Anda di halaman 1dari 15

Bab 13

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas

sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan maupun sistem perhitungan biaya


berdasarkan proses sering disebut sebagai sistem perhitungan biaya berdasarkan fungsional atau
berdasarkan volume dan dikategorikan sebagai sistem perhitungan biaya tradisional atau
konvensional dalam perhitungan biaya suatu produk sistem perhitungan biaya tradisional
menggunakan dasar departemen produksi atau pesanan yang memuat banyak kelemahan untuk
meningkatkan daya saing dengan perusahaan dalam era persaingan global, perusahaan perlu
menghitung biaya dari suatu produk secara lebih akurat salah satu sistem perhitungan biaya yang
dimaksud adalah activity based costing atau ABC yang mana sistem perhitungan biaya atas suatu
produk didasarkan pada aktivitas pada bab ini akan dilakukan pembahasan terkait perbedaan
sistem perhitungan biaya secara konvensional FDC atau VBC dengan sistem perhitungan biaya
yang kontemporer beserta keunggulan-keunggulan sistem abc itu sendiri

A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM ACTIVITY BASED COSTING


sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas atau ABC adalah suatu sistem
perhitungan biaya yang didasarkan pada aktivitas aktivitas yang dilakukan untuk
memproduksi suatu produk sistem ABC fokus pada proses bisnis, sehingga sistem ini sering
disebut sebagai sistem perhitungan biaya berdasarkan proses atau PBC perhitungan biaya
dengan sistem ABC lebih rumit daripada sistem biaya konvensional karena informasi biaya
diperoleh dengan cara yang lebih terinci biaya tidak ditelusuri ke output produk tapi ke
aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan output produk tersebut. Oleh karena itu,
sistem ABC fokus pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi suatu produk. Pada
sistem konvensional biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung merupakan
biaya langsung, sehingga penelusuran biaya dapat dilakukan secara langsung ke objek biaya
atau unit produk. Sementara biaya overhead pabrik dialokasikan ke dalam unit produk
melalui pembebanan pada pada pabrik atau departemen produksi yang mana dasar
pembebanannya dapat menggunakan unit produk, jam mesin, jam tenaga kerja langsung,
biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena komponen biaya
overhead pabrik memiliki karakteristik yang cukup beragam, maka perhitungan biaya
produk menggunakan dasar pembuatan tersebut dikatakan kurang memberikan hasil yang
akurat. pada sistem ABC penelusuran biaya didasarkan atas aktivitas untuk menghasilkan
unit produk, yang mana biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung dapat
ditelusuri langsung pada unit produk titik demikian juga, biaya overhead pabrik yang
dialokasikan dengan dasar jumlah dari aktivitas ke unit produk yang dihasilkan hal ini
menandakan bahwa perhitungan biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung
tidak memiliki perbedaan di antara sistem konvensional dan sistem ABC karena perhitungan
biaya dapat ditelusuri langsung pada unit produk yang dimaksud sementara terkait konsep
untuk menghitung biaya overhead pabrik, ada perbedaan yang cukup mendasar diantara
kedua sistem tersebut untuk sistem konvensional menggunakan pembebanan biaya atau
pusat biaya berupa pabrik atau departemen produksi sementara untuk sistem ABC
berdasarkan aktivitas titik perbedaan tersebut dapat dilihat pada tampilan 13.1.2 dasarkan
perbedaan yang mendasar tersebut maka pembahasan bab ini akan fokus pada pembahasan
terkait perbedaan biaya overhead pabrik antara sistem tradisional dengan sistem ABC
perbedaan antara sistem konvensional dengan sistem ABC secara umum adalah
pada homogenitas biaya dalam satu tempat penampungan biaya atau biaya pusat untuk biaya
overhead pabrik. Sistem ABC mengharuskan adanya perhitungan tempat penampungan
biaya suatu aktivitas maupun identifikasi suatu pemicu aktivitas untuk setiap aktivitas yang
signifikan dan besar. Dengan demikian biaya pada suatu tempat penampungan biaya
aktivitas sangat serupa dalam kaitanya antara biaya-biaya tersebut dengan pemicu aktivitas,
sementara itu sudah terjadi pada sistem konvensional. Perbedaan lain antara sistem
konvensional dengan sistem ABC adalah sistem ABC merupakan sistem perhitungan biaya
2 tahapan yang mana tahapan pertama tempat penampungan biaya aktivitas dibentuk ketika
biaya sumber daya dialokasikan ke tempat penampungan biaya aktivitas ke produk biaya
sumberdaya dialokasikan ke pusat biaya sebagai tahapan pertama dan tahapan kedua saat
pengalokasian dari pusat biaya ke produk. Sementara untuk sistem konvensional seringkali
menggunakan satu tahapan karena sistem tersebut tidak menggunakan pusat biaya secara
terpisah, tetapi dapat menggunakan dua tahapan atau lebih manakala departemen lain atau
pusat biaya lain dibuat. ketika suatu produk diproses melalui beberapa aktivitas yang mana
masing-masing unit produk diproses melalui serangkaian aktivitas yang sama maka pada
dasarnya hal tersebut bekas sistem ABC melainkan sistem konvensional.
pemikiran dasar dari sistem ABC adalah kebutuhan pelanggan atas produk
berkualitas yang dihasilkan oleh perusahaan.oleh karena itu sudah sewajarnya perhitungan
biaya atas unit produk menghitung alur tersebut, yang mana biaya dari sumber daya
dibebankan pada aktivitas dan biaya aktivitas dibebankan pada unit produk, dan terakhir
biaya produk dibebankan pada pelanggan, sebagai yang ditunjukkan dalam tampilan 13.2.
selain itu menjelaskan keterkaitan antara sumber daya dan sistem objek biaya kos objek.
Objek biaya adalah sesuatu yang menjadi tujuan pengukuran dan pembebanan biaya dalam
proses pembuatan produk sampai penyerahan produk kepada pelanggan terhadap beberapa
objek biaya saat pengorbanan sumber daya dilakukan untuk aktivitas-aktivitas tertentu maka
aktivitas menjadi objek biaya karena aktivitas tersebut menjadi tujuan pengukuran dan
pembebanan biaya. Ketika biaya aktivitas dibebankan pada produk untuk menghasilkan
produk, maka produk tersebut dinamakan objek biaya yang mana produk menjadi tujuan
pengukuran dan pembebanan biaya terakhir apabila biaya produk dibebankan kepada
pelanggan karena biaya dikeluarkan atau dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya
maka pelanggan tersebut dianggap anggap sebagai objek biaya berdasarkan penjelasan ini
dan ilustrasi yang ditunjukkan maka terdapat tiga objek biaya mulai dari pengorbanan
sumber daya untuk memproses suatu produk sampai saat menyerahkan produk tersebut pada
para pelanggan

perbedaan konseo pembebanan BOP antara sistem konvesional dan sistem ABC

BOP PUSAT BIAYA OBJEK BIAYA

Pabrik
Konvesional Produk
Departemen Produksi Departemen Produksi
ABC Aktivitas Aktivitas Aktivitas Produk

Alur perhitungan biaya berdasarkan aktivitas

Sumber daya Aktivita Produk Pelanggan


s
B. HIERARKI BIAYA DAN PEMICU BIAYA
bahan tenaga kerja energi mesin dan peralatan merupakan sumber daya yang
digunakan untuk menjalankan aktivitas. Aktivitas adalah setiap kejadian atau peristiwa atau
transaksi yang menjadi pemicu biaya dan bertindak sebagai faktor penyebab pengeluaran
biaya dalam perusahaan, yang mana aktivitas tersebut dapat berupa tindakan, langkah-
langkah, atau urutan pekerjaan dan sebagainya. Sistem ABC mengidentifikasi aktivitas
utama dalam suatu proses produksi yaitu mengelompokkan aktivitas tersebut kedalam pusat-
pusat aktivitas untuk selanjutnya mengumpulkan biaya-biaya tersebut kedalam pusat biaya.
Kegiatan selanjutnya adalah memilih pemicu biaya yang mengaitkan aktivitas ke produk
dan menelusuri biaya aktivitas ke produk. Aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk
memproses suatu jenis produk didokumentasikan secara jelas ke dalam suatu bagan alir dan
kemungkinan banyak sekali yang teridentifikasi atas aktivitas tersebut sehingga harus
ditentukan beberapa banyak aktivitas yang akan diperlukan sebagai pusat aktivitas secara
terpisah ada empat tingkatan utama atas aktivitas yang digunakan dalam sistem ABC yaitu
1.aktivitas tingkat unit
2 aktivitas tingkat gugus
3 aktivitas tingkat berkelanjutan produk
4 aktivitas tingkat berkelanjutan fasilitas pabrik

a) Aktivitas Tingkat Unit (Unit Level Activity)


Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang terjadi setiap kali unit produk
diprose,yang mana sumber daya yang digunakan untuk aktivitas tersebut akan
meningkatkan pada setiap unit produk yang dihasilkan hal ini menunjukkan bahwa
biaya aktivitas jenis ini bersifat fluktuatif berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan,
biaya aktivitas akan meningkat manakala terdapat kenaikan jumlah unit produkyang
dihasilkan, namun sebaliknya biaya aktivitas akan menurun apabila terjadi
pengurangan jumlah unit yang diproduksi. jadi pengelompokan biaya pada aktivitas
tingkat unit didasarkan pada hubungan sebab akibat dengan unit produk yang
dihasilkan.
contoh aktivitas aktivitas pada tingkat unit adalah aktivitas pemotongan,
perakitan, penggilingan, pengecoran, penampungan, pengepakan pengoperasionalan
mesin dan sebagainya. Contoh pemicu biaya pada tingkat unit antara lain adalah berat
bahan biaya bahan, jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung ke jam
mesin total biaya langsung, dan jumlah unit yang diproduksi. Sementara contoh biaya
pada tingkat unit antara lain adalah biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung ke biaya listrik dan air, biaya penyusutan mesin, biaya reparasi dan
pemeliharaan dan sebagainya
b) Aktivitas Tingkat Gugus Unit (Bacth Level Activity)
aktivitas tingkat gugus atau kelompok unit adalah aktivitas yang terjadi pada
masing-masing bacth atau gugus produk yang diproses,yang mana sumber daya
yang digunakan untuk aktivitas tersebut atau akan memiliki keterkaitan dengan
sekelompok produk yang dihasilkan titik pengelompokan unit tingkat gugus unit
didasarkan pada hubungan sebab-akibat pada setiap batch atau gugus produk yang
dihasilkan tanpa memperhatikan beberapa unit yang ada dalam teks tersebut.
contoh aktivitas-aktivitas pada tingkat gugus unit adalah aktivitas yang
memproses pesanan pembelian, pengalokasian pesanan pembelian, penyimpanan
perlengkapan produksi, setup mesin menjadwalkan produksi, dan lain sebagainya.
Contoh pemicu aktivitas pada tingkat gugus unit antara lain adalah lamanya
persiapan, jumlah jam persiapan, pesanan produksi dan lain sebagainya sementara
contoh biaya pada tingkat gugus unit antara lain adalah biaya persiapan, unit order
pembelian, biaya penyusutan peralatan kantor, biaya pembelian bahan kemah dan
lain sebagainya biaya tingkat gugus unit tidak berubah manakala ada satu atau lebih
untuk unit produk yang ditambahkan ke tersebut. Hal ini karena biaya di tingkat
Batch dipengaruhi oleh jumlah bab dan tidak tergantung pada jumlah unit produk
serta adanya asumsi bahwa memproduksi unit produk lain bukan berarti
memerlukan batch yang lain.
c) Aktivitas Tingkat Keberlanjutan Produk Dalam Kurung Produk (Staining Level
Activity)
aktivitas tinggal berkelanjutan produk adalah aktivitas yang memiliki
keterkaitan dengan produk tertentu atau produk yang berbeda atau produk spesifik
yang diproduksi oleh perusahaan, yang mana sumber daya yang digunakan untuk
aktivitas tersebut menghasilkan suatu produk tertentu. Pengelompokan untuk
aktivitas tingkat keberlanjutan produk ini didasarkan pada hubungan sebab akibat
dengan setiap produk tertentu yang dihasilkan tanpa memperhatikan berapa atau
berapa unit yang diproduksi atau dijual.
contoh aktivitas pada tingkat keberlanjutan produk adalah aktivitas
mendesain produk memelihara dan mengembangkan produk, pengujian khusus,
inspeksi mutu produk pengujian produk, dan sebagainya. Contoh pemicu aktivitas
pada tingkat keberlanjutan produk antara lain adalah lamanya jam kerja, banyaknya
unit produk lamanya jam desain, banyaknya infeksi, frekuensi pengujian, dan
sebagainya sementara contoh biaya pada tingkat keberlanjutan produk antara lain
adalah biaya desain biaya teknik produksi biaya pengembangan produk, biaya
kendali mutu, biaya rekayasa produk biaya pembuatan prototipe dan sebagainya.

