Deperteman Kesehatan RI sejak tahun 1997 silam telah menetapkan ICD-10 sebagai sistem

yang dipakai dalam pengkategorisasian rekam medis di Indonesia. Namun, sampai saat ini
banyak daerah di wilayah Indonesia yang masih menggunakan ICD-9 dalam sistem
pengkodean diagnosis. Hal ini ini menyebabkan kesulitan dalam pelaporan data dan
mengakibatkan ketidaksinkronan data dengan daerah lainnya. Selain itu, tidak sedikit daerah
di Indoensia yang belum siap dalam segi infrastruktur. Data base kode diagnosis yang ada
belum didukung dengan sistem manajemen data kesehatan yang sinkron dengan data
Kementrian Kesehatan dan WHO.
Dari masalah ini sebagian besar Rumah Sakit / instansi kesehatan banyak yang belum
menerapkan ICD 10. Penerapan icd 10 supaya merata itu bagaimana? Sementara dalam
sebuah yankes terdapat budaya bahasa nya sendiri, Maksudnya bahasa budayanya sendiri?
Apakah setiap daerah ICD 10 nya beda beda?
Lalu mengapa adminitrasi kesehatan dalam suatu instansi tidak paham dengan hal tersebut.
Toh itu kan juga instansi mereka sendiri yang menetapkan?
Administrasi kesehatan wajib tahu, tidak wajib paham dengan icd 10, karena juga tidak
berkewajiban untuk mengisi rekam medis
Terus apa kaitannya dengan kasus pada administrasi kesehatan, ini yang punya kasus mana
sih
.. saat terjadi kesalahan penamaan juga terjadi kesalahan diagnosis.. Jika kode diagnosis tidak
lengkap, maka pembayaran tidak sesuai dengan tindakan. Jika kode salah, maka pembayaran
akan salah.
Dicontohkan Nurhayati, kesalahan memasukan kode diagnosis sempat terjadi di RSUD
Wates, Kabupaten Kulon Progo. Rumah sakit tersebut terpaksa harus menanggung kerugian
hingga Rp. 90 juta karena ketidakakuratan data diagnosis.
Nah itu kan mereka juga harus paham. Karena bagaimanapun data data itu akan masuk ke
bagian administrasi
Administrator bertugas menghitung akumulasi biaya perawatan berdasarkan rekam medis
Mungkin saat menghitung biaya administratornya tidak paham jadi ada kesalahan biaya yang
melihat dari hasil diagnosa tersebut jadi balik lagi administrator itu wajib paham agar saat
menghitung akumulusai biaya dan data datanya itu tidak ada kesalahan
Trimaksih juga sudah menyampaikan pendapatnya mb Neha dan Fella sudah benar yang
disampaikan bahwa sebagai seorang profesional kita harus mengikuti aturan terbaru yang
sudah ditetapkan dan sebagai administrator kesehatan sudah seharuanya memahami juga
termasuk kode ICD 10.
Sesuai tema pembahasan hari ini terkait pembuatan keputusan etis TRIAL -AND - ERROR
(DECISION MAKING) dan bagaimana penyelesaian masalah.
bisa dimulai langkah dibawah ini.

Minta tolong semua nya menelaah terlebih dahulu permasalahan dengan prosedur langkah
dibawah ini sesuai kasus masing " dan kalau sudah bisa di share semuanya di group yang
sudah dikerjakan.
Silahkan bisa dimulai.

A. PENGKAJIAN
Pahami Situasi etis/moral dari masalah
Ditinjau dari dimensi etis, hukum dan profesional
lihat :

1. Apakah situasi mengandung masalah moral (konflik prinsip etis dan kewajiban profesional
)
2. apakah ada konflik prosedural pembuat keputusan.
3. Identitas orang yang terlibat dan mempengaruhi keputusan

B. PERENCANAAN
Kumpulkan informasi lebih dulu.
1. Fakta medis
2. Buat perbedaan antara faktual dan nilai
3. Validasi kepastian membuat keputusan
4. Identitas informasi yang relevan
5. Identifikasi isu etis

C. IMPLEMENTASI
Urutkan alternatif dengan prinsip etis dan kode etik profesi.
1. ramalkan konsekuensi alternatif
2. teliti positif dan negatif tiap konsekuensi
3. pilih konsekuensi yang paling positif dan terbaik
D.MENENTUKAN DAN MENGEVALUASI KEPUTUSAN
1. Tindakan apa yang terbaik dan tepat secara moral
2. Berikan Alasan etis / penalaran terhadap keputusan
[18.54, 27/6/2020] Kuliah During from Whattsap: Di akhir bisa diberikan keputusan Etis apa
yang seharusnya dilakukan dari setiap kasus. Bisa dimulai mengerjakan , Smoga selalu
diberikan kesehatan 👍👍👍
[18.54, 27/6/2020] Kuliah During from Whattsap: Assalamualaikum wr.wb mohon maaf
mengganggu waktunya. Itu adalah tugas saya. Artikel dan juga hasil saya menelaah artikel
kasus dalam administrasi kesehatan.