UNIVERSITAS RIAU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya ada 2 sistem perhitungan harga pokok produk yaitu metode harga pokok
pesanan dan metode harga pokok proses. Metode harga pokok pesanan di gunakan jika perusahaan
menproduksi bermacam-maca m produk yang berbeda-beda atas dasar permintaan atau pesanan dari
konsumen seperti, perusahaan percetakan, mebel atau konveksi. Sedangkan metode harga pokok
proses digunakan jika perusahaan jika memproduksi produk yang serupa dan berulang terus menerus
Salah satu pertimbangan pertama bagi perusahaan dalam memilih salah satu metode adalah
proses produksi yang akan dijalankan perusahaan. Metode harga pokok proses akan berjalan baik jika
produk yang relative seragam memelalui serangkaian proses dan menerima jumlah biaya produksi yang
relative seimbang pada tiap proses. Dalam prakteknya, suatu perusahaan sangat mungkin menggunakan
2 metode secara bersamaan. Misalnya pada tahap proses produksi awal biaya dikumpulkan atas dasar
proses dan kemudian pada tingkat proses penyelesaian berikutnya, biaya akan dikumpulkan atas dasar
pesanan-pesanan tertentu.
1
B. Rumusan Masalah
2. Apa dampak persediaan barang dalam proses terhadap kalkulasi biaya proses ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kalkulasi biaya proses bekerja dengan baik pada produk yang relative homogen melalui
serangkaian proses dan menerima porsi biaya produksi yang seimbang. Pabrik manufaktur yang besar,
serperti kimia, makanan dan industry ban, menggunakan kalkulasi biaya proses.
Beberapa pengaturan industri mungkin perlu menggunakan kombinasi dari kalkulasi biaya
pesanan dan kalkulasi biyasa proses. Penggunaan prosedur berdasarkan pesanan untuk membebankan
biaya bahan keproduk dan pndekatan proses untuk membebankan biaya konversi di kenal sebagai
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa karekteristik metode harga pokok proses
meliputi[2]:
a. Untuk menghitung harga pokok suatu atau beberapa produk yang sama secara terus-
c. Menggunakan laporan biaya departemen sebagai dasar untuk menghitung harga pokok per unit
3
2. Jenis proses manufaktur
Pada perusaan pabrikasi, unit-unit biasanya melewati serangkaian departemen produksi atau
manufaktur, setiap departemen ata proses beroperasi membawa produk pada satu langkah
penyelesaian. Pada setiap departemen, bahan, tenaga kerja, dan operhead akan diperlukan. Setelah
berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang telah jadi dan ditransfer kegudang[3].
Dalam perusahaan yang mengadopsi sistem penentuan harga pokok proses, barang diproduksi
melalui serangkaian tahapan atau proses manufaktur. Setiap tahap melaksanakan satu atau dua
aktivitas pembuatan produk dengan mengkonsumsi bahan baku, tenagak kerja, dan overhead dalam
dosis yang sama. Setelah selesai satu tahap, maka akan diteruskan ketahap pemprosesan berikutnya,
sampai menghasilkan produk jadi yang akan ditransfer kegudang produk jadi. Preses ini disebut dengan
sortir
Pembungkusan
Produk jadi
Pencampuran
4
Proses pembuatan produk dapat pula dilakukan dengan pola yang disebut pemprosesan paralel
(paralel processing). Hal ini terjadi kalau perusahaan menghasilkan lebih dari dua jenis produk, yang
Proses 1
Proses 4
Proses 3
Proses 2
pemasangan
Barang Jadi
Arus biaya manufaktur untuk sistem biaya proses pada umumnya sama dengan
sistem biaya pesanan. Ketika bahan baku dibeli, arus biaya bahan tersebut dimasukan dalam akun
persediaan bahan baku. Demikian juga, bahan baku, tenaga kerja langsung, dan arus biaya overhead
yang di terapkan dimasukkan pada akun Barang dalam Proses (work-in-process). Apabila barang telah
diselesaikan, maka biaya dari barang itu ditransferdari barang dalam proses ke akun barang jadi.
Akhirnya, seperti harga pokok penjualan, biaya atau harga pokok barang jadi ditransfer ke akun Harga
Pokok Penjualan. Pada umumnya ayat jurnal paralel tersebut diuraikan dalam
5
contoh: pemilihan pengkapsulan pembotolan
Dan perusahaan memproduksi 2000 botol, maka biaya yang dikeluarkan per botol adalah:
Dalam kalkulasi biaya proses, biaya di akumulasi oleh depertemen selama periode
waktu tertentu. Laporan produksi adalah dokumen yang mengikhtisarkan kegiatan produksi yang
dilakukan dalam depertemen produksi selama periode waktu ditentukan. Laporan produksi berisi
informasi tentang biaya transfor masuk dari depertemen sebelumnya dan juga biaya yang ditambahkan
dalam depertemen tersebut seperti bahan langsung, tenega kerja langsung dan overhead. Laporan
6
Laporan produksi menelusuri arus unit dari satu departemen, mengidentifikasikan biaya yang
dibebankan kedepartem, memperlihatkan perhitungan biaya per unit dan mengungkapkan disposisi
Laporan produksi menyediakan informasi tenteng unit fisik yang diproses dalam satu
depertemen dan juga tentang biaya produksi atau manufaktur yang berkaitan dengannya Jadi laporan
Perhitungan biaya per unit yang dilaksanakan selama suatu periode adalah bagian terpenting
dari laporan produksi. Biaya per unit ini dibutuhkan baik untuk menghitung harga pokok barang yang
ditransfer keluar dari departemen ataupun untuk menilai persediaan akhir barang dalam proses.
Menentukan beberapa unit yang diproduksi selama periode berjalan tetapi tidak ada dalam persediaan
akhir adalah suatu masalah. Hal ini ditangani melalui konsep unit produksi ekuivalen.
unit produksi ekuivalen, menurut definisinya adalah barang dalam proses akhir belum
diselesaikan. Jadi, unit yang telah diselesaikan dan ditrasfer keluar selama periode tidak identik
(ekuivalen) dengan persediaan akhirbarang dlam proses, dan biaya yang dikenakan pada kedua unit
7
boleh tidak sama. Dalam menghitung biaya per unit, output atsau keluaran periode berjalan harus
ditentukan. Masalah utama dari kalkulasi biaya proses adalah membuat penentuan ini.
Penyelesaiannya adalah menghitung unit output ekuivalen, adalah unit jadi yang telah diproduksi
dari sejumlah total upaya manufaktur yang dilakukan selama periode berjalan menurut
ketentuan. Penetapan unit output ekuivalen untuk unit yang ditransfer keluar adalah mudah, unit tidak
dapat ditransfer keluar jika belum selesai. Jadi, setiap unit yang ditransfer keluar merupakan suatu unit
ekuivalen. Akan tetapi, unit yang tersisa dalam persediaan akhir barang dalam proses adalah yang belum
selesai. Jadi, seseorang dalam bagian produksi harus memperhatikan barang dalam proses akhir untuk
Contoh:
# Terdapat 600 unit barang dalam proses akhir adalah 25% selesai. maka unit ekuivalen dari barang tersebut
# Terdapat 1000 unit ekuivalen pada bulan oktober. maka unit ekuivalen dalam proses akhir adalah (1000 unit +
# jika barang yang ditransfer keluar adalah 1000 unit maka biaya yang dikeluarkan adalah ($10 x 1000 unit) =
$10000
#jika barang dalam proses akhir sebanyak 600 unit maka biaya yang dikeluarkan sebesar ( $10 x 150 unit) = $1500
2. Bagaimana harga pokok atau biaya persediaan awal barang dalam proses harus diperlakukan.
Untuk mengatasi masalah ini dengan cara menggunakan 2 metode yaitu metode rata-rata
8
C. Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses
Dalam menghitung biaya per unit periode berjalan untuk satu departemen, dua pendekatan
yang berkaitan dengan output periode sebelumnya dan biaya periode sebelumnya akan ditemukan pada
Menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya per unit.
Pada dasarnya, biaya dikumpulkan dan hanya satu biaya rata-rata per unit yang dihitung dan
dibebankan baik ke unit yang ditransfer keluar maupun unit yang tersisa dalam persediaan akhir.
Contoh:
# Produksi:
# Biaya:
# Produksi:
9
unit barang dalam proses awal 20000
#Biaya:
#Pembebanan biaya :
a) Analisis arus fisik Tujuan dari langkah satu adalah untuk menelusuri unit fisik produksi. Unit fisik bukan
merupakan unit ekuivalen, unit-unit ini berada pada setiap tahap penyelesaian. Dan dalam skedul arus
fisik total unit yang dipertanggung jawabkan harus sama dengan total unit yang diperhitungkan.
Contoh:
10
unit selama periode berjalan 40000
50000
Setelah mengetahui informasi dalam skedul arus fisik, maka unit ekuivalen untuk bulan juli
dapat dihitung.
Contoh:
Setelah mengetahui output ekuivalen bulan juli, biaya produksi bulan juli juga dibutuhkan untuk
Contoh:
11
Biaya per unit = total biaya : total unit ekuivalen
=$13625 : 52500
d) Penilaian persediaan.
Setelah melalui berbagia langkah dari mengetahui unit yang diselesaikan (langkah 1),
mengetahui unit ekuivalen barang dalam proses akhir (langkah 2), dan mengetahui biaya per unit
(langkah 3) semuanya diperlukan untuk menilai barang yang ditransfer keluar maupun barang dalam
proses akhir.
e) Rekonsiliasi biaya.
Dalam rekonsiliasi biaya, total biaya yang diperhitungkan harus sama dengan total biaya yang
dipertanggung jawabkan.
Contoh:
12
Manfaat utama dari metode rata-rata tertimbang terletak pada kesederhanaannya. Dengan
memperlakukan unit barang dalam proses awal sebagai unit yang dikerjakan pada periode berjalan.
Kelemahan utama adalah kurangnya keakuratan dalam perhitungan biaya per unit dari output periode
Memisahkan unit pada persediaan awal yang diproduksi selama periode berjalan. Hal ini
mengasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan pertama kali, dan ditransfer keluar
dengan semua biaya periode sebelumnya beserta biaya periode berjalan yang diperlukan untuk
menyelesaikan unit tersebut. Kemudia produksi periode berjalan dimulai dan diselesaikan atau tidak
Jika biaya produksi tidak berubah dari periode ke periode, atau jika tidak ada persediaan awal
barang dalam proses, maka metode FIFO dan rata-rata tertimbang akan memberikan hasil yang sama.
Akuntansi untuk produksi menurut kalkulasi biaya proses menjadi sulit dikarenakan tidak
seragamnya aplikasi input produksi (multiinput) dan kehadiran berbagai departemen pemprosesan
(multidepartemen).
Aplikasi input yang tidak seragam tidak mempengaruhi unit arus fisik namun input yang tidak
Contoh:
13
unit barang selama periode berjalan 70000
60000
Contoh:
# produksi:
# biaya:
bahan $1.600
Total $1800
14
bahan $12000
Total $15200
Bahan Konversi
presentasi penyelesaian:
# Biaya per unit bahan = biaya bahan awal+biaya bahan saat ini
total unit
= ($1600 +$12000)
80000
= $0,17
# Biaya konversi per unit = biaya konversi awal+biaya konversi saat ini
= ($200+$3200)
15
68000
= $0,05
# Total biaya per unit = biaya bahan per unit +biaya konversi per unit
= $0,17 + $0,05
#Biaya barang ditransfer keluar = total biaya per unit+ unit yang diselesaikan
= $0,22 + 60000
= $ 13200
16
# Biaya yang diperhitungkan:
2.Multidepartemen
Dalam proses produksi, beberapa departemen menerima sebagaian barang setengah jadi dari
departemen sebelumnya. Pendekatan ini biasanya memperlakukan barag yang ditransfer masuk sebagai
Contoh:
75000
17
b. Langkah 2 ( Menghitung unit ekuivalen yang ditransfer masuk)
# Transfer masuk:
# Biaya per unit adalah biaya unit yang ditransfer masuk pada periode berjalan ditambah biaya transfer masuk
75000
= $16200 = $0,216[7]
7500
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Untuk menghitung harga pokok suatu atau beberapa produk yang sama secara terus-menerus untuk
c. Menggunakan laporan biaya departemen sebagai dasar untuk menghitung harga pokok per unit
sortir
Pembungkusan
Produk jadi
Pencampuran
19
b. Pemprosesan paralel (paralel processing)
Proses 1
Proses 4
Proses 3
Proses 2
pemasangan
Barang Jadi
20
5. Dampak Persediaan Barang dalam Proses terhadap Kalkulasi biaya Proses
Menentukan beberapa unit yang diproduksi selama periode berjalan tetapi tidak ada dalam
b. Bagaimana harga pokok atau biaya persediaan awal barang dalam proses harus diperlakukan.
Untuk mengatasi masalah ini dengan cara menggunakan 2 metode yaitu metode rata-rata
Dalam menghitung biaya per unit periode berjalan untuk satu departemen, dua pendekatan
yang berkaitan dengan output periode sebelumnya dan biaya periode sebelumnya akan ditemukan pada
Menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya per
d) Penilaian persediaan.
e) Rekonsiliasi biaya.
21
b. Evaluasi metode rata-rata tertimbang
Manfaat utama dari metode rata-rata tertimbang terletak pada kesederhanaannya. Dengan
memperlakukan unit barang dalam proses awal sebagai unit yang dikerjakan pada periode berjalan.
Kelemahan utama adalah kurangnya keakuratan dalam perhitungan biaya per unit dari output periode
Memisahkan unit pada persediaan awal yang diproduksi selama periode berjalan. Hal ini
mengasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan pertama kali, dan ditransfer keluar
dengan semua biaya periode sebelumnya beserta biaya periode berjalan yang diperlukan untuk
menyelesaikan unit tersebut. Kemudia produksi periode berjalan dimulai dan diselesaikan atau tidak
Jika biaya produksi tidak berubah dari periode ke periode, atau jika tidak ada persediaan awal
barang dalam proses, maka metode FIFO dan rata-rata tertimbang akan memberikan hasil yang sama.
Akuntansi untuk produksi menurut kalkulasi biaya proses menjadi sulit dikarenakan tidak
seragamnya aplikasi input produksi (multiinput) dan kehadiran berbagai departemen pemprosesan
(multidepartemen).
Tidak mempengaruhi unit arus fisik namun input yang tidak seragam mempengaruhi
22
c. Langkah 3 (Perhitungan biaya per unit).
b. .Multidepartemen
Dalam proses produksi, beberapa departemen menerima sebagaian barang setengah jadi dari
departemen sebelumnya. Pendekatan ini biasanya memperlakukan barag yang ditransfer masuk sebagai
B. SARAN
Demikianlah makalah kami susun, jika terdapat kesalahan dalam makalah kami, kami meminta
maaf. Dan kami akan selalu menunggu kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan makalah kami
selanjutnya, atas kritik dan saran pembaca kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
23
Bambang Hariadi, Akuntasi Manajemen suatu sudut pandang, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2002.
24