Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

ANALISIS PENENTUAN HARGA DAN PROFITABILITAS


(Studi Kasus Moses and San Miguel, Inc)
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen dan Biaya

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Alfiati Silfi, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh : Kelompok 7

Aji hastuti (2210247066)

M. Faishal Putra (2210246711)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS RIAU

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Penetapan Harga Dan Profitabilitas

(Studi Kasus Moses and San Miguel, Inc) ”.


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi

Manajemen dan biaya. Dengan tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dosen, serta teman-teman Program Studi Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Riau.

Dalam menyelesaikan makalah ini tim penulis menyampaikan ucapakan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang memabntu dalam menyelesaikan makalah ini,

khususnya Kepada Dosen kami Ibu Dr. Alfiati Silfi, SE, M.Si, Ak, CA yang telah memberikan

tugas dan petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.Dengan

disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak yang

membutuhkan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik ataupun masukan yang membangun demi kesempurnaan

pembuatan makalah ini untuk masa yang akan datang dan lebih bermanfaat bagi pembaca

sekalian.

Pekanbaru, 29 September 2022

2
Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latas Belakang Perusahaan ........................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI 4


2.1. Penetuan Harga ................................................................................. 4
1. Pengertian Harga........................................................................... 4
2. Tahap-Tahap Penetapan Harga ..................................................... 7
3. Metode Penetapan Harga ............................................................ 13
2.2. Profitabilitas .................................................................................... 24
1. Pengertian Profitabilitas ............................................................. 24
2. Pengukuran Profitabilitas ........................................................... 25

BAB III PEMBAHASAN 29


3.1 Analisa Kasus Moses And San Miguel INC ..................................... 29
1. Perusahaan .................................................................................. 29
2. Kontrak Navy.............................................................................. 30
3. Pabrik ......................................................................................... 30
3.2. Pertanyaan ........................................................................................35

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penetapan harga secara konsisten bisa membantu pebisnis dalam menjaga loyalitas
pelanggan. Dengan begitu, konsumen tidak akan lari dan tetap setia membeli barang atau jasa
yang Anda tawarkan. Akan tetapi, Anda harus menunjangnya dengan kualitas barang dan jasa
yang tetap stabil. Hal ini menjadi keputusan yang dihadapi oleh perusahaan adalah penentuan
harga. Penantuan harga adalah proses dimana sebuah bisnis menetapkan harga saat ia akan
menjual produk dan jasa, dan merupakan menjadi bagian dari rencana pemasaran bisnis. Dalam
menetapkan harga, bisnis akan memperhitungkan harga di mana bisa mempertimbangkan suatu
barang, biaya produksi, pasar, persaingan, kondisi pasar, merek, dan kualitas produk.
Perusahaan untuk dapat berkembang haruslah melalui perjuangan dan didukung dengan
perencanaan yang matang dalam menghadapi berbagai masalah dengan rintangan yang timbul
dari produk yang diproduksi. Pada perusahaan manufaktur, penghasilan yang diperoleh dari
hasil penjualan produk yang diolah sendiri dalam hal ini perusahaan manufaktur harus mengolah
terlebih dahulu bahan baku melalui proses produksi. Masalah persaingan antar perusahaan
mengharuskan perusahaan - dalam menekan biaya produksi.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi menjelaskan bahwa, biaya produksi yaitu
biaya yang berkaitan dengan perhitungan beban pokok produksi atau beban pokok penjualan,
biaya produksi atau penjualan terdiri dari atas biaya bahan baku dan bahan penolong, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Biaya produksi juga merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan
dari kemungkinan kerugian. Kerugian akan mengakibatkan suatu usaha tidak dapat tumbuh dan
dapat mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya. Untuk menghindari
kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan yang paling tidak
dapat menutup biaya produksi
Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase
yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat
yang dapat diterima. Profitabilitas penting artinya bagi perusahaan. Suatu organisasi harus dalam
keadaan profitable agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Karena tanpa adanya
laba sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari pihak luar. Oleh karena itu
kemampuan perusahaan dalam menetapkan biaya produksi yang tepat akan mempengaruhi
terhadap tingkat profitabilitas.
Dalam rangka menjaga kelancaran operasi dan meningkatkan kegiatan usaha Produk
dalam perusahaan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam sebuah usaha karena produk
adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan sedangkan dalam ilmu marketing, Produk

4
adalah apapun yang dapat ditawarkan ke pasar dan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Berbagai macam produk untuk proses produksi yang tiap- tiap produk memiliki nilai-nilai yang
yang cukup bersaing satu dengan yang lainnya, juga dapat digunakan sebagai alternatif bagi
perusahaan untuk memperoleh laba yang lebih besar.
Dalam menafsirkan konsep tentang harga tentu mempunyai banyak penafsiran, menurut
Kotler pada dasarnya harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran atau marketing mix
yang dapat menghasilkan pendapatan, elemen bauran pemasaran yaitu harga, produk, saluran
dan promosi, yaitu apa yang dikenal dengan istilah empat P (Price, Product, Place dan
Promotion). Harga bagi suatu usaha/badan usaha menghasilkan pendapatan (income), adapun
unsur-unsur bauran pemasaran lainnya yaitu Product (produk), Place (tempat/saluran) dan
Promotion (promosi) menimbulkan biaya atau beban yang harus ditanggung oleh suatu
usaha/badan usaha.
Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase
yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat
yang dapat diterima. Menurut munawir (2002), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dalam periode waktu tertentu. Sedangkan definisi profitabilitas
menurut Brigham dan Houston (2006) adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan
keputusan. Profitabilitas dapat ditetapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan.
Salah satu tolak ukur tersebut adalah dengan rasio keuangan sebagai salah satuan analisis dalam
menganalisis kondisi keuangan, hasil operasi dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan.
Isu dasar yang terjadi di dalam Moses and San Miguel Inc ini adalah harga per blanked
($37,30) selimut tidak sesuai dengan biaya MSM. Apa yang harus dilakukan oleh MSM
sekarang?

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara penentuan harga
2. Mengetahui apa itu Profitabilitas
3. Bagaimana analisis kasus Moses and San Miguel Inc

1. TUJUAN
1. Bagaimana cara penentuan harga
2. Mengetahui apa itu Profitabilitas
3. Bagaimana analisis kasus Moses and San Miguel Inc

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. PENENTUAN HARGA


1. PENGERTIAN HARGA
Dalam menafsirkan konsep tentang harga tentu mempunyai banyak penafsiran,
menurut Kotler pada dasarnya harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran atau
marketing mix yang dapat menghasilkan pendapatan, dimana elemen yang lain
mendapatkan biaya. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler, bahwa harga merupakan bagian
dari elemen bauran pemasaran yaitu harga, produk, saluran dan promosi, yaitu apa yang
dikenal dengan istilah empat P (Price, Product, Place dan Promotion). Harga bagi suatu
usaha/badan usaha menghasilkan pendapatan (income), adapun unsur-unsur bauran
pemasaran lainnya yaitu Product (produk), Place (tempat/saluran) dan Promotion (promosi)
menimbulkan biaya atau beban yang harus ditanggung oleh suatu usaha/badan usaha.
Kalau harga merupakan pendapatan bagi pengusaha maka ditinjau dari segi
konsumen, harga merupakan suatu pengeluaran atau pengorbanan yang harus dikeluarkan
oleh konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan guna memenuhi kebutuhan
dari konsumen tersebut. Bagi pengusaha/pedagang, harga paling mudah disesuaikan dengan
keadaan pasar sedangkan elemen yang lain seperti product, place dan promotion
memerlukan waktu yang lebih lama dan panjang untuk disesuaikan dengan keadaan pasar,
karena harga dapat memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai kualitas produk
dan merek dari produk tersebut.
Buchari Alma mengatakan bahwa dalam teori ekonomi, pengertian harga, nilai dan
utility merupakan konsep yang paling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah
suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut dapat
memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan memuaskan konsumen (satisfaction).
Terdapatnya value yang merupakan nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk
lain. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran antara barang dengan
barang. Sekarang ini ekonomi kita tidak melakukan barter lagi, akan tetapi sudah

6
menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga. Maka harga merupakan sejumlah
uang yang digunakan untuk menilai dan mendapatkan produk maupun jasa yang
dibutuhkan oleh konsumen.
Menurut Basu Swastha dan Irawan, ”harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa
produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanannya.
Menurut Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, bahwa istilah harga dalam bisnis jasa
bisa ditemui dengan berbagai sebutan. Universitas atau perguruan tinggi menggunakan SPP
(tuition), konsultan profesional menggunakan istilah fee, bank menggunakan istilah service
charge, jasa jalan tol atau jasa angkutan menggunakan istilah tarif, pialang menggunakan
istilah komisi, apartemen menggunakan istilah sewa, asuransi menggunakan istilah premi,
dan sebagainya.
Tjiptono mengatakan bahwa agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang
atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan
satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi
perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi)
menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Di samping itu harga merupakan unsur
bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Kemudian
Tjiptono mengatakan bahwa harga dapat dipadankan dengan hal lain seperti iuran, tarif,
sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, honor, SPP, dan sebagainya. Harga dapat dilihat
dari sudut pandang lain seperti pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Harga sangat penting bagi perekonomian, karena harga sangat berperan dalam
bisnis dan usaha yang dijalankan. Dengan kata lain tingkat harga yang ditetapkan
mempengaruhi perputaran barang yang dijual. Kuantitas barang yang dijual berpengaruh
terhadap biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan pengadaan barang bagi
perusahaan dagang dan efisiensi produksi bagi perusahaan manufaktur. Maka harga
berpengaruh terhadap pendapatan, sehingga harga berpengaruh terhadap laba usaha dan
posisi dari keuangan perusahaan. Tjiptono mengungkapkan bahwa harga dijadikan sebagai
indikator dari manfaat yang diperoleh konsumen atas barang dan jasa yang diterima, hal ini
erat kaitan nya dengan sebuah nilai yang didapat konsumen atas harga. Nilai dapat
7
didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga atau dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Nilai = Manfaat yang dirasakan Harga
Harga
Dari persamaan di atas, suatu nilai barang atau jasa yang dirasakan oleh konsumen
dipengaruhi oleh manfaat yang diterima yang meningkat pada harga tertentu, demikian
sebaliknya. Dapat dikatakan dari berbagai penafsiran di atas bahwa harga merupakan
sebuah elemen termudah dalam pemasaran. Harga juga mengkomunikasikan positioning
nilai yang dimaksud dari produk perusahaan ke pasar, karena produk yang baik akan dijual
dengan harga yang tinggi dan menhasilkan keuntungan yang besar. Harga bukan hanya
sekedar angka, harga mempunyai bentuk dan fungsi seperti sebagai sewa, ongkos dan upah.
Sepanjang sejarah harga ditetapkan berdasarkan negosiasi antara penjual dan pembeli pada
saat tawar menawar masih sering dilakukan.
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi :
a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk
memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para
pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis
barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,
kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai
faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di
mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya
secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal
mencerminkan kualitas yang tinggi.
Menetapkan satu harga untuk semua pembeli merupakan ide yang dapat dikatakan
modern yang muncul saat bermula nya perdagangan eceran skala besar yang terjadi
pada akhir abad ke sembilan belas karena pada saat itu perdagangan terjadi
dikarenakan penjualan dengan begitu banyak barang dan memperhatikan banyak nya
karyawan. Banyak ekonom mengasumsikan bahwa para konsumen adalah penerima
harga dan menerima harga pada saat pertama konsumen menerimanya lalu mereka
8
menyadari apakah hal itu relavan atau tidak.
Lalu keputusan pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen menganggap harga
dan beberapa harga aktual saat ini yang jadi pertimbangan bukan harga yang
ditetapkan pasar. Para konsumen tentu memliki batas bawah harga dimana harga yang
lebih rendah menandakan produk dengan kualitas yang buruk dan juga batas atas harga
yang dimana harga yang lebih tinggi dari batas itu dianggap berlebihan dan tidak
sesuai dengan uang yang dikeluarkan.

2. TAHAP - TAHAP PENETAPAN HARGA


Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan karena
penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari seorang
pengusaha ataupun pihak perusahaan. Penetapan harga dapat menciptakan hasil
penerimaan penjualan dari produkyang dihasilkan dan dipasarkan. Meskipun
penetapan harga merupakan hal yang penting, namun masih banyak perusahaan yang
kurang sempurna dalam menangani permasalah penetapan harga tersebut. Karena
menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan,
tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai perusahaan. Dalam penetapan
harga yang harus diperhatikan adalah faktor yang mempengaruhinya, baik langsung
maupun tidak langsung :
a. Faktor yang secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya
pemasaran, peraturan pemerintah, dan faktor lainnya.
b. Faktor yang tidak langsung namun erat dengan penetapan harga adalah antara lain
yaitu harga produk sejenis yang djual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap
hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta potongan
untuk para penyalur dan konsumen.Yang harus diperhatikan oleh manajemen
pemasaran dapat dialihkan kepada prosedur penentuan harga yang ditawarkan.
Apabila dalam sebuah perusahaan tidak memiliki prosedur yang sama dalam
menentukan atau menetapkan harga dimana menurut Wiliam J. Stanton bahwa
penetapan harga memiliki lima tahap yaitu :
a. Mengestimasi untuk permintaan barang
Pada tahap ini seharusnya perusahaan dapat mengestimasi permintaan barang
atau jasa yang dihasilkan secara total yang akan memudahkan perusahaan
9
dalam melakukan penentuan harga terhadap permintaan barang yang ada
dibandingkan dengan permintaan barang baru. Dalam mengestimasi
permintaan suatu barang maka sebuah manajemen bisa menggunakan cara
berikut:
1) Menentukan harga yang diharapkan (expected price) yakni harga yang
diharapkan dapat diterima oleh konsumen yang ditemukan berdasarkan
perkiraan.
2) Mengestimasi volume penjualan pada berbagai tingkat harga.
b. Mengetahui terlebih dahulu reaksi dalam persaingan
Kebijaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penentuan harga harus
mempertimbangkan kondisi persaingan barang yang terdapat di pasar serta
sumber-sumber penyebab lainnya. Seperti Kebijaksanaan yang dilakukan
oleh perusahaan dalam penentuan harga harus mempertimbangkan kondisi
persaingan barang yang terdapat di pasar serta sumber-sumber penyebab
lainnya. Seperti barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain barang
pengganti atau substitusi.
c. Barang lain yang dihasilkan oleh perusahaan lain yang sama- sama
menginginkan uang konsumen.
Dalam menentukan sebuah pangsa pasar yang dapat diharapkan oleh
kalangan perusahaan yang ingin bergerak maju lebih cepat dan tentu selalu
mengharapkan market share yang lebih besar. Memang harus disadari bahwa
untuk mendapatkan market share yang lebih besar ditunjang oleh kegiatan
promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping dengan
penentuan harga tertentu.
d. Strategi harga
Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar terdapat beberapa
strategi harga yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai target pasar
yang sesuai, yaitu :
1) Penetapan harga penyaringan (skimming price)
Strategi ini berupa penetapan harga yang ingin mencapai setinggi-
tingginya. Kebijaksanaan ini memiliki tujuan untuk menutupi biaya
penelitian, pengembangan dan promosi. Oleh karena itu, strategi ini
1
0
cocok untuk produk baru, karena:
a) Pada tahap perintisan (daur hidup produk)
Harga bukan merupakan suatu faktor penting karena masih sedikit
sekali. Kesendirian produk yang terdapat di pasar merupakan
kesempatan dalam pemasaran yang lebih efektif.
b) Perusahaan dapat membagi pasar berdasarkan tingkat penghasilan
yakni menjual barang baru tersebut pada pasar yang kompetitif.
c) Dapat pula berfungsi sebagai usaha berjaga-jaga terhadap
kekeliruan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga
pertama terlalu tinggi dan pasar tidak dapat menyerapnya maka
perusahaan dapat dengan mudah untuk menurunkan nya.
d) Harga perkenalan atau promosi. Yang tidak dapat memberikan
penghasilan dan laba yang tinggi.
e) Harga yang tinggi dapat membatasi permintaan terhadap batas-
batas kapasitas produksi dalam perusahaan.
2) Penetapan harga penetrasi (penetration price)
Penetapan harga penetrasi merupakan strategi penetapan harga yang
serendah-rendah nya untuk mencapai volume penjualan yang relatif
singkat. Strategi ini cenderung lebih bermanfaat dibanding dengan
penetapan harga penyaring (skimming) jika kondisi ini terdapat di
dalam pasar. Kondisi tersebut yaitu :
a) Kuantitas produk yang dijual sangat sensitif terhadap harga, artinya
produk mempunyai permintaan yang sangat elastis.
b) Pengurangan-pengurangan yang penting dalam produk unit dan
biaya pemasaran dapat terlaksanakan melalui operasi dalam skala
besar.
c) Produk diperkirakan mengalami persaingan sangat kuat setelah
diluncurkan ke pasar.
d) Pasar dari golongan tinggi tidak cukup besar untuk menopang.
e) harga yang ditetapkan dengan strategi harga penyaring.
e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan Faktor-faktor lainnya
yang perlu dipertimbangkan pada penentuan harga seperti
1
1
mempertimbangkan politik pada pemasaran dengan melihat pada barang,
sistem distribusi dan program promosinya. Kotler dan Amstrong
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan harus diperhitungkan
dalam penetapan harga yaitu:
1. F aktor Lingkungan Internal
Dalam faktor lingkungan internal terdapat beberapa faktor mendasar
yang mempengaruhi perusahaan dalam menentukan harga dari setiap
produk yang dihasilkan, seperti:
a) Tujuan pemasaran perusahaan, sebagai faktor utama yang
menentukan harga adalah tujuan perusahaan itu sendiri misalnya
memaksimalkan laba, mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan
kepemimpinan dalam kualitas, mengatasi persaingan, dan
melaksanakan tanggung jawab sosial bagi masyarakat.
b) Strategi bauran pemasaran, karena harga merupakan salah satu
elemen dalam bauran pemasaran, maka dalam menentukan harga
sebaiknya dikoordinasikan lebih lanjut dengan elemen pemasaran
lainnya seperti : produk, tempat, promosi, biaya, dan organisasi.
2. F aktor Lingkungan Eksternal
Faktor yang perlu diperhatikan dengan seksama oleh perusahaan dalam
penetapan harga dari setiap produk yang diproduksi yaitu faktor
lingkungan eksternal, karena dalam fakor ini terdapat dua faktor utama
yaitu :
a) Sifat pasar dan permintaan
Pihak yang ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam penetapan
harga hendaknya memperhatikan dan memahami dengan baik sifat
suatu pasar dan permintaan pasar yang dihadapi atas produk yang
dihasilkan. apakah pasar tersbut termasuk dalam pasar persaingan
sempurna, pasar monopoli, oligopoli dan sebagainya.
b) Persaingan
Aspek persaingan merupakan salah satu faktor yang perlu

