Anda di halaman 1dari 42

AKUNTANSI KEUANGAN

MENENGAH I
Kelompok 7
1. Assyifa Nadya Haifa 203030303180
2. Jane Vasthui zaneta Garang 203010303014
3. Muhammad Aldi Saputra 203010303011
4. Windi Fidiawaty 203030303198
Aset tetap dan properti
investasi
ASET TETAP
(Aset Berwujud)
● Definisi
● - Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedian barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
● - Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode
● Berdasarkan pengertiannya terdapat beberapa hal penting terkait aset tetap
- Aset tetap adalah aset berwujud
- Aset tetap mempunyai tujuan penggunaan khusus
- Aset tetap termasuk ke dalam termasuk aset tidak lancar
Contoh: Tanah, bangunan, peralatan, dan kendaraan yang digunakan entitas dalam kegiatan
operasionalnya dan bukan ditunjukan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan.
PENGAKUAN

01 03
02
Besar kemungkinan manfaat Biaya perolehan aset
ekonomis di masa depan dapat diukur secara andal
berkenaan dengan; aset tersebut akan
mengalir ke entitas
Pengukuran awal
Biaya perolehan aset meliputi:
o Harga perolehan
o Biaya yang dapat di distribusikan secara langsung.
Contoh :
- Biaya Imbalan kerja
- Biaya Penyiapan lahan untuk pabrik
- biaya penanganan dan penyerahan awal
- biaya perakitan dan instalasi
- Biaya pengujian aset
- Komisi profesional
o Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset.
Ada saat entitas membangun sendiri aset tetapnya. Untuk pendanaan pembangunan perusahaan dapat
memperoleh pinjaman. Dalam perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman diatur dalam PSAK 26: Biaya Pinjaman.
Yang mana biaya pinjaman dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, kontruksi, atau aset kualifikasian
adalah biaya dari biaya perolehan aset tersebut. Aset kualifikasian (qualifyng asset), aset yang membutuhkan suatu
periode waktu yang substansial agar siap untuk digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.
Beberapa kriteria aset kualifikasian, yaitu, persedian, pabrik manufaktur, fasilitas pembangkit listrik, aset tak
berwujud, properti investasi.

Awal tanggal kapitalisasi bunga pinjaman saat tanggal ketika pertama kali memenuhi semua kondisi berikut
1. Terjadinya pengeluaran aset
2. Terjadinya biaya pinjaman
3. Entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan aset untuk digunakan atau dijual sesuai
maksud tertentu
Biaya pinjaman dapat dikapitalisasi dari dua jenis sumber pinjaman, antara lain:
4. Dana yang secara spesifik untuk tujuan pembangunan aset tetap.
5. Dana secara umum yang digunakannya untuk tujuan pembangunan aset tetap
Pengukuran setelahnya
Setelah pengakuan awal entitas harus memilih model biaya sebagai kebijakan
akuntansinya. Model yang dipilih entitas harus diterapkan terhadap “seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama”. Kebijakan tersebut “tidak perlu diterapkan untuk semua
aset tetap yang dimiliki perusahaan”.

Model Biaya
Di dalam biaya setelah diakui sebagai aset maka suatu aset dicatat sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan rugi penurunan nilai aset.

Model revaluasi
Suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada
jumblah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal nilai revaluasi dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah
tanggal revaluasi.
Nilai residu, jumblah yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika aset tersebut
telah mencapai umur dan kondisi yang diharpkan pada akhir umur
manfaatnya
Beberapa alternatif metode penyusutan

Metode garis lurus

Metode saldo menurun

Metode jumblah unit


Metode penyusutan yang dipilih oleh entitas harus mencerminkan ekspektasi pole
konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset oleh entitas
● Penyusutan
Setiap bagian dari aset yang memiliki biaya
perolehan cukup signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus disusutkan secara
terpisah. Entitas harus mengestimasi nilai residu
dan umur manfaat untuk menentukan besaran
penyusutan tiap periode.
Umur manfaat

Suatu periode dimana aset diharapkan Jumblah produksi /unit serupa yang
akan digunakan oleh entitas diharapkan akan diperoleh dari aset
tersebut oleh entitas
Faktor-Faktor

Prakiraan daya pakai Keusangan teknis dan Pembatasan


penggunaan
keusangan komersial
Prakiraan tingkat
keausan fisik
Soal dan Pembahasan
● Misal
2.   Entitas membeli tanah, bangunan, dan mesin dengan total biaya Rp 1.600.000.000. Nilai wajar dari masing-
masing aset adalah
● Tanah Rp 700.000.00
● Bangunan 1.000.000.000.00
● Mesin 3.000.000.00
Total Rp 2.000.000.000.00

Total harga perolehan Rp 1.600.000.000


Tanah 700
Bangunan 1.000:
Mesin 300 :
_______________ Rp 1.600.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat pembelian:


Tanah
Bangunan
Mesin Rp
Kas Rp 1.600.000.000
Penghentian Pengakuan

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat :


1.dilepaska; atau
2. tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan
laba rugi komprehensif pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Berikut adalah contoh penghentian pengakuan aset tetap. PT Mara membeli mesin pada tanggal 1 juli
2012 dengan harga perolehan Rp400juta. Aset tersebut mempunyai umur manfaat 10 tahun dan nilai
sisa Rp80 juta. Pada tanggal 1 januari 2015, entitas menjual aset tersebut dengan harga Rp324 juta.
Penyusutan per tahun = (Rp400juta – Rp80juta)/ 10 tahun = Rp32juta.
Akumulasi penyusutan sampai tanggal 1 januari 2015 = Rp32juta x 2,5 tahun =
Rp80 juta
Nilai tercatat pada tanggal 1 januari 2015 = Rp400 juta – Rp80 juta = Rp320 juta
Keuntungan penjualan aset tetap = Rp324 juta – Rp320 juta = Rp4 juta
Ayat jurnal untuk mencatat penjualan mesin tersebut adalah sebagai berikut.

Kas Rp.324.000.000
Akumulasi penyusutan Rp.80.000.000
Mesin Rp400.000.000
Keuntungan dari penjualan Aset Tetap Rp4.000.000
Penurunan Nilai

Entitas harus melakukan review setiap akhir periode untuk menentukan apakah terjadi penurunan
nilai atas aset tetapnya. Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai. Entitas
mengacu ke PSAK 48 (Revisi 2013): Penurunan Nilai Aset. Menurut PSAK 48, suatu aset disebut
mengalami penurunan nilai jika nilai tercatatnya lebih besar dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable
amount). Bagaimana menentukan nilai terpulihkan? Nilai terpulihkan adalah nilai tertinggi diantara nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual (fair value less cost to sell) dan nilai pakai (value in use).
Nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu
aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak pihak yang mengerti dan berkehendak bebas
tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. Sedangkan nilai pakai adalah nilai kini dari taksiran arus
kas yang diharapkan akan diterima.
Sesuai ketentuan dalam PSAK 48, entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai pada setiap akhir periode pelaporan. Jika terdapat indikasi, maka entitas
harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Namun, jika tidak terdapat indikasi, maka entitas
tidak perlu mengestimasi jumlah terpulihkan.

Dalam mempertimbangkan ada tidaknya indikasi penurunan nilai atas aset tetap, maka entitas
harus mempertimbangkan dari sumber eksternal dan sumber internal. Informasi dari sumber-sumber
eksternal adalah sebagai berikut:

1.Selama periode tersebut , nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih dari yang diharapkan
sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal.
2. Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat entitas
beroperasi atau dipasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas, telah
terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat.
3. Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode
tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan memengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam
menghitung nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara material.
Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

Sedangkan informasi dari sumber-sumber internal dapat berupa sebagai berikut.

1. Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.


2. Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak
merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset digunakan atau Diharapkan akan
digunakan. Perubahan-perubahan ini termasuk dalam hal aset menjadi tidak digunakan rencana
untuk menghentikan atau restrukturisai operasi yang didalamnya suatu aset digunakan, rencana
untuk melepas aset sebelum tanggal yang diharapkan sebelumnya,dan penilaian ulang masa manfaat
aset dari tidak terbatas menjadi terbatas.
3.Terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih
buruk, atau akan lebih buruk , dari yang diharapkan.
Sebagai contoh, pada tanggal 31 Desember 2015, PT Mentawai menetapkan ada indikasi terjadi
penurunan nilai dari Bangunan yang dimiliki perusahaan. Nilai tercatat Bangunan tersebut adalah
Rp1,74 miliar, sedangkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (fair value less cost to sell)
dan nilai pakai (value in use) dari Bangunan tersebut masing-masing sebesar Rp1,65 miliar dan
Rp1,68 miliar. Nilai terpulihkan adalah Rp1,68 miliar,yang merupakan nilai tertinggi antara nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Nilai tercata sebesar Rp1,74 miliar lebih
tinggi dibandingkan nilai terpulihkan Rp1,68 miliar sehingga terdapat kerugian penurunan nilai
sebesar Rp60 juta.

Rugi Penurunan Nilai Rp60.000.000

Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Rp60.000.000


Penyajian
Aset tetap disajikan dilaporan posisi keuangan (laporan perubahan ekuitas) dibagian aset tidak lancar.
Contoh dari penyajian aset tetap tersebut dapat dilihat pada Laporan Keuangan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk. Dan Anak Perusahaan per 31 Desember 2010 dan 2009 berikut ini.

2010 Catatan/Notes 2009

Aset tidak lancar Non-Current assets


Aset tetap setelah Fixed assets, net of
dikurangi akumulasi accumulated depreciation
penyusutan dan and depletion of
deplesi sebesar Rp6.291.093.193
Rp6.291.093.193
(2009: Rp5.916.607.827) 7.662.560.326 2i, I3, I7 4.014.143.323 (2009: Rp5.916.607.827)
pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap, antara lain
1.Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
2.Metode penyusutan yang digunakan;
3.Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4.Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi
rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
5.Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan :
A. Penambahan
B. Aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam
kelompol yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai terssedia untuk
dijual sesuai dengan paragraf 45 atau pelepasan lainnya,
C .Akuisisi melalui kombinasi bisnis,
D.Peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31,39 dan 40
serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau di-jurnal pembalik secara langsung
pada ekuitas sesuai PSAK 48,
E. Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
sesuai PSAK 48,
F. Rugi penurunan nilai yang di-jurnal pembalik dalam laporan laba rugi
komprehensif sesuai PSAK 48, jika ada ,
G. Penyusutan,
H. Selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari
mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk
penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari
enitatas pelapor,dan
I. Perubahan lain.
Laporan keuangan juga mengungkapkan,antara lain :
1.Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang;
2.Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam pembangunan;
3.Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap; dan
4.Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau
dihentikan yang dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif, jika tidak diungkapkan secara
terpisah pada laporan laba rugi komprehensif.
Pemilihan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset adalah hal-hal yang memerlukan
pertimbangan. Oleh karena itu,pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi umur manfaat atau
tarif penyusutan memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan dalam me-review kebijakan
yang dipilih manajemen dan memungkinkan perbandingan dengan entitas lain. Untuk alasan yang
serupa, juga perlu diungkapkan:
a.Penyusutan,apakah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif atau diakui sebagai bagian dari
biaya perolehan aset lain,selama suatu periode; dan
b.Akumulasi penyusutan pada akhir periode.
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, Hal yang
harus diungkapkan antara lain :
o Tanggal efektif revaluasi; dalam suatu pasar aktif atau transaksi
o Apakah penilai independen pasar terakhir yang wajar atau diestimasi
dilibatkan; menggunakan teknik penilaian lainnya;
o Metode dan asumsi signifikan yang
digunakan dalam mengestimasi o Untuk setiap kelompok aset tetap,
nilai wajar aset; jumlah tercatat aset seandainya aset
o Penjelasan mengenai nilai wajar tersebut dicatat dengan model biaya;
aset yang ditentukan secara dan
langsung berdasarkan harga yang o Surplus revaluasi, yang menunjukkan
dapat diobservasi (observable perubahan selama periode dan
prices) pembatasan-pembatasan distribusi
kepada pemegang saham
Sesuai dengan PSAK 48, suatu entitas mengungkapkan informasi penurunan nilai aset tetap
sebagai tambahan informasi yang disyaratkan.

Informasi berikut relevan dengan kebutuhan pengguna laporan keuangan, sehingga entitas
juga dianjurkan melakukan pengungkapan atas :

Jumlah tercatat Jumlah tercatat Jumlah tercatat aset 4.Jika model biaya
aset tetap yang bruto dari setiap tetap yang dihentikan digunakan,nilai wajar aset
tidak dipakai aset tetap yang dari penggunaan aktif tetap apabila berbeda
sementara telah disusutkan dan tidak secara material dari
penuh dan masih diklasifikasikan sebagai jumlah tercatat
digunakan tersedia untuk dijual
Berikut adalah contoh dari pengungkapan aset tetap PT Semen Gresik (Persero)
Tbk dan anak Perusahaan diLaporan Keuangan 2010.
1. Aset tetap dan penyusutan
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
(kecuali tanah tidak disusutkan) dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan
termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi. Jika
memenuhi kriteria pengakuan. Biaya perolehan juga termasuk estimasi awal biaya
pembongkaran, dan pemindahan aset tetap, dan restorasi lokasi aset.
PROPERTI INVESTASI
Properti investasi (PSAK 13 Revisi 2010) adalah properti (tanah atau
bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduanya) yang dikuasai untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang/jasa untuk tujuan
admnistratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Berbeda dengan properti yang digunakan sendiri, yaitu properti yang


dikuasai untuk digunakan dalam produksi atau penyedian barang/jasa untuk
tujuan administrative (PSAK 13). Properti yang digunakan sendiri masih
diberlakukan sebagai asset tetap.
Berikut adalah beberapa contoh aset properti investasi.
1. Tanah yang dikuasai dalam jangka Panjang untuk kenaikan nilai dan bukan dijual untuk
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
2. Tanah yang dikuasai saat ini penggunaannya dimasa depan belum ditentukan.
3. Bangunan yang dimiliki oleh entitas dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau
lebih sewa operasi.
4. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui
satu atau lebih sewa operasi.

Bagaimana jika properti tersebut dapat terdiri dari (1)untuk menghasilkan rental atau kenaikan
nilai dan (2)bagian lain dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau untuk
menghasilkan barang/jasa untuk tujuan administratif?

Maka entitas harus mencatat harus menatat kedua bagian tersebut secara terpisah, yaitu
bagian pertama properti investasi dan bagian kedua aset tetap.
Namun, bila bagian tersebut tidak dapat dijual secara terpisah, maka klasifikasi properti tersebut
berdasarkan signifikansi. Misalka, bagian yang digunakan untuk produksi atau penyedaiaan
barang/jasa tidak signifikan, maka seluruh property tersebut diklasifikasikan sebagai properti
investasi.
PENGAKUAN
Biaya perolehan properti investasi harus
diakui sebagai asset jika dan hanya jika:

01 03
02
Besar kemungkinan manfaat Biaya perolehan aset
ekonomis di masa depan dapat diukur secara andal
berkenaan dengan; aset tersebut akan
mengalir ke entitas
Pengukuran awal
Properti investasi yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset harus
diukur sebesar biaya perolehannya.
Biaya perolehan aset meliputi:
o Harga pembelian
o Biaya yang dapat di distribusikan secara langsung.
Contoh :
- Biaya jasa hukum;
- Biaya pajak penjualan;
- Dan biaya transaksi lainnya.
Jika properti investasi diperoleh secra kredit dan pembayaran untuk asset
melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan antara total
pembayaran dengan nilai tunainya diakui sebagai beban bunga selama
periode kredit.
Properti investasi juga dapat diperoleh melalui pertukaran aset nonmoneter,
atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Jika properti investasi
diperoleh melalui pertukaran, maka perolehan diukur pada nilai wajar,
kecuali:
o Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
o Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur
secara andal.
Pengukuran Setelah Perolehan
Setelah pengakuan awal, entitas harus memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansinya.
Model yang dipilih entitas harus diterapkan pada seluruh properti investasinya.
Model Biaya
Sama seperti model biaya di asset tetap, yaitu dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Pengaturan untuk perhitungan
penyusutan juga sama dengan aeset tetap.
Model Nilai Wajar
Harus diterapkan untuk seluruh properti investasi, bukan hanya untuk kelompok tertentu saja.
Selisih yang timbul dari penyesuaian ke nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif dan tidak melakukan perhitungan penyusutan apabila entitas memilih model ini.
Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih model ini mengukur seluruh properti investasi
berdasarkan nilai wajar. Apabila hak atas properti yang dimiliki melalui sewa operasi
diklasifikasikan sebagai properti investasi, maka entitas tidak mempunyai pilihan, harus
menerapkan nilai wajar.
Penghentian Pengakuan
• Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi
tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa
depan. Pelepasan properti investasi dapat dilakukan dengan cara dijual atau disewakan secara
sewa pembiayaan.
• Laba atau rugi yang timbul dari pelepasan properti investasi merupakan selisih antara hasil neto
dari pelepasan dengan jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
dalam periode terjadinya penghentian. Kecuali apabila pelepasan properti investasi dilakukan
melalui jual-sewa balik, maka pengakuan keuntungan atau kerugian yang timbul mengikuti PSAK
30 Sewa.
• Sama seperti pelepasan aset tetap, jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan maka
imbalan yang diterima pada awalnya diakui sebesar setara harga tunai dan selisih antara jumlah
nominal dari imbalan dan nilai yang setara dengan harga tunai diakui sebagai pendapatan bunga.
Transfer
Apabila tujuan dari penggunaan aset mengalami perubahan maka perlu dilakukan
transfer klasifikasi. Transfer ke atau dari properti investasi dilakukan jika, dan
hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukan sebagai berikut :
Dimulainya penggunaan oleh pemilik. Maka perlu ditransferdari properti  investasi
menjadi properti yang digunakan sendiri.
Dimulainya pengembangan untuk dijual. Dala hal ini terjadi perubahan dari properti
investasi menjadi persediaan.
Berakhirnya pemakaian oleh pemilik dan aset tersebut digunakan untuk tujuan rental
atau kenaikan nilai atau keduanya. Perubahan ini menyebabkan transfer dari
properti yang digunakan sendiri menjadi proprti investasi.
Dimulainya sewa operasi ke pihak lain dari sebelumnya digunakan untuk dijual,maka
ditransfer dari persediaan menjadi properti investasi.
Berakhirnya pembangunan atau pengembangan dan akan digunakan untuk tujuan
properti investasi. Untuk kasus ini ditransfer dari properti yang sedang dibangun
atau dikembangkan ( dicakup di PSAK 16) menjadi properti investasi.
Penyajian
Properti investasi disajikan bagian dari aset
tidak lancar didalam laporan posisi
keuangan (neraca). Berikut adalah ilustrasi
penyajian properti investasi di laporkan
posisi keuangan (neraca) PT Semen Gresik
Tbk. Dan anak perusahaan per31
Desember 2010 dan 2009.

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik.
Pengungkapan
Entitas mengungkapan antara lain sebagai berikut.
1. Apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya.
2. Jika menerapakan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas
properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai
properti investasi.
3. Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan,kriteria yang digunakan untuk membedakan
properti  investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang
dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
4. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti
investasi, yang mencakup pernyataan apakah penentuan nilai wajar tersebut didukung
oleh bukti pasar atau lebih banyak berdasarkan faktor lain (yang harus diungkapkan oleh
entitas tersebut) karena sifat propert tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat
diperbandingkan.
5. Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau
diungkapkan dalam laporan keuangan) didasarkan atas penilaian oleh penilai
independen yang diakui dan memiliki kualifikasi professional yang relevan
serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori properti investasi
yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus
diungkapkan.
6. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komperhensif untuk:
a. penghasilan rental dari properti investasi.
b. beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul
dari properti investasi yang menghasilkan pendapatkan rental selama periode
tersebut;
c. beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul
dari properti investasi yang tidak menghasilkan pendapatkan rental selama
periode tersebut; dan
d. perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif atas penjualan properti investasi dari sekelompok aset yang
mana model biaya digunakan ke kelompok yang menggunakan model nilai
wajar.
7. Eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisai dari properti investasi atau
pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan.
8. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti
investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
Pengungkapan pada Model Nilai Wajar
Entitas yang menerapkan model nilai wajar juga harus mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah
tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode,yang menunjukkan hal-hal berikut :
● Penambahan,pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisi
dan    penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan yang di akui dalam jumlah
tercatat asset
● Penambahan yang dihasilkan dari akuisi melalui penggabungan usaha
● Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok asset yang
akan dilepaskan yang akan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan pelepasan lain
● Laba atau rugi netto dari penyesuaian terhadap nilai wajar
● Perbedaan nila tukar netto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan dari mata uang
fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda,termasuk penjabaran dari kegiatan usaha
luar negeri menjadi mata uang penyajian dari entitas pelapor
● Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri
● Perubahan lain
Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara signifikan
untuk tujuan pelaporan keuangan ,misalnya untuk menghindari penghitungan
ganda atau asset atau kewajiban yang diakui sebagai asset dan kewajiban
terpisah,maka entitas tersebut mengungkapkan rekonsiliasi anatara penilaian
tersebuat dan penilaian yang telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan
keuangan,dengan menunjukkan cara terpisah jumlah agregat dari pengakuan
kewajiban sewa yang telah  ditambahakan kembali,dan penyesuaian signifikan
lain.
Dalam kasus-kasus entitas tidak dapat menetukan nilai wajar secara andal,jika
suatu entitas mengukur properti investasi dengan menggunakan model biaya
sesuai dengan PSAK 16, rekonsiliasi yang disyaratkan harus mengungkapkan
jumlah yang terkait dg properti investasi tsb secara terpisah dari jumlah yang
terkait dg properti investasi lainnya.
Sebagai tambahan entitas mengungkapkan:
Uraian mengenai properti investasi tersebut
Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan
secara andal
Apabila mungkin ,kisaran estimasi dmana nilai wajar
kemungkinan besar berada
Untuk pelepasan properti investasi yang tidak dicatat
dengan nilai wajar:
a. Fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan
properti investasi yang tidak dicatat dengan nilai
wajar;
b. Jumlah tercatat properti investasi pada saat dijual;
dan
c. Jumlah laba atau rugi yang diakui.
Pengungkapan Pada Model Biaya
Entitas yang menerapkan model biaya juga harus
mengungkapkan :
 Metode penyusunan yang digunakan;
 Masa manfaat atau tarif penyusutan yang
digunakan;
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
(agregat dengan akumulasi rugi penurunan
niali ) pada awal dan akhir periode;
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang
menunjukkan :
 Penambahan, pengungkapan terpisah untuk menambahkan yang dihasilkan dari akuisisi
dan penambahan pengeluaran setelah perolehan yang diakui sebagai aset;
 Penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
 Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok
yang akan dilepaskan yang diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual yang dinilai dengan
jumlah tercatat atau nilai jual dikurangi beban penjualan, mana yang lebih rendah dan
pelepasan lain;
 Penyusutan;
 Jumlah dan rugi penurunan nilai yang diakui,dan jumlah pemulihan rugi penurunan
nilai,selama satu periode sesuai PSAK 48 penurunan Nilai Aset;
 Perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan dari mata
uang fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda, termasuk penjabaran dari
kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang penyajian dari entitas pelaporan;
 Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
 Perubahan lain.
5. Nilai wajar properti investasi.
Jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar properti investasi secara andal, entitas
mengungkapkan :
 Uraian properti investasi;
 Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal; dan
 Apabila mengkin, kisaran estimasi di mana nilai wajar kemungkinan besar berada.
THANK
YOU!!!

Anda mungkin juga menyukai