Anda di halaman 1dari 13

MEMAKSIMALKAN LAYANAN INFORMASI MENGGUNAKAN MEDIA

AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR


SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 TEJAKULA PADA
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Oleh: Ni Ketut Sukerti1

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa
dalam mengikuti layanan informasi melalui penggunaan media
audio visual pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Tejakula pada
semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian tindakan
kelas ini dirancang dalam suatu proses pengkajian berdaur (siklus)
yang setiap siklusnya terdiri dari 4 fase, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini melibatkan siswa
kelas VIII D SMP Negeri 2 Tejakula yang berjumlah 32
orangsebagai subyeknya. Data dikumpulkan dengan teknik
observasi dan hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis
deskriptif untuk melihat ketercapaian indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan dalam penelitian (minimal 80,00 kategori “tinggi”
secara individual). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan minat belajar siswa dalam
mengikuti layanan informasi dari rata-rata awal 73,67% meningkat
menjadi 80,54% pada siklus I dan meningkat menjadi 86,88% pada
siklus II. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
layanan informasi menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2
Tejakula pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
Kata kunci: layanan informasi, media audio visual, minat belajar

Abstract
This study aimed at increasing student interest in participating in
information services through the use of audio-visual media in class
VIIID of SMP Negeri 2 Tejakula in the first semester of the
academic year 2019/2020. This classroom action research was
designed in a process of studying cycles, each of which consisted of
4 phases, namely planning, action, observation, and reflection. This
study involved 32 students of class VIIID at SMP Negeri 2 Tejakula
as subjects. The data were collected through observation technique
and the results of the study were analyzed using descriptive analysis
to see if the achievement indicator of success set in the study
(minimum 80% students belonged to the category of “high”). The
results obtained from this study indicated an increase in student

1
Ni Ketut Sukerti adalah Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Tejakula

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 26




interest in participating in information services from an initial
average of 73.67% to 80.54% in the first cycle and increased to
86.88% in the second cycle. Thus, it can be concluded that the
implementation of information services using audio visual media
can increase the interest in learning for students of class VIIID of
SMP Negeri 2 Tejakula in the first semester of the academic year
2019/2020.
Keywords: information services, audio visual media, interest in
learning

PENDAHULUAN
Dalam situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka
peluang bagi manusia terutama siswa mencapai status dan tingkat kehidupan yang
lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus
berpikir, dan meningkatkan kemampuan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu disiapkan sumber daya manusia yang
bermutu. Manusia atau sumber daya manusia yang bermutu adalah manusia yang
sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
secara profesional, serta dinamis dan kreatif (Syamsu Yusuf, 2008). Hal ini sesuai
dengan visi dan misi pendidikan nasional. Proses perkembangan siswa dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar. Dari dalam dipengaruhi oleh
pembawaan dan kematangan, sedangkan dari luar dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Perkembangan dapat berhasil baik jika faktor-faktor tersebut dapat saling
melengkapi. Untuk mencapai perkembangan yang baik harus ada asuhan yang
terarah. Asuhan dengan perkembangan yang melalui proses belajar sering disebut
pendidikan.
Proses pembelajaran yang dijalani siswa tidak selamanya berjalan dengan
lancar. Sering kali akibat interaksi yang dilakukan, siswa mengalami gangguan secara
psikologis yang menghambat pencapaian prestasi belajar seperti yang diharapkan.
Tidak setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan yang terkait
dengan belajar. Sering kali kemampuan itu mesti difasilitasi oleh guru dan guru
pembimbing untuk dapat direalisasikan. Walaupun mungkin seorang siswa memiliki
potensi yang baik, namun yang bersangkutan kurang punya kemampuan untuk

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 27




mengembangkannya, sudah barang tentu hasil belajarnya kurang baik. Karena itu,
mendukung dan mendorong siswa mengambil keputusan yang penting dalam
menentukan arah kehidupannya di masa mendatang, jelas merupakan tugas dan
tanggung jawab guru, khususnya guru bimbingan dan konseling atau konselor
sekolah.
Guna mewujudkan harapan tersebut, lembaga pendidikan memiliki peran dan
fungsi yang penting. Guru-guru harus selalu bekerja sama bahu membahu untuk
mengawasi dan melaksanakan terwujudnya harapan itu. Salah satu guru yang
berperan adalah guru bimbingan dan konseling (BK). Keterlibatan guru sebagai
pemandu (penunjuk jalan) harus dilaksanakan secara maksimal.
Secara umum, banyak siswa mengalami kesulitandalam aktivitas belajarnya.
Kesulitan umum yang terjadi pada siswa antara lain: 1) banyak siswa yang masih
memiliki minat belajar yang rendah; 2) banyak siswa yang kurang antusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, kurang semangat, dan daya juang yang rendah; 3)
banyak siswa cepat bosan dan konsentrasinya mudah terganggu di dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran; 4) banyak siswa yang masih ragu dan bingung
mengidentifikasi potensi yang ada di dalam dirinya; dan 5) banyak siswa yang belum
tahu kondisi kehidupan di masyarakat yang akan segera dijalani nantinya sebagai
anggota masyarakat.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan pada kelas binaan khususnya kelas
VIII D, terlihat bahwa masih banyak siswa yang kurang antusias dan memiliki minat
belajar yang rendah. Saat melaksanakan layanan bimbingan klasikal yang dilakukan
oleh guru BK, masih banyak siswa yang kurang fokus dan kurang antusias dalam
mengikuti layanan tersebut. Jika kondisi ini terus dibiarkan terjadi, siswa
kemungkinan akan semakin enggan untuk belajar, mengikuti kegiatan layanan, dan
siswa tidak akan mencapai perkembangan yang optimal. Selain itu, perlu adanya
perbaikan dari sisi guru BK, khususnya dalam menyajikan desain layanan bimbingan
klasikal yang lebih menggugah dan meningkatkan gairah siswa untuk terlibat aktif di
dalamnya.
Menyikapi gejala tersebut, peneliti berupaya menyusunnya menjadi bahan

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 28




kajiandalam bentuk penelitian dengan judul “Memaksimalkan Layanan Informasi
Menggunakan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas
VIII D SMP Negeri 2 Tejakula Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan
bimbingan konseling yang dilakukan oleh guru BK. Secara khusus, tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2
Tejakula semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 melalui pemberian layanan
informasi dengan memaksimalkan penggunaan media audio visual.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak,
yaitu: 1) bagi siswa, dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam
mengikuti kegiatan bimbingan di kelas, dan meningkatkan kesenangan siswa dalam
mengikuti proses bimbingan di kelas; 2) bagi guru BK, dapat mengembangkan
kreativitas dan inovasi guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan kepada
peserta didik, dan mengembangkan kemampuan guru BK dalam memberikan layanan
informasi yang menarik, memanfaatkan media, dan menyenangkan; 3) bagi peneliti,
dapat menghasilkan laporan penelitian yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para
pendidikuntuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan, menumbuh kembangkan
kebiasaan, budaya,atau tradisi meneliti di kalangan pendidik, dan hasil-hasil
penelitian dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untukdisajikan
dalam forum-forum ilmiah; dan 4) bagi sekolah, dapat menjadi referensi dalam
meningkatkan kemampuan pendidik khususnya guru BK dalam upaya peningkatan
kualitas layanan bimbingan konseling, dan mendorong terwujudnya layanan
bimbingan konseling yang menarik, menantang, menyenangkan, serta melibatkan
siswa secara aktif.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dirancang dalam beberapa
siklus tindakan sampai kriteria keberhasilan yang ditetapkan tercapai. Penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 2 Tejakula khususnya kelas VIII D pada semester ganjil

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 29




tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian dilaksanakan dalam waktu 5 bulan yaitu dari
bulan Juli sampai Nopember 2019.
Kelompok sasaran yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D
pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 32 orang siswa yang
terdiri dari 15 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Objek penelitian ini adalah
peningkatan minat belajar siswa.
Dalam rancangan penelitian tindakan ini, setiap siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi.
Proses pelaksanaan penelitian merupakan suatu rangkaiansiklus yang berkelanjutan
sampai target keberhasilan tindakan tercapai. Adapun proses penelitian tindakan kelas
yang akan dilaksanakan disajikan dalam gambar berikut:

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan - I Tindakan - I

SIKLUS - I Pengamatan/
Refleksi - I Pengumpulan
Data - I

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


baru, hasil Tindakan - II Tindakan - II
Refleksi

SIKLUS - II Pengamatan/
Refleksi
Refleksi -- II
I Pengumpulan
Data - II

Bila Permasalahan
Belum Dilanjutkan ke
Terselesaikan Siklus Berikutnya

Gambar 1. Rancangan Siklus Penelitian (Depdiknas, 2011: 12)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah melalui observasi dengan bantuan instrumen lembar observasi. Melalui
observasi, akan dilakukan proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis
mengenai gejala atau hal-hal yang diteliti. Untuk membuat lembar observasi yang
representatif, maka perlu terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumennya.

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 30




Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif. Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan
mencari total skor, nilai, rata-rata, dan kualifikasi dari masing-masing sub indikator.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:

P= x 100% (Nurkancana, 1990: 126)


Keterangan:
P : persentase pencapaian
x : skor mentah
SMI : skor maksimal ideal
Target keberhasilan penelitian tindakan ini disesuaikan dengan persentase
pencapaian skor minimal 80%. Subjek yang diberikan tindakan, apabila menunjukkan
peningkatan minat belajar mencapai minimal 80% maka dikategorikan berhasil.
Semakin meningkat minat belajar subjek penelitian, maka semakin berhasil tindakan
yang diberikan. Untuk menentukan pencapaian hasil peningkatan minat belajar siswa,
digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Tindakan


No. Persentase Kategori Ket.
1. 90% - 100% Sangat Tinggi Sudah
2. 80% - 89% Tinggi Tercapai
3. 65% - 79% Sedang
Belum
4. 55% - 64% Rendah
Tercapai
5. 0% - 54% Sangan Rendah
Sumber: dimodifikasi dari Nurkancana (1990: 93)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi awal dan laporan dari guru mata pelajaran; minat
belajar subjek penelitian cenderung rendah. Hal ini ditandai dengan kurangnya
semangat belajar, kurang antusias, pasif dalam belajar, jarang bertanya dan
memberikan argumen, sering kehilangan fokus saat belajar, dan siswa menunjukkan
kebosanan saat belajar. Dari segi pendidik, kegiatan belajar yang dilakukan
dominanmasih konvensional; menggunakan ceramah sebagai kegiatan yang

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 31




mendominasi. Dari observasi awal diperoleh data bahwa hanya 25 % atau 8 orang
dari 32 siswa yang memiliki minat belajar yang berkategori tinggi; rata-rata 73,67%
dengan kategori “sedang”. Data ini menunjukkan kondisi rendahnya minat belajar
siswa kelas.Melihat hal tersebut, maka siswa kelas VIII Dperlu diberikan tindakan
dengan mengubah strategi layanan yang digunakan yaitu melalui penggunaan media
audio visualagar minat belajar siswa meningkat.
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam 4 tahap yaitu: perencanaan
tindakan: pelaksanaan tindakan; observasi/evaluasi; dan refleksi. Dalam kegiatan ini
peneliti melaksanakan langkah-langkah kegiatan layanan informasi yang telah
dirancang sebelumnya. Pelaksanaan layanan informasi dilakukan selama 1 x 40
menitdan dirancang dalam tiga kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan tatap
mukadan satu kali pertemuan untuk kegiatan evaluasi. Pelaksanaan tindakan siklus I
dilaksanakan pada tanggal 12 dan 19 Agustus 2019 dan evaluasi siklus I dilaksanakan
tanggal 20 Agustus 2019. Topik layanan informasi pada pertemuan pertama adalah
“Menumbuhkan motivasi berprestasi” dantopik layanan informasi pada pertemuan
kedua adalah “Cara belajar efektif dan efisien”.
Hasil evaluasi siklus I menunjukkan minat belajar siswa kelas VIII D pada
siklus I mengalami peningkatan dengan skor rata-rata sebesar 80,54% dengan
kategori “tinggi”. Secara rinci, terdapat 3 orang (9,38%) siswa memiliki minat belajar
sangat tinggi; 18 orang (56,25%) siswa memiliki minat belajar tinggi; dan 11 orang
(34,38%) siswa memiliki minat belajar sedang. Dari seluruh siswa yang diberikan
tindakan, masih ada 11 orang (34,38%) siswa yang belum mencapai target
keberhasilan minimal yang ditetapkan.
Keunggulan-keunggulan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakansiklus I
yaitu: 1) minat belajar sebagian besar siswa sudah meningkat yaitu sebanyak 21
orang (65,63%) siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan; 2) guru BK sudah
mampu menyiapkan berbagai hal yang diperukan untuk pelaksanaan layanan
informasi dengan media audio visual; 3) guru BK mendapatkan tantangan untuk
melaksanakan layanan informasisebaik mungkin agar tujuan layanan tercapai; dan 4)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 32




siswa dihadapkan pada metodebaru yangmampu meningatkan minat siswa dalam
mengikuti layanan, walaupun belum seluruh siswa merasakan dampaknya.
Selain keunggulan, selama tindakan di siklus I juga ditemukan beberapa
kendala dan hambatan yang dapat dijadikan refleksi untuk siklus II yaitu: 1) layanan
informasi masih cenderung berpusat pada guru (teache roriented) walaupun sudah
diseting dalam format kelompok; 2) sebagian siswa terlihat belum cukup aktif, belum
cukup giat dalam berusaha sendiri, belum bisa memantapkan diri mereka dalam
berusaha menemukan segala sesuatu yang berhubungan dengan topik layanan; 3)
sebagian siswa masih terbiasa dengan metode konvensional (ceramah) sehingga
mereka cenderung pasif; dan 4) siswa kurang menginternalisasi topik layanan dan
belum mampu menyusun rencana masa depan terkait topik layanan.
Perencanaan tindakan siklus II mengacu pada hasil yang didapat pada siklus I
yaitu: 1) merencanakan untuk mengoptimalkan pemberian layanan yang berorientasi
kepada siswa (student oriented); 2) mengoptimalkan penggunaan media audio visual
dalam pemberian layanan; 3) membaca kembali referensi terkait penggunaan media
audio visual dalam pembelajaran / layanan bimbingan; 4) merencanakan kegiatan
motivasi agar peserta didik mau lebih giat belajar baik pada saat pelaksanaan maupun
setelah pelaksanaan layanan; dan 5) lebih mendorong keterlibatan aktif siswa dalam
kegiatan layanan. Pelaksanaan layanan informasi pada siklus II dilakukan selama 1 x
40 menit dan dirancang dalam tiga kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan tatap
muka dan satu kali pertemuan untuk kegiatan evaluasi. Pelaksanaan tindakan siklus I
dilaksanakan pada tanggal 23 dan 30 September 2019 dan evaluasi siklus I
dilaksanakan tanggal 01 Oktober 2019. Topik layanan informasi pada pertemuan
pertama adalah “Stop Bullying” dantopik layanan informasi pada pertemuan kedua
adalah “Etika pergaulan dengan teman sebaya”.
Hasil evaluasi siklus II menunjukkan minat belajar siswa kelas VIII D pada
siklus II mengalami peningkatan dengan skor rata-rata sebesar 86,88% dengan
kategori “tinggi”. Secara rinci, bahwa 10 orang (31,25%) siswa memiliki minat
belajar sangat tinggi dan 22 orang (68,75%) siswa memiliki minat belajar tinggi. Dari
32 siswa yang diberikan tindakan, seluruhnya mencapai target keberhasilan minimal

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 33




yang ditetapkan dalam penelitian yaitu memiliki minat belajar minimal 80% (kategori
tinggi).Data yang diperoleh tersebut memberikan gambaran bahwa layanan informasi
dengan media audio visual telah berhasil meningkatkan minat belajarsesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini karena indikator keberhasilan penelitian tercapai dan
terlampaui. Dengan demikian, penelitian dapat diakhiri pada siklus II dan dilanjutkan
dengan pembahasan laporan. Rekap perkembangan minat belajar siswa kelas VIII D
dari kondisi awal sampai siklus II sebagai berikut:

Tabel 2. Perkembangan Minat Belajar Siswa Kelas VIII D


Awal Siklus I Siklus II
No. Kategori
n % n % n %
1. Sangat Tinggi 0 0,00 3 9,38 10 31,25
2. Tinggi 8 25,00 18 56,25 22 68,75
3. Sedang 14 43,75 11 34,38 0 0,00
4. Rendah 10 31,25 0 0,00 0 0,00
5. Sangat Rendah 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Rata-rata 73,67 80,54 86,88

Keunggulan-keunggulan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus II


yaitu: 1) seluruh siswa telah menunjukkan peningkatan minat belajar minimal
mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian; 2) kelas sudah
mulai terlihat bergairah yang ditandai dengan: giatnya peserta didik berdiskusi; adu
pendapat sudah terlaksana dalam situasi kelas yang terbimbing; suasana kelas sudah
mulai lebih ramai dan peserta didik tidak diam saja seperti pertemuan sebelumnya; 3)
semua persiapan sudah diupayakan dibuat secara maksimal oleh peneliti sehingga
peneliti lebih siap dalam memberikan layanan; 4) kegiatan layanan bimbingan sudah
lebih berorientasi kepada peserta didik (studentcentered); dan 5) siswa sudah mampu
menginternalisasi topik layanan dan mampu menyusun rencana masa depan terkait
topik layanan.
Meskipun sudah mencapai target keberhasilan, namun dalam pelaksanaan
tindakan siklus II masih ditemukan beberapa kelemahan. Kekurangan yang
ditemukan dalam pelaksanaan tindakan siklus II antara lain: 1) penguatan-penguatan
baik verbal maupun non verbal belum mampu diupayakan dengan maksimal akibat

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 34




singkatnya waktu pembelajaran; 2) keterampilan bertanya yang sudah dimiliki guru
dengan tanya jawab multi arah ternyata memakan waktu yang cukup banyak; dan 3)
tidak semua siswa mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan kesimpulan dan
rencana masa depan terkait materi layanan. Hal ini dikarenakan singkatnya waktu
pembelajaran.

B. Pembahasan
Di dalam kegiatan belajar, minat belajar menjadi salah satu faktor penting
yang mendukung keberhasilan siswa. Menurut Safari (2005: 111) minat belajar
adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan
gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya dalam belajar. Minat belajar secara
operasional meliputi aspek: (a) kesukaan, (b) ketertarikan, (c) perhatian, dan (d)
keterlibatan. Dengan demikian, siswa akan memiliki kesediaan untuk melibatkan diri
dalam belajar jika mereka memiliki minat belajar yang tinggi.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan pada kelas binaan khususnya kelas
VIII D, terlihat bahwa masih banyak siswa yang kurang antusias dan memiliki minat
belajar yang rendah. Saat melaksanakan layanan bimbingan klasikal yang dilakukan
oleh guru BK, masih banyak siswa yang kurang fokus dan kurang antusias, kurang
bersemangat, merasa cepat bosan, dan kurang melibatkan diri dalam kegiatan
bimbingan. Dari observasi awal diperoleh data bahwa hanya 25% atau 8 orang dari
32 siswa yang memiliki minat belajar yang berkategori tinggi (rata-rata 73,67%
dengan kategori “sedang”).
Melihat kondisi tersebut dan konsepsi teori yang mendukung, maka dilakukan
penelitian tindakan melalui pemberian layanan informasi menggunakan media audio
visual untuk meningkatkan minat belajar siswa. Pemberian layanan informasi yang
disertai dengan penggunaan media audio visual dapat membantu menumbuhkan
minat siswa dalam mengikuti kegiatan layanan informasi. Media audio visual dapat
menjadi media perantara yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran
sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Penelitianini dilakukan secara bersiklus

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 35




sampai kriteria keberhasilan yang ditetapkan tercapai. Hasil evaluasi pelaksanaan
tindakan siklus I menunjukkan minat belajar siswa meningkat jika dibandingkan
dengan kondisi awal walaupun dari 32 siswa masih ada 11 siswa (34,38%) yang
belum mencapai target keberhasilan minimal yang ditetapkan. Peningkatan dari
kondisi awal rata-rata sebesar 73,67% menjadi 80,54% pada siklus I dengan
persentase peningkatan sebesar 6,87%. Hal yang belum tercapai pada siklus I
dievaluasi dan diperbaiki untuk selanjutnya diimplementasikan pada pelaksanaan
tindakan siklus II.
Pelaksanaan tindakan siklus II telah mampu meningkatkan minat belajar
siswa. Seluruh subjek penelitian telah menunjukkan peningkatan minat belajar
mencapai target keberhasilan tindakan yang ditentukan. Pada siklus I, persentase rata-
rata sebesar 80,54% sedangkan pada siklus II persentase rata-rata sebesar 86,88%
dengan rata-rata persentase peningkatan sebesar 6,33%. Ini mempertegas bahwa
tindakan yang diberikan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Mengacu kepada
kriteria keberhasilan, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat diakhiri
pada siklus II. Hipotesis penelitian yang diajukanjuga dapat diterima.
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian-penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian dari Bagus Pradikta (2018) menyatakan bahwa layanan informasi
dengan media audio visual efektif meningkatkan kreativitas belajar siswa. Hasil
penelitian I Ketut Sarjana (2010) menyatakan bahwa layanan informasi menggunakan
media audio visual dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 3
Kubutambahan.
Selain hal di atas, keunggulan dari tindakan layanan informasi menggunakan
media audio visual yang dilakukan yaitu: (a) penggunaan media audio visual dapat
menarik perhatian siswa dan merangsang minat siswa untuk mengikuti kegiatan
layanan; (b) kegiatan layanan tidak bersifat konvensional; (c) kegiatan layanan
berpusat pada siswa melalui diskusi kelompok, curah pendapat, dan penyajian hasil
diskusi; (d) siswa diajak untuk menyusun rencana masa depan terkait topik layanan
yang sudah dibahas; dan (e) layanan bimbingan konseling merupakan kegiatan yang
cukup berbeda dibandingkan kegiatan pembelajaran bidang studi yang lebih

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 36




mengutamakan aspek kognitif; dimana layanan bimbingan konseling memiliki
cakupan yang lebih luas dalam membantu peserta didik berkembang secara optimal
sesuai dengan tugas perkembangannya.
Satu hal yang menjadi catatan bahwa penelitian ini dilakukan terbatas pada
siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Tejakula semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020
yang berjumlah 32 orang. Hasil penelitian yang diperoleh mungkin akan berbeda
jikadilakukan pada subjek, lokasi, dan waktu penelitian yang berbeda.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Tejakula semester
ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan minat
belajar siswa kelas VIII D selaku subjek penelitian. Peningkatan minat belajar seluruh
subjek penelitian setelah diberikan tindakan, telah mencapai target keberhasilan yang
ditetapkan dalam penelitian yaitu minimal 80% (kategori “tinggi”). Persentase
peningkatan minat belajar siswa dari kondisi awal rata-rata 73,67% menjadi 80,54%
pada siklus I dan dari siklus I rata-rata 80,54% menjadi 86,88% pada siklus II.
Persentase peningkatan minat belajar siswa dari kondisi awal ke siklus I sebesar
6,87% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 6,33%.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Furchan. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Pustaka Belajar:
Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azwar, Saifuddin. 1996. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.
Damayanti, M., Anni, C. T., & Mugiarso, H. (2016). Layanan Informasi Berbantuan
Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Minat Berwirausaha Siswa.

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 37




Indonesian Journal of Guidance and Counseling : Theory and Application,
5(1), 39–44. journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Daryanto. 1999. EvaluasiPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas, 2002a. Pedoman Umum Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis
Kemampuan Dasar. Dirjen Dikdasmen.
Depdiknas, 2002b. Pedoman Khusus Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis
Kemampuan Dasar. Dirjen Dikdasmen.
Djahra, F. (2017). Penerapan Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan,
1(1), 10–22.
Fitri, E. (2016). Efektivitas layanan informasi dengan menggunakan metode blended
learning untuk meningkatkan motivasi belajar. Jurnal Psikologi Pendidikan
& Konseling, 2, 84–92.
Lestari, D. E., & Rahmaniyah, A. (2020). Penerapan Media Audio Visual Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Pada Pembelajaran Tematik. 1(1), 71–80.
Mania, S. (2008). Observasi Sebagai Alat Evaluasi Dalam Dunia Pendidikan Dan
Pengajaran. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
11(2), 220–233. https://doi.org/10.24252/lp.2008v11n2a7
Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 38

Anda mungkin juga menyukai