Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Product Costing and Cost Accumulation in a Batch Production


Environment”

“Process Costing and Hybrid Product-Costing Systems”


Dosen Pengampu:

Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

1. Niken Hustilah (C1C018044)


2. Elva Clarissa Salsabila (C1C018076)
3. Raras Aroyo (C1C018102)

KELAS R010

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
Penetapan Biaya dan Biaya Produk Akumulasi dalam Lingkungan Produksi Batch.........................5
2.1 Penetapan Biaya Produk dan Layanan..............................................................................5
2.2 Arus Biaya di Perusahaan Manufaktur.............................................................................7
2.3 Jenis Sistem Pembiayaan Produk......................................................................................9
2.4 Akumulasi Biaya Berdasarkan Pesanan..........................................................................10
2.5 Aspek lebih lanjut dari Aplikasi Overhead.....................................................................12
Penetapan Biaya Produksi dan Sistem Penetapan Biaya Produk Hibrid...........................................14
2.1 Perbandingan Biaya Pesanan Pekerjaan dan Biaya Proses.............................................14
2.2 Unit Setara: Konsep Utama.............................................................................................15
2.3 Ilustrasi Biaya Proses......................................................................................................15
2.4 Masalah lain dalam Biaya Proses....................................................................................16
2.5 Sistem Penetapan Biaya Produk Hibrid..........................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................17
3.2 Saran.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
karunia-Nya sehingga makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan “Product Costing and Cost Accumulation in a Batch Production
Environment, serta Process Costing and Hybrid Product-Costing Systems”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan
memberi arahan kepada kami.
Kami sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena
itu kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak. Kami
selaku penyusun mengucapkan terima kasih.

Jambi, September 2020

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah perusahaan memiliki tujuan untuk mengoptimalkan jumlah produksi untuk


meningkatkan kemampuan laba, terutama perusahaan industri. Untuk menuju hal ini
dapat di tunjang oleh pengelolaan manajemen perusahaan secara efisien dan efektif.
Yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan manajemen perusahaan salah satu faktornya
adalah ketepatan dalam hal pengambilan keputusan, yakni pengendalian biaya produksi.

Dalam klasifikasi biaya dalam perusahaan terdapat biaya produksi dan non
produksi. Biaya produksi adalah semua biaya yang terkait dengan pemerolehan dan
pembuatan suatu produk. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung
merupakan biaya utama atau prime cost, sedangkan biaya overhead merupakan biaya
konversi. Biaya ini akan masuk dalam neraca perusahaan sebagai nilai dari persediaan
yang dimiliki perusahaan manufaktur.

Perhitungan harga pokok produksi adalah permasalahan yang fundamental bagi


perusahaan, karena dapat menghitung seberapa besar jumlah harga yang keluar dalam
setiap proses produksi. Oleh karena itu dibutuhkan ketelitian serta kecermatan untuk
mengklasifikasi unsur-unsur biaya yang dapat dijadikan variabel untuk penghitungan
harga pokok produksi. Diharapkan dengan adanya perhitungan harga pokok produksi
yang cermat akan meningkatkan keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya
untuk menjaga profitabilitas namun juga tetap dapat memeberikan produk yang
marketable. Akuntansi biaya dalam hal ini berperan di dalam melakukan perhitungan
harga pokok produksi, dalam akuntansi biaya terdapat metode-metode yang dapat
digunakan perusahaan untuk melakukan perhitungan biaya produksi yang akan di
akumulasi menjadi harga pokok produksi. Sehingga dalam hal penentuan harga
produksi ini akuntan berperan penting dalam keberlangsungan perusahaan didalam
mencapai tujuan dalam menjaga tingkat laba yang diharapkan oleh manajemen.

