Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA

KELOMPOK I

I Gede Agus Dicky Surya B. (1907611021)


Ni Putu Eka Kartika Putri (1907611022)
Ida Bagus Putu Pramana Putra (1907611023)

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung
1.1 Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya tertentu.
Biaya langsung juga dapat diartikan sebagai pengeluaran-pengeluaran yang secara langsung dapat
dihubungkan pada suatu produk.

1.2 Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung jika kita liat hubungannya dengan produk dapat kita sebut sebagai
biaya OH. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan namun tidak
secara langsung dipengaruhi pada objek biaya tertentu. Misalnya, sejumlah produk yang berbeda
dikirim ke konsumen dalam 1 truk. BBM yang dgunakan oleh truk adalah konsumsi sumber daya.
Tetapi BBM digunakan bersamaan dalam pengantaran semua produk dalam truk. Oleh karena itu,
jika biaya objek produk individu di truk, biaya bahan bakar adalah biaya tidak langsung terhadap
produk tersebut karena semua produk di truk bersama-sama mengkonsumsi bahan bakar

2. Activity Based Costing


Activity Based Costing (ABC) adalah suatu pendekatan biaya terhadap jumlah sumber daya
yang digunakan akibat dari aktivitas-aktivitas. ABC mencerminkan penelusuran biaya secara
menyuluruh. ABC memfokuskan biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk
memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.
ABC muncul sebagai reaksi atas tuntutan akurasi perhitungan biaya produk. perubahan
kondisi, penggunaan biaya konvensional tidak akurat, antara lain diwarnai oleh :
1) Penggunaan teknologi tinggi
2) Diversifikasi produk semakin tinggu
3) Daur hidup produk semakin pendek
4) Kesalahn informasi biaya/unit adalah tinggi
5) Persaingan sangat tajam
6) Tuntutan kualitas semakin tinggi

ABC membebankan biaya overhead pabrik kepada produk melalui dua tahap. Tahap pertama,
biaya overhead pabrik dibebankan kepada pusat-pusat biaya yang mengkonsumsi sumber
daya. Tahap kedua, biaya yang dikumpulkan dalam pusat biaya dibebankan kepada produk.
Dalam model activity based costing, ativitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat
dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu :
1) Unit level activities : tergantung jumlah unit yang diproduksi
2) Batch level activities : tergantung jumlah batch aktivitas tertentu
3) Product level activities : tergantung banyaknya jenis produk yang diproduksi
4) Facility level activities : aktivitas yang tidak terkait langsung dengan produk

Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, dapat dikurangi tingkat kesalahan bagi
manajemen dalam mengambil keputusan. Sistem ABC menyediakan informasi perhitungan
biaya yang akurat dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta
memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan kompetitif, kekuatan dan kelemahan
perusahaan. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang timbul karena
dipicu oleh aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses
dengan membuat keputusan lebih baik.

2.1 Activity Based Costing With Idle Capacity


Kelemahan model ABC tidak dapat memberikan dampak efisiensi yang dilakukan
perusahaan. Karena itu, model ABC yang dapat dipergunakan untuk efisiensi adalah model ABC
yang memisahkan biaya tetap dengan biaya non-tetap. Dalam model ABC pembagian biaya
berdasarkan perilakunya dapat dibagi menjadi dua bagian :
1) Biaya fleksibel, biaya ini berfluktuasi sesuai dengan jumlah aktivitas yang dilakukan
perusahaan.
2) Biaya tetap, biaya ini akan tetap muncul walaupun perusahaan sudah dapat menghilangkan
aktivitas yang memakai biaya tersebut. jika aktivitas dihilangkan, maka biaya-biaya ini
akan menjadi beban perushaan dalam bentuk kapasitas menganggur.

Biaya tetap ini harus dibebankan berdasarkan kapasitas teoritis atau kapasitas praktikal.
Kapastitas teoritis adalah kapasitas maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Misalkan, sebuah orang bekerja selama 8 jam perharinya, Namun seseorang tersebut
tidak akan bisa berkerja efektif selama 8 jam tersebut. ada suatu rentang waktu tertentu dimana
orang tersebut tidak berkerja dengan efektif. Kapasitas teoritis setelah dikurangi dengan waktu
tidak produktif tersebut dinamakan dengan kapasitas praktikal.
Ketika aktivitas cost driver berdasarkan kapasitas praktikal, biaya kapasitas yang tidak
gunakan akan dibebankan ke dalam maisng-maisng produk atau konsumen. Jika kapasitas yang
tidak digunakan berkaitan dengan lini produk, maka biaya dari kapasitas yang tidak digunakan
dapat dibebankan kemasing-masing lini produk dimana permintaan terhadap produk tersbeut tidak
dapat dipenuhi.

2.2 Time Driven Activity Based Costing


Time Driven Activity Based Costing adalah model dengan mempergunakan persamaan
waktu yang menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sebagai fungsi driver.
Karaktersitik tersebut disebut dengan time driver. Model ini digunakan pada perusahaan-
perusahaan yang memiliki tingkat aktivitas yang amat beragam sehingga sulit untuk
disederhankan. Semua aktivitas-aktivitas tersebut akan diringkas dalam bentuk persamaan,
sehingga menjadi lebih mudah untuk dikelola. Misalkan dalam model ABC yang dibuta
perusahaan tersebut adalah menerima pesanaan pelanngan. Masalahnya dalam aktivitas tersebut
sebenarnya terdapat beberapa sub aktivitas yang dilakukan yang bervariasi, antara lain:
1) Apakah pesanan diterima melali telepon, fax atau email
2) Apakah pesanan tersebut hanya untuk satu jenis produk atau beberapa jenis produk
3) Apakah pesanan tersebut merupakan pesanan untuk dalam kota, luar kota atau luar negeri.

Pendekatan alternatif untuk mengestimasi model ABC, yaitu Time- Driven ABC, mampu
mengatasi segala keterbatasan dari Traditional ABC. Time-Driven ABC memerlukan dua estimasi
baru yaitu: (1) Biaya per unit dari kapasitas yang tersedia dan (2) konsumsi unit waktu oleh setiap
aktifitas.

a. Estimasi Biaya Per Unit


Prosedur yang baru dimulai dengan menggunakan informasi yang sama dengan pendekatan
Traditional ABC, yaitu :
1. Menentukan besarnya biaya dari sumber daya yang menyediakan kapasitas.
2. Mengestimasi kapasitas aktual dari sumber daya yang tersedia.

Dengan estimasi dari: (1) Biaya dari kapasitas yang tersedia, dan (2) Kapasitas pada
prakteknya dari sumber daya yang tersedia, maka dapat dihitung biaya per unit dari
kapasitas yang tersedia sebagai berikut:
Biaya per unit = Kapasitas pada Prakteknya dari Sumber Daya yang Tersedia

Biaya dari Kapasitas yang Tersedia

Sebagai contoh, Diketahui data dari PT X: Jumlah biaya dari tenaga kerja tidak langsung
yang tersedia sebesar $ 84,000 (sudah termasuk bonus). Jumlah biaya dari kapasitas
computer yang tersedia sebesar $ 30,000. Tenaga kerja tidak langsung ada 5 orang, di mana
masing-masing menyediakan 500 jam kerja untuk setiap kwartal, atau totalnya sebanyak
2500 jam kerja. Kapasitas tenaga kerja tidak langsung pada prakteknya sebanyak 2000 jam
kerja per kwartal. Kapasitas computer pada prakteknya sebanyak 500 jam per kwartal.
Berdasarkan data tersebut, maka biaya per unit (per jam kerja) dari kapasitas tenaga kerja
tidak langsung yang tersedia adalah sebagai berikut:

$84
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 = = $42 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
$2000 𝑗𝑎𝑚

Sedangkan biaya per unit (per jam) dari kapasitas komputer yang tersedia adalah sebagai
berikut:

$30.000
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑢𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 = = $60 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
$500 𝑗𝑎𝑚

b. Estimasi Unit Waktu


Bagian kedua dari informasi baru yang diperlukan pada pendekatan Time-Driven
ABC adalah estimasi waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu transaksi. Prosedur
Time-Driven ABC menggunakan estimasi waktu yang diperlukan setiap saat transaksi
terjadi. Estimasi unit waktu ini menggantikan proses interview pekerja untuk mempelajari
berapa persen waktu pekerja yang dihabiskan untuk semua aktifitas. Sebagai contoh:
Manajer PT X mengestimasi unit waktu dari sumber daya tenaga kerja tidak langsung dan
computer sebagai berikut:
Tarif cost driver untuk aktivitas, menangani production runs, bisa dihitung sebagai biaya
menggunakan tenaga kerja tidak langsung dan Komputer untuk setiap production run:

Selanjutnya, dapat dihitung pula tarif cost driver untuk aktifitas support product dengan
cara yang sama seperti sebelumnya:

Anda mungkin juga menyukai