Anda di halaman 1dari 12

Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban!

1. Berikut merupakan informasi (penjelasan) yang terdapat di dalam Informed Consent,


kecuali:
a. Jenis tindakan medik
b. Resiko
c. Manfaat dan kerugian
d. Biaya
e. Alternatif tindakan lain

2. Yang bukan termasuk manfaat informed consent adalah sebagai berikut:


a. Mencegah penipuan atau paksaan
b. Merangsang profesi medis untuk introspeksi
c. Mengajukan keputusan yang tidak rasional
d. Melibatkan masyarakat memajukan prinsip autonomi
e. Pengawasan dalam penelitian biomedik

3. Tenaga kesehatan menurut PP No.32 Tahun 1996 adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Tenaga gizi
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga medis
d. Tenaga kefarmasian
e. Tenaga administrasi medis

4. Berikut merupakan larangan tentang aborsi yang diatur didalam KUHP, kecuali:
a. Menganjurkan kepada wanita dengan memberi harapan agar gugur kandungannya
b. Mempertunjukkan cara aborsi kepada anak dibawah usia 17 tahun
c. Menggugurkan kandungan wanita dengan seizin wanita tersebut
d. Menggugurkan kandungan berdasarkan indikasi medis
e. Sengaja menggugurkan kandungan atau menyuruh orang lain melakukannya.

5. Isi rekam medis merupakan milik:


a. Pasien
b. Dokter
c. Rumah sakit
d. Bidan
e. Aparat penegak hukum

6. Informed Consent berlaku tidak sah pada hal-hal berikut, kecuali:


a. Diperoleh dengan paksaan
b. Informasi diberikan kepada wali
c. Dari orang yang tidak berwenang
d. Diberikan gambaran yang salah
b. Pasien tidak sepenuhnya sadar.
7. Hubungan tenaga kesehatan dengan pasien dapat terjadi dalam ikatan
a. Hubungan kebutuhan
b. Hubungan kepercayaan
c. Hubungan profesi
d. Hubungan hukum
b. Semua yang disebut di atas benar

8. Aborsi yang dilarang menurut hukum adalah:


a. Aborsi alami
b. Aborsi provocatus kriminalis
c. Aborsi provocatus medicinalis
d. Aborsi kompletus
e. Aborsi habitualis

9. Pemahaman yang baik dalam hukum kesehatan diperlukan para dokter dan tenaga
kesehatan masa kini untuk:
a. Menguasai atau mempunyai wawasan tentang ketentuan-ketentuan hukum yang
a. berhubungan dengan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan.
b. Meningkatkan keyakinan diri dalam menjalankan profesi kesehatan
c. Agar selalu berada pada jalur yang aman
d. Tidak melanggar etika dan ketentuan hukum
e. Semua yang disebut di atas benar

10. Beberapa topik yang perlu dipahami dalam pelayanan pada masa kini adalah:
a. Transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien
b. Hak dan kewajiban pasien serta hak dan kewajiban dokter
c. Wajib simpan rahasia kedokteran
d. Malpraktek medik
e. Semua yang disebut di atas benar

11. Tujuan dari diundangkannya Undang-Undang Kesehatan adalah untuk


a. Mencapai terwujutnya derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang
b. Meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat.
c. Meningkatkan kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.
d. Mencapai pembangunan kesehatan bagi penduduk dan masyarakat di Indonesia
e. Semua yang disebut di atas benar

12. Untuk mencapai derajat kesehatan yang baik, maka pemerintah menetapkan pengertian
kesehatan yang ingin dicapai yaitu:
a. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan
b. Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari jiwa dan spiritual
c. Kesehatan adalah kondisi seseorang yang dapat melakukan interaksi sosial
d. Kesehatan adalah kondisi sesorang yang memungkinkan hidup produktif ekonomis
e. Semua yang disebut di atas benanr.
13. Rahasia kedokteran hanya dapat dibuka untuk hal-hal berikut, kecuali:
a. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
b. Kepentingan kesehatan pasien
c. Menjalankan ketentuan perundang-undangan
d. Memenuhi permintaan perusahaan asuransi kesehatan setelah disetujui pasien.
e. Untuk pendidikan kedokteran walaupun pasien tidak setuju.

