Gambar dibawah ini memberikan gambaran mengenai proses perencanaan dan pengendalian laba
(PPL) yang umum. Ini diperlukan untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi manajemen : planning,
leading, dan controlling.
Konsisten dengan proses perencanaan dan pengendalian laba (PPL) yang digambarkan dalam
gambar diatas, komponen khusus program perencanaan dan pengendalian laba untuk tahun
tertentu digambarkan dalam gambar dibawah ini. Perhatikan komponen-komponen utama:
a. Rencana Substantif,
b. Rencana Keuangan,
c. Anggaran Biaya Variabel,
d. Data Pelengkap, dan
e. Laporan Kinerja
Rencana substantif digambarkan oleh tujuan umum, strategi, rencana spesifik, dan program
organisasi, dan dengan komitmen manajemen yang sejalan dengan pencapaian jangka panjang
tujuan dan perencanaan. Sebaliknya, rencana keuangan merupakan angka-angka hasil keuangan
yang direncanakan dengan menerapkan tujuan manajemen, strategi yang direncanakan,
perencanaan, dan kebijakan.
Proses perencanaan dan pengendalian laba (PPL) yang diberikan dari gambar Proses Perencanaan
dan Pengendalian Laba diulang pada setiap akhir tahun anggaran. Komponen proses perencanaan
dan pengendalian laba (PPL) serupa juga dinyatakan kembali untuk setiap tahun anggaran. Untuk
memvisualisasikan bagaimana pendekatan sistem total yang digarisbesarkan dapat
beroperasi,asumsikan bahwa proses perencanaan dan pengendalian laba (PPL) yang formal diulang
untuk setiap tahun. Jadi, semua langkah dasar dalam tahap perencanaan akan ditinjau kembali dan
dievaluasi tiap tahun. Tujuannya adalah untuk memperbaharui setiap komponen atas dasar
pertimbangan manajerial dan membuat ekspetasi kinerja yang realitis.
Perspektif Perencanaan
Satu masalah dalam perencanaan jangka panjang, menurut kami, adalah kebingungan mengenai
sifat dan kecenderungannya untuk mengejar perencanaan jangka panjang atas dasar informal atau
khusus. Masalah lain adalah kegagalan untuk membedakan antara perencanaan jangka panjang yang
strategis dan ramalan. Peramalan adalah aktifitas teknis, dan tujuannya untuk memprediksi hasil
yang mungkin dari asumsi-asumsi khusus yang dibuat oleh peramal. Masalah lain yang umum adalah
perencanaan sebagian. Memperhatikan perencanaan strategis untuk hanya satu atau beberapa
daerah kunci, cenderung mempersempit jangkauan dari aktifitas manajemen. Jenis masalah yang
ketiga berhubungan dengan definisi istilah jangka panjang. Beberapa perusahaan menganggap
rencana laba tahunan mereka sebagai perencanaan jangka panjang. Dalam hal ini, rencana
substantif dan keuangan dalam perspektif yang sesuai.
Implikasi perilaku program perencanaan dan pengendalian laba (PPL) menawarkan kesempatan dan
masalah. Dalam mendesain dan mengatur program perencanaan dan pengendalian laba (PPL), harus
ditekankan pada maksimalisasi dorongan yang positif pada semua tingkatan manajemen. Dalam
mempertimbangkan pengaruh perilaku, akan membantu dari waktu ke waktu dengan membedakan
antara sudut pandang manajer individu dan sudut pandang perusahaan.
Manajemen adalah pemimpin yang menentukan tujuan dan sasaran dan mengevaluasi kinerja.
Program perencanaan dan pengendalian laba (PPL) adalah sistem yang didesain untuk membantu
manajemen menjalankan tanggungjawabnya. Manajer individu dengan cepat mengidentifikasi
pendekatan manajemen yang digunakan perusahaan. Sistem tersebut, akan mempengaruhi mereka
secara positif atau negatif.
Konflik perilaku yang ada antara manajer lini dan staf dapat meluas. Kontroler dan direktur anggran
adalah staf personel, dan mereka hanya peduli dengan jasa. Staf personel seharusnya tidak boleh
merbut kekuasaan lini, atau memberikan tanda-tanda untuk itu. Kontroler dan direktur anggran juga
tidak boleh menegur personil operasi atas hasil yang tidak menyenangkan yang terlihat pada laporan
kinerja. Pada dasarnya, direktur anggaran harus mendesain dan mengarahkan program anggaran
tetapi tidak boleh memberikan masukan atau mempunyai tanggung jawab untuk memaksakan
anggaran. Adalah penting untuk membuat perbedaan yang jelas antara (1) pemaksaan anggaran dan
(2) pelaporan hasil aktual dibadingkan dengan sasaran anggaran. Tanggung jawab untuk
perencanaan dan pengendalian harus dispesifikasi secara cermat dalam instruksi tertulis yang
didistribusikan kepada semua manajer. Pedoman anggran yang penting untuk menyebarkan
tanggung jawab dan kebijaksanaan anggaran yang umum.
Para pembuat teori akuntansi telah menggunakan teori harapan motivasi untuk menguji pengaruh
perilaku anggaran. Menggunakan teori motivasi ini, orang memilih tindakan berdasarkan atas (1)
harapan bahwa tindakan tersebut akan memberi hasil yang khusus dan (2) kepuasan pribadi yang
berhubungan dengan hasil tersebut. Model harapan dari motivasi dapat di tulis sebagai berikut :
n
Dimana :
IVa = Valensi instrinsik sebagai suatu hasil dari suksesnya tugas yang dilaksanakan.
IVb = Valensi instrinsik yang berasal dari perilaku terhadap pencapaian tujuan.
P2 = Harapan bahwa penyelesaian tugas akan membawa pada imbalan ektrinsik ke-i
Seorang atasan dapat mempengaruhi variabel-variabel dalam model harapan tenaga kerja bawahan
dengan :
1. Merupakan hal umum bahwa anggaran disusun pada tingkat yang dapat dicapai.
2. Partisipasi bawahan dalam proses penyusunan anggaran dianggap oleh banyak orang, paling
tidak dibeberapa tempat, mempunyai dampak yang menguntungkan dalam pencapaian tujuan.
3. Manajemen menurut perkecualian adalah konsep manajerial yang sering digunakan dalam
sistem penyusunan anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban.
4. Merupakan pendapat umum mengenai akuntansi pertanggungjawaban bahwa kinerja tenaga
kerja bawahan harus dinilai atas dasar faktor-faktor yang berada dalam kontrol tenaga kerja
tersebut.
ANALISIS KEUANGAN DAN PENGANGGARAN
RESUME BAB 3 “PROSES PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN LABA”
Disusun Oleh :