Anda di halaman 1dari 195

STRATEGI PENINGKATAN MINAT MASYARAKAT DALAM

PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH


JOMBANG CIPUTAT

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S.Pd)

Disusun oleh :
Anggi Rahmawati
11170182000020

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

2022
STRATEGI PENINGKATAN MINAT MASYARAKAT DALAM
PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH
JOMBANG CIPUTAT
Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh
Anggi Rahmawati
NIM 11170182000020

Di bawah Bimbingan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr, Abdul Aziz Hasibuan, M.Pd Zahrotul Munawwaroh, M.Pd


NIP. 195705111997031001 NUP. 9920113164

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam


Pendidikan di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat” Disusun oleh
Anggi Rahmawati, NIM 11170182000020, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan telah
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk dijadikan sidang munaqosah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 10 Agustus 2022

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr, Abdul Aziz Hasibuan, M.Pd Zahrotul Munawwaroh, M.Pd


NIP. 195705111997031001 NUP. 9920113164

iii
UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul “Strategi
Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat” Disusun oleh Anggi Rahmawati, NIM
11170182000020, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi
pada 5 Agustus 2022.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr, Abdul Aziz Hasibuan, M.Pd Zahrotul Munawwaroh, M.Pd


NIP. 195705111997031001 NUP. 9920113164

iv
ABSTRAK

Anggi Rahmawati (11170182000020), Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam


Pendidikan di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat. Skripsi Program
Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan pada peningkatan
minat masyarakat dalam pendidikan di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Adapun sumber
data dipilih secara purposive sampling yang terdiri dari kepala bagian pendidikan TMI, ketua
panitia penerimaan santri baru, 2 pengajar ustadz/ustadzah, 4 santri, dan 2 wali santri.
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk memeriksa keabsahan data,
penulis menggunakan teknik triangulasi yaitu trianggulasi data dan triangulasi metode.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa strategi yang
digunakan oleh Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat efektif karena terbukti
pondok pesantren tersebut mengalami peningkatan minat masyarakat di setiap tahunnya.
Strategi yang digunakan yaitu menggunakan strategi input, proses dan output. Pertama, yaitu
input. Input yang digunakan meliputi sumber daya manusia, biaya pendidikan, lokasi,
kurikulum, sarana dan prasarana. Kedua, proses. Di proses pendidikan terdiri dari kegiatan
pengembangan minat bakat dan kegiatan belajar mengajar. Ketiga, output. Output merupakan
hasil dari proses yang telah dijalankan oleh pondok pesantren, maka yang bisa dilihat dari
output ini yaitu berupa prestasi santri baik akademik amaupun non akademik. Meskipun
strategi yang digunakan bukan merupakan strategi khusus dalam meningkatkan minat
masyarakat, namun pondok pesantren tersebut mampu mempertahankan dan
mengembangkan faktor pendukung kenaikan minat masyarakat.
Kata Kunci: Strategi, Minat Masyarakat.

v
ABSTRACT

Anggi rahmawati ( 11170182000020 ), strategy greater community interest in education


in a hut pesantren madinatunnajah jombang ciputat. Skripsi program strata one ( s-1 )
the faculty of tarbiyah and teaching, the state islamic university syarif hidayatullah
jakarta, 2022 .
This research aims to review the strategy used on improving the community interest
in education in madinatunnajah jombang ciputat in boarding school. This study using a
qualitative approach with a method of descriptive. As for data source singled out by
purposive sampling consisting of the head of education, TMI chairman of the admissions
santri, 2 new educators ustadz / ustadzah, 4 santri, and 2 wali santri. Data collection research
is done through interviews, observation and the study documents. Data analysis was done
using, data collection techniques the reduction of data, presentation of data and the
withdrawal of conclusion and to check the validity of data the author uses the technique
triangulation namely trianggulasi data and triangulation method.
The results of research conducted by the writer suggests that the strategy used by in
boarding school madinatunnajah jombang ciputat effective because it proved in boarding
school has risen community interest in every year. A strategy that is using, input strategy
used the process and the output. The first, namely input. The input consist of human
resources, cost of education, the location of curriculum, facilities and infrastructure. Both, the
name is process. In the process of education consists of talent interest development activities
and the learning process. Third, the name is output. Output is the result of a process that has
been run by, in boarding school then who can be seen of the output it is the form of academic
achievement santri or non academic. Even though the strategy used is not a specific strategy
to increase community interest, but in boarding school was able to maintain and develop the
increase in the public interest supporting factors.
Keywords: strategy, public interest

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim...
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah, kesehatan dan kesempatan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa petunjuk dan
hidayah untuk umat manusia.
Alhamdulillah atas izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat” ini dengn baik dan lancar. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan
Manajemen Pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan dan rintangan karena
keterbatasan kemampuan peneliti. Namun berkat bimbingan, doa dari orangtua dan arahan
Dosen Pembimbing serta kesabaran, ketekunan yang disertai dengan usaha menjadi kunci
penyelesaian skripsi ini. Selain itu, adanya bantuan dan motivasi semua pihak, skripsi ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan waktu
dalam membantu penulis menyelesaikan berbagai kendala di jurusan saat penulisan
skripsi.
4. Dr. Abdul Aziz Hasibuan, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan Zahrotul Munawwaroh,
M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
dalam membimbing dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik selama menjalani
perkuliahan.

vii
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah mendidik,
membimbing, dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang baik kepada penulis
selama menjalani perkuliahan.
7. Mas Lingga Mochammad Cung, S.Pd, selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Pengajaran
TMI di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat yang sudah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ustadz Nakhrowi, S.Pd, selaku Guru Mapel dan Staff TU dan Ustadzah Siti Sa’diyah yang
telah membantu penulis untuk bersedia menjadi informan penelitian.
9. Ustadz Muhammad Fauzan Zidni, yang telah banyak membantu dari awal penelitian
hingga akhir di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat serta Ustadz Faldi,
selaku Bidang Kurikulum yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data dan
merekomendasikan informan penelitian.
10. Nenek-nenek tersayang, Ibu Suti dan Ibu Dartem yang selalu mendoakan dan mendukung
setiap langkah penulis.
11. Kedua orang tua tercinta, Bapak Akhmad Sukhemi dan Ibu Ruswati atas segala doa, kasih
sayang, kesabaran, motivasi, nasihat, serta dukungan moral maupun materil yang telah
diberikan. Tak ada kata yang mampu mendeskripsikan besarnya perjuangan yang sudah
dilakukan kepada penulis.
12. Adik kandung penulis, Fatwa Arifah dan Aqilah Humairoh Tsalis, yang selalu
memberikan dukungan dan menciptakan keceriaan saat menyelesaikan skripsi ini.
13. Abang abang sepupu tercinta, Eri Miswanto (Lik eri) yang menjadi guru sekolah penulis
dalam berbagai hal saat kecil, Edi Susanto (Lik Ed) yang baik hati sering memberikan
asupan eskrim, Andri Pratama ( Mas an) yang selalu mengajarkan berbagai hal termasuk
mengerjakan tugas kuliah, menerapkan prinsip ‘dilarang menyerah’ dan mengajarkan
bahasa arab meski sama sama belepotan hehe. Terimakasih sudah menemani penulis.
14. Teman penulis sedari kecil, Indri, Sindy, Tyas, Bela, dan Ine yang sudah menghiasi hari
hari dan cerita indah masa kecil. Tak lupa yang paling menyenangkan Rizqi Tri
Pamungkas dan Kusriyah yang selalu mewarnai hari hari penulis saat dirumah.
15. Teman teman sekolah penulis yang selalu membahas hal random terbaik, Rizqie, Bolu,
Gany dan Nida terimakasih karena selalu mengajak hunting masa sekolah dulu.
16. Teman satu asrama Latanza 2 yang selalu ada setiap bangun tidur hingga tidur kembali;
Yeni, Afy, Nine, Atul dan Aisyah serta Sirril yang selalu memberikan support kepada
penulis dalam hal apapun.

viii
17. Teman seperjuangan suka dan duka; April, Mije, Mutia, Layyin, Sri dan Jihat yang selalu
saling memberikan saran dalam menuju cita cita, finansial, dan partner deeptalk dan retjeh
dalam segala hal.
18. Sahabat-Sahabati Richeese; Uni Putri, Uus, Syifa, Alawiy, Embry, Dhimas, Dafik, Lazu,
Farhan, Qodir, Adel, Rahayu, Ilma, Yulia, dan Indah, terima kasih atas ilmu, kebersamaan,
kekompakan, pengalaman, dan semua yang telah kalian berikan.
19. Keluarga besar dan teman teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2017, yang saling
membantu, support, mendoakan serta mengukir banyak cerita indah selama perkuliahan.
Terimakasih.
20. Yayasan Beasiswa Jakarta, yang telah memberikan supply financial berupa beasiswa
setiap tahun sehingga penulis dapat memenuhi kebutuhan materil hingga akhir
perkuliahan.
21. Keluarga besar Sobat Mengajar Indonesia, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FITK
UIN Jakarta, dan LSO Cinema MP yang telah memberikan banyak pengalaman,
pembelajaran dan cerita indah selama penulis berkecimpung di dalam organisasi.
22. Keluarga besar angkatan 21 Nameer KAHFI BBC MOTIVATOR SCHOOL, terkhusus
untuk Ai, Sani dan Faren yang selalu care, memotivasi, memberikan saran dan masukan
dalam berbagai hal.
23. Mohammad Idris Jalaludin, yang selalu memberikan dukungan dan banyak membantu
dalam proses belajar penulis dalam segala hal.
24. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini namun tak
dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna, maka dari itu penulis
menerima masukan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
mohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.

Ciputat, 21 Juli 2022


Penulis,

Anggi Rahmawati

ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................. v

ABSTRACT.............................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................................vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xiii

DAFTAR BAGAN ................................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................................... 7

C. Batasan Masalah............................................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................................... 9

A. Strategi ........................................................................................................................... 9

1. Pengertian Strategi ...................................................................................................... 9

2. Jenis Jenis Strategi .................................................................................................... 10

3. Manfaat Strategi ........................................................................................................ 11

B. Minat Masyarakat......................................................................................................... 12

1. Pengertian Minat Masyarakat.................................................................................... 12

2. Unsur-unsur Minat Masyarakat ................................................................................. 15

3. Macam-macam Minat ............................................................................................... 18

4. Faktor-Faktor Timbulnya Minat................................................................................ 20

C. Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan ........................................ 26

x
1. Input .......................................................................................................................... 27

2. Proses ........................................................................................................................ 32

3. Output ........................................................................................................................ 33

D. Pondok Pesantren ......................................................................................................... 34

1. Pengertian Pondok Pesantren .................................................................................... 34

2. Fungsi dan Tujuan Pondok Pesantren ....................................................................... 35

3. Peranan pondok pesantren dalam pengembangan masyarakat ................................. 38

E. Penelitian yang relevan ................................................................................................ 40

F. Kerangka Berpikir ........................................................................................................ 44

BAB III METODE DAN PENELITIAN ................................................................................. 47

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 47

B. Pendekatan Dan Metode Penelitian ............................................................................. 47

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 48

D. Teknik Analisis Data .................................................................................................... 52

E. Teknik Pengujian Keabsahan Data .............................................................................. 54

F. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ..................................................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................................ 56

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................................. 56

1. Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat ..................................... 56

2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Madinatunnajah ............................................ 57

3. Visi, Misi, dan Tujuan ............................................................................................... 59

4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Madinatunnajah ........................................... 60

5. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Madinatunnajah ........................................ 61

6. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pondok Pesantren Madinatunnajah ................. 62

7. Keadaan Santri dan Latar Belakang Daerah di Pondok Pesantren Madinatunnajah. 63

B. Deskripsi dan Analisis Data ......................................................................................... 65

1. Input .......................................................................................................................... 67

xi
2. Proses ........................................................................................................................ 79

3. Output ........................................................................................................................ 82

BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 86

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 86

B. Saran ............................................................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................................... 94

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Motif dan Motivasi ................................................................................ 23


Tabel 2.2 Penelitian yang relevan ............................................................................................ 40
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................... 62
Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ......................... 63
Tabel 4.3 Data Jumlah Santri Tahun Ajaran 2021/2022 di Pondok Pesantren Madinatunnajah
.................................................................................................................................................. 64
Tabel 4.4 Jumlah Perkembangan Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Madinatunnajah
2017-2022 ................................................................................................................................ 65
Tabel 4.5 Kegiatan Ekstrakurikuler Santri TMI (Mts & MA) di Pondok Pesantren
Madinatunnajah........................................................................................................................ 80
Tabel 4.6 Jadwal Kegiatan Santri ............................................................................................ 81
Tabel 4.7 Prestasi Santri TMI (Mts & MA) di Pondok Pesantren Madinatunnajah ............... 83
Tabel 4.8 Sebaran Alumni ....................................................................................................... 84

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 4. 1 Struktur Organisasi ................................................................................................ 61


Bagan 4.2 Hasil Penelitian di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat ............ 66
Bagan 4.3 Alur Seleksi Penerimaan Santri Baru ..................................................................... 71

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Sertifikat Akreditasi ............................................................................................ 58


Gambar 4. 2 Brosur Rincian Biaya Penerimaan Santri Baru ................................................... 73
Gambar 4. 3 Lokasi Pondok Pesantren .................................................................................... 75
Gambar 4. 4 Bukti Fisik Bangunan Pondok Pesantren ............................................................ 79

xv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 TABEL UJI REFERENSI............................................................................... 95


LAMPIRAN 2 SURAT BIMBINGAN SKRIPSI.................................................................. 100
LAMPIRAN 3 SURAT PERMOHONAN PENELITIAN .................................................... 101
LAMPIRAN 4 SURAT KETERANGAN PENELITIAN ..................................................... 102
LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA....................................................................... 103
LAMPIRAN 6 TRANSKIP HASIL WAWANCARA KEPALA BAGIAN PENDIDIKAN
DAN PENGAJARAN TMI ................................................................................................... 105
LAMPIRAN 7 TRANSKIP HASIL WAWANCARA KETUA PANITIA PENERIMAAN
SANTRI BARU ..................................................................................................................... 111
LAMPIRAN 8 TRANSKIP HASIL WAWANCARA GURU 1 ........................................... 116
LAMPIRAN 9 TRANSKIP HASIL WAWANCARA GURU 2........................................... 122
LAMPIRAN 10 TRANSKIP HASIL WAWANCARA WALI SANTRI 1 ......................... 127
LAMPIRAN 11 TRANSKIP HASIL WAWANCARA WALI SANTRI 2 .......................... 131
LAMPIRAN 12 TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 1...................................... 140
LAMPIRAN 13 TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 2 ..................................... 145
LAMPIRAN 14 TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 3...................................... 149
LAMPIRAN 15 TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 4 ..................................... 152
LAMPIRAN 16 PEDOMAN OBSERVASI.......................................................................... 155
LAMPIRAN 17 LEMBAR HASIL OBSERVASI ................................................................ 156
LAMPIRAN 18 PEDOMAN DOKUMENTASI................................................................... 159
LAMPIRAN 19 LEMBAR HASIL DOKUMENTASI ......................................................... 161
LAMPIRAN 20 STRUKTUR ORGANISASI ...................................................................... 163
LAMPIRAN 21 DATA SARANA DAN PRASARANA ..................................................... 164
LAMPIRAN 22 DATA TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN .......... 166
LAMPIRAN 23 KEGIATAN PENERIMAAN SANTRI BARU ......................................... 171
LAMPIRAN 24 FOTO DAN DOKUMENTASI .................................................................. 172

xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman pada saat ini semakin menuntut setiap orang untuk
memiliki ilmu pengetahuan ataupun keterampilan. Globalisasi telah
menyebabkan setiap negara harus memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas. Lembaga pendidikan merupakan salah satu jalur yang dipilih untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seperti yang dikutip pada UUD
1945 pada alinea ke 4 salah satunya yang berbunyi “Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa” maka, dengan pernyataan tersebut sudah sangat jelas bahwa penddikan
adalah suatu faktor utama dalam kehidupan. Dengan meningkatnya kualitas
pendidikan tentunya akan meningkatkan pula kualitas sumber daya manusia.
Tujuan pendidikan menurut No.20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan
nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
serta menjadi warga negara yang demokratis.
Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk menyongsong masa depan
yang cerah, adanya pendidikan dapat membawa arah yang baik bagi generasi-
generasi millenial. Mendapat pengajaran ilmu pengetahuan dan juga ilmu-ilmu
untuk membentuk karakter ataupun akhlak yang baik. Namun, menurut Survei
Political And Economic Risk Consultan (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia
berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum
Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih
menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai
follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.1
Dalam mendukung kuaalitas pendidikan di Indonesia yang lebih baik
tentunya perlu kerjasama antara lembaga pendidikan dan masyarakat. Lembaga
pendidikan di Indonesia terdiri dari lembaga pendidikan formal, yaitu sekolah

1
Dinda Prastya, Kualitas Pendidikan di Indonesia.
https://www.kompasiana.com/KualitasPendidikandiIndonesia (diakses pada tanggal 21 desember 2020. Pukul
21.57).

1
2

umum dan pondok pesantren, serta lembaga pendidikan non formal seperti salah
satunya home schooling, sekolah paket, dll. Lembaga pendidikan harus terus
berupaya meningkatkan mutunya agar semakin tinggi pula minat masyarakat
terhadap pendidikan, khususnya lembaga pendidikan pondok pesantren yang
memiliki minat masyarakat yang rendah sebab masyarakat cenderung memilih
sekolah umum.
Pondok Pesantren menjadi salah satu alternatif pendidikan yang asli berasal
dari Indonesia. Pondok Pesantren merupakan pendidikan yang berisikan materi
ilmu pengetahuan umum dan juga ilmu-ilmu agama. Pondok pesantren
merupakan suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan
pengajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri
yang bersifat permanen. Maka pesantren kilat atau pesantren Ramadhan yang
diadakan di sekolah-sekolah umum misalnya, tidak termasuk dalam pengertian
ini.2 Menurut team Departemen Agama Direktorat Jenderal kelembagaan
Agama Islam dalam bukunya berjudul “Pondok Pesantren dan Madrasah
Diniyyah Pertumbuhan dan Perkembangannya” Pengertian Pondok Pesantren
adalah suatu komunitas tersendiri, di dalamnya hidup bersama-sama sejumlah
orang yang dengan komitmen hati dan keikhlasan atau kerelaan mengikat diri
dengan kiyai, tuan guru, buya, ajengan, abu atau nama lainnya, untuk hidup
bersama dengan standard moral tertentu, membentuk kultur atau budaya
tersendiri.3 Di pondok pesantren, santriwan dan santriwati dibekali ilmu agama
yang lebih luas dibandingkan di sekolah. Santri-santri sudah terbiasa untuk
bangun pagi memulai kegiatan ibadah baik itu sholat, mengaji ataupun hafalan.
Hal ini tentu sudah menjadi rutinitas santri dan diharapkan dapat diterapkan di
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan pondok pesantren maupun di
lingkungan rumah.
Minat masyarakat merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri beberapa
orang atau sejumlah orang yang berarti lebih dari satu terhadap suatu hal yang
disenangi yang membuatnya tertarik dan rasa ingin menetap pada hal tersebut.
Rendahnya minat masyarakat terhadap pendidikan di pondok pesantren
dikarenakan masyarakat masih menganggap sekolah umum memiliki kualitas

2
Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta:
Erlangga, 2000), hlm 2.
3
Departemen Agama RI, Pondok pesantren dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hlm. 1-2.
3

yang lebih baik dari pondok pesantren. Contohnya terjadi di salah satu pondok
pesantren daerah lampung. Pada tahun 2019 minat masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren cenderung rendah. Hal ini
dikarenakan persepsi masyarakat terkait lulusan pesantren sulit untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, permasalahan
lainnya yaitu kurangnya kelengkapan sarana prasarana, kualitas lulusan dan
prospek lulusan yang menjadi permasalahan rendahnya minat masyarakat
terhadap pendidikan di pondok pesantren.4 Untuk melihat suatu sekolah yang
sedang menjadi idola masyarakat ataupun digandrungi oleh banyak orang, maka
bisa dilihat dari jumlah minat ataupun antusiasme masyarakat terhadap sekolah
tersebut. Salah satu yang menjadi incaran minat masyarakat yaitu fasilitas sarana
dan prasarana yang ada pada sekolah tersebut. Jika sarana prasarana memadai
dan sesuai dengan kebutuhan, maka masyarakat akan mudah tertarik sehingga
akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kuantitas murid di sekolah.
Dibandingkan dengan lembaga pendidikan sekolah, lembaga pendidikan
pondok pesantren tentu sangatlah berbeda. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal yang hanya berisikan pengajaran-pengajaran ilmu
pengetahuan yang juga didalamnya berisi guru, dan juga peserta didik.
Sedangkan di pondok pesantren, terdapat pengajaran agama dan juga pengajaran
ilmu umum, serta di dalamya terdapat kiyai, santri, masjid, pondok dan juga
kitab kuning. Meskipun di sekolah ada pengajaran ilmu agama, namun waktu
yang dimiliki untuk pengajaran tersebut tidak sebanyak di pondok pesantren.
Pengajaran agama di sekolah hanya diberikan satu kali dengan waktu 2 jam
dalam seminggu. Di sekolah juga tidak tersedia fasilitas asrama atau tempat
tidur yang digunakan untuk peristirahatan para peserta didik. Biaya yang
dikeluarkan pun bervariasi, namun cenderung lebih murah dibanding biaya
masuk pondok pesantren. Hal ini juga dikarenakan beberapa hal, salah satu
diantaranya karena tidak adanya tempat untuk menginap atau asrama layaknya
pondok pesantren. Di sekolah anak dapat menyisihkan waktu dengan keluarga,
karena ketika berada di sekolah jangka waktu belajar biasanya hanya sampai
siang hari untuk ukuran Sekolah Dasar dan sampai sore hari untuk ukuran
Sekolah Menengah. Pada malam hari, anak masih memiliki waktu dengan

4
Sutrisno, “Analisis Faktor-Faktor Penentu Minat Siswa Memilih Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Pesantren Tahfizh Daarul Quran Lampung”, Jurnal Simplex, Vol.2, No.2, Edisi Agustus 2019, h. 51.
4

keluarga. Berbeda sekali dengan kehidupan para santri di pondok pesantren


yang rutinitas hariannya mengaji dan belajar. Mereka dituntut untuk mandiri,
kreatif dan mampu memecahkan masalah, minimal masalah pribadi. Waktu
dengan keluarga pun hanya bisa mereka peroleh ketika sedang libur ataupun
ketika memang dijenguk oleh keluarga. Beberapa hal tersebut juga membuat
orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah formal agar
memiliki lebih banyak waktu dengan anak, ataupun juga biaya yang cenderung
lebih murah.
Minat masyarakat dapat mempengaruhi perkembangan eksistensi pondok
pesantren dalam mengembangkan dakwah keagamaan. Sehingga minat
masyarakat amat penting untuk mengukur sampai sejauh mana kualitas dari
lembaga pendidikan pondok pesantren dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat. Data dari website Direktorat Jenderal Pondok Pesantren
Kementerian Agama menunjukan minat masyarakat terhadap pendidikan di
Tangerang Selatan pada tahun 2019/2020 berjumlah 14.370.5 Sementara data
dari website Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap
sekolah umum tahun 2019 /2020 sebesar 248.165.6 Hal ini menandakan bahwa
minat masyarakat terhadap sekolah umum lebih tinggi daripada pondok
pesantren.
Dalam hal ini harusnya pondok pesantren mempunyai strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan minat masyarakat dalam pendidikan. Strategi-
strategi tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pedoman dalam
meningkatkan jumlah minat masyarakat. Strategi yang digunakan tentunya
adalah yang sesuai dengan kondisi dan telah melihat kebutuhan masyarakat,
sehingga nantinya strategi yang digunakan dapat melihat peluang yang muncul.
Setiap pondok pesantren memiliki strategi yang berbeda beda untuk
meningkatkan minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut. Salah
satu pondok pesantren yang ada di daerah Tangerang Selatan yang memiliki
minat cukup tinggi adalah Pondok Pesantren Madinatunnajah.

5
Kemendikbud, Data Pokok Pendidikan, https://dapo.kemdikbud.go.id/pd/2/286300, (Diakses pada
tanggal 18 Juni 2022, pukul 21.58 WIB).
6
Kemenag, Statistik Data Pondok Pesantren Tangerang Selatan,
https://ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik?id=36, (Diakses pada tanggal 18 Juni 2022, pukul 22.00
WIB).
5

Pondok Pesantren Madinnatunnajah merupakan lembaga pendidikan formal


yang menggunakan kurikulum sekolah-pesantren berbasis modern. Pondok
Pesantren Madinatunnajah terletak di Jombang, Ciputat Tangerang Selatan dan
merupakan salah satu pondok pesantren yang mengedepankan kualitas
outputnya. Hal ini didukung dari data hasil wawancara yang menyebutkan
bahwa alumni pondok pesantren Madinatunnajah tahun 2021/2022 sebesar 40%
lolos Perguruan Tinggi Negeri, 10 % lolos Perguruan Tinggi Luar Negeri, dan
sisanya melanjutkan ke Perguruan Tinggi Swasta atau bekerja.
Berdasarkan hasil wawancara, meski memiliki kualitas output yang baik
penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren Madinatunnajah memiliki
kekurangan, diantaranya: tidak sesuainya kualifikasi beberapa tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan terhadap beban kerja yang berlebihan menyebabkan
mereka tidak optimal dalam melaksanakan pekerjaannya, proses kegiatan
belajar mengajar di pondok pesantren Madinatunnajah juga kurang berinovasi
karena masih menggunakan metode dan model pembelajaran melalui ceramah,
diskusi, sehingga kurang memanfaatkan teknologi. Permasalahan lainnya yaitu
website yang dimiliki oleh pondok pesantren Madinatunnajah belum dapat
diakses secara optimal sehingga sering mendapat komplain dari masyarakat.
Selain itu, sarana dan prasarana yang ada masih belum memadai, sehingga
beberapa kegiatan belajar mengajar dan ekstrakurikuler terhambat karena
kurang tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung.
Melihat dari berbagai permasalahan yang ada di pondok pesantren
Madinatunnajah tidak lantas membuat minat masyarakat menurun terhadap
pondok pesantren tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
jumlah santri baru setiap tahunnya selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada
Gambar 1.1.
6

Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Minat Masyarakat

Jumlah Santri
300

250

200

150

100 Jumlah Santri


50

Sumber: dokumen penerimaan peserta didik tahun 2017-2022


Dilihat dari data di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa setiap tahun ajaran
baru, Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang mengalami peningkatan
jumlah siswa.. Data lainnya juga dapat dilihat dari web Emis Pendis
Kementerian Agama Tangerang Selatan Tahun 2021, Pondok Pesantren
Madinnatunnajah memiliki jumlah santri sebanyak 1.280 dan pengajar dengan
jumlah 51.7 Jumlah tersebut merupakan jumlah santri dan pengajar paling
banyak diantara pondok pesantren lain di Tangerang Selatan. Hal ini tentu bisa
dilihat dari berbagai aspek yang dimiliki oleh Pondok Pesantren
Madinnatunnajah Jombang dan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Adanya
peningkatan pada jumlah santri juga menciptakan reputasi yang positif bagi
pihak pondok dan dapat meningkatkan nilai jual.
Meningkatnya jumlah santri setiap tahun di pondok pesantren
Madinatunnajah menunjukan tingginya minat masyarakat terhadap pondok
pesantren tersebut. Hal itu menandakan bahwa pondok pesantren
Madinatunnajah tentunya memiliki suatu keunggulan dalam menetapkan sebuah
strategi yang mampu menarik minat masyarakat. Minat masyarakat akan naik,
ketika pondok pesantren memiliki strategi yang sesuai dengan kebutuhan.

7
Emis Pendis Kementerian Agama, Data Pondok Pesantren, melalui alamat web
http://emispendis.kemenag.go.id/dashboard/?content=datapontren&action=list_pontren&prop=36&k=74&id=51
(diakses pada tanggal 10 Juli 2021. Pada pukul 09.00 wib).
7

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk meneliti


lebih lanjut mengenai strategi yang digunakan pondok pesantren
madinatunnajah untuk meningkatkan minat masyarakat. Hal ini penting sebab
pondok pesantren bisa berjalan tentu dengan dukungan masyarakat. Tingginya
minat masyarakat terhadap suatu pondok pesantren juga akan menciptakan
reputasi positif pondok pesantren terhadap publik.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasi masalah yaitu:
1. Masih rendahnya minat masyarakat dalam pendidikan di Pondok Pesantren
2. Rendahnya kualitas mutu lulusan Pondok Pesantren
3. Tidak sesuainya kualifikasi para pengajar di Pondok Pesantren
4. Kurang tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang baik di Pondok
Pesantren
5. Belum maksimalnya pelaksanaan program pondok pesantren dalam menarik
minat masyarakat
6. Belum optimalnya strategi yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka
penulis membatasi permasalahan yang diteliti mengenai judul “Strategi
Peningkatan Minat Masyarakat dalam Pendidikan di Pondok Pesantren
Madinnatunnajah Jombang Ciputat” yaitu Masih Rendahnya Minat Masyarakat
dalam Pendidikan di Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah mengenai :
1. Bagaimana Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan di
Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat ?
2. Apa saja Faktor pendukung dan penghambat minat masyarakat di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji dan menelaah strategi-strategi yang dilakukan oleh Pondok
Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat terhadap peningkatan minat
8

masyarakat
2. Untuk mendeskripsikan faktor faktor pendukung dan penghambat minat
masyarakat di Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat
F. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian tentu memiliki manfaat yang bisa dilihat
oleh para pembaca, manfaat tersebut diantaranya:
1. Untuk Universitas
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai seberapa penting minat
masyarakat terhadap pendidikan
2. Untuk sekolah
a. Penelitian ini dapat bermanfaat menambah wawasan tentang ilmu
manajemen di Pondok Pesantren.
b. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi untuk sekolah
ataupun Pondok Pesantren dalam meningkatkan minat masyarakat.
3. Untuk pembaca
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi
pengembangan ilmu pengetahuan tentang strategi peningkatan minat
masyarakat dalam pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Sebuah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan memerlukan strategi-
strategi yang dapat membantunya untuk mempermudah berhasilnya tujuan yang
diinginkan. Pengertian strategi banyak sekali pandangan menurut para ahli,
berikut pengertian strategi berdasarkan sumber yang penulis dapat:
Pengertian Strategi pada dasarnya berkaitan dengan taktik, terutama banyak
dikenal dalam lingkungan militer. Menurut KBBI, strategi memiliki beberapa
makna yaitu (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, (2) ilmu dan
seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang dalam
kondisi yang menguntungkan, (3) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus, (4) tempat yang baik menurut siasat perang.8
Strategi dipahami dalam bahasa yunani strategos atau strategus dengan kata
jamak strategi. Strategos berarti jendral tetapi dalam Yunani Kuno sering berarti
perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas.9 Strategi dalam dunia
militer adalah berbagai cara yang digunakan oleh panglima perang untuk
mengalahkan musuh dalam suatu peperangan. Sedangkan cara yang digunakan
oleh pasukan untuk memenangkan pertempuran disebut dengan istilah taktik.10
Prasetio Aji mendefinisikan strategi sebagai suatu teori mengenai cara bersaing
memberikan manajer suatu peta yang digunakan sebagai pemandu arah di wilayah
persaingan. Semakin akurat peta tersebut, semakin strategik pembuatan keputusan
yang dilakukan manajer.11
Dari ketiga perspektif tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan
suatu tindakan ataupun perencanaan dalam waktu jangka panjang yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini strategi amat sangat

8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
Edisi 3, h. 1092.
9
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi NonProfit,
(Jakarta: Grasindo, 2015). h. 61.
10
Ismail Sholihin, Manajemen Strategik, (Bandung: Erlangga, 2012), h. 24.
11
Prasetio Aji, Manajemen Strategi; Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Edisi 2, (Yogyakarta:
EXpert, 2019), h. 3.

9
10

berkaitan dengan pengelolaan berdasarkan analisis SWOT; Strength (kekuatan),


Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), Threats (ancaman). Pada analisis
SWOT diharapkan suatu organisasi dapat menggunakan strategi dengan tepat
sesuai kemampuan internal dari suatu organisasi. Dengan cara mendayagunakan
kekuatan yang dimiliki suatu organisasi ataupun sekolah, meminimalkan
kelemahan dan juga ancaman dari luar serta dapat mengelola dan memanfaatkan
dengan baik peluang yag muncul, sehingga mampu mencapai hasil ataupun tujuan
yang di inginkan. Strategi digunakan untuk menjawab segala perubahan eksternal
suatu organisasi. Maka, tentunya strategi harus disusun dengan baik dan
terencana.
2. Jenis Jenis Strategi
Jenis-jenis strategi banyak dikemukakan oleh para ahli, berdasarkan beberapa
pendapat para ahli berikut uraiannya:
Menurut Ahmad berpendapat perihal jenis strategi yang mengarah kepada
bentuk-bentuk strategi sebagai berikut:
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya
strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi,
strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang
agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi
pembangunana kembali suatu devisi baru atau strategi divestasi dan
sebagainya.
c. Strategi Bisnis
Strategi ini sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi
ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. 12

12
Ahmad, Manajemen Strategis, (Makassar: Nas Media Pustaka, 2020), h. 81.
11

Selain tiga bentuk strategi tersebut, salusu mengutip pendapat Kotten yang
membagi bentuk strategi menjadi empat yaitu:
a. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan
inisiatif-inisiatif stratejik.
b. Strategi Program (Program Strategy)
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari
program tertentu.
c. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan
kualitas kinerja organisasi. Sumber daya ini dapat berupa tenaga, keuangan,
teknologi, dan sebagainya.
d. Strategi Kelembagaan (Institutional Strategy)
Fokus dari strategi institusional ini adalah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategis. 13
Dari beberapa pandangan para ahli tersebut mengenai bentuk strategi
menyatakan bahwa jenis ataupun bentuk strategi dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan melihat dari keadaan dan situasi tertentu. Hal tersebut juga
menjelaskan bahwa penggunaan strategi tidaklah harus kaku dan dapat sesuai
kondisi atau kondisional.
3. Manfaat Strategi
Manfaat strategi dapat dimultitafsirkan dengan tujuan dari penggunaan strategi
adalah untuk mempermudah pihak pengelola pondok pesantren dalam menarik
minat masyarakat menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Dalam hal ini,
tujuan strategi juga memudahkan pengelola agar mengetahui kelemahan yang
dimiliki oleh pondok pesantren. Berikut manfaat strategi berdasarkan pendapat
para ahli yang sudah penulis rangkum:
Menurut Efri Novianto, secara umum manfaat penerapan strategi adalah
sebagai berikut: a) Visi strategi menjadi lebih jelas, b) Fokus yang lebih tajam atas

13
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi NonProfit,
(Jakarta: Grasindo, 2015), h. 105.
12

faktor yang penting secara strategis, c) Meningkatkan pemahaman mengenai


perubahan lingkungan yang sangat cepat. 14
Sementara Astiko dalam bukunya menyebutkan manfaat strategi, yaitu: a) cara
untuk mengantisipasi masalah masalah dan kesempatan kesempatan masa depan
pada kondisi lingkungan yang berubah dnegan cepat, b) dapat memberikan tujuan
dan arah perusahaan di masa depan dengan jelas kepada semua karyawan, c)
penggunaan strategi memudahkan pekerjaan dan kurang resikonya, d) untuk
memonitor apa yang dikerjakan dan apa yang terjadi dalam perusahaan, serta
dapat memberikan sumbangan terhadap kesuksesan perusahaan dan lembaga
pendidikan atau mengarah pada kegagalan, e) memberikan informasi dalam
merumuskan tujuan akhir dari perusahaan dengan memperhatikan etika
masyarakat dan lingkungannya, f) dapat membantu praktek praktek mengajar, g)
lebih efektif dalsaat menggunakan strategi.15 Pendapat lain juga mengemukakan
tujuh manfaat strategi dengan rincian yang berbeda. a) profitabilitas, b)
produktivitas tinggi, c) posisi kompetitif, d) keunggulan teknologi, e) keunggulan
SDM, f) iklim kerja, serta g) etika dan tanggung jawab sosial.16
Dapat disimpulkan bahwa manfaat strategi dalam peningkatan minat
masyarakat menjadikan fokus menjadi lebih terarah dalam mencapai suatu tujuan
dari lembaga pendidikan. Tujuan yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan
dapat memudahkan dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Dengan adanya
strategi yang jelas dan terarah memudahkan masyarakat dalam melihat dan
menilai keunggulan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan. Maka, mengetahui
manfaat strategi amat penting dalam kaitannya strategi agar suatu lembaga
pendidikan memiliki sasaran ataupun target, dan dapat mengatasi berbagai macam
masalah yang muncul.
B. Minat Masyarakat
1. Pengertian Minat Masyarakat
a. Pengertian Minat

14
Efri Novianto, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h. 16.
15
Astiko, Manajemen Strategi, (Malang: Banyumedia Publishing, 2014), h. 13-14.
16
Sujadi, “Konsep Manajemen Strategik sebagai Paradigma Baru di Lingkungan Organisasi
Pendidikan”, Jurnal STIE Semarang, Vol.3, No.3, Edisi Oktober 2011, h. 9-10.
13

Dalam Kamus Bahasa Indonesia bahwa minat merupakan kecenderungan


hati yang tinggi terhadap sesuatu.17 Minat menurut bahasa (Etimologi), ialah
usaha dan kemauan untuk mempelajari (learning) dan mencari sesuatu. Secara
(Terminologi), minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap
sesuatu hal.18 Menurut Sumardi suryabrata definisi minat adalah suatu rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau suatu aktivitas tanpa ada
yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minatnya.19
Dalam pandangan islam mengenai minat yang terdapat dalam Al-Qur’an
yaitu sebagai berikut: Allah berfirman dalam QS. Al Isra’ (84) :17

َ ‫ع ٰلى شَا ِكلَ ِت ٖۗه فَ َر ُّب ُك ْم ا َ ْعلَ ُم ِب َم ْن ه َُو ا َ ْه ٰدى‬


‫س ِبي ًْل‬ َ ‫قُ ْل ُك ٌّل َّي ْع َم ُل‬
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai
pembawaannya masing-masing”. Maka tuhanmu lebih mengetahui siapa yang
lebih benar jalannya.
Tafsir dari ayat tersebut menurut Kementerian Agama RI yaitu
Katakanlah wahai Nabi Muhammad, “Setiap orang berbuat sesuai dengan
keadaannya masing-masing, yakni sesuai pembawaannya, caranya dan
kecenderungannya dalam mencari petunjuk dan menempuh jalan menuju
kebenaran.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya
dan siapa yang lebih sesat jalannya. Kepada setiap orang dari kedua golongan
itu Tuhan memberikan balasan sesuai dengan perbuatannya.
Sehingga dapat kita ambil kesimpulan berkaitan dengan minat, maka
tiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaannya masing masing dalam
menentukan suatu pilihan yang hadir dalam hidupnya. Ketika seseorang akan
memilih sesuatu maka ia akan cenderung memilih pada sesuatu yang
membuatnya tertarik, suka sesuai dengan caranya sendiri atau mencari
pendapat orang lain. Jika minat yang ia miliki baik dan ditujukan pada Allah
maka ia termasuk orang-orang yang mendapatkan keberuntungan. Begitupun
sebaliknya, seseorang yang memiliki minat cenderung pada sesuatu yang tidak

17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
h.744.
18
Yayat Suharyat, “Hubungan Antara Sikap, Minat, Latihan dan Kepemimpinan”, Jurnal Region, Vol.
1, No.3 (3 September 2009), h. 5.
19
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 27.
14

baik dan bukan karena Allah serta tidak sesuai dengan perintahNya maka ia
termasuk golongan orang yang merugi. Sama halnya dengan masyarakat yang
memilih menyekolahkan anaknya di pondok pesantren, jika ia ikhlas lillahi
ta’ala demi anaknya mendapat pendidikan yang baik dan beragama, maka ia
akan mendapat keberuntungan. Namun ketika ia menyekolahkan anaknya ke
lembaga pendidikan yang tidak terjamin kualitasnya, asal-asalan hal tersebut
juga dapat berdampak pada pribadi anak dan nilai kebermanfaatan yang
kurang untuk orang tuanya dan lingkungannya.
Sedangkan dalam pengertian lainnya dijelaskan bahwa minat adalah suatu
keadaaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan
disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan
lebih lanjut.20 Dalam hal ini, minat amat penting dalam menimbulkan perasaan
yang muncul dalam diri seseorang hingga nantinya seseorang akan
memberikan perhatian pada objek tertentu dan mempelajarinya.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan dorongan
yang timbul dari dalam maupun dari luar diri seseorang yang menyukai
sesuatu dan tertarik terhadap sesuatu hal sehingga dapat membuatnya
mengalami kecenderungan dan rasa ingin menetap. Minat dapat timbul akibat
pengaruh yang membuatnya merasa tertarik sehingga akan memperhatikan
satu hal yang hanya ia senangi dan dilakukan secara terus menerus.
b. Pengertian Masyarakat
Masyarakat disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa
masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat
oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.21
Sedangkan menurut Hamalik dalam bukunya berjudul Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu
sistem atau totalitas, yang di dalamnya terdapat berbagai subsistem
kepercayaan, subsistem nilai atau norma-norma, subsistem kebutuhan, dan
subsistem permintaan.22 Pendapat lainnya juga mengemukakan bahwa
masyarakat adalah sejumlah manusia yang jadi satu kesatuan golongan yang

20
Fahmi Gunawan & Heksa Biopsi Puji Hastuti, Senarai Penelitian Pendidikan, Hukum, dan Ekonomi
di Sulawesi Tenggara, (Sleman; CV Budi Utomo, 2018), h. 3.
21
Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit, h. 721.
22
Umar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016),
h. 74.
15

berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Selain itu,


masyarakat bisa diartikan sebagai salah satu satuan sosial dalam sistem sosial,
atau kesatuan hidup manusia.23
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Masyarakat merupakan
sekelompok orang yang berarti lebih dari satu, yang didalamnya terdapat suatu
interaksi antar individu dengan lainnya yang membentuk berbagai peraturan.
Manusia memang merupakan makhluk sosial yang pastinya selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain, sehingga tidak mungkin dapat hidup
sendiri tanpa butuh bantuan.
c. Pengertian Minat Masyarakat
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa minat
masyarakat merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri beberapa orang
atau sejumlah orang yang berarti lebih dari satu terhadap suatu hal yang
disenangi yang membuatnya tertarik dan rasa ingin menetap pada hal tersebut.
Namun, Minat masyarakat bukan hanya dapat di ekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan bahwa masyarakat lebih menyukai sesuatu dari
pada sesuatu yang lain. Tetapi bisa dilihat dengan cara konsisten masyarakat
dalam menilai sesuatu dengan rasa senang dan tertarik.
2. Unsur-unsur Minat Masyarakat
Unsur-unsur minat dapat diartikan sebagai tolak ukur keinginan seseorang
terhadap sesuatu. Adapun unsur-unsur minat sebagai berikut:
a. Perasaan tertarik
Seperti yang telah dikemukakan oleh Sumardi suryabrata bahwa minat
dapat menimbulkan rasa suka dan tertarik pada suatu objek ataupun kegiatan
tertentu meski tidak ada yang menyuruh. Hal ini mnegakibatkan semakin
seseorang memiliki minat semakin besar pula rasa tertarik yang muncul dalam
dirinya.
Minat dapat tumbuh di dalam diri seseorang dengan dimulainya rasa
tertarik pada sesuatu hal. Dengan adanya minat seseorang akan melakukan
berbagai aktivitas dengan sendirinya tanpa menunggu perintah dari orang lain.
Perasaan tertarik dapat dimulai dengan adanya suatu masyarakat yang
mulai mengamati dan akhirnya memikirkan secara terus menerus, kemudian

23
Gunsu Nurmansyah, dkk, Pengantar Antropologi : ikhtisar Mengenal Antropologi, ( Bandar
Lampung: Publikasi Universitas Bandar Lampung, 2019), h. 46.
16

menimbulkan ketertarikan pada suatu hal. Seperti halnya masyarakat yang


mendapat saran atau masukan dari pihak lain untuk menyekolahkan anaknya
di suatu pondok pesantren hingga akhirnya mengamati kemudian memikirkan
untuk selanjutnya timbul perasaan tertarik dalam menyekolahkan anaknya di
pondok pesantren. Perasaan tertarik lainnya juga dapat timbul saat orang tua
melakukan survey dan juga perbandingan dengan lembaga pendidikan lain, hal
tersebut dapat mempengaruhi ketertarikan minat pada kualitas yang dimiliki
oleh lembaga pendidikan pondok pesantren.
b. Perasaan senang
Melalui perasaan senang dapat menimbulkan sikap positif, sebaliknya
perasaan tidak senang akan menimbulkan sikap negatif. Seseorang yang
senang terhadap sesuatu maka timbulah semangat untuk melakukan kegiatan
yang disenangi itu.24
Masyarakat yang mempunyai perasaan senang terhadap suatu lembaga
pondok pesantren maka akan timbul pemikiran untuk menyekolahkan anaknya
ke lembaga pondok pesantren tersebut. Namun sebaliknya, jika suatu
masyarakat kurang senang terhadap lembaga pondok pesantren, maka tidak
akan menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren.
Perasaan-perasaan senang itu akan muncul karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: kualifikasi SDM atau pengajar yang sesuai
dengan gelarnya, program-program unggulan yang ditawarkan dan dapat
menunjang minat bakat santrinya, fasilitas sarana dan prasarana yang
menunjang kegiatan belajar dan mengaji, output mutu lulusan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, akreditasi pondok pesantren.
c. Perhatian
Kata perhatian seringkali terdengar dalam kehidupan sehari-hari .
Terdapat beberapa pengertian dari salah satu unsur minat perhatian ini.
Menurut Mustaqim, perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju
pada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas
yang dilakukan. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata, perhatian adalah

24
Ana Salamah, ”Minat Masyarakat Menyekolahkan Anak (Studi Kasus Pada MTs An-Nur SP3
Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara)”, Skripsi pada IAIN Palangkaraya,
Palangkaraya, 2018, h. 13, tidak dipublikasikan.
17

banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas yang dilakukan.25


Pendapat lainnya mengatakan bahwa perhatian adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang
datang dari lingkungannya.26
Perhatian dapat muncul karena adanya rasa tertarik dalam diri
seseorang hingga nantinya menimbulkan minat pada sesuatu hal. Bisa juga
seseorang yang memiliki minat pada sesuatu hal nantinya akan mendorong
timbulnya perhatian pada suatu hal yang diminatinya. Perhatian biasanya
dilakukan secara terus menerus dan akan terus berdampingan dengan minat.
Sama halnya dengan suatu masyarakat yang minat menyekolahkan anaknya ke
pondok pesantren, maka masyarakat tersebut akan terdorong untuk
memberikan perhatian yang lebih kepada pondok pesantren yang ia minati
tanpa ada yang menyuruh. Perhatian juga dapat berasal dari lembaga
pendidikan pondok pesantren ketika melakukan pelayanan kepada masyarakat.
perhatian yang diciptakan oleh pihak pondok pesantren mampu menimbukan
minat dari masyarakat sehingga mau menyekolahkan ankanya di pondok
pesantren tersebut.
d. Sikap
Istilah sikap juga diartikan attitude dalam bahasa inggris. Attitude
adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan
untuk bereaksi yang dihadapi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Sikap
adalah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian,
keyakinan.27 Menurut Berkowitz dalam Saifudin Azwar sikap adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Sikap juga
diartikan sebagai ‘derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek
psikologis’.28 Sedangkan menurut Abu Ahmadi, sikap adalah tendensi untuk
bereaksi dalam cara suka atau tidak suka terhadap suatu objek29

25
Sumadi Suryabrata, Op.Cit.,h. 14.
26
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka Cipta, 2003), h. 105.
27
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 1063
28
Saifudin Azwar, Sikap Manusia:Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.
5.
29
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial suatu pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.
64.
18

Pendapat lainnya menurut Yayat Suharyat sikap merupakan hasil dari


proses sosialisasi dan interaksi seseorang dengan lingkungannya, yang
merupakan perwujudan dari pikiran, perasaan seseorang serta penilaian
terhadap obyek, yang didasarkan pada pengetahuan, pemahaman, pendapat
dan keyakinan dan gagasan-gagasan terhadap suatu obyek sehingga
menghasilkan suatu kecenderungan untuk bertindak pada suatu obyek.30
Dari beberapa pendapat tersebut, maka disimpulkan bahwa sikap
merupakan hasil dari pengolahan pikiran yang berdasarkan pada pengetahuan
dan keyakinan pada sesuatu hal dan diekspresikan menggunakan perasaan.
Sikap dapat menunjukan karakter sesorang berdasarkan kesukaannya atau
ketidaksukaannya pada suatu hal. Seperti misalnya, ketika masyarakat mulai
menilai serta merespon dengan baik suatu pondok pesantren, maka masyarakat
akan menunjukan ekspresi sikap yang cenderung kepada perasaan positif
kepada pondok pesantren tersebut. Namun, ketika masyarakat merespon
dengan ketidaksukaanya kepada pondok pesantren tersebut, maka akan
memunculkan perasaan negatif yang menjadi penilaian kepada pondok
pesantren.
Begitu juga dengan adanya sikap yang dimiliki oleh lembaga
pendidikan Pondok Pesantren, dengan adanya sikap yang baik dari pihak
lembaga pendidikan Pondok Pesantren hal tersebut dapat memunculkan
perasaan positif yang nantinya dapat ditangkap oleh masyarakat sehingga
menjadi penilaian yang dapat menarik minat masyarakat. Namun berbeda
halnya ketika sebuah lembaga pendidikan memunculkan sikap yang cenderung
negatif maka dapat menjadi penilaian yang negatif dari masyarakat dan
masyarakat enggan dalam memilih menyekolahkan anaknya di lembaga
pendidikan tersebut.
3. Macam-macam Minat
Minat menjadi faktor penting bagi lembaga pendidikan pondok pesantren
dalam menarik respon positif masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di
pondok pesantren. Berikut penjelasan minat menurut beberapa ahli:
Menurut pendapat Abdul Rahman Shaleh dalam Riyan, minat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:

30
Yayat Suharyat, Op.Cit, h. 5.
19

a. Berdasarkan timbulnya minat dibedakan menjadi 2 macam antara lain:


1) Minat Primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau
jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan
enak dan nyaman, kebebasan beraktivitas serta seks.
2) Minat Kultural atau sosial adalah minat yang timbulnya karena proses
belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita.
Misalnya minat indvidu untuk sekolah di pondok pesantren yang
sebelumnya mempunyai pengalaman bahwa lingkungan akan lebih
menyukai orang-orang yang bersekolah di pondok pesantren, sehingga hal
tersebut menimbulkan minat individu untuk sekolah di pondok pesantren
agar mendapat perhatian dari lingkungan.
b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Minat Intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas
itu sendiri, ini merupakan minat yang lebbih mendasar atau minat asli.
Misalnya seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau
karena memang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan
pujian atau penghargaan.
2) Minat Ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari
kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan
minat tersebut hilang. Misalnya sesorang belajar dengan tujuan untuk
berhasil lolos seleksi masuk pondok pesantren.
c. Berdasarkan cara mengungkapkan minat atau bentuk pengekspresian diri,
minat dapat dikbedakan menjadi empat macam, terdiri atas:
1) Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal menunjukkan
apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau
aktifitas.
2) Manifest Interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada
suatu kegiatan tertentu.
3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau
keterampilan dalam suatu kegiatan.
4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau
20

daftar aktifitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.31


Menurut Gagne membedakan minat yang ada pada diri individu menjadi dua
macam, yaitu minat spontan dan minat terpola. Minat spontan merupakan minat
yang muncul secara spontan dalam diri sesorang tanpa adanya pengaruh dari
lingkungan luar, sedangkan minat terpola terbentuk karena adanya suatu aktivitas
yang telah terencana dan terpola, misalnya kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan siswa selama berada di kelas, siswa akan minat suatu pelajaran tertentu
dikarenakan adanya pengaruh dari sistem pembelajarn yang ada di sekolah.32
Berdasarkan pandangan para ahli di atas, macam-macam minat dapat
dipergunakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dan bisa disesuaikan
berdasarkan situasi dan kondisi. Karena minat menjadi faktor penting dalam
memperoleh respon positif dan menarik minat masyarakat, maka lembaga
pendidikan pondok pesantren perlu mengetahui berbagai macam-macam minat
sehingga dapat menempatkan respon masyarakat dalam ketertarikan minatnya
pada lembaga pendidikan pondok pesantren.
4. Faktor-Faktor Timbulnya Minat
Adanya minat dalam diri masyarakat terbentuk dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Berikut faktor-faktor timbulnya minat menurut pendapat para
ahli:
Menurut Fahmi Gunawan dalam bukunya berjudul “Senarai Penelitian
Pendidikan, Hukum, dan Ekonomi di Sulawesi Tenggara” Ada tiga faktor yang
mempengaruhi timbulnya minat, yaitu dorongan dari dalam, motif sosial, dan
faktor emosional atau perasaan. Ketiga faktor tersebut jika dijelaskan yaitu: 33
a. Faktor dorongan dari dalam
Artinya mengarah pada kebutuhan kebutuhan yang muncul dari dalam
individu, merupakan faktor yang berhubungan dengan dorongan fisik, motif,
mempertahankan diri dari rasa lapar, rasa takut, rasa sakit, juga dorongan ingin
tahu membangkitkan minat untuk mengadakan penelitian dan sebagainya.
b. Faktor motif sosial
Artinya mengarah pada penyesuaian diri dengan lingkungan agar dapat
31
Riyan Pradesyah, “Pengaruh Promosi Dan Pengetahuan Terhadap Minat Masyarakat melakukan
Transaksi Di Bank Syariah (Studi Kasus Di Desa Rahuning)”, Jurnal Ekonomi Islam, Al-Sharf Vol. 1, No. 2,
Edisi Oktoboer 2020, h. 120.
32
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada Media Group,
2016), h. 60.
33
Fahmi Gunawan, Op. Cit, h. 6.
21

diterima dan diakui oleh lingkungannya atau aktivitas untuk memenuhi


kebutuhan standar sosial, seperti bekerja, mendapatkan status, mendapatkan
perhatian dan penghargaan.
c. Faktor emosional dan perasaan
Artinya minat yang erat hubungannya dengan perasaan atau emosi,
keberhasilan dalam beraktivitas yang didorong oleh minat akan membawa rasa
senang dan memperkuat minat yang sudah ada, sebaliknya kegagalan akan
mengurangi minat individu tersebut.
Sedangkan menurut Trygu, minat seseorang timbul karena ada pengaruh dari
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya minat adalah
sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Pada faktor internal berarti minat berasal dari dalam dirinya sendiri.
contohnya status ekonomi, tinggi atau rendahnya tingkat pendidikan yang
dimiliki, psikis atau kondisi kejiwaan dari individu itu sendiri.
b. Faktor Motivasi Sosial
Dalam motivasi sosial, artinya minat individu terhadap sesuatu dipengaruhi
oleh situasi dan kondisi dari sekitar lingkungannya.
c. Faktor Emosi
Pada faktor emosi, minat berkaitan dengan perasaan yang dimiliki oleh
seseorang individu. 34
Dari beberapa pendapat para ahli, maka penulis merangkum faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya minat yaitu terdiri dari faktor Internal (dalam diri
sesorang, dan juga faktor eksternal (dari luar seseorang):
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan salah satu faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang terhadap suatu minat yang berpengaruh saat menyekolahkan
anaknya di lembaga pendidikan tertentu khususnya pondok pesantren. adapun
faktor internal yang mempengaruhi minat masyarakat yaitu:
1) Kebutuhan

34
Trygu, Psikologi Suatu PengantarDalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 18
22

Menurut Herry Murray kebutuhan adalah sesuatu kekuatan hipotesis


terhadap terjadinya persepsi, intelegensi, dan tindakan seseorang.35
Pendapat lain yang dikutip oleh Alwisol menurut Murray kebutuhan atau
Needs adalah konstruk mengenai kekuatan otak yang mengorganisir
berbagai proses seperti persepsi, berfikir, berbuat untuk mengubah kondisi
yang ada dan tidak memuaskan, bisa dibangkitkan oleh proses internal,
tetapi lebih sering dirangsang oleh faktor lingkungan, biasanya Needs di
barengi dengan perasaan atau emosi khusus, dan memiliki cara khusus
untuk mengekspresikannya dalam mencapai permasalahan.36
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
merupakan sesuatu hal yang diperlukan untuk memenuhi keberlangsungan
hidup. Kebutuhan menjadi faktor internal seseorang dalam memiliki minat
terhadap pendidikan di pondok pesantren dikarenakan setiap individu pasti
memiliki tujuan hidup yang berbeda. Dengan adanya kebutuhan, individu
dapat menilai mana yang baik dan mana yang buruk untuk masa depan.
Kebutuhan dapat menjadi faktor ataupun pemicu munculnya minat pada diri
individu untuk menyekolahkan anaknya di pondok pesantren yang
berkualitas yang mampu menunjang prestasi, pintar dalam akademik
maupun non akademik, dan dapat memperoleh kehidupan yang baik di
kemudian hari.
2) Motif
Kata “motif” dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.37 Motif adalah dorongan yang sudah
terikat pada suatu tujuan. Motif menunjuk hubungan yang sistematik antara
sutau respon dengan keadaan dorongan tertentu. Motif yang ada pada diri
sesorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan
mencapai sasaran kepuasan.38 Motif merupakan keadaan dalam pribadi
orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas

35
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h. 331.
36
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2019), Cet. 1, Edisi Revisi, h. 194.
37
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Edisi 1, Cet. XXII, (Jakarta: Rajawali Press,
2018, h. 73.
38
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati S, Teori-teori psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h.
83.
23

tertentu guna mencapai suatu tujuan.39 Perbedaan motif dan motivasi


digambarkan dalam buku Abdul Rahman Shaleh yaitu
Tabel 2.1
Perbedaan Motif dan Motivasi
MOTIF MOTIVASI
• Dorongan • Pendorong tingkah laku
• Daya Gerak • Pemberi rangsang
• Rangsangan • Penggerak tingkah laku
• Insting • Pemberian atau pemunculan motif
A set predisposes the individual of mengacu pada upaya untuk
certain activities and for seeking menggerakkan dan memunculkan
certain goals (kecenderungan) tingkah laku40

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motif


merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang yang dapat
mendorongnya untuk berbuat atau melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam hal ini, masyarakat yang akan menyekolahkan
anaknya di suatu lembaga pendidikan pondok pesantren, biasanya sudah
memiliki motif atau dorongan dalam dirinya mengapa memiliki minat
terhadap pondok pesantren tersebutatau mengapa harus menyekolahkan
anka di pondok pesantren tersebut. Sebaliknya, pihak pondok pesantren
dalam menarik minat masyarakat tentu mempunyai motif dan dorongan
tersendiri mengapa pondok pesantren tersebut harus dapat menarik minat
masyarakat, atau mengapa masyarakat harus menyekolahkan anaknya di
pondok pesantren tersebut.
3) Emosi atau perasaan
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa setiap keadaan
pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah
(dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).41 Sedangkan
menurut emosi dalam bahasa inggris “Emotion” yang berarti gambaran dari

39
Sumadi Suryabrata, Op. Cit, h. 70.
40
Abdul Rahman Shaleh, Op.Cit, h. 183.
41
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama, 2011), Cet ke 1, h.
188.
24

pikiran atau perasaan.42 Perasaan merupakan suatu keadaan dari individu


dari suatu waktu sebagai akibat dari stimulus yang mengenainya. Kalau
keadaan telah begitu melampaui batas hingga untuk mengadakan hubungan
dengan sekitarnya mungkin terganggu, hal ini akan menyangkut soal
emosi.43
Dengan adanya emosi ataupun perasaan dapat membuat individu
mempunyai perasaan yang dapat meningkatkan minat. Perasaan bisa
meliputi perasaan senang terhadap pondok pesantren dan juga perasaan
tertarik. Ketika seorang individu sudah merasakan kualitas yang bermutu
dari pondok pesantren , mendapatkan pelayanan yang baik dan dapat
memenuhi kebutuhan dari tujuan yang diinginkan oleh para orang tua dan
anak, maka akan muncul perasaan senang dan memunculkan minat untuk
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Perasaan senang juga dapat
muncul ketika telah menyekolahkan anaknya di pondok pesantren yang
mereka percayai. Selanjutnya perasaan tertarik dapat timbul dari perasaan
senang seorang individu yang menyukai suatu pondok pesantren. Perasaan
tertarik juga dapat muncul dari keigintahuan orang tua tentang kualitas
pondok pesantren yang mereka ketahui dari cerita lingkungan sosial
mereka. Hal tersebut memicu perasaan tertarik, apalagi jika promosi
tersebar menggunakan mulut ke mulut.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan salah satu faktor yang berasal dari luar diri
individu terhadap suatu minat yang berpengaruh saat menyekolahkan anaknya
di lembaga pendidikan tertentu khususnya pondok pesantren. Faktor eksternal
tersebut diantaranya:
1) Keluarga
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak masing-masing saling
mempengaruhi, saling membutuhkan, semua meladeni orang, dan seorang
meladeni semua.44 Keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi dorongan minat pada diri seseorang. Hal tersebut

42
Agus Santoso, Mengontrol Emosi Menjadi Seni, ( Jawa Timur: Global Aksara Pres, 2021), h. 1.
43
Abdul Rahman Shaleh, Op.Cit, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 161.
44
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press,
2011), h. 91.
25

dikarenakan peran keluarga yang seringkali terlibat dalam pengambilan


keputusan. Faktor yang seringkali berpengaruh di dalam keluarga
diantaranya berupa; kondisi finansial atau perekonomian orang tua,
komunikasi yang terjadi di dalam keluarga, serta adanya budaya dalam
keluarga, dan pendidikan orang tua. Hal tersebut dapat mempengaruhi
seorang anak maupun orang tua dalam memiliki minat terhadap pendidikan
di pondok pesantren.
Faktor kondisi finansial atau perekonomian orang tua dapat
mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di pondok
pesantren, karena hal ini terkait dengan biaya masuk pondok pesantren yang
lebih besar diabanding dengan sekolah umum. Apabila kondisi
perekonomian dalam keadaaan baik, maka minat orang tua menyekolahkan
anaknya di pondok pesantren akan semakin besar, namun sebaliknya jika
orang tua dalam kondisi perekonomian yang buruk minatnya akan
berkurang. Komunikasi dalam keluarga juga dapat mempengaruhi minat,
karena hal ini tentu dapat membantu meyakinkan anak, jika seorang anak
masih enggan untuk berjauhan dengan orang tua. Faktor selanjutnya yaitu
adanya budaya dalam keluarga, hal ini tentu dikarenakan budaya seperti
turun temurun dalam menyekolahkan anak di suatu lembaga pendidikan
tertentu atau di pondok pesantren yang sudah menjadi langganan turun
temurun. Faktor yang terakhir adalah pendidikan orang tua, hal ini
dikarenakan pendidikan orang tua dapat mempengaruhi keputusan dalam
memilih menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan yang berkualitas.
2) Lembaga pendidikan pondok pesantren
Dalam mencapai minat, seseorang akan melihat bagaimana kualitas
dari pondok pesantren yang mereka lihat. Masyarakat cenderung memiliki
minat terhadap suatu lembaga pendidikan pondok pesantren dikarenakan
beberapa hal seperti: fasilitas sarana prasarana yang dimiliki baik untuk
santri maupun untuk orang tua ketika berkunjung, kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat ataupun yang dapat menunjang prestasi
siswa, program program unggulan yang dimiliki pondok pesantren yang
tidak kalah bagus dengan sekolah umum, kualifikasi pengajar yang sesuai,
dan biaya masuk pondok pesantren yang terjangkau.
3) Lingkungan sosial
26

Lingkungan sosial amat berpengaruh terhadap minat orang tua dalam


menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Apabila suatu masyarakat
yang mempunyai lingkungan sosial mengedepankan kualitas pendidikan
anak anaknya, maka akan tercipta lingkungan yang baik dan dapat
memunculkan minat pada semua orang tua di lingkungan tersebut. Namun,
ketika suatu masyarakat tinggal di lingkungan yang kurang peduli terhadap
pendidikan anaknya, yang menyuruh anak bekerja sebelum waktunya,
pengangguran dan lain sebagainya maka akan tercipta lingkungan yang
kurang baik.
Minat orang tua dapat muncul salah satunya dengan adanya faktor
lingkungan sosial, apalagi masyarakat yang sering mengatakan pondok
pesantren unggulan. Maka akan menciptakan ketertarikan para orang tua
untuk menyekolahkan anaknya di pondok pesantren unggulan tersebut.
Sehingga hal tersebut juga memicu individu untuk mencapai posisi tinggi di
lingkungan dengan label menyekolahkan anaknya di pondok pesantren
unggulan.
Lingkungan sosial juga mendominasi dalam hal promosi yang
dilakukan suatu masyarakat yang telah mendapatkan kepuasan dari kualitas
suatu pondok pesantren. Promosi tersebut bukan semata-mata karena
suruhan dari pihak pondok pesantren, namun biasanya promosi lebih cepat
tersebar dari mulut ke mulut di lingkungan sosial.
C. Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan
Strategi minat masyarakat dalam pendidikan merupakan kiat untuk
meningkatkan keinginan atau kepuasan masyarakat dalam pendidikan. Adapun
meningkatnya minat masyarakat dapat dipengaruhi karena kebutuhan akan layanan
dan kualitas yang diharapkan masyarakat sesuai dengan keinginannya. Dalam
meningkatkan minat masyarakat, lembaga pendidikan perlu memiliki strategi-strategi
yang dapat menjawab pemenuhan kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam
pendidikan pondok pesantren.
Strategi peningkatan minat masyarakat dalam pendidikan di penelitian skripsi
ini berfokus pada bagaimana lembaga pendidikan pondok pesantren bisa
meningkatkan pelaksanaan pendidikannya dari mulai:
27

1. Input
Input pendidikan adalah segala sesuatu masukan yang tersedia karena untuk
berlangsungnya proses pendidikan.45 Pengertian lainnya menyebutkan input
pendidikan adalah segala sesuatu karakteristik yang tersedia dari lembaga sekolah
karena dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses pendidikan.46 Dalam
penelitian ini menjelaskan bahwa peningkatan minat masyarakat di suatu lembaga
pendidikan pondok pesantren dilihat dari kesiapan pondok pesantren dalam
menjalankan proses-proses pendidikan ke depannya. Pada pembahasan input
dalam penelitian ini hanya berfokus kepada:
a. Sumber Daya Manusia di Pondok Pesantren
Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang menjadi faktor
pendukung minat masyarakat karena sumber daya manusia yang berkualitas
akan menghasilkan lulusan santri yang berkualitas dan mampu
mengembangkan kualitas mutu pendidikan pondok pesantren tersebut. Adapun
aspek sumber daya manusia bagi pondok pesantren yang perlu diperhatikan
dalam mutu pendidikan agar minat masyarakat meningkat adalah proses
rekruitmennya. Dalam hal ini, lembaga pendidikan pondok pesantren perlu
memiliki berbagai persiapan dalam proses penarikan atau rekruitmen pada
sumber daya manusia baik santri, tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan. Sumber daya manusia pada santri bisa masuk pada input
pendidikan karena bisa menarik minat masyarakat, apabila pada proses
penerimaan santri baru (PSB) pondok pesantren mampu menjaring santri-
santri yang memiliki potensi baik akademik, non akademik dan juga hasil tes
seleksi sesuai dengan visi misi pesantren. Adapun rekrutmen adalah proses
menarik minat dan mengumpulkan calon pemegang jabatan yang sesuai
dengan rencana SDM untuk menduduki suatu jabatan tertentu. Sedangkan
seleksi adalah proses pemilihan kandidat (calon karyawan) yang disesuaikan
dengan jabatan yang lowong.47 Pendapat lainnya menurut Mulyasa, rekrutmen
yaitu suatu upaya untuk mencari dan mendapatkan calon calon tenaga
kependidikan yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian

45
Cucun Sunaengsih, dkk, Pengelolaan Pendidikan, (Sumedang : UPI Sumedang Press, 2017), h. 22.
46
Tutiarny Naibaho, dkk, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung : Media Sains Indonesia, 2021), h.
79.
47
Budi W. Soetjipto, Kisah Sukses Para Kampiun SDM, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 144.
28

dipilih calon terbaik dan tercakap.48 Siagian mengemukakan bahwa rekrutmen


(penarikan) merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para
pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi. 49 Dari
beberapa pendapat para ahli yang telah disebutkan, dapat diambil kesimpulan
bahwa rekrutmen merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan guna mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Penerimaan santri adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa
yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan
yang telah ditentukan oleh sekolah itu.50 Dalam lingkungan pendidikan,
rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan adalah aktivitas dan proses
mencari dan mengadakan calon pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkualitas dan potensial secara legal sehingga sekolah dapat menyeleksi
orang-orang yang paling sesuai bagi kebutuhan kerja yang ada.51
Secara garis besar penentuan sumber tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dapat dilakukan dengan dua sumber, yakni perekrutan dari
52
internal sekolah dan perekrutan dari eksternal sekolah. Sumber internal
dalam rekrutmen meliputi para pendidik dan tenaga kependidikan sebelumnya
yang berminat untuk di promosikan atau pindah penugasan, rekan-rekan dari
pendidik dan tenaga kependidikan atau dari pengelola sekolah yang
direkomendasikan, pencari kerja atau pelamar yang sebelumnya pernah
mengikuti proses rekrutmen dan seleksi sebelumnya. Sedangkan untuk sumber
eksternal, proses rekrutmen mencari melalui berbagai metode mulai dari
memasang iklan di situs online atau media online, media cetak (surat kabar
sekolah atau jurnal sekolah), ataupun agen swasta.
b. Penetapan biaya pendidikan
Pembiayaan pendidikan merupakan sejumlah uang yang diperoleh dan
dibelanjakan sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan guna mencapai suatu
tujuan lembaga pendidikan. Biaya pendidikan seringkali menjadi bahan
pertimbangan masyarakat dalam memilih suatu lembaga pendidikan pondok
48
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 2, h. 153.
49
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 102.
50
Soetjipto dan Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 165.
51
Danumiharja, Profesi Tenaga Kependidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 125.
52
Ibid, h. 128.
29

pesantren. Selain itu, biaya pendidikan juga menjadi salah satu strategi pondok
pesantren dalam menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di
lembaga pendidikan pondok pesantren.
Jenis jenis pembiayaan pendidikan menurut Nanang Fattah dibagi
menjadi 2, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa, contohnya: SPP,
sumbangan orang tua atau yang dikeluarkan sendiri olh siswa untuk membeli
perlengkapan dalam melaksanakan proses pendidikannya, seperti biaya buku,
peralatan dan uang saku. Sedangkan untuk biaya tidak langsung berupa
keuntungan yang hilang dalam bentuk kesempatan yang hilang dan
dikorbankan oleh siswa selama belajar.53.
Pondok pesantren modern biasanya menggunakan jenis pembiayaan
pendidikan berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung.
c. Kemudahan akses lokasi pondok pesantren
Lokasi pondok pesantren menjadi penilaian calon santri baru juga wali
santri dalam melihat keberadaan pondok. Hal ini untuk menentukan letak
pondok pesantren yang strategis dan dapat dijangkau oleh masyarakat.
Biasanya masyarakat menilai lokasi pondok pesantren ini strategis dengan
jalur transportasi umum ataupun fasilitas daerah sekitar pondok pesantren.
Penentuan lokasi sekolah tidak dapat diputuskan secara logika atau
sesuai keinginan saja harus didasarkan kepada beberapa kriteria yang menjadi
acuan, karena jika tidak mengacu kepada kriteria tersebut dikhawatirkan dan
diprediksikan akan terjadi permasalahan, salah satu dampak terburuknya
adalah sekolah tersebut akan kekurangan siswa atau tidak memiliki siswa.54
Selain itu, kemudahan akses pada lokasi pondok pesantren juga
memudahkan pihak pondok pesantren dalam melangsungkan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan.
d. Kurikulum
Peningkatan minat masyarakat dilihat dari aspek kurikulum yaitu
pengimplementasian kurikulum yang diterapkan pondok pesantren

53
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, ( Bandung: PT Reamaja Rosdakarya, 2009),
h. 113.
54
Arman Paramansyah, Manajemen Pendidikan Dalam Menghadapi Era Digital, (Medan: Fakultas
Ekonomi UNPAB, 2020), h. 60-61.
30

menggunakan 2 kurikulum yaitu kurikulum 2013 yang berasal dari pemerintah


dan kurikulum pondok pesantren yang berkiblat pada kurikulum Pondok
Pesantren Modern Gontor. Biasanya 2 jenis kurikulum ini diterapkan oleh
beberapa Pondok Pesantren Modern. Kurikulum ini menjadi daya tarik bagi
masyarakat, karena tidak semua pondok pesantren menetapkan kurikulum
tersebut. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan agama secara luas, di pondok
pesantren modern juga mendapatkan ilmu pengetahuan yang tidak kalah
dengan sekolah umum lainnya. Sehingga hal ini tidak membuat masyarakat
resah pada kemungkin anak anaknya yang tidak dapat mengikuti berbagai
seleksi masuk perguruan tinggi.
Kurikulum yang digunakan Pondok Pesantren dalam buku Manajemen dan
Kepemimpinan Pondok Pesantren yaitu: Fikih, Tata Bahasa Arab, Ushul al
din, Tasawuf, Tafsir. Untuk tingkat lanjut pertama yaitu: Nahu, Sharaf, Fikih,
Tauhid, Ushul Fiqht, Mantiq, Al Balaghah, Tasawuf/Akhlak. Kemudian untuk
tingkat tahassus para santri diperkenankan mempelajari kitab kitab yaitu:
Hukum Islam, Hadis, Tasawuf, Tafsir, Kitab kitab besar atau pengetahuan
khusus lainnya.55 Sedangkan pendapat lainnya mengatakan pondok pesantren
terbagi menjadi dua yaitu salafiyah (tradisional murni) dan khalafiyah (sistem
salafiyah-modern). Pondok pesantren salafiyah menggunakan kurikulum
pesantren dimana manajemen organisasi bersifat sentralisasi (semua tugas,
urusan menyangkut kegiatan pesantren ditangani oleh kiai/pengasuh Pondok
Pesantren), sumber rujukan yang digunakan menggunakan literatur keislaman
berbahasa arab (kitab turas), jenjang pendidikan non klasikal, fasilitas dan
metode yang digunakan pondok alamiyah (memanfaatkan potensi alam tanpa
intervesi produk teknologi modern. Contohnya seperti bangunan funduknya
berbahan alam). Berbeda halnya dengan pondok pesantren Khalafiyah
manajemen organisasi bersifat koperasi, kurikulum yang digunakan
menggunakan kurikulum nasional, sumber rujukan yang digunakan
menggunakan literatur ilmu agama dan umum, jenjang pendidikan klasikal,
fasilitas dan metode yang digunakan pondok pesantren ilmiah (bahan, fasilitas
yang dipergunakan sudah ada intervensi ilmu pengetahuan dan produk

55
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, (Jakarta: Prenadamedia, 2018), h. 13-
15.
31

teknologi modern).56
Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat merupakan pondok
pesantren modern sehingga kurikulum yang diterapkan merupakan kurikulum
gabungan antara kurikulum dari pondok sendiri dan kurikulum yang
mengikuti pemerintah.
Kurikulum juga menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat
memiliki minat terhadap pondok pesantren, hal ini tentu tergantung dengan
kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Kurikulum perlu didukung beberapa
aspek diantaranya: 1) Penggunaan media dan metode pembelajaran, 2)
Pelaksanaan pengembangan kurikulum, 3) Pelayanan pondok pesantren, 4)
Program unggulan pondok pesantren.
e. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana dalam pendidikan merupakan salah satu aspek
penting yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.57 Sedangkan
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses.58 Sarana pendidikan adalah semua perangkat
peralatan, bahan dan perabotan yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, Adapun prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.59 Dari pemaparan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sarana dan prasarana adalah suatu
alat yang dipergunakan untuk menunjang keberhasilan pada proses yang
dilakukan dalam sebuah pelayanan publik, jika sarana dan prasarana tidak
tersedia maka semua kegiatan yang telah dilakukan tidak dapat mencapai hasil
yang diinginkan sesuai dengan rencana.
Sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan itu sebaiknya dikelola
dengan sebaik mungkin dengan mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebagai
berikut:
56
Zaitur Rahem, Jejak Intelektual Pendidikan Islam Generasi Salafiyah dan Khalafiyah, (Yogyakarta:
Pustaka Ilmu Group, 2019), h. 89.
57
Departemen Pendidikan Nasional & Balai Pustaka,Op.Cit, h. 999.
58
Ibid, h. 893.
59
Barnawi & M.Arifin, Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017),
h. 47-48.
32

1) Lengkap, siap dipakai setiap saat, kat dan awet.


2) Rapi, indah, bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukan pandangan dan
perasaan siapapun yang memasuki kompleks lebaga pendidikan.
3) Kreatif, inovatif, responsif, dan bervariasi sehingga dapat merangsang
timbulnya imajinasi peserta didik.
4) Memiliki jangkauan waktu yang panjang melalui perencanaan yang
matang untuk menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunan.
5) Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan
sosio-religius, seperti mushala atau masjid.60
Standar sarana dan prasarana juga tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 pada lingkup formal, jenis
pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup:
1) Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi
dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap
sekolah/madrasah,
2) Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-
ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap
sekolah/madrasah.61
2. Proses
Proses pendidikan merupakan proses berubahnya sesuatu menjadi sesuatu
yang lain.62 Pada aspek proses, artinya suatu lembaga pendidikan pondok
pesantren dilihat dari berjalannya proses pendidikan yang sesuai dengan harapan
dan kebutuhan masyarakat. Proses dalam kegiatan strategi peningkatan minat
masyarakat dalam pendidikan dapat dilihat dari aspek pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar.

60
Irjus, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 10-
11.
61
Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana, Pasal 1.
62
Cucun Sunaengsih, Op. Cit, h. 22.
33

Belajar mengajar adalah suatu istilah yang mengandung makna kegiatan


interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.63
Dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren terdapat
aktivitas tenaga pendidik dan santri dalam melaksanakan pembelajaran. Tenaga
pendidik dan santri merupakan dua komponen penting yang menentukan
berjalannya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dalam
kegiatan belajar mengajar juga terdapat interaksi timbal balik antara tenaga
pendidik dan santri, dimana santri belajar kepada tenaga pendidik, dan tenaga
pendidik juga banyak belajar dari kegiatan belajar mengajar yang diadakan di
pondok pesantren.
Pada dasarnya setiap kegiatan belajar mengajar selalu didasari dua perilaku
aktif, yaitu guru dan siswa, guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi
belajar siswa yang di desain secara sengaja, antimatis, dan berkesinambungan.
Sedangkan siswa atau peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang merupakan
dalam hal ini yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan oleh guru.64 Guru
sebagai pengajar dan santri sebagai siswa di pondok pesantren menjadi perpaduan
dua manusiawi yang saling mempengaruhi dan memberi masukan, sehingga
kegiatan belajar mengajar haruslah menjadi aktivitas yang hidup agar saling
bermanfaat.
3. Output
Setelah melewati aspek input dan proses, maka selanjutnya adalah output.
Menurut Cucun, output pendidikan merupakan sesuatu yang berasal dari hasil
proses.65 Sedangkan menurut Supadi, output pendidikan adalah merupakan
kinerja sekolah yang dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,
produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, dan moral kerjanya.66 Dengan begitu,
Output pendidikan merupakan hasil dari kinerja suatu lembaga pendidikan
pondok pesantren berupa prestasi. Output yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan prestasi atau hasil dari belajar para santri. Pencapaian hasil belajar
yang diperoleh santri yaitu berupa lulusan santri yang telah mengikuti berbagai
ujian baik, ujian di pendidikan pondok maupun juga ujian di bidang pendidikan

63
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: PT.
Ciputat Press Group, 2005), h. 52.
64
Suhendi dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2022), h. 10.
65
Cucun Sunaengsih, Op. Cit., h. 22.
66
Supadi, Manajemen Mutu Pendidikan, (Jakarta: UNJ Press, 2020), h. 67.
34

sekolah tak terkecuali UN (ujian nasional), pencapaian hasil belajar santri lainnya
berupa prestasi santri baik dalam akademik maupun non akademik (lomba-
lomba), reputasi pondok pesantren.
D. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren menurut asal katanya berasal dari kata “ santri” yang
mendapat imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat,
maka artinya adalah tempat para santri. Pesantren dianggap sebagai gabungan
dari kata “santri” (manusia baik) dengan suku kata “tra” (suka menolong)
sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.67
Lebih lanjut menurut Kompri, Pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan Islam di mana para santrinya tinggal di pondok yang dipimpin oleh
kiai. Para santri tersebut mempelajari, memahami dan mendalami, menghayati
dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pada pentingnya
moral keagamaan sebagai pedoman perilakunya dalam kehidupan sehari hari.68
Dalam pengertian ini, pondok disebutkan sebagai sebuah lembaga pendidikan
sebagai tempat belajar ilmu agama Islam dan santri sebagai murid dapat
mengamalkan ilmu yang telah diajarkan pada kehidupan sehari-hari.
Adapun pengertian lainnya menurut team Departemen Agama Direktorat
Jenderal kelembagaan Agama Islam dalam bukunya berjudul “Pondok Pesantren
dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan Perkembangannya” Pengertian
Pondok Pesantren adalah suatu komunitas tersendiri, di dalamnya hidup
bersama-sama sejumlah orang yang dengan komitmen hati dan keikhlasan atau
kerelaan mengikat diri dengan kiyai, tuan guru, buya, ajengan, abu atau nama
lainnya, untuk hidup bersama dengan standard moral tertentu, membentuk kultur
atau budaya tersendiri.69 Dalam pengertian yang disebutkan menurut
kementerian agama dapat di pahami bahwa di dalam pondok pesantren selain
sebagai tempat belajar para santri, mereka juga tinggal bersama di lingkungan
tersebut yang biasa disebut dengan pondok. Selain mempelajari ilmu agama kini
pondok pesantren juga berevolusi mengikuti perkembangan zaman untuk tidak

67
Fauzan,dkk, Peta Ideologi Ummat Islam Pada Sistem Demokrasi di Indonesia: Penelitian Pada
Beberapa Pesantren di Pulau Jawa, (Bandung: LP2M UIN SGD Bandung, 2020), h. 36.
68
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, (Jakarta: Prenadamedia, 2018), h. 3.
69
Departemen Agama RI, Pondok pesantren dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), h. 1-2.
35

tertinggal dengan sekolah-sekolah umum, sehingga selain belajar ilmu agama


juga mempelajari ilmu pengetahuan umum. Selanjutnya yang menjadi unsur
terpenting dalam sebuah pondok yaitu terdapat kiyai, santri, masjid, tempat
tinggal (pondok atau asrama) serta buku ataupun kitab.
Dari ketiga pendapat tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pondok
Pesantren adalah sebuah wadah yang berada dibawah lembaga keagamaan yang
didalamnya terdapat berbagai pengajaran baik ilmu-ilmu agama, moral, dan juga
pengetahuan umum lainnya, di dalam pondok pesantren juga terdapat tempat
tinggal untuk santri yang sering disebut dengan pondok, pengajar yang disebut
dengan ustadzah/ustadz, kiyai, masjid dan berbagai fasilitas yang diperuntukkan
untuk kegiatan belajar mengajar santri.
Sebagai bentuk lembaga pendidikan Islam, pesantren memiliki elemen yang
berbeda dengan jenis lembaga pendidikan Islam lain, dalam konsep, praktik
maupun kultur yang dikembangkannya. Elemen-elemen pokok dimaksud, terdiri
dari pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, dan kyai.70
2. Fungsi dan Tujuan Pondok Pesantren
Pada pembahasan tentang fungsi dan tujuan pondok pesantren akan diuraikan
secara terpisah terlebih dahulu terkait pembahasan fungsi. Adapun fungsi pondok
pesantren menurut ahli sebagai berikut:
Azyumardi Azra menawarkan adanya tiga fungsi pesantren, yaitu: (1)
Tranmisi dan transfer ilmu-ilmu islam, (2) Pemeliharaan tradisi islam, (3)
71
Reproduksi ulama. Dalam waktu ke waktu fungsi pesantren berjalan secara
dinamis, berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global.
Pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga
sosial dan penyiaran agama.
Menurut Tholkhah Hasan mantan menteri agama RI, bahwa pesantren
seharusnya mampu menghidupkan fungsi-fungsi sebagai berikut: a) pesantren
sebagai lembaga pendidikan yang melakukan transfer ilmu-ilmu agama (tafaqquh
fi al-din) dan nilai-nilai Islam (Islamic Values), b) pesantren sebagai lembaga
keagamaan yang melakukan kontrol sosial, c) pesantren sebagai lembaga
keagamaan yang melakukan rekayasa sosial (social engineering) atau

70
Zamakhsyari Dhofier, TradisiPesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES,
1983), h. 44.
71
Masyhud Sulthon dan khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2004), h.
90.
36

perkembangan masyarakat (community development). Semua itu, menurutnya


hanya bisa dilakukan jika pesantren mampu melakukan proses perawatan tradisi-
tradisi yang baik dan sekaligus mengadaptasi perkembangan keilmuan baru yang
lebih baik, sehingga mampu memainkan peranan sebagai agent of change.72
Secara umum pesantren memiliki fungsi-fungsi sebagai: (1) lembaga
pendidikan yang melakukan transfer ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi aldin) dan
nilai-nilai Islam (Islamic values), (2) lembaga keagamaan yang melakukan kontrol
sosial (social control), dan (3) lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa
sosial (social engineering).73 Fungsi-fungsi pondok pesantren dapat menjadi
penghubung yang baik dengan masyarakat ataupun lingkungan sekitar, juga dapat
menjadi rujukan yang efektif dan efisien mengenai masukan, nasihat moral juga
majelis taklim.
Dalam pembentukan sebuah karakter, pondok pesantren memiliki fungsi
ganda, yaitu sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang berfungsi untuk
menyebarluaskan dan mengembangkan ilmu-ilmu keagamaan islam serta sebagai
lembaga pengkaderan yang berhasil mencetak kader umat dan kader bangsa. Di
dalam pesantren terdapat pengawasan yang ketat menyangkut tata norma atau
nilai terutama tentang perilaku peribadatan khusus dan norma-norma muamalah
tertentu. Bimbingan dan norma belajar agar menjadi pintar dan cepat selesai dapat
dikatakan hampir tidak ada. Maka dapat dikatakan bahwa pendidikan di pesantren
tidak terlalu menekankan pada dimensi kognitif, tetapi proses pendidikannya
justru lebih menekankan pada dimensi afektif dan psikomotor.74 Pondok pesantren
selain belajar ilmu agama dan ilmu pengetahuan, para santri juga dibekali moral
ataupun karakter yang baik sehingga dapat menerapkannya pada kehidupannya
sehari-hari. Ciri khas dari pondok pesantren adalah moral ataupun karakter santri
dan orang-orang di dalamnya yang berakhlak baik, sehingga dapat menjadi
tauladan atau contoh yang baik untuk lingkungan sekitar.
Sedangkan tujuan sistem pembelajaran di pondok pesantren lebih
mengutamakan niat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
daripada mengejar hal-hal yang bersifat material. Pemerintah melalui Departemen

72
Imam Syafe’i, Pondok Pesantren : Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter, Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8, 2017, h. 94.
73
Amin Haedari, Transformasi Pesantren, (Jakarta: LekDis & Media Nusantara, 2007), h. 32.
74
Nurhayati dkk, Model Pondok Pesantren di Era Milenial, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4, 2019, h.
7.
37

Agama (Depag) RI, membuat standarisasi pendidikan agama di pondok pesantren.


Menurut Depag RI dalam buku berjudul “Pola Penyelenggaraan Pesantren”,
Sesuai dengan dasar pendidikan Islam, tujuan pendidikan Pondok Pesantren dapat
diuraikan menjadi 2 (dua) hal :
a. Menjadi manusia pengabdi Allah SWT yang beriman dan bertaqwa, menjadi
pelaksana dan pendukung ajaran islam secara menyeluruh.
b. Menjadi manusia pengabdi Allah SWT yang berperan sebagai immamul
Muttaqiin , pemimpin dan penyebar agama di masyarakat.75
Menurut mahmud tujuan pondok pesantren yaitu mencetak ulama (ahli agama)
yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain..76 Dari tujuan
ini, dapat terlihat jelas bahwa pondok pesantren memiliki tujuan dalam membina
warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran agama Islam dan
menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupan sebagai orang
yang berguna bagi agama, masyarakat, dan bangsa.
Tujuan pendidikan pesantren bukan untuk mengejar kepentingan kekuasaan,
uang dan keagungan duniawi, tetapi menanamkan kepada mereka bahwa belajar
adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan.77 Tujuan
pendidikan tidak hanya mengajarkan murid dalam hal pengajaran ilmu
pengetahuan saja namun juga agar murid memiliki moral dan etika agama yang
lebih tinggi dibanding etika-etika lain dibawahnya.
Dari penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa fungsi adanya Pondok
Pesantren yaitu para santri diajarkan banyak hal bukan hanya teori namun juga
pendidikan moral dan juga perannya terhadap masyarakat, sehingga orang tua
dapat mempercayakan sepenuhnya pada pondok pesantren. Selain belajar ilmu
agama, para santri juga diajarkan ilmu pengetahuan umum, ekstrakurikuler yang
dapat menunjang keahlian ataupun skills dari para santri sehingga tidak
ketinggalan zaman dengan sekolah lainnya.
Sedangkan tujuan pondok pesantren adalah agar semua santri memiliki bekal
ilmu agama yang digunakan untuk dapat menjalankan kewajiban beribadah

75
Fatkhul Amin, “ Analisa Pendidikan Pesantren Dan Perannya Terhadap Pendidikan Islam”, Jurnal
Tadris, Vol. 13, No. 2, 2019, h. 60.
76
Mahmud, Model-Model Pembelajaran Di Pesantren, (Tangerang: Media Nusantara, 2006), h. 20.
77
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa
Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), h. 45.
38

dengan baik sebagai seorang hamba, dan menyembah Allah swt, meninggalkan
hal hal buruk yang bersifat duniawi semacam pengejaran harta, jabatan dll.
3. Peranan pondok pesantren dalam pengembangan masyarakat
Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di
Indonesia, dan merupakan lembaga pendidikan yang asli dari Indonesia tentu
memiliki peran untuk masyarakat sekitar. Peran ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat sekitar dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan. Dengan adanya
pondok pesantren masyarakat di lingkungan sekitar masyarakat akan lebih
mempunyai wawasan yang terbuka, dan ilmu agama dapat menjadi keseimbangan
dalam pergaulan. Berikut beberapa peranan pondok pesantren menurut para ahli
yang sudah penulis rangkum:
Menurut Ruchman Basori dalam Ahmad pondok pesantren memiliki tiga
peran penting dalam masyarakat Indonesia yaitu: a) sebagai pusat berlangsungnya
transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional, b) sebagai penjaga dan pemelihara
kelangsungan Islam tradisional dan, c) sebagai pusat reproduksi ulama.78
Lebih lanjut peranan pondok pesantren dijelaskan menurut Mujamil Qomar,
Pondok Pesantren mempunyai peran sebagai kepenjangan tangan pemerintah
dalam menyukseskan program-program pembangunannya. Dalam hal ini,
pesantren ternyata dianggap lebih populis dan peka terhadap program-program
pembangunan pemerintah maupun masalah-masalah sosial yang menjadi sasaran
konsentrasi masyarakat. Program pembangunan yang terkait dengan hukum syara’
secara langsung mungkin tidak akan berjalan lancar bila tidak didukung pesantren.
Program Keluarga Berencana misal, baru dapat diterima kaum santri setelah kiai-
kiai pesantren turun tangan. Apalagi di daerah yang mayoritas penduduknyaorang
Madura, nasihat-nasihat kiai jauh lebih ditaati daripada anjuran-anjuran
pemerintah.79
Sedangkan menurut Hendi dalam jurnal Edukasia menyebutkan peran
pesantren yaitu Pesantren dan aktor-aktor di dalamnya memiliki peran penting
yaitu tenaga tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan, khususnya
pembangunan mental spiritual sebagai solusi dari dampak negatif peradaban
modern yang dialami manusia modern, di antaranya kemiskinan nilai-nilai

78
Ahmad Dzikri, “Pesantren dan Perubahan Sosial: Studi Terhadap Peran Pesnatren Al-Ishlah,
Sidamulya Cirebon”, Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman, Vol. 5, No. 1, Juni 2019.
79
Mujamil Qomar, Op. Cit., h. 26.
39

spiritual, kejatuhan dari makhluk spiritual menjadi makhluk material yang


menyebabkan nafsu hayawaniyah menjadi pemandu dalam kehidupan, dan sikap
individualistik. Peran pesantren di dalam masyarakat saat ini adalah pembinaan
akan kebutuhan ilmu agama Islam dalam praktik ibadah ritual individu maupun
ibadah sosial masyarakat, horizontal maupun vertikal, muaranya adalah
menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan
negara.80
Dengan adanya pondok pesantren, diharapkan dapat memberikan peran yang
positif untuk masyarakat. hal ini tentu juga menjadi peran pondok pesantren
dalam menjawab pemenuhan kebutuhan dari masyarakat, baik dari segi
keagamaan, sosial, kehidupan pekerjaan, dan juga pendidikan. Peranan pondok
pesantren yang sudah dijabarkan oleh para ahli tersebut, menggambarkan betapa
pentingnya keberadaan pondok pesantren untuk masyarakat sekitar.

80
Hendi Kariyanto, “Peran Pondok Pesantren Dalam Masyarakat Modern”, Jurnal Edukasia
Multikultura, Vol. 1, Edisi. 1, Agustus 2019. h. 24.
40

E. Penelitian yang relevan


Tabel 2.2 Penelitian yang relevan

Jenis
No Nama Judul Tahun Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Publikasi
Terdapat 2 Faktor yang Pada Penelitian ini Perbedaan pada
mempengaruhi minat persamaan yang penelitian ini
Faktor Faktor Yang orang tua muncul yaitu: adalah:
Mempengaruhi Minat menyekolahkan anaknya Variabel Y yaitu 1) Tempat Penelitian
Marselina Orang Tua di Sekolah Mennegah “Minat Orang tua” yaitu di SMKN 1
Astri Ayu Menyekolahkan Kejuruan yaitu: Faktor Pandak dan
Prawesti Anaknya Ke Jenjang instrinsik dan Faktor SMKN 1 Sewon
1. Sekolah Menengah 2014 Skripsi ekstrinsik.81 2) Jenis Penelitian
Kejuruan di SMKN 1 yang digunakan
Pandak dan SMKN 1 yaitu jenis
Sewon penelitian ex post
facto
3) Tidak adanya
strategi yang
digunakan pada

81
Marselina Astri, Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Ke Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan di SMKN 1 Pandak dan
SMKN 1 Sewon, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2014, diakses dari https://core.ac.uk/download/33540077.pdf , pada tanggal 11 Januari 2021.
41

penelitian ini
dengan aspek
input, proses dan
output pada
peningkatan
minat
Pondok Pesantren Nurul Persamaan yang Perbedaan
‘Ulum melakukan strategi ditemukan dari penelitian yaitu :
pemasaran dalam penlitian ini yaitu : 1) Jenis penelitian
memperoleh santri baru 1) Berfokus pada yang digunakan
dengan beberapa strategi tempat penelitian pada penelitian
Strategi Pemasaran
diantaranya melalui media yang sama yaitu ini yaitu field
Pondok Pesantren Nurul
2. Khoirunnisa 2017 Skripsi dakwah, periklanan, PondokPesantren research
‘Ulum Kauman Kota
perbaikan mutu kurikulum 2) Berfokus untuk 2) Variabel pada
Gajah Lampung Tengah
Pondok Pesantren dan mendapatkan penelitian yaitu
fasilitas Pondok santri baru strategi
Pesantren.82 menggunakan pemasaran
strategi 3) Strategi yang
pemasaran digunakan pada

82
Khoirunnisa, Strategi Pemasaran Pondok Pesantren Nurul ‘Ulum Kauman Kota Gajah Lampung Tengah, Skripsi Fakutas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung, 2017, diakses dari http://repository.radenintan.ac.id/1200/, pada tanggal 14 Januari 2021.
42

penelitian ini
tidak
menggunakan
input, proses,
output.
Latar belakang minat Adapun persamaan Sedangkan
masyarakat menyekolahkan pada penelitian ini perbedannya
anaknya di MTs An-Nur adalah terletak pada terletak pada
SP3 Bangun Jaya variabel yang 1) Latar belakang,
Minat Masyarakat
Kecamatan Balai Riam menunjukkan rumusan masalah
menyekolahkan anak
Kabupaten Sukamara yaitu: “Minat yang menjadi
Ana Salamah (Studi Kasus Pada Mts
Sekolah MTs An-Nur dekat Masyarakat”, jenis acuan,
3. AnNur SP3 Bangun Jaya 2018 Skripsi
dengan tempat tinggal penelitian yang 2) Judul yang
Kecamatan Balai Riam
orang tua, MTs An-Nur digunakan yaitu berbeda,
Kabupaten Sukamara
lebih menekankan pada penelitian kualitatif 3) Penelitian ana
ilmu agama, orang tua dengan salamah hanya
mengetahui kegiatan menggunakan menggunakan
ekstrakurikuler di MTs An- metode deskriptif. satu variabel saja
Nur adalah kegiatan yang yaitu “ Minat
43

positif.83 Masyarakat” saja


sedangkan
penulis berfokus
pada 2 variabel
yaitu Strategi
yang
menggunakan
input, proses dan
output serta
Minat
Masyarakat
Dalam
Pendidikan,
4) Waktu dan
tempat penelitian
yang berbeda
serta
5) Tingkat
Pendidikan yang

83
Ana Salamah, Minat Masyarakat Menyekolahkan Anak (Studi Kasus Pada MTs An-Nur SP3 Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara), Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Paangkaraya, 2018, diakses http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/ pada tanggal 25 Januari 2021.
44

berbeda dengan
penulis.

Strategi Pemasaran di SDIT Persamaan pada Perbedaan terletak


Ayatul Husna sudah penelitian ini adalah pada:
dilakukan dengan baik terletak pada 1) Penelitian Nur
dibuktikan dengan adanya variabel yang Indah Manansih
data peningkatan jumlah menunjukkan berfokus pada
siswa di setiap tahunnya. “Minat variabel “Strategi
Strategi Bauran
Dari beberapa promosi Masyarakat”, jenis Bauran
Pemasaran Jasa Dalam
yang digunakan seperti penelitian yang Pemasaran Jasa”
Nur Indah Meningkatkan Minat
4. 2020 Skripsi brosur, pamflet, spanduk, digunakan yaitu sedangkan
Manansih Masyarakat Terhadap
kunjungan ke TK sekitar, penelitian kualitatif penulis hanya
Pendidikan di SDIT
serta promosi melalui orang dengan menggunakan
Ayatul Husna Cikarang
tua siswa penyebaran menggunakan variabel strategi
informasi yang dinilai metode deskriptif. dengan
paling efektif yaitu melalui menggunakan
mulut ke mulut.84 input, proses dan
output.
2) Tempat

84
Nur Indah Manansih, Strategi Bauran Pemasaran Jasa Dalam Meningkatkan Minat Masyarakat Terhadap Pendidikan di SDIT Ayatul Husna Cikarang, Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020, diakses https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/54463 , pada tanggal 25 Oktober 2021.
45

Penelitian Nur
Indah Manansih
berfokus di
“SDIT Ayatul
Husna Cikarang”
sedangkan
penulis di
“Pondok
Pesantren
Madinatunnajah
Jombang”.
44

F. Kerangka Berpikir
Strategi peningkatan minat masyarakat dalam pendidikan merupakan kiat
untuk meningkatkan keinginan atau kepuasan masyarakat dalam pendidikan.
Strategi minat masyarakat haruslah dimiliki oleh sistem manajemen pondok
pesantren. Hal ini dikarenakan dapat membantu lembaga pendidikan pondok
pesantren dalam meningkatkan jumlah minat masyarakat terhadap pendidikan di
pondok pesantren tersebut. Bukan hanya itu, strategi minat masyarakat juga
memudahkan pihak pondok pesantren dalam meninjau kebutuhan dan keinginan
dari masyarakat. Idealnya minat masyarakat terhadap pendidikan pondok
pesantren dipengaruhi karena di pondok santri belajar 2 ilmu sekaligus secara
konsisten yaitu berupa ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama.
Dalam hal ini, tentu menjadi kelebihan pondok pesantren dalam menarik minat
masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya.
Namun, pada kenyataannya saat ini masih banyak ditemukan bahwa adanya
minat masyarakat yang rendah dalam menyekolahkan anaknya di pondok
pesantren. Hal ini juga dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu diantaranya;
banyaknya kompetitor-kompetitor di sekitar pondok pesantren baik itu sekolah
umum/swasta ataupun pondok pesantren lainnya yang menawarkan berbagai
keunggulan sehingga masyarakat akan lebih mudah menilai dan membandingkan
antara keduanya, pun tingginya uang masuk atau biaya pendidikan yang menjadi
pertimbangan orang tua menyekolahkan anaknya di pondok pesantren, fasilitas
sarana prasarana yang dirasa masih kurang memadai juga menjadi salah satu
faktor pertimbangan para orang tua dan calon santri, serta masih terdapat
beberapa pengajar yang belum memenuhi standar kualifikasi.
Beberapa pertimbangan tersebut menjadi faktor rendahnya minat masyarakat
dalam pendidikan di pondok pesantren, sehingga hal tersebut menyebabkan
masyarakat khususnya orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di
sekolah-sekolah umum. Lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren itu
dalam meningkatkan minat masyarakat membutuhkan beberapa strategi. Salah
satu pondok pesantren di daerah Tangerang Selatan yang memiliki banyak
peminat dan dengan biaya yang terjangkau adalah pondok pesantren
Madinatunnajah yang berada di Jombang Ciputat. Pondok pesantren
Madinatunnajah meskipun letaknya di daerah Jabodetabek namun biaya masuk
45

sangat terjangkau. Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat.
Selain itu, lokasi pondok pesantren juga memudahkan masyarakat dalam
mengakses keberadaan pondok, baik masyarakat di sekitar pondok ataupun juga
di luar daerah. Sarana dan prasarana juga diperhatikan, serta program program
unggulan yang ditawarkan guna menunjang potensi dan bakat santri yang akan
menghasilkan output berupa lulusan santri yang berprestasi.
Namun pada penelitian ini, masalah khusus yang dikaji yaitu strategi yang
digunakan dalam peningkatan minat masyarakat terhadap pendidikan di Pondok
Pesantren Madinatunnajah. Dari penelitian terdapat beberapa strategi yang
digunakan pondok pesantren Madinnatunnajah, Jombang Ciputat yang
digunakan untuk menarik minat masyarakat yaitu: Peningkatan kualitas SDM
baik itu tenaga pendidik maupun juga tenaga kependidikan, Peningkatan
keunggulan program yang dimiliki, perbaikan sarana dan prasarana fasilitas
yang dimiliki oleh pondok pesantren apabila ada yang rusak, dan juga prestasi
lulusan yang dibuktikan dengan sebaran alumni di berbagai perguruan tinggi
negeri/swasta/luar negeri juga beberapa lainnya yang memilih bekerja. Dari
beberapa strategi tersebut diharapkan akan terciptanya efektivitas peningkatan
minat masyarakat di Pondok Pesantren yang efisien.
46

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Input

Masalah

1. Masih rendahnya minat masyarakat dalam pendidikan di


Pondok Pesantren
2. Rendahnya kualitas mutu lulusan Pondok Pesantren
3. Tidak sesuainya kualifikasi para pengajar di Pondok
Pesantren FEEDBACK
4. Kurang tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang
baik di Pondok Pesantren
5. Belum maksimalnya pelaksanaan program pondok
pesantren dalam menarik minat masyarakat
6. Belum optimalnya strategi yang dilaksanakan oleh
Pondok Pesantren.

Proses

Strategi
1. Peningkatan Kualitas Pengajar di Pondok Pesantren
2. Peningkatan keunggulan program yang dimiliki
3. Pemenuhan sarana dan prasarana fasilitas pondok
pesantren
4. Prestasi lulusan dibuktikan dengan sebaran alumni

Output

Hasil Penelitian
Terciptanya efektivitas peningkatan minat masyarakat yang
efisien
BAB III
METODE DAN PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat yang beralamat di Jl. Jombang – BSD (Sumatra) No. 97 ds. Jombang kec,
Ciputat kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Pondok pesantren tersebut
merupakan lembaga pendidikan yang mampu mempertahankan minat masyarakat.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2021– Juni 2022,
dapat dilihat pada Tabel 3.1 :
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan
8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Observasi lokasi
1
penelitian
Permohonan Izin
2
Penelitian
Studi
3
Dokumentasi
Wawancara
dengan Pihak
4 Pondok
Pesantren, dan
Wali Santri.
Observasi
5
Lapangan
Penyusunan Hasil
6
Penelitian

B. Pendekatan Dan Metode Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena
penelitiannya berawal dari suatu gejala yang telah diobservasi. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang dimana peneliti tidak menghitung dan

47
48

mengkuantifikasikan data kualitatif yang diperoleh dan tidak menganalisisnya dalam


bentuk angka, melainkan peneliti berusaha mengumpulkan dan menganalisis data
berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia.85 Menurut
Lexi J Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik
dan dengan cara deskripsi kata-kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.86
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, karena bertujuan
untuk mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk kata dan bahasa dengan
menggunakan berbagai metode ilmiah.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
deskriptif merupakan salah satu jenis metode penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui atau membuktikan fenomena yang terjadi bukan untuk menghitung atau
mengukur fenomena dalam bentuk angka statistik. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dikarenakan ingin
membuktikan fenomena-fenomena yang terjadi di Pondok Pesantren
Madinnatunnajah Jombang Ciputat dalam meningkatkan minat masyarakat dalam
pendidikan. Bukan untuk membuktikan hipotesa hipotesa yang ada sebelumnya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting karena merupakan
langkah yang paling strategis dalam melakukan sebuah penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau juga biasa dikenal dengan metode pengamatan. Pengamatan
atau observasi dalam kamus, berarti melihat dengan penuh perhatian.87 Observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai
fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama observasi yaitu (a) untuk mengumpulkan
data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yng berupa peristiwa maupun

85
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), cet. 2, h. 13.
86
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Rosdakarya, 2010), h. 6.
87
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Prenadamedia, 2015), h. 81.
49

tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan, (b)
untuk mengukur perilaku, tindakan dan proses atau kegiatan yang sedang
dilakukan, interaksi antara responden dan lingkungan, dan faktor-faktor yang dapat
diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social Skills).88
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan yaitu
maksudnya peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung,
peneliti hanya berperan mengamati kegiatan. Peneliti hanya mengamati kegiatan
yang ada seperti proses pelayanan yang diberikan kepada Santri dan Wali Santri,
seleksi penerimaan santri baru, kegiatan belajar mengajar, kegiatan penunjang
bakat dan minat yaitu ekstrakurikuler dan lain sebagainya. Adapun kisi-kisi
instrumen observasi dapat dilihat pada Tabel 3.2:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Observasi
No Aspek yang diobservasi Keterangan
1 Kondisi Sarana dan Prasarana di Pondok
Pesantren
2 Kegiatan Belajar Mengajar
3 Kurikulum Pondok Pesantren
4 Program Unggulan
- Safari Dakwah
- Amaliah Tadris
- PPM (Program Pengabdian
Masyarakat)
5 Penerimaan Santri Baru

2. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data melalui interview atau percakapan.
Wawancara (interview) dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung
secara tatap muka (face to face).89 Wawancara dipergunakan sebagai teknik
pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang

88
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h.231.
89
Bagong Suyanto dan Sutinah, Op. Cit., h. 69.
50

duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada masalah yang sedang diteliti
oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur yaitu jenis wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya.90
Adapun teknik penentuan responden pada penelitian ini dengan menggunakan
Purposive Sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
91
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial
yang diteliti. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menggunakan teknik
puposive sampling yaitu peneliti sudah mengetahui siapa saja sumber data yang
akan diwawancarai. Adapun narasumbernya sebagai berikut:
a. Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran TMI (MTs & Ma) di Pondok
Pesantren
Sebagai pemimpin, manager dan supervisor yang mengetahui dan memahami
kondisi di Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat.
b. 2 Guru/ Ustadz Ustadzah
Sebagai sumber data secara langsung yang memberikan jasa pendidikan
dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang
Ciputat. 2 guru terdiri dari guru pengabdian dan juga guru yang mengajar
dengan usia paling lama sekitar >10 tahun.
c. Ketua Panitia PSB (Penerimaan Santri Baru)
Panitia PSB amat berkaitan dengan peningkatan minat masyarakat. Hal ini
dikarenakan panitia PSB berperan sebagai pemegang data dari keseluruhan
santri yang mendaftar di Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat.
Peningkatan dari minat masyarakat dapat dilihat dari animo ataupun antusias
masyarakat dalam mengikuti serangkaian proses seleksi PSB oleh panitia PSB
di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
d. 2 Wali Santri
Wali Santri menjadi salah satu stakeholders di Pondok Pesantren sekaligus

90
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualtitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 140.
91
Sugiyono, Ibid, h. 81.
51

yang paling mengetahui dan merasakan langsung layanan dari Pondok


Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat.
e. 4 Santri
Santri-santri sebagai konsumen langsung yang merasakan pelayanan, kegiatan
kegiatan belajar maupun kesantrian (kegiatan santri) sehari hari. Para santri
mengetahui secara langsung kebutuhan dan keinginan dari program program
pembelajaran yang nantinya diharapkan dapat menunjang minat dan bakat
mereka.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.92 Adapun dokumen pada penelitian ini berupa profil sekolah,
Data Akreditasi, Data Guru, dan berbagai foto kegiatan sekolah. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Dokumentasi

Keterangan
No Dokumen Indikator Tidak
Ada
ada
Visi, Misi dan Tujuan Pondok

Pesantren
Struktur Organisasi Pondok

Pesantren
Profil Pondok
1 Akreditasi Pondok Pesantren ✓
Pesantren
Program Unggulan Pondok

Pesantren
Kurikulum Pondok Pesantren ✓
Kegiatan Ekstrakurikuler Santri ✓

92
Sugiyono, Ibid, h. 240.
52

Kursi santri ✓

Meja santri ✓
Data Sarana
2 Kursi guru ✓
Pendidikan
Meja guru ✓

Papan tulis ✓
Masjid ✓
Laboratorium Komputer ✓
Laboratorium Bahasa ✓
Komputer/Laptop ✓
Data Prasarana Perpustakaan ✓
3
Pendidikan Lapangan Olahraga ✓
Gedung Asrama Santri (putra dan

putri)
Gedung Ruang Kelas ✓
Kantor Guru ✓
Data jumlah santri 5 tahun terakhir

dari 2016-2021
4 Data Santri
Data santri yang aktif ✓
Data sebaran alumni MA ✓
Data pengajar berdasarkan bidang
Data Sumber Daya ✓
5 mata pelajaran
Manusia (SDM)
Data Staff TU ✓
Dokumen Prestasi Prestasi Akademik Santri ✓
6
Santri Prestasi Non Akademik Santri ✓
Foto Kegiatan Belajar Santri ✓
7 Foto Kegiatan Santri Foto Kegiatan Mengaji ✓
Foto Kegiatan Ekstrakurikuler

D. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
53

diperoleh dari hasil wawancara dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpula sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.93 Dalam melakukan analisis data, fokus utamanya berada selama
proses penelitia di lapangan yang diikuti bersamaan dengan pengumpulan data.
Mengingat dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka
analisis data dimulai dari lapangan dengan mengunakan teknik analisis deskriptif
yaitu mendeskripsikan dan menganalisa semua hal yang menjadi fokus dalam
penelitian. Jadi data yang diperoleh dicoba untuk dipahami kemudian ditafsirkan
dengan cara membandingkan data dengan suatu standar yang telah dibuat peneliti.
Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Reduksi Data.
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. 94 Sehingga reduksi data
merupakan analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan data
dengan cara sedemikian rupa sehingga mendapatkan kesimpulan final yang dapat
ditarik atau diverifikasi. Reduksi data dilakukan untuk mempermudah peneliti
dalam mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan serta membantu
dalam memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu.
2. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi dta, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data.
menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 95 Pada
jenis penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena dianggap
cocok menggunakan bentuk teks narasi untuk penyajian data sehingga
memudahkan peneliti dalam menyajikan data yang diperoleh dari penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan

93
Sugiyono, Ibid, h. 244.
94
Rully dan Poppy, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen,
Pembangunan, dan Pendidikan (Revisi), (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 155.
95
Umrati Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan,
(Sulawesi Selatan: STT Jaffray, 2020), h. 89.
54

Tahap terakhir pada analisis data yaitu penarikan kesimpulan. Menurut Miles
dan Huberman, kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan mengalami
perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.96 Pada akhir penelitian nantinya akan
diperoleh kesimpulan yang akan menjawab rumusan masalah yang telah ditulis
sebelumnya. Dalam hal ini tentunya kesimpulan yang ditulis disertai dengan
bukti yang valid berdasarkan data yang diperoleh selama proses penelitian
berlangsung di lapangan.
E. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan salah satu bagian yang
sangat penting untuk mengetahui tingkat kepercayaan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Terdapat beberapa cara yang biasanya dipilih untuk menguji keabsahan
(kesahihan/validitas) data penelitian. Untuk memeriksa keabsahan data dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Dalam penelitian ini, untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh peneliti
menggunakan dua macam triangulasi yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan ulang tingkat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui sumber data yang berbeda. Misalnya
membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara, membandingkan apa
yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, atau
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek
keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan
menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data
yang sama.
F. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini, untuk memperoleh data yang berasal dari
lapangan, seorang peneliti biasanya menggunakan instrumen yang mampu mengambil
informasi dari objek dan subjek yang diteliti. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang

96
Umrati Hengki Wijaya, Ibid, h. 89.
55

peneliti dapat membuat instrumen.97 Adapun kisi-kisi instrumen penelitian Tabel 3.4
Tabel 3.4
Kisi-kisi pedoman wawancara

Sub
Dimensi Indikator Sub Indikator
Dimensi
1. Input 1. SDM - Proses seleksi dan rekruitmen
Pendidikan penerimaan santri baru (sebelum dan
1). Santri sesudah pandemi)
2). Tenaga - Penempatan santri setelah diterima
Pendidik dan - Prestasi calon santri
Tenaga - Proses seleksi rekruitmen SDM (Tenaga
Kependidikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
- Kriteria Tenaga Pendidik
2. Penentuan - Proses penentuan dan penetapan biaya
Biaya pendidikan
Pendidikan
3. Lokasi Pondok - Kemudahan akses ponpes bagi
Pesantren masyarakat
Strategi
- Kondisi lokasi yang strategis
Minat
4. Kurikulum - Jenis kurikulum yang diterapkan di
Masyarakat
ponpes
Dalam
- Proses media dan metode pembelajaran
Pendidikan
- Pelaksanaan kurikulum
- Pelayanan pondok pesantren
- Program unggulan pondok pesantren
5. Sarana dan - Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana - Tata ruang kelas
- Kelengkapan fasilitas sarana dan
prasarana
2. Proses Kegiatan Belajar - Proses pembelajaran
Mengajar - Model pembelajaran
3. Output Lulusan Santri - Pencapaian hasil belajar santri
- Lulus UN 100%
- Prospek lulusan
- Reputasi pondok pesantren

97
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005), h. 121.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
a. Nama Lembaga Pendidikan : Pondok Pesantren Madinatunnajah
b. Pimpinan/Kiai : KH. M. Agus Gofurur Rochim, M.Pd.
c. Alamat : Jl. Sumatra No. 97 RT.003 Rw.017
desa Jombang kecamatan Ciputat kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.
15414
d. No. Telepon : (021) 7486 0304 -7486 2082
e. Tahun Berdiri : 1997
f. Status : Swasta
g. NSPP : 510036740139
h. NPSN MAS : 20623304
i. Akreditasi :B
j. No. SK. Akreditasi : 100/BAP-S/M-SK/XI/2016
k. Tanggal SK. Akreditasi : 26/11/2016
l. NPSN MTs : 20623022
m. Akreditasi :A
n. No. SK. Akreditasi : 038/BAN-SM-Prov/SK/2018
o. Tanggal SK. Akreditasi : 03/12/2018
p. NSS : 111236740072
q. Jumlah Pengajar :157
r. Jumlah Santri : 1159
s. Luas Tanah : 23.941 m2
t. Luas Bangunan : 15.000 m2
u. Akun Pendirian
1) Nama Yayasan :Yayasan Pondok Pesantren
Madinatunnajah
1) Ketua Yayasan : KH. M. Agus Gofurur Rochim, M.Pd
2) Notaris : Syaeful Huda, S.H, M.Kn

56
57

3) SK Menkumham : AHU- 10551.50.10.201498


Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat berdiri sejak tahun
1997 di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan dan Wakaf Islamiyah
Annajah. Pondok Pesantren yang dipimpin oleh KH. M. Agus Gofurur
Rochim, M.Pd. tersebut telah terdaftar secara resmi di Kementerian Agama
dengan nomor statistik 510036740139 yang dapat diakses melalui
http://emispendis.kemenag.go.id/emis_pdpontren/ponpes/detailLembaga/652f1
f2e-893b-46e2-9009-9f8d045b3e84/2019-2020;Genap pada web Emis
Kementerian Agama.
2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Madinatunnajah
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang, Tangerang Selatan
didirikan pada tanggal 14 Februari 1997 oleh Drs. KH. Mahrus Amin, sebagai
Ketua Yayasan Pendidikan dan Wakaf Islamiyah Annajah (YPWIA).
Pendirian Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang bermula dari sebuah
Musholla Annajah yang dibangun oleh Drs. KH. Marus Amin di atas sebidang
tanah wakaf dari Bapak H. Samah (alm), warga asli desa Jombang, pada awal
tahun 90-an. Kemudian musholla tersebut digunakan sebagai sarana ibadah
dan pembinaan keagamaan bagi masyarakat setempat seperti majlis taklim dan
Taman Pendidikan Al-Qur’an. Seiring berkembangnya waktu dan daerah
sekitar mengalami percepatan pertumbuhan penduduk, maka untuk
mengimbangi kemajuan tersebut diperlukan upaya dalam peningkatan dan
pengetahuan agar tidak terjadi kesenjangan sosial dan keterpurukan dalam
moral spiritual.
Oleh karena itu, diputuskan oleh Drs. KH. Mahrus Amin dan Nyai Hj.
Suniati Abdul Manaf untuk mendirikan Pondok Pesantren di tanah milik
beliau yang lokasinya berseberangan dengan musholla. Tanah tersebut adalah
hasil pembelian dari warga masyarakat setempat yang luasnya lebih kurang
satu setengah hektar berupa kebun yang banyak ditumbuhi tanaman buah-
buahan. Sebelum keputusan mendirikan pesantren, Drs. KH. Mahrus Amin
menugaskan Al-Ustadz Komaruddin Akyas untuk mengelola kegiatan majlis
ta’lim dan pendidikan Al-Qur’an sambil menyelesaikan kuliahnya di IAIN
Jakarta. Pondok Pesantren Madinatunnajah diresmikan oleh KH. Shoiman

98
Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis pada 12 Desember
2021.
58

Lukmanul Hakim salah satu pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor


pada tanggal 20 September 1997. Drs. KH. Mahrus Amin sebagai pendiri
Pondok Pesantren memiliki cita cita untuk mendirikan 1000 (seribu) pesantren
di Indonesia, sesuai amanat dari KH. Imam Zarkasyi Pendiri Pondok Modern
Gontor.
Seiring berkembangnya zaman, Pondok Pesantren Madinatunnajah
semakin mengembangkan eksistensinya di dunia kependidikan Islam. Salah
satunya dengan perolehan sertifikasi akreditasi untuk tingkat MTs dan MA.
Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Madinatunnajah mendapatkan
akreditasi A, sedangkan untuk Madrasah Aliyah memperoleh akreditasi B.
Berikut salah satu sertifikat akreditasi MA yang dapat dilihat melalui gambar:
Gambar 4. 1
Sertifikat Akreditasi

Sumber: Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah


Jombang Ciputat
Dengan adanya keberadaan Pondok Pesantren Madinatunnajah di
setiap daerah diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat
Indonesia. Adapun proses pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren
Madinatunnajah berlangsung selama dua puluh empat jam, baik di dalam
maupun di luar kelas, hal tersebut bertujuan agar terbentuknya karakter
kepemimpinan, mental, kecakapan hidup (Life Skill) pada diri setiap santri
yang berasal dari seluruh nusantara dan luar negeri.
59

3. Visi, Misi, dan Tujuan


Sebagai suatu lembaga pendidikan, Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat memiliki visi, misi dan juga tujuan yang ingin dicapai yaitu
sebagai berikut:
a. Visi
“Mendidik dan menyiapkan kader-kader pemimpin ummat dan bangsa
yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berbadan sehat,
berpengetahuan luas, kreatif, terampil dan ulet.”
b. Misi
Untuk mencapai visi yang ditetapkan oleh pondok pesantren tersebut,
maka pondok membuat langkah-langkah kerja yang tertuang dalam misi
pondok, yaitu:
1) Menyelenggarakan pendidikan dengan sistem pesantren, yang
bertujuan untuk menyiapkan kader pemimpin ummat dan bangsa.
2) Mendidik para santri agar memiliki iman dan takwa, akhlak mulia,
badan sehat, dan pengetahuan yang luas.
3) Membina para santri agar kreatif, terampil dan ulet.
4) Menyiapkan santri yang siap untuk berjuang dan berguna di
masyarakat.
c. Tujuan
Adapun tujuan didirikannya Pondok Pesantren Madinatunnajah
Tangerang Selatan adalah :
1) Membantu masyarakat untuk mandapatkan pendidikan dan
pembentukan karakter bagi putra-putrinya, sesuai dengan tujuan negara
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2) Memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang tidak mampu
untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
3) Membina kehidupan masyarakat yang religius dan berperadaban.99
Visi yang dimiliki Pondok Pesantren Madinatunnajah sangat
berorientasi ke depan. Hal ini tercermin dari visi ‘Mendidik dan menyiapkan
kader-kader pemimpin umat dan bangsa yang beriman dan bertaqwa’ sejalan
dengan hal tersebut, pondok pesantren juga mampu menarik minat masyarakat
dari berbagai daerah hingga penjuru dunia agar berminat untuk mondok dan
bersekolah di Pondok Pesantren Madianatunnajah Jombang Ciputat. Dengan
adanya santri yang berasal dari berbagai daerah dan luar negeri ini menjadi
harapan pondok agar santrinya mampu menyebarluaskan agama islam dengan
baik dan syiar di daerahnya masing masing dengan jiwa pemimpin.
Selanjutnya, visi ‘berakhlak mulia’ menggambakan ciri khas pondok
pesantren yang selalu megedepankan pengetahuan agama dalam berperilaku,
dan visi ‘berbadan sehat’ menjadi perhatian pondok untuk terus menjaga

99
Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis pada 24 Juni 2022.
60

kesehatan santri dan para warga di dalam pondok pesantren dengan rutim
melakukan kerja bakti membersihkan setiap sudut pesantren di sore hari secara
mandiri dan hal ini pula yang akan menjadi habits atau kebiasaan baik untuk
santri agar meskipun tinggal bersama sama namun tetap memperhatikan
kebersihan dan kesehatan tubuhnya dengan dimulai dari menjaga kebersihan
diri sendiri. Selain itu visi ‘berpengatahuan luas, kreatif, terampil, dan ulet’
juga tercermin dari para kemampuan santrinya. Selama menjadi santri di
Pondok Pesantren Madinatunnajah, para santri selain dibekali ilmu
pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum mereka juga dibekali
keterampilan dasar untuk bekerja dan mampu membuat karya. Keterampilan
dasar ini, berguna ketika mereka hidup di tengah tengah masyarakat dengan
keterampilan, keuletan dan tetap berpengetahuan luas. Karya yang diciptakan
juga diharpkan agar terus berinovasi mampu menjadi kebermanfaatan orang
sekitar.
Visi tersebut bersesuaian dengan misi dan tujuan yang dirumuskan
oleh Pondok Pesantren Madinatunnajah. Seperti visi ‘menyiapkan kader-
kader pemimpin umat dan bangsa yang berakhlak mulia’ tercermin dari proses
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di pondok pesantren dan
mendapatkan hasil dari prestasi santri baik di dalam kelas atau diluar kelas
(perlombaan) juga kepercayaan pondok yang memberikan beasiswa penuh
kepada para santri yang berasal dari luar pulau. Hal ini dilakukan agar
nantinya santri dapat menyebarluaskan atau syiar dengan ilmu yang telah
diperolehnya kepada masyarakat di daerahnya sebagai bentuk mendidik dan
menyiapkan kader kader pemimpin umat dan bangsa. Selain itu, sumber daya
manusia sebagai strategi input yang dimiliki pondok juga sejalan dengan
diperhatikannya kualitas lulusan para santri, dengan menyiapkan santri yang
kreatif, terampil, ulet dan nantinya dapat berjuang serta berguna di
masyarakat.
4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Madinatunnajah
Dalam sebuah lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren tentu
memiliki sumber daya manusia yang dapat membantu dalam pengelolaan fungsi-
fungsi lembaga. Sumber daya manusia yang dimiliki secara terstruktur terbentuk
dalam sebuah struktur organisasi pondok pesantren. Berikut ini struktur
61

organisasi yang ada di pondok pesantren Madinatunnajah Jombang, ciputat dapat


dilihat Bagan 4.1:
Bagan 4. 1
Struktur Organisasi

Sumber: Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang


Ciputat
Struktur organisasi yang dimiliki pondok pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat menggambarkan pendiri pondok pesantren sebagai pusat untuk
memberikan instruksi kepada bawahannya. Selain itu, struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Nama
nama pada struktur organisasi pondok pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat dapat dilihat pada lampiran. (lampiran 20).
5. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Madinatunnajah
Sarana dan Prasarana menjadi suatu hal yang penting dalam lembaga
pendidikan pondok pesantren sebagai alat penunjang dari keberhasilan proses
belajar mengajar. Keadaan sarana dan prasarana yang baik dapat membuat
kondisi belajar menjadi nyaman dan kondusif. Seperti sarana dan prasarana yang
ada di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat dalam kondisi yang
baik juga layak sesuai dengan standar operasional pendidikan Kementerian
Agama. Terdiri dari 10 jenis peralatan sebagai sarana dan 36 gedung dan 7
kendaraan sebagai prasarana.
62

Dengan data yang ada menggambarkan bahwa kondisi sarana dan


prasarana yang ada di Pondok Pesantren Madinatunnajah dalam kondisi yang
baik dan layak untuk keberlangsungan proses belajar mengajar juga mengaji yang
digunakan seluruh santri, pengajar serta seluruh tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan yang ada di pondok pesantren tersebut. Fasilitas sarana dan
prasarana yang baik dan layak digunakan menjadi salah satu strategi dalam
menarik minat masyarakat menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat. Adapun keadaan sarana dan
prasarana Pondok Pesantren Madinatunnajah sebagaimana terlampir (lampiran
21).
6. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pondok Pesantren Madinatunnajah
Sebuah lembaga pendidikan Pondok Pesantren sangat membutuhkan
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten di bidangnya. Dengan
adanya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten di bidangnya
dapat memudahkan pondok pesantren dalam mencapai tujuan yang diinginkan
dan juga dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.
Tenaga pendidik merupakan guru/pengajar/usatadz ustadzah yang
bertugas untuk mengajar dan mendidik para santri dalam memperoleh ilmu
pengetahuan umum dan ilmu agama serta membentuk karakter yang berakhlakul
karimah. Sedangkan tenaga kependidikan merupakan karyawan yang bertugas
dalam membantu keberlangsungan pendidikan dengan baik. Berdasarkan hasil
studi dokumen, berikut tabel yang berisi keadaan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan di Pondok Pesantren Madinatunnajah:
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No. Unit Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Tenaga Pendidik TMI (MTs & 53 52 105
MA)
2. Tenaga Kependidikan 5 3 8
Total 113 113
Sumber : Dokumentasi, Data Statistik Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat
63

Dari tabel 4.1 menggambarkan, Pondok Pesantren Madinatunnajah


mempunyai pengajar dengan jumlah 105 sedangkan jumlah tenaga kependidikan
ada 8 orang, dan selebihnya 44 adalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
diluar TMI sehingga total keseluruhan ada 157 tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan di pondok tersebut. Guru berdasarkan mata pelajaran yang diampu
juga dapat dilihat di bagian lampiran. (Lampiran 22)
Selain jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, data yang
diperoleh yaitu pendidikan terakhir dari tenaga pendidik dan tenaga kependdiikan
yang ada di Pondok Pesantren Madinatunnajah yang tertera pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Pendidikan Terakhir Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No. Pendidikan Terakhir Jumlah
1. SLTA (SMA, MA, Pondok Pesantren) 68
2. S1 (Sarjana) 60
3. S2 (Magister) 12
4. S3 (Doctor) 1
Sumber : Dokumentasi, Data Statistik Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat
Dari Tabel 4.2 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terbilang layak
dan memenuhi kualifikasi yang baik dalam memberikan pengajaran maupun
pelayanan kepada masyarakat khususnya pemenuhan kebutuhan para santri.
7. Keadaan Santri dan Latar Belakang Daerah di Pondok Pesantren Madinatunnajah
Santri merupakan salah satu pelanggan jasa dari pondok pesantren
Madinatunnajah yang mendapatkan sejumlah pelayanan dari mulai pemberian
fasilitas kebutuhan santri juga pengajaran yang diberikan ustadz/ustadzah. Jumlah
santri di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat ada sekitar 1159.
Jumlah tersebut merupakan keseluruhan dari berbagai jenjang, terhitung mulai
dari TPA-MA. Sedangkan untuk jumlah santri TMI pada tahun terbaru yaitu
tahun ajaran 2021/2022 sebanyak 815 santri. Berikut uraian tabelnya:
64

Tabel 4.3
Data Jumlah Santri Tahun Ajaran 2021/2022 di Pondok Pesantren
Madinatunnajah
No. Kelas Tingkatan Jumlah
1. 1A Madrasah Tsanawiyah 28
2. 1B Madrasah Tsanawiyah 27
3. 1C Madrasah Tsanawiyah 26
4 1D Madrasah Tsanawiyah 27
5. 1E Madrasah Tsanawiyah 27
6. 1F Madrasah Tsanawiyah 26
7. 2A Madrasah Tsanawiyah 30
8. 2B Madrasah Tsanawiyah 29
9. 2C Madrasah Tsanawiyah 28
10. 2D Madrasah Tsanawiyah 27
11. 2E Madrasah Tsanawiyah 26
12. 2F Madrasah Tsanawiyah 26
13. 3A Madrasah Tsanawiyah 35
14. 3B Madrasah Tsanawiyah 37
15. 3C Madrasah Tsanawiyah 31
16. 3D Madrasah Tsanawiyah 31
17. 3E Madrasah Tsanawiyah 31
18. Intensif A 14
19. Intensif B 14
20. 4A Madrasah Aliyah 23
21. 4B Madrasah Aliyah 20
22. 4C Madrasah Aliyah 30
23. 4D Madrasah Aliyah 17
24. 4E Madrasah Aliyah 34
25. 5A Madrasah Aliyah 21
26. 5B Madrasah Aliyah 18
27. 5C Madrasah Aliyah 26
28. 5D Madrasah Aliyah 28
65

29. 6A Madrasah Aliyah 32


30. 6B Madrasah Aliyah 22
31. 6C Madrasah Aliyah 24
TOTAL 815
Sumber: Dokumentasi, Data Statistik Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat
Selain data santri pada tahun ajaran terbaru yaitu 2021/2022, berikut
tabel yang memperlihatkan peningkatan santri pada 5 tahun terakhir :
Tabel 4.4
Jumlah Perkembangan Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren
Madinatunnajah 2017-2022
No Tahun Ajaran Jumlah Santri
1. 2017/2018 167
2. 2018/2019 195
3. 2019/2020 245
4. 2020/2021 247
5. 2021/2022 250
Sumber: Dokumentasi, Data Statistik Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat
Dari Tabel 4.4, dapat dilihat dan disimpulkan bahwa terdapat
perkembangan santri selama 5 tahun terakhir terhitung pada tahun 2017-2022.
Perkembangan ini menunjukkan masyarakat memiliki minat untuk
menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat.
B. Deskripsi dan Analisis Data
Pondok Pesantren Madinatunnajah merupakan sebuah lembaga pendidikan
yang berbasis sekolah-pesantren dengan menggunakan kurikulum modern.
Kurikulum yang ditetapkan oleh pondok pesantren tersebut yaitu kurikulum
perpaduan yang berkiblat pada Pondok Pesantren Modern Gontor dan juga untuk
sekolah santri mengikuti kurikulum 2013 dari Kementerian Agama.
Keberadaan Pondok Pesantren Madinatunnajah di tengah masyarakat adalah
sebagai lembaga pendidikan yang secara otomatis akan selalu berhubungan
langsung dengan masyarakat. Kaitannya dengan hal ini, maka penting bagi
66

pondok pesantren mengetahui kebutuhan pendidikan yang diharapkan masyarakat.


Hal tersebut agar nantinya dapat menarik minat masyarakat dalam menyekolahkan
anaknya dan menjadi feedback untuk masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya
di Lembaga Pendidikan.
Minat masyarakat menjadi poin penting dalam sebuah lembaga pendidikan.
Tanpa adanya minat dari masyarakat, lembaga pondok pesantren akan sulit dalam
berkembang. Selain itu, dalam meningkatkan minat masyarakat lembaga
pendidikan pondok pesantren perlu memiliki strategi sebagai poin yang tak kalah
penting agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Melihat dari realita yang terjadi di Pondok Pesantren Madinatunnajah minat
masyarakat terhadap pendidikan di pondok tersebut selalu mengalami
perkembangan, namun ternyata strategi yang digunakan belum cukup optimal.
Dalam hal ini pondok pesantren sebagai lembaga yang memberikan pelayanan
jasa kepada masyarakat perlu memiliki strategi guna mengetahui peningkatan
minat masyarakat dalam menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren
Madinatunnajah.
Berikut adalah hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi dari penelitian
tentang “Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat” yang tertuang dalam bagan berikut
ini:
Bagan 4.2
Hasil Penelitian di Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat

• SDM
• Biaya
Penididkan
• Kurikulum Kegiatan Belajar
Input • Lokasi Proses Mengajar Output Lulusan Santri
• Sarana &
Prasarana
67

1. Input
Dalam kegiatan input berisi data data yang perlu dipersiapkan oleh
Pondok Pesantren Madnatunnajah dalam menjalankan proses pendidikan
kedepannya guna mencapai mutu pendidikan yang berkualitas. Maka dari itu,
Pondok pesantren menyiapkan input berupa:
a. Sumber Daya Manusia
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang berguna
sebagai penyedia jasa pendidikan dengan kehadirannya menyesuaikan
kebutuhan masyarakat. Masyarakat dalam memilih sebuah lembaga
pendidikan pondok pesantren tentunya yang memiliki kualitas dengan hasil
yang baik. Kualitas pondok pesantren yang baik tentunya dilihat dari
berbagai sumber daya manusia yang dimiliki, karena semua aspek yang
dimiliki dan dikelola dalam pondok pesantre pasti dilakukan oleh manusia.
Sehingga apabila kualitas sumber daya manusia yang dimiliki pondok
pesantren kompeten, tentunya hasil lulusan dari santri santrinya tidak perlu
diragukan lagi. Oleh karena itu, penting bagi pondok pesantren memiliki
sumber daya manusia yang kompeten. Hal ini juga perlu didukung pihak
pondok untuk terus melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sumber daya manusia di lembaga pendidikan pondok pesantren yaitu
berupa tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta santri.
1) Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pondok Pesantren Madinatunnajah memiliki 113 orang yang
terdiri dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan
mayoritas lulusan S1 dan S2 serta ada beberapa yang alumni dari
lulusan luar negeri. Para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
akan diterima setelah melalui beberapa tahap rekruitmen. Pondok
menetapkan beberapa kriteria atau syarat untuk menjadi tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Adapun dalam proses rekrutmen
melibatkan pelamar dari 2 sumber yaitu sumber internal (dari dalam)
dan sumber eksternal (dari luar) yang memiliki kriteria sesuai dengan
lembaga pendidikan.100 Sumber internal artinya pelamar atau pendaftar
merupakan alumni dari pondok pesantren Madinatunatunnajah sendiri,

100
Danumiharja, Profesi Tenaga Kependidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 125.
68

sedangkan eksternal merupakan pendaftar yang berasal dari luar


pondok pesantren tersebut.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Bagian Pendidikan dan
Pengajaran TMI, syarat untuk pendaftar yang berasal dari luar yaitu
berdasarkan kualifikasi yang sedang dibutuhkan. Misalnya formasi
yang sedang dibutuhkan adalah guru matematika maka harus linier
dengan bidangnya yaitu sarjana pendidikan matematika. Sedangkan
syarat untuk pendaftar internal atau yang berasal dari dalam yaitu harus
alumni, dan ini biasanya sesuai dengan panggilan atau perintah kyai.
Hal itu baik bagi lulusan baru ataupun guru guru yang mendapat
amanah langsung dari kyai. Syarat lainnya bersifat umum baik untuk
pendaftar internal maupun eksternal yaitu muslim/ah, berakhlak mulia,
berpenampilan islami, disiplin dan taat kebijakan pondok pesantren,
sesuai dengan kualifikasi dan mampu bekerja dalam tim.101
Sedangkan untuk proses seleksi rekruitmen biasanya pendaftar
harus bersedia mengisi surat pernyataan yang disediakan oleh pihak
pondok pesantren dan mengikuti segala keriteria yang menjadi
persyaratan, kemudian setelah itu untuk tenaga pendidik biasanya akan
dilakukan microteaching dan wawancara. Biasanya juga pak kyai
langsung yang akan memberikan keputusan atau hasil untuk diterima
atau tidaknya.102
Pondok pesantren Madinatunnah merupakan pondok pesantren
yang memperhatikan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki,
tidak hanya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan saja namun juga
santri santrinya. Sejalan dengan hal itu, Kepala Bagian Pendidikan dan
Pengajaran TMI menjelaskan bahwa pondok pesantren
Madinatunnajah selalu mengadakan pelatihan guna menunjang kualitas
tenaga pendidik dan tenaga kependidikannya. Pelatihan tersebut
biasanya rutin diadakan pada awal tahun, sementara untuk pelatihan
pelatihan selanjutnya tidak menentu dibulan yang sama. Selain
pelatihan pondok juga rutin mengadakan seminar, webinar dan

101
Wawancara dengan Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Mas Lingga Mochammad Cung,
Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor TMI.
102
Wawancara dengan Guru Mapel Bahasa Indonesia, Nakhrowi, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 10.00
WIB, di Ruang Kantor TMI.
69

motivasi untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.103 Sesuai


dengan pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh Guru mapel Bahasa
Indonesia, upaya yang sudah dilakukan pondok dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusianya yaitu diantaranya dengan
diperhatikannya kesejahteraan tenaga pendidik dan juga tenaga
kependidikan, meningkatkan skill SDM dengan mengadakan pelatihan,
workshop, seminar, motivasi dll. Contohnya setiap awal tahun
diadakan IHT (In House Training). Pada bulan maret lalu ada 3
pelatihan yaitu: Man Jadda wa Jadda dengan ust. Syaifuddin,
kemudian ada Unconditional Happines yaitu dengan ust. Nanang,
Pembelajaran santri aktif dengan pengisi ust. Abdurrahman Yapono
Rahim.104 Pernyataan tersebut juga didukung oleh Jejen Musfah dalam
bukunya berjudul “Peningkatan Konpetensi Guru Melalui Pelatihan &
Sumber Belajar Teori dan Praktik” yang menerangkan bahwa sekolah
harus aktif menjemput setiap peluang yang disediakan pemerintah
pusat dan daerah, maupun LSM dan industri, yang terkait dengan
peningkatan kompetensi guru, seperti seminar, pelatihan, dan
workshop. Tujuan pelatihan juga untuk mengembangkan kompetensi
guru maupun efektivitasnya masih perlu diteliti lebih lanjut karena jika
yang disebut adalah guru kompeten, maka perlu waktu yang tidak
sedikit.105
Tidak hanya pelatihan yang digunakan untuk meningkatkan
kompetensi baik untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
namun juga penting adanya evaluasi yang dilakukan oleh pihak
pondok pesantren terhadap kinerja stakeholders didalamnya (tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan). Pondok pesantren Madinatunnajah
seringkali melakukan rapat kerja sekaligus evaluasi kinerja SDM yang
dimiliki. Rapat kerja rutin dilakukan setiap minggu.106 Evaluasi ini
berguna untuk memperbaiki kinerja sebelumnya yang dirasa tidak tepat
dan menyusun kembali rencana rencana kedepanya. Kinerja guru dan
103
Op.Cit, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor
TMI.
104
, Op.Cit, Nakhrowi, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 10.00 WIB, di Ruang Kantor TMI.
105
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan & Sumber Belajar Teori dan
Praktik, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2011), h. 80-82.
106
Observasi, Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis 11 Juni 2022.
70

tenaga kependidikan sangat penting karena merekalah yang akan terus


berinteraksi secara langsung dengan santri dan juga melayani
masyarakat. Sehingga evaluasi dibutuhkan dengan menghasilkan
beberapa poin yang akan memberikan saran dan rekomendasi
perbaikan untuk catatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
2) Santri
Selain tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, santri juga
diberikan fasilitas untuk menunjang kualitas dirinya. Salah satunya
yaitu diberikan pelatihan, seminar dan motivasi. Sejalan dengan hal itu,
menurut keterangan dari Kepala Bagian Pendidikan dan pengajaran
TMI, santri diberikan motivasi. Motivasi disini biasanya diberikan
kepada santri yang baru masuk dan juga santri santri yang berada di
akhir semester. Tujuannya untuk membangkitkan semangat belajar
meskipun jauh dari orang tua dan juga semangat untuk menggapai cita
107
cita. Adapun pelatihan untuk santri contohnya yaitu pembuatan
tempe di pabrik tempe, praktik langsung dalam mengelola bisnis yaitu
BLK, dan juga praktik mengelola tanaman hidroponik. Hal tersebut
berdasarkan keterangan dari Wali Kelas 4 dan sekaligus sebagai Guru
mapel Bahasa Arab.108 Kegiatan Seminar dan motivasi yang diberikan
untuk santri tentu tidak lain untuk semakin menambah wawasan,
pengetahuan dan memperkuat semangat dalam belajar. Hal ini juga
menjadi faktor agar santri tidak merasa bosan dan dituntut untuk
mandiri karena jauh dari orang tua. Selain itu, santri juga rutin diberikan
konseling agar terdapat penguatan mental.
Santri Pondok Pesantren Madinatunnajah untuk tahun ajaran
2021/2022 ada sebanyak 815 santri. Terdiri dari MTs putra sebanyak
240 santri dan MTs putri sebanyak 252 santri. sedangkan untuk MA
putra sebanyak 128 santri dan MA putri sebanyak 195 santri.109 Proses
seleksi santri dilakukan oleh panitia khusus yaitu panitia penerimaan
santri baru. Berdasarkan keterangan dari Abdul Rahman Wahid sebagai

107
Op.Cit, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor
TMI.
108
Wawancara dengan Wali Kelas, Siti Sa’diyah, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 11.45 WIB, di Ruang
Kantor TMI.
109
Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis pada 06 Juli 2022.
71

Kepala Panitia Penerimaan Santri Baru, Pada proses penerimaan santri


baru PPSB bertujuan untuk membuka pendaftaran bagi santri santri
baru agar proses PSB lebih tersistematis dan rapi. Meski dulu sempat
berfokus pada proses menjaring, namun sekarang fokusnya adalah
untuk menyaring para santri baru. Selanjutnya, fungsi dari panitia PSB
adalah untuk membantu masyarakat dalam menyediakan fasilitas santri
baru. Seperti fasilitas web untuk mendaftar, kemudian pengumpulan
berkas berkas yang perlu diserahkan ke pondok, membantu
penyeleksian santri, ujian tes dan lain sebagainya, dan juga sebagai
pusat informasi bagi masyarakat bagi santri ataupun wali santri yang
tertarik.
Syarat syarat santri agar bisa mengikuti seleksi penerimaan
santri baru yaitu: a) Lulus SD/MI/MTs/SMP, b) Fc Akta Lahir, c) Fc
KK, d) Fc KTP orang tua, e) Foto berwarna 3x4, f) Fc NISN, g) Fc
Raport, h) Fc Ijazah/SKHU.110 Syarat yang ditetapkan oleh pondok
pesantren ini dilakukan saat calon santri baru menyerahkan formulir
pendaftaran yang telah diisi.
Dalam proses seleksi calon santri baru ada 4 standar seleksi (tes
atau ujian) yang ditetapkan oleh pihak pondok pesantren dan harus
diikuti oleh calon santri baru. Berikut penjelasan dalam bagan 4.3.
Bagan 4.3
Alur Seleksi Penerimaan Santri Baru

Membayar
Daftar
Tes Seleksi Uang
Online
Pangkal

Alur mengikuti seleksi penerimaan santri baru yaitu: a) Daftar


online (Gform), mendapat balasan dan membayar uang formulir senilai
200k. b) Tes seleksi. Dalam tes seleksi ini ada 4 standar seleksi yang
diadakan oleh ponpes, yaitu: Baca tulis alquran (membaca al quran dan
menulis arab), Ilmu pengetahuan umum, Bacaan Sholat, dan Psikotes.

110
Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis pada 06 Juli 2022.
72

Dan jika calon santri mempunyai prestasi sebelumnya diperbolehkan


untuk melampirkan namun hal tersebut bukan menjadi patokan diterima
atau tidaknya. c) Membayar uang pangkal.111 Adanya berbagai tes yang
ditetapkan oleh pondok pesantren berguna untuk menjaga kualitas santri
yang memang menjadi harapan pondok pesantren. Tes yang dilakukan
pun tidak memandang jabatan orang tua calon santri dan prestasi calon
santri.
b. Penentuan Biaya Pendidikan
Menurut keterangan dari Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran,
biasanya sebelum melakukan penetapan biaya pendidikan yang perlu
dilakukan adalah menganalisis terlebih dahulu pendapatan kerja dari orang
tua di sekitar ponpes. Melakukan survey pendapatan dari masyarakat sekitar
pondok yaitu masyarakat jombang kemudian di bagi dengan kebutuhan
santri di pondok. Salah satu analisis yang dilakukan misalnya dari segi buku
dengan cara mencari penerbit yang tidak terlalu mahal namun kualitasnya
oke dan hal ini juga tentu disesuaikan dengan melihat dari kebutuhan
pendidikan kedepan.
Adapun kebijakan pondok pesantren Madinatunnajah membagi
pembayaran kedalam 3 kategori yaitu diantaranya: 1) Full artinya SPP full
dibayar oleh wali santri, 2) Setengah yaitu wali santri dapat mengajukan
keringanan biaya seperti misalnya saat pendemi ini banyak orang tua yang
mengalami PHK dari pekerjaannya, atau ternyata salah satu orang tuanya
meninggal atau yatim piatu, dan 3) free atau tidak membayar sama sekali
artinya mendapat beasiswa, untuk program beasiswa ini diberikan untuk
santri santri yang berasal dari luar pulau seperti misalnya dari kupang, NTT,
NTB, dan lain lain112 Pondok pesantren Madinatunnajah melakukan analisis
terhadap pendapatan masyarakat sekitar pondok terlebih dahulu sebelum
menentukan biaya atau harga pendidikan. Kemudian dicoba diterapkan,
ketika masyarakat tidak protes baik masyarakat setempat ataupun
masyarakat dari daerah lain maka segitulah biaya yang akhirnya ditetapkan
oleh pondok. Biaya ini pun dapat menyesuaikan jika masyarakat ada

111
Op.cit, Abdul Rahman Wahid, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 19.00 WIB, di Ruang Kantor TMI.
112
Op.Cit, Mas Lingga, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di
Ruang Kantor TMI.
73

beberapa kendala, seperti misalnya santri yatim piatu, santri yang berasal
dari luar daerah, dan yang orang tuanya di PHK karena pandemi.
Hal yang sama juga diutarakan oleh santri kelas III (MTs), bahwa
biaya pendidikan tidak begitu mahal sehingga dirinya merasa tidak
membebani orang tua. Pun dengan biaya yang ditetapkan juga sudah sesuai
dengan pelayanan yang diberikan. Seperti misalnya fasilitas makan 3x
sehari terpenuhi dengan baik, buku buku yang ada di pondok harganya
tidak terlalu mahal.113 Seorang wali santri juga sependapat dengan hal
tersebut, menurutnya untuk ukuran sekolah boarding school yang notabene
nya banyak fasilitas dan banyak juga pelajaran itu normal dan standar.
Kebanyakan ada yang lebih tinggi dari itu, tapi di Madinatunnajah
walaupun selama pandemi ini banyak kendala wali santri tidak ada yang
mengeluh dengan nominalnya yang dikeluhkan itu situasi pandemi saja.
Jadi kalau nominal standar pembiayaan dari pondok itu sudah bagus tidak
terlalu sedikit tidak juga terlalu rendah.114 Berikut Gambar 4.2 perincian
biaya yang dapat dilihat dari brosur pendaftaran penerimaan santri baru:
Gambar 4.2
Brosur Rincian Biaya Penerimaan Santri Baru

Sumber: Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat.

113
Wawancara dengan santri kelas 3, Dimas Muhammad Fajri, Jumat, 28 Januari 2022, Pukul 11.00
WIB, via Video Call Whatsapp.
114
Wawancara dengan wali santri, Syarif Nur Aidha, Jumat, 4 Februari 2022, Pukul 13.00 WIB, via
Video Call Whatsapp.
74

Dari gambar rincian biaya diatas, dapat dilihat bagian TMI (MTs-MA)
terangkum mulai biaya formulir hingga uang pangkal. TMI merupakan
tingkat pendidikan yang berisi santri MTs dan MA, karena merekalah yang
diwajibkan untuk tinggal di pondok pesantren.
c. Lokasi Pondok Pesantren
Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat
karena mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih lembaga
pendidikan. Berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang Pendidikan dan
Pengajaran TMI, lokasi yang dipilih untuk menjadi pondok pesantren sudah
strategis, karena lokasi ini benar benar terletak diantara 2 kota maju di
wilayah Tangerang Selatan yaitu BSD dan Bintaro. Hal itu juga menjadi
kelebihan pondok pesantren Madinatunnajah untuk mengakses ke berbagai
wilayah juga.115 Hal ini juga terbukti dari pernyataan wali santri dalam
memilih lembaga pendidikan bahwa lokasi pondok pesantren sudah sangat
strategis karena tidak terlalu jauh dari fasilitas umum dan dari segi
transportasi juga dapat dijangkau dengan kendaraan umum sehingga
memudahkan para orang tua yang tidak menggunakan kendaraan pribadi.116
Pernyataan tersebut juga didukung oleh pendapat ahli, yang menurutnya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat atau lokasi yaitu
diantaranya: 1) Kemudahan akses yang dapat dijangkau sarana transportasi
umum, 2) Dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal (visibilitas),
3) Lalu lintas (traffic), 4) Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman bagi
kendaraan roda dua ataupun roda empat, 5) Ekspansi, 6) Lingkungan, 7)
Kompetisi.117 Pemilihan lokasi yang tepat tentu sangat memudahkan
masyarakat dalam mengetahui keberadaan pondok. Maka, lokasi menjadi
hal yang sangat berpengaruh pada upaya peningkatan minat masyarakat.
Pernyataan lainnya menurut pendapat Arman mengatakan bahwa
penentuan lokasi sekolah tidak dapat diputuskan secara logika atau sesuai
keinginan saja harus didasarkan kepada beberapa kriteria yang menjadi
acuan, karena jika tidak mengacu kepada kriteria tersebut dikhawatirkan

115
Op.Cit, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor
TMI.
116
Wawancara dengan wali santri, Lita, Jumat, 04 Februari 2022, Pukul 10.42 WIB, via Video Call
Whatsapp.
117
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h.147.
75

dan diprediksikan akan terjadi permasalahan, salah satu dampak


terburuknya adalah sekolah tersebut akan kekurangan siswa atau tidak
memiliki siswa.118 Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
dalam proses pemilihan lokasi sudah diprediksi oleh pendiri Pondok
Pesantren akan mengalami kemajuan, hal ini dikarenakan dengan 2 kota
maju yang berdampingan dan semakin berkembangnya zaman yang
membawa masyarakat pada pemikiran yang modern. Harapan ini semata
mata agar Pondok pesantren dapat mengimbangi kemajuan zaman dan
sekaligus menjadi benteng moral masyarakat.
Berikut denah lokasi Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat:
Gambar 4. 3
Lokasi Pondok Pesantren

Sumber: Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah


Jombang Ciputat.
Denah lokasi pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat pada

118
Arman Paramansyah, Manajemen Pendidikan Dalam Menghadapi Era Digital, (Medan: Fakultas
Ekonomi UNPAB, 2020), h. 60-61.
76

gambar 4.3 diatas menggambarkan area lingkup tempat tinggal santri


terpisah, antara asrama putri dan asrama putra. Selain itu tersedianya papan
denah lokasi juga memudahkan masyarakat terkhusus orang tua ketika ingin
menjemput anaknya.
d. Kurikulum
Kurikulum pendidikan di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat menggunakan kurikulum perpaduan yaitu kuikulum sekolah yang
mengikuti peraturan pemerintah oleh Kementerian Agama dan kurikulum
pondok yang mengikuti Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor.
Lembaga pendidikan pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
memiliki tingkat pendidikan yang disebut Tarbiyatul Mu’allimin Al
Islamiyah atau disingkat TMI. TMI mempunyai arti yaitu pendidikan guru-
guru islam yang berfungsi dalam mengurusi lembaga pendidikan formal
yang ada dilingkungan pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
dan dipimpin oleh seorang direktur. Direktur TMI dalam menjalankan
berbagai kegiatan operasional dibantu oleh kepala sekolah dan wakil-wakil
kepala sekolah di setiap jenjang pendidikan (MTs dan MA) hal ini juga
berdasarkan koordinasi dengan pimpinan pondok.
Tugas dari direktur TMI pada setiap semester atau tahunan yaitu
melakukan pembenahan dalam bidang administrasi pembelajaran mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, seperti merancang
kurikulum/silabus, mengatur tenaga pengajar, mengatur jadwal pelajaran,
membagi siswa baru dalam rombongan belajar, melaksanakan monitoring
dan membuat evaluasi akhir tahunan. Selain hal tersebut, direktur TMI juga
yang akan merancang kegiatan ekstra kurikuler.
Sistem dan jenjang pendidikan yang berlaku di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat adalah sebagai berikut:
1) Sistem program reguler
Pada program reguler, santri menempuh masa belajar selama 6 tahun
atau 12 semester. Program ini setingkat dengan SMP dan SMA
terhitung dari kelas I, II, III, IV, V, VI dan berlaku bagi lulusan sekolah
dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI).
2) Sistem program Intensif
77

Dalam program intensif, santri menempuh masa belajar yang lebih


singkat dibanding program reguler yaitu selama 4 tahun atau 8 semester.
Program ini setingkat dengan SMA, terhitung dari kelas I-VI intensif.
Pada semester VII dan VIII santri hanya difokuskan untuk belajar
pendalaman bahasa asing dan pemahaman keagamaan, waktu satu tahun
ini digunakan santri untuk lebih memperdalam bahasa asing yaitu
bahasa Arab dan bahasa Inggris, selain itu untuk memperdalam
pemahaman terhadap agama.

Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat memiliki


beberapa program unggulan yang menjadi daya tarik masyarakat. Program
unggulan ini juga menentukan seberapa baiknya kualitas dari lulusan santri
santri yang dimiliki pondok pesantren. Berdasarkan keterangan dari ustadz
lingga, santri menjadi penilaian bagi masyarakat seberapa pentingnya peran
pondok pesantren dikalangan masyarakat. Kegiatan di pondok pesantren
yang menjadi program unggulan yaitu diantaranya: Safari dakwah, PPM
(program pengabdian masyarakat), dan Amaliah Tadris.119 Pertama,
kegiatan safari dakwah merupakan kegiatan yang diisi meteri kajian oleh
santri dan di dampingi oleh ustadz, ustadz hanya berperan sebagai
pengawas. Biasanya safari dakwah ini dilakukan di musholla atau masjid
yang ada dilingkungan masyarakat sekitar pondok pesantren. Selain itu
program safari dakwah juga berkaitan dengan visi pesantren yaitu
membentuk dan menyiapkan kader-kader pemimpin ummat dan bangsa.
Kedua, program PPM (program pengabdian masyarakat) program ini
biasanya dilaksanakan diluar lingkungan pondok pesnatren. Program ini
terakhir dijalankan di daerah Banten. Kegiatannya mengajar keagamaan
untuk masyarakat baik anak anak dan juga lansia. Pada program ini, santri
juga dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan dapat
membagi pengetahuan yang telah didapat selama di pondok.
Ketiga, yaitu amaliah tadris. Program ini merupakan kegiatan
microteaching atau ujian yang biasanya dilaksanakan oleh santri tingkat

119
Op.Cit, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor
TMI.
78

akhir. Amaliah tadris menjadi program yang wajib diikuti oleh semua santri
karena bersesuaian dengan visi dan misi pesantren.
e. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan data yang diperoleh dari studi dokumen, dapat diketahui
bahwa Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat memiliki
fasilitas yang sudah cukup lengkap. Terdiri dari 17 jenis sarana dan 36 jenis
prasarana yang sudah memadai dengan kondisi baik sehingga menunjang
proses pembelajaran santri dan juga guru baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Kondisi semacam ini juga sangat mendukung kelancaran dan
keberhasilan dalam proses pembelajaran dan ruang lingkup pendidikan.
Adapun keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Madinatunnajah
sebagaimana terlampir (lampiran 20).
Kondisi sarana dan prasarana juga dijelaskan oleh santri kelas V (MA),
menurutnya fasilitas pesantren saat ini sudah jauh lebih baik karena dahulu
saat pertama kali datang ke pesantren masih terdapat banyak kebun kebun
warga di sekililingnya. Penataan ruang kelas menurutnya sudah rapi dan
belajar tidak hanya terpaku pada kelas namun bisa dilakukan diluar kelas
120
sehingga tidak membosankan. Sependapat dengan hal tersebut, seorang
wali santri juga mengatakan bahwa fasilitas yang disediakan pondok
pesantren sudah semakin baik. Tahun ke tahun selalu melakukan
pembaharuan untuk bangunan, kemudian asrama untuk tempat tinggal
santri baik putra dan putri begitu diperhatikan. Fasilitas umum untuk orang
tua yang berkunjung ataupun orang lain juga sudah bersih.121 Berikut bukti
fisik kondisi sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat terbaru yang dapat dilihat pada Gambar
4.4:

120
Wawancara dengan Santri Kelas V, Muhammad Nur Ilham, Jumat, 28 Januari 2022, Pukul 10.30
WIB, via Video Call Whatsapp.
121
Op.Cit, Syarif Nur Aidha, Jumat, 4 Februari 2022, Pukul 13.00 WIB, via Video Call Whatsapp.
79

Gambar 4. 4
Bukti Fisik Bangunan Pondok Pesantren

Sumber: Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah


Jombang Ciputat
Dari gambar 4. 4 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana dalam
kondisi baik dan layak digunakan. Dalam hal ini, sarana dan prasarana yang
sudah mendukung kegiatan pembelajaran, maka berpotensi dalam
membantu santri untuk mencapai prestasinya yang dibuktikan dengan
prestasi yang telah banyak diraih oleh santri santri di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat.
2. Proses
Proses pendidikan merupakan bagian dari lanjutan input yang telah
disediakan oleh lembaga pendidikan Pondok Pesantren Madinatunnajah. Pada
aspek proses pendidikan di penelitian ini, pondok pesantren hanya berfokus
kepada kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan di Pondok Pesantren Madinatunnajah dilihat dari proses dan
model pembelajaran yang digunakan oleh pondok pesantren tersebut.
a. Kegiatan Pengembangan Minat Bakat (Ekstrakurikuler)
Dalam mengembangkan berbagai kemampuan santri nya, pondok juga
tentunya memiliki program yang dapat menunjang berbagai bakat santri.
Adanya proses belajar mengajar akan mengembangkan prestasi santri di
bidang akademik, selain itu untuk mengembangkan prestasi santri di
bidang non akademik pondok pesantren juga mengadakan kegiatan
80

pengembangan minat bakat yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan


ekstrakurikuler menjadi kegiatan untuk mengisi waktu luang agar santri
mendapat kegiatan positif dan juga tidak merasa bosan selama belajar di
Pondok Pesantren. Selain itu nilai plusnya adalah dapat menjadi ajang
mendapatkan prestasi. Berikut beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat dapat dilihat pada
Tabel 4.6:
Tabel 4.5
Kegiatan Ekstrakurikuler Santri TMI (Mts & MA) di Pondok Pesantren
Madinatunnajah
No. Kegiatan
1. Musik
2. Dance
3. Seni Menggambar (Melukis, Kaligrafi, dan Gambar)
4. Design Grafis
5. Tapak Suci
6. Marawis
7. Hadroh
8. Pramuka
9. Pramuka Inti
10. Forum Diskusi
11. Pidato
12. BLK Menjahit
13. BLK Bakery
Sumber: Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat.
Dari Tabel 4.6 mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang terlihat, ada
kegiatan pramuka yang menjadi program wajib di Pondok Pesantren
Madinatunnajah. Pramuka menjadi program wajib karena di dalamnya
mengandung banyak nilai yang bisa santri dapatkan seperti terciptanya
kemandirian, berani, disiplin, juga cekatan dalam berbagai hal. Sedangkan
untuk pramuka inti berbeda dengan ekskul pramuka wajib yang harus
81

diikuti seluruh santri, pramuka inti dikhususkan untuk santri yang memiliki
minat untuk mengenal lebih jauh dan belajar mengenai kepramukaan.
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Adapun kegiatan santri sehari hari juga teragendakan dengan baik
sehingga santri hanya perlu mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh
pondok pesantren. Berikut jadwal kegiatan santri yang dapat dilihat pada
Tabel 4.7:
Tabel 4.6
Jadwal Kegiatan Santri

No Waktu Kegiatan
1. 04.30 Bangun Tidur
2. 04.30 - 05.30 Sholat Shubuh Berjamaah
3. 05.30 - 06.00 Persiapan Sekolah
4. 06.00 - 07.00 Sarapan Pagi
5. 07.00 - 11.30 Sekolah
6. 11.30 - 12.15 Sholat Dzuhur Berjamaah
7. 12.15 - 12.45 Makan Siang
8. 12.45 - 15.00 Tidur Siang
9. 15.00 - 15.30 Sholat Ashar Berjamaah
10. 15.30 - 17.00 Muhadatsah
11. 17.00 - 18.00 Persiapan Sholat Maghrib
12. 18.00 - 18.30 Sholat Maghrib Berjamaah
13. 18.30 - 19.00 Halaqoh Al Qur'an
14. 19.00 - 19.30 Sholat Isya Berjamaah
15. 19.00 - 20.00 Makan Malam
16. 20.00 - 21.30 Belajar Malam
17. 21.30 - 04.30 Tidur

Sumber: Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren


Madinatunnajah Jombang Ciputat.
Dari tabel jadwal kegiatan santri diatas, secara umum menggambarkan
kegiatan wajib santri yang perlu diikuti. Segala kegiatan santri dibawah
bimbingan kyai, ustadz/ustadzah dan juga bagian kakak pendamping
pengasuhan. Namun segala kondisi santri lainnya seperti sakit, izin dll
boleh tidak mengikuti kegiatan atas persetujuan dari pendamping dan juga
ustadz/ustadzah.
Menurut keterangan santri kelas III, kegiatan belajar mengajar yang
dibawakan oleh ustadz/ustadzah relatif menyenangkan dan mudah
82

dipahami. Meskipun masih terdapat ustadz/ustadzah yang cara


mengajarnya membosankan.122 Biasanya santri menyukai kegiatan belajar
yang diselipkan games di sela sela materi, hal ini juga berdampak baik
pada tingkat konsentrasi santri. Selain games, santri juga lebih tertarik
apabila ketika belajar disertai contoh dengan berita berita yang sedang
viral atau trendy, hal ini selain menambah wawasan santri juga membuat
suasana belajar menjadi lebih hidup. Santri tidak akan merasa ketinggalan
zaman meskipun belajarnya dibatasi tidak seperti remaja kebanyakan yang
difasilitasi oleh smartphone canggih yang dapat m apapun yang ingin
diketahui.
Berdasarkan keterangan dari guru mapel Bahasa Indonesia, juga
mengakui bahwa metode dan cara belajar yang digunakan masih
sederhana. Biasanya menggunakan metode ceramah dan lebih
mengembangkan kreatifitas santri. Penggunaan model pembelajaran juga
biasanya hanya diskusi, protofolio dan menciptakan karya santri.123
Rewards dan punishment menjadi salah satu motivasi santri dalam
kegiatan belejar. Rewards digunakan untuk santri yang memperoleh
pengahargaan, prestasi ataupun hal hal yang sesuai dengan tantangan yang
diberikan oleh ustadz/ustadzah. Sedangkan punishment merupakan
hukuman yang didapat santri ketika melanggar peraturan tata tertib pondok
pesantren.
3. Output
Output pendidikan merupakan hasil dari proses pendidikan yang sudah
dijalankan oleh pondok pesantren. Hasil dari proses belajar santri di pondok
pesantren yaitu berupa prestasi santri.
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat dalam
melaksanakan program-program unggulan yang dimiliki dibuktikan dengan
prestasi dan kejuaraan yang diraih pada santri-santrinya. Pondok pesantren
selalu mendorong para santrinya untuk meraih prestasi melalui bakat dan
minat yang dimiliki. Salah satu wali santri yang mempercayakan 3 anaknya
bersekolah di Pondok Pesantren Madinatunnajah juga mengatakan bahwa

122
Wawancara dengan santri kelas III, Dimas Muhammad Fajri, Jumat, 28 Januari 2022, Pukul 11.00
WIB, via Video Call Whatsapp.
123
Op.Cit, Nakhrowi, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 10.00 WIB, di Ruang Kantor TMI.
83

ustadz/ustadzah di pondok selalu memberikan perhatian terhadap santri-


santrinya mereka selalu memberikan support santrinya untuk memperoleh
prestasi lewat minat dan bakat, bahkan ketika santri sendiri tidak mengetahui
bakatnya ustad/ustadzah yang akan menilai secara langsung dan
memperhatikan bakat santrinya.124
Hal serupa juga dikatakan oleh santri kelas 3 yang baru saja mengikuti
lomba Kompetensi Sains Madrasah (KSM) , ustad/ustdazah memberikan
perhatian yang baik dengan selalu memberikan motivasi atau dukungan pada
santri-santrinya berprestasi baik akademik maupun non akademik.125 Selain
itu, salah satu wali santri berpendapat bahwa hasil belajar di pondok pesantren
menurutnya yang terpenting adalah santri mempunyai akhlak yang baik,
prestasi dalam bentuk akademik itu hanya menjadi bonus.126 Berikut Tabel 4.8
prestasi terbaru yang telah diraih para santri:
Tabel 4.7
Prestasi Santri TMI (Mts & MA) di Pondok Pesantren Madinatunnajah
No. Jenis Lomba Juara Tingkat Kejuaraan
1. Volly Putra 2 Tangerang Selatan
2. Bulu Tangkis Putra 3 Tangerang Selatan
3. Hadroh 3 Tangerang Selatan
4. Geografi 4 Tangerang Selatan
5. Biologi 4 Tangerang Selatan
6. Silat Kelas F Putra 2 Tangerang Selatan
7. Silat Kelas B Putra 2 Tangerang Selatan
8. Lari 4x100 M Putra 2 Tangerang Selatan
9. Lari 4x400 M Putra 2 Tangerang Selatan
10. Lari 5000M Putra 2 Tangerang Selatan
11. Tolak Peluru Putra 2 Tangerang Selatan
12. Pidato Bahasa Indonesia Putra 2 Tangerang Selatan
13. Lukis Islami Putra 3 Tangerang Selatan

124
Wawancara dengan santri kelas VI, Galileo, Jumat, 28 Jnauari 2022, Pukul 10.42 WIB. Via Video
Call Whatsapp.
125
Wawancara dengan santri kelas III, Dimas Muhammad Fajri, Jumat, 28 Januari 2022, Pukul 11.00
WIB, via Video Call Whatsapp.
126
Op.Cit, Lita, Jumat, 04 Februari 2022, Pukul 10.42 WIB, via Video Call Whatsapp.
84

14. Stand UP Putra 3 Tangerang Selatan


15. Cipta Puisi Putra 2 Tangerang Selatan
Sumber: Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat
Dari tabel prestasi diatas menggambarkan bahwa prestasi yang telah
dicapai oleh para santri menjadi bukti upaya pondok pesantren dalam
memberikan hasil belajar yang baik, pelayanan yang baik dan hal tersebut
menjadi salah satu daya tarik minat masyarakat. Upaya-upaya yang telah
dilakukan pondok pesantren perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali.
Perhatian yang diberikan oleh pondok pesantren dalam mendorong minat dan
bakat santri menjadi nilai plus untuk Pondok Pesantren Madinatunnajah
karena tidak semua lembaga pendidikan dapat melakukannya. Meskipun
dalam situasi dan kondisi pandemi seperti saat ini, hal tersebut juga tidak
menyurutkan semangat para santri untuk memperoleh prestasi. Selain itu peran
serta dari tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan juga fasilitassarana
prasarana yang memadai, kemudahan akses lokasi, kurikulum pesantren
modern, dan juga kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan juga menjadi
faktor santri mendapatkan hasil prestasi atau output yang baik.
Tabel 4.8
Sebaran Alumni
No. Prospek Lulusan Persentase
1. Perguruan Tinggi Negeri 40 %
2. Perguruan Tinggi Swasta 30 %
3. Perguruan Tinggi Luar Negeri 10 %
4. Bekerja 20 %
Sumber: Wawancara dengan Kepala Bagian Pendidikan dan Pengajaran
Pada tabel 4.9 menggambarkan sebaran alumni pondok pesantren
Madinatunnajah sangat beragam. Hal tersebut juga membuktikan bahwa
tinggal di pondok dengan keseharian yang padat tidak membuat semangat
santri menyurut justru sebaliknya mereka bersemangat dan mampu bersaing
dengan sekolah umum lainnya. Dengan melihat persentase prospek lulusan,
untuk perguruan tinggi negeri menempati persentase tertingga.i di pondok
pesantren Madinatunnajah, kemudian setelahnya ada perguruan tinggi swasta
85

dan bekerja. Para alumni yang memilih untuk bekerja, mereka memang sudah
dibekali dengan kemampuan bisnis dan juga disediakannya BLK untuk
mengasah kemampuan mereka menjalani hidup di masyarakat setelah lulus
dari pondok pesantren. Beberapa santri juga memilih perguruan tinggi luar
negeri, hal ini memang sudah dibantu dari pihak pondok pesantren apabila
memang ada santri yang bersedia. Biasanya pondok hanya membantu untuk
urusan registrasi, pengisian formulir dan hal lainnya, diluar itu berbagai tes
seleksi adalah menjadi tanggung jawab masing masing santri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian melalui wawancara, analisis data dan juga
observasi secara langsung maka dapat disimpulkan bahwa strategi pondok pesantren
Madinatunnajah dalam meningkatkan minat masyarakat di pendidikan selalu
mengalami peningkatan. Adapun strategi yang dilakukan dengan menekankan
program-program unggulannya melaui 3 tahap yaitu input, proses, dan output.
Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:
1. Input
Pada aspek input hasil penelitian yang diperoleh diantaranya: proses
rekruitmen sumber daya manusia baik dari tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan dilakukan melalui 3 tahap (mengisi fromulir, microteaching dan
wawancara). Kemudian, biaya pendidikan di pondok pesantren Madinatunnajah
relatif terjangkau sehingga tidak memberatkan masyarakat yaitu orang tua untuk
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Selanjutnya, lokasi pondok
pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat strategis sehingga memudahkan
akses masyarakat dan juga pihak pondok dalam menyelenggarakan proses
pendidikan. Selain itu, Kurikulum yang digunakan pondok pesantren sudah
menggunakan kurikulum modern dimana pondok memakai kurikulum gabungan
yaitu kurikulum 2013 yang mengikuti peraturan pemerintah yaitu kemenag dan
kurikulum pondok ( mengikuti kurikulum Gontor). Dalam kurikulum ini juga,
pemilihan program unggulan yang ditetapkan di pondok pesantren
Madinatunnajah banyak menarik minat dari orang tua. Terakhir, fasilitas sarana
dan prasarana yang tersedia sudah cukup memadai bagi keberlangsungan proses
pendidikan. Apabila sarana dan prasarana sudah mendukung kegiatan
pembelajaran maka tentu berpotensi dalam membantu santri untuk mencapai
prestasi baik akademik maupun non akademik.
2. Proses
Pada aspek proses, pondok pesantren menyediakan kegiatan pengembangan
minat bakat santri yang berguna untuk mendukung santri dalam mengembangkan
prestasi dibidang akademik dan non akademik. Selain itu, kegiatan belajar

86
87

mengajar dikelas juga menggunakan metode dan model pembelajaran yang


berbeda beda di tiap pengajarnya.
3. Output
Output pendidikan merupakan hasil dari proses pendidikan yang telah
dilakukan pondok pesantren sebelumnya. Output pendidikan dapat dilihat berupa
prestasi prestasi yang telah diraih oleh santri. Prestasi santri yang dibuktikan
dengan peraihan juara lomba dan prospek lulusan santri yang banyak diterima di
perguruan tinggi baik negeri, swasta maupun luar negeri, juga beberapa santri
yang memilih membuka usaha sendiri semakin memperlihatkan kualitas mutu
lulusan dan menciptakan reputasi yang baik bagi pondok pesantren
Madinatunnajah dipandangan masyarakat. Santri yang memilih membuka usaha
sendiri merupakan bentuk nyata pesantren dalam keberhasilannya meningkatkan
ketrampilan santri agar mampu hidup di lingkungan masyarakat setelah lulus dari
pondok pesantren.
Selain itu dalam pengguanaan strategi peningkatan minat masyarakat, pondok
pesantren juga mengalami hambatan. Adapun faktor penghambat dari strategi
peningkatan minat masyarakat dalam pendidikan di pondok pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat yaitu tidak adanya strategi khusus yang dimiliki
pondok dalam menarik minat masyarakat, kemudian beberapa tenaga pendidik
maupun tenaga kependidikan masih dibebankan pada beberapa jobdesk sehingga
mereka tidak fokus pada satu jobdesk yang dikerjakan. Selain itu, beberapa fasilitas
yang digunakan juga masih belum memadai seperti misalnya: web yang tersedia pada
proses penerimaan santri baru masih menyulitkan masyarakat dalam mengikuti
penerimaan santri baru, karena web yang digunakan mash sering error pada proses
penggunaannya.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan hasil
kesimpulan mengenai strategi peningkatan minat masyarakat dalam pendidikan di
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ada beberapa hal yang peneliti
sampaikan sebagai saran untuk Pondok Pesantren Madinatunnajah, diantaranya
sebagai berikut:
1. Pihak pondok pesantren
a. Kepala Bagian Pendidikan dan Pengajaran TMI
88

Disarankan kepada pihak pondok pesantren agar lebih selektif


memperhatikan kualifikasi sumber daya manusia sebagai tenaga pendidik
maupun tenaga kependidikan. Selain itu, fasilitas yang tersedia harus
disesuaikan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi kegiatan
pengembangan minat dan bakat santri. Hal ini dikarenakan masih terdapat
beberapa ekstrakurikuler yang masih kekurangan fasilitas, sehingga beberapa
santri yang memiliki bakat dalam ekskul tersebut terkendala.
b. Ketua Panitia Penerimaan Santri Baru
Fasilitas penerimaan santri baru masih belum memadai yaitu berupa web
yang disediakan untuk pendaftaran santri baru. Hal ini perlu diperhatikan
khususnya agar masyarakat tidak kesulitan dalam mengikuti serangkaian
prosedur penerimaan santri baru. Maka disarankan untuk memeperbarui web
yang tersedia, dan bisa mengikuti berbagai pelatihan dalam menunjang skill
penggunaan web agar lebih tersistematis dengan baik
c. Guru
Disarankan agar guru atau pengajar baik ustadz maupun ustadzah untuk
dapat memperbaharui metode pembelajaran yang lebih menyenagkan agar
santri tidak cepat merasa bosan.
2. Pembaca atau Peneliti selanjutnya
Bagi pembaca ataupun peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini berguna
dimasa yang akan datang sebagai salah satu sumber data dan rujukan untuk
penelitian dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan informasi yang lebih
lengkap dan lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2018. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Edisi 1, Cet. XXII. Jakarta:
Rajawali Press.
Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta:
PT. Prenada Media.
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Ahmad. 2020. Manajemen Strategis. Makassar: Nas Media Pustaka.
Aji, Prasetio. 2019. Manajemen Strategi; Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Edisi 2.
Yogyakarta: Expert.
Alwisol. 2019. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Amin, Fatkhul. 2019. “ Analisa Pendidikan Pesantren Dan Perannya Terhadap Pendidikan
Islam”. Jurnal Tadris, Vol. 13, No. 2.
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya.
Astiko. 2014. Manajemen Strategi. Malang: Banyumedia Publishing.
Astri, Marselina. 2014. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Orang Tua
Menyekolahkan Anaknya Ke Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan di SMKN 1
Pandak dan SMKN 1 Sewon”.
Azwar, Saifudin. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Danumiharja. 2014. Profesi Tenaga Kependidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Departemen Agama RI. 2003. Pondok pesantren dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya. Jakarta: Departemen Agama RI.
Departemen Agama RI. 2003. Pondok pesantren dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya. Jakarta: Departemen Agama RI, 2003).
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dhofier, Zamakhsyari. 2011. TradisiPesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai.
Jakarta: LP3ES.
Dzikri, Ahmad. 2019. “Pesantren dan Perubahan Sosial: Studi Terhadap Peran Pesnatren
Al-Ishlah, Sidamulya Cirebon”, Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman,
Vol. 5, No. 1.

89
90

Emis Pendis Kementerian Agama. Data Pondok Pesantren,


http://emispendis.kemenag.go.id/dashboard/?content=datapontren&action=list_pontr
en&prop=36&k=74&id=51 .
Fahmi Gunawan & Heksa Biopsi Puji Hastuti. 2018. Senarai Penelitian Pendidikan, Hukum,
dan Ekonomi di Sulawesi Tenggara. Sleman: CV Budi Utomo.
Fattah, Nanang. 2009. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Reamaja
Rosdakarya.
Fauzan. 2020. Peta Ideologi Ummat Islam Pada Sistem Demokrasi di Indonesia: Penelitian
Pada Beberapa Pesantren di Pulau Jawa. Bandung: LP2M UIN SGD Bandung.
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawati S. 2012. Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Haedari, Amin. 2007. Transformasi Pesantren. Jakarta: LekDis & Media Nusantara.
Hamalik, Umar. 2016. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial suatu pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Press.
Irjus. 2015. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Deepublish.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama, Cet ke 1.
Kariyanto, Hendi. 2019. “Peran Pondok Pesantren Dalam Masyarakat Modern”, Jurnal
Edukasia Multikultura, Vol. 1, Edisi. 1, Agustus.
Kemenag. 2022. Statistik Data Pondok Pesantren Tangerang Selatan,
https://ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik?id=36 .
Kemendikbud. 2022. Data Pokok Pendidikan, https://dapo.kemdikbud.go.id/pd/2/286300.
Khoirunnisa. 2017. Strategi Pemasaran Pondok Pesantren Nurul ‘Ulum Kauman Kota Gajah
Lampung Tengah. Skripsi Fakutas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan
Lampung.
Kompri. 2018. Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren. Jakarta: Prenadamedia.
Kosasi, dan Soetjipto. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ladjid, Hafni. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Ciputat: PT. Ciputat Press Group.
M.Arifin, & Barnawi. 2017. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
91

Mahmud. 2006. Model-Model Pembelajaran Di Pesantren. Tangerang: Media Nusantara.


Manansih, Nur Indah. 2020. Strategi Bauran Pemasaran Jasa Dalam Meningkatkan Minat
Masyarakat Terhadap Pendidikan di SDIT Ayatul Husna Cikarang. Skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan & Sumber Belajar
Teori dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Naibaho, Tutiarny dkk. 2021. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Media Sains
Indonesia.
Novianto, Efri. 2019. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Deepublish.
Nurhayati dkk. 2019. “Model Pondok Pesantren di Era Milenial”. Belajea: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 01.
Nurmansyah, Gunsu dkk. 2019. Pengantar Antropologi: ikhtisar Mengenal Antropologi.
Bandar Lampung: Publikasi Universitas Bandar Lampung.
Paramansyah, Arman. 2020. Manajemen Pendidikan Dalam Menghadapi Era Digital,
Medan: Fakultas Ekonomi UNPAB.
Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana
dan Prasarana, Pasal 1.
Pradesyah, Riyan. 2020. “Pengaruh Promosi Dan Pengetahuan Terhadap Minat Masyarakat
melakukan Transaksi Di Bank Syariah (Studi Kasus Di Desa Rahuning)”. Jurnal
Ekonomi Islam, Al-Sharf Vol. 1, No. 2, Edisi Oktober.
Prastya, Dinda. 2020. Kualitas Pendidikan di Indonesia.
https://www.kompasiana.com/KualitasPendidikandiIndonesia
Purwa Atmaja Prawira. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Qomar, Mujamil. 2000. Pesantren dari Transformasi Metode Menuju Demokratisasi
Institusi. Jakarta: Erlangga.
Rahem, Zaitur. 2019. Jejak Intelektual Pendidikan Islam Generasi Salafiyah dan Khalafiyah.
Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group.
Rully dan Poppy. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk
Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan (Revisi). Bandung: PT Refika Aditama.
92

Salamah, Ana. 2018. Skripsi:”Minat Masyarakat Menyekolahkan Anak (Studi Kasus Pada
MTs An-Nur SP3 Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara)”.
Palangkaraya: IAIN Palangkaraya.
Salamah. 2018. Minat Masyarakat Menyekolahkan Anak (Studi Kasus Pada MTs An-Nur SP3
Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara). Skripsi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Paangkaraya.
Salusu, J. 2015. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi
NonProfit. Jakarta: Grasindo.
Santoso, Agus. 2021. Mengontrol Emosi Menjadi Seni. Jawa Timur: Global Aksara Pres.
Sholihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Bandung: Erlangga.
Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta, Rineka Cipta.
Soetjipto, Budi W. 2008. Kisah Sukses Para Kampiun SDM. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualtitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharyat, Yayat. 2009. “Hubungan Antara Sikap, Minat, Latihan dan Kepemimpinan”,
Jurnal Region, Vol. 1 No.3.
Suhendi dkk. 2022. Belajar dan Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sujadi. 2011. “Konsep Manajemen Strategik sebagai Paradigma Baru di Lingkungan
Organisasi Pendidikan”, Jurnal STIE Semarang, Vol.3, No.3, Edisi Oktober.
Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sulthon, Masyhud dan khusnurdilo. 2004. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva
Pustaka.
Sunaengsih, Cucun dkk. 2017. Pengelolaan Pendidikan. Sumedang : UPI Sumedang Press.
Supadi. 2020. Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta: UNJ Press.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada
Media Group.
Sutrisno. 2019. “Analisis Faktor-Faktor Penentu Minat Siswa Memilih Sekolah Dalam
Meningkatkan Kinerja Pesantren Tahfizh Daarul Quran Lampung”. Jurnal
Simplex, Vol.2, No.2, Edisi Agustus.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2015. Metodologi Penelitian Sosial berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Prenadamedia.
93

Syafe’i, Imam. 2017. “Pondok Pesantren :Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter”. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8.
Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing.
Trygu. 2021. Teori Motivasi Abraham H. Maslow dan Hubungannya dengan Minat Belajar
Matematika Siswa. Bogor: Guemedia.
Wijaya, Umrati Hengki. 2020. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian
Pendidikan. Sulawesi Selatan: STT Jaffray.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
TABEL UJI REFERENSI

Nama : Anggi Rahmawati


NIM : 11170182000020
Judul Penelitian : Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Abdul Aziz Hasibuan, M.Pd
2. Zahrotul Munawwaroh, M.Pd

95
96
97
98
99
LAMPIRAN 2
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

100
LAMPIRAN 3
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

101
LAMPIRAN 4
SURAT KETERANGAN PENELITIAN

102
LAMPIRAN 5
PEDOMAN WAWANCARA

Dimensi Indikator Pertanyaan


Input Sumber Daya Manusia 1. Bagaimana sumber daya
manusia yang dimiliki pondok
pesantren?
2. Apa saja kriteria atau syarat
menjadi tenaga pendidik
ataupun tenaga kependidikan di
ponpes Madinatunnajah?
3. Apakah SDM yang diperlukan
hanya diperbolehkan dari
dalam ponpes?
Penentuan Biaya Pendidikan 1. Adakah analisis sebelum
melakukan penetapan biaya
pendidikan?
2. Adakah keluhan dari
masyarakat terhadap sejumlah
biaya pendidikan?
3. Adakah perbedaan harga atau
biaya pendidikan sebelum dan
sesudah pandemi?
4. Bagaimana cara mengukur
harga pendidikan yang sesuai
dengan kemampuan
masyarakat?
Lokasi Pondok Pesantren 1. Bagaimana kemudahan akses
lokasi ponpes?
2. Apakah kondisi lokasi sudah
cukup strategis?
Kurikulum 1. Bagaimana pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum?
2. Jenis kurikulum apa yang
diterapkan oleh pondok
pesantren?
Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana kondisi sarana
prasarana sebagai fasilitas
KBM juga proses
terselenggaranya pendidikan?
2. Bagaimana tata ruang kelas
yang digunakan santri dan
guru?
Proses Kegiatan Belajar Mengajar 1. Bagaimana proses media dan
metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru di ponpes
Madinatunnjah?
2. Apa saja program unggulan
yang ditawarkan untuk menarik
103 minat masyarakat dalam
menyekolahkan anaknya di
pondok pesantren?
Output Lulusan Santri 1. Apa saja prospek lulusan
santri?
2. Adakah sebaran almuni di
PTN?
3. Bagaimana dengan pencapaian
hasil belajar santri?
LAMPIRAN 6
TRANSKIP HASIL WAWANCARA KEPALA BAGIAN PENDIDIKAN DAN
PENGAJARAN TMI

Nama : Ustadz Mas Lingga Mochamad Cung, S.Pd


Jabatan : Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran
Umur jabatan : 12 Tahun
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
3. Bagaimana sumber daya manusia yang dimiliki pondok pesantren?
Jawab: secara jumlah sudah cukup dan secara kualitas cukup memadai karena
mayoritas pengajar lulusan S1 hingga S2 bahkan ada beberapa alumni lulusan
luar negeri.
4. Apa saja kriteria atau syarat menjadi tenaga pendidik ataupun tenaga
kependidikan di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: syarat untuk guru dari luar pondok artinya bukan alumni pastinya
sesuai kualifikasi, seperti misalnya dibutuhkan guru matematika ya tentu
lulusan sarjana matematika kemudian untuk bagian administrasi atau
komputer juga disesuaikan. Sedangkan syarat untuk yang dari dalam itu
biasanya dari pengabdian terlebih dahulu. Syarat untuk ikut pengabdian di
dpondok baik pengabdian yang sifatnya wajib atau tidak, syaratnya hanya
alumni.
5. Mengapa perlu ada syarat dalam mendapatkan SDM?
Jawab: tentunya hal tersebut perlu dan penting untuk menjaga kualitas tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan dan juga untuk meningkatkan kualitas dari
sumber daya manusia yang dimiliki pondok sehingga mampu berpengaruh
pada peningkatan kualitas dari output santrinya.
6. Apakah SDM yang diperlukan hanya diperbolehkan dari dalam ponpes?
Jawab: tidak, tentu diperbolehkan dari luar dan itu bisa dengan mengadakan
open recruitment.
7. Adakah analisis sebelum melakukan penetapan biaya pendidikan?
Jawab: ada, analisis terlebih dahulu. Ini bisa dilihat di google di search ponpes
termurah se tangsel pasti pondok kami masuk bahkan memang satu satuya.
Analisis yang dilakukan melihat misalnya dari segi buku, kami mencari

105
penerbit yang tidak terlalu mahal namun kualitasnya oke dan hal in juga tentu
disesuaikan dengan melihat dari kebutuhan pendidika kedepan.
8. Adakah keluhan dari masyarakat terhadap sejumlah biaya pendidikan?
Jawab: pasti ada saja. Biasanya bukan karena biaya pendidikan yang mahal,
malah justru biaya pendidikan di kami ini termasuknya murah apalagi di
jabodetabek kan. Paling hanya karena dulu kami memperbolehkan untuk di
cicil dari mulai santri masuk hingga nanti saat sedang bersekolah, namun
sekarang sudah tidak bisa sama seperti itu. Perbedaannya hanya sekarang itu
boleh cicik namun saat santri sudah mulai masuk sekolah atau Tahun Ajaran
Baru itu harus lunas. Contohnya mencicil uang pangkal atau uang gedung dulu
boleh ciicl selama 1 semester kalo sekarang tidak sampai 1 semester hanya
memangkas jadwal mencicil pembayaran tersebut.
9. Apakah ada komplain dari masyarakat terkait hak yang harus mereka
dapat?
Jawab: Ada, biasanya wali murid itu sering komplain ketika barang baranag
anaknya sering hilang, seperti baju, makanan dan lain sebagainya yang barang
itu hal biasa untuk kami karena di lingkungan pondok itu banyak dan berbaur
jadi paling kami memberi pengertian. Terus semisal pelanggaran yang
dilakukan santri, kan biasanya santri melakukan pelanggaran dan mereka ngga
tau gitu, terus taunya saat sudah ada pelanggaran yang lebih besar seperti di
skors atau bahkan yang lebih parah semacam dikeluarkan dari ponpes.
10. Adakah perbedaan harga atau biaya pendidikan sebelum dan sesudah
pandemi?
Jawab: tidak ada, Cuma ada pelonggaran pembayaran. Kalau misalnya ada
beberapa wali santri yang terlambat bayar kami memaklumi hal tersebut
karena saat pandemi kan banyak kasus yang berdampak pada perekonomian
keluarga ya, seperti orang tua santri yang kena dampak PHK perusahaan,
kesulitan ekonomi dll sehingga kami mewajarkan saja.
11. Bagaimana cara mengukur harga pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan masyarakat?
Jawab: melihat dari kondisi warga sekitar pondok, sekitar jombang. Hal ini
dilakukan survey pendapatan biasanya dan ini ada di formulir pendaftaran
santri khusus untuk pendapatan orang tua. Ada 3 kategori pembayaran untuk
santri, yang pertama full artinya SPP full dibayar oleh wali santri, kedua
setengah yaitu wali santri dapat mengajukan keringanan biaya seperti
misalnya saat pendemi ini banyak orang tua yang mengalami PHK dari
pekerjaannya, atau ternyata salah satu orang tuanya meninggal atau yatim
piatu, dan yang terakhir ini free atau tidak membayar sama sekali artinya
mendapat beasiswa, untuk program beasiswa ini kami berikan untuk santri
santri kami yang berasal dari luar pulau seperti misalnya dari kupang, NTT,
NTB, dan lain lain. Ini juga karena pesan dari pak kyai agar menjadi syiar juga
untuk mereka disana nantinya diharapkan dapat menyebarluaskan ilmu yang
telah di dapat disini.
12. Apa saja strategi yang digunakan untuk memperoleh kepercayaan
masyarakat dalam minat menyekolahkan anaknya di pondok pesantren?
Jawab: strategi khusus tidak ada, seperti promosi memasang banner, baliho,
flyer itu kami tidak dan hal itu sudah 8 tahun yang lalu kami sudah tidak
menggunakan. Tapi kami lebih mengunggulkan beberapa program seperti
safari dakwah, PPM (Program Pengabdian Masyarakat), Amaliah Tadris.
13. Apa saja faktor yang mendukung masyarakat untuk mau
menyekolahkan anaknya di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: alasan yang sering kami jumpai itu biasanya karena jarak dekat itu
masyarakat sekitar, kemudian biaya terjangkau.
14. Apa saja faktor yang menghambat ponpes dalam menarik minat
masyarakat menyekolahkan anaknya di ponpes Madianatnnajah?
Jawab: output dari lulusan yang kurang baik ini memberikan dampak yang
membuat masyarakat kurang percaya terhadap kami, misalnya ada yang kabur,
merokok dll hal itu menjadi dampak buruk bagi kami juga karena pondok
kami tidak mengkhususkan tahfidz atau tidak mewajibkan program tersebut.
Padahal program tersebut kami ada, namun mau tidaknya itu kami serahkan
pada kemauan santri untuk belajar.
15. Bagaimana kondisi sarana prasarana sebagai fasilitas KBM juga proses
terselenggaranya pendidikan?
Jawab: sebenarnya belum terlalu baik, namun sudah cukup memadai.
16. Bagaimana tata ruang kelas yang digunakan santri dan guru?
Jawab: memadai
17. Bagaimana upaya ponpes dalam pemenuhan kelengkapan fasilitas
ponpes?
Jawab: untuk pondok kami sendiri biasanya dengan melakukan iuran pada
santri ataupun wali santri, kemudian penyebaran proposal kepada donator dan
lembaga lembaga zakat.
18. Bagaimana kemudahan akses lokasi pondpes?
Jawab: sudah strategis sih, karena kan lokasi ini benar benar diantara 2 kota
maju di wilayah Tangerang Selatan yaitu BSD dan Bintaro. Hal itu menjadi
kelebihan kami untuk mengakses ke berbagai wilayah juga.
19. Bagaimana proses media dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh
guru di ponpes Madinatunnjah?
Jawab: itu biasanya tergantung pada materi yang digunakan, tapi untuk saya
sendiri masih menggunakan metode ceramah, diskusi, beberapa kali
menyelipkan games dan pengadaan kuis.
20. Bagaimana pelaksanaan dan pengembangan kurikulum?
Jawab: pondok kami memang menggabungkan 2 kurikulum yaitu berbasis
pesantren dan pemerintah dengan kurikulum 2013, untuk pesantren memang
kami mengikuti gontor dan untuk modern mengikuti dari peraturan pemerintah
yaitu Kemenag.
21. Bagaimana pelayanan ponpes di mata masyarakat?
Jawab: masih cukup baik
22. Apa saja manfaat bersekolah di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Paham ibadah, ibadahnya lebih terkontrol, bisa mempunyai skill yaitu
mengajar karena selama disini di bekali ilmu lewat pembelajaran Amaliah
Tadris, dapat mengerti dan paham Bahasa Arab.
23. Apa saja program unggulan yang ditawarkan untuk menarik minat
masyarakat dalam menyekolahkan anaknya di pondok pesantren?
Jawab: Amaliah Tadris (Microteaching), PPM (Program Pengabdian
Masyarakat), Rihlah (belajar bisnis untuk membangkitkan ekonomi)
24. Jenis kurikulum apa yang diterapkan oleh pondok pesantren?
Jawab: kurikulum gabungan, kurikulum berbasis pondok pesantren dan
kurikulum dari pemerintah Kemenag yaitu kurikulum 2013.
25. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar santri?
Jawab: santri disini itu kan lumayan banyak jumlahnya dan ntuk mengukur itu
semua tentu tidak bisa sama rata, ya jadi variatif. Variatif dalam artian ada
yang pencapaiannya baik, ada juga yang kurang.
26. Bagaimana dengan tingkat kelulusan santri?
Jawab: variatif untuk secara akademis, kalau untuk kurikulum dari pemerintah
artinya mereka tetap melaksanakan ujian yang diadakan pemerintah dan
memang lulus 100%.
27. Apa saja prospek lulusan santri?
Jawab: lulusan kami itu sudah seimbang, ada yang beberapa di perguruan
tinggi negeri, ada juga perguruan tinggi swasta, ada beberapa yang mengikuti
program beasiswa di luar negeri juga, dan ada juga yang gap year, ada
beberapa yang bahkan lulus dari sini karena mereka sebelumnya sudah diajari
bekal ilmu berbisnis keluar dari pondok akhirnya membuka usaha. Kemarin
ada salah satu contohnya yaitu dia buka usaha ternak magot dan sekarang
sedang berkembang.
28. Adakah sebaran almuni di PTN?
Jawab: ada,untuk ini secara kasarnya penggambarannya PTN 40%, PTS 30%,
bekerja 20%, dan Luar Negeri 10%. Kami sudah membantu santri yang
memang berniat untuk mengikuti program kuliah Luar Negeri sejak 2008 ada
1 orang yang berminat saat itu, dan dari kami pihak ponpes juga memfasilitasi
hal tersebut, seperti misalnya registrasi, cara daftarnya kemudian tes hanya
sebatas itu.
29. Bagaimana menciptakan dan terus menjaga reputasi ponpes?
Jawab: dengan cara munculkan keunggulan keunggulan dari pondok
pesantren, hingga terus disampaikan oleh kyai di berbagai forum seperti
pengajian besar itukan biasanya melibatkan wali santri atau juga untuk umum,
kemudian rapat internal juga disampaikan prestasi yang telah diraih .
30. Menurut anda, apa yang sudah dilakukan pondok dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia?
Jawab: pelatihan, seminar, webinar. Nah untuk pelatihan ini juga untuk guru
sebagai tenaga pengajar, untuk tenaga kependidikan yaitu staf ponpes, juga
untuk santri agar skill nya bertambah. Pelatihan itu ada 2 mengikuti pelatihan
internal atau mengikuti pelatihan eksternal. Pelatihan Internal yaitu biasanya
yang kegiatannya dilaksanakan dan diikuti di dalam ponpes, sedangkan
pelatihan eksternal itu biasanya kami guru ataupun staf dikirim ke pelatiahn
luar yang ada diluar ponpes.
31. Bagaimana cara mempertahankan kualitas pengajar agar dapat menarik
minat masyarakat?
Jawab: selektif ketika memilih tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
kemudian ketika sudah memiliki tenaga pendidik ataupun tenaga kependidikan
juga diberikan pelatihan agar kualitas yang dimiliki terus meningkat.
32. Apakah kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pesantren ataupun
program unggulan sudah sesuai dengan visi dan misi ataupun tujuan
ponpes?
Jawab: sudah, ponpes menurut saya sudah banyak menciptakan kader
pemimpin seperti dalam visi pesantren salah satunya yaitu menyiapkan kader
pemimpin umat bangsa dengan program unggulannya yaitu safari dakwah
yang melatih mnetal dan juga amaliah tadris sebagai penyiapan awal atau
bekal awal dalam menyiapkan materi.
33. Apa yang dilakukan pondok dalam menarik perhatian masyarakat?
Jawab: yang paling utama lebih meningkatkan kualitas output atau lulusannya,
mengunggulkan program, dan paling sosial media ya youtube dan instagram.
Tetapi kalau untuk promosi semacam penyebaran baliho, banner, spanduk itu
LAMPIRAN 7
TRANSKIP HASIL WAWANCARA KETUA PANITIA PENERIMAAN SANTRI
BARU

Nama : Ustad Wahid


Jabatan : Ketua Panitia Penerimaan Santri Baru dan Guru Mapel Agama
Umur Jabatan : 5 Tahun (Namun Jabatan sebagai guru sudah sejak 2015)
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Juni 2022
Waktu : 19.30 WIB

1. Mengapa anda tertarik menjadi panitia PSB?


Jawab: untuk mengajukan itu tidak, namun ini adalah permintaan langsung
dari pak kyai dan menurut saya ini juga merupakan sebuah kebutuhan ponpes
dalam menyiapkan generasi yang lebih maju, mencari kader kader terbaik.
2. Apa tujuan adanya panitia PSB di Ponpes?
Jawab: untuk membuka pendaftaran bagi santri santri baru agar proses PSB
lebih tersistematis dan rapi. Dulu fokus kami menjaring santri, tapi sekarang
lebih kepada menyaring para santri baru.
3. Apa saja fungsi tersedianya panitia PSB?
Jawab: untuk membantu masyarakat dalam menyediakan fasilitas santri baru.
Seperti fasilitas web untuk mendaftar, kemudian pengumpulan berkas berkas
yang perlu diserahkan ke pondok, membantu penyeleksian santri, ujian tes
dan lain sebagainya, pusat informasi bagi masyarakat bagi santri ataupun wali
santri yang tertarik.
4. Apa saja tugas panitia PSB?
Jawab: tugasnya ya mendata calon santri baru, mempersiapkan soal atau tes
untuk para calon santri, administrasi.
5. Apa saja kriteria menjadi panitia PSB ?
Jawab: harus sesuai dengan kebutuhan, biasanya kalau dari internal memang
karena permintaan pak kyai. Kalau untuk dari eksternal biasanya ada open
recruitmen yang pasti sudah sesuai dengan syarat syarat yang diinginkan oleh
ponpes, yang pasti dia nanti harus siap ketika dibebankan pada mengajar juga
bukan hanya satu jobdesk saja. Pastinya jika melihat kebutuhan saat ini, tim
PPSB sangat membutuhkan anggota yang bisa dalam membuat web design

111
untuk ponpes, dan sistem yang canggih untuk menyimpan berbagai data
ponpes.
6. Proses seleksi menjadi panitia PSB?
Jawab: Ini kami serahkan pada pak kyai langsung, karena beliau yang lebih
mengenal karakteristik orang apalagi untuk internal, eksternal pun sama harus
menghadap ke kyai.
7. Adakah kendala yang dihadapi oleh panitia PSB sebelum dan sesudah
pandemi? Apa saja?
Jawab: Kendala pandemi itu karena daring ya waktu itu, kebanyakan
masyarakat pada kesusahan apalagi untuk orang tua yang kurang mengikuti
perkembangan zaman. Kendala lainnya karena kami memang belum membuat
sistem secara bagus.
8. Apa saja strategi yang digunakan dalam proses penerimaan santri baru?
Jawab: menyaring dengan mencari kualitas santri yang terbaik. Selektif dan
tegas terhadap seleksi santri sekalipun dia itu berprestasi dan sudah
memenangkan berbagai lomba pegetahuan umum tetap yang menentukan
salah satunya dari tes tes yang disediakan oleh ponpes. Disini salah satunya
psikotest itu sangat penting, karena di ponpes itu biasanya anak anak sering
mengalami masalah mental karena kan pertama kalinya jauh dengan orang
tua.
9. Alur penerimaan santri baru di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: 1) Daftar online (Gform), mendapat balasan dan membayar uang
formulir senilai 200k. 2) Tes seleksi. Dalam tes seleksi ini ada 4 standar
seleksi yang diadakan oleh ponpes, yaitu: Baca tulis alquran (membaca al
quran dan menulis arab), Ilmu pengetahuan umum, Bacaan Sholat, dan
Psikotes. Dan jika calon santri mempunyai prestasi sebelumnya
diperbolehkan untuk melampirkan namun hal tersebut bukan menjadi patokan
diterima atau tidaknya. 3) Membayar uang pangkal.
10. Adakah sebelumnya ada perubahan jadwal pelaksanaan penerimaan
santri baru dikarenakan pandemi?
Jawab: Tidak ada perubahan, jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah
ditentukan. Namun hanya mekanisme pendaftaran saja yang berubah.
11. Apakah ada perbedaan alur pendaftaran PSB saat sebelum pandemi dan
sesudah adanya pandemi?
Jawab: Alurnya tetap sama.
12. Apa saja syarat atau kriteria menjadi santri di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Mengikuti seluruh rangkaian tes dan hasilnya lulus, memenuhi
persyaratan administratif seperti ijazah hal tersebut untuk pelaporan.
13. Bagaimana penempatan santri setelah diterima?
Jawab: Penempatan kelas santri tidak ada untuk MTs karena semuanya sama
dari kelas a-g, dan jika masuk MA itu ikutnya kelas intensif.
14. Adakah perbedaan seleksi bagi calon santri yang memiliki prestasi?
Jawab: Tidak ada, tetap mengikuti serangkaian tes dan prestasi semacam
sertifikat hanya sebagai nilai plus.
15. Bagaimana cara menjaga antusias calon santru dan orang tua dalam
mengikuti serangkaian proses seleksi di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Informasikan dengan detail apa yang perlu dipersiapkan, langkah apa
saja yang perlu dilakukan selanjutnya, informasikan jadwal pelaksanaan pada
tes tes selanjutnya.
16. Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam proses penerimaan santri?
Jawab: Lahir dan Bathin. 1) Menghitung kuota dari kelas 6. 2) Menentukan
berapa lama pelaksanaan penerimaan santri baru (berapa bulan dan ada berapa
gelombang).
17. Bagaimana respon atau tanggapan masyarakat dalam mengikuti seleksi
di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Mereka sangat antusias, mengharap agar anaknya lolos seleksi.
Bahkan ada yang pernah memohon agar di loloskan tetapi karena memang
sudah menjadi keputusan dari hasil seleksi kami harus tegas itu juga demi
tercapainya mutu pondok pesantren yang berkualitas.
18. Bagaimana cara menjaga antusias calon santri dan orang tua dalam
mengikuti serangkaian proses seleksi di pondok pesantren?
Jawab: memberi arahan dan terus berkomunikasi agar tidak lepas
informasinya
19. Bagaimana menciptakan reputasi yang baik agar dapat menarik minat
masyarakat dalam menyekolahkan anaknya di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Terus memperbaiki kualitas lulusan, semakin unggul santri yang
dimiliki ponpes ini maka akan semakin baik reputasi ponpes di mata
masyarakat.
20. Menurut anda, apa saja faktor yang membuat masyarakat tertarik
terhadap ponpes?
Jawab: Ilmu agama, keamanan, dan kenyamanan.
21. Apakah ada masyarakat yang bertanya mengenai info PSB secara
langsung di ponpes?
Jawab: Ada, ada juga masyarakat yang sudah terbuka dan mengikuti
perkembangan zaman jadi mencari sendiri di google, ada juga yang survey
langsung ke lokasi untuk melihat bagaimana pondok yang akan menjadi
tempat sekolah anaknya. Namun karena masa pandemi tidak diperbolehkan
untuk melihat lebih ke dalam jadi dibatasi hanya sampai asrama anak anak
paling.
22. Adakah program unggulan ponpes yang biasanya enjadi daya tarik bagi
ponpes?
Jawab: Bahasa Arab dan Inggris, Pramuka, dan kualitas output yang semakin
baik. Pramuka ini kan karena sudah mengikuti lomba kemana mana dan
seringkali menjuarai perlombaan, juga biasanya dari lulusan yang
menciptakan promosi dari mulut ke mulut masyarakat.
23. Bagaimana sikap yang hrus ditunjukan panitia PSB dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat?
Jawab: Baik, Komunikatif, dan Penyabar. Hal itu dikarenakan panitia PSB
akan menemui berbagai karakter dari masyarakat yang tentu berbeda beda
kemauannya satu dengan lainnya dan harus bisa menempatkan diri.
24. Dalam menghadapi berbagai kendala, maka seseorang akan lebih
memberikan perhatian pada masalah tersebut, kira kira bentuk
perhatian apa yang biasanya diberikan pihak PSB pada masyarakat?
Jawab: Kendala yang saat ini dirasakan itu sebenarnya karena dari tim panitia
PSB pekerjaan yang dilakukan itu double jadi tidak fokus pada satu pekerjaan
saja, maka yang menjadi perhatian kami ya lebih kepada penambahan SDM
atau kurangi jabatan dari saya selaku ketua dan juga smart sistem agar
masyarakat juga tidak kesulitan dalam mengakses formulir pendaftaran.
25. Apakah masyarakat pernah mengajukan komplain? Jika iya, bagaimana
cara mengatasi permasalahan tersebut?
Jawab: ya pernah, ya paling terkait kendala web waktu penerimaan santri
baru, karena kan kita masih penyesuaian.
LAMPIRAN 8
TRANSKIP HASIL WAWANCARA GURU 1

Nama : Ustad Nakhrowi, S.Pd.


Jabatan : Guru Mapel Bahasa Indonesia
Umur Jabatan : 10 tahun
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Juni 2022
Waktu : 10.25 WIB

Guru
1. Mengapa anda tertarik menjadi guru di ponpes madinatunnajah?
Jawab: Karena dulu saya memang alumni dan wajib untuk pengabdian.
2. Adakah kriteria menjadi guru di Ponpes Madinatunnajah? Jika ada, apa
saja?
Jawab: Tidak ada
3. Bagaimana proses seleksi rekruitmen tenaga pendidik atau guru?
Jawab: Membuat surat pernyataan, namun untuk calon guru dari luar yang
memang minat dan itu harus sesuai dengan akademisnya.
4. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan minat masyarakat dalam
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren?
Jawab: Menampilkan guru yang terbaik, mencantumkan program unggulan dan
kegiatan kegiatan santri di ponpes.
5. Bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik sebagai guru kepada
masyarakat (baik santri atau orang tua) ?
Jawab: Memberikan ketenangan untuk santri dan orang tua saat masa pandemi
dengan dibuktikannya vaksin pada guru dan wali kelas tentunya serta semua
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di ponpes.
6. Bagaimana menjaga komunikasi yang baik dengan wali santri?
Jawab: Kalau untuk wali kelas itu ada grup nya dengan wali santri sehingga
terjalin komunikasi setiap waktu, sedangkan untuk guru mapel itu yaa hanya
dengan santrinya. Paling ketika bertemu secara langsung saja yaa menjawab
semua pertanyaan dari wali santri dengan santun.
7. Jenis kurikulum apa yang diterapkan di ponpes Madinatunnajah?

116
Jawab: Mengikuti kurikulum TMI Gontor dengan Departemen Agama, jadi ada
pelajaran umum untuk sekolah yaitu MTs dan MA juga pesantren yaitu mengikuti
kurikulum seperti di Gontor.
8. Adakah kendala selama mengajar di ponpes?
Jawab: Tidak ada, paling santri banyak ngantuknya karena ada berbagai kegiatan
mengaji yang dilakukan santri ketika malam hari, dan juga dimasa pandemi ini
kan banyak jam pelajaran yang dikurangi sehingga ada beberapa materi yang
akhirnya saya SKIP dan mengejar materi yang dirasa cukup penting.
9. Bagaimana proses media dan metode pembelajaran di ponpes?
Jawab: fasilitas sudah ada dan tersedia namun jarang digunakan oleh saya, karena
saya masih menggunakan metode ceramah dan juga mengembangkan kreativitas
santri.
10. Bagaimana penerapan model pembelaran di ponpes?
Jawab: Diskusi, Portofolio, dan menciptakan karya.
11. Bagaiaman reputasi ponpes dimata masyarakat?
Jawab: Baik ya, karena terbukti dari antusias masyarakat saat dibukanya
penerimaan santri baru itu membludag dan dari tes juga diperketat.
12. Adakah keluhan masyarakat ?
Jawab: Ngeluh ada, salah satunya karena orang tua tidak bisa menengok anaknya.
13. Menurut anda, apa yang sudah dilakukan pondok dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia?
Jawab: Dengan diperhatikannya kesejahteraan tenaga pendidik dan juga tenaga
kependidikan, meningkatkan skill SDM dengan mengadakan pelatihan, workshop,
seminar, motivasi dll. Contohnya setiap awal tahun diadakan IHT semacam
training. Pada bulan maret lalu ada 3 pelatihan yaitu: Man Jadda wa Jadda dengan
ust. Syaifuddin, kemudian ada Unconditional Happines yaitu dengan ust. Nanang,
Pembelajaran santri aktif dengan pengisi ust. Abdurrahman Yapono Rahim.
14. Bagaimana cara mempertahankan kualitas pengajar agar dapat menarik
minat masyarakat?
Jawab: Dengan diadakan Pelatihan secara berkala di awal tahun, namun untuk
selanjutnya itu biasanya melihat kondisi tidak menentu pada bulan bulan
sebelumnya.
15. Apa saja program program unggulan yang paling diminatai oleh wali santri
ataupun santri?
Jawab: Amaliah Tadris, PPM (santri dibagi kelompok masing masing ada 15
santri, mereka terjun langsung ke masyarakat kemarin di Banten Lama.
Kegiatannya ada mengajar TPA, kegiatan sosial dengan masyarakat, pengajian
dll), juga Pengadaan Bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia).
16. Apakah kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pesantren ataupun program
unggulan sudah sesuai dengan visi dan misi ataupun tujuan ponpes?
Jawab: Sudah, contohnya ya itu tadi ada PPM dari Ponpes dan Amaliah Tadris itu
dari program TMI.
17. Bagaimana dengan kondisi sarana dan prasarana masing masing kelas?
Jawab: Sudah cukup memadai.
18. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler yang ada di pondok pesantren dengan
fasilitas yang tersedia?
Jawab: Pramuka (wajib), Muhadharah, Tapak Suci (tingkat nasional dan PON).
19. Bagaimana dengan kurikulum yang digunakan pondok pesantren?
Jawab: Menggunakan kurikulum gabungan antara pondok pesantren Gontor dan
pemerintah.
20. Apakah anda senang jika minat masyarakat bertambah setiap tahun ajaran
baru?
Jawab: Senang, Karena hal tersebut tentunya juga akan meningkatkan
kesejahteraan SDM yang ada di ponpes.
21. Bagaimana jumlah perkembangan santri dari tahun ke tahun di ponpes
MN?
Jawab: Bertambah, tapi kami membatasi sesuai dengan jumlah kamar, MTs naik 3
kelas, dari a-f.
22. Bagaimana prospek lulusan santri ?
Jawab: Ada yang masuk kampus ternama, ada yang lewat beasiswa Luar Negri,
ada juga yang Gap year menunggu tahun berikutnya, ada yang masuk Al-Azhar
Cairo.
23. Bagaimana pencapain hasil belajar santri?
Jawab: Sejauh ini bagus, lulus semua.
24. Apakah terdapat reward untuk santri yang berprestasi dan punishment
untuk santri yang bermasalah?
Jawab: kelas akhir biasanya mendapat rewards seperti contohnya hafal juz
kemarin ada yang hafal 20 juz, terus ada yang dilihat dari kedisiplinan nya, ada
yang dari akademiknya, ada juga yang kader luar pulau. Untuk punishment itu
misalnya membawa HP di ponpes jadi dia mendapat hukuman tidak mengikuti
wisuda di ponpes.
25. Apakah masyarakat (wali santri dan santri) pernah mengajukan komplain
kepada guru? jika iya, mengapa?
Jawab: Biasanya mengenai punishment, punishment kedisiplinan untuk putri
contohnya tahun kemarin itu ada yang akhirnya terpaksa dikeluarkan karena
sering kabur dan setelah dilihat track recordnya memang seringkali melakukan
pelanggaran, kalau untuk putra biasanya bullying dari senior ke adek tingkatnya
dan kami memberikan hukuman berupa skorsing.
26. Bagaimana cara guru memberikan sebuah pelayanan yang baik kepada
masyarakat (wali santri atau santri) yang ada di pondok?
Jawab: dengan terus menjalin komunikasi, ya biasanya ini dilakukan oleh masing
masing wali kelas.
27. Bagaimana cara guru dalam memenuhi kebutuhan santri?
Jawab: Cara emmenuhi kebutuhan kita itu ada bimbingan, bimbingan dalam
belajar, permasalahan dengan teman santri lainnya atau kakak kelas ya semacam
seperti itu. Ada kelas belajar malam juga, terus juga konsultasi belajar. Untuk
santri santri tingkat akhir yang akan memasuki kehidupan mahasiswa kami
biasanya adakan kampus expo dan itu pengisinya dari alumni alumni pondok yang
masih aktif di kampus.
28. Adakah kendala terkait kegiatan belajar mengajar saat sedang pandemi?
Jawab: sudah tidak ada, karena kalau di pondok kan tidak ada istilah belajar online
jadi ya tidak ada siswa siswi yang kesulitan kendala signal atau jaringan, juga
karena bertatap muka langsung dengan guru guru.
29. Bagaimana terkait kendala pandemi, apakah persentase minat masyarakat
tetap bertambah terhadap pondok pesantren?
Jawab:masih terus bertambah, justru saat covid ini malah kebalik, minat
masyarakat terhadap pondok semakin meningkat.
30. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana yang di kelas?
Jawab: pondok punya teknisi untuk hal hal seperti itu, jadi biasanya kalau kipas,
lcd proyektor , lampu atau fasilitas belajar yang disediakan pondok bermasalah
pasti diperbaiki oleh teknisi. Santri hanya menjaga keamananya saja dan siapapun
bisa lapor langsung ke bagian teknisi ataupun guru dikelas.
31. Adakah tugas tugas dari pondok yang diberikan untuk guru dalam
membantu meningkatkan minat masyarakat menyekolahkan anaknya di
ponpes MN?
Jawab: ya, secara tidak langsung guru ikut terlibat. Contohnya terjun langsung
guru kepada masyarakat melalui acara pondok yaitu pesan ulama biasanya
dilakukan 1 bulan 1x dan menjadi khotib di masjid ataupun mushola sekitar
pondok, mendampingi santri untuk safari dakwah.
32. Bagaimana cara pondok dalam menetapkan porgram unggulan sebagai
upaya menarik minat masyarakat?
Jawab: dengan melihat kebutuhan dan sesuai dengan visi misi yang ditetapkan
oleh pondok
33. Biasanya program program apa yang paling banyak diminati oleh
masyarakat?
Jawab: hafalan tahfidz, tapi hafalan itu kan sebenarnya tidak diwajibkan hanya
yang minat saja jadi ya kita kembalikan ke masing masing anaknya, terus
pengamalan bahasa arab dan inggris, PPM nya, kemudian juga safari dakwah
artinya kan mereka juga pengin anaknya bisa mengamalkan ilmu agama yang di
dapat dari pondok
34. Apakah lokasi pondok pesantren strategis?
Jawab: sudah strategis, pinggir jalan dan terletak di kota raksasa antara BSD dan
Bintaro, dekat juga dengan fasilitas fasilitas umum.
35. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan
kegiatan belajar di ponpes?
Jawab: sudah
36. Apa saja prestasi yang telah diraih santri? (sesuai dengan yang ibu ketahui
atau murid sendiri)
Jawab: sebelumnya lumayan banyak, ada juga murid yang kemarin di perlombaan
sudah sampai PON namun tidak dilanjutkan karena sudah tingkat akhir dan fokus
kami tidak untuk mencetak santri yang menjadi atlit, sebenarnya itu semua sudah
diserahkan juga pada keinginan santri dan orang tua tapi mereka pun memilih
untuk fokus belajar untuk tingkat akhir. Saat covid ini banyak perlombaan yang
ditunda.
37. Bagaimana kualitas lulusan (output) para santri?
Jawab: sudah bagus, kadang ada santri yang kita lihat dia saat dikelas biasa saja
tapi sekarang masyaa allah udah pada keren keren ada yang jadi ketua di
kampusnya masing masing semaam ketua BEM, kemudian aktif dikegiatan
organisasi padahal dulunya di pondok mereka itu tidak terlalu menonjol.
38. Apa saja prospek lulusan santri?
Jawab: kemarin sih ya saya juga kaget, santri yang sebelumnya biasa saja
sekarang mereka malah lebih aktif di kampusnya malah pada jadi ektua di
kampusnya. Ya masuk PTN, PTS, paling mungkin beberapa ada yang memilih
bekerja. Ada juga yang bekerja untuk sambilan menunggu mendaftar PTN di
tahun berikutnya.
39. Bagaimana keterlibatan antara pihak pondok pesantren dengan
masyarakat?
Jawab: dengan adanya BLK itu juga disediakan untuk umum, kalau misalnya ada
yang mau menjahit itu juga bisa disitu, kemudian pelatihan yang diselenggaran
pondok, ataun keterampilan untuk menjahit langsung. Ada juga untuk santri
program menjahit khusus untuk santri kelas 6 dan program TMI.
LAMPIRAN 9
TRANSKIP HASIL WAWANCARA GURU 2

Nama : Siti Sa’diyah


Jabatan : Wali Kelas dan Guru Mapel Bahasa Arab
Umur Jabatan : 1 Tahun
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Juni 2022
Waktu : 11.42 WIB

1. Mengapa anda tertarik menjadi guru di ponpes madinatunnajah?


Jawab: Ingin membentuk generasi
2. Adakah kriteria menjadi guru di Ponpes Madinatunnajah? Jika ada, apa
saja?
Jawab: setau saya yang sesuai dengan kualifikasi, kalau saya sendiri sebelumnya
karena pengabdian wajib.
3. Bagaimana proses seleksi rekruitmen tenaga pendidik atau guru?
Jawab: sesuai
4. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan minat masyarakat dalam
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren?
Jawab: Dengan menunjukkan kualitas anak anaknya.
5. Bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik sebagai guru kepada
masyarakat (baik santri atau orang tua) ?
Jawab: Bersikap profesional
6. Bagaimana menjaga komunikasi yang baik dengan wali santri?
Jawab: Ada grup kelas dimasing masing kelas yang berisi wali santri dan guru
disitu dapat membagikan foto aktivitas santri, sehingga orang tua jadi percaya
keadaan anaknya. Namun aktifitas ini juga jangan sering dilakukan agar tidak
menimbulkan sifat manja anak.
7. Jenis kurikulum apa yang diterapkan di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Gabungan TMI pondok pesantren dengan kurikulum 2013.
8. Adakah kendala selama mengajar di ponpes?
Jawab: Jam mengajar sedikit dan itu tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.
Jam pelajaran sekarang dipangkas karena pandemi menjadi 1 JP=30 menit.

122
9. Bagaimana proses media dan metode pembelajaran di ponpes?
Jawab: Ceramah, diskusi kelompok, presentasi, dan membuat lagu
10. Bagaimana penerapan model pembelaran di ponpes?
Jawab: Mengikuti yang sudah ada di ponpes
11. Bagaimana reputasi ponpes dimata masyarakat?
Jawab: Reputasi itu pasti berbeda dari tiap orang, ada yang negatif ada juga yang
positif. Negatif misalnya ada kasus lulusan dari kami pas keluar pondok malah
merokok padahal selama di pondok kami tidak pernah memperbolehkan santri
untuk merokok, hal itu kemungkinan juga dari mereka yang melihat para ustad
merokok di wilayah ponpes. Positif nya seringkali masyarakat melihat langsung
bagaimana keterampilan dari santri santri di ponpes saat orasi, tarawih keliling
dan safari dakwah hal itu mereka lakukan ke tengah tengah masyarakat sebagai
bentuk untuk membaur dengan masyarakat.
12. Adakah keluhan masyarakat ?
Jawab: Ada, biasanya karena larangan menjenguk. Kami sepakat bahwa selama
masa pandemi santri tidak diperbolehkan untuk dijenguk. Hal lainnya biasanya
dari segi fasilitas.
13. Menurut anda, apa yang sudah dilakukan pondok dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia?
Jawab: Pelatihan dan seminar dari motivator. Biasanya rutin dilaksanakan di awal
tahun dan itu untuk semua warga pondok pesantren baik tenaga pendidik juga
untuk tenaga kependidikan.
14. Bagaimana cara mempertahankan kualitas pengajar agar dapat menarik
minat masyarakat?
Jawab: Dengan pengadaan pelatihan rutin di awal tahun dan serngkali pelatihan di
bulan yang lain namun tidak pasti rutin jadwal di bulan tersebut.
15. Apa saja program program unggulan yang paling diminati oleh wali santri
ataupun santri?
Jawab: Pramuka (wajib), ada juga pramuka pasukan inti, Tapak Suci (sudah sering
mengikuti perlombaan bahkan sudah sampai tingkat daerah), Retorika (Orasi,
Public Speaking dll).

16. Apakah kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pesantren ataupun program


unggulan sudah sesuai dengan visi dan misi ataupun tujuan ponpes?
Jawab: Sepertinya sudah, dengan melaksanakan kegiatan wajib untuk santri
tingkat akhir (Amaliah Tadris), peningkatan skill santri (seperti pembuatan tempe
di pabrik tempe, BLK dan hidroponik).
17. Bagaimana dengan kondisi sarana dan prasarana masing masing kelas?
Jawab: Cukup tapi beberapa masih ada yang tidak sesuai.
18. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler yang ada di pondok pesantren dengan
fasilitas yang tersedia?
Jawab: Pramuka, lapangan olahraga untuk ekskul voli, tapak suci dll. Untuk hal
hal yang belum seperti misalnya tata busana belum ada fasilitas yang memadai
untuk praktik menjahit kemudian ruangannya, marawis juga kan belum tetapi
memang untuk alat alat lumayan mahal dan hal itu tidak memungkinkan santri
untuk iuran.
19. Bagaimana dengan kurikulum yang digunakan pondok pesantren?
Jawab: Sudah bagus, hanya pada penerapan kurang.
20. Apakah anda senang jika minat masyarakat bertambah setiap tahun ajaran
baru?
Jawab: Senang, karena akan semakin banyak SDM yang baik.
21. Bagaimana jumlah perkembangan santri dari tahun ke tahun di ponpes
MN?
Jawab: Bertambah si setau saya, karena diliat dari proses pendaftaran tahun
kemarin itu melebihi target.
22. Bagaimana prospek lulusan santri ?
Jawab: prospeknya cukup bagus, namun untuk gambaran keseluruhan saya kurang
tau. Karena hla tersebut datanya ada di kepala bagian pendidikan dan pengajaran
TMI.
23. Bagaimana pencapaian hasil belajar santri?
Jawab: Menurut saya masih kurang memuaskan.
24. Apakah terdapat reward untuk santri yang berprestasi dan punishment
untuk santri yang bermasalah?
Jawab: Reward untuk santri dari pihak pondok sendiri biasanya di akhir semester
atau tingkat akhir itu ada penghargaan untuk beberapa kategori seperti santri ter-
bersih, ter-rajin dll. Sedangkan punishment biasanya ada setiap minggu. Kalau
saya sendiri di kelas biasanya saya memberikan hadiah berupa gantungan kunci
untuk beberapa siswa yang menurut saya sesuai dengan yang saya perintahkan
atau berprestasi.
25. Apakah masyarakat (wali santri dan santri) pernah mengajukan komplain
kepada guru? jika iya, mengapa?
Jawab: Ada, biasanya dari segi bahasa itu mereka masih banyak yang kurang
dalam penerapan sehingga menimbulkan kekecawaan dari orang tua, orang tua
menganggap di ponpes ini kan ada program bahasa tapi banyak anak anak yang
bahkan tidak begitu paham terhadap bahasa arab, terus juga masalah sholat kalau
di rumah itu tidak tepat waktu.
26. Bagaimana cara guru memberikan sebuah pelayanan yang baik kepada
masyarakat (wali santri atau santri) yang ada di pondok?
Jawab: kalo saya, karena wali kelas saya sering mengirimkan kabar anaknya
misalnya lagi ada kegiatan dikelas atau kegiatan kegiatan lainnya sering saya foto.
Apalagi di masa pandemi itukan wali santri tidak boleh mnegunjungi jadi ya obat
untuk menghilangkan rindu saja si, saya juga ga sering kirim di grup agar tidak
terlalu kepikiran dan anak jadi lebih mandiri dan fokus belajar juga.
27. Bagaimana cara guru dalam memenuhi kebutuhan santri?
Jawab: Dengan memberikan kelas tambahan, karena di kelas sendiri kan jam
mengajarnya di pangkas sehingga mereka kadang belum paham dan masih ingin
bertanya tapi jam nya sudah habis. Jadi saya sediakan waktu untuk kelas
tambahan bagi yang mau saja.
28. Adakah kendala terkait kegiatan belajar mengajar saat sedang pandemi?
Jawab: ya paling itu waktu mengajarnya makin sedikit, saat pandemi ini jadi santri
ada jam untuk istirahat tidr siang hari, biasanya setengah 3 itu baru selesai sekolah
tapi sekarang setengah 2 sudah harus selesai.
29. Bagaimana terkait kendala pandemi, apakah persentase minat masyarakat
tetap bertambah terhadap pondok pesantren?
Jawab: Tetap bertambah
30. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana yang di kelas?
Jawab: biasanya dari santri yang melakukan kebersihan kelas atau juga menjaga
kebersihan tapi untuk teknis ataupun perbaikan ketika ada yang rusak itu baru
lapor kepada bagian teknisi.
31. Adakah tugas tugas dari pondok yang diberikan untuk guru dalam
membantu meningkatkan minat masyarakat menyekolahkan anaknya di
ponpes MN?
Jawab: Sebenarnya kalau ini biasanya lebih ke ustadnya, karena ustad yang akan
mendampingi santri nya untuk terjun ke masyarakat, kalau ustadzahnya lebih di
pondok saja.
32. Bagaimana cara pondok dalam menetapkan porgram unggulan sebagai
upaya menarik minat masyarakat?
Jawab: Dengan diperlihatkan kualitas dari santri santrinya, salah satu contohnya
dengan melibatkan santri pada safari dakwah hal ini juga secara tidak langsung
memperlihatkan kualitas santri kepada masyarakat tentang kemampuan berbicara
di depan umum, lingkungan sosial, pengetahuan agama dan lain sebagainya.
33. Biasanya program program apa yang paling banyak diminati oleh
masyarakat?
Jawab: PPM (Program Pengabdian Masyarakat)
34. Apakah lokasi pondok pesantren strategis?
Jawab: Strategis, karena terletak di 2 kota mandiri yaitu Bintaro dan BSD. Hal ini
juga sudah dilihat oleh pak kyai berpuluh puluh tahun yang lalu.
35. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan
kegiatan belajar di ponpes?
Jawab: Sudah
LAMPIRAN 10
TRANSKIP HASIL WAWANCARA WALI SANTRI 1

Nama : Ibu Lita


Jabatan : Wali Santri
Hari/Tanggal : 04 Februari 2022
Tempat : Via Whatsapp (Video Call)
Waktu : 10.42 WIB
Asal Daerah : Jombang BSD

1. Mengapa bapak/ibu tertarik menyekolahkan anaknya di Ponpes


Madinatunnajah?
Jawaban: pertama saya melihatnya visi misinya untuk akhlaknya ke depan bagus, lebih
menjaga akhlak anak-anak.
2. Bagaimana proses seleksi penerimaan santri baru?
Jawaban: mengisi formulir, ujian sih paling itu
3. Apa saja syarat dalam mengikuti penerimaan santri baru?
Jawaban: menyerahkan dokumen pribadi kaya ijazah, KK, ya data diri sih terus juga
kan mengisi formulirnya
4. Apakah prestasi menjadi salah satu syarat untuk bisa menjadi santri di Ponpes?
Jawaban: tidak, tetap mengikuti ujian juga kalo yang punya prestasi kaya lomba atau
kejuaraan gitu.
5. Menurut bapak/ ibu, bagaimana kualifikasi tenaga pendidik yaitu ustad/ustadzah
di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: bagus
6. Bagaimana dengan harga yang ditetapkan untuk pembiayaan sekolah di Ponpes
Madinatunnajah?
Jawaban: menurut saya standar sih, terjangkau
7. Menurut bapak/ibu, apakah biaya yang ditawarkan sudah sesuai dengan pelayanan
yang diberikan?
Jawaban:sesuai, menurut saya sih sesuai.
8. Bagaimana dengan kemudahan akses lokasi ponpes ini?
Jawaban: Mudah sih ya kalo menurut saya, karena ngga yang masuk masuk gang
gitu.Dari segi transportasi, kalo sekiranya mereka ngga punya kendaraan mereka naik
angkot juga sampai.
9. Apakah kondisi lokasi sudah cukup strategis?

127
Jawaban: : Strategis, kalo menurut saya sih strategis jadi orang tua kalo kemana mana
ngga terlalu jauh gitu.Dekat juga kan dari fasilitas pemerintah, jalur kerta ada, amgkot
ada.
10. Apa jenis kurikulum yang digunakan oleh ponpes Madianatunnajah?
Jawaban: saya kurang paham sih, tapi disana pondoknya sudah modern yaa jadinya
yang penting bagi saya anak anak belajar agama dan juga sekolah nya dapat.
11. Menurut bapak/ibu bagaimana dengan cara ustadz/ah mengajar di kelas?
Jawaban:ya itu yang mengetahui anak saya, tapi ya sejauh yang saya tau anak saya
akhlaknya baik juga saya sangat puas karena ilmu pengetahuan dia soal agama
meningkat
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan bapak/ibu?
Jawaban: iya kalo kurikulumnya sudah sesuai, pembelajarannya dari segi agama, ilmu
ilmu ekonomi, ilmu-ilmu yang lainnya itu saya sudah cukup puas.
13. Menurut bapak/ibu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban: alhamdulillah kalo pelayanannya juga bagus dari ustad/ustadzahnya ke wali
santrinya komunikasi ke wali santri.
14. Apa saja program unggulan pondok yang ditawarkan sehingga bapak/ibu tertarik
menyeolahkan anak di Ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: ya terutama dalam program hafalan al quran pengenalan ke alqurannya.
15. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai program unggulan yang ditawarkan
oleh ponpes ini?
Jawaban:kalo bisa ditambah yang lebih bagus lagi sih gapapa, kan sesuai juga dengan
kemajuan zaman sekarang kita ngga boleh terpatok dengan satu program saja.
Pengetahuan itu kan berkembang terus jadi kalo ada peningkatan setiap tahun ya
ditingkatin.
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada di pondok?
Jawaban: kalo fasilitas untuk pendidikannya ya cukup menurut saya.
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban: cukup sudah sesuai si kak
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di Ponpes Madinatunnajah?
Jawaban:
19. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar anak yang bapak/ibu ketahui?
Jawaban:hasil belajar itu, itu tergantung anaknya ya. Terutama saya disini
mengutamakan bagaimana anak itu berakhlak baik. Kalau pencapaian ilmunya itu
nantinya akan menurut kalo memang dari akhlak anaknya udah baik. Ilmu akademi
akan mengikutin.
20. Menurut bapak/ibu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban:ya reputasinya bagus,karena disamping anak itu berprestasi kami semua
dengan guru gurunya ustad/ustadzahnya itu mendukung mereka. Apapun yang menjadi
pilihan mereka ustadzahnya malah mendukung gitu.
21. Apakah bapak/ibu senang telah menyekolahkan anak di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: ya senang, karena itu tadi visi misi nya dan terutama dia mengajarkan akhlak
akhlak anaknya itu dulu. Yang utama dari usia dini mereka sudah mengajarkan akhlak
(baik) pada orang tua. Dan itu semua dipelajarin dari usia dini.
22. Apa yang menjadi perhatian bapak/ibu memilih pondok pesantren
Madinatunnajah?
Jawaban: pertamanya iya saya sebelum masuk ke madinatunnajah saya sudah survey
ke sekolah-sekolah lain dulu. Intinya kayanya saya lebih sreg ke madinatunnajah
karena itu akhlak, terutama dia mendidik anak-anak melalui akhlak.
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban: kalo saya belum ada sih, karena saya waktu pertama ke madinatunnajah
ngelihat visi dan misi nya saya udah suka gitu, jadi saya udah ngga ada pilihan ke yang
lain.
24. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren?
Jawaban: tidak sih tidak pernah
25. Manfaat apa yang bapak/ibu rasakan saat anak sekolah di pondok pesantren?
Jawaban: alhamdulillah, terutama yang saya lihat dari perilakunya anak-anak, dari
sopan santunnya anak-anak ke orang tuanya.
26. Apa bapak/ibu tahu apa saja prestasi pondok?
Jawaban: kalo prestasi pondok, yang saya tau tapak suci, hadroh ada juga kayanya.
Dari ilmu ilmu akademi yang lain juga da, pramuka.
27. Apakah bapak/ibu merekomendasikan ponpes ini kepada kerabat atau keluarga
yang lain?
Jawaban:oh iya banyak, sudah pernah merekomendasikan madinatunnajah sama
saudara sama teman, tapi lebih banyak ke teman karena saudara saya kan jauh jauh
pada di Kalimantan, jadi ya lebih ke teman dan malah anak anak teman saya dimasukin
dari TK udah mulai masuk.
28. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan bapak/ibu dalam hal
pendidikan?
Jawaban: sangat sesuai
29. Apa yang menjadi motivasi bapak/ibu untuk menyekolahkan anak di ponpes?
Jawaban:karena menurut saya kalau sudah di pondok dari segi sholatnya sudah
terjamin, saya tidak perlu khawatir lagi. kalo misalnya di rumah ya mau tidak mau kita
orang tuanya juga harus menjaga mereka. Tapi kalau sudah di pondok mereka udah tau
aturan, konsekuensinya mereka masuk pondok sudah tau.
30. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban: senang karena ya itu sekolah yang saya cari sesuai dengan visi misi yang
dibutuhkan gitu kak.
31. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika anaknya diterima di ponpes?
Jawaban: senang sekali kak, karena bisa seleksi dan diterima.
32. Apakah sebelumnya bapak/ibu sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana bapak/ibu mengetahuinya?
Jawaban:awalnya saya belum tau, karena kita kan dulu kan tinggal di kalimantan jadi
waktu anak saya yang pertama di kelas 5 saya mau pendidikannya lebih bagus terutama
dari segi akhlak, terus saya buka-buka youtube saya lihat semua pesantren-pesantren
dan saya buka khususnya lokasi tempat saya tinggal. Ya pilihan saya itu ke
Madinatunnajah, setelah saya survey segala macam, ya pilihan saya kesitu.
33. Menurut bapak/ibu bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban: ya selain dari youtube ya kita survey ke lokasi.
LAMPIRAN 11
TRANSKIP HASIL WAWANCARA WALI SANTRI 2

Nama : Ibu syarif nur aida


Jabatan : wali santri
Hari/Tanggal : 04 Februari 2022
Tempat : Via Whatsapp (Video Call)
Waktu : 13.00 WIB
Asal Daerah : Kabupaten Tangerang

1. Mengapa bapak/ibu tertarik menyekolahkan anaknya di Ponpes Madinatunnajah?


Jawaban: awalnya memang niatnya ingin mendidik anak dari segi agama ya, jadi kan
kalau wawasan agama saya kurang dan saya juga tidak mau salah dalam mendidik
ajaran agama kepada anak anak jadi saya pikir kalau anak anak sekolah disana bisa
lebih terarah ajaran agamanya dan insyaa allah akan lurus lah ajarannya. Karena kalau
saya yang mengajarkan dengan pengetahuan yang sedikit khawatirnya saya yang salah
mengajarkan ke anka. Kenapa di madinatunnajah karena memang kebetulan pada
waktu anak anak kelas masih di SD, saya itu tinggal di cisauk bertugas di Pondok Ranji
Ciputat Timur dan Pondok Pesantren Madinatunnajah itu adalah jalur lintasan kami
pergi dan pulang kerja. jadi yang saya lihat dan saya panatau itu memudahkan saya
untuk memantau anak anak di pondok anak anak sekolah sambil saya berangkat kerja.
2. Bagaimana proses seleksi penerimaan santri baru?
Jawaban: datang, isi formulir, terus ikut ujian nunggu hasil ujiannya kalo lulus ya
bayar uang pendidikan
3. Apa saja syarat dalam mengikuti penerimaan santri baru?
Jawaban: mengisi formulir saat datang ke ponpes, terus boleh dibawa pulang dulu.
4. Apakah prestasi menjadi salah satu syarat untuk bisa masuk menjadi santri di
ponpes?
Jawaban:ngga juga sih setau saya ya, karena kan tetap aja ada tes ujiannya.
5. Menurut bapak/ibu, bagaimana kualifikasi tenaga pendidik yaitu ustad/ustadzah
di Ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: Alhamdulillah selama ini yang saya dengar mereka sangat perhatian
terhadap santri dan santriyah nya, peduli kepada santri dan santriyah nya menjaga
kesehatannya, juga mendidik perilaku anak anak untuk tetap disiplin dan mereka tetap
menjaga kerukunan antara asrama putra dan asrama putri. Jadi insya allah walaupun
saya menitipkan anak perempuan disana saya tenang, insyaa allah anak saya aman. Dan
untuk laki juga selama belajar disana alhamdulillah untuk perkembangan psikologi nya
131
itu sudah kelihatan sejak kelas 1 sudah mulai mandiri, sudah mulai mengerti dengan
situasi dan keadaan, nah itu sudah menjadi nilai plus buat saya dan itu membulatkan
tekad saya untuk ikut mendaftarakan adiknya sekolah disitu juga pada saat itu.
6. Bagaimana dengan harga yang ditetapkan untuk pembiayaan sekolah di Ponpes
Madinatunnajah?
Jawaban: untuk ukuran boarding school ya ukuran sekolah yang notabene nya banyak
fasilitas dan banyak juga pelajaran itu normal ya istilahnya standar. Kebanyakan
mungkin ada yang lebih tinggi dari itu, tapi di Madinatunnajah walaupun selama
pandemi ini banyak kendala wali santri tidak ada yang mengeluh dengan nominalnya
yang saya tahu, yang dikeluhkan itu situasi pandemi saja. Karena itu datangnya dari
kesulitan kita sendiri untuk berusaha gitu ya ya itu si yang saya baca dari ocehan atau
celotehan di grup wali santri. Jadi kalau nominal standar pembiayaan dari pondok itu
sudah bagus ya, tidak terlalu tinggi tidak juga terlalu rendah.
7. Menurut bapak/ibu apakah biaya yang ditawarkan sudah sesuai dengan pelayanan
yang diberikan?
Jawaban: sudah sangat sesuai kalo bagi saya.
8. Bagaimana dengan kemudahan akses lokasi ponpes ini?
Jawaban:mudah banget ya, artinya dalam artian keberadaan pondok ini tidak sulit
untuk dicari ya,ngga yang masuk banget dan tetap dekat dengan lingkungan warga
sekitar tidak menyendiri gitu lah jadikan tetap ada komunikasi dengan warga.
9. Apakah kondisi lokasi sudah cukup strategis?
Jawaban:oh tentu sudah sangat strategis bagi saya, apalagi memang itu yang saya cari
ketika memilih sekolahan untuk anak saya.
10. Apa jenis kurikulum yang digunakan oleh Ponpes Madinatnnajah?
Jawaban: Boarding school ya, jadi boarding school itu artinya pondok pesantren
modern. Ada sekolahnya juga tapi ada belajar agama juga di dalamnya. Kalo sekolah
umum biasa kan hanya sekali seminggu ya pelajaran agamanya sedangkan kalo di
ponpes itu setiap hari akhlak dan beribadahnya dibentuk menjadi kebiasaan jadi kita
sebagai orang tua tidak khawatir dengan cara belajarnya. Justru malah bersyukuuur
sekali bisa masuk pondok.
11. Bagaimana dengan cara ustadz/ustadzah mengajar dikelas?
Jawaban: selama sepanjang anak saya bersekolah disana, tidak ada apapun keluhan
dari anak tentang ustad dan ustadzahnya. Baguss, jadi saya pikir anak anak santri dan
santriyahnya nyaman dengan pendidikan dan pengajarannya disana. Jadi tidak ada
keluhan tidak pernah ada keluhan. Laporan semacam ustadnya begini, ustadzahnya
begini, jadi mulus mulus aja. Alhamdulillah, malah mereka punya idola untuk mereka,
kalau ustad yang ini begini, kalo ustad yang ini begini, kalo saya boleh mau jadi ustad
boleh mau jadi apapun kalian boleh kalau dalam hal baik. Baik kok, lancar kok
ustadnya pada baik, ustad disiplin wajar, ustad galak sedikit wajar karena itukan untuk
kebaikan. Kalau anak anak tidak ada keluhan berarti saya juga tidak ada keluhan.
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan bapak/ibu?
Jawaban: pelaksanaan kalo saya tidak melihat langsung ya, karena prosesnya terjadi di
dalam pondok, yang saya dengar semua berjalan dengan baik, disesuaikan dengan
kurikulum di sesuai jenjangnya. Jadi menurut saya kalo ada wali santri yang merasa ada
yang tidak puas, seharusnya memahami dulu kurikulum yang ada diterapkan di pondok
pesantren. bisa meneliti tapi tidak menelusuri dulu wawasan apa, pengetahuan apa,
ilmu apa yang harus disampaikan terlebih dulu kepada santri di setiap jenjangnya.
Ustad dan ustadzah sudah pasti berfikir dan bekerja keras untuk dapat menyampaikan
pembelajarannya. Jadi menurut saya selama ustad dan ustadzahnya memberikan
pelajaran sesuai di koridor nya masing masing, dan tidak ada masalah, tidak ada
keluhan di santri santrinya saya terima saja. Jadi selama ini anak anak saya bersekolah
disana belum pernah menemukan hal yang buruk tentang pembelajaran disana, tentang
prosesnya disana, bahkan kegiatan ekskul pun mereka dukung sepenuhnya. Apa yang
menjadi aspirasi anak anak, apa yang bisa dikembangkan, potensi apa yang ada di
dalam diri anak anak, bahkan apa yang ada di dalam diri anak ankanya mereka
kembangkan dalam acara festival nusantara atau dalm acara apel tahunan, bahkan
macam macam. Bakat anak anak disitu disalurkan dalam kegiatan seninya, dalam
kegiatan olahraganya, dalam kegiatan paskibranya, itu udah bagus banget itu. Super
super udah luar biasa, di dalam pondok tapi gerakannya seperti sekolah yang berada di
luar pondok.
13. Menurut bapak/ibu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban: bagus, ustad/ustadzahnya perhatian kepada santri juga ketika berkomunikasi
dengan semua wali santri. Bahkan di grup wali santri juga itu tetap terhubung
komunikasinya.
14. Apa saja program program unggulan yang ditawarkan hingga membuat
bapak/ibu tertarik menyekolahkan anak di Ponpes Madinatunnajah?
Jawaban:sebetulnya yang saya lihat selama ini memang banyak sih ada tahfids, ada
juga tausiyah ada juga kegiatan ekskulnya ya semacam olahraga, bela diri, kemudian
ada olahraga futsal. Jadi kompetensi putra dan putri betul betul di oganisisr gitu, jadi
yang putra yang putri ada tetapi mereka tetap menjaga perbedaan jenis itu. Jadi yang
putri bisa melakukan itu yang putra bisa tapi mereka dipisahkan gitu. Itu bagus itu buat
saya, jadi lebih aman aja gitu. Kalau putri dipimpin ustadzahnya, kalau putra dipimpin
oleh ustadnya. Perbedan bukan muhrim gitu jadi beda, selama ini yang saya lihat
kegiatan dari Dinas Pendidikan juga diikutin dari Dinas Kemenag juga diikuti.
Kemudian mereka ada program beasiswa juga kalo ngga salah. Jadi mereka tetap
menjaga hubungan dengan pihak terkait, seperti mengikuti kegiatan MPLSM, O2SN,
kemudian OSM itu bagus banget.
15. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai program unggulan yang ditawarkan
oleh ponpes ini?
Jawaban:sangat bagus sekali, kegiatannya positif di lingkungan pondok. Kalau saya sih
bersyukur anak mau nurut masuk pondok apalagi anak saya itu berprestasi ya dapat
rangking di kelas itu bagi saya nilai plus. Program unggulan mereka juga bagus ada
dakwah di lingkungan masyarakat gitu di musholla jadi udah dilatih untuk berani sama
mandiri juga hidup tanpa keluarga.
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada di pondok?
Jawaban: kondisi kamar ya seadanya, tapi alhamdulillah sudah terpisah untuk asrama
putra dan asrama putri. Tetapi kesininya alhamdulillah setiap kali ada pembangunan
asrama ruang baru jadi lebih terkoordinir gitu ya terorganisir juga antara asrama putra
dan putri, dan sekarang anak anak sudah lebih leluasa, kemudian sudah tertata
kebersihan juga di toilet. Waktu dulu tuh saya pertama kesana mudhif toilet santrinya
bener bener seperti toilet umum. Tapi sekarang sudah baik, sebelum pandemi saya
mudhif dan mudhifa mereka sudah bisa mengkoordinasikan kepada santri dan santriyah
untuk menjaga kebersihan, alhamdulillah. Sarana ibadah ada masjid di dalam pondok,
kemudian sarana untuk berkumpul melakukan kegiatan ada qo’ah, ada aula serbaguna,
jadi anak anak bisa belajar, bisa membaca buku, kemudian ada kantin untuk melayani
makan anak anak di jam makannya, bahkan diantar ke asramanya, pelayanannya
sungguh luar biasa. Jadi kantin tidak hanya sekedar memasak, tapi mereka juga
mengantarkan konsumsinya ke asrama santri dan santriyah syukron bener bener
pelayanannya.
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban: sesuai, mereka mau belajar apa misalnya kaya ekskul itu ada lapangannya,
terus jahit ada tempatnya, mereka juga belajar bisnis mengelola bakery dll.
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di Ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: penataannya sih yang saya lihat rapih, bersih karena anak anak juga diajarkan
untuk membersihkan ruangan kelas sendiri ya tidak ada petugas kebersihan kaya di
sekolah umum. Jadi ya saling menjaga kebersihan gitu.
19. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar anak?
Jawaban: kalo belajar, anak yang pertama alhamdulillah waktu tsanawiyah masuk di
10 besar, 5 besar pernah juga. Kalo anka yang kedua, walaupun tidak pernah dapat 10
besar tapi alhamdulillah menurut pengakuannya tidak ada hambatan karena memang
anak yang kedua ini anak yang agak sedikit lambat dalam mengahfal, berbeda dengan
anak yang pertama gitu. Jadi menurut saya, beban pelajaran yang diberikan sesuai
dengan porsi anak anak, berarti mereka bisa mengimbangi ustad dan ustadzahnya bisa
memilah dan memilih yang diberikan porsi pada anak anaknya.
20. Menurut bapak/ibu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban: positif sekali, saya kalau ditanya orang orang soal ponpes Madinatunnajah
tuh pasti mereka wow gitu, bahkan wali murid yang saya ajarkan anaknya di MI tempat
saya ngajar itu suka pada nanya nanya kaya biaya masuk, programnya gimana banyak
deh yang suka pada nanya jadi saya kalau ada info PPSB dari pondok ya saya bagikan
itu ke ibu ibu wali murid juga teman teman saya yag anaknya mau lanjut pondok.
21. Apakah bapak/ibu senang telah menyekolahkan anak di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: alhamdulilah, nggak bisa dibayangkan saya senangnya. Saya kalau ingat
terharu, waktu inget anak saya itu saya terharu lagi bener bener ya allah.
22. Apa yang menjadi perhatian bapak/ibu memilih pondok pesantren
Madinatunnajah?
Jawaban: ya itu tadi yang saya bilang, jaraknya ga begitu jauh dan itu kan rute
perjalanan kerja saya, terus ustadnya juga waktu saya datang beliau mau melayani ini
dan itu baik lah pokoknya.
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban: kalau itu alhamdulillah mereka terbuka, jadi pada saat awal pemaparan di
awal dengan penglihatan kita setelah anak kita bersekolah disana bermukim
alhamdulillah sesuai. Jadi yang dipaparkan diawal dengan semuanya itu sesuai, karena
memang begitu kita lihat toilet nya kurang bersih ya pada awal awal ya pantas saja
berarti regu santri yang bertugas pada hari itu membersihkan toilet lah yang lalai karena
dari awal sudah diberitahu bahwa kebersihan itu tanggung jawab warga di pondok
pesantren termasuk santri dan santriyahnya. Jadi mereka diatur piket untuk kebersihan
halaman, kebersihan kamar, kebersihan toilet, mereka udah ada jadwalnya. Kalau ada
yang kurang berarti yang bertugaslah yang lalai. Jadi sudah bisa kita pahami, disini
kebersihannya dijaga oleh seluruh warga di pondok pesantren. karena mereka sudah
memmaparkan diawal dan terbuka apa yang akan dilakukan anak kami kedepannya, ya
jadi kami merasa aman aja.
24. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren ini? jika
iya, mengapa?dan jika tidak, berikan alasan!
Jawaban: sebetulnya kalo saya pribadi ngga pernah ya, saya bersyukur waktu itu anak
saya sakit saya dihubungi. Kenapa saya lebih suka dihubungi? Karena saya bisa jemput
anak untuk berobat jadi tidak menyusahkan yang ada di pondok pesantren, karena saya
yakin ustad dan ustadzahnya sudah punya jadwal lain harus mengajar di kelas, harus
menjaga santri yang lain, jadi saya pikir kalau untuk komplain apalagi yang perlu di
komplain. Selama masih bisa ditangani oleh pihak kesehatan disana masih diobati
masih ditangani, kecuali kalo ankanya minta ijin untuk pulang, karena merasa tidak
nyaman dengan pengobatan. Nah kami bersyukur karena dikabari, jadi kami bisa
titipkan obat, jadi kalo kesehatan sudah ditangani di pondok, kami bisa titipkan hal
yang lain atau obat.
25. Manfaat apa yang bapak/ibu rasakan saat anak sekolah di pondok pesantren?
Jawaban: alhamdulillah anak anak itu mengerti beribadah yang belum pernah saya
ajarkan, karena mereka sudah dapatkan dari ustad/ustadzahnya, mereka ngerti ibadah,
mereka tau fiqih, mereka tau akhlak, mereka tau apa yang harus dilakukan dalam
beribadah, sikap juga ada perubahan, yang tadinya ke kanak kanakan walaupun sekali
kali kadang masih ada itu kekanak kanakan, kemandirian dia lebih menonjol. Jadi anak
yang pertama ini sudah tau apa yang mesti dilakukan, anak yang kedua ini sudah mulai
berpikir terbuka menggunakan logika. Dulu masih sebatas berpikir kalau ada tugas
terus dikerjakan, kalau sekarang sudah lebih terbuka, alhamdulillah.
26. Apa bapak/ibu tahu apa saja prestasi yang dimiliki pondok pesantren/
Jawaban: pondok itu sering sih mengikuti perlombaan terus dapat juara juga.
27. Apakah bapak/ibu merekomendasikan ponpes ini kepada kerabat atau keluarga
yang lain?
Jawaban: oh sudah itu, sudah termasuk teman-teman anak saya apalagi saat anak
perempuan saya masuk itu banyak yang pada ikut masuk. Kemudian ada keponakan
saya masuk juga, saudah itu jadi sudah direkomendasikan. Saat masuk, saya sudah ikut
merekomendasikan Pondok Pesantren Madinatunnajah ke lingkungan sekitar, ke orang
yang ngobrol dengan saya dan yang antusias lagi saya menceritakan pengalaman saya
ke siswa saya yang kelas 6 jadi ngga usah bingung kalau nanti pas pendaftaran itu
sudah saya share ke siswa dan murid saya bahwa ada pondok pesantren yang nantinya
akan mnegajarkan ilmu ilmu umum dan juga ada ilmu agama. Itu sudah saya
promosikan itu bukan recomended lagi. bahkan kalau tahun lalu itu, sudah keluar
brosurnya pendaftaran santri baru itu sudah saya share juga tuh. Karena ya selain dekat
gitu ya dengan saya, orang tua juga bisa memantau. Untuk apa sih anak sekolah jauh-
jauh ya kan nanti kalau ada kabar anak sakit orang tua mau nengok susah, gada
ongkosnya, belum nanti kalau disana untuk ngurus yang sakitnya, kan repot. Jadi kalau
misalkan ada saudara kita mau mondok dari wilayah Tangsel, Tangerang, Bogor ada
yang dekat ngga usah jauh-jauh misal kaya Jawa Tengah, Solo.
28. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan bapak/ibu dalam hal
pendidikan?
Jawaban: alhamdulillah sesuai salah satunya itu, pesantren itu tidak terlalu ketat karena
anak saya berasal dari sekolah umum bukan dari madarasah ibtidaiyah jadi untuk
kemampuan kompetensi pelajaran mungkin agak kurang ketimbang dari madrasah
ibtidaiyah dan yang saya yang ketahui kompetensi sama semua, jadi anak tidak perlu
melulu menghafal pelajaran agama, jadi pelajaran umum dapat pelajaran agama juga
dapat yang saya harapkan anak anak bisa tumbuh dan berkembang selaras dengan ilmu
yang didaptkan dari ustad dan ustadzahnya.
29. Apa yang menjadi motivasi bapak/ibu untuk menyekolahkan anak di ponpes?
Jawaban:ya itu dia, pada awalnya adalah rute perjalanan kerja yang saya lewati. Kalau
daro Cisauk ke Ciputat itu saya lewat Tenjo, dari BSD masuk ke Legok dan daerah
Medan Selatan nah terus tembus ke jalan raya Sudimara sampai motong jalan ke arah
BXChange. Kebetulan itu jalur lintasan saya dari rumah ke tempat kerja. saya tuh
berharapnya kalo anak sekolah disini, kalau ada apa apa saya bisa mamapir, kalo
pulang kerja. jadi itu yang terpantau, walaupun sebelumnya saya sudah sempat survey
ke pondok sebelahnya dan saya sudah lihat. Tapi semua itu, kembali ke anak, dan
ternyata anak saya juga cocoknya di Madinatunnajah.
30. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban: saya merasa ada ikatan tapi saya ngga tau apa, entah kenapa begitu melintasi
saya sebenarnya tidak cukup sekali mampirnya. Karena pada waktu itu, kita asal
satpam udah tau mau survey kita langsung masuk ke dalam. Setiap kali datang kesitu
entah kenapa saya yakin bahwa lebih baik di daftarkan disitu, setiap datang kesitu, dan
ketika melihat pondok yang lain kayanya tidak memenuhi syarat sesuai dengan
keinginan saya gitu loh, karena ada juga yang sekolahnya di luar disana hanya mondok
saja, terus ada yang tinggal dan mondok tapi fasilitasnya masih kurang belum ada kelas,
jadi masih banyak pertimbangan kalo untuk pondok lain. Walaupun pada saat itu,
Madinatunnajah lingkungannya belum sebagus ini ya (kebersihan), baru gitu kan, tapi
alhamdulillah nya jatuh cintanya kali ya kesitu.
31. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika anakanya diterima di ponpes?
Jawaban: saya sungguh senang, bahagia, terharu, campur aduk deh pokoknya sampai
air mata keluar waktu itu. Kalo inget itupun saya masih suka terharu.
32. Apakah sebelumnya bapak/ibu sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana bapak/ibu mengetahuinya?
Jawaban: saya survey sendiri, kemudian saya diskusikan bersama dengan anak. Dan
saya kan sudah survey ke yang lainnya juga. Jadi waktu itu anak saya lagi nginep di
tempat om nya di daerah Ciputat Timur, terus kita jalan berdua kebetulan anak saya
sudah bisa mengendarai motor, tiba tiba dia belok ke arah gerbang Madinatunnajah dan
katanya pengen lihat ke dalam mampir sebentar dan sebelum dia masuk itu dia ngobrol
dulu sama satpam, ditanya mau kemana, mau survey dan lihat-lihat. Lihat sekolah,
masjid dia lihat-lihat saja lingkungannya setelah itu selama dia melihat saya mencari
orang yang bisa memperkenalkan lingkungan gitu disitu, ada ustad kebetulan dan
masuk ke pendaftaran eh anak saya minta uang untuk beli formulir, nah kebetulan pada
saat itu saya belum berniat untuk membeli, tapi dia yang punya niat. Akhirnya kita beli
kita isi di rumah, dan saya bilang untuk berkenalan dengan ustadnya. Dan persyaratan
kita penuhi di rumah, dan keluar jadwal tes secara online. Terus kita tunggu jadwal tes
dan tunggu hasil. Alhamdulilah keluar nama anak saya diterima.
33. Menurut bapak/ibu bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban: Madinatunnajah itu sebenarnya kalao dibilang promosi kaya sekolah lain
juga engga, ereka paling punya ini sih web di google, terus ada juga mereka sering
bikin video tentang kegiatan disana tapi sifatnya tidak mengajak orang untuk mondok
disana hanya memberitahukan event event yang baru dilaksanakan.
34. Mengapa ibu senang sudah menyekolahkan anak di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: Saya sangat bersyukur kak, pertama kalau anak saya di pondok saya merasa
lega, pasti aman. Satu, aman dirinya tidak perlu sampai cari baby sitter lagi untuk
menjaga anak anak di rumah, menjaga keselamatan anak di rumah yang sedang belajar
sedang bermain, sudah sampai di rumah atau belum tapi kalau di pondok pulang
sekolah langsung ke asramanya, sudah ada ustad yang ada sebagai pengasuhnya, yang
sudah ada ustad sebagai pemimpin apa yang harus dialkukkan setelah selesai dari kelas.
Kemudian yang kedua, sudah terjamin pendidikannya, baik pendidikan di dunia dan
juga pendidikan di akhiratnya. Saya sungguh pada saat itu yang menjadi perasaan saya
senang banget ngga terkira itu. Karena dengan wawasan agama yang pas pasan
ternayata anak saya bisa juga tersaring lulus juga masuk kesana. Karena banyak juga
yang saya dengar yang lulus darisana banyak betul yang masih belum bisa diterima.
LAMPIRAN 12
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 1

Nama : Dimas Muhammad Fajri


Jabatan : Santri Kelas III (MTs)
Hari/Tanggal : 28 Januari 2022
Tempat : Via Whatsapp (Video Call)
Waktu : 11.00-11.16 WIB
Asal Daerah : Pondok Aren, Tangerang Selatan

1. Mengapa kamu tertarik bersekolah di Ponpes Madinatunnajah?


Jawaban: karena saya sudah bersekolah itu udah dari TPA, kebetulan orang tua bekerja
di Ponpes Madinatunnajah. Lebih banyak ke yang mungkin fasilitasnya dengan harga
yang tidak terlalu mahal dan ngga membebani orang tua lah. Terus juga memang kalo di
sekolah sekolah lain tuh kurang tertarik. Contohnya: SMA SMA Negeri biasa gitu kan
kayanya kehidupannya ya emang sekolah sekolah gitu. Pas waktu belajar ya belajar aja,
tapi kalo diluar itu kan ngga terlalu terkontrol kesehariannya. Kalo di pondok kan lebih
terjaga aja segala macamnya.
2. Bagaimana proses seleksi penerimaan santri baru?
Jawaban: proses nya dulu ga sulit si ya, yang penting mengisi formulir, terus mengikuti
ujian ujian yang dilaksanakan di pondok.
3. Apa saja syarat dalam mengikuti penerimaan santri baru?
Jawaban: mengisi formulir, terus bawa kartu identitas kalo ga salah, udah lama agak
lupa kak.
4. Apakah prestasi menjadi salah satu syarat untuk bisa masuk menjadi santri di
ponpes?
Jawaban:kalo saya sih engga pakai prestasi, paling nilai raport saja kebetuan saya pernah
mendapat ranking dikelas pada saat itu.
5. Menurut kamu, bagaimana kualifikasi tenaga pendidik yaitu ustad/ustadzah di
ponpes Madinatunnnajah?
Jawaban:belum tau sih kak awalnya ngga mikir kesitu
6. Bagaimana dengan harga yang ditetapkan untuk pembiayaan sekolah di di Ponpes
Madinatunnajah?
Jawaban: ya itu tidak begitu mahal dan ngga membebani orang tua, jadi masih bisa lah
insyaa allah dari orang tua, soalnya kan kalau dibandingkan dengan ponpes lain sudah
beda.

140
7. Menurut kamu bagaimana dengan biaya yang ditawarkan oleh ponpes ini? apakah
sudah sesuai dengan pelayanan yang diberikan?
Jawaban:biaya sudah sesuai dengan pelayanan karena dapat makan 3x sehari dan itu
sudah cukup. Buku buku disini juga tidak terlalu mahal.
8. Bagaimana dengan kemudahan lokasi ponpes ini?
Jawaban: strategis, karena dikelilingi berbagai kecamatan, bisa dijangkau dan terbuka
dengan masyarakat.
9. Apakah kondisi lokasi sudah cukup strategis?
Jawaban: strategis sih kak mudah dicari kalo di maps juga ada angkutan umum kalo
yang jauh jauh.
10. Apa jenis kurikulum yang digunakan oleh ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: setau saya namanya modern sih kak, jadi campuran gitu ada dari pemerintah
dan pondok itu juga.
11. Bagaimana dengan cara ustadz/ah mengajar dikelas?
Jawaban: menyenangkan dan mudah dipahami si kak, kan tujuan ngajar emang buat
belajar gitu. Tapi ya ngga harus tentang materi yang ada dipelajarannya itu kan. Mungkin
gurunya bisa kaya nambah-nambahin kaya game biar lebih asik muridnya.
Pengajarannya menurut saya kalo mau gimanapun guru ngajar kalo muridnya niat tuh
enak-enak aja nyambung nyambung aja. Tapi emang kadang ada beberapa guru yang
bener-bener kalo ngajar fokus ngajar aja, ga mikirin muridnya dengerin ngga bosen apa
engga, apa paham apa ngga sama pelajarannya. Tapi selama saya disini saya oke,
nyaman sama pengajarannya, masuk-masuk aja sama pengajarannya.
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan kamu?
Jawaban: sesuai, karena ngga cuma diajarin yang ada di pondok doang, kadang kaya
info-info dari luar juga ada disampaiin pas dikelas. Contohnya berita-berita yang lagi
viral, seperti kemarin beberapa waktu lalu ada gempa dan di pondok tidak terlalu kerasa.
Ada ustadz yang kasih tau info beritanya.
13. Menurut kamu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban:pelayanan sih bagus, buat kesehatan ada, kamar sakit ada buat kebersihan
istilahnya udah disiapin tinggal bagaimana kita menjaga dan ngejalanin. Untuk sehari
hari juga ada, kaya MAS MART, ada koperasi, ada toko grosir jadi lengkap lah.
Pelayanan saat ustadz/ustadzah ngajar memang kadang ada beberapa yang ketika ngajar
bener bener fokus ngajar aja ngga mikirin muridnya gitu, entah muridnya bosen atau
ngga, paham apa ngga yang penting ustadznya itu ngajar. Untuk di pengasuhan, misalnya
berjalan si kaya untuk ngasih tau gitu misalnya ada kaya gejala-gejala santri yang pengin
melanggar itu diperhatiin lah. Setiap malam ustadz/ustadzahnya juga pasti ngejagain.
14. Apa saja program program unggulan yang ditawarkan hingga kamu tertarik
bersekolah di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: sistem belajarnya enak, bisa belajar dimana dan kapan saja. Saya ikut ekskul
pramuka karena wajib, tetapi saya juga suka pramuka. Yang lainnya paling saya ikut
kaligrafi.
15. Bagaimana pendapat kamu mengenai program unggulan yang ditawarkan oleh
ponpes ini?
Jawaban:untuk skala pondok modern seperti Madinatunnajah sudah cukup memadai.
Karena ada contoh saudara saya yang berbeda pondok mempunyai sistem yang berbeda,
belajarnya pulang pergi, dan tidak 24 jam full belajar, banyak waktu yang cuma buat
belajar tapi kegiatan ekskul dan kegiatan mengajinya kurang. Tapi itu pondok yang
masih kecil dan kurang diminati sih kak.
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada dipondok?
Jawaban: sudah memadai ya karena dengan harga yang tidak terlalu mahal dan sudah
dapat berbagai fasilitas
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban:sesuai, ada kelas, ada laboratorium, ada perpustakaan, dan semuanya cukup
sih. Tetapi kadang emang kita ngga belajar selalu di dalam kelas kadang guru ngajak
belajar di luar kelas.
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: kita sebenarnya kadang pake kelas kadang diluar kak belajarnya, jadi ya asik
ga bosen di dalam kelas saja. Kalau penataan ya seperti
19. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar kamu?
Jawaban: alhamdulillah sampai saat ini sih seneng, saya kemarin ikut KSM (Kompetisi
Sains Madrasah).
20. Menurut kamu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban:baik di mata masyarakat, karena orang orang nganggap pondok tuh pasti baik.
21. Apakah kamu senang bersekolah di ponpes Madinatunnajah?jika iya, mengapa?
Jawaban:senang senang aja sih, karena merasa ngga terlalu membebani orang tua lah.
Terus temennya kan ngga dari satu daerah, banyak lah bermacam-macam jadi ya kadang
ada pikiran yang nabrak tapi kalo diomongin baik baik jadi seru seru aja.
22. Apa yang menjadi perhatian kamu memilih pondok pesantren Madinatunnajah?
Jawaban: karena menurut saya dunia luar tuh ngga bisa terjamin lah, apa yang bisa
diharapin dari dunia luar, ya banyak sih tapi kan kalo disini lebih ada pendorongnya. Ada
ustadz-ustadz lah, ada kakak-kakak pengurusnya. Jadi ya disini mencoba memperbaiki
diri aja, disini aja yang masih di pondok aja kadang-kadang melanggar peraturan gitu,
kaya bandel-bandel apalagi kalo di luar. Khawatir dengan pergaulan bebas dan kurang
terjaga.
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban: selama ini ngga ada, semua yang ditawarkan berjalan dan sesuai dengan
realita. Intinya sama kaya pas awal ditawarin. Misal kaya pihak pondok bilang mau bikin
gedung ini, dan nyatanya ada dibikin.
24. Apakah kamu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren ini? jika iya,
mengapa?dan jika tidak, berikan alasan!
Jawaban:kalo ke pesantren langsung si gapernah deh. Mungkin ngga langsung ke biro-
biro tingginya lebih ke ustadz-ustadz yang istilahnya belum terlalu senior. Biasanya
tentang guru-guru atau ustadz-ustadz yang kadang kalo ngajar kaya ngga mikirin
muridnya.
25. Manfaat apa yang kamu peroleh saat bersekolah di pondok pesantren?
Jawaban: manfaat banyak, contohnya yang pasti kalo disini tuh sholatnya lebih terjaga
sholat 5 waktu ditambah sunnah-sunnah yang lainnya kaya puasa gitu. Kalau di luar tuh
bukan mustahi tapi ya susah gitu untuk dijalanin. Kalo libur di rumah sering lupa, kalo
disini ada yang ingetin.
26. Apakah kamu merekomendasikan ponpes ini kepada teman teman yang lain?
Jawaban: kayaknya belum pernah, kebanyakan orang-orang di lingkungan rumah sudah
kenal Pondok Pesantren Madinatunnajah. Tapi ketika ada orang yang bertanya pasti akan
merekomendasikan.
27. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan kamu dalam belajar?
Jawaban:sudah sesuai
28. Apa yang menjadi motivasi kamu bersekolah di ponpes?
Jawaban:karena sebbenarnya lebih untuk pengin mendapat ridhoNya ridho Allah swt.
Mau lebih zuhud atau fokus ke akhirat, karena dunia ngga bakal ketinggalan. Di Pondok
ini mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk akhirat
29. Bagaimana perasaan kamu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban:waktu pertama liat dari luar mah kaya biasa biasa aja gitu kegiatannya kaya
sholat, belajar dan segala macem. Tapi pas udah masuk ternyata waktu itu harus digunain
sebaik-baiknya, kaya ada waktu kosong gunain lah untuk ini dan itu. Pokoknya hrus
benar benar memanfaatkan waktu kalo di pondok, supaya ga menyesal kalo udah
ngelewatin waktu. Kaya contoh ga nyuci males,terus ternyata habis itu mendung dan
hujan sampai besok kan jadi nyesel kenapa tadi ga nyuci aja.
30. Bagaimana perasaan kamuketika diterima di ponpes?
Jawaban:alhamdulillah senang, berarti kaya saya mampu masuk kesini.
31. Apakah sebelumnya kamu sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana kamu mengetahuinya?
Jawaban:sudah dari orang tua
32. Menurut kamu bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban:ngadain acara yang bisa mengundang perhatian orang luar, terus juga sosial
media nya on. Contoh acara seperti pesan ulama,ada majelis-majelis akbar. Biasanya
yang datang orang orang sekitar pondok dan beberapa wali santri.
LAMPIRAN 13
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 2

Nama : Ahmad Ghozali Galileo Dasilav


Jabatan : Santri Kelas VI (MA)
Hari/Tanggal : 28 Januari 2022
Tempat : Via Whatsapp (Video Call)
Waktu : 13.45-14.02 WIB
Asal Daerah : Timor Leste

1. Mengapa kamu tertarik bersekolah di Ponpes Madinatunnajah?


Jawaban: karena taraf pendidikan di Indonesia jauh lebih tinggi dan lebih bagus dari
negara saya, apalagi pondok pesantren modern.
2. Bagaimana proses seleksi penerimaan santri baru?
Jawaban: menurut saya ngga ribet si, isi formulir kemudian ikuti saja tugas yang
diberikan, selanjutnya bayar uang gedung kalau sudah diterima.
3. Apa saja syarat dalam mengikuti penerimaan santri baru?
Jawaban: bisa baca tulis alquran
4. Apakah prestasi menjadi salah satu syarat untuk bisa masuk menjadi santri di
ponpes?
Jawaban:ngga juga
5. Menurut kamu, bagaimana kualifikasi tenaga pendidik yaitu ustadz/ah di ponpes
Madinatunnajah?
Jawaban: ya masih aja ada beberapa yang tidak linier kak, kaya misalnya guru
matematika tapi bukan lulusan matematika. Tapi ngga semuanya hanya beberapa aja.
6. Bagaimana dengan harga yang ditetapkan untuk pembiayaan sekolah di ponpes
Madianatunnajah?
Jawaban: biasa aja si kak, ngga terlalu berpengaruh
7. Menurut kamu, apakah biaya yang ditawarkan sudah sesuai dengan pelayanan
yang diberikan?
Jawaban: sudah sesuai.
8. Bagaimana dengan kemudahan akses lokasi ponpes ini?
Jawaban: aksesnya mudah dijangkau karena ponpes terlihat dengan jelas dan terletak di
pinggir jalan
9. Apakah kondisi lokasi sudah cukup strategis?
Jawaban: strategis banget
10. Apa jenis kurikulum yang digunakan oleh ponpes Madinatunnajah?
145
Jawaban: nama jenisnya saya kurang begitu tau si kak, tapi di pondok ini sudah modern
artinya kami tidak hanya belajar kitab namun juga ada materi materi ilmu pengetahuan
umum.
11. Bagaimana dengan cara ustadz/ah mengajar di kelas?
Jawaban: tergantung bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan, kalo sistem
pembelajaran ustadnya bagus ya saya seneng, tapi kalo kadang ustadz nya masuk cuma
menjelaskan tanpa membawa anak muridnya untuk bisa memahami ya saya kurang suka.
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan kmau?
Jawaban: sudah sesuai.
13. Menurut kamu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban: bagi saya untuk masalah organisasi, pelayanannya kurang pihak pondok masih
kurang juga dalam perhatian kepada organisasi. Contoh seperti saya bagian kesehatan
tetapi dewan guru melarang mengambil kas bulanan sedangkan kas bulanan itu penting
sekali untuk dana dana darurat untuk beli obat-obatan, membawa anak ke rumah sakit,
sedangkan saat terjadi tragedi atau kejadian kal kita mencairin dana itu susah banget.
Pelayanan belajar yang diberikan paling soal guru guru yang mengajar bukan pada
bidangnya, contoh guru matematika bukan sarjana matematika ketika ditanya materi dia
kebingungan untuk menjawab.
14. Apa saja program program unggulan yang ditawarkan hingga kamu tertarik
bersekolah di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: banyak si, tapi yang saya suka itu forum diskusi dan pidato. Karena kalo di
forum diskusi melatih santri untuk memecahkan masalah-masalah di sekitar. Sedangkan
kalo pidato melatih mental public speaking.
15. Bagaimana pendapat kamu mengenai program unggulan yang ditawarkan oleh
ponpes ini?
Jawaban: beberapa program itu kurang maksimal terlaksana, karena disini kan beberapa
santri yang latih sedangkan kita itu butuh pembimbing yang profesional. Seperti silat,
pramuka, futsall.
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada di pondok?
Jawaban: fasilitas kurang menunjang belum bisa menutupi ada beberapa program yang
seperti ekskul-ekskul banyak tapi kaya lapangan kurang, fasilitas fasilitas juga kurang
mendukung sarana prasarana.
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban: belum, karena beberapa kelas masih berpindah-pindah ngga permanen belum
punya ruangan tetap walaupun ada tapi kaya kelas darurat kadang belajar di masjid, di
aula.
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: masih kurang sih kak menurut saya, seperti yang tadi saya bilang.
19. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar kamu?
Jawaban: senang, tapi kalo saya ngga terlalu mikirin nilai, yang penting pengalaman.
20. Menurut kamu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban: bagus, kalo di mata tangsel apalagi dari aspek kebersihan.
21. Apakah kamu senang bersekolah di ponpes Madinatunnajah?jika iya, mengapa?
Jawaban: senang sekali, banyak faktornya. Karena faktornya ketemu temen temen dari
indonesia dan belajar budaya budaya baru untuk saya, bisa bekerjasama.
22. Apa yang menjadi pusat perhatian kamu ketika memilih pondok pesantren
Madinatunnajah?
Jawaban: kurang si untuk memperhatikan
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban: tidak ada
24. Apakah kamu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren ini? jika iya,
mengapa?dan jika tidak, berikan alasan!
Jawaban: belum pernah
25. Manfaat apa yang kamu peroleh saat bersekolah di pondok pesantren?
Jawaban: pengalaman hidup, saya disini kaya belajar miniatur dunia kehidupan. Jadi
kalo saya melanggar suatu hal saya harus pikirkan matang-matang dan harus pintar
melanggarnya jangan terlalu sembrono untuk melanggar seperti dunia.
26. Apakah kamu merekomendasikan ponpes ini kepada teman teman yang lain?
Jawaban: iya, saya akan merekomendasikan.
27. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan kamu dalam belajar?
Jawaban: belum terlalu kalo di dalam pembelajaran.
28. Apa yang menjadi motivasi kamu bersekolah di ponpes?
Jawaban: sejelek-jeleknya pesantren ini tapi dia telah membangun jiwa saya menjadi
sederhana lagi karena menurut saya madinatunnajah jauh lebih bagus apalagi pondok
pesantren modern daripada sekolah-sekolah yang ada di negara saya.
29. Bagaimana perasaan kamu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban:mau gamau harus menyesuaikan dan hidup lebih sederhana lagi karena hidup
di pondok itu ya begini adanya.
30. Bagaimana perasaan kamu ketika diterima di ponpes?
Jawaban: senang
31. Apakah sebelumnya kamu sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana kamu mengetahuinya?
Jawaban: belum, sebelumnya kenal dari darunnajah.
32. Menurut kamu bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban: melalui sosialisasi mungkin
LAMPIRAN 14
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 3

Nama : Muhammad Nur Ilham


Jabatan : Santri Kelas V (MA)
Hari/Tanggal : 28 Januari 2022
Tempat : Via Whatsapp (Video Call)
Waktu : 10.30 WIB
Asal Daerah : Jakarta

1. Mengapa kamu tertarik bersekolah di Ponpes Madinatunnajah?


Jawaban: pertama karena suruhan orang tua dan saudaranya teman saya pernah sekolah
disini, akhirnya nyoba nyoba dan alhamdulillah keterima.
2. Bagaimana proses seleksi penerimaan santri baru?
Jawaban: prosesnya datang ke pondok mengisi formulir, kemudian ikut ujian dan
beberapa ada tugasnya disuruh nulis arab dan baca quran.
3. Apa saja syarat dalam mengikuti penerimaan santri baru?
Jawaban: bisa baca tulis alquran.
4. Apakah prestasi menjadi salah satu syarat untuk bisa masuk menjadi santri di
ponpes?
Jawaban: ngga wajib sih, tapi kalau punya ya bisa dipake ka.
5. Menurut kamu, bagaimana kualifikasi tenaga pendidik yaitu ustadz/ah di ponpes
Madinatunnajah?
Jawaban: engga tau si awalnya, Cuma ikut orang tua
6. Bagaimana dengan harga yang ditetapkan untuk pembiayaan sekolah di ponpes
Madinatunnajah?
Jawaban:iya, biayanya murah
7. Menurut kamu, apakah biaya yang ditawarkan sudah sesuai dengan pelayanan
yang diberikan?
Jawaban:sudah
8. Bagaimana dengan kemudahan akses lokasi ponpes ini?
Jawaban: mudah, soalnya bisa naik kendaraan umum juga kalo ga bawa kendaraan
pribadi.
9. Apakah kondisi lokasi sudah cukup strategis?
Jawaban:strategis
10. Apa jenis kurikulum yang digunakan oleh ponpes Madinatunnajah?

149
Jawaban: kita belajarnya selain mengaji juga belajar ilmu pengetahuan yang kaya
sekolah gitu kak
11. Bagaimana dengan cara ustadz/ah mengajar dikelas?
Jawaban: pembawaan gurunya asik sih, kaya asik pas ngajar, contohnya ngajar tahsin itu
ustad teliti ngeliat hafalan kita. Tapi ga semua guru dapat dipahami ngejelasinnya ada
sebagian guru yang bikin susah paham sama materinya.
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan kamu?
Jawaban: sudah sesuai
13. Menurut kamu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban: baik
14. Apa saja program program unggulan yang ditawarkan hingga kamu tertarik
bersekolah di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban:iya banyak si, tapi saya suka pramuka dan basket.
15. Bagaimana pendapat kamu mengenai program unggulan yang ditawarkan oleh
ponpes ini?
Jawaban: cukup baik
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada di pondok?
Jawaban:dulu fasilitasnya masih biasa biasa aja beda dengan sekarang, dulu masih
banyak kebon. Sekarang sudah bagus, rapi dan banyak tersedia.
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban: sudah strategis, karena sudah dapat terlihat oleh masyarakat.
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: penataannya sudah rapi, kita juga kadang belajar di luar kelas jadi ngga bosen.
19. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar kamu?
Jawaban:alhamdulillah senang,karena sering paham dan bisa mngerjakan tugas yang
diberikan sama guru.
20. Menurut kamu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban: dari fasilitas oke, materi yang diajarin oke, dari segi pengajarannya juga oke
21. Apakah kamu senang bersekolah di ponpes Madinatunnajah?jika iya, mengapa?
Jawaban:biasa aja, seneng mah ngga biasa aja, akhirnya beradaptasi lama kelamaan
menjadi seneng.
22. Apa yang menjadi pusat perhatian kamu ketika memilih pondok pesantren
Madinatunnajah?
Jawaban: sebenarnya dari dulu ga pernah mau masuk pondok, tapi karena dipaksa
dipaksa ya akhirnya senang apalagi ada saudara juga disini.
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban:beda, karena kenal pondok dari saudaranya temen jadi berbeda yang ditemukan
saudaranya temen saya cewe sedangkan saya cowo dan peraturan untuk santri cowo dan
cewe itu beda. Di peraturan santri cewe lebih keras.
24. Apakah kamu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren ini? jika iya,
mengapa?dan jika tidak, berikan alasan!
Jawaban:tidak pernah, karena pesantren asik asik aja selama tidak bikin kesalahan
25. Manfaat apa yang kamu peroleh saat bersekolah di pondok pesantren?
Jawaban:mendapat ilmu yang lebih, mendapat ekskul yang awalnya saya ngga suka
pramuka lama lama jadi suka.
26. Apakah kamu merekomendasikan ponpes ini kepada teman teman yang lain?
Jawaban: iya, ke adik saya.
27. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan kamu dalam belajar?
Jawaban: sudah sesuai banget
28. Apa yang menjadi motivasi kamu bersekolah di ponpes?
Jawaban: karena ikut maunya orang tua ‘ridho allah ridhonya orang tua’. Jadi kalo orang
tua nyuruh ini yaudah laksanain walaupun gak suka.
29. Bagaimana perasaan kamu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban:pertama masuk ngga betah, terus akhirnya berusaha beradaptasi karena kan
saya juga anak laki laki pertama ya harus berjuang kan kalo saya lulus orang tua saya
juga yang bangga.
30. Bagaimana perasaan kamu ketika diterima di ponpes?
Jawaban: biasa aja, karena menurut saya seleksinya mudah.
31. Apakah sebelumnya kamu sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana kamu mengetahuinya?
Jawaban:menurut saya Pondok Pesantren Madinatunnajah sudah terkenal, jadi udah
banyak orang yang tau. Awal saya kenal dari saudaranya teman saya.
32. Menurut kamu bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban: melalui media sosial.
LAMPIRAN 15
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 4

Nama : M. Kahfi Fadhlan Nafi


Jabatan : Santri Kelas II (MTs)
Hari/Tanggal : 28 Januari 2022
Tempat : Via Whatsapp (Video Call)
Waktu : 10.57 WIB
Asal Daerah : Bengkulu, Sumatera

1. Mengapa kamu tertarik bersekolah di Ponpes Madinatunnajah?


Jawaban: karena pengin mondok dan sekolah di luar, dan termotivasi dari kakak kakak
saya di rumah yang pada mondok.
2. Bagaimana proses seleksi penerimaan santri baru?
Jawaban :ikutin alur aja si kak, wkatu itu saya datang langsung ke pondok sama
keluarga terus hari itu juga saya mengerjakan ujian, karena dari pondok juga diberikan
kelonggaran karena dari luar daerah jadi tidak perlu gabung ujiannya dengan yang
lainnya soalnya nunggunya lama.
3. Apa saja syarat dalam mengikuti penerimaan santri baru?
Jawaban: yang ngurusin ibu si kak, saya kurang tau
4. Apakah prestasi menjadi salah satu syarat untuk bisa masuk menjadi santri di
ponpes?
Jawaban: boleh si kak pake prestasi misalnya kaya habis ikut perlombaan apa, Cuma
saya ngga ada jadi ngga pake waktu itu.
5. Menurut kamu, bagaimana kualifikasi tenaga pendidik yaitu ustadz/ah di ponpes
Madinatunnajah?
Jawaban: engga tau
6. Bagiamana dengan harga yang ditetapkan untuk pembiayaan sekola di Ponpes
Madinatunnajah?
Jawaban:bayarnya ngga terlalu mahal
7. Menurut kamu apakah biaya yang ditawarkan sudah sesuai dengan pelayanan
yang diberikan?
Jawaban:sudah sesuai
8. Bagaimana dengan kemudahan akses lokasi ponpes ini?
Jawaban:mudah si kak ngga terlalu bikin nyasar nyasar.
9. Apakah kondisi lokasi sudah cukup strategis?
Jawaban: sangat strategis, mudah dicari soalnya.
152
10. Apa jenis kurikulum yang digunakan oleh ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: kurikulumnya campuran
11. Bagaimana dengan cara ustadz/ah mengajar dikelas?
Jawaban:menyenangkan, cara mengajarnya sebenarnya ngga terlalu membawa ke
muridnya serius kaya enjoy aja, tapi mudah dipahami. Guru guru juga sering mengajak
muridnya untuk belajar di luar kelas.
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan adik?
Jawaban: sudah
13. Menurut kamu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban: enak, soalnya ada apa aja. Contohnya makan kita tuh diperhatikan. Kalau sakit
juga ada fasilitas kesehatan, terus kadang si kalau makan ga cocok bisa nitip keluar.
14. Apa saja program program unggulan yang ditawarkan hingga kamu tertarik
bersekolah di ponpes ini?
Jawaban:iya saya suka pramuka dan basket
15. Bagaimana pendapat kamu mengenai program unggulan yang ditawarkan oleh
ponpes ini?
Jawaban: bagus programnya, karena supaya santri santri ga bosen dan tetep betah di
pondok. Supaya santri juga punya kegiatan yang positif kalau saya ikut pencak silat sama
pramuka.
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada di pondok?
Jawaban:fasilitasnya bagus, untuk tempat tidur enak dan tempat belajarnya juga enak
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban: sudah sesuai
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: menyesuaikan saja kak, kalau misalnya kita belajarnya kaya ngomong di
depan ya kadang meja dan kursinya bisa dibikin lingkaran atau bentuk ’U’ pokoknya
fleksibel kak.
19. Bagiamana dengan pencapaian hasil belajar kamu?
Jawaban:senang, karena ternyata belajar diluar dan di pondok beda. Kalau di pondok ada
pelajaran agama lebih banyak, ada arab arabnya. Kalau di luar cuma belajar pengetahuan
umum. Jadi pencapaian belajar saya juga semakin berkembang dan luas penegtahuannya.
20. Menurut kamu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban: bagus.
21. Apakah kamu senang bersekolah di ponpes Madinatunnajah?jika iya, mengapa?
Jawaban:seneng karena banyak temen disini, temennya juga jauh jauh dari luar daerah
juga jadi asik dan sama sama belajar mengenal daerah masing masing.
22. Apa yang menjadi pusat perhatian kamu ketika memilih pondok pesantren
Madinatunnajah?
Jawaban: karena mau ngikutin kakak kakak saya, asik belajar jauh dan kenal banyak
teman.
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban:sering, contohnya makna, pas dikasih kadang ngga enak. Kadang ada beberapa
yang gabisa dimakan karena gasuka.
24. Apakah kamu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren ini? jika iya,
mengapa?dan jika tidak, berikan alasan!
Jawaban:tidak pernah.
25. Manfaat apa yang kamu peroleh saat bersekolah di pondok pesantren?
Jawaban:banyak masukan untuk belajar, ikut ekskul O2SN sebelumnya ngga pernah
tertarik ikut hal hal seperti itu.
26. Apakah kamu merekomendasikan ponpes ini kepada teman teman yang lain?
Jawaban: punya niat, kalau saudara beberapa sudah.
27. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan kamu dalam belajar?
Jawaban: sudah sesuai
28. Apa yang menjadi motivasi kamu bersekolah di ponpes?
Jawaban: termotivasi dari kakak kakak saya, pengin punya banyak temen sama temen
temen luar daerah.
29. Bagaimana perasaan kamu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban:pertama masuk biasa aja, karena kemauan sendiri.
30. Bagaimana perasaan kamu ketika diterima di ponpes?
Jawaban: senang
31. Apakah sebelumnya adik sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana adik mengetahuinya?
Jawaban:belum, tahu dari kakak kakak saya
32. Menurut adik bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban: melalui alumni sama media sosial.
LAMPIRAN 16
PEDOMAN OBSERVASI

No Aspek yang diobservasi Keterangan


1 Kondisi Sarana dan Prasarana di Pondok
Pesantren
2 Kegiatan Belajar Mengajar
3 Kurikulum Pondok Pesantren
4 Program Unggulan
- Safari Dakwah
- Amaliah Tadris
- PPM (Program Pengabdian
Masyarakat)
5 Penerimaan Santri Baru
LAMPIRAN 17
LEMBAR HASIL OBSERVASI

No Aspek yang diobservasi Keterangan


1 Kondisi Sarana dan Prasarana di Pondok pesantren belum
Pondok Pesantren sepenuhnya menggunakan
standarisasi sarpras. Contohnya
dalam ruangan kelas ada beberapa
kelas yang tidak sinkron dalam
penempatan santri. Hal ini
dikarenakan adanya peminatan
santri yang masuk kelas sesuai
jurusan sehingga tidak bisa
disamaratakan antara jumlah kelas
santri satu dengan yang lainnya.
Contohnya MA jurusan IPA lebih
sedikit dibanding MA jurusan IPS.
Namun untuk bentuk fisik sarana
dan prasarana dalam keadaan
bagus dan layak digunakan.
Bahkan ada beberapa gedung yang
baru, tersedianya fasilitas toilet
umum yang bersih dan nyaman
untuk umum.
2 Kegiatan Belajar Mengajar Belum pernah mengikuti kegitan
belajar mengajar secara langsung,
namun berdasarkan wawancara
dengan guru dan santri kegiatan
belajar mengajar berlangsung
dengan baik. Semua kegiatan santri
tersusun dengan baik dan rapi
sesuai dengan jadwal kegiaatn
sehari hari. Kegiatan belajar
mengajar antara sekolah dan

156
mengaji saling terpadu dengan
baik.
3 Kurikulum Pondok Pesantren Kurikulum yang diterapkan sudah
sesuai dengan label Islamic
boarding school artinya pondok
pesantren modern yang mana
menggambungkan antara
kurikulum yang mengikuti
pemerintah dan kurikulum yang
menerapkan program mengaji.
Sehingga inilah yang menjadi salah
satu minat masyarakat karena
pondok pesantren mampu
menggabungkan sekolah dengan
ilmu pengetahuan umum dan juga
ilmu pengetahuan agama.
4 Program Unggulan Program unggulan pondok
pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat yang berhasil
diamati terdiri dari Amaliah Tadris,
kegiatan pelatihan pblic speaking 2
bahasa atau muhadharah, hafalan
atau tahfidz, sedangkan program
lainnya seperti Safari dakwah dan
PPM ( Program Pengabdian
Masyarakat) dilakukan diluar
lingkungan pondok pesantren.
program yang paling banyak
diminati oleh masyarakat yaitu
safari dakwah karena dalam
program tersebut santri
mempraktikan langsung syiar
kepada masyarakat.
5 Penerimaan Santri Baru Belum pernah mengikuti tahapan
secara langsung hingga akhir,
namun pada proses awal
penerimaan santri baru banyak wali
santri yang berdatangan dari sekitar
daerah pondok untuk mengambil
formulir pendaftaran. Selain itu,
ada beberapa yang menanyakan
terkait pengisian formulir melalui
web online. Selanjutnya pada
proses akhir saat santri sudah
diterima dan akan memulai tahun
ajaran baru, santri dan wali santri
harus mengikuti alur kedatangan
santri yang sesuai dengan peraturan
yang telah dibuat antara santri
putra dan santri putri.
LAMPIRAN 18
PEDOMAN DOKUMENTASI

Keterangan
Dimensi Dokumen
Ada Tidak ada
Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren
Struktur Organisasi Pondok Pesantren
Akreditasi Pondok Pesantren
Program Unggulan Pondok Pesantren
Kurikulum Pondok Pesantren
Kursi santri
Meja santri
Kursi guru
Meja guru
Papan tulis
Masjid
Laboratorium Komputer
Input
Laboratorium Bahasa
Komputer/Laptop
Perpustakaan
Lapangan Olahraga
Gedung Asrama Santri (putra dan putri)
Gedung Ruang Kelas
Kantor Guru
Data jumlah santri 5 tahun terakhir dari 2016-2021
Data santri yang aktif
Data sebaran alumni MA
Data pengajar berdasarkan bidang mata pelajaran
Data Staff TU
Foto Kegiatan Ekstrakurikuler
Input Foto Kegiatan Belajar Santri
Foto Kegiatan Mengaji
Output Prestasi Akademik Santri

159
Prestasi Non Akademik Santri
LAMPIRAN 19
LEMBAR HASIL DOKUMENTASI

Keterangan
Dimensi Dokumen
Ada Tidak ada

Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren ✓


Struktur Organisasi Pondok Pesantren ✓
Akreditasi Pondok Pesantren ✓
Program Unggulan Pondok Pesantren ✓
Kurikulum Pondok Pesantren ✓
Kursi santri ✓
Meja santri ✓
Kursi guru ✓
Meja guru ✓
Papan tulis ✓
Masjid ✓
Laboratorium Komputer ✓
Input
Laboratorium Bahasa ✓
Komputer/Laptop ✓
Perpustakaan ✓
Lapangan Olahraga ✓
Gedung Asrama Santri (putra dan putri) ✓
Gedung Ruang Kelas ✓
Kantor Guru ✓
Data jumlah santri 5 tahun terakhir dari 2016-2021 ✓
Data santri yang aktif ✓
Data sebaran alumni MA ✓
Data pengajar berdasarkan bidang mata pelajaran ✓
Data Staff TU ✓
Foto Kegiatan Ekstrakurikuler ✓
Input Foto Kegiatan Belajar Santri ✓
Foto Kegiatan Mengaji ✓

161
Prestasi Akademik Santri ✓
Output
Prestasi Non Akademik Santri ✓
LAMPIRAN 20
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN

163
LAMPIRAN 21
DATA SARANA DAN PRSARANA

Tgl
No Nama Aset Unit
Perolehan

A BANGUNAN
Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0302.0)
1 01/01/1994 1
Tanah
2 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0304.0 01/01/1995 1
3 Gedung Al Matbaqoni 01/01/1996 1
4 Gedung Masjid 01/01/1996 1
5 Yayasan Madinatunnajah 36.76.060.014.001-0225.0) 01/01/1996 1
6 Gedung baitul arqom 01/01/1998 1
7 Gedung Madinah 01/01/1999 1
8 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0357.0 01/01/2000 1
9 Gedung Makkah 01/01/2001 1
10 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0154.0) 01/01/2001 1
11 Gedung Indonesia 01/01/2003 1
12 Gedung Mesir 01/01/2005 1
13 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0168.0) 01/01/2005 1
14 Gedung BMT,BPS dan Lab 01/01/2007 1
15 Gedung Aula Satu Dasawarsa 01/01/2009 1
16 Gedung Elhamro 01/01/2009 1
17 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-1030.0 01/01/2009 1
18 Gedung Muzdhalifah 01/01/2010 1
19 Gedung Sudan 01/01/2010 1
20 Gedung TPKU 01/01/2010 1
21 Gedung Turki 01/01/2010 1
22 Gedung Alusi 01/01/2011 1
23 Gedung Shofa 01/01/2011 1
24 Gedung Marwah 01/01/2012 1
25 Gedung Mina 01/01/2014 1
26 Gedung TK 01/01/2014 1
27 Gedung Tiba 01/01/2015 1
28 Gedung Al-Azhar 01/01/2016 1
29 Gedung Dapur 01/01/2016 1
30 Gedung Mat'am 01/01/2016 1
31 Gedung Pakistan 01/01/2016 1
32 Gedung Saudi 01/01/2016 1
33 Grand max box 01/01/2016 1
34 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.002-1301.0 01/01/2017 1
35 Gedung Azerbaijan 01/01/2018 1
36 Gedung Darul Ulum 01/01/2018 1
JUMLAH 36

KENDARAAN
1 Kijang Innova 01/01/2010 1
2 Motor Mio 01/01/2012 1
3 Motor Tossa 01/01/2012 1
4 Isuzu Elf 01/01/2013 1
5 Motor supra 01/01/2013 1
6 Kijang bak 01/01/2015 1
7 Kijang Rover 01/01/2015 1
JUMLAH 7

PERALATAN
1 Tangki air 01/01/2013 5
2 Kursi Sekolah 01/01/2018 820
3 Kursi Tamu 01/01/2018 20
4 Lemari 01/01/2018 320
5 Meja Sekolah 01/01/2018 820
6 Meja Tamu 01/01/2018 25
7 Ranjang 01/01/2018 815
8 Komputer untuk Lab 15/11/2018 40
9 Brankas Krisbow BMT 02/01/2020 20
10 Kipas Angin 05/07/2020 40
JUMLAH 2.925
LAMPIRAN 22
DATA TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

166
167
DAFTAR NAMA GURU TMI DAN MATA PELAJARAN YANG DIAMPU TAHUN
PELAJARAN 2021-2022

PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT


Guru Mata pelajaran
1. Holilah, S.Pd.I MAHFUDZOT
2. Subhi Ja'far, S.Pd.I TARIKH
3. Syaefullah, Lc, M. Ag BALAGHOH
4. Muhammmad Sukron, TAFSIR
S.Th.I, M.M
5. H. Ahmad Subhan USHUL
Hasyim, Lc
6. Ita Isy Karimah, Lc ULQ
7. Abdul Wahid, Lc TARBIYAH
8. Fitrotul Inayah MUTHOLA'AH
9. Ahmad Fahrurrozi, SHOROF
S.Pd.I
10. Muhammad Abdullah, IMLA
S.Pd.I
11. Ridwan Zaelani, S.Pd.I KHOT
12. Muplihudin, S.Pd.I MTK
13. Endang Ruchiyat MTK
14. Fitria Anggraeni, S.Pd.I IPS
15. Sindia Larasati, S.Pd FIS
16. Hafadoh, S.Pd.I KIM
17. Diana Supriatin, S.Pd KIM
18. Ir. Sirwanti Destari BIO
19. Hamdi, S.Pd.I SEJARAH
20. Maulida Nur Hamidah, GEO
S.Sos.I
21. Diana Zahra, S.Pd.I, EKO
S.E.Sy
22. Rohayatun, S.Pd.I EKO
23. Arsan, S.Pd.I, M.M SOS
24. Nakhrowi, S.Pd INDO
25. Abdul Kholik S.Pd.I TIK
26. Andri Irawan, S.E MTK
27. Salim Rusydi Cahyono, MUSTHOLAH
Lc
28. Muhammad Firman TAFSIR
29. Muhammad IPS
Bahrurrizqi
30. Ida Yosepa, S.Pd.I INDO
31. Nur Azizah, S.Pd.I, Lc FIQIH
32. Anis Fikri BALAGHOH
Muthmainnah, Lc
33. Mas Lingga MUTHOLA'AH
Mochammad Cung,
S.Pd.I
34. Awaludin Rahmadi TIK
35. Ramadhonus M.H, KALAM
M.Phil

168
81. Sukirno TAHFIDZ
82. Winda Widia INDO
Septiana
83. Ani Nurhayati, S.Pd. INDO
M.M
84. Siti Rohmah, S.Ak EKO
85. Ir. Priya Vidhita Jaya MTK
86. Adinda Suci Nur HADITS
Fitriani
87. Aqnia Qintara MUTHOLA'AH
88. Diah Ayu Pitaloka MUTHOLA'AH
89. Ambarwati, S.Pd.I MTK
90. Gita Aulia Utami FIQIH
91. Naufal Adam FIQIH
Fadhilla
92. Baiq Masla'ah, NAHWU
S.Pd.I. Lc
93. Maratul Ngishmah, TAHSIN
S.Kom.I
94. Faldi Anzami IPA
Siswadi
95. Muhammad Fauzan ARAB
Zidni
96. Jarir Oktajab ARAB
97. Siti Rokhanah ARAB
98. Siti Sa'diyah ARAB
99. Naifa Azzahra Putri ARAB
Farhan
100. Eko Tristiono, S.Pd.I, INGGRIS
M.M
101. Wahyu, S.Pd KHOT
102. Muhammad SHOROF
Burhanuddin
103. Muhammad Azzumar IMLA
Shiddiq
104. Shirati Arini IPA
105. Silvia Ghinayatul IPS
Fitriani
106. Wahida Nur Aini TAJWID
107. Supriadi, Lc FIQIH
108. Zafrullah Idrus, S.Ag INGGRIS
109. Hj. Nana Rusydiana, FIQIH
S.Pd.I, M.M
110. Adwiani Aisya, INGGRIS
S.Pd.I
111. Salsabila Abdul INGGRIS
Ghofur, BS
112. Muhammad Hadi MUTHOLA'AH
Firmansyah
113. Nauval Kurniawan MUTHOLA'AH
114. Ilham Hadiwijaya KHOT
115. Zakiyya Amara SHOROF
116. Alifpia Salsabila INDO
117. Nuke Zahrani INDO
118. Siti Fitriatunnisa, INSYA
S.Hum
119. Salmaa Azkiya INDO
120. Afikah Al-Aliyah IMLA
121. Hanum Diara Fitri MAHFUDZOT
122. Rosi Fadhilah TAFSIR
123. Wahyu Wulandari, INGGRIS
S.S
124. KH. Muhammad Agus AQIDAH
Abdul Ghofur, M.Pd
125. Arif Irawan, S.Pd.Ing INGGRIS
126. Afifah Jamiatun IMLA
Syakilah
127. Khalda Khairunnisa HADITS
Fathani
128. Qiyas Arsil Fadhilah MUTHOLA'AH
129. Saffana Rizka MUTHOLA'AH
Salshabia
130. Dian Misrawati, INGGRIS
M.Psi, Psi
131. Elza Aulia Azzahra INGGRIS
132. Anwar Musaddad, TARIKH
S.Sos.I
133. Mufid Abdullah INDO
134. Muhammad Rizki HALAQOH
Ramadhan
135. Sayyid Mubarok HALAQOH
Ramadhan
136. Raihan Aranda HALAQOH
137. Aufa Fadhila Bestari HALAQOH
138. Agung Syahrijal HALAQOH
139. Zibran Hakim Akbar HALAQOH
140. Imron Rosadi HALAQOH
141. H. Abdul Qodir Al- TAHSIN
Amin, S.Pd.I
142. Abdul Rohim, S.Pd.I, IPA
M.M
143. Sri Dewi INDO
Rahmadianti, S.Sos.I
144. Nurjaya, S.Pd.I, S.Ag MTK
145. Mutiara INGGRIS
Zahrotunnajah
Hidayat
146. Helmi Saleh INGGRIS
LAMPIRAN 23
KEGIATAN PENERIMAAN SANTRI BARU

Calon santri dan wali santri datang ke pondok

171
LAMPIRAN 24
FOTO DAN DOKUMENTASI

Kegiatan Sholat Dhuhur Berjamaah

Kegiatan Amaliah Tadris (salah satu program unggulan)

172
Wawancara dengan santri putra yang berasal dari Timor Leste

Wawancara dengan salah satu ustadz

173
Wawancara dengan salah satu wali santri

Foto Kegiatan Muhadharah Santri Putra


Foto Kegiatan Mengaji Santri

Foto Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pramuka


Foto Kegiatan Ekstrakurikuler Tapak Suci

Foto Kegiatan Fashion Show Santri


BIODATA PENULIS

Anggi Rahmawati, lahir di


Banyumas, 23 Juni 1999. Anak pertama dari
Bapak Ahmad Sukhemi dan Ibu Ruswati. Ia
menempuh pendidikan di SDN 2
Kedungwuluh Lor, SMPN 2 Patikraja,
SMKN 1 Purwokerto, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan KAHFI BBC
Motivator School. Ia lulus dengan
menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.
Pd).
Selama masa studinya, ia aktif mengikuti organisasi maupun kegiatan kemanusiaan di
kampus UIN Jakarta dan juga di kampus KAHFI BBC Motivator School. Ia aktif mengikuti
LSO Cinema MP sebagai asisten sutradara dan produser, menjabat sebagai Staf Ahli
Departemen Pendidikan di Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, serta menjabat sebagai Volunteer Batch 2 dan Project Officer Batch 3 dan 4 di
Yayasan Sobat Mengajar Indonesia. Selain itu, juga menjadi Voluteer kemanusiaan di Ashar
Humanity, Serta panitia di beberapa kegiatan kampus lainnya. Selama berkuliah, ia
mendapatkan beasiswa berprestasi dari Yayasan Beasiswa Jakarta pada tahun 2019-2021.

177

Anda mungkin juga menyukai