Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENENTUAN HARGA JUAL

ACCOUNTING MANAGEMENT

Dosen pembimbing :

Chaerudin SE.,MM,M.Si,Ph.D

Kelompok : pgnnnya klmpk brp nich :V

Fachren Fernanda .................................................................................(1810631020138)

Ayu Wulandari .....................................................................................(1810631020144)

Arya Ananda ........................................................................................(1810631020150)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah senantisa memberkati kami
dalam menyelesaikan laporan ini, sehingga kami bisa menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen, teman-teman, dan semua pihak yang telah
memberi bantuan dan dukungan kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan laporan ini
dan mengarahkan kami dalam membuat dan menyelesaikan laporan ini.
Kami membuat laporan ini, bertujuan untuk menjelaskan mengenai Harga Jual. Mulai
dari Harga Pokok Produksi sebagai dasar penentuan Harga Jual, Pengertian Harga
Jual, Implementasi Harga.
Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan pembuatan makalah selanjutnya.

Karawang, 17 Februari 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................5
1.3 Manfaat..........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Harga Jual....................................................................................................................6
2.2 Tujuan Penentuan Harga Jual.........................................................................................................6
2.3Faktor yang mempengaruhi Penentuan Harga Jual.........................................................................7
2.4Metode Penentuan Harga Jual.........................................................................................................9
2.5Strategi Penentuan Harga Jual......................................................................................................14
2.6 Contoh Penetuan Harga Jual........................................................................................................17
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia bisnis di  Indonesia saat ini sangatlah pesat dan menyebabkan
persaingan yang sangat ketat antar perusahaan, dengan kondisi ini  perusahaan harus berusaha
mengikuti perkembangan agar dapat mempertahankan  Penentuan harga pokok produksi
merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah
untuk menetukan harga jual produk serta penentuan harga pokok persedian produk jadi dan
produk  dalam proses yang akan disajikan dalam neraca.

Perhitungan harga pokok dilakukan dengan menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi,
sedangkan harga pokok produksi per unit ditentukan dengan membagi seluruh total biaya
produksi dengan volume  produksi yang dihasilkan atau yang  diharapkan akan dihasilkan. Cara
seperti  ini yang harus digunakan apabila berhubungan dengan prinsip akuntansi, mempengaruhi
baik jumlah harga pokok produk maupun cara penyajiannya dalam laporan rugi laba
(Lasena,2013). Penjelasan tersebut diatas, sudah jelas mengatakan bahwa Harga Pokok menjadi
permasalahan yang sangat serius untuk segera di atasi.

Masalah manajemen yang tidak kalah pentingnya dengan masalah-masalah akuntansi


lainnya adalah pengambilan keputusan untuk memberi/menentukan harga jual dari pokok
perusahaan, masalah ini sering kali sangat rumit dan sukar menentukannya. Banyak faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan tentang penentuan harga jual baik dari dalam perusahaan
seperti biaya produksi dan biaya lain yang relevan, laba yang diinginkan, tujuan perusahaan dan
sebagainya.

Sedang faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi penentuan harga jual di antaranya
persaingan, luas pasar, sifat produk dan sebagainya. Penentuan harga jual seringkali tidak bisa
sekali diambil untuk digunakan seterusnya. Dengan beberapa kali revisi akan membuat harga
jual betul-betul bisa digunakan sesuai dengan keinginan dan tujuan perusahaan.
Penentuan harga jual yang salah sering berakibat fatal pada masalah keuangan perusahaan
dan akan mempengaruhi kontinuitas usaha perusahaan misalnya: kerugian yang terus menerus
atau menimbunnya prosuksi di gudang karena macetnya pasaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan harga jual?
2. Apa tujuan penetapan harga jual?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan harga jual?
4. Metode apa saja yang dilakukan untuk menentukan harga jual?
5. Strategi apa yang digunakan untuk menentukan harga jual?
6. Beri contoh penerapan penetapan harga jual dalam kehidupan bisnis di lingkungan
masyarakat!

1.3 Manfaat
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan
untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Metode-
metode harga pokok produksi yaitu metode nilai jual relatif,metode satuan fisik,metode Rata-
Rata Biaya per Satuan,metode Rata-rata tertimbang.Harga adalah nilai barang atau jasa yang
diungkapkan dalam satuan rupiah atau satuan uang lainnya.

Pada   prinsipnya   rumus   penentuan   harga  jual   adalah “Harga Jual = Biaya produksi + Biaya


nonproduksi + Laba yang diharapkan. Ada 5 metode sebagai berikut penetapan harga jual
yaitu Gross Margin Pricing, Direct Cost Pricing, Full Cost Pricing, Time and Material
Pricing dan Capital Employed Pricing.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Harga Jual


Dalam Karjono (2011) Definisi harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry hal. 14
adalah: “harga pokok yang melihat dari biaya biaya standar suatu produk yang dianggarkan
akan dijual dalam estimasi penjualan yang realistis berdasarkan analisis atas penjualan
dimasa lampau dan penjualan pasar saat ini.”
Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan “Harga jual adalah jumlah moneter yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang
dijual atau diserahkan”.
Menurut Mulyadi (2001:78) “Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya
penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah
mark-up”.
R. A. Supriyono mendefinisikan (1991:332): “Harga jual adalah jumlah moneter yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang
dijual atau diserahkan”.
Pada   prinsipnya   rumus   penentuan   harga  jual   adalah “Harga Jual = Biaya
produksi + Biaya nonproduksi + Laba yang diharapkan
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga jual merupakan biaya penuh
ditambah biaya wajar atau laba yang diinginkan oleh perusahaan yang dibebankan kepada
pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.

2.2 Tujuan Penentuan Harga Jual


Menurut Harini (2008), penetapan harga memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. Mencapai Penghasilan Atas Investasi
Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan persentasenya dan
untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya.
b. Kestabilan Harga
Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas
harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang
harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.
c. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar
Jika perusahaan telah mendapatkan pangsa pasar yang luas, merkea harus berusaha
mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam
penetapan harga jangan sampai merugikan bisnis.
d. Menghadapi atau Mencegah Persaingan
Jika perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada
harga berapa mereka akan menetapkan penjualan. Ini artinya, perusahaan belum memiliki
tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.
e. Memaksimalkan Laba
Tujuan ini biasanya menjadi acuan setiap bisnis untuk bertahan hidup, karena setiap
bisnis memerlukan laba.

2.3 Faktor yang mempengaruhi Penentuan Harga Jual


Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan harga jual dari suatu
barang atau jasa yang di produksi, yaitu :

a. Faktor biaya
Merupakan dasar dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Biaya dapat
langsung diidentifikasikan kepada produk atau jasa yang dihasilkan karena merupakan
faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Biaya dapat memberikan informasi batas
bawah suatu harga yang harus ditentukan oleh perusahaan atas suatu produk atau jasa.
Batas bawah harga tersebut haruslah harga yang dapat menutupi seluruh biaya produksi
walaupun dengan perolehan laba yang minimal.
b. Faktor bukan biaya
Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi
keputusan manajemen dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Faktor ini tidak
sepenuhnya dapat dikendalikan oleh perusahaan karena faktor tersebut merupakan
kegiatan yang bersifat timbal balik antara perusahaan dengan pasar. Berikut ini faktor-
faktor tersebut antara lain:
1) Keadaan perekonomian
Perubahan kondisi perekonomian suatu negara seperti perubahan inflasi dan
deflasi dapat mempengaruhi harga suatu barang atau jasa yang diperjual-belikan di
masyarakat.
2) Permintaan dan penawaran pasar
Permintaan merupakan jumlah barang atau jasa yang diinginkan oleh konsumen
di pasar pada tingkat harga beli tertentu, sedangkan penawaran adalah total barang
atau jasa yang ditawarkan oleh produsen di pasar pada tingkat harga jual tertentu.
Oleh karena itu, permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa harus
dipertemukan dengan penawaran pasar sehingga terbentuk suatu harga keseimbangan
di mana harga tersebut merupakan harga jual yang diinginkan perusahaan dan juga
merupakan harga yang sesuai dengan permintaan konsumen.
3) Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaan adalah kepekaan perubahan permintaan akan barang atau
jasa terhadap perubahan harga. Elastisitas ini membantu manajer untuk memahami
apakah suatu bentuk permintaan itu elastis atau inelastis. Elastis berarti perubahan
sekian persen pada harga menyebabkan perubahan persentase permintaan yang lebih
besar, sedangkan inelastis berarti perubahan sekian persen pada harga secara relatif
sedikit mengubah persentase permintaan.

