Anda di halaman 1dari 19

BAB 4

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

A. BIAYA PER UNIT

Perhitungan biaya berdasakan fungsi dan berdasarkan aktivitas membebankan biaya


kepada objek biaya seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dan jalur pemasaran.
Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi biaya total
yang dibebankan degan jumlah unit dari objek biaya tertentu. Biaya per unit adalah total biaya
yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan umlah unit yang diproduksi.

1. Pentingnya Biaya Produk Per Unit


Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya per unit dari suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya per unit adalah
bagian penting dari informasi bagi suatu perusahaan manuaktur. Cara Untuk Mendapatkan
Informasi Biaya Per Unit, Dua sistem pengukuran tersebut adalah :
1) Perhitungan biaya aktual : membebankan biaya aktual bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead ke produk.
2) Perhitungan biaya normal : membebankan biaya aktual bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung ke produk ; akan tetapi biaya overhead dibebankan
ke produk dengan menggunakan tarif perkiraan.
Tarif perkiraan overhead adalah suatu tarif yang didasarkan pada perkiraan data
dan dihitung dengn menggunakan rumus :
Tarif Perkiraan Overhad = Biaya yang diperkirakan / Penggunaan aktivitas yang
diperkirakan

B. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN FUNGSI

Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran langsung.

Secara spesifik, perhitungan biaya berdasarkan fungsi menggunakan penggerak


aktivitas tingkat unit untuk membebankan biaya ovehead ke produk. Penggerak aktivitas
tingkat unit adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan
jumlah unit yang diproduksi.

 Contoh dari penggerak tingkat unit :


a) Unit yang diproduksi
b) Jam tenaga kerja langsung
c) Biaya tenaga kerja langsung
d) Jam mesin
e) Biaya bahan baku langsung.
 Langkah selanjutnya adlah menentukan kapsitas aktivitas yang diukur penggerak :
1) Kapasitas aktivitas yang diharapkan : output aktivitas yang diharapkan
perusahaan dapat tercapai pada tahun yang akan datang.
2) Kapasitas Aktivitas normal : output aktivitas rata-rata yang perusahaan alami
dala jangka panjang.
3) Kapasitas aktivitas teoritis : output aktivitas maksimum secara absolut yang
dapat direalisasikan dengan berasumsi bahwa semua beroperasi sempurma.
4) Kapasitas aktivitas praktis : output maksimum yang dapat diwujudkan jika
semuanya berjalan dengan efisien.
2. Tarif Keseluruhan Pabrik
Perhitungan ini terdiri dari dua tahap, pertama, biaya overhead yang dianggarkan
akan diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Terakhir, biaya
overhead dibebankan ke produk, melalui cara mengalikan tarif tersebut dengan jumlah
total jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan masing-masing produk.

Overhead yang dibebankan adalah jumlah total overhead yang dibebankan ke


produksi aktual pada titik tertentu dalam suatu waktu.

Rumus :

Overhead yang dibebankan = Tarif Overhead x Output aktivitas aktual

Perbedaan antara overhead aktual dan overhead yang dibebankan disebut variasi
overhead. Jadi kemungkinan akan tercipta overhead yang terlalu rendah dibebankan
(underapplied overhead) atau ovehead yang terlalu tinggi dibebankan (overapplied
overhead).

1
Biaya per unit dihitung dengan menjumlahkan total biaya utama produk ke biaya
overhead yang dibebankan, dan kemudian membagi biaya total ini dengan unit yang
diproduksi.

3. Tarif Departemen
Ada 2 tahap bagi tarif overhead departemen. Pada tahap pertama, biaya overhead
keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan ke tiap departeman produksi, dan membentuk
kesatuan biaya overhead departemen.

Selanjutnya, pada tahap kedua, overhead dibebankan ke produk dengan


mengkalikan tarif departemen dengan jumlah penggerak yang digunakan dalam
departemen terkait.Total overhead yang dibebankan ke produk secara sederhana adalah
jumlah dari banyaknya overhead yang dibebankan dalam setiap departemen. Overhead
yang dibebankan adalah total dari banyaknya overhead yang dibebankan dalam tiap
deprtemen.

C. KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI

Penggunaan tarif untuk keseluruhan dan departemen pada dasarnya telah lama
digunakan oleh perusahaan. Namun, dalam beberapa keadaan tarif tersebut tidak berjalan
semestinya dan menimbulkan distorsi atau ketidakakuratan pembebanan biaya produk yang
besar. Distorsi tersebut tentunya akan merugikan perusahaan dalam menghadapi persaingan.
Dalam menghadapi persaingan, tentunya perusahaan akan terus berusaha memperbaharui
sistem akuntansi biayanya agar sistem biaya mereka tidak ketinggalan jaman dan dapat sejalan
dengan keadaan industry yang ada. Contoh gejala sistem biaya yang ketinggalan jaman : hasil
dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing tampak tidak wajar rendahnya ; margin laba sulit
untuk dijelaskan. ; produk yang sulit diproduksi menunjukka laba yang tinggi ; pelanggan tidak
mengeluh atas naiknya harga dan sebagainya.

Ada dua kemungkinan yang menyebabkan ketidakmampuan tarif keseluruhan pabtik


dan departemen berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead secara tepat yaitu (1)
proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah biaya overhead
adalah besar; (2) tingkat keanekaragaman produknya besar.

1. Biaya Overhead yang Tidak Berkaitan dengan Unit


Penggunaan tarif keseluruhan pabrik atau departemen mengasumsikan pemakaian
sumber daya overhead berkaitan erat dengan unit yang diproduksi. Pembebanan biaya

2
dilakukan dengan melihat penggerak banya tersebut namun dengan hanya menggunakan
penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan biaya ovehead yang tidak
berkaitan dengan unit, akan menciptakan distorsi banyak produk. Tingkat keparahannya
tergantung pada berapa proporsi keseluruhan biaya overhead yang ditunjukkan oleh biaya
tingkat non unit ini.

2. Keanekaragaman Produk
Keanearagaman produk berarti bahwa produk menggunakan aktivitas overhead
dalam proporsi yang berbeda – beda. Apapun bentuk keanekaragaman produknya, biaya
produk akan terdistorsi apabila jumlah overhead berdasarkan unit yang digunakan produk,
tidak berbuah dalam proporsi langsung dengan jumlah yang digunakan overhead nonunit.
Proporsi setiap aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk didefinisikan sebagai rasio
konsumsi.

D. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS

Pembebanan overhead tradisional melibatkan dua tahap : pertama, baya overhead


dibebankan ke unit organisasi (pabrik atau departemen) dan kedua, biaya overhead kemudian
dibebankan ke produk. Seperti dalam sistem biaya berdasarkan aktivitas, pertama-tama
menelusuri biaya aktivitas dan kemudian produk. Akan tetapi, dalam sistem biaya ABC
menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak (menekankan hubungan sebab-
akibat), sedangkan sisem biaya tradisional cenderung intensif lokasi (sangat mengabaikan
hubungan sebab-akibat).

a) Pengidentifikasian Aktivitas dan Atributnya


Kamus aktivitas mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi bersamaan
dengan atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas adalah informasi keuangan dan non
keuangan yang menggambarkan aktivitas individual.Aktivitas primer adalah aktivitas
yang dikonsumsi produk atau pelanggan.Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang
dikonsumsi oleh aktivitas primer.
b) Pembebanan Biaya ke Aktivitas
Begitu aktivitas diidentifikasikan dan dijelaskkan, tugas berikunya adalah
menentukan berap banyak biaya untuk melakukan tiap aktivitas. Hal ini membutuhkan

3
identifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap aktivitas. Penggerak sumber daya
adalah faktor-faktor yang mengukur pemakaian sumber daya oleh aktivitas.
c) Pembebanan Biaya Aktivitas pada Aktivitas Lain
Pembebanan biaya pada aktivitas menlengkapi tahap awal perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas. Pada tahap berikutnya, aktivitas diklasifikasikan sebagai primer dan
sekunder. Jika terdapat aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul. Pada tahap
berikutnya, biaya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang memakai
outputnya.
d) Pembebanan Biaya Pada Produk
Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, maka biaya tersebut dapat
dibebankan pada produk dalam suau proporsi sesuai dengn aktivitas penggunaannya,
seperti dengan diukur oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini diselesaikan dengan
penghitungan suatu tarif aktivitas yang ditentukan terlebih dahulu dan menglikan tarif ini
dengan penggunaan aktual aktivitas.

E. MENGURANGI UKURAN DAN KERUMITAN DARI SISTEM


PERHITUNGAN BIASA BERDASARKAN AKTIVITAS

Pada tahap pertama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, aktivitas diidentifikasikan,


biaya dihubungkan dengan aktivitas individual, dan aktivitas diklasifikasikan sebagai aktivitas
primer atau sekunder. Dalam tahap lanjutan, biaya dari aktivitas sekunder dibebankan ulang
pada aktivitas primer. Dalam tahap akhir, biaya dari aktivitas primer dibebankan pada produk
pelanggan.pembebanan biaya pada aktivitas lain atau tahap lanjutan atau pembebanan biaya
pada produk dan pelanggan.

Suatu organisasi dapat memilki ratusan aktivitas berbeda sehingga terdapat ratusan tarif
aktivitas. Walaupun teknologi informasi pasti mampu menangani berbagai jumlah tarif
tersebut, ada baiknya apabila memungkinkan jumlah tarif tersebut dikurangi.tarif yang lebih
sedikit bisa juga mengurangi kerumitan dari sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
sehingga meningkatkan kemungkinan penerimaan oleh manajemen.

1. Mengurangi Jumlah Tarif dengan Menggunakan Rasio Konsumsi


Salah satu cara yang sangat langsung untuk mengurangi jumlah tarif adalah
mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu
kelompok biaya.

4
2. Mengurangi Jumlah Tarif melalui Aproksimasi ABC
Sistem yang relevan dan mirip (aproksimasi) ABC bisa digunakan di beberapa
organisasi dari pada sistem ABC murni yang sulit diterapkan. Salah satu cara mengurangi
jumlah tarif adalah dengan hanya menggunakan aktivitas yang paling mahal dan
menggunakan penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk. Biaya-biaya dari
kebanyakan aktivitas yang biayanya tinggi dibebankan dengan menggunakan berbagai
penggerak sebab-dan-akibat. Sedangkan berbagai biaya aktivitas yang tidak mahal
dibebankan secara lebih arbritrer. Pendekatan ini sederhana, mudah dipahami, dan sering
mengarah pada perkiraan pembebanan ABC yang cukup bagus.
3. Perbandingan dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi
Pada sistem berdasarkan fungsi, pemakaian overhead oleh produk diasumsikan
untuk dijelaskan hanya dengan penggerak aktivitas berdasarkan unit. Unit tarif
keseluruhan pabrik, hanya satu penggerak yang di gunakan untuk membebankan
biaya.pada sistem berdasarkan fungsi yang lebih canggih, biaya overhead diklasifikasikan
sebagai biaya tetap atau variabel dengan penggerak berdasarkan unit. Sistem perhitungan
biaya berdasarkan unit mengalokasikan overhead tetap pada setiap produk dengan
menggunakan tarif overhead tetap, dan membebankan overhead variable dengan
menggunakan tarif overhead variabel.

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas memperbaiki keakuratan


perhitungan harga pokok produk dengan mengakui bahwa biaya overhead banyak yang
tetap, ternyata bervariasi secara proposional dengan perubahan selain volume produksi.
Dengan memahami penyebab meningkat atau menurunya biaya tersebut. Hubungan sebab
akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki keakuratan perhitungan harga
pokok produk yang dapat memperbaiki pengambilan keputusan secara signifikan.

5
BAB 5

MANAJEMEN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

A. GAMBARAN UMUM PROSES

Akuntansi aktivitas adalah faktor penting untuk mengoprasionalkan perbaikan


berkelanjutan. Memperbaiki berbagai proses berarti memperbaiki cara berbagai aktivitas
terkait dilakukan. Menejemen berdasarkan aktivitas (Activity-based management-ABM)
adalah pendekatan untuk keseluruhan sistem yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian
menajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan menngkatkan nilai bagi pelanggan dan
laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai ini.
a) Mengimplementasikan ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) adala sistem yang lebih komprehensif
dari pada sistem ABC. ABM menambahkan pandangan proses pada pandangan biaya pada
ABC. ABM melibatkan dan menggunakannya sebagai sumber informasi utama. ABM
dapat dipandang sebagai sistem informasi yang bertujuan untuk memeperbaiki
pengambilan keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi
biaya dengan mendorong serta mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan.
 Perencanaan Sistem
Perencaanan sistem memberikan justifikasi untuk implementasi ABM dan
menjawab berbagai masalah berikut ini ;
1. Sasaran dan tujuan sisitem ABM
2. Posisi persaingan perusahaan saat ini dan yang diinginkan
3. Proses bisnis dan bauran produk perusahaan
4. Jadwal, tanggunng jawab yang di bebankan, dan sumber daya yang di
butuhkan untuk implementasi.
5. Kemampuan perusahan untuk mengimplemetasikan mempelajarii dan
menggunakan informasi baru.
Untuk mendapatkan staf operasional yang tepat, tujuan system ABM harus di
indentifikasi dengan hati- hati serta dihubungan dengan posisi bersaingan yang diinginkan,
proses bisnis, dan bauran produk perusahaan. Tujuaan umumnya adalah meningkatkan
akurasi dan perbaikan berkelanjutan. Akan tetapi, mengembangkan hasil tertentu yang
dikaitkan, dengan setiap tujuan tersebut merupakan hal penting. Contohnya, salah satu
hasil spesifik, adalah perubahan bauran produk berdasarkan pada biaya yang lebih akurat