14. Pada masa kini setiap dokter harus menyadari dan melaksanakan
a. Mengamalkan kode etik profesi
b. Meningkatkan ilmu dan keterampilan menambah wawasan dalam ilmu dan
pengetahuan
c. Memahami aspek hukum dalam pelayanan kesehatan
d. Melaksanakan ketentuan UU Praktek Kedokteran.
e. Semua yang disebut di atas benar

15. Asas pokok dalam pelayanan profesi kesehatan adalah,


a. Keadilan (justice)
b. Kebaikan (Beneficence)
c. Primum non Nocere
d. Otonomi
e. Semua yang disebut di atas benar

16. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 adalah undang-undang tentang:


a. Malpraktik
b. Rekam medis
2. Persetujuan Tindakan Medik
3. Kesehatan
4. Rumah Sakit

17. Yang termasuk dalam tenaga medis adalah


a. Dokter dan dokter gigi serta dokter spesialis
b. Perawat dan bidan
c. Fisioterapis
d. Nutrisionis
e. Penata anastesi

18. Peraturan yang mengatur tentang wajib simpan rahasia kedokteran adalah
a. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960
b. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
c. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
d. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
e. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966

19. Berikut merupakan kewajiban pasien, kecuali:


a. Memberikan informasi yang sebenarnya
b. Mentaati petunjuk dan nasehat bidan
c. Mematuhi peraturan klinik
d. Memilih dokter yang diinginkan
e. Memberikan imbalan jasa

20. Tujuan dari pembuatan resume dari Rekam Medis adalah:


a. Menjamin rahasia kedokteran
b. Bahan penelitian
c. Bahan penilaian kegiatan Rumah Sakit dan kontinuitas pengobatan
d. Untuk memenuhi permintaan penegak hukum
e. Untuk mematuhi peraturan hukum.

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apa prinsip dasar dalam penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit?


2. Apa manfaat sistem informasi manajemen rumah sakit pada unit rekam medis?

3. Sebutkan dan jelaskan 3 metode penomoran rekam medis!

4. Apa isi Rekam Medis?

5. Sebutkan indikator pelayanan rumah sakit yang dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan RS
KUNCI JAWABAN

1. D
2. C
3. E
4. D
5. A
6. B
7. E
8. B
9. E
10. E
11. E
12. E
13. E
14. E
15. E
16. E
17. A
18. E
19. D
20. C

1. Apa prinsip dasar dalam penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit?

Jawab:
Prinsip Penyelenggaraan Rekam Medis RS

Pencatatan dalam rekam medis pada setiap rumah sakit memiliki aturan tersendiri.
Akan tetapi, pada dasarnya memiliki prinsip yang sama di antaranya sebagai berikut
(Soeparto dkk., 2006).

1. Catat secara tepat


Tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensinya harus melakukan pencatatan dalam
waktu secepat mungkindengan pelaksana observasi dan pemberian tindakan secara
tepat. Jika pencatatan dilaksanakan pada akhir dinas,dikhawatirkan akan terlupakan
dan informasi yang didapat tidak akurat.

2. Hindari pencatatan dengan sistem blok


Kebiasaan mencatat semua informasi pasien dalam satu waktu atau dikenal sistem
blok memiliki banyak kelemahanseperti kehilangan banyak informasi, tidak akurat,
dan waktu pencatatan tidak terstruktur. Oleh karena itu, kebiasaanmencatat laporan
perkembangan pasien dengan menggunakan sistem blok perlu dihindari.

3. Catat segera setelah pemberian tindakan


Pencatatan dalam rekam medis seharusnya dilakukan setelah pemberian tindakan
pada pasien. Hal ini dilakukanuntuk menghindari adanya informasi yang bias dan
tidak akurat karena pencatatan yang lama tidak mencerminkanrespons secara
langusng pada pasien.

4. Isi bagian format pencatatan yang masih kosong


Pencatatan harus ditulis selengkap mungkin untuk menghindari munculnya
pertanyaan seperti sudahkah datadiperoleh atau dikaji untuk menghindari interpretasi
dalam pencatatan yang kosong. Oleh karenanya, beberapafasilitas atau tempat
pelayanan kesehatan memiliki aturan tersendiri, seperti pencantuman garis datar atau
lainnya.

2. Apa manfaat Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) pada unit rekam
medis?

Jawab:

Manfaat SIMRS pada unit pelayanan rekam medis:

1. Efektif dan efisien


Setelah adanya SIMRS maka tentu pekerjaan akan terasa lebih efektif dan efisien. Contohnya
pada bagian registrasi. Sebelum adanya system komputerisasi, registrasi pasien dilakukan
dengan cara manual yang tentunya memerlukan waktu yang lebih lama sehingga pelayanan
pasien menjadi kurang efektif. Pada kasus pasien lama apabila tidak membawa kartu berobat
maka pencarian nomor rekam medis menggunakan KIUP (kartu indeks utama pasien) manual
yang berbeda dengan IUP (indeks utama pasien) yang lebih mudah dalam pencarian nomor
rekam medis hanya dengan mengetik minimal nama dan alamat pasien saja.

2. Kemudahan

Manfaat yang paling terasa ketika SIMRS tersebut selesai diimplementasikan adalah
memudahkan pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaaan laporan
rumah sakit memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai dilayani, dengan SIMRS
hanya memakan waktu 1-2 hari saja untuk membuat laporan dimana bagian pelaporan hanya
tinggal menekan tampilan laporan yang diinginkan selanjutnya bisa langsung di print out.
Kecepatan ini tentu saja membuat efektifitas kerja meningkat. Masih banyak petugas rekam
medis yang menolak ditempatkan di bagian laporan karena pekerjaan pelaporan adalah
pekerjaan yang menyita waktu dan memusingkan. Padahal pekerjaan pelaporan di rumah
sakit adalah pekerjaan inti dari semua kegiatan di rumah sakit dan tentunya sangat penting.
Dengan adanya SIM, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit
sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut, tanpa susah – susah
kita harus melakukan rekap data satu persatu. Data yang dihasilkan juga lebih akurat. SIMRS
juga dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu. Misalnya,
pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan menolaknya,
SIMRS juga akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien yang sama
dicatat 2 kali, hal ini menjaga agar user lebih teliti. Pada awal pemasangan SIM, ketika aliran
kerja belum lancar, peningkatan kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen
seluruh unit untuk tepat waktu memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi
dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak dari SIMRS terhadap kemudahan dalam bekerja.

3. Mendukung kerjasama dan koordinasi antar bagian dalam rumah sakit

Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan
SIMRS data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi
beban kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data.

Contoh:

a. Unit Registrasi dengan Unit RM khususnya rawat jalan dan inap dalam hal Petugas RM
dapat mengetahui secara langsung pasien yang mendaftar di bagian Registrasi.

b. Koordinasi antara Unit Rawat Jalan / Rawat Inap dengan Unit Apotik/Farmasi dalam hal
Resep Online dan informasi lainnya.

c. Koordinasi antara Unit Rawat Jalan / Rawat Inap dengan Unit Laboratorium, Radiologi,
Intalasi Bedah Sentral, Gizi, Farmasi, dan Keuangan dan sebaliknya

4. Pemahaman system
Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali petugas yang mengetahui atau perduli
dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS hal tersebut terjadi
dengan sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami aliran data sampai datang kepada
unitnya, melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha mencari
tempat terjadinya kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya adalah
mereka menjadi paham bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.

5. Mengurangi biaya administrasi

Seringkali orang menyatakan bahwa dengan adanya komputerisasi biaya administrasi


meningkat. Padahal dalam jangka panjang yang terjadi adalah sebaliknya, jika dengan sistem
manual kita harus membuat laporan lebih dulu di atas kertas, baru kemudian dianalisa, maka
dengan SIMRS analisa cukup dilakukan di layar komputer, dan jika sudah benar baru datanya
dicetak. Hal ini menjadi penghematan yang cukup signifikan dalam jangka panjang.

6. Meningkatkan pendapatan.

Setelah semua manfaat diatas sudah kita jalankan kita yakin bahwasannya SIM RS tersebut
dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit.

3. Sebutkan dan jelaskan 3 metode penomoran rekam medis

Jawab:
Ada tiga metode penomoran rekam medis :

a. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System)


Dengan metode ini pasien menerima nomor baru setiap melakukan pendaftaran / melakukan
kontak dengan pelayanan kesehatan. Jika pasien A berkunjung lima kali maka akan
mendapatkan lima nomor yang berbeda (pendaftaran baru), sedangkan berkas rekam
medisnya disimpan berdasarkan urutan pemberian nomor.
Penomoran ini dapat digunakan pada sarana pelayanan kesehatan yang jumlah kunjungannya
sangat sedikit.
Keuntungan metode ini :
- Mudah digunakan
- Perluasan berkas mudah dilakukan tanpa batas, penambahan nomor baru tidak akan
mengganggu nomor yang sudah ada.
- Trasnfer arsip inakitif mudah dilakukan. Berkas berusia tua memiliki nomor rendah sehingga
pemindahan dapat dilakakuna dalam jumla besar, dari arsip aktif ke arsip inaktif.
Kerugian :
- Terjadinya duplikasi data
- Biaya lebih mahal
- Memerlukan ruang yang lebih banyak.

b. Pemberian Nomor Cara Unit (Unit Numbering System)


Cara pemberian nomor unit sangat disarankan untuk digunakan pada sarana pelayan
kesehatan karena begitu banyak manfaat dan kemudahan dalam penggunaannya. Berbeda
dengan sistem seri, didalam pemberian nomor secara unit ini, pada pasien datang pertamakali
untuk berobat jalan maupun rawat inap maka pasien tersebut mendapat satu nomor rekam
medis. Yang mana pada nomor tersebut akan dipakai selamanya untuk melakukan kunjungan-
kunjungan selanjutnya baik untuk rawat jalan, rawat inap maupun kunjungan ke unit-unit
penunjang medis dan instalasi lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dan berkas
rekam medis tersebut akan tersimpan dalam satu berkas dengan satu nomor pasien.
Penomoran ini merupakan single record dimana seluruh informasi pasien tercatat dalam satu
berkas secara berurutan berdasarkan kunjungannya.
Keuntungan :
- Kecepatan dalam pemberian pelayanan, baik pada tempat pendaftaran maupun pada runga
penyimpanan.
- Informasi pasien tercatat dalam suatu kesatuan berdasarkan pelayanan yang diberikan /
terintegrasi.
- Nomor tidak berubah walaupun pasien sering berkunjung
- Biaya tidak terlalu mahal apabila dibandingkan dengan cara seri.

c. Pemberian Nomor Cara Seri Unit (Serial Unit Numbering System)


Penomoran ini merupakan sistesis/gabungan dari cara seri dan unit. Dimana setiap pasien
yang berkunjungan diberikan satu nomor baru, tetapi berkas rekam medisnya yang terdahulu
digabungkan dan disimpan pada nomor yang paling baru. Apabila berkas rekam medis lama
diambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor yang baru harus diberi tanda petunjuk keluar
(out guide), yang menunjukan kemana berkas rekam medis tersebut dipindahkan. Tanda
petunjuk tersebut diletakan menggantikan berkas rekam medis yang lama. Hal ini sangat
membantu ketertiban dalam penyimpanan berkas rekam medis.

4. Apa isi Rekam Medis?

Jawab:

Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 data-data yang harus dimasukkan


dalam Medical Record dibedakan untuk pasien yang diperiksa di unit rawat jalan dan rawat
inap dan gawat darurat. Setiap pelayanan baik di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat
dapat membuat rekam medis dengan data-data sebagai berikut:

1. Pasien Rawat Jalan

Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara
lain:

a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik dan
j. Persetujuan tindakan bila perlu.

2. Pasien Rawat Inap

Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara
lain:

a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Persetujuan tindakan bila perlu
i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (discharge summary)
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan ksehatan.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
m. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik

3. Ruang Gawat Darurat

Data pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya
antara lain:

a. Identitas Pasien
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu.
e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana
tindak lanjut.
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain dan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
5. Sebutkan indikator pelayanan rumah sakit yang dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan RS

Jawab:

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat


pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut
bersumber dari sensus harian rawat inap :

BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)


BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count
days in a period under consideration. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah
prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu
periode)) X 100%
AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)AVLOS menurut
Huffman (1994) adalah the average hospitalization stay of inpatient discharged during the
period under consideration. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal
antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus :
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +
mati)
BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah …the net effect of changed in occupancy rate and
length of stay. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-
tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah
sakit.
Rumus :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 permil
GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita
keluar.Rumus :
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000
permil

Anda mungkin juga menyukai