4) Tipe pasar

Ada empat jenis struktur pasar yaitu pasar persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, oligopoli, dan monopoli. Pasar-pasar ini memiliki perbedaan dalam
jumlah pembeli dan penjual, tingkat keunikan produk atau jasa yang dihasilkan,
seberapa besar rintangan untuk memasuki pasar, dan biaya khusus yang harus
dikeluarkan.

5) Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah biasanya dilakukan untuk mengontrol besaran harga


barang atau jasa yang beredar dimasyarakat agar tetap sesuai dengan keinginan
perusahaan dan kemampuan masyarakat.
6) Citra atau kesan masyarakat

Semakin tinggi citra suatu produk di masyarakat akan menyebabkan produsen


menetapkan harga jual yang tinggi.

7) Tanggung jawab sosial perusahaan

Penentuan harga jual barang atau jasa suatu perusahaan juga dapat dipengaruhi
oleh rasa tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat. Hal ini dikarenakan
tujuan didirikannya perusahaan bukan hanya untuk mencari laba tetapi juga untuk
melayani atau memenuhi kebutuhan masyarakat.

8) Tujuan non laba (nirlaba)

Pada organisasi non laba (nirlaba), laba bukan merupakan tujuan utama
berdirinya organisasi tersebut tetapi bertujuan untuk melayani masyarakat agar
tingkat kehidupannya lebih sejahtera. Pada umumnya produk yang dihasilkan oleh
perusahaan non laba berupa jasa yang harga jual produknya ditentukan sama dengan
total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk tersebut.

2.4 Metode Penentuan Harga Jual


Menurut Herman (2006:175) ada beberapa metode penetapan harga (methods of price
determination) yang dapat dilakukan budgeter dalam perusahaan, yaitu:

a. Metode taksiran (judgemental method)

Metode ini biasa digunakan oleh perusahaan yang baru saja berdiri karena
dilakukan dengan menggunakan prediksi tanpa menggunakan data statistik. Oleh karena
itu kekurangan dari metode ini adalah tingkat keakuratan prediksi sangat rendah.

b. Metode berbasis pasar (market-based pricing)

1. Harga pasar saat ini (current market price)


Metode ini dipakai apabila perusahaan mengeluarkan produk baru, yaitu hasil
modifikasi dari produk yang lama. Perusahaan akan menetapkan produk baru
tersebut seharga dengan produk yang lama. Penggunaan metode ini murah dan cepat.
Akan tetapi pangsa pasar yang didapat pada tahun pertama relatif kecil karena
konsumen belum mengetahui profil produk baru perusahaan tersebut.

2. Harga pesaing (competitor price)

Metode ini menetapkan harga produknya dengan mereplikasi langsung harga


produk perusahaan saingannya untuk produk yang sama atau berkaitan. Dengan
metode perusahaan berpotensi mengalami kehilangan pangsa pasar karena dianggap
sebagai pemalsu. Ini dapat terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu
menyaingi produk pesaing.

3. Harga pasar yang disesuaikan (adjusted current marker price)

Penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan pada faktor eksternal dan internal.


Dengan metode ini, perusahaan mengidentifikasi harga pasar yang berlaku pada saat
penyiapan anggaran dengan melakukan survey pasar atau memperoleh data sekunder.
Harga yang berlaku tersebut dikalikan dengan penyesuaian (price adjustment) setelah
mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang ditetapkan dalam angka
indeks (persentase). Indeks 87 berarti 87/100.

c. Metode berbasis biaya (cost-based pricing)


1. Biaya penuh plus tambahan tertentu (full cost plus mark-up)
Dalam metode ini budgeter harus mengetahui berapa proyeksi full cost untuk
produk tertentu. Full cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dan atau dibebankan
sejak bahan baku mulai diproses sampai produk jadi siap untuk dijual. Hasil
penjumlahan antara full cost dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (required
profit margin) yang ditentukan oleh direktur pemasaran atau personalia yang
diberikan wewenang dalam penetapan harga, akan membentuk proyeksi harga untuk
produk itu pada tahun anggaran mendatang. Required profit margin dapat juga
ditetapkan dalam persentase. Untuk menetapkan profit, budgeter harus mengalikan
full cost dengan persentase required profit margin. Penjumlahan antara profit dengan
full cost akan menghasilkan proyeksi harga.
2. Biaya variabel plus tambahan tertentu (variable cost plus mark-up)
Dengan metode ini budgeter menggunakan basis variblel cost. Proyeksi harga
diperoleh dengan menambahkan mark-up laba yang diinginkan. Mark-up yang
diinginkan pada metode ini lebih tinggi dari mark-up dengan basis full cost. Hal ini
disebabkan biaya variabel selalu lebih rendah daripada full cost.

Berbagai jenis perusahaan dengan berjenis kebijaksanaan manajemen. Salah satu


kebijaksanaan yang penting adalah keputusan untuk memberi harga jual pada produknya
yang profitable dan marketable. Penentuan harga jual ini banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi selain cost dari pembuatan produk itu sendiri. Harga jual ini harus
disesuaikan dengan jenis perusahaan, produk dan pasarnya. Ada bebrapa metode penentuan
harga jual tetapi yang sering digunakan ada 5 metode sebagai berikut:

1. Gross Margin Pricing

Metode penetuan harga jual dengan proses margin pricing pada umumnya tepat
diguanakan oleh perusaahaan perdagangan di mana jenis perusahaan ini tidak membuat
sendiri produk yang dijual sehingga tidak banyak aktiva tetap yang diguanakan.
Caranya dengan menentukan persentase tertentu diatas harga (cost) produk yang
dibeli,persentase ini disebut “mark on Prosentage” atau “Mark up”.

Persentase ini meliputi dua komponen yaitu bagian untuk menutup biaya operasi
dan bagian yang merupakan laba yang diinginkan. Persentase Markup besarnya
berbeda-beda antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Perusahaan yang
mempunyai resiko besar akan menentukan persentase markup ini relative lebih besar
dibanding dengan perusahaan yang resikonya tidak begitu besar.

Berbagai macam faktor yang mempengaruhi besarnya markup,diantaranya ;

a. Musiman /tidak produksinya


b. Biaya operasinya tinggi/rendah
c. Aktiva (modal) yang digunakan besar/tidak
d.  Persaingan tajam/tidak
e.  Dan sebagainya.
Penetuan harga jual dengan metode ini penentuannya relatif mudah,yaitu dengan
menentukan cost barang yang dijual ditambah markup yang diinginkan perusahaan jadi
bisa dirumuskan sebagai berikut :

Cost Product + (% Mark Up x Dasar penentuan Mark Up)

Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, baik dalam pendekatan full
costing maupun variabel costing, biaya penuh masa yang akan datang dibagi menjadi
dua yaitu: biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk dan biaya penuh
yang tidak dipengaruhi oleh volume produk. Dalam penentuan harga jual, taksiran biaya
penuh yang secara langsung berhubungan dengan volume produk dipakai sebagai dasar
penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh
volume produk ditambahkan kepada laba yang diharapkan untuk kepentingan
penghitungan persentase mark up.

