Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

METODE PERHITUNGAN BIAYA
BERDASARKAN PROSES

Oleh :

ILHAM JAYA

2181083005

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat TUHAN Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya, kami dapat  menyusun makalah yang berjudul “Metode perhitungan biaya
berdasarkan proses” tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas
pada mata kuliah akuntansi biaya.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengalami banyak kendala, hambatan,
dan kesulitan. Namun, berkat pertolongan TUHAN Yang Maha Esa serta dorongan dan
bantuan semua pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan yang ada. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini, sebagai tambahan wawasan untuk menggapai keberhasilan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan atas
perhatian dan kerja sama yang baik, diucapkan terima kasih.

Watampone,  19 Juni 2020

Ilham Jaya

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….     i

Daftar Isi…………………………………………………….……………….     ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………….…………….. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………….... 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………... 1

1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………...   1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………........ 2

2.1  Perhitungan Biaya Biaya Berdasarkan Proses……………………... 2

2.2 Metode Rata-Rata Tertimbang …………………………………….. 2          

2.3 Metode Masuk Pertama,Keluar Pertama …………………………... 7

2.4 Perbedaan Antara Metode Fifo Dan Metode Rata Rata Tertimbang. 10

BAB III STUDY KASUS…………………………………………………... 14

3.1  Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang ……………………... 14

3.2  Metode Masuk Pertama Keluar Pertama ………………………….  16

BAB IV PENUTUP………………………………………………………… 20

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 20

4.2 Saran ………………………………………………………………. 20

Daftar Pustaka…………………………………………………………......... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan yang baik, sangat membantu manajemen dalam melakukan


pengambilan keputusan – keputusan penting bagi kemajuan perusahaan atau organisasi
yang dipimpin. Dalam rangka menyiapkan laporan keuangan yang baik, maka
diperlukan kemampuan yang mumpuni dari jajaran manajemen dalam melakukan
perhitungan biaya-biaya yang terkait. Salah satu sistem perhitungan biaya tersebut
adalah perhitungan biaya berdasarkan proses.
Perhitungan biaya dalam proses atau process costing termasuk dalam salah satu
desain sistem yang penting dalam pembuatan laporan keuangan, sehingga laporan
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi yang akurat oleh
manajemen demi menentukan keputusan – keputusan penting bagi kemajuan
perusahaan. Bagi perusahaan / industri yang memproduksi produk yang homogen
(sejenis) secara terus menerus, perhitungan biaya dalam proses atau process
costing menjadi alternatif yang efektif dalam menentukan harga pokok penjualan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Karakteristik perhitungan biaya menurut proses ?
2.      Bagaimana Tahap-Tahap Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses ?
3.      Bagaimana Metode perhitungan biaya berdasarkan proses ?
4.      Bagaimana Perbedaan antara metode FIFO dan metode rata rata tertimbang?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui Karakteristik perhitungan biaya menurut proses.
2.      Untuk mengetahui Tahap-tahap Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses.
3.      Untuk mengetahui Metode perhitungan biaya menurut proses.
4.      Untuk mengetahui Perbedaan antara metode FIFO dan metode rata rata tertimbang.
5.      Untuk mengetahui Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses pada Berbagai
Departemen.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Perhitungan Biaya Biaya Berdasarkan Proses

Biaya proses adalah sistem biaya produk yang mengakumulasikan biaya-biaya


berdasarkan proses atau departemen dan tugas tugas mereka menjadi jumlah yang besar
dari produk yang hampir sama. Jenis perusahaan yang memakai proses biaya karyawan
yang di standarisasi proses produksi menjadi perusahaan industri dengan prosuk sama.
Biaya proses menyiapkan informasi untuk manajer dalam menganalisa produk dan
keuntungan pelanggan dalam menentukan harga, produk campuran dan proses
perbaikan.

 Karakteristik perhitungan biaya menurut proses

Perusahaan yang memiliki produk homogen melalui proses atau departemen yang
hampir mirip menggunakan perhitungan biaya menurut proses.

 Unit ekuivalen

Merupakan jumlah unit selesai yang sama atau serupa yang sudah dapat dihasilkan
berdasarkan jumlah pekerjaan yang benar-benar dilakukan atas unit-unit produk yang
telah selesai maupun yang selesai sebagian. Unit ekuivalen tidak sama dengan unit-
unit secara fisik.

