BERDASARKAN AKTIVITAS
DOSEN PENGAMPU : RINA ASRIANI LEVIANTI, M.AK
PUTRI PRATIWI
CINDY ANGGRAINI
PITRI JAMILA
NURUL AINI
ANAS MASHRUL
SAKINATUL FADILLAH
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang
tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Perhitungan Biaya
Berdasarkan Aktivitas ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai
Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas, yang bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait di dalamnya serta dapat
memberikan motivasi atau dorongan agar memiliki rasa ingin tahu di dalam dunia keuangan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa
penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat
untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT meridhoi
segala usaha dan langkah kita semua. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Tarif perkiraan overhead berdasarkan fungsi membutuhkan spesifikasi dan penggerak
tingkat unit, yaitu suatu perkiraan dari kapasitas yang diukur penggerak dan perkiraan dari
overhead yang diharapkan. Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang umumnya digunakan
untuk membebankan overhead, meliputi :
Kapasitas aktifitas yang diharapkan adalah output aktifitas yang diharapkan perusahaan
dapat tercapai pada tahun mendatang. Kapasitas aktifitas normal adalah output aktifitas rata-
rata yang dialami perusahaan dalam jangka panjang. Kapasitas aktifitas teoretis adalah output
aktifitas maksimum yang dapat direalisaikan dengan berasumsi bahwa semua beroprasi
secara sempurna. Kapasitas aktifitas praktis adalah output maksimum yang dapat dicapai jika
semuanya berjalan secara efisien.
3
berdasarkan unit departemen. Selanjutnya, pada tahap kedua, overhead
dibebankan ke produk dengan mengkalikan tarif departemen dengan jumlah
penggerak yang digunakan dalam departemen terkait.
1. Proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah biaya
overhead adalah besar
4
2.5 PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS:
PENJELASAN TERPERINCI
Pembebanan overhead tradisional melibatkan dua tahap. Pertama, biaya
overhead dibebankan pada unit organisasi (pabrik atau departemen). Kedua, biaya
overhead dibebankan pada produk. Sistem perhitungan biaya aktivitas. Pertama
menelusuri biaya pada aktivitas, kemudian produk. Oleh sebab itu ABC merupakan
proses dua tahap. Akan tetapi, sistem ABC menekankan penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak sedangkan sistem biaya tradisional cenderung gencar dalam
alokasi (sangat mengabaikan hubungan sebab akibat). Oleh sebab itu, identifikasi
aktivitas harus menjadi tahap awal dalam perancangan sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas.
2.5.1. Identifikasi Aktivitas dan Atributnya
Karena suatu aktivitas merupakan tindakan yang diambil atau
pekerjaan yang dilakukan dengan peralatan atau orang untuk orang lain,
pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan dengan mewawancarai para
manajer atau para wakil dari area kena fungsional (departmen). Serangkaian
pertanyaan utama akan diajukan dan jawabannya akan menyediakan banyak
data yang diperlukan untuk sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
Data yang dihasilkan dari wawancara ini digunakan untuk menyapkan kamus
aktivitas yaitu kamu yang mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah
organisasi bersama dengan atribut aktivitas yang penting.
2.5.2. Pembebanan Biaya pada Aktivitas
Setelah aktivitas diidentifikasikan dan dideskripsikan, tugas berikutnya
adalah penentuan berapa banyak biaya untuk melakukan setiap aktivitas. Hal
ini membutuhkan identifikasi sumberdaya yang digunakan setiap aktifitas.
Aktivitas menggunakan sumberdaya seperti tenaga kerja, bahan energi, dan
modal. Biaya dari sumber daya didapatkan dari buku besar umum, tetapi
seberapa besar biaya yang dihabiskan pada setiap aktivitas tidak dapat dillihat.
Oleh karena itu, biaya sumber daya pada aktivitas perlu dibebankan dengan
menggunakan penelusuran langsung dan penggerak.
5
2.6 PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS LAIN
Pembebanan biaya pada aktivitas melengkapi tahap awal perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas. Pada tahap pertama ini, aktivitas diklasifikasikan sebagai
primer dan sekunder. Jika terdapat aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul.
Pada tahap selanjutnya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang
menggunakan output-nya. Sebagai contoh, mengawasi karyawan adalah aktivitas
sekunder. Biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada setiap aktivitas primer
dengan menggunakan rasio yang sekaran berfungsi sebagai penggerak aktivitas.
2.6.1. Pembebanan Biaya pada Produk
Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, biaya tersebut dapat
dibebankan pada produk dalam suatu proporsi sesuai dengan aktivitas
penggunaannya, seperti yang diukur oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini
diselesaikan dengan penghitunagn suatu tarif aktivitas yang ditentukan terlebih
dahulu dan mengalikan tarif ini dengan penggunaan aktual aktivitas.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya per unit penting untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan
penyediaan input untuk berbagai keputusan. Perhitungan biaya berdasarkan fungsi
membebankan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung menggunakan
penelusuran langsung: overhead dibebankan dengan menggunakan proses dua tahap.
Banyak aktivitas overhead yang tidak berkaitan dengan jumlah unit yang
diproduksi. Sistem perhitungan biaya berdasarkan fungsi tidak dapat membebankan
biaya dari aktivitas overhead yang tidak berkaitan dengan jumlah unit secara benar.
Pembebanan overhead dengan hanya menggunakan penggerak berdasarkan unit, dapat
menyebabkan distorsi pada biaya produk.
Proses pembebanan biaya dideskripsikan dengan langkah umum: (1)
mengidentifikasi aktivitas utama dan membuat kamus aktivitas, (2) menentukan biaya
aktivitas-aktivitas tersebut, (3) mengidentifikasi ukuran konsumsi untuk biaya aktivitas
(penggerak aktivitas), (4) menghitung tarif aktivitas, (5) mengukur permintaan aktivitas
oleh setiap produk, dan (6) menghitung biaya produk.
Jumlah tarif bias dikurangi dengan menggabungkan beberapa aktivitas yang
memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya. Jumlah tarif juga bias
dikurangi dengan menggunakan pendekatan perkiraan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Managerial . Buku I
Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. Kaplan, Robert S., dan David P.