Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ PROSES COSTING ”

Penyusun :

1. R.Nico alviano bagas Santoso (22210373)


2. Hanif Haidar Anansida (22210392)
3. Ahmad zainal makarim. (22210267)
4. Shafira Nur Laili (22210473)
5. Felecia Margaretha (22210318)
6. Nurul Hidayah (22210503)
7. Friska Amelia (22210524)
SEKOLAH TINGGI STIE MAHARDHIKA (2023-2024)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah “ PROSES COSTING “ tepat
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang


selalu memberikan dukungan dan bimbingannya Makalah ini kami
buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah
Akuntansi Biaya. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa
bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami

Sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan


makalah ini. Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah ini bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Kami juga meng-ucapkan terima Kasih kami kepada para pembaca
yang telah membaca makalah ini hingga akhir semoga bisa menambah
wawasan

Sidoarjo, 09 Oktober 2023

Kelompok 3

2
Daftar isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
Daftar isi.............................................................................................................................3
BAB 1..................................................................................................................................4
1.1 Deskripsi..................................................................................................................4
1.2 Manfaat...................................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................4
1.4 Capaian pembelajaran dan kemampuan akhir yang direncanakan..........................5
1.5 Rumusan masalah...................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
2.1 Pengertian Proses Costing........................................................................................7
2.2 Jenis-jenis Proses Costing.........................................................................................7
2.3 Mengapa Proses Costing Penting.............................................................................8
2.4 Karakteristik Perusahaan Yang Dapat Menggunakan Proses Costing.......................8
2.5 Langkah-langkah Dalam Menghitung Proses Costing...............................................9
2.6 Manfaat Dari Proses Costing..................................................................................10
2.7 Kelebihan dan kekurangan dari penghitungan proses costing...............................11
BAB III...............................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Contoh soal / Kasus................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

3
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Deskripsi
Process costing adalah salah satu metode penting untuk menentukan biaya
suatu produk yang melewati beberapa tahapan proses pembuatannya. Biasanya,
process costing digunakan oleh perusahaan manufaktur seperti pabrik kertas,
pabrik sabun, pabrik obat-obatan, pabrik cat, dll.

Perusahaan yang bergerak di industri perusahaan manufaktur adalah


perusahaan yang menjual berbagai barang mentah atau bahan baku dan bahan
setengah jadi. Tujuan dari penjualan perusahaan manufaktur adalah untuk
menyediakan bahan baku untuk dikelola menjadi suatu produk untuk memenuhi
permintaan pasar.

Sebuah produk bisa diproduksi dengan satu proses atau lebih dari satu
proses. Tetapi, pertanyaannya adalah manakah produk yang paling efisien biaya?
Untuk menjawabnya, kita harus mengetahui process costing atau biaya proses.

1.2 Manfaat
Manfaat utama dari perhitungan proses coasting adalah membantu
perusahaan dalam mengelola biaya produksi dan memperoleh informasi yang
akurat tentang biaya produksi setiap produk yang ada. Dengan mengetahui biaya
produksi secara detail, perusahaan dapat menentukan harga jual produk dengan
tepat sehingga dapat memperoleh keuntungan yang optimal.

1.3 Tujuan
Tujuan kita membuat makalah ini agar bias membebankan semua biaya
yang sudah terjadi pada departemen, yang mana biaya tersebut akan
diakumulasikan perdepartemen dan per biaya unitnya akan dihitung dengan
membagi antara total biaya dengan unit ekuivalen yang sudah berhasil dibuat.

4
1.4 Capaian pembelajaran dan kemampuan akhir yang
direncanakan
Proses costing dengan metode harga pokok proses memberikan sejumlah
capaian pembelajaran dan kemampuan akhir yang penting bagi para pelajar atau
praktisi di bidang akuntansi, manajemen, dan produksi. Berikut adalah beberapa
capian Pembelajaran dan kemampuan akhir yang direncanakan dari penggunaan
metode ini:

1. Pemahaman Mendalam tentang Biaya Produksi: Mahasiswa atau praktisi


akan memiliki pemahaman yang kuat tentang berbagai jenis biaya
produksi, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik.
2. Kemampuan Mengelompokkan dan Mengalokasikan Biaya: Mereka akan
dapat Mengelompokkan biaya produksi ke dalam tahapan-tahapan yang
relevan, dan Mengalokasikan biaya dengan tepat ke produk yang
dihasilkan pada setiap tahap.
3. Analisis Kinerja dan Efisiensi Produksl: Mahasiswa atau praktisi akan
dapat menganalisis kinerja berbagai tahap produksi. Mereka dapat
mengidentifikasi area- area di mana efisiensi dapat ditingkatkan atau di
mana biaya dapat dikurangi.
4. Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Mereka akan mampu membuat
keputusan Terkait harga jual produk berdasarkan analisis biaya yang
terperinci dan informasi Yang akurat.
5. Pemantauan dan Pengendalian Blaya Produksi: Kemampuan untuk
memantau dan Mengendalikan biaya produksi pada setiap tahap produksi
akan menjadi kemampuan Penting yang akan dikembangkan.
6. Mengoptimalkan Proses Produksi: Mahasiswa atau praktisi akan
memahami cara mengoptimalkan proses produksi dengan memahami
biaya produksi pada setiap Tahap.

5
7. Perencanaan Kapasitas dan Investasi: Mereka akan memiliki kemampuan
untuk membuat keputusan investasi terkait dengan perluasan kapasitas
produksi atau investasi dalam peralatan produksi baru.
8. Pemahaman tentang Varian Biaya: Mereka akan dapat mengidentifikasi
varian biaya yaitu perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang
dianggarkan, dan memahami dampaknya pada keuangan perusahaan.
9. Keterampilan dalam Membuat Laporan Harga Pokok Produk: Mahasiswa
atau praktisi akan mampu menyusun laporan harga pokok produk untuk
setiap tahap produksi, yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik.

1.5 Rumusan masalah


1. Pengertian Proses costing

2. Jenis-jenis proses costing

3. Mengapa proses costing penting?

4. Karakteristik perusahaan yang dapat menggunakan proses costing

5. Langkah langkah dalam menghitung proses costing

6. Manfaat dari proses costing

7. Kelebihan dan kekurangan dari penghitungan proses costing

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Costing


Proses costing merupakan system kalkulasi yang digunakan oleh
perusahaan yang memproduksi produk yang sama secara terus menerus dimana
metode akuntansi yang menelusuri dan mengakumulasi biaya langsung, dan
mengalokasikan biaya tidak langsung dri proses manufaktur. Biaya dikeluarkan
untuk, produk biasanya dalam batch besar. Akhirnya, biaya harus dialokasikan
untuk unit masing-masing produk.

2.2 Jenis-jenis Proses Costing


1. Biaya Rata-Rata tertimbang

Metode perhitungan satu ini mengasumsikan bahwa semua biaya, baik dari
periode sebelumnya atau saat ini, disatukan dan dibebankan ke unit produksi,
bukan biaya actual.

2. Biaya Standar

Perhitungan jenis ini mirip dengan biaya rata-rata tertimbang. Namun, biaya
standar dibebankan ke unit produksi, bukan biaya actual. Setelah total biaya
diakumulasikan berdasarkan biaya standar, total ini dibandingkan dengan
akumulasi biaya aktual, dan selisihnya dibebankan ke akun varians. Perusahaan
biasanya menggunakan metode ini ketika terlalu sulit atau memakan waktu untuk
mengumpulkan informasi terkini tentang biaya sebenarnya. Ini juga dapat
bermanfaat bagi bisnis yang membuat berbagai macam barang dan merasa
kesulitan untuk mengaitkan biaya yang tepat pada setiap produk.