Sebuah perusahaan manufaktur biasanya memiliki produk selesai (barang dalam


proses) pada akhir suatu periode akuntansi. Menurut sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses, unit produk yang baru selesai sebagian ini tidak sulit untuk
ditangani karena biaya pesanan telah tersedia pada kartu biaya pesanan. Namun, pada
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya produk untuk unit produk yang
selesai sebagian tidak tersedia.

Dengan memperhitungkan unit yang telah selesai dan selesai sebagian, kita
membutuhkan cara untuk mengukur jumlah pekerjaan produksi secara tepat yang

2
dilakukan selama periode tersebut. Unit ekuivalen merupakan ukuran yang biasa
digunakan.

Unit ekuivalen harus di kalkulasikan secara terpisah untuk bahan baku


langsung,tenaga kerja langsung dan overhead pabrik karena proporsi total pekerjaan
yang di lakukan pada unit-unit produk pada persediaan barang dalam proses tidak
selalu sama untuk setiap elemen biaya. Karena overhead seringkali dibebankan
berdasarkan jam tenaga kerja, beberapa perusahaan menggunakan dua kategori yaitu
bahan baku langsung dan biaya konversi.

a.    Biaya Konversi

Karena jumlah tenaga kerja langsung relative kecil dalam banyak industri
pemrosesan, seperti industri penyulingan minyak, alumunium, kertas kimia, dan
farmasi, biaya overhead pabrik dan tenaga kerja langsung terkadang
dikombinasikan dan disebut juga biaya konversi dengan tujuan menghitung unit
ekuivalen produksi.

Operasi industri banyak dikenakan biaya konversi yang sama untuk  seluruh


produksi. Unit setara dengan biaya konversi untuk menghasilkan perkalian
persentase pesanan yang selesai selama periode dengan jumlah unit yang bekerja
adalah sebagian selesai.

b.    Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung dapat ditambahkan pada titik-titik produksi yang


berlainan atau secara terus-menerus selamaproduksi. Jika bahan baku yang
ditambahkan menggunakan proporsi yang sama digunakan untuk menghitung unit
setara dengan bahanlangsung adalah sama dengan proporsi biaya konversi. Namun,
jika bahan ditambahkan sekaligus, proporsi yang digunakan dalamperhitungan
tergantung pada apakah titik di memproses dimana bahan yang ditambahkan telah
tercapai.

2.2   Metode Rata-Rata Tertimbang

3
Dengan metode rata-rata tertimbang unit dalam proses awal di perlukan seolah-olah
sebagai unit yang dimasukan kedalam proses pada periode yang bersangkutan. Dalam
kalkulasi biaya rata-rata,unit yang selesai diproses tidak dibedakan menurut asalnya.
Sama dengan unit, biaya persediaan unit dalam proses awal juga diperlakukan seolah-
olah sebagai biaya yang ditambahkan/terjadi pada periode yang bersangkutan. Oleh
karena itu,maka biaya persediaan unit dalam proses awal dijumlahkan dengan biaya
tambahan selama periode berjalan.
Salah satu yang membedakan metode rata-rata tertimbang dengan metode lainnya
adalah pada produksi ekuivalen (equvalent unit). Produksi ekuivalen merupakan jumlah
unit setara produk jadi yang dihasilkan oleh unit dalam proses awal dan biaya yang
ditambahan selama periode yang bersangkutan.cara menghitung unit ekuvalen dan
biaya per unit dengan menggunakan metode rata-rata ter timbang adalah:
Berikut ini akan diberikan contoh pembuatan laporan biaya  produksi baik untuk
departemen produksi pertama maupun departemen produksi berikutnya, dengan
mnggunakan metode kalkulasi biaya rata-rata ter timbang.

PT AyahBunda
Departemen 
I
Laporan Biaya Produksi - Kalkulasi Biaya Rata-rata
untuk Bulan Januari 2012

skedul kuantitas
     unit baru dam proses 48.000
     unit awal dalam proses (semua bahan,60% pekerja
dan 60% overhead pabrik 12.000 60.000
     unit yang ditransfer ke departemen II 46.000
     unit yang masih diproses(semua bahan 40%pekerja
              dan 40% overhead pabrik 14.000 60.00
Total Biaya Biaya    PerUnit
biaya yang dibebankan ke departemen
  biaya yang ditambahkan dari departemen ini :
     barang bdalam proses-persediaan awal :
        Bahan Rp. 330.000

4
        Pekerja Rp. 361.200
        overhead pabrik Rp. 335.400
     biaya tamnbahan selama periode ini :
        Bahan Rp. 210000          Rp. 9,00
        Pekerja Rp. 206.400       Rp. 11,00
        overhead pabrik Rp. 193.500         Rp. !0,25
           total biaya yang harus di
tanggungjawabkan Rp.1.636.500       Rp. 30,25
pertanggung jawaban biaya
ditaransfer ke departemen akhir (46.000 x 30,25) Rp.1.391.500
barang dalam proses-persediaan akhir
bahan (14.000x100%xRp.9.00) Rp. 126.000
pekerja (14.000x40%xRp.11.00) Rp. 61.600
overhead pabrik(14.00x40%xRp.10,25) Rp. 57.400 Rp. 245.000
total biaya di pertanggungjawabkan Rp.1.636.500

Perhitungan Tambahan:
Produksi ekuivalen :   Bahan = 46.000 + (14.000 x 100%) = 60.000
Pekerja dan overhead pabrik = 46.000 + (14.000 x 40 %) = 51 .600.
Biaya per unit:            Bahan =  (Rp330.000 + Rp210.000) : 60.000 = Rp9,00
Pekerja = (Rp361.200 + Rp206.400) : 51.600 = Rp11,00
 Overhead pabrik = (Rp335.400 + Rp193.500) : 51.600 =  Rp10,25

PT AyahBunda
Departemen 
II
Laporan Biaya Produksi - Kalkulasi Biaya Rata-rata
untuk Bulan Januari 2012

5
skedul kuantitas
unit awal dalam proses
     (50%,pekerja,dan50% overhead pabrik) 4.000
unit yangditerima dari departemen awal 46.000 50.000
unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 44.000
     unit yang masih diproses
               70%pekerja 70% overhead pabrik 6.000 50.000
Biaya    PerUni
Total Biaya
biaya yang dibebankan ke departemen t

     barang bdalam proses-persediaan awal :


        Pekerja Rp. 56.680
        Overhead Pabrik Rp. 61.500
         biaya dari departemen awal Rp. 58.180
     biaya tamnbahan selama periode ini :
         Pekerja Rp. 300.000  Rp. 7,40
         overhead pabrik Rp. 300.000 Rp. 7,50
Rp.
         biaya dari departemen awal 1.391.500  Rp. 39,194
Rp.2.677.86
           total biaya yang harus di tanggungjawabkan 0 Rp. 54,094
pertanggung jawaban biaya
ditaransfer kegudang barang jadi  (44.000 x 54,094) Rp. 2.380.118,4
barang dalam proses-persediaan akhir
biaya depertemen awal (6.000x39,194 Rp.235.161,6
pekerja (6.000x70%x7,40) Rp. 31.080
overhead pabrik(6.000x70%x7,50) Rp. 31.500 Rp.297.741,6
total biaya di pertanggungjawabkan Rp.2.677.860

Perhitungan Tambahan: 
 Produksi ekuivalen :  Pekerja dan overhead pabrik : 44,000 + (6.000 x 70%) = 48.200
Biaya per unit : Pekerja =(Rp 56.680 + Rp300.000) : 48.200 = Rp7,40

6
 Overhead pabrik = (Rp61.500 + Rp300.000) : 48.200 = Rp7,50

Proses Pemberlakuan Metode Rata-rata

A. Di departemen – Pertama

 Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi,


yaitu : biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara b
iaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya-
biaya periode berjalan.

 Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periodeyang


bersangkutan : Barang jadi (yang ditransfer ke
departemen berikutnya) ditambah barang dalam proses akhir menurut unit ekuiv
alen.Harga pokok rata-rata kemudian dihitung berdasarkan total biaya
dibagi jumlah unit ekuivalen.

B. Di departemen –  Lanjutan :

1. Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen sebelumnya.Harga


pokok tersebut terdiri dari : Harga pokok persediaan awal danharga pokok yang
diterima pada periode yang bersangkutan.
2. Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalamdepartemen
yang bersangkutan.
3. Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen
yang bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata dari departemen yang
mendahului ditambah harga pokok rata-rata di departemen yang bersangkutan.