6
dengan harapan laba akan meningkat. Hasil lain yang lebih spesifik, perbaikan atas posisi
bersaing perusahaan melalui peningkatan efiensensi proses karena adanya eliminasi
aktifitas yang tidak bernilai tambah.
b) Identifikasi, Definisi, dan Klasifikasi Aktifitas
Indentifikasi definisi dan klasifikasi menumbuhkan perhatian lebih banyak ABM
dari pada ABC. Kamus aktifitas haruslah meliputi perincian daftar berbagai pekerjaan
yang membentuk setiap aktifitas. Mengetahui pekerjan apa saja yang membentukan suatu
aktifitas merupakan hal yang sangat berguna untuk meningkatakan efisien aktifitas yang
bernilai tambahan. Klasifikasi berbagai aktifitas juga memungkinkan ABM untuk
terhubung berbagai usaha perbaiakan berkenlanjutan, sepertti proses manufaktur (JIT),
manajemen kualitas total, dan manajemen biaya kualitas lingkungan keseluruhaan.
Contohnya, indentifikasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan kualitas lingkungan
memungkinkan manajenen perusahaan untuk memusatka perhatian pada berbagai aktifitas
yang tidak bernilai tambah dalam kategori kualitas dan lingkungan. Hal ini diberlakukan
ketika menggunakan informasi baru yang di sediakan system ABM. Contohnya, salah satu
surfei menunjukan staf non akuntasi memnbutuhkan waktu rata-rata 3,1 tahun untuk
terbiasa menggunakan informasi ABM.
 Penyebab Kegagalan Implementasi ABM
Sebagai system, ABM bisa saja kegagalan karena berbagi alasan. Salah satu
alasan utamanya adalah kurangnya dokumen dari manajemn tingkat atas.
Dukungan ini tak hanya harus dapat sebelum melakukan proyek implementasi,
tetapi juga harus dipertahankan, hilangnya dukungan bisa terjadi jika implementasi
membutuhkan waktu yang terlalu lama atau hasil yang di harapkan tidak tampak
nyata.
Kegagalan dalam mengintegrasikan system baru tersebut adalah alasan
utama dari kegagalan sistem ABM. Probabilitas dari keberhasil meningkat jika
system ABS tidak bersama.

7
c) ABM dan Akuntansi Pertanggung jawaban
Akuntasi pertanggung jawaban adalah alat fundamental untuk pengendalian
manajemen dan ditentukan melalui 4 elemen penting, yaitu pemberian tanggung jawab,
pembuatan ukuran kinerja atau brench marking, pengevaluasian kinerja, dan pemberian
penghargaan. Akutansi pertanggung jawaban bertujuan mempengaruhi perilaku dalam
cara tertentu sehingga seseorang atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan untuk
mencapai tujuan bersama. Akutansi pertanggung jawaban berdasarkan aktivitas adalah
sistem akuntansi pertanggungjawaban yang di kembangkan untuk perusahaan yang
beroprasi dalam lingkungan yang mengalami perbaaikan berkelanjutan system akutansi
ini mengukur kinerja sehingga menekankan pada pandangan keuangan dan non keuangan
perbandingan untuk setiap elemen modal akutansi pertanggung jawaban untuk setiap
system pertanggungan jawaban menunjukan berbagai perbedaan utama antara kedua
pendekatan tersebut.
d) Pertanggung Jawaban Berdasarkan Keuangan Dibandingkan dengan
Pertanggung Jawaban Berdasarkan Aktivitas
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan keuangan berfokus pada unit
fungsional perusahaan dan berbagai individu. Pertama, sebuah pusat pertanggung
jawaban akan diidentifikasi. Pusat ini biasanya adalah unit perusahaan seperti pabrik,
departemen, atau lini produksi. Apapun unit fungsionalnya, tanggung jawab diberikan
kepada individu yang bertanggung jawab. Tanggung jawab diidentivikasikn dalam
bentuk keuangan (contohnya: biaya). Penekanannya adalah pada pencapaian hasil
keuangan yang optimal pada tingkat lokal (contoh tingkat unit perusahaan).
 Penetapan Ukuran Kinerja
Setelah tanggung jawab ditetapkan, ukuran kinerja harus di identivikasikan
dan setandar harus ditetapkan untuk berfungsi sebagai bench marking untuk ukuran
kinerja. Pertama, ukuran kinerja berorientasi pada proses sehingga harus
memperhatikan sebagai antribut proses, seperti waktu proses, kualitas, dan
evisiensi. Kedua standar ukuran kerja berubah untuk mencerminkan berbagai
kondisi dan tujuan baru, serta membantu mempertahankan kemajuan apapun yang
telah dicapai.

8
 Evaluasi Kinerja
Dalam kerangka kerja berdasarkan keuangan, kinerja di ukur dengan
membandingkan berbagai hasil sesungguhnya dengan hasil yang dianggarkan.
Pada prinsipnya, individu terkait hanya diminta bertanggungjawab atas berbagai
hal yang berada dibawah kendalinya. Kinerja keungan yang tidak berubah,
sangatlah ditekankan.
Kerangka kerja berdasarkan aktivitas lebih berkaitan dengan kinerja dari
pada hanya persepeektif keuangan.
 Pemberian Penghargaan
Dalam kedua sistem tersebut, tiap orang akan di berikan penghargaan atau
hukuman sesuai dengan berbagai kebijakan dan kehendak pihak manajemen yang
lebih atas. Berbagai instrument keuangan yang sama (contohnnya, kenaikan gaji,
bonus, pembagian laba, dan promosi,) banyak digunakan untuk memberikan
penghargan atas kinerja yang baik. Contohnya sistem penghargaan dalam sistem
akuntansi berdasarkan keuangan didesain untuk mendorong setiap orang dalam
mencapai atau mengalahkan standar anggaran.

B. ANALISIS NILAI PROSES


Analisis nilai proses adalah hal yang fundamental bagi akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas, analisis ini berfokus pada akuntabilitas
berbagai aktivitas sebagai ganti biaya dan analisis ini menekankan pada memaksimalisasi
kinerja keseluruhan sistem sebagai ganti kinerja individual. Analisis nilai proses
membantu mengubah berbagai konsep akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
aktivitas dari tingkat konseptual menjadi operasional.
a. Analisis Penggerak: Pencarian Akar Pemicu
Mengelola berbagai aktivitas membutuhkan pemahaman atau penyebab biaya
aktivitasnya. Setiap aktivitas terdiri atas input dan output. Input aktivitas adalah berbagai
sumber daya yang dikonsumsi suatu aktivitas dalam rangka menghasilkan output-nya.
Output aktivtas adalah hasil atau produk dari suatu aktivitas. Akar pemmicu (root cause)
adalah penyebab yang paling dasar dari suatu aktivitas yang dilakukan. Analisis penggerak
bertujuan untuk mengungkapkan akar pemicu. Jadi, analisis penggerak adalah usaha yang

9
dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang merupakan akar pemicu dari biaya
aktivitas.
b. Analisis Penggerak: Pencarian Akar Pemicu
Mengelola berbagai aktivitas membutuhkan pemahaman atau penyebab
biaya aktivitasnya. Setiap aktivitas terdiri atas input dan output. Input aktivitas
adalah berbagai sumber daya yang dikonsumsi suatu aktivitas dalam rangka
menghasilkan output-nya. Output aktivtas adalah hasil atau produk dari suatu
aktivitas. Akar pemmicu (root cause) adalah penyebab yang paling dasar dari suatu
aktivitas yang dilakukan. Analisis penggerak bertujuan untuk mengungkapkan
akar pemicu. Jadi, analisis penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor yang merupakan akar pemicu dari biaya aktivitas.
c. Analisis Aktivitas: Mengidentifikasi dan Menilai Isi Nilai
Analisis aktivitas adalah proses untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan
mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan. Analisis aktivitas
haurs menunjukkan empat hasil: (1) aktivitas apa saja yang dilakukan, (2) berapa
banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut, (3) waktu dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas, dan (4) penilaian atas aktivitas bagi
perusahaan, termasuk saran untuk memilih dan mempertahankan berbagai
aktivitas yang menambah nilai. Menentukan isi nilai tambah dari aktivitas,
berkaitan dengan pengurangan biaya daripada pembebanan biaya. Oleh karena itu,
hal ini merupakan bagian yang paling penting dalam analisis aktivitas. Berbagai
aktivitas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai bernilai-tambah atau tak-bernilai-
tambah.
1. Aktivitas Bernilai-Tambah
Aktivitas bernilai tambah merupakan berbagai aktivitas yang
dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam bisnis. Beberapa aktivitas yang
disyaratkan memang dibutuhkan untuk memenuhi hukum. Berbagai
aktivitas lainnya merupakan aktivitas bernilai tambah berdasarkan
peraturan. Aktivitas dalam perusahaan adalah aktivitas discretionary.
Aktivitas discretionary diklasifikasikan sebagai aktivitas yang bernilai
tambah jika secara simultan memenuhi berbagai syarat : ( 1 ) aktivitas yang
menyebabkan perubahan kondisi, ( 2 ) perubahan kondisi yang tidak dapat
dicapai melalui aktivitas melalui sebelumnya dan ( 3 ) aktivitas yang
memungkinkan berbagai aktivitas lainnya dilakukan.

10
2. Aktivitas Tak-Bernilai-Tambah
Semua aktivitas selain berbagai aktivitas yang paling penting untuk
tetap bertahan dalam bisnis sehingga dipandang tidak perlu, disebut sebagai
aktivitas tak bernilai tambah. Aktivitas ini dapat di identifikasi melalui
ketidakmampuannya memenuhi salah satu dari tiga syarat yang disebut di
atas. Pelanggaran atas dua syarat pertama adalah conoh umum dari aktivitas
tak bernilai tambah. Perubahan kondisi aktivitas tak bernilai tambah karena
merupakan pekerjaan diulang, aktivitas itu melakukan sesuatu yang
seharusnya telah dilakukan oleh sebelumnya. Biaya tak bernilai tambah
adalah berbagai biaya yang disebabkan oleh aktivitas tak berniali tambah
atau kinerja tidak efesien dari akvitas bernilai tambah.
3. Contoh Aktivitas Tak-Bernilai-Tambah
Pemesanan ulang, suku cadang, pengiriman produksi dan
pengerjaan ulang adalah contoh aktivitas tak bernilai tambah. Dalam operasi
produksi, lima aktivitas utama berikut sering disebut sebagai aktivitas yang
sia – sia dan tidak dibutuhkan. :

1. Penjadwalan
Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk
menentukan kapan produk memiliki akses ke proses serta beberapa
banyak yang akan diproduksi.
2. Perpindahan
Suatu aktivitas menggunakan waktu dan sumber daya unuk
memindahkan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi dari
satu departemen ke departemen lainnya.
3. Waktu Tunggu
Suatu aktivitas dimana bahan baku dan barang dalam proses
memerlukan waktu tunggu untuk menunggu proses selanjutnya.
4. Pemeriksaan
Suatu aktivitas dimana waktu dan sumber daya digunakan untuk
memastikan bahwa produk memenuhi spesifikasinya.
5. Penyimpanan.
Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya dimana
barang atau bahan baku terkait tetap berada dalam persediaan.

11
4. Pengurangan Biaya
Kondisi persaingan memaksa perusahaan untuk mengirimkan
produk yang diinginkan para konsumen secara tepat waktu dengan biaya
serendah mungkin. Hal ini berarti perusahaan harus terus berusaha keras
untuk memperbaiki biayanya. Analisis aktivitas dapat mengurangi biaya
melalui empat cara :
1. Eleminasi aktivitas
2. Pemilihan aktivitas
3. Pengurangan aktivitas
4. Penyatuan aktivitas.
Eliminasi aktivitas berfokus pada berbagai aktivitas yang tidak
berniali tambah. Hal ini dilakukan jika perusahaan gagal menambah nilai
maka perusahaan mengeliminasi aktivitas – aktivitas tersebut. Pemilihan
aktivitas melibatkan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang
ditimbulkan oleh beberapa strategi yang saling bertentangan. Pengurangan
biaya mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan suatu aktivitas
sehingga berbagai aktvitas tak bernilai tersebut ditiadakan untuk emperbaiki
efisiensi dari berbagai aktivitas. Penyatuan aktivitas meningkatkan efesiensi
dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan menggunakan economic of
scale.
d. Pengukuran Kinerja Aktivitas
Pengukuran kinerja aktivitas terdapat dalam bentuk keuangan dan non
keuangan. Berbagai ukuran ini didesain untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas
dilakukan dan seberapa baik hasil yang dicapai. Ukuran kinerja aktivitas berpusat
pada tiga dimensi utama; efesiensi, kualitas dan input.

Efesiensi berfokus pada hubungan berbagai input aktivitas dengan output


aktivitas. Kualitas berkaitan dengan melakukan aktivitas yang benar sejak aktivitas
tersebut dilakukan pertama kali. Ukuran waktu untuk kinerja cenderung bersifat
nonkeuangan sedangkan efesiensi dan kualitas adalah ukuran keuangan dan non
keuangan.

12
C. UKURAN KINERJA AKTIVITAS
Ukuran kinerja keuangan pada dasarnya harus memberikan informasi khusus
mengenai pengaruh dalam bentuk uang atas perubahan kinerja aktivitas. Jadi berbagai
ukuran keuangan harus menunjukkan potensi penghematan sesungguhnya. Ukuran
keuangan untuk efesiensi aktivitas ini meliputi antara lain :

a. Pelaporan Biaya Bernilai dan Tak Bernilai Tambah


Mengurangi biaya bernilai tambah adalah salah satu cara meningkatkan
efisiensi aktivitas. Perusahaan perlu mengidentifikasi dan melaporkan biaya
bernilai dan tak bernilai tambah secara formal dari tiap aktivitas. Penekanan pada
biaya tak bernilai tambah menunjukan tingkat pemborosan yang dialami
perusahaan, sehingga memberi memberikan informasi mengenai potensi
perbaikan. Hal ini akan mendorong para manajer untuk lebih menekan pengadilan
aktivitas tak bernilai tambah. Sedangkan biaya bernilai tambah adalah berbagai
biaya yang harus ditanggung perusahaan. Standar bernilai tambah membutuhkan
eliminasi atas seluruh aktivitas tak bernilai tambah dan seluruh ketidakefisienan
berbagai aktivitas yang dibutuhkan tetapi tidak dilaksanakan secara efisien. Oleh
Karena itu, standar bernilai tambah mengidentifikasi output aktivitas optimal.
Menetapkan standar bernilai tambah bukan berarti berbagai standar tersebut
akan dicapai dengan segera. Untuk mengidentifikasi serta menghitung biaya
bernilai dan tak bernilai tambah, berbagai ukuran output untuk tiap aktivitas harus
ditetapkan terlebih dahulu dimana jika ukuran output telah ditetapkan, maka
jumlah standar bernilai-tambah (SQ) untuk tiap aktivitas dapat ditetapkan. Adapun
rumus untuk menghitung biaya bernilai dan tak bernilai tambah yaitu
Biaya bernilai tambah = SQ x SP
Biaya tak bernilai tambah = (AQ - SQ) x SP
Dimana :
SQ : tingkat output bernilai tambah untuk suatu aktivitas
SP : harga standar per unit dari ukuran output aktivitas
AQ : penggunaan kuantitas sesungguhnya sumber daya fleksibel atau kapasitas
praktis aktivitas yang diadakan untuk sumber daya yang terikat.

b. Pelaporan Tren

13
Untuk mengetahui apakah terjadi penurunan biaya secara langsung setelah
memperbaiki aktivitas perlu dilakukan perbandingan berbagai biaya untuk tiap
aktivitas dengan berjalannya waktu. Hal ini dikarenakan perbaikan aktivitas yang
diukur melalui pengurangan biaya sehingga kita dapat melihat penuruan biaya tak
bernilai tambah dari satu periode ke periode berikutnya-jika analisis aktivitasnya
berjalan efektif. Aktivitas bernilai tambah pada dasarnya dapat diubah menjadi
aktivitas tak bernilai tambah dan tingkat nilainya pun dapat diubah ketika terdapat
berbagai cara baru untuk perbaikan bermunculan sehingga standar bernilai tambah
akan berubah.

c. Peran Standar Kaizen


Perhitungan biaya kaizen berkaitan dengan penurunan biaya berbagai produk
dan proses yang telah ada. Dalam istilah operasional, perhitungan biaya ini
mengarah pada penurunan yang tak-bernilai-tambah. Pengendalian berbagai
proses penurunan biaya ini dapat dicapai melalui penggunaan berulang dua
subsiklus utama yaitu kaizen atau perbaikan berkelanjutan dan siklus
pemeliharaan. Subsiklus kaizen ditentukan oleh rangkaian dengan urutan rencana-
lakukan-periksa-bertindak. Sedangkan untuk siklus pemeliharan mengikuti urutan
standar-lakukan-periksa-bertindak. Standar kaizen mencerminkan perbaikan yang
direncanakan untuk periode masa mendatang sedangkan standar pada siklus
pemeliharaan didasarkan pada perbaikan sebelumnya.

d. Benchmarking
Pendekatan lain untuk menetapkan standar yang digunakan untuk
mengidentifikasi berbagai peluang perbaikan aktivitas disebut sebagai
benchmarking. Tujuannya ialah untuk menjadi yang terbaik dalam melakukan
berbagai aktivitas dan proses. Oleh karena itu, dalam prosesnya benchmarking
juga harus melibatkan perbandingan dengan para pesaing atau industry lainnya.

e. Pengaruh Penggerak dan Perilaku


Ukuran output aktivitas dibutuhkan untuk menghitung dan menelusuri berbagai
biaya tak-bernilai tambah. Mengurangi aktivitas tak-bernilai-tambah seharusnya
menghasilkan pengurangan kebutuhan aktivitas tersebut sehingga menimbulkan
pengurangan dalam ukuran output aktivitasnya. Jika kinerja suatu tim dipengaruhi

14
oleh kemampuannya untuk mengurangi biaya tak-bernilai-tambah, maka seleksi
berbagai penggerak aktivitas dan cara bagaimana mereka digunakan dipengaruhi
oleh perilaku.

f. Manajemen Kapasitas Aktivitas


Kapasitas aktivitas adalah jumlah frekuensi suatu aktivitas dapat dilakukan.
Penggerak aktivitas mengukur kapasitas aktivitas.Variansi Kapasitas dibagi
dalam dua kelompok yaitu variansi volume kapasitas yaitu selisih antara tingkat
aktivitas sesungguhnya yang diadakan (AQ) dengan kuantitas standar bernilai
tambah aktivitas yang seharusnya digunakan (SQ)-dengan asumsi bahwa
pengawasan adalah aktivitas tak bernilai tambah dan variansi kapasitas yang tidak
digunakan; selisih antara kesediaan aktivitas (AQ) dengan penggunana aktivitas
(AU) adalah informasi penting yang harus disedikana pihak manajemen.
Tujuannya adalah mengurangi kebutuhan akan aktivitas tersebut sampai periode
tertentu di mana cariansi kapasitas yang tidak digunakan sama dengan variansi
volume aktivitas.
Secara ringkas, kedua kelompok itu diuraikan dalam model rumus berikut ini:
Variansi volume aktivitas (U) = (SP x SQ) – (SP x AQ)
Variansi kapasitas yang tidak digunakan (F) = (SP x AQ) - (SP x AU)

D. PERHITUNGAN BIAYA PELANGGAN DAN PEMASOK BERDASARKAN


AKTIVITAS

Dalam system perhitunngan biaya berdasarkan aktivitas, keakuratan perhitungan


harga pokok produk di perbaiki dengan penelusuran biaya aktivitas pada produk yang
memakai aktivits. ABC juga dapat di gunakan untuk menentukan keakuratan biaya
pelanggan dan pemasok. Pengetahuaan biaya pelanggan dan pemasok dapat menjadi
informasi penting untuk memperbaiki probalitas suatu perusahaan.

a. Perhitungan Biaya Pelanggan Berdasarkan Aktivitas


Para pelanggan adalah objek biaya yang cukup berpengaruh. Para
pelanggan dapat mengkonsumsi aktivitas penggerakan pelanggan dalam proporsi
yang berbeda. Sumber-sumber keanekaragaman pelanggan meliputi beberapa hal,

15
seperti frekuensi pesanan, frekuensi pengiriman, jarak geografis, dukungan
penjualan dan promosi, serta kebutuhan dukungan rekayasa teknik.
Mengetahui besarnya biaya untuk melayani para pelanggan yang berbeda
adalah informasi yang sangat penting untuk beberapa tujuan, seperti penentuan
harga, penentan bauran pelanggan, dan perbaikan profitabilitas. Selanjutnya,
karena keanekaragman pelanggan, beberapa penggerak di butuhkan untuk
menelusuri biaya secara akurat. Hasil ini berarti ABC dapat berguna bagi
organisasi yang mungkin hanya memiliki satu produk, produk sejenis, atau struktur
JIT di mana penelusuran langsung mengurangi nilai ABC untuk perhitungan harga
pokok produk.
 Perhitungan Biaya Pelanggan Versus Perhitungan Harga Pokok
Produk
Pembebanan biaya layanan pelanggan pada pelanggan dilakukan dengan
cara yang sama denga biaya produksi dibebankan produk. Aktivitas yang di
gerakan pelanggan- seperti memasukan pesanan, mengambil pesanan,
mengirim, melakukan tindakan penjualan, dan mengevaluasi kredit klien-
diindentifikasi dan di masukan dalam daftar kamus aktivitas.
Biaya sumber daya yang digunakan dibebankan pada aktivitas dan biaya
aktivitas dibebankan kepada setiap pelanggan. Model dan prosedur sama yang
berlaku pada produk juga berlaku kepada pelanggan. Contoh sederhana akan
digunakan untuk mengilustrasikan prinsip dasar perhitungan biaya pelanggan
ABC.

b. Perhitungan Biaya Pemasok Berdasarkan Aktivitas


Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas juga dapat membantu manajer
untuk mengidentifikasi biaya yang sebenarnya dari para pemasoknya, biaya
pemasok lebih banyak daripada harga pembelian komponen atau bahan yang
dibutuhkan. Sebagaimana pelanggan, pemasok dapat mempengaruhi banyak
aktivitas internal suatu perusahaan dan meningkatkanbiaya pembelian secara
signifikan.
 Metodologi Perhitungan Biaya Pemasok

16
Pembebanan biaya untuk aktivitas yang berhubungan dengan pemasok
mengikuti pola yang sama dengan perhitungan biaya pelanggan dan
perhitungan harga pokok pada ABC.

17
Referensi

1. Hansen and Mowen, Managerial Accounting, South-Western, 8th ed., 2007

18

Anda mungkin juga menyukai