaga kerja (mulyadi. 1993)

2.1.6. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.

Harmanto dan Zulkifli (2003) menyatakan, biaya ini dikelompokkan ke


dalam golongan, yaitu:
1. Biaya standar dan Biaya dianggarkan
a. Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan di muka (predetermine cost)
yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
menghasilkan satu unit produk.
b. Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada tingkat produksi
yang direncanakan.

13
2. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
a. Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh manajer tertentu.
b. Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang tidak
secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu.

3. Biaya tetap commited dan discretionary


a. Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun
pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh
manajemen.
b. Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi
oleh keputusan manajemen.

4. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan.


a. Biaya variabel teknis (engineered variable cost), adalah biaya variabel yang
sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
b. Biaya variabel kebijakan (discretionary variable cost) adalah biaya variabel
yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.

5. Biaya relevan dan biaya tidak relevan


a. Biaya relevan (relevant cast), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya
yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh
manajemen
b. Biaya tidak relevan (irrelevant cost), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi
oleh keputusan manajemen.

6. Biaya terhindarkan dan Biaya tidak terhindarkan


a. Biaya terhindarkan (avoidable cost) adalah biaya yang dapat dihindari dengan
diambilnya suatu alternatif keputusan.
b. Biaya tidak terhindarkan (unavoidable cost) adalah biaya yang tidak dapat
dihindari pengeluarannya.

14
7. Biaya diferensial dan biaya marjinal
a. Biaya diferensial (differential cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya
tambahan penjualan sejumlah unit tertentu.
b. Biaya marjinal (marginal cost), adalah biaya dimana produksi harus sama
dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.

8. Biaya kesempatan (opportunity cost), merupakan pendapatan atau penghematan


biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu dari beberapa
alternatif yang ada.

2.2 Perbandingan laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan


perusahaan dagang

2.2.1 Perusahaan Dagang:


1. Kegiatannya berupa pembelian barang dagangan dari perusahaan lain dan
penjualan barang dagangan tersebut kepada konsumen atau perusahaan
manufaktur.
2. Perusahaan dagang tidak melakukan pemrosesan terhadap barang dagangan yang
dibeli.
3. Untuk menjalankan usaha dagangnya, perusahaan dagang mengeluarkan sumber
ekonomi untuk memperoleh barang dagangannya, mengeluarkan biaya
administrasi dan umum, serta biaya pemasaran. Pegorbanan sumber ekonomi yang
disajikan dalam laporan rugi laba dikelompokkan ke dalam 3 golongan:
a. Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dagangan dari
perusahaan lain. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul "Harga Pokok
Penjualan"
b. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran barang dagangan
Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul "Biaya Pemasaran".
c. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain perolehan barang dagangan
dan pemasaran barang dagangan. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul
"Biaya administrasi dan umum",

15
2.2.2 Perusahaan Manufaktur:
Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi
tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain. Kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk jadi memerlukan 3 kelompok pengorbanan sumber
ekonomi:
1. Pengorbanan bahan baku
2. Pengorbanan jasa tenaga kerja
3. Pengorbanan jasa fasilitas

2.3 Cara Penetapan Harga Pokok


Rumus dan cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

1. Hitung nilai penjualan bersih. Totalkan seluruh nilai penjualan dan kemudian


kurangkan dengan retur ataupun potongan penjualan.
2. Hitung nilai pembelian bersih. Jumlahkan pembelian dengan ongkos angkut
pembelian kemudian dikurangi dari jumlah dari retur pembelian dengan potongan
pembelian.
3. Hitung persediaan barang. Jumlahkan persediaan awal barang dengan pembelian
bersih
4. Menghitung HPP. Pembelian bersih ditambah dengan persediaan awal dikurang
persediaan akhir.

Rumus yang digunakan sebagai cara menghitung harga pokok penjualan ( HPP ) adalah:
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir

2.3.1 Cara Menghitung HPP Perusahaan Dagang

PT Sepeda Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan sepeda. Dengan
data pada periode Januari 2021 sebagai berikut:

Persediaan Awal Januari 2021 Rp. 50.000.000,-


Pembelian Januari 2021 Rp. 100.000.000,-
Biaya Angkut Pembelian Januari 2021 Rp. 2.000.000,-
Potongan Pembelian Januari 2021 Rp. 500.000.-
Retur Pembelian Januari 2021 Rp. 1.000.000,-
Persediaan Akhir Januari 2021 Rp. 100.000.000,-
Hitunglah HPP pada PT Sepeda Jaya !

16
Langkah Pertama Hitung Pembelian Bersih 
Pembelian Bersih = Pembelian + Biaya Angkut Pembelian – Potongan Pembelian – Retur
Pembelian
= Rp. 100.000.000 + Rp. 2.000.000 – Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 = Rp. 100.500.000

Langkah Kedua Hitung Barang Tersedia untuk dijual


Barang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagang + Pembelian bersih
= Rp. 50.000.000 + Rp. 100.500.000 = Rp. 150.500.000

Langkah Ketiga Hitung HPP


HPP Perusahaan Dagang = Barang tersedia untuk dijual – Persediaan akhir
= Rp. 150.500.000 – Rp. 100.000.000
HPP Perusahaan Dagang = Rp . 50.500.000

2.3.2 Cara Menghitung HPP Perusahaan Manufaktur


Perhitungan HPP pada perusahaan manufaktur sedikit berbeda.Pada Perusahaan
Manufaktur lebih banyak beberapa komponen biaya. Sebelum menghitung HPP dari
perusahaan manufaktur harus mengetahui dulu total biaya produksi lalu menghitung
Harga Pokok Produksi perusahaan manufaktur.
Total Biaya Produksi adalah persediaan bahan baku yang diproses di awal periode
ditambah pembelian biaya bahan baku dikurangi dengan persediaan bahan baku akhir
periode

Total Biaya Produksi = Persediaan Bahan Baku Awal Periode + Biaya Bahan Baku
– Persediaan Bahan Baku Akhir Periode

Lalu Harga Pokok Produksi adalah total dari biaya produksi ditambah dengan biaya
persediaan awal proses produksi dikurangi barang persediaan akhir proses produksi

Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang Di Awal


Produksi – Persediaan Barang Di Akhir Produksi

Lalu hitung HPP perusahaan manufaktur dengan rumus harga pokok produksi
ditambah persediaan awal dikurangi persediaan akhir

Harga Pokok Penjualan = Harga Pokok Produksi + Persediaan Awal – Persediaan


Akhir
Contoh soal :

17
PT. Produksi memiliki data sebagai berikut :
Biaya Produksi : Rp. 5.000.000
Harga Pokok Produksi : Rp . 15.000.000
Persediaan Awal : Rp. 20.000.000
Persediaan Akhir : Rp. 15.000.000

Maka HPP PT Produksi adalah

Harga Pokok Penjualan = Harga Pokok Produksi + Persediaan Awal – Persediaan


Akhir
Harga Pokok Penjualan = Rp. 15.000.000 + Rp. 20.000.000 – Rp. 15.000.000

Harga Pokok Penjualan = Rp. 20.000.000

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi biaya secara sederhana bertujuan untuk membantu para pengusaha supaya bisa
menentukan rincian biaya usaha mereka serta mengetahui nominalnya secara keseluruhan.
Sehingga para pengusaha bisa memiliki control penuh dalam hal keuangan supaya tidak over
budget dan bisa menjaga keuangan bisnis mereka tetap sehat. Pada saat ini sudah banyak
software accounting yang dapat mempermudah pencatatan rincian biaya tersebut, sehingga
para pengusaha tidak perlu terlalu kesulitan dalam menjaga keuangan bisnis mereka tetap
sehat. Selain itu, akuntansi biaya juga bisa diartikan sebagai sebuah alat untuk
mengidentifikasi, mengukur, melaporkan, hingga menganalisis seluruh biaya yang
dikeluarkan perusahaan secara langsung atau tidak langsung untuk keperluan produksi dan
pemasaran produk. Secara sederhana, akuntansi biaya adalah sumber informasi mengenai
seluruh pengeluaran perusahaan selama beroperasi.

18
3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran kepada pembaca agar ketika
melakukan perhitungan biaya produksi mampu menyediakan berbagai macam data biaya
yang dibutuhkan untuk pengendalian kegiatan ataupun perencanaan perusahaan. Dapat
menetapkan metode, prosedur pengendalian, perbaikan operasi dan program pengurangan
biaya atau anggaran. Serta mampu mengembangkan sistem biaya maupun analisa dalam hal
penentuan harga pokok dan jika terjadi penyimpangan dapat menganalisanya.

DAFTAR PUSTAKA

https://bloginformasiakuntansi.blogspot.com/2015/03/akuntansi-biaya.html
http://acontohmakalah.blogspot.com/2013/02/perbandingan-lansan-ngi-laba.html.
https://www.jurnal.id/id/blog/apa-yang-dimaksud-harga-pokok-penjualan-hpp/
https://ginee.com/id/insights/cara-menghitung-hpp-perusahaan-dagang/

19

Anda mungkin juga menyukai