Pada biaya proses perhitungan harga pokok produksi per pesanan pada akhir periode
berdasarkan presentase penjualan pesanan terhadap penjualan total selama tahun yang
bersangkutan. Biaya-biaya yang terjadi tidak dikelompokkan menurut pesanan.. Harga
jual yang ditetapkan perusahaan adalah harga jual standar dimana perusahaan sudah
mempunyai daftar harga yang akan di bebankan pada pelanggan. Pengalaman
manajemen, harga bahan baku, dan faktor-faktor eksternal seperti harga pasar produk
sejenis dijadikan indikator perusahaan dalam merevisi kembali harga jualnya Agar
perusahaan dapat memiliki informasi biaya produk yang layak, maka perusahaan harus
menerapkan metode job order costing dengan pembebanan biaya overhead pabrik.
Metode ini mengelompokkan biaya-biaya yang tejadi kepada setiap pesanan. Biaya
bahan baku dicatat sebagai biaya aktual, biaya tenaga keda langsung dicatat sebagai
biaya aktual, dan biaya overhead pabrik dicatat dengan tarif dibebankan di muka.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana penetapan biaya produk dan layanan?


2. Bagaimana arus biaya di perusahaan manufaktur?
3. Apa saja jenis sistem pembiayaan produk?
4. Bagaimana akumulasi biaya berdasarkan pesanan?
5. Bagaimana aspek lebih lanjut dari aplikasi overhead?
6. Apa saja perbandingan biaya pesanan pekerjaan dan biaya proses?
7. Bagaimana unit setara dalam konsep utama?
8. Bagaimana ilustrasi biaya proses?
9. Apa saja masalah lainnya dalam biaya proses?
10. Bagaimana sistem penetapan biaya produk hibrid?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penetapan biaya produk dan layanan?


2. Untuk mengetahui biaya di perusahaan manufaktur?

4
3. Untuk mengetahui pembiayaan produk?
4. Untuk mengetahui biaya berdasarkan pesanan?
5. Untuk mengetahui aspek lebih lanjut dari aplikasi overhead?
6. Untuk mengetahui perbandingan biaya pesanan pekerjaan dan biaya proses?
7. Untuk mengetahui unit setara dalam konsep utama?
8. Untuk mengetahui ilustrasi biaya proses?
9. Untuk mengetahui masalah lainnya dalam biaya proses?
10. Untuk mengetahui sistem penetapan biaya produk hibrid?

5
BAB II

PEMBAHASAN

Penetapan Biaya dan Biaya Produk Akumulasi dalam Lingkungan


Produksi Batch

2.1 Penetapan Biaya Produk dan Layanan

Sebuah sistem akumulasi biaya-biaya produk yang dikeluarkan dalam proses


produksi dan memberikan biaya-biaya ke produk akhir organisasi. Biaya produk yang
dibutuhkan untuk berbagai tujuan di bidang akuntansi keuangan, akuntansi manajerial,
dan manajemen biaya.

 Akuntansi Keuangan

Dalam akuntansi keuangan, biaya produk yang dibutuhkan untuk menghargai


persediaan pada neraca dan untuk menghitung biaya-biaya barang yang dijual di laporan
laba rugi.

 Akuntansi Manajerial

Dalam akuntansi manajerial, biaya produk yang diperlukan untuk membantu


manajer dengan perencanaan dan menyediakan mereka dengan data untuk pengambilan
keputusan. Keputusan tentang harga produk, barang produk yang akan diproduksi, dan
kuantitas output yang akan diproduksi diantara mereka yang informasi biaya produk
diperlukan.

 Manajemen Biaya

Sulit untuk membayangkan bagaimana manajemen dapat mengontrol atau


mengurangi biaya produksi jika manajemen tidak memiliki gagasan yang jelas tentang
berapa biaya untuk membuat produknya. Dengan demikian, biaya produk menyediakan
data penting untuk berbagai tujuan manajemen biaya.

Laporan dalam Organisasi

6
Selain penyusunan laporan keuangan dan pengambilan keputusan internal ada
kebutuhan yang terus tumbuh untuk informasi biaya produk dalam hubungan antara
perusahaan dan berbagai organisasi luar. Seperti perusahaan listrik dan gas, biaya
produk rekaman untuk membenarkan peningkatan yang harus disetujui oleh badan
pengawas tingkat negara. Rumah Sakit tetap melacak biaya prosedur medis yang diganti
oleh perusahaan asuransi atau oleh pemerintah federal dibawah program Medicare.
Perusahaan manufaktur sering menandatangani kontrak biaya-plus dengan pemerintah,
dimana harga kontrak tergantung pada biaya manufaktur produk.

Pembiayaan Produk di Perusahaan Non-manufaktur

Kebutuhan biaya produk tidak terbatas pada perusahaan manufaktur salah satunya
adalah perusahaan dagang termasuk biaya untuk membeli dan mengangkut barang
dagangan dibiayai produk mereka. Produsen barang perolehan persediaan, seperti
produk pertambangan, minyak bumi, dan pertanian produk juga mencatat biaya
produksi barang-barang mereka. Peran biaya produk di perusahaan-perusahaan ini
identik dengan yang di perusahaan manufaktur. Contoh : nanas tumbuh dan dijual oleh
Dole yang diinventarisasi dengan biaya produk mereka sampai mereka jual, kemudian
biaya produk menjadi beban biaya barang yang dijual.

Perusahaan Jasa dan Organisasi Nirlaba

Output produksi perusahaan layanan dan organisasi nirlaba terdiri dari jasa yang
dikonsumsi karena mereka diproduksi. Karena jasa tidak dapat disimpan dan dijual
kemudian seperti barang-barang manufaktur, maka tidak ada biaya persediaan di
perusahaan industri jasa dan organisasi nirlaba. Namun, organisasi tersebut
membutuhkan informasi tentang biaya jasa produksi. Contohnya Bank, perusahaan
asuransi, restoran, penerbangan, firma hukum, rumah sakit, dan pemerintah kota semua
mencatat biaya produksi berbagai layanan untuk keperluan perencanaan, biaya kontrol,
dan pengambilan keputusan. Misalnya, dalam membuat keputusan tentang
menambahkan penerbangan dari Chicago ke Houston, manajemen United Airlines'
perlu mengetahui biaya terbang rute yang diusulkan. Sebelum membangun sebuah bank
cabang baru, manajemen Wachovia's ingin tahu biaya pemeliharaan cabang, serta
pendapatan tambahan untuk dihasilkan.

7
2.2 Arus Biaya di Perusahaan Manufaktur

Biaya produksi terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
produksi. Sistem biaya produk yang digunakan oleh perusahaan manufaktur
mempekerjakan beberapa perusahaan manufaktur lainnya. Ketika produksi berlangsung
semua biaya manufaktur ditambahkan ke akun persediaan Proses Kerja. Proses kerja
adalah persediaan yang telah lengkap sebagian. Sebuah beban untuk akun meningkatkan
valuasi berbasis biaya aset yang diwakili oleh yang belum selesai produk. Begitu
produk selesai, biaya produk mereka ditransfer dari persediaan Proses Kerja untuk
persediaan barang jadi. Hal ini dicapai dengan kredit untuk Proses Kerja dan debit untuk
Barang Jadi. Selama periode waktu ketika produk yang dijual, biaya produk dari
persediaan yang dijual akan dihapus dari barang jadi dan ditambahkan ke harga pokok
penjualan, yang merupakan beban periode dimana penjualan terjadi. Kredit ke barang
jadi dan debit untuk biaya pokok penjualan melengkapi. Beban Pokok Penjualan ditutup
ke rekening Laba-Rugi pada akhir periode akuntansi, bersama dengan semua biaya
lainnya dan pendapatan periode.

Contoh : Perusahaan Bradley Paper mempunyai beban biaya produksi berikut selama
20X1 :

8
Selama 20X1, produk seharga $ 60.000 selesai dan produk biaya $ 25.000 dijual
untuk $32.000. Bagan 3-2 menunjukkan aliran biaya melalui rekening manufaktur
Bradley Paper Company dan pengaruh biaya produk perusahaan pada perusahaan
neraca dan laporan laba rugi.

2.3 Jenis Sistem Pembiayaan Produk

Prosedur akuntansi yang rinci yang digunakan dalam sistem biaya produk
-tergantung padajenis industri yang terlibat. Terdapat dua dasar prosedur yang
digunakan, yaitu :

1. Sistem Biaya Pesanan Pekerjaan

Sistem Biaya Pesanan Pekerjaan (Job-Order Costing) digunakan oleh perusahaan-


perusahaan dengan operasi kerja-toko atau operasi sekumpulan produksi.

9
Dalam lingkungan produksi, produk yang diproduksi di toko dibuat dalam volume
yang sangat rendah atau satu per satu. Contoh lingkungan kerja-toko seperti
pembangunan kapal, dan pembuatan pesawat terbang. Dalam lingkungan sekumpulan
produksi, beberapa produk yang diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil. Contohnya
pembuatan mebel, percetakan, dan produksi perahu.

Prosedur biaya akuntansi dirancang untuk menentukan biaya setiap pekerjaan. Maka
dari itu, biaya didapatkan untuk setiap pekerjaan yang dilakukan diatas rata-rata unit
produksi dalam pekerjaan biaya rata-rata per unit.

Sebagai contoh dalam Kantor Akuntan Publik. Misalnya, biaya yang ditugaskan
untuk tugas audit banyak cara yang sama, mereka ditugaskan untuk batch produk oleh
produsen furnitur. Prosedur yang sama yang digunakan untuk menentukan biaya
"kasus" di fasilitas perawatan kesehatan, untuk "program" di instansi pemerintah, untuk
meneliti "proyek" di perguruan tinggi, dan "kontrak" dalam konsultasi dan perusahaan
arsitektur.

2. Sistem Biaya Proses

Sistem Biaya Proses (Process-Costing) digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang


memproduksi sejumlah besar unit yang identik. Seperti perusahaan yang memproduksi
bahan kimia, microchip, bensin, pupuk, tekstil, makanan olahan, dan listrik diantara
mereka yang menggunakan proses biaya. Dalam jenis-jenis perusahaan, tidak perlu
melacak biaya untuk batch produksi tertentu, karena produk dalam batch yang berbeda
identik. Sebuah sistem biaya proses mengakumulasi semua biaya produksi untuk
sejumlah besar unit output, dan kemudian biaya ini diatas rata-rata semua unit.
Misalnya, Silicon Valley perusahaan memproduksi 40.000 microchip selama bulan
November. Biaya produksi berikut terjadi pada bulan November :

10
2.4 Akumulasi Biaya Berdasarkan Pesanan

Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya diakumulasikan untuk setiap


batch atau pesanan pelanggan. Metode ini digunakan apabila produk yang diproduksi
dalam suatu departemen bersifat heterogen, karena biaya diakumulasikan pada saat
pesanan melalui proses produksi. Biaya ini dapat dibandingkan dengan estimasi pada
saat pesanan diterima.

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) merupakan sistem


perhitungan biaya produk yang mengakumulasikan biaya-biaya dan membebankannya
pada pesanan tertentu. Departemen-departemen produksi dari perusahaan-perusahaan
yang menggunakan sistem ini melakukan pekerjaan yang sering kali berbeda dari
produk satu ke produk lainnya. Karena setiap produk dapat membutuhkan operasi yang
berbeda, cara terbaik untuk menentukan biaya dari suatu produk adalah
mengakumulasikan biaya-biaya untuk satu pekerjaan atau batch barang. Dengan
demikian, biaya per unit dari tiap produk dihitung dengan membagi biaya pesanan total
dengan jumlah unit yang diproduksi dalam batch barang atau pesanan tersebut. Industri
yang menggunakan perhitungan biaya berdasarkan pesanan diantaranya toko
percetakan, pembuatan kapal, pabrik produksi membel sesuai pesanan, kontraktor, dan
kantor akuntan publik.

1. Catatan Biaya-Pekerjaan

Dokumen yang mencatat biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik untuk pekerjaan tertentu. Dokumen ini mengikuti produk sejalan
dengan proses produksi. Jumlah seluruh biaya yang dicatat adalah total biaya untuk
pesanan tersebut.

2. Biaya Bahan Baku Langsung

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Biaya bahan baku adalah seluruh biaya yang digunakan mulai dari tahapan memperoleh
sampai dengan bahan siap untuk digunakan, yang meliputi harga bahan, ongkos angkut,
penyimpanan dan lain-lain. Kebanyakan fasilitas produksi, permintaan bahan secara
langsung dimasukkan kedalam komputer oleh departemen pengawas produksi.
Permintaan ini secara otomatis akan dikirimkan ke komputer digudang produksi. Ini

11
akan mengurangi aliran paperwork, meminimalkan kesalahan administrasi, dan
mempercepat proses sistem biaya.

 Manajemen Rantai Pasokan (supply cahin management)

Manajemen rantai pasokan yang berarti secara proaktif bekerja dengan beberapa
atau semua organisasi dalam rantai pasokan perusahaan untuk meningkatkan layanan
dan mengatur atau mengurangi biaya.

 Perencanaan Kebutuhan Material/bahan (material requirements planning)

MRP (Material requirement planning) merupakan perangkat manajemen yang


membantu manajer dalam penjadwalan produksi didalam setiap tahap proses
manufaktur.

3. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung akan dicatat berdasarkan jam kerja yang telah
disiapkan. Catatan waktu ini merupakan sumber dokumen yang digunakan di
depatemen akuntansi biaya sebagai dasar dalam menambahkan biaya tenaga kerja
langsung pada persediaan barang dalam proses (produk setengah jadi yang terkontrol
atau tidak terkontrol, yang timbul sebagai akibat adanya ketidakseimbangan kapasitas)
dan catatan biaya kerja untuk beberapa proses pekerjaan.

4. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung atau dibebankan
langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan akhir biaya tertentu.

 Overhead aplikasi (overhead application)

Menetapkan biaya overhead pabrik untuk produk yang diproduksi dengan


menggunakan tingkat biaya overhead manufaktur. Agar produk informasi ini berguna,
harus diberikan kepada manajer tepat waktu.

 Tarif Overhead yang telah ditentukan (predetermined overhead rate)

Menetapkan sebagian dari biaya overhead pabrik untuk produk tertentu. Tarif
dihitung sebagai bagian dari proses perencanaan suatu perusahaan pada awal periode,
biasanya setiap tahun atau semi tahunan. Tarif memberikan cara untuk membagi total
biaya overhead diantara semua unit produk yang dihasilkan selama periode tersebut.

12
Diberi label sebagai “yang telah ditentukan” tarif karena ditentukan sebelum periode
akuntansi dimulai.

 Biaya penggunaan/penerapan overhead (applying overhed cost)

Biaya overhead yang diterapkan mengacu pada biaya produksi tidak langsung yang
telah ditetapkan untuk barang-barang manufaktur. Manufaktur overhead diterapkan
dengan meningkatkan kerja di laporan Proses dengan debit dan mengurangi akun
overhead manufaktur dengan kredit. Proses ini biasanya terjadi berkali-kali selama
periode akuntansi sehingga informasi produk yang tepat waktu tersedia bagi manajer.

2.5 Aspek lebih lanjut dari Aplikasi Overhead

1. Biaya Aktual dan Normal

Kebanyakan perusahaan menggunakan tingkat biaya overhead yang telah


ditentukan, berdasarkan perkiraan overhead dan kegiatan untuk jangka waktu yang
relatif lama. Ketika bahan langsung dan tenaga kerja langsung ditambahkan kedalam
proses kerja inventori pada jumlah yang sebenarnya, maka biaya overhead yang terpakai
dalam proses kerja inventori menggunakan tarif overhead yang telah ditentukan, biaya
sistem produk yang dirujuk ke pembiayaan seperti biasa.

Beberapa perusahaan menggunakan pembiayaan yang sebenarnya, sebuah sistem


dimana bahan langsung dan tenaga kerja langsung ditambahkan dalam proses kerja
yang di jumlah, dan overhead aktual dialokasikan untuk bekerja dalam proses
menggunakan tingkat biaya overhead aktual dihitung pada akhir periode akuntansi.

Memilih Penggerak Biaya untuk Aplikasi Overhead

Overhead pabrik mencakup berbagai biaya produksi tidak langsung yang sangat erat
hubungannya dengan proses produksi. Jika satu berdasarkan volume cost driver yang
digunakan dalam menghitung tingkat biaya overhead yang telah ditentukan, maka harus
ada beberapa masukan produktif yang umum di semua produk perusahaan. Dalam
memilih cost driver berdasarkan volume, tujuannya untuk memilih masukan yang
bervariasi dalam pola yang paling mirip dengan pola biaya overhead.

2. Tarif Overhead Departemen

13
Banyak yang menggunakan tarif biaya overhead didalam departemen perusahaan,
terkecuali hanya di seluruh departemen produksi. Hal ini biasanya menghasilkan tugas
yang lebih akurat dari biaya overhead ke produk perusahaan.

Dua Tahap Alokasi Biaya

Ketika sebuah perusahaan menggunakan tarif overhead dalam departemen, maka


penugasan biaya overhead manufaktur kedalam pekerjaan produksi dilakukan dalam
dua tahap, yaitu sebagai berikut :

Tahap pertama

Pada tahap pertama, semua biaya produksi-overhead ditetapkan ke departemen


produksi perusahaan. Namun, tahap ini sering melibatkan dua jenis proses alokasi yang
berbeda.

Pertama, semua biaya produksi-overhead yang ditugaskan untuk pusat biaya


overhead departemen. Langkah ini disebut biaya distribusi (alokasi biaya). Misalnya,
biaya pemanasan pabrik dengan gas alam akan didistribusikan di antara semua
departemen di pabrik, mungkin sebanding dengan kaki kubik ruang di masing-masing
departemen. Pada langkah biaya distribusi, biaya produksi-overhead yang ditugaskan
untuk kedua departemen produksi dan departemen pelayanan. Departemen pelayanan
seperti peralatan pemeliharaan dan departemen bahan-penanganan adalah departemen
yang tidak bekerja secara langsung pada produk perusahaan, tetapi diperlukan untuk
produksi berlangsung.

Kedua, semua biaya departemen layanan ditugaskan ke departemen produksi


melalui proses yang disebut dengan layanan alokasi biaya departemen. Pada langkah
ini, upaya dibuat untuk mengalokasikan biaya departemen layanan berdasarkan proporsi
relatif hasil setiap layanan departemen yang digunakan oleh berbagai departemen
produksi. Sebagai contoh, departemen produksi dengan peralatan yang lebih akan
dialokasikan bagian yang lebih besar dari biaya departemen pemeliharaan itu. Pada
akhir tahap pertama, semua biaya produksi-overhead telah ditetapkan ke departemen
produksi.

Tahap kedua

14
Pada tahap kedua, seluruh biaya produksi overhead yang terakumulasi di setiap
departemen produksi. Proses ini disebut aplikasi overhead. Pada tahap dua, masing-
masing departemen produksi memiliki tingkat biaya overhead yang telah ditentukan
sendiri. Angka ini sering didasarkan pada biaya driver yang berbeda. Proses ini disebut
dengan aplikasi overhead atau penyerapan overhead.