3. Biaya First-In First-Out (FIFO)

7
Metode perhitungan biaya proses ini berfokus pada pembebanan biaya ke unit
sesuai urutan produksinya. Produk yang diproduksi pertama kali akan dikenakan
biaya terlebih dahulu dan kemudian menjadi produk pertama yang dikirim atau
dikeluarkan. Selanjutnya, biaya first-in first-out ini membebankan satu set biaya
untuk produk yang dimulai pada periode akuntansi sebelumnya tetapi belum
selesai, dan set biaya lain untuk produk yang dimulai pada periode akuntansi saat
ini. Perlu kamu ketahui bahwa, tidak ada metode penetapan biaya LIFO (last-in
first-out) yang digunakan dalam penetapan biaya proses, Hal ini karena asumsi
yang mendasari penetapan biaya proses adalah unit pertama yang diproduksi. Jadi,
unit pertamalah yang digunakan, yang merupakan konsep FIFO.

2.3 Mengapa Proses Costing Penting


Proses costing sangat penting dalam pengelolaan biaya produksi di
perusahaan, karena dapat membantu perusahaan untuk memperkirakan biaya
produksi setiap unit produk dan menentukan harga jual yang tepat. Dengan
demikian, perusahaan dapat mengoptimalkan keuntungan dan efisiensi produksi
mereka.

2.4 Karakteristik Perusahaan Yang Dapat Menggunakan Proses


Costing
Terdapat beberapa karakteristik perusahaan yang dapat menggunakan proses
costing

1. Produksi dilakukan terus menerus secara konsisten,teratur dan sesuai


standar yang telah ditentukan
2. Perusahaan terdapat berbagai divisi dimana setiap divisi dimana setiap
divisi mewakili suatu tahap produksi
3. Hasil dari proses yang dilalui akan dijadikan input dari proses lain yang
hendak dijalankan
4. Produk akhir selalu bersifat homogen dan kerugian baik bersifat normal
ataupun tidak normal yang terjadi pada berbagai tahap produksi juga
dipertimbangkan saat menghitung biaya per unit.

8
2.5 Langkah-langkah Dalam Menghitung Proses Costing
1. Menganalisis Persediaan

Kamu perlu mengetahui jumlah persediaan pada awal periode, berapa banyak
barang yang dimulai selama periode tersebut, berapa banyak yang diselesaikan
dan dipindahkan dan berapa banyak yang tersisa pada akhir periode.

2. Menghitung Unit Ekuivalen

Dalam menghitung biaya proses costing , kamu juga perlu menggunakan konsep
unit ekuivalen untuk memperhitungkan item yang belum selesai pada akhir setiap
periode. Pada langkah ini, kamu perlu mengalikan jumlah unit yang tidak lengkap
pada akhir periode dengan persentase yang mewakili kemajuan melalui proses
produksi.

3. Menghitung Biaya yang Berlaku

Selanjutnya, kamu perlu menghitung biaya yang berlaku untuk mengatahui biaya
proses dalam periode tertentu.Biaya ini merupakan total biaya untuk semua tahap
produksi, termasuk bahan langsung dan biaya konversi.

4. Menghitung Biaya Per Unit

Kemudian, hitung biaya per unit dengan cara membagi total biaya dengan jumlah
unit.perhitungan ini mencakup unit yang diselesaikan dan unit yang setara.

5. Mengalokasikan Biaya untuk Produk yang Lengkap dan Tidak Lengkap

Cara menghitung biaya proses lainnya yang dikutip dari laman Netsuite, yaitu
alokasikan biaya untuk persediaan barang dalam proses yang telah selesai dan
berakhir ke akun yang sesuai.Tahap ini dapat membantu kamu dalam menentukan
berapa banyak uang yang terikat dalam inventaris pekerjaan selama proses
produksi saat ini.

9
2.6 Manfaat Dari Proses Costing
Proses costing adalah sistem akuntansi yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya produksi ke produk-produk yang dihasilkan dalam suatu
proses produksi yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa manfaat dari proses
costing:

1. Pemantauan Biaya Produksi: Proses costing memungkinkan perusahaan


untuk memantau biaya produksi secara lebih terinci. Ini termasuk biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Dengan
pemantauan yang lebih akurat, manajemen dapat mengidentifikasi area-
area di mana biaya produksi dapat dikendalikan atau dikurangi.
2. Penentuan Harga Jual yang Wajar: Dengan mengetahui biaya produksi
secara rinci, perusahaan dapat menentukan harga jual yang wajar untuk
produk mereka. Harga jual yang mencakup semua biaya produksi serta
memberikan laba yang memadai adalah kunci untuk kesuksesan finansial.
3. Analisis Kinerja: Proses costing memungkinkan perusahaan untuk
menganalisis kinerja berbagai tahap produksi. Hal ini memungkinkan
identifikasi area-area di mana efisiensi dapat ditingkatkan atau di mana
biaya dapat dikurangi.
4. Mengoptimalkan Proses Produksi: Dengan memahami biaya produksi
pada setiap tahap, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi. Ini
termasuk pengalokasian sumber daya dan tenaga kerja dengan lebih
efisien.
5. Memungkinkan Perencanaan dan Pengendalian Produksi: Dengan
informasi biaya yang terperinci, manajemen dapat merencanakan dan
mengendalikan produksi dengan lebih baik. Mereka dapat memastikan
bahwa produksi berjalan sesuai dengan anggaran dan tujuan perusahaan.
6. Keputusan Investasi yang Lebih Terinformasi: Proses costing
menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan
investasi terkait dengan perluasan kapasitas produksi atau pembelian

10
peralatan baru. Manajemen dapat melakukan analisis biaya-manfaat yang
lebih terperinci sebelum membuat keputusan besar.
7. Mengukur Efisiensi dan Kualitas Produksi: Dengan memantau biaya
produksi, perusahaan dapat mengukur efisiensi produksi dan
mengidentifikasi area-area di mana kualitas produksi dapat ditingkatkan.
8. Transparansi dan Akuntabilitas: Proses costing menyediakan data yang
transparan dan dapat diverifikasi. Hal ini memungkinkan akuntabilitas
dalam mengelola biaya produksi dan memastikan kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur perusahaan.
9. Mengidentifikasi Varian Biaya: Proses costing memungkinkan perusahaan
untuk mengidentifikasi varian biaya, yaitu perbedaan antara biaya aktual
dan biaya yang dianggarkan. Ini membantu dalam mengidentifikasi
penyebab perbedaan dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.

Dengan demikian, proses costing memberikan manfaat signifikan dalam


pengelolaan biaya produksi dan pengambilan keputusan bisnis yang terinformasi.

2.7 Kelebihan dan kekurangan dari penghitungan proses costing


• Kelebihan dari Penghitungan Proses Costing:

1. Akurasi Biaya Produksi: Proses costing memungkinkan perusahaan untuk


menghitung biaya produksi secara lebih terinci dan akurat. Biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dapat dialokasikan
secara tepat ke produk-produk yang dihasilkan.
2. Penentuan Harga Jual yang Wajar: Dengan mengetahui biaya produksi
secara rinci, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang mencakup
semua biaya produksi dan memberikan laba yang memadai.
3. Analisis Kinerja Tahap Produksi: Proses costing memungkinkan
perusahaan untuk menganalisis kinerja berbagai tahap produksi. Hal ini
memungkinkan identifikasi area-area di mana efisiensi dapat ditingkatkan
atau di mana biaya dapat dikurangi.
4. Pengendalian Biaya Produksi: Dengan pemantauan biaya produksi yang
terperinci, perusahaan dapat lebih efektif mengendalikan biaya produksi
dengan memonitor dan menganalisis biaya pada setiap tahap produksi.

11
5. Mengoptimalkan Proses Produksi: Dengan memahami biaya produksi
pada setiap tahap, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi. Ini
termasuk pengalokasian sumber daya dan tenaga kerja dengan lebih
efisien.