d) Aktivitas Tingkat Keberlanjutan Fasilitas Atau Pabrik (Facilities Sustaining


Level Activity)
aktivitas tingkat keberlanjutan fasilitas pabrik adalah aktivitas yang
dilakukan untuk mendukung proses produksi secara umum yang mana sumber daya
yang digunakan untuk aktivitas tersebut tidak memiliki keterkaitan langsung dengan
produk yang dihasilkan tetapi untuk mendukung aktivitas yang mempertahankan
kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan titik aktivitas tingkat keberlanjutan pabrik
dilakukan tanpa memperhatikan pelanggan mana yang dilayani, produksi seperti
apa yang dibuat omah berapa bait yang dijalankan, maupun berapa unit yang
diproduksi. Contoh aktivitas-aktivitas pada tingkat keberlanjutan fasilitas atau
pabrik adalah aktivitas penggunaan gedung pabrik keamanan pabrik manajemen
pabrik pembayaran pajak properti, keselamatan kerja dan sebagainya. Contoh
pemicu aktivitas pada tingkat keberlanjutan fasilitas atau pabrik antara lain adalah
luas lantai yang ditempati rumah lamanya masa pelatihan dan kerja langsung ke
macam mesin banyaknya karyawan dan sebagainya. sementara contoh biaya pada
tingkat keberlanjutan fasilitas publik antara lain adalah gaji manajemen pabrik gaji
keamanan pabrik Oma penyusutan gedung biaya pabrik biaya asuransi pabrik biaya
pemeliharaan pabrik dan sebagainya tampilan 13.1 merupakan ilustrasi dasar
pembebanan biaya aktivitas ke produk.
C. METODE PEMBEBANAN BIAYA KE PRODUK
pembebanan biaya tergantung dari kemampuan untuk menelusuri biaya terhadap
objek biaya mulai dari yang sederhana sampai pada yang paling sulit. Ada dua metode
utama yang dapat digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke objek biaya yaitu
metode langsung produk dan metode tidak langsung produk yang mana metode langsung
atau penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya langsung terhadap produk
sementara metode tidak langsung terhadap produk terdiri dari metode penelusuran pemicu
atau driver dan metode alokasi yang digunakan untuk membebankan biaya tidak langsung
ke produk.
a) Metode Penelusuran Langsung
tujuan dari metode penulisan langsung adalah untuk membebankan biaya
langsung ke dalam objek biaya yang mana dia langsung adalah biaya yang dapat
ditelusuri atau diidentifikasi secara langsung ke dalam objek biaya. Jadi dasar
pembebanan biaya langsung ke dalam objek lainnya adalah penelusuran biaya atau
cost racing. Biaya yang secara mudah dan akurat ditelusuri ke objek biaya adalah
biaya untuk sumber daya yang hanya dikonsumsi oleh objek biaya yang
bersangkutan.
b) Metode Penelusuran Pemicu Driver
metode ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi
secara bersama-sama oleh beberapa objek biaya dan memiliki hubungan sebab-
akibat di antara biaya dan aktivitas. Pemicu biaya cost driver adalah setiap aktivitas
yang menyebabkan suatu biaya akhirnya dikeluarkan. Ada 2 pemicu biaya cost
driver yaitu pemicu sumber daya risoles driver dan pemicu aktivitas activity driver.
Pemicu sumber daya yang digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang
dikonsumsi oleh aktivitas ke pusat biaya cost pool tertentu sementara pemicu
aktivitas digunakan untuk membebankan biaya dan pusat biaya cost pull ke objek
lainnya.
c) Metode Alokasi
tujuan penggunaan metode alokasi adalah membebankan biaya sumber daya
yang dikonsumsi bersama-sama oleh beberapa objek biaya tetapi tidak memiliki
hubungan sebab-akibat artinya ada atau tidak aktivitas tersebut pengeluaran biaya
tetap saja terjadi sebagian besar biaya terjadi karena kaitannya dengan penggunaan
fasilitas atau pabrik, sehingga tidak ada hubungan langsung antara aktivitas dengan
besarnya biaya yang dikeluarkan titik oleh karena itu alokasi biaya tersebut perlu
didasarkan pada asumsi asumsi atau kemudahan perhitungan..

D. PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK KE PRODUK


dalam sistem ABC pembebanan biaya overhead pabrik didasarkan atas aktivitas
aktivitas sehingga pusat biaya cost pool yang digunakan oleh aktivitas. Oleh karena itu
biaya overhead pabrik dibebankan pertama kali pada masing-masing aktivitas sebagai
pusat biaya dan selanjutnya dibebankan ke masing-masing aktivitas sebagai pusat biaya
dan selanjutnya dibebankan ke masing-masing produk oleh Robert s Kaplan dan Robin
Cooper 1998 dapat dilihat pada tampilan 13.4 sementara tarif biaya overhead pabrik yang
dihitung untuk aktivitas dan dibebankan ke produk berdasarkan tarif aktivitas terdapat
pada sistem ABC karena hal ini berarti sistem ABC memiliki banyak dari biaya overhead
pabrik yang dihitung untuk masing-masing aktivitas dalam sistem konvensional
pembebanan biaya overhead pabrik ke produk dilakukan dengan membebankan biaya
overhead pabrik ke pusat biaya sebagai tahapan pertama sementara tahapan kedua adalah
pengalokasian ke setiap produk menggunakan pemicu berbasis unit driver oleh Robert
Kaplan dan Robin 1998 seperti yang ditunjukkan pada tampilan 13.5

NKO SEK OK!


pembebanan biaya pabrik dengan sistem ABC dilakukan melalui dua tahapan
tahapan pertama biaya overhead pabrik dibebankan ke aktivitas-aktivitas sementara
tahapan kedua adalah membebankan sejumlah biaya aktivitas ke produk. Hal ini
menunjukkan bahwa perhitungan biaya produk yang pertama kali digunakan adalah
membebankan biaya produk daya ke sejumlah aktivitas dan selanjutnya ke masing-
masing produk. Demikian juga dalam penelusuran biaya overhead pabrik yang lebih
menekankan pada metode penelusuran langsung dan metode penelusuran pemicu driver
yang mana metode penelusuran pemicu driver tidak hanya menuliskan pemicu dasar
berbasis unit saja tetapi juga penulisan pemicu driver yang berbasis unit perusahaan yang
menerapkan sistem ABC dalam proses produksi memiliki banyak aktivitas sehingga
memiliki banyak sekali tarif aktivitas karena setiap aktivitas memiliki mekanisme
perhitungan tarif nya sendiri oleh karena itu dalam rangka penyelenggaraan akan perlu
dilakukan pengelompokan kedalam pemicu driver aktivitas yang sama atau homogen
agar tarif aktivitas besarnya optimal.

E. IMPLEMENTASI SISTEM ACTIVITY BASED COSTING ABC


sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas menekankan bahwa biaya bahan langsung
dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya langsung produk karena biaya tersebut
dapat ditelusuri dan diidentifikasi secara akurat ke masing-masing produk. Sementara biaya
overhead pabrik merupakan biaya tidak langsung karena biaya tersebut tidak dapat
dibebankan secara langsung ke masing-masing produk. Berikut langkah-langkah dalam
pembebanan biaya overhead pabrik ke masing-masing produk dengan sistem ABC
Langkah 1 Mengidentifikasi Aktivitas Dan Pemicu Atau Driver Aktivitas
fokus dari sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas adalah aktivitas. Aktivitas
merupakan suatu kejadian peristiwa atau transaksi dari suatu proses bisnis yang mana semakin
terperinci suatu aktivitas semakin mudah untuk mengidentifikasi aktivitas tersebut. Namun disisi
lain, perhitungan biaya aktivitasnya menjadi semakin rumit karena banyaknya biaya bersama
yang harus dialokasikan ke masing-masing aktivitas. Dengan demikian beberapa banyak
aktivitas yang harus dibuat tergantung dari kebijakan manajemen perusahaan titik pihak yang
melakukan aktivitas tidak selalu oleh orang tetapi bisa dilakukan oleh mekanik atau dilakukan
oleh mesin.
Langkah 2 Mengidentifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber Daya Dan Pemicu Driver Biaya
Sumber Daya.
dalam perhitungan biaya aktivitas yang pertama kali perlu diketahui adalah sumber daya
yang digunakan oleh aktivitas langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi komponen biaya dan
menentukan besarnya biaya berdasarkan biaya sumber daya tersebut perusahaan
mengklarifikasikan menjadi biaya langsung aktivitas dan biaya tidak langsung aktivitas. Untuk
biaya tidak langsung aktivitas dibebankan ke masing-masing aktivitas menggunakan pemicu atau
drive biaya sumber daya yang tepat.
Langkah 3 Mengumpulkan Data Kapasitas Pemicu Driver Biaya.
Selanjutnya setelah pemicu driver biaya aktivitas dan pemicu driver biaya sumber daya
teridentifikasi langkah langkah berikutnya adalah menentukan kapasitas atau konsumsi dari
pemicu driver biaya aktivitas dan pemicu driver daya sumber daya. Penentuan kapasitas atau
konsumsi tersebut dikumpulkan dari berbagai unit yang berkelanjutan atau yang terkait.

Langkah 4 Membebankan Biaya Sumber Daya Ke Aktivitas.


Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa biaya langsung aktivitas dibebankan ke
aktivitas menggunakan metode penulisan langsung sementara biaya tidak langsung aktivitas
dibebankan ke aktivitas menggunakan metode penulisan pemicu atau drive dan metode alokasi.
Langkah 5 Membebankan Biaya Aktivitas Pendukung Ke Aktivitas Utama
Didik aktivitas sebagai pusat biaya terdiri dari aktivitas pendukung dan aktivitas utama
yang mana aktivitas pendukung adalah aktivitas yang tidak memiliki keterkaitan langsung
dengan objek biaya akhir sehingga biaya yang timbul pada aktivitas tersebut harus dibebankan
ke aktivitas utama atau objek biaya akhir.
Langkah 6 Mengklarifikasikan Aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas Dan Pemicu Atau
Drive Aktivitas.
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada empat tingkatan aktivitas yang
digunakan dalam sistem ABC yaitu satu aktivitas tingkat unit atau unit level activity 2 aktivitas
tingkat gugus unit atau base level activity 3 aktivitas tingkat keberlanjutan produk atau product
Sans pening level activity dan 4 aktivitas tingkat keberlanjutan fasilitas pabrik atau facilities as
the meaning level activity
Langkah 7 Menghitung Tarif Aktivitas
titik berdasarkan klarifikasi tingkatan aktivitas maka dapat diketahui total biaya untuk
masing-masing aktivitas dan kapasitas atau konsumsi pemicu atau drive aktivitasnya. Untuk
menghitung tarif setiap aktivitas adalah dengan membagi total biaya setiap aktivitas dengan
kapasitas atau konsumsi pemicu drive aktivitasnya.
Langkah 8 Membebankan Biaya Aktivitas Ke Produk.
Langkah terakhir adalah pembebanan biaya overhead pabrik ke masing-masing produk
dengan cara mengalikan masing-masing kapasitas atau konsumsi pemicu drive aktivitas
sesungguhnya dengan tarif aktivitasnya.
Contoh Perhitungan Biaya Menggunakan Sistem ABC Dan Sistem Konvensional
berikut ilustrasi terkait perhitungan biaya menggunakan sistem ABC dan sistem
konvensional dari dinamika maju sejahtera sebagai perusahaan elektronik yang bergerak dalam
bidang pembuatan mesin pencetak atau printer Didik ada 3 model mesin pencetak atau printer
yang dibuat yaitu model P-123 model P-234 dan model P-345, yang mana produk tersebut dibuat
menggunakan jenis mesin yang sama. Kapasitas normal perusahaan per tahunnya pada anggaran
tahun 2010 adalah 80.000 jam mesin titik berikut anggaran biaya dan penggunaan aktivitas untuk
masing-masing model.

Keterangan Model P-123 Model P-234 Model P-345 Total


Unit produk  50.000 40.000  30.000   
Biaya bahan langsung perunit Rp.1.050.000 Rp.1.225.000 Rp.1.850.000  
Biaya tenaga kerja langsung Rp.780.000 Rp.910.000 Rp.1.050.000 80.000 
jam mesin kerja 2 3 5  
penerimaan pesanan 100 350 300 750
pesanan produksi 12 20 30 62
bacth produk 5 6 9 20
inpeksi 10 10 20 40

Untuk penyederhanaan perhitungan, tidak semua elemen biaya overhead pabrik dipaparkan titik
anggaran biaya overhead pabrik atau BOP pada kapasitas normal (80.000 jam mesin) untuk
tahun 2010 adalah Rp. 30.000.000.000

Keterangan Pemicu Biaya


Jumlah
Biaya Overhead Pabrik (Cost Driver)
Biaya Penyusutan Jam Mesin Rp.14.000.000.000
Biaya Penerimaan Pesanan Penerimaan Pesanan Rp.4.800.000.000
Biaya Desain Pesanan Produksi Rp.6.200.000.000
Biaya Set Up Jumlah Bacht Rp.2.000.000.000
Biaya Infeksi Jumlah Inpeksi Rp.3.000.000.000
TOTAL Rp.30.000.000.000
Sistem konvensional
berdasarkan informasi dari PT dinamika maju sejahtera berikut langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk menentukan biaya produk berdasarkan sistem konvensional
1. menentukan tarif biaya overhead pabrik dan berdasarkan jam mesin