Penetapan Biaya Produksi dan Sistem Penetapan Biaya Produk Hibrid

2.1 Perbandingan Biaya Pesanan Pekerjaan dan Biaya Proses

Dalam biaya pesanan pekerjaan, biaya ini diakumulasikan berdasarkan pesanan


pekerja dan dicatat pada lembar biaya pekerjaan. Dalam biaya proses, biaya
diakumulasikan berdasarkan departemen, dan Proses Kerja memiliki laporan produksi
setiap bacth produk. Beberapa produk identik dengan biaya rendah. Namun, keduanya
mempunyai tujuan yang sama yaitu memiliki tujuan akhir yang sama - penugasan biaya
produksi unit.

1) Aliran Biaya

Aliran biaya melalui akun buku besar serupa dalam dua sistem : Melalui Pekerjaan
dalam Proses, ke Barang Jadi, ke Harga Pokok Penjualan. Dalam operasi produksi
berurutan, setiap departemen membuat akun Proses Kerja sendiri.

2) Perbedaan antara Biaya Pesanan Pekerjaan dan Biaya Proses

Akun kerja dalam proses terdiri dari pekerjaan individu dalam sistem biaya pesanan
pekerjaan. Dimana Bahan Langsung, Tenaga Kerja Langsung, dan Overhead
Manufaktur masuk ke dalam Pekerjaan Barang Jadi Harga Pokok Penjualan.

Sedangkan Biaya Proses untuk Bahan Langsung, Tenaga Kerja Langsung, dan
Overhead (Konversi) pada akun kerja dalam proses ini terdiri dari produk individual
dalam sistem biaya proses. Ketika tenaga kerja langsung relatif kecil proporsinya
dengan bahan langsung dan overhead, sering digabungkan dengan overhead.

15
2.2 Unit Setara: Konsep Utama

Biaya diakumulasi untuk periode waktu tertentu, untuk produk dalam inventaris
pekerjaan-dalam-proses. Produk dalam inventaris pekerjaan dalam proses di awal dan
akhir periode hanya selesai sebagian.

Satuan ekivalen adalah konsep yang menyatakan produk jadi sebagian sebagai
sejumlah kecil produk jadi.

Contohnya : Jones mengeluarkan $ 27.600 dalam biaya produksi untuk 11.500 unit
yang setara. Berapa biaya Jones per unit yang setara untuk periode tersebut?

a. $ 1. 84

b. $ 2. 76

c. $ 2. 40 => Penyelesaian : $ 27, 600 ÷ 11, 500 unit setara = $ 2. 40 per unit setara.

d. $ 2. 90

2.3 Ilustrasi Biaya Proses

Metode Biaya Proses Rata-rata Tertimbang

Dengan pendekatan ini, semua unit yang diselesaikan selama suatu periode
diasumsikan dimulai dan diselesaikan selama periode tersebut. Unit ekivalen dihitung
tanpa membedakan apakah aktivitas manufaktur terjadi pada periode saat ini atau
periode sebelumnya.

Adapun langkah-langkah dari biaya proses untuk mempersiapkan laporan produksi


departemen, yaitu sebagai berikut :

Langkah 1: Analisis aliran fisik unit.

Langkah 2: Hitung unit ekuivalen untuk bahan langsung dan konversi.

Langkah 3: Hitung biaya per unit yang setara.

Langkah 4: Menganalisis total biaya untuk menentukan biaya produksi selesai dan biaya
persediaan barang dalam proses akhir.

2.4 Masalah lain dalam Biaya Proses

Biaya Aktual vs. Biaya Normal

16
Biaya Aktual : Biaya yang sebenarnya dari overhead produksi dimasukkan kedalam
Proses Kerja Investaris.

Biaya Normal : Overhead manufaktur diterapkan ke Proses Kerja Investaris dengan


menggunakan tarif overhead yang telah ditentukan.

2.5 Sistem Penetapan Biaya Produk Hibrid

Biaya Operasi untuk Proses Manufaktur Batch

Beberapa proses produksi memiliki elemen yang mirip dengan lingkungan biaya
pekerjaan maupun lingkungan biaya proses, dan perusahaan beralih ke sistem ketiga
(hibrid) yang dikenal sebagai biaya operasi.

Contoh : Pembuatan jus buah membutuhkan proses konversi yang serupa tetapi
bahan langsung berbeda (misalnya pemanis buatan versus gula).

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebuah sistem akumulasi biaya-biaya produk yang dikeluarkan dalam proses


produksi dan memberikan biaya-biaya ke produk akhir organisasi. Biaya produk yang
dibutuhkan untuk berbagai tujuan di bidang akuntansi keuangan, akuntansi manajerial,
dan manajemen biaya. Biaya produksi terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead produksi. Sistem biaya produk yang digunakan oleh perusahaan
manufaktur mempekerjakan beberapa perusahaan manufaktur lainnya. Prosedur
akuntansi yang rinci yang digunakan dalam sistem biaya produk -tergantung pada jenis
industri yang terlibat. Terdapat dua dasar prosedur yang digunakan, yaitu : Sistem Biaya
Pesanan Pekerjaan dan Sistem Biaya Proses. Dalam perhitungan biaya berdasarkan
pesanan, biaya diakumulasikan untuk setiap batch atau pesanan pelanggan. Metode ini
digunakan apabila produk yang diproduksi dalam suatu departemen bersifat heterogen,
karena biaya diakumulasikan pada saat pesanan melalui proses produksi. Biaya ini dapat
dibandingkan dengan estimasi pada saat pesanan diterima. Kebanyakan perusahaan
menggunakan tingkat biaya overhead yang telah ditentukan, berdasarkan perkiraan
overhead dan kegiatan untuk jangka waktu yang relatif lama. Ketika bahan langsung
dan tenaga kerja langsung ditambahkan kedalam proses kerja inventori pada jumlah
yang sebenarnya, maka biaya overhead yang terpakai dalam proses kerja inventori
menggunakan tarif overhead yang telah ditentukan, biaya sistem produk yang dirujuk ke
pembiayaan seperti biasa.

18
Dalam biaya pesanan pekerjaan, biaya ini diakumulasikan berdasarkan pesanan
pekerja dan dicatat pada lembar biaya pekerjaan. Dalam biaya proses, biaya
diakumulasikan berdasarkan departemen, dan Proses Kerja memiliki laporan produksi
setiap bacth produk. Beberapa produk identik dengan biaya rendah. Namun, keduanya
mempunyai tujuan yang sama yaitu memiliki tujuan akhir yang sama - penugasan biaya
produksi unit. Biaya diakumulasi untuk periode waktu tertentu, untuk produk dalam
inventaris pekerjaan-dalam-proses. Produk dalam inventaris pekerjaan dalam proses di
awal dan akhir periode hanya selesai sebagian. Satuan ekivalen adalah konsep yang
menyatakan produk jadi sebagian sebagai sejumlah kecil produk jadi. Beberapa proses
produksi memiliki elemen yang mirip dengan lingkungan biaya pekerjaan maupun
lingkungan biaya proses, dan perusahaan beralih ke sistem ketiga (hibrid) yang dikenal
sebagai biaya operasi.

3.2 Saran
Saran penyusunan terhadap makalah yang berjudul “Product Costing and Cost
Accumulation in a Batch Production Environment, serta Process Costing and Hybrid
Product-Costing Systems”, yakni masih banyaknya teori-teori yang berkaitan, sehingga
kami menyarankan untuk mencari lagi teori-teori tersebut. Selain itu kami juga
mengharapkan masukan terhadap makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan pembaca mengenai “Product Costing and Cost
Accumulation in a Batch Production Environment, serta Process Costing and Hybrid
Product-Costing Systems”.

19
DAFTAR PUSTAKA

Garisson, Ray H, Eric W Noreen dan Peter C Brewer. 2006. Managerial Accounting.
Jakarta: Salemba Empat.

Hilton, W. Ronald., Platt, E. David. Managerial Accounting. 2014. McGraw-Hill


Education.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai