Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KALKULASI BIAYA PROSES


DOSEN PENGAMPU: Drs. AL AZHAR A,MM.,Ak

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 7

1. AHMAD WILDAN 2202135697

2. RIO ANGGARA PUTRA 2202113540

3. JAKA PRASETYO 2202110915

4. SEAN KAMIL MAHMUD 220211357

5. SANDI PRATAMA 2202112115

6. WAHYU HIDAYAH 2102110317


PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya ada 2 sistem perhitungan harga pokok produk yaitu metode harga pokok

pesanan dan metode harga pokok proses. Metode harga pokok pesanan di gunakan jika perusahaan

menproduksi bermacam-maca m produk yang berbeda-beda atas dasar permintaan atau pesanan dari

konsumen seperti, perusahaan percetakan, mebel atau konveksi. Sedangkan metode harga pokok

proses digunakan jika perusahaan jika memproduksi produk yang serupa dan berulang terus menerus

dalam jumlah besar seperti pabrik semen atau pabrik pupuk.

Salah satu pertimbangan pertama bagi perusahaan dalam memilih salah satu metode adalah

proses produksi yang akan dijalankan perusahaan. Metode harga pokok proses akan berjalan baik jika

produk yang relative seragam memelalui serangkaian proses dan menerima jumlah biaya produksi yang

relative seimbang pada tiap proses. Dalam prakteknya, suatu perusahaan sangat mungkin menggunakan

2 metode secara bersamaan. Misalnya pada tahap proses produksi awal biaya dikumpulkan atas dasar

proses dan kemudian pada tingkat proses penyelesaian berikutnya, biaya akan dikumpulkan atas dasar

pesanan-pesanan tertentu.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karekteristik proses manufaktur ?

2. Apa dampak persediaan barang dalam proses terhadap kalkulasi biaya proses ?

3. Apa saja metode-metode perlakuan persediaan awal barang dalam proses ?

4. Bagaimana multiinput dan multi departemen dalam biaya proses ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Proses Manufaktur

1. Pengertian karakteristik proses manufaktur

Kalkulasi biaya proses bekerja dengan baik pada produk yang relative homogen melalui

serangkaian proses dan menerima porsi biaya produksi yang seimbang. Pabrik manufaktur yang besar,

serperti kimia, makanan dan industry ban, menggunakan kalkulasi biaya proses.

Beberapa pengaturan industri mungkin perlu menggunakan kombinasi dari kalkulasi biaya

pesanan dan kalkulasi biyasa proses. Penggunaan prosedur berdasarkan pesanan untuk membebankan

biaya bahan keproduk dan pndekatan proses untuk membebankan biaya konversi di kenal sebagai

kalkulasi biaya operasi (operation costing)[1].

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa karekteristik metode harga pokok proses

meliputi[2]:

a. Untuk menghitung harga pokok suatu atau beberapa produk yang sama secara terus-

menerus untuk jangka waktu lama.

b. Biaya dikumpulkan per departemen.

c. Menggunakan laporan biaya departemen sebagai dasar untuk menghitung harga pokok per unit

3
2. Jenis proses manufaktur

Pada perusaan pabrikasi, unit-unit biasanya melewati serangkaian departemen produksi atau

manufaktur, setiap departemen ata proses beroperasi membawa produk pada satu langkah

penyelesaian. Pada setiap departemen, bahan, tenaga kerja, dan operhead akan diperlukan. Setelah

menyelesaikan proses tertentu, barang-barang yang selesai sebagian ditransfer kedepartemen

berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang telah jadi dan ditransfer kegudang[3].

a. Pemrosesan berurutan (sequential processing)

Dalam perusahaan yang mengadopsi sistem penentuan harga pokok proses, barang diproduksi

melalui serangkaian tahapan atau proses manufaktur. Setiap tahap melaksanakan satu atau dua

aktivitas pembuatan produk dengan mengkonsumsi bahan baku, tenagak kerja, dan overhead dalam

dosis yang sama. Setelah selesai satu tahap, maka akan diteruskan ketahap pemprosesan berikutnya,

sampai menghasilkan produk jadi yang akan ditransfer kegudang produk jadi. Preses ini disebut dengan

pemprosesan berurutan (sequential processing).

sortir

Pembungkusan

Produk jadi

Pencampuran

b. Pemprosesan paralel (paralel processing)

4
Proses pembuatan produk dapat pula dilakukan dengan pola yang disebut pemprosesan paralel

(paralel processing). Hal ini terjadi kalau perusahaan menghasilkan lebih dari dua jenis produk, yang

menggunakan beberapa peralatan produksi yang sama.

Proses 1

Proses 4

Proses 3

Proses 2

pemasangan

Barang Jadi

proses 1 : produksi dan perakitan write head dan diskdrive

proses 2 : pengujian write head dan diskdrive

proses 3 : produksi circuit board

proses 4 : pengujian circuit board

3. Arus biaya melalui akun dalam kalkulasi biaya proses

Arus biaya manufaktur untuk sistem biaya proses pada umumnya sama dengan

sistem biaya pesanan. Ketika bahan baku dibeli, arus biaya bahan tersebut dimasukan dalam akun

persediaan bahan baku. Demikian juga, bahan baku, tenaga kerja langsung, dan arus biaya overhead
yang di terapkan dimasukkan pada akun Barang dalam Proses (work-in-process). Apabila barang telah

diselesaikan, maka biaya dari barang itu ditransferdari barang dalam proses ke akun barang jadi.

Akhirnya, seperti harga pokok penjualan, biaya atau harga pokok barang jadi ditransfer ke akun Harga

Pokok Penjualan. Pada umumnya ayat jurnal paralel tersebut diuraikan dalam

sistem kalkulasi biaya pesanan (job-order costing)[4].

departemen pemilihan barang dalam proses

departemen pembotolan barang dalam proses

departemen pengkapsulan barang dalam proses

5
contoh: pemilihan pengkapsulan pembotolan

 Bahan baku langsung 1700 1000 800

 Tenaga kerja langsung 50 60 300

 overhead yang dibebankan 450 500 600

 Total 2200 1560 1700

 Biaya transfer masuk 2200

 Biaya pengkapsulan 1560

Total biaya 3760

 Biaya pembotolan 1700

Total biaya produksi 5450

Dan perusahaan memproduksi 2000 botol, maka biaya yang dikeluarkan per botol adalah:

5450 / 2000 = 2,73

4. Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi

Dalam kalkulasi biaya proses, biaya di akumulasi oleh depertemen selama periode

waktu tertentu. Laporan produksi adalah dokumen yang mengikhtisarkan kegiatan produksi yang

dilakukan dalam depertemen produksi selama periode waktu ditentukan. Laporan produksi berisi

informasi tentang biaya transfor masuk dari depertemen sebelumnya dan juga biaya yang ditambahkan

dalam depertemen tersebut seperti bahan langsung, tenega kerja langsung dan overhead. Laporan

produksi merupakan buku pembantu dari akun barang dalam proses.

6
Laporan produksi menelusuri arus unit dari satu departemen, mengidentifikasikan biaya yang

dibebankan kedepartem, memperlihatkan perhitungan biaya per unit dan mengungkapkan disposisi

biaya departem untuk periode pelaporan.

Laporan produksi menyediakan informasi tenteng unit fisik yang diproses dalam satu

depertemen dan juga tentang biaya produksi atau manufaktur yang berkaitan dengannya Jadi laporan

produksi dibagi menjadi 2 meliputi :

a. Bagian informasi unit memiliki 2 subdivisi utama:

a). Unit yang dipertanggung jawabkan.

b). Unit yang dihitung.

b. Bagian informasi biaya memiliki 2 subdivisi utama:

a). Biaya yang dipertanggung jawabkan.

b). Biaya yang diperhitungkan.

B. Dampak Persediaan Barang dalam Proses terhadap Kalkulasi biaya Proses

Perhitungan biaya per unit yang dilaksanakan selama suatu periode adalah bagian terpenting

dari laporan produksi. Biaya per unit ini dibutuhkan baik untuk menghitung harga pokok barang yang

ditransfer keluar dari departemen ataupun untuk menilai persediaan akhir barang dalam proses.

Namun, kehadiran persediaan barang dalam proses menimbulkan masalah diantaranya :

1. Mendefinisikan unit produksi.

Menentukan beberapa unit yang diproduksi selama periode berjalan tetapi tidak ada dalam persediaan

akhir adalah suatu masalah. Hal ini ditangani melalui konsep unit produksi ekuivalen.

unit produksi ekuivalen, menurut definisinya adalah barang dalam proses akhir belum

diselesaikan. Jadi, unit yang telah diselesaikan dan ditrasfer keluar selama periode tidak identik

(ekuivalen) dengan persediaan akhirbarang dlam proses, dan biaya yang dikenakan pada kedua unit

7
boleh tidak sama. Dalam menghitung biaya per unit, output atsau keluaran periode berjalan harus

ditentukan. Masalah utama dari kalkulasi biaya proses adalah membuat penentuan ini.

Penyelesaiannya adalah menghitung unit output ekuivalen, adalah unit jadi yang telah diproduksi

dari sejumlah total upaya manufaktur yang dilakukan selama periode berjalan menurut

ketentuan. Penetapan unit output ekuivalen untuk unit yang ditransfer keluar adalah mudah, unit tidak

dapat ditransfer keluar jika belum selesai. Jadi, setiap unit yang ditransfer keluar merupakan suatu unit

ekuivalen. Akan tetapi, unit yang tersisa dalam persediaan akhir barang dalam proses adalah yang belum

selesai. Jadi, seseorang dalam bagian produksi harus memperhatikan barang dalam proses akhir untuk

mengestimasi tingkat penyelesaiannya.

Contoh:

# Terdapat 600 unit barang dalam proses akhir adalah 25% selesai. maka unit ekuivalen dari barang tersebut

adalah (600 unit x 25%) = 150 unit.

# Terdapat 1000 unit ekuivalen pada bulan oktober. maka unit ekuivalen dalam proses akhir adalah (1000 unit +

150 unit) = 1150 unit.

# Biaya produksi departemen $11500 /

unit output 1150

Biaya per unit $10

# jika barang yang ditransfer keluar adalah 1000 unit maka biaya yang dikeluarkan adalah ($10 x 1000 unit) =

$10000

#jika barang dalam proses akhir sebanyak 600 unit maka biaya yang dikeluarkan sebesar ( $10 x 150 unit) = $1500

2. Bagaimana harga pokok atau biaya persediaan awal barang dalam proses harus diperlakukan.

Untuk mengatasi masalah ini dengan cara menggunakan 2 metode yaitu metode rata-rata

tertimbang dan metode kalkulasi biaya FIFO[5].

8
C. Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses

Dalam menghitung biaya per unit periode berjalan untuk satu departemen, dua pendekatan

yang berkaitan dengan output periode sebelumnya dan biaya periode sebelumnya akan ditemukan pada

barang dalam proses awal:

1. Metode rata-rata tertimbang

Menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya per unit.

Pada dasarnya, biaya dikumpulkan dan hanya satu biaya rata-rata per unit yang dihitung dan

dibebankan baik ke unit yang ditransfer keluar maupun unit yang tersisa dalam persediaan akhir.

Contoh:

Total unit fisik 60000 unit

# Produksi:

unit dalam proses awal /1 juli (75%selesai) 20000

unit jadi dan ditransfer keluar 50000

unit dalam proses akhir /31 juli (25%selesai) 10000

# Biaya:

biaya barang dalam proses awal $3525

biaya yang selama periode berjalan $10125

Total biaya $13650

# Produksi:

output bulan juli 60000 unit

9
unit barang dalam proses awal 20000

unit yang dimulai dan diselesaikan 30000

unit barang dalam proses akhir (10000 x 25%)2500

Total unit ekuivalen 52500 unit

#Biaya:

biaya proses awal $3525

biaya periode berjalan $10125

Total biaya $13650

#Pembebanan biaya :

biaya per unit ($13650:52500 unit) = $0,26

ditransfer keluar ($0,26 x 50000 unit) = $13000

biaya proses akhir ($0,26x 2500 unit) = $650

Total biaya yang dibebankan $13650

a. Langkah – langkah memfokuskan metode rata-rata tertimbang

a) Analisis arus fisik Tujuan dari langkah satu adalah untuk menelusuri unit fisik produksi. Unit fisik bukan

merupakan unit ekuivalen, unit-unit ini berada pada setiap tahap penyelesaian. Dan dalam skedul arus

fisik total unit yang dipertanggung jawabkan harus sama dengan total unit yang diperhitungkan.

Contoh:

# unit yang dipertanggung jawabkan :

unit barang dalam proses awal(75%selesai) 20000

10
unit selama periode berjalan 40000

Total unit yang dipertanggung jawabkan 60000

# unit yang diperhitungkan:

unit selesai dan ditransfer keluar:

unit yang dimulai dan diselesaikan 30000

unit barang dalam proses awal 20000

50000

unit barang dalam proses akhir(25%selesai) 10000

Total unit yang diperhitungkan 60000

b) Penghitungan unit ekuivalen.

Setelah mengetahui informasi dalam skedul arus fisik, maka unit ekuivalen untuk bulan juli

dapat dihitung.

Contoh:

unit yang diselesaikan 50000

unit barang dalam proses akhir(10000 x 25%) 2500

unit output ekuivalen 52500 unit

c) Penghitungan biaya per unit.

Setelah mengetahui output ekuivalen bulan juli, biaya produksi bulan juli juga dibutuhkan untuk

menghitung biaya per unit.

Contoh:

11
Biaya per unit = total biaya : total unit ekuivalen

=$13625 : 52500

= $0,26 per unit ekuivalen

d) Penilaian persediaan.

Setelah melalui berbagia langkah dari mengetahui unit yang diselesaikan (langkah 1),

mengetahui unit ekuivalen barang dalam proses akhir (langkah 2), dan mengetahui biaya per unit

(langkah 3) semuanya diperlukan untuk menilai barang yang ditransfer keluar maupun barang dalam

proses akhir.

e) Rekonsiliasi biaya.

Dalam rekonsiliasi biaya, total biaya yang diperhitungkan harus sama dengan total biaya yang

dipertanggung jawabkan.

Contoh:

# biaya yang diperhitungkan :

biaya barang yang ditransfer keluar $13000

biaya barang dalam proses akhir $650

Total biaya yang diperhitungkan $13650

# biaya yang dipertanggung jawabkan:

biaya barang dalam proses awal $3525

biaya barang selama periode berjalan $10125

Total biaya yang dipertanggung jawabkan $13650[6]

b. Evaluasi metode rata-rata tertimbang

12
Manfaat utama dari metode rata-rata tertimbang terletak pada kesederhanaannya. Dengan

memperlakukan unit barang dalam proses awal sebagai unit yang dikerjakan pada periode berjalan.

Kelemahan utama adalah kurangnya keakuratan dalam perhitungan biaya per unit dari output periode

berjalan dan unit barang dalam proses awal.

2. Metode kalkulasi biaya FIFO (first-in, first out)

Memisahkan unit pada persediaan awal yang diproduksi selama periode berjalan. Hal ini

mengasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan pertama kali, dan ditransfer keluar

dengan semua biaya periode sebelumnya beserta biaya periode berjalan yang diperlukan untuk

menyelesaikan unit tersebut. Kemudia produksi periode berjalan dimulai dan diselesaikan atau tidak

diselesaikan sebagai persediaan akhir barang dalam proses.

Jika biaya produksi tidak berubah dari periode ke periode, atau jika tidak ada persediaan awal

barang dalam proses, maka metode FIFO dan rata-rata tertimbang akan memberikan hasil yang sama.

D. MULTIINPUT dan MULTIDEPARTEMEN

Akuntansi untuk produksi menurut kalkulasi biaya proses menjadi sulit dikarenakan tidak

seragamnya aplikasi input produksi (multiinput) dan kehadiran berbagai departemen pemprosesan

(multidepartemen).

1. Aplikasi input produksi yang tidak seragam (multiinput).

Aplikasi input yang tidak seragam tidak mempengaruhi unit arus fisik namun input yang tidak

seragam mempengaruhi perhitungan unit ekuivalen.

Contoh:

a. Langkah 1 (Skedul Arus Fisik )

# unit yang dipertanggung jawabkan:

unit barang dalam proses awal 10000

13
unit barang selama periode berjalan 70000

Total unit yang dipertanggung jawabkan 80000 unit

# unit yang diperhitungkan:

unit yang diselesaikan dan ditransfer keluar:

unit yang dimulai dan diselesaikan 50000

unit barang dalam proses awal 10000

60000

unit barang dalam proses akhir(40%selesai) 20000

Total unit yang diperhitungkan 80000 unit

Contoh:

# produksi:

unit dalam proses awal (50%selesai) 10000

unit yang diselesaikan dan ditransfer keluar 60000

unit dalam proses akhir (40%selesai) 20000

# biaya:

barang dalam proses awal:

bahan $1.600

biaya konversi 200

Total $1800

biaya saat ini:

14
bahan $12000

biaya konversi 3200

Total $15200

b. Langkah 2 (Perhitungan Unit Ekuivalen).

Bahan Konversi

Unit yang diselesaikan 60000 60000

Unit barang dalam proses akhir

presentasi penyelesaian:

(20000 x 100%) 20000 _

(20000 x 40%) _ 8000

Total unit output ekuivalen 80000 68000

c. Langkah 3 (Perhitungan biaya per unit)

# Biaya per unit bahan = biaya bahan awal+biaya bahan saat ini

total unit

= ($1600 +$12000)

80000

= $0,17

# Biaya konversi per unit = biaya konversi awal+biaya konversi saat ini

total output ekuivalen

= ($200+$3200)

15
68000

= $0,05

# Total biaya per unit = biaya bahan per unit +biaya konversi per unit

= $0,17 + $0,05

= $0,22 per unit yang diselesaikan.

d. Langkah 4 ( Penilaian barang yang ditransfer keluar)

#Biaya barang ditransfer keluar = total biaya per unit+ unit yang diselesaikan

= $0,22 + 60000

= $ 13200

# Biaya barang dalam proses akhir:

Bahan: $0,17 x 20000 $3400

Konversi: $0,05 x 8000 $400

Total biaya $3800

e. Langkah 5 ( Merenkonsiliasi biaya)

# Biaya yang dipertanggung jawabkan:

barang dalam proses awal $1800

dikeluarkan selama periode berjalan $15200

Total biaya yang dipertanggung jawabkan $17000

16
# Biaya yang diperhitungkan:

barang yang ditransfer keluar $13200

barang dalam proses akhir $3800

Total biaya yang diperhitungkan $17000

2.Multidepartemen

Dalam proses produksi, beberapa departemen menerima sebagaian barang setengah jadi dari

departemen sebelumnya. Pendekatan ini biasanya memperlakukan barag yang ditransfer masuk sebagai

kategori bahan terpisah ketika menghitung unit ekuivalen.

Contoh:

a. Langkah 1 (Skedul Arus Fisik)

# unit yang dipertanggung jawabkan :

unit barang dalam proses awal 15000

unit yang ditransfer masuk selama periode berjalan 60000

Total unit yang dipertanggung jawabkan 75000

# unit yang diperhitungkan:

unit yang diselesaikan dan ditransfer keluar:

unit yang dimulai dan diselesaikan 55000

unit barang dalam proses awal 15000

unit barang dalam proses akhir 5000

75000

17
b. Langkah 2 ( Menghitung unit ekuivalen yang ditransfer masuk)

# Transfer masuk:

unit yang diselesaikan 70000

unit barang proses akhir x bagian yang diselesaikan

(5000 x 100%) 5000

Total unit output ekuivalen 75000

c. Langkah 3 ( Menghitung biaya per unit)

# Biaya per unit adalah biaya unit yang ditransfer masuk pada periode berjalan ditambah biaya transfer masuk

dalam proses awal.

# Biaya per unit = ( $13200 + $ 3000)

75000

= $16200 = $0,216[7]

7500

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengertian karakteristik proses manufaktur

karekteristik metode harga pokok proses meliputi

a. Untuk menghitung harga pokok suatu atau beberapa produk yang sama secara terus-menerus untuk

jangka waktu lama.

b. Biaya dikumpulkan per departemen.

c. Menggunakan laporan biaya departemen sebagai dasar untuk menghitung harga pokok per unit

2. Jenis proses manufaktur

a. Pemrosesan berurutan (sequential processing)

sortir

Pembungkusan

Produk jadi

Pencampuran

19
b. Pemprosesan paralel (paralel processing)

Proses 1

Proses 4

Proses 3

Proses 2

pemasangan

Barang Jadi

3. Arus biaya melalui akun dalam kalkulasi biaya proses

departemen pemilihan barang dalam proses

departemen pembotolan barang dalam proses

departemen pengkapsulan barang dalam proses

4. Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi

a. Bagian informasi unit memiliki 2 subdivisi utama:

a). Unit yang dipertanggung jawabkan.

b). Unit yang dihitung.

b. Bagian informasi biaya memiliki 2 subdivisi utama

a). Biaya yang dipertanggung jawabkan.

b). Biaya yang diperhitungkan.

20
5. Dampak Persediaan Barang dalam Proses terhadap Kalkulasi biaya Proses

kehadiran persediaan barang dalam proses menimbulkan masalah diantaranya :

a. Mendefinisikan unit produksi.

Menentukan beberapa unit yang diproduksi selama periode berjalan tetapi tidak ada dalam

persediaan akhir adalah suatu masalah.

Penyelesaiannya adalah menghitung unit output ekuivalen,

b. Bagaimana harga pokok atau biaya persediaan awal barang dalam proses harus diperlakukan.

Untuk mengatasi masalah ini dengan cara menggunakan 2 metode yaitu metode rata-rata

tertimbang dan metode kalkulasi biaya FIFO

6. Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses

Dalam menghitung biaya per unit periode berjalan untuk satu departemen, dua pendekatan

yang berkaitan dengan output periode sebelumnya dan biaya periode sebelumnya akan ditemukan pada

barang dalam proses awal:

a. Metode rata-rata tertimbang

Menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya per

unit. Langkah – langkah memfokuskan metode rata-rata tertimbang :

a) Analisis arus fisik

b) Penghitungan unit ekuivalen.

c) Penghitungan biaya per unit.

d) Penilaian persediaan.

e) Rekonsiliasi biaya.

21
b. Evaluasi metode rata-rata tertimbang

Manfaat utama dari metode rata-rata tertimbang terletak pada kesederhanaannya. Dengan

memperlakukan unit barang dalam proses awal sebagai unit yang dikerjakan pada periode berjalan.

Kelemahan utama adalah kurangnya keakuratan dalam perhitungan biaya per unit dari output periode

berjalan dan unit barang dalam proses awal.

c. Metode kalkulasi biaya FIFO (first-in, first out)

Memisahkan unit pada persediaan awal yang diproduksi selama periode berjalan. Hal ini

mengasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan pertama kali, dan ditransfer keluar

dengan semua biaya periode sebelumnya beserta biaya periode berjalan yang diperlukan untuk

menyelesaikan unit tersebut. Kemudia produksi periode berjalan dimulai dan diselesaikan atau tidak

diselesaikan sebagai persediaan akhir barang dalam proses.

Jika biaya produksi tidak berubah dari periode ke periode, atau jika tidak ada persediaan awal

barang dalam proses, maka metode FIFO dan rata-rata tertimbang akan memberikan hasil yang sama.

7. MULTIINPUT dan MULTIDEPARTEMEN

Akuntansi untuk produksi menurut kalkulasi biaya proses menjadi sulit dikarenakan tidak

seragamnya aplikasi input produksi (multiinput) dan kehadiran berbagai departemen pemprosesan

(multidepartemen).

a.) Aplikasi input yang tidak seragam (Multiinput)

Tidak mempengaruhi unit arus fisik namun input yang tidak seragam mempengaruhi

perhitungan unit ekuivalen.

a. Langkah 1 (Skedul Arus Fisik )

b. Langkah 2 (Perhitungan Unit Ekuivalen).

22
c. Langkah 3 (Perhitungan biaya per unit).

d. Langkah 4 ( Penilaian barang yang ditransfer keluar)

e. Langkah 5 ( Merenkonsiliasi biaya)

b. .Multidepartemen

Dalam proses produksi, beberapa departemen menerima sebagaian barang setengah jadi dari

departemen sebelumnya. Pendekatan ini biasanya memperlakukan barag yang ditransfer masuk sebagai

kategori bahan terpisah ketika menghitung unit ekuivalen.

a. Langkah 1 (Skedul Arus Fisik)

b. Langkah 2 ( Menghitung unit ekuivalen yang ditransfer masuk)

c. Langkah 3 ( Menghitung biaya per unit)

B. SARAN

Demikianlah makalah kami susun, jika terdapat kesalahan dalam makalah kami, kami meminta

maaf. Dan kami akan selalu menunggu kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan makalah kami

selanjutnya, atas kritik dan saran pembaca kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Akuntansi Manajemen, Jakarta, P.T. Gelora Aksara Pratama, 1999.

23
Bambang Hariadi, Akuntasi Manajemen suatu sudut pandang, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2002.

Krismiaji, Dasar-Dasar Akuntansi Manajemen, Yogyakarta, AMP YKPN, 2002.

[1] Hansen, Akuntansi Manajemen, Jakarta, P.T. Gelora Aksara Pratama,

1999, hlm 251.

[2] Bambang Hariadi, Akuntasi Manajemen suatu sudut pandang, Yogyakarta,

BPFE-Yogyakarta, 2002, hlm 156.

[3] Krismiaji, Dasar-Dasar Akuntansi Manajemen, Yogyakarta, AMP YKPN,

2002, hlm 78.

[4] Hansen, op-cit, hlm 252.

[5] Hansen, op-cit, hlm 256.

[6] Hansen, Op.cit , hlm;258-260

[7] Hansen, Op.cit , hlm; 263-267

24

Anda mungkin juga menyukai