2.3 Metode Masuk Pertama,Keluar Pertama

Sistem perhitungan biaya lain yang dapat digunakan adalah sistem perhitungan biaya
dengan metode FIFO. Sistem perhitungan biaya ini berbeda dengan metode yang telah di
bahas sebelumnya yaitu metode rata-rata tertimbang . salah satu karakteristik penting dari
sistem perhitungan biaya dengan metode FIFO adalah persediaan unit dalam proses awal
diperlakukan terpisah dengan unit masuk proses dalam periode bersangkutan. Dalam
melakukan pemrosesan produksi, terlebih dahulu unit yang masuk akan diproses baru

7
kemudian unit awal akan diproses. Oleh karena itu, unit selesai dalam satu periode
dibedakan menjadi dua yaitu :
1)    unit selesai dari unit dalam proses awal.
2)    Unit selesai dari unit masuk proses pada periode bersangkutan.
Dalam metode FIFO, biaya yang dibebankan pada unit dalam proses awal dipisahkan
dengan biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan. Dalam metode ini, terdapat
dua unsur biaya produksi selesai yang harus dipisahkan, yaitu: (1) biaya unit selesai dari
unit dalam proses awal, dan (2) biaya unit selesai dari unit masuk proses periode
baersangkutan. Biaya unit selesai dari unit dalam proses awal akan dihitung terlebih
dahulu baru kemudian dihitung biaya unit selesai dari unit masuk proses.

Proses Pemberlakuan Metode FIFO

 Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awalmenjadi


produk selesai.
 Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkandengan
elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
 Harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu dipecahkembali menurut
elemennya ke dalam setiap elemen biaya.
 Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat penyelesaianyang
dibutuhkan) + Produksi Current + (Produk dalam proses akhir xTingkat penyelesaian
yang sudah dinikmati).
 Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya
yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksiekuivalen dari
elemen biaya yang bersangkutan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada biaya dengan metode rata-rata
tertimbang, produksi ekuivalen berbeda antara metode FIFO dengan metode rata-rata
tertimbang. Produksi ekuivalen merupakan jumlah setara unit selesai yang dihasilkan oleh
biaya yang ditambahakan  selama periode yang bersangkutan. Cara menghitung produksi
ekuivalen dan biaya per unit dengan menggunakan metode FIFO dapat digambarkan
dalam formula berikut ini: 

8
PT AyahBunda
Departemen 
I
Laporan Biaya Produksi - Kalkulasi Biaya Rata-rata
untuk Bulan Januari 2012
skedul kuantitas
     unit baru dam proses 48.000
     unit awal dalam proses (semua bahan,60% pekerja
dan 60% overhead pabrik 12.000              60.000
     unit yang ditransfer ke departemen II 46.000
     unit yang masih diproses(semua bahan 40%pekerja
              dan 40% overhead pabrik 14.000 60.00
Biaya    PerUni
Total Biaya
biaya yang dibebankan ke departemen t
  biaya yang ditambahkan dari departemen ini :
     barang bdalam proses-persediaan awal : RP 1026600 Rp 4,375
        bahan Rp. 210.000 4,649
        pekerja Rp. 206.400 4,358
        overhead pabrik Rp. 193.500 
Rp.1.636.50
           total biaya yang harus di tanggung jawabkan 0 Rp. 13,382
pertanggung jawaban biaya
ditaransfer ke departemen II
dari persediaan awal :
biaya persediaan Rp.1.026.000
biaya pekerja yang di tambahkan
(12.000x40%xRp.4.649) Rp. 22.314
biaya overhead pabrik yang di tambahkan
(12.00x40%xRp.4,358) Rp. 20.919 Rp.1.069.832
dari produksi periode berjalan
unit yang di mulai dan di selesaikan
(34.000 x 13,382) Rp. 454.979
Rp. 1.524.811
barang dalam proses-persediaan akhir
bahan (14.000x100%x4,375 Rp. 61.250
pekerja (14.000x40%x4,694) Rp. 26.034
overhead pabrik(14.000x40%x4,358) Rp. 24.405 Rp.111.689
Rp.1.636.50
total biaya di pertanggungjawabkan 0

9
PT AyahBunda
Departemen 
II
Laporan Biaya Produksi - Kalkulasi Biaya Rata-rata
untuk Bulan Januari 2012

10
skedul kuantitas
unit awal dalam proses
     (50%,pekerja,dan50% overhead pabrik) 4.000
unit yangditerima dari departemen I 46.000 50.000
unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 44.000
     unit yang masih diproses
               70%pekerja 70% overhead pabrik 6.000 50.000
Total Biaya Biaya PerUnit
biaya yang dibebankan ke departemen
     barang dalam proses-persediaan awal : Rp. 568.180

     biaya dari departemen I


     Di transfer selama bulan ini                (46.000 unit)  Rp.1.524.811 Rp. 33,148
     biaya tambahan dari departemen ini
        pekerja Rp. 300.000 Rp. 6.494
        Overhead Pabrik Rp. 300.000 Rp. 6.494
           total biaya yang harus di tanggungjawabkan Rp.2.692.991 Rp. 46,136
pertanggung jawaban biaya
ditaransfer kegudang barang jadi
dari persediaan awal
biaya persediaan                                       Rp. 568.180
biaya pekerja yang ditambahkan
(4.000 x 50% x Rp. 6,494                               12..988
Biaya overhead pabrik yang ditambahkan
40.000 x 50% xRp. 6,494                         Rp. 12.988 Rp. 594.156
dari produksi periode berjalan :
40000 x Rp. 46,136 Rp. 1.845.397 Rp.2.439.53
barang dalam proses-persediaan akhir
biaya departemen awal (6.000x Rp. 33,148) Rp. 198.888
pekerja (6.000x70%x Rp. 6,494) Rp. 27.275
overhead pabrik(6.000x70%x Rp6,494) Rp. 27.275 Rp.253.438
total biaya di pertanggungjawabkan Rp.2.692.991

11
Perhitungan Tambahan :
Produksi ekuwalen : Pekerja dan overhead pabrik  = (4,000 x 50%) + 40.000 + (6.000 x
70%) = 46.200
Biaya perunit :
Pekerja  =  Rp300.000 : 46.200 = Rp6,494
Overhead pabrik = Rp. 300.000 : 46.200 = Rp 6,494

Selisih terjadi karena pembulatan, hasil dari Rp2.439.553 -  Rp594.156 = Rp


1.845.397. Sedangkan yang sebenarnya adalah 40.000 x 46,136 = Rp. 1.845.440

2.4 Perbedaan Antara Metode FIFO Dan Metode Rata Rata Tertimbang

Metode Rata-rata Tertimbang (weighted average) adalah metode perhitungan


HPP (Harga Pokok Persediaan) di mana semua persediaan barang yang keluar untuk
dijual dan produksi dibebani dengan harga pokok rata-rata. 

Anggapan yang dipakai dalam metode ini adalah BDP awal periode, diproses
menjadi produk jadi bersamaan dengan bahan (unit) yang masuk proses periode ini.
tidak ada perbedaan antara produk selesai yang berasal dari PDP awal dengan produk
selesai yang berasal dari produksi baru. hanya ada satu macam harga produksi untuk
seluruh produk selesai yaitu harga produksi rata-rata tertimbang. dengan anggapan ini,
maka perhitungan HPP dilakukan dengan menambahkan biaya yang melekat pada PDP
awal dengan biaya yang terjadi selama periode ini, kemudian dibagi dengan UPE.

Metode FIFO (First In First Out) adalah metode perhitungan HPP (Harga Pokok
Persediaan) di mana yang menjadi pertimbangan utama adalah urutan terjadinya. Jadi
harga pokok persediaan dibebankan berdasarkan dengan urutan terjadinya. Pembebanan
harga pokok terhadap barang yang dijual dan dipakai adalah harga pokok yang terlebih
dulu, kemudian yang masuk berikutnya. 

Matode rata-rata tertimbang dan metode FIFO menghasilkan biaya total yang sama
dicatat. Perbedaan utama antara kedua metode adalah penanganan awal sebagian
menyelesaikan unit persediaan barang dalam proses awal. FIFO memisahkan unit dalam
persediaan awal dari unit dimulai dan diselesaikan selama periode. Sebaliknya, metode

12
rata-rata tertimbang membuat ada perlakuan terpisah dari unit persediaan barang dalam
proses awal.

Demikian juga dengan persediaan akhir, dibebani dengan harga pokok terakhir.
Metode FIFO menganggap persediaan PDP awal akan diproses terlebih dahulu sampai
menjadi produk jadi, baru kemudian memproses produk yang baru masuk di
departemen. 

Unit PDP awal dilaporkan secara terpisah dari unit produk yang baru masuk
proses. Biaya yang berhubungan dengan PDP awal dibedakan dengan biaya produk jadi
yang berasal dari unit masuk proses pada periode yang bersangkutan. Adanya pemisahan
tersebut makan perhitungan unit produk ekuivalen juga dipisahkan.

