OLEH :
Allah SAW, atas rahmat, barokah, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat
Produksi Pada PT. Vale Indonesia Tbk” guna memenuhi salah satu syarat
Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan
tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat,
yaitu:
1. Bapak Dr. Fadli, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak., CA, selaku Ketua Program Studi
4. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang
saran, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
iv
5. Teristimewa kepada Orang tua, Adik, Kakak saya dan Jalasena Putra yang
Pojan, Andre.
9. Dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan
Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Medan, Mei2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
umum dari suatu perusahaan adalah mencapai laba (profit), kelangsungan hidup
dan pertumbuhan. Laba yang menjadi tujuan usaha perusahaan tidak terjadi
dengan sendirinya, tetapi laba diperoleh dengan usaha yang dilakukan secara
Salah satu unsur yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kebutuhan dalam informasi biaya, dan informasi biaya tersebut dapat ditemukan
dalam akuntansi biaya. Akuntansi biaya dapat digunakan untuk tujuan pelaporan
akurat dan tepat bagi manajemen dalam mengelola perusahaan atau divisi secara
efektif. Oleh karena itu biaya perlu dikelompokan sesuai dengan tujuan apa
1
Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda,
yaitu biaya dalam artian cost dan biaya dalam artian exspense. Biaya atau cost
adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
exspense atau beban adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang
sudah habis.
menjadi Biaya Produksi dan Biaya Non Produksi. Penentuan harga pokok produk
secara teliti hanya dapat dilakukan jika diadakan pemisahan secara tegas antara
biaya produksi dengan biaya non produksi dan penentuan harga pokok produk ini
Dalam hal berkaitan dengan biaya dalam hubungan dengan produk, penulis
tertarik membahas tentang biaya produksi. Biaya produksi muncul sebagai salah
satu masalah yang perlu diperhatikan karena harga produksi dapat menetukan
perusahaan berupa biaya produksi juga diartikan sebagai pengeluaran yang pasti
dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi. Sifat biaya ini banyak dianggap pasti
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
terdiri dari bahan baku langsung, tenga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk, dimana biaya ini merupakan
bagian dari persediaan. Biaya bahan baku disebut juga sebagai biaya utama (prime
2
cost), sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead digabungkan menjadi
biaya konversi.
Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses
produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya
operasi. Biaya komersial atau operasi ini juga digolongkan sebagai biaya periode
penulis memilih membahas tentang “Analisis Biaya Produksi Pada PT. Vale
Indonesia Tbk”. Karena biaya produksi diartikan sebagai pengeluaran yang pasti
dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi di PT. Vale Indonesia Tbk yang
untuk membahas tentang biaya produksi pada PT. Vale Indonesia Tbk.
Rumusan Masalah
Untuk menggapai maksud dan tujuan dari penlitian ini, penulis mempunyai
a. Biaya-biaya apa saja yang termasuk dalam unsur biaya produksi pada PT.
Tujuan Penelitian
3
2. Untuk mengetahui apakah biaya produksi pada Pt. Vale Indonesia Tbk
sudah efisien.
Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian
Tbk.
masa yang akan datang, khususnya tentang analisis biaya produksi pada
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Sejarah Singkat.
Didirikan pada bulan Juni 1968, PT. Vale Indonesia, Tbk (selanjutnya
disebut PT. Vale) merupakan perusahaan asing yang memiliki lisensi dari
Sebelumnya bernama PT. Internasional Nickel Indonesia, Tbk (PT. INCO). PT.
Sulawesi, sejak tahun 1968. Sejak 16 Mei 1990, PT Vale menjadi perusahaan
publik dengan merilis 20% saham ke publik untuk memenuhi kewajiban divestasi
Nikel adalah salah satu dari lima puluh sembilan macam yang termasuk
dalam golongan komoditas tambang Mineral Logam yang ditentukan pada Pasal 2
Nikel merupakan logam serba guna dengan kombinasi sifat – sifat yang unik
sehingga cocok dipakai untuk beragam keperluan mulai dari alat yang paling
5
komponen – komponen berkekuatan tinggi. Berasal dari bijih nikel, logam yang
PT
diproduksi oleh . Vale dikenal sebagai nikel primer karena berasal dari
Semua produksi nikel dalam matte PT. Vale terikat dalam perjanjian
penjualan jangka panjang kepada Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal
Mining Co, Ltd, dimana perjanjian penjualan tersebut mengatur bahwa 80% dari
produksi tahunan PT. Vale dibeli oleh Vale Canada Limited dan 20% lainnya oleh
Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (20.09%), SSB ATB1 Platinum Asia Fund –
(0.60)%, Vale Japan Limited (0.54%), PT. AIA Finl – UL Equity (0.47%),
Smartlink Rupiah Equity Fund (0.46%), Citibank New York S/A Dimensional
BBHBostonS/AVangrdEMGMKTSSTKINFD(0.37%),BPJS Ketenagakerjaan –
Schroder Dana Prestasi Dinamis (0.25%), Citybank New York S/A Emerging
Markets Core Equity Portofolio of DFA INV Dimensions GRP INC. (0.24%),
Plus (0.23%), SSL 3BR7 S/A Pension Protection Fund – 2144610564 (0.21%),
dan The Notrhern Trust Co S/A Saudi Arabian Monetary Agency (0.19%).
6
Setelah disahkannya Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara pada tanggal 12 Januari 2009, yang pada
perdebatan selama tiga setengah tahun. Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009
Tabel 2.1
Pemerintah dan/atau
Pemda (Pasal4)
7
menetapkan kebijakan
pengutamaan
minerbabagi
kepentingan nasional
(Pasal5)
mineral: radioaktif,
batuan (Pasal34)
non di tangan
vital(gol e. – 8)
d) C) oleh Pemda
tingkat I/Provinsi
(Pasal 4)
8
Wilayah Secara terinci tidak a. Wilayah pertambangan
b. Wilayah pertambangan:
wilayah usaha
Pertambangan (WUP),
c. Wilayah pertambangan
wilayah pencadangan
14 s/d 33).
atas:
a. Izin Usaha
(KP) Rakyat(IPR)
9
Pertambangan Daerah Pertambangan Khusus
(SIPD) (IUPK).
d) Surat Izin
e) Pertambangan
Rakyat (SIPR).
pertambangan: perizinan:
penyelidikan umum,
• Eksplorasi yang
eksplorasi,eksploitasi,
meliputi: penyelidikan
pengolahan
umum, eksplorasi, studi
&pemurnian,
kelayakan.
pengangkutan,
• Operasi produksi, yang
penjualan (Pasal14).
meliputi: konstruksi,
penambangan,
pengolahan&pemurnian,
pengangkutan dan
penjualan (Pasal36).
10
SIPD,PKP2B • IPR bagi penduduk
berbadanhukum
75).
PKP2B. penyelenggaraan
pengelolaan
pertambangan
b. Pusat, provinsi,
kabupaten/kota sesuai
kewenangan terhadap
pemegang IUP
dilakukan
c. Kabupaten/Kota
139 – 142).
11
Ketentuan Peralihan Pasal 35: “Semua hak Pasal 169, pada saat UU
kecuali mengenai
penerimaan Negara.
12
menyelenggarakan asas tersebut lewat kewenangan mengatur, mengurus dan
Konsekuensinya adalah kontrak yang lahir dalam rangka Penanaman Modal Asing
tidak hanya berlaku hukum perjanjian saja, tetapi juga berlaku perjanjian hukum
bahwa Pemerintah tidak dalam kedudukan istimewa. Hubungan yang ada hanya
hubungankontraktual.
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara adalah
13
Tabel 2.2.
Perizinan
instrumen hukum
administrasi negara.
pihak.
Kesepakatan kedua
Akibat Hukum. Sepihak..
belah pihak.
Arbitrase.
Kesepakatan kedua
Kepastian Hukum. Lebih terjamin.
belah pihak.
besar.
Sumber Hukum.
Peraturan Perundang – Kontrak/Perjanjian itu
Undangan. sendiri.
14
Berdasarkan ketentuan Undang – Undang Minerba di atas. Penerimaan
negara melalui pajak dan royalti setelah berlakunya Undang – Undang Minerba,
(empat persen) dan untuk Pemerintah Daerah sebesar 6% (enam persen). Namun
dalam perjanjian Amandemen Kontrak Karya 2014 PT. Vale, royalti yang dibayar
PT. Vale disepakati sebesar 2% dari penjualan dan naik menjadi 3% dari
penjualan jika harga rata – rata nikel London Metal Exchange bulan sebelumnya
Hal ini berarti pembayaran pajak dan royalty PT. Vale kepada Pemerintah
penerimaan negara dari PT. Vale bergantung pada mekanisme harga pasar dalam
Minerba. Kewajiban divestasi saham diatur pada Pasal 112 ayat 1 dan 2 Undang –
(1) Setelah 5 (lima) tahun berproduksi, badan usaha pemegang IUP dan IUPK
yang sahamnya dimiliki oleh asing wajib melakukan divestasi saham pada
divestasi saham adalah jumlah saham asing yang harus ditawarkan untuk dijual
15
kepada peserta Indonesia. Sejak terbitnya Undang – Undang Minerba, telah terjadi
pesertaIndonesia.
(1) Modal asing pemegang IUP dan IUPK setelah 5 (lima) tahun sejak
(2) Divestasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
menentukan bahwa:
(1) Pemegang IUP dan IUPK dalam rangka penanaman modal asing, setelah 5
16
(1a)Kepemilikan peserta Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam setiap tahun setelah akhir tahun kelima sejak produksi tidak boleh
keseluruhansaham.
(2) Divestasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan kepada
perusahaan asing diatur dalam Pasal 97 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor
(1) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi dalam
(1a) Kewajiban divestasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi yang tidak
17
melakukan sendiri kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian, setelah akhir
e. Tahun kesepuluh 51% (lima puluh satu persen), dari jumlah seluruhsaham.
(1b) Kewajiban divestasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
(1c) Kewajiban divestasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
(1d) Kewajiban divestasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
18
pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi yang
melaksanakan divestasisaham.
puluh satu persen) pada tahun ke 10 (sepuluh) setelah 5 (lima) tahun berproduksi
19
sebesar 40% (empat puluh persen) saja.
Turunnya persentase kewajiban divestasi saham PT. Vale dari 51% (lima
puluh satu persen) menjadi 40% (empat puluh persen) pada akhirnya menjadi
salah satu poin kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan PT. Vale dalam
Perjanjian Amandemen Kontrak Karya 2014 PT. Vale terkait kewajiban divestasi
saham. Alhasil, meskipun PT. Vale masih dikenakan kewajiban divestasi saham,
menjadikan peserta Indonesia menjadi pemilik mayoritas saham PT. Vale tidak
dapat terealisasi.
Visi
Misi
berkelanjutan.
Nilai-Nilai
2. Menghargai karyawan
20
5. Bersama-sama menjadi lebih baik
6. Mewujudkan tujuan
Gambar 2.1.
Logo PT. Vale Indonesia Tbk
Makna
1. Warna
Logo Vale terdiri dari warna hijau dan kuning. Warna hijau melambangkan
2. V
Bentuk V mengacu pada huruf “V” seperi dalam Vale, kemenangan dan nilai)
3. Hati
4. Infinity
Kurva pada bagian atas simbol adalah infinity, sebagai ekspresi dari upaya
sesuatu.
21
5. Penemuan
22
Struktur Organisasi
Gambar 2.2
Struktur Organisasi PT. Vale Indonesia Tbk.
23
Job Description
Direktur eksekutif
24
efisiensitugas pekerjaan di lapangan.
meningkatkan efisiensi.
kebijakan.
meningkatkan produktivitas.
25
4. Menyusun strategi dan meningkatkan pertumbuhan keuangan perusahaan
target tersebut
operasional perusahaan
perusahaan
26
Direktur SDM
kesepakatan.
27
9. Memastikan bahwa setiap aktivitas memiliki inti dan tujuan serta
28
BAB III
PEMBAHASAN
usaha produksinya. Masalah yang sering timbul dalam suatu perusahaan adalah
perencanaan biaya oleh suatu perusahaan tidak sesuai dengan apa yang terjadi
sesungguhnya (Realisasi Biaya). Oleh sebab itu untuk dapat mencapai produksi
yang efisien, diperlukan suatu pemahaman tentang teori-teori biaya produksi agar
yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang. Ada beberapa
pengertian yang dapat kita lihat dari pendapat para penulis berikut ini :
proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk,
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar biaya
produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
“Biaya produksi adalah biaya – biaya yang dianggap melekat pada produk,
dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi”. (Harnanto 2017).
29
“Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berhubungan
fungsi produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya
Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung
kepada produk selesai. Atau bisa dibilang dengan bahan baku yang bersentuhan
Contohnya :
30
2. Tenaga Kerja Langsung
mengubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat
Contohnya :
Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai.
Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya
produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini dapat ditelusuri secara
Contohnya : amplas, pola kertas, oil dan minyak pelumas, paku, skrup dan
31
b. Tenaga kerja tidak langsung
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
pabrik, dll
Biaya tidak langsung lain adalah biaya selain bahan tidak langsung dan
tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai.
Contoh : Pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air dan telpon pabrik,
Dua dari tiga unsur utama biaya produksi dapat digolongkan secara
1. Biaya Utama
Biaya utama adalah gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya
2. Biaya konversi.
Biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku langsung menjadi produk
selesai. Biaya ini merupakan gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan
32
Unsur – Unsur Biaya Produksi terhadap seluruh produksi pada PT. Vale
Indonesia Tbk.
2. Nikel
4. Batubara
5. Tembaga
6. Pembuatan Baja
Biaya tenaga kerja langsung dari PT. Vale Indonesia Tbk yaitu:
a. Biaya Karyawan
Adapun bahan baku tidak langsung dari PT. Vale Indonesia Tbk, yaitu:
33
1. Depresiasi dan Amortisasi
2. Bahan Pembantu
Adapun tenga kerja tidak langsung dari PT. Vale Indonesia Tbk yaitu:
1. Jasa Kontraktor
2. Royalty
4. Lainnya
Secara garis besar dalam bentuk pelaporan, adapun Biaya – Biaya Produksi yang
3. Bahan Pembantu
4. Biaya Karyawan
5. Jasa Kontraktor
8. Royalty
9. Lainnya
34
Tabel 3.1
Data Biaya Produksi Pada PT. Vale Indonesia Tbk
Uraian 2019 2020
Pelumas
2019 : (Rp)
35
Tabel 3.2
Perhitungan Biaya Produksi Tahun 2019
Biaya bahan Baku 190,759,000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 79,691,000
Biaya Overhead Pabrik 394,481,000
Jumlah Biaya Produksi 664,931,000
2020 : (Rp)
Tabel 3.3
Perhitungan Biaya Produksi Tahun 2020
Biaya Bahan Baku 130,076,000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 74,503, 000
Biaya Overhead Pabrik 441,986,000
Jumlah Biaya Produksi 646,565,000
Biaya Pokok Produksi tahun 2020 turun dibanding tahun 2019. Kondisi ini
terutama dipengaruhi oleh turunnya konsumsi dan biaya bahan bakar dan
pelumas.
Konsumsi bahan bakar tahun 2020 mencapai 14% dari total Beban Pokok
Produksi. Persentase tersebut lebih rendah dibanding tahun 2019 yang mencapai
22% dari total Beban Pokok Produksi. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah
HSFO dan High Speed Diesel (“HSD”). Secara keseluruhan jumlah pemakaian
36
bahan bakar tahun 2020 turun dibanding tahun 2019. Hal ini disebabkan
tahun 2020 mencapai 63% dari total biaya bahan bakar, berkurang dibanding
tahun 2019. Penyebabnya konsumsi dan harga HSFO yang lebih rendah. HSD
pembangkit listrik termal. Biaya pemakaian HSD tahun 2020 berkurang dibanding
tahun 2019 disebabkan konsumsi dan harga HSD yang lebih rendah.
2. Batubara
pereduksi. Biaya konsumsi batubara tahun 2020 mencapai 6% dari total Beban
Pokok Produksi. Persentase tersebut turun dibanding tahun 2019 sebesar 7% dari
total Beban Pokok Produksi. Hal ini disebabkan harga batubara yang lebih rendah
1. Gaji Karyawan
Biaya Karyawan menyumbang 12% dari total Beban Pokok Produksi tahun
2020. Persentase tersebut sama dengan tahun 2019 yang mencapai 12% dari total
37
Depresiasi dan Amortisasi berkontribusi 23% dari total Beban Pokok
Produksi tahun 2020. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2019
sebesar 20%. Hal ini sejalan dengan penambahan kapitalisasi aset tetap di tahun
2020.
b. Bahan Pembantu
Porsi Biaya Bahan Pembantu mencapai 20% dari total Beban Pokok
Produksi tahun 2020. Persentase tersebut naik dibanding tahun 2019 yang
mencapai 18% dari total Beban Pokok Produksi. Kenaikan bahan pembantu ini
tambang.
a. Jasa Kontraktor
Biaya Jasa Kontraktor mencakup 16% dari total Beban Pokok Produksi
tahun 2020. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2019 yang mencapai
14% dari total Beban Pokok Produksi. Kenaikan ini disebabkan oleh lebih
Biaya Pajak dan Asuransi tahun 2020 mengalami kenaikan dibanding tahun
2019. Biaya Pajak dan asuransi berkontribusi sebesar 5% dari total beban pokok
produksi di tahun 2020, lebih besar dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 4%,
terutama dari peningkatan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dari
38
b. Royalti
2020. Persentase tersebut kurang lebih sama dengan Biaya Royalti tahun 2019
c. Lainnya
39
BAB IV
beberapasaran atas penelitian yang telah dilakukan di PT. Vale Indonesia Tbk.
Kesimpulan
bahwa perbedaan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead terletak pada peruntukan dari biaya itu sendiri. Biaya bahan baku
terduga.
aman dan mampu mencapai produksi sedikit lebih tinggi dari tahun 2019.
3. Biaya Produksi yang dikeluarkan PT. Vale Indonesia Tbk pada dasarnya
40
Saran
Indonesia Tbk data yang didapatkan, maka dikemukakan beberapa saran yang
lebih spesifik lagi, sehingga akan lebih mudah untuk mendeteksi dimana
dunia sampai saat sekarang ini, sebaiknya PT. Vale Indonesia Tbk lebih
41
DAFTAR PUSTAKA
Muhammadiyah Palopo).
Bustami, B. dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Offset.
Http://www.vale.com/indonesia/EN/Pages/default.aspx.
Ilmu, Yogyakarta.
42