Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tri Wahyuni

Nim : 12070126507

Kelas : 4 J Manajemen

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya

Penentuan Biaya Proses: Pengantar

A. SISTEM AKUMULASI BIAYA PROSES

 Tujuan sistem akumulasi biaya adalah menghasilkan informasi biaya total dan per unit
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
 Biaya total adalah jumlah biaya yang diakumulasi ke dalam objek biaya selama periode
tertentu.
 Biaya per unit adalah biaya total dibagi dengan jumlah unit.
Informasi tersebut berguna untuk menentukan biaya persediaan dalam laporan keuangan dan
untuk pembuatan keputusan manajemen, misalnya untuk menentukan harga jual produk. Agar
keputusan yang didasarkan pada informasi tersebut tidak salah maka sistem akumulasi biaya
yang diterapkan oleh perusahaan harus dapat menghasilkan informasi biaya produksi yang
akurat. Sistem akumulasi biaya yang baik adalah sistem yang dapat menghasilkan informasi
biaya yang akurat dan dapat dioperasikan dengan biaya rendah.

Sistem akumulasi biaya sangat tergantung pada pemanufakturan perusahaan, Setiap


perusahaan dapat mempunyai teknologi pemanufakturan, organisasi produksi, dan jenis produk
yang berbeda. Oleh karena itu, sistem akumulasi biaya yang diterapkan oleh setiap perusahaan
juga dapat berbeda.

Secara garis besar, sistem akumulasi biaya dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu :

(1) sistem akumulasi biaya pesanan


(2) sistem akumulasi biaya proses.

1. Penentuan Biaya Menurut Departemen

Kegiatan Produksi dapat dilakukan melalui beberapa departemen. Setiap departemen


melaksanakan kegiatan atau proses tertentu yang diperlukan untuk menghasilkan barang. Jadi,
Departemen pertama melaksanakan pemrosesan awal terhadap produk, misalnya memotong atau
membentuk produk atau komponen produk, Setelah pemrosesan oleh departemen pertama selesai
dilakukan, unit produk ditransfer ke departemen kedua (departemen lanjutan). Setelah menerima
transfer dari departemen pertama, departemen kedua kemudian melaksanakan pekerjaannya,
misalnya merakit dan mengecat. Setelah selesai dikerjakan di departemen kedua, unit produk
ditransfer ke departemen berikutnya dan seterusnya sehingga unit produk menjadi barang jadi
dan ditransfer ke persediaan barang jadi.

2. Aliran Fisik Produksi

Produk bergerak dengan pola tertentu mengikuti aliran proses produksi. Aliran biaya sesuai
dengan aliran fisik produk, fisik produk dapat bergerak dengan pola berurutan, paralel, atau
selektif.

3. Akuntansi Biaya Bahan, Tenaga Kerja, dan Overhead Pabrik

Pencatatan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik ke akun buku besar dalam
penentuan biaya proses pada dasarnya sama dengan penentuan biaya pesanan, Dalam penentuan
biaya proses, biaya produksi yang terjadi dibebankan ke departemen, ditransfer dari suatu
departemen ke departemen berikutnya hingga akhirnya ditransfer ke persediaan barang jadi.
Untuk mencatat biaya yang terjadi dalam suatu departemen dan biaya yang ditransfer dari
departemen sebelumnya, perlu diselenggarakan akun Barang Dalam Proses untuk setiap
departemen produksi. Jika sebuah perusahaan mempunyai dua departemen produksi, berarti
perusahaan tersebut perlu menyelenggarakan dua buah akun Barang Dalam Proses.

4. Dampak Otomatisasi pada biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik

Otomatisasi pabrik mengakibatkan pekerjaan yang semula ditangani oleh manusia diganti
dengan mesin. Oleh karena itu, jumlah biaya tenaga kerja menjadi relatif kecil dibanding
keseluruhan biaya produksi. Turunnya jumlah biaya tenaga kerja tersebut diikuti dengan
meningkatnya jumlah biaya overhead pabrik, misalnya depresiasi, bahan bakar, listrik, dan
pemeliharaan. Di samping itu, tingkat otomatisasi pabrik yang tinggi mengakibatkan perbedaan
pekerjaan tenaga kerja langsung dan tidak langsung menjadi tidak jelas. Dalam perusahaan
seperti itu, biaya tenaga kerja langsung dapat digabungkan dengan biaya overhead pabrik dalam
satu jumlah (disebut biaya konversi) dan dibebankan ke setiap departemen secara bersama
dengan satu tarif.

B. LAPORAN BIAYA PRODUKSI

Laporan Biaya Produksi adalah sebuah analisis terhadap terhadap aktivitas suatu departemen
atau pusat biaya selama periode. Bentuk laporan biaya produksi ada bermacam-macam. Bentuk
apa pun yang digunakan,

laporan tersebut minimal harus menyajikan hal-hal seperti di bawah ini :

 Biaya total dan per unit produk yang diterima dari satu atau lebih departemen lainnya,
 Biaya total dan per unit bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang ditambahkan
oleh departemen yang bersangkutan,
 Biaya persediaan produk dalam proses awal dan akhir: dan
 Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi. Laporan
biaya produksi dibagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama laporan memuat data
kuantitas. Bagian kedua laporan memuat jumlah biaya total dan per unit yang harus
dipertanggungjawabkan oleh sebuah departemen. Bagian ketiga laporan memuat
pertanggungjawaban biaya.

Sistem akumulasi biaya pesanan tepat digunakan jika produk yang dihasilkan oleh perusahaan
bersifat heterogen. Produk bersifat heterogen apabila setiap jenis produk diproduksi dalam
spesifikasi dan kuantitas yang berbeda dan kombinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan setiap jenis produk tersebut juga berbeda. Perusahaan yang berproduksi atas dasar
pesanan menghasilkan produk dengan spesifikasi dan kuantitas sesuai permintaan pemesan.
Karena spesifikasi produk dan kuantitas yang dipesan oleh masing-masing pemesan berbeda
maka produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan bersifat
heterogen.

Tujuan akumulasi biaya pesanan adalah menghitung biaya total dan per unit setiap pesanan.
Oleh karena itu, dalam penentuan biaya pesanan, setiap pesanan diperlakukan sebagai objek
biaya. Setiap pesanan dibuatkan sebuah kartu biaya yang digunakan untuk mencatat semua biaya
produksi yang terjadi dalam memproduksi pesanan yang bersangkutan. Pada saat pesanan telah
selesai dikerjakan, biaya per unit dihitung dengan cara membagi biaya total yang dibebankan ke
suatu pesanan sejak mulai sampai selesai dikerjakan dengan jumlah unit yang dihasilkan untuk
pesanan tersebut. Contoh perusahaan yang cocok menerapkan sistem penentuan biaya pesanan
adalah perusahaan percetakan, galangan kapal, pesawat terbang, dan kontraktor bangunan.

Anda mungkin juga menyukai