Anda di halaman 1dari 20

“AKUNTANSI BIAYA”

Dosen : Drs. I Wayan Mendra, MM

Oleh :

1. I Wayan Krisna Yuda Mahendra ( 02 )


2. Ni Wayan Yogi Widiantari ( 08 )
3. Ni Made Januartini Putri ( 09 )
4. I Nyoman Adi Wikrama ( 21 )

PRODI MANAJEMEN
FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
BAB I ........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Adanya Produk Hilang Dalam Proses.........................................................................6
2.2 Kalkulasi Biaya Rata - Rata VS Kalkulasi Biaya FIFO............................................6
2.3 Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)..................................................7
2.4 Metode First In First Out (FIFO).................................................................................8
2.5 Contoh Soal Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Saat Terjadinya Produk Yang
Hilang Padaawal Proses.........................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................24
SIMPULAN............................................................................................................................24

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan

rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah kami. Yang bertemakan Metode Harga

Pokok Proses dengan metode rata-rata, dan kasus-kasus Khusus dalam perhitungan Harga

Pokok Proses.

Kami berharap agar makalah yang telah kami susun dengan kemampuan yang kami

miliki, dapat bermanfaat bagi pembacanya. Juga dapat digunakan di kemudian hari untuk

keperluan-keperluan yang berhubungan dengan makalah yang kami susun.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna,

sebab manusia bukanlah sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan

kritik dan saran dari para pembaca. Kami mengucapkan banyak terima kasih karena telah

mau menyempatkan diri untuk membaca makalah kami.

Penyusun,

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang

digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Didalam metode ini,

biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya

produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode

tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka

waktu yang bersangkutan.

Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik metode Harga PoKok Proses, yaitu :

1. Pengumpulan biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi.

2. Perhitungan HPP per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang

dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan

selama periode yang bersangkutan.

3. Penggolongan biaya produksi langsung dan tak langsung seringkali tidak diperlukan.

4. Elemen yang digolongkan dalam BOP terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan

baku dan biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun

tidak langsung). BOP dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.

5. Harga Pokok proses pada umumnya menggunakan metode Harga Pokok Proses-

Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal

a. Metode Harga Pokok Proses pada Perusahaan yang produknya diolah melalui 1

Departemen Produksi

b. Pengaruh Terjadinya Produk Hilang Dalam Proses terhadap. Perhitungan Harga

Pokok Produksi per satuan, dengang anggapan :

4
1. Produk Hilang Awal Proses

2. Produk Hilang Akhir Proses

Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses maka timbul

masalah untuk menentukan harga pokok barang jadi. Hal ini tiimbul karena persediaan

barang dalam proses tersebut telah mempunyai harga pokok yang berasal dari periode

sebelumnya. Ada tiga metode dalam penyelesaiannya, yaitu ata-rata, FIFO.

1.2 Tujuan

Memahami perhitungan Harga Pokok Proses dengan metode rata-rata, FIFO, dan

khasus-khasus Khusus dalam perhitungan Harga Pokok Proses.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Adanya Produk Hilang Dalam Proses

Untuk mencatat adanya pengaruh produk hilang selama proses produksi diadakan

pembedaan antara produk hilang dalam proses sebagai berikut :

a. Produk Hilang Awal Proses

Dalam hal ini pengaruhnya ke perhitungan harga pokok adalah :

Di departemen Awal : Produk yang hilang awal tidak dihitung dalam menentukan

jumlah unit ekuivalen.

Di Departemen Lanjutan : (dept 2 dst) Harga pokok dari departemen sebelumnya

disesuaikan dengan jumlah satuan setelah adanya produk hilang.

b. Produk Hilang Akhir Proses

 Apabila produk hilang terjadi pada akhir proses mempunyai pengaruh terhadap

perhitungan harga pokok produksi untuk departemen awal maupun lanjutan.

 Produk hilang tersebut tetap diperhitungkan dalam unit ekuivalen karena

dianggap telah ikut menyerap biaya-biaya produksi.

 Harga pokok produk hilang tersebut diperhitungkan ke harga pokok produk

selesai yang ditransfer dari departemen produksi yang bersangkutan ke

departemen produksi berikutnya.

2.2 Kalkulasi Biaya Rata - Rata VS Kalkulasi Biaya FIFO

Kalkulas biaya rata - rata dan biaya FIFO masing - masing mempunyai keunggulan

tersendiri. Tidak layaklah untuk menyatakan bahwa metode yang satu lebih sederhana

atau lebih akurat daripada metode lain. Pemilihan salah satu metode itu akan tergantung

seluruhnya pada sikap manajemen mengenai prosedur penentuan biaya yang dapat

memberikan angka - angka yang andal bagi pedoman manajerial.

6
Perbedaan mendasar antara kedua metode terutama berkaitan dengan perlakuan

terhadap persediaan awal barang dalam proses. Dalam metode rata - rata, biaya

persediaan awal barang dalam proses ditambahkan ke biaya dari departemen sebelumnya

dan ke biaya bahan, pekerja, dan overhead pabrik yang dikeluarkan selama periode itu.

Biaya perunit akan ditentukan dengan membagi biaya - biaya ini dengan kuantitas

produksi ekuivalen. Unit - unit serta biayanya kemudian ditrasfer ke departemen

berikutnya sebagai suatu angka kumulatif.

Dalam metode FIFO, biaya persediaan awal barang dalam proses dicantumkan

sebagai satu angka yang terpisah. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan unit - unit

persediaan awal ditambahkan ke biaya tadi. Jumlah kedua biaya ini kemudian ditransfer

ke departemen berikutnya. Unit yang dimulai dan diselesaikan selama periode tersebut

memiliki biaya per unit tersendiri yang lazimnya berbeda dengan biaya per unit lengkap

untuk unit - unit dalam proses. Jadi metode FIFO mengidentifikasi secara terpisah biaya -

biaya per unit.

2.3 Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)

a. Apa itu metode Harga Pokok Rata-rata?

Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan

dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit

ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.

Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen

pertama merupakan harga pokok kumulatif, yaitu merupakan penjumlahan harga

pokok dari departemen satu ditambahkan dengan departemen berikutnya yang

bersangkutan

b. Proses Pemberlakuan Metode Rata-rata

7
1. Di departemen – Pertama :

 Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu :

biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara

biaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah

biaya-biaya periode berjalan.

 Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode

yang bersangkutan : Barang jadi (yang ditransfer ke departemen berikutnya)

ditambah barang dalam proses akhir menurut unit ekuivalen. Harga pokok

rata-rata kemudian dihitung berdasarkan total biaya dibagi jumlah unit

ekuivalen.

2. Di departemen – Lanjutan :

 Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen sebelumnya.

Harga pokok tersebut terdiri dari : Harga pokok persediaan awal dan harga

pokok yang diterima pada periode yang bersangkutan.

 Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalam

departemen yang bersangkutan.

 Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen yang

bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata dari departemen yang

mendahului ditambah harga pokok rata-rata di departemen yang

bersangkutan.

8
2.4 Metode First In First Out (FIFO)

a. Apa itu Metode FIFO?

Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali

digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam

proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan

dalam proses periode sekarang.

Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian

persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan. Dalam departemen

setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari periodesebelumnya

digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang ditransfer ke

departemen berikutnya atau ke gudang.

b. Proses Pemberlakuan Metode FIFO

 Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal

menjadi produk selesai.

 Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan

dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.

 Harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu dipecah kembali

menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya.

 Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat penyelesaian yang

dibutuhkan) + Produksi Current + (Produk dalam proses akhir x Tingkat

penyelesaian yang sudah dinikmati).

 Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya

yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi ekuivalen

dari elemen biaya yang bersangkutan.

9
2.5 CONTOH SOAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA SAAT
TERJADINYA PRODUK YANG HILANG PADAAWAL PROSES

PT. Eliona Sari memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya
yaitu Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua
departemen tersebut bulan Januari sebagai berikut :

Departemen A Departemen B

Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg


Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan TP sebagai


berikut :
Biaya bahan baku dan penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg

Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% 100 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Biaya produksi Departemen A dan Departemen B

Departemen Departemen
A B
Biaya bahan baku 22.500 -
Biaya bahan penolong 26.100 16.100
Biaya tenaga kerja 35.100 22.500
Biaya overhead pabrik 46.800 24.750
Jumlah biaya produksi 130.500 63.350

10
Unit ekuivalensi
Biaya bahan baku : 700 kg + (100% x 200 kg) = 900 kg

Biaya bahan penolong : 700 kg + (100% x 200 kg) = 900 kg

Biaya tenaga kerja : 700 kg + (40% x 200 kg) = 780 kg

Biaya overhead pabrik : 700 kg + (40% x 200 kg) = 780 kg

Perhitungan harga pokok produksi per unit


Unsur Total Unit Biaya
Biaya Biaya Ekuivalensi produksi/satuan
BBB 22.500 900 25
BBP 26.100 900 29
BTK 35.100 780 45
BOP 46.800 780 60
Total 130.500 159

Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses departemen A
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B

700 x 159 = 111.300


Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

BBB 100% x 200 x 25 = 5.000


BBP 100% x 200 x 29 = 5.800
BTK 40% x 200 x 45 = 3.600
BOP 40% x 200 x 60 = 4.800 19.200
Jumlah Biaya produksi departemen A bulan Januari 2015 130.500

11
PT. ELIONA SARI
Laporan Biaya Produksi
Departemen A Bulan Januari 2015
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 1000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke departemen B 700


Produk dalam proses akhir bulan
(tingkat penyelesaian BBB 100% B konversi 40% 200

Produk yang hilang pada awal proses 100


Jumlah produk yang dihasilkan 1000 kg

Biaya Produksi yang dibebankan departemen A


Biaya/unit
Jumlah Biaya
Biaya bahan baku 22.500 25
Biaya bahan penolong 26.000 29
Biaya tenaga kerja 35.100 45
Biaya overhead pabrik 46.800 60
Jumlah 130.500 159

Perhitungan biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B
700 kg @159 111.300
Harga pokok persediaan dalam proses akhir :
Biaya bahan baku 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A bulan 130.500


Januari2015

12
Perhitungan penyesuaian Harga Pokok Per Unit dari Departemen A

HPP per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp 111.300 : 700 Rp 159

HPP per satuan produk yang berasal dari Departemen A setelah adanya produk yang

hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg 111.300 : (700 kg – 200 kg) Rp 222,60

Penyesuaian HPP per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp 63,60

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN B


Unit ekuivalensi Departemen B
BBP : 400 kg + (60% x 100 kg) = 460 kg
BTK : 400 kg + (50% x 100 kg) = 450 kg
BOP : 400 kg + (50% x 100 kg) = 450 kg
Perhitungan harga pokok per unit Departemen B

Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit B. Produksi/kg


Ekuivalensi
Biaya Bahan Penolong 16.100 460 35
Biaya tenaga kerja 22.500 450 50
Biaya overhead pabrik 24.750 450 55
Total 63.350 140

Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses Departemen B
Harga pokok produk selesai yang ditransfer Departemen B ke gudang :
400 x 362 (140+222,6) 145.040
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

Harga pokok dari Dep A : 100 x 222,6 = 22.260


Biaya yang ditambahkan oleh Departemen B
BBP : 60% x 100 x 35 = 2.100
BTK : 50% x 100 x 50 = 2.500
BOP : 50% X 100 X 55 = 2.750
29.610
Jumlah biaya produksi kumulatif Dep B 174.650
13
PT. ELIONA SARI
Laporan Biaya Produksi
Departemen B Bulan Januari 2015

Data Produksi
Diterima dari Departemen A 700 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 400
Produk dalam proses akhir bulan
(TP : BBP 60%, Konversi 50%) 100
Jumlah produk yang hilang 200
700 kg
Biaya kumulatif yang dibebankan Departemen B
Jumlah biaya Biaya/kg
HPP Departemen A (400 unit) 111.300 159
Penyesuaian produk yang hilang - 63,60
111.300 222,60
Biaya yang ditambahkan Departemen B
Biaya bahan penolong 16.100 35
Biaya tenaga kerja 22.500 50
Biaya overhead pabrik 13.800 55
Jumlah biaya 63.350 140
Total biaya kumulatif di Departemen B 174.650 362,60

Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang :
400 kg @362,6 145.040
Harga pokok persediaan dalam proses akhir :
Harga pokok dari Dep. A : 100 x 222,6 22.260
Biaya yang ditambahkan Dep. B :
Biaya bahan penolong 2.100
Biaya tenaga kerja 2.500
Biaya overhead pabrik 2.750
29.610
Jumlah biaya produksi kumulatif yang dibebankan Dep 174.650
B

14
CONTOH SOAL LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI METODE FIFO (JIKA ADA
BARANG YANG RUSAK/HILANG)

PT. CAHAYA TIMUR mengolah produk melalui 2 departemen, produk yang berasal dari Dept. A
dipindahkan ke Dept. B untuk diproses menjadi produk jadi yang siap digunakan. Pada Dept. A
terjadi produk hilang awal proses dan di Dept. B terdapat produk yang rusak bersifat normal dan tidak
laku dijual.

Data produksi dan biaya dalam bulan Desember 2012 adalah sebagai berikut:

15
Laporan Harga Pokok Produk Depatermen A

16
Laporan Harga Pokok Produk Depatermen B

17
Jurnal Depatermen A

18
Jurnal Depatermen B

19
BAB III
SIMPULAN

Dari pembahsan dapat disimpulkan bahwa metode harga pokok proses merupakan metode

pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara

massa.

Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu

tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam

periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka

waktu yang bersangkutan.

Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses maka timbul masalah untuk

menentukan harga pokok barang jadi. Hal ini tiimbul karena persediaan barang dalam proses tersebut

telah mempunyai harga pokok yang berasal dari periode sebelumnya. Ada dua metode dalam

penyelesaiannya, yaitu rata-rata, dan FIFO.

20

Anda mungkin juga menyukai