Anda di halaman 1dari 30

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA

DAN
AKUMULASI BIAYA

Kelompok 1:

 BOYKE LUMBAN TOBING


 LEO NILA BR GINTING
 PUTRI ELIZABETH TURNIP
 PUTRI ULINA SARAGIH
 VIJAY SIPAYUNG
Sistem Penentuan Biaya

Dalam system penentuan biaya proses akumulasi biaya untuk


setiap unit produk dipengaruhi oleh waktu pembebanan biaya
biaya tersebut . pembebanan biaya untuk masing masing unit
produk dapat dikelompokkan menjadi dua system , yaitu
 Sistem biaya yang sesungguhnya ( biaya historis)
 Sistem biaya yang ditentukan di muka ( biaya standar )
 
1. System Biaya yang Sesungguhnya ( Biaya Historis)

System biaya sesungguhnya(historical cost system ) adalah system


perhitungan biaya yang mana biaya dibebankan pada produk saat
biaya tersebut telah terjadi atau biaya yang sesungguhnya telah
dimanfaatkan . Penyajian laporan biaya historis dlakukan setelah
seluruh aktivitas operasional selesai atau dilakukan pada akhir
periode akuntansi. Tujuan system biaya ini adalah menentukan
biaya atas produk atau jasa secara tepat dan akurat
2.System biaya yang ditentukan di muka ( Biaya Standar )

 System biaya yang ditentukan dimuka adalah system perhitungan biaya yang
man biaya dibeban kan pada produk sebelum proses produksi atau aktivitas
jasa mulai dikerjakan .
 System perhitungan biaya yang ditentukan dimuka (predeterminded cost
system ) tersebut dapat dijadikan sebagai standar biaya melalui penentuan
besarnya tarif(standar harga dan standar kuantitas).di sisi lain ,biaya
sesungguhnya juga dilakukan pencatatan ,sehingga apabila ada selisih diantara
biaya sesungguhnya dengan biaya yang ditentukan dimuka (biaya
standar )dapat dilakukan analisis untuk menegtahui penyebab terjadinya
selisih tersebut . Penentuan system biaya ini digunakan manajemen sebagai
alat perencanaan dan pengendalian biaya .
Pembebanan Biaya
 Pembebanan biaya adalah bagaimana menghitung
biaya pada objek biaya(produk) untuk tujuan
tertentu. Perhitungan biaya atas produk dapat
dilakukan dengan cara meneyertakan seluruh unsur
biaya produksi atas hanya unsur biaya yang bersifat
variabel saja. Berikut dua cara pembebanan biaya
produksi pafda masing masing produk.
1.Metode Perhitungan Biaya Penyerapan Penuh (Absorption
Conting)
 Metode perhitungan biaya dengan penyerapan penuh atau atau
sering juga disebut sebagai full coasting adalah metode penentuan
biaya produksi atas produk dengan memperhitungkan seluruh biaya.
 Unsusr unsur biaya tersebut,anatara lain biaya bahan langsung,biaya
tenang kerja langsung,biaya overhead pabrik variabel,dan biaya
overhead pabrik tetap dianggap sebagai beban(beban pokok
penjualan) manakalah produk tersebut telah terjual.Metode
perhitungan biaya dengan penyerapan penuh umumnya digunakan
bagi kepentingan pihak eksternal.
 Beberapa Langkah untuk menghitung dan menetapkan absorption costing:
1. Buat Cost Pool
 Pertama, tentukan biaya yang terkait dengan produksi suatu produk dan kemudian tetapkan ke kelompok
biaya yang berbeda. Cost pool atau kumpulan biaya mengelompokkan pengeluaran berdasarkan aktivitas.
Anda dapat mengelompokkan biaya pemasaran, layanan pelanggan, serta penelitian dan pengembangan ke
dalam kumpulan biaya yang berbeda. Saat Anda membelanjakan uang. Anda akan membebankan biaya ke
kumpulan biaya yang paling menggambarkannya.

2. Tentukan penggunaan untuk setiap biaya


 Selanjutnya, telusuri setiap aktivitas dan cari tahu jumlah masing-masing yang digunakan selama produksi.
Anda perlu menentukan penggunaan untuk aktivitas seperti jumlah jam yang dihabiskan untuk tenaga kerja
atau penggunaan peralatan selama proses manufaktur.

3. Hitung biayanya
 Terakhir, hitung tingkat alokasi, yang memberi tahu Anda biaya per unit
Kelebihan Menghitung Absorption
Costing
 Meskipun absorption costing harus sesuai dengan GAAP, ada juga
banyak keuntungan menggunakan sistem ini. Absorption costing
memperhitungkan setiap biaya yang terkait dengan produksi,
menjadikannya alat yang sangat berharga ketika menentukan harga
produk yang sesuai.

 Informasi ini memungkinkan perusahaan untuk memastikan bahwa


titik harga produk mereka mencakup biaya yang terlibat dalam
produksi. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk menetapkan
harga produk mereka lebih kompetitif dalam pasar mereka.
Kerugian Menghitung Absorption Costing

 Over-assigning biaya overhead


Dengan absorption costing, bahkan biaya overhead yang tidak dapat ditelusuri kembali
secara langsung ke produk dibebankan ke setiap unit.

 Produksi berlebih untuk memangkas biaya


Metode penetapan harga ini memungkinkan untuk meningkatkan profitabilitas dengan
memproduksi produk secara berlebihan. Itu karena overhead tetap dibebankan ke jumlah
total unit yang diproduksi, menurunkan biaya untuk setiap unit tambahan yang
diproduksi.

Kemudian ketika unit tidak terjual, biaya overhead tetap tidak ditransfer ke laporan
pengeluaran, sehingga meningkatkan profitabilitas.
 Data tidak lengkap
Data yang dikumpulkan untuk menentukan biaya produk melalui biaya penyerapan
termasuk overhead tetap. Hal ini dapat meningkatkan biaya produksi yang sebenarnya
dan menghasilkan data yang tidak mencukupi untuk melakukan analisis yang
komprehensif.

 Profitabilitas tanpa informasi


Karena biaya tetap tidak dapat dikurangkan dari pendapatan sampai unit terjual,
absorption costing dapat memberikan gambaran yang tidak lengkap tentang tingkat
keuntungan perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan biaya yang tetap tidak
diperhitungkan pada laporan laba rugi perusahaan, untuk sementara meningkatkan
profitabilitas perusahaan di neraca.
Contoh Kasus dalam Menghitung Absorption Costing

 Sebuah perusahaan memproduksi 10.000 unit produk mereka dalam satu bulan. Dari 10.000 unit yang diproduksi,
8.000 unit terjual pada bulan yang sama dengan 2.000 tersisa dalam persediaan. Setiap unit membutuhkan 5.000
sebagai nilai total dari bahan dan tenaga kerja yang berhubungan langsung. Selain itu, fasilitas produksi memerlukan
20.000.000 biaya overhead tetap bulanan.
Jawab:
 Perusahaan menggunakan metode absorption costing untuk menentukan biaya overhead tetap per unit. Mereka
menghitung bahwa ada 2.000 biaya overhead tetap yang masuk ke produksi setiap unit dengan membagi biaya
overhead tetap dengan jumlah unit yang diproduksi bulan itu (20.000.000 / 10.000 unit = 2000 per unit).

 Setelah menentukan biaya overhead tetap per unit, perusahaan dapat menambahkan biaya tenaga kerja dan bahan untuk
menentukan bahwa setiap unit yang diproduksi memiliki absorption costing sebesar 7.000 (2.000 biaya overhead tetap
+ 5.000 biaya overhead variabel = 7.000).

