KELOMPOK I
ABC membebankan biaya overhead pabrik kepada produk melalui dua tahap. Tahap pertama,
biaya overhead pabrik dibebankan kepada pusat-pusat biaya yang mengkonsumsi sumber
daya. Tahap kedua, biaya yang dikumpulkan dalam pusat biaya dibebankan kepada produk.
Dalam model activity based costing, ativitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat
dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu :
1) Unit level activities : tergantung jumlah unit yang diproduksi
2) Batch level activities : tergantung jumlah batch aktivitas tertentu
3) Product level activities : tergantung banyaknya jenis produk yang diproduksi
4) Facility level activities : aktivitas yang tidak terkait langsung dengan produk
Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, dapat dikurangi tingkat kesalahan bagi
manajemen dalam mengambil keputusan. Sistem ABC menyediakan informasi perhitungan
biaya yang akurat dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta
memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan kompetitif, kekuatan dan kelemahan
perusahaan. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang timbul karena
dipicu oleh aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses
dengan membuat keputusan lebih baik.
Biaya tetap ini harus dibebankan berdasarkan kapasitas teoritis atau kapasitas praktikal.
Kapastitas teoritis adalah kapasitas maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Misalkan, sebuah orang bekerja selama 8 jam perharinya, Namun seseorang tersebut
tidak akan bisa berkerja efektif selama 8 jam tersebut. ada suatu rentang waktu tertentu dimana
orang tersebut tidak berkerja dengan efektif. Kapasitas teoritis setelah dikurangi dengan waktu
tidak produktif tersebut dinamakan dengan kapasitas praktikal.
Ketika aktivitas cost driver berdasarkan kapasitas praktikal, biaya kapasitas yang tidak
gunakan akan dibebankan ke dalam maisng-maisng produk atau konsumen. Jika kapasitas yang
tidak digunakan berkaitan dengan lini produk, maka biaya dari kapasitas yang tidak digunakan
dapat dibebankan kemasing-masing lini produk dimana permintaan terhadap produk tersbeut tidak
dapat dipenuhi.
Pendekatan alternatif untuk mengestimasi model ABC, yaitu Time- Driven ABC, mampu
mengatasi segala keterbatasan dari Traditional ABC. Time-Driven ABC memerlukan dua estimasi
baru yaitu: (1) Biaya per unit dari kapasitas yang tersedia dan (2) konsumsi unit waktu oleh setiap
aktifitas.
Dengan estimasi dari: (1) Biaya dari kapasitas yang tersedia, dan (2) Kapasitas pada
prakteknya dari sumber daya yang tersedia, maka dapat dihitung biaya per unit dari
kapasitas yang tersedia sebagai berikut:
Biaya per unit = Kapasitas pada Prakteknya dari Sumber Daya yang Tersedia
Sebagai contoh, Diketahui data dari PT X: Jumlah biaya dari tenaga kerja tidak langsung
yang tersedia sebesar $ 84,000 (sudah termasuk bonus). Jumlah biaya dari kapasitas
computer yang tersedia sebesar $ 30,000. Tenaga kerja tidak langsung ada 5 orang, di mana
masing-masing menyediakan 500 jam kerja untuk setiap kwartal, atau totalnya sebanyak
2500 jam kerja. Kapasitas tenaga kerja tidak langsung pada prakteknya sebanyak 2000 jam
kerja per kwartal. Kapasitas computer pada prakteknya sebanyak 500 jam per kwartal.
Berdasarkan data tersebut, maka biaya per unit (per jam kerja) dari kapasitas tenaga kerja
tidak langsung yang tersedia adalah sebagai berikut:
$84
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 = = $42 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
$2000 𝑗𝑎𝑚
Sedangkan biaya per unit (per jam) dari kapasitas komputer yang tersedia adalah sebagai
berikut:
$30.000
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑢𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 = = $60 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
$500 𝑗𝑎𝑚
Selanjutnya, dapat dihitung pula tarif cost driver untuk aktifitas support product dengan
cara yang sama seperti sebelumnya: