Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PPH - KETENTUAN DALAM PERHITUNGAN”

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpajakan

Dosen Pengampu : Khoirunnisa Isnani, M.Pd

DISUSUN OLEH :
FITRY ANA AYU LESTARI
NIM : 2127102010374

UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG


TA. 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Ketentuan dalam perhitungan”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa/ mahasiswi atau
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Kalianda, 04 Maret 2023


Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................4

BAB I PEMBAHASAN
A. Penyusutan dan Amortisasi ..................................................................................5
B. Harga pokok dan metode costing.........................................................................6
C. Kompensasi..........................................................................................................12
C. Hubungan Istimewa..............................................................................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...........................................................................................................14

Daftar Pustaka..........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu jenis pajak yang wajib dibayarkan oleh setiap warga negara adalah Pajak
Penghasilan (PPh). Oleh karena itu perhitungan pajak penghasilan menjadi sangat penting
diketahui bagi Anda yang sudah berpenghasilan.
Pajak penghasilan dibebankan kepada seseorang yang sudah memiliki penghasilan yang
diatur dalam undang-undang tentang pajak. Disebutkan bahwa yang terkena pajak PPh adalah
semua bentuk penghasilan, termasuk upah, gaji, tunjangan, honorarium, atau pembayaran lain
yang berhubungan dengan jasa, kegiatan, jabatan atau pekerjaan.
Pengetahuan tentang cara perhitungan pajak penghasilan ini berguna bagi wajib pajak dalam
proses pelaporan pajak. Perhitungan pajak penghasilan sendiri dihitung berdasarkan besaran
upah yang diterima, semakin besar upah maka semakin tinggi pajak yang dikenakan.
Berikut langkah-langkah dalam perhitungan pajak penghasilan yang perlu Anda ketahui
untuk memudahkan Anda dalam membayar kewajiban sebagai warga Negara
Untuk besaran penghasilan sendiri tidak hanya berupa gaji atau upah saja, melainkan juga
termasuk tunjangan-tunjangan yang diterima oleh Anda. Semua penghasilan yang diterima
oleh seorang pegawai dalam setahun ini disebut dengan penghasilan kotor.
Sementara itu, perhitungan pajak penghasilan dikenakan pada penghasilan bersih yang
diterima seseorang dalam satu tahun. Sebelum perhitungan pajak penghasilan, Anda perlu
mengetahui lebih dulu jumlah penghasilan bersih yang diterima dari tempat Anda bekerja
selama satu tahun.
Penghasilan bersih dihitung dari penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan. Di dalamnya termasuk biaya pensiun, hutang, dan
kredit bank.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENYUSUTAN DAN AMORTISASI PASAL 10


Secara konsep, penyusutan adalah alokasi biaya perolehan suatu aktiva tetap (kecuali tanah)
selama masa manfaat tertentu sesuai dengan kelompok harta.  Penyusutan fiskal diatur dalam
Pasal 11 Undang-Undang (UU) Pajak Penghasilan (PPh). Sedangkan amortisasi adalah
alokasi perolehan harta tidak berwujud selama masa manfaat tertentu. Ketentuan mengenai
amortisasi diatur dalam Pasal 11A UU PPh.
Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih
dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta
tersebut. Sementara amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran. Baik
penyusutan maupun amortisasi, berakhir pada saat masa manfaatnya habis.
Masa manfaat aktiva tetap sesuai dengan kelompok aktiva tetap yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan. Dalam UU PPh, metode penyusutan hanya ada dua, yaitu  garis lurus (straight
line method) dan saldo menurun (double declining balanced method). Khusus untuk aktiva
bangunan, wajib pajak hanya boleh menggunakan metode garis lurus.
Dalam metode garis lurus, penyusutan dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar
selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut. Sedangkan dalam metode
saldo menurun, penyusutan dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa
manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan
pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara
taat asas.

