Oleh :
3A Manajemen Pagi
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kasus Akuntansi Biaya” tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Akuntansi Biaya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kasus Kasus Akuntansi Biaya bagi para pembaca dan penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Activity Based Costing.........................................................................................................4
2.2 Metode Harga Pokok Proses (Proces Cost Method).........................................................6
2.3 Metode Harga Pokok Proses (Proces Cost Method)..........................................................9
2.4 Akuntansi Biaya Bahan Baku...........................................................................................12
2.5 Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Langsung......................................................................14
BAB III PENUTUP......................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Variabel costing atau sering pula disebut direct costing merupakan metode penentuan
harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku
variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang
diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi
2016:122). Kelebihan
1
Variabel costing tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan
harga pokok persediaanakan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan
mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan. Kelemahan
Variabel costing naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam
penjualannya. Perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable costing akan
menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam
periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal. Laporan laba rugi bulanan yang
disajikan berdasarkan metode variable costing diragukan manfaatnya bila dibandingkan
dengan laporan laba rugi yang disusun atas dasar metode full costing maupun metode activity
based costing.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan
metode Activity Based Costing
2. Untuk memahami perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan metode Harga Pokok
Pesanan I
2
3. Untuk memahami perhitungan kasus akuntansi dengan menggunakan metode Harga Pokok
Pesanan II?
4. Untuk mengetahui dan memahami perhitungan kasus Akuntansi Biaya Bahan Baku
5. Untuk mengetahui dan memahami perhitungan kasus Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Langsung?
3
BAB II
PEMBAHASAN
PT ABC memproduksi 2 jenis produk, data mengenai produk tersebut adalah sebagai berikut :
Produk X Produk Y
Biaya bahan
langsung $25 $17
Biaya tenaga keja
langsung $50 $24
Total biaya manufaktur $1.000.000 per tahun, terdiri dari beberapa aktivitas yaitu :
Pertanyaan :
1. Hitung tarif biaya overhead menggunakan biaya tradisional dasar jam kerja langsung
2. Berapa biaya produksi per unit untuk produk X dan Y
3. Menggunakan Activity Based Costing, Berapa biaya produksi per unit untuk produk X
dan Produk Y
4
Jawaban :
1 Tarif biaya overhead (jam kerja langsung):
Total jam kerja langsung = 50.000 jam
Total biaya overhead per tahun = $ 1.000.000
Tarif biaya overhead = total biaya overhead / total jam kerja langsung
= $ 1.000.000 / 50.000 JKL
= $ 20 / JKL
2 Perhitungan biaya per unit:
Produk
X Produk Y
Biaya bahan baku $25 $17
Biaya tenaga kerja langsung $50 $24
Biaya overhead pabrik:
5 jam x $ 20 $100 -
4 jam x $ 20 - $80
Total biaya produksi/unit $175 $121
Biaya per unit untuk produk X = $ 155
Biaya per unit untuk produk Y = $ 121
3 Perhitungan biaya produk berdasarkan ABC system:
Tarif
overhead:
Aktvitas
- kepegawaian : 80.000 / 50.000 = $ 1,6/ jam kerja langsung
- Set up mesin : 150.000 / 5.000 = $ 30/ jml set up
- Pengujian produk : 160.000 / 8.000 = $ 20/ jml pengujian
- Pesanan produksi : 170.000 / 400 = $ 425 / jml pesanan
- Penerimaan bahan : 190.000 / 750 = $ 253,33/ jml penerimaan
- Umum pabrik : 250.000 / 40.000 = $ 6,25 / jam mesin
Pembebanan Overhead:
Tarif overhead Produk X Produk Y
- Aktvitas kepegawaian 1,6 10000 16000 40000 64000
- Set up mesin 30 3000 90000 2000 60000
- Pengujian produk 20 5000 100000 3000 60000
- Pesanan produksi 425 100 42500 300 127500
- Penerimaan bahan 253,33 150 37999,5 600 151998
- Umum pabrik 6,25 12000 75000 28000 175000
Total biaya overhead 361499,5 638498
BOP/ unit:
361.499,5/2.000 = 180,7498
638.498 / 10.000 = 63,8498
Total biaya/unit/produk 25 17
30 24
235,7498 104,8498
5
2.2 Metode Harga Pokok Proses (Proces Cost Method)
SOAL:
CV Pribadi dalam pengolahan produknya dilakukan secara massal dan melalui satu
departemen produksi. Berikut ini disajikan data produksi dan kegiatan selama bulan
September 2004, yakni sbb ;
6
Berdasarkan data tersebut di atas, maka tentukan
Penyelesaian soal
No. Jenis Biaya Jml Biaya Unit Equivalen Biaya/Unit
1. Bia Bhn baku Rp. 300.000 3800+(1200 x 100%) Rp. 60
2. Bia Bhn Penolong Rp. 450.000 3800+(1200 x 100%) Rp. 90
3. Bia Tenaga Kerja Rp. 513.600 3800+(1200 x 40%) Rp. 120
4. Bia Overhead Pabrik Rp. 642.000 3800+(1200 x 40%) Rp. 150.
Biaya Produksi Per Unit Rp. 420
7
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk yang masih dalam proses akhir :
8
Persediaan produk jadi Rp. 309.600
BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 72.000
BDP- Biaya Bahan Penolong Rp. 108.000
BDP- Biaya Tenaga Kerja lgs Rp. 57.600
BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 72.00
Dept A Dept B
Produk yang dimasukkan dlm
proses 50.000 -
Produk selesai yang ditran-
fer ke Dept B 40.000 -
9
Data Biaya produksi
Berdasarkan informasi berikut ini adalah biaya produksi yang telah dikeluarkan yakni sebagai
berikut
Dept A Dept B
Diminta :
Penyelesaian soal
10
Biaya Produksi Per Unit Rp.84
5. Harga Pokok Produk selesai yang Ditransfer oleh Departemen B ke Gudang adalah :
11
6. Harga Pokok produksi yang masih dalam proses
akhir yang Dihasilkan pada Departemen B ( 5000
unit)
Harga Pokok Produk dalam proses akhir yang berasal dari Departemen B
( 5000 x Rp. 84) = Rp. 420.000
Biaya bahan penolong
( 5.000 x 60% ) x Rp. 26 = Rp. 78.000
Biaya Tenaga Kerja
( 5.000 x 30% ) x Rp. 34 = Rp. 51.000
Biaya Overhead Pabrik
( 5.000 x 30% ) x Rp. 56 = Rp. 84.000
Jumlah Harga Pokok produksi = Rp. 633.000
yg masih dlm proses akhir
Pembelian
Tanggal Jumlah Harga /
(Kg) Rp
12 Jan 2022 400 Rp120
26 Jan 2022 500 Rp 90
31 Jan 2022 100 Rp110
Pemakaian
Tanggal Jumlah
16 Jan 2018 500
28 Jan 2018 300
Catatan:
12
29 Jan 2022 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26
jam 2022
30 Jan 2022 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28
januari dan berasal dari persediaan awal
Perhitungan fisik 31 Jan 2022 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used)
bulan Jan 2022 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual Metode FIFO
Jawaban :
1. Metode Fisik Fifo
Persediaan (inventory)Per 1 Jan 2022 (awal — 200 Kg x Rp 100) Rp 20.000
Pembelian Bahan (raw material purchase)
Tgl 12/1/2022 400 x Rp 120 = Rp 48.000
2011/2022 500 x Rp 90 = Rp 45.000
31/1/2022 100 x Rp110 = Rp 11.000
Pembelian kotor (gross purchase) Rp104.000
Pengembalian pembelian 100 x Rp90 = Rp 9.000
Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg Rp 95.000
Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Jan 2022
100 x Rp 110 = Rp 11.000
250 x Rp 90 = Rp 22.500
Rp 33.500
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used) Rp 81.500
13
01-Jan-22 200 100 20.000
12-Jan-22 400 120 48.000 200 100 20.000
400 120 48.000
16-Jan-22 200 100 20.000
300 120 36.000 100 120 12.000
26-Jan-22 500 90 45.000 100 120 12.000
500 90 45.000
28-Jan-22 100 120 12.000
200 90 18.000 300 90 27.000
29-Jan-22 (100 90 9.000) 200 90 18.000
30-Jan-22 (50 90 4.500 250 90 22.500
31-Jan-22 100 110 11.000 250 90 22.500
100 110 11.000
14
Diminta :
a. Hitunglah Selisih Upah Langsung (direct labor variance).
b. Hitunglah Tarif Upah Langsung (direct labor rate).
Jawaban :
Keterangan Departemen
I II III IV Jumlah
jam kerja langsung standar 2.600 jam 1.650 jam 5.800 jam 4.050 jam
Keterangan Departemen
I II III IV Jumlah
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik
yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produk yang dihitung dengan
pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap)
ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel. Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari
unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya
pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya
overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap).
Activity Based Costing Pada dasarnya merupakan metode penentuan harga pokok produk
(product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara
cermat (accurate) bagi kepentingan manajemen, dengan digunakan untuk menghasilkan
produk.
Jika full costing dan variable costing menitik beratkan penentuan harga pokok produk
hanya pada fase produksi saja, activity-based costing menitik beratkan penentuan harga
pokok produk di semua fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk
sampai dengan penyerahan produk ke konsumen. Pemilihan metode perhitungan harga pokok
produksi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Keputusan ini akan
memengaruhi cara perusahaan menentukan harga jual produk, mengelola persediaan, dan
melaporkan kinerja keuangan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami
kelebihan dan kelemahan masing-masing metode serta memilih yang paling sesuai dengan
situasi mereka.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hansen DR, Mowen M.M (2009). Akuntansi Manajerial. Jakarta (ID) Salemba Empat.
Lasena, Sitty Rahmi. "Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Pt. Dimembe Nyiur
Agripro." Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 1.3
(2013). Diambil dari Https://Scholar.Google.Com, pada tanggal 1 November 2020
Mulyadi, (2010) Akuntasi Biaya.Unit penerbitdan percetakan sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.Yogyakarta. 2015. Akuntasi Biaya Edisi kelima.Yogyakarta: UPP-STIM YKPN
Mulyadi (2012) Akuntansi Biaya. Unit Penerbit dan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.Yogyakarta
Sujarweni V.Wiratna. 2017. Akuntansi Biaya Teori dan Penerapanya. Yogyakarta: Pusaka
Baru Press.
17