Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Makalah Aspek Legal Etik
dalam Home Care (Landasan Hukum Home Care)” ini dengan lancar.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Despita Pramesti, S.Kep., Ns., M.Kes sebagai dosen pengampu


mata kuliah Sistem Perkemihan
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari


sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

Yogyakarta, 09 Oktober 2017

1
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 4
D. Manfaat .......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................... 6

A. Kebijakan Home Care di Indonesia


B. Aspek Legal dan Etik Home Care .................................................. 6
C. Perijinan dan Akreditasi Home Care.............................................. 10
D. Persyaratan Pendirian Homecare ................................................... 13
E. Mekanisme Pelayanan Home Care ................................................ 16
F. Pemantauan, Pembinaan dan Penilaian Usaha Home Ca............... 19
G. Persyaratan pendirian home care di RS pemerintah dan RS
swasta .................................................................................. 21

BAB V PENUTUP .................................................................................... 25

A. Kesimpulan .................................................................................... 25
B. Saran ............................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 27

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam
kondisi yang paling baik untuk beraktivitas. (Florence Nightingale,
1895)
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, perawatan dan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
(Martha Roger, 1970)
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang sifatnya dinamis
dan berkembang secara terus menerus dan melibatkan masyarakat yang
semakin berubah pula, sehingga perlu adanya perubahan dalam hal
pemenuhan dan metode keperawatan untuk menyesuaikan perawat dengan
adanya perubahan yang terjadi pada masyarakat. Trend dalam keperawatan
yang berkembang sekarang ini adalah trend keperawatan yang bersifat
holistik (menyeluruh) yang berarti perawat melakukan perawatan kepada
pasien secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat
maupun sakit serta interaksinya dengan keluarga dan komunitas.
Perkembangan tren praktik keperawatan meliputi kemandirian yang
diberikan oleh pemerintah kepada perawat untuk membuka praktik
keperawatan.

Adanya perkembangan yang pesat dalam dunia Keperawatan di


Indonesia disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat, sehingga masyarakat dapat dengan cepat mengakses dan mengetahui
informasi serta teknologi terkini. Era globalisasi yang semakin berkembang
sehingga menuntut keperawatan di Indonesia harus dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan keperawatan di negara yang sudah berkembang.
- Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga
masyarakat dengan ekonomi tinggi menuntut pelayanan kesehatan yang

3
berkualitas sedangkan masyarakat dengan ekonomi rendah mengharapkan
pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau untuk kalangan mereka.
Sampai saat ini masyarakat di Indonesia hanya mengenal bentuk
pelayanan kesehatan dalam system pelayanan kesehatan seperti pelayanan
rawat inap dan pelayanan rawat jalan. Di sisi lain banyak dari masyarakat
yang menderita sakit namun karena adanya pertimbangan tertentu akhirnya
mereka lebih memilih untuk dirawat di rumah. Adapun pertimbangan
tersebut diantaranya adalah orang dengan kasus penyakit terminal,
keterbatasan biaya untuk membayar fasilitas selama dirawat di rumah sakit
dan beberapa masyarakat merasa lebih nyaman jika dirawat di rumah sendiri
dibandingkan dirawat di rumah sakit (Depkes, 2012). Mereka belum
mengetahui adanya pelayanan home care. Oleh sebab itu dalam makalah ini
akan dibahas mengenai issue tentang home care beserta aspek legal etik
yang ada dalam home care dan hal-hal lain yang berkaitan dengan home
care .

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek legal etik dalam home care?
2. Bagaimana meknisme perizinan dan aplikasi dalam home care?
3. Bagaimana kebijakan home care di Indonesia?
4. Bagaimana kepercayaan dan kebudayaan dalam home care?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang aspek legal etik dalam home care
2. Untuk mengetahui tentang meknisme perizinan dan aplikasi
dalam home care
3. Untuk mengetahui tentang home care di Indonesia
4. Untuk mengetahui tentang kepercayaan dan kebudayaan dalam
home care

D. Manfaat
a. Umum

4
1) Pembaca dapat mengetahui tentang issue dan aspek legal etik
dalam home care
2) Pembaca dapat mengetahui tentang meknisme perizinan dan
aplikasi dalam home care
3) Pembaca dapat mengetahui tentang kebijakan home care di
Indonesia
4) Pembaca dapat mengetahui tentang kepercayaan dan kebudayaan
dalam home care

b. Khusus
1) Penulis dapat mengetahui tentang issue dan aspek legal etik dalam
home care
2) Penulis dapat mengetahui tentang meknisme perizinan dan aplikasi
dalam home care
3) Penulis dapat mengetahui tentang kebijakan home care di Indonesia
4) Penulis dapat mengetahui tentang kepercayaan dan kebudayaan
dalam home care
5) Penulis dapat melatih kemampuan menulis dalam sebuah makalah

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kebijakan Home Care di Indonesia

Departemen Sosial RI (2003) dalam Loka Karya Nasional


Pelayanan Lanjut Usia di Rumah (Home Care) menyebutkan jika
jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 adalah 203. 456.000
orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 17.767.709 jiwa atau 7.79%
adalah lanjut usia. Prediksi pada tahun 2010 jumlah lanjut usia
meningkat menjadi 11.2% (28.822.879 jiwa).
Menurut Munandar (2013) saat ini masa rawat inap di rumah
sakit bisa dikelola menjadi semakin pendek untuk mengurangi beban
pasien, juga akan meningkatkan efisiensi kepada RS. Permasalahan
yang timbul dari hal ini adalah tidak semua keluarga siap untuk
merawat pasien di rumah karena ketidak mampuan dan
ketidakmauan keluarga untuk merawat pasien di rumah setelah
pulang dari rumah sakit. Berdasarkan kondisi tersebut, pelayanan
kesehatan di rumah menjadi alternatif solusi untuk memudahkan
keluarga dalam merawat klien.
Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk
menggunakan sistem pelayanan keperawatan di rumah (Home Care)
maka klien dan keluarga menginginkan pelayanan keperawatan yang
tidak diperolehnya di rumah sakit. Namun, tidak sedikit juga yang
menginginkan perawatan pasien sakit di rumah. Kondisi ini tidak
semua pasien bisa menikmatinya karena tingkat ekonomi setiap
pasien berbeda. Hal yang terburuk dari kondisi ini adalah banyak
pasien yang pasrah dengan kondisi sakitnya, bahkan sampai ada
yang berakhir dengan kematian.
Kebijakan Home Care mengacu pada hak perawat untuk
melakukan asuhan mandiri kepada klien. Aspek legal keperawatan
mandiri sendiri sudah tertulis dalam UU. No. 23 tahun 1992 tentang

6
kesehatan pasal 32 ayat 4 yang berbunyi: “Pelaksanaan pengobatan
dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan/ilmu
keperawatan hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyaki keahlian dan kewenangan untuk itu,”. Dasar hukum
praktik mandiri lain adalah UU. No. 20 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, pasal 73. KepMenkes 1239/2007 tentang Registrasi dan
Praktik perawat dan juga RUU Keperawatan tentang Praktik
Keperawatan yang berbunyi: “Praktik keperawatan adalah tindakan
mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem klien dan tenaga
kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, termasuk praktik keperawatan individual dan
berkelompok,”.
Menurut PPNI kebijakan pembiayaan Home Care adalah:
Prinsip Penetuan Tarif
a. Pemerintah/masyarakat bertanggung jawab dalam
memelihara kesehatan
b. Disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan
sosial
c. Mempertimbangkan masyarakat berpenghasilan rendah/asas
gotong royong
d. Pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling
membantu
e. Mencakup seluruh unsur pelayanan secara profesional

Jenis pelayanan dengan tarif

a. Jasa pelayanan tenaga kesehatan


b. Imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan
langsung oleh pasien
c. Dana transportasi untuk kunjungan pasien

Kebijakan pengelolaan pelayanan home care masih termasuk dalam


pelayanan keperawatan dalam keluarga. Menurut KMK No. 908

7
tentang Pelayanan Keperawatan Keluarga, kebijakan yang diatur
adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan Jangkauan Pelayanan


Peningkatan jangkauan pelayanan keperawatan keluarga
meliputi penyediaan sumber dana dan sumber daya manusia
yang profesional serta penyediaan sarana pelayanan secara
merata dan terjangkau oleh masyarakat.
b. Penetapan Prioritas Sasaran Pelayanan
Upaya pelayanan keperawatan keluarga diprioritaskan pada
keluarga rawan kesehatan maupun keluarga risiko tinggi
serta keluarga yang memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan, sedangkan sasaran untuk upaya perluasan
jangkauan pelayanan lebih ditujukan kepada kelompok
keluarga berpenghasilan rendah, tinggal di daerah terpencil
(kepualuan dan perbatasan), daerah pemukiman baru, daerah
kumuh perkotaan.
c. Penggerakan dan Pemberdayaan Keluarga dan Lingkungan
Upaya pelayanan keperawatan keluarga merupakan
pelayanan yang difokuskan pada keluarga dengan melibatkan
peran serta anggota keluarga dan lingkungannya serta
berkolaborasi dengan disiplin lain sesuai kebutuhan.
d. Peiningkatan Kualitas Pelayanan
Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan keluarga
dilaksanakan dengan pendekatan holistik dan koordinasi
terpadu baik lintas program maupun lintas sektor.
e. Pemantapan Tatanan Pelayanan Keperawatan Keluarga
Upaya pelayanan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan
pada tatanan pelayanan kesehatan di Puskesmas (termasuk
home care), rumah sakit sebagai rujukan, klinik sesuai
kebutuhan.
f. Peningkatan Pembiayaan Pelayanan Keperawatan Keluarga

8
B. Aspek Legal dan Etik Home Care
1. Pengertian Home Care
Home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit (Depkes, 2002 dalam
Handra, 2013).
Menurut American Nurses Association (ANA) tahun 1992,
pelayanan kesehatan di rumah (home care) adalah perpaduan
dari pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dengan
pelayanan perawatan spesialis yang terdiri dari perawat
komunitas, perawat maternitas, perawat gerontic, perawat
psikiatri dan perawat medikal bedah.
2. Dasar Hukum dalam Home Care
Dasar hukum dari praktik home care adalah praktik
pelayanan mandiri perawat yang diatur dalam beberapa undang-
undang. Diantaranya yaitu:
a. UU Kes. No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
b. PP. No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat
dan daerah
c. UU. No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU. No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan
praktik perawat
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar
puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman
penyelenggaraan Perkesmas

9
h. SK Menpan No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang jabatan
fungsional perawat.
i. PP. No. 32 tahun 1996 tentang pelayanan medik swasta
j. Permenkes RI No. HK. 02.02/MENKES/148/2010 tentang
izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

3. Penyelenggaraan home care di indonesia


Home care menurut PERMENKES NO 9 TAHUN 2014. Isi nya
terdapat pada pasal 32 ayat (2)dan (4) yang berbunyi “ pelayanan
yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk
rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari ( one day care )dan /
atau Home Care”.” Home Care sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka
yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan dampak penyakit.
4. Prinsip Pelayanan Home Care
Menurut PPNI (2009) prinsip pelayanan home care adalah:
a. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
b. Pelaksanaan home care terdiri dari profesi kesehatan yang
ada (dokter, bidan, perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan
tenaga profesi lain).
c. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan
dalam praktik
d. Mengumpulkan data secara akurat, sistematis, dan
komperhensif
e. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan
dalam menetakan diagnosa

10
f. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada
kebutuhan dasar pasien
g. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari preventif,
kuratif, promotif, dan rehabilitatif
h. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam
intervensi keperawatan, medik, dan lainnya
i. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu
melalui manajemen khusus
j. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota
tim
k. Mengembangkan kemampuan profesional
l. Berpartisipasi dalam kegiatan riset untuk pengembangan
home care
m. Menggunakan kode etik profesi dalam pelaksanaan
pelayanan home care.

5. Kode etik profesi perawat


Kode etik perawat menurut PPNI:
Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien,
dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis, kelamin, aliran politik,
dan agama yang dianut serta kedudukan social.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menhormati
nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari klien
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya

11
kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Perawat dan Praktik
a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang
keperawatan melalui belajar terus menerus
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan
yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan
pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan kilen
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan
serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang
lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukan perilaku profesional

Perawat dan masyarakat

a. Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat


untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat

Perawat dan teman sejawat

a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan


sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya
dan di dalam memelihara keserasian suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak
kompeten, tidak etis, dan illegal.

Perawat dan profesi

12
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
b. Perawat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk
membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif
demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

C. Perijinan dan Akreditasi Home Care


1. Perijinan
Perijinan praktik keperawatan home care diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014
tentang Klinik. Hal tersebut diatur dalam bab V tentang
penyelenggaraan dengan isi pasal sebagai berikut:
Pasal 32
(1) Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
(2) Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif
da rehabilitatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawan inap, pelayanan
satu hari (one day care) dan/ atau home care.
(3) Pelayanan satu hari (one day care) sebagaimana dimaksud
pada aya (2) merupakan pelayanan yang dilakukan oleh
pasien yang sudah ditegakkan diagnosa secara definitif dan
perlu mendapatkan tindakan atau perawatan semi intensif
(observasi) setelah 6 (enam) jam sampai dengan 24 (dua puluh
empat) jam.
(4) Home care sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang

13
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkn kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan dampak penyakit.

Syarat bagi perawat home care sendiri adalah harus memiliki


registrasi dan lisensi, memiliki kemampuan tindakan keperawatan
profesional, memiliki knowledge, skill dan sikap yang profesional,
etik dan moral yang baik serta adanya standar profesi. (Handra,
2013)

Menurut Permenkes 1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik


Keperawatan menyebutkan jika untuk melakukan praktik mandiri
perawat harus memiliki SIP (Surat Ijin Perawat), SIK (surat ijin
kerja) dan SIPP (Surat Ijin Praktik Perawat) yang dikeluarkan oleh
organisasi profesi.

Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis institusi yang dapat


memberikan layanan home care, antara lain Institusi pemerintah
dalam bentuk perawatan kasus/keluarga risiko tinggi (baik ibu, bayi,
balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan
puskesmas. Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah
kalangan menengah ke bawah. Institusi sosial yang melaksanakan
pelayanan home care dengan sukarela dan tidak memungut biaya
biasanya dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan
penyandang dananya adalah donatur. Institusi swasta dalam bentuk
praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok
menyelenggarakan pelayanan home care dengan menerima imbalan
baik jasa secara langsung dari klien atau pembayaran melalui pihak
ketiga (asuransi).

Hospital home care adalah perawatan lanjutan pada klien yang


telah dirawat di rumah sakit, keluarga masih memerlukan bantuan
layanan keperawatan, maka dilanjutkan di rumah.

14
Pendirian home care yang bersifat swasta adalah berbadan
hukum yang ditetapkan dalam akte notaris kemudian mengajukan
ijin usaha Home Care Dinkes kepada kab/kota setempat dengan
melampirkan:

a. Surat rekomendasi dari PPNI untuk mendirikan usaha Home


Care
b. Ijin lokasi bangunan
c. Ijin dari lingkungan setempat
d. Ijin usaha
e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi: ruang direktur,
ruang manajemen pelayanan, gudang sarana dan peralatan,
sarana komunikasi, sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktik profesi dan
sertifikasi home care.
2. Akreditasi Home Care
Akreditasi home care diatur dalam akreditasi fasilitas
kesehatan (Faskes) primer. Penerapan standar akreditasi mutu
Puskesmas dan Fasyankes primer dibedakan standar untuk
fasyankes di perkotaan, pedesaan, dan DPTK (daerah tertinggal).
Akreditasi Faskes Primer meliputi: PKM, Klinik Pratama,
Balai/Lembaga Yankes dan Praktik Mandiri.
Komite Joint Commmission International (JCI)
mengeluarkan standar akreditasi khusus home care. Standar
penilaian akreditasi ini merupakan standar penilaian penerapan
home care berfokus pada pasien. Penilaian tersebut meliputi
keselamatan pasien, askes dan asesmen pasien, hak dan tanggung
jawab pasien, perawatan pasien dan kontinuitas pelayanan,
manajemen obat dan pasien, serta pendidikan pasien dan
keluarga.
Perawat juga memiliki peran advokatsi yang bertanggung
jawab dalam mempertahankan keamanan pasien, mencegah
terjadinya kecelakaan dan melindungi paisen dari kemungkinan

15
efek yang tidak diinginkan. Penerapan pendidikan bagi pasien
dan keluarga perawat dapat memberikan informasi tambahan
untuk pasien yang sedang berusaha memutuskan suatu masalah,
memberikan pendidikan kesehatan yang menunjang kesehatan
pasien. Hal-hal tersebut dapat ditunjang dengan pengetahuan
perawat terkait penerapan dan pelaksanaan pendidikan pada
pasien dan keluarga di unit pelayanan home care.

16
D. Persyaratan Pendirian Homecare

Usaha Homecare Wajib Memiliki Minimal Prasyarat Diantaranya:

Ketenagaan Homecare
a. Manajer kasus, dengan kualifikasi:

 Perawat Homecare Minimal Lulusan DIII Keperawatan dan S1


Keperawatan
 Memiliki sertifikat pelatihan home care
 Memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun
 Memiliki SIP, SIK atauSIPP

b. Pelaksana pelayanan homecare dengan kualifikasi (Syarat Wajib Bagi


Perawat Homecare) :

 Minimal D.III Kepearawatan


 Memiliki sertifikat pelatihan home care
 Memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun
 Memiliki SIP, SIK atau SIPP

Kelengkapan Alat dan Sarana serta Prasarana Mendirikan Homecare:

a. Alat kesehatan

1. Tas/ kit
2. Pemeriksaan fisik
3. Set perawatan luka
4. Set emergency
5. Set pemasangan selang lambung
6. Set huknah
7. Set memandikan
8. Set pengambilan preparat
9. Set pemeriksaan lab. Sederhana

17
10. Set infus/ injeksi
11. Sterilisator
12. Pot/ urinal
13. Tiang infuse
14. Tempat tidur khusus orang sakit
15. Pengisap lendir
16. Perlengkapan oxygen
17. Kursi roda
18. Tongkat / tripot / walker
19. Perlak / alat tenun

b. Alat habis pakai

1. Obat emergency
2. Perawatan luka
3. Suntik/ pengamian darah
4. Untuk infuse
5. Pemasagan selang lambung
6. Huknah, selang lambung, kateter
7. Sarung tangan, masker
8. Dll

STANDART ALAT HOME CARE menurut (Drs.I Nyoman Cakra,


A.Md.Kep, SH.,2006.)
Peralatan Home Care :

1. Set tempat tidur khusus orang sakit


2. Set kursi roda/ tongkat/ kruk/ tripot
3. Set oksigen
4. Set penghisap lender
5. Set bab/ bak
6. Set suntik
7. Set perawatan luka

18
8. Set pemasangan selang lambung
9. Set huknah/ klisma
10. Set pemasangan selang catheter
11. Set preparat pemeriksaan laboratorium.
12. Set formulir untuk asuhan keperawatan

Bahan Habis Pakai Home Care

1. Kasa/ kapas steril


2. Kertas tissue
3. Cairan pelicin/ minyak/ jelly
4. Plester/ pembalut
5. Kantong plastik untuk sampah biologis dan infeksius.
6. Alkohol 70 %/ cairan desinfektan
7. Obat merchurochrom 70 %
8. Tabung plastik/ botol tempat preparat tinja, urine.
9. Bilah kayu untuk mengambil preparat.
10. Sabun/ deterjen.11. Resusisator untuk bayi
11. Spuit dan jarum suntik dispossible ukuran. 1, 2, 3, 5, 10, 20

Obat-obatan Emergency Home care

1. Adrenalin
2. Dexametazon
3. Xyllo dan Deladryl
4. Cairan infusdan set infus

c. Sarana lain

1. Alat dan media pendidikan kesehatan


2. Ruangan beserta perlengkapannya
3. Kendaraan
4. Alat komunikasi
5. Alat informasi/ dokumentasi

19
Cara dan Syarat Mengurus Perijinan Pendirian Home Care
a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya )
b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melampirkan:

1. Rekomendasi PPNI
2. Ijin prakik perawat ( SP, SIK, SIPP )
3. Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan
transportasi
4. Ijin lokasi bangunan
5. Ijin lingkungan
6. Ijin usaha
7. Persyaratan tata ruang bangunan untuk homecare

E. Mekanisme Pelayanan Home Care

1. Proses penerimaan kasus

1. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana


lain, keluarga.
2. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola
kasus.
3. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan
kasus

2. Proses pelayanan home care

a. Persiapan

1. Pastikan identitas pasien


2. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
3. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
4. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
5. Siapkan file asuhan keperawatan

20
6. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

b. Pelaksanaan

1. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.


2. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
3. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
4. Membuat rencana pelayanan
5. Lakukan perawatan langsung
6. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
7. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan
8. Dokumentasikan kegiatan

c. Monitoring dan evaluasi

1. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal


2. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
3. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan

d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :

1. Tercapai sesuai tujuan


2. Kondisi pasien stabil
3. Program rehabilitasi tercapai secara maximal
4. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
5. Pasien di rujuk• Pasien menolak pelayanan lanjutan
6. Pasien meninggal dunia

F. Pemantauan, Pembinaan dan Penilaian Usaha Home Care

a. Pemantauan Home Care

1. Aspek fisik
2. Manajerial

21
3. Sumber daya
4. Pelayanan
5. Pembiayaan

b. Pembinaan Home Care

1. Aspek fisik
2. Manajerial
3. Sumber daya
4. Pelayanane. Pembiayaan

c. Penilaian Home Care

1. Kelengkapan dokumen
2. Kesesuaian pelayanan dari berbagai profesi
3. Kepuasan pelanggan
4. Kemandirian pasien/ keluarga

Besar harapan kami, semoga artikel yang berjudul "Persyaratan dan Cara
Mendirikan Usaha Homecare" ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan tambahan bagi anda yang ingin mendirikan usaha homecare

G. Persyaratan pendirian home care di RS pemerintah dan


RS swasta

Persyaratan pendirian home care di RS pemerintah dan RS swasta


a. Fase Persiapan
Struktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager
administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana
pelayanan.
1) Perizinan
Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan
hukum yg ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care
kpd Dinkes Kab/Kota setempat dg melampirkan :

22
a) Rekomendasi dari PPNI
b) Ijin lokasi bangunan
c) Ijin lingkungan
d) ijin usaha
e) Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :
- ruang direktur
- ruang menajemen pelayanan
- gudang sarana dan peralatan
- sarana komunikasi
- sarana transportasi
- Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home
care
- Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di
wilayah tempat berdirinya home care dengan memperhatikan golongan
ekonomi lemah Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai
seperti perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier, aksigen, suction dan juga
peralatan komputer dan perlengkapan kantor.
2) Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap
alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari
pasien/keluarga.
Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan
keluarga, persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.
3) Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi,
dokter, laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.Transportasi terutama
untuk perawat home care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu
perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat pelayanan lainnya. Sistem
gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih berorientasi pada
kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata.
Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali
selesai merawat pasien.
b. Fase Implementasi

23
Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian
kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil
pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan klien
selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu, biaya dan
sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau pelaksanaan pelayanan
keperawatan oleh perawat pelaksana.
c. Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor
menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melak
kunjungan ke klg untuk penyelesaian administrasi.
d. Fase Pasca Kunjungan
Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan:
- Angket
- Pertelepon
- lewat email
- Kunjungan Mengenai : pelayanan perawatan, komunikasi, sarana, dll

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2014 Pasal 28 telah dijelaskan bahwa perawat dapat melakukan praktik
mandiri baik di fasilitas kesehatan atau tempat lainnya.
Adapun issu dan aspek legal etik dalam home care antara lain adalah
resiko atas praktik yang dilakukan, pertanggungjawaban atas kesalahan
yang dilakukan perawat kepada pasiennya dan yang terakhir adalah
pelaksanaan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah mengenai
praktik keperawatan di rumah.
Mekanisme perizinan untuk melakukan praktik keperawatan di
rumah adalah dengan cara melakukan permohonan izin kepada kepala dinas
kesehatan di kota setempat dengan dilengkapi berbagai berkas diantaranya
seperti SIP, SIK dan SIPP.
Akreditas mengenai home care telah dikeluarkan oleh Komite Joint
Commission International (JCI), dimana fokus penilaian akreditas pada
home care adalah pasien.
Kebijakan home care di Indonesia adalah perawat harus melakukan
praktik keperawatan sesuai dengan standar praktek yang telah ditetapkan,
selain itu dalam kegiatan praktik keperawatan mandiri perawat juga harus
membantu program pemerintah dalam hal meningkatkan derajat kesehatan
warga Indonesia.
Untuk mengetahui kebudayaan pasien maka perawat harus
melakukan komunikasi secara alamiah yang biasanya dijadikan sebagai
kepercayaan oleh pasien.

B. Saran
Kesempatan yang telah diberikan pemerintah kepada perawat
mengenai perawat diperbolehkan untuk membuka praktik mandiri seperti
home care sebaiknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Perawat juga
harus memperhatikan apa saja larangan dan sanksi jika dalam melakukan

25
praktik keperawatan mereka melakukan praktik yang dianggap menyimpang
dari profesi keperawatan. Untuk itu sebaiknya perawat harus mengetahui
trend issue dan aspek legal etik keperawatan yang ada dalam home care,
kebijakan home care di Indonesia, mekanisme perizinan dan aplikasi home
care serta kepercayaan dan kebudayaan dalam home care sebelum mereka
melakukan atau membuka praktik keperawatan mandiri di rumah.

26
DAFTAR PUSTAKA

 Efendi, Ferry & Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas.


2009. Jakarta: Salemba Medika
 Handra, Dipa. 2013. Praktik Keperawatan Mandiri. Diakses di
http://www.slideshare.net/SandraAja/praktik-mandiri-keperawatan
pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 24.50 WIB
 PERSI. Joint Commission International Akreditasi Rumah Sakit
Edisi ke-4. 2011. Jakarta: Gramedia
 Kebijakan dan Program Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Indonesia.
2003. Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
908/Menkes/SK/VII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Keperawatan Keluarga. Diakses di
www.hukor.depkes.go.id/.../KMK%20No.%20908%2.. Pada tanggal
28 Oktober 2014 pukul 24.57 WIB
 Konsep Home Care. Diakses di
http://ppnicilacap.blogspot.com/2009/12/konsep-homecare.html
pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 24.59 WIB
 Munandar, Dadang. 2013. Analisis Penentuan Segmen, Target, dan
Posisi Pasar Home Care di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Jurnal
Ilmiah Unikom Vol. 6, No. 2
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik. Diakses di
www.hukor.depkes.go.id/.../PMK%20No.%209%20tt... Diakses
pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 24.53 WIB
 Rancangan Undang-Undang Keperawatan 2014. Diakses di
https://andaners.files.wordpress.com/2011/07/undang2-prakt-
keperawatan.pdf pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 01.03 WIB

27
 Setianto, Yudi. 2008. Panduan Lengkap Mengurus Segala Dokumen
Perijinan, Pribadi, Keluarga, Bisnis & Pendidikan. Jakarta: Niaga
Swadaya
 Supriyantoro. 2012. Kebijakan Upaya Pelayanan Kesehatan Dalam
Implementasi UU SJSN/BPJS Kementrian Kesehatan RI. Di akses di
http://manajemenrumahsakit.net/files/dr%20Supriyantoro%20SpP%
20mars_%20Kebijakan%20Upaya%20Pelayanan%20Kesehatan.pdf
pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 10.04 WIB

28

Anda mungkin juga menyukai