2. membebankan biaya ke masing- masing produk


Tabel terus hal 405

3. menghitung biaya produk ke unit


berdasarkan perhitungan biaya produk dengan sistem konvensional tersebut dapat diketahui
bahwa biaya produk per unit untuk model P-123 sebesar Rp. 2.580.000 model P-234 sebesar
Rp.3.260.000 dan model P-345 sebesar Rp4.775.000
Sistem ABC
pada perhitungan biaya produk dengan sistem ABC biaya overhead pabrik dibebankan
menggunakan pemicu atau three biaya berbasis unit dan non unit. Langkah-langkah perhitungan
biaya produk menggunakan sistem ABC adalah dengan menentukan aktivitas dan biaya aktivitas
pada pusat biaya aktivitas seperti pemakaian mesin penerimaan pesanan, pesanan produksi, set
up mesin, Bacth produksi dan melakukan inspeksi hal ini merupakan biaya-biaya aktivitas yang
terjadi adalah biaya penyusutan biaya penerimaan, biaya desain rumah biaya tetap dan biaya
infeksi. Berikut uraian perhitungan biaya aktivitas untuk masing-masing model mesin pencetak
atau printernya.
Tabel hal 406- hal 408

berdasarkan perhitungan biaya produk dengan sistem ABC tersebut dapat diketahui
bahwa biaya produk per unit untuk model-model P-123 sebesar Rp.2.241.000 model P-234
sebesar Rp. 2.799.750 dan model P-345 sebesar Rp.4.019.000.
Berdasarkan perhitungan biaya menggunakan sistem konvensional dan sistem ABC dapat
disimpulkan kalau terdapat perbedaan terkait pembebanan biaya overhead pabrik dan biaya
produk untuk masing-masing model mesin cetak atau printer. Perhitungan biaya overhead pabrik
dan biaya produk dengan sistem ABC dinilai lebih akurat daripada perhitungan dengan sistem
konvensional karena perhitungan ABC dilakukan secara lebih terperinci. Beban dan biaya
overhead pabrik dan biaya produk dengan sistem ABC secara keseluruhan lebih rendah daripada
pembebanan biaya dengan sistem konvensional. Berikut perbandingan antara sistem
konvensional dan sistem ABC.
Tabel hal 408

F. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING


ABC
Sistem perhitungan biaya berbasis activity atau ABC adalah sistem informasi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas dalam suatu perusahaan titik sistem ABC fokus pada biaya
yang melekat atas produk berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi dan
mendistribusikan produk yang dimaksud. Sistem ABC merupakan sistem akuntansi biaya yang
ditunjukkan untuk menghasilkan informasi biaya dengan aktivitas aktivitas yang bermanfaat bagi
pihak manajemen. Berikut keunggulan keunggulan sistem Abc
1. sistem ABC menyajikan biaya produk yang informatif dan akurat sehingga meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan terkait harga jual lini produk pasar pelanggan dan
sebagainya
2. sistem ABC fokus pada aktivitas aktivitas bisnis sehingga perusahaan harus
menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah atas suatu produk
melalui program pengurangan biaya secara berkesinambungan.
3. Sistem ABC membantu manajemen maksud informasi terkait biaya-biaya yang relevan
dalam mengambil keputusan bisnis, sehingga perusahaan mampu meningkatkan daya
saing secara global terhadap produk yang dihasilkan.
walaupun sistem ABC memiliki sejumlah keunggulan dalam menghitung biaya suatu produk
akan tetapi sistem ABC juga memiliki beberapa keterbatasan seperti
1) meskipun sistem ABC merupakan sistem berbasis activity namun pembebanan biaya ke
produk pada tingkat fasilitas atau pabrik tetap menggunakan dasar alokasi, sehingga tidak
ada perbedaan dengan sistem konvensional.
2) banyak biaya khusus yang dihilangkan dari analisis, sehingga penentuan biaya produk
menjadi bias misalnya biaya pemasaran dan administrasi yang tidak termasuk biaya
produk pada sistem konvensional tetapi dikategorikan sebagai biaya periode pada sistem
ABC karena ketentuan yang diisyaratkan di prinsip prinsip akuntansi berterima umum
3) sistem ABC dalam penerapan dan perkembangannya membutuhkan banyak waktu dan
biaya yang sangat mahal agar dapat menjadi sistem informasi yang sukses dan handal.

Anda mungkin juga menyukai