Anda di halaman 1dari 12

 Hak paten, hak cipta, merek dagang, dan

goodwill merupakan aset jangka panjang yang


berguna dalam kegiatan operasi perusahaan dan
tidak ditujukan untuk dijual.
 Aset- aset ini disebut aset takberwujud
(intangible assets) karena tidak memiliki bentuk
secara fisik.
Akuntansi untuk aset takberwujud mirip dengan
aset tetap. Isu utama adalah sebagai berikut.
 Menentukan biaya awal.
 Menentukan amortisasi (amortization), yang
mana jumlah biaya dipindahkan ke beban.
Amortisasi dihasilkan dari berjalannya waktu atau
penurunan manfaat aset takberwujud
 Hak paten adalah hak eksklusif untuk menghasilkan
dan menjual barang dengan satu keunikan atau lebih.
 Biaya awal dalam hak paten yang dibeli, mencakup
imbalan jasa hukum yang terkait, dan didebit ke akun
aset.
 Biaya ini dihapuskan, atau diamortisasi, selama
estimasi masa manfaat hak paten
 Masa manfaat hak paten dapat kurang dari sisa masa
hak paten secara hukum
 Metode garis lurus biasanya digunakan untuk
menentukan amortisasi hak paten
 Amortisasi dicatat dengan mendebit akun
beban dan mengkredit akun hak paten.
 Akun aset kontra terpisah biasanya tidak
digunakan dalam aset takberwujud
Asumsikan bahwa pada awal
tahun fiskal, perusahaan
mendapatkan hak paten senilai
Rp100.000.000. Meskipun hak
paten belum akan habis dalam
14 tahun, sisa masa manfaatnya
diperkirakan tinggal lima tahun.
 Hak cipta (copyright) adalah Hak eksklusif untuk
menerbitkan dan menjual karya tulis, materi artistik,
atau komposisi musikal.
 Biaya hak cipta meliputi seluruh biaya menciptakan
karya ditambah biaya administrasi atau hukum untuk
mendapatkan hak tersebut.
 Hak cipta yang dibeli dari pihak lain harus dicatat pada
harga pembeliannya. Hak cipta diamortisasi sepanjang
masa manfaatnya.
 Merek dagang (trademark) adalah nama, istilah, atau
simbol yang digunakan untuk mengenali suatu
perusahaan dan produknya. Kebanyakan perusahaan
mengidentifikasi merek dagangnya dengan tanda ®
dalam iklan dan produknya
 Goodwill mengacu pada aset takberwujud milik perusahaan yang
dihasilkan oleh faktor-faktor yang menguntungkan, seperti lokasi,
mutu produk, reputasi, dan keahlian manajerial.

 Goodwill memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan tingkat


pengembalian investasi yang sering kali melebihi tingkat normal.

 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia memperbolehkan


goodwill dicatat dalam akun hanya jika dapat ditentukan secara
objektif oleh suatu transaksi.

 Contoh transaksi yang dimaksud adalah pembelian perusahaan pada


harga di atas aset bersih ( aset – liabilitas) perusahaan yang
diperoleh. Kelebihannya dicatat sebagai goodwill dan dilaporkan
sebagai aset takberwujud.
 Goodwill tidak diamortisasi tetapi penurunan
 Asumsikan jika pada tanggal 31 Desember, PT
Mulia Sejahtera menentukan bahwa
Rp250.000.000 dari nilai goodwill yang
diperoleh dari membeli PT Jaya Abadi
diturunkan nilainya.

Anda mungkin juga menyukai