5
B. HARGA POKOK DAN METODE COSTING

Full costing dan variable costing pada dasarnya merupakan metode yang berkaitan dengan


penentuan harga pokok produksi (HPP).
Dalam metode full costing, semua biaya produksi diperhitungkan ke dalam harga pokok
produksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode full costing ini tidak membedakan antara
biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap, karena akan dimasukkan ke dalam harga
pokok produksi. Sehingga biaya produksi tetap tersebut masih melekat pada produk yang
belum terjual, dengan begitu tidak membebankan untuk kelangsungan bisnis selanjutnya dan
pada periode cost.

Sedangkan metode variabel costing ini merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya memasukkan biaya-biaya yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi.
Yang mana untuk biaya produksi tetap sendiri dianggap sebagai periode cost sehingga tidak
ada biaya tetap yang belum dibebankan pada periode tersebut.

Pengertian Full Costing


Full costing adalah suatu metode di dalam dunia akuntansi yang menjelaskan bahwa seluruh
biaya yang dikeluarkan di dalam proses produksi akan dimanfaatkan sebagai indikator
penting untuk menghitung total biaya per unit atau harga pokok produksi di dalam suatu
kegiatan bisnis.
 Biaya-biaya yang dimaksud dalam full costing meliputi:
 Biaya variabel
 Biaya tetap
 Biaya langsung
 Biaya investasi
Seluruh biaya yang dimanfaatkan untuk proses produksi

6
Pengertian Variable Costing
Sedangkan variable costing adalah suatu metode perhitungan seluruh biaya yang digunakan
untuk membuat suatu produk, yang mana biaya tersebut memiliki jumlah yang terus berubah
sesuai dengan volume kegiatan bisnis.
Itu artinya, biaya tersebut juga sifatnya fluktuatif atau naik turunnya secara proporsional
dengan kuantitas output ataupun volume produksi.

Kelebihan Metode Full Costing dan Variable Costing


Baik full costing dan variabel masing-masing memiliki kelebihan. Oleh karena itu dalam
penentuan harga, Anda bisa menerapkan salah satu dari kedua metode tersebut, dengan
catatan menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda.
Adapun kelebihannya dari kedua metode tersebut, yaitu:

Keunggulan Metode Full Costing


Adapun kelebihan yang Anda dapatkan apabila menggunakan metode full costing adalah:
Dapat menunjukkan seluruh jumlah biaya overhead dengan sangat detail atau komprehensif.
Karena memiliki dua jenis biaya, yaitu overhead tetap serta variable.
Memberikan penundaan biaya ke dalam beban biaya overhead apabila produk tersebut belum
laku terjual di pasaran.
Jika beban biaya overhead untuk barang yang belum terjual, maka bisa dialihkan dengan cara
mengurangi atau menambah harga pokok.

Keunggulan Metode Variable Costing


Di sisi lain, adapun kelebihan penggunaan metode variable costing adalah sebagai berikut:
Apabila Anda ingin mendapatkan laba dalam jangka waktu yang pendek, maka metode ini
cocok untuk bisnis Anda.
Metode ini juga biasa dipakai dalam mengendalikan biaya. Karena variable costing bisa
membagi biaya tetap yang terdiri dari dua golongan, yaitu discretionary committed fixed
cost dan fixed cost. Bisa dijadikan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan atau
pertimbangan bagi order pesanan yang bersifat khusus, bahkan yang terpenting yaitu tidak
membutuhkan banyak pesanan seperti pada metode full costing.

7
Perbedaan Full Costing dan Variable Costing
Baik full costing maupun variable costing, keduanya sama-sama digunakan untuk
menghitung harga pokok produksi.
Karena kedua metode ini memiliki tujuan yang sama, lantas apa saja perbedaan dari kedua
metode ini?

Berikut beberapa poin perbedaan antar full costing dan variable costing, antara lain:
1. Biaya Per Periode
Untuk metode full costing, adanya biaya per periode akan dianggap sebagai biaya yang tidak
berhubungan dengan biaya produksi, tapi tetap akan mengurangi laba perusahaan.
Sedangkan dalam metode variable cost ikut membebankan biaya dalam produksi.
2. Memiliki Perbedaan Perhitungan Harga Pokok Produksi
Dari perbedaan full costing dan variable costing untuk menghitung pokok produksinya bahwa
terlihat metode full cost memakai beban overhead pabrik tetap serta variable.
Di sisi lain pada perhitungan variable cost hanya menggunakan beban overhead variable saja.
Namun, dalam biaya overhead pabrik itu sendiri adalah biaya produksi yang tidak berkaitan
dengan bahan baku serta bahan tenaga kerja langsung.
Sedangkan dalam biaya overhead pabrik tetap merupakan biaya yang tidak berubah walaupun
adanya perubahan pada volume produksi.
Maka dari itu, contoh biaya tetap ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
bertujuan untuk membeli peralatan baru.
Di samping itu biaya overhead variable adalah biaya pabrik yang suka berubah dan tidak
sebanding dengan volume kegiatannya, seperti contohnya yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
tujuan pengemasan produk.
3. Pengaruh Laporan Keuangan Dalam Laporan Laba Rugi
Bagaimana pengaruh pada laporan keuangan?
Untuk menggunakan metode full cost biasanya biaya overhead akan dilaporkan ketika produk
sudah terjual.
Namun, untuk metode variable costing akan dicatat baik itu produk terjual atau tidak. Oleh
karena itu, biaya overhead tetap dilaporkan.

8
Perhitungan di dalam harga pokok produksi pada metode full costing dilakukan dengan cara
membuat suatu laporan keuangan yang terdiri dari berbagai hal berikut:
1. Hasil Penjualan
Jumlah yang yang bisa diperoleh oleh perusahaan dari hasil penjualan produk yang dilakukan
perusahaan.
2. Harga Pokok Produksi atau Penjualan
Harga dasar per unit dari produksi ataupun penjualan suatu barang.
3. Laba Kotor
Perusahaan bisa memperoleh laba kotor yang berasal dari keuntungan penjualan, tapi belum
bisa dikurangi dengan biaya ataupun beban perusahaan.
Untuk bisa memperoleh laba kotor ini, anda bisa menghitung selisih antara hasil penjualan
dan harga pokok produksi atau penjualan.
4. Laba Bersih
Laba bersih adalah laba yang diperoleh dengan cara menghitung adanya selisih antara laba
kotor dengan jumlah total dari biaya pemasaran yang sudah dikalikan dengan:
 Unit produk yang terjual
 Biaya pemasaran tetap
 Biaya administrasi dan umum variabel
 Biaya administrasi dan umum tetap
5. Biaya Pemasaran Variabel
Dana yang dikeluarkan guna melakukan pemasaran dari berbagai variabel sebuah produk
oleh pihak perusahaan.
6. Biaya Pemasaran Tetap
Pihak perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk memasarkan suatu produk dengan
jumlah yang tetap atau tidak berubah.
7. Biaya Administrasi dan Umum Variabel
Sejumlah dana yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan guna mendukung adanya proses
produksi.
8. Biaya Administrasi dan Umum Tetap
Sejumlah uang yang digunakan untuk mendukung proses produksi perusahaan yang
dikeluarkan oleh pihak perusahaan.

9
Perhitungan Full Costing
Pada ilmu akuntansi biaya dalam metode full costing adalah semua biaya yang telah
dikeluarkan sebagai proses produksi.
Dengan demikian akan melibatkan semua biaya yaitu seperti biaya variabel, biaya tetap,
langsung, tidak langsung, investasi, dan seluruh biaya yang digunakan dalam proses
produksi. Sehingga metode ini dijadikan sebagai tolak ukur dalam menghitung total biaya per
unit maupun harga pokok produksi pada sebuah perusahaan.

Perhitungan harga pokok produksi pada metode full costing terdiri dari:
 Biaya bahan baku
 Biaya tenaga kerja
 Biaya overhead pabrik variabel
 Biaya overhead pabrik tetap
 Harga pokok produksi
Untuk mendapatkan harga pokok produksi maka menjumlahkan total dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap.
Di mana sebelumnya untuk mencari biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik
variabel harus mengkalikan dengan jumlah unit produk yang diproduksi.

Selanjutnya dari perhitungan harga pokok produksi pada metode tersebut dilakukan
pelaporan keuangan yang terdiri dari:
 Hasil penjualan
 Harga pokok produksi/penjualan
 Laba kotor
 Biaya pemasaran variabel
 Biaya pemasaran tetap
 Biaya administrasi dan umum variabel
 Biaya administrasi dan umum tetap
 Laba bersih

10
Perhitungan Variabel Costing
Setelah mengetahui perhitungan harga pokok produksi metode full costing, maka selanjutnya
adalah terkait cara perhitungan harga pokok produksi sebagai berikut:
 Biaya bahan baku
 Biaya tenaga kerja
 Biaya overhead pabrik variabel
 Biaya pokok produksi
Untuk mendapatkan biaya pokok produksi, dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik variabel yang telah dikalikan dengan jumlah unit
produk yang diproduksi.

Selanjutnya untuk laporan keuangan dari metode variabel costing ini terdiri dari:
 Hasil penjualan
 Biaya produksi variabel
 Biaya pemasaran variabel
 Biaya administrasi dan umum variabel
 Marjin kontribusi
 Biaya produksi tetap
 Biaya pemasaran tetap
 Biaya administrasi dan umum tetap
 Laba bersih
Di mana untuk mendapatkan marjin kontribusi, hasil penjualan yang telah dikalikan dengan
jumlah unit produk yang diproduksi dengan cara menghitung selisihnya dengan biaya
produksi variabel dan biaya pemasaran varibel yang telah dikalikan dengan jumlah unit
produk yang diproduksi.
Kemudian untuk mendapatkan laba bersih, dapat dengan menghitung selisih antara marjin
kontribusi dengan biaya produksi tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan
umum tetap.

11
C. KOMPENSASI
Pengertian dari kompensasi pajak tidak terlepas dari definisi kompensasi tersebut. Menurut
KBBI kompensasi adalah pemberesan piutang, ganti rugi dengan menyerahkan barang
dengan harga senilai dengan utangnya. Maka dari itu berdasarkan dengan penjelasan diatas
dapat diketahui bahwa terdapat pemenuhan hak wajib pajak, yang seharusnya menjadi
miliknya dan dikembalikan kepadanya.
Dalam bidang perpajakan, kompensasi pajak adalah hal yang sangat erat kaitannya dengan
pembayaran pajak berlebihan. Sehingga wajib pajak tetap bisa mendapatkan kelebihan
tersebut dan digunakan dalam pembayaran pajak di bulan pajak selanjutnya.

Ketentuan mengenai kompensasi pajak adalah ketentuan yang diatur dalam UU KUP,
mengenai ketentuan umum beserta tata cara dalam bidang perpajakan. Tepatnya Anda dapat
menemukan aturan tersebut pada pasal 13 dan ayat 1 di huruf C. Disebutkan juga secara jelas
bahwa kompensasi pajak adalah pemakaian lebih bayar dari pembayaran PPN, yang akan
digunakan dalam pembayaran utang pajaknya Kompensasi pajak adalah pemberian ganti
rugi, yang akan diberikan dalam bidang perpajakan. Hal ini tentunya menyangkut hak yang
akan diterima oleh wajib pajak berkaitan dengan kelebihan pembayaran pajak.
Sedangkan untuk melakukan pengurusan hal tersebut dan agar terhindar dari kelebihan
pembayaran pajak. Wajib pajak membutuhkan jasa profesional dalam perpajakan, yang bisa
membantu proses pelaksanaan kegiatan perpajakannya.

Hal ini akan mempermudah proses penyelesaian dan juga kebenaran datanya. Sehingga
prosesnya akan sesuai dengan ketentuan dan prosedur dalam bidang perpajakan. Bagi wajib
pajak yang masih bingung untuk mencari jasa profesional perpajakan. Maka silahkan untuk
menggunakan layanan jasa dari Proconsult.id. Proconsult.id merupakan penyedia layanan
jasa perpajakan terbaik dan terpercaya untuk membantu wajib pajak. Tenaga konsultan pajak
yang dimiliki sudah berpengalaman dalam membantu wajib pajak dalam semua masalah
pajak yang ada.

12
D. HUBUNGAN ISTIMEWA 

Pengertian Hubungan Istimewa adalah hubungan antara Wajib Pajak dengan pihak yang

mempunyai hubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang PPh

atau Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang PPN.

Penentuan hubungan istimewa dan kewajaran transaksi afiliasi untuk Wajib Pajak yang

menjalankan usaha di bidang pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan umum dan

pertambangan lainnya sebagaimana diatur dalam Pasal 33A ayat (4) UU PPh adalah

berdasarkan ketentuan kontrak bagi hasil, kontrak karya, atau perjanjian kerjasama

pengusahaan pertambangan yang masih berlaku sampai dengan berakhirnya kontrak atau

perjanjian kerjasama dimaksud. Dalam hal kontrak bagi hasil, kontrak karya, atau perjanjian

kerjasama pengusahaan pertambangan tidak mengatur hal tersebut, maka penentuan

hubungan istimewa dan kewajaran transaksi afiliasi Wajib Pajak tersebut ditentukan

berdasarkan Pasal 18 ayat (4) dan Pasal 18 ayat (3) UU PPh.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari informasi dan cara perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full
costing dan variabel costing di atas, dapat bahwa metode full costing semua biaya produksi
diperhitungkan dalam harga pokok produksi.
Akan tetapi akan ada biaya tetap yang belum dibebankan pada periode tersebut jika ada
produk yang belum laku terjual, karena di dalam produk tersebut terdapat biaya overhead
tetap yang melekat.
Sedangkan metode variable costing hanya memperhitungkan biaya-biaya produksi yang
bersifat variabel dalam perhitungan harga pokok produksi.
Di mana biaya tetap dianggap sebagai period cost dan langsung dibebankan pada periode
yang bersangkutan.
Selain itu dalam penyajian laporan keuangan terkait laba rugi, metode full costing dan
variabel costing ini memiliki perbedaan.
Pada metode metode full costing, biaya overhead tetap yang dilaporkan dalam laporan laba
rugi hanya biaya  overhead tetap produk yang telah terjual saja pada periode tersebut.
Sedangkan variable costing, seluruh biaya overhead tetap yang terjadi dalam periode tersebut
dilaporkan dalam laporan laba rugi perode tersebut sehingga akan mengurangi pendapatan
pada periode tersebut.
Demikianlah pembahasan terkait metode full costing dan variabel costing. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi anda dalam menentukan harga pokok produksi.

14
DAFTAR PUSAKA

https://flazztax.com/2021/02/23/mempelajari-ketentuan-penghasilan-kena-pajak-pkp-dengan-

baik/

https://accounting.binus.ac.id/2021/12/12/apa-itu-hubungan-istimewa-dalam-perpajakan/

https://news.ddtc.co.id/lebih-detail-ini-definisi-hubungan-istimewa-dalam-pmk-22-2020-

19845

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/01/16/kompensasi-pajak-

adalah#:~:text=Kompensasi%20pajak%20adalah%20kelebihan%20bayar,Cara

%20Perpajakan%20(UU%20KUP).

https://proconsult.id/kompensasi-pajak-adalah/

https://pajaksite.files.wordpress.com/2017/10/lampiran-244-pmk-03-2015.pdf

https://news.ddtc.co.id/penyusutan-dan-amortisasi-aktiva-tetap-16482

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2020/11~PMK.010~2020Per.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai