Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH ANALISIS ESTIMASI BIAYA

“KALKULASI BIAYA PROSES TANPA PERSEDIAAN


AWAL”

Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Analisis Estimasi Biaya

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

 DINI FEBRIYANTI AGUSTIN


 M.ALFARISYI
 DODI ANDREAS

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUMAI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Analisis Estimasi Biaya tentang ‘kalkulasi biaya proses tanpa persediaan awal’ ini
tepat waktu dan dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami juga
berterima kasih pada Ibu Novri selaku dosen mata kuliah Analisi Estimasi Biaya yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai job costing dan process costing . Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Dumai, 27 November 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3


2.1 Process Costing ............................................................................................. 3
2.2 Job Costing .................................................................................................... 4
2.3 alternative aliran process costing................................................................... 5
2.4 Asumsi Process Costing ................................................................................ 6
2.5 5 langkah Process costing .............................................................................. 6
2.6 Unit Eqivalen ................................................................................................. 6
2.7 Studi Kasus .................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 31


3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 31
3.2 Saran .............................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 32


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Zaman sekarang, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan


semakin pesatnya perkembangan teknologi mempunyai dampak yang cukup
berarti pada semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha. Dalam
menghadapi persaingan yang ketat ini, diperlukan usaha untuk dapat
mempertahankan dan merebut pangsa pasar. Untuk dapat menetapkan harga
yang bersaing dan dapat terjangkau oleh konsumen, manajemen harus
melakukan perhitungan yang akurat atas biaya-biaya yang terjadi berkaitan
dengan proses produksi barang tersebut. Manajemen harus mempunyai sistem
perhitungan biaya yang dapat menghasilkan informasi biaya yang relevan dalam
proses penetapan harga pokok produk, sehingga manajemen pun dapat
mengoptimalkan tingkat laba dengan menetapkan harga jual yang sesuai.

Metode perhitungan harga pokok tergantung pada sifat proses produksi


yang dilakukan oleh perusahaan. Pada perusahaan yang proses produksinya
berdasarkan pesanan, metode yang digunakan adalah job order costing.
sedangkan pada perusahaan yang sifat produksinya massa, metode yang
digunakan adalah process costing. Metode job order costing membebankan
biaya (cost) setiap unit pesanan yang berbeda-beda. Dengan kata lain pada
metode harga pokok pesanan, biaya (cost) diakumulasikan untuk setiap pesanan
(order) secara terpisah, dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Proses
produksi akan dimulai setelah datangnya pesanan melalui dokumen pesanan
penjualan,metode harga pokok proses membebankan biaya (cost) kepada
sejumlah unit produk standar (homogen) yang diproduksi secara massal dan
tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli serta menghitung biaya
(cost) untuk setiap unit produk (unit cost) berdasarkan rata-rata. Pada metode
harga pokok proses biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu.
Dengan job order costing, perusahaan dapat menghitung harga pokok produk
untuk setiap pesanan yang menggunakan sumber daya produksi dalam jumlah
yang berbeda-beda, sehingga harga pokok akan dapat dihitung secara akurat,
dengan demikian harga jual pun dapat ditetapkan lebih tepat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini kami menyusun beberapa rumusan masalah, antara
lain:
1. Apa perbedaan antara job costing dan process costing?
2. apa saja alternatif aliran process costing?
3. apa saja asumsi dari process costing?
4. bagaimana urutan langkah-langkah process costing?
5. apa itu unit eqivalen?
6. bagaimana penyelesaian studi kasus dari job costing dan process costing?

1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan dalam penyusunan rumusan masalah tersebut adalah
untuk mengetahui beberapa hal berikut ini yaitu:
1. mengetahui perbedaan antara job costing dan process costing.
2. mengetahui alternatif aliran process costing.
3. mengetahui asumsi dari process costing.
4. mengetahui langkah-langkah dari process costing.
5. mengetahui definisi unit eqivalen.
6. mengetahui penyelesaian dari studi kasus job costing dan process
costing.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Process Costing

Metode Harga Pokok Proses (process costing method) Adalah metode


pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah
produknya secara massa (Mulyadi, 2005). Di dalam metode ini, biaya produksi
dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per
satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama
periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilakn dari proses tersebut
selama jangka waktu yang bersangkutan (Mulyadi, 2005).
Supriyono (1999: 142); karakteristik utama dari metode harga pokok proses
adalah sebagai berikut:
1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas dan
menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk diolah
melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap
departemen di mana produk diolah.
2. Biaya produksi periode tertenlu dibebankan kepada produk melalui rekening barang
dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk diolah
melalui beberapa departemen. rekening barang dalam proses disamping diselenggarakan
untuk setiap elemen biaya harus diselenggarakan untuk setiap departemen di mana
produk diproses.
3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan produksi
tersebut dibuat untuk setiap departemen.
4. Produksi ekuivalen {equivalent production) digunakan untuk menghitung harga pokok
satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi di mana pengolahan
produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi terlentu,
maka elemen biaya produksi tertentu (misalnya biaya bahan) tersebut dibagi dengan
produksi ekuivalen imtuk elemen biaya yang bersangkutan (produksi ekuivalen bahan)
6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang
menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari
departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen
berikutnya dan berapaharga pokok produk dalam proses akhir.
7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk rusak,
produk cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan
harga pokok produk.

biaya per unit = total biaya produksi

unit produksi total

2.2 job order costing


Metode Job Order Costing adalah metode pengumpulan harga pokok produk di
mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah,
dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya.
Pada harga pokok pesanan,harga pokok dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai
dengan biaya yang dinikmati oleh setiap pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan
akan dihitung pada saat pesanan selesai. Untuk menghitung biaya satuan, jumlah biaya
produksi pesanan tertentu dibagi jumlah produksi pesanan yang bersangkutan

Metode ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain :


a. Harga pokok produk dihitung untuk setiap produk pesanan.
b. Penentuan harga pokok setiap produk pesanan dilakukan setelah produk tersebut
selesai dikerjakan.
c. Harga pokok produksi per unit dihitung dengan cara membagi jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk
yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

Perbandingan Job Order Costing Dan Process Costing

Dalam beberapa hal, process costing memiliki kesamaan dan perbedaan dengan job
order costing.

1) Persamaan yang ada antara Job –Order Costing dengan Process costing adalah
sebagai berikut :
Tujuan utama dari kedua sistem tersebut adalah memebankan biaya bahan baku,
tenaga kerja dan overhead ke produk dan memberikan mekanisme penghitungan biaya
per unit. Kedua sistem menggunakan rekening yang sama termasuk overhead pabrik,
bahan baku,barang dalam proses, dan barang jadi.
2) Perbedaan antara job order costing dan proses costing

JOB ORDER COSTING PROCESS COSTING

Beberapa pekerjaan yang berbeda dikerjakan dalam satu Hanya ada satu jenis produk yang diproduksi secara
periode.masing-masing pekerjaan memiliki spesifikasi
kontinyu dan jangka panjang.seluruh unit bersifat
masing-masing.
identik.
Biaya dikumpulkan untuk setiap pekerjaan. Biaya diakumulasikan per departemen

Kartu biaya adalah dokumen sumber yang digunakan Laporan produksi departemen menjadi dokumen
untuk mengendalikan pengumpulan biaya suatu sumber yang menunjukkan pengumpulan dan diposisi
pekerjaan. biaya per departemen
Biaya per unit dihitung untuk setiap pekerjaan Biaya per unit dihitung per departemen berdasarkan
berdasarkan kartu biiaya laporan produk sinmper departemen
2.3 Alternative Aliran Proces Costing
Terdapatt beberapa model aliran dalam process costing,diantaranya:
1) berurutan => setiap unit produk diproses melalui serangkaian tahap pemrosesan
yang sama
2) paralel => setiap komponen produk dikerjakan oleh departemen yang berbeda
secara simultan
3) selektif => unit produk di proses di departemen yang berbeda sesuai jenis
produk akhir

2.4 Asumsi Process Costing

1) bahan baku langsung ditambahkan pada awal proses produksi, atau pada saat
dimulainya pekerjaan dalam departemen berikutnya pada jalur perakitan.
2) biaya konversi ditambahkan sama banyaknya di sepanjang proses produksi.

2.5 5 langkah Alokasi Process costing


1) buat ringkasan aliran unit fisik output
2) hitunglah output dalam unit-unit yang sama
3) hitunglah biaya perunit yang sama
4) buat ringkasan biaya total
5) bagi-bagi biaya total ke unit-unit yang telah selesai dikerjakan dan pada unit-unit
dalam tahap akhir pekerjaan dalam proses

2.6 Unit Eqivalen


Unit ekuivalen Merupakan jumlah unit selesai yang sama atau serupa yang
sudah dapat dihasilkan berdasarkan jumlah pekerjaan yang benar-benar dilakukan atas
unit-unit produk yang telah selesai maupun yang selesai sebagian. Unit ekuivalen tidak
sama dengan unit-unit secara fisik.
Unit ekuivalen merupakan ukuran yang biasa digunakan. Unit ekuivalen harus di
kalkulasikan secara terpisah untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik karena proporsi total pekerjaan yang di lakukan pada unit-unit
produk pada persediaan barang dalam proses tidak selalu sama untuk setiap elemen
biaya. Karena overhead seringkali dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja, beberapa
perusahaan menggunakan dua kategori yaitu bahan baku langsung dan biaya konversi.

a. Biaya Konversi
Karena jumlah tenaga kerja langsung relative kecil dalam banyak industri
pemrosesan, seperti industri penyulingan minyak, alumunium, kertas kimia, dan
farmasi, biaya overhead pabrik dan tenaga kerja langsung terkadang dikombinasikan
dan disebut juga biaya konversi dengan tujuan menghitung unit ekuivalen produksi.
Operasi industri banyak dikenakan biaya konversi yang sama untuk seluruh
produksi. Unit setara dengan biaya konversi untuk menghasilkan perkalian persentase
pesanan yang selesai periode dengan jumlah unit yang bekerja adalah sebagian selesai.

b. Bahan Baku Langsung


Bahan baku langsung dapat ditambahkan pada titik-titik produksi yang berlainan
atau secara terus-menerus selama produksi. Jika bahan baku yang di
tambahkan menggunakan proporsi yang sama di gunakan untuk menghitung unit setara
dengan bahan langsung adalah sama dengan proporsi biaya konversi. Namun,
jika bahan di tambahkan sekaligus, proporsi yang di gunakan
dalam perhitungan tergantung pada apakah titik di memproses di mana bahan yang di
tambahkan telah tercapai.

2.7 Contoh Studi Kasus Job Costing Dan Process Costing


1. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Juarez Inc. memiliki persediaan berikut
ini per tanggal 1 Maret:
Barang jadi 15.000
Barang dalam proses 19.070
Bahan baku 17.000

Barang dalam proses merupakan akun pengendali dari tiga pesanan:

Pesanan No. 621 Pesanan No. 622 Pesanan No. 623


Bahan baku 2.800 3.400 1.800
Tenaga kerja 2.100 2.700 1.350
Overhead pabrik dibebankan 1.680 2.160 1.080
Total 6.580 8.260 4.230

Berikut ini adalah informasi berkaitan dengan operasi bulan Maret:


a) Bahan baku yang dibeli dan diterima adalah sebesar 19.000 dengan syarat n/30.
b) Bahan baku yang diminta untuk produksi sebesar 21.000. Dari jumlah ini, 2.400
untuk bahan baku tidak langsung, selisihnya didistribusikan sebagai berikut: 5.300
ke pesanan No. 621; 7.400 ke pesanan No. 622’ dan 5.900 ke pesanan No. 623
c) Bahan baku yang dikembalikan kegudang adalah sebesar 600, dimana 200 berasal
dari bahan baku tidak langsung, dan selisihnya berasal dari pesanan No. 622
d) Bahan baku yang dikembalikan ke vendor sebesar 800
e) Beban gaji sebesar 38.000 dibuat akrualnya dibulan maret
f) Dari beban gaji, 55% merupakan tenaga kerja langsung, 20% tenaga kerja tidak
langsung, 15% gaji bag. Penj dan 10% gaji bag. Adm. Biaya tenaga kerja langsung
didistribusikan sebagai berikut: 6420 ke Pesanan No. 621; 8.160 ke Pesanan No.
622; dan 6.320 ke pesanan No. 623
g) Beban overhead, selain dari yang disebut diatas, berjumlah 9.404,5. Termasuk
dalam jumlah ini adalah 2.000 untuk penyusutan bangunan dan peralatan pabrik dan
250 untuk asuransi pabrik yang sudah jatuh tempo. Sisa overhead sebesar 7.154,5,
belum dibayar sampai akhir bulan maret
h) Beban overhead pabrik dibebankan ke produksi dengan tarif 80% dari biaya tenaga
kerja langsung yang dibebankan pada ketiga pesanan, berdasarkan biaya tenaga
kerja bulan maret
i) Pesanan No. 621 dan No. 622 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi
j) Pesanan no. 621 dan no. 622 dikirim dan ditagihkan ke pelanggan dengan laba kotor
sebesar 40% dari HPP
k) Penerimaan kas dari piutang usaha selama bulan maret sebesar 69.450

Jawab:
Jurnal umum:
a) Material 22.000
Account payable 22.000
b) WIP 18.600
Factory OH 2.400
Material 21.000
c) Material 600
WIP 400
Factory OH 200

d) Account payable 800


Material 800

e) Payroll 38000
Accrued payroll 38000

f) WIP 20900 (55% x 38000)


Factory OH 7600 (20% x 38000)
Sales salary 5700 (15% x 38000)
Administration salary 3800 (10% x 38000)
Payroll 38000
g) Factory OH 9404,5
Accum.depr.building 2000
Prepaid expense 250
Account payable 7154,5

h) WIP 16720
Factory OH applied 1672

i) Hitung terlebih dahulu:

Identifikasi akun-akun yang menyangkut Bahan Baku (material) yang


didistribusikan ke Pesanan
Bahan baku (soal b) 5300 7400 5900
Bahan baku (soal c) (400)
Identifikasi akun-akun yang menyangkut Tenaga Kerja (direct labor) yang
didistribusikan ke Pesanan
Tenaga Kerja (soal f) 6420 8160 6320
Identifikasi akun-akun yang menyangkut Overhead yang dibebankan ke Pesanan
Overhead pabrik dibebankan 5136 6528 5056
Baru kemudian diTotal
TOTAL 23436 29948 21506

Overhead pabrik sbg %tase dari biaya Tenaga Kerja langsung:

Pesanan No. 621 Pesanan No. 622 Pesanan No. 623


Bahan baku 2.800 3.400 1.800
Tenaga kerja 2.100 2.700 1.350
Overhead pabrik dibebankan 1.680 2.160 1.080
Total 6.580 8.260 4.230
Tafsiran BOP (TK langsung) x estimasi jumlah b. TK langsung
dibebankan
estimasi jumlah biaya. TK langsung
Pesanan No. 621 : 6420/20900 x 16720 = 5136
Pesanan No. 622 : 8160/20900 x 16720 = 6528
Pesanan No. 623 : 6320/20900 x 16720 = 5056

Finished good 53384 (23436+ 29948)


WIP 53384

j) Account receivable 74738 (140% x 53384)


Sales 74738
COGS 53384
Finished good 53384

k) Cash 69450
Account receivable 69450

Contoh soal 2:
CV Ramin Indah pada tanggal 1 Oktober 1998 mendapat pesanan untuk
membuat 20 set almari pakaian dari Asrama Asri Jati bernilai kontral Rp 4.600.000,-.
Pesanan diberikan nomer kode pesanan 354. Barang tersebut harus selesai pada tanggal
29 Oktober 1998. Berikut ini informasi yang berhubungan dengan pesanan tersebut:

1. Membeli bahan. Pada tanggal 3 Oktober 1998 perusahaan menerima bahan yang dibeli
sebagai berikut (tidak semua dipakai untuk pesanan no. 354):
220 kg kayu ramin berbagai ukuran 5.000,- Rp.1.100.000,-
10 lembar multiplek 16.000,- Rp. 160.000,-
50 galon pernis 2.500,- Rp. 25.000,-
2 kaleng lem 45.000,- Rp. 90.000,-
5 kotak paku 30.000,- Rp. 150.000,-+
Rp 1.625.000,-

2. Permintaan bahan. Pada tanggal 3 Oktober 1998 bagian produksi meminta bahan-bahan
berikut untuk mengerjakan pesanan nomer 354:
Kayu ramin 200 kg 5.000,- Rp.1.000.000,-
Multiplek 8 lembar 16.000,- Rp. 128.000,-+
Rp 1.128.000,-

Bahan tak langsung:


Pernis 20 galon 2.500,- Rp. 50.000,-
Lem 2 kaleng 45.000,- Rp 90.000,-
Paku 4 kotak 30.000,- Rp.120.000,-+
Rp.260.000,-

3. Biaya tenaga kerja. Pada tanggal 27 Okt ringkasan perhitungan upah selama 3 minggu
sebagai berikut:
Upah langsung untuk pesanan no. 354 Rp 1.245.000,-
Upah langsung untuk pesanan no. 344 Rp 1.624.000,-
Upah tak langsung Rp 350.000,-

4. Biaya overhead pabrik sesungguhnya. Pabrik mengeluarkan biaya-biaya overhead


pabrik lainnya selain bahan tak langsung dan upah tak langsung sebanyak Rp 410.000,-
5. Biaya overhead pabrik dibebankan. Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif
60% dari upah langsung.

6. Pesanan selesai. Pesanan no. 354 pada tanggal 24 Oktober 1998 selesai dan ditransfer
ke gudang barang jadi.

7. Penjualan. Pesanan no. 354 dikirimkan ke pemesan pada tanggal 29 Oktober 1998.
Pembayaran dilakukan sehari sesudahnya. Biaya pemasaran ditaksir 5% dari harga
kontrak.

Diminta:
1. Buatlah jurnal yang dibutuhkan
2. Buatlah kartu HPP

Jawab:
1. Jurnal Umum:
a) Material 1.625.000
Account payable 1.625.000

b) WIP 1.128.000
Material 1.128.000

Factory OH 260.000
Material 260.000

c) WIP 2.869.000
Factory OH 350.000
Payroll 3.219.000
d) Factory OH 410.000
Material 410.000

e) WIP 1.721.400 (60% dari 2.869.000)


Factory OH applied 1.721.400

f) Biaya produksi untuk pesanan no. 354:


Material tgl 3 Okt 1.128.000
Direct labor tgl 27 Okt 1.624.000
Factory OH 974.400 + (1.624.000/2.869.000 x 1.721.400)
3.726.400

WIP 3.726.400
Finished good 3.726.400

g) Account receivable 4.600.000


Sales 4.600.000

COGS 3.726.400
Finished good 3.726.400
2. Kartu HPP:

CV. Ramin Indah

KARTU HARGA POKOK PESANAN

Pemesan : Asrama Asri jati No. Pesanan : 354


Tgl pesan : 1 Oktober 1998 Jumlah : 20 set
Tgl selesai : 29 Oktober 1998 Harga jual : 4.600.000

Material Direct Labor Factory OH


Tgl Jumlah Tgl Jumlah Tgl Jumlah
3 Okt 1.128.000 27 Okt 1.624.000 28 Okt 974.400

Jumlah 1.128.000 Jumlah 1.624.000 Jumlah 974.400

Menghitung net profit/laba bersih:


Sales 4.600.000
Material 1.128.000
Direct labor 1.624.000
Factory OH 974.400 +
COGS 3.726.400 –
Gross profit 873.600
Operasional Expenses 230.000 – (5% dari 4.600.000 ) merupakan
b.pemasaran
Net profit 643.600
PROCESS COSTING
Contoh soal 3

PT Gadjah Sakti adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan


dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Pada bulan September 2004
perusahaan mendapat pesanan untuk mencetak kartu undangan sebanyak 2400 lembar
dari PT Restu dengan harga yang dibebankan adalah Rp. 2000 per lembar ,- . Pada
bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan sebanyak 100 spandoek dari PT
Insani dengan harga Rp. 200.000 per buah. Pesanan dari PT Restu diberi nomor KU-01
dan pesanan dari PT Insani diberi nomor SP-02.

Data Kegiatan dan Produksi

1. Pada tanggal 4 September 2004 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara
kredit yakni sebagai berikut :

Bahan baku

Kertas untuk undangan Rp. 1.350.000


Kain putih 600 meter Rp. 4.125.000

Bahan penolong
Bahan penolong X1 Rp.300.000

Bahan penolong X2 Rp.170.000

2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk mem proses pesanan KU-01
dan SP-02 diperoleh informasi sebagai berikut :
Bahan baku kertas dan bahan penolong X2 digunakan untuk memproses pesanan
no KU-01, sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong X1 dipakai untuk
memproses pesanan no SP-02

3. Untuk penentuan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi
menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sbb :
Upah langsung untuk pesanan KU-01 180 jam a. Rp.5000 dan upah langsung
untuk pesanan SP-02 menghabiskan sebanyak 1000 jam a. Rp.5000,-. Se-
dangkan untuk upah tidak langsung adalah Rp. 2,9 juta.
Untuk gaji karyawan Bagian pemasaran dikeluarkan sebesar Rp. 7.500.000,- dan
gaji karyawan administrasi dan umum Rp. 4.000.000,-

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif
BOP sebesar 160 % dari biaya tenaga kerja langsung, baik pesanan KU-01 dan
SP-02.

Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di


atas, adalah sebagai berikut

Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000


Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000

Biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000

Biaya pemeliharaan mesin Rp. 1.000.000

Biaya asuransi gedung pabrik dan msn Rp. 700.000

5. Pencatatan harga pokok produk jadi. Berdasarkan informasi untuk pesanan no


KU-01 telah selesai dikerja kan
6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses. Berdasarkan informasi diketahui
bahwa untuk pesanan no SP-02 masih dalam proses penyelesaian.

7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. Pesanan no KU-01 telah diserahkan
kepada pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan membayar dengan
cara kredit.
Diminta

Berdasarkan informasi di atas, buatlah jurnal yang diperlukan berdasarkan metode


harga pokok pesanan.

PENYELESAIAN:

Jurnal-Jurnal yang Diperlukan

1. Pencatatan Pembelian Bahan baku & penolong

Persediaan Bahan baku Rp. 5.475.000


Hutang Dagang Rp. 5.475.000

Persediaan Bahan penolong Rp. 300.000


Hutang Dagang Rp. 300.000

2. Pencatatan Pemakaian Bahan baku & penolong

BDP – Biaya bahan baku Rp. 5.475.000


Persediaan Bahan baku Rp. 5.475.000

BOP – Sesungguhnya Rp. 470.000


Persediaan Bahan penolong Rp. 470.000

3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang


Gaji dan Upah Rp. 20.300.000
Utang Gaji & Upah Rp. 20.300.000

b. Pencatatan Distribusi Biaya TK


Biaya TK Langsung Rp. 5.900.000
Biaya TK Tdk Langsung Rp. 2.900.000
Biaya Pemasaran Rp. 7.500.000
Biaya Administ & Umum Rp. 4.000.000
Gaji dan Upah Rp. 20.300.000

c. Pembayaran Gaji dan Upah


Utang Gaji dan Upah Rp. 20.300.000
Kas Rp.20.300.000

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik.

BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp. 9.440.000


BOP yg Dibebankan Rp. 9.440.000

BOP yang Sesungguhnya Rp. 5.700.000

Persediaan bhn bangunan Rp. 500.000


Akum. depresiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000

Akum. depresiasi mesin Rp. 1.500.000

Persediaan suku cadang Rp. 1.000.000

Persekot Asuransi Rp. 700.000

BOP yg Dibebankan Rp. 9.440.000


BOP yg Sesungguhnya Rp. 9.440.000
Selisih BOP :

Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara memban- dingkan antara jumlah
BOP yang dibebankan dengan jml seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi.

Berdasarkan soal di atas, selisih BOP dapat ditentukan dengan cara :

BOP yang Sesungguhnya:

Jurnal no #2 Rp. 470.000


Jurnal no #3b Rp. 2.900.000
Jurnal no #5 Rp. 5.700.000 +
Jml BOP yang Sesungguhnya Rp. 9.070.000

BOP yang Dibebankan Rp. 9.440.000


(Selisih pembebanan lebih)

Jurnal Selisih BOP

BOP yang Sesungguhnya Rp. 370.000


Selisih BOP Rp. 370.000

5. Pencatatan Harga Pokok produk jadi (KU-01)


Persediaan produk jadi Rp. 3.690.000
BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 1.350.000

BDP- Biaya Tenaga Kerja lgs Rp. 900.000

BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.440.000

6. Pencatatan Harga Pokok produk dlm proses (SP-02)


Persediaan produk dalam proses Rp. 17.125.000

BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 4.125.000

BDP- Biaya Tenaga Kerja lgs Rp. 5.000.000

BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 8.000.000

7. Pencatatan Harga pokok produk yang dijual


Harga Pokok Penjualan Rp. 3.690.000

Persediaan Produk jadi Rp. 3.690.000

Piutang Dagang Rp. 4.800.000


Harga Pokok Penjualan Rp. 4.800.000

PROCESS COSTING

Contoh soal 4
Pemotongan Perakitan
Jumlah unit barang dalam proses, persediaan awal 100 180
Jumlah unit dimulai di Departemen Pemotongan 600
Jumlah unit ditransfer ke Departemen Perakitan 500
Jumlah unit diterima dari Departemen Pemotongan 500
Jumlah unit ditransfer ke Persediaan Barang Jadi 580
Jumlah unit Barang dalam proses, persediaan akhir 200 100

Supervisor masing2 departemen melaporkan bahwa persediaan akhir barang dalam


proses 60% selesai untuk bahan baku di Departemen Pemotongan dan 100% selesai
untuk bahan baku Perakitan. Persediaan akhir 20% selesai untuk Tenaga Kerja di
Departemen Pemotongan dan 70% selesai di Departemen Perakitan. Untuk overhead
pabrik, persediaan akhir 40% selesai di Departemen Pemotongan dan 70% selesai di
Departemen Perakitan. (Persentase penyelesaian dari pers. awal barang dalam proses
tidak diperlukan jika metode rata2 tertimbang yang digunakan).
Data biaya untuk bulan Januari adalah sebagai berikut:

Barang dalam proses, Persediaan awal: Pemotongan Perakitan


Biaya dari Departemen sebelumnya - 8.320
Bahan Baku 1.892 830
Tenaga Kerja 400 475
Overhead pabrik 796 518

Biaya yang ditambahkan ke proses selama periode berjalan:


Bahan Baku 13.608 7.296
Tenaga Kerja 5.000 9.210
Overhead pabrik 7.904 11.052

Jawab:
Departemen Pemotongan:
1) Skedul Kuantitas
Persediaan awal 100
Dimulai periode ini 600 700
Ditransfer ke Dep. Perakitan 500
Persediaan akhir (60%, 20%, 40%) 200 700

2) Biaya dibebankan:
Bahan Baku 1.892
Tenaga Kerja 400
Overhead Pabrik 796 +
3.088
Biaya Ekuivalen Harga/unit
ditambahkan
Bahan Baku 13.608 500 + (200 x 60%) (1.892 + 13.608) : 620 = 25
= 620
Tenaga Kerja 5.000 500 + (200 x 20%) ( 400 + 5.000) : 540 = 10
= 540
Overhead Pabrik 7.904+ 500 + (200 x 40%) ( 796 + 7.904) : 580 = 15+
= 580
26.512 50

Total biaya dibebankan ke Dep.(3.088 + 26.512) = 29.600

3) Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan 500 x 50 = 25.000
Persediaan akhir:
Bahan Baku (200 x 60% x 25) = 3.000
Tenaga Kerja (200 x 20% x 10) = 400
Overhead Pabrik (200 x 40% x 15) = 1.200+
4.600+

29.600
Departemen Perakitan:
1) Skedul Kuantitas
Persediaan awal 180
Dimulai periode ini 500 680
Ditransfer ke Dep. Perakitan 580
Persediaan akhir (100%, 70%, 70%) 100 680

2) Biaya dibebankan:
B.dari Dep. Sebelumnya 8.320
Bahan Baku 830
Tenaga Kerja 475
Overhead Pabrik 518 +
10.143

Biaya ditambahkan Ekuivalen Harga/unit

B.dari Dep. Sebelumnya 25.000 580 + (100 x (8.320 + 25.000) : 680 = 49


100%) = 680

Bahan Baku 7.296 580 + (100 x (830 + 7.296) : 680 = 11,95


100%) = 680

Tenaga Kerja 9.210 580 + (100 x (475 + 9.210) : 650 = 14,9


70%) = 650

Overhead Pabrik 11.052+ 580 + (100 x (518 + 11.052) : 650 = 17,8


70%) = 650
52.558 93,65
Tot. b.dibebankan ke Dep. ( 10.143 + 52.558 ) = 62.701

3) Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan 580 x 93,65 = 54.317
Persediaan akhir 100 x 49 = 4.900
Bahan Baku (100 x 100% x 11,95) = 1.195 +
Tenaga Kerja (100 x 70% x 14,9) = 1.043
Overhead Pabrik (100 x 70% x 17,8) = 1.246+
8.384+
62.701

Contoh Soal 5
Laporan Biaya Produksi; Departemen Pertama; Biaya Rata-rata
Tertimbang. Tyndol Fabricators Inc. memproduksi suatu produk didua departemen.
Produk ini dibuat dari lempengan logam yang dipotong dan dibentuk di Departemen
Pemotongan dan Pembentukan. Produk ini kemudian ditransfer ke Departemen
Perakitan, dimana bagian2 lain yang dibeli dari pemasok luar ditambahkan ke unit
dasar. Karena hanya ada satu produk yang diproduksi oleh perusahaan, maka system
perhitungan biaya berdasarkan proses yang digunakan. Perusahaan menggunakan
asumsi aliran biaya rata2 tertimbang untuk mempertanggungjawabkan persediaan
barang dalam proses. Data yang berkaitan dengan operasi bulan November di
Departemen Pemotongan dan Pembentukan adalah:
Jumlah unit di persediaan awal 800
Jumlah unit yang mulai diproses selama periode berjalan 3.200
Jumlah unit yg ditransfer ke Dep.Perakitan selama periode berjalan 3.400
Jumlah unit dipers.akhir (75% selesai u/ BB, 40% selesai u/ TK, 25% u/ BOP) 600
Biaya yang dibebankan ke Departemen: Pers.awal Ditambahkan dibulan berjalan
Bahan Baku 17.923 68.625
Tenaga Kerja langsung 2.352 14.756
BOP 3.800 29.996

Buatlah Laporan Produksi Bulan November untuk Departemen yang bersangkutan.

Jawab:
1) Skedul Kuantitas
Persediaan awal 800
Dimulai periode ini 3.200 4.000
Ditransfer ke Dep. Perakitan 3.400
Persediaan akhir (60%, 20%, 40%) 600 4.000

2) Biaya dibebankan:
Bahan Baku 17.923
Tenaga Kerja 2.352
Overhead Pabrik 3.800 +
24.075

Biaya ditambahkan Ekuivalen Harga/unit


BahanBaku 68.625 3.400 + (600 x 75%) = (7.923 + 68.625) :
3.850 3.850 = 22,48
TenagaKerja 3.400 + (600 x 40%) = (2.352 + 14.756) :
14.756 3.640 3.640 = 4,7
Overhead Pabrik 29.996 3.400 + (600 x 25%) = (3.800 + 29.996) :
3.550 3.550 = 9,52
113.377 36,7
Tot. b. dibebankan ke Dep. (24.075 + 113.377) = 137.452

3) Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan 3.400 x 36,7 = 124.780
Persediaan akhir:
Bahan Baku (600 x 75% x 22,48) = 10.116
Tenaga Kerja (600 x 40% x 4,7) = 1.128
Overhead Pabrik (600 x 25% x 9,52) = 1.428+
12.672 +
137.452

BIAYA MUTU AKUNTANSI UNTUK KEHILANGAN DALAM PROSES PRODUKSI

Pembentukan Pelapisan

Jumlah unit di barang dalam proses persediaan 4.000 3.000


Jumlah unit dimulai di Departemen Pembentukan 21.000 -
Jumlah unit ditransfer ke Departemen Pelapisan - 19.000
Jumlah unit diterima dari Departemen Pembentukan 19.000 -
Jumlah unit ditransfer ke Pers.Barang Jadi - 15.000
Jumlah unit barang dalam proses. Pers.akhir 3.600 4.000
Jumlah unit cacat selama periode berjalan 2.400 3.000

Barang dalam proses, pers. awal:


Biaya dari departemen sebelumnya - 1.396
Bahan baku 615 196
Tenaga kerja 366,4 310
Overhead pabrik 549,6 310
Biaya yang ditambahkan keproses selama periode berjalan:
Bahan baku 3.885 1.520
Tenaga kerja 2.273,6 3.718
Overhead pabrik 3.410,4 3.718

JAWAB
Dep 1:
1) Skedul kuantitas
Pers. awal 4.000
Dimulai periode ini 21.000 25.000
Jumlah unit ditransfer 19.000
Pers. akhir(100, 30,30) 3.600
Barang cacat(100, 80,80) 2.400 25.000

2) Biaya dibebankan:
Bahan Baku 615
Tenaga Kerja 366,4
BOP 549,6
Biaya ditambahkan: Ekuivalen Harga/unit
Bahan Baku 3.885 19.000+(3.600x100%) (615+3.885):25.000 = 0,18
+(2.400x100%)
= 25.000
Tenaga Kerja 2.273,6 19.000+(3.600x30%)+ (366,4+2.273,6):22.000 = 0,12
(2.400x80%)
= 22.000
BOP 3.410,4+ 19.000+(3.600x30%)+ (549,6+3.410,4):22.000 = 0,18+
(2.400x80%)
= 22.000
11.100 0,48
3) Biaya dipertanggungjawabkan:

Ditransfer ke Dep. Perakitan 19.000 x 0,48 = 9.120


Pers. Akhir
Bahan baku 3.600 x 100% x 0,18 = 648
Tenaga kerja 3.600 x 30% x 0,12 = 129,6
BOP 3.600 x 30% x 0,18 = 194,4 +
972 +

Barang Cacat:
Bahan baku 2.400 x 100% x 0,18 = 432
Tenaga kerja 2.400 x 80% x 0,12 = 230,4
BOP 2.400 x 80% x 0,18 = 345,6 +
1.008 +
11.100
Dep 2 :
1) Skedul kuantitas
Pers. awal 3.000
Dimulai periode ini 19.000 22.000
Jumlah unit ditransfer 15.000
Pers. akhir(100, 25, 25) 4.000
Barang cacat(100, 100, 100) 3.000 22.000

2) Biaya dibebankan:

Biaya dari dep.sblmnya 1.396


Bahan baku 196
Tenaga kerja 310
BOP 310
Biaya ditambahkan: Ekuivalen Harga/unit
Biaya dep.sebelumnya 9.120 15.000+(4.000x100%)+(3.00 (1.396+9.120):22.000
0x100%) = 22.000 = 0,478
Bahan baku 1.520 15.000+(4.000x100%)+(3.00 (196+1.520):22.000
0x100%) = 22.000 = 0,078
Tenaga kerja 3.718 15.000+(4.000x25%)+(3.000 (310+3.718):19.000
x100%) = 19.000 = 0,212
BOP 3.718 15.000+(4.000x25%)+(3.000 (310+3.718):19.000
x100%) = 19.000 = 0,212+
20.288 0,98

3) Biaya dipertanggungjawabkan:
Ditransfer ke Dep. Perakitan 15.000 x 0,98 = 14.700
Pers. Akhir
Biaya dept.sblmny 4.000 x 100% x 0,478 = 1.912
Bahan baku 4.000 x 100% x 0,078 = 312
Tenaga kerja 4.000 x 25% x 0,212 = 212
BOP 4.000 x 25% x 0,212 = 212 +
2.648 +
Barang Cacat:
Biaya dept.sblmny 3.000 x 100% x 0.478 = 1.434
Bahan baku 3.000 x 100% x 0.078 = 234
Tenaga kerja 3.000 x 100% x 0.212 = 636
BOP 3.000 x 100% x 0.212 = 636 +
2.940 +
20.288
1. PT Gadjah Sakti adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dengan
menggunakan metode harga pokok pesanan. Pada bulan September 2004 perusahaan
mendapat pesanan untuk mencetak kartu undangan sebanyak 2400 lembar dari PT Restu
dengan harga yang dibebankan adalah Rp. 2000 per lembar ,- . Pada bulan yang sama
perusahaan juga menerima pesanan sebanyak 100 spandoek dari PT Insani dengan
harga Rp. 200.000 per buah. Pesanan dari PT Restu diberi nomor KU-01 dan pesanan
dari PT Insani diberi nomor SP-02.

Data Kegiatan dan Produksi

1. Pada tanggal 4 September 2004 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara kredit
yakni sebagai berikut :

Bahan baku

Kertas untuk undangan Rp. 1.350.000


Kain putih 600 meter Rp. 4.125.000

Bahan penolong
Bahan penolong X1 Rp. 300.000

Bahan penolong X2 Rp. 170.000

2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk mem proses pesanan KU-01 dan
SP-02 diperoleh informasi sebagai berikut :
Bahan baku kertas dan bahan penolong X2 digunakan untuk memproses pesanan no
KU-01, sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong X1 dipakai untuk
memproses pesanan no SP-02

3. Untuk penentuan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi
menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sbb :
Upah langsung untuk pesanan KU-01 180 jam a. Rp.5000 dan upah langsung untuk
pesanan SP-02 menghabiskan sebanyak 1000 jam a. Rp.5000,-. Se- dangkan untuk
upah tidak langsung adalah Rp. 2,9 juta.
Untuk gaji karyawan Bagian pemasaran dikeluarkan sebesar Rp. 7.500.000,- dan gaji
karyawan administrasi dan umum Rp. 4.000.000,-

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif
BOP sebesar 160 % dari biaya tenaga kerja langsung, baik pesanan KU-01 dan SP-
02.

Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di


atas, adalah sebagai berikut

Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000


Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000

Biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000

Biaya pemeliharaan mesin Rp. 1.000.000

Biaya asuransi gedung pabrik dan msn Rp. 700.000

5. Pencatatan harga pokok produk jadi. Berdasarkan informasi untuk pesanan no KU-01
telah selesai dikerja kan
6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses. Berdasarkan informasi diketahui
bahwa untuk pesanan no SP-02 masih dalam proses penyelesaian.

7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. Pesanan no KU-01 telah diserahkan
kepada pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan membayar dengan cara
kredit.
Diminta

Berdasarkan informasi di atas, buatlah jurnal yang diperlukan berdasarkan metode


harga pokok pesanan.

PENYELESAIAN:

Jurnal-Jurnal yang Diperlukan

1. Pencatatan Pembelian Bahan baku & penolong

Persediaan Bahan baku Rp. 5.475.000


Hutang Dagang Rp. 5.475.000

Persediaan Bahan penolong Rp. 300.000


Hutang Dagang Rp. 300.000

2. Pencatatan Pemakaian Bahan baku & penolong

BDP – Biaya bahan baku Rp. 5.475.000


Persediaan Bahan baku Rp. 5.475.000

BOP – Sesungguhnya Rp. 470.000


Persediaan Bahan penolong Rp. 470.000

3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang


Gaji dan Upah Rp. 20.300.000
Utang Gaji & Upah Rp. 20.300.000

b. Pencatatan Distribusi Biaya TK


Biaya TK Langsung Rp. 5.900.000
Biaya TK Tdk Langsung Rp. 2.900.000
Biaya Pemasaran Rp. 7.500.000
Biaya Administ & Umum Rp. 4.000.000
Gaji dan Upah Rp. 20.300.000

c. Pembayaran Gaji dan Upah


Utang Gaji dan Upah Rp. 20.300.000
Kas Rp. 20.300.000

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik.


BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp. 9.440.000
BOP yg Dibebankan Rp. 9.440.000

BOP yang Sesungguhnya Rp. 5.700.000


Persediaan bhn bangunan Rp. 500.000
Akum. depresiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000

Akum. depresiasi mesin Rp. 1.500.000

Persediaan suku cadang Rp. 1.000.000

Persekot Asuransi Rp. 700.000

BOP yg Dibebankan Rp. 9.440.000


BOP yg Sesungguhnya Rp. 9.440.000

Selisih BOP :

Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara memban- dingkan antara jumlah
BOP yang dibebankan dengan jml seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi.

Berdasarkan soal di atas, selisih BOP dapat ditentukan dengan cara :

BOP yang Sesungguhnya:

Jurnal no #2 Rp. 470.000


Jurnal no #3b Rp. 2.900.000
Jurnal no #5 Rp. 5.700.000 +
Jml BOP yang Sesungguhnya Rp. 9.070.000

BOP yang Dibebankan Rp. 9.440.000


(Selisih pembebanan lebih)

Jurnal Selisih BOP

BOP yang Sesungguhnya Rp. 370.000


Selisih BOP Rp. 370.000

5. Pencatatan Harga Pokok produk jadi (KU-01)


Persediaan produk jadi Rp. 3.690.000
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Process Costing (biaya berdasarkan proses) adalah perhitungan biaya
yang digunakan pada perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dalam
jumlah besar dan dalam jangka panjang. Prinsip dasar: mengakumulasikan biaya
dari operasi atau departemen tertentu selama satu periode penuh (bulanan,
kuartalan, tahunan) dan kemudian membaginya dengan jumlah unit yang
diproduksi selama periode tersebutbiaya dihitung per departemen.
Job Order Costing padalah metode pengumpulan harga pokok produk di
mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara
terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya.

3.2 SARAN

Demikian makalah ini kami susun dengan harapan semoga makalah ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Apabila
ada kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, kami mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun dan memotivasi.
DAFTAR PUSTAKA

Syeany Sutikno , 2012. Akutansi menejemen

Blocher, Edward J.2011.Manajemen biaya penekanan stategis.NY:McGraw Hill

Anda mungkin juga menyukai