Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

SISTEM DAN AKUMULASI BIAYA


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Akuntanis Biaya)
(Dosen Pengampu: Tubagus Firman Hudiya Erawan, SE, MM)

Disusun oleh Kelompok 1:


1. Atika Razma (3202221018)
2. Hana Yuliyanti (3202221027)
3. Nurfadillah (3202221030)
4. Iis Marlina (3202221047)
5. M. Geri Wijaya (3201221012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem dan
Akumulasi Biaya” tugas Bapak Tubagus Firman Hudiya Erawan dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Tubagus Firman Hudiya
Erawan pada mata kuliah “Akuntanis Biaya” di Universitas Banten Jaya. Selain
itu juga kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
semuanya tentang “Sistem dan Akumulasi Biaya”. Kami mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Tubagus Firman Hudiya Erawan selaku
dosen “Akutansi Biaya”. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Serang, 13 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

2.1 Sistem Biaya...................................................................................................4

2.1.1 Penggolongan Biaya................................................................................5

2.1.2 Biaya Produksi.........................................................................................5

2.1.3 Komponen Biaya Produksi......................................................................6

2.2 Akumulasi Biaya............................................................................................6

2.3 Penentuan Harga Pokok.................................................................................7

2.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi.....................................................7

2.5 Proses Produksi..............................................................................................9

2.6 Aliran Biaya Dalam Proses produksi.............................................................9

2.7 Siklus Akuntansi Biaya................................................................................10

2.8 Dasar Jurnal Pada Siklus Akuntansi Biaya..................................................12

2.9 Laporan Hasil Biaya.....................................................................................17

2.9.1 Persediaan Pada Perusahaan Pabrikasi..................................................17

2.9.2 Laporan Harga Pokok Produksi dan Lpaoran Harga Pokok penjualan. 18

iii
2.9.3 Susunan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Serta Penyajian
dalam Laporan Laba/Rugi..............................................................................18

BAB III PENUTUP...............................................................................................23

3.1 Kesimpulan...................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan tentunya memiliki arah sebagai tujuan. Baik itu yang
bertujuan mencari laba (profit) maupun yang tidak bertujuan mencari laba (non
profit). Mencari Laba berarti bagaimana perusahaan dapat mengelola sistem
sumber income (masukan) yang berupa sumber ekonomis untuk menghasilkan
keluaran (out put). Untuk memantau kinerja baik atau sehat tidaknya sebuah
perusahaan. Perusahaan harus menghitung dan memperhatikan sumber proses
keluaran, dengan melihat nilai ekonomis yang lebih tinggi dari nilai masukannya.
Nilai ekonomis yang diharapkan ini dapat berupa laba atau sisa hasil usaha, yang
bermanfaat untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Mengetahui informasi tentang biaya yang tepat dan benar adalah bagian dari
sebuah strategi bagi perusahaan. Perusahaan harus mau untuk memantau apakah
proses perencanaan dan pengendalian terhadap sumber ekonomis baik yang telah
dikeluarkan maupun sumber ekonomis yang akan dihasilkan telah sesuai dengan
target dan strategi perusahaan.tenaga kerja penuh (full absorption cost). Buku
besar umum dari suatu perusahaan manufaktur berisi perkiraan perkiraan yang
sama dengan yang biasa ditemukan dalam buku besar umum lainnya, diantaranya
bahan baku, beban gaji, pengendalian overhead, barang dalam proses, barang jadi,
dan harga pokok penjualan. Akun-akun tersebut digunakan untuk mengatur dan
mengukur aliran biaya dari perolehan bahan baku, melalui operasi pabrik, sampai
ke harga pokok penjualan. Akun-akun biaya adalah perlunasan dari akun-akun
buku besar dan berhubungan dengan akun buku besar.

Sistem perdagangan bebas dalam lingkungan bisnis diwarnai dengan


persaingan yang tajam yang mengharuskan setiap pelaku bisnis harus cermat
dalam menghadapi setiap persaingan yang terjadi antara produk-produk dari
dalam negeri maupun dari luar negeri. Dalam menghadapi persaingan bisnis suatu
perusahaan dituntut untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai laba secara
optimal, salah satu cara untuk dapat bersaing dengan produk- produk dalam negeri

v
maupun luar negeri adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk
yang bermutu tinggi dengan tingkat harga jual yang tetap sesuai.

Akumulasi biaya produksi merupakan faktor produksi yang sangat penting


dalam menetapkan harga jual produk yang akan dipasarkan, karena biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan pertu dikelompokkan atau digolongkan secara
baik dan tepat untuk mengetahui berapa harga jual yang akan ditetapkan oleh
perusahaan agar memperoleh laba yang diinginkan, jika perusahaan dapat
berproduksi pada tingkat biaya yang lebih rendah dari pesaing, maka perusahaan
tersebut dapat menjual produknya pada harga yang lebih rendah dibandingkan
dengan pesaing nya. Dengan tingkat harga jual yang lebih rendah, maka penjualan
akan meningkat dan target penjualan perusahaan akan tercapai.

Supaya dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu mencapai target
penjualan, maka perlu adanya akumulasi biaya produksi yang dikeluarkan secara
tepat. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut perusahaan harus dapat mengelola
faktor-faktor produksi secara baik dan tepat sehingga dalam melaksanakan
produksinya perusahaan dapat mengetahui biaya-biaya apa saja yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan dalam menghasilkan barang jadi.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Sistem Biaya?
2. Apa yang dimaksud Akumulasi Biaya?
3. Apa yang dimaksud Penentuan Harga Pokok?
4. Bagaimana Penentuan Metode Harga Pokok?
5. Apa ayng dimaksud Proses Produksi?
6. Bagaimana Aliran Biaya Dalam proses Produksi?
7. Apa Saja Siklus akuntansi Biaya?
8. Bagaimana Dasar Jurnal Pada Siklus Akuntansi Biaya?
9. Bagaimana Laporan Hasil Biaya?

I.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan mengenai Sistem Biaya

vi
2. Menjelaskan mengenai Akumulasi Biaya
3. Menjelaskan mengenai Penentuan Harga Pokok
4. Memaparkan Penentuan Metode Harga Pokok
5. Menjelaskan Proses Produksi
6. Memaparkan Aliran Biaya Dalam Proses Produksi
7. Memaparkan Siklus Akuntansi Biaya
8. Memaparkan Dasar Jurnal Pada Siklus akuntansi Biaya
9. Memaparkan Laporan Hasil Biaya

vii
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Sistem Biaya
Witjaksono (2006) menyatakan, biaya (cost) adalah suatu pengorbanan sumber
daya untuk mencapai suatu tujuan.

Supriyono (2011), biaya (expenses) adalah harga perolehan yang dikorbankan


atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan
dipakai sebagai pengurang penghasilan.

Mulyadi (2003), mengemukan bahwa definisi biaya adalah kos sumber daya
yang telah atau akan dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu.Horngren,

Srikant, Foster (2006) mengemukakan biaya (cost) sebagai sumber daya yang
dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu.

Carter (2009:2), biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan yang
dikeluarkan untuk menjamin memperoleh manfaat.

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah harga perolehan dari
suatu pengorbanan atas sumber-sumber ekonomi baik barang atau jasa untuk
mendapat sesuatu yang merupakan tujuan yaitu pendapatan atau penghasilan baik
di masa kini atau masa mendatang.

Sistem Biaya adalah organisasi dari formulir, catatan dan laporan yang
terkoordinasi yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan
informasi biaya bagi manajemen. Dalam Akuntansi biaya sistem yang dapat
digunakan untuk mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi dapat
dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu:

1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historis)


Sistem biaya sesungguhnya atau sistem biaya aktual adalah suatu sistem
dalam pembebanan harga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat
biaya tesebut sudah terjadi atau biaya yang sesungguhnya dinikmati.
Penyajian hasil baru akan dilakukan apabila semua operasi sudah selesai

viii
pada periode akuntansi yang bersangkutan. Informasi biaya dikumpulkan
pada saat biaya terjadi, tetapi biaya penyajian hasilnya ditunda sampai
semua operasi produksi untuk periode akuntansi tersebut telah selesai
dilakukan, atau dalam bisnis jasa, semua jasa dalam periode tersebut telah
diserahkan.
2. Sistem Biaya Ditentukan Dimuka
Sistem biaya ditentukan dimuka adalah suatu sistem dalam pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa dihasilkan sebesar
harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau jasa
dikerjakan. Pada akhir periode Akuntansi kedua sistem biaya ini dicatat
dan kemudian dibandingkan sehingga terlihat adanya varians antara biaya
yang sesungguh-nya terjadi dengan biaya yang ditentukan dimuka.
Varians tersebut yang timbul adalah varians lebih (over applied) dan
varians kurang (tinder applied).

II.1.1 Penggolongan Biaya


Biaya digolongkan menjadi objek pengeluaran, fungsi pokok dalam
perusahaan, hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, dan jangka waktu
manfaatnya.

II.1.2 Biaya Produksi


Dalam akuntansi biaya. umumnya penggolongan biaya ditentukan atas
dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Mulyadi
(2005:13), menggolongkan biaya menurut obyek pengeluaran, fungsi pokok
perusahaan, hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, perilaku dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, serta atas dasar jangka
waktu manfaatnya. Klasifikasi biaya apabila dikaitkan dengan dapat tidaknya
dikendalikan, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu. biaya terkendali
dan biaya tak terkendali. Biaya terkendali adalah biaya dimana manajer dapat
mempengaruhi ada tidaknya dan besar kecilnya biaya tersebut. Sedangkan
biaya tak terkendali, merupakan biaya dimana manajer tidak dapat
mempengaruhi suatu biaya melalui kebijakannya. Dengan adanya

ix
pengalokasian biaya. produk yang dihasilkan mencerminkan total biaya
produksi secara keseluruhan. Apabila alokasi dapat dilakukan secara tepat,
maka penghitungan harga pokok produksi juga dapat dilakukan dengan tepat,
sehingga dapat digunakan untuk analisa profitabilitas dan mempermudah
dalam pengambilan keputusan.

II.1.3 Komponen Biaya Produksi


Terdapat tiga komponen dalam biaya produksi yaitu biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
 Bahan baku langsung yang meliputi : biaya pembelian bahan, potongan
pembelian, biaya angkut pembelian, biaya penyimpanan, dan lain-lain.
 Tenaga kerja langsung yang meliputi semua biaya upah karyawan yang
terlibat secara langsung dalam proses pembuatan bahan baku menjadi
barang jadi atau barang yang siap dijual.
 Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya-biaya diluar dari biaya
perolehan biaya bahan baku langsung dan upah langsung

II.2 Akumulasi Biaya


William K. Carter menjelaskan: "Akumulasi biaya adalah perhitungan atau
kalkulasi biaya yang menggunakan metode pesanan (job order costing) dan
metode proses (process costing). Akumulasi biaya berdasarkan proses yaitu biaya
yang diakumulasikan berdasarkan proses produksi, metode ini digunakan apabila
semua unit yang dikerjakan dalam suatu departemen bersifat seragam.
Perhitungan biaya dengan metode ini, yaitu dengan cara mengakumulasikan
semua biaya dalam periode waktu tertentu kemudian membagi biaya tersebut
dengan jumlah barang yang dihasilkan, sehingga tujuan dari akumulasi biaya
dengan metode proses adalah untuk menentukan jumlah biaya dari perunit barang
yang diproduksi dalam suatu periode.

a. Akumulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)


Akumulasi biaya pesanan adalah suatu metode yang digunakan dalam
pengumpulan harga pokok suatu produk dimana biaya dikumpulkan untuk
setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau

x
kontrak dapat dipisah sesuai identitasnya. Akumulasi biaya pesanan ini dapat
diterapkan pada perusahaan yang menggunakan proses produksi secara
terputus-putus seperti; pekerjaan kontruksi, bengkel, percetakan, catering
makanan, meubel dan lain sebagainya.
b. Akumulasi Biaya Proses (Process Costing)
kumulasi biaya proses adalah suatu metode dalam pengumpulan harga pokok
produk dengan mengumpulkan biaya untuk setiap satuan waktu tertentu.
Akumulasi biaya proses ini dapat diterapkan pada perusahaan menggunakan
proses produksi terus menerus, seperti; perusahaan perakitan mobil, obat-
obatan, perusahaan penerbangan, rumah sakit dan lain sebagainya. Sistem
biaya sesungguhnya dan sistem biaya ditentukan di muka dapat digunakan
dalam pengumpulan biaya pesanan dan pengumpulan biaya proses.

II.3 Penentuan Harga Pokok


Harga Pokok Produksi menurut, Winwin dan Ilham (2008) harga pokok
produksi yaitu biaya barang yang telah diselesaikan selama satu periode.

Haryono (2005),menyatakan bahwa harga pokok produksi adalah biaya


untuk menghasilkan produk pada perusahaan manufaktur.

Hansen dan Mowen (2004:48) harga pokok produks adalah mewakili


jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu.

Ketepatan penentuan harga pokok produksi sangat penting bagi perusahaan


karena ketetapan menentukan harga pokok produksi mempengaruhi ketetapan
harga jual. harga pokok produksi yang bagus adalah harga pokok produksi yang
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.Dalam penentuan harga pokok
produksi tersebut dapat digunakan dua cara yaitu: Metode Full Costing (Kalkulasi
Biaya penuh) dan Metode Variable costing (kalkulasi biaya variabel).

II.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Mulyadi (2010:17) menyatakan bahwa metode penentuan harga pokok
produksi adalah cara perhitungan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok

xi
produksi. Dalam memperhitungkan unur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.

a. Metode Full Costing


Menurut Mulyadi (2016:17), metode full costing adalah metode penentuan
harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke
dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun
bersifat tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead
pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan
melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan
baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk
selesai tersebut tidak dijual. Harga pokok produksi menurut metode full
costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Biaya overhead pabrik variable xxx
Harga pokok produksi xxx
b. Metode Variabel Costing

Menurut Mulyadi (2016:18), metode variable costing adalah metode penentuan


harga pokok produksi yang memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku
variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok
produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur-unsur biaya
produksi sebagai berikut:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variable xxx

xii
Harga pokok produksi xxx

II.5 Proses Produksi


Proses Produksi adalah proses pengolahan input menjadi output. Input yang
dimaksud adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik yang diproses menjadi produk selesai. Dalam perusahaan pabrikasi proses
produksi dapat dilakukan melalui dua cara:

1. Satu Tahapan Proses Produksi


2. Beberapa Tahapan Proses Produksi.

II.6 Aliran Biaya Dalam Proses produksi


Siklus akuntansi biaya tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi keuangan,
hanya saja pada siklus akuntansi biaya berhubungan dengan proses produksi yang
terjadi yang dimulai dari awal sampai berakhirnya suatu proses produksi tersebut.
Semua aliran biaya yang terjadi diperhitungkan tanpa memperhatikan adanya
perilaku biaya yang bersifat tetap dan variabel.Perhitungan biaya diasumsikan
dengan menggunakan metode kalkulasi biaya penuh.Aliran biaya tersebut dapat
dilihat pada Gambar:

Aliran biaya proses pabrikasi diawali dengan pembelian bahan baku yang
kemudian disimpan dalam bentuk persediaan. Persediaan bahan baku diminta
untuk dimasukkan dalam proses produksi akan membentuk Produk dalam proses
ditambah dengan pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

xiii
Barang dalam proses dimasukkan ke dalam proses produksi akan membentuk
harga pokok produk jadi atau produk selesai. Selanjutnya produk jadi yang belum
terjual akan membentuk persediaan produk jadi, sedangkan yang sudah terjual
akan membentuk harga pokok penjualan.

II.7 Siklus Akuntansi Biaya


Siklus Akuntansi Biaya dimulai:

1. Penentuan harga pokok yang dibeli dan harga pokok bahan yang dipakai
dalam produksi
2. Penentuan biaya tenaga kerja langsung
3. Penentuan biaya overhead pabrik
4. Kemudian dari ketiga biaya tersebut dapat digunakan untuk menentukan
biaya produksi yang selanjutnya dapat menentukan harga pokok produk
selesai.

Siklus Pembuatan Produk dan Siklus Akuntansi Biaya


Siklus pembuatan produk dimulai dengan pembelian dan penyimpanan bahan
baku yang kemudian dimasukkan ke dalam proses menjadi produk dalam proses.
Produk dalam proses dimasukkan lagi untuk diolah dan diproses menjadi produk
selesai. Produk selesai tersebut kemudian disimpan digudang sebelum dijual atau
dipasarkan ke tangan konsumen. Produk selesai yang belum terjual akan menjadi
persediaan produk selesai. Siklus akuntansi biaya dimulai dari pembelian bahan
dan penentuan harga pokok bahan yang dibeli, kemudian dihitung berapa harga
pokok bahan yang digunakan. Selanjutnya bahan yang digunakan bersama tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik dikumpulkan akan membentuk biaya
produksi. Biaya produksi yang digunakan dalam periode waktu tersebut akan
membentuk harga pokok produksi. Harga pokok produksi akan sama dengan
biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses. Setelah biaya
produksi dikumpulkan dihitung harga pokok produksi dan berikutnya ditentukan
harga pokok produk selesai.

xiv
Gambar: Siklus Pembuatan Produk dan Siklus Akuntansi Biaya

Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening


Dalam aliran biaya pabrikasi tersebut dapat dilihat bahwa akun buku besar
untuk biaya pabrikasi yang digunakan adalah akun bahan baku, beban gaji dan
akun pengendali overhead, produk dalam proses, produk selesai dan harga pokok
penjualan. Tahapan siklus akuntansi melalui akun bentuk T dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Membuka rekening perkiraan persediaan bahan baku, beban gaji (untuk
mencatat tenaga kerja langsung) dan BOP pengendali disebclah debit.
2. Bahan baku, tenaga kerja langsung dan BOP dimasukkan ke dalam proses
dan dipindahkan ke sebelah kredit kemudian membuka rekening produk
dalam proses yang diletakkan disebelah debit.
3. Produk dalam proses diproses dan dipindahkan ke sebelah kredit dan
kemudian membuka rekening perkiraan produks selesai yang diletakkan
disebelah debit.
4. Produk selesai dijual akan membentuk harga pokok penjualan, sehingga
produk selesai berpindah kesebelah kredit dan mendebitkan rekening
harga pokok penjualan.

xv
Gambar: Siklus Akuntansi Biaya Dalam Rekening

II.8 Dasar Jurnal Pada Siklus Akuntansi Biaya


Dasar jurnal pada siklus akuntansi biaya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Jurnal Bahan Baku Langsung dan Bahan Penolong


a. Pencatatan pembelian bahan baku

Keterangan Debit Kredit


Bahan Baku xxx
Hutang xxx
(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku
secara kredit)
Bahan Baku xxx
Kas xxx
(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku
secara tunai)

b. Pencatatan Pembelian Bahan Penolong

Keterangan Debit Kredit

xvi
Bahan Peolong xxx
Hutang xxx
(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan
penolong secara kredit)
Bahan Penolog xxx
Kas xxx
(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan
penolong secara tunai)

c. Jurnal Gabungan

Keterangan Debit Kredit


Bahan xxx
Hutang xxx
(Jurnal untuk mencatat bahan baku dan bahan
penolon secara kredit)
Bahan xxx
Kas xxx
(Jurnal untuk pembelian bahan baku dan
bahan penolng secara tunai)

d. Jurnal Pemakaian Bahan Baku

Keterangan Debit Kredit


Produk dalam proses bahan baku xxx
Persediaan Bahan Baku xxx
(Jurnal untuk mencatat Pemakaian bahan
baku)

e. Jurnal Pemakaian Bahan Penolong

xvii
Keterangan Debit Kredit
BOP Pengendali xxx
Bahan Penolong xxx
(Jurnal untuk mencatat Pemakaian bahan
penolong)

2. Jurnal Tenaga Kerja Langsung


a. Jurnal Pencatatan Tenaga Kerja Terutang oleh Perusahaan
Beban gaji dan upah xxx
Gaji dan Upah terutang xxx
(Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang belum dibayar oleh
perusahaan atau gaji yang masih tertuang).
b. Pencatatan Distribusi Biaya Tenaga Kerja
PDP – TKL xxx
BOP pengendali xxx
Beban pemasaran xxx
Beban Adm xxx
Beban gaji dan upah xxx
(Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik sesungguhnya dan biaya lain).
3. Jurnal Biaya Overhead Pabrik
a. Pencatatan pemakaian BOP
PDP – BOP xxx
Bahan penolong xxx
Tenaga kerja tidak langsung xxx
Biaya penyusutan xxx
BOP lain-lain xxx
(Jurnal untuk mencatat pemakaian biaya overhead pabrik).
b. Jurnal Biaya Overhead Sesungguhny
BOP Pengendali xxx
Akumulasi penyusutan mesin xxx

xviii
Asuransi biaya dimuka xxx
Kas xxx
c. Jurnal Menutup BOP dibebankan ke rekening BOP Sesungguhnya
BOP dibebankan xxx
BOP Pengendali xxx
4. Jurnal Harga Pokok produk Selesai
Produk selesai xxx
PDP – BB xxx
PDP – TKL xxx
PDP-BOP xxx
(Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai yang dipindahkan
ke gudang).
5. Jurnal Harga Pokok Produk Dalam Proses
Persediaan PDP xxx
PDP – BBL xxx
PDP – TKL xxx
PDP – BOY xxx
(Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses).
6. Jurnal Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan xxx
Produk selesai xxx
(Jurnal untuk mencatat produk selesai yang terjual).
7. Jurnal Penjualan
a. Pencatatan Penjualan Tunai
Kas xxx
Penjualan xxx
(Mencatat penjualan produk selesai secara tunai).
b. Pencatatan Penjualan Kredit
Piutang xxx
Penjualan xxx
(Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara kredit).

xix
Catatan:
PDP = produk dalam proses TKL = tenaga kerja langsung
BBL = bahan baku langsung BOP = biaya overhead pabrik

Contoh Soal:
PT. Kreatif Ananda pada tahun 2006 mengeluarkan biaya tenaga kerja
langsung sebesar Rp. 100.000. Saldo perkiraan perusahaan awal dan akhir
sebagai berikut:

Keterangan Awal Akhir


Bahan Baku Rp. 34.000 Rp. 48.000
Produk Dalam Proses Rp. 24.000 Rp. 28.000
Produk Jadi Rp. 56.000 Rp. 90.000
HPP - Rp. 280.000
BOP - Rp. 50.000

Diminta: Buatlah arus dan biaya jurnal yang diperlukan


Penyelesaian:

1. Arus biaya pabrikan


Catatan:
Pembelian Rp. 182.000
Pemakaian bahan baku Rp. 168.000
Harga pokok produksi Rp. 314.0002
2. Jurnal yang diperlukan
a. Jurnal Pembebanan Biaya
PDP – Bahan Rp. 168.000
PDP -Tenaga kerja Rp. 100.000
PDP – BOP Rp. 50.000
Bahan Rp. 168.000
Beban Gaji dan Upah Rp. 100.000

xx
BOP Dibebankan Rp. 50.000
(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan, tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik menjadi produk dalam proses).
b. Jurnal persediaan Produk Selesai
Persediaan Produk Selesai Rp. 314.000
Persediaan Produk dalam Proses Rp. 314.000
(Jurnal untuk mencatat PDP Bahan, TKL dan BOP yang dimasukkan
ke dalam proses dan menjadi produk selesai).
c. Jurnal harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan Rp. 280.000
Produk selesai Rp. 280.000

II.9 Laporan Hasil Biaya


Laporan hasil biaya atau hasil operasi akan disusun dalam bentuk laporan
keuangan, Laporan Laba/Rugi, Laporan Neraca dan Laporan Arus Kas.
Penyusunan Neraca dan Laporan Arus Kas pada prinsipnya sama seperti yang
dipelajari dalam akuntansi keuangan perusahaan dagang maupun perusahaan jasa.
Perbedaan yang terlihat pada neraca perusahaan dagang dan perusahaan pabrikasi.
Perusahaan dagang hanya mempunyai satu persediaan yaitu persediaan barang
jadi, sedangkan pada perusahaan pabrikasi terdapat tiga, persediaan yaitu
persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses dan persediaan produk
selesai.

II.9.1 Persediaan Pada Perusahaan Pabrikasi


Pada perusahaan pabrikasi seperti telah dijelaskan di atas terdiri dari tiga
persediaan yaitu:

1. Persediaan bahan baku


Persediaan bahan baku adalah persediaan bahan yang belum
dimasukkan ke dalam proses dan masih tersimpan di dalam Gudang.
2. Persediaan produk dalam proses

xxi
Persediaan produk dalam proses adalah persediaan bahan baku, tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang belum selesai dan
tersimpan di dalam gudang pabrik.
3. Persediaan produk selesai
Persediaan produk selesai adalah produk dalam proses bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang sudah diproses
dan membentuk produk selesai belum terjual dan masih tersimpan
digudang pabrik.

II.9.2 Laporan Harga Pokok Produksi dan Lpaoran Harga Pokok penjualan
Perbedaan laporan Laba/Rugi perusahaan pabrikasi dan perusahaan dagang
dapat dilihat dari harga pokok penjualan. Pada perusahaan dagang harga pokok
penjualan terbentuk dengan menambahkan persediaan barang jadi awal dan
mengurangkan dengan barang jadi akhir, sedangkan pada perusahaan pabrikasi
dalam harga pokok penjualan akan dihitung harga pokok produksi.

a. Harga Pokok Produksi


Harga Pokok Produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan
produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periodc
waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi
apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.
b. Harga Pokok penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga pokok produk yang sudah terjual
dalam periode waktu berjalan yang diperoleh dengan menambahkan harga
pokok produksi dengan persediaan produk selesai awal dan persediaan
produk selesai akhir.

II.9.3 Susunan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Serta


Penyajian dalam Laporan Laba/Rugi
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa dalam penyajian laporan Laba/Rugi
perusahaan pabrikasi terdapat laporan harga pokok produksi dan harga pokok

xxii
penjualan yang akan dibandingkan dengan penjualan sehingga membentuk laba
kotor atau marjin kotor. Laba kotor kemudian dikurangkan dengan biaya operasi
atau biaya periode sehingga diperoleh laba operasi.Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada contoh berikut ini.

Contoh Soal:
PT. Bali Indah adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri mainan
anak-anak. Perusahaan merencanakan akan menyusun laporan Laba-Rugi dan
laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan secara terpisah. Berikut ini data
biaya yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk tahun 2011:

Penjualan Rp. 80.000.000

Pembelian bahan Rp. 14.000.000

Ongkos angkut pembelian Rp. 240.000

Retur dan potongan pembelian Rp. 720.000

Bahan penolong Rp. 2.000.000

Tenaga kerja langsung Rp. 18.000.000

Tenaga kerja tidak langsung Rp. 3.000.000

Listrik pabrik Rp. 500.000

Penyusutan mesin dan peralatan pabrik Rp. 640.000

Pajak bumi dan bangunan pabrik Rp. 400.000

Asuransi pabrik Rp. 480.000

BOP lain-lain Rp. 1.640.000

Pendapatan piutang Rp. 1.000.000

Beban bunga Rp. 1.200.000

Biaya pemasaran Rp. 10.000.000

xxiii
Biaya administrasi dan umum Rp. 6.000.000

Data persediaan awal dan akhir:

Keterangan Awal Akhir


Bahan Rp. 800.000 Rp. 600.000
Produk Dalam Proses Rp. 580.000 Rp. 700.000
Produk Selesai Rp. 840.000 Rp. 500.000

Diminta:

1. Susunlah Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan untuk tahun 2011.
2. Susunlah Laporan Laba/Rugi perusahaan untuk tahun 2011.

Penyelesaian:

1. Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan


PT. BALI INDAH
Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan
untuk Tahun berakhir 31 Desember 2011

Persediaan bahan awal Rp. 800.000

Pembelian bahan Rp. 14.000.000

Ongkos angkut pembelian Rp. 240.000+

Rp. 14.240.000

Retur dan potongan pembelian Rp. 720.000-

Pembelian hersih Rp. 13.520.000+

Bahan tersedia untuk dipakai Rp. 14.720.000

Kurang:

Bahan penolong Rp. 2.000.000

xxiv
Persediaan bahan akhir Rp. 600.000 +

Rp. 2.600.000 –

Bahan baku langsung digunakan Rp. 11.720.000

Tenaga kerja langsung Rp. 18.000.000

BOP:

 Bahan Penolong Rp. 2.000.000


 Tenaga kerja tidak langsung Rp. 3.000.000
 Listrik, pabrik Rp. 500.000
 Peny. mesin dan peral.pabrik Rp. 640.000
 Asuransi Rp. 400.000
 BOP lain-lain Rp. 1.640.000 +
 Total BOP Rp. 8.660.000 +
Biaya Produksi Rp. 38.380.000
Persediaan produk dalam proses awal Rp. 580.000 +
Rp. 38.960.000
Persediaan produk dalam proses akhir Rp. 700.000 –
Harga pokok produksi Rp. 38.260.000
Persediaan produk selesai awal Rp. 840.000 +
HPP tersedia untuk dijual Rp. 39.100.000
Persediaan produk selesai akhir Rp. 500.000 –
Harga Pokok Penjualan Rp. 38.600.000

2. Laporan Laba Rugi


PT. BALI INDAH
Laporan Laba Rugi
Periode berakhir 31 Desember 2011

Penjualan Rp. 80.000.000


HPP Rp. 38.600.000-

xxv
Laba Kotor Rp. 41.400.000

Beban Operasi:
 Beban pemasaran Rp. 10.000.000
 Beban administras Rp. 6.000.000 +
Total Beban Operasi Rp. 16.000.000 -
Laba Operasi Rp. 25.400.000
Pendapatan lain-lain:
 Pendapatan piutang Rp. 1.000.000+
Rp. 26.400.000

Beban lain-lain:
 Beban bunga Rp. 1.200.000 -

Laba bersih sebelum pajak Rp. 25.200.000


 Pajak 30% Rp. 7.560.000 –
Laba bersih setelah pajak Rp. 17.640.000

xxvi
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sistem Biaya adalah organisasi dari formulir, catatan dan laporan yang
terkoordinasi yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan
informasi biaya bagi manajemen. Dalam Akuntansi biaya sistem yang dapat
digunakan untuk mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi biaya
ke unit produksi dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu:

a. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historis)


b. Sistem Biaya Ditentukan Di muka (Biaya standar)

Penentuan harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada


suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara
memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya
produksi variabel saja. Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat digunakan
dua cara yaitu:

a. Metode Full Costing


b. Metode Variabel Costing

Akumulasi biaya adalah suatu cara untuk mengetahui berapa besar biaya yang
dikeluarkan untuk suatu produk dan jasa atau menyangkut suatu hal. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam akumulasi biaya, tetapi yang lazim
digunakan adalah dua metode sebagai berikut:

a. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historis)


b. Sistem Biaya Ditentukan Di muka (Biaya standar)

Siklus Akuntansi Biaya dimulai:

xxvii
1. Penentuan harga pokok yang dibeli dan harga pokok bahan yang dipakai
dalam produksi
2. Penentuan biaya tenaga kerja langsung
3. Penentuan biaya overhead pabrik
4. Kemudian dari ketiga biaya tersebut dapat digunakan untuk menentukan
biaya produksi yang selanjutnya dapat menentukan harga pokok produk
selesai.

xxviii
DAFTAR PUSTAKA
Suak, Alfriyano Kalvario Rivaldi. Jantje J. Tinangon. Jessy D.L Warongan.
(2022). Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Dan Perlakuan Produk
Sampingan Pada UD. SUMO. Jurnal EMBA Vol 5 No 2 Hal 807-816.
Universitas Sam Ratulangi. Manado.
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/lppmekososbudkum/article/view/
39725/36213

Purwanto, Eko. Sinta Sukma Watini. (2020). Analisis Harga Pokok Produksi
Menggunakan Metode Full Costing Dalam Penetapan Harga Jual (Studi
Kasus Usaha Regar Fruit). Journal Of Applied Managerial Vol 4 No 2 hal
248-253. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia.
https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JAMA/article/view/2402/1234

Utomo, Eko Narto. Muh Hasan. Risa Tria Amanda. (2020). Analisis Akumulasi
Biaya Proses Sebagai Penentu Target Laba Pada Ayi Collection. Balance
Vocation Accounting Journal Vol 4 No 2 Hal 105-119. Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
https://jurnal.umt.ac.id/index.php/bvaj/article/view/4143

Arifin, Ahmad. Fenina Adline Twince Tobing. Apriliani. (2015). Aplikasi


Akumulasi Biaya Pabrikasi Dengan Metode Proses Studi Kasus PT. Vitra
Graha Interia. Jurnal Sisfotek Global Vol 5 No 1.
https://www.journal.global.ac.id/index.php/sisfotek/article/view/68/70

Tutihermelinda. (2019). Job Order Costing: Metode & Implementasi. Jurnal


Ilmiah Raflesia Akuntansi Vol 5 No 2. Politeknik Rafleisa.
https://ejournal.polraf.ac.id/index.php/JIRA/article/view/34/42

xxix
Putra, Ayrton Senna Pratama. Hendra Setiawan. (2015). Analisis Penerapan
Akumulasi Biaya Sebagai Alat Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi
(Studi Kasus pada PT Mega Karya Mandiri). Accounting Symposium.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi kesatuan. Bogor, Indonesia.
https://www.researchgate.net/publication/329643115_ANALISIS_PENERA
PAN_METODE_AKUMULASI_BIAYA_SEBAGAI_ALAT_UNTUK_M
ENENTUKAN_HARGA_POKOK_PRODUKSI_Studi_kasus_pada_PT_M
ega_Karya_Mandiri

Lasena, Sitty rahmi. (2013). Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT.
Dimembe Nyiur Agripro. Jurnal EMBA Vol 1 No 3 Hal 558-663.
Universitas Sam Ratulangi. Manado.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1864

xxx

Anda mungkin juga menyukai