Disusun Oleh:
Proses penetapan biaya adalah sistem penetapan harga produk dasar yang
digunakan dalam produksi industri yang mengatur kegiatan untuk produk tertentu
berdasarkan secara berkelanjutan tanpa tuntutan khusus. Prinsip dasar penetapan biaya
proses yang menghasilkan biaya operasi atau departemen tertentu untuk satu periode
penuh (bulanan, triwulanan, tahunan) dan kemudian dibagi dengan jumlah unit yang
diproduksi selama periode tersebut.
Tulisan ini menjelaskan Definisi dan Karakteristik dari Penentuan biaya Proses,
Konsep unit Ekuivalensi untuk mengukur output, dan laporan kos produksi metode
rata-rata tertimbang dan metode FIFO. Pada dasarnya ketiga hal ini berkaitan erat,
Dalam perhitungan biaya Proses akan membawa metode perhitungan baik rata-rata
tertimbang atau FIFO dan dalam perhitungan metode ini pastinya penting adanya
pemahaman terkait unit ekuivalensi. Penulis menyimpulkan bahwa pemahaman
menyeluruh mengenai Penentuan Biaya proses, unit ekuivalensi dan metode rata-rata
terimbang maupun FIFO penting bagi akuntan dan manajemen dalam lingkungan bisnis
saat ini.
ii
I. PENDAHULUAN
Dalam kebanyakan bisnis manfaktur, biaya produksi
dipertanggungjawabkan menggunakan salah satu dari dua jenis sistem
akumulasi biaya, yaitu sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job
order costing system) dan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses
(process costing system). Tujuan penting dari sistem dari perhitungan
biaya manapun adalah untuk menentukan biaya dari barang atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Penentuan kos proses (process costing) merupakan metoda
pengumpulan biaya produksi berdasarkan departemen atau pusat blaya.
Metoda ini cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk
yang bersifat homogen melalui serangkalan proses yang sama. Di Bab 3
telah diuraikan perbandingan antara sistem penentuan kos pesanan dan
sistem kos proses. Oleh karena itu pada bab ini penjelasan perbedaan
tersebut tidakakan diulang. Bab ini akan memfokuskan pembahasan
tentang sistem penentuan kos proses secara lebih komprehensif.
II. PEMBAHASAN
3
sistem menggunakan dasar akun pabrikasi yang sama, sebagai media
pencatatan dan pengumpulan data biayanya. Arus fisik produksinya sama-
sama melibatkan overhead pabrik, bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. Ketiga, arus fisik dan biaya dalam akun pabrikasi pada
dasarnya sama pada kedua sistem tersebut
Meskipun perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa sama-sama dapat
menggunakan sistem penentuan kos proses, namun hanya perusahaan
manufaktur sajayang menghadapi persoalan yang terkait dengan penilaian
persediaan barang dalam proses akhir dan persediaan produk jadi Oleh
karena itu, pembahasan pada bab ini difokuskan pada kasus perusahaan
manufaktur saja.
Pemrosesan berurutan
4
Proses pembuatan produk dapat pula dilakukan dengan
pola yang disebut pemrosesan paralel (paralel processing). Hal ini
terjadi kalau perusahaan menghasilkan lebih dari dua jenis produk,
yang menggunakan beberapa peralatan produksi yang sama.
5
Diasumsikan bahwa biaya produksi yang terjadi di setiap
departemen produksi adalah sebagai berikut:
Departemen Departemen Departemen
penyortiran percampuran pembungkusan
Biaya bahan baku Rp 17.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.000
Biaya tenaga kerja Rp 500.000Rp 600.000 Rp 3.000.000
BOP dibebankan Rp 4.500.000 Rp 5.000.000 Rp 6.000.000
Jumlah Rp 22.000.000 Rp 15.600.000 Rp 17.000.000
6
Ketika produk ditransfer dari departemen pencampuran ke
departemen pembungkusan, jurnal yang dibuat adalah:
Barang Dalam Proses (Dep. Pembungkusan)Rp37.600.000.00
Barang Dalam Proses (Dep. pencampuran)Rp37.600.000,00
Ketika produk ditransfer dan departemen pembungkusan
ke gudang produk jadi, jurnal yang dibuat adalah:
Persediaan Produk Jadi Rp54.600.000,00
Barang Dalam Proses (Dep. Pembungkusan) Rp54.600.000,00
Biaya yang ditransfer dari departemen pemrosesan
sebelumnya ke departemen pemrosesan berikutnya disebut dengan
kos transfer masuk (transferred-in costs). Kos ini dipandang dari
sisi departemen yang menerima transfer merupakan input atau
diperlakukan sebagai biaya bahan baku.
secara umum, sistem penentuan kos proses memiliki
karakteristik sebagai berikut:
• Produk yang dihasilkan bersifat homogen diproses melalui
serangkaian proses yang sama.
• Setiap unit dalam setiap proses mengkonsumsi biaya
produksi calam dosis yang sama.
• Biaya produksi dikumpulkan berdasarkan proses untuk
satu periode tertentu.
• Aliran biaya dan prosedur akuntansi (jurnal) pada dasarnya
sama dengan prosedur akuntansi pada metoda kos pesanan
Perbedaannya hanya terletak pada rekening buku besar
pembantu yang diselenggarakan.
• Laporan produksi per departemen merupakan dokumen
kunci untuk menelusur aktivitas dan biaya produksi.
• Biaya produksi per unit dihitung dengan cara membagi
biaya per departemen pada periode tertentu dengan output
departemen yang bersangkutan pada periode yang sama.
7
2.1.3. Pengumpulan Biaya dalam Laporan Produk
Dalam penentuan kos proses, biaya dikumpulkan oleh
setiap departemen produksi untuk jangka waktu tertentu (bulan,
triwulan, tahun). Dokumen yang digunakan untuk meringkas
aktivitas manufaktur yang terjadi dalam departemen produksi
selama jangka waktu tertentu disebut dengan laporan produksi.
Secara rinci, laporan ini berisi informasi tentang kos barang dalam
proses yang diterima dari departemen sebelumnya, dan biaya-
biaya produksi (blaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik) yang ditambahkan (terjadi) di departemen yang
bersangkutan. Laporan ini juga dapat diperlakukan sebagai rincian
atau buku pembantu (subsidiary) dari rekening barang dalam
proses. Selain itu, laporan produksi juga berisi informasi tentang
unit fisik yang diproses dalam sebuah departemen, termasuk biaya
manufaktur yang terkait. Dengan demikian, laporan produksi akan
dibagi menjadi dua bagian (sesi). Bagian pertama berisi informasi
tentang unit yang diproduksi, dan bagian kedua berisi informasi
tentang biaya. Bagian pertama masih dibagi lagi menjadi 2, yaitu
(1) jumlah unit yang dimasukkan ke dalam proses. dan (2) jumlah
unit yang diperhitungkan. Bagian kedua juga dirinci menjadi 2,
yaitu (1) biaya yang terjadi dan (2) biaya yang diperhitungkan.
Sebuah laporan produksi dapat digunakan untuk menelusur aliran
unit barang melalui berbagai departemen, mengidentifikasi biaya
yang dibebankan ke departemen menunjukkan parh tungan biaya
(kos) per unit, dan menyajikan disposisi biaya yang terjadi pada
departemen yang bersangkutan pada periode tertentu.
8
biasanya diukur dari persentase konsumsi biaya produksi, tidak
selalu sama dan bervariasi. Seberapapun tingkat penyerapan biaya
produksi oleh barang dalam proses, ada satu hal yang perlu digaris
bawahi bahwa produk tersebut telah mengkonsumsi biaya
produksi. Oleh karena itu, barang dalam proses harus dibebani
dengan biaya sesuai dengan porsi konsumsinya. Pembebanan ini
perlu dilakukan agar perusahaan dapat menghitung biaya produksi
per unit secara akurat dan adil.
Perhitungan kos (biaya) produksi per unit pada dasarnya
merupakan bagian penting dalam laporan produksi. Kos per unit
perlu dihitung, agar perusahaan dapat menentukan berapa besar
kos penjualan, berapa kos yang ditransfer ke departemen
berikutnya, dan berapa besar biaya yang melekat pada barang
dalam proses.
Perhitungan biaya per unit dan pembebanan biaya ternyata
tidak sederhana, dan memerlukan langkah-langkah spesifik,
karena adanya barang dalam proses, baik barang dalam proses
awal periode maupun barang dalam proses akhir periode. Adanya
barang dalam proses menyebabkan informasi tentang unit yang
diproduksi tidak bisa langsung diketahui, dan harus dihitung
terlebih dahulu, dengan menggunakan konsep ekuivalensi unit -
yaitu penyetaraan unit barang dalam proses terhadap produk jadi
sesuai dengan tingkat konsumsi masing-masing biaya.
9
unit, output untuk satu periode (dalam satuan unit) harus
ditentukan. Persoalan utama dalam penentuan kos proses adalah
menentukan besarnya output tersebut.
10
proses dinyatakan dalam satuan produk selesai dengan
memperhitungkan persentase penyelesaiannya. Persentase
penyelesaian merupakan persentase biaya produksi (sumberdaya)
yang telah terserap atau dikonsumsi oleh barang dalam proses.
Dalam contoh, jika barang dalam proses memiliki persentase
penyelesaian 25% atau telah mengkonsumsi sumberdaya produksi
sebanyak 25%, maka dianggap produk tersebut 25% selesai.
11
metode masuk pertama, keluar pertama atau first-in first-out
(FIFO).1
1. Metode rata-rata tertimbang
1
Mulyati,S,.dan dkk.(2017).buku ajar : akuntansi biaya. Aceh – CV.SEFA
BUMU PERSADA. hal 58-65
12
5. produksi yang telah dikonsums oleh produk selesai dan berapa
yang dikonsumsi oleh barang dalam proses akhir).
6. Rekonsiliasi biaya.
Ilustrasi :
Berikut ini adalah data produksi untuk bulan Desember 2021 pada
DepartemenA :
Produksi:
Barang dalam proses awal , 75% selesai 40.000 unit
Produk jadi dan disetor ke Gudang 100,000 unit
Barang dalam proses Akhir, 25% selesai 20.000 unit
Biaya :
Melekat pada barang dalam proses awal
Rp. 35.250.000,00
Dikeluarkan dalam bulan desember 2021
Rp. 101.250.000,00
Berdasarkan data diatas maka Langkah-langkah penyusunan laporan kos
diproduksi dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah 1 : Menganalisis arus fisik
Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk menelusur unit fisik
produksi. Unit fisik tidak sama dengan unit ekuivalen. Unit fisik adalah
unit yang ada dalam berbagai tingkat penyelesaian. Dengan mengacu pada
data di atas. terdapat barang dalam proses sebanyak 40,000 unit, dan unit
masuk proses bulan Desember berjumlah 80.000 unit, sehingga total unit
yang diolah sebanyak 120.000 unit. Dan jumlah tersebut, 20.000 unit
diantaranya belum selesai sampai dengan akhir bulan Desember. Dengan
demikian pada akhir bulan Desember terdapat barang dalam proses
sebanyak 20.000 unit dengan tingkat penyelesaian 25%, Analisis unit fisik
13
ini biasanya dilakukan dengan membuat bagan perhitungan sebagai berikut:
14
awal? Ada 40.000 unit barang dalam proses awal dengan tingkat
penyelesaian 75%. Unit ini telah diperhitungkan dalam 100.000 unit produk
selesal dan ditransfer keluar departemen selama bulan Desember. Dengan
demikian, barang dalani proses awal diperlakukan sama dengan barang yang
masuk proses dalam bulan Desember.
15
perhitungan biaya manufaktur yang dibebankan ke produk. Dengan
menggunakan data padailustrasi di atas, maka jumlah biaya manufaktur yang
diperhitungkan adalah sebagai berikut:
Biaya yang melekat pada barang dalam proses awal Rp 35.250.000,00
Biaya yang keluar dalam bulan Desember Rp101.250.000,00
Jumlah biaya yang diperhitungkan Rp136.500.000,00
Biaya yang dibebankan kepada produk adalah juga sebesar Rp136.500.000.00
denganrincian sebagai berikut:
Biaya yang dibebankan ke produk selesai Rp 130.000.000,00
Biaya yang dibebankan ke barang dalam proses akhir Rp 6.500.000,00
Jumlah biaya yang dibebankan Rp136.500.000,00
16
PT MULIA
Laporan kos produksi Departemen A
Bulan Desember 2021 (Metode rata-rata tertimbang)
17
Pehitungan
biaya
PEMBEBANAN BIAYA
Produk jadi Barang dalam proses Jumlah
Produk jadi Rp 130.000.000 Rp 130.000.000
Barang dalam proses Rp 6.500.000 Rp 6.500.000
Biaya dibebankan Rp 130.000.000 Rp 6.500.000 Rp 136.500.000
2. Metode FIFO
Dengan menggunakan metoda ini, maka unit ekuivalen dan
biaya manufaktur yang melekat pada barang dalam proses awal harus
dipisahkan dari perhitungan biaya per unit periode berjalan. Dengan
kata lain, metoda ini mengakui bahwa pekerjaan dan biaya yang
berasal dari periode pemrosesan sebelumnya menjadi bagian dari
periode tersebut.
Jika terjadi perubahan harga input manufaktur dari satu
periode ke periode berikutnya. maka metoda FIFO ini akan
menghasilkan perhitungan biaya manufaktur per unit yang lebih
akurat dibandingkan dengan metoda rata-rata. Semakin akurat
perhitungan yang dihasilkan, maka pengendalian yang dilakukan juga
semakin baik kualitasnya, semakin akurat proses penentuan harga,
dan seterusnya. Meskipun demikian, karena periode produksi
18
biasanya berjangka pendek bulanan, atau mingguan, maka
perhitungan biaya produksi per unit biasanya tidak berselisih secara
signifikan pada kedua metoda tersebut. Kondisi inilah yang
menyebabkan banyak perusahaan yang lebih suka menggunakan
metoda rata-rata tertimbang. 2
Sama dengan metode rata-rata tertimbang penghitungan
inimemiliki 5 tahap yaitu:
1. Menganalisis arus fisik unit yang diproduksi.
2. Menghitung produk ekuivalen.
3. Menghitung kos per unit.
4. Penilaian persediaan
5. Rekonsiliasi biaya.
Kelima Langkah ini dapat diringkas dalam laporan yang
disebutdengan laporan kos produksi.
PT MULIA
Laporan kos produksi Departemen A Bulan Desember 2021
(Metode FIFO)
Informasi unit produksi
Unit yang diperhitungkan
Barang dalam proses awal (75% selesai) 40.000
Produk masuk bulan desember 80.000
Jumlah unit yang diperhitungkan 120.000
Perhitungan Unit
Produk selesai dan ditransfer keluar:
2
Krismiaji, dan Aryani, Y Anni. 2019. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN. hal 76-85
19
Masuk proses bulan ini 60.000
Dari produk dalam proses awal40.000 100.000
Barang dalam proses akhir (25% selesai) 20.000
Jumlah unit 120.000
Perhitungan
biaya
Pembebanan Biaya
Produk jadi Barang dalam Jumlah
proses
Dari BDP awal 35.250.000 35.250.000
20
Penyelesaian BDP 13.500.00 13.500.00
awal
Produk jadi periode 81.000.000 81.000.000
ini
21
KESIMPULAN
Penentuan kos proses adalah metode akumulasi biaya produksi berdasarkan divisi
atau departemen. Metode ini cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk
dalam jumlah besar di satu waktu dan produk yang dihasilkan bersifat homogen atau
sejenis, seperti perusahaan manufaktur.
Konsep unit ekuivalen adalah kesetaraan jumlah unit barang yang masih belum
selesai diproses, jika disetarakan atau dianggap sebagai barang yang telah selesai diolah.
Metode Rata-rata tertimbang (weighted average) merupakan metode yang
memperlakukan kos dan jumlah unit persediaan barang dalam proses awal sama dengan
produk yang dimasukkan ke dalam proses pada periode berjalan. Hal ini dilakukan dengan
menambahkan kos barang dalam proses awal ke biaya produksi periode berjalan.
Metode FIFO adalah metode yang memperlakukan unit ekuivalen dan biaya
manufaktur yang melekat pada barang dalam proses awal harus dipisahkan dari
perhitungan biaya per unit periode berjalan. Dengan kata lain, metoda ini mengakui bahwa
pekerjaan dan biaya yang berasal dari periode pemrosesan sebelumnya menjadi bagian dari
periode tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
23