 Perusahaan kemudian dapat menghitung bahwa total harga pokok penjualan adalah 56.000.000 dengan mengalikan
absorption costing dikalikan jumlah unit yang terjual (8.000 unit terjual x 7.000 biaya per unit = 56.000.000). Itu berarti
ada sisa persediaan senilai 14.000.000 (2.000 unit yang tidak terjual 7.000 biaya per unit = 14.000.000).
2.Metode Perhitungan Biaya(Variable Coasting)

 Metode perhitungan biaya variabel adalah metode penentuan


biaya produksi atas produk hanya dengan menghitungkan
unsur biaya yang bersifat variabel saja. Unsur-unsur biaya
tersebut, antara lain biaya bahan langsung,biaya tenanga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam
metode ini,biaya overhead parik tetap diperlakukan sebagai
biaya periodik. Metode perhitungan biaya variabel ini
umumnya digunakan untuk keperluan pihak internal atau
manajemen.
 Biaya bahan langsung Rp300.000
 Biaya tenaga kerja langsung Rp500.000
 Biaya overhead pabrik-variabel Rp100.000
 Total Rp=900.000
Akumulasi Biaya
 Setiap perusahaan memiliki perbedaan karakteristik terkait penggunaan teknologi, proses
produksi, dan bauran produk sehingga sistem perhitungan biaya yang digunakan juga
berbeda karena sistem ini diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
perusahaan.
 Tujuan perhitungan biaya adalah menentukan biaya dari produk-produk yang dihasilkan
perusahaan. Sistem biaya dapat digunakan dengan perhitungan biaya berdasarkan pesanan
(job order costing), dengan perhitungan biaya berdasarkan proses (proces costing),atau
dengan metode akumulasi biaya lainnya.
 Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dann perhitungan biaya berdasarkan proses adalah
dua metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan, dan keduanya memiliki
beberapa aspek yang sama. Metode ketiga back flush costing, berbeda secara signifikan dari
perhitungan biaya Berdasarkan pesanan dan perhitungan biaya berdasarkan proses. Berikut
sistem yang digunakan dalam akumulasi biaya.
1.Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan
(job order costing)
 Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah metode akumulasi biaya
yang didasarkan pada setiap pesanan pelanggan, batch, dan lot, sehingga fokus
penelusuran biaya ada pada pesanan pelanggan, batch, atau lot tersebut. Sistem
perhitungan biaya ini dapat diterapkan pada pekerjaan berdasarkan pesanan,
produk bersifat khusus (sesuai pesanan pelanggan), dan proses produksinya
yang sifatnya terputus-putus, seperti pabrik, bengkel, tempat reparasi, pekerjaan
konstruksi, percetakan, arsitek, akuntan, konsultan, dan sebagainya. Kartu atau
buku pesanan merupakan catatan ke rinci terkait elemen-elemen biaya yang
dikeluarkan, yang pada gilirannya dapat digunakan sebagai buku pembantu
untuk setiap pesanan dan catatan pendukung untuk akun barang dalam proses.
Sistem perhitungan biaya ini memungkinkan kita melakukan perhitungan biaya
per unit, pengendalian biaya, dan perhitungan laba atas setiap pesanan.
2.Sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses ( process costing).
 Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses adalah metode
akumulasi biaya yang didasarkan pada satuan waktu untuk setiap
departemen, sehingga fokus penelusuran biaya ada pada masing-
masing departemen. Sistem perhitungan biaya ini dapat diterapkan
pada perusahaan dengan proses produksi yang bersifat massal,
kontinu, homogen, dan standar, seperti perusahaan tekstil, perusahaan
semen, perusahaan bahan kimia, perusahaan obat-obatan dan
sebagainya. Laporan biaya produksi di setiap departemen (sebagai
pusat biaya) pada akhir periode dilakukan untuk mengetahui jumlah
unit produk yang dihasilkan, total biaya yang dikeluarkan, dan
pertanggungjawaban atas biaya-biaya tersebut.
3.Sistem perhitungan blackfush
costing
 Sistem perhitungan biaya blackfush costing adalah metode akumulasi
biaya dengan memperhitungkan biaya biaya dari akhir proses,
menggunakan informasi akuntansi yang tersedia di akhir proses (setelah
proses produksi dinyatakan selesai) atau di akhir periode.
 Contoh penerapan metode ini ada pada pabrik atau bagian pabrik yang
mana proses produksinya berlangsung cukup cepat seolah menggunakan
sistem just in time (JIT) yang begitu sempurna. Tujuan perhitungan
dengan metode ini adalah mengurangi atau menyederhanakan jumlah
kejadian yang perlu diukur dan dicatat dalam sistem akuntansi, sehingga
mengurangi waktu pemrosesan data akuntansi secara signifikan.
Proses Produksi
Pengertian Proses Produksi
 Secara garis besar, definisi dari kegiatan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna
barang. Maka, proses produksi (production process) adalah serangkaian tahap yang harus Anda lalui dalam
memproduksi barang atau jasa. Barang yang dimaksud merupakan benda yang memiliki sifat fisik dan
kimia, dan memiliki periode waktu tertentu. Sementara jasa merupakan sesuatu yang tidak memiliki sifat
fisik dan kimia, dan tidak memiliki periode waktu antara produksi dan konsumsi.

 Sifat proses ini adalah mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual atau
dengan menggunakan peralatan. Sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya lebih dari barang
semula.

 Maka, proses ini juga merupakan kegiatan menggabungkan berbagai faktor produksi untuk menciptakan
sesuatu yang bermanfaat bagi konsumen. Sehingga Anda yang berkecimpung dalam dunia bisnis, wajib
untuk memahami tahapan proses dalam memproduksi barang atau jasa yang benar. Agar produksi yang
Anda lakukan sesuai dengan yang harapan dan kebutuhan agar tidak mengalami kegagalan.
 Terdapat beberapa tujuan dari tahapan produksi yang perlu Anda ketahui, antara lain:
 Memenuhi kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran dari ketersediaan barang dan jasa 
 Untuk menjaga keberlangsungan hidup suatu perusahaan
 Memberikan nilai tambah (value) terhadap suatu produk
 Untuk memenuhi permintaan pasar, baik itu dari pasar domestik maupun internasional
 Mendapatkan keuntungan atau laba sehingga tercapai tingkat kemakmuran suatu perusahaan
 Memproduksi barang-barang ekspor untuk meningkatkan sumber devisa Negara
 Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran
 Sebagai pengganti produk yang sudah rusak, kedaluwarsa, atau barang yang telah habis karena
pemakaian
1.Satu Tahapan Proses Produksi
 Tahapan produksi adalah suatu kegiatan yang menggabungkan
berbagai faktor produksi yang sudah ada, sebagai upaya menciptakan
produk, baik barang atau jasa yang memiliki manfaat bagi konsumen.
Arti lainnya adalah kegiatan pengolahan bahan baku dan bahan
pembantu dengan memanfaatkan peralatan untuk bisa menghasilkan
produk yang lebih bernilai dari bahan dasarnya.

 Secara umum, tahapan produksi dapat dibagi menjadi empat tahap.


Tahapan tersebut adalah:
1. Perencanaan (Planning)

 Tahap perencanaan merupakan tahapan dalam menentukan produk apa yang akan dibuat, berapa
jumlah bahan yang dibutuhkan, berapa biaya yang dikeluarkan, dan berapa jumlah tenaga kerja yang
diperlukan. Dalam tahap perencanaan ini juga dilakukan perancangan terhadap bentuk barang.
Untuk menghasilkan suatu perencanaan yang baik dibutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai
jenis barang yang akan diproduksi, kebutuhannya, serta kemampuan organisasi/perusahaan dalam
menjalankan kegiatan produksi

2. Penentuan Alur (Routing)

 Alur dari sebuah tahapan produksi yang dimulai dari pengolahan awal bahan baku, pembentukan,
pemolesan, penyelesaian, penjagaan dan pengawasan mutu, hingga pendistribusian barang hasil
produksi menjadi fokus pada tahap ini.
3. Penjadwalan (Scheduling)
 Penentuan dan penetapan waktu produksi harus dilakukan setelah alur dibuat. Jadwal akan mempertimbangkan jam
kerja pekerja dan lama dari setiap alur produksi. Dalam tahap ini akan dibuat jadwal utama (master schedule) yang
kemudian akan dibagi atau dipecah menjadi beberapa jadwal yang lebih terperinci.

4. Perintah Memulai Produksi (Dispatching)


 Perintah memulai produksi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan dan menetapkan suatu proses pemberian
perintah untuk bisa memulai produksi mengikuti jadwal produksi yang sudah ditetapkan. Hasil perencanaan dan
penjadwalan akan diterapkan, seperti berapa jumlah bahan baku yang digunakan, tahapan pembuatan hingga waktu
produksi sesuai dengan hasil penjadwalan.
 Melalui tahapan produksi ini, barang dan jasa akan bisa dihasilkan untuk memenuhi permintaan pasar dan
menunjang kegiatan ekonomi. Jika kamu ingin belajar lebih banyak mengenai kegiatan ekonomi, kamu bisa kok
belajar bersama bimbel online Kelas Pintar. Ada juga untuk produk SOAL, yang berisi soal latihan ujian yang bisa
kamu gunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman kamu dengan berbagai macam soal yang ditanyakan.
Dan ada juga fitur TANYA yang bisa menjawab berbagai pertanyaan mengenai soal atau materi yang belum
dikuasai secara gratis lho, dan juga dijawab oleh guru profesional yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.
Aliran Biaya Pada Perusahaan Manufaktur
 Maksud pengertian diatas yaitu pengaruh perubahan biaya terhadap perubahan
aktivitas usaha/ Biaya tertentu ada yang berubah naik turun maupun tetap jika
adanya perubahan aktivitas usaha.
 Dari keterangan diatas kita dapat ketahui terdapat biaya Variabel/berubah-ubah
mengikuti aktivitas usaha (contoh biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung,
dll)/ dan biaya tetap, biaya akan konstan tetap walaupun kegiatan aktivitas usaha
berubah (contoh: sewa, gaji kantor/administrasi, dll).
 Manajemen dalam mengambil keputusan tentunya memperhatikan dampak yang
akan timbul. Manajemen akan memilih alternatif yang paling menguntungkan
dari alternatif-alternatif yang ada. Perbedaan biaya antara dua alternatif disebut
biaya diferensial. Sedangkan perbedaan penghasilan disebut penghasilan
diferensial.
1.Persediaan Bahan
Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan atau barang-barang baik berupa barang mentah, setengah jadi atau
barang dalam proses dan barang jadi yang terdapat di dalam perusahaan untuk proses produksi.
2.Biaya Upah dan Gaji
Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada pekerja dan pegawai yang melakukan pekerjaan di
perusahaan. Terdapat perbedaan penting antara gaji dan upah yang harus dipahami. Upah merupakan pembayaran
yang dilakukan untuk biaya tenaga kerja. Biasanya upah akan dibayarkan pada rekening biaya tenaga kerja langsung.
Sedangkan gaji merupakan pembayaran yang dilakukan kepada pekerja atau pegawai berdasarkan rentang waktu
seperti gaji mingguan, gaji bulanan, atau gaji tahunan. Gaji akan dibebankan ke rekening biaya overheard perusahaan.
3.Biaya Overhead Pabrik
Menurut ekonom, pengertian biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan tapi tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi di bisnis tersebut. Meski terlepas dari produksi, biaya overhead pabrik atau disebut
juga overhead cost adalah penjamin lancarnya operasional secara keseluruhan.

Sederhananya, kita dapat menyimpulkan pengertian biaya overhead sebagai pengeluaran lain-lain di luar upah dan
biaya produksi.
4.Penyelesaian Proses Produksi
Adapun proses produksi dalam perusahaan, secara umum, dapat dipisahkan menurut beberapa segi, yaitu menurut ujud pproses,
menurut arus proses, menurut keutamaan proses, dan menurut penyelesaian proses. Pemilihan sudut pandang yang akan
dipergunakan untuk pemisahan proses produksi akan tergantung pada untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan.
1. Pemisahan proses produksi menurut ujud proses pada umumnya akan dipergunakan dalam hubungannya dengan kebijaksanaan
umum industri dan pemasaran dari produk perusahaan tersebut.
2. Pemisahan proses produksi menurut arus proses pada umumnya akan dipergunakan dalam penyusunan letak sarana dan fasilitas
yang akan dipergunakan.
3. Pemisahan proses produksi menurut keutamaan proses, pada umumnya dimaksudkan untuk pengendalian proses dalam
perusahaan.
4. Pemisahan proses produksi menurut penyelesaian proses dimaksudkan untuk pengendalian kualitas dalam perusahaan yang
bersangkutan
5.Penjualan/Penyerahan Produk Ke Pelanggan
Penyerahan dalam pengertian secara umum bisa diartikan sebagai pemindahan barang yang dijual dari seorang penjual ke dalam
kekuasaan pembeli , sementara dalam pengertian secara hukum penyerahan barang ialah suatu pernyataan kehendak, antara lain
untuk melepaskan dan memindahkan suatu hak kepada orang lain apabila dilihat secara yuridis ,penyerahan barang pada
umumnya tergantung pada sifat barang yang diserahkan antara lain yaitu:a. Untuk barang nyata yang bergerak penyerahan secara
yuridis dilaksanakan dengan pemindahan barang ataupun penyerahan kunci tempat menyimpan barang pada pembeli contohnya
TV ,kulkas, lemarib. Untuk barang nyata yang tidak bergerak penyerahan secara yuridis dilaksanakan dengan cara membuat akte
resmi pemindahan hak milik atas barang yang tidak bergerak contohnya sebidang tanah
A.Perhitungan BOP-Aktual selama proses produksi
 Pada tanggal 26 desember 2010, perhitungan biaya overheadpabrik
actual selama bulan januari 2011(selain bahan tidak langsung ) sebesar
Rp.2.170.000, dengan rincian ; pengeluaran tunai untuk barang habis
pakai (ATK) SEBESAR Rp.400.000,pemakaian suku cadang sebesar
Rp.270.000,pemakaian bahan bakar dan pelumas sebesar
Rp.120.000 ,biaya asuransi pabrik yang telah jatuh tempo (biaya dibayar
dimuka) sebesar Rp.650.000 ,penyusutan mesin pabrik seksebesar
Rp.740.000 dan penyusutan bangunan pabrik sebesar Rp.440.000. berikut
ayat jurnal yang dibuat departemen akuntansi untuk mencatat pemakaian
biaya overhead pabrik actual selama bulan desember 20XX tersebut.
Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur
 laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang dihasilkan dari proses akuntansi selama periode akuntansi.
laporan tersebut terdiri dari laporan posisi keuangan ,laporan laba rugi,laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas.
•Laporan posisi keuangan merupakan sebuah laporan keuangan yang memuat kondisi harta, kewajiban, serta modal
pada kurun waktu tertentu. Tujuan utama pembuatan laporan keuangan ini adalah sebagai dasar analisis arus kas pada
masa mendatang. Ada kalanya laporan posisi keuangan juga disebut dengan istilah “balance sheet.
•Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba bersih.
•Laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang isinya memberikan informasi
mengenai perubahan modal akibat penambahan dan pengurangan laba atau rugi dan transaksi keuangan pemilik modal.
•Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi
yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang perusahaan. Dalam arti sempit laporan arus kas artinya sebuah
laporan keuangan yang menyajikan arus kas masuk dan kas keluar dari sebuah perusahaan.
 Dalam pembahahan laporan keuangan diperushaan manufaktur, laporan keuangan yang disajikan hanya laporan
posisi keuangan(Nerca)dan alporan laba rugi karena jenis laporan keuangan lainya dapat kita pelajari dimata kuliah
akutansi keuangan.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai