Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN PELAYANAN HOME CARE

DISUSUN OLEH :
EGGI PURNAMA ( CKR0200085 )
Jirhan Purnama ( CKR0200093 )
Yudha Anugrah Pratama ( CKR0200118 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN KUNINGAN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi Maha Penyayang,puji
dan syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya yang telah melimpah rahmat dan
karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “ Manajemen
Pemasaran Pelayanan Home Care “ tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Elektif
( Manajemen Care / Home care ). Dengan penulisan ini.Diharapkan dapat
menanbah wawasan pembaca terkait Elektif ( Manajemen Care / Home care )
khususnya mengenai manajemen pemasaran pelayanan home care.

Meski demikian kami menyadari bahwa tidak menutup kemunkinan masih


banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sebagai acuan agar
dapat lebih baik lagi dalam menulis di masa mendatang.

Kuningan , 6 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek Legal dan Etik serta Isu-isu Legal dan Etik dalam Home
Care…………………………………………………………………………
B. Perijinan dan Akreditasi Home Care………………………………….
C. Kebijakan Home Care di Indonesia……………………………………
D. Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care…………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga
informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan
cepat diketahui oleh masyarakat. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan
keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan
dinegara yang telah berkembang, social ekonomi masyarakat semakin meningkat
sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di
lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang
murah dan terjangkau, sehingga memerlukan perawatan ebih lama di rumah sakit.

Lama perawatan dirumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era
peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar,
managed care, perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang
maju, karena penyebab langsung, atau efek langsung dari variable ini, industry
perawatan dirumah berkembang menjadi masalah yang kompleks dan harus diatasi
dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah memberi hasil yang
terbaik bagi setia individu.

Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu
dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan oleh pemberi
pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayana di rumah melalui staf atau
pengaturan berdsarkan perjanjian kerja atau kontark (Warola, 1980 Dalam
Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan di Rumah yang Disusun oleh
PPNI dan DEPKES)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek legal dan etik serta isu-isu legal dalam home care?
2. Bagaimana perizinan dan akreditasi dalam home care?
3. Bagaimana kebijakan home care di Indonesia?
4. Bagaimana kepercayaan dan budaya dalam home care?

C. Tujuan
1. Menjelaskan aspek legal dan etik serta isu-isu legal dalam home care.
2. Menjelaskan perizinan dan akreditasi dalam home care.
3. Menjelaskan kebijakan home care di Indonesia.
4. Menjelaskan keercayaan dan budaya dalam home care.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Legal dan Etik serta Isu-isu Legal dan Etik dalam Home Care
Fungsi hukum dalam praktik perawat adalah :

1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang


sesuai hukum.

2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.

3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.


Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

Landasan hukum praktek perawat adalah :

1. UU Kes. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dandaerah.

3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah.

4. UU No. 29 tentang praktik kedokteran.

5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktikperawat.

6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas.

7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraanpuskesmas.

8. SK Menpan No. 94 /KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional perawat.


9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.

10. Permenkes No. 920 tahun 1966 tentang pelayanan medik swasta.

Secara legal perawat data melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasakan


pendidikan dan pengalaman yang di miliki.Perawat dapat mengevaluasi klien
untuk mendapatkan pelayanan perawatan dirumah tanpa program medis tetapi
perawatan tersebut harus diberikan dibawah petunjk rencana tindakan tertulis yang
ditanda tangani oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan drumah membuat
rencana perawatan dan kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan
rencana tindakan medis.

Isu-isu legal dan etik dalam home care antara lain mencakup hal-hal sebagai
berikut:

1. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang


tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfuse darah melalui IV dirumah.
Aspekn legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti bertanggung
jawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga karena
kesalahan informasi dari perawat.

2. Pelaksanaan peraturan medicare atau peraturan emerintah lainnya tentang


perawatan dirumah. Alasan biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk
perawatan di rumah. Maka perawat yang memberi perawatan di rumah harus
menentukan apakah pelayanan akan diberikan jika ada resiko penggantian biaya
yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari medicare telah habis masa
berlakunya sedangkan klien membutuhkan perawatan yang terus-menerus tetapi
tidak ingin atau tidak mampu membayar baiayanya.
Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus memilih
antara menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan
klien yang menderita penyakit kronik. Perawat harus mengetahui kebijakan tentang
perawatan dirumah untuk melengkapi dokumentasi klinis yang akan memberikan
penggantian biaya yang optimal untuk klien. Pasal krusial dalam keputusan
mentee kesehatan (kepmenkes) 1239/2001 tentang raktik keperawatan antara lain
melakukan asuhan keperawatan meliputi: pengkajian, penetapan diagnosa
keprawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi. Pelayanan
tindakan medic hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter dalam
melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban untuk:

1. Menghormati hak pasien.

2. Merujuk kasus yang tidak tepat ditangani.

3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan; perundangan yang berlaku.

4. Memberikan informasi.

5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.

6. Melakukan catatan perawatan dengan baik.

Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang, perawat berwenang


melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukanuntuk
penyelamatan jiwa.Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus
mencantumkan SIPP di ruang praktiknya. Perawat yang menjalankan
praktikperorangan tidak diperbolehkan memasang papan praktik (sedang dalam
proses amandemen). Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam
bentuk kunjungan rumah.
Etik moral dalam perawatan mandiri :

1. Membedakan apa yang baik dengan yang buruk – nilai benar dan salah-
yanglayak dan tidak layak

2. Hak dan kewajiban moral (akhlak) – nilai yang berhubungan dengan akhlak.

3. Etik & moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-
prinsip yang menjadi penuntun dalam berperilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak – hak klien Perawat dalam melaksanakan praktik berwenang
untuk:

1. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,penetapan


diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan sebagaiaman dimaksud ayat (1)
meliputi: terapi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan.

2. Tindakan medik sesuai permintaan tertulis dari dokter pelaporan dan


registrasi perawat harus melaporakan dan diregistrasi terlebih dahulu untuk
mendapatkan SIP Pendekatan Perilaku Etis Profesional :

Pendekatan Prinsip:

1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaanterhadap


kapasitas otonomi setiap orang.

2. Menghindari berbuat suatu kesalahan.

3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaatdengan


segala konsekuensinya.

4. Keadilan; menjelaskan tentang manfaat, resiko yang dihadapi.


Pendekatan Berdasar Asuhan:

1. Berpusat pada hubungan dalam asuhan.

2. Meningkatkan penghormatan/ penghargaan martabat klien sebagai manusia.

3. Mau mendengarkan dan mengolah saran dari orang lain sebagai tanggung
jawab professional.

4. Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi kebajikan


seperti:kebaikan, kepedulian, empati, peran kasih sayang dan menerima kenyataan.

B. Perijinan dan Akreditasi Home Care

Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan


rumah dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non professional
diatur sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.

Persyaratan perizinan:

1. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaristentang


yayasan di badan kesehatan.

2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumahkepada


Dinas Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:

a) Rekomendasi dari organisasi profesi.

b) Izin lokasi bangunan.

c) Izin lingkungan.
d) Izin usaha.

e) Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang manajemen


pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi,dan sarana
transportasi.

f) Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan


sertifikasipelayanan kesehatan rumah.

g) Memiliki SIP, SIK dan SIPP.

h) Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran pelayanan


kesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok.

i) Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan


kesehatan harus memiliki SIK.

j) Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP


Akreditasi

Penilaian kembali terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterima


masyarakat, dilakukan baik oleh pemerintah atau badan independen yang akan
mengendalikan pelayanan kesehatan rumah. Tujuan proses akreditasi, agar seluruh
komponen pelayanan dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi penyalah gunaan
serta penyimpangan.

Komponen evaluasi meliputi:

1. Pelayanan masyarakat

2. Organisasi dan admnistrasi

3. Program
4. Staf/personal

5. Evaluasi

6. Rencana yang akan datang

Standar penilaian akreditasi khusus home care yang dikeluarkan oleh Komite Joint
Commission International (JCI) ini merupakan standar penilaian penerapan home care berfokus
pada pasien. Penilaian tersebut meliputi keselamatan pasien,akses dan asesmen pasien, hak dan
tanggung jawab pasien, perawatan pasien dan kontinuitas pelayanan, manajemen obat pasien,
serta pendidikan pasien dan keluarga .Perawat yang memiliki peran advokasi bertanggung jawab
dalam mempertahankan keamanan pasien, mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi
pasien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan.Penerapan pendidikan bagi pasien dan
keluarga perawat dapat memberikan informasi tambahan untuk pasien yang sedang berusaha
memutuskan suatu masalah, memberikan pendidikan kesehatan yang menunjang kesehatan
pasien. Hal – hal tersebut diatas dapat ditunjang dengan pengetahuan perawat terkait penerapan
dan pelaksanaan pendidikan pada pasien dak keluarga di unit pelayanan home care.

C. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah suatu proses menempatkan konsumen ke dalam sub


kelompok yang memiliki respon yang sama terhadap suatu program pemasaran
(Cravens, 1997)

Dasar Segmentasi Pasar yaitu :

1. Geografis: Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan membagi-bagi


pasar dalam beberapa unit geografis yang berbeda-beda seperti daerah, popu-lasi,
kepadatan dan iklim.
2. Demografis: Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan membagi-
bagi pasar dalam beberapa grup dengan basis-basis variabel seperti usia, jenis
kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, ukuran keluarga, siklus hidup
keluarga, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.

3. Psikografis: Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan membagi kon-


sumen atas beberapa grup yang berbeda-beda dengan basis variabel gaya hidup dan
kepribadian.

4. Perilaku: Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan membagi


konsumen atas grup-grup yang berbeda dengan ba-sis variabel seperti status
pengguna, ke-setiaan merek, tingkat penggunaan, manfaat yang dicari, kesempatan
peng-gunaan, kesiapan membeli dan sikap terhadap produk.

D . Penentuan Target Pasar

Penentuan target Pasar dimulai dengan menganalisis segmen yang paling


sesuai dan memenuhi kriteria segmentasi Pasar yang efektif yaitu harus dapat
diukur (measurable), jumlahnya cukup besar (substansial), dapat dijangkau
(accesible), dapat dibedakan (diffirentiable), dan dapat dilaksanakan (actionable)
Potensi penentuan terget pasar yang bertambah dikarenakan banyak hal
diantaranya yaitu untuk menghindari kerumunan dan pergi ke fasilitas umum
khususnya klinik ataupun Rumah Sakit karena target pasar home care relatif rentan
terpapar virus lainnya

E. Positioning

Oleh sebab itu pelayanan yang dilakukan di pelayanan home care menitik berakan
dalam memberikan pelayanan yang komprehensif dengan kualitas yang baik
sehingga masyarakat dapat terjaga kesehatannya dengan lebih baik lagi dan akan
mendapatkan hasil yang lebih baik tetapi dengan harga yang murah sehingga
masyarakat tidak begitu khawatir dengan pembiayaan apabila
masyarakatmengalami kesakitan:

1. Produk
Pada produk layanan home care lebih menitik beratkan pada perawatan
luka modern dimana penyakit kronis utamanya diabetes melitus dapat
menyebabkan luka yang sembuh dalam jangka waktu yang lama. Tetapi
dengan perawatan luka yang baik maka masalah tersebut akan dapat diatasi
dengan lebih baik dan lebih cepat dalam penyembuhannya.

2. Price
Salah satu kunci untuk memenangkan pasar dalam persaingan bisnis
adalah penetapan harga. Selain itu harga juga merupakan suatu cara untuk
mengenalkan suatu produk yang baru, selain itu menetapkan harga juga
untuk menentukan keuntungan yang diperoleh dalam suatu bisnis.
3. Place
Layanan home care dengan kunjungan rawat jalan hingga 13.000
kunjungan per bulannya dapat menjadi pasar yang dapat diperkenalkan
kepada pasien tersebut. Sehingga dapat menjadi poin pendapatan rumah
sakit.

4. Promotion
Sarana promosi yang digunakan oleh layanan home care . Website dan
media social RSU akan berisi tentang profil RSU sejarah berdirinya, misi
dan visi, layanan, fasilitas, testimonial, hasil perawatan, dan juga
saranperbaikan. Selain itu, pada website ini masyarakat dapat melihat
seluruh layanan yang ada di rumah sakit dan dapat mencoba apabila akan
menikmati pelayanan yang ada di rumah sakit ttersbut, adanya materi
edukasi pula Oktober 2019 Jurnal ARSI/Volume 6 Nomor 1 58 mendukung
program indonesia sehat dengan promotif dan preventif kepada masyarakat
serta pemesanan via website serta sosial media lain seperti Facebook,
instragram, untuk menginformasikan kepadamasyarakat pelayanan-
pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum.

F. Kebijakan Home Care di Indonesia

Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan yang


diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam
memberikanpelayanan berkewajiban mematuhi standar praktek. Perawat dalam
menjalankan praktek harus membantu program pemerintahdalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan
harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya, baik diselenggarakan oleh pemerintah maupun
organisasi profesi.Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien,
perawat berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenanga.
Pelayanan dalam keadaan darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Perawat
yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP diruang
prakteknya. Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak

diperbolehkan memasang papan pr aktek.Perawat yang memiliki SIPP dapat


melakukan asuhan keperawatan dalambentuk kunjungan rumah.Perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk kunjungan rumah harus membawa
perlengkapan perawatan sesuai kebutuhan. Perawat dalam menjalankan praktik
perorangan sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan, yang sesuai dengan
standar perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi:

a. Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan.

b. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan.

c. Keperawatan maupun kunjungan rumah.

d. Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan kunjungan,


formulir catatan tindakan asuhan keperawatan, serta formulirrujukan.

F. Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care

Perawat saat bekerja sama dengan keluarga harus melakukan komunikasisecara


alamiah agar mendapat gambaran budaya keluarga yang sesungguhnya.Halini
terkait dengan sistem nilai dan kepercayaan yang mendasari interaksi dalam pola
asuh keluarga.Praktik mempertahankan kesehatan atau menyembuhkanangg ota
keluarga dari gangguan kesehatan dapat didasarkan pada kepercayaanyang dianut.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock
maupun culture imposition. Cultural shock terjadi saat pihak luar(perawat)
mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompokbudaya
tertentu (klien) sedangkan culture imposition adalah kecen derungan tenaga
kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan memaksakan
nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya
padaindividu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini
bahwa buday nya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komperehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga diberikan kepada
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

Dalam melakukan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
aspek legal dan etik serta isu-isu legal dalam home care, perizinan dan akreditasi
dalam home care, kebijakan home care di Indonesia, dan keercayaan dan budaya
dalam home care. Hal ini dilakukan dalam proses perawatan yang akan dilakukan
untuk pasien. Untuk menghindari adanya saling menyalahkan dalam home care
tersebut sehingga tidak ada pihak yang saling merugikan. Sehingga pasien juga
mendapatkan perawatan yang baik serta perawat juga mengerti dan memahami
peraturan-peraturan yang ada dan langkah-langkah dalam menjalankan home care.

B. Saran

1. Bagi perawat

Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.

2. Bagi pasien dan keluarga


Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care,
tetap kritis namun bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1239/Menkes/Sk/Xi/2001.Tentang Registrasi Dan Praktik
PerawatMulyanasari, Fertin. 2014. Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Pasien
Dan KeluargaPada Pelayanan Home Care Berstandar Joint Commission
International Di Rumah

Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Gadjah


Mada.http://etd.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id
=73268&is_local=1. 27 Oktober 2014

Peraturan Menteri Kesehatan Republik


IndonesiaNomor.HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktikperawatWerdati, Sri, 1999. Home Care Dan
Homeservice, Makalah Seminar Implementasi Dan Praktik Keperawatan
Mandiri. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas muhammadiyah
Yogyakarta : Yogyakarta.

Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual
Perawatan dirumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai