SKRIPSI
OLEH
NURUSAKINAH
NIM 160111600166
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan
Oleh
NURUSSAKINAH
NIM 160111600166
Skripsi oleh Nurussakinah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Nurussakinah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
tanggal 4 Desember 2020
Dewan penguji
Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Ketua Jurusan BK
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Nurussakinag
NIM : 160111600166
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
Program Studi : S1 Bimbingan dan Konseling
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi sebagian atau seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiasi,
baik sebagian ataupun seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang,
Yang membuat pernyataan
Nurussakinah
NIM 160111600166
iii
RINGKASAN
iv
agar konselor dapat memberikan layanan bimbingan kelompok dengan maksimal
dan dapat membantu mengurangi kecenderungan menyontek siswa.Saran yang
ditujukan kepada peneliti selanjutnya adalah diharapkan menguji keefektifan
panduan ini.
v
SUMMARY
Nurussakinah.2020. The Development of a GuideBook for the Implementation of
Group Guidance to Reduce The Cheating Behavior on Brawijaya Smart
School Junior High School Students. Thesis, Department of Guidance
and Counseling, Faculty of Education, State University of Malang.
Supervisor: (I) Yuliati Hotifaah S.Psi, M.Pd, (II) Dr. H. Im. Hambali,
M.Pd.
Keywords: Guidebook, Group Guidance, Cheating Behavior,Junior High School
Students
Cheating behavior is an action where students commit cheating in various
ways to get benefits for themselves without thinking about moral and cognitive
aspects. The problem of cheating behavior does not only stop when you are in
school, but also continues up to university. The factors that cause students to cheat
are divided into internal factors and external factors.
The purpose of this research and development is to produce guidebook for
the implementation of group guidance to reduce the cheating behavior on junior
high school students. The final results of this research and development can be
used by school counselors to provide group guidance services to reduce the
cheatingbehavior junior high school students, especially Brawijaya Smart School
Junior High School students, which is the place for this research and development.
So far, school counselors at Brawijaya Smart School Junior High School have
never provided guidance and counseling services to reduce the cheating behavior
students at Brawijaya Smart School Junior High School.
This research and development method adapted the development steps by
Borg and Gall (1983). The development of Borg and Gall (1983) has ten detailed
steps, but considering the limitations of researchers and time constraints, from the
ten steps of Borg and Gall's model development research, the developer adapts
according to the needs of the researcher. The steps taken in this study were (1)
data collection, (2) planning, (3) product draft development, (4) expert testing, (5)
product revision, (6) product user trials, and (7) ) product revision.
The validation results from the experts show that the product developed is
very suitable for use with a percentage of (1) 97% of material experts who have
the interpretation that this guide is very suitable for use, (2) 93.2 from media
experts who have the interpretation that this guide is very feasible used, and (3)
86.5% from the prospective users of the product (school counselors) who have an
interpretation that this guide is very appropriate to use.
Based on the results of this research and development, it can be concluded
that the guideline developed, namely " GuideBook for the Implementation of
Group Guidance to Reduce the Cheating Behavior on Junior High School
Students" is very feasible and fulfills all aspects of the assessment. Suggestions
for counselors are to study the material and understand the implementation
procedures in accordance with the RPLBK attached to the guide so that the
counselor can provide maximum group guidance services and can help reduce
students' tendency to cheat. Suggestions aimed at further researchers are to test the
effectiveness of this guide.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Berkat
limpahan rahmat dan karunia yang telah Allah berikan sehingga skripsi berjudul
―Pengembangan Panduan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok untuk
Mengurangi Kecenderungan Menyontek Siswa SMP Brawijaya Smart School‖ ini
dapat terselesaikan.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penyelesaian penelitian ini.:
1. Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan,
2. Dr. Muslihati, S.Ag, M.Pd, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Malang.
3. Yuliati Hotifah, S.Psi, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan kritik, saran serta masukan kepada peneliti sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
4. Dr. H. Im. Hambali, M.Pd,Dosen pembimbing II yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi ini.
5. Dr.Indriyana Rachmawati, S.Pd, M.Pd, Dosen ahli instrumen yang telah
memberikan masukan yang membangun
6. Nugraheni Warih Utami, S.Pd, M.Pd, Dosen ahli materi dan ahli instrumen
yang telah memberikan masukan yang membangun dan memberikan penilaian
terhadap produk penelitian dan pengembangan ini.
7. Dr. Arbin Janu Setiyowati, S.Pd., M.Pd, Dosen ahli materi yang telah
memberikan penilaian terhadap produk penelitian dan pengembangan ini.
8. Eka Pramono Adi S.IP, M.Si dan Herlina Ike Oktaviani, S.Pd, M.Pd, Dosen
ahli media yang telah memberikan penilaian terhadap produk penelitian dan
pengembangan ini.
vii
9. Muchammad Arif, S.Si, M.Pd, Kepala SMP Brawijaya Smart School yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Brawijaya Smart
School.
10. Nahla Nurafni O, S.Pd dan Diah Ulfatus S, S.Pd, Calon pengguna produk
yang telah memberikan penilaian terhadap produk penelitian dan
pengembangan ini.
11. Bapak dan Ibu Guru SMP Brawijaya Smart School yang telah bayak
membantu selama penelitian.
12. Abi dan Ummi yang telah memberikan banyak do’a terbaik serta motivasi
dalam penyelesaian skripsi serta kakak dan adik-adik yang selalu memberikan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan BK UM angkatan 2016 terkhusus BK offering B6
tercinta yang selalu memberikan bantuan serta saling berbagi cerita.
Terimakasih telah menjadi keluarga baru diperantauan selama peneliti kuliah
di Universitas Negeri Malang.
14. Dini, Ervina, Wike, dan Windia terimakasih sudah saling mengingatkan dan
saling memberikan motivasi untuk terus semangat kuliah dan mengerjakan
tugas kuliah.
15. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu,
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan, oleh karena itu apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini
mohon dimaafkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Malang, 26 November 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
SUMMARY ..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................x
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Tujuan Pengembangan .....................................................................................6
C. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ..............................................................7
D. Pentingnya Penelitian Dan Pengembangan .....................................................8
E. Asumsi Dan Keterbatasan Penelitian Dan Pengembangan .............................9
F. Definisi Operasional ........................................................................................9
BAB IV HASIL
A. Pengumpulan Data .........................................................................................31
B. Perencanaan ..................................................................................................31
C. Pengembangan Draf Produk ..........................................................................31
D. Uji Coba Ahli .................................................................................................32
E. Revisi Produk.................................................................................................38
F. Uji Coba Lapangan ........................................................................................39
G. Revisi ............................................................................................................43
ix
BAB V KAJIAN TERHADAP PRODUK YANG TELAH DIREVISI
A. Kajian Terhadap Produk Yang Telah Direvisi ..............................................44
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skala Interpretasi Uji Ahli dan Uji Calon Pengguna produk ........... 29
Tabel 4.1 Kritik, Saran dan Masukan Ahli Materi ........................................... 33
Tabel 4.2. Kritik, Saran dan Masukan Ahli Media .......................................... 36
Tabel 4.3 Revisi Produk Hasil Uji Materi Bimbingan Dan Konseling .......... 38
Tabel 4.4 Revisi Produk Hasil Uji Media ........................................................ 39
Tabel 4.5 Kritik, Saran dan Masukan Calon Pengguna Produk ....................... 40
Tabel 4.6 RevisiProduk Hasil Uji Calon Pengguna Produk ............................. 43
Lampiran Tabel 1 Instrumen Validasi Angket ................................................. 106
Lampiran Tabel 2 Instrumen Validasi Ahli Materi ........................................... 111
Lampiran Tabel 3 Instrumen Validasi Ahli Media .......................................... 115
Lampiran Tabel 4 Instrumen Validasi Uji Calon Pengguna Produk ............... 117
Lampiran Tabel 5 Data Hasil Uji Ahli Materi ................................................. 120
Lampiran Tabel 6 Data Hasil Uji Ahli Media ................................................. 124
Lampiran Tabel 7 Data Hasil Uji Calon Pengguna Produk ............................ 127
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Permohonan Uji Ahli ......................................................... 78
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian ...........................................
Lampiran 3. Hasil Uji Ahli Instrumen ............................................................. 84
Lampiran 4. Hasil Uji Ahli Materi ................................................................... 102
Lampiran 5. Hasil Uji Ahli Media ................................................................... 111
Lampiran 6. Hasil Uji Calon Pengguna ........................................................... .118
Lampiran Tabel 1 Instrumen Validasi Angket ................................................. 106
Lampiran Tabel 2 Instrumen Validasi Ahli Materi ........................................... 111
Lampiran Tabel 3 Instrumen Validasi Ahli Media .......................................... 115
Lampiran Tabel 4 Instrumen Validasi Uji Calon Pengguna Produk ............... 117
Lampiran Tabel 5 Data Hasil Uji Ahli Materi ................................................. 120
Lampiran Tabel 6 Data Hasil Uji Ahli Media ................................................. 124
Lampiran Tabel 7 Data Hasil Uji Calon Pengguna Produk ............................ 127
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan dari belajar adalah untuk mendapatkan perubahan tingkah laku
dalam diri peserta didik setelah melakukan proses belajar (Djamarah
&Zain,2010). Tolak ukur keberhasilan dalam belajar di Indonesia adalah nilai tes
yang didapatkan oleh peserta didik. Akan tetapi meskipun tujuan dari belajar
adalah mendapatkan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, beberapa
peserta didik masih ada yang memiliki orientasi keberhasilan dalam belajar adalah
nilai tes yang bagus tanpa memedulikan bagaimana cara mendapatkannya. Hal ini
mengakibatkan menyontek menjadi suatu tindakan curang yang selalu dikaitkan
dalam proses belajar mengajar. Di setiap proses belajar mengajar menyontek
seolah menjadi suatu hal yang seolah dianggap wajar dilakukan oleh para siswa.
Permasalahan menyontek tidak hanya menjadi permasalahan pendidikan
di Indonesia saja, tetapi diberbagai negara juga sering terjadi praktik menyontek.
Berapa negara bahkan memberlakukan hukuman untuk para siswa yang
menyontek seperti artikel yang diunggah oleh Tribuntravel pada tanggal 15 Juli
2017, seperti di negara Mesir yang memberlukakan hukuman bagi siapa saja yang
ketahuan menyontek atau membocorkan jawaban ujian akan dijatuhi hukuman
penjara dua tahun dan denda maksimal 200.000 pound Mesir, di Kenya bila
ketahuan menyontek maupun memberi contekan ketika ujian nasional maka akan
dipenjara paling lama sepuluh tahun, kemudian di negara China yang ketahuan
menyontek selain dipenjara akan dilarang mengikuti tes selama tiga tahun.
(Tribuntravel.com, 22 Maret 2019)
Seiring perkembangan zaman, kecenderungan menyontek siswa tidak lagi
hanya menggunakan kertas contekan yang nantinya akan disembunyikan dan
digunakan ketika ujian saja. Dengan perkembangan IPTEK yang terus
berkembang pesat, para siswa mencari cara baru agar dapat menyontek dengan
mudah tanpa perlu menulis yaitu dengan cara menyontek menggunakan telepon
genggam mereka yang sudah canggih.
Seperti yang dinyatakan Kustiwi (2014) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa diperoleh hasil bahwa tindakan menyontek maupun plagiasi dipengaruh
1
2
cukup besar oleh peran guru yaitu sebesar 54,4%. Selain itu internet mempunyai
peran penting dalam memperoleh informasi plagiasi dengan cara mengutip
sebanyak 51,6%, copy-paste dari internet sebanyak 41,8%, serta copy-paste dari
teman sebanyak 6,3% dengan tujuan mempercepat penyelasaian tugas. Sejalan
dengan hasil penelitian itu, hasil dari penelitian Hartanto (Hartano, 2012) disalah
satu sekolah swasta di Yogyakarta bentuk perilaku menyontek siswa yang paling
banyak dilakukan adalah social-active, yaitu perilaku menyontek dimana siswa
menyalin, melihat, atau meminta jawaban dari orang lain yang biasanya
dilakukan ketika ujian berlangsung, yang biasanya dilakukan oleh siswa adalah
meminta jawaban kepada teman dengan cara pemberian kode nonverbal maupun
dengan tulisan. (Hartanto, 2012). Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Josepshin
Institute’s Center for Youth Ethics pada tahun 2012 mengungkapkan bahwa lebih
dari separuh siswa sekolah menengah mengaku pernah melakukan kecurangan
dalam ujian. Sementara sebanyak 74 persen menyalin pekerjaan rumah teman
mereka.
Permasalahan menyontek ternyata tidak hanya berhenti ketika di bangku
sekolah saja, tetapi juga terus berlanjut hingga ke perguruan tinggi, menurut
Strom dalam Hartanto (2012), yang mengambil data dari 900 mahasiswa. Dari
jumlah tersebut sebanyak 83% mengaku pernah menyontek ketika pelaksanaan
ujiannya. Sejalan dengan hasil penelitian itu, penelitian Halida (2007)
menyatakan bahwa di enam kota besar di Indonesia (Makasar, Surabaya,
Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Medan), yang menyebutkan hampir 70 %
responden menjawab pernah melakukan praktik menyontek ketika masih sekolah
maupun kuliah, artinya mayoritas responden penelitian pernah melakukan
kecurangan akademik berupa menyontek. Survei yang melibatkan 480 responden
dewasa yang dipilih secara acak dari petunjuk telepon residensial di kota-kota
tersebut, serta dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur dan kuesioner juga
menyebutkan, bahwa kecurangan akademik berupa menyontek muncul karena
faktor lingkungan sekolah atau pendidikan
Menurut Hartanto (2012) penyebab atau faktor yang mempengaruhi siswa
menyontek terbagi menjadi dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor interal dari menyontek adalah (1) rendahnya self-efficacy, (2) ingin
3
mendapatkan nilai yang tinggi, (3) siswa menganggap menyontek merupakan hal
yang wajar, (4) prokrastinasi, (5) kemampuan akademik rendah, (6) time
management, (7) kurang pengetahuan dan pemahaman mengenai apa yang
dimaksud dengan menyontek atau plagiarism. Sedangkan faktor eksternal dari
menyontek yang turut menyumbang alasan terjadinya tindakan menyontek
menurut Hartanto (2012) adalah (1) tekanan dari teman sebaya, (2) tekanan dari
orang tua, (3) peraturan sekolah yang kurang jelas, (4) sikap guru yang tidak tegas
terhadap perilaku menyontek.
Melihat dari fenomena-fenomena yang sudah dijabarkan diatas,
kecenderungan menyontek sudah dianggap wajar baik oleh siswa maupun tenaga
pendidik dan pihak-pihak terkait. Proses belajar seolah hanya diartikan sebagai
proses untuk mendapatkan nilai bukan lagi sebuah proses untuk mendapatkan
ilmu yang bermanfaaat dikehidupan selanjutnya.
Fenomena yang terjadi dilapangan yaitu SMP Brawijaya Smart School
terkait kecenderungan menyontek siswa berdasarkan hasil wawancara dan
observasi dengan siswa dan guru baik guru SMP Brawijaya Smart School maupun
guru KPL UM, UB dan UIN yang mengajar di kelas menunjukkan bahwa siswa
SMP Brawijaya Smart School memiliki kecenderungan menyontek. Hal ini
ditunjukkan dari beberapa perilaku yang dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran baik pelajaran maupun dalam pemberian layanan bimbingan dan
konseling.
Kecenderungan menyontek yang biasanya dilakukan oleh siswa SMP
Brawijaya Smart School adalah bentuk social active dan social passive. Tingkat
pemahaman siswa terhadap bentuk-bentuk menyontek masih cukup rendah.
Ketika dalam proses pembelajaran, tanpa siswa sadari mereka melakukan kegiatan
menyontek. Perilaku yang siwa tunjukkan adalah memberikan jawaban kepada
teman mereka yang bertanya maupun membiarkan teman mereka melihat jawaban
mereka. Selain itu siswa bekerja sama ketika mendapatkan soal dari guru di kelas
ketika seharusnya soal dikerjakan masing-masing. Hal ini menujukkan bahwa
tingkat pemahaman siswa terhadap perilaku menyontek masih cukup rendah
karena mereka tidak mengetahui bahwa yang mereka lakukan juga termasuk
dalam menyontek.
4
2018). Proses kreatif ini menuntut siswa untuk lebih kreatif dan terampil dalam
menyelesaikan masalah dalam hidupnya salah satunya adalah untuk mengurangi
kecenderungannya untuk berlaku curang dalam mendapatkan nilai bagus.
Teknik diskusi kelompok merupakan teknik dalam pelaksanaan bimbingan
kelompok dimana teknik ini berguna untuk memecahkan masalah atau untuk
memperjelas suatu persoalan (Romlah, 2018). Sehingga dalam prosesnya peserta
didik diminta untuk menyelesaikan masalah mengenai kecenderungannya dalam
menyontek dan dapat menyadarkan siswa mengenai dampak dari perilaku
menyontek.
Pemilihan ketiga teknik yang sudah dijelaskan diatas didasarkan pada
karakteristik dari subjek penelitian ini. Subjek penelitian ini merupakan siswa
SMP, dan karakteristik siswa SMP menurut Piaget (Slavin,2006) inteletual anak
pada usia 11-15 tahun adalah pada tahap operasional formal. Pada tahap ini
kondisi berpikir anak adalah bekerja secara efektif dan inovatif, menganalisis
secara kombinasi, berpikir secara proporsional, dan menarik generalisasi secara
mendasar pada suatu macam isi. Sehingga ketika siswa usia SMP diberikan
layanan dengan teknik yang tidak merangsang siswa untuk berpikir efektif dan
inovatif, maka siswa akan cenderung tidak mengikuti layanan yang diberikan.
Hal ini sejalan dengan karakteristik dari siswa di SMP Brawijaya Smart
School sendiri hanya akan memberikan perhatian penuh terhadap layanan
bimbingan yang diberikan apabila mereka terlibat langsung didalamnya. Hal ini
peneliti dapati ketika peneliti melakukan Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP) yang bertempat di SMP Brawijaya Smart School. Sehingga peneliti
memutuskan untuk menggunakan teknik permainan simulasi, problem solving,
dan diskusi kelompok.
Rasionalisasi dari penggunaan ketiga teknik tersebut adalah ketiga teknik
tersebut menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Romlah (2018) tujuan
dari teknik permainan simulasi adalah membangkitkan minat dan perhatian anak
untuk menanamkan konsep. Kemudian teknik problem solving sendiri menurut
Hamiyah dan Jauharm (2014) merupakan suatu teknik yang merangsang berpikir
dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan
6
oleh peserta didik. Selain itu yang paling penting adalah teknik diskusi kelompok
yang menurut Romlah (2018) merupakan inti dari pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok. Sehingga diharapkan dari penerapan ketiga teknik tersebut dapat
membangkitkan minat siswa dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
yang bertujuan untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa.
Penelitian mengenai perilaku menyontek sudah banyak dilakukan oleh
beberapa peneliti. Walaupun begitu penelitian-penelitian sebelumnya yang
peneliti temukan belum ada yang mengembangkan sebuah produk untuk
mengurangi kecenderungan menyontek. Penelitian terdahulu lebih banyak
membahas mengenai bagaimana hubungan kecenderungan menyontek dengan
suatu variabel lainnya seperti self efficacy oleh Priaswandy (2015), prokrastinasi
akademik oleh dan Muslimin (2016), self control Nafeesa (2017), dan sebagainya.
Sehingga peneliti merasa perlu untuk mengembangkan sebuah produk berupa
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Melalui panduan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok ini diharapkan dapat mencegah kecenderungan menyontek
siswa.
B. TUJUAN PENGEMBANGAN
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Secara rinci pengembangan ini bertujuan
untuk:
1. Menghasilkan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang memiliki
kebergunaan bagi siswa
2. Menghasilkan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang memiliki kelayakan
bagi siswa
3. Menghasilkan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang memiliki ketepatan
bagi siswa
7
11
12
catatan pada saat pelaksanaan tes, atau mengakui pekerjaan orang lain
sebagai pekerjaan sendiri.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
menyontek merupakan perilaku dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang
tidak jujur dalam kegiatan akademis. Kegiatan menyontek dapat dilakukan dengan
menjiplak hasil karya orang lain, melanggar peraturan dalam ujian, dan meniru
pekerjaan teman.
2. Penyebab Siswa Menyontek
Menurut Bushway & Nash, Scahb,Whitley & Keith –Spiegel, dan Kritsin
Foekl Vinn (Hartanto, 2012) penyebab seorang individu menyontek adalah:
1) Adanya tekanan untuk mendapatkan nilai yang tinggi
Pada dasarnya semua siswa pasti menginginan mendapatkan nilai yang
tinggi disekolah demi prestise. Akan tetapi keinginan tersebut terkadang membuat
siswa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai tinggi tersebut termasuk
menyontek pekerjaan teman.
2) Keinginan untuk menghindari kegagalan
Ketakutan akan mendapatkan kegagalan disekolah sering dialami oleh
para siswa disekolah, seperti takut tidak naik kelas, hingga takut mendapatkan
nilai yang jelek. Hal ini yang mengakibatkan siswa untuk menyontek demi
menghindari kegagalan-kegagalan yang belum tentu terjadi seperti apa yang ia
pikirkan.
3) Kurangnya waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah
Semakin padatnya jadwal sekolah yang diulai dari pagi hingga sore hari,
kemudian dimalam harinya mereka harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh
gurunya disekolah yang mungkin tugasnya tidak hanya satu mata pelajaran saja.
Membuat siswa kewalahan dan juga mungkin kelelahan disekolah sehingga tidak
dapat mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Sehingga
mengakibatkan siswa meminta jawaban temannya disekolah.
4) Tidak adanya sikap yang menentang perilaku menyontek disekolah
Perilaku menyontek disekolah seringkali dianggap sebagai permasalahan
yang biasa oleh pihak sekolah baik oleh guru maupun kepal sekolah itu sendiri.
Sehingga ketika ujian berlangsung misalnya, guru tidak menindak tegas muridnya
13
Tahap 1
Pengumpulan Data
1. Menentukan permasalahan yang ada disekolah
2. Melakukan studi pustaka (mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber)
Tahap 2
Perencanaan
Membuat konsep dari produk termasuk didalamnya desain
produk, tujuan umum dan khusus dari produk dan langkah
langkah
23
24
Tahap 3
Pengembangan Draf Produk
1. Menyusun prototipe panduan (menentukan kompetensi,
indikator dan tujuan panduan)
2. Menyusun isi panduan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok (desain produk)
3. Menyusun alat evaluasi produk
Tahap 4
Uji Coba Ahli
Melakukan uji coba ahli kepada ahli materi dan ahli media
Tahap 5
Revisi Produk
Tahap 6
Uji Coba Lapangan
Melakukan uji coba kepada calon pengguna (konselor sekolah)
Tahap 7
Revisi Produk
1. Pengumpulan Data
Pada tahap ini pengembang melakukan pengumpulan data dilapangan serta
melakukan kajian pustaka untuk dijadikan dasar dari pengembangan produk.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan
kondisi sekolah. Hasil dari kegiatan pengumpulan data digunakan sebagai
dasar dari pembuatan panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP.
2. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, pengembang melakukan perencanaan terhadap
produk yang akan dibuat. Di tahap ini pengembangan merencanakan
bagaimana konsep dari panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP yang akan dibuat,
seperti desain produk, tujuan produk baik umum maupun khusus, hingga
langkah-langkah.
3. Pengembangan Draf Produk
Pengembangan draf produk merupakan tahap dimana pengembang
mengembangkan draf dan desain dari panduan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP.
Pengembang juga mengembangkan bahan atau materi yang akan digunakan
dalam panduan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP.
Buku panduan ini terdiri dari empat bagian, yaitu a) pendahuluan yang
berisi latar belakang, tujuan, pokok-pokok isi materi panduan, komponen
panduan, dan pendekatan yang digunakan, b) petunjuk penggunaan berisi
mengenai petunjuk umum dan petunjuk khusus dalam penggunaan buku
panduan, c) komponen pelaksanaan bimbingan kelompok mulai dari pre-test,
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, pelaksanaan evaluasi dan post-test,
alokasi waktu dalam pemberian layanan bimbingan kelompok juga angket
yang digunakan dalam pelaksanaan pre-test dan post-test, hingga pedoman
penskoran untuk angket yang digunakan, d) RPL yang digunakan dalam
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
26
yaitu :
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba dalam penelitian pengembangan ini memiliki tiga tahapan.
Tahap pertama yaitu uji ahli yang terdiri dari 1 orang ahli bimbingan dan
konseling dan 1 orang ahli media. Tujuan dari dilakukannya uji ahli ini adalah
untuk mengetahui kelayakan dari produk yang akan diberikan kepada siswa. Uji
ahli ini dilakukan dengan aspek penilaian ketepatan, kegunaan, kemenarikan, dan
kemudahan. Setelah uji ahli dilakukan, peneliti kemudian merevisi produk
berdasarkan balikan yang diberikan oleh ahli
Tahap kedua dari desain uji coba adalah uji pengguna produk yang
dilakukan oleh konselor sekolah. Tujuan dari pelaksanaan uji coba produk pada
konselor sekolah adalah untuk mengetahui keberterimaan produk yang dibuat dari
aspek penilaian ketepatan, kegunaan, kemenarikan, dan kemudahan produk yang
akan diberikan pada konselor sekolah.
2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dari pengembangan panduan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
meliputi uji ahli, dan uji calon pengguna produk. Subjek uji ahli yaitu satu orang
ahli bidang bimbingan dan konseling dan satu orang ahli bidang media. Subjek uji
calon pengguna produk adalah kenselor Sekolah Menengah Pertama Brawijaya
Smart School. Penjelasan terkait subjek uji coba adalah sebagai berikut:
a. Subjek ahli materi bimbingan dan konseling merupakan dosen Bimbingan dan
Konseling yang bergelar magister, serta bekerja sebagai dosen Bimbingan dan
Konseling.
b. Subjek ahli media memiliki merupakan dosen media pembelajaran bergelar
magister, serta bekerja sebagai dosen.
c. Subjek uji calon pengguna produk memiliki kualifikasi pendidikan tingkat S1
Bimbingan dan Konseling, serta bekerja sebagai guru Bimbingan dan
Konseling di SMP Brawijaya Smart School.
D. JENIS DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini
adalah berupa data kuantitatif dan data deskriptif. Jenis data yang diperoleh
28
merupakan hasil dari uji ahli dan uji calon pengguna produk yang meliputi
aspek ketepatan, kegunaan, kemudahan, dan kemarikan,. Data kuantitaf dalam
penelitian dan pengembangan ini diperoleh dari skala di dalam format
penilaian untuk uji ahli dan uji pengguna produk. Sedangkan data deskriptif
berupa saran, kritik dan balikan yang tertulis dilembar saran dan masukan pada
format penilaian.
E. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Instrumen pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan panduan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan pada uji ahli
media, uji ahli materi, dan uji calon pengguna produk yang akan menilai produk.
Proses penilaian menggunakan skala penilaian serta lembar kritik dan saran
terhadap panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP. Instrumen validasi ahli instrumen, ahli
materi, ahli media, dan calon pengguna produk dapat dilihat pada tabel 1, tabel 2,
tabel 3, dan tabel 4, pada lampiran tabel.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik penggumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
pengembangan ini adalah angket. Peneliti menggunakan angket sebagai alat untuk
mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai alat untuk menilai validitas
produk. Angket penilaian uji ahli ini diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan
calon pengguna produk. Angket uji ahli dan calon pengguna berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai keberterimaan produk dengan aspek-aspek yang diukur
adalah ketepatan, kegunaan, kemenarikan, dan kemudahan. Angket ini digunakan
untuk memperoleh penilaian dari ahli materi, ahli media, dan calon pengguna
produk. Angket yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu tabel yang berisi
daftar penilaian dan kolom kritik, saran dan masukan dari ahli materi, ahli media,
dan calon pengguna
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian dan pengembangan
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP terdapat dua macam yaitu analisis data
29
kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian dan pengembangan ini diperoleh dari
hasil penilaian uji ahli materi, uji ahli media, dan uji calon pengguna. Berikut
penjelasan mengenai teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan ini.
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis dan
menginterpretasikan data yang didapatkan dari penilaian ahli berupa skala
penilaian terhadap panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa. Hasil penilain dari uji ahli materi,
uji ahli media, dan uji calon pengguna dianalisis untuk mendapatkan data
mengenai kelayakan dan keberterimaan produk yang dihasilkan. Terdapat empat
aspek yang diukur dalam penilaian uji ahli dan uji calon pengguna. Keempat
aspek tersebut adalah ketepatan, kegunaan, kemenarikan, dan kemudahan. Dari
keempat aspek yang diukur akan dicari persentase skor dan total skor. Berikut
rumus yang digunakan untuk mencari nilai persentase.
∑𝑥
P= 𝑥 100%
∑ 𝑥1
Keterangan:
P = Rata-rata dalam bentuk jawaban persentase
= Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item
= Jumlah skor maksimal jawaban responden dalam setiap item
100% = Konstanta
Tabel 3.1
Skala Interpretasi Uji Ahli dan Uji Calon Pengguna produk
No. Persentase Kriteria Kualifikasi
Sangat Tepat/ Sangat Berguna/
1 80% - 100% Sangat Mudah/ Sangat Valid/ Tidak Revisi
Menarik
Cukup Tepat/ Cukup Berguna/
2 60% - 79% Cukup Mudah/ Cukup Cukup Valid/ Tidak Revisi
Menarik
Kurang Tepat/ Kurang
3 40% - 59% Berguna/ Kurang Mudah/ Kurang Valid/ Revisi Sebagian
Kurang Menarik
Tidak Tepat/ Tidak Berguna/
4 20% - 39% Tidak Valid/ Revisi Keseluruhan
Tidak Mudah/ Tidak Menarik
30
31
32
2) Data Kualitatif
Data kualitatif dari hasil uji materi ini diperoleh dari kolom kritik, saran
dan masukan. Data kualitatif hasil validasi uji materi Ibu Arbin Janu Setiyowati,
S.Pd, M.Pd dan Ibu Nugraheni Warih Utami, M.Pd selaku dosen Bimbingan dan
Konseling di Universitas Negeri Malang. Data kualitatif yang didapatkan dari ahli
materi dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1
Kritik, Saran dan Masukan Ahli Materi
Nama Subjek Validator Kritik, Saran dan Masukan
Arbin Janu Setiyowati, S.Pd, M.Pd 1. Kata eksperimen perlu dirubah
disesuaikan dengan konteks
pengembangan
Nugraheni Warih Utami, M.Pd 1. Melengkapi tahapan pelaksanaan
teknik-teknik bimbingan
kelompok yang digunakan
2. Menata bahasa agar mudah
dipahami oleh siswa SMP
3) Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Ahli Materi Bimbingan Dan Konseling
Berdasarkan data hasil uji media yang diperoleh pada tabel 4.3, diuraikan
data sebagai berikut:
1) Ketepatan langkah-langkah metode permainan simulasi memperoleh skor 4
dari ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
2) Ketepatan langkah-langkah metode problem solving memperoleh skor 4 dari
ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat
3) Ketepatan langkah-langkah metode diskusi kelompok memperoleh skor 4 dari
ahli 1 dan ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
4) Ketepatan sasaran pengguna buku panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan
ahli 2 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
5) Materi yang disajikan mendukung pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
bagi konselor memperoleh skor 4 yang memiliki interpertasi sangat tepat.
6) Ketepatan relevansi bahasa yang digunakan memperoleh skor 3 dari ahli 1
yang memiliki interpertasi tepat dan skor 4 dari ahli 2 yang memiliki
interpertasi sangat tepat.
7) Ketepatan peran konselor dan konseli memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpertasi sangat tepat.
34
20) Kemudahan memahami isi panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpertasi sangat mudah.
21) Kemudahan dalam memahami langkah-langkah penerapan teknik permainan
simulasi dalam bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
22) Kemudahan dalam memahami langkah-langkah penerapan teknik problem
solving dalam bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
23) Kemudahan dalam memahami langkah-langkah penerapan teknik diskusi
kelompok dalam bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli
2 yang memiliki interpretasi sangat mudah.
24) Kemudahan memahami bahasa yang digunakan memperoleh skor 3 dari ahli 1
dan ahli 2 yang memiliki interpretasi mudah.
25) Kemudahan menggunakan panduan memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
26) Kemudahan memahami isi RPLBK memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
27) Kemudahan memahami isi materi memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
28) Menggunakan istilah yang mudah dipahami memperoleh skor 4 dari ahli 1 dan
ahli 2 yang memiliki interpretasi sangat mudah.
29) Kemenarikan isi materi untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa
SMP memperoleh skor 4 dari ahli 1 yang memiliki interpretasi sangat menarik
dan skor 3 dari ahli 2 yang memiliki interpretasi menarik.
30) Kemenarikan buku panduan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dari ahli 1
yang memiliki interpretasi menarik dan skor 4 dari ahli 2 yang memiliki
interpretasi sangat menarik
31) Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan total persentase dari penilaian ahli 1 dan ahli
2 sebesar 97%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen layak dan valid
digunakan.
Berdasarkan hasil uji materi dari dua ahli materi dapat disimpulkan bahwa
panduan yang dikembangkan secara keseluruhan sangat tepat, sangat berguna,
36
Herlina Ike Oktaviani, S.Pd, M.Pd Untuk cover dan halaman belakang
sudah bagus, namun untuk hal-hal
penting dalam buku panduan bisa
menggunakan layout yang lebih
menarik, misalnya judul diberi kotak
hiasan, menambah paragraf
penting sebagai clue penjelasan di satu
tema atau halaman
37
11) Kemenarikan tampilan buku panduan memperoleh skor 3 dari ahli 1 dan ahli 2
yang memiliki interpretasi menarik.
12) Kemenarikan gambar dan warna pada buku panduan memperoleh skor 3 dari
ahli 1 yang memiliki interpretasi menarik dan skor 4 ahli 2 yang memiliki
interpretasi sangat menarik.
13) Kemenarikan buku panduan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dari ahli 1
dan ahli 2 yang memiliki interpretasi menarik.
14) Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan total persentase dari penilaian ahli 1 dan ahli
2 sebesar 93,2%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen layak dan valid
digunakan.
15) Berdasarkan hasil uji media dari dua ahli media dapat disimpulkan bahwa
panduan yang dikembangkan secara keseluruhan sangat tepat, sangat berguna,
sangat mudah, dan sangat menarik, sehingga memudahkan konselor untuk
menggunakannya.
E. REVISI PRODUK
Dari hasil uji ahli baik uji ahli terhadap materi produk maupun uji ahli media, ada
beberapa aspek yang perlu direvisi untuk menyempurnakan produk yang
dikembangkan. Berikut revisi yang dilakukan dari hasil uji ahli materi dan uji ahli
media.
1. Revisi Produk Hasil Uji Materi Bimbingan dan Konseling
Tabel 4.3
Revisi Produk Hasil Uji Materi Bimbingan dan Konseling
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Setiap pertemuan dilakukan dengan tiga Setiap pertemuan diberi teknik
teknik bimbingan kelompok yang bimbingan kelompok yang sama
berbeda
Judul bab 2 pada panduan adalah Judul bab 2 pada panduan menjadi
―petunjuk penggunaan panduan ―petunjuk penggunaan panduan‖
eksperimen‖
Isi bab 2 pada panduan beberapa masih Isi bab 2 yang mengandung kata
terdapat kata eksperimen eksperimen diganti menjadi layanan
bimbingan kelompo atau dihapus
Keterangan: sebelum revisi cover depan kurang menarik, setelah revisi cover depan
diperbaiki.
Keterangan: sebelum revisi tabel-tabel yang berada di panduan tidak ada warnanya,
setelah revisi setiap tabel diberikan warna untuk memperindah panduan.
16) Kegunaan lembar evaluasi memperoleh skor 4 dari pengguna 1 yang memiliki
interpretasi sangat berguna dan skor 3 dari pengguna 2 yang memiliki
interpretasi berguna.
17) Kegunaan buku panduan secara keseluruhan bagi konselor sekolah
memperoleh skor 4 dari pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat berguna
dan skor 3 dari pengguna 2 yang memiliki interpretasi berguna.
18) Kemudahan memahami buku panduan memperoleh skor 4 dari pengguna 1
yang memiliki interpretasi sangat mudah dan skor 3 dari pengguna 2 yang
memiliki interpretasi mudah.
19) Kemudahan memahami petunjuk penggunaan memperoleh skor 4 dari
pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat mudah dan skor 3 dari
pengguna 2 yang memiliki interpretasi mudah.
20) Kemudahan memahami isi materi memperoleh skor 4 dari pengguna 1 yang
memiliki interpretasi sangat mudah dan skor 3 dari pengguna 2 yang memiliki
interpretasi mudah.
21) Kemudahan penggunaan lembar evaluasi memperoleh skor 3 dari pengguna 1
yang memiliki interpretasi mudah dan skor 4 dari pengguna 2 yang memiliki
interpretasi sangat mudah.
22) Panduan ini dapat memberikan kemudahan dalam memberikan layanan
bimbingan kelompok memperoleh skor 4 dari pengguna 1 dan pengguna 2
yang memiliki interpretasi sangat mudah.
23) Kemenarikan buku panduan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dari
pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi menarik.
24) Kemenarikan tampilan buku panduan memperoleh skor 3 dari pengguna 1 dan
pengguna 2 yang memiliki interpretasi menarik.
25) Kemenarikan gambar dan warna pada buku panduan memperoleh skor 4 dari
pengguna 1 yang memiliki interpretasi sangat menarik dan skor 3 dari
pengguna 2 yang memiliki interpretasi menarik.
26) Kemenarikan buku panduan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dari
pengguna 1 dan pengguna 2 yang memiliki interpretasi menarik.
43
16) Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan total persentase dari penilaian ahli 1 dan ahli
2 sebesar 86,5%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen layak dan valid
digunakan.
17) Berdasarkan hasil uji calon pengguna dari kedua konselor sekolah dapat
disimpulkan bahwa panduan yang dikembangkan secara keseluruhan sangat
tepat, sangat berguna, sangat mudah, dan sangat menarik, sehingga
memudahkan konselor untuk menggunakannya.
G. REVISI PRODUK
Tabel 4.6
Revisi Produk Hasil Uji Calon Pengguna
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
44
45
teori yang mendasari penelitian dan uji coba pengguna digunakan untuk
mengetahui kelayakan secara praktis.
Ahli materi bimbingan dan konseling, ahli media,dan calon pengguna
produk memberikan penilaian yang baik terhadap produk yang dikembangkan
dalam penelitian dan pengembangan ini. Aspek penilaian dalam penilaian dan
validasi produk oleh ahli materi, ahli media dan calon pengguna produk mecakup
aspek keberterimaan produk yaitu aspek ketepatan, aspek kegunaan, aspek
kemudahan, dan aspek kemenarikan. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi,
ahli media, dan calon pengguna produk, panduan yang dikembangan sangat layak
digunakan untuk mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP. Hal ini
dikarenakan produk yang dikembangkan telah teruji secara teoritis maupun
praktis.
Penilaian ahli materi bimbingan dan konseling dilakukan oleh dua dosen
ahli materi bimbingan konseling yang berasal dari dosen Bimbingan dan
Konseling Universitas Negeri Malang Penilaian dari ahli materi bimbingan dan
konseling mendapatkan hasil sangat layak digunakan. Aspek yang menjadi
penilaian dari ahli materi bimbingan dan konseling adalah aspek keberterimaan
produk yaitu aspek ketepatan, aspek kegunaan, aspek kemudahan, dan aspek
kemenarikan. Penilaian dari ahli materi bimbingan dan konseling mendapat hasil
sangat layak digunakan karena dalam penyusunan produk berupa panduan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, peneliti menyusun berdasarkan
karakteristik dan kebutuhan siswa akan panduan. Peneliti menggunakan tiga
teknik didalam panduan yang menuntut siswa aktif dalam pelaksanaan bimbingan
kelompok dan dapat membangkitkan minat siswa dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok yang bertujuan untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa. Ketiga teknik yang digunakan didalam bimbingan kelompok
adalah permainan simulasi, problem solving¸dan diskusi kelompok. Hal ini sejalan
dengan pendapat dari Romlah (2018) tujuan dari teknik permainan simulasi
adalah membangkitkan minat dan perhatian anak untuk menanamkan konsep.
Kemudian teknik problem solving sendiri menurut Hamiyah dan Jauharm (2014)
merupakan suatu teknik yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh peserta didik. Selain itu
46
yang paling penting adalah teknik diskusi kelompok yang menurut Romlah (2018)
merupakan inti dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
Pemilihan ketiga teknik yang berada di panduan didasarkan pada
karakteristik dari subjek penelitian ini. Subjek penelitian ini merupakan siswa
SMP, dan karakteristik siswa SMP menurut Piaget (Slavin,2006) inteletual anak
pada usia 11-15 tahun adalah pada tahap operasional formal. Pada tahap ini
kondisi berpikir anak adalah bekerja secara efektif dan inovatif, menganalisis
secara kombinasi, berpikir secara proporsional, dan menarik generalisasi secara
mendasar pada suatu macam isi. Sehingga ketika siswa usia SMP diberikan
layanan dengan teknik yang tidak merangsang siswa untuk berpikir efektif dan
inovatif, maka siswa akan cenderung tidak mengikuti layanan yang diberikan.
Penilaian dari ahli media mendapatkan skor persentase penilaian secara
keseluruhan 93,2% yang memiliki interpretasi sangat layak digunakan tanpa
revisi. Walaupun hasil penilaian dari ahli media yang memiliki interpretasi sangat
layak digunakan tanpa revisi, akan tetapi ada beberapa masukan yang membangun
dari ahli media sehingga peneliti melakukan beberapa revisi berdasarkan masukan
dari ahli media. Hasil penilaian dari ahli media mendapatkan penilaian sangat
layak karena didalam panduan tampilan huruf dan langkah-langkah yang
digunakan sangat jelas dan memudahkan konselor untuk memberikan layanan
bimbingan kelompok. Ahli media yang memberikan penilaian adalah 2 ahli media
yang berasal dari dosen jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang
yang berpengalaman di bidang media.
Penilaian dari calon pengguna produk dilakukan oleh dua orang guru BK
di SMP Brawijaya Smart School. Hasil penilaian dari kedua calon pengguna
produk adalah sangat layak digunakan . Penilaian dari kedua calon pengguna
produk mendapatkan hasil sangat layak digunakan karena panduan yang
dikembangkan dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa dan disusun dengan
pendekatan perkembangan. Hal ini sejalan dengan standar kompetensi profesional
konselor yaitu dalam merancang progam bimbingan dan konseling harus
menganalisis kebutuhan siswa dan menyusunnya berdasarakan kebutuhan siswa
secara komprehensif dengan pendekatan pengembangan (ABKIN, 2005).
Peneliti melakukan revisi sesuai dengan saran dan masukan oleh ahli instrumen,
47
ahli materi, ahli media, dan calon pengguna produk. Hasil dari revisi adalah
produk akhir penelitian dan pengembangan in yaitu ―Panduan Pelaksanaan
Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Mengurangi Kecenderungan
Menyontek Siswa SMP‖. Produk ini diharapkan dapat membantu konselor dalam
memberikan layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan
menyontek siswa SMP.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan ―Panduan Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Mengurangi Kecenderungan Menyontek
Siswa SMP‖ yang memiliki tingkat keberterimaan yang tinggi. Penelitian Adapun
secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan karena tingkat pemahaman siswa
SMP Brawijaya Smart School mengenai kecenderungan menyontek tidak
begitu tinggi dan tingkat menyontek mereka tinggi. Kemudian guru BK di
SMP Brawijaya Smart School juga belum pernah memberikan layanan
bimbingan dan konseling untuk mengurangi kecenderungan menyonte para
siswa.
2. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan ―Panduan
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Mengurangi
Kecenderungan Menyontek Siswa SMP‖
3. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini mengadaptasi dari
langkah pengembangan Borg dan Gall hingga langkah ke tujuh.langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut (1) pengumpulan data, (2)
perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba ahli, (5) revisi, (6)
uji coba lapangan, (7) revisi.
4. Berdasarkan hasil validasi dari ahli materi, uji media, dan uji coba calon
pengguna produk didapatkan hasil bahwa produk sangat layak digunakan
dengan aspek penilaian dalam penilaian dan validasi produk oleh ahli materi,
ahli media dan calon pengguna produk mecakup aspek keberterimaan produk
yaitu aspek ketepatan, aspek kegunaan, aspek kemudahan, dan aspek
kemenarikan.
Berdasarkan yang sudah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa buku
panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang dikembangkan sangat
layak digunakan untuk memberikan layanan bimbingan kelompok untuk
mengurangi kecenderungan menyontek siswa SMP. Dengan demikian konselor
sekolah dapat menggunakan panduan ini untuk membantu mengurangi
48
49
DAFTAR RUJUKAN
ABKIN. 2005. Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: Pengurus
Besar ABKIN
Arikunto.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka
Cipta
Aryanti, Zussy. 2015. Mengapa Menyontek?. Lampung: AURA Publishing
Borg, Walter.R, dan Meredith D. Gall. 1983. Educational Reserach an
Introducing. New York dan London: Longman Inc
Djamarah, Saiful Bahri.2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Faisal, Sanapiah. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha
Nasional
Febriyanti, Nurlaili. 2017. Pengembangan Permainan Simulasi Untuk
Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta Didik Di SMA. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FIP UM
Halida, Rizka. 2007. Mayoritas Siswa-Mahasiswa Menyontek. Litbang Media
Group. Dari
http://www.sampoernafoundation.org/content/view/699/48/lang,id/
Hamiyah,Nur dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi BelajarMengajar Dikelas.
Jakarta, Prestasi Pustakarya
Hartanto, Dody. 2012. Bimbingan & Konseling: Mengungkap Akar Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Indeks
Kustiwi, Noorbella. 2014. Motivasi dan Perilaku Plagiat di Kalangan Siswa SMA:
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Plagiat dan Motivasi Siswa Dalam
Melakukan Tindak Plagiat di Kalangan Siswa SMA Cita Hati
Surabaya. Jurnal Universitas Airlangga, 3 (2) 569-587. Dari
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-lna5b248c070full.pdf
Marzuki, Saleh. 2009. Permainan Simulasi di Indonesia. Malang: FIP UM
Nasution, S. 2016. Metode Research (Penelitian Ilmiah) Usul tesis-Desain
Penelitian- Hipotesis Validitas- Sampling- Populasi- Observasi-
Wawancara-Angket. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Prayitno dan Emran.2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
51
mencontek-di-negara-piramida-bila-ketahuan-inilah-hukuman-berat-
yang-diterima)
Warsiyah. 2015. Menyontek, Prokrastinasi& Keimanan. Daerah Istimewa
Yogyakarta: Trussmedia Grafika
53
LAMPIRAN
54
LAMPIRAN 1:
SURAT PERMOHONAN
UJI AHLI
55
56
57
58
59
60
LAMPIRAN 2:
SURAT KETERANGAN
SELESAI PENELITIAN
61
62
LAMPIRAN 3:
HASIL UJI AHLI
ANGKET
63
64
65
66
67
68
69
A. Pengantar
2. Tulislah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pendapat Bapak/Ibu
71
A. Definisi Operasional
Malang,
Validator Angket
Indriyana Rachmawati
NIP. 6100201829407
80
LAMPIRAN 4:
HASIL UJI AHLI
MATERI
81
82
83
84
85
86
87
88
89
LAMPIRAN 5:
HASIL UJI AHLI
MEDIA
90
D. Kesimpulan
Panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengungurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP Brawijaya Smart School ini dinyatakan *)
1. Layak digunakan dilapangan tanpa revisi
2. Layak digunakan dilapangan dengan revisi
3. Tidak layak digunakan dilapangan
*) beri tanda check list (✓) pada salah satu pilihan
Malang, 17-09-2020
Validator Ahli Media
b Kesimpulan
Panduan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengungurangi
kecenderungan menyontek siswa SMP Brawijaya Smart School ini dinyatakan *)
4. Layak digunakan dilapangan tanpa revisi
5. Layak digunakan dilapangan dengan revisi
6. Tidak layak digunakan dilapangan
*) beri tanda check list (✓) pada salah satu pilihan
Malang,
Validator Ahli Media
LAMPIRAN 6:
HASIL UJI CALON
PENGGUNA PRODUK
97
98
99
100
101
102
103
104
105
LAMPIRAN
TABEL
106
LAMPIRAN
TABEL 1:
INSTRUMEN
VALIDASI AHLI
ANGKET
107
LAMPIRAN
TABEL 2:
INSTRUMEN
VALIDASI AHLI
MATERI
112
LAMPIRAN
TABEL 3:
INSTRUMEN
VALIDASI AHLI
MEDIA
116
LAMPIRAN
TABEL 4:
INSTRUMEN
VALIDASI UJI CALON
PENGGUNA
118
LAMPIRAN
TABEL 5:
DATA HASIL UJI AHLI
MATERI
121
Rata-rata 97,9%
B. Aspek Kegunaan
Kegunaan uraian peran konselor dan 4 4 8 100% Layak/ Tidak
konseli Revisi
Kegunaan uraian materi untuk 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
mengurangi kecenderungan Revisi
menyontek siswa SMP
122
LAMPIRAN
TABEL 6:
DATA HASIL UJI AHLI
MEDIA
125
Rata-rata 93,7%
B. Aspek Kegunaan
Kegunaan buku panduan untuk 4 4 8 100% Layak/ Tidak
memberikan layanan bimbingan Revisi
kelompok
Rata-rata 100%
D. Aspek Kemenarikan
Kemenarikan tampilan buku 3 3 8 75% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Kemenarikan gambar dan warna 3 4 8 87,5% Layak/ Tidak
126
LAMPIRAN
TABEL 7:
DATA HASIL UJI
CALON PENGGUNA
PRODUK
128
Rata-rata 92%
B. Aspek Kegunaan
Kegunaan uraian peran konselor dan 3 3 8 75% Layak/ Tidak
konseli Revisi
Kegunaan deskripsi media dan alat 3 3 8 75% Layak/ Tidak
yang digunakan Revisi
Kegunaan uraian materi untuk 4 4 8 100% Layak/ Tidak
mengurangi kecenderungan Revisi
menyontek siswa SMP
129
Rata-rata 90%
D. Aspek Kemenarikan
Kemenarikan buku panduan secara 3 3 8 75% Layak/ Tidak
keseluruhan Revisi
Kemenarikan tampilan buku 3 3 8 75% Layak/ Tidak
panduan Revisi
Kemenarikan gambar dan warna 4 3 8 87,5% Layak/ Tidak
pada buku panduan Revisi
Kemenarikan buku panduan secara 3 3 8 75% Layak/ Tidak
keseluruhan Revisi
Rata-rata 78% Layak/ Tidak
Revisi
Total 92 88 86,5% Layak/ Tidak
Revisi
130
RIWAYAT HIDUP
Nurussakinah dari Bekasi, jawa Barat. Merupakan anak kedua dari enam
besaudara dari pasangan Bapak Danang Yulianto dan Ibu Chairunnisa. Penulis
lahir di Sleman, 25 Oktober 1998. Memiliki tiga saudara perempuan dan dua
saudara laki-laki.
Penulis mengawali pendidikan di TK di Banjarmasin selama satu tahun
dan satu tahun kemudian melanjutkan TK di Boyolali. Kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan di SDIT Al-Husnayain (2004-2010). Setelah lulus SD
peneliti melanjutkan SMP di sekolah yang sama yaitu SMPIT Al-Husnayain (201-
2013). Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 12 Bekasi
(2013-2016). Pada tahun 2016 peneliti diterima dan masuk ke Universitas Negeri
Malang dengan program studi S1 Bimbingan dan Konseling.