Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S.Pd)
Disusun oleh :
Anggi Rahmawati
11170182000020
2022
STRATEGI PENINGKATAN MINAT MASYARAKAT DALAM
PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH
JOMBANG CIPUTAT
Skripsi
Oleh
Anggi Rahmawati
NIM 11170182000020
Di bawah Bimbingan,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul “Strategi
Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat” Disusun oleh Anggi Rahmawati, NIM
11170182000020, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi
pada 5 Agustus 2022.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan pada peningkatan
minat masyarakat dalam pendidikan di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Adapun sumber
data dipilih secara purposive sampling yang terdiri dari kepala bagian pendidikan TMI, ketua
panitia penerimaan santri baru, 2 pengajar ustadz/ustadzah, 4 santri, dan 2 wali santri.
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk memeriksa keabsahan data,
penulis menggunakan teknik triangulasi yaitu trianggulasi data dan triangulasi metode.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa strategi yang
digunakan oleh Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat efektif karena terbukti
pondok pesantren tersebut mengalami peningkatan minat masyarakat di setiap tahunnya.
Strategi yang digunakan yaitu menggunakan strategi input, proses dan output. Pertama, yaitu
input. Input yang digunakan meliputi sumber daya manusia, biaya pendidikan, lokasi,
kurikulum, sarana dan prasarana. Kedua, proses. Di proses pendidikan terdiri dari kegiatan
pengembangan minat bakat dan kegiatan belajar mengajar. Ketiga, output. Output merupakan
hasil dari proses yang telah dijalankan oleh pondok pesantren, maka yang bisa dilihat dari
output ini yaitu berupa prestasi santri baik akademik amaupun non akademik. Meskipun
strategi yang digunakan bukan merupakan strategi khusus dalam meningkatkan minat
masyarakat, namun pondok pesantren tersebut mampu mempertahankan dan
mengembangkan faktor pendukung kenaikan minat masyarakat.
Kata Kunci: Strategi, Minat Masyarakat.
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim...
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah, kesehatan dan kesempatan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa petunjuk dan
hidayah untuk umat manusia.
Alhamdulillah atas izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Dalam Pendidikan di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat” ini dengn baik dan lancar. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan
Manajemen Pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan dan rintangan karena
keterbatasan kemampuan peneliti. Namun berkat bimbingan, doa dari orangtua dan arahan
Dosen Pembimbing serta kesabaran, ketekunan yang disertai dengan usaha menjadi kunci
penyelesaian skripsi ini. Selain itu, adanya bantuan dan motivasi semua pihak, skripsi ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan waktu
dalam membantu penulis menyelesaikan berbagai kendala di jurusan saat penulisan
skripsi.
4. Dr. Abdul Aziz Hasibuan, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan Zahrotul Munawwaroh,
M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
dalam membimbing dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik selama menjalani
perkuliahan.
vii
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah mendidik,
membimbing, dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang baik kepada penulis
selama menjalani perkuliahan.
7. Mas Lingga Mochammad Cung, S.Pd, selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Pengajaran
TMI di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat yang sudah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ustadz Nakhrowi, S.Pd, selaku Guru Mapel dan Staff TU dan Ustadzah Siti Sa’diyah yang
telah membantu penulis untuk bersedia menjadi informan penelitian.
9. Ustadz Muhammad Fauzan Zidni, yang telah banyak membantu dari awal penelitian
hingga akhir di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat serta Ustadz Faldi,
selaku Bidang Kurikulum yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data dan
merekomendasikan informan penelitian.
10. Nenek-nenek tersayang, Ibu Suti dan Ibu Dartem yang selalu mendoakan dan mendukung
setiap langkah penulis.
11. Kedua orang tua tercinta, Bapak Akhmad Sukhemi dan Ibu Ruswati atas segala doa, kasih
sayang, kesabaran, motivasi, nasihat, serta dukungan moral maupun materil yang telah
diberikan. Tak ada kata yang mampu mendeskripsikan besarnya perjuangan yang sudah
dilakukan kepada penulis.
12. Adik kandung penulis, Fatwa Arifah dan Aqilah Humairoh Tsalis, yang selalu
memberikan dukungan dan menciptakan keceriaan saat menyelesaikan skripsi ini.
13. Abang abang sepupu tercinta, Eri Miswanto (Lik eri) yang menjadi guru sekolah penulis
dalam berbagai hal saat kecil, Edi Susanto (Lik Ed) yang baik hati sering memberikan
asupan eskrim, Andri Pratama ( Mas an) yang selalu mengajarkan berbagai hal termasuk
mengerjakan tugas kuliah, menerapkan prinsip ‘dilarang menyerah’ dan mengajarkan
bahasa arab meski sama sama belepotan hehe. Terimakasih sudah menemani penulis.
14. Teman penulis sedari kecil, Indri, Sindy, Tyas, Bela, dan Ine yang sudah menghiasi hari
hari dan cerita indah masa kecil. Tak lupa yang paling menyenangkan Rizqi Tri
Pamungkas dan Kusriyah yang selalu mewarnai hari hari penulis saat dirumah.
15. Teman teman sekolah penulis yang selalu membahas hal random terbaik, Rizqie, Bolu,
Gany dan Nida terimakasih karena selalu mengajak hunting masa sekolah dulu.
16. Teman satu asrama Latanza 2 yang selalu ada setiap bangun tidur hingga tidur kembali;
Yeni, Afy, Nine, Atul dan Aisyah serta Sirril yang selalu memberikan support kepada
penulis dalam hal apapun.
viii
17. Teman seperjuangan suka dan duka; April, Mije, Mutia, Layyin, Sri dan Jihat yang selalu
saling memberikan saran dalam menuju cita cita, finansial, dan partner deeptalk dan retjeh
dalam segala hal.
18. Sahabat-Sahabati Richeese; Uni Putri, Uus, Syifa, Alawiy, Embry, Dhimas, Dafik, Lazu,
Farhan, Qodir, Adel, Rahayu, Ilma, Yulia, dan Indah, terima kasih atas ilmu, kebersamaan,
kekompakan, pengalaman, dan semua yang telah kalian berikan.
19. Keluarga besar dan teman teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2017, yang saling
membantu, support, mendoakan serta mengukir banyak cerita indah selama perkuliahan.
Terimakasih.
20. Yayasan Beasiswa Jakarta, yang telah memberikan supply financial berupa beasiswa
setiap tahun sehingga penulis dapat memenuhi kebutuhan materil hingga akhir
perkuliahan.
21. Keluarga besar Sobat Mengajar Indonesia, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FITK
UIN Jakarta, dan LSO Cinema MP yang telah memberikan banyak pengalaman,
pembelajaran dan cerita indah selama penulis berkecimpung di dalam organisasi.
22. Keluarga besar angkatan 21 Nameer KAHFI BBC MOTIVATOR SCHOOL, terkhusus
untuk Ai, Sani dan Faren yang selalu care, memotivasi, memberikan saran dan masukan
dalam berbagai hal.
23. Mohammad Idris Jalaludin, yang selalu memberikan dukungan dan banyak membantu
dalam proses belajar penulis dalam segala hal.
24. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini namun tak
dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna, maka dari itu penulis
menerima masukan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
mohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.
Anggi Rahmawati
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................. v
ABSTRACT.............................................................................................................................. vi
C. Batasan Masalah............................................................................................................. 7
A. Strategi ........................................................................................................................... 9
B. Minat Masyarakat......................................................................................................... 12
x
1. Input .......................................................................................................................... 27
2. Proses ........................................................................................................................ 32
3. Output ........................................................................................................................ 33
1. Input .......................................................................................................................... 67
xi
2. Proses ........................................................................................................................ 79
3. Output ........................................................................................................................ 82
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 86
B. Saran ............................................................................................................................. 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................................... 94
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman pada saat ini semakin menuntut setiap orang untuk
memiliki ilmu pengetahuan ataupun keterampilan. Globalisasi telah
menyebabkan setiap negara harus memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas. Lembaga pendidikan merupakan salah satu jalur yang dipilih untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seperti yang dikutip pada UUD
1945 pada alinea ke 4 salah satunya yang berbunyi “Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa” maka, dengan pernyataan tersebut sudah sangat jelas bahwa penddikan
adalah suatu faktor utama dalam kehidupan. Dengan meningkatnya kualitas
pendidikan tentunya akan meningkatkan pula kualitas sumber daya manusia.
Tujuan pendidikan menurut No.20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan
nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
serta menjadi warga negara yang demokratis.
Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk menyongsong masa depan
yang cerah, adanya pendidikan dapat membawa arah yang baik bagi generasi-
generasi millenial. Mendapat pengajaran ilmu pengetahuan dan juga ilmu-ilmu
untuk membentuk karakter ataupun akhlak yang baik. Namun, menurut Survei
Political And Economic Risk Consultan (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia
berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum
Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih
menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai
follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.1
Dalam mendukung kuaalitas pendidikan di Indonesia yang lebih baik
tentunya perlu kerjasama antara lembaga pendidikan dan masyarakat. Lembaga
pendidikan di Indonesia terdiri dari lembaga pendidikan formal, yaitu sekolah
1
Dinda Prastya, Kualitas Pendidikan di Indonesia.
https://www.kompasiana.com/KualitasPendidikandiIndonesia (diakses pada tanggal 21 desember 2020. Pukul
21.57).
1
2
umum dan pondok pesantren, serta lembaga pendidikan non formal seperti salah
satunya home schooling, sekolah paket, dll. Lembaga pendidikan harus terus
berupaya meningkatkan mutunya agar semakin tinggi pula minat masyarakat
terhadap pendidikan, khususnya lembaga pendidikan pondok pesantren yang
memiliki minat masyarakat yang rendah sebab masyarakat cenderung memilih
sekolah umum.
Pondok Pesantren menjadi salah satu alternatif pendidikan yang asli berasal
dari Indonesia. Pondok Pesantren merupakan pendidikan yang berisikan materi
ilmu pengetahuan umum dan juga ilmu-ilmu agama. Pondok pesantren
merupakan suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan
pengajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri
yang bersifat permanen. Maka pesantren kilat atau pesantren Ramadhan yang
diadakan di sekolah-sekolah umum misalnya, tidak termasuk dalam pengertian
ini.2 Menurut team Departemen Agama Direktorat Jenderal kelembagaan
Agama Islam dalam bukunya berjudul “Pondok Pesantren dan Madrasah
Diniyyah Pertumbuhan dan Perkembangannya” Pengertian Pondok Pesantren
adalah suatu komunitas tersendiri, di dalamnya hidup bersama-sama sejumlah
orang yang dengan komitmen hati dan keikhlasan atau kerelaan mengikat diri
dengan kiyai, tuan guru, buya, ajengan, abu atau nama lainnya, untuk hidup
bersama dengan standard moral tertentu, membentuk kultur atau budaya
tersendiri.3 Di pondok pesantren, santriwan dan santriwati dibekali ilmu agama
yang lebih luas dibandingkan di sekolah. Santri-santri sudah terbiasa untuk
bangun pagi memulai kegiatan ibadah baik itu sholat, mengaji ataupun hafalan.
Hal ini tentu sudah menjadi rutinitas santri dan diharapkan dapat diterapkan di
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan pondok pesantren maupun di
lingkungan rumah.
Minat masyarakat merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri beberapa
orang atau sejumlah orang yang berarti lebih dari satu terhadap suatu hal yang
disenangi yang membuatnya tertarik dan rasa ingin menetap pada hal tersebut.
Rendahnya minat masyarakat terhadap pendidikan di pondok pesantren
dikarenakan masyarakat masih menganggap sekolah umum memiliki kualitas
2
Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta:
Erlangga, 2000), hlm 2.
3
Departemen Agama RI, Pondok pesantren dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hlm. 1-2.
3
yang lebih baik dari pondok pesantren. Contohnya terjadi di salah satu pondok
pesantren daerah lampung. Pada tahun 2019 minat masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren cenderung rendah. Hal ini
dikarenakan persepsi masyarakat terkait lulusan pesantren sulit untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, permasalahan
lainnya yaitu kurangnya kelengkapan sarana prasarana, kualitas lulusan dan
prospek lulusan yang menjadi permasalahan rendahnya minat masyarakat
terhadap pendidikan di pondok pesantren.4 Untuk melihat suatu sekolah yang
sedang menjadi idola masyarakat ataupun digandrungi oleh banyak orang, maka
bisa dilihat dari jumlah minat ataupun antusiasme masyarakat terhadap sekolah
tersebut. Salah satu yang menjadi incaran minat masyarakat yaitu fasilitas sarana
dan prasarana yang ada pada sekolah tersebut. Jika sarana prasarana memadai
dan sesuai dengan kebutuhan, maka masyarakat akan mudah tertarik sehingga
akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kuantitas murid di sekolah.
Dibandingkan dengan lembaga pendidikan sekolah, lembaga pendidikan
pondok pesantren tentu sangatlah berbeda. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal yang hanya berisikan pengajaran-pengajaran ilmu
pengetahuan yang juga didalamnya berisi guru, dan juga peserta didik.
Sedangkan di pondok pesantren, terdapat pengajaran agama dan juga pengajaran
ilmu umum, serta di dalamya terdapat kiyai, santri, masjid, pondok dan juga
kitab kuning. Meskipun di sekolah ada pengajaran ilmu agama, namun waktu
yang dimiliki untuk pengajaran tersebut tidak sebanyak di pondok pesantren.
Pengajaran agama di sekolah hanya diberikan satu kali dengan waktu 2 jam
dalam seminggu. Di sekolah juga tidak tersedia fasilitas asrama atau tempat
tidur yang digunakan untuk peristirahatan para peserta didik. Biaya yang
dikeluarkan pun bervariasi, namun cenderung lebih murah dibanding biaya
masuk pondok pesantren. Hal ini juga dikarenakan beberapa hal, salah satu
diantaranya karena tidak adanya tempat untuk menginap atau asrama layaknya
pondok pesantren. Di sekolah anak dapat menyisihkan waktu dengan keluarga,
karena ketika berada di sekolah jangka waktu belajar biasanya hanya sampai
siang hari untuk ukuran Sekolah Dasar dan sampai sore hari untuk ukuran
Sekolah Menengah. Pada malam hari, anak masih memiliki waktu dengan
4
Sutrisno, “Analisis Faktor-Faktor Penentu Minat Siswa Memilih Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Pesantren Tahfizh Daarul Quran Lampung”, Jurnal Simplex, Vol.2, No.2, Edisi Agustus 2019, h. 51.
4
5
Kemendikbud, Data Pokok Pendidikan, https://dapo.kemdikbud.go.id/pd/2/286300, (Diakses pada
tanggal 18 Juni 2022, pukul 21.58 WIB).
6
Kemenag, Statistik Data Pondok Pesantren Tangerang Selatan,
https://ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik?id=36, (Diakses pada tanggal 18 Juni 2022, pukul 22.00
WIB).
5
Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Minat Masyarakat
Jumlah Santri
300
250
200
150
7
Emis Pendis Kementerian Agama, Data Pondok Pesantren, melalui alamat web
http://emispendis.kemenag.go.id/dashboard/?content=datapontren&action=list_pontren&prop=36&k=74&id=51
(diakses pada tanggal 10 Juli 2021. Pada pukul 09.00 wib).
7
masyarakat
2. Untuk mendeskripsikan faktor faktor pendukung dan penghambat minat
masyarakat di Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat
F. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian tentu memiliki manfaat yang bisa dilihat
oleh para pembaca, manfaat tersebut diantaranya:
1. Untuk Universitas
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai seberapa penting minat
masyarakat terhadap pendidikan
2. Untuk sekolah
a. Penelitian ini dapat bermanfaat menambah wawasan tentang ilmu
manajemen di Pondok Pesantren.
b. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi untuk sekolah
ataupun Pondok Pesantren dalam meningkatkan minat masyarakat.
3. Untuk pembaca
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi
pengembangan ilmu pengetahuan tentang strategi peningkatan minat
masyarakat dalam pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Sebuah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan memerlukan strategi-
strategi yang dapat membantunya untuk mempermudah berhasilnya tujuan yang
diinginkan. Pengertian strategi banyak sekali pandangan menurut para ahli,
berikut pengertian strategi berdasarkan sumber yang penulis dapat:
Pengertian Strategi pada dasarnya berkaitan dengan taktik, terutama banyak
dikenal dalam lingkungan militer. Menurut KBBI, strategi memiliki beberapa
makna yaitu (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, (2) ilmu dan
seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang dalam
kondisi yang menguntungkan, (3) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus, (4) tempat yang baik menurut siasat perang.8
Strategi dipahami dalam bahasa yunani strategos atau strategus dengan kata
jamak strategi. Strategos berarti jendral tetapi dalam Yunani Kuno sering berarti
perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas.9 Strategi dalam dunia
militer adalah berbagai cara yang digunakan oleh panglima perang untuk
mengalahkan musuh dalam suatu peperangan. Sedangkan cara yang digunakan
oleh pasukan untuk memenangkan pertempuran disebut dengan istilah taktik.10
Prasetio Aji mendefinisikan strategi sebagai suatu teori mengenai cara bersaing
memberikan manajer suatu peta yang digunakan sebagai pemandu arah di wilayah
persaingan. Semakin akurat peta tersebut, semakin strategik pembuatan keputusan
yang dilakukan manajer.11
Dari ketiga perspektif tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan
suatu tindakan ataupun perencanaan dalam waktu jangka panjang yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini strategi amat sangat
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
Edisi 3, h. 1092.
9
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi NonProfit,
(Jakarta: Grasindo, 2015). h. 61.
10
Ismail Sholihin, Manajemen Strategik, (Bandung: Erlangga, 2012), h. 24.
11
Prasetio Aji, Manajemen Strategi; Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Edisi 2, (Yogyakarta:
EXpert, 2019), h. 3.
9
10
12
Ahmad, Manajemen Strategis, (Makassar: Nas Media Pustaka, 2020), h. 81.
11
Selain tiga bentuk strategi tersebut, salusu mengutip pendapat Kotten yang
membagi bentuk strategi menjadi empat yaitu:
a. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan
inisiatif-inisiatif stratejik.
b. Strategi Program (Program Strategy)
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari
program tertentu.
c. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan
kualitas kinerja organisasi. Sumber daya ini dapat berupa tenaga, keuangan,
teknologi, dan sebagainya.
d. Strategi Kelembagaan (Institutional Strategy)
Fokus dari strategi institusional ini adalah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategis. 13
Dari beberapa pandangan para ahli tersebut mengenai bentuk strategi
menyatakan bahwa jenis ataupun bentuk strategi dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan melihat dari keadaan dan situasi tertentu. Hal tersebut juga
menjelaskan bahwa penggunaan strategi tidaklah harus kaku dan dapat sesuai
kondisi atau kondisional.
3. Manfaat Strategi
Manfaat strategi dapat dimultitafsirkan dengan tujuan dari penggunaan strategi
adalah untuk mempermudah pihak pengelola pondok pesantren dalam menarik
minat masyarakat menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Dalam hal ini,
tujuan strategi juga memudahkan pengelola agar mengetahui kelemahan yang
dimiliki oleh pondok pesantren. Berikut manfaat strategi berdasarkan pendapat
para ahli yang sudah penulis rangkum:
Menurut Efri Novianto, secara umum manfaat penerapan strategi adalah
sebagai berikut: a) Visi strategi menjadi lebih jelas, b) Fokus yang lebih tajam atas
13
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi NonProfit,
(Jakarta: Grasindo, 2015), h. 105.
12
14
Efri Novianto, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h. 16.
15
Astiko, Manajemen Strategi, (Malang: Banyumedia Publishing, 2014), h. 13-14.
16
Sujadi, “Konsep Manajemen Strategik sebagai Paradigma Baru di Lingkungan Organisasi
Pendidikan”, Jurnal STIE Semarang, Vol.3, No.3, Edisi Oktober 2011, h. 9-10.
13
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
h.744.
18
Yayat Suharyat, “Hubungan Antara Sikap, Minat, Latihan dan Kepemimpinan”, Jurnal Region, Vol.
1, No.3 (3 September 2009), h. 5.
19
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 27.
14
baik dan bukan karena Allah serta tidak sesuai dengan perintahNya maka ia
termasuk golongan orang yang merugi. Sama halnya dengan masyarakat yang
memilih menyekolahkan anaknya di pondok pesantren, jika ia ikhlas lillahi
ta’ala demi anaknya mendapat pendidikan yang baik dan beragama, maka ia
akan mendapat keberuntungan. Namun ketika ia menyekolahkan anaknya ke
lembaga pendidikan yang tidak terjamin kualitasnya, asal-asalan hal tersebut
juga dapat berdampak pada pribadi anak dan nilai kebermanfaatan yang
kurang untuk orang tuanya dan lingkungannya.
Sedangkan dalam pengertian lainnya dijelaskan bahwa minat adalah suatu
keadaaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan
disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan
lebih lanjut.20 Dalam hal ini, minat amat penting dalam menimbulkan perasaan
yang muncul dalam diri seseorang hingga nantinya seseorang akan
memberikan perhatian pada objek tertentu dan mempelajarinya.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan dorongan
yang timbul dari dalam maupun dari luar diri seseorang yang menyukai
sesuatu dan tertarik terhadap sesuatu hal sehingga dapat membuatnya
mengalami kecenderungan dan rasa ingin menetap. Minat dapat timbul akibat
pengaruh yang membuatnya merasa tertarik sehingga akan memperhatikan
satu hal yang hanya ia senangi dan dilakukan secara terus menerus.
b. Pengertian Masyarakat
Masyarakat disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa
masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat
oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.21
Sedangkan menurut Hamalik dalam bukunya berjudul Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu
sistem atau totalitas, yang di dalamnya terdapat berbagai subsistem
kepercayaan, subsistem nilai atau norma-norma, subsistem kebutuhan, dan
subsistem permintaan.22 Pendapat lainnya juga mengemukakan bahwa
masyarakat adalah sejumlah manusia yang jadi satu kesatuan golongan yang
20
Fahmi Gunawan & Heksa Biopsi Puji Hastuti, Senarai Penelitian Pendidikan, Hukum, dan Ekonomi
di Sulawesi Tenggara, (Sleman; CV Budi Utomo, 2018), h. 3.
21
Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit, h. 721.
22
Umar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016),
h. 74.
15
23
Gunsu Nurmansyah, dkk, Pengantar Antropologi : ikhtisar Mengenal Antropologi, ( Bandar
Lampung: Publikasi Universitas Bandar Lampung, 2019), h. 46.
16
24
Ana Salamah, ”Minat Masyarakat Menyekolahkan Anak (Studi Kasus Pada MTs An-Nur SP3
Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara)”, Skripsi pada IAIN Palangkaraya,
Palangkaraya, 2018, h. 13, tidak dipublikasikan.
17
25
Sumadi Suryabrata, Op.Cit.,h. 14.
26
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka Cipta, 2003), h. 105.
27
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 1063
28
Saifudin Azwar, Sikap Manusia:Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.
5.
29
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial suatu pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.
64.
18
30
Yayat Suharyat, Op.Cit, h. 5.
19
34
Trygu, Psikologi Suatu PengantarDalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 18
22
35
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h. 331.
36
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2019), Cet. 1, Edisi Revisi, h. 194.
37
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Edisi 1, Cet. XXII, (Jakarta: Rajawali Press,
2018, h. 73.
38
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati S, Teori-teori psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h.
83.
23
39
Sumadi Suryabrata, Op. Cit, h. 70.
40
Abdul Rahman Shaleh, Op.Cit, h. 183.
41
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama, 2011), Cet ke 1, h.
188.
24
42
Agus Santoso, Mengontrol Emosi Menjadi Seni, ( Jawa Timur: Global Aksara Pres, 2021), h. 1.
43
Abdul Rahman Shaleh, Op.Cit, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 161.
44
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press,
2011), h. 91.
25
1. Input
Input pendidikan adalah segala sesuatu masukan yang tersedia karena untuk
berlangsungnya proses pendidikan.45 Pengertian lainnya menyebutkan input
pendidikan adalah segala sesuatu karakteristik yang tersedia dari lembaga sekolah
karena dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses pendidikan.46 Dalam
penelitian ini menjelaskan bahwa peningkatan minat masyarakat di suatu lembaga
pendidikan pondok pesantren dilihat dari kesiapan pondok pesantren dalam
menjalankan proses-proses pendidikan ke depannya. Pada pembahasan input
dalam penelitian ini hanya berfokus kepada:
a. Sumber Daya Manusia di Pondok Pesantren
Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang menjadi faktor
pendukung minat masyarakat karena sumber daya manusia yang berkualitas
akan menghasilkan lulusan santri yang berkualitas dan mampu
mengembangkan kualitas mutu pendidikan pondok pesantren tersebut. Adapun
aspek sumber daya manusia bagi pondok pesantren yang perlu diperhatikan
dalam mutu pendidikan agar minat masyarakat meningkat adalah proses
rekruitmennya. Dalam hal ini, lembaga pendidikan pondok pesantren perlu
memiliki berbagai persiapan dalam proses penarikan atau rekruitmen pada
sumber daya manusia baik santri, tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan. Sumber daya manusia pada santri bisa masuk pada input
pendidikan karena bisa menarik minat masyarakat, apabila pada proses
penerimaan santri baru (PSB) pondok pesantren mampu menjaring santri-
santri yang memiliki potensi baik akademik, non akademik dan juga hasil tes
seleksi sesuai dengan visi misi pesantren. Adapun rekrutmen adalah proses
menarik minat dan mengumpulkan calon pemegang jabatan yang sesuai
dengan rencana SDM untuk menduduki suatu jabatan tertentu. Sedangkan
seleksi adalah proses pemilihan kandidat (calon karyawan) yang disesuaikan
dengan jabatan yang lowong.47 Pendapat lainnya menurut Mulyasa, rekrutmen
yaitu suatu upaya untuk mencari dan mendapatkan calon calon tenaga
kependidikan yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian
45
Cucun Sunaengsih, dkk, Pengelolaan Pendidikan, (Sumedang : UPI Sumedang Press, 2017), h. 22.
46
Tutiarny Naibaho, dkk, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung : Media Sains Indonesia, 2021), h.
79.
47
Budi W. Soetjipto, Kisah Sukses Para Kampiun SDM, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 144.
28
pesantren. Selain itu, biaya pendidikan juga menjadi salah satu strategi pondok
pesantren dalam menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di
lembaga pendidikan pondok pesantren.
Jenis jenis pembiayaan pendidikan menurut Nanang Fattah dibagi
menjadi 2, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa, contohnya: SPP,
sumbangan orang tua atau yang dikeluarkan sendiri olh siswa untuk membeli
perlengkapan dalam melaksanakan proses pendidikannya, seperti biaya buku,
peralatan dan uang saku. Sedangkan untuk biaya tidak langsung berupa
keuntungan yang hilang dalam bentuk kesempatan yang hilang dan
dikorbankan oleh siswa selama belajar.53.
Pondok pesantren modern biasanya menggunakan jenis pembiayaan
pendidikan berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung.
c. Kemudahan akses lokasi pondok pesantren
Lokasi pondok pesantren menjadi penilaian calon santri baru juga wali
santri dalam melihat keberadaan pondok. Hal ini untuk menentukan letak
pondok pesantren yang strategis dan dapat dijangkau oleh masyarakat.
Biasanya masyarakat menilai lokasi pondok pesantren ini strategis dengan
jalur transportasi umum ataupun fasilitas daerah sekitar pondok pesantren.
Penentuan lokasi sekolah tidak dapat diputuskan secara logika atau
sesuai keinginan saja harus didasarkan kepada beberapa kriteria yang menjadi
acuan, karena jika tidak mengacu kepada kriteria tersebut dikhawatirkan dan
diprediksikan akan terjadi permasalahan, salah satu dampak terburuknya
adalah sekolah tersebut akan kekurangan siswa atau tidak memiliki siswa.54
Selain itu, kemudahan akses pada lokasi pondok pesantren juga
memudahkan pihak pondok pesantren dalam melangsungkan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan.
d. Kurikulum
Peningkatan minat masyarakat dilihat dari aspek kurikulum yaitu
pengimplementasian kurikulum yang diterapkan pondok pesantren
53
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, ( Bandung: PT Reamaja Rosdakarya, 2009),
h. 113.
54
Arman Paramansyah, Manajemen Pendidikan Dalam Menghadapi Era Digital, (Medan: Fakultas
Ekonomi UNPAB, 2020), h. 60-61.
30
55
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, (Jakarta: Prenadamedia, 2018), h. 13-
15.
31
teknologi modern).56
Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat merupakan pondok
pesantren modern sehingga kurikulum yang diterapkan merupakan kurikulum
gabungan antara kurikulum dari pondok sendiri dan kurikulum yang
mengikuti pemerintah.
Kurikulum juga menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat
memiliki minat terhadap pondok pesantren, hal ini tentu tergantung dengan
kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Kurikulum perlu didukung beberapa
aspek diantaranya: 1) Penggunaan media dan metode pembelajaran, 2)
Pelaksanaan pengembangan kurikulum, 3) Pelayanan pondok pesantren, 4)
Program unggulan pondok pesantren.
e. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana dalam pendidikan merupakan salah satu aspek
penting yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.57 Sedangkan
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses.58 Sarana pendidikan adalah semua perangkat
peralatan, bahan dan perabotan yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, Adapun prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.59 Dari pemaparan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sarana dan prasarana adalah suatu
alat yang dipergunakan untuk menunjang keberhasilan pada proses yang
dilakukan dalam sebuah pelayanan publik, jika sarana dan prasarana tidak
tersedia maka semua kegiatan yang telah dilakukan tidak dapat mencapai hasil
yang diinginkan sesuai dengan rencana.
Sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan itu sebaiknya dikelola
dengan sebaik mungkin dengan mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebagai
berikut:
56
Zaitur Rahem, Jejak Intelektual Pendidikan Islam Generasi Salafiyah dan Khalafiyah, (Yogyakarta:
Pustaka Ilmu Group, 2019), h. 89.
57
Departemen Pendidikan Nasional & Balai Pustaka,Op.Cit, h. 999.
58
Ibid, h. 893.
59
Barnawi & M.Arifin, Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017),
h. 47-48.
32
60
Irjus, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 10-
11.
61
Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana, Pasal 1.
62
Cucun Sunaengsih, Op. Cit, h. 22.
33
63
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: PT.
Ciputat Press Group, 2005), h. 52.
64
Suhendi dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2022), h. 10.
65
Cucun Sunaengsih, Op. Cit., h. 22.
66
Supadi, Manajemen Mutu Pendidikan, (Jakarta: UNJ Press, 2020), h. 67.
34
sekolah tak terkecuali UN (ujian nasional), pencapaian hasil belajar santri lainnya
berupa prestasi santri baik dalam akademik maupun non akademik (lomba-
lomba), reputasi pondok pesantren.
D. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren menurut asal katanya berasal dari kata “ santri” yang
mendapat imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat,
maka artinya adalah tempat para santri. Pesantren dianggap sebagai gabungan
dari kata “santri” (manusia baik) dengan suku kata “tra” (suka menolong)
sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.67
Lebih lanjut menurut Kompri, Pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan Islam di mana para santrinya tinggal di pondok yang dipimpin oleh
kiai. Para santri tersebut mempelajari, memahami dan mendalami, menghayati
dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pada pentingnya
moral keagamaan sebagai pedoman perilakunya dalam kehidupan sehari hari.68
Dalam pengertian ini, pondok disebutkan sebagai sebuah lembaga pendidikan
sebagai tempat belajar ilmu agama Islam dan santri sebagai murid dapat
mengamalkan ilmu yang telah diajarkan pada kehidupan sehari-hari.
Adapun pengertian lainnya menurut team Departemen Agama Direktorat
Jenderal kelembagaan Agama Islam dalam bukunya berjudul “Pondok Pesantren
dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan Perkembangannya” Pengertian
Pondok Pesantren adalah suatu komunitas tersendiri, di dalamnya hidup
bersama-sama sejumlah orang yang dengan komitmen hati dan keikhlasan atau
kerelaan mengikat diri dengan kiyai, tuan guru, buya, ajengan, abu atau nama
lainnya, untuk hidup bersama dengan standard moral tertentu, membentuk kultur
atau budaya tersendiri.69 Dalam pengertian yang disebutkan menurut
kementerian agama dapat di pahami bahwa di dalam pondok pesantren selain
sebagai tempat belajar para santri, mereka juga tinggal bersama di lingkungan
tersebut yang biasa disebut dengan pondok. Selain mempelajari ilmu agama kini
pondok pesantren juga berevolusi mengikuti perkembangan zaman untuk tidak
67
Fauzan,dkk, Peta Ideologi Ummat Islam Pada Sistem Demokrasi di Indonesia: Penelitian Pada
Beberapa Pesantren di Pulau Jawa, (Bandung: LP2M UIN SGD Bandung, 2020), h. 36.
68
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, (Jakarta: Prenadamedia, 2018), h. 3.
69
Departemen Agama RI, Pondok pesantren dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), h. 1-2.
35
70
Zamakhsyari Dhofier, TradisiPesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES,
1983), h. 44.
71
Masyhud Sulthon dan khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2004), h.
90.
36
72
Imam Syafe’i, Pondok Pesantren : Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter, Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8, 2017, h. 94.
73
Amin Haedari, Transformasi Pesantren, (Jakarta: LekDis & Media Nusantara, 2007), h. 32.
74
Nurhayati dkk, Model Pondok Pesantren di Era Milenial, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4, 2019, h.
7.
37
75
Fatkhul Amin, “ Analisa Pendidikan Pesantren Dan Perannya Terhadap Pendidikan Islam”, Jurnal
Tadris, Vol. 13, No. 2, 2019, h. 60.
76
Mahmud, Model-Model Pembelajaran Di Pesantren, (Tangerang: Media Nusantara, 2006), h. 20.
77
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa
Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), h. 45.
38
dengan baik sebagai seorang hamba, dan menyembah Allah swt, meninggalkan
hal hal buruk yang bersifat duniawi semacam pengejaran harta, jabatan dll.
3. Peranan pondok pesantren dalam pengembangan masyarakat
Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di
Indonesia, dan merupakan lembaga pendidikan yang asli dari Indonesia tentu
memiliki peran untuk masyarakat sekitar. Peran ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat sekitar dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan. Dengan adanya
pondok pesantren masyarakat di lingkungan sekitar masyarakat akan lebih
mempunyai wawasan yang terbuka, dan ilmu agama dapat menjadi keseimbangan
dalam pergaulan. Berikut beberapa peranan pondok pesantren menurut para ahli
yang sudah penulis rangkum:
Menurut Ruchman Basori dalam Ahmad pondok pesantren memiliki tiga
peran penting dalam masyarakat Indonesia yaitu: a) sebagai pusat berlangsungnya
transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional, b) sebagai penjaga dan pemelihara
kelangsungan Islam tradisional dan, c) sebagai pusat reproduksi ulama.78
Lebih lanjut peranan pondok pesantren dijelaskan menurut Mujamil Qomar,
Pondok Pesantren mempunyai peran sebagai kepenjangan tangan pemerintah
dalam menyukseskan program-program pembangunannya. Dalam hal ini,
pesantren ternyata dianggap lebih populis dan peka terhadap program-program
pembangunan pemerintah maupun masalah-masalah sosial yang menjadi sasaran
konsentrasi masyarakat. Program pembangunan yang terkait dengan hukum syara’
secara langsung mungkin tidak akan berjalan lancar bila tidak didukung pesantren.
Program Keluarga Berencana misal, baru dapat diterima kaum santri setelah kiai-
kiai pesantren turun tangan. Apalagi di daerah yang mayoritas penduduknyaorang
Madura, nasihat-nasihat kiai jauh lebih ditaati daripada anjuran-anjuran
pemerintah.79
Sedangkan menurut Hendi dalam jurnal Edukasia menyebutkan peran
pesantren yaitu Pesantren dan aktor-aktor di dalamnya memiliki peran penting
yaitu tenaga tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan, khususnya
pembangunan mental spiritual sebagai solusi dari dampak negatif peradaban
modern yang dialami manusia modern, di antaranya kemiskinan nilai-nilai
78
Ahmad Dzikri, “Pesantren dan Perubahan Sosial: Studi Terhadap Peran Pesnatren Al-Ishlah,
Sidamulya Cirebon”, Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman, Vol. 5, No. 1, Juni 2019.
79
Mujamil Qomar, Op. Cit., h. 26.
39
80
Hendi Kariyanto, “Peran Pondok Pesantren Dalam Masyarakat Modern”, Jurnal Edukasia
Multikultura, Vol. 1, Edisi. 1, Agustus 2019. h. 24.
40
Jenis
No Nama Judul Tahun Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Publikasi
Terdapat 2 Faktor yang Pada Penelitian ini Perbedaan pada
mempengaruhi minat persamaan yang penelitian ini
Faktor Faktor Yang orang tua muncul yaitu: adalah:
Mempengaruhi Minat menyekolahkan anaknya Variabel Y yaitu 1) Tempat Penelitian
Marselina Orang Tua di Sekolah Mennegah “Minat Orang tua” yaitu di SMKN 1
Astri Ayu Menyekolahkan Kejuruan yaitu: Faktor Pandak dan
Prawesti Anaknya Ke Jenjang instrinsik dan Faktor SMKN 1 Sewon
1. Sekolah Menengah 2014 Skripsi ekstrinsik.81 2) Jenis Penelitian
Kejuruan di SMKN 1 yang digunakan
Pandak dan SMKN 1 yaitu jenis
Sewon penelitian ex post
facto
3) Tidak adanya
strategi yang
digunakan pada
81
Marselina Astri, Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Ke Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan di SMKN 1 Pandak dan
SMKN 1 Sewon, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2014, diakses dari https://core.ac.uk/download/33540077.pdf , pada tanggal 11 Januari 2021.
41
penelitian ini
dengan aspek
input, proses dan
output pada
peningkatan
minat
Pondok Pesantren Nurul Persamaan yang Perbedaan
‘Ulum melakukan strategi ditemukan dari penelitian yaitu :
pemasaran dalam penlitian ini yaitu : 1) Jenis penelitian
memperoleh santri baru 1) Berfokus pada yang digunakan
dengan beberapa strategi tempat penelitian pada penelitian
Strategi Pemasaran
diantaranya melalui media yang sama yaitu ini yaitu field
Pondok Pesantren Nurul
2. Khoirunnisa 2017 Skripsi dakwah, periklanan, PondokPesantren research
‘Ulum Kauman Kota
perbaikan mutu kurikulum 2) Berfokus untuk 2) Variabel pada
Gajah Lampung Tengah
Pondok Pesantren dan mendapatkan penelitian yaitu
fasilitas Pondok santri baru strategi
Pesantren.82 menggunakan pemasaran
strategi 3) Strategi yang
pemasaran digunakan pada
82
Khoirunnisa, Strategi Pemasaran Pondok Pesantren Nurul ‘Ulum Kauman Kota Gajah Lampung Tengah, Skripsi Fakutas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung, 2017, diakses dari http://repository.radenintan.ac.id/1200/, pada tanggal 14 Januari 2021.
42
penelitian ini
tidak
menggunakan
input, proses,
output.
Latar belakang minat Adapun persamaan Sedangkan
masyarakat menyekolahkan pada penelitian ini perbedannya
anaknya di MTs An-Nur adalah terletak pada terletak pada
SP3 Bangun Jaya variabel yang 1) Latar belakang,
Minat Masyarakat
Kecamatan Balai Riam menunjukkan rumusan masalah
menyekolahkan anak
Kabupaten Sukamara yaitu: “Minat yang menjadi
Ana Salamah (Studi Kasus Pada Mts
Sekolah MTs An-Nur dekat Masyarakat”, jenis acuan,
3. AnNur SP3 Bangun Jaya 2018 Skripsi
dengan tempat tinggal penelitian yang 2) Judul yang
Kecamatan Balai Riam
orang tua, MTs An-Nur digunakan yaitu berbeda,
Kabupaten Sukamara
lebih menekankan pada penelitian kualitatif 3) Penelitian ana
ilmu agama, orang tua dengan salamah hanya
mengetahui kegiatan menggunakan menggunakan
ekstrakurikuler di MTs An- metode deskriptif. satu variabel saja
Nur adalah kegiatan yang yaitu “ Minat
43
83
Ana Salamah, Minat Masyarakat Menyekolahkan Anak (Studi Kasus Pada MTs An-Nur SP3 Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara), Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Paangkaraya, 2018, diakses http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/ pada tanggal 25 Januari 2021.
44
berbeda dengan
penulis.
84
Nur Indah Manansih, Strategi Bauran Pemasaran Jasa Dalam Meningkatkan Minat Masyarakat Terhadap Pendidikan di SDIT Ayatul Husna Cikarang, Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020, diakses https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/54463 , pada tanggal 25 Oktober 2021.
45
Penelitian Nur
Indah Manansih
berfokus di
“SDIT Ayatul
Husna Cikarang”
sedangkan
penulis di
“Pondok
Pesantren
Madinatunnajah
Jombang”.
44
F. Kerangka Berpikir
Strategi peningkatan minat masyarakat dalam pendidikan merupakan kiat
untuk meningkatkan keinginan atau kepuasan masyarakat dalam pendidikan.
Strategi minat masyarakat haruslah dimiliki oleh sistem manajemen pondok
pesantren. Hal ini dikarenakan dapat membantu lembaga pendidikan pondok
pesantren dalam meningkatkan jumlah minat masyarakat terhadap pendidikan di
pondok pesantren tersebut. Bukan hanya itu, strategi minat masyarakat juga
memudahkan pihak pondok pesantren dalam meninjau kebutuhan dan keinginan
dari masyarakat. Idealnya minat masyarakat terhadap pendidikan pondok
pesantren dipengaruhi karena di pondok santri belajar 2 ilmu sekaligus secara
konsisten yaitu berupa ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama.
Dalam hal ini, tentu menjadi kelebihan pondok pesantren dalam menarik minat
masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya.
Namun, pada kenyataannya saat ini masih banyak ditemukan bahwa adanya
minat masyarakat yang rendah dalam menyekolahkan anaknya di pondok
pesantren. Hal ini juga dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu diantaranya;
banyaknya kompetitor-kompetitor di sekitar pondok pesantren baik itu sekolah
umum/swasta ataupun pondok pesantren lainnya yang menawarkan berbagai
keunggulan sehingga masyarakat akan lebih mudah menilai dan membandingkan
antara keduanya, pun tingginya uang masuk atau biaya pendidikan yang menjadi
pertimbangan orang tua menyekolahkan anaknya di pondok pesantren, fasilitas
sarana prasarana yang dirasa masih kurang memadai juga menjadi salah satu
faktor pertimbangan para orang tua dan calon santri, serta masih terdapat
beberapa pengajar yang belum memenuhi standar kualifikasi.
Beberapa pertimbangan tersebut menjadi faktor rendahnya minat masyarakat
dalam pendidikan di pondok pesantren, sehingga hal tersebut menyebabkan
masyarakat khususnya orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di
sekolah-sekolah umum. Lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren itu
dalam meningkatkan minat masyarakat membutuhkan beberapa strategi. Salah
satu pondok pesantren di daerah Tangerang Selatan yang memiliki banyak
peminat dan dengan biaya yang terjangkau adalah pondok pesantren
Madinatunnajah yang berada di Jombang Ciputat. Pondok pesantren
Madinatunnajah meskipun letaknya di daerah Jabodetabek namun biaya masuk
45
sangat terjangkau. Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat.
Selain itu, lokasi pondok pesantren juga memudahkan masyarakat dalam
mengakses keberadaan pondok, baik masyarakat di sekitar pondok ataupun juga
di luar daerah. Sarana dan prasarana juga diperhatikan, serta program program
unggulan yang ditawarkan guna menunjang potensi dan bakat santri yang akan
menghasilkan output berupa lulusan santri yang berprestasi.
Namun pada penelitian ini, masalah khusus yang dikaji yaitu strategi yang
digunakan dalam peningkatan minat masyarakat terhadap pendidikan di Pondok
Pesantren Madinatunnajah. Dari penelitian terdapat beberapa strategi yang
digunakan pondok pesantren Madinnatunnajah, Jombang Ciputat yang
digunakan untuk menarik minat masyarakat yaitu: Peningkatan kualitas SDM
baik itu tenaga pendidik maupun juga tenaga kependidikan, Peningkatan
keunggulan program yang dimiliki, perbaikan sarana dan prasarana fasilitas
yang dimiliki oleh pondok pesantren apabila ada yang rusak, dan juga prestasi
lulusan yang dibuktikan dengan sebaran alumni di berbagai perguruan tinggi
negeri/swasta/luar negeri juga beberapa lainnya yang memilih bekerja. Dari
beberapa strategi tersebut diharapkan akan terciptanya efektivitas peningkatan
minat masyarakat di Pondok Pesantren yang efisien.
46
Input
Masalah
Proses
Strategi
1. Peningkatan Kualitas Pengajar di Pondok Pesantren
2. Peningkatan keunggulan program yang dimiliki
3. Pemenuhan sarana dan prasarana fasilitas pondok
pesantren
4. Prestasi lulusan dibuktikan dengan sebaran alumni
Output
Hasil Penelitian
Terciptanya efektivitas peningkatan minat masyarakat yang
efisien
BAB III
METODE DAN PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat yang beralamat di Jl. Jombang – BSD (Sumatra) No. 97 ds. Jombang kec,
Ciputat kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Pondok pesantren tersebut
merupakan lembaga pendidikan yang mampu mempertahankan minat masyarakat.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2021– Juni 2022,
dapat dilihat pada Tabel 3.1 :
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan
8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Observasi lokasi
1
penelitian
Permohonan Izin
2
Penelitian
Studi
3
Dokumentasi
Wawancara
dengan Pihak
4 Pondok
Pesantren, dan
Wali Santri.
Observasi
5
Lapangan
Penyusunan Hasil
6
Penelitian
47
48
85
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), cet. 2, h. 13.
86
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Rosdakarya, 2010), h. 6.
87
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Prenadamedia, 2015), h. 81.
49
tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan, (b)
untuk mengukur perilaku, tindakan dan proses atau kegiatan yang sedang
dilakukan, interaksi antara responden dan lingkungan, dan faktor-faktor yang dapat
diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social Skills).88
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan yaitu
maksudnya peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung,
peneliti hanya berperan mengamati kegiatan. Peneliti hanya mengamati kegiatan
yang ada seperti proses pelayanan yang diberikan kepada Santri dan Wali Santri,
seleksi penerimaan santri baru, kegiatan belajar mengajar, kegiatan penunjang
bakat dan minat yaitu ekstrakurikuler dan lain sebagainya. Adapun kisi-kisi
instrumen observasi dapat dilihat pada Tabel 3.2:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Observasi
No Aspek yang diobservasi Keterangan
1 Kondisi Sarana dan Prasarana di Pondok
Pesantren
2 Kegiatan Belajar Mengajar
3 Kurikulum Pondok Pesantren
4 Program Unggulan
- Safari Dakwah
- Amaliah Tadris
- PPM (Program Pengabdian
Masyarakat)
5 Penerimaan Santri Baru
2. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data melalui interview atau percakapan.
Wawancara (interview) dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung
secara tatap muka (face to face).89 Wawancara dipergunakan sebagai teknik
pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang
88
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h.231.
89
Bagong Suyanto dan Sutinah, Op. Cit., h. 69.
50
duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada masalah yang sedang diteliti
oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur yaitu jenis wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya.90
Adapun teknik penentuan responden pada penelitian ini dengan menggunakan
Purposive Sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
91
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial
yang diteliti. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menggunakan teknik
puposive sampling yaitu peneliti sudah mengetahui siapa saja sumber data yang
akan diwawancarai. Adapun narasumbernya sebagai berikut:
a. Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran TMI (MTs & Ma) di Pondok
Pesantren
Sebagai pemimpin, manager dan supervisor yang mengetahui dan memahami
kondisi di Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat.
b. 2 Guru/ Ustadz Ustadzah
Sebagai sumber data secara langsung yang memberikan jasa pendidikan
dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang
Ciputat. 2 guru terdiri dari guru pengabdian dan juga guru yang mengajar
dengan usia paling lama sekitar >10 tahun.
c. Ketua Panitia PSB (Penerimaan Santri Baru)
Panitia PSB amat berkaitan dengan peningkatan minat masyarakat. Hal ini
dikarenakan panitia PSB berperan sebagai pemegang data dari keseluruhan
santri yang mendaftar di Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat.
Peningkatan dari minat masyarakat dapat dilihat dari animo ataupun antusias
masyarakat dalam mengikuti serangkaian proses seleksi PSB oleh panitia PSB
di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
d. 2 Wali Santri
Wali Santri menjadi salah satu stakeholders di Pondok Pesantren sekaligus
90
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualtitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 140.
91
Sugiyono, Ibid, h. 81.
51
Keterangan
No Dokumen Indikator Tidak
Ada
ada
Visi, Misi dan Tujuan Pondok
✓
Pesantren
Struktur Organisasi Pondok
✓
Pesantren
Profil Pondok
1 Akreditasi Pondok Pesantren ✓
Pesantren
Program Unggulan Pondok
✓
Pesantren
Kurikulum Pondok Pesantren ✓
Kegiatan Ekstrakurikuler Santri ✓
92
Sugiyono, Ibid, h. 240.
52
Kursi santri ✓
Meja santri ✓
Data Sarana
2 Kursi guru ✓
Pendidikan
Meja guru ✓
Papan tulis ✓
Masjid ✓
Laboratorium Komputer ✓
Laboratorium Bahasa ✓
Komputer/Laptop ✓
Data Prasarana Perpustakaan ✓
3
Pendidikan Lapangan Olahraga ✓
Gedung Asrama Santri (putra dan
✓
putri)
Gedung Ruang Kelas ✓
Kantor Guru ✓
Data jumlah santri 5 tahun terakhir
✓
dari 2016-2021
4 Data Santri
Data santri yang aktif ✓
Data sebaran alumni MA ✓
Data pengajar berdasarkan bidang
Data Sumber Daya ✓
5 mata pelajaran
Manusia (SDM)
Data Staff TU ✓
Dokumen Prestasi Prestasi Akademik Santri ✓
6
Santri Prestasi Non Akademik Santri ✓
Foto Kegiatan Belajar Santri ✓
7 Foto Kegiatan Santri Foto Kegiatan Mengaji ✓
Foto Kegiatan Ekstrakurikuler
diperoleh dari hasil wawancara dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpula sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.93 Dalam melakukan analisis data, fokus utamanya berada selama
proses penelitia di lapangan yang diikuti bersamaan dengan pengumpulan data.
Mengingat dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka
analisis data dimulai dari lapangan dengan mengunakan teknik analisis deskriptif
yaitu mendeskripsikan dan menganalisa semua hal yang menjadi fokus dalam
penelitian. Jadi data yang diperoleh dicoba untuk dipahami kemudian ditafsirkan
dengan cara membandingkan data dengan suatu standar yang telah dibuat peneliti.
Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Reduksi Data.
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. 94 Sehingga reduksi data
merupakan analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan data
dengan cara sedemikian rupa sehingga mendapatkan kesimpulan final yang dapat
ditarik atau diverifikasi. Reduksi data dilakukan untuk mempermudah peneliti
dalam mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan serta membantu
dalam memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu.
2. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi dta, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data.
menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 95 Pada
jenis penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena dianggap
cocok menggunakan bentuk teks narasi untuk penyajian data sehingga
memudahkan peneliti dalam menyajikan data yang diperoleh dari penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan
93
Sugiyono, Ibid, h. 244.
94
Rully dan Poppy, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen,
Pembangunan, dan Pendidikan (Revisi), (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 155.
95
Umrati Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan,
(Sulawesi Selatan: STT Jaffray, 2020), h. 89.
54
Tahap terakhir pada analisis data yaitu penarikan kesimpulan. Menurut Miles
dan Huberman, kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan mengalami
perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.96 Pada akhir penelitian nantinya akan
diperoleh kesimpulan yang akan menjawab rumusan masalah yang telah ditulis
sebelumnya. Dalam hal ini tentunya kesimpulan yang ditulis disertai dengan
bukti yang valid berdasarkan data yang diperoleh selama proses penelitian
berlangsung di lapangan.
E. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan salah satu bagian yang
sangat penting untuk mengetahui tingkat kepercayaan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Terdapat beberapa cara yang biasanya dipilih untuk menguji keabsahan
(kesahihan/validitas) data penelitian. Untuk memeriksa keabsahan data dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Dalam penelitian ini, untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh peneliti
menggunakan dua macam triangulasi yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan ulang tingkat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui sumber data yang berbeda. Misalnya
membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara, membandingkan apa
yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, atau
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek
keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan
menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data
yang sama.
F. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini, untuk memperoleh data yang berasal dari
lapangan, seorang peneliti biasanya menggunakan instrumen yang mampu mengambil
informasi dari objek dan subjek yang diteliti. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang
96
Umrati Hengki Wijaya, Ibid, h. 89.
55
peneliti dapat membuat instrumen.97 Adapun kisi-kisi instrumen penelitian Tabel 3.4
Tabel 3.4
Kisi-kisi pedoman wawancara
Sub
Dimensi Indikator Sub Indikator
Dimensi
1. Input 1. SDM - Proses seleksi dan rekruitmen
Pendidikan penerimaan santri baru (sebelum dan
1). Santri sesudah pandemi)
2). Tenaga - Penempatan santri setelah diterima
Pendidik dan - Prestasi calon santri
Tenaga - Proses seleksi rekruitmen SDM (Tenaga
Kependidikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
- Kriteria Tenaga Pendidik
2. Penentuan - Proses penentuan dan penetapan biaya
Biaya pendidikan
Pendidikan
3. Lokasi Pondok - Kemudahan akses ponpes bagi
Pesantren masyarakat
Strategi
- Kondisi lokasi yang strategis
Minat
4. Kurikulum - Jenis kurikulum yang diterapkan di
Masyarakat
ponpes
Dalam
- Proses media dan metode pembelajaran
Pendidikan
- Pelaksanaan kurikulum
- Pelayanan pondok pesantren
- Program unggulan pondok pesantren
5. Sarana dan - Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana - Tata ruang kelas
- Kelengkapan fasilitas sarana dan
prasarana
2. Proses Kegiatan Belajar - Proses pembelajaran
Mengajar - Model pembelajaran
3. Output Lulusan Santri - Pencapaian hasil belajar santri
- Lulus UN 100%
- Prospek lulusan
- Reputasi pondok pesantren
97
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005), h. 121.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
a. Nama Lembaga Pendidikan : Pondok Pesantren Madinatunnajah
b. Pimpinan/Kiai : KH. M. Agus Gofurur Rochim, M.Pd.
c. Alamat : Jl. Sumatra No. 97 RT.003 Rw.017
desa Jombang kecamatan Ciputat kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.
15414
d. No. Telepon : (021) 7486 0304 -7486 2082
e. Tahun Berdiri : 1997
f. Status : Swasta
g. NSPP : 510036740139
h. NPSN MAS : 20623304
i. Akreditasi :B
j. No. SK. Akreditasi : 100/BAP-S/M-SK/XI/2016
k. Tanggal SK. Akreditasi : 26/11/2016
l. NPSN MTs : 20623022
m. Akreditasi :A
n. No. SK. Akreditasi : 038/BAN-SM-Prov/SK/2018
o. Tanggal SK. Akreditasi : 03/12/2018
p. NSS : 111236740072
q. Jumlah Pengajar :157
r. Jumlah Santri : 1159
s. Luas Tanah : 23.941 m2
t. Luas Bangunan : 15.000 m2
u. Akun Pendirian
1) Nama Yayasan :Yayasan Pondok Pesantren
Madinatunnajah
1) Ketua Yayasan : KH. M. Agus Gofurur Rochim, M.Pd
2) Notaris : Syaeful Huda, S.H, M.Kn
56
57
98
Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis pada 12 Desember
2021.
58
99
Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis pada 24 Juni 2022.
60
kesehatan santri dan para warga di dalam pondok pesantren dengan rutim
melakukan kerja bakti membersihkan setiap sudut pesantren di sore hari secara
mandiri dan hal ini pula yang akan menjadi habits atau kebiasaan baik untuk
santri agar meskipun tinggal bersama sama namun tetap memperhatikan
kebersihan dan kesehatan tubuhnya dengan dimulai dari menjaga kebersihan
diri sendiri. Selain itu visi ‘berpengatahuan luas, kreatif, terampil, dan ulet’
juga tercermin dari para kemampuan santrinya. Selama menjadi santri di
Pondok Pesantren Madinatunnajah, para santri selain dibekali ilmu
pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum mereka juga dibekali
keterampilan dasar untuk bekerja dan mampu membuat karya. Keterampilan
dasar ini, berguna ketika mereka hidup di tengah tengah masyarakat dengan
keterampilan, keuletan dan tetap berpengetahuan luas. Karya yang diciptakan
juga diharpkan agar terus berinovasi mampu menjadi kebermanfaatan orang
sekitar.
Visi tersebut bersesuaian dengan misi dan tujuan yang dirumuskan
oleh Pondok Pesantren Madinatunnajah. Seperti visi ‘menyiapkan kader-
kader pemimpin umat dan bangsa yang berakhlak mulia’ tercermin dari proses
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di pondok pesantren dan
mendapatkan hasil dari prestasi santri baik di dalam kelas atau diluar kelas
(perlombaan) juga kepercayaan pondok yang memberikan beasiswa penuh
kepada para santri yang berasal dari luar pulau. Hal ini dilakukan agar
nantinya santri dapat menyebarluaskan atau syiar dengan ilmu yang telah
diperolehnya kepada masyarakat di daerahnya sebagai bentuk mendidik dan
menyiapkan kader kader pemimpin umat dan bangsa. Selain itu, sumber daya
manusia sebagai strategi input yang dimiliki pondok juga sejalan dengan
diperhatikannya kualitas lulusan para santri, dengan menyiapkan santri yang
kreatif, terampil, ulet dan nantinya dapat berjuang serta berguna di
masyarakat.
4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Madinatunnajah
Dalam sebuah lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren tentu
memiliki sumber daya manusia yang dapat membantu dalam pengelolaan fungsi-
fungsi lembaga. Sumber daya manusia yang dimiliki secara terstruktur terbentuk
dalam sebuah struktur organisasi pondok pesantren. Berikut ini struktur
61
Tabel 4.3
Data Jumlah Santri Tahun Ajaran 2021/2022 di Pondok Pesantren
Madinatunnajah
No. Kelas Tingkatan Jumlah
1. 1A Madrasah Tsanawiyah 28
2. 1B Madrasah Tsanawiyah 27
3. 1C Madrasah Tsanawiyah 26
4 1D Madrasah Tsanawiyah 27
5. 1E Madrasah Tsanawiyah 27
6. 1F Madrasah Tsanawiyah 26
7. 2A Madrasah Tsanawiyah 30
8. 2B Madrasah Tsanawiyah 29
9. 2C Madrasah Tsanawiyah 28
10. 2D Madrasah Tsanawiyah 27
11. 2E Madrasah Tsanawiyah 26
12. 2F Madrasah Tsanawiyah 26
13. 3A Madrasah Tsanawiyah 35
14. 3B Madrasah Tsanawiyah 37
15. 3C Madrasah Tsanawiyah 31
16. 3D Madrasah Tsanawiyah 31
17. 3E Madrasah Tsanawiyah 31
18. Intensif A 14
19. Intensif B 14
20. 4A Madrasah Aliyah 23
21. 4B Madrasah Aliyah 20
22. 4C Madrasah Aliyah 30
23. 4D Madrasah Aliyah 17
24. 4E Madrasah Aliyah 34
25. 5A Madrasah Aliyah 21
26. 5B Madrasah Aliyah 18
27. 5C Madrasah Aliyah 26
28. 5D Madrasah Aliyah 28
65
• SDM
• Biaya
Penididkan
• Kurikulum Kegiatan Belajar
Input • Lokasi Proses Mengajar Output Lulusan Santri
• Sarana &
Prasarana
67
1. Input
Dalam kegiatan input berisi data data yang perlu dipersiapkan oleh
Pondok Pesantren Madnatunnajah dalam menjalankan proses pendidikan
kedepannya guna mencapai mutu pendidikan yang berkualitas. Maka dari itu,
Pondok pesantren menyiapkan input berupa:
a. Sumber Daya Manusia
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang berguna
sebagai penyedia jasa pendidikan dengan kehadirannya menyesuaikan
kebutuhan masyarakat. Masyarakat dalam memilih sebuah lembaga
pendidikan pondok pesantren tentunya yang memiliki kualitas dengan hasil
yang baik. Kualitas pondok pesantren yang baik tentunya dilihat dari
berbagai sumber daya manusia yang dimiliki, karena semua aspek yang
dimiliki dan dikelola dalam pondok pesantre pasti dilakukan oleh manusia.
Sehingga apabila kualitas sumber daya manusia yang dimiliki pondok
pesantren kompeten, tentunya hasil lulusan dari santri santrinya tidak perlu
diragukan lagi. Oleh karena itu, penting bagi pondok pesantren memiliki
sumber daya manusia yang kompeten. Hal ini juga perlu didukung pihak
pondok untuk terus melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sumber daya manusia di lembaga pendidikan pondok pesantren yaitu
berupa tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta santri.
1) Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pondok Pesantren Madinatunnajah memiliki 113 orang yang
terdiri dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan
mayoritas lulusan S1 dan S2 serta ada beberapa yang alumni dari
lulusan luar negeri. Para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
akan diterima setelah melalui beberapa tahap rekruitmen. Pondok
menetapkan beberapa kriteria atau syarat untuk menjadi tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Adapun dalam proses rekrutmen
melibatkan pelamar dari 2 sumber yaitu sumber internal (dari dalam)
dan sumber eksternal (dari luar) yang memiliki kriteria sesuai dengan
lembaga pendidikan.100 Sumber internal artinya pelamar atau pendaftar
merupakan alumni dari pondok pesantren Madinatunatunnajah sendiri,
100
Danumiharja, Profesi Tenaga Kependidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 125.
68
101
Wawancara dengan Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Mas Lingga Mochammad Cung,
Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor TMI.
102
Wawancara dengan Guru Mapel Bahasa Indonesia, Nakhrowi, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 10.00
WIB, di Ruang Kantor TMI.
69
107
Op.Cit, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor
TMI.
108
Wawancara dengan Wali Kelas, Siti Sa’diyah, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 11.45 WIB, di Ruang
Kantor TMI.
109
Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis pada 06 Juli 2022.
71
Membayar
Daftar
Tes Seleksi Uang
Online
Pangkal
110
Dokumentasi, Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, ditulis pada 06 Juli 2022.
72
111
Op.cit, Abdul Rahman Wahid, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 19.00 WIB, di Ruang Kantor TMI.
112
Op.Cit, Mas Lingga, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di
Ruang Kantor TMI.
73
beberapa kendala, seperti misalnya santri yatim piatu, santri yang berasal
dari luar daerah, dan yang orang tuanya di PHK karena pandemi.
Hal yang sama juga diutarakan oleh santri kelas III (MTs), bahwa
biaya pendidikan tidak begitu mahal sehingga dirinya merasa tidak
membebani orang tua. Pun dengan biaya yang ditetapkan juga sudah sesuai
dengan pelayanan yang diberikan. Seperti misalnya fasilitas makan 3x
sehari terpenuhi dengan baik, buku buku yang ada di pondok harganya
tidak terlalu mahal.113 Seorang wali santri juga sependapat dengan hal
tersebut, menurutnya untuk ukuran sekolah boarding school yang notabene
nya banyak fasilitas dan banyak juga pelajaran itu normal dan standar.
Kebanyakan ada yang lebih tinggi dari itu, tapi di Madinatunnajah
walaupun selama pandemi ini banyak kendala wali santri tidak ada yang
mengeluh dengan nominalnya yang dikeluhkan itu situasi pandemi saja.
Jadi kalau nominal standar pembiayaan dari pondok itu sudah bagus tidak
terlalu sedikit tidak juga terlalu rendah.114 Berikut Gambar 4.2 perincian
biaya yang dapat dilihat dari brosur pendaftaran penerimaan santri baru:
Gambar 4.2
Brosur Rincian Biaya Penerimaan Santri Baru
113
Wawancara dengan santri kelas 3, Dimas Muhammad Fajri, Jumat, 28 Januari 2022, Pukul 11.00
WIB, via Video Call Whatsapp.
114
Wawancara dengan wali santri, Syarif Nur Aidha, Jumat, 4 Februari 2022, Pukul 13.00 WIB, via
Video Call Whatsapp.
74
Dari gambar rincian biaya diatas, dapat dilihat bagian TMI (MTs-MA)
terangkum mulai biaya formulir hingga uang pangkal. TMI merupakan
tingkat pendidikan yang berisi santri MTs dan MA, karena merekalah yang
diwajibkan untuk tinggal di pondok pesantren.
c. Lokasi Pondok Pesantren
Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat
karena mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih lembaga
pendidikan. Berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang Pendidikan dan
Pengajaran TMI, lokasi yang dipilih untuk menjadi pondok pesantren sudah
strategis, karena lokasi ini benar benar terletak diantara 2 kota maju di
wilayah Tangerang Selatan yaitu BSD dan Bintaro. Hal itu juga menjadi
kelebihan pondok pesantren Madinatunnajah untuk mengakses ke berbagai
wilayah juga.115 Hal ini juga terbukti dari pernyataan wali santri dalam
memilih lembaga pendidikan bahwa lokasi pondok pesantren sudah sangat
strategis karena tidak terlalu jauh dari fasilitas umum dan dari segi
transportasi juga dapat dijangkau dengan kendaraan umum sehingga
memudahkan para orang tua yang tidak menggunakan kendaraan pribadi.116
Pernyataan tersebut juga didukung oleh pendapat ahli, yang menurutnya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat atau lokasi yaitu
diantaranya: 1) Kemudahan akses yang dapat dijangkau sarana transportasi
umum, 2) Dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal (visibilitas),
3) Lalu lintas (traffic), 4) Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman bagi
kendaraan roda dua ataupun roda empat, 5) Ekspansi, 6) Lingkungan, 7)
Kompetisi.117 Pemilihan lokasi yang tepat tentu sangat memudahkan
masyarakat dalam mengetahui keberadaan pondok. Maka, lokasi menjadi
hal yang sangat berpengaruh pada upaya peningkatan minat masyarakat.
Pernyataan lainnya menurut pendapat Arman mengatakan bahwa
penentuan lokasi sekolah tidak dapat diputuskan secara logika atau sesuai
keinginan saja harus didasarkan kepada beberapa kriteria yang menjadi
acuan, karena jika tidak mengacu kepada kriteria tersebut dikhawatirkan
115
Op.Cit, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor
TMI.
116
Wawancara dengan wali santri, Lita, Jumat, 04 Februari 2022, Pukul 10.42 WIB, via Video Call
Whatsapp.
117
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h.147.
75
118
Arman Paramansyah, Manajemen Pendidikan Dalam Menghadapi Era Digital, (Medan: Fakultas
Ekonomi UNPAB, 2020), h. 60-61.
76
119
Op.Cit, Mas Lingga Mochammad Cung, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 13.00 WIB, di Ruang Kantor
TMI.
78
akhir. Amaliah tadris menjadi program yang wajib diikuti oleh semua santri
karena bersesuaian dengan visi dan misi pesantren.
e. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan data yang diperoleh dari studi dokumen, dapat diketahui
bahwa Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat memiliki
fasilitas yang sudah cukup lengkap. Terdiri dari 17 jenis sarana dan 36 jenis
prasarana yang sudah memadai dengan kondisi baik sehingga menunjang
proses pembelajaran santri dan juga guru baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Kondisi semacam ini juga sangat mendukung kelancaran dan
keberhasilan dalam proses pembelajaran dan ruang lingkup pendidikan.
Adapun keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Madinatunnajah
sebagaimana terlampir (lampiran 20).
Kondisi sarana dan prasarana juga dijelaskan oleh santri kelas V (MA),
menurutnya fasilitas pesantren saat ini sudah jauh lebih baik karena dahulu
saat pertama kali datang ke pesantren masih terdapat banyak kebun kebun
warga di sekililingnya. Penataan ruang kelas menurutnya sudah rapi dan
belajar tidak hanya terpaku pada kelas namun bisa dilakukan diluar kelas
120
sehingga tidak membosankan. Sependapat dengan hal tersebut, seorang
wali santri juga mengatakan bahwa fasilitas yang disediakan pondok
pesantren sudah semakin baik. Tahun ke tahun selalu melakukan
pembaharuan untuk bangunan, kemudian asrama untuk tempat tinggal
santri baik putra dan putri begitu diperhatikan. Fasilitas umum untuk orang
tua yang berkunjung ataupun orang lain juga sudah bersih.121 Berikut bukti
fisik kondisi sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat terbaru yang dapat dilihat pada Gambar
4.4:
120
Wawancara dengan Santri Kelas V, Muhammad Nur Ilham, Jumat, 28 Januari 2022, Pukul 10.30
WIB, via Video Call Whatsapp.
121
Op.Cit, Syarif Nur Aidha, Jumat, 4 Februari 2022, Pukul 13.00 WIB, via Video Call Whatsapp.
79
Gambar 4. 4
Bukti Fisik Bangunan Pondok Pesantren
diikuti seluruh santri, pramuka inti dikhususkan untuk santri yang memiliki
minat untuk mengenal lebih jauh dan belajar mengenai kepramukaan.
