Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Job-Order Costing & Process Costing


(AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN PESANAN &
AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN PROSES)

Disusun Oleh:
KELOMPOK VI

FADLI DZIL IQRAM (0024 04 28 2019)


IRHAM MAULANA TSALITS (0001 04 28 2019)
YULIANITA DANTI SUKARDI (0008 04 28 2019)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah

Akuntansi Manajemen Lanjutan yang berjudul ”Job-Order Costing & Process

Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan & Biaya Berdasarkan Proses)”. Penyelesaian

makalah ini tidak lepas dari kerja sama kelompok kami dalam mengumpulkan

informasi yang terkait.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas dari Bapak Prof. Dr. Mursalim, SE.,M.Si.,Akt., CA., CPAI., CSP., ASEAN

CPA. pada Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan. Selain itu, makalah ini

juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi

penulis tentang apa itu Job-Order Costing & Process Costing, apa perbedaan

keduanya dan bagaimana penerapannya dalam akuntansi manajemen.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan

demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 17 April 2020

Kelompok VI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Job Order costing dan Process Costing ........................ 2
B. Akuntansi Job Order Costing (Arus Biaya berdasarkan pesanan)........ 6
C. Akuntansi Process Costing (Biaya berdasarkan proses)....................... 8
1. Aliran Produksi Secara Fisik..........................................................
2. Arus Biaya dalam Process Costing.................................................
3. Perhitungan Unit Ekuivalen Produksi dan Laporan Produksi........
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin


banyaknya perusahaan yang didirikan baik perusahaan jasa, dagang maupun
manufaktur. Hal ini tentu menyebabkan persaingan yang kompetitif antar
perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas demi menarik minat
konsumen di pasaran. Pemenuhan permintaan pasar harus dapat dilakukan
perusahaan demi menjaga kepercayaan konsumen dan mendapatkan laba yang
optimal sehingga dapat menjaga kelangsungan hidupnya.. Ada banyak cara yang
dapat dilakukan perusahaan untuk mendapatkan laba yang optimal, salah satunya
adalah dengan perencanaan pengalokasian biaya atau menekan biaya produksi
serendah mungkin tanpa menurunkan tingkat kualitas produk yang dihasilkan.

Perusahaan membutuhkan informasi biaya untuk dapat mengklasifikasikan


dan membebankan biaya-biaya produksi sejalan dengan perhitungan harga pokok
produksi, selain itu dapat digunakan sebagai pedoman penetapan harga jual.
Harga pokok produksi sangat penting bagi setiap perusahaan manufaktur. Harga
pokok produksi merupakan perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mengubah bahan mentah menjadi barang yang siap dipakai. Perhitungan harga
pokok produksi dipengaruhi tiga unsur biaya, yaitu biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Ketiga unsur biaya ini
harus dihitung secara akurat agar dapat dijadikan sebagai pedoman untuk
menganggarkan biaya produksi dan penetapan harga jual produk.

Perhitungan harga pokok produksi yang tidak akurat akan menyebabkan


kesalahan dalam penentuan harga jual produk yang mungkin terlalu tinggi atau
bahkan terlalu rendah. Penetapan harga pokok produksi yang terlalu tinggi akan
menyebabkan perusahaan menetapkan harga jual yang tinggi sehingga akan
mengakibatkan produk yang ditawarkan sulit bersaing dengan produk sejenis di
pasaran, sebaliknya apabila penetapan harga pokok produksi terlalu rendah akan
menyebabkan perusahaan menetapkan harga jual yang rendah sehingga akan
menyebabkan laba yang diperoleh tidak optimal atau tidak dapat menutupi biaya
produk yang dikeluarkan selama proses produksi.

Perhitungan harga pokok produksi terdiri atas dua jenis yaitu perhitungan
biaya berdasarkan proses (Process Costing) dan perhitungan biaya berdasarkan
pesanan (Job Order Costing). Makalah ini akan menjelaskan dan menjabarkan
secara rinci tentang perhitungan harga pokok produksi dengan metode Job Order
Costing dan Process Costing.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep dasar Job Order Costing dan Process Costing


(pengertian, karakteristik, persamaan dan perbedaan)?
2. Bagaimana perlakuan akuntansi Job Order Costing (Arus Biaya
berdasarkan pesanan)?
3. Bagaimana perlakuan akuntansi Process Costing (Biaya berdasarkan
proses)?
4. Apa saja model aliran Produksi Secara Fisik?
5. Bagaimana Arus Biaya dalam Process Costing?
6. Bagaimana Perhitungan Unit Ekuivalen Produksi dan Laporan Produksi
dalam process costing?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Job Order Costing dan
Process Costing (pengertian, karakteristik, persamaan dan perbedaan)
2. Untuk mengetahui dan memahami perlakuan akuntansi Job Order Costing
(Arus Biaya berdasarkan pesanan)
3. Untuk mengetahui dan memahami perlakuan akuntansi Process Costing
(Biaya berdasarkan proses)
4. Untuk mengetahui dan memahami model aliran Produksi Secara Fisik
5. Untuk mengetahui dan memehami Arus Biaya dalam Process Costing
6. Untuk mengetahui dan memahami Perhitungan Unit Ekuivalen Produksi
dan Laporan Produksi dalam process costing
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR JOB ORDER COSTING & PROCESS COSTING

Dalam memperhitungkan harga pokok produksi, setiap perusahaan harus


benar-benar memahami akan menggunakan sistem seperti apa. Dalam mengambil
keputusan akan memperhitungkan biaya dengan metode yang mana, maka
perusahaan harus mengetahui karakteristik jenis usahanya. Sistem akuntansi biaya
merupakan metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi.
Dalam prakteknya sistem akuntansi biaya dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Sistem akuntansi biaya berdasarkan proses (Process Costing). Perhitungan
biaya dikumpulkan untuk satuan waktu tertentu dengan dasar skedul produksi
yang ditetapkan yang bertujuan untuk memproduksi barang yang akan dijual
secara kontinyu dengan produk yang standard dan dihitung pada akhir
periode. Harga pokok produksi dihitung dengan prosentase tertentu dibagi
dengan jumlah produk pada periode tertentu. Contoh: pabrik kertas, tekstil,
makanan ringan, dll.
2. Sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan (job order costing). Perhitungan
biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan
setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Produksi dilakukan tergantung
spesifikasi pemesan. Biaya produksi berdasarkan job order dapat dihitung
pada saat pesanan selesai. Harga pokok produksi dihitung dengan
mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead yang
diperhitungkan pada masing-masing kartu biaya pesanan dan dibagi dengan
jumlah pesanan masing-masing. Contoh: perusahaan percetakan, kontraktor
mebel, karoseri.

Persamaan antara job order costing dan process costing terletak pada:
 Tujuan: membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan
overhead ke produk
 Jenis akun manufaktur dasar yang dipakai: overhead pabrik, bahan
baku, BDP dan barang jadi
 Aliran biaya melalui akun manufaktur

Tabel 2.1 PERBEDAAN JOB COSTING DAN PROCESS COSTING

Keterangan Biaya Pesanan Biaya Proses


(Job Costing) (Process costing)
Bentuk produksi Produk sangat bervariasi Produk bersifat
tergantung spesifikasi homogen/standar
pemesan dan dapat dipisahkan
identitasnya
Sifat produksi Intermiten Kontinyu
Harga Pokok Biaya dikumpulkan untuk Biaya dikumpulkan untuk
setiap pesanan/kontrak/jasa setiap/satuan waktu
secara terpisah dan setiap tertentu
pesanan/kontrak/ jasa dapat
di-pisahkan identitasnya
Dasar kegiatan Pesanan langganan Budget produksi/skedul
produksi
Tujuan Produksi Melayani pesanan Persediaan yang akan
dijual
Biaya produksi Setiap pesanan (sesuai Setiap satuan waktu
dikumpulkan dengan biaya yang dinikmati)
Kapan biaya produksi Pada saat pesanan selesai Pada akhir periode/satuan
dihitung waktu
Harga pokok dihitung Harga pokok pesanan tertentu Harga pokok pada
dengan dibagi Jumlah produk pesanan persentase tertentu dibagi
jumlah produk pada periode
ybs.
Contoh Percetakan, kontraktor mebel, Kertas, tekstil, botol,
konsultan, kantor akuntan, semen, air minum,
karoseri dan lain-lain petrokimia dll

Untuk mempermudah dalam pemahaman kedua metode diatas, perlu dipahami


kembali bagaimana aliran kegiatan dalam suatu perusahaan manufaktur. Aliran
harga pokok produk menunjukkan aliran biaya produksi dalam rangka kegiatan
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang selanjutnya dijual, oleh
karena itu aliran harga pokok produk akan dipengaruhi aliran kegiatan. Aliran
kegiatan perusahaan manufaktur secara umum terdiri dari:
1. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan barang dan
jasa yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi, dapat dikelompokkan
menjadi:
 Pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku, bahan penolong,
supplies pabrik, dan elemen lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan
produksi
 Perolehan jasa dari tenaga kerja langsung, tenaga kerja tak langsung dan
jasa lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi.
2. Produksi
Produksi adalah kegiatan pengolah bahan baku menjadi produk selesai. Pada
kegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang
dan jasa lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik.
3. Penyimpanan Produk Selesai
Produk yang telah selesai diproduksi dari pabrik akan dipindahkan ke dalam
gudang produk selesai menunggu saat dijual atau diserahkan kepada pemesan.
4. Penjualan produk selesai
Produk yang sudah laku dijual akan dikeluarkan dari gudang produk selesai
untuk dikirim kepada pembeli, dan perusahaan dapat membebani rekening
langganan atau pembeli.

B. AKUNTANSI JOB ORDER COSTING (ARUS BIAYA BERDASARKAN


PESANAN

Kartu Biaya dalam Job-Order Costing. Semua biaya produk dicatat dalam
kartu biaya (job cost sheet) yaitu formulir untuk setiap pekerjaan yang diterima.
Kartu biaya merupakan dokumen pengendali biaya berdasarkan pekerjaan. Kartu
biaya berisi data bahan, tenaga kerja dan overhead yang dibebankan ke pesanan
yang diterima.
Pembebanan dalam Job-Order Costing:
 Bahan langsung dibebankan ke pekerjaan berdasarkan biaya
sesungguhnya.
 Menggunakan formulir permintaan bahan (materials requisition form).
 Biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke pekerjaan berdasarkan biaya
sesungguhnya Menggunakan kartu jam kerja (time ticket) berisi ringkasan
aktivitas kerja setiap jamnya.
 Biaya overhead pabrik dibebankan ke produk menggunakan tarif yang
ditetapkan di muka proses alokasi.

Berikut merupakan alur akuntansi biaya yang harus dilakukan dalam


menerapkan job order costing:
a. Menyiapkan kartu biaya masing-masing pesanan untuk mencatat seluruh
biaya yang tergolong dalam biaya bahan bakulangsung, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead diperhitungkan.
b. Mencatat seluruh pemakan bahan baku langsung berdasarkan bukti
pengambilan barang dan dicatat kedalam kartu biaya.
c. Mencatat jam kerja efektif pada Time Sheet masing-masing tenaga kerja
dan mengalikan dengan tariff tenaga kerja langsung dan dimasukkan
kedalam kartu biaya.
d. Melakukan perhitungan tariff standar yang digunakan untuk menghitung
biaya overhead diperhitungkan.
e. Menghitung biaya overhead pabrik yang diperhitungkan dengan
mengalikan tariff standar dengan jam mesin efektif serta memasukkannya
kedalam kartu biaya.
f. Membuat jurnal standar yang diperlukan yaitu pemakaian bahan, tenaga
kerja langsung, dan overhead diperhitungkan.
g. Menghitung selisih efisiensi antara tenaga kerja langsung yang
diperhitungkan dengan biaya gaji tenaga kerja langsung secara riil. Serta
selisih efisiensi pada biaya overhead yang diperhitugkan dengan biaya
overhead riil sesuai dengan buku besar.
h. Melakukan analisa dan pengambilan keputusan atas selisih efisiensi
tersebut.

1. Arus biaya pada Akun dalam system pesanan


Jika membahas arus biaya maka akan menyangkut tentang perlakukan
biaya dari titik tempat biaya tersebut timbul hingga pada titik dimana biaya
tersebut diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi. Yang paling utama
dalam dalam system perhitungan biaya pesanan adalah arus biaya produksi.
Biaya produksi terdiri dari bahan baku langsung,tenaga kerja langsung dan
overhead dan akan mengalir ke barang dalam proses,ke barang jadi hingga
harga pokok penjualan.
a. Akuntansi untuk bahan baku
Bahan baku merupakan hal yang pertamakali diperlukan dalam
membuat suatu produk. Ketika bahan baku di keluarkan/digunakan maka
akan menjadi barang dalam proses. Dalam lingkungan produksi
berdasarkan pesanan bahan yang telah dikeluarkan/dipindahkan dari guna
akan harus diberi tanda sesuai dengan nama pekerjaan (lembar pesanan).
Jika melakukan pembelian maka akan meningkatkan bahan baku tersebut.
b. Akuntansi biaya tenaga kerja langsung
Arus biaya tenaga kerja hanya mencerminkan biaya tenaga
langsung,untuk biaya tenaga kerja tidak langsung dibebankan sebagai
bagian overhead. Akuntansi.Akuntansi untuk biaya tenaga kerja langsung
adalah suatu proses yang rumit karena perusahaan harus tetap menelusuri
FICA,Asuransi untuk pegawai ,pajak pegawai dan lain-lain.
c. Akuntansi untuk overhead
Dalam perhitungan biaya normal,biaya overhead actual tidak pernah
dibebankan langsung pada pekerjaan. Overhead dibebankan pada setiap
pekerjaan dengan memnggunakan tariff yang telah dianggarkan. Overhead
bias dibebankan dengan menggunakan tariff overhead pabrik secara
keseluruhan,tariff departemen dan tarif aktivitas. Biaya overhead actual
yang terjadi juga harus diperhitungkan tetapi atas dasar keseluruhan
(bukan berdasarkan pekerjaan tertentu). Biaya overhead actual tidak
pernah dicatat pada akun barang dalam proses.prosedur umum yang biasa
dicatat pada akun pengendali overhead.
Kemudian pada akhir periode overhad actual direkonsiliasi dengan
overhead yang dibebankan dan variansinya ditutup pada akun-akun yang
terkait . variansi overhead biasanya relative kecil sehingga bisa ditutup
dengan harga pokok penjualan. Jika variansi overhead yang terlalu tinggi
maka harga pokok penjualan harus diturunkan sesuai dengan jumlah
tersebut.sebaliknya jika variansi overhead terlalu rendah maka harga
pokok penjualan harus dinaikkan sesuai dengan jumlah teersebut.
d. Akuntansi untuk barang jadi
Setelah bahan baku langsung,tenaga kerja langsung dan overhead
dibebabankan maka menghasilkan biaya produksi suatu pekerjaaa. Dengan
adaanya lembar biaya pekerjaan maka lembar tersebut ditransfer ke file
barang jadi. Pada saat bersaama biaya pesanan yang telah diselesaikan dari
akun barang proses kea kun barang jadi.
Penyelesaian suatu pekerjaaan merupakan langkah yang paling penting
dalam arus biaya produksi karena biaya penyelesaian harus dikeluarkan
dari barang dalam proses.ditambahkan ke barang jadi, dan akhirnya
ditambahkan ke beban harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi.
e. Akuntansi untuk harga pokok penjualan
Pada perusaahan yang menggunakan system berdasarkan pesanan,unit
produk dapat diproduksi untuk pelanggan tertentu atau diproduksi dengan
harapan akan dijual kembali. Jika suatu pekerjaan dilakukan untuk
pelanggan dalam artian pesanan khusus kemuadian di kirim ke pelanggan
maka biaya barang jadi akan menjadi harga pokok penjualan.
f. Akuntansi untuk biaya nonrpoduksi
Biaya nonproduksi berkaitan denhgan aktivitas penjualan dan
administrasi umum. Biaya ini merupakan biaya periodic dan tidak pernah
dibebankan ke produk. Akun-akun biaya penjualan dan biaya administrasi
dalam satu periode akan dimasukkan kedalam laporan laba rugi.
2. Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Pesanan
Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan dapat
dikelompokkan menjadi
a. Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies.
Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies meliputi prosedur pembelian
sampai dengan pemakaian bahan dan supplies di dalam pabrik. Secara
ringkas prosedur akuntansi bahan dan supplies dapat digambarkan sebagai
berikut:.

Transaksi dan Dokumen Jurnal Transaksi Buku Besar


Dasar Pembantu
Pembelian Bahan dan Persediaan Bahan Baku        xx Kartu
Supplies: Persediaan Bahan Penolong   xx Persediaan:
   Faktur Pembelian Persediaan Supplies Pabrik    xx    Bahan Baku
   BuktiPenerimaan           Hutang Dagang                           Bahan
Barang xx Penolong
   Pesanan Pembelian    Supplies
Pabrik
Pengembalian Hutang Dagang                      xx
Pembelian:           Persediaan Bahan Baku         xx
   Debit Memorandum           Persediaan Bahan Penolong    Kartu
   Laporan Pengiriman xx Persediaan:
Pengembalian           Persediaan Supplies Pabrik        Bahan Baku
Pembelian xx    Bahan
Penolong
   Supplies
Pabrik

Potongan Tunai Hutang Dagang                      xx Kartu


Pembelian:           Persediaan Bahan Baku         xx Persediaan:
  Bukti Kas Keluar           Persediaan Bahan Penolong       Bahan Baku
xx    Bahan
          Persediaan Supplies Pabrik     Penolong
xx    Supplies
          Kas                                         xx Pabrik
Atau:
Hutang Dagang                      xx
          Penghasilan Lain-Lain           xx
          Kas                                         xx

Pemakaian Bahan Baku: Barang Dalam Proses- B. Bhn Baku Kartu


  Bon Permintaan Bahan xx Persediaan:
          Persediaan Bahan    Bahan Baku
Baku               xx    Kartu Harga
Pokok Pesanan
Pemakaian Bahan Biaya Overhead P Sesungguhnya     Kartu
Penolong: xx Persediaan:
  Bon Permintaan Bahan            Persediaan Bahan     Bahan
Penolong        xx Penolong
Kartu Biaya:
Pemakaian Supplies      Overhead
Pabrik: Pabrik
   Bon Permintaan Biaya Overhead P Sesungguhnya    
Bahan xx Kartu
          Persediaan Supplies Persediaan:
Pabrik          xx      Supplies
Pabrik
Kartu Biaya:
     Overhead
Pabrik
Pengembalian Bahan Persediaan Bahan Baku                   xx Kartu
Baku dari Pabrik ke          Barang Dalam Proses- Persediaan:
Gudang Bahan          Biaya Bahan Baku                           Bahan Baku
xx Kartu Harga
Pokok Pesanan

b. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja.


Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja meliputi prosedur terjadinya gaji
dan upah, pembayaran gaji dan upah, dan distribusi gaji dan upah untuk
semua karyawan perusahaan baik produksi maupun bagian non produksi.
Secara ringkas prosedur akuntansi biaya tenaga kerja adalah sebagai
berikut:

Transaksi dan Jurnal Transaksi Buku Besar


Dokumen Dasar Pembantu
Penentuan Gaji dan Biaya Gaji dan Upah                xx
Upah:           Hutang Pajak Pendapatan          xx
   Daftar Hadir           Hutang Dana Pensiun                xx
   Kartu Jam Kerja           Hutang Astek                             xx
   Daftar Gaji dan Upah           Hutang Asuransi Hari Tua         xx
          Piutang Karyawan                     xx
          Hutang Gaji dan Upah               xx
Pembayaran Gaji dan Hutang Gaji dan Upah             xx
Upah:           Kas                                            xx
   Bukti Kas Keluar
Distribusi Gaji dan Barang Dalam Proses- B TKL  xx Kartu Harga
Upah: BOP Sesungguhnya                  xx Pokok Pesanan
   Perintah Jurnal Biaya Pemasaran                      xx dan Kartu Biaya
Biaya Administrasi dan Umum xx Overhead Pabrik
          Biaya Gaji dan Upah                xx Pemasaran
Administrasi dan
Umum
Beban atas Gaji dan BOP Sesungguhnya                  xx Karu Biaya:
Upah: Biaya Pemasaran                      xx    Overhead
   Daftar Sumbangan Biaya Administrasi dan Umum xx Pabrik
atas               Hutang Pajak Pendapatan          xx    Pemasaran
   Gaji dan Upah           Hutang Dana Pensiun                xx    Administrasi
          Hutang Astek                             xx dan   
          Hutang Asuransi Hari Tua         xx    Umum

Penyetoran atas Hutang Pajak Pendapatan          xx


Potongan dan beban Hutang Dana Pensiun                xx
Gaji dan upah: Hutang Astek                             xx
    Bukti Kas Keluar Hutang Asuransi Hari Tua         xx
           Kas                                          xx

c. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik.


Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling
komplek.untuk keadilan dan ketelitian pembebanan harus digunakan tarif
biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka. Apabila tarif biaya
overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi biaya overhead
pabrik sebagai berikut:
1) Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan
Atas dasar perintah jurnal, maka dibuat jurnal pembebanan BOP dan
dimasukkan ke dalam Kartu Harga Pokok Pesanan.

            Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik         xx


                      Biaya Overhead Pabrik Dibebankan                           xx

2) Prosedur akuntansi pengumpulan biaya overhead pabrik yang


sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode
yang bersangkutan ditampung dalam rekening Biaya Overhead
Sesungguhnya dan dimasukkan ke dalam Kartu Pembantu Biaya
Overhead Pabrik. Berikut ini dibahas  jurnal untuk setiap elemen:
a. Biaya Bahan Penolong (secara detail telah dibahas di prosedur
akuntansi biaya Bahan). Jurnal untuk pemakaian bahan penolong
sbb:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
            Persediaan Bahan Penolong                                        xx

b. Biaya tenaga Kerja Tak Langsung (secara detail telah dibahas di


prosedur akuntansi biaya tenaga kerja). Atas dasar Daftar Gaji
dan Upah, maka jurnal untuk biaya tenaga kerja tak langsung
sbb:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
      Biaya Gaji dan Upah                                                  xx

Jika Pajak, dan asuransi menjadi tanggungan perusahaan, maka


jurnalnya:
                           Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                         xx
                              Hutang Pajak Pendapatan                                            xx
                           Hutang Dana Pensiun                                                 xx
                              Hutang Astek                                                                    xx
                            Hutang Asuransi Hari Tua                                                xx

c. Biaya Penyusutan dan Amortisasi Aktiva Tetap Pabrik


Jurnal untuk penyusutan dan amortisasi aktiva pabrik adalah:
  Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
          Akumulasi Peyusutan Mesin                                      xx
          Akumulasi Penyusutan Bangunan                              xx
                  Akumulasi Penyusutan Peralatan                                xx
                 Amortisasi Hak Paten                                                 xx
d. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik
Biaya reparasi dan pemeliharaan timbul karena pembelian suku
cadang atau pembelian jasa reparasi. Jika terjadi pembelian suku
cadang, maka jurnalnya sbb:
Persediaan Suku Cadang                                            xx
             Hutang Dagang/ Kas                                                  xx

Jika terjadi pemakaian suku cadang, mak jurnalnya sbb:


      Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
             Persediaan Suku Cadang                                            xx

Jika terjadi pembayaran jasa atas servis yang diterima


perusahaan, maka jurnalnya adalah:
      Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
             Kas                                                                              xx

e. Biaya Listrik dan Air untuk Pabrik


Jurnal untuk pemakaian listrik dan air untuk pabrik sbb:
  Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                       xx
            Kas/ Hutang Biaya                                                      xx

d. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
Jika pesanan telah selesai di produksi, maka jurnal yang dibuat sbb:

      Persediaan Produk Selesai                                                      xx


                  Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku                              xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung           xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Overhead Pabrik                      xx

Jika pada akhir periode masih ada pesanan yang belum selesai, maka
jurnalnya adalah:

      Persediaan Produk dalam Proses                                            xx


                  Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku                              xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung           xx
                  Barang Dalam Proses- Biaya Overhead Pabrik                      xx
e. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan.
Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan.
Berdasarkan faktur penjualan, maka jurnal penjualan barang adalah:
      Piutang Dagang/ Kas                                                              xx
                  Penjualan                                                                                 xx
      Harga Pokok Penjualan                                                           xx
                  Persediaan Produk Selesai                                                      xx

Berikut ini akan dibahas per prosedur, sesuai dengan urutan yang telah
disebutkan diatas.

3. Contoh Soal Job Order Costing


PT Kenapa Kaya Manufakturing menggunakan sistem akuntansi job order
cost. Informasi berikut diambil dari catatan perusahaan setelah semua posting
telah diselesaikan pada akhir bulan Agustus:

Pekerjaan
Biaya Bahan Biaya Tenaga Biaya Overhead Unit Yang
(Job) yang
Baku Kerja Langsung Pabrik Selesai
selesai

 Rp  3.600.00  Rp      4.000.00  Rp      1.600.00  Rp       400.00


1234
0 0 0 0

 Rp  2.400.00  Rp      2.500.00  Rp      1.000.00  Rp       250.00


5678
0 0 0 0

 Rp  1.800.00  Rp      2.000.00  Rp          800.00  Rp       200.00


9012
0 0 0 0

Diminta:
1) Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik ke Barang Dalam Proses.
2) Hitunglah biaya produksi setiap job.
3) Buatlah ayat jurnal untuk mentransfer biaya barang yang telah selesai ke
Barang Jadi.
4) Hitunglah biaya per unit setiap job.
5) Hitunglah harga jual per unit untuk setiap job dengan mengasumsikan
kenaikan (mark up) 30% dari biaya per unit.

Jawab:
1) Ayat jurnal pembebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrikasi ke Barang Dalam Proses (semua job)

Nama Akun Debet Kredit

Barang Dalam Proses Rp. 7.800.000

Persediaan Bahan Baku Rp. 7.800.000

Barang Dalam Proses Rp. 8.500.000

Biaya Tenaga Kerja Rp. 8.500.000


Langsung

Barang Dalam Proses Rp. 3.400.000

Biaya Overhead Pabrikasi Rp. 3.400.000

2) Biaya produksi setiap job

Pekerjaa
n (Job) Biaya Bahan Biaya Tenaga Biaya Overhead Unit Yang
Total
yang Baku Kerja Langsung Pabrik Selesai
selesai

1234  Rp  3.600.000  Rp      4.000.000  Rp      1.600.000  Rp       400.000  Rp  9.600.000


5678  Rp  2.400.000  Rp      2.500.000  Rp      1.000.000  Rp       250.000  Rp  6.150.000

9012  Rp  1.800.000  Rp      2.000.000  Rp          800.000  Rp       200.000  Rp  4.800.000

3) Ayat jurnal untuk mencatat biaya barang yang selesai ke barang jadi (semua
Job)

Nama Akun Debet Kredit

Persediaan Bahan Baku Rp. 7.800.000

Barang Dalam Proses Rp. 7.800.000

Biaya Tenaga Kerja Rp. 8.500.000

Barang Dalam Proses Rp. 8.500.000

Biaya Overhead Pabrikasi Rp. 3.400.000

Barang Dalam Proses Rp. 3.400.000

4) Biaya per unit setiap job

Pekerjaan
Unit Yang Total Biaya
(Job) yang Biaya Per unit
Selesai Produksi
selesai

1234  Rp       400.000  Rp  9.600.000 24

5678  Rp       250.000  Rp  6.150.000 24,6

9012  Rp       200.000  Rp  4.800.000 24


5) Harga jual per unit untuk setiap job dengan mengasumsikan kenaikan (mark
up) 30% dari biaya per unit.

Pekerjaan
Mark Up Harga Jual setelah Mark
(Job) yang Biaya Per unit
30% UP
selesai

1234 24 7,2 31,2

5678 24,6 7,38 31,98

9012 24 7,2 31,2

C. AKUNTANSI PROCESS COSTING (BIAYA BERDASARKAN


PROSES)
Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi dibeberapa
departemen. Setiap departemen melakukan suatu operasi tertentu yang
mengarah pada penyelesaian produk. Dalam system perhitungan biaya
berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik umumnya
dibebankan ke departemen produksi. Tetapi, jika suatu departemen dibagi
menjadi dua pusat biaya atau lebih, perhitungan biaya berdasarkan proses
tetap dapat digunakan, selama unit-unit produk yang dihasilkan dalam pusat
biaya selama periode tersebut berdasarkan homogeny. Misalnya saja, suatu
departemen produksi yang memiliki empat lini perakitan, dimana setiap lni
menghasilkan produk yang berbeda, dapat menggunakan perhitungan biaya
berdasarkan proses. Setiap lini perikatan dapat diperlakukan sebagai pusat
biaya yang terpisah. Hal ini mengharuskan adanya catatan yang terpisah untuk
mencatat biaya yang terjadi disetiap lini perakitan.
Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan ketika produk dalam
kondisi proses yang kontinu atau metode produksi massal, dinama produk-
produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lainnya
bersifat homogen. Kondisi-kondisi ini seringkali terdapat pada industry-
industri yang memproduksi komoditas seperti kertas, kayu, pipa, plastic,
minyak, tekstil, baja, kawat, batu, semen dll.
1. Aliran Produksi secara Fisik
a. Aliran produk berurutan (Sequential Product Flow)
Dalam aliran produk berurutan, setiap produk diproses dalam
urutan langkah-langkah yang sama.

