Anda di halaman 1dari 146

PENGEMBANGAN PANDUAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN

KELOMPOK UNTUK MENCEGAH KECENDERUNGAN MENYONTEK


SISWA SMP BRAWIJAYA SMART SCHOOL

SKRIPSI

OLEH
NURUSAKINAH
NIM 160111600166

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DESEMBER 2020
PENGEMBANGAN PANDUAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KECENDERUNGAN
MENYONTEK SISWA SMP BRAWIJAYA SMART SCHOOL

SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan

Oleh
NURUSSAKINAH
NIM 160111600166

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DESEMBER 2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh Nurussakinah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Malang, 25 November 2020


Pembimbing I

Yuliati Hotifah, S.Psi, M.Pd.


NIP 197804142008122001

Malang, 26 November 2020


Pembimbing II

Dr. H. Im. Hambali, M.Pd


IP 195808171985031004

i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Nurussakinah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
tanggal 4 Desember 2020

Dewan penguji

Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd Ketua,


NIP 196101261985032001

Yuliati Hotifah, S.Psi, M.Pd Anggota,


NIP 197804142008122001

Dr. H. Im. Hambali, M.Pd Anggota,


NIP 197804142008122001

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Ketua Jurusan BK

Prof. Dr. Bambang Budi W, M.Pd Dr. Muslihati, S.Ag, M.Pd


NIP 19640312 199001 1 001 NIP 197607192003122001

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurussakinag
NIM : 160111600166
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
Program Studi : S1 Bimbingan dan Konseling
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi sebagian atau seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiasi,
baik sebagian ataupun seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang,
Yang membuat pernyataan

Nurussakinah
NIM 160111600166

iii
RINGKASAN

Nurussakinah.2020. Pengembangan Panduan Pelaksanaan Layanan Bimbingan


Kelompok untuk Mengurangi Kecenderungan Menyontek Siswa SMP
Brawijaya Smart School. Skripsi, Jurusan Bimbingan Dan Konseling,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I)
Yuliati Hotifah S.Psi, M.Pd, (II) Dr. H. Im. Hambali, M.Pd.
Kata Kunci: kecenderungan menyontek, bimbingan kelompok, siswa SMP
Kecenderungan menyontek merupakan perilaku tidak jujur yang
dilakukan oleh siswa untuk mendapatkan nilai yang bagus dengan cara-cara yang
curang. Karena tolak ukur keberhasilan dalam belajar di Indonesia adalah nilai tes
yang bagus, maka siswa berlomba lomba mendapatkan nilai yang bagus tanpa
memedulikan bagaimana cara mendapatkannya.
Permasalahan menyontek ternyata tidak hanya berhenti ketika dibangku sekolah
saja, tetapi juga terus berlanjut hingga keperguruan tinggi. Faktor yang mendasari
siswa menyontek terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Hasil akhir penelitian dan pengembangan
ini dapat digunakan oleh konselor sekolah untuk memberikan layanan bimbingan
kelompok untuk mengurangi kecenderungan meyontek siswa SMP terkhusus SMP
Brawijaya Smart School yang menjadi tempat penlitian dan pengembangan ini.
Sejauh ini guru BK di SMP Brawijaya Smart School belum pernah memberikan
layanan bimbingan dan konseling untuk mengurangi kecenderungan menyontek
siswa di SMP Brawijaya Smart School.
Metode penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi langkah-langkah
pengembangan oleh Borg dan Gall (1983) yang terdiri dari sepuluh langkah, akan
tetapi penelitian dan pengembangan ini hanya menggunakan tujuh langkah.
Ketujuh langkah yang dilakukan adalah (1) pengumpulan data, (2) perencanaan,
(3) pengembangan draf produk, (4) uji coba ahli, (5) revisi produk, (6) uji coba
lapangan, dan (7) revisi produk.
Hasil penelitian pengembangan menunjukkan bahwa panduan yang
dikembangkan memiliki tingkat keberterimaan yang tinggi. Aspek penilaian
dalam penilaian uji ahli dan uji calon pengguna adalah aspek ketepatan, kegunaan,
kemudahan, dan kemenarikan. Secara rinci dibagi menjadi hasil validasi dari para
ahli menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan sangat layak digunakan
dengan persentase (1) 97% dari ahli materi yang memiliki interpretasi bahwa
panduan ini sangat layak digunakan, (2) 93,2 dari ahli media yang memiliki
interpretasi bahwa panduan ini sangat layak digunakan, dan (3) 86,5% dari calon
pengguna produk (konselor sekolah ) yang memiliki interpretasi bahwa panduan
ini sangat layak digunakan. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini
dapat disimpulkan bahwa panduan yang dikembangakan yaitu ―Panduan
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok untuk Mengurangi Kecenderungan
Menyontek Siswa SMP‖ sangat layak digunaan serta memenuhi keseluruhan
aspek penilaian.
Saran untuk konselor adalah mempelajari materi dan memahami
prosedur pelaksanaan sesuai dengan RPLBK yang terlampir di dalam panduan

iv
agar konselor dapat memberikan layanan bimbingan kelompok dengan maksimal
dan dapat membantu mengurangi kecenderungan menyontek siswa.Saran yang
ditujukan kepada peneliti selanjutnya adalah diharapkan menguji keefektifan
panduan ini.

v
SUMMARY
Nurussakinah.2020. The Development of a GuideBook for the Implementation of
Group Guidance to Reduce The Cheating Behavior on Brawijaya Smart
School Junior High School Students. Thesis, Department of Guidance
and Counseling, Faculty of Education, State University of Malang.
Supervisor: (I) Yuliati Hotifaah S.Psi, M.Pd, (II) Dr. H. Im. Hambali,
M.Pd.
Keywords: Guidebook, Group Guidance, Cheating Behavior,Junior High School
Students
Cheating behavior is an action where students commit cheating in various
ways to get benefits for themselves without thinking about moral and cognitive
aspects. The problem of cheating behavior does not only stop when you are in
school, but also continues up to university. The factors that cause students to cheat
are divided into internal factors and external factors.
The purpose of this research and development is to produce guidebook for
the implementation of group guidance to reduce the cheating behavior on junior
high school students. The final results of this research and development can be
used by school counselors to provide group guidance services to reduce the
cheatingbehavior junior high school students, especially Brawijaya Smart School
Junior High School students, which is the place for this research and development.
So far, school counselors at Brawijaya Smart School Junior High School have
never provided guidance and counseling services to reduce the cheating behavior
students at Brawijaya Smart School Junior High School.
This research and development method adapted the development steps by
Borg and Gall (1983). The development of Borg and Gall (1983) has ten detailed
steps, but considering the limitations of researchers and time constraints, from the
ten steps of Borg and Gall's model development research, the developer adapts
according to the needs of the researcher. The steps taken in this study were (1)
data collection, (2) planning, (3) product draft development, (4) expert testing, (5)
product revision, (6) product user trials, and (7) ) product revision.
The validation results from the experts show that the product developed is
very suitable for use with a percentage of (1) 97% of material experts who have
the interpretation that this guide is very suitable for use, (2) 93.2 from media
experts who have the interpretation that this guide is very feasible used, and (3)
86.5% from the prospective users of the product (school counselors) who have an
interpretation that this guide is very appropriate to use.
Based on the results of this research and development, it can be concluded
that the guideline developed, namely " GuideBook for the Implementation of
Group Guidance to Reduce the Cheating Behavior on Junior High School
Students" is very feasible and fulfills all aspects of the assessment. Suggestions
for counselors are to study the material and understand the implementation
procedures in accordance with the RPLBK attached to the guide so that the
counselor can provide maximum group guidance services and can help reduce
students' tendency to cheat. Suggestions aimed at further researchers are to test the
effectiveness of this guide.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Berkat
limpahan rahmat dan karunia yang telah Allah berikan sehingga skripsi berjudul
―Pengembangan Panduan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok untuk
Mengurangi Kecenderungan Menyontek Siswa SMP Brawijaya Smart School‖ ini
dapat terselesaikan.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penyelesaian penelitian ini.:
1. Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan,
2. Dr. Muslihati, S.Ag, M.Pd, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Malang.
3. Yuliati Hotifah, S.Psi, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan kritik, saran serta masukan kepada peneliti sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
4. Dr. H. Im. Hambali, M.Pd,Dosen pembimbing II yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi ini.
5. Dr.Indriyana Rachmawati, S.Pd, M.Pd, Dosen ahli instrumen yang telah
memberikan masukan yang membangun
6. Nugraheni Warih Utami, S.Pd, M.Pd, Dosen ahli materi dan ahli instrumen
yang telah memberikan masukan yang membangun dan memberikan penilaian
terhadap produk penelitian dan pengembangan ini.
7. Dr. Arbin Janu Setiyowati, S.Pd., M.Pd, Dosen ahli materi yang telah
memberikan penilaian terhadap produk penelitian dan pengembangan ini.
8. Eka Pramono Adi S.IP, M.Si dan Herlina Ike Oktaviani, S.Pd, M.Pd, Dosen
ahli media yang telah memberikan penilaian terhadap produk penelitian dan
pengembangan ini.

vii
9. Muchammad Arif, S.Si, M.Pd, Kepala SMP Brawijaya Smart School yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Brawijaya Smart
School.
10. Nahla Nurafni O, S.Pd dan Diah Ulfatus S, S.Pd, Calon pengguna produk
yang telah memberikan penilaian terhadap produk penelitian dan
pengembangan ini.
11. Bapak dan Ibu Guru SMP Brawijaya Smart School yang telah bayak
membantu selama penelitian.
12. Abi dan Ummi yang telah memberikan banyak do’a terbaik serta motivasi
dalam penyelesaian skripsi serta kakak dan adik-adik yang selalu memberikan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan BK UM angkatan 2016 terkhusus BK offering B6
tercinta yang selalu memberikan bantuan serta saling berbagi cerita.
Terimakasih telah menjadi keluarga baru diperantauan selama peneliti kuliah
di Universitas Negeri Malang.
14. Dini, Ervina, Wike, dan Windia terimakasih sudah saling mengingatkan dan
saling memberikan motivasi untuk terus semangat kuliah dan mengerjakan
tugas kuliah.
15. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu,
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan, oleh karena itu apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini
mohon dimaafkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Malang, 26 November 2016

Penulis

viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
SUMMARY ..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................x
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Tujuan Pengembangan .....................................................................................6
C. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ..............................................................7
D. Pentingnya Penelitian Dan Pengembangan .....................................................8
E. Asumsi Dan Keterbatasan Penelitian Dan Pengembangan .............................9
F. Definisi Operasional ........................................................................................9

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Hakikat Menyontek .......................................................................................11
B. Hakikat Layanan Bimbingan Kelompok .......................................................15

BAB III METODE PENGEMBANGAN


A. Model Penelitian Pengembangan ..................................................................23
B. Prosedur Penelitian Dan Pengembangan .......................................................23
C. Uji Coba Produk ............................................................................................26
D. Jenis Data ............................................................................................................... 27
E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................. 28
F. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................28
G. Teknik Analisis Data ............................................................................................ 28

BAB IV HASIL
A. Pengumpulan Data .........................................................................................31
B. Perencanaan ..................................................................................................31
C. Pengembangan Draf Produk ..........................................................................31
D. Uji Coba Ahli .................................................................................................32
E. Revisi Produk.................................................................................................38
F. Uji Coba Lapangan ........................................................................................39
G. Revisi ............................................................................................................43

ix
BAB V KAJIAN TERHADAP PRODUK YANG TELAH DIREVISI
A. Kajian Terhadap Produk Yang Telah Direvisi ..............................................44

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ...................................................................................................48
B. Saran ..........................................................................................................49
DAFTAR RUJUKAN ...........................................................................................53
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................53
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................130

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skala Interpretasi Uji Ahli dan Uji Calon Pengguna produk ........... 29
Tabel 4.1 Kritik, Saran dan Masukan Ahli Materi ........................................... 33
Tabel 4.2. Kritik, Saran dan Masukan Ahli Media .......................................... 36
Tabel 4.3 Revisi Produk Hasil Uji Materi Bimbingan Dan Konseling .......... 38
Tabel 4.4 Revisi Produk Hasil Uji Media ........................................................ 39
Tabel 4.5 Kritik, Saran dan Masukan Calon Pengguna Produk ....................... 40
Tabel 4.6 RevisiProduk Hasil Uji Calon Pengguna Produk ............................. 43
Lampiran Tabel 1 Instrumen Validasi Angket ................................................. 106
Lampiran Tabel 2 Instrumen Validasi Ahli Materi ........................................... 111
Lampiran Tabel 3 Instrumen Validasi Ahli Media .......................................... 115
Lampiran Tabel 4 Instrumen Validasi Uji Calon Pengguna Produk ............... 117
Lampiran Tabel 5 Data Hasil Uji Ahli Materi ................................................. 120
Lampiran Tabel 6 Data Hasil Uji Ahli Media ................................................. 124
Lampiran Tabel 7 Data Hasil Uji Calon Pengguna Produk ............................ 127

xi
DAFTAR BAGAN
Halaman

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Dan Pengembangan............................................. 25

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Permohonan Uji Ahli ......................................................... 78
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian ...........................................
Lampiran 3. Hasil Uji Ahli Instrumen ............................................................. 84
Lampiran 4. Hasil Uji Ahli Materi ................................................................... 102
Lampiran 5. Hasil Uji Ahli Media ................................................................... 111
Lampiran 6. Hasil Uji Calon Pengguna ........................................................... .118
Lampiran Tabel 1 Instrumen Validasi Angket ................................................. 106
Lampiran Tabel 2 Instrumen Validasi Ahli Materi ........................................... 111
Lampiran Tabel 3 Instrumen Validasi Ahli Media .......................................... 115
Lampiran Tabel 4 Instrumen Validasi Uji Calon Pengguna Produk ............... 117
Lampiran Tabel 5 Data Hasil Uji Ahli Materi ................................................. 120
Lampiran Tabel 6 Data Hasil Uji Ahli Media ................................................. 124
Lampiran Tabel 7 Data Hasil Uji Calon Pengguna Produk ............................ 127

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan dari belajar adalah untuk mendapatkan perubahan tingkah laku
dalam diri peserta didik setelah melakukan proses belajar (Djamarah
&Zain,2010). Tolak ukur keberhasilan dalam belajar di Indonesia adalah nilai tes
yang didapatkan oleh peserta didik. Akan tetapi meskipun tujuan dari belajar
adalah mendapatkan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, beberapa
peserta didik masih ada yang memiliki orientasi keberhasilan dalam belajar adalah
nilai tes yang bagus tanpa memedulikan bagaimana cara mendapatkannya. Hal ini
mengakibatkan menyontek menjadi suatu tindakan curang yang selalu dikaitkan
dalam proses belajar mengajar. Di setiap proses belajar mengajar menyontek
seolah menjadi suatu hal yang seolah dianggap wajar dilakukan oleh para siswa.
Permasalahan menyontek tidak hanya menjadi permasalahan pendidikan
di Indonesia saja, tetapi diberbagai negara juga sering terjadi praktik menyontek.
Berapa negara bahkan memberlakukan hukuman untuk para siswa yang
menyontek seperti artikel yang diunggah oleh Tribuntravel pada tanggal 15 Juli
2017, seperti di negara Mesir yang memberlukakan hukuman bagi siapa saja yang
ketahuan menyontek atau membocorkan jawaban ujian akan dijatuhi hukuman
penjara dua tahun dan denda maksimal 200.000 pound Mesir, di Kenya bila
ketahuan menyontek maupun memberi contekan ketika ujian nasional maka akan
dipenjara paling lama sepuluh tahun, kemudian di negara China yang ketahuan
menyontek selain dipenjara akan dilarang mengikuti tes selama tiga tahun.
(Tribuntravel.com, 22 Maret 2019)
Seiring perkembangan zaman, kecenderungan menyontek siswa tidak lagi
hanya menggunakan kertas contekan yang nantinya akan disembunyikan dan
digunakan ketika ujian saja. Dengan perkembangan IPTEK yang terus
berkembang pesat, para siswa mencari cara baru agar dapat menyontek dengan
mudah tanpa perlu menulis yaitu dengan cara menyontek menggunakan telepon
genggam mereka yang sudah canggih.
Seperti yang dinyatakan Kustiwi (2014) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa diperoleh hasil bahwa tindakan menyontek maupun plagiasi dipengaruh

1
2

cukup besar oleh peran guru yaitu sebesar 54,4%. Selain itu internet mempunyai
peran penting dalam memperoleh informasi plagiasi dengan cara mengutip
sebanyak 51,6%, copy-paste dari internet sebanyak 41,8%, serta copy-paste dari
teman sebanyak 6,3% dengan tujuan mempercepat penyelasaian tugas. Sejalan
dengan hasil penelitian itu, hasil dari penelitian Hartanto (Hartano, 2012) disalah
satu sekolah swasta di Yogyakarta bentuk perilaku menyontek siswa yang paling
banyak dilakukan adalah social-active, yaitu perilaku menyontek dimana siswa
menyalin, melihat, atau meminta jawaban dari orang lain yang biasanya
dilakukan ketika ujian berlangsung, yang biasanya dilakukan oleh siswa adalah
meminta jawaban kepada teman dengan cara pemberian kode nonverbal maupun
dengan tulisan. (Hartanto, 2012). Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Josepshin
Institute’s Center for Youth Ethics pada tahun 2012 mengungkapkan bahwa lebih
dari separuh siswa sekolah menengah mengaku pernah melakukan kecurangan
dalam ujian. Sementara sebanyak 74 persen menyalin pekerjaan rumah teman
mereka.
Permasalahan menyontek ternyata tidak hanya berhenti ketika di bangku
sekolah saja, tetapi juga terus berlanjut hingga ke perguruan tinggi, menurut
Strom dalam Hartanto (2012), yang mengambil data dari 900 mahasiswa. Dari
jumlah tersebut sebanyak 83% mengaku pernah menyontek ketika pelaksanaan
ujiannya. Sejalan dengan hasil penelitian itu, penelitian Halida (2007)
menyatakan bahwa di enam kota besar di Indonesia (Makasar, Surabaya,
Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Medan), yang menyebutkan hampir 70 %
responden menjawab pernah melakukan praktik menyontek ketika masih sekolah
maupun kuliah, artinya mayoritas responden penelitian pernah melakukan
kecurangan akademik berupa menyontek. Survei yang melibatkan 480 responden
dewasa yang dipilih secara acak dari petunjuk telepon residensial di kota-kota
tersebut, serta dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur dan kuesioner juga
menyebutkan, bahwa kecurangan akademik berupa menyontek muncul karena
faktor lingkungan sekolah atau pendidikan
Menurut Hartanto (2012) penyebab atau faktor yang mempengaruhi siswa
menyontek terbagi menjadi dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor interal dari menyontek adalah (1) rendahnya self-efficacy, (2) ingin
3

mendapatkan nilai yang tinggi, (3) siswa menganggap menyontek merupakan hal
yang wajar, (4) prokrastinasi, (5) kemampuan akademik rendah, (6) time
management, (7) kurang pengetahuan dan pemahaman mengenai apa yang
dimaksud dengan menyontek atau plagiarism. Sedangkan faktor eksternal dari
menyontek yang turut menyumbang alasan terjadinya tindakan menyontek
menurut Hartanto (2012) adalah (1) tekanan dari teman sebaya, (2) tekanan dari
orang tua, (3) peraturan sekolah yang kurang jelas, (4) sikap guru yang tidak tegas
terhadap perilaku menyontek.
Melihat dari fenomena-fenomena yang sudah dijabarkan diatas,
kecenderungan menyontek sudah dianggap wajar baik oleh siswa maupun tenaga
pendidik dan pihak-pihak terkait. Proses belajar seolah hanya diartikan sebagai
proses untuk mendapatkan nilai bukan lagi sebuah proses untuk mendapatkan
ilmu yang bermanfaaat dikehidupan selanjutnya.
Fenomena yang terjadi dilapangan yaitu SMP Brawijaya Smart School
terkait kecenderungan menyontek siswa berdasarkan hasil wawancara dan
observasi dengan siswa dan guru baik guru SMP Brawijaya Smart School maupun
guru KPL UM, UB dan UIN yang mengajar di kelas menunjukkan bahwa siswa
SMP Brawijaya Smart School memiliki kecenderungan menyontek. Hal ini
ditunjukkan dari beberapa perilaku yang dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran baik pelajaran maupun dalam pemberian layanan bimbingan dan
konseling.
Kecenderungan menyontek yang biasanya dilakukan oleh siswa SMP
Brawijaya Smart School adalah bentuk social active dan social passive. Tingkat
pemahaman siswa terhadap bentuk-bentuk menyontek masih cukup rendah.
Ketika dalam proses pembelajaran, tanpa siswa sadari mereka melakukan kegiatan
menyontek. Perilaku yang siwa tunjukkan adalah memberikan jawaban kepada
teman mereka yang bertanya maupun membiarkan teman mereka melihat jawaban
mereka. Selain itu siswa bekerja sama ketika mendapatkan soal dari guru di kelas
ketika seharusnya soal dikerjakan masing-masing. Hal ini menujukkan bahwa
tingkat pemahaman siswa terhadap perilaku menyontek masih cukup rendah
karena mereka tidak mengetahui bahwa yang mereka lakukan juga termasuk
dalam menyontek.
4

Bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dari proses belajar


mengajar. Karena Pendidikan yang bermutu, efektif, atau ideal menurut Santoso
(2013) ialah pendidikan yang dapat mengintegrasikan tiga bidang kegiatan
utamanya secara sinergi , yaitu bidang adminstratif dan kepemimpinan, bidang
instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling. Pendidikan
yang hanya melaksanakan bidang administratif dan instruksional dan
mengabaikan bidang bimbingan dan konseling hanya akan menghasilkan peserta
didik yang pintar dan terapil di aspek akademis saja tetapi kurang memiliki
kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.
Bimbingan konseling memiliki banyak layanan yang diberikan kepada
siswa, salah satunya adalah layanan dasar yang didalamnya terdapat bimbingan
kelompok dan bimbingan klasikal. Menurut Romlah (2018), bimbingan kelompok
merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya
masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa secara optimal. Pada
dasarnya pemberian layanan bimbingan kelompok ini sama saja dengan layanan
bimbingan klasikal. keduanya memiliki prinsip, kegiatan dan tujuan yang sama,
yang membedakan hanyalah terletak pada pengelolaannya, yaitu bersetting
kelompok. Teknik yang dapat dilakukan didalam pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok bermacam-macam yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan layanan
dan tujuan layanan.
Teknik permainan simulasi menurut Romlah (2018), dapat dikatakan
sebagai teknik gabungan antara teknik role playing dengan teknik diskusi
kelompok. Dalam permainan simulasi, peserta didik secara berkelompok
melakukan kompetisi untuk mencapai tujuan bersama. Rasionalisasi penggunaan
teknik permainan simulasi untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
adalah karena permainan simulasi menurut Romlah (2018) selain berguna untuk
memperkenalkan konsep dan menanamkan pengertian tentang sesuatu hal, juga
berguna untuk membangkitkan minat dan perhatian anak.
Teknik problem solving merupakan salah satu teknik dalam pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok yang menuntut siswa untuk berpikir kreatif dalam
menyelesaikan suatu masalah yang ada pada dirinya dan lingkungannya (Romlah,
5

2018). Proses kreatif ini menuntut siswa untuk lebih kreatif dan terampil dalam
menyelesaikan masalah dalam hidupnya salah satunya adalah untuk mengurangi
kecenderungannya untuk berlaku curang dalam mendapatkan nilai bagus.
Teknik diskusi kelompok merupakan teknik dalam pelaksanaan bimbingan
kelompok dimana teknik ini berguna untuk memecahkan masalah atau untuk
memperjelas suatu persoalan (Romlah, 2018). Sehingga dalam prosesnya peserta
didik diminta untuk menyelesaikan masalah mengenai kecenderungannya dalam
menyontek dan dapat menyadarkan siswa mengenai dampak dari perilaku
menyontek.
Pemilihan ketiga teknik yang sudah dijelaskan diatas didasarkan pada
karakteristik dari subjek penelitian ini. Subjek penelitian ini merupakan siswa
SMP, dan karakteristik siswa SMP menurut Piaget (Slavin,2006) inteletual anak
pada usia 11-15 tahun adalah pada tahap operasional formal. Pada tahap ini
kondisi berpikir anak adalah bekerja secara efektif dan inovatif, menganalisis
secara kombinasi, berpikir secara proporsional, dan menarik generalisasi secara
mendasar pada suatu macam isi. Sehingga ketika siswa usia SMP diberikan
layanan dengan teknik yang tidak merangsang siswa untuk berpikir efektif dan
inovatif, maka siswa akan cenderung tidak mengikuti layanan yang diberikan.
Hal ini sejalan dengan karakteristik dari siswa di SMP Brawijaya Smart
School sendiri hanya akan memberikan perhatian penuh terhadap layanan
bimbingan yang diberikan apabila mereka terlibat langsung didalamnya. Hal ini
peneliti dapati ketika peneliti melakukan Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP) yang bertempat di SMP Brawijaya Smart School. Sehingga peneliti
memutuskan untuk menggunakan teknik permainan simulasi, problem solving,
dan diskusi kelompok.
Rasionalisasi dari penggunaan ketiga teknik tersebut adalah ketiga teknik
tersebut menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Romlah (2018) tujuan
dari teknik permainan simulasi adalah membangkitkan minat dan perhatian anak
untuk menanamkan konsep. Kemudian teknik problem solving sendiri menurut
Hamiyah dan Jauharm (2014) merupakan suatu teknik yang merangsang berpikir
dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan
6

oleh peserta didik. Selain itu yang paling penting adalah teknik diskusi kelompok
yang menurut Romlah (2018) merupakan inti dari pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok. Sehingga diharapkan dari penerapan ketiga teknik tersebut dapat
membangkitkan minat siswa dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
yang bertujuan untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa.
Penelitian mengenai perilaku menyontek sudah banyak dilakukan oleh
beberapa peneliti. Walaupun begitu penelitian-penelitian sebelumnya yang
peneliti temukan belum ada yang mengembangkan sebuah produk untuk
mengurangi kecenderungan menyontek. Penelitian terdahulu lebih banyak
membahas mengenai bagaimana hubungan kecenderungan menyontek dengan
suatu variabel lainnya seperti self efficacy oleh Priaswandy (2015), prokrastinasi
akademik oleh dan Muslimin (2016), self control Nafeesa (2017), dan sebagainya.
Sehingga peneliti merasa perlu untuk mengembangkan sebuah produk berupa
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Melalui panduan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok ini diharapkan dapat mencegah kecenderungan menyontek
siswa.
B. TUJUAN PENGEMBANGAN
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Secara rinci pengembangan ini bertujuan
untuk:
1. Menghasilkan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang memiliki
kebergunaan bagi siswa
2. Menghasilkan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang memiliki kelayakan
bagi siswa
3. Menghasilkan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang memiliki ketepatan
bagi siswa
7

4. Menghasilkan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk


mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang memiliki
kemenarikan bagi siswa
C. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHARAPKAN
Produk yang diharapkan dari penelitian ini yaitu buku panduan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk konselor sekolah dengan aspek
keberterimaan berupak ketepatan, kebergunaan, kemudahan, dan kemenarikan
terhadap panduan yang dikembangkan. . Adapun spesifikasi format, bentuk dan
isi yang diharapkan dalam produk pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Sistematika Produk
a. Format dan Desain
Produk dicetak soft cover menggunakan kertas ukuran A4. Jenis huruf
menggunakan Times New Roman dengan ukuran font 12. Pemilihan jenis huruf
tidak mengesampingkan keterbacaan dan kejelasannya. Bahasa yang digunakan
merupakan Bahasa Indonesia formal.
b. Bentuk
Buku panduan untuk konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan
kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa.
c. Isi
1) Cover, berisi judul buku panduan, identitas pengembang, dan logo
lembaga.
2) Kata pengantar, berisi ucapan syukur penulis
3) Daftar isi, berisi sub bab beserta halaman
4) Bab I Pendahuluan
Pada bab I berisi penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, pokok-
pokok isi materi panduan, komponen panduan, dan pendekatan yang
digunakan.
5) Bab II Petunjuk Penggunaan
Bab II berisi penjelasan mengenai petunjuk umum dan petunjuk
khusus mengenai penggunaan panduan pelaksanan layanan bimbingan
kelompok.
6) Bab III Prosedur Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok
8

Bab III berisi mengenai komponen pelaksanaan bimbingan


kelompok yang mencakup pelaksanaan pre-test, pelaksanaan layan
bimbingan kelompok, pelaksanaan evaluasi dan post-test, alokasi waktu
yang digunakan, angket yang digunakan dalam pre-test dan post-test, dan
pedoman penskoran dari angket tersebut.
7) Bab IV Prosedur Pelaksanaan Panduan
Pada bab IV disajikan prosedur pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok. Pada bab ini dilampirkan RPL BK.
2. Subtansif Produk
Didalam produk yang dikembangkan in disajikan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok guna mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP.
Untuk mengurangi kecenderungan menyontek siwa, panduan ini dirancang 3
pertemuan bimbingan kelompok. Materi yang disajikan didalam RPLBK pun
terkait dengan kecenderungan menyontek siswa. Teknik yang digunakan didalam
panduan adalah permainan simulasi, problem solving, dan diskusi kelompok.
D. PENTINGNYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian dan pengembangan yang
berupa panduan pelaksanaan layanan bimbingan dan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siwa SMP ini peneliti harapkan
dapat menjadi sumbangan yang positif untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan pengembangan karakter yang lebih baik terutama dalam
bimbingan dan konseling yang menyangkut mengenai bagaimana
mengatasi kecenderungan menyontek siswa yang sudah menjadi
kebiasaan dan dianggap wajar bagi para siswa.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian dan pengembangan ini peneliti harapkan bagi
guru BK dapat membantu untuk membimbing siswa agar dapat
mengurangi kecenderungannya untuk menyontek. Kemudian bagi peneliti
selanjutnya hasil penelitian ini sebagai dasar untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan kecenderungan menyontek.
9

E. ASUMSI DAN KETERBATASAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN
1) Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian merupakan anggapan dasar peneliti mengenai suatu hal
yang kemudian menjadi pijakan berpikir bagi peneliti dalam bertindak untuk
melakukan penelitian. Asumsi penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai
berikut:
a) Menyontek merupakan perilaku yang kadang tidak disadari sedang dilakukan
oleh para siswa
b) Kesadaran siswa terhadap dampak negatif dari menyontek dapat ditingkatkan
c) Kecenderungan menyontek dapat dikurangi oleh bimbingan kelompok dengan
memberikan pemahaman siswa terhadap kecenderungan menyontek.
2) Keterbatasan Produk
Keterbatasan produk yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a) Produk ini hanya diuji cobakan hingga kelompok kecil saja.
b) Sasaran pengembangan produk yang dikembangkan dalam penelitian ini
dikhususkan pada satu sekolah saja, tetapi tidak menutup kemungkinan jika
panduan ini dapat digunakan di sekolah lain
c) Panduan ini disesuaikan dengan karakteristik siswa SMP Brawijaya Smart
School.
d) Sasaran pengembangan produk berupa panduan layanan bimbingan kelompok
ini hanya terbatas pada siswa SMP, jika hendak diterapkan pada jenjang
pendidikan lainnya perlu pengembangan lebih lanjut.
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Layanan bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang
ditujukan untuk memberi bantuan kepada siswa dalam setting
kelompok. Teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dalam penelitian ini menggunakan teknik
permainan simulasi, problem solving, dan diskusi kelompok.
2. Kecenderungan menyontek merupakan perilaku tidak jujur yang
dilakukan oleh siswa untuk mendapatkan nilai yang bagus dengan
10

cara-cara yang curang. Perilaku menyontek ini ditunjukkan dengan


mengganti jawaban ketika guru keluar ruangan ujian, membuat
catatan sebelum ujian untuk contekan, memberikan jawaban kepada
teman, dan membiarkan teman melihat jawabannya. Kecenderungan
menyontek ini diukur dengan angket perilaku menyontek yang
dikembangkan oleh Priaswandy (2015). Semakin tinggi skor angket
perilaku menyontek, maka semakin tinggi pula kecenderungan
menyontek siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HAKIKAT MENYONTEK
1. Pengertian Menyontek
Menyontek secara sederhana dapat dimaknai sebagai penipuan atau
melakukan perbuatan tidak jujur (Donald D Carpenter, dll dalam Hartanto, 2015).
Sedangkan menurut KBBI menyontek berasal dari kata sontek yang memiliki arti
mengutip (tulisan dan sebagainya) sebagaimana aslinya, atau bisa juga disebut
menjiplak. Selain itu menurut Webster’s New Universal Unabridged Dictionary
(dalam Hartanto,2015) menyontek diartikan sebagai perilaku yang menipu yaitu
dengan kecurangan. Sedangkan menurut Taylor dan Carol (Hartanto,2012),
menyontek didefinisikan sebagai mengikuti ujian dengan melalui jalan yang tidak
jujur, menjawab pertanyaan dengan cara yang tidak semesatinya, melanggar
aturan dalam ujian atau kesepakatan.
Menurut Aryanti (2015) dalam beberapa literatur, istilah perilaku
menyontek juga disebut sebagai ketidakjujuran akademik (academic dishonesty).
Von Dran, Callahan dan Taylor (dalam Aryanti, 2015) menyatakan bahwa
kecurangan akademik merupakan sebuah perilaku yang tidak beretika. Kemudian
dijelaskan kembali oleh Deighton (dalam Aryanti, 2015) kecurangan akademis
merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan
dengan cara-cara tidak jujur. Ketidak jujuran yang dimaksud adalah melakukan
tindakan dengan cara menipu atau membohongi publik akademik, seperti
mengakui hasil karya orang lain, atau menjiplak hasil pekerjaan orang lain.
Selain itu Aryanti (2015) lebih lanjut mengatakan bahwa kecurangan
akademik juga dapat diartikan sebagai perilaku yang dilakukan oleh individu
secara sengaja, seperti pelanggaran terhadap aturan dalam mengerjakan tugas dan
ujian,memberikan keuntungan kepada pelajar lain dalam mengerjakan tugas atau
ujian dengan cara yang tidak jujur dan pengurangan keakuratan yang diharapkan
menjadi indikator keberhasilan. Aryanti (2015) menyatakan bahwa perilaku
menyontek dapat diartikan sebagai suatu perilaku individu yang tidak jujur,tidak
sesuai dengan norma dan aturan untuk mencapai tujuan tertentu. Tindakan yang
dapat dikategorikan kecurangan ini adalah meniru pekerjaan teman, melihat

11
12

catatan pada saat pelaksanaan tes, atau mengakui pekerjaan orang lain
sebagai pekerjaan sendiri.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
menyontek merupakan perilaku dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang
tidak jujur dalam kegiatan akademis. Kegiatan menyontek dapat dilakukan dengan
menjiplak hasil karya orang lain, melanggar peraturan dalam ujian, dan meniru
pekerjaan teman.
2. Penyebab Siswa Menyontek
Menurut Bushway & Nash, Scahb,Whitley & Keith –Spiegel, dan Kritsin
Foekl Vinn (Hartanto, 2012) penyebab seorang individu menyontek adalah:
1) Adanya tekanan untuk mendapatkan nilai yang tinggi
Pada dasarnya semua siswa pasti menginginan mendapatkan nilai yang
tinggi disekolah demi prestise. Akan tetapi keinginan tersebut terkadang membuat
siswa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai tinggi tersebut termasuk
menyontek pekerjaan teman.
2) Keinginan untuk menghindari kegagalan
Ketakutan akan mendapatkan kegagalan disekolah sering dialami oleh
para siswa disekolah, seperti takut tidak naik kelas, hingga takut mendapatkan
nilai yang jelek. Hal ini yang mengakibatkan siswa untuk menyontek demi
menghindari kegagalan-kegagalan yang belum tentu terjadi seperti apa yang ia
pikirkan.
3) Kurangnya waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah
Semakin padatnya jadwal sekolah yang diulai dari pagi hingga sore hari,
kemudian dimalam harinya mereka harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh
gurunya disekolah yang mungkin tugasnya tidak hanya satu mata pelajaran saja.
Membuat siswa kewalahan dan juga mungkin kelelahan disekolah sehingga tidak
dapat mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Sehingga
mengakibatkan siswa meminta jawaban temannya disekolah.
4) Tidak adanya sikap yang menentang perilaku menyontek disekolah
Perilaku menyontek disekolah seringkali dianggap sebagai permasalahan
yang biasa oleh pihak sekolah baik oleh guru maupun kepal sekolah itu sendiri.
Sehingga ketika ujian berlangsung misalnya, guru tidak menindak tegas muridnya
13

yang kedapatan melakukan tindakan menyontek, malah terkadang justru


membantu terjadinya perilaku tersebut.
Sementara itu, menurut Hendrick (Aryanti, 2015) mengatakan beberapa
faktor dari kecurangan akademik dibagi menjadi 4 faktor yaitu faktor individu,
faktor kepribadian, faktor konseptual dan faktor situasional. Didalam ssetiap
faktor nantinya akan dibagi lagi beberapa faktor yang mempengaruhi faktor
tersebut.
1) Faktor individu
Kecenderungan menyontek siswa berdasarkan faktor individu dibagi
menjadi 5 yaitu usia, peserta didik yang memiliki umur lebih muda akan memiliki
kecenderungan untuk melakukan kecurangan akademik lebih tinggi daripada
peserta didik yang berusia lebih tua. Kemudian faktor yang kedua adalah jenis
kelamin, peserta didik yang berjenis kelamin akan lebih banyak melakukan
kecurangan akademik dibandingkan peserta didik yang berjenis kelamin
perempuan.
Faktor individu yang ketiga adalah prestasi akademik, hubungan antara
kecurangan akademik dengan prestasi akademik berbanding lurus. Peserta didik
yang memiliki prestasi akademik yang lebih rendah akan memiliki kecenderungan
untuk melakukan kecurangan akademik dibandingkan dengan peserta didik yang
memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi. Selanjutnya faktor individu yang
keempat adalah pendidikan orang tua. Terakhir faktor individu adalah aktivitas
ekstarkurikuler, peserta didik yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler akan lebih
banyak menghabiskan waktunya pada kegiatan ekstarurikuler sehingga akan
kesulitan untuk mengatur waktu belajarnya. Sehingga mengakibatkan mereka
melakukan kecurangan akademik.
2) Faktor kepribadian
Kecenderungan menyontek peserta didik berdasarkan faktor kepribadian
dibagi menjadi 3 yaitu moralitas, variabel, dan impulsifitas, afektvitas, dan
variabel kepribadian yang lainnya. Moralitas merupakan ajaran mengenai baik-
buruk, pantas-tidak pantas suatau perbuatan. Sehingga peserta didik yang
memiliki level kejujuran yang lebih rendah akan memiliki kecenderungan untuk
melakukan perilaku curang dibandingkan dengan peserta didik yang memilki
14

level kejujuran yang lebih tinggi.


Beberapa hal yang termasuk dalam variabel pencapaian akademik
diantaranya adalah motivasi, pola kepribadian, dan pengharapan terhadap
kesuksesan. Motivasi berprestasi yang tinggi berbanding lurus dengan perilaku
curang. Kemudian faktor terakhir adalah impulsifitas dan afektivitas. Terdapat
hubungan antara perilaku curang dengan impulsifitasnya dengan impulsifitas dan
kekuatan ego. Selain hal tersebut, peserta didik yang memiliki level kecemasan
yang tinggi lebih cenderung melakukan perilaku curang.
3) Faktor kontekstual
Kecenderungan menyontek siswa di faktor konseptual memimiliki 3 faktor
yaitu yang pertama keanggotaan perkumpulan, kemudian yang kedua merupakan
perilaku teman sebaya, perilaku teman sebaya memiliki pengaruh yang penting
terhadap kecurangan akademik. Karena perilaku individu dipelajari dari
mencontoh individu lainnya. Kemudian faktor yang ketiga adalah penolakan
teman sebaya terhadap perilaku curang atau kecenderungan menyontek siswa.
4) Faktor situasional
Situasi yang dialami peserta didik juga sangat memberikan andil terhadap
muncul perilaku curang atau perilaku menyontek siswa, seperti, belajar terlalu
banyak dapat menyebabkan peserta didik lupa terhadap materi yang sudah
dipelajarinya. Kompetisi, peserta didik yang memiliki perasaan sedang
berkompetisi atau memang sengaja berkompetisi dengan peserta didik lain
memilikikecenderungan untuk melakukan kecurangan akademik yang lebih besar
daripada yang tidak merasa atau tidak sedang berkompetisi dengan peserta didik
lain
Selain itu faktor situasional yang dapat menyebab siswa menyontek adalah
ukuran kelas yang lebih besar dengan jumlah peserta didik yang banyak akan
memudahkan peserta didik melakukan kecurangan akademik. Dan juga
lingkungan ujian, untuk peserta didik yang melihat situasi ujian meberikan
kemudahan untuk melakukan kecurangan akademik akan memiliki kecenderungan
untuk menyontek.
15

3. BENTUK PERILAKU MENYONTEK


Hetherington dan Feldman (dalam Hartanto,2012) mengelompokkan
perilaku menyontek menjadi empat bentuk yaitu sebagai berikut:
a. Individual Opportunitic, merupakan perilaku menyontek yang dilakukan oleh
peserta didik ketika ujian atau tes dengan cara mengganti jawaban
menggunakan catatan yang ada hanya ketika guru keluar ruangan ujian.
b. Independent Planned, merupakan perilaku menyontek peserta didik yang
berupa menggunakan catatan yang ada baik sudah dipersiapkan sebelum ujian
berlangsung maupun membawa jawaban yang telah lengkap selama kegiatan
ujian. yang melakukan independent planned menggunakan catatan yang
sudah ia siapkan, baik ketika guru keluar ruangan maupun masih didalam
ruangan.
c. Social Active, merupakan bentuk perilaku menyontek dimana peserta didik
melihat atau mencontoh jawaban peserta didik lain.
d. Social Passive, merupakan bentuk perilaku menyontek peserta didik yang
berupa membiarkan atau mengizinkan temannya melihat dan mencontoh
jawabannya.
B. HAKIKAT LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok menurut Romlah (2018) merupakan proses
pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa
dan mengembangkan potensi siswa. Menurut Gazda (dalam Sulistyowati, 2015)
bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada
sekelompok siswa untuk membantu siswa menyusun rencana dan keputusan yang
tepat. Menurut Prayitno (dalam Sulityowati, 2015) bimbingan kelompok
merupakan layanan bimbingan yang memanfaatkan dinamika kelompok untuk
mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Sehingga bimbingan kelompok
lebih menekankan pada suatu upaya bimbingan kepada individu melalui
kelompok.
Ada beberapa pendapat mengenai jumlah anggota dalam pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok. Menurut Santoso (2013), bimbingan kelompok
16

diberikan oleh konselor kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil


yang berjumlah 5-10 orang. Sedangkan menurut Gazda (dalam Romlah,2018)
pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya dilakukan dikelas dengan
jumlah sisa antara 20-35orang.
Sehingga dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
bimbingan kelompok dapat dilakukan dalam kelompok kecil yang berjumlah tidak
lebih dari 10 orang siswa ataupun dalam setting kelompok besar dengan jumlah
20-35 siswa yang dilaksanakan seperti bimbingan klasikal.
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Menurut Romlah (2018) tujuan dari bimbingan kelompok adalah
membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat
menyesuaikan dirinya sendiri dengan lingkungan. Didalam bimbingan kelompok
individu belajar berbagai hal sebagai berikut
1) Belajar memahami dan menghadapi masalah-masalah yang riil
2) Belajar teknik-teknik menganalisis masalah.
3) Belajar menggunakan berbagai sumber informasi yang relevan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
4) Belajar memahai dan mengarahkan dorongan-dorongan dala dirinya kearah
tindakan yang nyata.
5) Belajar bergaul dengan orang lain
6) Belajar merumuskan rencana-rencana hidup jangka.
7) Belajar membuat keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan tujuan
jangka pendek.
8) Belajar membuat kriteriauntuk memilih pengalaman-pengalaman belajar yang
sesuai dengan kebutuhannya.
9) Belajar merealisasikan rencana-rencana yang telah dibuat menjadi tindakan –
tindakan nyata.
10) Belajar menilai kemajuan yang telah dicapai dan merumuskan kembali
rencana-rencana serta tujuan-tujuan yang telah dibuat sesuai dengan
kebutuhan.
Selain itu menurut Prayitno dan Emran (2004) tujuan dan fungsi layanan
bimbingan kelompok adalah agar setiap anggota kelompok dapat berbicara
17

didepan umum yang memiliki pendengar yang banyak, mampu mengeluarkan


pendapat dan idenya. Selain itu anggota kelompok juga dapat memberi saran,
tanggapan dan meyampaikan persaannya kepada banyak orang. Anggota
kelompok juga diharapkan dapat menghargai pendapat yang dikemukakan oleh
orang lain serta dapat menggambil tanggungjawab terhadap pendapat yang
dikemukakannya.
Dari yang sudah dijelaskan, maka dapat disimpulkan tujuan dari
bimbingan kelompok adalah individu dapat memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan orang banyak. Selain itu bimbingan kelompok juga bertujuan agar anggota
dapat menghargai pendapat orang lain dan saling bertenggang rasa terhadap
perbedaan pendapat.
3. Peran Pemimpin Kelompok dalam Bimbingan Kelompok
Menurut Romlah (2018), peran pemimpin kelompok berbeda-bea sesuai
dengan struktur kelompok yang dipimpinnya. Sedangkan menurut Lieberman,
Yalom, dan Miles (dalam Romlah,2018) ada empat fungsi pokok kepemimpinan,
yaitu sebagai berikut:
1) Memberi dorongan emosional (emotional stimulation): memberi tantangan,
menunjukkan pertentangan, memberi kegiatan, memberi instruksi dengan
mengambil risiko pribadi dan sangat tertutup.
2) Mempedulikan (caring): memberi dorongan, mengasihi, mengharga, hangat,
meneriman, tulus dan penuh perhatian.
3) Memberikan pengertian (meaning attribution): menjelaskan, mengklarifikasi,
manfsirkan, memberikan kerangka berpikir untuk berubah, menerjemahkan
perasaan-perasaan dan pengalaman ke dalan ide-ide.
4) Fungsi eksekutif (executive function): menentukan batas waktu, aturan-aturan,
norma-norma, tujuan-tujuan, mengelola waktu, menentukan kecepatan kerja
kelompok, waktu berhenti , istirahat, dan memberikan saran-saran.
Pemimpin yang berhasil menurut Romlah (2018) merupakan pemimpin
yang secara moderat menjalankan fungsi memberi dorongan dan fungsi eksekutif
serta banyak melaksanakan fungsi mempedulikan dan memberi pengertian.
Karena fungsi mempedulikan dan memberi pengertian merupakan dua fungsi
yang penting dan diperlukan dalam keberhasilan kelompok yang akan dipimpin
18

oleh pemimpin kelompok.


Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan peran dan fungsi
pemimpin kelompok atau konselor dalam pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok adalah untuk memberikan pengertian dan kepedulian terhadap anggota
kelompok. Selain itu konselor juga perlu untuk memberikan dorongan emosional
yang dapat berupa tantangan, atau sebuah kejadian yang bertentangan dengan
keadaan anggota kelompok, maupun kegiatan yang perlu dilakukan oleh anggota
kelompok. Pemimpin kelompok juga perlu untuk menjelaskan batasan-batasan
dalam kelompok seperti waktu, aturan, norma, tujuan, dan lain-lain yang akan
dicapai oleh kelompok tersebut.
4. Teknik –teknik Bimbingan Kelompok
Teknik-teknik yang dapat diberikan dalam pemberian layanan bimbingan
kelompok ada banyak jenisnya. Menurut Romlah (2018) karena kegiatan
bimbingan kelompok sebagian besar kegiatannya berupa kegiatan dikelas dengan
berbagai aktivitas yang melibatkan dinamika kelompok. Maka pokok-pokok
bahasan bimbingan kelompok dan teknik yang akan digunakan harus dipilih dan
disusun dengan sedemikian rupa. Sehingga diharapkan dapat mengembangkan
dan memperbaiki perilaku yang diinginkan melalui bimbingan kelompok.
a. Permainan Simulasi
1) Pengertian Permainan Simulasi
Permainan simulasi menurut Romlah (2018), dapat dikatakan sebagai
teknik gabungan antara teknik role playing dengan teknik diskusi kelompok.
Dalam permainan simulasi, peserta didik secara berkelompok melakukan
kompetisi untuk mencapai tujaun bersama. Sedangkan menurut Marzuki
(2009:45) permainan simulasi merupakan gabungan antara bermain dan
bersimulasi. Simulasi adalah suatu simbolisasi atau representasi dari kejadian
yang sebenarnya dalam skala kecil. Dalam kegiatan belajar mengajar, simulasi
dapat diartikan sebagai sarana dan latihan belajar dengan cara membawa situasi
sedekat mungkin dengan kenyataan yang sebenarnya dalam kehidupan
Sehingga dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
permainan simulasi adalah suatu teknik yag dapat digunakan dalam pembelajaran.
Dimana dalam teknik ini peserta didik diminta untuk melakukan sesuatu yang
19

seperti kehidupan nyatanya kemudian berdiskusi.


2) Tujuan Permainan Simulasi
Menurut Romlah (2018) selain berguna untuk memperkenalkan konsep
dan menanamkan pengertian tentang sesuatu hal, juga berguna untuk
membangkitkan minat dan perhatian anak. Sehingga ketika anak sudah tertarik
dan memiliki minat terhadap layanan yang diberikan oleh konselor, maka tujuan
dari pemberian layanan pun dapat tercapai.
Sedangkan menurut Febriyanti (2017), permainan simulasi bertujuan
untuk mempelajari pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan aturan-aturan
sosial. Topik-topik yang digunakan juga dapat disesuiakan dengan perkembangan
dan latar belakang lingkungan anak.
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan tujuan dari
permainan simulasi adalah untuk menanamkan konsep dan pengertian pada siswa
yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial sehingga siswa diharapkan dapat
memahami informasi yang diberikan oleh konselor dengan baik.
b. Problem Solving
1) Pengertian Problem Solving
Menurut Romlah (2018) problem solving merupakan sebuah proses yang
kreatif, dimana individu-indwividu menilai perubahan-perubahan yang ada pada
dirinya dan lingkungannya kemudian membuat pilihan-pilihan baru yang sesuai
dengan tujuan hidupnya. Sehingga dapat dikatakan teknik ini merupakan sebuah
teknik yang pokok untuk hidup dalam masyarakat yang penuh dengan perubahan-
perubahan.
Menurut Hamiyah dan Jauharm (2014) teknik pr1oblem solving
merupakan suatu teknik yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh peserta didik. Hal ini
dikarenakan seorang pendidik harus mampu merangsang pesertadidiknya untuk
mencoba mengeluarkan pendapatnya.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik problem
solving merupakan sebuah teknik yang dapat digunakan oleh konselor untuk
merangsang siswa berpikir kreatif untuk mencari penyelesaian atau solusi dari
masalah yang ada.
20

2) Langkah-langkah Teknik Problem Solving


Menurut Djamarah (2008) langkah-langkah dari teknik problem solving
adalah yang pertama memiliki masalah yang bisa dipecahkan, masalah yang akan
dipecahkan harus sesuai dengan kemampuan perkembangan siswa. Kemudian
langkah kedua adalah mencari data yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Langkah ketiga dari teknik problem solving adalah menetapkan
jawaban sementara dari masalah yang sudah dibuat. Jawaban sementara yang
dibuat oleh peserta didik dibuat sebelum jawaban pasti. Jawaban sementara ini
dapat berupa dugaan-dugaan yang ada untuk memecahkan masalah yang ada.
Kemudian langkah keempat adalah menguji kebenaran dari jawaban atau dugaan-
dugaan sementara yang sudah peserta didik keluarkan pada tahap ketiga. Peserta
didik harus benar-benar yakin bahwa jawaban tersebut benar dan sesuai dengan
masalah yang diberikan. Langkah terakhir dari teknik problem solving adalah
menarik kesimpulan dari jawaban yang peserta didik keluarkan atas permasalahan
yang diberikan.
Sedangkan menurut Romlah (2018), teknik problem solving mengajarkan
individu bagaimana memecahkan masalah secara sistematis. Berikut merupakan
langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis menurt Zastrouw (dalam
Romlah,2018) :
a) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
b) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
c) Mencari alternatif pemecahan masalah
d) Menguji kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan masing-masing
alternatif
e) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
f) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai
c. Diskusi Kelompok
1) Pengertian Diskusi Kelompok
Menurut Romlah (2018), diskusi kelompok merupakan percakapan yang
sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan
masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, dibawah pimpinan seorang
pemimpin. Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, diskusi kelompok tidak
21

hanya untuk memecahkan masalah, tetapi juga untuk mencerahkan suatu


persoalan, serta untuk pengembangan pribadi.
2) Tujuan Diskusi Kelompok
Menurut Romlah (2018) dalam pelaksanaannya, diskusi kelompok tidak
hanya untuk memecahkan masalah saja, tetapi juga untuk mencerahkan suatu
persoalan , serta untuk mengembangkan pribadi. Menurut Dinkmeyer dan Muro
(dalam Romlah, 2018) diskusi kelompok memiliki tiga macam tujuan, yaitu
sebagai berikut
a) Untuk mengembangkan pengertian terhadap diri sendiri.
b) Untuk mengembangkan kesadarann terhadap diri sendiri dan orang lain.
c) Untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antara manusia.
Selain itu, menurut Jacobsen, Eggen, Kauchak, dan Dulaney (dalam
Romlah, 2018) diskusi kelompok dapat digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan
berikut ini
a) Mengembangkan keterampilan-keterampilan kepemimpinan.
b) Merangkum pendapat kelompok.
c) Mencapai suatu konsensus.
d) Menjadi pendengar yang aktif.
e) Mengatasi perbedaan-perbedaan dengan tepat.
f) Mengembangkan keterampilan-keterampilan memparafrase
g) Mengembangkan leterampilan-keterampilan belajar mandiri.
h) Mengembangkan keterampilan-keterampilan menganalisis, mensintesis, dan
menilai.
3) Langkah-Langkah Diskusi Kelompok
Menurut Romlah (2018) pelaksanaan diskusi kelompok meliputi tiga
langkah, yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, konselor melakukan lima macam hal, yaitu
sebagai berikut
a) Merumuskan tujuan diskusi.
b) Menentukan jenis diskusi, apakah diskusi kelompok-kelompok kecil, atau
diskusi panel.
22

c) Melihat pengalaman dan perkembangan siswa, apakah memerlukan


pengarahan-pengarahan yang jelas, tugas yang sederhana dan waktu diskusi
yang lebih pendek, atau sebaliknya.
d) Memperhitungkan waktu yang tersedia untuk kegiatan diskusi.
e) Mengemukakan hasil yang diharapkan dari diskusi.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, konselor memberikan tugas yang harus
didiskusikan, waktu yang tersedia untuk mendiskusikan tugas itu, dan memberi
tahu cara melaporkan tugas, serta menunjuk pengamat diskusi bila diperlukan.
c. Penilaian
Pada tahap penilaian, konselor meminta pengamat melaporkan hasil
pengamatannya dan membicarakannya dengan kelompok.
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model
prosedural yang bersifat deskriptif yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1983).
Terdapat sepuluh langkah-Langkah yang akan dilakukan dalam penelitian
pengembangan dengan model prosedural yang bersifat deskriptif. Langkah-
langkah pengembangan mulai dari pengumpulan data dan analisis kebutuhan
hingga akhir sangat terperinci sehingga mempermudah pengembangan produk.
Model pengembangan Borg & Gall (1983) memiliki sepuluh langkah yang
terperinci, akan tetapi menimbang dari keterbatasan peneliti dan keterbatasan
waktu, maka dari kesepuluh langkah-langkah penelitian pengembangan model
Borg dan Gall, pengembang mengadaptasi sesuai dengan kebutuhan peneliti.
B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Peneliti melakukan adaptasi dari langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall
hingga langkah ketujuh yaitu merevisi produk setelah uji coba pengguna produk.
Hasil akhir dari penelitian ini sesuai dengan judul penelitian ini yaitu
―Pengembangan Panduan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok untuk
Mengurangi Kecenderungan Menyontek Siswa SMP‖ adalah panduan
pelaksanaan layanan bimbingan. Berikut prosedur penelitian dan pengembangan
yang pengembang adaptasi dari kesepuluh langkah Borg dan Gall (1983) sebagai
berikut:

Tahap 1
Pengumpulan Data
1. Menentukan permasalahan yang ada disekolah
2. Melakukan studi pustaka (mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber)

Tahap 2
Perencanaan
Membuat konsep dari produk termasuk didalamnya desain
produk, tujuan umum dan khusus dari produk dan langkah
langkah

23
24

Tahap 3
Pengembangan Draf Produk
1. Menyusun prototipe panduan (menentukan kompetensi,
indikator dan tujuan panduan)
2. Menyusun isi panduan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok (desain produk)
3. Menyusun alat evaluasi produk

Tahap 4
Uji Coba Ahli
Melakukan uji coba ahli kepada ahli materi dan ahli media

Tahap 5
Revisi Produk

Tahap 6
Uji Coba Lapangan
Melakukan uji coba kepada calon pengguna (konselor sekolah)

Tahap 7
Revisi Produk

Produk Akhir Pengembangan Panduan Pelaksanaan Layanan


Bimbingan Kelompok untuk Mengurangi Kecenderungan
Menyontek Siswa SMP

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan


Berikut penjelasan dari prosedur penelitian dan pengembangan
berdasarkan bagan 3.1
25

1. Pengumpulan Data
Pada tahap ini pengembang melakukan pengumpulan data dilapangan serta
melakukan kajian pustaka untuk dijadikan dasar dari pengembangan produk.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan
kondisi sekolah. Hasil dari kegiatan pengumpulan data digunakan sebagai
dasar dari pembuatan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP.
2. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, pengembang melakukan perencanaan terhadap
produk yang akan dibuat. Di tahap ini pengembangan merencanakan
bagaimana konsep dari panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang akan dibuat,
seperti desain produk, tujuan produk baik umum maupun khusus, hingga
langkah-langkah.
3. Pengembangan Draf Produk
Pengembangan draf produk merupakan tahap dimana pengembang
mengembangkan draf dan desain dari panduan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP.
Pengembang juga mengembangkan bahan atau materi yang akan digunakan
dalam panduan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP.
Buku panduan ini terdiri dari empat bagian, yaitu a) pendahuluan yang
berisi latar belakang, tujuan, pokok-pokok isi materi panduan, komponen
panduan, dan pendekatan yang digunakan, b) petunjuk penggunaan berisi
mengenai petunjuk umum dan petunjuk khusus dalam penggunaan buku
panduan, c) komponen pelaksanaan bimbingan kelompok mulai dari pre-test,
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, pelaksanaan evaluasi dan post-test,
alokasi waktu dalam pemberian layanan bimbingan kelompok juga angket
yang digunakan dalam pelaksanaan pre-test dan post-test, hingga pedoman
penskoran untuk angket yang digunakan, d) RPL yang digunakan dalam
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
26

4. Uji Coba Ahli


Uji coba ahli dilakukan oleh seseorang yang ahli dan berpengalaman untuk
menilai untuk menilai produk pegembangan. Penilaian oleh seseorang yang
ahli bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran serta masukan dari ahli
sebagai bahan masukan untuk merevisi dan menyempurnakan produk yang
dikembangkan. Uji coba ahli ini dilakukan oleh ahli materi bimbingan dan
konseling dan ahli media.
5. Revisi Produk
Pada tahap ini pengembang melakukan revisi dari hasil balikan yang
diberikan oleh ahli pada tahap uji coba ahli. Hasil dari revisi ini nantinya akan
dilakukan uji coba kembali pada tahap uji coba lapangan.
6. Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilakukan setelah merevisi hasil balikan dari uji coba
ahli. Uji coba lapangan ini dilakukan kepada konselor sekolah yang nantinya
akan menggunakan produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan
ini. Uji coba lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan kritik dan saran serta
masukan untuk menyempurnakan panduan layanan bimbinngan kelompok
untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa.
7. Revisi Produk
Pada tahap ini pengembang merevisi produk yang sudah diujicobakan pada
konselor sekolah untuk penyempurnaan panduan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
SMP.
8. Produk Akhir Pengembangan Panduan Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Kelompok untuk Mengurangi Kecenderungan Menyontek Siswa SMPz
C. UJI COBA PRODUK
Uji coba produk merupakan langkah yang harus dilakukan oleh
pengembang setelah produk selesai dibuat. Tujuan dari uji coba produk adalah
agar produk mendapatkan penilaian baik dari ahli maupun dari calon pengguna
produk yang dikembangkan. Sehingga pengembang mendapatkan informasi
mengenai produk yang dikembangkan apakah sudah memiliki dasar ketepatan,
kegunaan, kemenarikan, dan kemudahan. Tahapan melakukan uji coba produk
27

yaitu :
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba dalam penelitian pengembangan ini memiliki tiga tahapan.
Tahap pertama yaitu uji ahli yang terdiri dari 1 orang ahli bimbingan dan
konseling dan 1 orang ahli media. Tujuan dari dilakukannya uji ahli ini adalah
untuk mengetahui kelayakan dari produk yang akan diberikan kepada siswa. Uji
ahli ini dilakukan dengan aspek penilaian ketepatan, kegunaan, kemenarikan, dan
kemudahan. Setelah uji ahli dilakukan, peneliti kemudian merevisi produk
berdasarkan balikan yang diberikan oleh ahli
Tahap kedua dari desain uji coba adalah uji pengguna produk yang
dilakukan oleh konselor sekolah. Tujuan dari pelaksanaan uji coba produk pada
konselor sekolah adalah untuk mengetahui keberterimaan produk yang dibuat dari
aspek penilaian ketepatan, kegunaan, kemenarikan, dan kemudahan produk yang
akan diberikan pada konselor sekolah.
2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dari pengembangan panduan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
meliputi uji ahli, dan uji calon pengguna produk. Subjek uji ahli yaitu satu orang
ahli bidang bimbingan dan konseling dan satu orang ahli bidang media. Subjek uji
calon pengguna produk adalah kenselor Sekolah Menengah Pertama Brawijaya
Smart School. Penjelasan terkait subjek uji coba adalah sebagai berikut:
a. Subjek ahli materi bimbingan dan konseling merupakan dosen Bimbingan dan
Konseling yang bergelar magister, serta bekerja sebagai dosen Bimbingan dan
Konseling.
b. Subjek ahli media memiliki merupakan dosen media pembelajaran bergelar
magister, serta bekerja sebagai dosen.
c. Subjek uji calon pengguna produk memiliki kualifikasi pendidikan tingkat S1
Bimbingan dan Konseling, serta bekerja sebagai guru Bimbingan dan
Konseling di SMP Brawijaya Smart School.
D. JENIS DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini
adalah berupa data kuantitatif dan data deskriptif. Jenis data yang diperoleh
28

merupakan hasil dari uji ahli dan uji calon pengguna produk yang meliputi
aspek ketepatan, kegunaan, kemudahan, dan kemarikan,. Data kuantitaf dalam
penelitian dan pengembangan ini diperoleh dari skala di dalam format
penilaian untuk uji ahli dan uji pengguna produk. Sedangkan data deskriptif
berupa saran, kritik dan balikan yang tertulis dilembar saran dan masukan pada
format penilaian.
E. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Instrumen pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan panduan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan pada uji ahli
media, uji ahli materi, dan uji calon pengguna produk yang akan menilai produk.
Proses penilaian menggunakan skala penilaian serta lembar kritik dan saran
terhadap panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Instrumen validasi ahli instrumen, ahli
materi, ahli media, dan calon pengguna produk dapat dilihat pada tabel 1, tabel 2,
tabel 3, dan tabel 4, pada lampiran tabel.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik penggumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
pengembangan ini adalah angket. Peneliti menggunakan angket sebagai alat untuk
mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai alat untuk menilai validitas
produk. Angket penilaian uji ahli ini diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan
calon pengguna produk. Angket uji ahli dan calon pengguna berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai keberterimaan produk dengan aspek-aspek yang diukur
adalah ketepatan, kegunaan, kemenarikan, dan kemudahan. Angket ini digunakan
untuk memperoleh penilaian dari ahli materi, ahli media, dan calon pengguna
produk. Angket yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu tabel yang berisi
daftar penilaian dan kolom kritik, saran dan masukan dari ahli materi, ahli media,
dan calon pengguna
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian dan pengembangan
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP terdapat dua macam yaitu analisis data
29

kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian dan pengembangan ini diperoleh dari
hasil penilaian uji ahli materi, uji ahli media, dan uji calon pengguna. Berikut
penjelasan mengenai teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan ini.
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis dan
menginterpretasikan data yang didapatkan dari penilaian ahli berupa skala
penilaian terhadap panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa. Hasil penilain dari uji ahli materi,
uji ahli media, dan uji calon pengguna dianalisis untuk mendapatkan data
mengenai kelayakan dan keberterimaan produk yang dihasilkan. Terdapat empat
aspek yang diukur dalam penilaian uji ahli dan uji calon pengguna. Keempat
aspek tersebut adalah ketepatan, kegunaan, kemenarikan, dan kemudahan. Dari
keempat aspek yang diukur akan dicari persentase skor dan total skor. Berikut
rumus yang digunakan untuk mencari nilai persentase.
∑𝑥
P= 𝑥 100%
∑ 𝑥1
Keterangan:
P = Rata-rata dalam bentuk jawaban persentase
= Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item
= Jumlah skor maksimal jawaban responden dalam setiap item
100% = Konstanta
Tabel 3.1
Skala Interpretasi Uji Ahli dan Uji Calon Pengguna produk
No. Persentase Kriteria Kualifikasi
Sangat Tepat/ Sangat Berguna/
1 80% - 100% Sangat Mudah/ Sangat Valid/ Tidak Revisi
Menarik
Cukup Tepat/ Cukup Berguna/
2 60% - 79% Cukup Mudah/ Cukup Cukup Valid/ Tidak Revisi
Menarik
Kurang Tepat/ Kurang
3 40% - 59% Berguna/ Kurang Mudah/ Kurang Valid/ Revisi Sebagian
Kurang Menarik
Tidak Tepat/ Tidak Berguna/
4 20% - 39% Tidak Valid/ Revisi Keseluruhan
Tidak Mudah/ Tidak Menarik
30

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif yang berupa data deskriptif digunakan untuk


menganalisis dan menginterpretasikan lembar komentar dan saran yang berada di
instrumen uji coba panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP.
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
A. PENGUMPULAN DATA
Pada tahap pengumpulan data, peneliti melakukan pengumpulan data
dilapangan serta melakukan kajian pustaka terhadap produk yang akan dibuat.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi juga melalui
angket kecenderungan menyontek siswa. Hasil yang didapatkan pada tahap
pengumpulan data ini adalah tingkat menyontek siswa SMP Brawijaya Smart
School sangat tinggi. Siswa di SMP Brawijaya Smart School memiliki tingkat
pemahaman mengenai kecenderungan menyontek yang cukup rendah. Hal ini
ditunjukkan dari banyak siswa yang tidak menyadari bahwa yang dilakukannya
adalah salah satu bentuk menyontek. Selain itu hasil yang didapatkan pada tahap
pengumpulan data adalah guru BK di SMP Brawijaya Smart School belum pernah
memebrikan layanan bimbingan dan konseling untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa di SMP Brwaijaya Smart School.
Berdasarkan yang sudah dipaparkan diatas maka peneliti Menjadikan
Fenomena Yang Ada Menjadi Dasar Dari Pembuatan Produk Berupa Panduan
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Mengurangi Kecenderungan
Menyontek Siswa SMP Brawijaya Smart School.
B. PERENCANAAN
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan perencanaan terhadap produk
yang akan dibuat. Pada tahap ini pengembangan merencanakan bagaimana konsep
dari panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP yang akan dibuat, seperti desain produk,
tujuan produk baik umum maupun khusus, hingga langkah-langkah.
C. PENGEMBANGAN DRAF PRODUK
Pengembangan draf produk merupakan tahap dimana pengembang
mengembangkan draf dan desain dari panduan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP. Pengembang
juga mengembangkan bahan atau materi yang akan digunakan dalam panduan
layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
SMP.

31
32

Desain cover produk dibuat dengan software Adobe Ilustrator. Cover


dibuat dengan warna pastel agar dapat memberikan kesan cerah dengan tujuan
agar lebih menarik perhatian sasaran panduan yaitu guru BK di SMP Brawijaya
Smart School. Kemudian jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman
dengan ukuran font 12.
Buku panduan ini terdiri dari empat bagian, yaitu a) pendahuluan yang
berisi latar belakang, tujuan, pokok-pokok isi materi panduan, komponen
panduan, dan pendekatan yang digunakan, b) petunjuk penggunaan berisi
mengenai petunjuk umum dan petunjuk khusus dalam penggunaan buku panduan,
c) komponen pelaksanaan bimbingan kelompok mulai dari pre-test, pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok, pelaksanaan evaluasi dan post-test, alokasi waktu
dalam pemberian layanan bimbingan kelompok juga angket yang digunakan
dalam pelaksanaan pre-test dan post-test, hingga pedoman penskoran untuk
angket yang digunakan, d) RPL yang digunakan dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok.
D. UJI COBA AHLI
Uji coba ahli dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman untuk
menilai produk pengembangan. Data dari ahli materi panduan diperoleh dari
Arbin Janu S, S.Pd., M.Pd dan Nugraheni Warih Utami, M.Pd selaku dosen
Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang. Data dari uji ahli media
diperoleh dari Eka Pramono Adi, S.IP, M.Si dan Herlina Ike Oktaviani, S.Pd,
M.Pd selaku dosen Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Malang.
1. Penyajian Data Uji Ahli Materi
1) Data Kuantitatif
Validasi ahli media dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya
produk yang dikembangkan oleh peneliti. Data dari ahli materi diperoleh dari Ibu
Arbin Janu Setiyowati, S.Pd, M.Pd dan Ibu Nugraheni Warih Utami, M.Pd selaku
dosen Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Malang. Berikut
dipaparkan hasil uji ahli media terhadap panduan yang dikembangkan yaitu
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengu rangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Hasil penilaian uji materi dapat dilihat
pada lampiran tabel 5 di lampiran.
33

2) Data Kualitatif
Data kualitatif dari hasil uji materi ini diperoleh dari kolom kritik, saran
dan masukan. Data kualitatif hasil validasi uji materi Ibu Arbin Janu Setiyowati,
S.Pd, M.Pd dan Ibu Nugraheni Warih Utami, M.Pd selaku dosen Bimbingan dan
Konseling di Universitas Negeri Malang. Data kualitatif yang didapatkan dari ahli
materi dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1
Kritik, Saran dan Masukan Ahli Materi
Nama Subjek Validator Kritik, Saran dan Masukan
Arbin Janu Setiyowati, S.Pd, M.Pd 1. Kata eksperimen perlu dirubah
disesuaikan dengan konteks
pengembangan
Nugraheni Warih Utami, M.Pd 1. Melengkapi tahapan pelaksanaan
teknik-teknik bimbingan
kelompok yang digunakan
2. Menata bahasa agar mudah
dipahami oleh siswa SMP

3) Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Ahli Materi Bimbingan Dan Konseling
Berdasarkan data hasil uji media yang diperoleh pada tabel 4.3, diuraikan
data sebagai berikut:
1) Ketepatan langkah-langkah metode permainan simulasi memperoleh skor 4
dari ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
2) Ketepatan langkah-langkah metode problem solving memperoleh skor 4 dari
ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat
3) Ketepatan langkah-langkah metode diskusi kelompok memperoleh skor 4 dari
ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
4) Ketepatan sasaran pengguna buku panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan
ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
5) Materi yang disajikan mendukung pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
bagi konselor memperoleh skor 4 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
6) Ketepatan relevansi bahasa yang digunakan memperoleh skor 3 dari ahli 1
yang memiliki interpertasi tepat dan skor 4 dari ahli 2 yang memiliki
interpertasi sangat tepat.
7) Ketepatan peran konselor dan konseli memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpertasi sangat tepat.
34

8) Ketepatan petunjuk penggunaan panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan


ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
9) Ketepatan langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok pada RPLBK
memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat
tepat.
10) Ketepatan lembar evaluasi yang digunakan memperoleh skor skor 3 dari ahli 1
yang memiliki interpertasi tepat dan skor 4 dari ahli 2 yang memiliki
interpertasi sangat tepat.
11) Ketepatan struktur penyusunan buku panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1
dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
12) Ketepatan penggunaan metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan
kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP
memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat
tepat.
13) Kegunaan uraian peran konselor dan konseli memperoleh skor 4 dari ahli 1
dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat berguna.
14) Kegunaan uraian materi untuk mengurangi kecenderunngan menyontek siswa
SMP memperoleh skor 4 dari ahli 1 yang memiliki interpertasi sangat berguna
dan skor 3 dari ahli 2 yang memiliki interpertasi berguna.
15) Kegunaan langkah-langkah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang
memiliki interpertasi sangat berguna.
16) Kegunaan langkah-langkah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan
teknik problem solving memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang
memiliki interpertasi sangat berguna.
17) Kegunaan langkah—langkah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
dengan teknik diskusi kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpertasi sangat berguna.
18) Kegunaan lembar evaluasi yang digunakan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan
ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat berguna.
19) Kegunaan seluruh isi buku panduan untuk konselor memperoleh skor 4 dari
ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat berguna.
35

20) Kemudahan memahami isi panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpertasi sangat mudah.
21) Kemudahan dalam memahami langkah-langkah penerapan teknik permainan
simulasi dalam bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
22) Kemudahan dalam memahami langkah-langkah penerapan teknik problem
solving dalam bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
23) Kemudahan dalam memahami langkah-langkah penerapan teknik diskusi
kelompok dalam bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli
2 yang memiliki interpretasi sangat mudah.
24) Kemudahan memahami bahasa yang digunakan memperoleh skor 3 dari ahli 1
dan ahli 2 yang memiliki interpretasi mudah.
25) Kemudahan menggunakan panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
26) Kemudahan memahami isi RPLBK memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
27) Kemudahan memahami isi materi memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
28) Menggunakan istilah yang mudah dipahami memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan
ahli 2 yang memiliki interpretasi sangat mudah.
29) Kemenarikan isi materi untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
SMP memperoleh skor 4 dari ahli 1 yang memiliki interpretasi sangat menarik
dan skor 3 dari ahli 2 yang memiliki interpretasi menarik.
30) Kemenarikan buku panduan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dari ahli 1
yang memiliki interpretasi menarik dan skor 4 dari ahli 2 yang memiliki
interpretasi sangat menarik
31) Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan total persentase dari penilaian ahli 1 dan ahli
2 sebesar 97%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen layak dan valid
digunakan.
Berdasarkan hasil uji materi dari dua ahli materi dapat disimpulkan bahwa
panduan yang dikembangkan secara keseluruhan sangat tepat, sangat berguna,
36

sangat mudah, dan sangat menarik, sehingga memudahkan konselor untuk


menggunakannya.
2. Penyajian Data Uji Ahli Media
1) Data Kuantitatif
Validasi ahli media dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya
produk yang dikembangkan oleh peneliti. Untuk uji ahli media, peneliti memilih
Bapak Eka Pramono Adi, S.IP, M.Si dan Ibu Herlina Ike Oktaviani, S.Pd, M.Pd
selaku dosen Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Malang. Berikut
dipaparkan hasil uji ahli media terhadap panduan yang dikembangkan yaitu
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Hasil penilaian uji media dapat dilihat
pada lampiran tabel 6 di lampiran.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif dari hasil uji media ini diperoleh dari kolom kritik, saran
dan masukan. Data kualitatif hasil validasi uji media oleh Bapak Eka Pramono
Adi, S.IP, M.Si selaku dosen Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Malang.
Data kualitatif yang didapatkan dari ahli media dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Kritik, Saran dan Masukan Ahli Media
Nama Subjek Validator Kritik, Saran dan Masukan
Eka Pramono Adi, S.IP, M.Si 1. Secara umum sudah cukup baik.
2. Desain dan nuansa visual bisa
dioptimalkan lagi, bisa
berkolaborasi dengan desainer
grafis.

Herlina Ike Oktaviani, S.Pd, M.Pd Untuk cover dan halaman belakang
sudah bagus, namun untuk hal-hal
penting dalam buku panduan bisa
menggunakan layout yang lebih
menarik, misalnya judul diberi kotak
hiasan, menambah paragraf
penting sebagai clue penjelasan di satu
tema atau halaman
37

3) Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Ahli Media


Berdasarkan data hasil uji media yang diperoleh pada tabel 4.5, diuraikan
data sebagai berikut:
1) Ketepatan judul pada buku panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat tepat.
2) Ketepatan penampilan unsur tata letak pada desain cover secara harmonis
memiliki irama dan kesatuan serta konsiten memperoleh skor 4 dari ahli 1
yang memiliki interpretasi sangat tepat dan skor 3 ahli 2 yang memiliki
interpretasi tepat.
3) Ketepatan pemilihan warna pada buku panduan meperoleh skor 4 dari ahli 1
dan ahli 2 yang memiliki interpretasi sangat tepat.
4) Ketepatan ukuran dan jenis font yang digunakan dalam buku panduan
memperoleh skor 4 dari ahli 1 yang memiliki interpretasi sangat tepat dan skor
3 dari ahli 2 yang memiliki interpretasi tepat.
5) Kegunaan buku panduan untuk memberikan layanan bimbingan kelompok
memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpretasi sangat
berguna.
6) Kegunaan buku panduan untuk menambah pemahaman siswa mengenai
kecenderungan menyontek memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang
memiliki interpretasi sangat beguna.
7) Kegunaan panduan secara keseluruhan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli
2 yang memiliki interpretasi sangat beguna.
8) Kemudahan penggunaan buku panduan bagi konselor sekolah memperoleh
skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpretasi sangat mudah.
9) Kemudahan sistematika buku panduan dalam memberikan layanan bimbingan
kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpretasi
sangat mudah.
10) Panduan ini memudahkan konselor sekolah untuk memahami prosedur
bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi problem solving dan
diskusi kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki
interpretasi sangat mudah.
38

11) Kemenarikan tampilan buku panduan memperoleh skor 3 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi menarik.
12) Kemenarikan gambar dan warna pada buku panduan memperoleh skor 3 dari
ahli 1 yang memiliki interpretasi menarik dan skor 4 ahli 2 yang memiliki
interpretasi sangat menarik.
13) Kemenarikan buku panduan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dari ahli 1
dan ahli 2 yang memiliki interpretasi menarik.
14) Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan total persentase dari penilaian ahli 1 dan ahli
2 sebesar 93,2%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen layak dan valid
digunakan.
15) Berdasarkan hasil uji media dari dua ahli media dapat disimpulkan bahwa
panduan yang dikembangkan secara keseluruhan sangat tepat, sangat berguna,
sangat mudah, dan sangat menarik, sehingga memudahkan konselor untuk
menggunakannya.
E. REVISI PRODUK
Dari hasil uji ahli baik uji ahli terhadap materi produk maupun uji ahli media, ada
beberapa aspek yang perlu direvisi untuk menyempurnakan produk yang
dikembangkan. Berikut revisi yang dilakukan dari hasil uji ahli materi dan uji ahli
media.
1. Revisi Produk Hasil Uji Materi Bimbingan dan Konseling
Tabel 4.3
Revisi Produk Hasil Uji Materi Bimbingan dan Konseling
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Setiap pertemuan dilakukan dengan tiga Setiap pertemuan diberi teknik
teknik bimbingan kelompok yang bimbingan kelompok yang sama
berbeda
Judul bab 2 pada panduan adalah Judul bab 2 pada panduan menjadi
―petunjuk penggunaan panduan ―petunjuk penggunaan panduan‖
eksperimen‖
Isi bab 2 pada panduan beberapa masih Isi bab 2 yang mengandung kata
terdapat kata eksperimen eksperimen diganti menjadi layanan
bimbingan kelompo atau dihapus

2. Revisi Produk Hasil Uji Media


Ahli media memberikan penilaian bahwa produk sudah layak digunakan
tanpa revisi. Akan tetapi ahli media memberikan masukan berupa desain dan
39

nuansa visual cover bisa dioptimalkan lagi. Sehingga pengembang memutuskan


untuk merevisi sedikit cover yang digunakan dalam panduan.
Tabel 4.4
Revisi Produk Hasil Uji Media
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Keterangan: sebelum revisi cover depan kurang menarik, setelah revisi cover depan
diperbaiki.

Keterangan: sebelum revisi tabel-tabel yang berada di panduan tidak ada warnanya,
setelah revisi setiap tabel diberikan warna untuk memperindah panduan.

F. UJI COBA LAPANGAN


Data dari hasil uji pengguna produk didapatkan dari Nahla Nurafni
Oktavia, S.Pd selaku konselor sekolah di SMP Brawijaya Smart School.
1. Penyajian Data Uji Coba Pengguna Produk
1) Data Kuantitatif
Berikut dipaparkan hasil uji pengguna yang dilakukan di SMP Brawijaya
Smart School terhadap pengembangan panduan pelaksanaan layanan bimbingan
40

kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP. Uji


pengguna dilakukan kepada dua orang konselor yaitu Ibu Nahla Nurafni O, S.Pd.
dan Ibu Diah Ulfatus S, S.Pd. selaku guru BK di SMP Brawijaya Smart School.
Hasil penilaian oleh uji calon pengguna produk dapat dilihat pada lampiran tabel 7
di lampiran.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif dari hasil uji pengguna produk ini diperoleh dari kolom
kritik, saran dan masukan. Data kualitatif hasil uji pengguna produk oleh Ibu
Nahla Nurafni O, S.Pd. dan Ibu Diah Ulfatus S, S.Pd. selaku guru BK di SMP
Brawijaya Smart School. Data kualitatif yang didapatkan dari uji pengguna
produk dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.5
Kritik, Saran, dan Masukan Uji Pengguna Produk
Nama Subjek Validator Kritik, Saran dan Masukan
Nahla Nurafni O, S.Pd. 1. Untuk evaluasi bisa digunakan
rubrik yang lebih sederhana
2. Design dan petunjuk pelaksanaan
sudah cukup jelas serta mudah
digunakan

Diah Ulfatus S, S.Pd. 1. Topik yang diberikan sudah bagus,


layanan yang diberikan kepada
peserta didik sudah menarik

3) Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Calon Pengguna Produk


Berdasarkan data hasil uji calon pengguna produk yang diperoleh pada
tabel 4.7, diuraikan data sebagai berikut:
1) Ketepatan antara judul dengan isi materi di dalam panduan memperoleh skor 4
dari pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat tepat dan skor 3 dari
pengguna 2 yang memiliki interpretasi tepat.
2) Ketepatan sasaran pengguna buku panduan memperoleh skor 4 dari pengguna
1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi sangat tepat
3) Ketepatan relevansi bahasa yang digunakan memperoleh skor 4 dari pengguna
1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi sangat tepat
41

4) Ketepatan peran konselor dan konseli memperoleh skor 4 dari pengguna 1


yang memiliki interpretasi sangat tepat dan skor 3 dari pengguna 2 yang
memiliki interpretasi tepat.
5) Ketepatan langkah-langkah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dala
RPLBK memperoleh skor 4 dari pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat
tepat dan skor 3 dari pengguna 2 yang memiliki interpretasi tepat.
6) Ketepatan lembar evaluasi yang digunakan memperoleh skor 3 dari pengguna
1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi tepat.
7) Ketepatan struktur penyusunan buku panduan memperoleh skor 3 dari
pengguna 1 yang memiliki interpretasi tepat dan skor 4 dari pengguna 2 yang
memiliki interpretasi sangat tepat.
8) Ketepatan pemilihan warna pada buku panduan memperoleh skor 4 dari
pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi sangat tepat
9) Ketepatan ukuran dan jenis font yang digunakan dalam buku panduan
memperoleh skor 4 dari pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki
interpretasi sangat tepat.
10) Ketepatan panduan dengan kondisi di lapangan memperoleh skor 4 dari
pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi sangat tepat.
11) Ketepatan panduan untuk menurunkan kecenderungan menyontek siswa SMP
memperoleh skor 4 dari pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat tepat
dan skor 3 dari pengguna 2 yang memiliki interpretasi tepat.
12) Kegunaan uraian peran konselor dan konseli memperoleh skor 3 dari
pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi berguna.
13) Kegunaan deskripsi media dan alat yang digunakan memperoleh skor 3 dari
pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi berguna.
14) Kegunaan uraian materi untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
SMP memperoleh skor 4 dari pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki
interpretasi sangat berguna.
15) Kegunaan RPLBK didalam buku panduan untuk pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari pengguna 1 dan pengguna 2
yang memiliki interpretasi sangat berguna.
42

16) Kegunaan lembar evaluasi memperoleh skor 4 dari pengguna 1 yang memiliki
interpretasi sangat berguna dan skor 3 dari pengguna 2 yang memiliki
interpretasi berguna.
17) Kegunaan buku panduan secara keseluruhan bagi konselor sekolah
memperoleh skor 4 dari pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat berguna
dan skor 3 dari pengguna 2 yang memiliki interpretasi berguna.
18) Kemudahan memahami buku panduan memperoleh skor 4 dari pengguna 1
yang memiliki interpretasi sangat mudah dan skor 3 dari pengguna 2 yang
memiliki interpretasi mudah.
19) Kemudahan memahami petunjuk penggunaan memperoleh skor 4 dari
pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat mudah dan skor 3 dari
pengguna 2 yang memiliki interpretasi mudah.
20) Kemudahan memahami isi materi memperoleh skor 4 dari pengguna 1 yang
memiliki interpretasi sangat mudah dan skor 3 dari pengguna 2 yang memiliki
interpretasi mudah.
21) Kemudahan penggunaan lembar evaluasi memperoleh skor 3 dari pengguna 1
yang memiliki interpretasi mudah dan skor 4 dari pengguna 2 yang memiliki
interpretasi sangat mudah.
22) Panduan ini dapat memberikan kemudahan dalam memberikan layanan
bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari pengguna 1 dan pengguna 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
23) Kemenarikan buku panduan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dari
pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi menarik.
24) Kemenarikan tampilan buku panduan memperoleh skor 3 dari pengguna 1 dan
pengguna 2 yang memiliki interpretasi menarik.
25) Kemenarikan gambar dan warna pada buku panduan memperoleh skor 4 dari
pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat menarik dan skor 3 dari
pengguna 2 yang memiliki interpretasi menarik.
26) Kemenarikan buku panduan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dari
pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi menarik.
43

16) Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan total persentase dari penilaian ahli 1 dan ahli
2 sebesar 86,5%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen layak dan valid
digunakan.
17) Berdasarkan hasil uji calon pengguna dari kedua konselor sekolah dapat
disimpulkan bahwa panduan yang dikembangkan secara keseluruhan sangat
tepat, sangat berguna, sangat mudah, dan sangat menarik, sehingga
memudahkan konselor untuk menggunakannya.

G. REVISI PRODUK
Tabel 4.6
Revisi Produk Hasil Uji Calon Pengguna
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Keterangan: sebelum revisi lembar evaluasi proses bentuk penilaian berbentuk


penilaian dengan skor 1-3. Setelah revisi lembar evaluasi proses dibuat lebih
sederhana dengan bentuk penilaian iya-tidak.
BAB V
KAJIAN TERHADAP PRODUK YANG TELAH DIREVISI
A. KAJIAN TERHADAP PRODUK YANG TELAH DIREVISI
Produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini
berupa panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Penelitian dan pengembangan ini
bertujuan untuk menghasilkan panduan untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP sebagai pedoman konselor sekolah dalam melakukan
layanan bimbingan kelompok yang baik.
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan mengadaptasi model
pengembangan Borg dan Gall yang sudah dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah (1)
pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba
ahli, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk. Setelah tahap
revisi produk menghasilkan produk akhir berupa menghasilkan panduan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP.
Isi panduan terdiri dari empat bagian yaitu (1) pendahuluan, (2) petunjuk
penggunaan panduan, (3) petunjuk kegiatan panduan, (4) prosedur pelaksanaan
panduan. Materi yang dibahas didalam panduan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yaitu
mengenai kecenderungan menyontek siswa berupa hubungan belajar dengan
menyontek, bentuk-bentuk menyontek, dampak menyontek, pengertian
menyontek, penyebab siswa menyontek.
Dalam proses pengembangan produk berupa panduan panduan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP melalui tiga uji validasi terhadap kelayakan dan
keberterimaan produk yang dibuat dari aspek penilaian ketepatan, kegunaan,
kemenarikan, dan kemudahan produk. Pelaksanaan uji validasi oleh ahli dan uji
coba pengguna sangat penting dalam proses penelitian dan pengembangan, hal ini
sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2016) yang mengatakan bahwa uji validasi
oleh ahli sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelayakan konsep dasar atau

44
45

teori yang mendasari penelitian dan uji coba pengguna digunakan untuk
mengetahui kelayakan secara praktis.
Ahli materi bimbingan dan konseling, ahli media,dan calon pengguna
produk memberikan penilaian yang baik terhadap produk yang dikembangkan
dalam penelitian dan pengembangan ini. Aspek penilaian dalam penilaian dan
validasi produk oleh ahli materi, ahli media dan calon pengguna produk mecakup
aspek keberterimaan produk yaitu aspek ketepatan, aspek kegunaan, aspek
kemudahan, dan aspek kemenarikan. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi,
ahli media, dan calon pengguna produk, panduan yang dikembangan sangat layak
digunakan untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP. Hal ini
dikarenakan produk yang dikembangkan telah teruji secara teoritis maupun
praktis.
Penilaian ahli materi bimbingan dan konseling dilakukan oleh dua dosen
ahli materi bimbingan konseling yang berasal dari dosen Bimbingan dan
Konseling Universitas Negeri Malang Penilaian dari ahli materi bimbingan dan
konseling mendapatkan hasil sangat layak digunakan. Aspek yang menjadi
penilaian dari ahli materi bimbingan dan konseling adalah aspek keberterimaan
produk yaitu aspek ketepatan, aspek kegunaan, aspek kemudahan, dan aspek
kemenarikan. Penilaian dari ahli materi bimbingan dan konseling mendapat hasil
sangat layak digunakan karena dalam penyusunan produk berupa panduan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, peneliti menyusun berdasarkan
karakteristik dan kebutuhan siswa akan panduan. Peneliti menggunakan tiga
teknik didalam panduan yang menuntut siswa aktif dalam pelaksanaan bimbingan
kelompok dan dapat membangkitkan minat siswa dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok yang bertujuan untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa. Ketiga teknik yang digunakan didalam bimbingan kelompok
adalah permainan simulasi, problem solving¸dan diskusi kelompok. Hal ini sejalan
dengan pendapat dari Romlah (2018) tujuan dari teknik permainan simulasi
adalah membangkitkan minat dan perhatian anak untuk menanamkan konsep.
Kemudian teknik problem solving sendiri menurut Hamiyah dan Jauharm (2014)
merupakan suatu teknik yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh peserta didik. Selain itu
46

yang paling penting adalah teknik diskusi kelompok yang menurut Romlah (2018)
merupakan inti dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
Pemilihan ketiga teknik yang berada di panduan didasarkan pada
karakteristik dari subjek penelitian ini. Subjek penelitian ini merupakan siswa
SMP, dan karakteristik siswa SMP menurut Piaget (Slavin,2006) inteletual anak
pada usia 11-15 tahun adalah pada tahap operasional formal. Pada tahap ini
kondisi berpikir anak adalah bekerja secara efektif dan inovatif, menganalisis
secara kombinasi, berpikir secara proporsional, dan menarik generalisasi secara
mendasar pada suatu macam isi. Sehingga ketika siswa usia SMP diberikan
layanan dengan teknik yang tidak merangsang siswa untuk berpikir efektif dan
inovatif, maka siswa akan cenderung tidak mengikuti layanan yang diberikan.
Penilaian dari ahli media mendapatkan skor persentase penilaian secara
keseluruhan 93,2% yang memiliki interpretasi sangat layak digunakan tanpa
revisi. Walaupun hasil penilaian dari ahli media yang memiliki interpretasi sangat
layak digunakan tanpa revisi, akan tetapi ada beberapa masukan yang membangun
dari ahli media sehingga peneliti melakukan beberapa revisi berdasarkan masukan
dari ahli media. Hasil penilaian dari ahli media mendapatkan penilaian sangat
layak karena didalam panduan tampilan huruf dan langkah-langkah yang
digunakan sangat jelas dan memudahkan konselor untuk memberikan layanan
bimbingan kelompok. Ahli media yang memberikan penilaian adalah 2 ahli media
yang berasal dari dosen jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang
yang berpengalaman di bidang media.
Penilaian dari calon pengguna produk dilakukan oleh dua orang guru BK
di SMP Brawijaya Smart School. Hasil penilaian dari kedua calon pengguna
produk adalah sangat layak digunakan . Penilaian dari kedua calon pengguna
produk mendapatkan hasil sangat layak digunakan karena panduan yang
dikembangkan dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa dan disusun dengan
pendekatan perkembangan. Hal ini sejalan dengan standar kompetensi profesional
konselor yaitu dalam merancang progam bimbingan dan konseling harus
menganalisis kebutuhan siswa dan menyusunnya berdasarakan kebutuhan siswa
secara komprehensif dengan pendekatan pengembangan (ABKIN, 2005).
Peneliti melakukan revisi sesuai dengan saran dan masukan oleh ahli instrumen,
47

ahli materi, ahli media, dan calon pengguna produk. Hasil dari revisi adalah
produk akhir penelitian dan pengembangan in yaitu ―Panduan Pelaksanaan
Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Mengurangi Kecenderungan
Menyontek Siswa SMP‖. Produk ini diharapkan dapat membantu konselor dalam
memberikan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan ―Panduan Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Mengurangi Kecenderungan Menyontek
Siswa SMP‖ yang memiliki tingkat keberterimaan yang tinggi. Penelitian Adapun
secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan karena tingkat pemahaman siswa
SMP Brawijaya Smart School mengenai kecenderungan menyontek tidak
begitu tinggi dan tingkat menyontek mereka tinggi. Kemudian guru BK di
SMP Brawijaya Smart School juga belum pernah memberikan layanan
bimbingan dan konseling untuk mengurangi kecenderungan menyonte para
siswa.
2. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan ―Panduan
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Mengurangi
Kecenderungan Menyontek Siswa SMP‖
3. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini mengadaptasi dari
langkah pengembangan Borg dan Gall hingga langkah ke tujuh.langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut (1) pengumpulan data, (2)
perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba ahli, (5) revisi, (6)
uji coba lapangan, (7) revisi.
4. Berdasarkan hasil validasi dari ahli materi, uji media, dan uji coba calon
pengguna produk didapatkan hasil bahwa produk sangat layak digunakan
dengan aspek penilaian dalam penilaian dan validasi produk oleh ahli materi,
ahli media dan calon pengguna produk mecakup aspek keberterimaan produk
yaitu aspek ketepatan, aspek kegunaan, aspek kemudahan, dan aspek
kemenarikan.
Berdasarkan yang sudah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa buku
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang dikembangkan sangat
layak digunakan untuk memberikan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP. Dengan demikian konselor
sekolah dapat menggunakan panduan ini untuk membantu mengurangi

48
49

kecenderungan menyontek siswa SMP.


B. SARAN
Diharapkan produk yang dikembangkan berupa panduan pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
SMP Brawijaya Smart School dapat dimanfaatkan dengan maksimal, berikut
beberapa saran terkait beberapa saran yang berhubungan dengan produk yang
dikembangkan.
1. Konselor
Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok, konselor disarankan
untuk mempelajari materi dan memahami prosedur pelaksanaan sesuai dengan
RPLBK yang terlampir di dalam panduan agar konselor dapat memberikan
layanan bimbingan kelompok dengan maksimal dan dapat membantu mengurangi
kecenderungan menyontek siswa.
2. Peneliti Selanjutnya
Produk yang dikembangkan berupa panduan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP
Brawijaya Smart School dapat dikembangkan lebih baik lagi oleh peneliti
selanjutnya untuk menguji keefektifan panduan ini. Peneliti selanjutnya juga dapat
mengembangkan produk untuk mengurangi kecenderungan menyontek di sekolah
lain yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan SMP Brawijaya Smart
School.
50

DAFTAR RUJUKAN
ABKIN. 2005. Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: Pengurus
Besar ABKIN
Arikunto.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka
Cipta
Aryanti, Zussy. 2015. Mengapa Menyontek?. Lampung: AURA Publishing
Borg, Walter.R, dan Meredith D. Gall. 1983. Educational Reserach an
Introducing. New York dan London: Longman Inc
Djamarah, Saiful Bahri.2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Faisal, Sanapiah. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha
Nasional
Febriyanti, Nurlaili. 2017. Pengembangan Permainan Simulasi Untuk
Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta Didik Di SMA. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FIP UM
Halida, Rizka. 2007. Mayoritas Siswa-Mahasiswa Menyontek. Litbang Media
Group. Dari
http://www.sampoernafoundation.org/content/view/699/48/lang,id/
Hamiyah,Nur dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi BelajarMengajar Dikelas.
Jakarta, Prestasi Pustakarya
Hartanto, Dody. 2012. Bimbingan & Konseling: Mengungkap Akar Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Indeks
Kustiwi, Noorbella. 2014. Motivasi dan Perilaku Plagiat di Kalangan Siswa SMA:
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Plagiat dan Motivasi Siswa Dalam
Melakukan Tindak Plagiat di Kalangan Siswa SMA Cita Hati
Surabaya. Jurnal Universitas Airlangga, 3 (2) 569-587. Dari
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-lna5b248c070full.pdf
Marzuki, Saleh. 2009. Permainan Simulasi di Indonesia. Malang: FIP UM
Nasution, S. 2016. Metode Research (Penelitian Ilmiah) Usul tesis-Desain
Penelitian- Hipotesis Validitas- Sampling- Populasi- Observasi-
Wawancara-Angket. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Prayitno dan Emran.2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
51

Priaswandy, Ginanjar M. 2015. Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Perilaku


Menyontek Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Pleret Bantul
Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FIP UNY
Romlah, Tatiek.2018. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Penerbit
Universitas Negeri Malang.
Schmelkin, L.P,dkk. 2008. Multidimensional Scaling of college Students’
perceptions of Academic Dishonesty. Journal of Higher Education, 79
(5).
Santoso, D. B. 2013.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Malang: Universitas
Negeri Malang.
Slavin, Robert. E. 2006. Educational Psychology:Theory and Practice (8th ed).
Boston: Pearson Education
Suigiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono.2016. Metode Penelitian &Pengembangan Research and Development
untuk Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial,Teknik. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata Nana Syaodih.2009. Metode Penelitin Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sulistyowati, Anis N.L. 2015. Layanan Bimbingan Kelompok untuk
Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam. 10 (2) 416. Dari
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/download/8
01/769
Tempo, 14 Juni 2017. Mendikbud: Penguatan Karakter Menjadi Dasar Reformasi
Sekolah, hlm 1. (https://nasional.tempo.co/read/884427/ mendikbud-
penguatan-karakter-jadi-dasar-reformasi-sekolah)
Tribuntravel, 15 Juli 2017. Fakta Mesi- Jangan Mencontek di Negara Piramida!
Bila Ketahuan, Inilah Hukuman Berat yang Akan Diterima, hlm 1.
(http://travel.tribunnews.com/2017/07/15/fakta-mesir-jangan-
52

mencontek-di-negara-piramida-bila-ketahuan-inilah-hukuman-berat-
yang-diterima)
Warsiyah. 2015. Menyontek, Prokrastinasi& Keimanan. Daerah Istimewa
Yogyakarta: Trussmedia Grafika
53

LAMPIRAN
54

LAMPIRAN 1:
SURAT PERMOHONAN
UJI AHLI
55
56
57
58
59
60

LAMPIRAN 2:
SURAT KETERANGAN
SELESAI PENELITIAN
61
62

LAMPIRAN 3:
HASIL UJI AHLI
ANGKET
63
64
65
66
67
68
69

A. Pengantar

Penelitian ini bertujuan mengembangkan media panduan layanan


bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa di SMP
Brawijaya Smart School. Pengembangan media panduan layanan bimbingan
kelompok ini diharapkan nantinya akan menghasilkan panduan layanan
bimbingan kelompok sebagai media yang dapat digunakan secara mandiri oleh
konselor sekolah untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa.
Didalam panduan layanan bimbingan kelompok yang dikembangkan,
terdapat instrumen angket untuk mengukur efektivitas dari penggunaan panduan
terhadap penurunan kecenderungan menyontek siswa. Instrumen yang digunakan
diadaptasi dari angket yang dikembangkan oleh Priaswandy (2015). Dilampirkan
pula kisi-kisi dari instrumen angket yang saya gunakan dan juga definisi
operasional dari variabel yang saya gunakan.
Pada kesempatan kali ini saya mohon Bapak/Ibu untuk memberikan
penilaian/ evaluasi terhadap instrumen angket yang akan saya gunakan didalam
panduan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa di SMP. Hasil dari penilaian ataupun evaluasi yang diberikan
oleh Bapak/Ibu akan saya gunakan untuk merevisi instrumen angket yang saya
gunakan dalam panduan agar lebih efektif, efisien dan valid.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/ibu untuk memberikan penilaian dan evaluasi
terhadap instrumen angket ini saya ucapkan terimakasih.
B. Identitas
Nama : Indriyana Rachmawati
Pekerjaan : Dosen BK
Pendidikan : S3 BK
Bidang Keahlian : Bimbingan
Hari/Tanggal Penilaian : Rabu, 9 September 2020
C. Petunjuk Pengisian
1. Isilah jawaban dengan menggunakan tanda check list(✓) pada setiap kolom
penilaian yang tersedia sesuai pendapat Bapak/Ibu.
Keterangan:
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
70

2. Tulislah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pendapat Bapak/Ibu
71

A. Definisi Operasional

1. Layanan bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang


ditujukan untuk memberi bantuan kepada siswa dalam setting
kelompok. Teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dalam penelitian ini menggunakan teknik
permainan simulasi, problem solving, dan diskusi kelompok.
2. Kecenderungan menyontek merupakan perilaku tidak jujur yang
dilakukan oleh siswa untuk mendapatkan nilai yang bagus dengan
cara-cara yang curang. Perilaku menyontek ini ditunjukkan dengan
mencatat jawaban sewaktu tes, mencontoh jawaban siswa lain,
memberikan jawaban yang telah selesai pada teman, dan mengelak
dari aturan-aturan. Kecenderungan menyontek ini diukur dengan
angket perilaku menyontek yang dikembangkan oleh Priaswandy
(2015). Semakin tinggi skor angket perilaku menyontek, maka
semakin tinggi perilaku menyontek siswa

Catatan dari Ahli yang di Garis Bawahi dan di Bold


Nilai yang bagus ini tolok ukurnya apa? Kriteria ketuntasan minimal atau skor
tertentu
72
73
74
75
76
77

LEMBAR PENILAIAN VALIDASI KUESIONER

Penilaian dilakukan untuk memperoleh data tentang kesesuaian indikator


dengan variabel, dan kesesuaian antara pernyataan dengan indikator.
A. Kesesuaian Antara Indikator denganVariabel Ukur

No. Aspek Penilaian S KS TS

1 Indikator 1.1 dengan variabel v

2 Indikator 1.2 dengan variabel v

3 Indikator 1.3 dengan variabel v

4 Indikator 1.4 dengan variabel v

B. Kesesuaian Antara Deskriptor denganIndikator


No. Aspek yang Dinilai S KS TS

1 Deskriptor 1.1.1 dengan indikator 1.1 v

2 Deskriptor 1.2.1 dengan indikator 1.2 v

3 Deskriptor 1.3.1 dengan indikator 1.3 v

4 Deskriptor 1.4.1 dengan indikator 1.4 v

C. Kesesuaian Antara Pernyataan denganDeskriptor

No. Aspek Penilaian S KS TS

1 Pernyataan 1.1.1.1 dengan indikator 1.1.1 V

2 Pernyataan 1.1.1.2 dengan deskriptor 1.1.1 V

3 Pernyataan 1.1.1.3 dengan deskriptor 1.1.1 V

4 Pernyataan 1.1.1.4 dengan deskriptor 1.1.1 V

5 Pernyataan 1.1.1.5 dengan deskriptor 1.1.1 V

6 Pernyataan 1.1.1.6 dengan deskriptor 1.1.1 V

7 Pernyataan 1.1.1.7 dengan deskriptor 1.1.1 V


78

8 Pernyataan 1.1.1.8 dengan deskriptor 1.1.1 V

9 Pernyataan 1.1.1.9 dengan deskriptor 1.1.1 V

10 Pernyataan 1.1.1.10 dengan deskriptor 1.1.1 V

11 Pernyataan 1.2.1 .1dengan deskriptor 1.2.1 V

12 Pernyataan 1.2.1.2 dengan indikator 1.2.1 V

13 Pernyataan 1.2.1.3 dengan indikator 1.2.1 V

14 Pernyataan 1.2.1.4 dengan indikator 1.2.1 V

15 Pernyataan 1.2.1.5 dengan indikator 1.2.1 V

16 Pernyataan 1.2.1.6 dengan indikator 1.2.1 V

17 Pernyataan 1.2.1.7 dengan indikator 1.2.1 V

18 Pernyataan 1.2.1.8 dengan indikator 1.2.1 V

19 Pernyataan 1.2.1.9 dengan indikator 1.2.1 V

20 Pernyataan 1.2.1.10 dengan indikator 1.2.1 V

21 Pernyataan 1.3.1.1dengan indikator 1.3.1 V

22 Pernyataan 1.3.1.2 dengan indikator 1.3.1 V

23 Pernyataan 1.3.1.3 dengan indikator 1.3.1 V

24 Pernyataan 1.3.1.4 dengan indikator 1.3.1 V

25 Pernyataan 1.3.1.5 dengan indikator 1.3.1 V

26 Pernyataan 1.3.1.6 dengan indikator 1.3.1 V

27 Pernyataan 1.3.1.7dengan indikator 1.3.1 V

28 Pernyataan 1.3.1.8 dengan indikator 1.3.1 V

29 Pernyataan 1.3.1.9 dengan indikator 1.3.1 V

30 Pernyataan 1.3.1.10 dengan indikator 1.3.1 V

31 Pernyataan 1.4.1.1 dengan indikator 1.4.1 V

32 Pernyataan 1.4.1.2 dengan indikator 1.4.1 V

33 Pernyataan 1.4.1.3 dengan indikator 1.4.1 V

34 Pernyataan 1.4.1.4 dengan indikator 1.4.1 V


79

35 Pernyataan 1.4.1.5 dengan indikator 1.4.1 V

36 Pernyataan 1.4.1.6 dengan indikator 1.4.1 V

37 Pernyataan 1.4.1.7 dengan indikator 1.4.1 V

38 Pernyataan 1.4.1.8 dengan indikator 1.4.1 V

39 Pernyataan 1.4.1.9 dengan indikator 1.4.1 V

Kritik, Saran dan Masukan

Semangat belajar dan sukses selalu

Malang,
Validator Angket

Indriyana Rachmawati
NIP. 6100201829407
80

LAMPIRAN 4:
HASIL UJI AHLI
MATERI
81
82
83
84
85
86
87
88
89

LAMPIRAN 5:
HASIL UJI AHLI
MEDIA
90

INSTRUMEN UJI AHLI MEDIA TERHADAP PRODUK PANDUAN


PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK
MENGURANGI KECENDERUNGAN MENYONTEK SISWA SMP
A. Identitas
Nama : Eka Pramono Adi
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2
Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan
Hari/Tanggal Penilaian : 17 September 2020
B. Pengantar
Penelitian ini bertujuan mengembangkan media panduan layanan
bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa di SMP
Brawijaya Smart School. Pengembangan media panduan layanan bimbingan
kelompok ini diharapkan nantinya akan menghasilkan panduan layanan
bimbingan kelompok sebagai media yang dapat digunakan secara mandiri oleh
konselor sekolah untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa.
Pada kesempatan kali ini saya mohon Bapak/Ibu untuk memberikan
penilaian/ evaluasi terhadap panduan telah saya buat. Hasil dari penilaian ataupun
evaluasi yang diberikan oleh Bapak/Ibu akan saya gunakan untuk merevisi
instrumen angket yang saya gunakan dalam panduan agar lebih efektif, efisien dan
valid. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/ibu untuk memberikan penilaian dan
evaluasi terhadap instrumen angket ini saya ucapkan terimakasih.
C. Petunjuk Pengisian
1. Isilah jawaban dengan menggunakan tanda check list (✓) pada setiap kolom
penilaian yang tersedia sesuai pendapat Bapak/Ibu.
Keterangan:
1 = Tidak Tepat/ Tidak Berguna/ Tidak Mudah/ Tidak Menarik
2 = Kurang Tepat/ Kurang Berguna/ Kurang Mudah/ Kurang Menarik
3 = Tepat/ Berguna/ Mudah/ Menarik
4 = Sangat Tepat/ Sangat Berguna/ Sangat Mudah/ Sangat Menarik
2. Jika terdapat kritik, saran dan masukan yang ingin Bpak/Ibu sampaikan terkait
produk ini, silahkan disampaikan pada kolom yang telah disediakan
91

No. Aspek yang Butir Penilaian Penilaian


Dinilai
1 2 3 4
1. Aspek Ketepatan judul pada buku panduan
Ketepatan
Ketepatan penampilan unsur tata
letak pada desain cover secara
harmonis memiliki irama dan
kesatuan serta konsiten
Ketepatan pemilihan warna pada
buku panduan
Ketepatan ukuran dan jenis font
yang digunakan dalam buku
panduan
2. Aspek Kegunaan buku panduan untuk
Kegunaan memberikan layanan bimbingan
kelompok
Kegunaan buku panduan untuk
menambah pemahaman siswa
mengenai kecenderungan menyontek
Kegunaan panduan secara
keseluruhan
3. Aspek Kemudahan penggunaan buku
Kemudahan panduan bagi konselor sekolah
Kemudahan sistematika buku
panduan dalama memberikan
layanan bimbingan kelompok
Panduan ini memudahkan konselor
sekolah untuk memahami prosedur
bimbingan kelompok dengan teknik
permainan simulasi problem solving,
dan diskusi kelompok.
4. Aspek Kemenarikan tampilan buku
Kemenarikan panduan
Kemenarikan gambar dan warna
pada buku panduan
Kemenarikan buku panduan secara
keseluruhan
92

KRITIK, SARAN DAN MASUKAN

Secara umum sudah cukup baik.


Desain dan nuansa visual bisa dioptimalkan lagi, bisa berkolaborasi dengan
desainer grafis.

D. Kesimpulan 
Panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengungurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP Brawijaya Smart School ini dinyatakan *)
1. Layak digunakan dilapangan tanpa revisi
2. Layak digunakan dilapangan dengan revisi
3. Tidak layak digunakan dilapangan
*) beri tanda check list (✓) pada salah satu pilihan

Malang, 17-09-2020
Validator Ahli Media

Eka Pramono Adi, SIP, M.Si


NIP. 196811051995121001
93

INSTRUMEN UJI AHLI MEDIA TERHADAP PRODUK PANDUAN


PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK
MENGURANGI KECENDERUNGAN MENYONTEK SISWA SMP
A. Identitas

Nama : Herlina Ike Oktaviani, M.Pd


Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2
Bidang Keahlian : Fasilitas Pembelajaran
Hari/Tanggal Penilaian : Selasa/13/10/20
B. Pengantar

Penelitian ini bertujuan mengembangkan media panduan layanan


bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa di SMP
Brawijaya Smart School. Pengembangan media panduan layanan bimbingan
kelompok ini diharapkan nantinya akan menghasilkan panduan layanan
bimbingan kelompok sebagai media yang dapat digunakan secara mandiri oleh
konselor sekolah untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa.
Pada kesempatan kali ini saya mohon Bapak/Ibu untuk memberikan
penilaian/ evaluasi terhadap panduan telah saya buat. Hasil dari penilaian ataupun
evaluasi yang diberikan oleh Bapak/Ibu akan saya gunakan untuk merevisi
instrumen angket yang saya gunakan dalam panduan agar lebih efektif, efisien dan
valid. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/ibu untuk memberikan penilaian dan
evaluasi terhadap instrumen angket ini saya ucapkan terimakasih.
C. Petunjuk Pengisian
1. Isilah jawaban dengan menggunakan tanda check list (✓) pada setiap kolom
penilaian yang tersedia sesuai pendapat Bapak/Ibu.
Keterangan:
1 = Tidak Tepat/ Tidak Berguna/ Tidak Mudah/ Tidak Menarik
2 = Kurang Tepat/ Kurang Berguna/ Kurang Mudah/ Kurang Menarik
3 = Tepat/ Berguna/ Mudah/ Menarik
5 = Sangat Tepat/ Sangat Berguna/ Sangat Mudah/ Sangat Menarik
2. Jika terdapat kritik, saran dan masukan yang ingin Bpak/Ibu sampaikan terkait
produk ini, silahkan disampaikan pada kolom yang telah disediakan
94

No. Aspek yang Butir Penilaian Penilaian


Dinilai
1 2 3 4
1. Aspek Ketepatan judul pada buku panduan v
Ketepatan
Ketepatan penampilan unsur tata v
letak pada desain cover secara
harmonis memiliki irama dan
kesatuan serta konsiten
Ketepatan pemilihan warna pada v
buku panduan
Ketepatan ukuran dan jenis font v
yang digunakan dalam buku
panduan
2. Aspek Kegunaan buku panduan untuk v
Kegunaan memberikan layanan bimbingan
kelompok
Kegunaan buku panduan untuk v
menambah pemahaman siswa
mengenai kecenderungan menyontek
Kegunaan panduan secara v
keseluruhan
E. Aspek Kemudahan penggunaan buku v
Kemudahan panduan bagi konselor sekolah
Kemudahan sistematika buku v
panduan dalama memberikan
layanan bimbingan kelompok
Panduan ini memudahkan konselor v
sekolah untuk memahami prosedur
bimbingan kelompok dengan teknik
permainan simulasi problem solving,
dan diskusi kelompok.
F. Aspek Kemenarikan tampilan buku v
Kemenarikan panduan
Kemenarikan gambar dan warna v
pada buku panduan
Kemenarikan buku panduan secara v
keseluruhan
95

KRITIK, SARAN DAN MASUKAN

Untuk cover dan halaman belakang sudah bagus..namun untuk hal-hal


penting dalam buku panduan bisa menggunakan layout yang lebih
Menarik, misalnya judul diberi kotak hiasan, menambah paragraf
penting sebagai clue penjelasan di satu tema atau halaman

b Kesimpulan 
Panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengungurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP Brawijaya Smart School ini dinyatakan *)
4. Layak digunakan dilapangan tanpa revisi
5. Layak digunakan dilapangan dengan revisi
6. Tidak layak digunakan dilapangan
*) beri tanda check list (✓) pada salah satu pilihan

Malang,
Validator Ahli Media

Herlina Ike Oktaviani, M.Pd


NIP. 198910052019032031
96

LAMPIRAN 6:
HASIL UJI CALON
PENGGUNA PRODUK
97
98
99
100
101
102
103
104
105

LAMPIRAN
TABEL
106

LAMPIRAN
TABEL 1:
INSTRUMEN
VALIDASI AHLI
ANGKET
107

No. Aspek Butir penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3
1 Kesesuaian Indikator 1.1 dengan
variabel
antara
Indikator 1.2 dengan
indikator variabel
dengan Indikator 1.3 dengan
variabel
variabel ukur Indikator 1.4 dengan
variabel
1. Kesesuaian Deskriptor 1.1.1
dengan indikator 1.1
antara
Deskriptor 1.2.1
deskriptor dengan indikator 1.2
Deskriptor 1.3.1
dengan
dengan indikator 1.3
indikator Deskriptor 1.4.1
dengan indikator 1.4
2. Kesesuaian Pernyataan 1.1.1.1
dengan indikator
antara
1.1.1
pernyataan Pernyataan 1.1.1.2
dengan dengan deskriptor
1.1.1
deskriptor Pernyataan 1.1.1.3
dengan deskriptor
1.1.1
Pernyataan 1.1.1.4
dengan deskriptor
1.1.1
Pernyataan 1.1.1.5
dengan deskriptor
1.1.1
Pernyataan 1.1.1.6
dengan deskriptor
1.1.1
Pernyataan 1.1.1.7
dengan deskriptor
1.1.1
Pernyataan 1.1.1.8
dengan deskriptor
108

No. Aspek Butir penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3
1.1.1
Pernyataan 1.1.1.9
dengan deskriptor
1.1.1
Pernyataan
1.1.1.10 dengan
deskriptor 1.1.1
Pernyataan 1.2.1
.1dengan deskriptor
1.2.1
Pernyataan 1.2.1.2
dengan indikator
1.2.1
Pernyataan 1.2.1.3
dengan indikator
1.2.1
Pernyataan 1.2.1.4
dengan indikator
1.2.1
Pernyataan 1.2.1.5
dengan indikator
1.2.1
Pernyataan 1.2.1.6
dengan indikator
1.2.1
Pernyataan 1.2.1.7
dengan indikator
1.2.1
Pernyataan 1.2.1.8
dengan indikator
1.2.1
Pernyataan 1.2.1.9
dengan indikator
1.2.1
Pernyataan
109

No. Aspek Butir penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3
1.2.1.10 dengan
indikator 1.2.1
Pernyataan
1.3.1.1dengan
indikator 1.3.1
Pernyataan 1.3.1.2
dengan indikator
1.3.1
Pernyataan 1.3.1.3
dengan indikator
1.3.1
Pernyataan 1.3.1.4
dengan indikator
1.3.1
Pernyataan 1.3.1.5
dengan indikator
1.3.1
Pernyataan 1.3.1.6
dengan indikator
1.3.1
Pernyataan
1.3.1.7dengan
indikator 1.3.1
Pernyataan 1.3.1.8
dengan indikator
1.3.1
Pernyataan 1.3.1.9
dengan indikator
1.3.1
Pernyataan 1.3.1.10
dengan indikator
1.3.1
Pernyataan 1.4.1.1
dengan indikator
1.4.1
Pernyataan 1.4.1.2
dengan indikator
1.4.1
Pernyataan 1.4.1.3
dengan indikator
1.4.1
110

No. Aspek Butir penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3
Pernyataan 1.4.1.4
dengan indikator
1.4.1
Pernyataan 1.4.1.5
dengan indikator
1.4.1
Pernyataan 1.4.1.6
dengan indikator
1.4.1
Pernyataan 1.4.1.7
dengan indikator
1.4.1
Pernyataan 1.4.1.8
dengan indikator
1.4.1
Pernyataan 1.4.1.9
dengan indikator
1.4.1
Komentar/ Saran dan Masukan:
111

LAMPIRAN
TABEL 2:
INSTRUMEN
VALIDASI AHLI
MATERI
112

No. Aspek yang Butir Penilaian Penilaian


Dinilai
1 2 3 4
1. Aspek Ketepatan langkah langkah
ketepatan metode permainan simulasi
Ketepatan langkah langkah
metode problem solving
Ketepatan langkah langkah
metode diskusi kelompok
Ketepatan sasaran pengguna buku
panduan
Materi yang disajikan
mendukung pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok bagi
konselor
Ketepatan relevansi bahasa yang
digunakan
Ketepatan peran konselor dan
konseli
Ketepatan petunjuk penggunaan
panduan
Ketepatan langkah-langkah
pelaksanaan bimbingan kelompok
pada RPLBK
Ketepatan lembar evaluasi yang
digunakan
Ketepatan struktur penyusunan
buku panduan
Ketepatan penggunaan metode
yang digunakan dalam
pelaksanaan bimbingan kelompok
untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP
2. Aspek Kegunaan uraian peran konselor
Kegunaan dan konseli
Kegunaan uraian materi untuk
mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP
Kegunaan langkah-langkah
pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik
permainan simulasi
113

No. Aspek yang Butir Penilaian Penilaian


Dinilai
1 2 3 4
Kegunaan langkah-langkah
pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik problem
solving
Kegunaan langkah-langkah
pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi
kelompok
Kegunaan lembar evaluasi yang
digunakan
Kegunaan seluruh isi buku
panduan untuk konselor
3. Aspek Kemudahan memahami isi
Kemudahan panduan
Kemudahan dalam memahami
langkah-langkah penerapan
teknik permainan simulasi dalam
bimbingan kelompok
Kemudahan dalam memahami
langkah-langkah penerapan
teknik problem solving dalam
bimbingan kelompok
Kemudahan dalam memahami
langkah-langkah penerapan
teknik diskusi kelompok dalam
bimbingan kelompok
Kemudahan memahami bahasa
yang digunakan
Kemudahan menggunakan
panduan
Kemudahan memahami isi
RPLBK
Kemudahan memahami isi materi
Menggunakan istilah yang mudah
dipahami
4. Aspek Kemenarikan isi materi untuk
Kemenarikan mengurani kecenderungan
menyontek siswa SMP
Kemenarikan buku panduan
secara keseluruhan
114

No. Aspek yang Butir Penilaian Penilaian


Dinilai
1 2 3 4
Komentar/ Saran dan Masukan
115

LAMPIRAN
TABEL 3:
INSTRUMEN
VALIDASI AHLI
MEDIA
116

No. Aspek yang Butir Penilaian Penilaian


Dinilai
1 2 3 4
1. Aspek Ketepatan judul pada buku panduan
Ketepatan
Ketepatan penampilan unsur tata
letak pada desain cover secara
harmonis memiliki irama dan
kesatuan serta konsiten
Ketepatan pemilihan warna pada
buku panduan
Ketepatan ukuran dan jenis font
yang digunakan dalam buku
panduan
3. Aspek Kegunaan buku panduan untuk
Kegunaan memberikan layanan bimbingan
kelompok
Kegunaan buku panduan untuk
menambah pemahaman siswa
mengenai kecenderungan menyontek
Kegunaan panduan secara
keseluruhan
4. Aspek Kemudahan penggunaan buku
Kemudahan panduan bagi konselor sekolah
Kemudahan sistematika buku
panduan dalama memberikan
layanan bimbingan kelompok
Panduan ini memudahkan konselor
sekolah untuk memahami prosedur
bimbingan kelompok dengan teknik
permainan simulasi problem solving,
dan diskusi kelompok.
5. Aspek Kemenarikan tampilan buku
Kemenarikan panduan
Kemenarikan gambar dan warna
pada buku panduan
Kemenarikan buku panduan secara
keseluruhan
Komentar/Saran dan Masukan
117

LAMPIRAN
TABEL 4:
INSTRUMEN
VALIDASI UJI CALON
PENGGUNA
118

No. Aspek yang Butir Penilaian Penilaian


Dinilai
1 2 3 4
1. Aspek Ketepatan antara judul dengan
Ketepatan isi materi di dalam panduan
Ketepatan sasaran pengguna
buku panduan
Ketepatan relevansi bahasa
yang digunakan
Ketepatan peran konselor dan
konseli
Ketepatan langkah-langkah
pelaksanaan bimbingan
kelompok dalam RPLBK
Ketepatan lembar evaluasi yang
digunakan
Ketepatan struktur penyusunn
buku panduan
Ketepatan pemilihan warna
pada buku panduan
Ketepatan ukuran dan jenis font
yang digunakan dalam buku
panduan
Ketepatan panduan dengan
kondisi di lapangan
Ketepatan panduan untuk
menurunkan kecenderungan
menyontek siswa SMP
2. Aspek Kegunaan uraian peran
Kegunaan konselor dan konseli
Kegunaan deskripsi media dan
alat yang digunakan
Kegunaan uraian materi untuk
mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP
Kegunaan RPLBK didalam
buku panduan untuk
pelaksanaan bimbingan
kelompok
Kegunaan lembar evaluasi
Kegunaan buku panduan secara
keseluruhan bagi konselor
119

No. Aspek yang Butir Penilaian Penilaian


Dinilai
1 2 3 4
sekolah
2. Aspek Kemudahan memahami buku
Kemudahan panduan
Kemudahan memahami
petunjuk penggunaan
Kemudahan memahami isi
materi
Kemudahan penggunaan lembar
evaluasi
Panduan ini dapat memberikan
kemudahan dalam memberikan
layanan bimbingan kelompok
4. Aspek Kemenarikan buku panduan
Kemenarikan secara keseluruhan
Kemenarikan tampilan buku
panduan
Kemenarikan gambar dan
warna pada buku panduan
Kemenarikan buku panduan
secara keseluruhan
Komentar/ Saran dan Masukan
120

LAMPIRAN
TABEL 5:
DATA HASIL UJI AHLI
MATERI
121

No Kriteria Penilaian X1 X2 Xi HU Interpretasi


(%)
A. Aspek Ketepatan
Ketepatan langkah langkah metode 4 4 8 100% Layak/ Tidak
permainan simulasi Revisi
Ketepatan langkah langkah metode 4 4 8 100% Layak/ Tidak
problem solving Revisi
Ketepatan langkah langkah metode 4 4 8 100% Layak/ Tidak
diskusi kelompok Revisi
Ketepatan sasaran pengguna buku 4 4 8 100% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Materi yang disajikan mendukung 4 4 8 100% Layak/ Tidak
pelaksanaan layanan bimbingan Revisi
kelompok bagi konselor

Ketepatan relevansi bahasa yang 3 4 8 87,5% Layak/ Tidak


digunakan Revisi
Ketepatan peran konselor dan konseli 4 4 8 100% Layak/ Tidak
Revisi
Ketepatan petunjuk penggunaan 4 4 8 100% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Ketepatan langkah-langkah 4 4 8 100% Layak/ Tidak
pelaksanaan bimbingan kelompok Revisi
pada RPLBK

Ketepatan lembar evaluasi yang 3 4 8 87,5% Layak/ Tidak


digunakan Revisi
Ketepatan struktur penyusunan buku 4 4 8 100% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Ketepatan penggunaan metode yang 4 4 8 100% Layak/ Tidak
digunakan dalam pelaksanaan Revisi
bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan
menyontek
siswa SMP

Rata-rata 97,9%
B. Aspek Kegunaan
Kegunaan uraian peran konselor dan 4 4 8 100% Layak/ Tidak
konseli Revisi
Kegunaan uraian materi untuk 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
mengurangi kecenderungan Revisi
menyontek siswa SMP
122

No Kriteria Penilaian X1 X2 Xi HU Interpretasi


(%)
Kegunaan langkah-langkah 4 4 8 100% Layak/ Tidak
pelaksanaan layanan bimbingan Revisi
kelompok dengan teknik permainan
simulasi

Kegunaan langkah-langkah 4 4 8 100% Layak/ Tidak


pelaksanaan layanan bimbingan Revisi
kelompok dengan teknik problem
solving

Kegunaan langkah-langkah 4 4 8 100% Layak/ Tidak


pelaksanaan layanan bimbingan Revisi
kelompok dengan teknik diskusi
kelompok

Kegunaan lembar evaluasi yang 4 4 8 100% Layak/ Tidak


digunakan Revisi
Kegunaan seluruh isi buku panduan 4 4 8 100% Layak/ Tidak
untuk konselor Revisi
Rata-rata 98,2%
C. Aspek Kemudahan
Kemudahan memahami isi panduan 4 4 8 100% Layak/ Tidak
Revisi
Kemudahan dalam memahami 4 4 8 100% Layak/ Tidak
langkah-langkah penerapan teknik Revisi
permainan simulasi dalam bimbingan
kelompok

Kemudahan dalam memahami 4 4 8 100% Layak/ Tidak


langkah-langkah penerapan teknik Revisi
problem solving dalam bimbingan
kelompok

Kemudahan dalam memahami 4 4 8 100% Layak/ Tidak


langkah-langkah penerapan teknik Revisi
diskusi kelompok dalam bimbingan
kelompok

Kemudahan memahami bahasa yang 3 3 8 75% Layak/ Tidak


digunakan Revisi
Kemudahan menggunakan panduan 4 4 8 100% Layak/ Tidak
Revisi
Kemudahan memahami isi RPLBK 4 4 8 100% Layak/ Tidak
Revisi
Kemudahan memahami isi materi 4 4 8 100% Layak/ Tidak
Revisi
123

No Kriteria Penilaian X1 X2 Xi HU Interpretasi


(%)
Menggunakan istilah yang mudah 4 4 8 100% Layak/ Tidak
dipahami Revisi
Rata-rata 97,2%
D. Aspek Kemenarikan
Kemenarikan isi materi untuk 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
mengurani kecenderungan menyontek Revisi
siswa SMP

Kemenarikan buku panduan secara 3 4 8 87,5% Layak/ Tidak


keseluruhan Revisi
Rata-rata 87,5 Layak/ Tidak
Revisi
Total 116 117 97% Layak/ Tidak
Revisi
124

LAMPIRAN
TABEL 6:
DATA HASIL UJI AHLI
MEDIA
125

No Kriteria Penilaian X1 X2 Xi HU Interpretasi


(%)
A. Aspek Ketepatan
Ketepatan judul pada buku panduan 4 4 8 100% Layak/ Tidak
Revisi
Ketepatan penampilan unsur tata 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
letak Revisi
Ketepatan pemilihan warna pada 4 4 8 100% Layak/ Tidak
buku panduan Revisi
Ketepatan ukuran dan jenis font 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
yang digunakan dalam buku Revisi
panduan

Rata-rata 93,7%
B. Aspek Kegunaan
Kegunaan buku panduan untuk 4 4 8 100% Layak/ Tidak
memberikan layanan bimbingan Revisi
kelompok

Kegunaan buku panduan untuk 4 4 8 100% Layak/ Tidak


menambah pemahaman siswa Revisi
mengenai kecenderungan
menyontek

Kegunaan panduan secara 4 4 8 100% Layak/ Tidak


keseluruhan Revisi
Rata-rata 100%
C. Aspek Kemudahan
Kemudahan penggunaan buku 4 4 8 100% Layak/ Tidak
panduan bagi konselor sekolah Revisi
Kemudahan sistematika buku 4 4 8 100% Layak/ Tidak
panduan dalama memberikan Revisi
layanan bimbingan kelompok

Panduan ini memudahkan konselor 4 4 8 100% Layak/ Tidak


sekolah untuk memahami prosedur Revisi
bimbingan kelompok dengan teknik
permainan simulasi problem solving,
dan diskusi kelompok.

Rata-rata 100%
D. Aspek Kemenarikan
Kemenarikan tampilan buku 3 3 8 75% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Kemenarikan gambar dan warna 3 4 8 87,5% Layak/ Tidak
126

No Kriteria Penilaian X1 X2 Xi HU Interpretasi


(%)
pada buku panduan Revisi

Kemenarikan buku panduan secara 3 3 8 75% Layak/ Tidak


keseluruhan Revisi
Rata-rata 79,1% Layak/ Tidak
Revisi
Total 49 48 93,2% Layak/ Tidak
Revisi
127

LAMPIRAN
TABEL 7:
DATA HASIL UJI
CALON PENGGUNA
PRODUK
128

No Kriteria Penilaian X1 X2 Xi HU Interpretasi


(%)
A. Aspek Ketepatan
Ketepatan antara judul dengan isi 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
materi di dalam panduan Revisi
Ketepatan sasaran pengguna buku 4 4 8 100% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Ketepatan relevansi bahasa yang 4 4 8 100% Layak/ Tidak
digunakan Revisi
Ketepatan peran konselor dan 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
konseli Revisi
Ketepatan langkah-langkah 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
pelaksanaan bimbingan kelompok Revisi
dalam RPLBK

Ketepatan lembar evaluasi yang 3 3 8 75% Layak/ Tidak


digunakan Revisi
Ketepatan struktur penyusunn buku 3 4 8 87,5% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Ketepatan pemilihan warna pada 4 4 8 100% Layak/ Tidak
buku panduan Revisi
Ketepatan ukuran dan jenis font 4 4 8 100% Layak/ Tidak
yang digunakan dalam buku Revisi
panduan

Ketepatan panduan dengan kondisi 4 4 8 100% Layak/ Tidak


di lapangan Revisi
Ketepatan panduan untuk 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
menurunkan kecenderungan Revisi
menyontek siswa SMP

Rata-rata 92%
B. Aspek Kegunaan
Kegunaan uraian peran konselor dan 3 3 8 75% Layak/ Tidak
konseli Revisi
Kegunaan deskripsi media dan alat 3 3 8 75% Layak/ Tidak
yang digunakan Revisi
Kegunaan uraian materi untuk 4 4 8 100% Layak/ Tidak
mengurangi kecenderungan Revisi
menyontek siswa SMP
129

No Kriteria Penilaian X1 X2 Xi HU Interpretasi


(%)
Kegunaan RPLBK didalam buku 4 4 8 100% Layak/ Tidak
panduan untuk pelaksanaan Revisi
bimbingan kelompok

Kegunaan lembar evaluasi 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak


Revisi
Kegunaan buku panduan secara 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
keseluruhan bagi konselor sekolah Revisi
Rata-rata 87,5%
C. Aspek Kemudahan
Kemudahan memahami buku 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Kemudahan memahami petunjuk 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
penggunaan Revisi
Kemudahan memahami isi materi 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
Revisi
Kemudahan penggunaan lembar 3 4 8 87,5% Layak/ Tidak
evaluasi Revisi
Panduan ini dapat memberikan 4 4 8 100% Layak/ Tidak
kemudahan dalam memberikan Revisi
layanan bimbingan kelompok

Rata-rata 90%
D. Aspek Kemenarikan
Kemenarikan buku panduan secara 3 3 8 75% Layak/ Tidak
keseluruhan Revisi
Kemenarikan tampilan buku 3 3 8 75% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Kemenarikan gambar dan warna 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
pada buku panduan Revisi
Kemenarikan buku panduan secara 3 3 8 75% Layak/ Tidak
keseluruhan Revisi
Rata-rata 78% Layak/ Tidak
Revisi
Total 92 88 86,5% Layak/ Tidak
Revisi
130

RIWAYAT HIDUP

Nurussakinah dari Bekasi, jawa Barat. Merupakan anak kedua dari enam
besaudara dari pasangan Bapak Danang Yulianto dan Ibu Chairunnisa. Penulis
lahir di Sleman, 25 Oktober 1998. Memiliki tiga saudara perempuan dan dua
saudara laki-laki.
Penulis mengawali pendidikan di TK di Banjarmasin selama satu tahun
dan satu tahun kemudian melanjutkan TK di Boyolali. Kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan di SDIT Al-Husnayain (2004-2010). Setelah lulus SD
peneliti melanjutkan SMP di sekolah yang sama yaitu SMPIT Al-Husnayain (201-
2013). Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 12 Bekasi
(2013-2016). Pada tahun 2016 peneliti diterima dan masuk ke Universitas Negeri
Malang dengan program studi S1 Bimbingan dan Konseling.

Anda mungkin juga menyukai