Persentase Mark Up = (Laba yang diharapkan + Biaya yang tidak dipengaruhi


langsung oleh volume produksi / Biaya yang dipengaruhi langsung oleh biaya
produksi)

2. Direct Cost Pricing

Metode ini dikenalkan dengan nama margin income pricing, karena hanya
memperhitungkan biaya-biaya secara professional dengan volume perpenjualan
sehingga menghasilkan margin income. Margin income berapa yang dikehendaki atau
kelebihan diatas biaya-biaya variabel yang dikehendaki perusahaan, hal ini sebagai
dasar penetuan harga jual

Rumusannya sebagai berikut:

(Biaya produksi variabel + Lain-lain biaya variabel) + (% Yang diinginkan x


dasar penentuan laba)

3. Full Cost Pricing


Metode ini hampir sama dengan metode direct cost pricing. Perbedaannya terletak
pada dasar pembebanan biayanya. Pada metode ini semua jenis biaya dipakai sebagai
dasar untuk menentukan harga jual.

Rumusannya sebagai berikut:

(Biaya produksi total + Margin (Biaya produksi total) + Biaya Operasional)

4. Time and Material Pricing


Dalam pembicaraan penentuan harga jual hampir semuanya mempunyai langkah
yang sama, pertama menghitung cost produk, kemudian menambah persentase tertentu
untuk laba. Pendekatan yang lain dari penentuan harga jual yang disebut “Time and
Material Pricing”. Dalam metode ini tarif tarif tertentu ditentukan dari upah langsung
dan tarif lainnya dari bahan baku masing-masing, tarip ini dijadikan satu ditambah
jumlah tertentu dari biaya tak langsung serta laba yang di inginkan. Metode ini
kebanyakan digunakan untuk perusahaan-perusahaan jasa seperti : reparasi mobil,
percetakan, reparasi TV, dan juga perusahaan profesional seperti Kantor Notaris,
Konsultan-konsultan dan sebagainya.

Yang dimaksud “time” dalam metode ini ditunjukkan oleh tarif per jam atau per
waktu dari tenaga kerja, di mana tarif labor ini merupakan :

a. Upah langsung dan premi-premi pada karyawan.


b. Bagian yang layak dan berhubungan dengan upah tenaga kerja.
c. Bagian untuk laba.

Yang dimaksud “material” adalah semua beban yang dimasukkan dalam faktur
pembelian material yang digunakan untuk job (pekerjaan) tertentu ditambah handling
dari material tersebut serta laba dari penggunaan material. Beban-beban material ini
biasanya ditentukan dengan persentase tertentu dari cost material. Dengan menentukan
“time” dan “material” tersebut maka dengan mudah perusahaan bisa menentukan harga
jual suatu job (produk) perusahaan.

5. Return On Capital Employed Pricing


Metode ini prosedurnya dengan menentukan persentase Mark-up tertentu dari
capital employed, yaitu capital yang di anggap mempunyai peranan dalam memprodusir
barang ( produk).

Caranya adalah dengan menggunakan rumus (formula) sebagai berikut :

Harga jual = total cost + (persentase return x total capital employed)

volume penjualan dalam unit

2.5 Strategi Penentuan Harga Jual


Strategi penetapan harga merupakan proses perusahaan dalam mengklasifikasikan dan
menggolongkan produk yang dihasilkan apakah produk baru atau produk yang telah beredar.
a. Produk Baru
Dalam pengenalan produk baru perlu penetapan strategi harga. Berikut ini
merupakan penetapan harga yang efektif terdapat 2 alterrnatif yaitu:
1. Harga Mengapung (Skimming Price)
Harga mengapung adalah memberikan harga yang tinggi agar dapat menutupi
biaya dan sekaligus meghasilkan laba maksimum atau dengan kata lain dalam hal ini
perusahaan mampu meyakinkan pelanggan bahwa produknya memiliki perbedaan
dengan produk sejenis yang dimiliki oleh pesaing.
Harga mengapung disebut juga dengan pendekatang skimming, pendekatan ini
sangat efektif apabila terdapat perbedaan harga atas aspek tertentu dan pesaing relatif
sedikit. Selain itu, pendekatan skimming bermanfaat sebagai pembatas atas
permintaan suatu produk sampai perusahaan merasa siap kembali untuk melakukan
produksi secara masal.
2. Harga Penetrasi
Harga penetrasi adalah memberikan harga lebih rendah agar tercipta pangsa
pasar permintaan, umumnya diterapkan pada kondisi pasar yang tidak terfragmentasi
ke dalam aspek berbeda produk dan itu tidak memiliki nilai simbolis yang tinggi.
Jika harga penetrasi ini digunakan maka akan sangat cocok dan efektif untuk pasat
yang cenderuing sensitif terhadap harga.
b. Produk Yang Telah Beredar
Strategi penetapan harga pada produk yang telah beredar di masyarakat umunya
tidak lepas dari posisi produk dalam siklus produk. Berikut 3 tingkatan dalam tahapan
siklus, diantaranya:
1. Tahap Pertumbuhan
Tahap ini memiliki ciri-ciri yaitu penjualan akan meningkat dan disertai dengan
munculnya pesaing. Saat terjadi pertumbuhan yang cepat maka biasanya strategi
yang akan digunakan adalah tetap mempertahankan harga produk atau pasar. Tapi
sebaliknya, jika pertumbuhan melambat, maka strategi yang diterapkan adalah
strategi harga agresif atau menurunkan harga agar bisa mendorong penjualan
sekaligus mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat.
2. Tahap Kematangan
Tahap kematangan ini memiliki karakteristik seperti fleksibilitas harga, hal
tersebut terjadi karena tahap ini merupakan efektivitas strategi dalam penetapan
harga. Pada umumnya sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan menjadi sosok yang
responsif terhadap situasi pasar, konsumen, bahkan pesaing.
3. Tahap Penurunan
Dalam tahap ini umumnya ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan yang
secara terus menurus. Selain itu tahap ini merupakan tahap akhir dalam daur hidup
produk yang memiliki dua alternatif langkah utama yaitu:
a. Strategi diskonting (pemotongan harga)
b. Mempertahankan harga namun memotong biaya yang berhubungan dengan
produk, khususnya dalam pengeluaran untuk promosi.

Secara umum , ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menentukan harga
jual produk dengan berbasis pada besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan, yaitu:

a. Maksimalisasi laba

Secara umum, tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk manghasilkan


laba maksimal dalam jangka panjang. Laba usaha perunit produk yang besar tetapi tidak
diimbangi dengan volume penjualan produk yang optimal, jelas hanya akan
menghasilkan laba usaha total yang tidak optimal. Sebaliknya, laba usaha perunit produk
yang kecil tetapi diimbangi dengan penjualan produk dalam volume yang besar, mungkin
juga tidak akan menghasilkan laba usaha total sepertiyang diharapkan.

Jika faktor harga jual akan berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan
secara nyata terhadap volume penjualan sangat diperlukan untuk melihat alternatif harga
jual dan volume pejualan sangat diperlukan untuk melihat alternatif yang paling
menguntungkan bagi perusahaan. kombinasi antara harga jual dan volume penjualan yang
paling menguntungkan harus dipilih untuk melihat dampak optimalnya terhadp perolehan
laba usaha perusahaan.

b. Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan

Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para penenanam modal atau investor
mengharuskan perusahaan menggunakannya sebagai dasar untuk menetapkan harga jual
produk pada kapasitas produksi yang dimiliki.

c. Biaya konversi

Jika suatu perusahaan membuat lebih dari satu produk dengan komposisi biaya yang
berbeda satu dengan yang lainnya, maka perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan
untuk membuat pilihan produksi yang paling menguntungkan. Artinya, jika memiliki dua
produk dengan jumlah laba per unit yang sama anatara satu produk dengan lainnya, maka
perusahaan harus melihat komposisi biaya di antara kedua produk. Dengan melihat dan
menganalisis komposisi biaya masing-masing produk, perusahaan dapat mimilih untuk
membuat salah satu produk saja yang memberikan keuntungan total yang lebih besar bagi
perusahaan.

d. Marjin kontribusi

Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual dan biaya produksi variabel yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produksi. Marjin kontribusi bukanlah lab kotor usaha,
dan dihitung dengan mengabaikan biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan. Jika
perusahaan telah mencapai titik impas (break even point), maka biaya tetap yang
dikeluarkan pada periode tersebut telah dibebankan dan ditutup oleh volume impas. Itu
juga berarti bahwa untuk volume penjualan di atas volume impas, perusahaan dapat
mengabaikan biaya tetap dalam menentukan harga jual produknya. Tentu saja, hal itu
hanyalah salah satu alternatif yang dapat diambil perusahaan dalam menghadapi berbagai
persoalan ketika menentukan harga jual produk. Misalnya, dalam menghadapi persaingan
harga yang ketat, menentukan harga jual produk untuk pesanan khusus, menentukan
harga jual produk untuk pesanan tambahan, dan sebagainya.

e. Biaya standar

Jika perusahaan telah memiliki biaya standar yang dijadikan tolok ukur dalam
menentukan besarnya biaya produksi, maka penentuan harga jual dapat pula ditentukan
berdasarkan biaya stndar yang dimiliki perusahaan. Persoalannya, sering kali realisasi
biaya produksi menyimpang dari biaya stndar yang dimilki perusahaan. Jika terjadi
penyimpangan realisai biaya produksi dari biaya stndarnya, maka harus segera diambil
tindakan untuk merevisikeputusan harga jual yang telah ditetapkan.

2.6 Contoh Penetuan Harga Jual


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk sebuah proses penetapan harga, suatu bisnis harus memiliki wawasan tentang
kondisi produk, keuangan dan hasil akhir berupa profit atau keuntungan yang ingin dicapai.
Untuk mengetahui semua proses ini dengan baik, maka suatu bisnis membutuhkan perhitungan
akuntansi yang tidak hanya memuat angka-angka nominal pengeluaran dan pemasukan, namun
juga sistem akuntansi yang mampu menyajikan suatu prediksi berbentuk tabel maupun grafik
data untuk memudahkan penilaian secara cepat dan akurat.

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari dan dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan.

Didalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya berdasarkan tingkat


keuntungan dan perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non
ekonomis lainnya. Tujuan-tujuan dalam penetapan harga mengindikasikan bahwa pentingnya
perusahaan untuk memilih, menetapkan dan membuat perencanaan mengenai nilai produk atau
jasa dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.

3.2 Saran
Berdasarkan pada permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu mengenai penentapan
harga, maka dari itu penulis memberikan saran yaitu:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penentuan harga produk, sesuaikanlah
kualitas produk yang akan di jual.
2. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus
menetapkan harga secara tepat.
3. Penetapan harga jangan terlalu berorientasi pada biaya.
4. Harga ditetapkan secara independen dari bauran pemasaran lainnya dan bukannya
sebagai unsur intrinsik dari strategi penentuan posisi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
 http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1054/4/Bab_I.pdf
 https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-penetapan-harga-tujuan-metode-dan-strategi/
 https://www.psychologymania.com/2013/05/metode-penentuan-harga-jual.html
 https://www.kompasiana.com/lasmidaraseila/563f1c86f77e612609970b17/penentuan-
harga-jual?page=all
 https://www.psychologymania.com/2013/05/metode-penentuan-harga-jual.html
 https://www.coursehero.com/file/p56003f/c-Metode-harga-jual-1-Gross-margin-pricing-
metode-ini-cocok-diterapkan-oleh/
 https://www.dokterbisnis.net/2010/07/10/metode-dan-cara-bagaimana-menentukan-
harga-jual-produk/
 http://ekonomiana.wordpress.com/tag/penetapan-harga/
 http://eprints.mdp.ac.id/961/1/Erawati_2009210069l_JURNAL.pdf
 http://eprints.mdp.ac.id/1176/1/Nurul%20Isnani%202010210075.pdf

Anda mungkin juga menyukai