1
2
mendapat perhatian yang intensif dari pihak penting di perusahaan
mengenai keputusan dalam penetapan harga.
Michael Porter mengatakan ada lima kekuatan pokok yang
berpengaruh terhadap persaingan suatu industri, yaitu :
1) Persaingan dalam industri yang bersangkutan
2) Produk subtitusi
3) Pelanggan
4) Pemasok
5) Ancaman pendatang baru
Dilihat dari beberapa persaingan di atas sangat diperlukan berbagai
informasi sebagai dasar untuk menganalisis karakteristik
persaingan yang sedang dan akan dihadapi perusahaan pada masa
sekarang dan yang akan datang, meliputi:
1) Jumlah perusahaan dalam industri
2) Ukuran relatif setiap anggota dalam industri
3) Diferensiasi produk
4) Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan
c) Unsur-unsur lingkungan lainnya
Selain kedua faktor tersebut, maka perusahaan juga perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan faktor lainnya seperti,
kondisi ekonomi suatu negara karena terdapat berbagai fenomena
dapat mempengaruhi arus perekonomian secara endemik seperti
inflasi, serangan bom, resensi maupun tingkat bunga bank. Dan
juga peraturan dan kebijakan pemerintah terhadap sosial lainnya.

3. METODE PENETAPAN HARGA


Dalam menetapkan harga, ada berbagai macam metode yang dapat dapat
digunakan. Penetapan harga biasanya dilakukan untuk menambah nilai atau besarnya
biaya produksi yang diperhitungkan terhadap biaya yang dikeluarkan dan pengorbanan
tenaga dan waktu dalam memproses barang ataupun jasa. Dalam menetapkan harga
jual suatu produk, suatu perusahaan harus memperhatikan berbagai pihak seperti
konsumen akhir, penyalur, pesaing, penyuplai dana, para pekerja, dan pemerintah.
1
3
Karena tingkat harga tidak terlepas dari daya beli konsumen, reaksi para pesaing, jenis
produk dan elastisitas permintaan serta tingkat keuntungan perusahaan. Kotler
menyebutkan beberapa rincian pada prosedur enam langkah dalam menetapkan harga :
A. Memilih Tujuan dalam Penetapan Harga
Pada awalnya perusahaan harus memposisikan penawaran pada pasar, karena
semakin jelas tujuan perusahaan maka semakin mudah perusahaan menetapkan
harga. Tujuan tersebut adalah :
1) Kemampuan Bertahan
Tujuan ini digunakan saat perusahaan mengalami kondisi yang mendesak
seperti kelebihan kapasitas, persaingan ketat dan keinginan konsumen yang
berubah. Selama harga menutupi biaya variabel dan beberapa biaya tetap
dalam hal ini keuntungan tidak begitu terlihat menonjol demi bertahan dalam
menghadapi kepunahan.
2) Laba Saat Ini Maksimum
Biasanya perusahaan menetapkan haga yang akan memaksimalkan laba saat
ini. Mereka memperkirakan permintaan dan biaya yang berasosiasi dengan
harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan harga saat ini.

3) Pangsa Pasar Maksimum


Dengan memaksimalkan pangsa pasar, maka akan semakin tinggi volume
penjualan, biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin
tinggi. Saat menetapkan harga terendah asumsi nya pasar sensitif terhadap
harga, hal ini disebut dengan praktik penetapan harga penetrasi pasar, hal ini
dapat diterapkan dengan kondisi berikut :
a) Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga rendah
b) merangsang pertumbuhan pasar.
c) Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya
pengalaman produksi.
d) Harga rendah mendorong persaingan aktual dan potensial.
4) Pemerahan Pasar Maksimum
Pada mulanya harga ditetapkan tinggi dan turun secara perlahan seiring
berjalannya waktu atau penetapan harga pasar. Hal ini akan gagal bila pesaing

1
4
besar yang memutuskan untuk menurunkan harga. Memerah pasar dapat
dilakukan dengan kondisi :
a) Terdapat cukup banyak pembeli yang memiliki permintaan yang cukup
tinggi saat ini.
b) Biaya satuan memproduksi volume kecil yang tidak begitu tinggi hingga
menghilangkan keuntungan dari mengenalkan harga maksimum yang
mampu diserap pasar.
c) Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing ke pasar.
d) Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.

5) Kepemimpinan Kualitas Produk


Perusahaan berusahaan menjadi pemimpin kualitas produk di pasar dengan
mengedepankan merek “kemewahan terjangkau” produk dan jasa yang
ditentukan oleh tingkat kualitas anggapan, selera, dan status yang tinggi
dengan harga yang dapat dijangkau konsumen.
6) Tujuan Lain
Apapun tujuan khususnya, bisnis yang menggunakan harga sebagai alat
strategis akan menghasilkan lebih banyak laba dibandingkan bisnis yang
hanya harga atau pasar menentukan penetapan harga mereka.

B. Menentukan Permintaan
Setiap harga mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan
memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Umum nya
permintaan berhubungan terbalik atau semakin tinggi harga maka akan semakin
rendah permintaan. Kadang konsumen menerima harga mahal untuk
mengindikasikan produk yang lebih baik, meskipun jika harga terlalu tinggi,
tingkat permintaan mungkin akan turun.
1) Sensitifitas Harga
Memperkirakan permintaan untuk memahami apa yang mempengaruhi
sensitivitas harga. Biasanya pelanggan tidak terlalu sensitif terhadap harga
barang murah atau harga yang mereka beli.
2) Memperkirakan Kurva Permintaan

1
5
Sebagian besar perusahaan berusaha mengukur kurva permintaan mereka
dengan menggunakan metode yang berbeda.
3) Survei
Mengeksplorasi berapa banyak unit yang akan dibeli konsumen pada
berbagai harga yang diajukan.
4) Ekperimen Harga
Memvariasikan harga berbagai produk di toko atau mengenakan harga yang
berbeda untuk produk yang sama di wilayah yang serupa untuk melihat
bagaimana perusahaan itu mempengaruhi penjualan.
5) Analisis Statistik
Harga masa lalu, jumlah yang terjual, dan faktor-faktor lain dapat
mengungkapkan data. Data yang bersifat longitudinal (sepanjang waktu) atau
lintas bagian (dari berbagai lokasi pada waktu yang sama).
6) Elastisitas Harga Permintaan
Pemasar harus tahu seberapa responsive, atau elastis permintaan akan
mengubah harga. Jika permintaan sulit berubah dengan sedikit perubahan
harga, maka permintaan tersebut bersifat inelastis. Jika permintaan itu
berubah banyak, maka permintaan tersebut bersifat elastis. Semakin tinggi
elastisitas, semakin besar pertumbuhan volume yang dihasilkan dan
pengurangan harga sebesar 1%. Jika permintaan itu elastis, penjual akan
mempertimbangkan untuk menurunkan harga

C. Memperkirakan Biaya
Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk
memproduksinya. Karena perusahaan ingin mengenalkan harga yang dapat
menutupi biaya produksi, distibusi, penjualan termasuk tingkat pengembalian yang
wajar untuk usaha dan resikonya. Tetapi ketika perusahaan menetapkan harga
produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka, profitabilitas tidak selalu
menjadi hasil akhirnya. Jenis - jenis biaya dan tingkat produksinya:
1) Biaya tetap (fixed cost)
Biaya yang tidak bervariasi dengan tingkat produksi atau pendapatan
penjualan.
1
6
2) Biaya variable (variable cost)
Bervariasi langsung dengan tingkat produksi, disebut variabel karena biaya
totalnya bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
3) Biaya total (total cost)
Terdiri dari jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk tingkat produksi
tertentu.
4) Biaya rata - rata (average cost)
Biaya per unit pada tingkat produksi itu, biaya rata - rata sama dengan biaya
total dibagi dengan jumlah produksi Untuk menetapkan harga dengan cerdik,
manajemen harus tahu bagaimana biayanya bervariasi dengan berbagai
tingkat produksi.

• Produksi terakumulasi : Penurunan biaya rata rata terhadap pengalaman


produksi terakumulasi disebut kurva pengalaman (experience curve)
atau kurva pembelajaran (learning curve).

• Kalkulasi Biaya Target : Biaya berubah sesuai skala produksi dan


pengalaman. Biaya juga dapat berubah akibat usaha terkonsentrasi oleh
perancang, insinyur, dan agen pembelian untuk mengurangi biaya
tersebut melalui kalkulasi biaya target (target costing)

D. Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing


Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat jika penawaran dari
perusahaan tidak mengandung fitur yang tidak ditawarkan oleh pesaing terdekat,
peusahaan harus mengevaluasi nilai mereka bagi pelanggan dan menambahkan
nilai itu ke harga pesaing. Jika penawaran pesaing mengandung beberapa fitur
yang tidak ditawarkan oleh perusahaan, perusahaan harus mengurangkan nilai
mereka dari harga perusahaan. Maka saat ini perusahaan dapat menentukan
apakah perusahaan dapat mengenalkan lebih banyak, sama, atau kurang dari
pesaing. Pengenanalan harga baru perubahan harga lama dapat memprovokasi
respons dari pelanggan, pesaing, distributor bahkan pemerintah. Salah satu cara
untuk mengasumsikan pesaing bereaksi dalam cara standar terhadap harga standar
terhadap harga yang ditetapkan atau diubah. Sekarang perusahaan harus meneliti
situasi keuangan saat ini, penjualan terbaru, pasar, pesaing akan menyesuaikan
1
7
diri dengan perubahan harga.

E. Memilih metode penetapan harga


Perusahaan memilih metode penetapan harga yang mencakup satu atau lebih dari
tiga pertimbangan, terdapat enam metode dalam penetapan harga, yaitu:
1) Pene tapan Harga Markup
Merupakan metode yang biasanya digunakan oleh para pedagang yang
usahanya membeli dan menjual kembali barang tersebut setelah terlebih
dahul ditambah biaya-biaya. Biasanya besar markup adalah keseluruhan
biaya operasi dan keuntungan yang diinginkan. Dalam sistem ini, perusahaan
menetapkan harga jual dengan menambah harga beli dengan persentase.
2) Penetapan Harga Nilai Anggapan
Sekarang semakin banyak jumlah perusahaan yang mendasarkan harga pada
nilai anggapan (perceived value). Perusahaan harus menghantarkan nilai
yang dijanjikan oleh proposisi nilai mereka, dan pelanggan harus dapat
menerima nilai ini menjadi nilai anggapan.
3) Pene tapan Harga Nilai
Beberapa perusahaan telah menerapkan penetapan harga nilai (value pricing)
Mereka memenangkan pelanggan setia dengan mengenakan harga yang
cukup rendah untuk penawaran berkualitas tinggi. Salah satu jenis penetapan
harga nilai yang penting yaitu :

a) Penetapan harga murah setiap hari


Pengecer yang berpegang pada kebijakan penetapan harga, mengenakan
harga murah yang konstan dengan sedikit atau tanpa promosi harga dan
penjualan khusus.
b) Penetapan harga tinggi - rendah
Pengecer mengenakan harga yang lebih tinggi dengan basis setiap hari
tetapi kemudian sering melakukan promosi di mana harga sementara
diturunkan di bawah tingkat.
4) Penetapan Harga Going Rate
Penetapan harga going - rate (going - rate pricing\ perusahaan mendasarkan

1
8
sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama,
lebih mahal, atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama.
5) Penetapan Harga Jenis Lelang
Penetapan harga jenis lelang tumbuh semakin popular terutama dengan
pertumbuhan Internet. Salah satu tujuan lelang yang utama adalah membuang
persediaan berlebih atau barang bekas.

F. Memilih Harga Akhir


Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus
memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus
mempertimbangkan faktor - faktor tambahan, di antaranya : 1) Dampak Kegiatan
Pemasar Lain
Harga akhir harus memperhitungkan kualitas dan iklan merek relatif terhadap
kompetisi. Merek dengan kualitas relatif rata - rata tetapi anggaran relatif
tinggi mampu mengenakan harga premium. Merek dengan kualitas relatif
tinggi dan iklan relatif tinggi memperoleh harga tertinggi, begitupun
sebaliknnya. Hubungan positif antara harga tinggi dan iklan tinggi berlaku
paling kuat dalam tahap siklus hidup produk selanjutnya bagi pemimpin
pasar.
2) Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan
Harga harus konsisten dengan kebijakan penetapan harga perusahaan. Pada
saat yang sama, perusahaan tidak menolak untuk menentukan penalti
penetapan harga di bawah keadaan tertentu. Meskipun kebijakan ini sering
dapat dibenarkan, pemasar harus menggunakannya dengan hati-hati sehingga
tidak perlu mengasingkan pelanggan.

3) Penetapan Harga Berbagi Keuntungan dan Risiko


Penjual mempunyai opsi menawarkan untuk menyerap sebagian atau semua
risiko jika tidak menghantarkan nilai yang dijanjikan secara penuh.

4) Dampak Harga Pada Pihak Lain


Manajemen harus mempertimbangkan reaksi pihak lain terhadap

1
9
terkontemplasi. Pemasar harus mengetahui hukum yang mengatur penetapan
harga. Banyak peraturan federal dan Negara bagian melindungi konsumen
terhadap praktik penetapan harga yang menipu. Pemasar harus mengetahui
hukum dalam menetapkan harga yang terdapat pada undang-undang yang
menyatakan penjual harus menetapkan harga tanpa berbicara pada pesaing,
pengaturan harga adalah ilegal.
a) Menyesuaikan Harga
Untuk melakukan penyesuaian harga, ada 4 strategi penyesuaian harga,
diantaranya :
(1) Penetapan Harga Geografis, perusahaan memutuskan bagaimana
memberi harga kepada produknya untuk konsumen yang berbeda dalam
lokasi dan negara yang berbeda.

(2) Diskon Harga dan Insentif, diskon adalah potongan harga. Insentif
adalah pembayaran ekstra dirancang untuk mendapatkan partisipasi
penjual perantara dalam program khusus.
(3) Penetapan harga promosi, perusahaan dapat menggunakan beberapa
teknik untuk merangsang pembelian dini seperti : penetapan harga
pemimpin kerugian, penetapan harga acara khusus, rabat tunai,
pembayaran berbunga rendah, jangka waktu pembayaran yang lebih
panjang, jaminan dan kontak jasa dan diskon psikologis.
(4) Penetapan Harga Terdiferensiasi, diskriminasi harga terjadi jika
perusahaan menjual produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang
tidak mencerminkan perbedaan proporsional dalam biaya. Fandy
Tjiptono menambahkan bahwa metode penetapan harga, dikelompokkan
menjadi empat bagian yang terdiri dari :
a. Penetapan harga berbasis permintaan
Metode ini lebih menekankan harga pada faktor-faktor yang
mempengaruhi selera dan keputusan suka atau tidak suka dari
konsumen. Metode ini mengabaikan faktor-faktor yang biasanya
mempengaruhi permintaan seperti faktor seperti biaya, laba, dan
persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai
2
0
pertimbangan, diantaranya yaitu : kemampuan para pelanggan
untuk membeli (daya beli), kemauan pelanggan untuk membeli,
posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni
menyangkut apakah produk tersebut merupakan symbol status atau
hanya produk, manfaat yang diberikan produk tersebut kepada
pelanggan, dan harga-harga produk substitusi. Yang termasuk
dalam metode ini adalah :
1) Skimming Pricing
Yaitu strategi yang menetapkan harga awal yang tinggi ketika
produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun
harganya.
2) Penetration Price
Strategi harga yang menentukan harga awal yang rendah
serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi
pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari
pada konsumen.

b) Penetapan Harga yang Mempengaruhi Psikologi Konsumen Dalam


konsep harga, Kotler dan Keller juga menjelasakan penetapan harga
yang mempengaruhi psikologi konsumen, cukup menitikberatkan
pada pertimbangan terhadap tiga topik kunci dalam harga yaitu :
a) Harga Referensi
Harga referensi (reference price) merupakan perbandingan
harga yang diteliti dengan harga referensi internal yang
mereka ingat atau dengan kerangka referensi eksternal seperti
“harga eceran regular” yang terpasang.
b) Asumsi harga-kualitas
Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator
kualitas. Penetapan harga pencitraan sangat efektif untuk
produk sensitif seperti parfum, mobil mahal dll. Atau biasa
disebut dengan istilah pada penetapan harga yaitu Prestige
Pricing. Prestige Price adalah menetapkan harga yang tinggi
2
1
demi membentuk image kualitas produk yang tinggi yang
umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty.
Contoh : roll royce, rolex, guess, gianni versace, prada, vertu,
dan lain sebagainya.
c) Akhiran harga
Akhiran harga disebut juga dengan odd price atau harga yang
berakhir dengan angka ganjil. Odd Price atau harga ganjil
merupakan salah satu strategi penetapan harga yang akhir yang
saat ini banyak digunakan oleh pelaku bisnis dan hal ini dirasa
cukup berhasil untuk menarik banyak konsumen dalam
membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Namun hal yang
perlu diingat adalah bagaimana penerapan strategi ini tidak
hanya dapat memberikan manfaat bagi perusahaan namun juga
tetap memikirkan kepentingan konsumen itu sendiri. Strategi
harga odd price adalah menetapkan harga yang ganjil atau
sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan
secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan
dibeli lebih murah.
Contoh : Barang yang tadinya dihargai Rp. 100.000,- diubah
menjadi Rp. 99.990,- di mana konsumen mungkin akan
melihat Rp. 99.990 jauh lebih murah daripada Rp. 100.000.-
Seperti yang telah dibahas bahwa sebenarnya dengan
menetapkan harga ganjil merupakan salah satu cara yang
secara psikologis mempengaruhi konsumen untuk berpikir
bahwa harga yang ditawarkan lebih murah dari pada harga
yang sebenarnya.
b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Dalam metode ini faktor penentu yang utama adalah aspek penawaran atau
biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya
produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga
menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

2
2
c. Metode Penetapan Harga Berbasis laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam
penetapan harganya. Upaya ini dilakukan atas dasar target volume laba
spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau
investasi.

d. Metode Penetapan Harga Berbasis persaingan


Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga
juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan
pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat
macam : customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader
pricing, sealed bid pricing.

2.2. PROFITABILITAS
1. PENGERTIAN PROFITABILITAS
Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam
persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan
laba pada tingkat yang dapat diterima. Menurut munawir (2002), profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode waktu tertentu.
Sedangkan definisi profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2006) adalah hasil bersih
dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas dapat ditetapkan dengan
menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukur tersebut adalah dengan
rasio keuangan sebagai salah satu analisis dalam menganalisis kondisi keuangan, hasil
operasi dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan.

2. PENGUKURAN PROFITABILITAS
Kasmir (2014) menjelaskan bahwa hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai alat
evaluasi kerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak.
Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba
ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama
setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, profitabilitas sering disebut
sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen. Beberapa indikator yang dapat digunakan

2
3
untuk mengukur profitabilitas adalah :
1. Gross Profit Margin (GPM)
GPM mencerminkan mark-up terhadap harga pokok penjualan dan kemampuan
manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan
penjualan yang dilakukan perusahaan. Apabila harga pokok penjualan meningkat, maka
GPM akan menurun, begitu juga sebaliknya. Semakin besar rasio GPM, maka semakin
baik keadaan operasi perusahaan. sebalinya semakin rendah GPM, semakin kurang baik
operasi perusahaan (Gitman,2006). GPM menurut (Ang,1997) dapat diukur
menggunakan rumus:

GPM = Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan


Penjualan Bersih

2. Net Profit Margin (NPM)


NPM adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan
semua biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat
kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya. NPM sering digunakan
untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam mengendalikan beban beban yang
berkaitan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM, maka semakin baik operasi
perusahaan begitu pula sebaliknya. NPM menurut (Ang,1997) dapat dihitung dengan
rumus :

NPM = Laba bersih sesudah pajak penjualan x 100%


Penjualan

3. Operating Ratio Margin (OPM)


Operating ratio menunjukkan berapa biaya yang dikorbankan dalam penjualan atau
berapa persentase biaya yang dikeluarkan dalam penjualan. Operating ratio
mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan
keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap
dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Semakin tinggi rasio OPM,
maka semakin baik pula operasi suatu perusahaan. OPM menurut (Ang,1997) dapat

2
4
dihitung dengan rumus :

OPM = Laba Operasi x 100% Penjualan

4. Return On Invesment (ROI) atau Return On Asset (ROA)


ROI atau biasa disebut juga Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset
(ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada
(Ang,1997). ROA menurut (Ang,1997) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%


Total Aktiva

Menurut James Van Home dan John M. Wachowicz (2009) bahwa net profit
margin maupun rasio perputaran aktiva tidak dapat memberikan pengukuran yang
memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan. Net profit margin tidak
memperhitungkan penggunaan aktiva, sedangkan rasio perputaran aktiva tidak
memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Menurut Munawir (2002) ROA
memiliki beberapa manfaat yang antara lain:
a. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan
analisis ROA dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang
sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
b. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi
perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam
perencanaan strategi.
c. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis ROA juga berguna untuk
kepentingan perencanaan.

5. Return On Equity (ROE)


ROE adalah rasio yang menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur
dari modal pemilik. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham dan merupakan alat yang paling sering digunakan investor dalam
pengambil keputusan investasi. ROE merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak

2
5
terhadap penyertaan modal saham sendiri. Rasio ini menunjukkan daya untuk
menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan
seringkali digunakan untuk membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah
industri yang sama. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan
atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Akan tetapi, jika
perusahaan tersebut telah memilih untuk meningkatkan tingkat utang yang tinggi
berdasarkan standar industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari asumsi
risiko keuangan yang berlebihan. Menurut kasmir (2014), ROE dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

2
6
Modal

laba bers sesudah pajak


ROE = x 100%
6.
Earning Per Share (EPS)
Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
Banyak para calon pemegang saham yang tertarik dengan EPS karena hal ini merupakan
salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Laba per lembar saham atau EPS diperoleh
dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi denganjumlah rata-rata saham
biasa yang beredar. Menurut Kasmir (2014) EPS dapat dihitung dengan rumus :
EPS = Laba Bersih Sesudah Pajak - Dividen Saham Preferen Jumlah Lembar
Saham Biasa yang Beredar

Berdasarkan uraian diatas, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam


menghasilkan laba dalam suatu periode (Munawir, 2002). Profitabilitas perusahaan
dapat diukur dengan menggunakan indikator ROA atau disebut juga ROA yang terdiri
dari laba sesudah pajak dan total aktiva perusahaan.

2
7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. ANALISA KASUS MOSES AND SAN MIGUEL INC


Moses and San Miguel (MSM) adalah salah satu perusahaan selimut milik pribadi terbesar di
AS. Penjualan pada tahun 2004 diproyeksikan menjadi $ 26,5 juta. MSM akan diaudit oleh Angkatan
Laut AS mengenai kontraknya (baru pada tahun 2004) untuk memasok 125.000 selimut ke Angkatan
Laut dan Korps Marinir. Sebuah tinjauan awal oleh seorang auditor Angkatan Laut menunjukkan
bahwa harga per blanked ($ 37,30) tidak sesuai dengan biaya MSM. Apa yang harus dilakukan MSM
sekarang?

A. PERUSAHAAN
MSM memproduksi dan mendistribusikan selimut dengan harga menengah dan kualitas tinggi untuk
pasar AS. MSM menjual tiga lini merek (Ashmont, Velona, dan Fairfax) dan satu lini label pribadi.
Label pribadi biasanya lebih dari setengah penjualan sektor komersial. Beberapa informasi dasar
tentang lini produk mereka untuk tahun 2004 ditunjukkan di bawah ini :

NO PRODUK UKURAN BERAT RATA-RATA HARGA PERENCANAAN


(sq.in) PENJUALAN (pound) VOLUME 2004
(grosir)
1. Ashmont 72*90 3.75 $30.50 60.000
2. Velona 72*90 4.00 $31.95 130.000
3. Fairfax 72*90 5.00 $36.80 110.000
4. Label Pribadi 66*84 3.75 $31.50 375.000
5. Angkatan Laut AS 66*90 4.25 $37.30 125.000
*pe kerjaan Pabrik MSM 800.000

MSM menjual selimutnya kepada 10 distributor produk perlengkapan tidur (untuk dijual
kembali ke pengecer kecil) dan ke beberapa rantai besar yang membeli selimut langsung dari pabrik
(dalam pesanan besar) “untuk menghindari perantara”. Sebelum tahun 2004, MSM tidak pernah
menyuplai selimut kepada pemerintah AS, melainkan berfokus sepenuhnya pada pasar komersial.

Selimut yang dijual MSM ke distributor seharga $ 35, biasanya akan dijual dengan harga
sekitar $ 60 di toko ritel, memungkinkan margin kotor 15% untuk distributor. 30% untuk pengecer dan
pengiriman $ 5. Toko diskon yang membeli langsung dan beroperasi dengan margin lebih rendah dapat
2
8
mengenakan biaya serendah $ 50 untuk selimut yang sama.
Pada awal tahun 2003, MSM memutuskan untuk menawar kontrak Angkatan Darat yang
besar karena mereka mengalami kesulitan untuk secara konsisten menjual semua kapasitas mereka di
sektor komersial. Selama kurun waktu 5 tahun, rata-rata MSM telah beroperasi dengan kapasitas hanya
85 persen. Tawaran Angkatan Darat adalah kontrak "biaya-plus" di mana MSM tidak memiliki
pengalaman sebelumnya. Mereka kalah tawaran dari pesaing yang lebih besar.

B. KONTRAK NAVY
Pada akhir tahun 2003, MSM mencari kontrak untuk memasok 125.000 selimut pesanan khusus untuk
Angkatan Laut AS dan Korps Marinir pada tahun 2004. Kontrak tersebut bukan "biaya-plus" tetapi
MSM setuju untuk mengizinkan Angkatan Laut ($ 37,30 per selimut) mencerminkan adil penetapan
biaya dan margin keuntungan yang adil.

C. PABRIK
MSM beroperasi dari satu pabrik di kawasan industri di pinggiran kota besar di Midwestern. Bangunan
tersebut, termasuk semua ruang gudang dan kantor, disewa dari pemilik kawasan industri. Sewa sudah
termasuk dalam biaya overhead pabrik.
Selimut ditenun dari gulungan benang yang sangat besar pada alat tenun semi-otomatis yang
diperoleh MSM, bekas, dari pabrik tekstil besar yang tutup karena semakin banyak produksi
dipindahkan ke luar negeri. Tidak ada kekurangan yang tersedia, peralatan tenun tekstil yang dirawat
dengan baik di AS. Selimut MSM menggunakan berbagai proporsi benang katun, wol, dan sintetis
(dacron atau polipropilen) untuk mendapatkan tampilan dan rasa yang diinginkan pelanggan pada
tempat tidur berkualitas tinggi, dengan harga yang sangat wajar.

MSM memiliki dan mengoperasikan 13 alat tenun. Operasi kapasitas penuh untuk setiap alat
tenun adalah sekitar 20 shift delapan jam per minggu selama sekitar 50 minggu per tahun. Pekerjaan
pemeliharaan dan perbaikan menghabiskan sisa waktu. Setiap produk dapat diproduksi di salah satu
alat tenun. Tingkat throughput per mesin bervariasi di 5 lini produk sebagai berikut :

No Produk Selimut/Mesin/Shift
1. Ashmont 64

2. Velona 60

2
9
3. Fairfax 56

4. Label Pribadi 70

5. Angkatan laut 54

6. Rata-rata pada tahun 2004 63,5

Variasi hasil disebabkan oleh kecepatan lari yang berbeda untuk campuran benang yang
berbeda dan perbedaan kepadatan produk. Secara umum, lebih banyak kepadatan. Secara umum,
semakin padat tenunan selimut dan semakin mahal benang, semakin rendah kecepatan menenun.
MSM membayar upah tinggi untuk komunitasnya, $ 15 hingga $ 20 per jam, ditambah
tunjangan yang baik. Totalnya sekitar $ 40.000 per pekerja per tahun, tidak termasuk tunjangan. Setiap
operator alat tenun dibayar untuk 2080 jam dan bekerja hanya 1920 jam. Sistem pengupahan termasuk
bonus insentif untuk produktivitas. Paket gaji ini memungkinkan MSM untuk menjaga biaya tenaga
kerja per selimut sangat rendah, meskipun membayar gaji dan tunjangan yang baik.
MSM adalah salah satu dari sedikit konverter tekstil AS yang menguntungkan karena filosofi
pengoperasiannya yang sangat "ramping". Produktivitas tenaga kerja setinggi konverter tekstil mana
pun di negara ini. 53 operator alat tenun MSM rusak menjadi hanya 2 atau 3 orang per shift, tergantung
pada bauran produk. Setiap operator menangani beberapa alat tenun. Menggunakan peralatan bekas
membuat investasi modal tetap rendah (hanya sekitar $ 6,4 juta untuk alat tenun dan peralatan
pendukung terkait). Perusahaan mendorong dengan keras tema "buatan Amerika" untuk menjaga
volume penjualannya tetap tinggi.

Sistem Akuntansi MSM


Biaya Manufaktur, MSM menggunakan sistem biaya standar untuk produksi. Semua varian
pengeluaran dibebankan langsung ke overhead pabrik. Biaya standar memungkinkan untuk scrap dan
limbah normal serta ketidakefisienan tenaga kerj a, tetapi jumlah ini sangat rendah di MSM. Biaya
bahan baku dibebankan ke produk dengan harga sebenarnya yang dibayarkan untuk campuran benang
dalam lini produk tertentu. Tenaga kerja pabrik ditetapkan ke produk berdasarkan waktu kerja rata-rata
per selimut, dengan mempertimbangkan beberapa variasi kecil dalam waktu kerja di lima lini produk.
Tunjangan tambahan dibebankan ke biaya overhead pabrik.
Overhead pabrik ditetapkan pada berbagai produksi yang sangat luas. Total biaya overhead
pabrik yang direncanakan dibagi dengan total produksi yang direncanakan untuk menghasilkan biaya
overhead standar per selimut. Angka untuk tahun 2004 adalah $ 3,95 per selimut. Biaya kelebihan

3
0
kapasitas tidak menjadi masalah pada tahun 2004 karena pabrik diproyeksikan akan beroperasi dengan
kapasitas penuh. Biaya pabrik untuk lima lini produk dirangkum di bawah ini :

Biaya perselimut
Produk Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Total
COGS

Ashmont $ 18,80 $ 2,50 $ 3,95 $ 25,25

Velona $ 19,90 $ 2,50 $ 3,95 $ 26,35

Fairfax $ 24,10 $2,75 $ 3,95 $ 30,80

Label Pribadi $ 20,05 $ 2,65 $ 3,95 $ 26,65

Angkatan laut $ 24,20 $ 2,90 $ 3,95 $ 31,05

Rata-rata $ 21,15 $ 2,68 $ 3,95 $ 27,78

Biaya Penjualan, Pemasaran dan Administrasi (SM & A). Untuk tujuan
memperkirakan biaya total yang digunakan dalam menetapkan harga jual yang direncanakan. MSM
membebankan biaya SM&A untuk produk pada tahun 2004 dengan tarif $ 96 per unit. Ini sekitar 1/3
penjualan, 1/3 pemasaran, dan 1/3 administrasi Sebuah "unit" adalah istilah teknis untuk unit kapasitas
yang sama dengan satu alat tenun yang berjalan untuk satu shift. Dengan 13 mesin tenun di pabrik,
masing-masing mengoperasikan 980 shift per tahun, kapasitas pabrik tahunan setara dengan 12.740
"unit" (13 x 980). Idenya adalah untuk membebankan SM&A ke produk berdasarkan jumlah kapasitas
yang dikhususkan untuk setiap selimut karena biaya SM&A tidak bergantung pada volume, biaya per
unit sangat bergantung pada jumlah unit di penyebut.

MSM memilih untuk menetapkan SM&A ke produk dengan asumsi bahwa total penjualan
sama dengan 85% dari kapasitas. Jumlah ini ditetapkan berdasarkan penggunaan kapasitas rata-rata
selama lima tahun terakhir. Dengan menggunakan asumsi 85%, MSM akan menyerap biaya SM&A
secara berlebihan di tahun yang baik, seperti 2004, ketika bisnis beroperasi dengan kapasitas penuh.

Harga Jual Standar, MSM menghitung harga jual yang diinginkan per selimut dengan
menambahkan laba yang direncanakan sebesar $ 240 per unit ke total biaya (CDGS plus SM&A). Tarif
poin $ 240 per unit ditetapkan untuk menghasilkan "pengembalian aset yang digunakan" yang baik
ketika MSM beroperasi mendekati kapasitas. Dengan menggunakan sistem akuntansi ini, harga jual
yang direncanakan untuk lima lini produk untuk tahun 2004 ditunjukkan di bawah ini :

3
1
Produk COGS Selimut SM & A Direncanakan
perselimut “Unit” Perselimut Perencana Laba Harga Jual
*1 Perselimut*2
Ashmont $ 25,25 64 $ 1,50 $ 3,75 $ 30,50
Velona $ 26,35 60 $ 1,60 $ 4,00 $ 31,95
Fairfax $ 30,80 56 $ 1,70 $ 4,30 $ 36,80
Label Pribadi $ 26,65 70 $ 1,40 $ 2,45 $ 31,50
$ 31,05 54 $ 1,80 $ 4,45 $ 37,20
Angkatan Laut
Rata-rata $ 27,78 63,5 $ 1,53 $ 3,82 $ 33,13

Keterangan :
1. Dengan harga $96 per "unit" Dibulatkan ke sepuluh sen terdekat. Tarif ini akan menyerap semua
biaya SM&A ketika volume sama dengan 85% kapasitas.
2. Pada $240 per "unit" dibulatkan
Di tahun seperti 2004 saat permintaan sangat kuat. MSM dapat menetapkan harga yang
direncanakan kepada semua pelanggannya dan masih menjual pabriknya. Ketika permintaan tidak begitu
kuat, harga biasanya harus diturunkan sejalan dengan pengetahuan manajer penjualan tentang kondisi
pasar yang kompetitif. Harga angkatan laut $ 37,30 per selimut ditetapkan berdasarkan sistem yang
dijelaskan di atas. Karena harga secara umum terlihat masuk akal untuk kualitas dan ukuran (90 x 66)
yang ditentukan dalam kontrak, hal itu untuk sementara diterima oleh Angkatan Laut. Penentuan akhir
harga, sesuai kontrak, bergantung pada audit Angkatan Laut atas catatan biaya MSM, menurut Standar
Akuntansi Biaya federal.

Audit Angkatan Laut


MSM tidak memiliki pengalaman dengan audit federal dan tidak tahu bagaimana Angkatan Laut akan
"mengevaluasi" harga $ 37,30. Manajemen berasumsi bahwa mereka tidak akan kesulitan lolos dari audit
karena harga yang dibebankan kepada Angkatan Laut didasarkan pada sistem yang sama yang mereka
gunakan untuk menetapkan semua harga. Manajemen tahu bahwa bisnis tersebut tidak menghasilkan
keuntungan tinggi yang tidak normal dari semua selimutnya. Rencana mereka adalah menunggu audit
Angkatan Laut untuk melihat metode akuntansi apa yang harus mereka gunakan, dan kemudian segera
menerapkannya untuk pesanan Angkatan Laut.
Situasi mulai “menurun” dengan cepat ketika reaksi pertama auditor adalah menanyakan
mengapa Angkatan Laut dikenakan biaya 118% dari biaya non- manufaktur rata-rata per selimut (1,80 /
1,53) dan 116% dari laba rata-rata per selimut (4,45 / 3,82). Secara sepintas, katanya, harga TNI-AL
3
2
terang-terangan tidak adil.
Kedua pemilik itu saling memandang dalam diam. Baik Doug San Miguel maupun joe Moses
tidak memiliki pengetahuan tentang sistem akuntansi. Moses menangani penjualan dan San Miguel
menjalankan pabrik. Mereka selalu berasumsi bahwa semua akuntansi dilatih tentang hal yang sama dan
bahwa mereka bagaimana "menghitung biji". Semua sejak mereka sadar bahwa jika mereka ingin
mempertahankan bisnis Angkatan Laut dan menghindari gugatan hukum federal, mereka sangat
membutuhkan kursus kilat dalam penetapan biaya produk.

3.2. PERTANYAAN

1. Hitung laporan laba rugi yang direncanakan untuk MSM tahun 2004 dalam bentuk akuntansi yang baik.
Asumsikan perusahaan dibiayai ekuitas 100%?
Penyelesaian :

Perhitungan Laba Rugi :

Selimut Selimut Direncanakan Selimut Total


Produk GOGS per COGS SM&A per SM&A
unit unit harga jual unit Penjualan
selimut selimut
Ashmont 25,25 64 $1.616,00 1,5 64 $ 96,00 30,5 64 $1.952,00

Velona 26,35 60 $1.581,00 1,6 60 $ 96,00 31,95 60 $1.917,00

Fairfax 30,8 56 $1.724,80 1,7 56 $ 95,20 36,8 56 $2.060,80

Label Pribadi
26,65 70 $1.865,50 1,4 70 $ 98,00 31,5 70 $2.205,00

Angkatan
31,05 54 $1.676,70 1,8 54 $ 97,20 37,2 54 $2.008,80
laut

Total $8.464,00 $ 482,40 $10.143,60

3
3
Laba = Total Penjualan - $
COGS - SM&A
2. Hitung ROA yang direncanakan (sebelum pajak penghasilan) untuk MSM untuk tahun1 2004.
Anda dapat mengasumsikan 45 hari untuk piutang, 6 putaran untuk persediaan, .30 hari untuk
hutang dan cadangan kas minimum $ 500.000 ? 1
9
7
Penyelesaian : ,
2
Lamanya waktu penerimaan piutang : 45 hari
Lamanya perputaran persedian Lamanya : 6 hari
perputaran Hutang : 30 hari
a. Bahan baku : $ 107,05 x 81 hari = $ 8.671,05
b. Tenaga Kerja : $ 13,3 x 81 hari = $ 1.077,3
c. Overhead : $ 19,75 x 81 hari = $ 1.599,75
d. SM & A : $ 8 x 81 hari = $ 648
e. Kas Minuman $ 500.000 ROA = Penjualan
Bersih
Modal Kerja Bersih =
13.603,95 511.966,1 =
$0,03

3. Dengan asumsi hanya biaya tenaga kerja pabrik dan bahan baku yang menjadi variabel,
hitung titik impas untuk MSM dalam selimut per tahun, pada campuran rata-rata?

Penyelesaian :

BEP = FC
P-VC
= $ 1,53
33.13- (21,15 + 2,68)
= 1.53
33.13- 23,83
=153
9,3
= $ 0,16

3
4
4. Misalkan MSM sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan lini baru selimut kepadatan rendah, Del
Monte (72 x 90 inci, 3,50 pound, dan 84 selimut / unit) dengan biaya bahan baku $ 19,60 dan biaya tenaga
kerja pabrik $ 2,45. Berapa harga yang perlu ditagih oleh MSM per selimut untuk mendapatkan keuntungan
normal di bawah sistem akuntansi mereka saat ini?

Penyelesaian :

a. Kontrak Angkatan Laut


Pendapatan Hilang 125.000 x 37.30 = $ 4.662.500
Penghematan Biaya
SM & A 125.000 x 1.8 = $ 225.500
Buruh Pabrik 125.000 x 2.9 = $ 362.500
Penurunan Laba ($ 4.075.000)

b. Del Monte
Pendapatan Tambahan 194.444 x 29.95 = $ 5.823.598

Biaya Tambahan

SM&A 194.444 x 1.1 = $ 213.888

Buruh Pabrik 194.444 x 2.45 = $ 476.388

Peningkatan Laba $ 5.133.322

5. Jika MSM mengganti kontrak Angkatan Laut dengan Del Monte, berapa banyak selimut yang perlu mereka
jual per tahun untuk menjaga keuntungan keseluruhan pada tingkat yang sama seperti tahun 2004?

Penyelesaian :
Laba per Harga jual per
Laba ($)
selimut selimut

Asli 4,45 37,30 556.250

Baru 3,82 36,67 477.500

6. Hitung ulang biaya selimut Angkatan Laut dengan asumsi berikut:


a. Biaya bahan baku oke
b. Semua biaya lainnya dianggap non-variabel
c. Biaya non-variabel diberikan ke produk berdasarkan biaya rata-rata per selimut

3
5
d. Gunakan format berikut:
i. Biaya Bahan Baku -------------------
ii. Biaya tenaga kerja-------------------
iii. Biaya Overhead Pabrik-------------------
iv. Biaya SM&A-----------------
v. Total biaya-------------------

Penyelesaian :

a. Biaya Bahan Baku Langsung

Produk Bahan Baku ($) Selimut / unit Biaya Bahan Baku Baru
Ashmont 18,8 64 1203,2
Velona 19,9 60 1194
Fairfax 24,1 56 1349,6
Label Pribadi 20,05 70 1403,5
Angkatan laut 24,2 54 1306,8
Total 107,05 6457,1

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Produk Tenaga Kerja ($) Selimut / unit Biaya Tenaga Kerja Baru
Ashmont 2.5 64 160
Velona 2.5 60 150
Fairfax 2.75 56 154
Label Pribadi 2.65 70 185.5
Angkatan laut 2.9 54 156.6
Total 13.3 806.1

3
6
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
Produk Overhead Pabrik ($) Selimut / unit Baru
Ashmont 3.95 64 252.8
Velona 3.95 60 237
Fairfax 3.95 56 221.2
Label Pribadi 3.95 70 276.5
Angkatan laut 3.95 54 213.3
Total 19.75 1200.8

d. Biaya SM & A
Product Biaya SM & A per Biaya SM &A Baru
Selimut Selimut perunit
Ashmont $1.50 64 $96
Velona $1.60 60 $96
Fairfax $1.70 56 $95.2
Label Pribadi $1.40 70 $98
Angkatan laut $1.80 54 $97.2
Total $8 54 $482.4

e. Total Biaya
Produk Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead SM & A Total Biaya
Langsung Langsung Pabrik

Ashmont 1203.2 $160 $252.8 $96 $1712


Velona 1194 $150 $237 $96 $1677
Fairfax 1349.6 $154 $221.2 $95.2 $1820
Label Pribadi 1403.5 $185.5 $276.5 $98 $1963.5
Angkatan laut 1306.8 $156.6 $213.3 $97.2 $1773.9
Total Biaya 6457.1 $806.1 $1200.8 $482.4 $8946.4

7. Berapa harga jual yang disiratkan oleh biaya ini jika keuntungan dibatasi hingga 10% dari penjualan?
Penyelesaian :

Harga jual 10% dari


Direncanakan harga jual Harga jual
penjualan

Ashmont 30,5 3,05 33,55

Velona 31,95 3,195 35,145

Fai rfax 36,8 3,68 40,48

Label Pribadi 31,5 3,15 34,65

Angkatan laut 37,2 3,72 40,92


8. Hitung ulang biaya selimut Angkatan Laut dengan asumsi berikut :
a. Hanya biaya bahan baku yang bervariasi
b. Semua biaya tetap (tenaga kerja, overhead pabrik, dan SM&A) ditetapkan ke produk berdasarkan
penggunaan kapasitas pada "volume normal"
c. Volume normal adalah 85% dari kapasitas
d. Gunakan format yang sama seperti di Pertanyaan 6
Penyelesaian :

a. Biaya bahan baku langsung


Produk Selimut unit Biaya Total biaya
Ashmont 64 18,8 1203,2
Velona 60 19,9 1194
Fairfax 56 24,1 1349,6
Label Pribadi 70 20,05 1403,5
Angkatan laut 54 24,2 1306,8
Total 107,05

b. Biaya tenaga kerja langsung


Produk Selimut unit Biaya Total biaya
Ashmont 51,2 2,5 128
Velona 48 2,5 120
Fairfax 44,8 2,75 123,2
Label Pribadi 56 2,65 148,4
Angkatan laut 43,2 2,9 125,28
Total 13,3

c. Biaya Overhead pabrik


Produk Selimut unit Biaya Total biaya
Ashmont 51,2 3,95 202,24
Velona 38,4 3,95 151,68
Fairfax 35,84 3,95 141,568
Label Pribadi 44,8 3,95 176,96
Angkatan laut 34,56 3,95 136,512
Total 19,75
d. Biaya SM & A
Produk Selimut unit Biaya Total biaya
Ashmont 51,2 1,5 76,8
Velona 40,96 1,6 65,536
Fairfax 30,72 1,7 52,224
Label Pribadi 28,672 1,4 40,1408
Angkatan laut 35,84 1,8 64,512
Total 8

4
0
9. Berapa harga jual per selimut yang disiratkan oleh biaya ini jika laba diharapkan sebesar 15% ROA? Anda
dapat mengasumsikan investasi modal kerja bersih sebesar 20% dari penjualan untuk pertanyaan ini ?

Penyelesaian :

Laba yang diharapkan 15 % dari ROA = 15% x ROA


= 15% x 0,03 (ROA pada soal no.2)
= $ 0,004

Modal kerja bersih 20% = 20 % x 13.603,95 (total Harga Jual direncanakan)


dari Penjualan = 2.720,79

Harga jual = Modal kerja Bersih + Laba


= 2.720,79 + 0,004
= 2.720,794

Harga jual/unit = 2.720,79


30,4
= $ 89,50

10. Berapa harga per selimut yang menurut Anda "adil" untuk kontrak Angkatan Laut? Mengapa? Tunjukkan
perhitungan Anda.

Penyelesaian :

Laba per Harga jual per


Laba ($)
selimut selimut

Asli 4,45 37,30 556.250

Baru 3,82 36,67 477.500

Menurut kami agar adil, MSM menurunkan harga jual untuk menyenangkan Angkatan Laut :
a. Membuat Angkatan Laut senang
b. MSM akan mempertahankan reputasi dan citra perusahaanny
c. Gugatan hokum akan dihindari
d. Masih ada keuntungan tambahan $ 477.500 dari pada jika mereka hanya memiliki
4 produk.

4
1
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dalam memulai usaha, selain modal dan ide, penting bagi Perusahaan untuk memahami tentang harga dan
promosi. Sebab, kedua komponen ini mempengaruhi keputusan calon konsumen untuk melakukan pembelian
barang atau menggunakan jasa suatu perusahaan. Apalagi di era digital saat ini, konsumen jadi lebih mudah dalam
membandingkan harga.
Tujuan penetapan harga sangat penting dalam menjalankan bisnis jual-beli. Harga tentunya memiliki
peranan penting dalam tercapainya kesepakatan jual-beli antara konsumen dan produsen. Perusahaan harus
menetapkan harga dengan baik agar konsumen tertarik dengan suatu produk.  
Penetapan harga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, meliputi tujuan
pemasaran perusahaan, biaya, strategi bauran pemasaran, serta metode penetapan harga. Sementara itu, faktor
eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan, serta elemen lingkungan yang lain.
Dari uraian materi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan Penetapan Harga adalah:
1. Mendapatkan Target Pasar, Penjual bisa mendapatkan target pasar yang lebih besar ketika berhasil
menentukan harga yang sesuai. Ini berlaku jika harga yang ditawarkan bersaing di pasaran menjadi lebih
terjangkau atau lebih murah dibandingkan harga kompetitor.
2. Usaha Meningkatkan Keuntungan, Harga memberi pengaruh besar pada kemampuan Anda untuk
meningkatkan keuntungan dari bisnis yang Anda jalankan. Tak hanya harus melebihi harga beli bahan baku dan
tenaga, pengusaha juga perlu menyesuaikan harga dengan kemampuan serta daya beli konsumen. Trik lain
dalam meningkatkan penjualan, Anda bisa tetap mencantumkan harga asli yang diberi tanda coret, kemudian di
bawahnya tampilkan harga diskon atau harga khusus selama promosi dalam jangka waktu tertentu.

4.2 Saran

Agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat bersaing dengan kompetitor, selain memperhatikan
penentuan harga produk dan profitabilitas, perusahaan juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Menentukan Kuantiti atau Kualitas


2. Memanfaatkan Sosial Media
3. Melakukan Terobosan Baru
4. Menyatukan Kualitas dan Kuantiti
5. Mendata Harga dan Produk dengan Tepat

4
2
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don. R & Maryanne M. Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial, Buku


1 Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat

Don Hansen and Maryanne Mowen, Liming, Guan. 2009. Cost Management^ edition, Thomson-
Southwestern

http://repository.radenintan.ac.id/1117/3ZBAB II.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/132421628.pdf

4
3

Anda mungkin juga menyukai