Tambahan biaya tenaga kerja langsung dan overhead terjadi. Setiap


departemen setelah departemen pertama mungkin menambahkan
bahan baku utama atau, seperti di departemen perakitan. Dalam contoh
ini hanya menambahkan biaya tenaga kerja dan overhead pabrik,
setelah produk diproses oleh departemen perakitan, produk-produk
tersebut ditransfer ke departemen pengemasan dimana tambahan bahan
baku, tenga kerja, kan overhead pabrik digunakan. Setelah
penyelesaian di departemen pengemasan, unit sudah selesai dan di
transfer ke persediaan barang jadi untuk disimpan sampai dibeli oleh
pelanggan.
b. Aliran Produk Paralel (Parallel Product Flow)
Dalam aliran produk paralel, bagian tertentu dari pekerjaan
dilakukan secara stimulan dan kemudian di satukan dalam satu atau
lebih proses final untuk menyelesaikan dan di transfer ke barang jadi
Pemprosesan bagian-bagian dari kayu dimulai di departemen
pemotongan. Secara simultan, pemprosesan bagian-bagian logam
dimulai di departemen peleburan. Di kedua departemen tersebut, bahan
baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik digunakan. Pekerjaan yang
telah selesai di departemen pemotongan di transfer ke departemen
pengamplasan, dimana tambahan tenaga ketja dan overhead pabrik
digunakan. Pekerjaan yang telah selesai di departemen pelebauran
ditransfer ke departemen pencetakan, dimana tambahan tenaga kerja
dan overhead pabrik digunakan. Pekerjaan yang telah selesai di
departemen pengamplasan maupun pekerjaan yang telah selesai di
departemen pencetakan, keduanya ditransfer ke departemen perakitan,
dimana tammbahan baku baku, tenaga kerja, dan overhead digunakan.
Dari sana pekerjaan kemudian berpindah ke departemen pengecatan,
dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik digunakan.
Akhirnya produk berpindah ke gudang barang jadi
c. Aliran Produk Selektif (Selective product Flow)
Di aliran product selektif, produk berpindah ke departemen-
departemen berbeda dalam suatu pabrik, bergantung pada produk final.

Pengilustrasian aliran selektif di pabrik penjagalan, setelah proses


penjagalan atau pemotongan aawaal selesai, beberapa produk langsung di
transfer ke departemen pengemasan kemudian ke barang jadi. Sebagian
produk ditransfer ke departemen pengasapan, kemudian ke departemen
pengemasan dan akhirnya ke barang jadi. Sebagian lainnya dipindahkan ke
departemen penggilingan, kemudian ke departemen pengemasan dan
akhirnya ke barang jadi.

a. Arus Biaya dalam Process Costing dan jurnalnya


Dalam metode process costing, biaya produksi digolongkan menjadi
biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead. Berikut ini
ilustrasi/contoh untuk menggambarkan aliran biaya dalam process
costing.

Strathmore, Inc. adalah perusahaan yang memproduksi mainan edukatif memiliki tiga
departemen yaitu departemen pembentukan, di mana plastik dipotong menjadi
bentuk-bentuk yang diinginkan; departemen perakitan dimana plastik dirakit dan
bahan pelengkap seperti alat pengunci ditambahkan. Mainan yang sudah jadi dikirim
ke departemen pengemasan, dimana mainan dimasukkan ke dalam kotak.

 Akuntasi untuk Bahan Baku


Pada prinsipnya bahan dapat ditambahkan di setiap departemen
pemrosesan, meskipun umumnya bahan hanya ditambahkan pada
departemen pertama dan dalam departemen berikutnya hanya
menambahkan biaya tenaga kerja dan overhead dan membentuk
barang setengah jadi sampai menjadi barang jadi.
Di Strathmore, Inc jurnal untuk memasukkan bahan ke dalam proses
produksi departemen pertama adalah:

Barang dalam Proses – Dept. Pembentukan xxx


Bahan Baku xxx

Jika bahan ditambahkan lagi dalam departemen perakitan, jurnalnya


sebagai berikut:

Barang dalam Proses – Dept. Perakitan xxx


Bahan Baku xxx
 Akuntansi untuk Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dibebankan pada departemen, bukan perorangan.
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja di Departemen Perakitan
Strathmore Inc adalah:
Barang Dalam Proses-Departemen Perakitan xxx
Utang upah dan gaji xxx
 Akuntansi untuk Overhead
Perhitungan overhead menggunakan tarif overhead ditentukan di
muka, di mana setiap departemen memiliki tarif tersendiri. Biaya
overhead dibebankan ke unit produksi pada saat unit tersebut
melewati setiap departemen. Jurnal untuk mencatat overhead di
Departemen Perakitan adalah sebagai berikut:
Barang Dalam Proses-Departemen Perakitan xxx
Overhead Pabrik xxx
 Akuntansi untuk Transfer Barang (Barang Jadi )
Barang yang telah selesai diproses di Departemen Perakitan akan
ditransfer ke Departemen Pengemasan dan jurnal untuk mencatatnya
adalah:
Barang Dalam Proses – Dept. Pengemasan xxx
Barang Dalam Proses – Dept. Perakitan xxx

Apabila Departemen Pengemasan telah menyelesaikan pekerjaan,


maka biaya barang jadi ditransfer ke akun Barang Jadi. Jurnal yang
dicatat adalah:
Barang Jadi xxx
Barang Dalam Proses – Dept. Pengemasan xxx

 Akuntansi untuk Harga Pokok Penjualan


Apabila mainan yang diproduksi Strathmore, Inc. telah terjual maka
dilakukan pencatatan jurnal sbb:
Harga Pokok Penjualan xxx
Barang Jadi xxx

b. Perhitungan Unit Ekuivalen Produksi dan Laporan Produksi


Masalah yang timbul dalam process costing adalah umumnya
suatu departemen memiliki persediaan akhir barang dalam proses.
Oleh karena itu perlu dikonversi secara matematis barang setengah jadi
tersebut ke jumlah ekuivalen dari unit barang yang telah selesai.
Unit ekuivalen adalah jumlah unit selesai yang seharusnya diperoleh
dari bahan dan usaha yang digunakan untuk menghasilkan barang
jadi. Dirumuskan:

Unit Ekuivalen = Jumlah unit setengah jadi x % penyelesaian

Metode Perhitungan Unit Ekuivalen Produksi ada dua yaitu:


 Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average)
 Metode FIFO ( First In First Out)

Laporan produksi. Laporan produksi merupakan dokumen


pengendali dalam process costing. Tujuan penyusunan laporan
produksi yaitu untuk meringkas semua aktivitas yang dilakukan dan
dimasukkan dalam BDP setiap departemen untuk periode tertentu.