Perbedaan utama antara metode biaya rata-rata tertimbang dan FIFO adalah
perbedaan dimana setiap metode menghitung persediaan dan harga pokok penjualan.
Metode biaya rata-rata tertimbang menggunakan rata-rata biaya barang untuk
menetapkan biaya. 

Dengan kata lain, rata-rata tertimbang menggunakan rumus: Total biaya barang
dalam persediaan yang tersedia untuk dijual dibagi dengan jumlah unit yang tersedia
untuk dijual. Sebaliknya, FIFO (pertama masuk, keluar pertama) berarti bahwa biaya
yang dikeluarkan untuk barang adalah biaya untuk barang pertama yang dibeli. 

Contoh 1

Katakanlah Anda adalah toko furnitur dan Anda membeli 200 kursi seharga $ 10 dan
kemudian 300 kursi seharga $ 20, dan pada akhir periode akuntansi Anda telah menjual
100 kursi. Biaya rata-rata tertimbang dan FIFO adalah sebagai berikut:

200 kursi @ $ 10 = $ 2, 000


300 kursi @ $ 20 = $ 6.000
Jumlah total kursi = 500
Biaya Rata-rata Tertimbang:

13
Biaya sebuah kursi: $ 8.000 dibagi dengan 500 = $ 16 / kursi
Harga Pokok Penjualan: $ 16 x 100 = $ 1, 600
Persediaan yang tersisa: $ 16 x 400 = $ 6, 400

FIFO:

Harga Pokok Penjualan: 100 kursi terjual x $ 10 = $ 1, 000 Persediaan yang tersisa: (100
kursi x $ 10) + (300 kursi x $ 20) = $ 7, 000

Contoh 2

Data pembelian dan saldo barang dagang sbb :


01 Des Saldo 200 unit @ Rp 1.000,-
20 Des Pembelian 300 unit @ Rp 1.050,-
25 Des Pembelian 250 unit @ Rp 1.100,-
Total 750 unit

Data penjualan barang dagang sbb :


10 Des Penjualan 200 unit @ Rp 1.200,-
28 Des Penjualan 275 unit @ Rp 1.250,-
Total 475 unit

Dengan Metode Rata-rata


Harga rata-rata per unit = Rp 790.000,- : 750 = Rp 1.053,33
Nilai persediaan barang dagang per 31 des 2009 =
275 unit x Rp 1.053,33 = Rp 289.666,67
Harga pokok persediaan = 790.000 -- 289.666,67 = 500.333,33

Apabila dengan Metode FIFO.


25 Des 250 unit x Rp 1.100,- = Rp 275.000,-
20 Des 25 unit x Rp 1.050,- = Rp 26.250,-
275 Rp 301.250,-
Nilai persediaan barang dagang per 31 des 2009 = Rp 301.250,-
Harga pokok persediaan = 790.000 -- 301.250 = 488.750

14
sehingga lebih menguntungkan menggunakan metode Fifo karena laba lebih besar.
kalo untuk pajak lebih menguntungkan menggunakan metode rata-rata karena labanya
lebih kecil.

Perbandingan penanganan unit metode rata-rata tertimbang dan metode fifo

Metode rata-rata tertimbang dan Metode FIFOTidak membedakan perlakuan


terhadap unit-unit dalam persediaan awal WIP.Memisahkan unit-unit dalam persediaan
awal dari unit-unit yang mulai diproses dan selesai dalam periode berjalan.menggunakan
biaya perunit rata-rata yang dihitung untuk semua unit yang selesai dalam periode
tersebut, termasuk persediaan awal WIP dan unit-unit yang mulai diproses dan selesai
pada periode tersebut.Memisahkan biaya persediaan awal WIP dari biaya pada periode
berjalan, dan metode tersebut hanya menggunakan biaya dan upaya kerja pada periode
berjalan untuk menghitung biaya perunit ekuivalen. Akibatnya, mrtode FIFO
menghitung secara terpisah biaya untuk unit-unit pada WIP awal dan unit-unit yang
mulai diproses pada periode berjalan.Metode rata-rata tertimbang pada umumnya lebih
mudah untuk digunakan karena perhitungannya lebih sederhana. Metode FIFO ini paling
sesuai jika jumlah persediaan WIP relatif cukup sedikit, atau tingkat persediaan cukup
barfluktuasi.

Banyak perusahaan lebih memilih menggunakan metode FIFO dibandikan dengan


metode rata-rata tertimbang untuk tujuan pengendalian biaya dan ekuivalen kinerja
karena biaya perunit ekuivalen dengan menggunakan Metode FIFO hanya
mencerminkan biaya dari upaya kerja pada periode berjalan. Perusahaan biasanya
mengevaluasi kinerja manajer departemen hanya pada biaya periode berjalan tanpa
menggabungkan pengaruh dari kinerja pada periode yang berbeda. Pada metode rata-rata
tertimbang biaya pada periode sebelumnya dan pada periode berjalan digabungkan, dan
penyimpangan kinerja dalam periode berjalan dapat ditutupi dengan variasi pada unit
biya produksi.

BAB III
STUDY KASUS

15
3.1 Metode Harga Pokok Rata- Rata Tertimbang.
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan
kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi
produk untuk mendapatkan harga pokok rata- rata tertimbang, harga ini kemudian
digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.

Contoh Kasus:

Sebuah perusahaan yang menerapkan metode harga pokok proses, memberikan data yang
berkaitan dengan proses produksi selama bulan Januari 2007sbb :

 Jumlah produk dalam proses pada awal bulan 2.000 unit


 Jumlah produk yang masuk proses 15.000 unit
 Jumlah produk jadi 13.000 unit
 Jumlah produk dalam proses pada akhir bulan 4.000 unit, dengan tingkat penyelesaian
: bahan baku 75%; upah langsung 50%; dan overhead 60%
 Nilai persediaan awal produk dalam proses Rp. 352.000,00 yang terdiri dari :

Bahanbaku                  Rp.  200.000,00

Upah Langsung           Rp.    80.000,00

BOP                            Rp.    72.000,00

 Jumlah biaya sebenarnya selama bulan tersebut :

Bahan baku                 Rp. 1.480.000,00

Upah langsung            Rp. 1.090.000,00

BOP                            Rp.    898.200,00

Hitunglah nilai persediaan produk jadi dan nilai persediaan akhir produk dalam proses
dengan menggunakan metode rata-rata.

Penyelesaian

16
Data produksi :

Jumlah produk dalam proses awal                              2.000 unit

Jumlah yang dimasukkan dalam proses                      15.000 unit

Total yang siap diproses                                              17.000 unit

Produk jadi ditransfer ke gudang                               13.000 unit

Produk dalam proses akhir                                            4.000 unit

Perhitungan biaya produksi per unit :

Unsur Biaya pada Biaya produksi Total Biaya Unit BP Perunit


BP PDP periode ini Ekuivalensi

Biaya Rp.   200.000 Rp.     1.480.000 Rp.   1.680.000 16.000   Rp.     105


BB
  80.000 1.090.000 1.170.000 15.000   78
Biaya
  72.000    898.200    970.200 15.400   63
TKL

Biaya
OP

Jumlah Rp.   3.820.200 Rp.     246

HPP selesai yang ditransfer ke gudang

13.000 * Rp. 246 Rp.   3.198.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

Biaya BB 4000* 75% * 105 =      315.000

Biaya TKL 4000 * 50% * 78   =    156.000

Biaya OP 4000 * 60% * 63   =    151.200

            622.200

Jumlah biaya produksi bulan Januari2007 Rp.   3.820.200

17
3.2 Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)

Metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan
untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses (belum selesai
diproses), kemudian sisanya digunakan untuk mengolah  produk yang dimasukkan
dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit
ekuivalensi, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus
diperhitungkan.

Contoh Kasus

Sebuah perusahaan yang menerapkan metode harga pokok proses, memberikan data yang
berkaitan dengan proses produksi selama bulan April 2007sbb :

Jumlah produk yang masih dalam proses pada awal bulan 20.000 unit, dengan tingkat
penyelesaian : bahan baku 90%; upah langsung 70%; dan overhead 80%

Produk yang masuk proses selama bulan tersebut 60.000 unit.

Jumlah produk jadi 65.000 unit.

Jumlah produk yang masih dalam proses pada akhir bulan 15.000 unit, dengan tingkat
penyelesaian : bahan baku 100%; upah langsung 60%; dan overhead 75%

Nilai persediaan awal produk dalam proses Rp. 858.000,00

Jumlah biaya sebenarnya selama bulan tersebut :

Biaya bahan baku                    Rp. 1.302.000,00

Biaya tenaga kerja lgs Rp. 1.020.000,00

BOP                                        Rp. 1.205.000,00

Hitunglah nilai persediaan produk jadi dan nilai persediaan akhir produk dalam proses
dengan menggunakan FIFO costing

18
Penyelesaian

Data produksi :

Jumlah produk dalam proses awal                  20.000 unit

Jumlah yang dimasukkan dalam proses                      60.000 unit

Total    yang siap diproses                                           80.000 unit

Produk jadi ditransfer ke gudang                               65.000 unit

Produk dalam proses akhir                                          15.000 unit

Perhitungan unit ekuivalensi dengan metode MPKP (FIFO) :

Biaya BB Biaya TKL Biaya OP

Persediaan produk dalam proses awal 2.000*)   6.000   4.000

Produk selesai 45.000 45.000**) 45.000

Produk dalam proses akhir 15.000   9.000 11.250***)

Jumlah unit ekuivalensi 62.000 60.000 60.250

Keterangan :

*)    Jumlah produk dalam proses awal * (100% - tingkat penyelesaian produk dalam proses
awal)

       20.000 unit * (100% - 90%) = 2.000 unit

**)   Jumlah Produk yang ditransfer – jumlah produk dalam proses awal

65.000 unit – 20.000 unit = 45.000 unit

***) Jumlah produk dalam proses akhir * tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir

19
15.000 unit * 75% = 11.250 unit

Perhitungan biaya produksi per unit dengan metode FIFO  :

Unit
Unsur BP Total Biaya BP Perunit
Ekuivalensi

Biaya BB 1.302.000 62.000 21

Biaya TKL 1.020.000 60.000 17

Biaya OP 1.205.000 60.250 20

Jumlah Rp.  3.527.000 - Rp.     58

Perhitungan HPP selesai dan produk dalam proses :

HPP selesai yang ditransfer ke gudang :

   Harga pokok persediaan produk dalam proses awal : Rp. 858.000

Biaya penyelesaian produk dalam proses awal :

Biaya BB 10% * 20.000 *     42.000


21  =
Biaya TKL   102.000
30% * 20.000 *
Biaya OP     80.000
17  =
    224.000
20% * 20.000 *
20  =

1.082.000

20
Harga pokok produk dari produksi sekarang

        45.000 * Rp. 58           2.610.000

Harga pokok selesai yang ditransfer ke gudang Rp.    3.692.000

Harga pokok produk dalam proses akhir :

Biaya BB 100% * 15.000 *   315.000


21 =
Biaya TKL   153.000
  60% * 15.000 * 17
Biaya OP   225.000
=
       693.000
  75% * 15.000 * 20
=

Jumlah biaya bulan April 2007

Rp.    4.385.000

BAB IV

PENUTUP

4.1  Kesimpulan

            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa desain sistem perhitungan biaya


berdasarkan proses memiliki sejumlah persamaan sekaligus juga perbedaan dengan
sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Dalam penggunaannya, sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan dalam perusahaan yang memproduksi
produk homogen (satu jenis produk) dalam jumlah besar dan dilakukan secara terus
menerus (jangka panjang).

21
Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dalam penerapannya harus
menghitung unit ekuivalen produksi (UEP). Unit ekuivalen produksi adalah jumlah unit
selesai yang seharusnya (bisa) diperoleh dari bahan dan usaha yang digunakan untuk
menghasilkan barang setengah jadi, dapat ditambahkan ke unit yang selesai untuk
menentukan output periodik suatu departemen. Untuk menghitung UEP dapat
menggunakan dua metode yaitu (a) metode rata-rata tertimbang (weighted average
method) dan (b) metode FIFO (first in first out.

Metode rata-rata tertimbang (weighted average method) adalah metode yang


menggabungkan unit dan biaya dari periode sekarang dengan unit dan biaya periode
sebelumnya. Sedangkan metode FIFO (first in first out adalah metode yang menganggap
bahwa unit ekuivalen dan biaya per unit hanya berkaitan selama periode tertentu saja.

4.2   Saran

Setelah membaca membaca makalah  ini penulis mengharapkan kepada para


pembaca agar sekiranya agar bisa memahami sedikit banyaknya. Saran kami
perbanyaklah referensi guna untuk memahami materi ini karena sesungguhnya referensi
yang banyak kita akan lebih mudah memahami materi ini

DAFTAR PUSTAKA

Kautsar Riza salman, 2016 akuntansi biaya pendekatan produk costing, jakarta, permata
puri media

Blocher, Edward J.2011.Manajemen biaya penekanan stategis.NY:McGraw Hill

Indrajit, richardus eko. 2004. Kajian strategis cost benefit teknologi informasi. Penerbit
andi, yogyakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai