METODE PERHITUNGAN BIAYA
BERDASARKAN PROSES
Oleh :
ILHAM JAYA
2181083005
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat TUHAN Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Metode perhitungan biaya
berdasarkan proses” tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas
pada mata kuliah akuntansi biaya.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengalami banyak kendala, hambatan,
dan kesulitan. Namun, berkat pertolongan TUHAN Yang Maha Esa serta dorongan dan
bantuan semua pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan yang ada. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini, sebagai tambahan wawasan untuk menggapai keberhasilan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan atas
perhatian dan kerja sama yang baik, diucapkan terima kasih.
Ilham Jaya
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….…………….. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………........ 2
2.4 Perbedaan Antara Metode Fifo Dan Metode Rata Rata Tertimbang. 10
BAB IV PENUTUP………………………………………………………… 20
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 20
4.2 Saran ………………………………………………………………. 20
Daftar Pustaka…………………………………………………………......... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik perhitungan biaya menurut proses ?
2. Bagaimana Tahap-Tahap Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses ?
3. Bagaimana Metode perhitungan biaya berdasarkan proses ?
4. Bagaimana Perbedaan antara metode FIFO dan metode rata rata tertimbang?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Karakteristik perhitungan biaya menurut proses.
2. Untuk mengetahui Tahap-tahap Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses.
3. Untuk mengetahui Metode perhitungan biaya menurut proses.
4. Untuk mengetahui Perbedaan antara metode FIFO dan metode rata rata tertimbang.
5. Untuk mengetahui Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses pada Berbagai
Departemen.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perusahaan yang memiliki produk homogen melalui proses atau departemen yang
hampir mirip menggunakan perhitungan biaya menurut proses.
Unit ekuivalen
Merupakan jumlah unit selesai yang sama atau serupa yang sudah dapat dihasilkan
berdasarkan jumlah pekerjaan yang benar-benar dilakukan atas unit-unit produk yang
telah selesai maupun yang selesai sebagian. Unit ekuivalen tidak sama dengan unit-
unit secara fisik.
Dengan memperhitungkan unit yang telah selesai dan selesai sebagian, kita
membutuhkan cara untuk mengukur jumlah pekerjaan produksi secara tepat yang
2
dilakukan selama periode tersebut. Unit ekuivalen merupakan ukuran yang biasa
digunakan.
a. Biaya Konversi
Karena jumlah tenaga kerja langsung relative kecil dalam banyak industri
pemrosesan, seperti industri penyulingan minyak, alumunium, kertas kimia, dan
farmasi, biaya overhead pabrik dan tenaga kerja langsung terkadang
dikombinasikan dan disebut juga biaya konversi dengan tujuan menghitung unit
ekuivalen produksi.
b. Bahan Baku Langsung
3
Dengan metode rata-rata tertimbang unit dalam proses awal di perlukan seolah-olah
sebagai unit yang dimasukan kedalam proses pada periode yang bersangkutan. Dalam
kalkulasi biaya rata-rata,unit yang selesai diproses tidak dibedakan menurut asalnya.
Sama dengan unit, biaya persediaan unit dalam proses awal juga diperlakukan seolah-
olah sebagai biaya yang ditambahkan/terjadi pada periode yang bersangkutan. Oleh
karena itu,maka biaya persediaan unit dalam proses awal dijumlahkan dengan biaya
tambahan selama periode berjalan.
Salah satu yang membedakan metode rata-rata tertimbang dengan metode lainnya
adalah pada produksi ekuivalen (equvalent unit). Produksi ekuivalen merupakan jumlah
unit setara produk jadi yang dihasilkan oleh unit dalam proses awal dan biaya yang
ditambahan selama periode yang bersangkutan.cara menghitung unit ekuvalen dan
biaya per unit dengan menggunakan metode rata-rata ter timbang adalah:
Berikut ini akan diberikan contoh pembuatan laporan biaya produksi baik untuk
departemen produksi pertama maupun departemen produksi berikutnya, dengan
mnggunakan metode kalkulasi biaya rata-rata ter timbang.
PT AyahBunda
Departemen
I
Laporan Biaya Produksi - Kalkulasi Biaya Rata-rata
untuk Bulan Januari 2012
skedul kuantitas
unit baru dam proses 48.000
unit awal dalam proses (semua bahan,60% pekerja
dan 60% overhead pabrik 12.000 60.000
unit yang ditransfer ke departemen II 46.000
unit yang masih diproses(semua bahan 40%pekerja
dan 40% overhead pabrik 14.000 60.00
Total Biaya Biaya PerUnit
biaya yang dibebankan ke departemen
biaya yang ditambahkan dari departemen ini :
barang bdalam proses-persediaan awal :
Bahan Rp. 330.000
4
Pekerja Rp. 361.200
overhead pabrik Rp. 335.400
biaya tamnbahan selama periode ini :
Bahan Rp. 210000 Rp. 9,00
Pekerja Rp. 206.400 Rp. 11,00
overhead pabrik Rp. 193.500 Rp. !0,25
total biaya yang harus di
tanggungjawabkan Rp.1.636.500 Rp. 30,25
pertanggung jawaban biaya
ditaransfer ke departemen akhir (46.000 x 30,25) Rp.1.391.500
barang dalam proses-persediaan akhir
bahan (14.000x100%xRp.9.00) Rp. 126.000
pekerja (14.000x40%xRp.11.00) Rp. 61.600
overhead pabrik(14.00x40%xRp.10,25) Rp. 57.400 Rp. 245.000
total biaya di pertanggungjawabkan Rp.1.636.500
Perhitungan Tambahan:
Produksi ekuivalen : Bahan = 46.000 + (14.000 x 100%) = 60.000
Pekerja dan overhead pabrik = 46.000 + (14.000 x 40 %) = 51 .600.
Biaya per unit: Bahan = (Rp330.000 + Rp210.000) : 60.000 = Rp9,00
Pekerja = (Rp361.200 + Rp206.400) : 51.600 = Rp11,00
Overhead pabrik = (Rp335.400 + Rp193.500) : 51.600 = Rp10,25
PT AyahBunda
Departemen
II
Laporan Biaya Produksi - Kalkulasi Biaya Rata-rata
untuk Bulan Januari 2012
5
skedul kuantitas
unit awal dalam proses
(50%,pekerja,dan50% overhead pabrik) 4.000
unit yangditerima dari departemen awal 46.000 50.000
unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 44.000
unit yang masih diproses
70%pekerja 70% overhead pabrik 6.000 50.000
Biaya PerUni
Total Biaya
biaya yang dibebankan ke departemen t
Perhitungan Tambahan:
Produksi ekuivalen : Pekerja dan overhead pabrik : 44,000 + (6.000 x 70%) = 48.200
Biaya per unit : Pekerja =(Rp 56.680 + Rp300.000) : 48.200 = Rp7,40
6
Overhead pabrik = (Rp61.500 + Rp300.000) : 48.200 = Rp7,50
A. Di departemen – Pertama
B. Di departemen – Lanjutan :
Sistem perhitungan biaya lain yang dapat digunakan adalah sistem perhitungan biaya
dengan metode FIFO. Sistem perhitungan biaya ini berbeda dengan metode yang telah di
bahas sebelumnya yaitu metode rata-rata tertimbang . salah satu karakteristik penting dari
sistem perhitungan biaya dengan metode FIFO adalah persediaan unit dalam proses awal
diperlakukan terpisah dengan unit masuk proses dalam periode bersangkutan. Dalam
melakukan pemrosesan produksi, terlebih dahulu unit yang masuk akan diproses baru
7
kemudian unit awal akan diproses. Oleh karena itu, unit selesai dalam satu periode
dibedakan menjadi dua yaitu :
1) unit selesai dari unit dalam proses awal.
2) Unit selesai dari unit masuk proses pada periode bersangkutan.
Dalam metode FIFO, biaya yang dibebankan pada unit dalam proses awal dipisahkan
dengan biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan. Dalam metode ini, terdapat
dua unsur biaya produksi selesai yang harus dipisahkan, yaitu: (1) biaya unit selesai dari
unit dalam proses awal, dan (2) biaya unit selesai dari unit masuk proses periode
baersangkutan. Biaya unit selesai dari unit dalam proses awal akan dihitung terlebih
dahulu baru kemudian dihitung biaya unit selesai dari unit masuk proses.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada biaya dengan metode rata-rata
tertimbang, produksi ekuivalen berbeda antara metode FIFO dengan metode rata-rata
tertimbang. Produksi ekuivalen merupakan jumlah setara unit selesai yang dihasilkan oleh
biaya yang ditambahakan selama periode yang bersangkutan. Cara menghitung produksi
ekuivalen dan biaya per unit dengan menggunakan metode FIFO dapat digambarkan
dalam formula berikut ini:
8
PT AyahBunda
Departemen
I
Laporan Biaya Produksi - Kalkulasi Biaya Rata-rata
untuk Bulan Januari 2012
skedul kuantitas
unit baru dam proses 48.000
unit awal dalam proses (semua bahan,60% pekerja
dan 60% overhead pabrik 12.000 60.000
unit yang ditransfer ke departemen II 46.000
unit yang masih diproses(semua bahan 40%pekerja
dan 40% overhead pabrik 14.000 60.00
Biaya PerUni
Total Biaya
biaya yang dibebankan ke departemen t
biaya yang ditambahkan dari departemen ini :
barang bdalam proses-persediaan awal : RP 1026600 Rp 4,375
bahan Rp. 210.000 4,649
pekerja Rp. 206.400 4,358
overhead pabrik Rp. 193.500
Rp.1.636.50
total biaya yang harus di tanggung jawabkan 0 Rp. 13,382
pertanggung jawaban biaya
ditaransfer ke departemen II
dari persediaan awal :
biaya persediaan Rp.1.026.000
biaya pekerja yang di tambahkan
(12.000x40%xRp.4.649) Rp. 22.314
biaya overhead pabrik yang di tambahkan
(12.00x40%xRp.4,358) Rp. 20.919 Rp.1.069.832
dari produksi periode berjalan
unit yang di mulai dan di selesaikan
(34.000 x 13,382) Rp. 454.979
Rp. 1.524.811
barang dalam proses-persediaan akhir
bahan (14.000x100%x4,375 Rp. 61.250
pekerja (14.000x40%x4,694) Rp. 26.034
overhead pabrik(14.000x40%x4,358) Rp. 24.405 Rp.111.689
Rp.1.636.50
total biaya di pertanggungjawabkan 0
9
PT AyahBunda
Departemen
II
Laporan Biaya Produksi - Kalkulasi Biaya Rata-rata
untuk Bulan Januari 2012
10
skedul kuantitas
unit awal dalam proses
(50%,pekerja,dan50% overhead pabrik) 4.000
unit yangditerima dari departemen I 46.000 50.000
unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 44.000
unit yang masih diproses
70%pekerja 70% overhead pabrik 6.000 50.000
Total Biaya Biaya PerUnit
biaya yang dibebankan ke departemen
barang dalam proses-persediaan awal : Rp. 568.180
11
Perhitungan Tambahan :
Produksi ekuwalen : Pekerja dan overhead pabrik = (4,000 x 50%) + 40.000 + (6.000 x
70%) = 46.200
Biaya perunit :
Pekerja = Rp300.000 : 46.200 = Rp6,494
Overhead pabrik = Rp. 300.000 : 46.200 = Rp 6,494
Anggapan yang dipakai dalam metode ini adalah BDP awal periode, diproses
menjadi produk jadi bersamaan dengan bahan (unit) yang masuk proses periode ini.
tidak ada perbedaan antara produk selesai yang berasal dari PDP awal dengan produk
selesai yang berasal dari produksi baru. hanya ada satu macam harga produksi untuk
seluruh produk selesai yaitu harga produksi rata-rata tertimbang. dengan anggapan ini,
maka perhitungan HPP dilakukan dengan menambahkan biaya yang melekat pada PDP
awal dengan biaya yang terjadi selama periode ini, kemudian dibagi dengan UPE.
Metode FIFO (First In First Out) adalah metode perhitungan HPP (Harga Pokok
Persediaan) di mana yang menjadi pertimbangan utama adalah urutan terjadinya. Jadi
harga pokok persediaan dibebankan berdasarkan dengan urutan terjadinya. Pembebanan
harga pokok terhadap barang yang dijual dan dipakai adalah harga pokok yang terlebih
dulu, kemudian yang masuk berikutnya.
Matode rata-rata tertimbang dan metode FIFO menghasilkan biaya total yang sama
dicatat. Perbedaan utama antara kedua metode adalah penanganan awal sebagian
menyelesaikan unit persediaan barang dalam proses awal. FIFO memisahkan unit dalam
persediaan awal dari unit dimulai dan diselesaikan selama periode. Sebaliknya, metode
12
rata-rata tertimbang membuat ada perlakuan terpisah dari unit persediaan barang dalam
proses awal.
Demikian juga dengan persediaan akhir, dibebani dengan harga pokok terakhir.
Metode FIFO menganggap persediaan PDP awal akan diproses terlebih dahulu sampai
menjadi produk jadi, baru kemudian memproses produk yang baru masuk di
departemen.
Unit PDP awal dilaporkan secara terpisah dari unit produk yang baru masuk
proses. Biaya yang berhubungan dengan PDP awal dibedakan dengan biaya produk jadi
yang berasal dari unit masuk proses pada periode yang bersangkutan. Adanya pemisahan
tersebut makan perhitungan unit produk ekuivalen juga dipisahkan.
Perbedaan utama antara metode biaya rata-rata tertimbang dan FIFO adalah
perbedaan dimana setiap metode menghitung persediaan dan harga pokok penjualan.
Metode biaya rata-rata tertimbang menggunakan rata-rata biaya barang untuk
menetapkan biaya.
Dengan kata lain, rata-rata tertimbang menggunakan rumus: Total biaya barang
dalam persediaan yang tersedia untuk dijual dibagi dengan jumlah unit yang tersedia
untuk dijual. Sebaliknya, FIFO (pertama masuk, keluar pertama) berarti bahwa biaya
yang dikeluarkan untuk barang adalah biaya untuk barang pertama yang dibeli.
Contoh 1
Katakanlah Anda adalah toko furnitur dan Anda membeli 200 kursi seharga $ 10 dan
kemudian 300 kursi seharga $ 20, dan pada akhir periode akuntansi Anda telah menjual
100 kursi. Biaya rata-rata tertimbang dan FIFO adalah sebagai berikut:
13
Biaya sebuah kursi: $ 8.000 dibagi dengan 500 = $ 16 / kursi
Harga Pokok Penjualan: $ 16 x 100 = $ 1, 600
Persediaan yang tersisa: $ 16 x 400 = $ 6, 400
FIFO:
Harga Pokok Penjualan: 100 kursi terjual x $ 10 = $ 1, 000 Persediaan yang tersisa: (100
kursi x $ 10) + (300 kursi x $ 20) = $ 7, 000
Contoh 2
14
sehingga lebih menguntungkan menggunakan metode Fifo karena laba lebih besar.
kalo untuk pajak lebih menguntungkan menggunakan metode rata-rata karena labanya
lebih kecil.
BAB III
STUDY KASUS
15
3.1 Metode Harga Pokok Rata- Rata Tertimbang.
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan
kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi
produk untuk mendapatkan harga pokok rata- rata tertimbang, harga ini kemudian
digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
Contoh Kasus:
Sebuah perusahaan yang menerapkan metode harga pokok proses, memberikan data yang
berkaitan dengan proses produksi selama bulan Januari 2007sbb :
Bahanbaku Rp. 200.000,00
Upah Langsung Rp. 80.000,00
BOP Rp. 72.000,00
BOP Rp. 898.200,00
Hitunglah nilai persediaan produk jadi dan nilai persediaan akhir produk dalam proses
dengan menggunakan metode rata-rata.
Penyelesaian
16
Data produksi :
Biaya
OP
622.200
17
3.2 Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan
untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses (belum selesai
diproses), kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan
dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit
ekuivalensi, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus
diperhitungkan.
Contoh Kasus
Sebuah perusahaan yang menerapkan metode harga pokok proses, memberikan data yang
berkaitan dengan proses produksi selama bulan April 2007sbb :
Jumlah produk yang masih dalam proses pada awal bulan 20.000 unit, dengan tingkat
penyelesaian : bahan baku 90%; upah langsung 70%; dan overhead 80%
Jumlah produk yang masih dalam proses pada akhir bulan 15.000 unit, dengan tingkat
penyelesaian : bahan baku 100%; upah langsung 60%; dan overhead 75%
BOP Rp. 1.205.000,00
Hitunglah nilai persediaan produk jadi dan nilai persediaan akhir produk dalam proses
dengan menggunakan FIFO costing
18
Penyelesaian
Data produksi :
Keterangan :
*) Jumlah produk dalam proses awal * (100% - tingkat penyelesaian produk dalam proses
awal)
***) Jumlah produk dalam proses akhir * tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir
19
15.000 unit * 75% = 11.250 unit
Unit
Unsur BP Total Biaya BP Perunit
Ekuivalensi
1.082.000
20
Harga pokok produk dari produksi sekarang
Rp. 4.385.000
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
21
Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dalam penerapannya harus
menghitung unit ekuivalen produksi (UEP). Unit ekuivalen produksi adalah jumlah unit
selesai yang seharusnya (bisa) diperoleh dari bahan dan usaha yang digunakan untuk
menghasilkan barang setengah jadi, dapat ditambahkan ke unit yang selesai untuk
menentukan output periodik suatu departemen. Untuk menghitung UEP dapat
menggunakan dua metode yaitu (a) metode rata-rata tertimbang (weighted average
method) dan (b) metode FIFO (first in first out.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kautsar Riza salman, 2016 akuntansi biaya pendekatan produk costing, jakarta, permata
puri media
Indrajit, richardus eko. 2004. Kajian strategis cost benefit teknologi informasi. Penerbit
andi, yogyakarta.
22