Anda di halaman 1dari 6

Materi Pertemuan Ke 6

“SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN


PROSES ( PROCESS COSTING )”

Oleh :

1. Alvenia Silvira Ambanu ( Nim : 2020110151 )


2. Yosia ( Nim : 2020110119 )

Mata kuliah : Akuntansi Biaya


Kelas : A
Dosen Pengampuh : Dra. Poppy Indri Hastuti, MM
A. Pengertian Process Costing
Process costing adalah suatu metode yang mampu mengidentifikasi
berbagai biaya spesifik yang terdapat di dalam komponen biaya
produksi untuk setiap proses pengolahan bahan baku menjadi suatu
produk matang. 

B. Jenis Process Costing


Setidaknya terdapat tiga jenis process costing yang bisa Anda pahami.
Ketiga process costing tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode Rata-Rata Tertimbang dari Perhitungan Process Costing


Biaya aktual yang dibagi rata-rata tertimbang produk pada produksi
selama satu tahun. Perhitungan tersebut lebih sederhana daripada
metode lainnya. Rata-rata tertimbang unit adalah penjumlahan pada
produk berdasarkan tarif dan juga kuantitas per unit produk.

2. Biaya Standar
Untuk  biaya aktual produk yang tidak dipertimbangkan, maka pilihan
yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti metode penetapan
biaya standar. Biaya standar adalah biaya bahan baku sesuai dengan
perkiraan manajemen. Setiap perbedaan yang ada pada biaya standar
dan biaya aktual akan dicatat secara terpisah sesuai dengan akun di
dalam akuntansi.

3. First-In First-Out
Metode FIFO atau First-In-First-Out akan lebih fokus pada
pembebanan biaya ke setiap unit sesuai dengan urutan produksi.
Produk yang dibuat pertama kali akan dikenakan biaya terlebih
dahulu, lalu kemudian akan menjadi produk pertama yang dikirim
atau dikeluarkan.
C. Tujuan Utama dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan
Proses
Tujuan utama process costing adalah agar bisa membebankan semua
biaya yang sudah terjadi pada departemen, yang mana nantinya biaya
tersebut akan diakumulasikan per departemen dan biaya per unitnya
akan dihitung dengan membagi antara total biaya dengan unit
ekuivalen yang sudah berhasil dibuat.

Selain itu, process costing juga sangat berguna untuk membuat


laporan biaya pokok produksi pada setiap produk departemen
perusahaan dengan melakukan teknik pengumpulan dan juga
pengikhtisaran total biaya yang terjadi pada setiap akhir periode
akuntansi.

D. Karakteristik Perhitungan Process Costing


Perusahaan yang mempunyai produk homogen melalui proses
ataupun departemen yang hampir sama akan menggunakan
perhitungan process costing. Berikut ini adalah beberapa
karakteristiknya:

1. Unit Ekuivalen
Unit ekuivalen adalah jumlah unit selesai yang sama ataupun serupa
yang sudah bisa dihasilkan dengan berdasarkan jumlah pekerjaan
yang benar-benar dilakukan atas berbagai unit produk yang sudah
selesai ataupun yang selesai sebagian. Namun, unit ekuivalen berbeda
dengan unit lainnya secara fisik.

Umumnya, suatu perusahaan manufaktur mempunyai produk selesai


pada akhir periode akuntansi. Berdasarkan sistem
perhitungan process costing, unit produk yang baru saja selesai
sebagian tersebut bisa dengan mudah ditangani karena biaya
pesanannya sudah tersedia di kartu biaya pesanan. Tapi, pada sistem
perhitungan process costing, biaya produk untuk setiap unit produk
yang sudah selesai sebagian tidak tersedia.
2. Biaya Konversi
Karena jumlah tenaga kerja langsung cenderung lebih kecil dalam
industri pemrosesan, seperti halnya industri penyulingan minyak,
kertas kimia, aluminium, dan farmasi, maka biaya overhead pabrik
dan juga biaya tenaga kerja langsung seringkali digabungkan dan
disebut dengan biaya konversi agar bisa menghitung unit ekuivalen
produksi.

3. Bahan Baku Langsung


Bahan baku langsung bisa ditambahkan pada setiap titik produksi
yang berlainan atau secara terus menerus selama produksi
berlangsung. Bila bahan baku yang ditambahkan tersebut
menggunakan proporsi yang sama untuk digunakan dalam
menghitung unit produk yang setara dengan bahan langsung, maka
sama dengan proporsi biaya konversi.

E. Tahapan Process Costing


Setidaknya terdapat lima tahapan process costing, yaitu:

1. Analisis Persediaan
Tahapan pertama dalam menghitung process costing adalah dengan
menganalisa persediaan dan juga arus biaya persediaan. Pihak
perusahaan bisa menentukan biaya setiap proses produksi dengan cara
menentukan jumlah persediaan pada awal periode, jumlah yang bisa
diselesaikan dan jumlah persediaan yang tersisa dalam kurun waktu
periode akuntansi.

2. Konversi Biaya Persediaan


Tahap kedua dalam menghitung process costing adalah dengan cara
mengubah setiap persediaan dalam proses pada akhir periode
akuntansi menjadi satu unit yang sama.
Misalnya bila PT ABC membuat mousepad dan menetapkan 4200 pcs
dalam proses di akhir periode akuntansinya, dan setiap mousepad ini
50% sudah selesai. Maka, PT ABC akan menganggap bahwa
inventaris tersebut sama dengan 2100 mousepad yang dibuat.

3. Hitung Biaya yang Berlaku


Lalu, setelah selesai mengubah persediaan menjadi jumlah yang
setara dalam unit yang diproduksi, maka selanjutnya adalah dengan
menghitung total biaya. Jumlah ini lalu diterapkan antara persediaan
yang sudah selesai dan persediaan yang tersisa dalam proses.

Biaya produksi tidak langsung dan langsung ini mencakup biaya


persediaan pada periode awal dan juga biaya yang sudah dijumlahkan
selama periode tersebut berlangsung.

4. Hitung Biaya Per Unit


Setelah berhasil menghitung seluruh biaya yang terkait
dengan process costing untuk menghitung persediaan lengkap dan
proses, maka selanjutnya adalah menghitung biaya per unit. Termasuk
di dalamnya unit yang sudah selesai dan setara dengan unit yang
sudah selesai pada akhir periode akuntansi berjalan.

Misalnya, PT ABC memproduksi mousepad. Perusahaan tersebut


lantas menyelesaikan 3000 pembuatan mousepad dan membiarkan
2000 mousepad dalam 50% produk proses jadi. Sehingga, PT Abc
akan membagi biayanya menjadi 4000.

5. Tentukan Biaya Untuk Produk yang Sudah Selesai dan Masih


Setengah Proses
Dalam tahap terakhir ini, perusahaan harus bisa memisahkan biaya
dengan cara mengalokasikan jumlah yang sesuai pada jumlah produk
yang sudah selesai, serta pada persediaan yang dianggap masih dalam
proses pada akhir periode akuntansi.

Contoh Process Costing :


Agar bisa lebih mudah dalam memahami process costing, maka mari
kita ambil studi kasus di bawah ini.

Diketahui PT ABC membuat mousepad dalam beberapa tahapan.


Tahapan pertama adalah desain. Untuk membuatnya diperlukan
desain mousepad, bentuk, dan juga ukuran.

Selama periode 30 hari atau satu bulan, tahapan desain pun


dijumlahkan dan memakan biaya total 80 juta rupiah biaya langsung
untuk bahan baku dan juga sumber daya. Serta 100 juta rupiah biaya
konversi untuk biaya karyawan dan juga biaya overhead pabrik.

Dalam tahapan desain tersebut, 10.000 mousepad berhasil dibuat


selama 30 hari. Itu artinya, biaya per unit mousepad adalah 8000
rupiah untuk biaya bahan baku dan sumber daya. Serta 10.000 rupiah
untuk biaya konversi atau biaya tidak langsung.

Anda mungkin juga menyukai