Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PROSES

Disusun oleh :

1. Haedar Fauzi (202130122)

2. . Nurul Fadilla febriany (202130046)

3. Rizky Aprilio Sakti (202130144)

4. Rusdi Maulana Ridwan (202130153)

5. Viryal syadza Nurhadi (202130125)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR


STIEM BONGAYA
Jurusan Akuntansi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,atas berkah dan rahmatnyalah kepada

kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tujuan untuk bisa

menambah ilmu pengetahuan sekaligus memenuhi tugas kami tentang Sistem

Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses.

Dalam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman yang mungkin kami miliki. Makalah ini telah kami susun

dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga

memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami ingin menyampaikan banyak

terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makassar, 2 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3

A. Pengertian dan Karakteristik Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses.......3

B. Aliran Proses Produksi............................................................................................4

C. Sistem Akuntansi Biaya Pada Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses.................6

D. Laporan Biaya Pokok Produksi.............................................................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................................12

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mendesain sistem akuntansi biaya harus disesuaikan dengan sifat dan tipe

operasional yang dilakukan perusahaan. Untuk proses produksi yang besifat massal

atau kontinu, paling sesuai untuk menggunakan system perhitungan biaya berdasarkan

proses. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses menentukan bagaimana biaya

produksi yang ditetapkan dialokasikan ke departemen untuk memproses bahan menjadi

produk jadi dalam setiap periodenya. Sebagai hasilnya, setiap departemen harus

menentukan berapa total biaya yang terjadi di dalam departemen tersebut, baik yang

berasal dari unit produk yang telah selesai diproses maupun unit-unit produk yang

masih dalam proses. Pada setiap akhir periode, terdapat laporan terinci terkait total

biaya dan jumlah produk yang dihasilkan masing-masing departemen dlam bentuk

laporan biaya pokok produksi yang mana laporan ini sendiri juga berfungsi sebagai

buku pembantu. Pada makalah ini kana membahas pengertian dan karakteristik sitem

perhitungan biaya berdasarkan proses, perhitungan biaya di setiap departemen

pembuatan laporan biaya pokok produksi, serta pembahasan terkait saldo persediaan

produk dalam proses awal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sistem perhitungan biaya berdasarkan proses ?


2. Bagaimana aliran proses produksi ?
3. Bagaimana sistem akuntansi perhitungan biaya berdasarkan proses ?
4. Apa informasi yang terdapat di laporan yang digunakan ?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem perhitungan biaya berdasarkan proses.


2. Untuk mengetahui aliran proses produksi.
3. Untuk mengetahui sistem akuntansi perhitungan biaya berdasarkan proses.
4. Untuk mengetahui l informasi yang terdapat di laporan yang digunakan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses

Pengertian sistem perhitungan biaya berdasarkan proses merupakan sebuah sistem

yang membebankan biaya yang terjadi ketika proses pembuatan barang berdasarkan

bagian dalam perusahaan yang terlibat yaitu departemen. Karateristik sistem ini akan

memberikan perhitungan biaya yang dihasilkan berdasarkan proses produksi

perdepartemen baik produk jadi atau produk setengah jadi. Sistem perhitungan biaya

berdasarkan proses sering disebut dengan istilah Proses Costing. Proses costing

berarti semua biaya yang berkaitan dengan barang produksi akan dihitung berdasarkan

siapa yang memproses barang menjadi produk jadi. Karakteristik Sistem Perhitungan

Biaya Berdasarkan Proses Perbedaan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses

dan berdasarkan biaya akan terjadi ketika pembebanan yang berbeda ketika

melakukan proses produksi. Oleh karena itu, setiap sistem dalam perhitungan biaya

akan memiliki karakteristik yang berbeda.

Adapun ciri-ciri atau karatersitik sistem perhitungan biaya berdasarkan proses atau

Proses Costing sebagai berikut ini.

1. Proses Produksi bersifat berkelanjutan atau massal

2. Perhitungan total biaya dilakukan pada akhir periode

3. Biaya akan diakumulasikan per departeman yang melaksanakan proses produksi

hingga produk jadi.

3
4. Laporan biaya produksi akan dibuat pada setiap departemen sehingga depatteman

akan mempertanggungjawabkan semua biaya yang telah terjadi.

B. Aliran Proses Produksi

Pengetahuan mengenai aliran atau pergerakan fisik sangat penting karena aliran biaya

suatu produk mengikuti aliran fisik produk yang bersangkutan. Berikut klasifikasi secara

umum dari aliran proses produksi.

1. Aliran produk secara berurutan (Sequential Product Flow)

Pada aliraan produk secara berurutan, semua produk diproduksi melalui proses

yang sama dalam urutan yang sama. Bahan diproses mulai dari departemen

pertama dan mengalir melalui setiap departemen bagian yang ada di dalam

departemen produksi. Terdapat kemungkinan penambahan bahan langsung dan

bahan penlong di departemen berikutnya setelah departemen pertama. Berikut

contoh aliran produk berurutan.

4
2. Aliran produk secara paralel (Parallel Product Flow)

Pada aliran produk secara parallel, bagian-bagian tertentu dari tahapan

pekerjaan dilakukan secara simultan atau bersamaan dan kemudian

digabungkan ke dalam suatu proses atau proses final untuk diselesaikan dan

ditransfer menjadi produk jadi. Berikut contoh aliran proses secara parallel.

3. Aliran produk secara selektif (Selective Product Flow)

Pada aliran ini produk berpindah antar departemen bagian yang berbeda dalam

satu departemen produksi, tergantung pada produk akhir seperti apa yang akan

dihasilkan. Setiap proses akan menghasilkan produk akhir seperti apa yang akan

dihasilkan. Setiap proses akan menghasilakn produk akhir yang berbeda-beda.

5
Berikut contoh aliran proses secara selektif

C. Sistem Akuntansi Biaya Pada Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses

Konsep dasar yang digunakan dalam sistem perhitungan biaya berdasaarkan pesanan

berlaku pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses. Penggunaan sistem

perhitungan biaya berdasarkan proses tidak mengubah sistem akumulasi biaya

produksi (biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik). Perbedaan

mendasar dari sistem perhitungan biaya berdasarkan proses adalah bahwa biaya dapat

ditelusuri ke departemen pemrosesan yang terkait, sehingga biaya yang muncul/terjadi

dapat dibebankan ke masing-masing departemen tersebut. Biaya yang muncul terjadi di

setiap departemen adalah biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Pada departemen kedua dan departemen-departemen yang berikutnya, biaya bahan

6
berasal dari unit produk yang dihasilkan di departemen sebelumnya, dan kemunglinan

terdapat penambahan biaya bahan dari departemen yang bersangkutan. Berikut

merupakan penjelasan terkait pengguna biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead pabrik sampai akhirnya menghasilkan produk jadi dalam sistem perhitungan

berdasarkan proses.

1. Akuntansi untuk Bahan

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bukti permintaan bahan

merupakan dokumen untuk membebankan biaya bahan pada departemen yang

membutuhkan sekaligus sebgai alat pengendali bahan, sementara pengguna bahan

dalam proses produksi oleh setiap departemen akan dibuatkan laporan pengguna

bahan sebagai dasar penyusunan laporan biaya pokok produksi. Terkait pengguna

bahan, tidak ada perbedaan, tidak ada perbedaan antara bahan langsung dan bahan

tidak langsung karena produk–produk yang dihasilkan sifatnya homogen dan standart.

Contoh ayat jurnal untuk mencatat pengguanaan bahan .

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit

Jan 05 Bahan Baku Dpt.Pencampuran Rp.1.500.000 -

Persediaan Bahan - Rp.1.500.000

(Pemakaian bahan di Departemen pencampuran)

7
2. Akuntansi untuk Tenaga Kerja

Berdasarkan sistem perhitungan biaya berdadasarkan proses, kartu jam kerja (time

clock card) merupakan dokumen yang dijadikan dasar perhitungan biaya tenaga

kerja seluruh karyawan perusahaan dan merupkan dasar alokasi pembebanan biaya

tenaga kerja ke masing-masing departemen, seperti Departemen Produksi,

Departemen Pemasaran, serte Departemen Administrasi dan Umum. Terkait

pembebanan biaya tenaga kerja dibayar di kisaran yang relatif sama karena produk

yang diproduksi bersifat homogen dan standar yang artinya biaya produksinya relatif

sama. Sementara biaya tenaga kerja departemen jasa dan pembantu dianggap

sebagai overhead pabrik. Contoh ayat jurnal.

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit

Jan 05 Tenaga kerja Dpt.Pencampuran Rp.15.000.000


-
Tenaga kerja Dpt.Pencetakan Rp.17.000.000

Persediaan Bahan - Rp.32.000.000

(Pembebanan tenaga kerja di Departemen pencampuran dan

Pencetakan)

3. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik

Dalam sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, biaya overhead pabrik

adalah biaya –biaya selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja

langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan kedalam produk berdasarkan tarif

8
yang ditentukan dimuka. Biaya overhead pabrik yang dibebankan diperoleh dari

perkalian antara tarif BOP dengan jumlah pembebanan aktual yang digunakan di

setiap departemen bagian di departemen produksi. Penggunaan ini sesuai jika

produk yang dihasilkan bersifat fluktuatif dari waktu ke waktu. Berikut rumus

perhitungan tarif BOP.dan BOP dibebankan.

Estimasi Biaya Overhead Pabrik


Tarif BOP=
Estimasi Dasar Pembebanan pada Kapasitas Normal

BOP Dibebankan=Tarif BOP × Dasar Pembebanan sesungguhnya

Contoh ayat jurnal

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit

Jan 05
Biaya Overhead Dpt.Pencampuran Rp.6.000.000 -

Biaya Overhead Dpt.Pencetakan Rp.7.000.000

Biaya Overhead Dibebankan Dpt


Pencampuran Rp.6.000.000
-

Rp.7.000.000
Biaya Overhead Dibebankan Dpt
Pencetakan

(Pembebanan BOP di Departemen pencampuran dan Pencetakan)

D. Laporan Biaya Pokok Produksi

9
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, seluruh baiaya yang terjadi di

setiap departemen diikhtisiarkan dalam satu laporan biaya pokok produksi untuk

departemen atau pusat baiya seluruh satu periode, yang mana laporan tersubut

merupakan sarana untuk menyajikan jumlah unit produksi yang diproses, jumlah

akumulasi biaya produksi, dan perinciannya selama satu periode tertentu. Berikut 3

informasi penting yang dimuat dalama laporan biaya pokok produksi.

1. Skedul Kuantitas (Skedul Produksi)

Informasi ini memuat jumlah produk masuk proses dan hasil dari pemrosesan

selama satu periode tertentu. Data kuantitas tersebut dinyatakan dalam unit

(seperti kilo, liter, dan lain-lain). Produk masuk proses berasal dari produk dalam

proses awal dan produk masuk proses pada periode tertentu. Sementara hasil

pemrosesan antara lain adalah produk jadi yang ditransfer ke gudang produk jadi

atau ke departemen berikutnya, produk dalam proses akhir dan produk hilang,

rusak , dan cacat apabula ada. Dengan demikian, jumlah unit yang diproses

harus sama dengan jumlah kuanttas hasil pemroses.

2. Pembebanan Biaya

Informasi ini memuat jumlah biaya yang dibebankan, unit ekuivalen, dan biaya-

biaya produk per unit. Jumlah baiya produk yang dibebankan termasuk baiya

yang berasal dari saldo awal (kalau ada), biaya yang diperoleh dari departemen

sebelumnya (untuk departemen lanjutan) san tambahan biaya di departemen

yang bersangkutan. Untit ekuivalen adalah unit produksi dalam proses yang

diukur dengan satuan produk jadi yang digunakan untuk menghitung biaya per

untit untuk masing-masing elemen biaya. Sementara biaya produk per unit

10
diperoleh dengan membagi diantara biaya-biaya (biaya bahan, tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik) dengan unit ekuivalen dari masing-masing

elemen biaya yang bersangkutan.

3. Pertanggungjawaban Biaya

Pertanggungjawaban biaya memuat biaya produksi yang diserap ke dalam

produk selama satu periode. Penyerapan biaya tersebut antara lain pada produk

jadi yang ditransfer ke gudang atau departemen berikutnya, biaya produk dalam

proses akhir, dan baiay produk hilang, produk rusak, produk cacat apabila ada.

Besarnya baiaya yang dipertanggungjawabkan harus sama dengan biaya yang

dibebankan ke damalam proses produksi. Jadi total biaya produk (produk jadi

dan dalam proses) harus sama dengan total biaya produksi (biaya bahan, tenaga

kerja, dan overhead pabrik).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada umumnya, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses lebih ekonomis


dibandingkan denan sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Sebaliknya,
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses hanya dapat digunakan apabila produk
yang diproduksi dalam satu departemen atau pusat biaya adalah produk sejenis atau
homogen. Konsep akumulasi biaya proses kemudian diilustrasikan dengan laporan
biaya produksi dan ayat jurnal umum terkait yang diperlukan untuk mencatat pembeban
ke departemen produksi untuk biaya yan terjdi selama periode berjalan dan untuk
mentransfer biaya dari satu departemen ke departemen lain dan akhirnya ke
persediaan barang jadi.

12

Anda mungkin juga menyukai