Komponen laporan produksi antara lain:


a. Skedul kuantitas yang menunjukkan aliran unit melalui
departemen dan perhitungan unit ekuivalen
b. Perhitungan biaya per unit ekuivalen
c. Rekonsiliasi seluruh biaya yang masuk dan keluar dari departemen
selama periode tertentu

2. ILUSTRASI METODE RATA-RATA TERTIMBANG


Metode perhitungan rerata tertimbang memperlakukan biaya
awal persedian dan output setara yang mengikutinya. Sebagai milik
periode waktu berjalan. Hal ini dilakukan dengan menambahkan biaya
produksi awal barang dalam proses pada biaya produksi yang muncul
selama periode berjalan. Jumlah biaya diperlakukan sebagai jumlah biaya
produksi periode berjalan. Persediaan awal output dan output periode
berjalan juga digabungkan dalam perhitungan unit setara. Dengan
menggunkan metode rerata tertimbang ,output unit setara dihitung dengan
menambahkan dengan unit-unit yang telah selesai pada unit setara akhir
barang dalam proses.
Contoh rerata tertimbang
Data biaya dan produksi digunakan oleh departemen peracikan
Healthblend untuk bulan juli (asumsikan unit produk diukur dalam satuan
gallon)
Produksi :
Unit dalam proses,1 juli,75% selesai 20.000
Unit yang telah selesai dan ditransfer keluar 50.000
Unit dalam proses,31 juli,25% selesai 10.000
Biaya :
Pekerjaan dalam proses,1 juli $ 3.525
Biaya yang ditambahkan pada bulan juli $ 10.125

Laporan produksi dapat bertindak sebagai buku pelengkap untuk akun


barang dalam proses bagi suatu departemen. Ada lima langkah untuk
menyiapkan laporan produksi :
1. Analisis aliran unit secara fisik
Persedian awal 20.000 unit dan 40.000 unit dikerjakan di bulan juli
sehingga persedian akhir adalah 10.000 unit (40.000x25%).
Jadi untuk unik-unit fisik berjumlah 60.000
2. Perhitungan unit-unit setara
Dengan informasi yang ditampilkan aliran fisik,unit-unit setara
tertimbang untuk bulan juli dapat dihitung sebagai berikut

3. Perhitungan biaya per unit


Setelah diketahui output bulan juli maka selanjutnya menghitung biaya
per unit. Dalam metode rarata tertimbang jumlah biaya dibagi dengan
output bulan juli
Diketahui
Pekerjaan dalam proses,1 juli $ 3.525
Biaya yang ditambahkan pada bulan juli $ 10.125
Jumlah biaya $ 13.650
Biaya per unit = $13.650/52.500 = $0.26 per unit
4. Penilaian persediaan (barang transfer keluar dan akhir barang dalam
proses )
Dengan menggunakan biaya per unit $0.26,biaya barang yang
ditransfer keluar departemen pengapsulan adalah $13.000 (50.000 unit
x $0.26 per unit) dan biaya pada akhir barang dalam proses adalag
$650 ( 2.500 unit x $0.26).
5. Rekonsiliasi biaya
Berikut jumlah biaya produksi yang dibebankan pada persediaan
Barang-barang yang ditransfer keluar $13.000
Barang-barang persediaan akhir dalam proses 650
Jumlah barang yang diperhitungkan $13.650
Biaya produksi yang dihitung sebesar $13.650

Pekerjaan dalam proses awal,1 juli $ 3.525


Biaya yang ditambahkan pada bulan juli $ 10.125
Jumlah biaya yang diperhitungkan $13.650
Jadi biaya yang diperhitungkan dibebankan secara langsung pada
persediaan dan kita memiliki rekonsiliasi biaya yang
diperlukan.jumlah biaya yang dibebankan pada barang yang ditransfer
keluar dan persediaan akhir barang dalam proses harus sesuai deangan
jumlah biaya pada persediaan awal barang dalam proses dan biaya
produksi yang muncul selama periode berjalan.

3. ILUSTRASI METODE FIFO


Metode perhitungan biaya FIFO memisahkan unit dalam persediaan
awal dan unit yang diproduksi dalam periode saat ini.
Data biaya dan produksi digunakan oleh departemen peracikan
Healthblend untuk bulan juli (asumsikan unit produk diukur dalam satuan
gallon)
Produksi :
Unit dalam proses,1 juli,75% selesai 20.000
Unit yang telah selesai dan ditransfer keluar 50.000
Unit dalam proses,31 juli,25% selesai 10.000
Biaya :
Pekerjaan dalam proses,1 juli $ 3.525
Biaya yang ditambahkan pada bulan juli $ 10.125
Laporan produksi dapat bertindak sebagai buku pelengkap untuk
akun barang dalam proses bagi suatu departemen. Ada lima langkah
untuk menyiapkan laporan produksi :
i. Analisis aliran unit secara fisik

Untuk aliran unit secara fisik sama saja dengan metode rerata
tertimbang
ii. Perhitungan unit-unit setara

Berbada dengan metode rerata tertimbang, metode FIFO


menghasilkan unit output 37.500 hal ini dikarenakan metode FIFO
menghitung barang dalam proses awal 20.000x25% sehingga untuk
periode ini barang dalam proses yang selesai itu 5.000 unit
sedangkan untuk periode sebelumnya 15.000 unit
iii. Perhitungan biaya per unit
Biaya produksi yang muncul dalam periode ini adalah $10.125. sehingga
perhitungan untuk biaya per unit sebagai berikut:
Biaya per unit = $10,125/37.500 = $0.27 per unit
iv. Penilaian persediaan (barang transfer keluar dan akhir barang dalam
proses )
Metode FIFO terdapat dua sumber yang diselesaikan : 20.000 unit dari
persediaan awal dan 30.000 unit yang mulai dikerjakan dan diselesaikan.
Biaya 30.000 unit yang mulai dikerjakan dalan diselesaikan dalam
periode berjalan dan biaya transfer keluar adalah $ 8.100
($0.27x30.000). untuk persediaan awal barang dalam proses bersal dari
biaya dalam proses awal ditambahi $ 1.350 ( 0.27x5.000) sehingga
persediaan awal dalam proses $4.875. persediaan akhir barang dalam
proses $675 (0.27x2.500)
v. Rekonsiliasi biaya
Berikut jumlah biaya produksi yang dibebankan pada persediaan
Unit persedian awal barang dalam proses $ 4.875
Unit yang mulai dikerjakan dan diselesaikan 8.100
Barang persediaan akhir dalam proses 675

Jumlah barang yang diperhitungkan $13.650

Biaya produksi yang dihitung sebesar $13.650

Pekerjaan dalam proses awal,1 juli $ 3.525

Biaya yang ditambahkan pada bulan juli $ 10.125

Jumlah biaya yang diperhitungkan $13.650

c. Laporan Produksi
 Metode rerata tertimbang
 Metode FIFO
4. Contoh Soal Job Order Proces Costing
                                                                            Pemotongan       Perakitan
Jumlah unit barang dalam proses, persediaan awal              100                   180
Jumlah unit dimulai di Departemen Pemotongan                 600          
Jumlah unit ditransfer ke Departemen Perakitan                  500
Jumlah unit diterima dari Departemen Pemotongan                                      500
Jumlah unit ditransfer ke Persediaan Barang Jadi                                         580
Jumlah unit Barang dalam proses, persediaan akhir             200                   100

Supervisor masing2 departemen melaporkan bahwa persediaan akhir barang


dalam proses 60% selesai untuk bahan baku di Departemen Pemotongan dan
100% selesai untuk bahan baku Perakitan. Persediaan akhir 20% selesai untuk
Tenaga Kerja di Departemen Pemotongan dan 70% selesai di Departemen
Perakitan. Untuk overhead pabrik, persediaan akhir 40% selesai di Departemen
Pemotongan dan 70% selesai di Departemen Perakitan. (Persentase penyelesaian
dari pers. awal barang dalam proses tidak diperlukan jika metode rata2 tertimbang
yang digunakan).
Data biaya untuk bulan Januari adalah sebagai berikut:

Barang dalam proses, Persediaan awal:                                 Pemotongan      Perakitan


            Biaya dari Departemen sebelumnya                                   -               $ 8.320
Bahan Baku                                                      $ 1.892                830
            Tenaga Kerja                                                          400                 475
            Overhead pabrik                                                     796                518
           
            Biaya yang ditambahkan ke proses selama periode berjalan:
                         Bahan Baku                                                      $ 13.608          $ 7.296
                        Tenaga Kerja                                                      5.000             9.210
                      Overhead pabrik                                                    7.904           11.052
           
            Biaya yang ditambahkan ke proses selama periode berjalan:
                         Bahan Baku                                                    $ 13.608          $ 7.296
                         Tenaga Kerja                                                        5.000             9.210
                         Overhead pabrik                                             7.904    11.052

Jawab:
Departemen Pemotongan:
1. Skedul Kuantitas                                                                  
Persediaan awal                                             100
Dimulai periode ini                                         600      700
Ditransfer ke Dep. Perakitan                             500
Persediaan akhir (60%, 20%, 40%)                      200      700
2. Biaya dibebankan:
Bahan Baku                         1.892                            
Tenaga Kerja                         400
Overhead Pabrik                    796+
                                              3.088

Biaya ditambahkan                                       Ekuivalen                                   Harga/unit


Bahan Baku                         13.608                 500 + (200 x 60%) = 620           (1.892 + 13.608) : 620  = 25
Tenaga Kerja                         5.000                500 + (200 x 20%) = 540           (  400 + 5.000) : 540  = 10
Overhead Pabrik                   7.904+              500 + (200 x 40%) = 580           ( 796 + 7.904) : 580 = 15+
                                             26.512+                                                                          50

Total biaya dibebankan ke Dep.              29.600


3. Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan             500 x 50 =                      25.000
Persediaan akhir:
Bahan Baku             (200 x 60% x 25) = 3.000
Tenaga Kerja           (200 x 20% x 10) =    400
Overhead Pabrik      (200 x 40% x 15) = 1.200+
                                                                                            4.600+
                                                                                   29.600
Departemen Perakitan:
a. Skedul Kuantitas                                                                  
Persediaan awal                                            180
Dimulai periode ini                                       500      680
Ditransfer ke Dep. Perakitan                          580
Persediaan akhir (100%, 70%, 70%)            100      680

b. Biaya dibebankan:
By.dari Dep. Sebelumnya                 8.320
Bahan Baku                                830                            
Tenaga Kerja                             475
Overhead Pabrik                    518 +
10.143
Biaya ditambahkan                                     ` Ekuivalen                         Harga/unit
B.dari Dep. Sebelumnya            25.000      580 + (100 x 100%) = 680         (8.320 + 25.000) : 680   = 49
Bahan Baku                             7.296      580 + (100 x 100%) = 680        (830 + 7.296) : 680        = 11,95
Tenaga Kerja                            9.210      580 + (100 x 70%)  = 650         (475 + 9.210) : 650        = 14,9     
Overhead Pabrik                       11.052+     580 + (100 x 70%)  = 650      (518 + 11.052) : 650      = 17,8 +
                                           52.558+                                                                       93,65

Total by.dibebankan ke Dep.          62.701

c. Biaya dipertanggungjawabkan
Selesai ditransfer ke Perakitan                            580x 93,65 =                         54.317
Persediaan akhir       100 x 49                      = 4.900
Bahan Baku             (100 x 100% x 11,95)    = 1.195
Tenaga Kerja           (100 x 70% x 14,9)        = 1.043
Overhead Pabrik      (100 x 70% x 17,8)        = 1.246+
                                                                                                                8.384+
                                                                                                                62.701

PENUTUP
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Blake, J., Amat, O. and Wraith, P. (2000), "Developing a new national

management accounting framework – the Spanish case", European Business

Review, Vol. 12 No. 3, pp. 122-128.

Endenich, C., Hoffjan, A., Schlichting, T. and Trapp, R. (2016),

"Harmonizing management accounting in international subsidiaries: beyond

national borders", Journal of Business Strategy, Vol. 37 No. 1, pp. 27-33.

Mowen, Hansen, 2004, Akunatnsi Manajemen, Buku 2, Edisi 7, penerbit Salemba

Empat.

Mowen, Hansen, 1994, Management Accounting, Third Edition, International

Thomson Publishing.

Sulolipi, Andi. 2014. “Metode Harga Pokok Pesanan dan Harga Pokok

Pesanan”.https://www.academia.edu/10014480/Makalah_Metode_Harga_Pokok_Pesanan

_dan_Harga_Pokok_Proses, diakses pada 10 April 2020 pukul 13.10.

Anda mungkin juga menyukai