Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA I

LAPORAN HASIL WAWANCARA PENGUSAHA BATAGOR

TUJUAN
Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Biaya I pada Semester III Program Studi Manajemem
(STIE WIDYA PRAJA) Tanah Grogot

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Tegen Sayuk Ramboko

DISUSUN OLEH:

ANI HARYATI : 16012966

EUIS SITI RODIAH : 16012969

HEPPY HARIADI NUGRAHA : 16012972

MASNIWARTI : 16012979

RITA PURNAMASARI : 16012989

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA PRAJA

TANAH GROGOT

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini, yang mana

tugas ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas Akuntansi Biaya I.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian makalah kami buat apabila ada kata-kata yang kurang berkenan

dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf.

Tanah Grogot, 6 Desember 2017

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA I ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Akuntansi Perusahaan Manufaktur ....................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Biaya ................................................................................................. 4
2.3 Arus Biaya pada Perusahaan Manufaktur ......................................................... 12
2.4 Aliran Fisik Produk dan Aliran Biaya Dalam Buku Besar ............................... 15
2.5 Laporan Keuangan ............................................................................................ 17
BAB III LAPORAN KEUANGAN ................................................................................. 19
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI ................................................................. 19
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN .............................................................. 19
LAPORAN LABA/RUGI ............................................................................................. 20
LAPORAN PERUBAHAN MODAL ........................................................................... 20
NERACA ...................................................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 21
3.2 Saran ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan manufaktur yang tidak begitu besar dan sederhana proses

produksinya, kadang-kadang menggunakan sistem akuntansi yang sederhana yang

didasarkan pada sistem persediaan periodik. Pencatatan persedian yang digunakan

dalam proses produksi, penentuan barang yag masih dalam proses, dan barang

yang terjual, didasarkan pada perhitungan fisik periodik yang biasanya dilakukan

pada akhir tahun. Dalam sitem seperti ini, perhitungan fisik sangat dominan untuk

menentukan persediaan akhir, dan jumlah yang digunakan atau dijual selama

periode sistem akuntansi seperti di gambarkan di atas disebut sistem akuntansi

umum (general accounting system). Sistem akuntansi untuk operasi manufaktur

yang didasarkan pada persediaan perpetual disebut system akuntansi biaya (cost

accounting system).

Laporan keuangan perusahaan manufaktur adalah suatu proses pencatatan,

pengklasifikasian dan pelaporan atas kejadian ekonomi dan dilaporkan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan dalam suatu perusahaan manufaktur

yaitu untuk mencapai produksi dan produktifitas yang optimal agar dapat

digunakan untuk pengambilan-pengambilan keputusan atau kebijakan dalam

memilih alternative sehingga operasional produksinya dapat lebih efektif dan

efesien. Konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan adalah penyediaan

data yang akurat dan dapat dipercaya, serta dapat teruji kebenarannya sehingga

dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Saat ini banyak generasi muda terutama kalangan para pelajar yang

tidak peduli dengan ilmu pengetahuan tentang perusahaan, padahal hal ini

sangat penting untuk bekal para pelajar ketika bekerja di suatu perusahaan,

berikut ini adalah masalah-masalah yang sebenarnya terjadi saat ini.

1. Apa itu perusahaan manufaktur ?

2. Bagaimana laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur?

3. Bagaimana sistem produksi dalam perusahaan manufaktur?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :

1. Mengenal perusahaan manufaktur

2. Mengetahui cara menyusun laporan keuangan dalam perusahaan

manufaktur

3. Mengetahui sistem produksi di dalam perusahaan manufaktur.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang

kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual

barang jadi tersebut. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah

pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut

proses produksi. Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi

disebut akuntansi biaya (cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban

pokok produksi barang jadi. Bab ini akan membahas sesuai ruang lingkup

yang telah disebutkan, yakni penetapan beban pokok produksi. Titik

berat pembahasan masih diletakkan pada pengenalan terhadap

proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.

Seperti telah dijelaskan, siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan

dan tahap pengikhtisaran yang terdiri dari:

a. Tahap pencatatan

1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi

2. Pencatatan dalam jurnal

3. Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar

b. Tahap pengikhtisaran

1. Pembuatan neraca saldo

2. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian

3. Penyusunan laporan keuangan

4. Pembuatan jurnal penutup

3
4

5. Pembuatan neraca saldo penutup

6. Pembuatan jurnal balik

2.2 Klasifikasi Biaya


Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan produk,

waktu pengakuan, volume produksi dan lain-lain.

2.2.1 Klasifikasi Biaya Menurut Hubungannya Dengan Produk

Biaya yang terjadi pada perusahaan dapat di kelompokkan berdasar

keterkaitannya dengan produk menjadi biaya produk dan biaya komersil.

Biaya Produk adalah biaya yang di gunakan dalam pembuatan produk.

Biaya ini sifatnya melekat pada produk. Sedangkan biaya komersil

merupakan biaya yang tidak melekat pada produk.

1. Biaya Produksi

Dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk

perusahaan manufaktur biasanya mengeluarkan berbagai macam biaya.

Biaya yang beraneka ragam tersebut dapat dikelompokan menjadi 3

golongan besar, yakni : biaya bahan , biaya tenaga kerja, dan biaya overhead

pabrik.

a) Biaya Bahan

Yaitu bahan yang digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya

bahan merupakan nilai atau besarnya rupiah yang terkandung dalam

bahan yang digunakan untuk proses produksi.

Biaya bahan di bedakan menjadi:

 Biaya Bahan Baku


5

Biaya bahan baku (direct marerial) adalah bahan mentah yang

digunakan untuk memproduksi barang jadi yang secara fisik dapat

diidentifikasikan pada barang jadi. Contoh kayu dalam pembuatan

meja kayu, kain dalam perusahaan konveksi, dan lain sebagainya.

 Biaya Bahan Penolong

Yang termasuk dalam bahan penolong adalah bahan bahan yang

digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapiu pemakainnya

relative kecil, atau pemakainnya sangat rumit untuk di kenali di

produk jadi, contoh: paku dan lem kayu pada pembuatan meja kayu,

benang dalam pembuatan baju (konveksi).

b) Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja (BTK) adalah gaji/upah karyawan pada bagian

produksi.

 Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)

Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah gaji atau upah tenaga

kerja yang dipekerjakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi.

 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (BTKTL)

Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan gaji atau upah tenaga

kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses

pengerjaan bahan menjadi produk jadi. Sebagai contoh adalah gaji

mandor, gaji karyawan keamanan yang menjaga keamanan lokasi

produksi dimana tanpa penjagaan proses produksi dapat terganggu.

c) Biaya Overhead Pabrik


6

Biaya-biaya produksi lain,selain bahan langsung dan tenaga kerja

langsung disebut overhead pabrik. Biaya-biaya ini disebut juga biaya

produksi tak langsung. Contoh biaya overhead pabrik adalah:

Contoh Overhead Pabrik

Tenaga kerja tak langsung Biaya listrik pabrik


Bahan tak langsung : Biaya gas pabrik
Bahan Pembersih Depresiasi mesin dan peralatan
Bahan Pelumas (oil dll) Amortisasi hak paten
Bahan bakar (solar dll) Penghapusan alat-alat kerja kecil
Reparasi gedung dan peralatan pabrik Asuransi tenaga kerja
Asuransi peralatan pabrik Pajak penghasilan tenaga kerja
Pajak bangunan pabrik Pabrik

2. Biaya Komersial

a) Biaya Pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang terjadi dengan tujuan untuk

memasarkan produk. Biaya pemasaran terjadi sejak produk selesai

diproses hingga produk tersebut di jual. Yang termasuk biaya pemasaran

antara lain biaya penganngkutan penjualan barang, biaya promosi biaya

pelayanan pelanggan dan lain-lain.

b) Biaya Administrasi dan Umum

Merupakan beban yang dikeluarkan dalam rangka mengatur dan

mengendalikan organisasi. Biaya yang termasuk dalam biaya

administrasi anatar lain gaji akuntan, gaji mandor, (bukan mandor bagian

produksi), biaya klerikal (biaya tulis menulis), biaya telepon, dan lain-

lain.
7

2.2.2 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Waktu Pengakuan (Timing of

Recognition)

1. Biaya Produksi (Production Cost)

Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang

dibebankan dalam proses produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri

dari persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya

pabrikasi (manufacturing cost), kemudian dikurangi dengan persediaan

barang dalam proses akhir. Biaya pabrikasi adalah semua biaya

yang berhubungan dengan proses produksi. Tiga komponen biaya

yang terdapat dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya overhead adalah semua

biaya pabrikasi (semua biaya yang terkait dengan proses produksi)

yang bersifat tidak langsung, termasuk biaya-biaya yang dibebankan

pada persediaan dalam proses pada akhir periode. Biaya overhead ini

seringkali tidak dapat diatribusikan/dilekatkan pada masing-masing

unit produk yang dikerjakan secara spesifik. Karena biaya ini

biasanya dinikmati bersama selama proses produksi berlangsung. Dalam

situasi tertentu dapat pula disebut sebagai biaya bersama (common

cost). Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering pula

disebut sebagai biaya utama (prime cost), yaitu biaya yang merupakan

komponen utama dari produk yang dibuat dan dapat dengan mudah

diatribusikan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan atau dibuat.

Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead sering pula disebut sebagai
8

biaya konversi (conversion cost), yaitu biaya yang dikeluarkan atau terjadi

sehingga bahan baku dapat diubah menjadi produk jadi.

2. Biaya Periode (Period Cost)

Biaya periode (period cost), yaitu biaya nonpabrikasi yang

dikeluarkan atau terjadi selama periode berjalan dalam rangka operasional

perusahaan. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni beban

penjualan atau pemasaran dan beban-beban administratif. Klasifikasi biaya

yang berbeda-beda ini dilakukan agar dapat mengukur kinerja atau

prestasi masing-masing bagian secara lebih fair. Kata lainnya adalah,

alokasi yang tepat akan dapat meningkatkan pertanggungjawaban masing-

masing bagian. Sehingga sebuah beban, bisa jadi teralokasikan ke

dalam pos-pos yang berbeda walaupun jenisnya sama. Beban

depresiasi komputer, misalnya, bisa jadi merupakan kelompok biaya

overhead, jika komputer tersebut berada di atau dipergunakan untuk

kegiatan oleh departemen produksi. Mungkin juga merupakan beban

pemasaran/penjualan jika komputer tersebut dimanfaatkan oleh bagian

tersebut. Atau boleh jadi pula beban depresiasi komputer tersebut

merupakan kelompok beban adminstratif jika komputernya digunakan oleh

bagian kantor atau administrasi. Oleh karena itulah kita harus dapat

mengklasifikasikan setiap beban ke dalam kelompok biaya yang tepat

karena berdasarkan laporan tersebut kinerja suatu bagian/seseorang akan

diukur.

2.2.3 Klasifikasi Biaya Dikaitkan Dengan Volume Produksi


9

1. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel adalah biaya yang biala dikaitkan dengan volume

(pemacu timbulnya biaya) secara perunit akan selalu tetap (tidak berubah

jumlahnya), meskipun volume produksi berubah ubah, akan tetapi secara

total biaya tersebut jumlahnya kan berubah sesuai dengan proporsi

perubahan aktivitas(volume produksi). Dengan kata lain biaya variabel akan

bertambah apabila volume produksi bertambah. Contoh biaya yang

termasuk biaya variabel adalah biaya bahan.

Misalkan suatu perusahaan memproduksi boneka mainan anak-

anak. Untuk memproduksi 1 unit mainan anak-anak dibutuhkan bahan

senilai Rp. 500 bila perusahaan tidak ingin memproduksi boneka maka tidak

perlu adanya biaya bahan. Bila perusahaan memproduksi 10 unit boneka

maka di perlukanm biaya boneka senilai RP. 5000 (yaitu Rp 500 X 10 unit).

Begitupula jika ingin memproduksi 1000 unit biaya bahan yang dibutuhkan

sebesar Rp 500.000 (yaitu Rp 500 X 1000 unit).apabila di hitung per unit

maka biaya bahan tersebut jumlahnya tetap Rp. 500 ( yaitu total biaya bahan

dibagi jumlah output).

2. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang secara total, biaya tersebut tidak akan

berubah jumlahnya meskipun aktivitas (jumlah produksi) berubah. Jumlah

biaya tetap per unit akan menurun jika aktivitasnya meningkat. Contoh

biaya tetap adalah biaya sewa gedung yang disewa secara tetap per bulan.

Biaya sewa gedung tersebut tidak akan berubah jumlahnya , meskipun


10

gedung tersebut tidak di manfaatkan untuk proses produksi maupun

digunakan unutuk menghasilakan beribu-ribu produk. Contoh lain adalah

biaya asuransi gedung.

3. Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel merupakan campuran antara biaya variabel

dengan biaya tetap. Biaya semi variabel memiliki sifat meskipun tidak ada

aktivitas biaya ini tetap ada dan totalnya akan berubah jika aktivitas juga

berubah. Contoh biaya semi variabel adalah biaya telepon, biaya listrik,

biaya air. Biaya telepon dalam satu bulan selalu ada jumlah di atas nol,

meskipun dalam satu bulan pemakaian pulsa jumlahnya nol. Hal ini

dikarenakan dalam telepon dikenal dengan adanya beban tetap.

2.2.4 Klasifikasi Biaya yang Lain

1. Penganbilan Keputusan

Apabila dikaitkan dengan pengambilan keputusan biaya di

klasifikasikan menjadi biaya relefan dan biaya tidak relefan terhadap

pengambilan keputusan. Biaya relevan adalah biaya-biaya yang dapat

digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan tertentu. Contoh untuk

memutuskan menerima atau menolak penawaran harga dari pelanggan

terhadap produk 10 set meja makan tipe standar, biaya pembuatan produk

tersebut dan ongkos pengiriman merupakan biaya yang relevan untuk

pembuatan keputusan tersebut. Akan tetapi biaya pembuatan produk kursi

dan biaya telepon tidaklah relevan dengan pembuatan keputusan penawaran

tadi.
11

2. Dapat Tidaknya Dikendalikan

Menurut dapat tidaknya dikendalikan biaya dapat dikelompokkan

menjadi biaya terkendali dan biaya tak terkendali. Biaya terkendali adalah

biaya di mana manajer dapat mempengaruhi ada tidaknya dan besar

kecilnya biaya tersebut. Apabila seorang manajer tidak dapat mempengaruhi

suatu biaya melalui kebijakannnya maka biaya tersebut merupakan biaya tak

terkendali bagi manajer tersebut.

3. Data yang Digunakan

Menurut data yang di gunakan biaya digolongkan menjadi baiaya

sesungguhnya, biaya standar, biaya masa yang akan datang. Biaya yang

sesungguhnya pada saat terjadi. Biaya standar adalah biaya yang di catat

sebesar standarnya. Biaya masa yang akan datang adalah biaya yanga

dicatat dengan taksiran biaya yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

4. Sunk Cost

Istilah ini sering di gunakan untuk menunjukan pada biaya yang

terjadi pada masa lalu. Sunk cost merupakan biaya yang tidak relevan untuk

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan di masa berikutnya. Contoh

biaya yang termasuk dalam sunk cost adalah pembelian mesin setahun yang

lalu. Apabila pengeluaran biaya untuk pembelian mesin telah terjadi, biaya

tersebut tidak relevan untuk keputusan waktu-waktu berikutnya. Misalnya

untuk mempertimbingkan apakah mesin tersebut sebaiknya terus digunakan

atau dijual saja. Dalam hal ini harga beli mesin tidak relevan untuk

pengambilan keputusan tersebut.


12

2.3 Arus Biaya pada Perusahaan Manufaktur

Aktivitas perusahaan pabrikasi adalah mengolah bahan mentah

menjadi barang jadi. Dengan demikian biaya yang terjadi di perusahaan

pabrikasi juga mengalir seperti halnya pemrosesan produk tersebut. Pada

mulanya biaya yang terjadi adalah untuk membeli bahan baku, membayar

tenaga kerja yang mengerjakan proses produksi, dan biaya-biaya lain yang

berksaitan dengan pemrosesan produk. Pada saat proses produksi

berlangsung, biaya tadi mengalir atau pindah menjadi barang dalam proses

(BDP). Dan produk telah jadi, biaya tadi berpindah melekat pada produk jadi

(sebagai harga pokok produk). Ketika produk jadi di jual , biaya yang melekat

pada produk tersebut berubah menjadi Harga Pokok Penjualan(HPP).

2.3.1 Beban pokok produksi (Cost of Goods Manufactured)

Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut

beban pokok produksi barang selesai (cost of goods manufactured) atau

disingkat dengan beban pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya

pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi

persediaan dalam proses akhir periode. Beban pokok produksi selama

suatu periode dilaporkan dalam laporan harga produksi (cost of goods

manufactured statement). Laporan ini merupakan bagian dari beban pokok

penjualan (cost of goods sold).

2.3.2 Bahan Baku (Raw Materials)

Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat

dalam buku pembelian (untuk pembelian kredit) dan buku pengeluaran


13

kas (untuk pembelian tunai). Pembayaran hutang yang bersangkutan

dicatat dalam buku pengeluaran kas. Di buku besar, pembelian bahan

baku dicatat dalam rekening pembelian dan rekening-rekening lain

yang berhubungan, misalnya potongan pembelian serta pembelian retur

dan pengurangan harga. Pengeluaran bahan baku dari gudang

untuk produksi tidak dicatat.

Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan

baku hanya digunakan untuk menampung ayat jurnal penyesuaian pada

akhir periode. Jurnal penyesuaian dibuat untuk nilai persediaan yang ada

di awal dan akhir periode. Sementara itu, nilai persediaan ditentukan

dengan mengadakan penghitungan fisik. Jurnal penyesuaian untuk

persediaan (awal dan akhir) dilakukan terhadap rekening Ikhtisar Beban

pokok produksi.

2.3.3 Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku

pengeluaran kas. Dalam buku perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk

biaya buruh langsung. Pada akhir periode dibuatkan jurnal penyesuaian

untuk upah yang masih belum saatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh

langsung dilakukan dengan mambuat jurnal penutup ke rekening Ikhtisar

Beban pokok produksi.

2.3.4 Biaya Overhead Pabrik (Overhead)


14

Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan

pembantu, tenga keja tidak langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan

pabrik, pemeliharaan dan perbaikan, asuransi, penyusutan bangunan

pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutan kendaraan

pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk tiap-tiap jenis

biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku besar. Atau, kalau ingin

lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening saja

yaitu biaya overhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya).

Rincian biaya overhead pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam

buku tambahan. Pembelian biaya overhead pabrik, misalnya pembelian

bahan pembantu, dicatat dalam buku pembelian. Pembayarannya, dicatat

dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan biaya overhead pabrik ke

dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup atas rekening

yang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok

produksi.

2.3.5 Persediaan dalam Proses ( Work in Process Inventory )

Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus.

Sementara itu, akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara

berkala. Akibatnya, pada saat laporan keuangan harus dibuat, terdapat

kemungkinan adanya sebagian barang yang belum selesai diproses.

Walaupun demikian, biaya yang telah terjadi untuk barang itu, tetap harus

dilaporkan. Inilah yang dicantumkan sebagai persediaan dalam proses.

Untuk memperoleh beban pokok produksi barang yang telah selesai, biaya
15

pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di awal periode dan

dikurangi dengan nilai persediaan dalam proses di akhir periode.

Persediaan dalam proses, baik di awal maupun akhir

periode diperoleh dengan jalan melakukan penghitungan phisik.

Untuk sementara, jangan diperhatikan dahulu bagaimana menghitung

nilai persediaan dalam proses. Yang perlu diketahui adalah bahwa nilai

ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh langsung dan biaya pabrikasi

yang telah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk mencatat

nilai persediaan dalam proses, dibuatkan rekening yang diberi

nama: “Persediaan dalam Proses”. Pada akhir periode dibuat

jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan dalam proses awal

dan membebankannya ke proses produksi. Sementara itu, jurnal

penyesuaian lain untuk menimbulkan persediaan dalam proses yang ada

pada akhir periode. Rekening lawan yang digunakan dalam jurnal

penyesuaian tersebut adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.

a. Harga Pokok Penjualan


Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods

Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.

Biaya-biaya tersebut terdiri dari:

(1) Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)

(2) Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)

(3) Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)

2.4 Aliran Fisik Produk dan Aliran Biaya Dalam Buku Besar
16

Pencatatan biaya yang terjadi dalam rangka proses produksi,

dilakukuan mengikuti arus fisik produk. Ketika biaya masih melekat pada

bahan baku, di catat di rekening (akun) persediaan bahan baku. Ketika biaya

tersebut telah pindah melakt di Barang Dalam Proses (BDP), maka biaya

tersebut di catat direkening persediaan produk jadi. Jumlah dan nama-nama

rekening yang dipakai oleh perusahaan , menyesuaikan kebutuhannya.

2.4.1 Biaya Bahan Baku

Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh

substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi. Bahan baku

merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya. Bahan

baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.

2.4.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja

langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan

kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin. Tenaga kerja

langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya

tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua

kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.

2.4.3 Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses

pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan
17

biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya

overhead pabrik, adalah

 Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor,

mekanik, bagian reparasi, dll

 Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan

dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat

ditelusur keberadaannya pada barang jadi.

 Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll.

2.5 Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan pabrikasi, tidak

berbeda dengan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan jenis

lainnya. Laporan keuangan yang di tujukan kepada pihak luar adalah Neraca,

Laparan Laba/Rugi, dan Laporan Arus Kas. Pada bagian berikut ini hanya

akan membahas neraca dan laporan laba/rugi.

i) Neraca

Perbedaan Neraca perusahaan pabrikasi dengan perusahaan jenis

lainnya terletak pada jenis Persediaan. Pada perusahaan perdagangan,

persediaan hanya terdiri dari persediaan barang dagangan,. Sedangkan

pada perusahaan pabrikasi, persediaan terdiri dari: (a) persediaan bahan;

(b) persediaan barang dalam proses; (c) persediaan barang jadi.

ii) Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi yang disusun perusahaan pabrikasi, sedikit

berbeda bila dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut


18

adalah pada perehituangan HPP (harga pokok penjualan). Pada perusahaan

pabrikasi, untuk mendapatkan HPP harus dicari Harga Pokok Produksi

terlebih dahulu.susunan laporan laba/rugi untuk pabrikasi sedikit lebih

panjang, kecuali bil perhitungan HPP disusun sebagai laporan pendukung.


BAB III
LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI


Bahan Baku:
Persd. bahan baku awal Rp. 4.245.000
Pembelian Rp. 18.635.000 +
Total BB Rp. 22.800.000
Persd. Bahan baku akhir (Rp. 50.000)
Pemakaian BBB Rp. 22.750.000
Tenaga Kerja:
BTKL Rp. 4.500.000
Biaya Overhead Pabrik:
Bahan Penolong Rp. 5.467.000
Listrik Rp. 450.000
Gas (produksi) Rp. 320.000 +
Total BOP Rp. 6.237.000 +
Jumlah biaya produksi Rp. 33.487.000
BDP:
Persd. BDP awal Rp. 2.287.800
Jumlah biaya produksi Rp. 33.487.00 +
Total BDP Rp. 35.774.800
Persd. BDP akhir (Rp. 5.237.200)
Harga Pokok Produksi Rp. 30.537.600

LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN

Harga pokok produksi Rp. 30.537.600


Persd. Produk jadi awal Rp. 6.245.000
+ Rp.
Persd. Produk jadi akhir 36.782.200
Harga pokok (Rp. Rp. 36.254.600
penjualan 528.000)

19
20

LAPORAN LABA/RUGI

Penjualan Rp. 52.500.000


Harga pokok penjualan (Rp.36.254.600)
Laba sebelum pajak Rp. 16.245.400
Biaya pemasaran (Rp. 2.890.000)
Laba bersih Rp. 13.355.400

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Modal awal Rp. 80.000.000


Laba Rp. 13.355.400
Prive Rp. 300.000 +
(Rp. 13.655.400)
Modal akhir Rp. 66.344.600

NERACA

AKTIVA
Kas Rp 54.793.600
Persediaan :
BBB Rp 50.000
BDP Rp 5.237.200
Barang Jadi Rp 528.000+
Rp 5.815.200
Perlengkapan Rp 5.735.800+

Total Aktiva Rp 66.344.600

LIABILITY & EKUITAS


Modal Rp 66.344.600
Total Lialibility & Ekuitas Rp 66.344.600
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kita selama menyusun dan mencari sumber

referensi makalah ini bahwa:

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang

dari bahan baku, bahan setengah jadi ssampai dengan barang jadi yang siap

untuk di jual. Setiap perusahaan manufaktur harus menghitung HPP (Harga

Pokok Penjualan) dengan cara BBB + BTKL + BOP. Setiap data laporan

keungan perusahaan manufaktur harus valid, akurat, dapat dipercaya dan ada

buktinya.

3.2 Saran

Dari segi kualitas itu cukup baik tetapi untuk pengembangan usaha

dapat dilakuakan dalam proses produksi dengan cara menambah sarana dan

prasarana serta tenaga produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi serta

adanya perhitungan untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan atau hal

lainnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ariel Wijaya, 2013, http://100hight.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-


perusahaan-manufaktur.html, (di akses 14 April 2015)

[2]HeriWahyudi Rahman,2013,
http://%20II/Tentangku...%20%20AKUNTANSI%20UNTUK%20PERUS
AHAAN%20MANUFAKTUR.html, ( Di akses 12 April 2015 )

[3]Wiwin yadiati dan Ilham wahyudi, 2010, Pengantar Akuntansi, Kencana


Prenada Meia Grup, Jakarta, hal, 1994

[4] Al. Haryono Jusup, 2005, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 2, Aditya Media,
Yogyakarta, hal 409

[5]HeriWahyudi Rahman,2013,
http://0II/Tentangku...%20%20AKUNTANSI%20UNTUK%20PERUSA
HAAN%20MANUFAKTUR.html, (di akses 12 april 2015)

[6] Ariel Wijaya, 2013, http://100hight.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-


perusahaan-manufaktur.html, (di akses 14 April 2015)

22

Anda mungkin juga menyukai