Sebagai hasilnya, setiap departemen harus menentukan berapa total biaya
yang terjadi di dalam departemen tersebut, baik yang berasal dari unit produk yang telah selesai diproses maupun unit unit produk yang masih dalam proses Pada setiap akhir periode, terdapat laporan terinci terkait total biaya dan jumlah produk yang dihasilkan oleh masing-masing departemen dalam bentuk laporan biaya pokok produksi, yang mana laporan ini sendiri juga berfungsi sebagai buku pembantu. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses adalah sistem yang mengakumulasikan biaya produksi yang dilakukan oleh departemen untuk periode tertentu, sehingga objek dari sistem perhitungan biaya berdasarkan proses adalah departemen Berikut. Biaya diakumulasikan per departemen dan biaya per unit untuk setiap departemen diperoleh dengan membagi antara total biaya setiap departemen dengan jumlah unit produk yang dihasilkan di departemen tersebut. Laporan biaya pokok produksi di setiap departemen merupakan laporan yang digunakan untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan, dan menghitung total biaya maupun biaya per un untuk setiap departemen di akhir periode. Selanjutnya, setelah selesai diproses di Departemen Cutting, produk ditransfer ke Departemen Sewing, yang mana terdapat penambahan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Aliran Produk secara Paralel (Parallel Product Flow) Pada aliran produk secara paralel, bagian-bagian tertentu dari tahapan pekerjaan dilakukan secara simultan dan kemudian digabungkan ke dalam suatu proses atau proses final untuk diselesaikan dan ditransfer menjadi produk jadi. Proses produksi mie instan dilakukan di dua departemen, yaitu Departemen Pencampuran dan Departemen PengolahanSkema proses produksi dimulai di Departemen Pencampuran, yang mana bahan berupa tepung terigu, telur, mentega, dan bahan lainnya ditambahkan dan dicampur. Selanjutnya, setelah selesai diproses di Departemen Pencampuran, produk ditransfer ke Departemen Pengolahan, yang mana terdapat penambahan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Selanjutnya, setelah selesai diproses di Departemen Penggilingan, produk ditransfer ke Departemen Pengepakan, yang mana terdapat penambahan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Penggunaan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses tidak mengubah sistem akumulasi biaya produksi (biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik). Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bukti permintaan bahan merupakan dokumen untuk membebankan biaya bahan pada departemen yang membutuhkan sekaligus sebagai alat pengendalian bahan, sementara penggunaan bahan dalam proses produksi oleh setiap departemen akan dibuatkan laporan penggunaan bahan sebagai dasar penyusunan laporan biaya pokok produksi. Berdasarkan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, kartu jam kerja atau kartu absensi karyawan (time clock card) merupakan dokumen yang dijadikan dasar perhitungan biaya tenaga kerja seluruh karyawan perusahaan dan merupakan dasar alokasi pembebanan biaya tenaga kerja ke masing-masing departemen, seperti Departemen Produksi, Departemen Pemasaran, serta Departemen Administrasi dan Umum. Seluruh biaya yang terkait dengan tenaga kerja yang muncul terjadi di Departemen Produksi diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja karena produk yang dihasilkan perusahaan bersifat standar dan homogenDalam hal ini berarti setiap unit produk yang dihasilkan ukurannya relatif sama dan akan menanggung biaya tenaga kerja yang besarnya relatif sama pula. Biaya overhead pabrik (BOP) untuk sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan didefinisikan sebagai biaya selain biaya bahan (bahan langsung) dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, seluruh biaya yang terjadi di setiap departemen diikhtisarkan dalam satu laporan biaya pokok produksi untuk departemen yang bersangkutanLaporan biaya pokok produksi adalah suatu analisis terhadap departemen atau pusat biaya selama satu periode, yang mana laporan tersebut merupakan sarana untuk menyajikan jumlah unit produk yang diproses, jumlah akumulasi biaya produk, dan perinciannya selama satu periode tertentu. Penyerapan biaya tersebut antara lain pada produk jadi yang ditransfer ke gudang atau ke departemen berikutnya, biaya produk dalam proses akhir, dan biaya produk hilang, produk rusak, produk cacat apabila ada. Dengan demikian, total biaya produk (produk jadi dan produk dalam proses) harus sama dengan total biaya produksi (biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) yang dibebankan. Penambahan bahan baku di departemen lanjutan yang menambah jumlah unit produk yang dihasilkan akan memengaruhi perhitungan biaya produk, sehingga perlu adanya penyesuaian atas biaya per unit yang diperoleh dari departemen sebelumnya karena jumlah unit produk yang dijadikan sebagai dasar perhitungan bertambah.