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Adapun kegiatan santri sehari hari juga teragendakan dengan baik
sehingga santri hanya perlu mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh
pondok pesantren. Berikut jadwal kegiatan santri yang dapat dilihat pada
Tabel 4.7:
Tabel 4.6
Jadwal Kegiatan Santri
No Waktu Kegiatan
1. 04.30 Bangun Tidur
2. 04.30 - 05.30 Sholat Shubuh Berjamaah
3. 05.30 - 06.00 Persiapan Sekolah
4. 06.00 - 07.00 Sarapan Pagi
5. 07.00 - 11.30 Sekolah
6. 11.30 - 12.15 Sholat Dzuhur Berjamaah
7. 12.15 - 12.45 Makan Siang
8. 12.45 - 15.00 Tidur Siang
9. 15.00 - 15.30 Sholat Ashar Berjamaah
10. 15.30 - 17.00 Muhadatsah
11. 17.00 - 18.00 Persiapan Sholat Maghrib
12. 18.00 - 18.30 Sholat Maghrib Berjamaah
13. 18.30 - 19.00 Halaqoh Al Qur'an
14. 19.00 - 19.30 Sholat Isya Berjamaah
15. 19.00 - 20.00 Makan Malam
16. 20.00 - 21.30 Belajar Malam
17. 21.30 - 04.30 Tidur
122
Wawancara dengan santri kelas III, Dimas Muhammad Fajri, Jumat, 28 Januari 2022, Pukul 11.00
WIB, via Video Call Whatsapp.
123
Op.Cit, Nakhrowi, Sabtu, 11 Juni 2022, Pukul 10.00 WIB, di Ruang Kantor TMI.
83
124
Wawancara dengan santri kelas VI, Galileo, Jumat, 28 Jnauari 2022, Pukul 10.42 WIB. Via Video
Call Whatsapp.
125
Wawancara dengan santri kelas III, Dimas Muhammad Fajri, Jumat, 28 Januari 2022, Pukul 11.00
WIB, via Video Call Whatsapp.
126
Op.Cit, Lita, Jumat, 04 Februari 2022, Pukul 10.42 WIB, via Video Call Whatsapp.
84
dan bekerja. Para alumni yang memilih untuk bekerja, mereka memang sudah
dibekali dengan kemampuan bisnis dan juga disediakannya BLK untuk
mengasah kemampuan mereka menjalani hidup di masyarakat setelah lulus
dari pondok pesantren. Beberapa santri juga memilih perguruan tinggi luar
negeri, hal ini memang sudah dibantu dari pihak pondok pesantren apabila
memang ada santri yang bersedia. Biasanya pondok hanya membantu untuk
urusan registrasi, pengisian formulir dan hal lainnya, diluar itu berbagai tes
seleksi adalah menjadi tanggung jawab masing masing santri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian melalui wawancara, analisis data dan juga
observasi secara langsung maka dapat disimpulkan bahwa strategi pondok pesantren
Madinatunnajah dalam meningkatkan minat masyarakat di pendidikan selalu
mengalami peningkatan. Adapun strategi yang dilakukan dengan menekankan
program-program unggulannya melaui 3 tahap yaitu input, proses, dan output.
Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:
1. Input
Pada aspek input hasil penelitian yang diperoleh diantaranya: proses
rekruitmen sumber daya manusia baik dari tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan dilakukan melalui 3 tahap (mengisi fromulir, microteaching dan
wawancara). Kemudian, biaya pendidikan di pondok pesantren Madinatunnajah
relatif terjangkau sehingga tidak memberatkan masyarakat yaitu orang tua untuk
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Selanjutnya, lokasi pondok
pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat strategis sehingga memudahkan
akses masyarakat dan juga pihak pondok dalam menyelenggarakan proses
pendidikan. Selain itu, Kurikulum yang digunakan pondok pesantren sudah
menggunakan kurikulum modern dimana pondok memakai kurikulum gabungan
yaitu kurikulum 2013 yang mengikuti peraturan pemerintah yaitu kemenag dan
kurikulum pondok ( mengikuti kurikulum Gontor). Dalam kurikulum ini juga,
pemilihan program unggulan yang ditetapkan di pondok pesantren
Madinatunnajah banyak menarik minat dari orang tua. Terakhir, fasilitas sarana
dan prasarana yang tersedia sudah cukup memadai bagi keberlangsungan proses
pendidikan. Apabila sarana dan prasarana sudah mendukung kegiatan
pembelajaran maka tentu berpotensi dalam membantu santri untuk mencapai
prestasi baik akademik maupun non akademik.
2. Proses
Pada aspek proses, pondok pesantren menyediakan kegiatan pengembangan
minat bakat santri yang berguna untuk mendukung santri dalam mengembangkan
prestasi dibidang akademik dan non akademik. Selain itu, kegiatan belajar
86
87
A.M, Sardiman. 2018. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Edisi 1, Cet. XXII. Jakarta:
Rajawali Press.
Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta:
PT. Prenada Media.
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Ahmad. 2020. Manajemen Strategis. Makassar: Nas Media Pustaka.
Aji, Prasetio. 2019. Manajemen Strategi; Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Edisi 2.
Yogyakarta: Expert.
Alwisol. 2019. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Amin, Fatkhul. 2019. “ Analisa Pendidikan Pesantren Dan Perannya Terhadap Pendidikan
Islam”. Jurnal Tadris, Vol. 13, No. 2.
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya.
Astiko. 2014. Manajemen Strategi. Malang: Banyumedia Publishing.
Astri, Marselina. 2014. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Orang Tua
Menyekolahkan Anaknya Ke Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan di SMKN 1
Pandak dan SMKN 1 Sewon”.
Azwar, Saifudin. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Danumiharja. 2014. Profesi Tenaga Kependidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Departemen Agama RI. 2003. Pondok pesantren dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya. Jakarta: Departemen Agama RI.
Departemen Agama RI. 2003. Pondok pesantren dan Madrasah Diniyyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya. Jakarta: Departemen Agama RI, 2003).
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dhofier, Zamakhsyari. 2011. TradisiPesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai.
Jakarta: LP3ES.
Dzikri, Ahmad. 2019. “Pesantren dan Perubahan Sosial: Studi Terhadap Peran Pesnatren
Al-Ishlah, Sidamulya Cirebon”, Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman,
Vol. 5, No. 1.
89
90
Salamah, Ana. 2018. Skripsi:”Minat Masyarakat Menyekolahkan Anak (Studi Kasus Pada
MTs An-Nur SP3 Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara)”.
Palangkaraya: IAIN Palangkaraya.
Salamah. 2018. Minat Masyarakat Menyekolahkan Anak (Studi Kasus Pada MTs An-Nur SP3
Bangun Jaya Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara). Skripsi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Paangkaraya.
Salusu, J. 2015. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi
NonProfit. Jakarta: Grasindo.
Santoso, Agus. 2021. Mengontrol Emosi Menjadi Seni. Jawa Timur: Global Aksara Pres.
Sholihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Bandung: Erlangga.
Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta, Rineka Cipta.
Soetjipto, Budi W. 2008. Kisah Sukses Para Kampiun SDM. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualtitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharyat, Yayat. 2009. “Hubungan Antara Sikap, Minat, Latihan dan Kepemimpinan”,
Jurnal Region, Vol. 1 No.3.
Suhendi dkk. 2022. Belajar dan Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sujadi. 2011. “Konsep Manajemen Strategik sebagai Paradigma Baru di Lingkungan
Organisasi Pendidikan”, Jurnal STIE Semarang, Vol.3, No.3, Edisi Oktober.
Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sulthon, Masyhud dan khusnurdilo. 2004. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva
Pustaka.
Sunaengsih, Cucun dkk. 2017. Pengelolaan Pendidikan. Sumedang : UPI Sumedang Press.
Supadi. 2020. Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta: UNJ Press.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada
Media Group.
Sutrisno. 2019. “Analisis Faktor-Faktor Penentu Minat Siswa Memilih Sekolah Dalam
Meningkatkan Kinerja Pesantren Tahfizh Daarul Quran Lampung”. Jurnal
Simplex, Vol.2, No.2, Edisi Agustus.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2015. Metodologi Penelitian Sosial berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Prenadamedia.
93
Syafe’i, Imam. 2017. “Pondok Pesantren :Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter”. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8.
Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing.
Trygu. 2021. Teori Motivasi Abraham H. Maslow dan Hubungannya dengan Minat Belajar
Matematika Siswa. Bogor: Guemedia.
Wijaya, Umrati Hengki. 2020. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian
Pendidikan. Sulawesi Selatan: STT Jaffray.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
TABEL UJI REFERENSI
95
96
97
98
99
LAMPIRAN 2
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
100
LAMPIRAN 3
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
101
LAMPIRAN 4
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
102
LAMPIRAN 5
PEDOMAN WAWANCARA
105
penerbit yang tidak terlalu mahal namun kualitasnya oke dan hal in juga tentu
disesuaikan dengan melihat dari kebutuhan pendidika kedepan.
8. Adakah keluhan dari masyarakat terhadap sejumlah biaya pendidikan?
Jawab: pasti ada saja. Biasanya bukan karena biaya pendidikan yang mahal,
malah justru biaya pendidikan di kami ini termasuknya murah apalagi di
jabodetabek kan. Paling hanya karena dulu kami memperbolehkan untuk di
cicil dari mulai santri masuk hingga nanti saat sedang bersekolah, namun
sekarang sudah tidak bisa sama seperti itu. Perbedaannya hanya sekarang itu
boleh cicik namun saat santri sudah mulai masuk sekolah atau Tahun Ajaran
Baru itu harus lunas. Contohnya mencicil uang pangkal atau uang gedung dulu
boleh ciicl selama 1 semester kalo sekarang tidak sampai 1 semester hanya
memangkas jadwal mencicil pembayaran tersebut.
9. Apakah ada komplain dari masyarakat terkait hak yang harus mereka
dapat?
Jawab: Ada, biasanya wali murid itu sering komplain ketika barang baranag
anaknya sering hilang, seperti baju, makanan dan lain sebagainya yang barang
itu hal biasa untuk kami karena di lingkungan pondok itu banyak dan berbaur
jadi paling kami memberi pengertian. Terus semisal pelanggaran yang
dilakukan santri, kan biasanya santri melakukan pelanggaran dan mereka ngga
tau gitu, terus taunya saat sudah ada pelanggaran yang lebih besar seperti di
skors atau bahkan yang lebih parah semacam dikeluarkan dari ponpes.
10. Adakah perbedaan harga atau biaya pendidikan sebelum dan sesudah
pandemi?
Jawab: tidak ada, Cuma ada pelonggaran pembayaran. Kalau misalnya ada
beberapa wali santri yang terlambat bayar kami memaklumi hal tersebut
karena saat pandemi kan banyak kasus yang berdampak pada perekonomian
keluarga ya, seperti orang tua santri yang kena dampak PHK perusahaan,
kesulitan ekonomi dll sehingga kami mewajarkan saja.
11. Bagaimana cara mengukur harga pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan masyarakat?
Jawab: melihat dari kondisi warga sekitar pondok, sekitar jombang. Hal ini
dilakukan survey pendapatan biasanya dan ini ada di formulir pendaftaran
santri khusus untuk pendapatan orang tua. Ada 3 kategori pembayaran untuk
santri, yang pertama full artinya SPP full dibayar oleh wali santri, kedua
setengah yaitu wali santri dapat mengajukan keringanan biaya seperti
misalnya saat pendemi ini banyak orang tua yang mengalami PHK dari
pekerjaannya, atau ternyata salah satu orang tuanya meninggal atau yatim
piatu, dan yang terakhir ini free atau tidak membayar sama sekali artinya
mendapat beasiswa, untuk program beasiswa ini kami berikan untuk santri
santri kami yang berasal dari luar pulau seperti misalnya dari kupang, NTT,
NTB, dan lain lain. Ini juga karena pesan dari pak kyai agar menjadi syiar juga
untuk mereka disana nantinya diharapkan dapat menyebarluaskan ilmu yang
telah di dapat disini.
12. Apa saja strategi yang digunakan untuk memperoleh kepercayaan
masyarakat dalam minat menyekolahkan anaknya di pondok pesantren?
Jawab: strategi khusus tidak ada, seperti promosi memasang banner, baliho,
flyer itu kami tidak dan hal itu sudah 8 tahun yang lalu kami sudah tidak
menggunakan. Tapi kami lebih mengunggulkan beberapa program seperti
safari dakwah, PPM (Program Pengabdian Masyarakat), Amaliah Tadris.
13. Apa saja faktor yang mendukung masyarakat untuk mau
menyekolahkan anaknya di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: alasan yang sering kami jumpai itu biasanya karena jarak dekat itu
masyarakat sekitar, kemudian biaya terjangkau.
14. Apa saja faktor yang menghambat ponpes dalam menarik minat
masyarakat menyekolahkan anaknya di ponpes Madianatnnajah?
Jawab: output dari lulusan yang kurang baik ini memberikan dampak yang
membuat masyarakat kurang percaya terhadap kami, misalnya ada yang kabur,
merokok dll hal itu menjadi dampak buruk bagi kami juga karena pondok
kami tidak mengkhususkan tahfidz atau tidak mewajibkan program tersebut.
Padahal program tersebut kami ada, namun mau tidaknya itu kami serahkan
pada kemauan santri untuk belajar.
15. Bagaimana kondisi sarana prasarana sebagai fasilitas KBM juga proses
terselenggaranya pendidikan?
Jawab: sebenarnya belum terlalu baik, namun sudah cukup memadai.
16. Bagaimana tata ruang kelas yang digunakan santri dan guru?
Jawab: memadai
17. Bagaimana upaya ponpes dalam pemenuhan kelengkapan fasilitas
ponpes?
Jawab: untuk pondok kami sendiri biasanya dengan melakukan iuran pada
santri ataupun wali santri, kemudian penyebaran proposal kepada donator dan
lembaga lembaga zakat.
18. Bagaimana kemudahan akses lokasi pondpes?
Jawab: sudah strategis sih, karena kan lokasi ini benar benar diantara 2 kota
maju di wilayah Tangerang Selatan yaitu BSD dan Bintaro. Hal itu menjadi
kelebihan kami untuk mengakses ke berbagai wilayah juga.
19. Bagaimana proses media dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh
guru di ponpes Madinatunnjah?
Jawab: itu biasanya tergantung pada materi yang digunakan, tapi untuk saya
sendiri masih menggunakan metode ceramah, diskusi, beberapa kali
menyelipkan games dan pengadaan kuis.
20. Bagaimana pelaksanaan dan pengembangan kurikulum?
Jawab: pondok kami memang menggabungkan 2 kurikulum yaitu berbasis
pesantren dan pemerintah dengan kurikulum 2013, untuk pesantren memang
kami mengikuti gontor dan untuk modern mengikuti dari peraturan pemerintah
yaitu Kemenag.
21. Bagaimana pelayanan ponpes di mata masyarakat?
Jawab: masih cukup baik
22. Apa saja manfaat bersekolah di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Paham ibadah, ibadahnya lebih terkontrol, bisa mempunyai skill yaitu
mengajar karena selama disini di bekali ilmu lewat pembelajaran Amaliah
Tadris, dapat mengerti dan paham Bahasa Arab.
23. Apa saja program unggulan yang ditawarkan untuk menarik minat
masyarakat dalam menyekolahkan anaknya di pondok pesantren?
Jawab: Amaliah Tadris (Microteaching), PPM (Program Pengabdian
Masyarakat), Rihlah (belajar bisnis untuk membangkitkan ekonomi)
24. Jenis kurikulum apa yang diterapkan oleh pondok pesantren?
Jawab: kurikulum gabungan, kurikulum berbasis pondok pesantren dan
kurikulum dari pemerintah Kemenag yaitu kurikulum 2013.
25. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar santri?
Jawab: santri disini itu kan lumayan banyak jumlahnya dan ntuk mengukur itu
semua tentu tidak bisa sama rata, ya jadi variatif. Variatif dalam artian ada
yang pencapaiannya baik, ada juga yang kurang.
26. Bagaimana dengan tingkat kelulusan santri?
Jawab: variatif untuk secara akademis, kalau untuk kurikulum dari pemerintah
artinya mereka tetap melaksanakan ujian yang diadakan pemerintah dan
memang lulus 100%.
27. Apa saja prospek lulusan santri?
Jawab: lulusan kami itu sudah seimbang, ada yang beberapa di perguruan
tinggi negeri, ada juga perguruan tinggi swasta, ada beberapa yang mengikuti
program beasiswa di luar negeri juga, dan ada juga yang gap year, ada
beberapa yang bahkan lulus dari sini karena mereka sebelumnya sudah diajari
bekal ilmu berbisnis keluar dari pondok akhirnya membuka usaha. Kemarin
ada salah satu contohnya yaitu dia buka usaha ternak magot dan sekarang
sedang berkembang.
28. Adakah sebaran almuni di PTN?
Jawab: ada,untuk ini secara kasarnya penggambarannya PTN 40%, PTS 30%,
bekerja 20%, dan Luar Negeri 10%. Kami sudah membantu santri yang
memang berniat untuk mengikuti program kuliah Luar Negeri sejak 2008 ada
1 orang yang berminat saat itu, dan dari kami pihak ponpes juga memfasilitasi
hal tersebut, seperti misalnya registrasi, cara daftarnya kemudian tes hanya
sebatas itu.
29. Bagaimana menciptakan dan terus menjaga reputasi ponpes?
Jawab: dengan cara munculkan keunggulan keunggulan dari pondok
pesantren, hingga terus disampaikan oleh kyai di berbagai forum seperti
pengajian besar itukan biasanya melibatkan wali santri atau juga untuk umum,
kemudian rapat internal juga disampaikan prestasi yang telah diraih .
30. Menurut anda, apa yang sudah dilakukan pondok dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia?
Jawab: pelatihan, seminar, webinar. Nah untuk pelatihan ini juga untuk guru
sebagai tenaga pengajar, untuk tenaga kependidikan yaitu staf ponpes, juga
untuk santri agar skill nya bertambah. Pelatihan itu ada 2 mengikuti pelatihan
internal atau mengikuti pelatihan eksternal. Pelatihan Internal yaitu biasanya
yang kegiatannya dilaksanakan dan diikuti di dalam ponpes, sedangkan
pelatihan eksternal itu biasanya kami guru ataupun staf dikirim ke pelatiahn
luar yang ada diluar ponpes.
31. Bagaimana cara mempertahankan kualitas pengajar agar dapat menarik
minat masyarakat?
Jawab: selektif ketika memilih tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
kemudian ketika sudah memiliki tenaga pendidik ataupun tenaga kependidikan
juga diberikan pelatihan agar kualitas yang dimiliki terus meningkat.
32. Apakah kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pesantren ataupun
program unggulan sudah sesuai dengan visi dan misi ataupun tujuan
ponpes?
Jawab: sudah, ponpes menurut saya sudah banyak menciptakan kader
pemimpin seperti dalam visi pesantren salah satunya yaitu menyiapkan kader
pemimpin umat bangsa dengan program unggulannya yaitu safari dakwah
yang melatih mnetal dan juga amaliah tadris sebagai penyiapan awal atau
bekal awal dalam menyiapkan materi.
33. Apa yang dilakukan pondok dalam menarik perhatian masyarakat?
Jawab: yang paling utama lebih meningkatkan kualitas output atau lulusannya,
mengunggulkan program, dan paling sosial media ya youtube dan instagram.
Tetapi kalau untuk promosi semacam penyebaran baliho, banner, spanduk itu
LAMPIRAN 7
TRANSKIP HASIL WAWANCARA KETUA PANITIA PENERIMAAN SANTRI
BARU
111
untuk ponpes, dan sistem yang canggih untuk menyimpan berbagai data
ponpes.
6. Proses seleksi menjadi panitia PSB?
Jawab: Ini kami serahkan pada pak kyai langsung, karena beliau yang lebih
mengenal karakteristik orang apalagi untuk internal, eksternal pun sama harus
menghadap ke kyai.
7. Adakah kendala yang dihadapi oleh panitia PSB sebelum dan sesudah
pandemi? Apa saja?
Jawab: Kendala pandemi itu karena daring ya waktu itu, kebanyakan
masyarakat pada kesusahan apalagi untuk orang tua yang kurang mengikuti
perkembangan zaman. Kendala lainnya karena kami memang belum membuat
sistem secara bagus.
8. Apa saja strategi yang digunakan dalam proses penerimaan santri baru?
Jawab: menyaring dengan mencari kualitas santri yang terbaik. Selektif dan
tegas terhadap seleksi santri sekalipun dia itu berprestasi dan sudah
memenangkan berbagai lomba pegetahuan umum tetap yang menentukan
salah satunya dari tes tes yang disediakan oleh ponpes. Disini salah satunya
psikotest itu sangat penting, karena di ponpes itu biasanya anak anak sering
mengalami masalah mental karena kan pertama kalinya jauh dengan orang
tua.
9. Alur penerimaan santri baru di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: 1) Daftar online (Gform), mendapat balasan dan membayar uang
formulir senilai 200k. 2) Tes seleksi. Dalam tes seleksi ini ada 4 standar
seleksi yang diadakan oleh ponpes, yaitu: Baca tulis alquran (membaca al
quran dan menulis arab), Ilmu pengetahuan umum, Bacaan Sholat, dan
Psikotes. Dan jika calon santri mempunyai prestasi sebelumnya
diperbolehkan untuk melampirkan namun hal tersebut bukan menjadi patokan
diterima atau tidaknya. 3) Membayar uang pangkal.
10. Adakah sebelumnya ada perubahan jadwal pelaksanaan penerimaan
santri baru dikarenakan pandemi?
Jawab: Tidak ada perubahan, jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah
ditentukan. Namun hanya mekanisme pendaftaran saja yang berubah.
11. Apakah ada perbedaan alur pendaftaran PSB saat sebelum pandemi dan
sesudah adanya pandemi?
Jawab: Alurnya tetap sama.
12. Apa saja syarat atau kriteria menjadi santri di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Mengikuti seluruh rangkaian tes dan hasilnya lulus, memenuhi
persyaratan administratif seperti ijazah hal tersebut untuk pelaporan.
13. Bagaimana penempatan santri setelah diterima?
Jawab: Penempatan kelas santri tidak ada untuk MTs karena semuanya sama
dari kelas a-g, dan jika masuk MA itu ikutnya kelas intensif.
14. Adakah perbedaan seleksi bagi calon santri yang memiliki prestasi?
Jawab: Tidak ada, tetap mengikuti serangkaian tes dan prestasi semacam
sertifikat hanya sebagai nilai plus.
15. Bagaimana cara menjaga antusias calon santru dan orang tua dalam
mengikuti serangkaian proses seleksi di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Informasikan dengan detail apa yang perlu dipersiapkan, langkah apa
saja yang perlu dilakukan selanjutnya, informasikan jadwal pelaksanaan pada
tes tes selanjutnya.
16. Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam proses penerimaan santri?
Jawab: Lahir dan Bathin. 1) Menghitung kuota dari kelas 6. 2) Menentukan
berapa lama pelaksanaan penerimaan santri baru (berapa bulan dan ada berapa
gelombang).
17. Bagaimana respon atau tanggapan masyarakat dalam mengikuti seleksi
di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Mereka sangat antusias, mengharap agar anaknya lolos seleksi.
Bahkan ada yang pernah memohon agar di loloskan tetapi karena memang
sudah menjadi keputusan dari hasil seleksi kami harus tegas itu juga demi
tercapainya mutu pondok pesantren yang berkualitas.
18. Bagaimana cara menjaga antusias calon santri dan orang tua dalam
mengikuti serangkaian proses seleksi di pondok pesantren?
Jawab: memberi arahan dan terus berkomunikasi agar tidak lepas
informasinya
19. Bagaimana menciptakan reputasi yang baik agar dapat menarik minat
masyarakat dalam menyekolahkan anaknya di ponpes Madinatunnajah?
Jawab: Terus memperbaiki kualitas lulusan, semakin unggul santri yang
dimiliki ponpes ini maka akan semakin baik reputasi ponpes di mata
masyarakat.
20. Menurut anda, apa saja faktor yang membuat masyarakat tertarik
terhadap ponpes?
Jawab: Ilmu agama, keamanan, dan kenyamanan.
21. Apakah ada masyarakat yang bertanya mengenai info PSB secara
langsung di ponpes?
Jawab: Ada, ada juga masyarakat yang sudah terbuka dan mengikuti
perkembangan zaman jadi mencari sendiri di google, ada juga yang survey
langsung ke lokasi untuk melihat bagaimana pondok yang akan menjadi
tempat sekolah anaknya. Namun karena masa pandemi tidak diperbolehkan
untuk melihat lebih ke dalam jadi dibatasi hanya sampai asrama anak anak
paling.
22. Adakah program unggulan ponpes yang biasanya enjadi daya tarik bagi
ponpes?
Jawab: Bahasa Arab dan Inggris, Pramuka, dan kualitas output yang semakin
baik. Pramuka ini kan karena sudah mengikuti lomba kemana mana dan
seringkali menjuarai perlombaan, juga biasanya dari lulusan yang
menciptakan promosi dari mulut ke mulut masyarakat.
23. Bagaimana sikap yang hrus ditunjukan panitia PSB dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat?
Jawab: Baik, Komunikatif, dan Penyabar. Hal itu dikarenakan panitia PSB
akan menemui berbagai karakter dari masyarakat yang tentu berbeda beda
kemauannya satu dengan lainnya dan harus bisa menempatkan diri.
24. Dalam menghadapi berbagai kendala, maka seseorang akan lebih
memberikan perhatian pada masalah tersebut, kira kira bentuk
perhatian apa yang biasanya diberikan pihak PSB pada masyarakat?
Jawab: Kendala yang saat ini dirasakan itu sebenarnya karena dari tim panitia
PSB pekerjaan yang dilakukan itu double jadi tidak fokus pada satu pekerjaan
saja, maka yang menjadi perhatian kami ya lebih kepada penambahan SDM
atau kurangi jabatan dari saya selaku ketua dan juga smart sistem agar
masyarakat juga tidak kesulitan dalam mengakses formulir pendaftaran.
25. Apakah masyarakat pernah mengajukan komplain? Jika iya, bagaimana
cara mengatasi permasalahan tersebut?
Jawab: ya pernah, ya paling terkait kendala web waktu penerimaan santri
baru, karena kan kita masih penyesuaian.
LAMPIRAN 8
TRANSKIP HASIL WAWANCARA GURU 1
Guru
1. Mengapa anda tertarik menjadi guru di ponpes madinatunnajah?
Jawab: Karena dulu saya memang alumni dan wajib untuk pengabdian.
2. Adakah kriteria menjadi guru di Ponpes Madinatunnajah? Jika ada, apa
saja?
Jawab: Tidak ada
3. Bagaimana proses seleksi rekruitmen tenaga pendidik atau guru?
Jawab: Membuat surat pernyataan, namun untuk calon guru dari luar yang
memang minat dan itu harus sesuai dengan akademisnya.
4. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan minat masyarakat dalam
menyekolahkan anaknya di pondok pesantren?
Jawab: Menampilkan guru yang terbaik, mencantumkan program unggulan dan
kegiatan kegiatan santri di ponpes.
5. Bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik sebagai guru kepada
masyarakat (baik santri atau orang tua) ?
Jawab: Memberikan ketenangan untuk santri dan orang tua saat masa pandemi
dengan dibuktikannya vaksin pada guru dan wali kelas tentunya serta semua
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di ponpes.
6. Bagaimana menjaga komunikasi yang baik dengan wali santri?
Jawab: Kalau untuk wali kelas itu ada grup nya dengan wali santri sehingga
terjalin komunikasi setiap waktu, sedangkan untuk guru mapel itu yaa hanya
dengan santrinya. Paling ketika bertemu secara langsung saja yaa menjawab
semua pertanyaan dari wali santri dengan santun.
7. Jenis kurikulum apa yang diterapkan di ponpes Madinatunnajah?
116
Jawab: Mengikuti kurikulum TMI Gontor dengan Departemen Agama, jadi ada
pelajaran umum untuk sekolah yaitu MTs dan MA juga pesantren yaitu mengikuti
kurikulum seperti di Gontor.
8. Adakah kendala selama mengajar di ponpes?
Jawab: Tidak ada, paling santri banyak ngantuknya karena ada berbagai kegiatan
mengaji yang dilakukan santri ketika malam hari, dan juga dimasa pandemi ini
kan banyak jam pelajaran yang dikurangi sehingga ada beberapa materi yang
akhirnya saya SKIP dan mengejar materi yang dirasa cukup penting.
9. Bagaimana proses media dan metode pembelajaran di ponpes?
Jawab: fasilitas sudah ada dan tersedia namun jarang digunakan oleh saya, karena
saya masih menggunakan metode ceramah dan juga mengembangkan kreativitas
santri.
10. Bagaimana penerapan model pembelaran di ponpes?
Jawab: Diskusi, Portofolio, dan menciptakan karya.
11. Bagaiaman reputasi ponpes dimata masyarakat?
Jawab: Baik ya, karena terbukti dari antusias masyarakat saat dibukanya
penerimaan santri baru itu membludag dan dari tes juga diperketat.
12. Adakah keluhan masyarakat ?
Jawab: Ngeluh ada, salah satunya karena orang tua tidak bisa menengok anaknya.
13. Menurut anda, apa yang sudah dilakukan pondok dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia?
Jawab: Dengan diperhatikannya kesejahteraan tenaga pendidik dan juga tenaga
kependidikan, meningkatkan skill SDM dengan mengadakan pelatihan, workshop,
seminar, motivasi dll. Contohnya setiap awal tahun diadakan IHT semacam
training. Pada bulan maret lalu ada 3 pelatihan yaitu: Man Jadda wa Jadda dengan
ust. Syaifuddin, kemudian ada Unconditional Happines yaitu dengan ust. Nanang,
Pembelajaran santri aktif dengan pengisi ust. Abdurrahman Yapono Rahim.
14. Bagaimana cara mempertahankan kualitas pengajar agar dapat menarik
minat masyarakat?
Jawab: Dengan diadakan Pelatihan secara berkala di awal tahun, namun untuk
selanjutnya itu biasanya melihat kondisi tidak menentu pada bulan bulan
sebelumnya.
15. Apa saja program program unggulan yang paling diminatai oleh wali santri
ataupun santri?
Jawab: Amaliah Tadris, PPM (santri dibagi kelompok masing masing ada 15
santri, mereka terjun langsung ke masyarakat kemarin di Banten Lama.
Kegiatannya ada mengajar TPA, kegiatan sosial dengan masyarakat, pengajian
dll), juga Pengadaan Bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia).
16. Apakah kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pesantren ataupun program
unggulan sudah sesuai dengan visi dan misi ataupun tujuan ponpes?
Jawab: Sudah, contohnya ya itu tadi ada PPM dari Ponpes dan Amaliah Tadris itu
dari program TMI.
17. Bagaimana dengan kondisi sarana dan prasarana masing masing kelas?
Jawab: Sudah cukup memadai.
18. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler yang ada di pondok pesantren dengan
fasilitas yang tersedia?
Jawab: Pramuka (wajib), Muhadharah, Tapak Suci (tingkat nasional dan PON).
19. Bagaimana dengan kurikulum yang digunakan pondok pesantren?
Jawab: Menggunakan kurikulum gabungan antara pondok pesantren Gontor dan
pemerintah.
20. Apakah anda senang jika minat masyarakat bertambah setiap tahun ajaran
baru?
Jawab: Senang, Karena hal tersebut tentunya juga akan meningkatkan
kesejahteraan SDM yang ada di ponpes.
21. Bagaimana jumlah perkembangan santri dari tahun ke tahun di ponpes
MN?
Jawab: Bertambah, tapi kami membatasi sesuai dengan jumlah kamar, MTs naik 3
kelas, dari a-f.
22. Bagaimana prospek lulusan santri ?
Jawab: Ada yang masuk kampus ternama, ada yang lewat beasiswa Luar Negri,
ada juga yang Gap year menunggu tahun berikutnya, ada yang masuk Al-Azhar
Cairo.
23. Bagaimana pencapain hasil belajar santri?
Jawab: Sejauh ini bagus, lulus semua.
24. Apakah terdapat reward untuk santri yang berprestasi dan punishment
untuk santri yang bermasalah?
Jawab: kelas akhir biasanya mendapat rewards seperti contohnya hafal juz
kemarin ada yang hafal 20 juz, terus ada yang dilihat dari kedisiplinan nya, ada
yang dari akademiknya, ada juga yang kader luar pulau. Untuk punishment itu
misalnya membawa HP di ponpes jadi dia mendapat hukuman tidak mengikuti
wisuda di ponpes.
25. Apakah masyarakat (wali santri dan santri) pernah mengajukan komplain
kepada guru? jika iya, mengapa?
Jawab: Biasanya mengenai punishment, punishment kedisiplinan untuk putri
contohnya tahun kemarin itu ada yang akhirnya terpaksa dikeluarkan karena
sering kabur dan setelah dilihat track recordnya memang seringkali melakukan
pelanggaran, kalau untuk putra biasanya bullying dari senior ke adek tingkatnya
dan kami memberikan hukuman berupa skorsing.
26. Bagaimana cara guru memberikan sebuah pelayanan yang baik kepada
masyarakat (wali santri atau santri) yang ada di pondok?
Jawab: dengan terus menjalin komunikasi, ya biasanya ini dilakukan oleh masing
masing wali kelas.
27. Bagaimana cara guru dalam memenuhi kebutuhan santri?
Jawab: Cara emmenuhi kebutuhan kita itu ada bimbingan, bimbingan dalam
belajar, permasalahan dengan teman santri lainnya atau kakak kelas ya semacam
seperti itu. Ada kelas belajar malam juga, terus juga konsultasi belajar. Untuk
santri santri tingkat akhir yang akan memasuki kehidupan mahasiswa kami
biasanya adakan kampus expo dan itu pengisinya dari alumni alumni pondok yang
masih aktif di kampus.
28. Adakah kendala terkait kegiatan belajar mengajar saat sedang pandemi?
Jawab: sudah tidak ada, karena kalau di pondok kan tidak ada istilah belajar online
jadi ya tidak ada siswa siswi yang kesulitan kendala signal atau jaringan, juga
karena bertatap muka langsung dengan guru guru.
29. Bagaimana terkait kendala pandemi, apakah persentase minat masyarakat
tetap bertambah terhadap pondok pesantren?
Jawab:masih terus bertambah, justru saat covid ini malah kebalik, minat
masyarakat terhadap pondok semakin meningkat.
30. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana yang di kelas?
Jawab: pondok punya teknisi untuk hal hal seperti itu, jadi biasanya kalau kipas,
lcd proyektor , lampu atau fasilitas belajar yang disediakan pondok bermasalah
pasti diperbaiki oleh teknisi. Santri hanya menjaga keamananya saja dan siapapun
bisa lapor langsung ke bagian teknisi ataupun guru dikelas.
31. Adakah tugas tugas dari pondok yang diberikan untuk guru dalam
membantu meningkatkan minat masyarakat menyekolahkan anaknya di
ponpes MN?
Jawab: ya, secara tidak langsung guru ikut terlibat. Contohnya terjun langsung
guru kepada masyarakat melalui acara pondok yaitu pesan ulama biasanya
dilakukan 1 bulan 1x dan menjadi khotib di masjid ataupun mushola sekitar
pondok, mendampingi santri untuk safari dakwah.
32. Bagaimana cara pondok dalam menetapkan porgram unggulan sebagai
upaya menarik minat masyarakat?
Jawab: dengan melihat kebutuhan dan sesuai dengan visi misi yang ditetapkan
oleh pondok
33. Biasanya program program apa yang paling banyak diminati oleh
masyarakat?
Jawab: hafalan tahfidz, tapi hafalan itu kan sebenarnya tidak diwajibkan hanya
yang minat saja jadi ya kita kembalikan ke masing masing anaknya, terus
pengamalan bahasa arab dan inggris, PPM nya, kemudian juga safari dakwah
artinya kan mereka juga pengin anaknya bisa mengamalkan ilmu agama yang di
dapat dari pondok
34. Apakah lokasi pondok pesantren strategis?
Jawab: sudah strategis, pinggir jalan dan terletak di kota raksasa antara BSD dan
Bintaro, dekat juga dengan fasilitas fasilitas umum.
35. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan
kegiatan belajar di ponpes?
Jawab: sudah
36. Apa saja prestasi yang telah diraih santri? (sesuai dengan yang ibu ketahui
atau murid sendiri)
Jawab: sebelumnya lumayan banyak, ada juga murid yang kemarin di perlombaan
sudah sampai PON namun tidak dilanjutkan karena sudah tingkat akhir dan fokus
kami tidak untuk mencetak santri yang menjadi atlit, sebenarnya itu semua sudah
diserahkan juga pada keinginan santri dan orang tua tapi mereka pun memilih
untuk fokus belajar untuk tingkat akhir. Saat covid ini banyak perlombaan yang
ditunda.
37. Bagaimana kualitas lulusan (output) para santri?
Jawab: sudah bagus, kadang ada santri yang kita lihat dia saat dikelas biasa saja
tapi sekarang masyaa allah udah pada keren keren ada yang jadi ketua di
kampusnya masing masing semaam ketua BEM, kemudian aktif dikegiatan
organisasi padahal dulunya di pondok mereka itu tidak terlalu menonjol.
38. Apa saja prospek lulusan santri?
Jawab: kemarin sih ya saya juga kaget, santri yang sebelumnya biasa saja
sekarang mereka malah lebih aktif di kampusnya malah pada jadi ektua di
kampusnya. Ya masuk PTN, PTS, paling mungkin beberapa ada yang memilih
bekerja. Ada juga yang bekerja untuk sambilan menunggu mendaftar PTN di
tahun berikutnya.
39. Bagaimana keterlibatan antara pihak pondok pesantren dengan
masyarakat?
Jawab: dengan adanya BLK itu juga disediakan untuk umum, kalau misalnya ada
yang mau menjahit itu juga bisa disitu, kemudian pelatihan yang diselenggaran
pondok, ataun keterampilan untuk menjahit langsung. Ada juga untuk santri
program menjahit khusus untuk santri kelas 6 dan program TMI.
LAMPIRAN 9
TRANSKIP HASIL WAWANCARA GURU 2
122
9. Bagaimana proses media dan metode pembelajaran di ponpes?
Jawab: Ceramah, diskusi kelompok, presentasi, dan membuat lagu
10. Bagaimana penerapan model pembelaran di ponpes?
Jawab: Mengikuti yang sudah ada di ponpes
11. Bagaimana reputasi ponpes dimata masyarakat?
Jawab: Reputasi itu pasti berbeda dari tiap orang, ada yang negatif ada juga yang
positif. Negatif misalnya ada kasus lulusan dari kami pas keluar pondok malah
merokok padahal selama di pondok kami tidak pernah memperbolehkan santri
untuk merokok, hal itu kemungkinan juga dari mereka yang melihat para ustad
merokok di wilayah ponpes. Positif nya seringkali masyarakat melihat langsung
bagaimana keterampilan dari santri santri di ponpes saat orasi, tarawih keliling
dan safari dakwah hal itu mereka lakukan ke tengah tengah masyarakat sebagai
bentuk untuk membaur dengan masyarakat.
12. Adakah keluhan masyarakat ?
Jawab: Ada, biasanya karena larangan menjenguk. Kami sepakat bahwa selama
masa pandemi santri tidak diperbolehkan untuk dijenguk. Hal lainnya biasanya
dari segi fasilitas.
13. Menurut anda, apa yang sudah dilakukan pondok dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia?
Jawab: Pelatihan dan seminar dari motivator. Biasanya rutin dilaksanakan di awal
tahun dan itu untuk semua warga pondok pesantren baik tenaga pendidik juga
untuk tenaga kependidikan.
14. Bagaimana cara mempertahankan kualitas pengajar agar dapat menarik
minat masyarakat?
Jawab: Dengan pengadaan pelatihan rutin di awal tahun dan serngkali pelatihan di
bulan yang lain namun tidak pasti rutin jadwal di bulan tersebut.
15. Apa saja program program unggulan yang paling diminati oleh wali santri
ataupun santri?
Jawab: Pramuka (wajib), ada juga pramuka pasukan inti, Tapak Suci (sudah sering
mengikuti perlombaan bahkan sudah sampai tingkat daerah), Retorika (Orasi,
Public Speaking dll).
127
Jawaban: : Strategis, kalo menurut saya sih strategis jadi orang tua kalo kemana mana
ngga terlalu jauh gitu.Dekat juga kan dari fasilitas pemerintah, jalur kerta ada, amgkot
ada.
10. Apa jenis kurikulum yang digunakan oleh ponpes Madianatunnajah?
Jawaban: saya kurang paham sih, tapi disana pondoknya sudah modern yaa jadinya
yang penting bagi saya anak anak belajar agama dan juga sekolah nya dapat.
11. Menurut bapak/ibu bagaimana dengan cara ustadz/ah mengajar di kelas?
Jawaban:ya itu yang mengetahui anak saya, tapi ya sejauh yang saya tau anak saya
akhlaknya baik juga saya sangat puas karena ilmu pengetahuan dia soal agama
meningkat
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan bapak/ibu?
Jawaban: iya kalo kurikulumnya sudah sesuai, pembelajarannya dari segi agama, ilmu
ilmu ekonomi, ilmu-ilmu yang lainnya itu saya sudah cukup puas.
13. Menurut bapak/ibu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban: alhamdulillah kalo pelayanannya juga bagus dari ustad/ustadzahnya ke wali
santrinya komunikasi ke wali santri.
14. Apa saja program unggulan pondok yang ditawarkan sehingga bapak/ibu tertarik
menyeolahkan anak di Ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: ya terutama dalam program hafalan al quran pengenalan ke alqurannya.
15. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai program unggulan yang ditawarkan
oleh ponpes ini?
Jawaban:kalo bisa ditambah yang lebih bagus lagi sih gapapa, kan sesuai juga dengan
kemajuan zaman sekarang kita ngga boleh terpatok dengan satu program saja.
Pengetahuan itu kan berkembang terus jadi kalo ada peningkatan setiap tahun ya
ditingkatin.
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada di pondok?
Jawaban: kalo fasilitas untuk pendidikannya ya cukup menurut saya.
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban: cukup sudah sesuai si kak
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di Ponpes Madinatunnajah?
Jawaban:
19. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar anak yang bapak/ibu ketahui?
Jawaban:hasil belajar itu, itu tergantung anaknya ya. Terutama saya disini
mengutamakan bagaimana anak itu berakhlak baik. Kalau pencapaian ilmunya itu
nantinya akan menurut kalo memang dari akhlak anaknya udah baik. Ilmu akademi
akan mengikutin.
20. Menurut bapak/ibu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban:ya reputasinya bagus,karena disamping anak itu berprestasi kami semua
dengan guru gurunya ustad/ustadzahnya itu mendukung mereka. Apapun yang menjadi
pilihan mereka ustadzahnya malah mendukung gitu.
21. Apakah bapak/ibu senang telah menyekolahkan anak di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: ya senang, karena itu tadi visi misi nya dan terutama dia mengajarkan akhlak
akhlak anaknya itu dulu. Yang utama dari usia dini mereka sudah mengajarkan akhlak
(baik) pada orang tua. Dan itu semua dipelajarin dari usia dini.
22. Apa yang menjadi perhatian bapak/ibu memilih pondok pesantren
Madinatunnajah?
Jawaban: pertamanya iya saya sebelum masuk ke madinatunnajah saya sudah survey
ke sekolah-sekolah lain dulu. Intinya kayanya saya lebih sreg ke madinatunnajah
karena itu akhlak, terutama dia mendidik anak-anak melalui akhlak.
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban: kalo saya belum ada sih, karena saya waktu pertama ke madinatunnajah
ngelihat visi dan misi nya saya udah suka gitu, jadi saya udah ngga ada pilihan ke yang
lain.
24. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren?
Jawaban: tidak sih tidak pernah
25. Manfaat apa yang bapak/ibu rasakan saat anak sekolah di pondok pesantren?
Jawaban: alhamdulillah, terutama yang saya lihat dari perilakunya anak-anak, dari
sopan santunnya anak-anak ke orang tuanya.
26. Apa bapak/ibu tahu apa saja prestasi pondok?
Jawaban: kalo prestasi pondok, yang saya tau tapak suci, hadroh ada juga kayanya.
Dari ilmu ilmu akademi yang lain juga da, pramuka.
27. Apakah bapak/ibu merekomendasikan ponpes ini kepada kerabat atau keluarga
yang lain?
Jawaban:oh iya banyak, sudah pernah merekomendasikan madinatunnajah sama
saudara sama teman, tapi lebih banyak ke teman karena saudara saya kan jauh jauh
pada di Kalimantan, jadi ya lebih ke teman dan malah anak anak teman saya dimasukin
dari TK udah mulai masuk.
28. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan bapak/ibu dalam hal
pendidikan?
Jawaban: sangat sesuai
29. Apa yang menjadi motivasi bapak/ibu untuk menyekolahkan anak di ponpes?
Jawaban:karena menurut saya kalau sudah di pondok dari segi sholatnya sudah
terjamin, saya tidak perlu khawatir lagi. kalo misalnya di rumah ya mau tidak mau kita
orang tuanya juga harus menjaga mereka. Tapi kalau sudah di pondok mereka udah tau
aturan, konsekuensinya mereka masuk pondok sudah tau.
30. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban: senang karena ya itu sekolah yang saya cari sesuai dengan visi misi yang
dibutuhkan gitu kak.
31. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika anaknya diterima di ponpes?
Jawaban: senang sekali kak, karena bisa seleksi dan diterima.
32. Apakah sebelumnya bapak/ibu sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana bapak/ibu mengetahuinya?
Jawaban:awalnya saya belum tau, karena kita kan dulu kan tinggal di kalimantan jadi
waktu anak saya yang pertama di kelas 5 saya mau pendidikannya lebih bagus terutama
dari segi akhlak, terus saya buka-buka youtube saya lihat semua pesantren-pesantren
dan saya buka khususnya lokasi tempat saya tinggal. Ya pilihan saya itu ke
Madinatunnajah, setelah saya survey segala macam, ya pilihan saya kesitu.
33. Menurut bapak/ibu bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban: ya selain dari youtube ya kita survey ke lokasi.
LAMPIRAN 11
TRANSKIP HASIL WAWANCARA WALI SANTRI 2
140
7. Menurut kamu bagaimana dengan biaya yang ditawarkan oleh ponpes ini? apakah
sudah sesuai dengan pelayanan yang diberikan?
Jawaban:biaya sudah sesuai dengan pelayanan karena dapat makan 3x sehari dan itu
sudah cukup. Buku buku disini juga tidak terlalu mahal.
8. Bagaimana dengan kemudahan lokasi ponpes ini?
Jawaban: strategis, karena dikelilingi berbagai kecamatan, bisa dijangkau dan terbuka
dengan masyarakat.
9. Apakah kondisi lokasi sudah cukup strategis?
Jawaban: strategis sih kak mudah dicari kalo di maps juga ada angkutan umum kalo
yang jauh jauh.
10. Apa jenis kurikulum yang digunakan oleh ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: setau saya namanya modern sih kak, jadi campuran gitu ada dari pemerintah
dan pondok itu juga.
11. Bagaimana dengan cara ustadz/ah mengajar dikelas?
Jawaban: menyenangkan dan mudah dipahami si kak, kan tujuan ngajar emang buat
belajar gitu. Tapi ya ngga harus tentang materi yang ada dipelajarannya itu kan. Mungkin
gurunya bisa kaya nambah-nambahin kaya game biar lebih asik muridnya.
Pengajarannya menurut saya kalo mau gimanapun guru ngajar kalo muridnya niat tuh
enak-enak aja nyambung nyambung aja. Tapi emang kadang ada beberapa guru yang
bener-bener kalo ngajar fokus ngajar aja, ga mikirin muridnya dengerin ngga bosen apa
engga, apa paham apa ngga sama pelajarannya. Tapi selama saya disini saya oke,
nyaman sama pengajarannya, masuk-masuk aja sama pengajarannya.
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan kamu?
Jawaban: sesuai, karena ngga cuma diajarin yang ada di pondok doang, kadang kaya
info-info dari luar juga ada disampaiin pas dikelas. Contohnya berita-berita yang lagi
viral, seperti kemarin beberapa waktu lalu ada gempa dan di pondok tidak terlalu kerasa.
Ada ustadz yang kasih tau info beritanya.
13. Menurut kamu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban:pelayanan sih bagus, buat kesehatan ada, kamar sakit ada buat kebersihan
istilahnya udah disiapin tinggal bagaimana kita menjaga dan ngejalanin. Untuk sehari
hari juga ada, kaya MAS MART, ada koperasi, ada toko grosir jadi lengkap lah.
Pelayanan saat ustadz/ustadzah ngajar memang kadang ada beberapa yang ketika ngajar
bener bener fokus ngajar aja ngga mikirin muridnya gitu, entah muridnya bosen atau
ngga, paham apa ngga yang penting ustadznya itu ngajar. Untuk di pengasuhan, misalnya
berjalan si kaya untuk ngasih tau gitu misalnya ada kaya gejala-gejala santri yang pengin
melanggar itu diperhatiin lah. Setiap malam ustadz/ustadzahnya juga pasti ngejagain.
14. Apa saja program program unggulan yang ditawarkan hingga kamu tertarik
bersekolah di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: sistem belajarnya enak, bisa belajar dimana dan kapan saja. Saya ikut ekskul
pramuka karena wajib, tetapi saya juga suka pramuka. Yang lainnya paling saya ikut
kaligrafi.
15. Bagaimana pendapat kamu mengenai program unggulan yang ditawarkan oleh
ponpes ini?
Jawaban:untuk skala pondok modern seperti Madinatunnajah sudah cukup memadai.
Karena ada contoh saudara saya yang berbeda pondok mempunyai sistem yang berbeda,
belajarnya pulang pergi, dan tidak 24 jam full belajar, banyak waktu yang cuma buat
belajar tapi kegiatan ekskul dan kegiatan mengajinya kurang. Tapi itu pondok yang
masih kecil dan kurang diminati sih kak.
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada dipondok?
Jawaban: sudah memadai ya karena dengan harga yang tidak terlalu mahal dan sudah
dapat berbagai fasilitas
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban:sesuai, ada kelas, ada laboratorium, ada perpustakaan, dan semuanya cukup
sih. Tetapi kadang emang kita ngga belajar selalu di dalam kelas kadang guru ngajak
belajar di luar kelas.
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: kita sebenarnya kadang pake kelas kadang diluar kak belajarnya, jadi ya asik
ga bosen di dalam kelas saja. Kalau penataan ya seperti
19. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar kamu?
Jawaban: alhamdulillah sampai saat ini sih seneng, saya kemarin ikut KSM (Kompetisi
Sains Madrasah).
20. Menurut kamu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban:baik di mata masyarakat, karena orang orang nganggap pondok tuh pasti baik.
21. Apakah kamu senang bersekolah di ponpes Madinatunnajah?jika iya, mengapa?
Jawaban:senang senang aja sih, karena merasa ngga terlalu membebani orang tua lah.
Terus temennya kan ngga dari satu daerah, banyak lah bermacam-macam jadi ya kadang
ada pikiran yang nabrak tapi kalo diomongin baik baik jadi seru seru aja.
22. Apa yang menjadi perhatian kamu memilih pondok pesantren Madinatunnajah?
Jawaban: karena menurut saya dunia luar tuh ngga bisa terjamin lah, apa yang bisa
diharapin dari dunia luar, ya banyak sih tapi kan kalo disini lebih ada pendorongnya. Ada
ustadz-ustadz lah, ada kakak-kakak pengurusnya. Jadi ya disini mencoba memperbaiki
diri aja, disini aja yang masih di pondok aja kadang-kadang melanggar peraturan gitu,
kaya bandel-bandel apalagi kalo di luar. Khawatir dengan pergaulan bebas dan kurang
terjaga.
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban: selama ini ngga ada, semua yang ditawarkan berjalan dan sesuai dengan
realita. Intinya sama kaya pas awal ditawarin. Misal kaya pihak pondok bilang mau bikin
gedung ini, dan nyatanya ada dibikin.
24. Apakah kamu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren ini? jika iya,
mengapa?dan jika tidak, berikan alasan!
Jawaban:kalo ke pesantren langsung si gapernah deh. Mungkin ngga langsung ke biro-
biro tingginya lebih ke ustadz-ustadz yang istilahnya belum terlalu senior. Biasanya
tentang guru-guru atau ustadz-ustadz yang kadang kalo ngajar kaya ngga mikirin
muridnya.
25. Manfaat apa yang kamu peroleh saat bersekolah di pondok pesantren?
Jawaban: manfaat banyak, contohnya yang pasti kalo disini tuh sholatnya lebih terjaga
sholat 5 waktu ditambah sunnah-sunnah yang lainnya kaya puasa gitu. Kalau di luar tuh
bukan mustahi tapi ya susah gitu untuk dijalanin. Kalo libur di rumah sering lupa, kalo
disini ada yang ingetin.
26. Apakah kamu merekomendasikan ponpes ini kepada teman teman yang lain?
Jawaban: kayaknya belum pernah, kebanyakan orang-orang di lingkungan rumah sudah
kenal Pondok Pesantren Madinatunnajah. Tapi ketika ada orang yang bertanya pasti akan
merekomendasikan.
27. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan kamu dalam belajar?
Jawaban:sudah sesuai
28. Apa yang menjadi motivasi kamu bersekolah di ponpes?
Jawaban:karena sebbenarnya lebih untuk pengin mendapat ridhoNya ridho Allah swt.
Mau lebih zuhud atau fokus ke akhirat, karena dunia ngga bakal ketinggalan. Di Pondok
ini mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk akhirat
29. Bagaimana perasaan kamu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban:waktu pertama liat dari luar mah kaya biasa biasa aja gitu kegiatannya kaya
sholat, belajar dan segala macem. Tapi pas udah masuk ternyata waktu itu harus digunain
sebaik-baiknya, kaya ada waktu kosong gunain lah untuk ini dan itu. Pokoknya hrus
benar benar memanfaatkan waktu kalo di pondok, supaya ga menyesal kalo udah
ngelewatin waktu. Kaya contoh ga nyuci males,terus ternyata habis itu mendung dan
hujan sampai besok kan jadi nyesel kenapa tadi ga nyuci aja.
30. Bagaimana perasaan kamuketika diterima di ponpes?
Jawaban:alhamdulillah senang, berarti kaya saya mampu masuk kesini.
31. Apakah sebelumnya kamu sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana kamu mengetahuinya?
Jawaban:sudah dari orang tua
32. Menurut kamu bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban:ngadain acara yang bisa mengundang perhatian orang luar, terus juga sosial
media nya on. Contoh acara seperti pesan ulama,ada majelis-majelis akbar. Biasanya
yang datang orang orang sekitar pondok dan beberapa wali santri.
LAMPIRAN 13
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 2
149
Jawaban: kita belajarnya selain mengaji juga belajar ilmu pengetahuan yang kaya
sekolah gitu kak
11. Bagaimana dengan cara ustadz/ah mengajar dikelas?
Jawaban: pembawaan gurunya asik sih, kaya asik pas ngajar, contohnya ngajar tahsin itu
ustad teliti ngeliat hafalan kita. Tapi ga semua guru dapat dipahami ngejelasinnya ada
sebagian guru yang bikin susah paham sama materinya.
12. Apakah pelaksanaan dan pengembangan kurikulum ponpes sudah sesuai dengan
kebutuhan kamu?
Jawaban: sudah sesuai
13. Menurut kamu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pondok pesantren?
Jawaban: baik
14. Apa saja program program unggulan yang ditawarkan hingga kamu tertarik
bersekolah di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban:iya banyak si, tapi saya suka pramuka dan basket.
15. Bagaimana pendapat kamu mengenai program unggulan yang ditawarkan oleh
ponpes ini?
Jawaban: cukup baik
16. Bagaimana dengan kondisi fasilitas sarana dan prasarana yang ada di pondok?
Jawaban:dulu fasilitasnya masih biasa biasa aja beda dengan sekarang, dulu masih
banyak kebon. Sekarang sudah bagus, rapi dan banyak tersedia.
17. Apakah fasilitas sarana dan prasarana sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar di ponpes?
Jawaban: sudah strategis, karena sudah dapat terlihat oleh masyarakat.
18. Bagaimana dengan penataan ruang kelas di ponpes Madinatunnajah?
Jawaban: penataannya sudah rapi, kita juga kadang belajar di luar kelas jadi ngga bosen.
19. Bagaimana dengan pencapaian hasil belajar kamu?
Jawaban:alhamdulillah senang,karena sering paham dan bisa mngerjakan tugas yang
diberikan sama guru.
20. Menurut kamu bagaimana reputasi ponpes ini?
Jawaban: dari fasilitas oke, materi yang diajarin oke, dari segi pengajarannya juga oke
21. Apakah kamu senang bersekolah di ponpes Madinatunnajah?jika iya, mengapa?
Jawaban:biasa aja, seneng mah ngga biasa aja, akhirnya beradaptasi lama kelamaan
menjadi seneng.
22. Apa yang menjadi pusat perhatian kamu ketika memilih pondok pesantren
Madinatunnajah?
Jawaban: sebenarnya dari dulu ga pernah mau masuk pondok, tapi karena dipaksa
dipaksa ya akhirnya senang apalagi ada saudara juga disini.
23. Apakah terdapat kesenjangan antara apa yang ditawarkan oleh pondok pesantren
dengan realita yang ada?
Jawaban:beda, karena kenal pondok dari saudaranya temen jadi berbeda yang ditemukan
saudaranya temen saya cewe sedangkan saya cowo dan peraturan untuk santri cowo dan
cewe itu beda. Di peraturan santri cewe lebih keras.
24. Apakah kamu pernah mengajukan komplain di pondok pesantren ini? jika iya,
mengapa?dan jika tidak, berikan alasan!
Jawaban:tidak pernah, karena pesantren asik asik aja selama tidak bikin kesalahan
25. Manfaat apa yang kamu peroleh saat bersekolah di pondok pesantren?
Jawaban:mendapat ilmu yang lebih, mendapat ekskul yang awalnya saya ngga suka
pramuka lama lama jadi suka.
26. Apakah kamu merekomendasikan ponpes ini kepada teman teman yang lain?
Jawaban: iya, ke adik saya.
27. Apakah ponpes ini sudah sesuai dengan kebutuhan kamu dalam belajar?
Jawaban: sudah sesuai banget
28. Apa yang menjadi motivasi kamu bersekolah di ponpes?
Jawaban: karena ikut maunya orang tua ‘ridho allah ridhonya orang tua’. Jadi kalo orang
tua nyuruh ini yaudah laksanain walaupun gak suka.
29. Bagaimana perasaan kamu ketika mengenal ponpes ini?
Jawaban:pertama masuk ngga betah, terus akhirnya berusaha beradaptasi karena kan
saya juga anak laki laki pertama ya harus berjuang kan kalo saya lulus orang tua saya
juga yang bangga.
30. Bagaimana perasaan kamu ketika diterima di ponpes?
Jawaban: biasa aja, karena menurut saya seleksinya mudah.
31. Apakah sebelumnya kamu sudah mengetahui ponpes Madinatunnajah? Dan
darimana kamu mengetahuinya?
Jawaban:menurut saya Pondok Pesantren Madinatunnajah sudah terkenal, jadi udah
banyak orang yang tau. Awal saya kenal dari saudaranya teman saya.
32. Menurut kamu bagaimana cara ponpes mengenalkan kepada masyarakat?
Jawaban: melalui media sosial.
LAMPIRAN 15
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SANTRI 4
156
mengaji saling terpadu dengan
baik.
3 Kurikulum Pondok Pesantren Kurikulum yang diterapkan sudah
sesuai dengan label Islamic
boarding school artinya pondok
pesantren modern yang mana
menggambungkan antara
kurikulum yang mengikuti
pemerintah dan kurikulum yang
menerapkan program mengaji.
Sehingga inilah yang menjadi salah
satu minat masyarakat karena
pondok pesantren mampu
menggabungkan sekolah dengan
ilmu pengetahuan umum dan juga
ilmu pengetahuan agama.
4 Program Unggulan Program unggulan pondok
pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat yang berhasil
diamati terdiri dari Amaliah Tadris,
kegiatan pelatihan pblic speaking 2
bahasa atau muhadharah, hafalan
atau tahfidz, sedangkan program
lainnya seperti Safari dakwah dan
PPM ( Program Pengabdian
Masyarakat) dilakukan diluar
lingkungan pondok pesantren.
program yang paling banyak
diminati oleh masyarakat yaitu
safari dakwah karena dalam
program tersebut santri
mempraktikan langsung syiar
kepada masyarakat.
5 Penerimaan Santri Baru Belum pernah mengikuti tahapan
secara langsung hingga akhir,
namun pada proses awal
penerimaan santri baru banyak wali
santri yang berdatangan dari sekitar
daerah pondok untuk mengambil
formulir pendaftaran. Selain itu,
ada beberapa yang menanyakan
terkait pengisian formulir melalui
web online. Selanjutnya pada
proses akhir saat santri sudah
diterima dan akan memulai tahun
ajaran baru, santri dan wali santri
harus mengikuti alur kedatangan
santri yang sesuai dengan peraturan
yang telah dibuat antara santri
putra dan santri putri.
LAMPIRAN 18
PEDOMAN DOKUMENTASI
Keterangan
Dimensi Dokumen
Ada Tidak ada
Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren
Struktur Organisasi Pondok Pesantren
Akreditasi Pondok Pesantren
Program Unggulan Pondok Pesantren
Kurikulum Pondok Pesantren
Kursi santri
Meja santri
Kursi guru
Meja guru
Papan tulis
Masjid
Laboratorium Komputer
Input
Laboratorium Bahasa
Komputer/Laptop
Perpustakaan
Lapangan Olahraga
Gedung Asrama Santri (putra dan putri)
Gedung Ruang Kelas
Kantor Guru
Data jumlah santri 5 tahun terakhir dari 2016-2021
Data santri yang aktif
Data sebaran alumni MA
Data pengajar berdasarkan bidang mata pelajaran
Data Staff TU
Foto Kegiatan Ekstrakurikuler
Input Foto Kegiatan Belajar Santri
Foto Kegiatan Mengaji
Output Prestasi Akademik Santri
159
Prestasi Non Akademik Santri
LAMPIRAN 19
LEMBAR HASIL DOKUMENTASI
Keterangan
Dimensi Dokumen
Ada Tidak ada
161
Prestasi Akademik Santri ✓
Output
Prestasi Non Akademik Santri ✓
LAMPIRAN 20
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN
163
LAMPIRAN 21
DATA SARANA DAN PRSARANA
Tgl
No Nama Aset Unit
Perolehan
A BANGUNAN
Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0302.0)
1 01/01/1994 1
Tanah
2 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0304.0 01/01/1995 1
3 Gedung Al Matbaqoni 01/01/1996 1
4 Gedung Masjid 01/01/1996 1
5 Yayasan Madinatunnajah 36.76.060.014.001-0225.0) 01/01/1996 1
6 Gedung baitul arqom 01/01/1998 1
7 Gedung Madinah 01/01/1999 1
8 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0357.0 01/01/2000 1
9 Gedung Makkah 01/01/2001 1
10 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0154.0) 01/01/2001 1
11 Gedung Indonesia 01/01/2003 1
12 Gedung Mesir 01/01/2005 1
13 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-0168.0) 01/01/2005 1
14 Gedung BMT,BPS dan Lab 01/01/2007 1
15 Gedung Aula Satu Dasawarsa 01/01/2009 1
16 Gedung Elhamro 01/01/2009 1
17 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.001-1030.0 01/01/2009 1
18 Gedung Muzdhalifah 01/01/2010 1
19 Gedung Sudan 01/01/2010 1
20 Gedung TPKU 01/01/2010 1
21 Gedung Turki 01/01/2010 1
22 Gedung Alusi 01/01/2011 1
23 Gedung Shofa 01/01/2011 1
24 Gedung Marwah 01/01/2012 1
25 Gedung Mina 01/01/2014 1
26 Gedung TK 01/01/2014 1
27 Gedung Tiba 01/01/2015 1
28 Gedung Al-Azhar 01/01/2016 1
29 Gedung Dapur 01/01/2016 1
30 Gedung Mat'am 01/01/2016 1
31 Gedung Pakistan 01/01/2016 1
32 Gedung Saudi 01/01/2016 1
33 Grand max box 01/01/2016 1
34 Yayasan Madinatunnajah (36.76.060.014.002-1301.0 01/01/2017 1
35 Gedung Azerbaijan 01/01/2018 1
36 Gedung Darul Ulum 01/01/2018 1
JUMLAH 36
KENDARAAN
1 Kijang Innova 01/01/2010 1
2 Motor Mio 01/01/2012 1
3 Motor Tossa 01/01/2012 1
4 Isuzu Elf 01/01/2013 1
5 Motor supra 01/01/2013 1
6 Kijang bak 01/01/2015 1
7 Kijang Rover 01/01/2015 1
JUMLAH 7
PERALATAN
1 Tangki air 01/01/2013 5
2 Kursi Sekolah 01/01/2018 820
3 Kursi Tamu 01/01/2018 20
4 Lemari 01/01/2018 320
5 Meja Sekolah 01/01/2018 820
6 Meja Tamu 01/01/2018 25
7 Ranjang 01/01/2018 815
8 Komputer untuk Lab 15/11/2018 40
9 Brankas Krisbow BMT 02/01/2020 20
10 Kipas Angin 05/07/2020 40
JUMLAH 2.925
LAMPIRAN 22
DATA TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
166
167
DAFTAR NAMA GURU TMI DAN MATA PELAJARAN YANG DIAMPU TAHUN
PELAJARAN 2021-2022
168
81. Sukirno TAHFIDZ
82. Winda Widia INDO
Septiana
83. Ani Nurhayati, S.Pd. INDO
M.M
84. Siti Rohmah, S.Ak EKO
85. Ir. Priya Vidhita Jaya MTK
86. Adinda Suci Nur HADITS
Fitriani
87. Aqnia Qintara MUTHOLA'AH
88. Diah Ayu Pitaloka MUTHOLA'AH
89. Ambarwati, S.Pd.I MTK
90. Gita Aulia Utami FIQIH
91. Naufal Adam FIQIH
Fadhilla
92. Baiq Masla'ah, NAHWU
S.Pd.I. Lc
93. Maratul Ngishmah, TAHSIN
S.Kom.I
94. Faldi Anzami IPA
Siswadi
95. Muhammad Fauzan ARAB
Zidni
96. Jarir Oktajab ARAB
97. Siti Rokhanah ARAB
98. Siti Sa'diyah ARAB
99. Naifa Azzahra Putri ARAB
Farhan
100. Eko Tristiono, S.Pd.I, INGGRIS
M.M
101. Wahyu, S.Pd KHOT
102. Muhammad SHOROF
Burhanuddin
103. Muhammad Azzumar IMLA
Shiddiq
104. Shirati Arini IPA
105. Silvia Ghinayatul IPS
Fitriani
106. Wahida Nur Aini TAJWID
107. Supriadi, Lc FIQIH
108. Zafrullah Idrus, S.Ag INGGRIS
109. Hj. Nana Rusydiana, FIQIH
S.Pd.I, M.M
110. Adwiani Aisya, INGGRIS
S.Pd.I
111. Salsabila Abdul INGGRIS
Ghofur, BS
112. Muhammad Hadi MUTHOLA'AH
Firmansyah
113. Nauval Kurniawan MUTHOLA'AH
114. Ilham Hadiwijaya KHOT
115. Zakiyya Amara SHOROF
116. Alifpia Salsabila INDO
117. Nuke Zahrani INDO
118. Siti Fitriatunnisa, INSYA
S.Hum
119. Salmaa Azkiya INDO
120. Afikah Al-Aliyah IMLA
121. Hanum Diara Fitri MAHFUDZOT
122. Rosi Fadhilah TAFSIR
123. Wahyu Wulandari, INGGRIS
S.S
124. KH. Muhammad Agus AQIDAH
Abdul Ghofur, M.Pd
125. Arif Irawan, S.Pd.Ing INGGRIS
126. Afifah Jamiatun IMLA
Syakilah
127. Khalda Khairunnisa HADITS
Fathani
128. Qiyas Arsil Fadhilah MUTHOLA'AH
129. Saffana Rizka MUTHOLA'AH
Salshabia
130. Dian Misrawati, INGGRIS
M.Psi, Psi
131. Elza Aulia Azzahra INGGRIS
132. Anwar Musaddad, TARIKH
S.Sos.I
133. Mufid Abdullah INDO
134. Muhammad Rizki HALAQOH
Ramadhan
135. Sayyid Mubarok HALAQOH
Ramadhan
136. Raihan Aranda HALAQOH
137. Aufa Fadhila Bestari HALAQOH
138. Agung Syahrijal HALAQOH
139. Zibran Hakim Akbar HALAQOH
140. Imron Rosadi HALAQOH
141. H. Abdul Qodir Al- TAHSIN
Amin, S.Pd.I
142. Abdul Rohim, S.Pd.I, IPA
M.M
143. Sri Dewi INDO
Rahmadianti, S.Sos.I
144. Nurjaya, S.Pd.I, S.Ag MTK
145. Mutiara INGGRIS
Zahrotunnajah
Hidayat
146. Helmi Saleh INGGRIS
LAMPIRAN 23
KEGIATAN PENERIMAAN SANTRI BARU
171
LAMPIRAN 24
FOTO DAN DOKUMENTASI
172
Wawancara dengan santri putra yang berasal dari Timor Leste
173
Wawancara dengan salah satu wali santri
177