Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI BIAYA

“Kasus Akuntansi Biaya”


Dosen Pengampu: Ni Wayan Alit Erlina Wati, SE,M.Si.,Ak

Made Deny Claudia Larasati, S.E., M.Ak,

Oleh :

Dewa Ayu Iga Yustika Dewi (2202014471)


Ni Putu Okta Viani Dewi (2202014480)

3A Manajemen Pagi

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN

PARIWISATA UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kasus Akuntansi Biaya” tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Akuntansi Biaya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kasus Kasus Akuntansi Biaya bagi para pembaca dan penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Denpasar, 20 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Activity Based Costing.........................................................................................................4
2.2 Metode Harga Pokok Proses (Proces Cost Method).........................................................6
2.3 Metode Harga Pokok Proses (Proces Cost Method)..........................................................9
2.4 Akuntansi Biaya Bahan Baku...........................................................................................12
2.5 Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Langsung......................................................................14
BAB III PENUTUP......................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era perkembangan zaman dan teknologi yang semakin cepat, perusahaan perlu
menjadi semakin cerdik dalam merancang strategi yang relevan untuk menjaga eksistensinya.
Ini mengharuskan perusahaan untuk memiliki keunggulan yang memungkinkan mereka
bersaing, bertahan, dan mengembangkan bisnis mereka sebagaimana perusahaan lainnya.
Keunggulan ini, terutama dalam penentuan harga jual, menjadi krusial karena harga jual
berperan penting dalam menarik minat konsumen. Karena alasan ini, perusahaan sangat
bergantung pada informasi yang akurat dan tepat mengenai harga pokok produksi. Harga
Pokok Produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi bahan jadi.
Pengertian Harga Pokok Produksi menurut Mulyadi (2016:14) “biaya produksi merupakan
biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual.” Manfaat dari harga pokok produksi menurut Mulyadi (2016:65) adalah untuk
menentukan harga jual sebuah produk dan menentukan realisasi biaya produksi.

Metode dalam perhitungan Harga Pokok Produksi terdapat beberapa metode


diantaranya metode Full Costing menurut Mulyadi (2016:17) merupakan metode penentuan
kos produksi yang mempertimbangkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Kelebihan metode Full Costing pembebanan
biaya 2 overhead atas barang yang belum terjual bisa dialihkan untuk mengurangi atau
menambah harga pokok. Adapun kelemahan dari metode full costing adalah tidak layak
digunakan untuk pengambilan keputusan jangka pendek, karena metode full costing
memasukkan seluruh elemen biaya dalam perhitungan harga pokok produk, baik biaya tetap
maupun biaya variabel atau variable cost.

Variabel costing atau sering pula disebut direct costing merupakan metode penentuan
harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku
variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang
diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi
2016:122). Kelebihan
1
Variabel costing tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan
harga pokok persediaanakan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan
mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan. Kelemahan
Variabel costing naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam
penjualannya. Perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable costing akan
menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam
periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal. Laporan laba rugi bulanan yang
disajikan berdasarkan metode variable costing diragukan manfaatnya bila dibandingkan
dengan laporan laba rugi yang disusun atas dasar metode full costing maupun metode activity
based costing.

Metode Activity Based Costing menurut Islahuzzaman (2011) adalah sistem


akuntansi yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk
atau jasa. Sistem Activity Based Costing penelusuran biaya didasarkan atas aktivitas untuk
menghasilkan unit produk, yang mana biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung
dapat ditelusuri langsung pada unit produk. Kelebihan metode ABC adalah biaya produk
yang dihasilkan menjadi lebih akurat serta memberikan perhatian pada semua aktivitas yang
terjadi, sehingga semakin banyak biaya tidak langsumg yang dapat ditelusuri pada objek
biaya. Kelemahan metode ABC adalah dalam penerapannya memerlukan lebih banyak,
waktu, tenaga, dan juga peralatan, sehingga menghasilkan informasi dengan biaya yang
relatif lebih mahal dibandingkan infromasi yang dihasilkam oleh sistem akuntansi biaya
konvensional atau tradisional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan metode Activity Based
Costing?
2. Bagaimana perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan metode Harga Pokok
Pesanan I?
3. Bagaimana perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan metode Harga Pokok
Pesanan II?
4. Bagaimana perhitungan kasus Akuntansi Biaya Bahan Baku?
5. Bagaimana perhitungan kasus Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Langsung?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan
metode Activity Based Costing
2. Untuk memahami perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan metode Harga Pokok
Pesanan I

2
3. Untuk memahami perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan metode Harga Pokok
Pesanan II?
4. Untuk mengetahui dan memahami perhitungan kasus Akuntansi Biaya Bahan Baku
5. Untuk mengetahui dan memahami perhitungan kasus Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Langsung?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Activity Based Costing

PT ABC memproduksi 2 jenis produk, data mengenai produk tersebut adalah sebagai berikut :

Produk X : 2000 unit 5 Jam 10.000 Jam


Produk Y : 10.000 unit 4 Jam 40.000 Jam
Total Jam = 50.000 Jam

Biaya per unit untuk kedua produk


tersebut :

Produk X Produk Y
Biaya bahan
langsung $25 $17
Biaya tenaga keja
langsung $50 $24

Total biaya manufaktur $1.000.000 per tahun, terdiri dari beberapa aktivitas yaitu :

Aktivitas Cost Driver Biaya Aktivitas (X+Y) Produk X Produk Y


Kepegawaian Jam kerja langsung 80.000 50.000 10.000 40.000
Setup mesin Jumlah set up 150.000 5.000 3.000 2.000
Pengujian Produk Jumlah pengujian 160.000 8.000 5.000 3.000
Pesanan Produksi Jumlah pesanan 170.000 400 100 300
Penerimaan bahan Jumlah penerimaan 190.000 750 150 600
Umum pabrik Jam mesin 250.000 40.000 12.000 28.000
1.000.000

Pertanyaan :
1. Hitung tarif biaya overhead menggunakan biaya tradisional dasar jam kerja langsung
2. Berapa biaya produksi per unit untuk produk X dan Y
3. Menggunakan Activity Based Costing, Berapa biaya produksi per unit untuk produk X
dan Produk Y

4
Jawaban :
1 Tarif biaya overhead (jam kerja langsung):
Total jam kerja langsung = 50.000 jam
Total biaya overhead per tahun = $ 1.000.000
Tarif biaya overhead = total biaya overhead / total jam kerja langsung
= $ 1.000.000 / 50.000 JKL
= $ 20 / JKL
2 Perhitungan biaya per unit:
Produk
X Produk Y
Biaya bahan baku $25 $17
Biaya tenaga kerja langsung $50 $24
Biaya overhead pabrik:
5 jam x $ 20 $100 -
4 jam x $ 20 - $80
Total biaya produksi/unit $175 $121
Biaya per unit untuk produk X = $ 155
Biaya per unit untuk produk Y = $ 121
3 Perhitungan biaya produk berdasarkan ABC system:
Tarif
overhead:
Aktvitas
- kepegawaian : 80.000 / 50.000 = $ 1,6/ jam kerja langsung
- Set up mesin : 150.000 / 5.000 = $ 30/ jml set up
- Pengujian produk : 160.000 / 8.000 = $ 20/ jml pengujian
- Pesanan produksi : 170.000 / 400 = $ 425 / jml pesanan
- Penerimaan bahan : 190.000 / 750 = $ 253,33/ jml penerimaan
- Umum pabrik : 250.000 / 40.000 = $ 6,25 / jam mesin

Pembebanan Overhead:
Tarif overhead Produk X Produk Y
- Aktvitas kepegawaian 1,6 10000 16000 40000 64000
- Set up mesin 30 3000 90000 2000 60000
- Pengujian produk 20 5000 100000 3000 60000
- Pesanan produksi 425 100 42500 300 127500
- Penerimaan bahan 253,33 150 37999,5 600 151998
- Umum pabrik 6,25 12000 75000 28000 175000
Total biaya overhead 361499,5 638498
BOP/ unit:
361.499,5/2.000 = 180,7498
638.498 / 10.000 = 63,8498
Total biaya/unit/produk 25 17
30 24
235,7498 104,8498

Biaya per unit produk X = 235, 75


Biaya per unit produk Y = 104,85
Dibandingkan dengan hasil perhitungan biaya tradisional, hasil yang didapatkan jauh berbeda

5
2.2 Metode Harga Pokok Proses (Proces Cost Method)

Produk diolah melalui satu departemen.


Dalam ketentuan ini anggapan yang digunakan :
 Tidak terdapat persediaan produk dalam proses awal
 Tidak terdapat produk yang rusak atau hilang dalam proses pengolahan.
 Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk.

SOAL:
CV Pribadi dalam pengolahan produknya dilakukan secara massal dan melalui satu
departemen produksi. Berikut ini disajikan data produksi dan kegiatan selama bulan
September 2004, yakni sbb ;

Produk yang dimasukkan dlm proses 5.000 unit


Produk jadi 3.800 unit
Produk dlm proses dengan
tkt penyelesaian Bhn baku dan
penolong 100 %. biaya
konversi 40 %. 1.200 unit

Jumlah produk yang diproses 5.000 unit

Data Biaya produksi


Berdasarkan informasi berikut ini adalah biaya produksi yang telah dikeluarkan yakni sebagai
berikut
Biaya bahan baku Rp. 300.000
Biaya bahan penolong Rp. 450.000
Biaya tenaga kerja Rp. 513.600
Biaya overhead pabrik Rp. 642.000

Total Biaya produksi Rp. 1.905.600

6
Berdasarkan data tersebut di atas, maka tentukan

1. Berapa biaya produksi per unit untuk mengolah produk tersebut


2. Tentukan berapa harga pokok produk jadi
3. Berapa harga pokok produk dalam proses akhir bulan September 2004.
4. Buatlah jurnal-2 yang diperlukan.

Penyelesaian soal
No. Jenis Biaya Jml Biaya Unit Equivalen Biaya/Unit
1. Bia Bhn baku Rp. 300.000 3800+(1200 x 100%) Rp. 60
2. Bia Bhn Penolong Rp. 450.000 3800+(1200 x 100%) Rp. 90
3. Bia Tenaga Kerja Rp. 513.600 3800+(1200 x 40%) Rp. 120
4. Bia Overhead Pabrik Rp. 642.000 3800+(1200 x 40%) Rp. 150.
Biaya Produksi Per Unit Rp. 420

2. Harga Pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang yakni sebesar


: 3800 unit x Rp. 420 = Rp. 1.596.000

3. Harga Pokok produksi yang masih dalam proses akhir

Biaya bahan baku :


( 1200 x 100% ) x Rp. 60 = Rp. 72.000
Biaya bahan penolong
( 1200 x 100% ) x Rp. 90 = Rp. 108.000
Biaya Tenaga Kerja
( 1200 x 40% ) x Rp. 120 = Rp. 57.600
Biaya Overhead Pabrik
( 1200 x 40% ) x Rp. 150 = Rp. 72.000

Jumlah Harga Pokok produksi = Rp. 309.600


yg masih dlm proses akhir
Jurnal-Jurnal yang Diperlukan.

7
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :

BDP – Biaya Bahan baku Rp. 300.000.


Persediaan Bahan Baku Rp. 300.000

2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong :

BDP – Biaya Bahan Penolong Rp. 450.000


Persediaan Bahan Penolong Rp. 450.000

3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp. 513.600


Gaji dan Upah Rp. 513.600

4. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

BDP – Biaya Overhead pabrik Rp. 642.000


Berbagai Rekening yang Di Rp. 642.000
kredit.

5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.

Persediaan produk jadi Rp. 1.596.000


BDP- Biaya Bahan Baku Rp.
BDP- Biaya Bahan Penolong Rp.
BDP- Biaya Tenaga Kerja lgs Rp.
BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp.

6. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk yang masih dalam proses akhir :

8
Persediaan produk jadi Rp. 309.600
BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 72.000
BDP- Biaya Bahan Penolong Rp. 108.000
BDP- Biaya Tenaga Kerja lgs Rp. 57.600
BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 72.00

2.3 Metode Harga Pokok Proses (Proces Cost Method)

Produk diolah melalui lebih dari satu departemen.


SOAL:
PT Salima memiliki dua departemen produksi dalam mengo lah produknya yakni departemen
A dan departemen B. Berikut ini disajikan data produksi dan biaya untuk kedua departemen
tersebut

Dept A Dept B
Produk yang dimasukkan dlm
proses 50.000 -
Produk selesai yang ditran-
fer ke Dept B 40.000 -

Produk selesai ditransfer


Ke gudang - 35.000

Produk dlm proses akhir


bulan Dgn tkt penyelesaian
bhn baku Dan penolong 100
%, bia-
ya tenaga kerja 40 % dan 10.000 -
BOP 35 %.

tkt penyelesaian biaya bhn pe-


nolong 60 % dan
biaya konversi 30 %. - 5.000

9
Data Biaya produksi
Berdasarkan informasi berikut ini adalah biaya produksi yang telah dikeluarkan yakni sebagai
berikut

Biaya yang dikeluarkan selama bulan berlangsung adalah


Sebagai berikut

Dept A Dept B

Biaya bahan baku Rp. 800.000 -


Biaya bahan penolong Rp. 1.150.000 Rp. 988.000
Biaya tenaga kerja Rp. 1.100.000 Rp. 1.241.000
Biaya overhead pabrik Rp. 870.000 Rp. 2.044.000

Diminta :

Berdasarkan informsi di atas, maka tentukan

a. Harga pokok produksi per satuan yang dihasilkan oleh Departemen A.


b. Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departeman B.
c. Harga Pokok produk dalam proses akhir bulan.

Penyelesaian soal

1. Perhitungan Harga Pokok produksi per unit

No. Jenis Biaya Jml Biaya Unit Equivalen Biaya/Unit


1. Bia Bhn baku Rp. 800.000 40.000+(10.000x100%) Rp. 16
2. Bia Bhn Penolong Rp. 1.150.000 40.000+(10.000 x 100%) Rp. 23
3. Bia Tenaga Kerja Rp. 1.100.000 40.000+(10.000 x 40%) Rp. 25
4. Bia Overhead Pabrik Rp. 870.000 40.000+(10.000 x 35%) Rp. 20

10
Biaya Produksi Per Unit Rp.84

2. Harga Pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang yakni sebesar :


40.000 unit x Rp. 84 = Rp. 3.360.000

3. Harga Pokok produksi yang masih dalam proses


akhir yang Dihasilkan pada Departemen A (10.000
unit)

Biaya bahan baku :


( 10.000 x 100% ) x Rp. 16 = Rp. 160.000
Biaya bahan penolong
( 10.000 x 100% ) x Rp. 23 = Rp. 230.000
Biaya Tenaga Kerja
( 10.000 x 40% ) x Rp. 25 = Rp. 100.000
Biaya Overhead Pabrik
( 10.000 x 35% ) x Rp. 20 = Rp. 70.000
Jumlah Harga Pokok produksi = Rp. 560.000
yg masih dlm proses akhir
4. Perhitungan Biaya Produksi per unit yang Ditambahkan oleh Departemen B yakni :

No. Jenis Biaya Jml Biaya Unit Equivalen Biaya/Unit


1. Bia Bhn Penolong Rp. 988.000 35.000+(5.000x60%) Rp. 26
2. Bia Tenaga Kerja Rp. 1.241.000 35.000+(5.000 x 30%) Rp. 34
3. Bia Overhead Pabrik Rp. 1.100.000 35.000+(5.000 x 30%) Rp. 56
Biaya Produksi Per Unit Rp.116

5. Harga Pokok Produk selesai yang Ditransfer oleh Departemen B ke Gudang adalah :

35.000 x (Rp.116 + Rp. 84) = Rp. 7.000.000

Catatan : Rp. 84 adalah Harga Pokok yang dibawa dari Departemen A

11
6. Harga Pokok produksi yang masih dalam proses
akhir yang Dihasilkan pada Departemen B ( 5000
unit)

Harga Pokok Produk dalam proses akhir yang berasal dari Departemen B
( 5000 x Rp. 84) = Rp. 420.000
Biaya bahan penolong
( 5.000 x 60% ) x Rp. 26 = Rp. 78.000
Biaya Tenaga Kerja
( 5.000 x 30% ) x Rp. 34 = Rp. 51.000
Biaya Overhead Pabrik
( 5.000 x 30% ) x Rp. 56 = Rp. 84.000
Jumlah Harga Pokok produksi = Rp. 633.000
yg masih dlm proses akhir

2.4 Akuntansi Biaya Bahan Baku


PT. ALAM SEJAHTERA adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data
persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan
adalah sebagai berikut :

Persediaan Tanggal 1 Januari 2022 — 200 Kg Rp 100

Pembelian
Tanggal Jumlah Harga /
(Kg) Rp
12 Jan 2022 400 Rp120
26 Jan 2022 500 Rp 90
31 Jan 2022 100 Rp110
Pemakaian
Tanggal Jumlah
16 Jan 2018 500
28 Jan 2018 300
Catatan:

12
29 Jan 2022 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26
jam 2022
30 Jan 2022 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28
januari dan berasal dari persediaan awal
Perhitungan fisik 31 Jan 2022 sebanyak 350 Kg

Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used)
bulan Jan 2022 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual Metode FIFO
Jawaban :
1. Metode Fisik Fifo
Persediaan (inventory)Per 1 Jan 2022 (awal — 200 Kg x Rp 100) Rp 20.000
Pembelian Bahan (raw material purchase)
Tgl 12/1/2022 400 x Rp 120 = Rp 48.000
2011/2022 500 x Rp 90 = Rp 45.000
31/1/2022 100 x Rp110 = Rp 11.000
Pembelian kotor (gross purchase) Rp104.000
Pengembalian pembelian 100 x Rp90 = Rp 9.000
Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg Rp 95.000

Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Jan 2022
100 x Rp 110 = Rp 11.000
250 x Rp 90 = Rp 22.500

Rp 33.500
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used) Rp 81.500

2. Metode Perpetual FIFO


KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. ALAM SEJAHTERA
Satuan Nama Bahan : Minimum :
EOQ : Kode : Maksimum :
Nomor : Pesan :
Tanggal Masuk/Beli Keluar/Pakai Sisa
Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlah
Kuantitas Kuantitas Kuantitas
satuan (Rp) satuan (Rp) satuan (Rp)

13
01-Jan-22 200 100 20.000
12-Jan-22 400 120 48.000 200 100 20.000
400 120 48.000
16-Jan-22 200 100 20.000
300 120 36.000 100 120 12.000
26-Jan-22 500 90 45.000 100 120 12.000
500 90 45.000
28-Jan-22 100 120 12.000
200 90 18.000 300 90 27.000
29-Jan-22 (100 90 9.000) 200 90 18.000
30-Jan-22 (50 90 4.500 250 90 22.500
31-Jan-22 100 110 11.000 250 90 22.500
100 110 11.000

2.5 Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Langsung


PT. Pesona Samudra Bahari adalah sebuah perusahaan yang produksinya melalui 4
departemen produksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan .
Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 2013
Keterangan Departemen produksi
I II III IV
Jam kerja standart persatuan 2 jam 1 jam 4 jam 3 jam
Tarif upah standart perjam kerja langsung Rp 700 Rp 750 Rp 650 Rp 800

Pesanan yang dikerjakan


No. 001 sebanyak 500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV
No. 002 sebanyak 300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV
No. 003 sebanyak 450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV
No. 004 sebanyak 400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III
No. 005 sebanyak 100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya (actual direct labor hours) dan jumlah
upah langsung (direct labor cost) untuk tiap departemen adalah sebagai berikut:

Departemen Jumlah jam kerja langsung sesungguhnya Jumlah upah langsung


Dept I 2.500 jam 1.850.000
Dept II 1.600 jam 1.200.000
Dept III 5.900 jam 3.900.000
Dept IV 4.000 jam 3.100.000

14
Diminta :
a. Hitunglah Selisih Upah Langsung (direct labor variance).
b. Hitunglah Tarif Upah Langsung (direct labor rate).
Jawaban :

Keterangan Departemen
I II III IV Jumlah

Pesanan yang dikerjakan

No.001 500 500 500 500

No.002 300 300 ---- 300

No.003 ---- 450 450 450

No.004 400 400 400 ----


No.005 100 ----- 100 100
1300 1650 1450 1350

Jam kerja langsung standar per

satuan produk 2 jam x 1 jam x 4 jam x 3 jam x

jam kerja langsung standar 2.600 jam 1.650 jam 5.800 jam 4.050 jam

selisih efisiensi upah

langsung (dlm jam) 100 jam 50 jam 100 jam 50 jam

tarif upah langsung standar Rp 700 x Rp 750 x Rp 650 x Rp 800 x

70.000 37.500 65.000 40.000 82.500

(laba) (laba) (rugi) (laba) (laba)


selisih tarif upah langsung

Keterangan Departemen
I II III IV Jumlah

Jam kerja langsung sesungguhnya 2.500 1.600 5.900 4.000


Tarif upah langsung standar Rp 700 x Rp 750 x Rp 650 x Rp 800 x

1.750.000 1.200.000 3.835.000 3.200.000

jumlah upah langsung


sesungguhnya 1.850.000 1.200.000 3.900.000 3.100.000
100.000 (0) 65.000 100.000 65.000

(rugi) 15(rugi) (rugi) (laba) (rugi)


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik
yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produk yang dihitung dengan
pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap)
ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel. Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari
unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya
pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya
overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap).
Activity Based Costing Pada dasarnya merupakan metode penentuan harga pokok produk
(product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara
cermat (accurate) bagi kepentingan manajemen, dengan digunakan untuk menghasilkan
produk.

Jika full costing dan variable costing menitik beratkan penentuan harga pokok produk
hanya pada fase produksi saja, activity-based costing menitik beratkan penentuan harga
pokok produk di semua fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk
sampai dengan penyerahan produk ke konsumen. Pemilihan metode perhitungan harga pokok
produksi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Keputusan ini akan
memengaruhi cara perusahaan menentukan harga jual produk, mengelola persediaan, dan
melaporkan kinerja keuangan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami
kelebihan dan kelemahan masing-masing metode serta memilih yang paling sesuai dengan
situasi mereka.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hansen DR, Mowen M.M (2009). Akuntansi Manajerial. Jakarta (ID) Salemba Empat.

Lasena, Sitty Rahmi. "Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Pt. Dimembe Nyiur
Agripro." Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 1.3
(2013). Diambil dari Https://Scholar.Google.Com, pada tanggal 1 November 2020

Mulyadi, (2010) Akuntasi Biaya.Unit penerbitdan percetakan sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.Yogyakarta. 2015. Akuntasi Biaya Edisi kelima.Yogyakarta: UPP-STIM YKPN

Mulyadi (2012) Akuntansi Biaya. Unit Penerbit dan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.Yogyakarta

Sujarweni V.Wiratna. 2017. Akuntansi Biaya Teori dan Penerapanya. Yogyakarta: Pusaka
Baru Press.

17

Anda mungkin juga menyukai