• Kekurangan dari Penghitungan Proses Costing:

1. Tidak Cocok untuk Produk Kustom: Proses costing lebih cocok untuk
produksi massal atau produk seragam yang melewati serangkaian tahapan
produksi yang standar. Untuk produk kustom atau unik, metode lain
seperti job order costing mungkin lebih tepat.
2. Kesulitan dalam Menentukan Tahap-tahap Produksi: Menentukan tahap-
tahap produksi yang tepat dan membagi biaya dengan benar dapat menjadi
sulit terutama dalam situasi di mana produk melewati banyak proses yang
kompleks.
3. Kemungkinan Terjadinya Overhead Variance: Proses costing sering kali
menggunakan tarif overhead yang tetap untuk mengalokasikan biaya
overhead. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya overhead variance jika
biaya overhead sebenarnya berbeda dari estimasi.
4. Kesulitan dalam Menghitung Biaya Overhead: Menghitung biaya
overhead yang tepat dan memadai dapat menjadi sulit karena overhead
tidak selalu terkait dengan volume produksi secara langsung.
5. Kesulitan dalam Mengukur Kualitas dan Efisiensi: Proses costing mungkin
tidak memberikan informasi yang cukup tentang kualitas atau efisiensi
produksi pada setiap tahap. Untuk mengukur aspek-aspek ini, perusahaan
mungkin perlu menggunakan metode atau alat lain.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode harga pokok proses adalah pendekatan akuntansi yang digunakan
dalam industri manufaktur untuk menghitung biaya produksi produk selama
berbagai tahap produksi. Dalam proses ini, biaya produksi dibagi berdasarkan
tahapan produksi yang dilalui oleh produk sebelum mencapai bentuk akhirnya.
metode harga pokok prosess

1 Pemisahan Blaya Menjadi Tahapan Produksi. Metode harga pokok proses


memungkinkan perusahaan untuk memisahkan biaya produksi menjadi berbagai
tahapan produksi, seperti pemotongan, perakitan, dan penyelesaian. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk melacak dengan lebih akurat blaya yang terkait
dengan setiap tahapan produksi.

2. Memungkinkan Analisis Blaya Tiap Tahap: Dengan memisahkan biaya


produksi, perusahaan dapat melakukan analisis biaya pada setiap tahap produksi.
Hal ini memungkinkan manajeman untuk memahami kontribusi masing-masing
tahap terhadap biaya total produksi.

3. Menghasilkan Laporan Harga Pokok Produk: Metode ini menghasilkan laporan


harga pokok produk untuk setiap tahap produksi. Laporan ini mencakup biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang terkait dengan
setiap tahap.

4. Memungkinkan Pemantauan Kinerja: Dengan memiliki Informasi biaya terkait


dengan setiap tahap produksi, perusahaan dapat memantau kinerja masing-masing
tahap. Ini memungkinkan identifikasi area-area di mana efisiensi dapat
ditingkatkan atau biaya dapat dikurangi.

13
5. Menentukan Harga Jual yang Wajar: Dengan memahami biaya produksi pada
setiap tahap, perusahaan dapat menentukan harga jual yang wajar untuk produk
akhir. Ini memastikan bahwa harga jual mencakup semua biaya produksi serta
memberikan laba yang wajar. Memungkinkan Pengendalian Blaya Produksi
Metoda harga pokok proses memungkinkan perusahaan untuk lebih efektif
mengendalikan biaya produksi dengan memonitor dan menganalisis biaya pada
setiap tahap produksi.

7. Memfasilitasi Keputusan Investasi informasi biaya yang terperinci dari metode


harga pokok proses dapat membantu dalam pengambilan keputusan investasi
terkait dengan tahap produksi tertentu atau peningkatan kapasitas produksi

Dengan menggunakan metode harga pokok proses, perusahaan dapat


memahami dan mengelola biaya produksi dengan lebih efektif, memungkinkan
mereka untuk mengoptimalkan operasi mereka dan mencapai tujuan finansial
mereka.

3.2 Contoh soal / Kasus


• Contoh Soal:

PT Maju Sejahtera adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi


pakalan. Proses produksi pakaian melalui tiga tahap: pemotongan kain, jahit, dan
penyelesaian. Di Bawah ini adalah data untuk satu bulan produksi:

Tahap 1 (Pemotongan Kain):

• Bahan baku awal: 5.000 meter kain x Rp 10.000/meter

• Biaya tenaga kerja: Rp 20.000.000

• Overhead pabrik: Rp 5.000.000

• Produksi akhir: 4.800 meter kain

Tahap 2 (Jahit):

• Bahan baku awal: 4.800 meter kain dari Tahap 1

• Biaya tenaga kerja: Rp 25.000.000

14
• Overhead pabrik: Rp 7.000.000

• Produksi akhir: 4.500 pakaian jadi

Tahap 3 (Penyelesaian):

• Bahan baku awal: 4.500 pakalan jadi dari Tahap 2

• Biaya tenaga kerja: Rp 15.000.000

• Overhead pabrik: Rp 4,000,000

• Produksi akhir: 4.400 pakaian jadi

Tentukan biaya produksi per pakaian jadi menggunakan metode harga pokok
proses.

Solusi:

1.Tahap 1 (Pemotongan Kain):

• Biaya bahan baku: 5.000 meter x Rp 10.000/meter = Rp 50.000.000

• Blaya total: Rp 50.000.000+ Rp 20.000.000+ Rp 5.000.000 = Rp 75.000.000

• Biaya per meter kain: Rp 75.000.000/4.800 meter = Rp 15.625/meter

2. Tahap 2 (Jahit):

• Blaya bahan baku: 4.800 meter x Rp 15.625/meter = Rp 75.000.000

• Biaya total: Rp 75.000.000+ Rp 25.000.000+ Rp 7.000.000 = Rp 107.000.000

• Biaya per pakaian jadi: Rp 107.000.000/4.500 pakalan = Rp 23.777,78/pakaian

3. Tahap 3 (Penyelesaian):

• Blaya bahan baku: 4.500 pakaian x Rp 23.777.78/pakaian = Rp 107.000.000

• Biaya total: Rp 107.000.000 + Rp 15.000.000 + Rp 4.000.000 = Rp


126.000.000

• Biaya per pakaian jadi: Rp 126.000.000/4.400 pakaian = Rp 28.636,36/pakalan

15
Kasus:

PT Sentosa Furniture memproduksi mebel. Proses produksi melalui dua


tahap: pemotongan kayu dan perakitan. Berikut adalah data untuk satu bulan
produksi:

1. Tahap 1 (Pemotongan Kayu):

• Bahan baku awal: 1.000 kayu x Rp 500.000/kayu

• Biaya tenaga kerja: Rp 15.000.000

• Overhead pabrik: Rp 5.000.000

• Produksi akhir: 900 potong kayu

2. Tahap 2 (Perakitan):

• Bahan baku awal: 900 potong kayu dari Tahap 1

• Biaya tenaga kerja: Rp 20.000.000

• Overhead pabrik: Rp 8.000.000

• Produksi akhir: 850 mebel jadi

Tentukan biaya produksi per mebel jadi menggunakan metode harga pokok
proses.

16
DAFTAR PUSTAKA

Brigitta A. Sondakh, Harijanto Sabijono & Natalia Y.T. Gerungai. 2023.


PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENGHITUNG
HARGA POKOK PENJUALAN PADA CV. VEREL TRI PUTRA MANDIRI
MANADO. Jurnal EMBA. Vol.11 No.3 Juli 2023, Hal. 226-235

Eko Purwanto & Sinta Sukma Watini. 2020. ANALISIS HARGA POKOK
PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM
PENETAPAN HARGA JUAL (STUDI KASUS UNIT USAHA REGAR FRUIT).
JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING. Vol. {4}, No. {2},
{2020}, {248-253}

Ilham. 2020. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI


BERDASARKAN METODE FULL COSTING ( STUDI KASUS PADA UKM
DIGITAL PRINTING PRABU ). Jurnal Akuntansi, Vol 7 No. 2, Juli 2020

Putri Septiana. 2022. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI


DALAM RANGKA MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN
METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA PABRIK ROTI
BALI BAKERY JAKARTA TIMUR. JIMA Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi
VOL. 2, NO. 2, Juni 2022

Popon Rabia. 2019. PROCESS COSTING DALAM PERHITUNGAN COST OF


GOODS MANUFACTURE SEBAGAI PRICING STRATEGY PADA UMKM
PRODUK SEPATU. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol. 9 I No.2, hal 92-101

17

Anda mungkin juga menyukai