Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“ PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


DAN MANAJEMEN ”

DISUSUN OLEH :

EGA PRADA WALUYO


(243222007)

PROGRAM STUDI S1 KEWIRAUSAHAAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
KEWIRAUSAHAAN dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu
pengetahuan yang kami miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai
sumber informasi. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan kami tambahan
ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan, dan semoga bagi para
pengguna makalah ini.

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya
masukan yang membangun, sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
sendiri mapun pengguna makalah ini.

Sidoarjo,10Februari 2024

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dalam perhitungan
produk ................................................................................................. 2
2.2 Cara mengurangi tarif aktivitas .......................................................... 4
2.3 Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) dan hubungannya
dengan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC) .................... 7
2.4 Analisis nilai Proses ........................................................................... 8
2.5 Ukuran kinerja aktivitas ..................................................................... 11
2.6 Biaya pelanggan dan pemasok berdasarkan aktivitas ........................ 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi aktivitas adalah factor penting untuk mengoperasionalkan
perbaikan berkelanjutan, meningkatnya persaingan harus terus mencari berbagai
cara untuk unggul dari perusahaan lain, contohnya dengan mengurangi biaya dan
meningkatkan efesiensi. Nilai terhadap pelanggan sangat penting sehingga
perusahaan dituntut agar memberikan barang atau jasa yang bermanfaat bagi
penggunanya dan tentunya berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Memperbaiki berbagai proses berarti memperbaiki cara berbagai aktivitas
yang terkait, jadi manajemen berbagai aktivitas bukan biaya adalah kunci
keberhasilan pengendalian bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan
perbaikan yang berkelanjutan. Perwujudan dari berbagai aktivitas tersebut adalah
hal penting untuk perbaikan perhitungan biaya dan pengendalian yang lebih baik
mengarah pada pandangan baru atas berbagai proses bisnis yang disebut sebagai
manajemen berdasarkan manajemen aktivitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dalam perhitungan
produk ?
2. Bagaimana Cara mengurangi tarif aktivitas ?
3. Apakah Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) itu dan hubungannya
dengan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC) Bagaimana cara
memahami perbedaan system akuntansi manajemen berdasarkan fungsi
dan aktivitas ?
4. Bagaimana menganalisis nilai Proses ?
5. Bagaimana Ukuran kinerja aktivitas ?
6. Bagaimana Biaya pelanggan dan pemasok berdasarkan aktivitas ?

1
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dalam perhitungan
produk.
2. Untuk memahami Cara mengurangi tarif aktivitas.
3. Untuk memahami Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) dan
hubungannya dengan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC).
4. Untuk memahami Analisis nilai Proses.
5. Untuk memahami Ukuran kinerja aktivitas.
6. Untuk memahami Biaya pelanggan dan pemasok berdasarkan aktivitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas Dalam Perhitungan Produk
2.1.1 Biaya per Unit
Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas
membebankan biaya kepada objek biaya seperti produk, pelanggan, pemasok,
bahan baku, dan jalur pemasaran. Ketika biaya dibebankan pada objek biaya,
biaya per unit adalah total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Total biaya/biaya produksi yaitu
jumlah dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.
2.1.1.1 Pentingnya Biaya Produk per Unit
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan
biaya sehingga biaya per unit suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Pengukuran
biaya meliputi penentuan jumlah dolar dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead yang digunakan pada produksi. Sedangkan pembebaban
biaya merupakan proses menghubungkan biaya, setelah diukur, dengan unit yang
diproduksi.
2.1.1.2 Cara untuk Mendapatkan Informasi
Biaya per Unit Untuk mendapatkan informasi biaya per unit,
diperlukan definisi biaya produk, pengukuran biaya dan pembebanan biaya. Ada
dua sistem pengukuran biaya, adalah:
1. Perhitungan biaya aktual: membebankan biaya aktual bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead ke produk.
2. Perhitungan biaya normal: membebankan biaya aktual bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung; akan tetapi biaya overhead
dibebankan ke produk dengan menggunakan tarif perkiraan.
Tarif perkiraan adalah suatu tarif yang didasarkan pada perkiraan data dan
dihitung dengan menggunakan rumus:
Tarif perkiraan overhead = biaya yang diperkirakan/penggunaan aktivitas yang
diperkirakan.

3
2.1.2 Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Fungsi
Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya
dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk dengan
menggunakan penelusuran langsung. Sedangkan untuk membebankan biaya
overhead ke produk, menggunakan penggerak aktivitas tingkat unit, adalah faktor
yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit
yang diproduksi. Selain itu ada empat tingkat kapasitas yang dapat dipilih, yaitu:
Kapasitas aktivitas yang diharapkan adalah output aktivitas yang diharapkan
perusahaan dapat tercapai pada tahun yang akan datang. Kapasitas aktivitas
normal adalah output aktivitas rata-rata yang perusahaan alami dalam jangka
panjang (volume normal dihitung lebih dari satu periode). Kapasitas aktivitas
teoritis adalah output aktivitas maksimum secara absolut yang dapat direalisasikan
dengan berasumsi bahwa semua beroperasi secara sempurna. Kapasitas aktivitas
praktis adalah output maksimum yang dapat diwujudkan jika semuanya berjalan
dengan efisien.
2.1.2.1 Tarif Keseluruhan Pabrik
Ada dua tahap untuk menghitung tarif overhead keseluruhan pabrik.
Pertama, biaya overhead yang dianggarkan akan diakumulasikan menjadi satu
kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Kedua, biaya overhead dibebankan ke produk,
melalui cara mengkalikan tarif tersebut dengan jumlah total jam tenaga kerja
langsung aktual yang digunakan masing-masing produk.
Contoh:
Belring memproduksi dua telepon: telepon nirkabel dan model reguler,
perusahaan tersebut memiliki data perkiraan dan aktual untuk tahun 2015:
overhead yang dianggarkan 500.000
Aktivitas yang diperkirakan 170.000
Aktivitas aktual 150.000
Overhead aktual 600.000
Overhead yang Dibebankan
Overhead yang dibebankan adalah jumlah overhead yang dibebankan ke

4
produksi aktual pada titik tertentu dalam suatu waktu dan dihitung dengan
menggunakan rumus : Overhead yang dibebankan = tariff overhead x output
aktivitas aktual
Biaya per unit
Biaya per unit suatu produk dihitung dengan menjumlahkan biaya utama
produk pada biaya overhead yang dibebankan, kemudian membagi jumlah biaya
dengan unit yang diproduksi.
Keterangan Nirkabel Reguler
30.000 120.000
Produk yang diproduksi

95.000 800.000
Biaya utama

Jam tenaga kerja


10.000
langsung (2,94 per jam 90.000
tenaga kerja langsung)
2.1.2.1 Tarif departemen
Beberapa departemen produksi mungkin lebih banyak menggunakan overhead
daripada departemen produksi lainnya. Produk yang menghabiskan waktu lebih
banyak dalam departemen yang banyak menggunakan overhead seharusnya
dibebankan biaya overhead lebih banyak daripada produk yang menghabiskan
waktu sedikit. Tarif departemen memperhitungkan hal ini sedangkan tarif
keseluruhan pabrik tidak memperhitungkannya karena menggunakan rata-rata.
Penghitungan tarif departemen
Tarif pabrikasi = overhead yang dianggarkan / jam mesin yang diharapkan
Tarif perakitan = overhead yang dianggarkan/jam TKL
Overhead yang Dibebankan = (tarif pabrikasi x jam mesin aktual) + (tarif
perakitan x jam TKL aktual)
2.1.3 Keterbatasan sistem akuntansi biaya berdasarkan fungsi
Tarif keseluruhan pabrik dan tarif departemen telah digunakan selama
beberapa dekade dan dilanjutkan terus oleh banyak organisasi. Akan tetapi dalam

5
beberapa situasi, tarif-tarif tersebut tidak berfungsi dengan baik dan dapat
menimbulkan distorsi biaya (ketidakakuratan pembebanan biaya) produk.
Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan ketidakmampuan tarif keseluruhan
biaya atau departemen berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead
secara tepat. Pertama adalah proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan
unit terhadap jumlah biaya overhead berjumlah besar. Dan kedua adalah tingkat
keanekaragaman produknya sangat besar.
2.2 Cara Mengurangi Tarif Aktivitas
2.2.1 Mengurangi Jumlah Tarif dengan Menggunakan Rasio Konsumsi
Salah satu cara yang sangat langsung untuk mengurangi jumlah tarif
adalah mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama
dalam satu kelompok biaya (cost pool). Sebagai contoh, misalkan pabrik BelRing
menggunakan tujuh aktivitas, dua diantaranya adalah menguji produk dengan
biaya 44.000 dan pengepak produk dengan biaya 36.000. Ada 2 model telepon
yang diproduksi. Data aktivitas dari kedua aktivitas ini adalah sebagai berikut:
Aktivitas Penggerak Model Standar Model Deluks
Menguji produk Jam pengujian 4.000 6.000
Mengepak produk Jam pengepakan 7.200 10.800
Diketahui:
a. 4,40 per jam pengujian (44.000/10.000)
b. 2,00 per perintah pengepakan (36.000/18.000).
Jadi biaya yang dibebankan pada model standar:
= (4,40x4.000)+(2,00x7.200)
= 32.000
Biaya yang dibebankan pada model deluks:
= (4,40x7.200)+(2,00x10.800)
= 48.000
Perhatikan bahwa berbagai rasio konsumsinya sama untuk tiap aktivitas: 0,40 dan
0,60 (Model Standar menggunakan 40 persen dari tiap aktivitas, sedangkan model
Deluks menggunakan 60 persen). Kedua aktivitas tersebut dapat digabungkan

6
dalam satu kelompok (pool) dengan jumlah biaya 80.000. Penggerak apa pun
dapat digunakan untuk menghitung tarif kelompok (pool rate). Contohnya jika
jam pengujian digunakan, maka tarif aktivitasnya adalah 8,00 per jam pengujian
(80.000/10.000).
Jumlah yang dibebankan pada model standar:
= (8,00x 4.000)
= 32.000
Jumlah yang dibebankan pada model Deluks:
= (8,0x6.000)
=48.000
Keduanya merupakan jumlah yang sama tepat jika menggunakan dua tarif yang
terpisah. Jadi langkah pertama untuk mengurangi kerumitan sistem ABC adalah
menggabungkan semua aktivitas yang memiliki tarif yang sama dalam satu
kelompok biaya (cost pool).
2.2.2 Mengurangi Jumlah Tarif melalui Aproksimasi ABC
Salah satu cara mengurangi jumlah tarif adalah dengan hanya
menggunakan aktivitas yang paling mahal dan menggunakan penggeraknya untuk
membebankan biaya pada produk. Dengan cara ini sebagian besar biaya akan
dibebankan pada berbagai produk secara akurat. Biaya-biaya dari kebanyakan
aktivitas yang biayanya tinggi dibebankan dengan menggunakan berbagai
penggerak sebab dan akibat (cause and effect), sedangkan berbagai biaya aktivitas
yang tidak mahal dibebankan secara lebih arbitrer. Pendekatan ini sederhana,
mudah dipahami dan sering mengarah pada perkiraan pembebanan (aproksimasai)
ABC yang cukup bagus.
Untuk mengilustrasikan sifat dari pendekatan aproksimasi ini, serangkaian
data dari pabrik BelRing di Denver akan digunakan. Pabrik di Denver tersebut
menghasilkan dua jenis telepon seluler, yaitu standar dan deluks. Data ABC dapat
disajikan sebagai berikut:
Tabel 7. Data ABC pabrik BelRing di Denver
Aktivitas Biaya Penggerak Rasio Konsumsi yang

7
Aktivitas diharapkan
Jumlaha Standar Deluks
1. Penyetelan Batch 200.000 ΣPenyetelan 1.000 0,25 0,75
2. Permesinan 250.000 Jam mesin 100.000 0,50 0,50
3. Pengujian 80.000 Jam pengujian 10.000 0,30 0,70
4. Pembelian bahan 350.000 Pesanan 3.500 0,20 0,80
pembelian
5. Pembongkaran 60.000 Pesanan 3.000 0,35 0,65
bahan penerimaan
6. Pemindahan 60.000 ΣPerpindahan 1.500 0,40 0,60
bahan
Σbiaya aktivitas 1.000.000
Jumlah (a) adalah aktivitas yang diperkirakan akan digunakan untuk setiap produk
 Pembebanan biaya tingkat unit (keseluruhan pabrik) menggunakan jam
mesin sebagai penggerak tunggal tingkat unit:
Standar = 0,5x1.000.000
= 500.000
Deluks = 0,5x1.000.000
= 500.000
 Pembebanan biaya berdasarkan aktivitas
Pembebanan ini menggunakan setiap biaya aktivitas dan berbagai rasio/tarif
yang terkait dengan penggunaannya. Pembebanan biaya berdasarkan aktivitas
untuk standar sebesar 314.000 dan untuk deluks sebesar 686.000.
Contoh penggunaan rasio penyetelan untuk batch 0,25 x 200.000=50.000. ulangi
perhitungan ini untuk setiap aktivitas sehingga jumlahnya menghasilkan 323.000
dibebankan pada telepon seluler standar. Aktivitas 1,2, dan 4 menghasilkan 80%
dari jumlah biaya aktivitas. Pembebanan biaya dengan menggunakan kelompok
biaya dan penggerak aktivitas terkait atas ketiga aktivitas yang tidak mahal di
alokasikan pada ketiga aktivitas yang biayanya lebih tinggi dalam proporsi biaya
aslinya. Pembebanan biaya ABC diperkirakan dengan cukup baik melalui sistem

8
yang disederhanakan dengan hanya menggunakan tiga penggerak. Berikut
Aproksimasi pembebanan ABC:
Tabel 8. Aproksimasi Pembebanan ABC
Aktivitas Biaya Penggerak Rasio Konsumsi yang
Aktivitas diharapkan
Jumlah Standar Deluks
1. Penyetelan Batch 250.000 ΣPenyetelan 1.000 0,25 0,75
2. Permesinan 312.500 Jam mesin 100.000 0,50 0,50
3. Pembelian bahan 437.500 Pesanan 3.500 0,20 0,80
pembelian
Σbiaya aktivitas 1.000.000
Sistem pembebanan ABC dapat diperoleh sebagai berikut:
1) Biaya standar = 306.250
2) Biaya Deluks = 693.750
Biaya aktivitas asli ditambah dengan bagian dari sisa aktivitas yang lebih murah.
Contohnya kelompok biaya untuk penyetelah batch:
= 200.000+ {(200.000/800.000)x200.000}
= 250.000
Beban dibebankan pada setiap produk dengan menggunakan rasio setiap
kelompok. Biaya dibebankan pada telepon seluler standar untuk aktivitas
penyetelan:
= 0,25x250.000
= 62.500,
ulangi perhitungan ini untuk dua aktivitas lainnya sehingga menghasilkan
jumlah 306.250.Untuk telepon seluler standar, kesalahannya sebesar 2,5 persen
{(314.000-306.250)/314.000} dengan menggunakan pembebanan ABC
sebagai benchmark.
2.3 Aktivitas Manajemen Berdasarkan Aktivitas (ABM) Dan
Hubungannya Dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
(ABC).

9
2.3.1 Pengertian Activity Based Managenent (ABM)
ABM merupakan suatu konsep yang mengerahkan perhatian
pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu
perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan
menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai
aktivitas-aktivtas apa sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut.
Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber
daya melalui pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul
karena dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut. Pengertian dan pemahaman
yang baik mengenai berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan akan dapat
memberikan pandangan yang baik tentang bagaimana menggunakan, mengelola,
dan mengendalikan sumber daya perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk
mengetahui peluang yang ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta
memberi pedoman yang baik untuk menilai kinerja tersebut dalam rangka untuk
mendukung perbaikan berkesinambungan.
Activity Based Management merupakan pendekatan yang terintegrasi
yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dan meningkatkan laba
perusahaan melalau penyediaan nilai pelanggan tersebut dengan menggunakan
informasi yang diperoleh dari Activity Based System, dimana antara ABM dan
ABC saling berkaitan satu sama lain.
2.3.2 Pengertian Activity Based Costing ( ABC )
Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity
Based Costing (ABC), telebih dahulu kita mengenal istilah-istilah yang disebut
dengan aktivitas, sumber daya, objek biaya, cost poll, elemen biaya, dan cost
driver. Aktivitas merupakan tindakan, gerakan, atau rangkaian dari suatu
pekerjaan yang dilakukan. Aktivitas juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari
tindakan yang dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan
biaya berdasarkan aktivitas yang ada. Misalnya pemindahan bahan merupakan
suatu aktivitas dari pergudangan. Sumber daya merupakan unsur yang dibebankan

10
atau yang digunakan dalam pelaksaan suatu aktivitas. Misalnya : gaji dan bahan
merupakan sumber daya yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas. Objek
biaya merupakan bentuk akhir dimana pengukuran biaya itu diperlukan. Misalnya,
pelanggan, produk, jasa, kontrak , atau unit kerja lainnya dimana manajemen
menginginkan pengukuran biaya secara terpisah merupakan objek biaya. Elemen
biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi
aktvitas dan yang terkandung di dalam cost poll. Misalnya untuk hal-hal yang
berkaitan dengan mesin mungkin mengandung elemen biaya untuk tenaga, elemen
biaya teknik, dan elemen biaya depresiasi. Cost driver merupakan faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, juga merupakan faktor yang dapat
diukur yang dapat digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari
aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Ada dua jenis cost driver, yaitu
1. Driver sumber daya adalah ukuran kuantitas sumber daya yang
dikonsumsi oleh aktivitas. Driver sumber daya ini digunakan untuk membebankan
biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas ke cost poll tertentu.
ssContohnya adalah presentase dari luas total yang digunakan oleh suatu aktivitas.
2. Driver aktivitas adalah ukuran frekuensi dan intensitas
permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya. Driver aktivitas
digunakan untu membebankan biaya dari cost poll ke objek biaya. Contohnya,
jumlah suku cadang yang berbeda yang digunakan dalam produk akhir untuk
mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk.
Activity Based Costing adalah metode pembebanan aktivitas-aktivitas
berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan membebankan biaya pada
objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya aktivitas, serta
untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan
objek biaya. Pengertian mendasar dari sistem ABC adalah adanya analisa terhadap
keseluruhan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hal-
hal sebagai berikut :
a. Aktivitas yang ada dalam tiap-tiap dapartemen dan sebab timbulnya
aktivitas

11
b. Dalam kondisi yang bagaimana setiap aktivitas tersebut dilaksanakan.
c. Bagaimana frekuensi masing-masing aktivitas dalam pelaksanaannya.
d.Sumber-sumber yang dikonsumsi untuk melakasanakan masing-masing
aktivitas.
e. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya aktivitas tersebut
atau pembenahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Dalam Activity Based Costing (ABC) semua biaya dibebankan ke produk
yang menimbulkan aktivitas atau apabila ada alasan yang mendasar bahwa biaya
tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat, baik biaya produksi, maupun biaya
non-produksi. ABC atau penentu harga pokok produk berbasis aktivitas
merupakan sistem informasi tentang pekerjaan atau kegiatan yang mengkonsumsi
sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Defenisi lain ABC adalah
suatu informasi yang dapat menyajikan secara akurat dan tepat waktu mengenai
pekerjaan atau aktvitas yang mengkonsumsi sumber biaya aktivitas untuk
mencapai tujuan pekerjaan produk dan pelanggan. ABC dirancang untuk
mengukur harga pokok produk melalui aktivitas-aktivitas. Biaya-biaya akan
diukur dari aktivitas ke produk berdasarkan permintaan tiap-tiap produk terhadap
aktivitas selama proses produksi, sehingga biaya yang timbul masing-masing jenis
produk akan terlihat lebih jelas. Sistem tersebut menerapkan sistem akuntansi
aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
Alokasi Biaya Secara tradisional, akuntan membebankan biaya kepada
produk hanya berpedoman pada banyak sedikitnya jumlah unit yang dihasilkan
sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkan biaya dan aktivitas muncul.
Akuntan menggunakan volume related cost driver untuk membebankan biaya.
Setelah ditelusuri ternyata beberapa biaya dan aktivitas yang muncul bukan dipicu
oleh jumlah unit yang diproduksi sehingga tidak semua biaya overhead yang
muncul dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi. Dalam hal ini akuntan harus
mengetahui dasar apa yang bisa digunakan untuk mengalokasikan biaya atas
aktivitas dan mengetahui cost driver yang rasional (Cost Driver merupakan faktor-
faktor yang menimbulkan timbulnya biaya).

12
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan untuk keseluruhan
system yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai
aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai
dengan mewujudkan nilai ini.ABC adalah sumber utama informasi manajemen
berdasarkan aktivitas, sehingga model manajemen didasarkan pada dua dimensi:
 Dimensi biaya : memberikan informasi kepada sumber daya,
aktivitas dan objek biaya yang menjadi perhatian seperti produk, pelanggan,
pemasok, dan saluran distribusi dengan tujuan memperbaiki akurasi pembebanan
biaya yang berguna untuk perhitungan harga pokok produksi, manajemen biaya
strategis, dan analisis taktis.
 Dimensi proses ; memberikan informasi mengenai aktivitas apa
saja yang dilakukan, mengapa harus dilakukan dan seberapa baik aktivitas
tersebut dilakukan, tujuannya adalah untuk mengurangi biaya sehingga mampu
untuk melakukan dan mengukur perbaikan berkelanjutan.
Hubungan ABM dengan perhitungan ABC
ABM melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai sumber informasi
utama dengan tujuan memperbaiki pengambilan keputusan dengan
menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong
serta mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan.
Hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM membutuhkan
informasi dari ABC untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan
perbaikan yang berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran.
Biaya pemasaran adalah biaya yang timbul karena terjadinya pertukaran
dantara perusahaan dengan konsumen. Yang termasuk biaya pemasaran antara
lain : Biaya promosi, Biaya distribusi fisik, Biaya riset pasar, Biaya
pengembangan produk.
Sistem ABC tidak hanya memperbaiki pengalokasian sumber daya salam
suatu perusahaan tetapi dengan mudah dapat diimplementasikan tterhadap
aktivitas pemasaran. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk
menerapkan sistem ABC terhadap aktivitas pemasaran sbb:

13
1. Memilih segmen tertentu sebagai dasar untuk menganalisa
profitabilitas. Contoh : daerah pengelompokan pelanggan dan lini
produksi.
2. Menetapkan aktifitas pemasaran yang lebih terperinci untuk
penggudangan, transportasi, kredit dan penagihan, aktifitas pemasaran
umum, penjualan pribadi, periklanan dan promosi penjualan.
3. Mengakumulasi biaya langsung dari semua aktifitas dan memisahkan
biaya langsung tersebut kedalam katgori biaya variabel dan biaya
tetap.
4. Menentukan pemacu biaya untuk setiap aktifitas.
5. Menghitung biaya per unit untuk setiap aktifias dengan membagi biaya
aktifitas total dengan pemacu biaya yang dipilih.
6. Mengalokasikan biaya ke segmen tertentu untuk menganalisis
profitabilitas segmen tersebut.
7. Membagikan biaya yang dianggarkan (biaya mandor) dengan biaya
actual untuk setiap aktifitas pemasaran dan menghitung selisih harga &
efisiensi.

2.4 Analisis Nilai Proses


Analisis nilai proses mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan aktivitas, berfokus pada pertanggungjawaban aktivitas bukan pada
biaya dan menekankan maksimisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan
kinerja individu. Analisis nilai proses memungkinkan konsep akuntansi
pertanggungjawaban kontemporer dapat dijalankan. Analisis nilai proses
memusatkan pada tiga aspek yaitu analisis penggerak, analisis aktivitas, dan
analisis kinerja.
2.4.1 Analisis Penggerak
Mengelola aktivitas memerlukan pemahaman tentang apa yang
menyebabkan biaya aktivitas. Setip aktivitas memiliki input dan output . Input
aktivitas merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas untuk

14
memproduksi keluaran. Output aktivitas merupakan hasil atau produk dari
aktivitas. Ukuran output aktivitas menunjukan berapa banyak aktivitas tersebut
dilakukan dan merupakan ukuran yang dapat dikuantifikasi. Ukuran output yang
efektif adalah ukuran dari permintaan yang ditempatkan pada aktivitas dan itulah
yang disebut penggerak aktivitas. Dengan berubahnya permintaan aktivitas, biaya
aktivitas juga berubah. Namun, ukuran output , mungkin tidak dan biasanya tidak
berhubungan dengan penyebab utama biaya aktivitas, ukuran tersebut merupakan
konsenkuensi dari aktivitas ynag dilakukan. Tujuan dari analisis penggerak adalah
untuk mencari penyebab utama. Jadi analisis penggerak adalah usaha untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab utama biaya aktivitas.
2.4.2 Analisis Aktivitas: Mengidentifikasi dan Menilai Isi Nilai
Analisis aktivitas merupakan inti analisis proses. Analisis aktivitas
merupakan proses mengidentifikasi, menyusun gambaran dan mengevaluasi
aktivitas – aktivitas dalam suatu organisasi. Analisis aktivitas harus menunjukkan
empat hasil: (1) mengidentifikasi aktivitas apa yang dikerjakan, (2) berapa banyak
orang yang melaksanakan aktivitas tersebut, (3) waktu dan sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan aktivitas, serta (4) melakukan penilaian aktivitas
organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih dan menerapkan aktivitas yang
menambah nilai. Langkah terakhir ini merupakan tahap paling penting dalam
mengklasifikasikan aktivitas penambahan nilai dan aktivitas bukan penambahan
nilai.
 Aktivitas Bernilai – Tambah.
Aktivitas penambah nilai adalah aktivitas yang perlu dilakukan untuk
menjaga agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang dalam bisnis yang
dijalankannya. Sejumlah aktivitas, yang perlu dilakukan adalah aktivitas yang
dimaksudkan memenuhi ketentuan hukum yang disepakati. Sementara aktivitas
perusahaan yang lain disebut dengan discettionary activity, yang diklasifikasikan
sebagai aktivutas penambah nilai karena memenuhi tiga kondisi yaitu:
1. Aktivitas yang mampu menghasilkan perubahan suatu keadaan
(change of state).

15
2. Perubahan sifat tersebut tidak dapat dicegah oleh aktivitas
sebelumnya.
3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain dapat
dilaksanakan.
 Aktivitas Tak Bernilai – Tambah.
Sedangkan aktivitas bukan penambahan nilai merupakan aktivitas
yang tidak perlu dilakukan karena tidak membuat perusahaan dapat bertahan atau
berkembang dalam bisnisnya. Aktivitas ini tidak dapat memenuhi salah satu dari
tiga syarat yang harus ada dalam aktivitas yang menambah nilai. Kegagalan
memenuhi dua syarat yang pertama merupak hal yang sering dijumpai dalam
aktivitas perusahaan.
Contoh Aktivitas tak Bernilai – Tambah.
Dalam operasi produk, lima aktivitas utama berikut sering disebut
sebagai aktivitas yang sia-sia dan tidak dibutuhkan yaitu penjadwalan,
perpindahan, waktu tunggu, pemeriksaan dan penyimpanan.
 Pengurangan Biaya.
Perbaikan berkelanjutan membawa tujuan pengurangan biaya. Berbagai
usaha untuk mengurangi biaya dari berbagai produk dan proses yang ada akan
disebut perhitungan biaya kaizen. Perhitungan biaya ini memiliki ciri perbaikan
yang konstan dan meningkat atas berbagai proses dan produk yang ada. Analisis
aktivitas adalah elemen penting dalam perhitungan biaya kaizen, yang dapat
mengurangi biaya melalui empat cara yaitu:
1. Eliminasi aktivitas berfokus pada berbagai aktivitas yang tak bernilai-
tambah.
2. Pemilihan aktivitas melibatkan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas
yang ditimbulkan oleh beberapa strategi yang saling bertentangan.
3. Pengurangan aktivitas ditujukan terutama untuk memperbaiki efisiensi
dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan atau menjadi stategi jangka
pendek untuk memperbaiki berbagai aktivitas tak bernilai-tambah
sampai aktivitas-aktivitas tersebut ditiadakan.

16
4. Penyatuan aktivitas meningkatkan efesiensi dari berbagai aktivitas
yang membutuhkan dengan menggunakan
economi of sale
2.4.3 Pengukuran Kinerja Aktivitas
Penilaian terhadap seberapa baik suatu aktivitas atau proses
dilaksanakan merupakan hal yang sangat mendasar bagi manajemen dalam upaya
untuk memperbaiki profitabilitas. Ukuran prestasi aktivitas dapat dinilai atas dasar
keuangan dan non keuangan. Ukuran ini dirancang untuk menilai seberapa baik
suatu aktivitas dilaksanakan dan apa hasil yang telah dicapai. Mengukur prestasi
aktivitas terletak pada tiga dimensi yaitu: efisiensi, kualitas, dan waktu. Efisiensi
berfokus pada hubungan antara masukan aktivitas dan keluaran aktivitas. Kualitas
berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas yang benar pada saat pertama
dilakukan. Waktu yang lebih lama berarti lebih banyak konsumsi sumber daya
dan kekurang mampuan untuk bereaksi terhadap permintaan pelanggan.

2.5 Ukuran Kinerja Aktivitas


Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi :
 Pelaporan biaya bernilai dan tak bernilai tambah
Pelaporan ini adalah cara untuk meningkatkan efisiensi aktivitas. Suatu
sistem akuntansi perusahaan seharusnya membedakan antara biaya bernilai
tambah dan tak bernilai tambah karena memperbaiki kinerja aktivitas
membutuhkan penghapusan tak bernilai tambah dan mengoptimalkan aktivitas
bernilai tambah. Mengetahui jumlah biaya yang dihemat merupakan hal yang
penting bagi tujuan strategis . Sebagai contoh , jika suatu aktivitas dihapus, maka
biaya yang dihemat seharusnya dapat ditelusuri pada produk individual.
Penghematan ini dapat menghasilkan penurunan harga bagi pelanggan dan
membuat perusahaan lebih kompetitif.
Dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya aktivitas bernilai
tambah, manajemen dapat menilai tingkat ketidak efisienan aktivitas dan
menentukan potensi untuk perbaikan.Biaya bernilai tambah ( standar quantities –

17
SQ) dapat dihitung dengan mengalikan kuantitas standar bernilai tambah dengan
standar harga ( standar price – SP ). Biaya tak bernilai tambah dapat dihitung
sebagai perbedaan anatara output aktual tingkat aktivitas (activity quantity – AQ)
dan tingkat bernilai tambah ( SQ) dikalikan dengan biaya standar per unit.
Biaya bernilai tambah = SQ x SP
Biaya tak bernilai tambah = (AQ- SQ) SP
Dimana, SQ = Tingkat keluaran bernilai tambah untuk suatu aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran keluaran aktivitas
AQ = Kuantitas actual dari keluaran aktivitas yang digunakan atau
kuantitas actual dari kapasitas aktivitas yang diperoleh.
 Pelaporan Tren
Ketika perusahaan mengambil berbagai tindakan untuk memperbaiki
baebagai aktivitas, apakah penurunan biaya akan langsung terjadi ? salah satu cara
menjawab pertanyaan ini adalah membandingkan berbagai biaya untuk tiap
aktivitas dengan berjalannya waktu. Tujuannya adalah perbaikan aktivitas yang
diukur melalui pengurangan biaya sehingga kita dapat melihat penurunan biaya
tak bernilai tambah dari satu periode ke periode berikutnya.
 Peran Standar Kaizen
Perhitungan biaya Kaizen berkaitan dengan penurunan biaya berbagai
produk dan proses yang telah ada. Dalam operasional perhitungan biaya ini
mengarah pada penurunan biaya yang tak bernilai tambah. Pengendalian berbagai
proses penurunan biaya ini dapat dicapai melaluai penggunaan berualang dua
subsiklus utama. 1. Kaizen atau perbaikan berkelanjutan. 2. Siklus pemeliharaan.
Subsiklus kaizen ditentukan oleh rangkaian Plan-Do-Check-Action.

 Benchmarking
Pendekatan lain untuk penetapan standar yang digunakan untuk
mengidentifikasi berbagai peluang perbaikan aktivitas disebut sebagai
benchmarking. Contohnya yaitu asumsikan bahwa output dari aktivitas pembelian
diukur melalui jumlah pesanan pembelian.biaya aktivitas pembelian untuk satu

18
pabrik sebesar $90.000 dan output aktivitasnya adalah 4.500 pesanan pembelian
melalui pembagian biaya aktivitas pembelian dengan jumlah pesanan pembelian
yang dibuat akan menghasilkan biaya perunit $20 per pesanan. Jika biaya perunit
terbaik adalah $15 per pesanan, maka pabrik dengan biaya per unit $20 akan tahu
bahwa pabrik tersebut mampu memperbaiki efisiensi aktivitasnya paling tidak
sebesar $5 per unit.
 Pengaruh Penggerak dan Perilaku
Ukuran output aktivitas dibutuhkan untuk menghitung dan menelusuri
berbagai biaya tak bernilai tambah. Jika kinerja suatu tim dipengaruhi oleh
kemampuannya untuk mengurangi biaya tak bernilai tambah, maka seleksi
sebagai penggerak aktivitas dan cara bagaimana mereka digunakan dapat
mempengaruhi perilaku.
 Manajemen Kapasitas dan Aktivitas
Kapasitas aktivitas adalah jumlah frekuensi suatu aktivitas dapat
dilakukan. Penggerak aktivitas mengukur kapasitas aktivitas. Contohnya
perusahaan produksi batch menentukan kualitas keseluruhan batch permintaan
atas aktivitas pengawasan menentukan jumlah kapasitas aktivitas yang
dibutuhkan. Jika jumlah batch yang dipriksa adalah untuk output aktivitas ada 60
batch yang dijadwalkan untuk diproduksi. Jadi kapasitas yang dibutuhkan adalah
60 batch. Seorang pengawasdapat memeriksa 20 batchi per tahun. Jadi,
perusahaan harus mempekerjakan 3 orang pengawas untuk memberikan kapasitas
yang dibutuhkan. Jika setiap pengawas di gaji sebesar $120.000. tarif yang
dianggarkan adalah $2.000 per batch ($120.000/60).

2.6 Biaya Pelanggan Dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas


Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, keakuratan
perhitungan haga pokok produk diperbaiki dengan penelusuran biaya aktivitas
pada produk yang memakai aktivitas. Sistem ABC juga dapat digunakan untuk
menentukan keakuratan biaya pelanggan dan pemasok. Pengetahuan akan biaya

19
pelanggan dan pemasok dapat menjadi informasi vital untuk memperbaiki tingkat
laba suatu perusahaan.
2.6.1.1 Perhitungan Biaya Pelanggan Berdasarkan Aktivitas.
Para pelanggan dapat memakai aktivitas penggerak pelanggan dalam
proporsi yang berbeda. Sumber-sumber dari keanekaragaman pelanggan meliputi
beberapa hal seperti frekuensi pesanan, frekuensi pengiriman, jarak geografis,
dukungan penjualan dan promosi serta kebutuhan dukungan rekayasa teknik.
Sehingga dalam hal ini berarti ABC dapat berguna bagi organisasi yang mungkin
hanya memiliki satu produk, produk sejenis atau struktur JIT di mana penelusuran
langsung mengurangi nilai ABC untuk perhitungan harga pokok produk.
2.6.1.2 Perhitungan Biaya Pelanggan versus Perhitungan Biaya Produk.
Pembebanan biaya dari cutomer service pada pelanggan, dilakukan
dengan cara yang sama untuk biaya produksi yang dibebankan pada produk.
Biaya sumber daya yang dipakai dibebankan ke aktivitas, dan biaya aktivitas di
bebankan ke tiap pelanggan.
2.6.2.1 Perhitungan Biaya Pemasok Berdasarkan Aktivitas.
Pemasok dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal suatu
perusahaan dan secara signifikan meningkatkan biaya pembelian. Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas adalah kunci penelusuran biaya yang berhubungan
dengan pembelian, kualitas, keandalan, dan kinerja pengiriman hingga ke para
pemasok. Pehitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah kunci penelusuran biaya
yang berhubungan dengan pembelian, kualitas, kendalan dan kinerja pengiriman
kepada para pemasok.
2.6.2.2 Metodologi Perhitungan Biaya Pemasok.
Pembebanan biaya untuk aktivitas yang berhubungan dengan pemasok
mengikuti pola yang sama dengan perhitungan biaya pelanggan dan perhitungan
harga pokok produk pada ABC. Aktivitas penggerak pemasok seperti pembelian,
penerimaan, pemerikasaan komponen, pengerjaan ulang dan lain-lain dicatat
dalam kamus aktifitas. Biaya sumber daya yang dipakai dibebankan pada aktivitas
ini, dan biaya aktivitas dibebankan pada pemasok individual.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen
berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan berfokus

21
memperbaiki nilai bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas yang kokoh.
Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak biaya, analisis aktivitas, dan
pengukuran kinerja. Dimensi ini lah yang menghubungkan analisis volume proses
dengan konsep perbaikan lanjutan. Kinerja aktivitas dievaluasi dengan
menggunakan tiga dimensi: efesiensi, kualitas dan waktu. Penulusuran biaya yang
digerakkan pelanggan kepada pelanggan dapat menyediakan informasi penting
untuk manajer. Keakuratan biaya pelanggan memungkinkan para manajer untuk
membuat keputusan penentuan harga, keputusan bauran pelanggan, dan keputusan
yang berhubungan dengan pelanggan secara lebih baik, sehingga dapat
memperbaiki profitabilitas. Sama halnya, penulusuran biaya yang digerakkan
pemasok kepada pemasok akan memungkiinkan manajer untuk memilih pemasok
yang benar-benar berbiaya rendah sehingga menghasilkan keunggulan bersaing
yang lebih tinggi dan meningkatkan profitabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

22
Hansen, D.R. & Mowen, M.M. 2004. Management Accounting Akuntansi
Manajemen Buku 1. Terjemahan Fitriasari & Kwary. 2004. Jakarta : Salemba
Empat.

https://www.academia.edu/6473197/Akuntansi_Manajemen_-_ABM

http://dianpermataunusa.blogspot.com/2016/04/analisis-manajemen-
berdasarkan.html

http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/08/perhitungan-biaya-
produk-berdasarkan-abc.html

http://farizqashinta2904.blogspot.com/2013/07/perhitungan-biaya-
berdasarkan-aktivitas.html

https://edoc.site/makalah-perhitungan-biaya-berdasarkan-aktivitas-dan-
manajemen-berdasarkan-aktivitas-pdf-free.html

https://shpashter.wordpress.com/2014/06/26/abm-manajemen-berdasarkan-
aktivitas-makalah-akuntansi-manajemen/

23

Anda mungkin juga menyukai