Anda di halaman 1dari 180

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN


METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V
SDN PISANGAN 03

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh
Siti Sa’adah
NIM 1111018300062

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA


PEMBELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN
METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V
SDN PISANGAN 03

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh
Siti Sa’adah
NIM 1111018300062

Yang Mengesahkan
Pembimbing

Takiddin, M.Pd
NIP. 198312062011011005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada


Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V
SDN Pisangan 03. Disusun oleh Siti Sa’adah NIM. 1111018300062, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, 24 Juni 2015

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Takiddin, M.Pd
NIP 198312062011011005
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Siti Sa’adah
NIM : 1111018300062
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat : Kp. Kebon Kopi RT/RW. 003/008 No. 21 Pengasinan-
Depok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada


Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V
SDN Pisangan 03 adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Dosen Pembimbing : Takiddin, M.Pd


NIP : 19831206201101005

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerimaa segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakarta, 24 Juni 2015

Siti Sa’adah
NIM. 1111018300062
ABSTRAK

Siti Sa’adah NIM. 1111018300062. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa


Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di
Kelas V SDN Pisangan 03. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keaktifan


belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok
di kelas V SDN Pisangan 03. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk
mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dalam
4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan
dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn sebagai tujuan dari penelitian
yang dilakukan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret–Mei 2015 di SDN Pisangan


03 dengan subjek penelitian pada siswa kelas V-A. Penelitian dilakukan dalam 2
(dua) siklus dengan masing-masing siklus selama 2 (dua) pertemuan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa pada
setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil siswa yang aktif pada siklus I
sebanyak 5 (lima) siswa dengan persentase sebesar 15,62% dan rata-rata keaktifan
belajar siswa sebesar 62,19%. Sedangkan pada siklus II siswa yang aktif sebanyak
28 (dua puluh delapan) siswa dengan persentase sebesar 87,50% dan rata-rata
keaktifan belajar siswa sebesar 88,92%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode kerja kelompok dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
pada pembelajaran PKn di kelas V SDN Pisangan 03 karena rata-rata persentase
siswa aktif telah mencapai hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu ≥
80%. Keaktifan belajar siswa meningkat didukung oleh hasil belajar yang baik
yaitu 83.

Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Metode Kerja Kelompok

i
ABSTRACK

Siti Sa'adah NIM. 1111018300062. The increase activeness Student On


Civics Learning Through Application Group Work Method in class V SDN
Pisangan 03. Thesis. Government Elementary School Teacher Education
Department, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, in 2015.
This study aimed to describe the increase in the activity of students in the
learning civics through the application of methods of group work in class V SDN
Pisangan 03. The method used in this research is classroom action research
(PTK). PTK implemented in an attempt to overcome the problems that arise in the
classroom. This method is carried out in 4 (four) phases, including planning,
implementation, observation, and reflection. The fourth stage is the present cycle
repeatedly and carried out with the same measures and focused on improving
students' learning activeness in teaching civics as a goal of the research
conducted.
This study was conducted in March-May 2015 in SDN Pisangan 03 with
the subject of research in class VA. The study was conducted in 2 (two) cycles
with each cycle during the 2 (two) meetings. The results showed that there is an
increase in the activity of students in each cycle. It can be seen from the results of
students who are active in the first cycle of 1 (one) student with a percentage of
3.13% and the average students' learning activeness of 57.53%. While on the
second cycle students who are active as much as 24 (twenty-four) students with a
percentage of 75% and the average students' learning activeness of 82.57%. It can
be concluded that the application of the method of group work can enhance
students' learning activeness in learning civics class V SDN Pisangan 03 as the
average percentage of active students have achieved the expected results
interventasi action is ≥ 80%.

Keywords: Learning Activeness, Methods Working Group

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan beberapa nikmat
dan anugerah yang tak terhingga, serta atas izin-Nya penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada
Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN
Pisangan 03”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar
Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya, yang telah membebaskan
umat manusia dari zaman jahiliyah.
Selama menulis skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan motivasi
dan bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas jasa
dan pengorbanan mereka yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Nafia Wafiqni, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan bimbingan dan motivasi.
5. Takiddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar
dan penuh pengertian dalam memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

iii
6. Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom., dan Dr. Muhammad Arif, M.Pd.,
selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang positif dan
mengarahkan penulis dalam memperbaiki kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya
kepada penulis.
8. Keluarga besar SDN Pisangan 03, khususnya Kepala Sekolah, guru
kelas V dan seluruh siswa-siswi kelas V, yang telah membantu dan
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian
demi terselesaikannya skripsi ini.
9. Orang tua saya tercinta, Ibunda Maryati dan Ayahanda Sartun, kakak-
kakakku Santi Hasanah, Deddy Anwar, dan Syahril Ramdhoni, yang
selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dan
telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam menyelesaikan sripsi
ini.
10. Sahabat-sahabatku tercinta, Husnul Ma’ab, Rifa’athul Afifah, Nurliana,
Endang Sri Rahayu, Yulia Kurnia Dewi, Ayu Apriyanti, Dini Anugrah
Safitri, Dwi Asia Ningsih dan seluruh teman-teman seperjuangan di
PGMI angkatan 2011 yang telah memberikan masukan, dukungan,
motivasi yang sangat berharga. Semoga kebersamaan kita menjadi
kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan di masa mendatang dan
tidak berhenti sampai di sini.
11. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas
segala doa, bantuan dan informasi yang bermanfaat dalam
menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat menerima segala amal kebaikan atas segala jasa,
perhatian, motivasi, dan bantuannya yang diberikan kepada penulis. Amin.

iv
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, dimana tidak ada
pekerjaan yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang
menbaca dan membutuhkannya.

Jakarta, 24 Juni 2015

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .................................................. 6
C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................................. 6
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN .............................................................. 8
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 8
1. Metode Kerja Kelompok ........................................................................ 8
a. Pengertian Metode Kerja Kelompok ................................................. 8
b. Karakteristik Metode Kerja Kelompok ............................................. 10
c. Jenis-jenis Metode Kerja Kelompok ................................................. 11
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kerja Kelompok ...................... 12
e. Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok....................................... 14
f. Peran Guru Metode Kerja Kelompok ................................................ 16
g. Manfaat Metode Kerja Kelompok ..................................................... 17

vi
2. Keaktifan Belajar .................................................................................... 18
a. Pengertian Keaktifan Belajar ............................................................. 18
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Keaktifan
Belajar ................................................................................................ 21
3. Pembelajaran PKn .................................................................................. 22
a. Pengertian Pembelajaran PKn ........................................................... 22
b. Tujuan Pembelajaran PKn ................................................................. 24
c. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn ................................................... 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 26
C. Kerangka Berfikir ................................................................................... 27
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 31
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............................. 29
C. Subjek Penelitian .................................................................................... 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................ 33
E. Tahap Interventasi Tindakan .................................................................. 33
F. Hasil Interventasi Tindakan yang Diharapkan ....................................... 35
G. Data dan Sumber Data ........................................................................... 35
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................ 35
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 37
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ......................................................... 38
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................................ 38
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................................. 40
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............... 41
A. Gambaran Umum SDN Pisangan 03 ...................................................... 41
B. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 41
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................................... 41
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ............................................................. 51
C. Analisis Data .......................................................................................... 58
D. Pembahasan ............................................................................................ 70

vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................ 75
B. Saran ....................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77
UJI REFERENSI ............................................................................................. 79

viii
DAFTAR TEBEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 30


Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa .................... 36
Tabel 3.3 Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa ................................................. 39
Tabel 4.1 Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I ................................ 50
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru ........................................ 57
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa ........................................... 60
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I ................... 62
Tabel 4.5 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I .................................... 64
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II .................. 65
Tabel 4.7 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II ................................... 66
Tabel 4.8 Hasil Tes Belajar ................................................................................ 67

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................... 28


Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ....................................... 32
Gambar 4.1 Gambar Materi Musyawarah .......................................................... 43
Gambar 4.2 Kartu Berwarna .............................................................................. 46
Gambar 4.3 Hasil Kerja Siswa Bentuk Peta Konsep ......................................... 47
Gambar 4.4 Lembar Kerja Siswa ....................................................................... 47
Gambar 4.5 Hasil Demonstrasi Siswa ................................................................ 54
Gambar 4.6 Tugas Kliping ................................................................................. 55

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Wawancara Guru Tahap Pra Penelitian ............. 83


Lampiran 2 : Lembar Hasil Wawancara Siswa Tahap Pra Penelitian ........... 85
Lampiran 3 : Lembar Hasil Observasi Tahap Pra Penelitian ......................... 87
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................... 88
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 108
Lampiran 6 : Lembar Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I ..... 124
Lampiran 7 : Lembar Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II .... 128
Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I ....... 132
Lampiran 9 : Lembar Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II ...... 136
Lampiran 10 : Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran PKn ..................................................................... 140
Lampiran 11 : Lembar Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ...... 141
Lampiran 12 : Lembar Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ..... 147
Lampiran 13 : Gambar Kegiatan Belajar Siswa ............................................... 153
Lampiran 14 : Lembar Hasil Wawancara Guru Tahap Akhir Penelitian ......... 154
Lampiran 15 : Lembar Hasil Wawancara Siswa Tahap Akhir Penelitian ....... 156
Permohonan Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 159
Surat Permohonan Izin Penelitian …………………………………………….. 160
Surat Keterangan Penelitian di Sekolah ………………………………………. 161
Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………… 162

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan sebuah pendidikan dapat terlihat dari bagaimana proses
pembelajaran itu berlangsung. Dalam proses pembelajaran terdiri dari beberapa
komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi1. Komponen-
komponen tersebut adalah siswa, tujuan, kondisi belajar, sumber-sumber belajar
dan hasil belajar.2 Dalam hal ini guru sebagai pendidik yang profesional harus
mempunyai kemampuan mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan
mengevaluasi siswa ke arah pendidikan yang sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Sehingga guru mampu menciptakan siswa yang berkualitas demi
tercapainya keberhasilan pendidikan.
Dalam proses pembelajaran sering kali guru menemukan masalah. Di antara
masalah tersebut adalah siswa malas belajar, rendahnya minat belajar, rendahnya
motivasi belajar, rendahnya hasil belajar dan kurangnya partisipasi siswa di dalam
kelas. Sehingga suasana belajar menjadi kurang menyenangkan. Masalah tersebut
dapat diminimalisir dengan membuat perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional
tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.3
Proses pembelajaran perlu direncanakan agar dalam pelaksanaannya dapat
berlangsung dengan baik dan dapat mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan.

1
Interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi. Sedangkan
interelasi adalah hubungan satu sama lain. Sebagaimana dijelaskan oleh Tim Penyusun Kamus
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka , 2002), cet. II, h.
438.
2
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),
cet. VI, h. 9-13.
3
Ibid., h. 28.

1
2

Dalam semua mata pelajaran guru harus menguasai materi yang akan
disampaikan. Selain itu, guru juga harus menguasai pendekatan, model, metode,
dan media yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Termasuk
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Sehingga tujuan
pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang digunakan
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini
diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa
sehari-hari, baik secara individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali
siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antarwarga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela
negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara.4
Berdasarkan pengertian PKn di atas, dapat dipahami bahwa tujuan PKn di
sekolah adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara
yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian,
diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap
baik sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.5
Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti tentang proses pembelajaran
PKn di kelas V SDN Pisangan 03 diperoleh bahwa, tingkat keaktifan belajar siswa
kelas V SDN Pisangan 03 dalam pembelajaran PKn sangatlah rendah. Hal ini
dikarenakan selama proses pembelajaran guru hanya menyampaikan materi
dengan metode ceramah, kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan antara
siswa dengan siswa, serta sumber pembelajaran hanya terbatas pada LKS saja.
Sehingga pembelajaran hanya didominasi oleh guru, sedangkan siswa cenderung
pasif hanya mendengarkan atau menyimak materi yang disampaikan guru dan
sesekali mencatat. Proses pembelajaran tersebut menciptakan suasana kurang
menyenangkan. Selain itu peneliti juga mewawancarai beberapa siswa kelas V
SDN Pisangan 03 dan hasilnya banyak siswa yang tidak menyukai pembelajaran

4
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2013), h. 225.
5
Ibid., h. 234.
3

PKn, karena membosankan, materi sulit, belajar hanya terpaku pada LKS dan
guru menyampaikan materi PKn dengan menggunakan bahasa verbal saja. Jadi
yang awalnya semangat belajar setelah beberapa menit sudah membosankan. Hal
tersebut terbukti bahwa dalam pembelajaran PKn siswa kurang aktif.6
Pembelajaran PKn seharusnya berjalan secara aktif dan siswa ikut
berpartisipasi di dalamnya. Karena materi PKn menekankan pada pengalaman dan
pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan
pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya.
Untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, Hamzah B. Uno menemukan salah
satu cara yang dapat dilakukan yaitu:
Siswa belajar dari pengalamannya, selain siswa harus belajar memecahkan
masalah yang dia peroleh. Siswa dapat belajar dengan baik dari pengalaman
mereka. Mereka belajar dari pengalaman langsung dan pengalaman nyata.
Keterlibatan aktif dengan objek-objek ataupun gagasan tersebut dapat
mendorong aktivitas mental untuk berfikir, menganalisa, menyimpulkan,
dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan
konsep yang siswa ketahui sebelumnya.7
Keterlibatan siswa secara aktif akan mendorong siswa untuk lebih mengerti
apa yang mereka lakukan, sehingga memberikan pemahaman lebih baik. Belajar
aktif tidak dapat terjadi tanpa partisipasi siswa. Dalam hal ini maka guru harus
mengubah suasana belajar yang lebih melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. Terdapat berbagai cara untuk membuat siswa aktif, diantaranya
yaitu dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran
yang tepat di sini maksudnya adalah metode yang mampu mengaktifkan siswa
dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar
yang dipergunakan oleh seorang guru. Metode mengajar dapat juga
diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara
individu atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami

6
Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru dan Siswa Kelas V SDN Pisangan 03, (Jl.
Legoso Raya), pada tanggal 23 dan 27 Februari 2015.
7
Hamzah B. Uno, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
cet. II, h. 76.
4

dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar
makin efektif pula pencapaian tujuannya.8
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran agar siswa aktif, saling bekerja sama dan terjadi interaksi antara
siswa dengan guru serta antara siswa dengan siswa, sehingga menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan adalah metode kerja kelompok.
Metode kerja sama atau kelompok ialah upaya saling membantu antara dua
orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan
tugas atau menyelesaikan masalah yang dihadapi guna mewujudkan kesejahteraan
bersama.9 Sedangkan Robert L. Cistrap menyatakan bahwa “Metode kerja
kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah
kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas”.10 Jadi dapat dikatakan
metode kerja kelompok ini, format belajar mengajar yang menitik beratkan
kepada interaksi antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok dan mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, siswa mampu berfikir kritis, dan
mampu memecahkan masalah secara bersama-sama. Sehingga dalam proses
pembelajaran guru hanya menjadi fasilitator, motivator, dan mediator. Dengan
demikian siswalah yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam arti
siswa mencari tahu jawaban permasalahan yang diberikan guru secara bersama-
sama di dalam kelompoknya. Maka dari itu terjadilah interaksi aktif antar siswa.
Bagi siswa yang belum memahami materi bisa berdiskusi dengan teman
sekelompoknya.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari metode kerja kelompok antara
lain adalah (1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berfikir
kritis dan analisis siswa secara optimal; (2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis
dalam menghadapi setiap permasalahan; (3) Mendorong tumbuhnya sikap
tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain; (4)

8
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), cet. II, hlm. 52.
9
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, h.
64.
10
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 15.
5

Mendorong tumbuhnya sikap demokrasi dikalangan siswa; (5) Melatih siswa


untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif,
rasional, dan sistematis dalam beragumentasi guna menemukan suatu kebenaran
dalam kerja sama antar anggota kelompok; (6) Mendorong tumbuhnya keberanian
mengutarakan pendapat siswa secara terbuka; (7) Melatih siswa untuk dapat
mandiri dalam menghadapi setiap masalah; (8) Melatih kepemimpinan siswa; (9)
Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat,
dan pengalaman antar mereka; dan (10) Merupakan wadah yang efektif untuk
kegiatan belajar mengajar.11
Metode kerja kelompok dianggap mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran, karena telah diteliti sebelumnya oleh Sarmanah dalam judul Upaya
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui
Metode Kerja Kelompok, menyatakan bahwa:
Hasil penelitian Sarmanah dengan judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok
dapat disimpulkan bahwa “minat belajar IPS dapat meningkat dengan
menggunakan metode kerja kelompok pada MI Al-Wathoniyah 12 di kelas
II Jakarta Timur, terlihat dari data peningkatan minat dari siklus I sebesar
65,42% dan siklus II menjadi 86,93%”.12
Berkaitan hal tersebut di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan
penelitian yang berhubungan dengan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
PKn. Penelitian tersebut dengan judul “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di
Kelas V SDN Pisangan 03”.

11
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op. cit., h. 91.
12
Sarmanah, “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS
Melalui Metode Kerja Kelompok”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 72-73,
tidak dipublikasikan.
6

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian


Fokus dari penelitian ini adalah peningkatan keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN
Pisangan 03.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka ada
beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Masih banyaknya siswa yang tidak menyukai pelajaran PKn.
2. Proses pembelajaran PKn didominasi oleh guru.
3. Kurangnya persiapan guru dalam proses pembelajaran PKn.
4. Siswa cenderung pasif dan kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran
PKn.
5. Sumber belajar PKn terbatas pada LKS PKn.
6. Metode pembelajaran PKn yang digunakan kurang variatif.

C. Pembatasan Fokus Penelitian


Fokus Penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
pada pembelajaran PKn dengan menerapkan metode kerja kelompok di Kelas V
SDN Pisangan 03. Agar masalah yang dibahas tidak meluas, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada:
1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kerja kelompok.
Metode kerja kelompok ini dijadikan sebagai medote pembelajaran
untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn
agar proses pembelajaran menjadi bermakna dan terjadi interaksi anatara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga hasil belajar
memuaskan.
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn dibatasi pada kegiatan belajar
siswa yang digagas oleh Paul B.Diedrich dalam 8 kelompok yaitu
kegiatan visual, lisan, mendengar, menulis, menggambar, motorik,
mental, dan emosional.
3. Mata pelajaran PKn yang dibatasi dalam materi keputusan bersama.
7

D. Perumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn
melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN Pisangan 03?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN
Pisangan 03.

F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada
semua pihak yang terkait langsung terhadap dunia pendidikan, terutama bagi:
1. Bagi Siswa, dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat
memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn.
2. Bagi Sekolah, memberikan masukan bagi sekolah terutama guru-guru
dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran PKn.
3. Bagi guru, memberikan metode alternatif yang dapat digunakan dalam
pembelajaran PKn untuk mengatasi siswa yang pasif yaitu dengan
metode kerja kelompok.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritik
1. Metode Kerja Kelompok
a. Pengertian Metode Kerja Kelompok
Metode merupakan salah satu komponen dalam proses belajar
mengajar. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Metode mengajar dapat
juga diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar
atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara
individu atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami
dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.1
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru,
dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Dalam proses pembelajaran terkadang siswa pasif, salah satu
metode yang dapat digunakan agar siswa aktif yaitu dengan metode kerja
kelompok. Karena proses pembelajaran dengan metode kerja kelompok
akan berpusat pada siswa, sehingga siswa yang banyak berperan aktif dalam
proses pembelajaran.
Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain
ingin mencapai tujuan yang sama. Sedangkan yang dimaksud dengan
metode kerja kelompok adalah metode mengajar yang menyampaikan bahan
ajar dengan cara membentuk kelompok belajar. Tidak semua kelompok
pasti kelompok belajar, karena sebuah kelompok baru disebut kelompok
belajar jika anggotanya merupakan siswa yang secara bersama-sama

1
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), cet. II, h. 52.

8
9

mengerjakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan


pembelajaran yang sudah ditetapkan.2
Menurut Robert L. Cistrap menyatakan bahwa kerja kelompok
merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil
untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas.3
Metode kerja sama atau kelompok ialah upaya saling membantu
antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam
melaksanakan tugas atau menyelesaikan masalah yang dihadapi guna
mewujudkan kesejahteraan bersama.4
Menurut Sagala dalam Masitoh dan Laksmi Dewi mengatakan bahwa
metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas
dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang
sebagai satu kesatuan bersendiri untuk mempelajari materi pembelajaran
yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan secara bersama-sama.5
Jadi dapat dikatakan bahwa metode kerja kelompok adalah suatu cara
pembelajaran atau metode mengajar yang menyampaikan bahan ajar dengan
cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok sebagai upaya saling
membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok
lainnya dan menjadi satu kesatuan untuk mengerjakan atau menyelesaikan
tugas belajar secara bersama-sama.
Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar mengajar yang
mampu membuat siswa belajar aktif dan memiliki aspek-aspek di dalam
kelompok. aspek-aspek kelompok itu terdiri dari:
1) Tujuan, inilah aspek pengikat semua kelompok. tujuan sebuah
kelompok harus dirumuskan dengan jelas sehingga kegiatan kelompok
bisa terarah.

2
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 101.
3
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 15.
4
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, h.
64.
5
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dep. Agama, 2009), h. 186.
10

2) Interaksi, yang terjadi antar anggota kelompok hendaknya merupakan


interaksi yang baik dan aktif.
3) Kepemimpinan berfungsi untuk mengatur pembagian tugas,
komunikasi yang efektif. Kepemimpinan yang baik akan berpengaruh
terhadap suasana kerja dan pada akhirnya suasana kerja ini akan
mempengaruhi proses penyelesaian tugas.
4) Norma, diperlukan untuk menjaga ketertiban selama bekerja
kelompok dan setiap anggota kelompok harus menaatinya.
5) Perasaan, dalam kerja kelompok setiap anggota harus bisa menekan
perasaan individual diganti dengan perasaan kelompok. perasaan
kelompok adalah perasaan yang timbul karena kesetiakawanan,
persatuan, dan kesatuan karena adanya kesadaran ingin mencapai
tujuan yang sama.6

Jadi dalam melaksanakan metode kerja kelompok ini harus


memperhatikan aspek-aspek yang ada di dalamnya yaitu tujuan, interaksi,
kepemimpinan, norma, dan perasaan. Sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.

b. Karakteristik Metode Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.


2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,
sedang, dan rendah (heterogen).
3) Apabila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, dan jenis kelamin yang berbeda.
4) Penghargaan lebih diorientasi pada kelompok dari pada individu.7

6
Zulfiani, dkk., op. cit., h. 102.
7
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), cet. III,
h. 176.
11

Selain itu karakteristik atau ciri-ciri belajar kelompok menurut


Zulfiani yaitu terdapat persatuan antara anggota kelompok, terdapat kerja
sama yang baik di antara anggota kelompok, dan terdapat interaksi yang
edukatif antara kelompok.8
Dari semua karakteristik metode kerja kelompok di atas, dapat
dikatakan maka dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
kerja kelompok mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari
pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok, membantu siswa
belajar keterampilan sosial, sementara itu secara bersamaan
mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berfikir logis.

c. Jenis-jenis Metode Kerja Kelompok


Ada beberapa bentuk kerja kelompok yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar, yaitu:
1) Kerja kelompok berjangka pendek
Kerja kelompok berjangka pendek biasanya disebut dengan rapat kilat
karena hanya mengambil waktu ± 15 menit, dengan tujuan untuk
memecahkan masalah yang sifatnya khusus.
2) Kerja kelompok berjangka panjang
Kerja kelompok jangka panjang adalah pekerjaan yang memakan waktu
cukup panjang. Misalnya pekerjaan yang membutuhkan waktu 2 hari,
seminggu atau lebih dan tergantung banyaknya tugas yang harus
diselesaikan siswa. Kerja kelompok jangka panjang ini dapat
dilaksanakan dengan tujuan:
a) Membahas masalah yang benar-benar ada dalam masyarakat.
b) Memotivasi siswa kearah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat.
c) Dengan melaksanakan kerja kelompok memberi pengalaman kepada
siswa untuk mengenal kepemimpinan, seperti membuat rencana

8
Zulfiani, dkk., Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 2010), cet. 14, h. 102.
12

sebelum melakukan pekerjaan, membagi pekerjaan, memecahkan


masalah dengan bekerja sama.
d) Dengan bekerja sama siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan
informasi atau data yang lebih banyak.
3) Kerja kelompok campuran
Kerja kelompok campuran dibagi menjadi beberapa kelompok yang
disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa dan materi yang sedang
dibahas. Dalam kerja kelompok ini diberi kesempatan untuk bekerja
sesuai dengan kemampuan masing-masing bagi siswa yang pintar dapat
selesai terlebih dahulu dan bagi siswa yang lamban dapat menyelesaikan
tugasnya dalam waktu yang sesuai dengan kemampuannya. Pada metode
kerja kelompok guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Guru perlu menyediakan tugas atau kegiatan belajar yang sesuai
dengan kemampuan belajar siswa atau setiap kelompok.
b) Setiap tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap kelompok
dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru.
c) Guru hendaknya memberikan petunjuk dengan jelas, sehingga siswa
tahu apa yang harus dilakukan atau dikerjakan.9

Dari beberapa jenis metode kerja kelompok yang ada, guru dapat
menggunakan salah satu jenis metode kerja kelompok tersebut dengan
memperhatikan kesulitan tugas yang diberikan dan waktu yang dibutuhkan.
Sehingga hasil kerja kelompok yang dilakukan siswa dapat berjalan dengan
baik.

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kerja Kelompok


Menurut Roestiyah N.K metode kerja kelompok memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan yang dimiliki metode kerja
kelompok:
1) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
13

2) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih intensif


mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.
3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan diskusi.
4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka
lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
6) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai
pendapat orang lain, serta mereka telah saling membantu dalam
kelompok untuk mencapau tujuan bersama.
Sedangkan kekurangannya adalah:
1) Kerja kelompok sering kali hanya melibatkan kepada siswa yang
mampu sebab mereka dapat memimpin dan mengarahkan temannya
kurang memahami.
2) Metode ini kerkadang menuntut peraturan tempat duduk yang
berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula.
3) Keberhasilan metode ini tergantung kepada kemampuan siswa dalam
memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.10

Selain itu Zulfiani, dkk. mengemukakan kelebihan dan kekurangan


dari metode kerja kelompok sebagai berikut:
Kelebihan mrtode kerja kelompok antara lain:
1) Menanamkan kerja sama antar siswa.
2) Membina sikap toleransi antar siswa.
3) Menanamkan sikap tolong menolong antar siswa
4) Menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin dan rela berkorban.
Kekurangan metode kerja kelompok:
1) Pembentukan kelompok belajar yang baik tidak mudah dilakukan.

9
Roestiyah N. K., op.cit., h. 18-19.
10
Roestiyah N.K, op. cit., h. 17.
14

2) Terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang merugikan


kinerja kelompok.
3) Terkadang timbul persaingan antar kelompok yang bersifat negatif
yang menimbulkan permusuhan.
4) Guru terlebih dahulu harus sudah membuat perencanaan yang matang
tentang kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan oleh siswa.11

Berdasarkan dari kelebihan dan kekurangan metode kerja kelompok di


atas, guru harus mampu meminimalisir kekurangan yang dimiliki dari
metode kerja kelompok, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan
baik. Maka dari itu guru harus cermat dalam menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dari
kelebihan dan kekurangan metode tersebutlah yang menuntut guru menjadi
lebih kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran.

e. Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok


Supaya kerja kelompok dapat berhasil, maka menurut Roestiyah N. K.
Harus melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tugas kepada siswa.
2) Guru menjelaskan apa tujuan kerja kelompok tersebut.
3) Pembagian kelas menjadi beberapa kelompok.
4) Setiap kelompok menunjuk 2 orang teman sebagai ketua dan sebagai
pencatat yang akan membuat laporan tentang kemajuan dan hasil kerja
kelompok tersebut.
5) Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu
memberi saran atau pertanyaan.
6) Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja
kelompok.12

11
Zulfiani, dkk., op. cit., h. 102 - 103.
12
Roestiyah N.K, op. cit., h. 19-20.
15

Selain itu dalam buku Masitoh dan Laksmi Dewi “Strategi


Pembelajaran”, langkah-langkah pada metode kerja kelompok ada dua
konsep yaitu:
1) Kegiatan persiapan yang terdiri dari:
a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b) Apersepsi yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.
c) Memotovasi belajar dengan mengemukakan kasus yang kaitannya
dengan materi. Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan
materi tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok.
d) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran
kegiatan kerja kelompok.
e) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat
memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
2) Kegiatan pelaksanaaan yang terdiri dari:
Pertama, kegiatan membuka pelajaran.
a) Melaksanakan pelajaran yang diajarkan.
b) Mengemukakan tujuan pelajaran dan kegiatan inti pelajaran.
Kedua, kegiatan inti pelajaran.
a) Mengemukakan lingkup materi yang akan dipelajari.
b) Membentuk kelompok.
c) Mengemukakan setiap tugas kelompok kepada ketua kelompok
atau langsung kepada semua siswa.
d) Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
e) Memonitor dan sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja
kelompok.
f) Pemberian umpan balik dari kelompok lain atau dari guru.
Ketiga, kegiatan mengakhiri pelajaran.
a) Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui
kerja kelompok.
16

b) Melakukan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang, melakukan


evaluasi hasil dan proses yang belum dikuasai siswa maupun
memberi tugas mengayaan bagi siswa yang telah menguasai
materi tersebut.13

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan


metode kerja kelompok di atas, guru juga dapat memberikan variasi yang
berbeda sehingga lebih menarik dan menyenangkan, misalnya dengan
menambahkan media yang menarik seperti video atau diselingi dengan
kegiatan ice breaking.

f. Peran Guru dalam Metode Kerja Kelompok


Dalam metode kerja kelompok siswalah yang sangat berperan aktif di
dalamnya, dan guru tidaklah menjadi pemeran utama dalam proses
pembelajaran tetapi guru berperan sebagai:
1) Manager yaitu membantu para siswa mengorganisasi diri, tempat
duduk, serta bahan yang diperlukan.
2) Observer yaitu mengamati dinamika kelompok yang terjadi sehingga
dapat mengarahkan dan membatu siswa bila perlu. Guru perlu
memberikan timbal balik kepada kelompok tentang kepemimpinan,
interaksi, tujuan, aerta perasaan dan norma-norma yang terjadi dalam
kelompok.
3) Advisor yaitu memberikan saran-saran tentang penyelesaian tugas bila
diperlukan. Namun pemberian saran ini bukan memberikan informasi
secara langsung untuk menyelesaikan tugas siswa. Tetapi berikan
saran itu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
4) Evaluator yaitu guru menilai proses kelompok yang terjadi bersama-
sama dengan kelompok. Penilaian ini hendaklah selalu penilaian
kelompok bukan penilaian terhadap individu.14

13
Masitoh dan Dewi Laksmini, op. cit., h. 186-187.
14
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), cet. XIV, h. 25.
17

Guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode


kerja kelompok ini hanya membantu selama proses pembelajaran
berlangsung. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

g. Manfaat Metode Kerja Kelompok


Seperti halnya metode-metode pembelajaran yang lain, metode kerja
kelompok mempunyai banyak manfaat yang dapat diperoleh antara lain
adalah sebagai berikut:
1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berfikir kritis
dan analisis siswa secara optimal.
2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis dalam menghadapi setiap
permasalahan.
3) Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa, mau mendengarkan dan
menghargai pendapat orang lain.
4) Mendorong tumbuhnya sikap demokrasi dikalangan siswa.
5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar
pendapat secara objektif, rasional, dan sistematis dalam beragumentasi
guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama antar anggota
kelompok.
6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara
terbuka.
7) Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah.
8) Melatih kepemimpinan siswa.
9) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi,
pendapat, dan pengalaman antar mereka.
10) Merupakan wadah yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar.15

Selain itu menurut Masitoh dan Laksmi Dewi, mengapa guru memilih
kerja kelompok sebagai metode pembelajaran karena bermanfaat,
diantaranya sebagai berikut:
18

1) Kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan


demokratis.
2) Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar.
3) Kerja kelompok tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar
di luar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi, seperti observasi,
wawancara, cari buku diperpustakaan umum, dan sebagainya.16

Dari semua manfaat yang ada di atas intinya manfaat dari metode
kerja kelompok adalah mengoptimalkan peran kerja tim dalam bekerja sama
menyelesaikan tugas atau suatu masalah dan mampu melatih siswa agar
aktif dalam belajar. Selain itu menjadikan siswa semakin mengerti dengan
keberagaman pandangan dan perbedaan, dan semakin dewasa dalam
menyelesaikan maslah yang menyangkut kelompok baik organisasi maupun
keluarga.

2. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
Dalam proses pembelajaran dibutuhkan kektifan siswa dalam belajar,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Karena menurut Dave Meier,
belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan,
pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan
kearifan menjadi keaktifan.17 Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak
ada belajar kalau tidak ada keaktifan siswa dalam belajar.
Anak adalah makhluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif serta mengalaminya
sendiri. John Dewey mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa

15
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op. cit., h. 91.
16
Masitoh dan Laksmi Dewi, op. cit., h. 186.
17
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.
75.
19

yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus
datang dari siswa sendiri.18
Menurut Kamus Bahasa Indonesia “aktif adalah giat (bekerja,
berusaha)”. Sedangkan “Keaktifan adalah kegiatan”.19 Pada penelitian ini
aktif yang dimaksud adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa
adalah suatu keadaan dimana siswa aktif dalam belajar. Aktif yang
dimaksudkan dalam proses pembelajaran adalah dimana guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
menjawab, mengemukakan gagasan atau pendapatnya serta mampu
memberikan kesimpulan.
Sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah perlahan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah
perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk aktif secara fisik,
intelektual, dan emosional.20
Keaktifan belajar PKn siswa dapat kita lihat dari keterlibatan siswa
dalam proses belajar mengajar seperti kerja kelompok, berpendapat,
menyelesaikan tugas dan sebagainya. Paul B. Diedrich dalam buku yang
ditulis oleh Sadirman membagi kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok
yaitu:
1) Visual Activities (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti menyatakan,
merumuskan, bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi, dan interupsi.
3) Lintening Activities (kegiatan-kegiatan mendengar) seperti
mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik dan sebagainya.

18
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta, Kencana, 2009), h. 73.
19
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta:
Balai Pustaka , 2002), cet. II, h. 23.
20
Yatim Riyanto, op. cit., h. 76.
20

4) Writting Activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita,


karangan, laporan, menyalin dan sebagainya.
5) Drawing Activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti
menggambar, membuat peta, diagram dan sebagainya.
6) Motor Activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan
percobaan, membuat media pembelajaran, bermain, berkebun,
beternak.
7) Mental Activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti menanggapi,
mengingat, memecahkan masalah atau soal, menganalisis, mengambil
keputusan.
8) Emotional Activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh
minat, merasa bosan, gembira, berani, gugup dan sebagainya.21

Kegiatan belajar siswa diatas menunjukan bahwa aktivitas dalam


pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas disini tidak hanya
terbatas pada aktivitas fisik saja tetapi meliputi aktivitas mental. Keadaan
dimana siswa melaksanakan kegiatan belajar inilah yang disebut keaktifan
belajar.
Seorang siswa sering bertanya berulang-ulang kepada guru, belum
tentu dapat dikatakan aktif karena dalam menilai keaktifan seorang siswa
tidak hanya diukur dari aspek kognitif saja, tetapi juga harus diukur dari segi
efektif dan psikomotoriknya.
Adapun konsep dari pembelajaran aktif adalah:
1) Dipandang dari sisi proses pembelajaran, yaitu menekankan kepada
aktivitas siswa secara optimal, keaktifan dari segi fisik, mental,
emosional, dan intelektual.
2) Dipandang dari segi hasil belajar, yaitu tidak hanya membentuk siswa
yang cerdas tetapi diimbangi oleh sikap dan keterampilan siswa.

21
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet. XIX,
h. 101.
21

Seperti kemampuan menemukan, menganalisis, mencari data, dan


sebagainya.22

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan


Keaktifan Belajar
Keberhasilan penerapan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1) Kemampuan guru
Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif
dan inofatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan
berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan
siswa.
2) Sikap profesional guru
Sikap profesional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi
dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang profesional akan
berusaha untuk mencapai hasil yang optimal, oleh karena itu ia akan
selalu menambah wawasan ilmu pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya.
3) Latar belakanag pendidikan dan pengalaman mengajar guru
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru sangat
berpengaruh terhadap implementasi proses pembelajaran siswa aktif.
4) Ruang kelas
Ruang kelas yang sempit akan mempengaruhi kenyamanan siswa
dalam belajar. Selain itu penataan tempat duduk siswa juga harus
diperhatikan.
5) Media dan sumber belajar
Dalam pembelajaran aktif siswa yang menggunakan media akan
memudahkannya dalam mendapatkan atau menerima berbagai informasi
secara mandiri.

22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Preneda Media Group, 2008), cet. V, h. 137.
22

6) Lingkungan belajar
Ada dua hal yang termasuk ke dalam faktor lingkungan belajar,
yaitu lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah misalnya
banyaknya jumlah kelas, perpustakaan dan sebagainya. Selain itu adalah
lingkungan psikologi meliputi iklim sosial yang ada di lingkungan
sekolah misalnya keharmonisan hubungan antar masyarakat sekolah.23

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar


ssiswa di atas, maka guru harus benar-benar menyiapkan perencanaan yang
matang agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Dengan demikian
dalam kegiatan pembelajaran dengan sendirinya keaktifan belajar siswa
akan meningkat.

3. Pembelajaran PKn
a. Pengertian Pembelajaran PKn
Tujuan pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan
siswa menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah
satunya untuk mencapai tujuan tersebut dengan adanya mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
usia dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.24
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini

23
Ibid., h. 143-146.
24
Inne Kusuma Aryani dan Markum Susatim, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis
Nilai, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 39.
23

diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa


sehari-hari.25
Menurut Azyumardi Azra, Pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan
pendidikan hak asasi manusia (HAM). Karena pendidikan kewarganegaraan
mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintah, konstitusi, lembaga-
lembaga demokrasi, hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi,
lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, warisan
politik dan sebagainya.26
Sementara Zamroni berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan
adalah pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
berfikir kritis dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru bahwa kesadaran demokrasi adalah bentuk
kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.27
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas dapat dikatakan
bahwa PKn adalah pendidikan yang memberikan pemahaman dasar tentang
pemerintahan, demokrasi, sikap, tentang kepedulian, nilai luhur dan moral,
sehingga dapat mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang
demokratis dan partisipatif serta mampu berfikir kritis.
Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran PKn merupakan suatu
proses belajar mengajar yang terjadi ineraksi antara guru dan siswa, dalam
rangka membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan membentuk
manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang
diharapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan
pada pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

25
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2013), h. 225.
26
A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2012), cet. VIII, h. 15.
27
Ibid., hlm. 15.
24

b. Tujuan Pembelajaran PKn


Tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar (SD) adalah untuk
membentuk watak atau karakteristik siswa menjadi warga negara yang baik.
Menurut Mulyasa dalam buku Ahmad Susanto tujuan mata pelajaran PKn
adalah untuk menjadikan siswa agar:
1) Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2) Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan
bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam
semua kegiatan.
3) Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu
hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi,
serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dengan baik.28

Sedangkan tujuan PKn menurut A. Ubaedillah dan Abdul Rozak pada


dasarnya adalah menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas,
bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.29
Tujuan tersebut dapat tercapai manakala program-program
pembelajaran PKn di sekolah diorganisasikan dengan baik. Jadi
kesimpulannya tujuan dari pembelajaran PKn adalah menjadikan siswa
cerdas, aktif, kreatif dan mampu mendidik serta memberi bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
untuk menghadapi permasalahan yang ada di lingkungannya.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn


Ruang lingkup pembelajaran PKn sebagaimana yang dinyatakan pada
kurikulum nasional yang tercantum dalam Permendiknas 22/2006 tentang
Stadar Isi yaitu:

28
Ahmad Susanto, op.cit., h. 231-232.
29
A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, op.cit., h. 6.
25

1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam


perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, hukum, dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan internasional.
3) Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4) Kebutuhan warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
5) Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6) Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi-otonomi pemerintahan pusat,
demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam
masyarakat demokrasi.
7) Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, pengamatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka.
8) Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
26

internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi


30
globalisasi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian ini dilakukan mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan
yang dilakukan oleh Sarmanah dengan judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok dapat
disimpulkan bahwa “minat belajar IPS dapat meningkat dengan menggunakan
metode kerja kelompok pada MI Al-Wathoniyah 12 di kelas II Jakarta Timur,
terlihat dari data peningkatan minat dari siklus I sebesar 65,42% dan siklus II
menjadi 86,93%”.31
Penelitian juga dilakukan oleh Saniah dengan judul Peningkatan Sikap
Tolong Menolong Melalui Metode Kerja Kelompok dalam Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V MI Al-Gaotsiyah Kamal Kalideres Jakarta
Barat dapat disimpulkan bahwa “metode kerja kelompok dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap sikap yang harus mereka tunjukan baik ketika mereka
berada di sekolah maupun di luar sekolah”.32
Selanjutnya Muh Husni dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Metode Kerja Kelompok dapat disimpulkan
bahwa “upaya meningkatkan hasil belajar melalui metode kerja kelompok dengan
interaksi siswa dalam kelompok menumbuhkan kreativitas belajar. Hal ini terlihat
dari peningkatan hasil belajar pada siklus I dengan rata-rata sebesar 75 dan pad
siklus II meningkat dengan rata-rata sebesar 80,52”.33

30
Moh. Murtado Amin, dkk., Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan MI, edisi
pertama, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), paket 1, h. 1-5.
31
Sarmanah, “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS
Melalui Metode Kerja Kelompok”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 72-73,
tidak dipublikasikan.
32
Saniah, “Peningkatan Sikap Tolong Menolong Melalui Metode Kerja Kelompok dalam
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V MI Al-Gaotsiyah Kamal Kalideres
Jakarta Barat”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 44, tidak dipublikasikan.
33
Muh Husni, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Melalui
Metode Kerja Kelompok”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 56, tidak
dipublikasikan.
27

Berbeda dengan beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas,


penelitian ini lebih difokuskan pada meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V
yang bersifat aktif fisik dan aktif mental dengan penggunaan metode kerja
kelompok. penelitian ini lebih mengutamakan keaktifan belajar siswa sebagai
objek yang akan diteliti.

C. Kerangka Berfikir
Guru dan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang
terpenting, dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Pembelajaran
dapat dikatakan berhasil apabila terjadi interaksi yang aktif antara guru dan siswa,
serta antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.
Keaktifan belajar siswa sangatlah penting untuk menjadi penentu
keberhasilan proses pembelajaran hingga mencapai tujuan yang diharapkan.
Namun kenyataanya dalam proses pembelajaran masih didominasikan oleh guru
sehingga siswa cenderung pasif. Hal tersebut terjadi pada mata pelajaran PKn.
Saat mata pelajaran PKn siswa hanya mendengarkan guru menyampaikan materi
dan sesekali mencatat, sehingga membuat siswa bosan.
Penerapan suatu metode pembelajaran suatu hal yang sangat penting dalam
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Oleh karena itu guru harus memilih metode
pembelajaran yang tepat, efektif, efesien dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Metode kerja kelompok dapat mambantu untuk mengatasi masalah
keaktifan belajar siswa. Karena metode kerja kelompok menitik beratkan pada
siswa untuk aktif baik secara fisik maupun mental seperti merasa termotivasi,
senang, berani bertanya, menjawab, memberikan gagasan atau pendapat serta
mampu memecahkan masalah bersama-sama dan sebagainya. Metode kerja
kelompok ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran.
Kelebihan yang dimiliki metode ini yaitu siswa memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi memberikan pendapatnya dalam sebuah kelompok serta siswa
belajar untuk saling menghargai pendapat temannya. Namun kekurangannya,
keberhasilan metode ini tergantung pada guru untuk dapat menciptakan suasana
yang aktif dan juga tergantung pada siswa apakah mampu memimpin dalam
28

kelompok atau bekerja untuk diri sendiri. Namun dengan adanya kelebihan dan
kekurangan mampu membuat guru untuk lebih kreatif lagi dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Dari metode yang telah ditentukan diharapkan siswa dapat memahami
materi yang dijelaskan dengan daya berfikirnya sesuai dengan kegiatan yag telah
dilakukannya selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga pembelajaran
dapat dikatakan sangat bermakna karena siswa aktif dan belajar sesuai dengan apa
yang mereka alami di lingkungannya.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Masalah

Hasil belajar dan keaktifan belajar rendah

Keadaan Nyata Solusi Hasil

1. Metode pem- Metode pembelajaran 1. Guru mampu


belajaran yang digunakan menerapkan
yang kurang adalah metode kerja metode kerja
bervariasi. kelompok. Dengan kelompok dan
proses pembelajaran lebih kreatif
2. Pembelajaran sebagai berikut : dalam proses
PKn yang pembelajaran.
bersifat satu 1. Pembelajaran PKn 2. Keaktifan
arah (Teacher bersifat Student belajar siswa
Center). Center. dalam
2. Siswa dibagi pembelajaran
3. Kurangnya menjadi beberapa PKn meningkat
keaktifan dan kelompok belajar sehingga hasil
keterlibatan untuk belajar
belajar siswa menyelesaikan meningkat.
dalam tugas. 3. Pembelajaran
pembelajaran 3. Siswa berperan PKn menjadi
PKn. aktif dan terlibat bermakna dan
dalam proses suasana
pembelajaran menjadi
PKn. menarik.
29

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas maka hipotesis
tindakan yang digunakan peneliti adalah pembelajaran dengan menggunakan
metode kerja kelompok dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V
dalam pembelajaran PKn di SDN Pisangan 03.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pisangan 03 yang beralamat di jalan
Legoso Raya, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Waktu
penelitian dilaksanakan pada semester genap 2015. Adapun jadwal penelitian
yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Keterangan Jan Feb Maret April Mei Juni
1. Penyusunan √
Proposal Skripsi
2. Seminar Proposal √
3. Revisi Proposal √
4. Observasi dan √ √
wawancara tahap
awal
5. Pembuatan Bab 1, √ √
2, dan 3 Skripsi
6. Pembuatan √ √
Instrumen
Penelitian
7. Pelaksanaan √ √
Penelitian
8. Analisis Data √
9. Penyempurnaan √
Laporan Penelitian

30
31

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian
dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri,
atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat
dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.1
Sedangkan Kunandar mengatakan bahwa suatu penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya
atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang
bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses
pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu
siklus.2
Dari pengertian di atas jelas bahwa penelitian tindakan kelas bertujuan
untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam
proses pembelajaran di kelas dan memperbaiki atau meningkatkan mutu
pembelajaran.
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa “ada beberapa ahli yang
mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun
secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi”. 3 Adapun
penjelasan untuk masung-masing tahap adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Dalam tahap penyusunan rancangan peneliti menentukan titik fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

1
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), cet. III, h. 11.
2
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 44.
3
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 16.
32

membuat beberapa instrument penelitian yang terdiri dari lembar


observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi.
Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan merupakan penerapan isi rancangan yang telah
dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.
Tahap 3 : Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan agar diperoleh data yang akurat untuk perbaikan
pada siklus berikutnya.
Tahap 4 : Refleksi
Hasil yang didapat dari pengamatan, dikumpulkan dan dianalisa
bersama-sama oleh peneliti dan guru sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan.
Berikut model Penelitian Tindakan Kelas (PTK):

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
33

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V-A SDN Pisangan 03 yang
berjumlah 32 orang siswa, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa
perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perancang kegiatan,
pelaksana kegiatan, pelaku pengamatan, pengumpul dan penganalisis data serta
pelapor hasil penelitian.
Peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran sebagai kolaborator dan
observer untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses
pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok. sebagai kolaborator yaitu
membantu peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
melakukan refleksi, serta melakukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada
siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti
dalam melakukan proses pengajaran dengan menggunakan metode kerja
kelompok, mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

E. Tahapan Interventasi Tindakan


Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya
hingga mencapai indikator keberhasilan.
Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
a) Pengamatan kelas
Pada kegiatan ini peneliti mengamati proses pembelajaran PKn di
kelas V SDN Pisangan 03 Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Semua data
dan temuan lapangan yang berkaitan dengan suasana belajar PKn,
pengolaan kelas, kegiatan guru atau kegiatan siswa dicatat sebagai bahan
refleksi dan analisis.
34

b) Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa kelas V di SDN
Pisangan 03. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum
mengenai proses pembelajaran PKn, mengetahui hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PKn, mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran PKn di kelas V SDN Pisangan 03.
Pada tahap penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru
mata pelajaran PKn di kelas V. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
metode yang digunakan dalam pembelajaran PKn, tingkatan keaktifan
belajar siswa. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa kelas V
untuk mengetahui sikap mereka terhadap pembelajaran PKn, cara guru
mengajar, dan sikap siswa terhadap guru. Informasi yang diperoleh melalui
wawancara awal tersebut membantu penulis untuk melihat serta
memperoleh gambaran awal pembelajaran PKn di kelas V SDN Pisangan
03.
2. Siklus
a) Perencanaan
Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
menerapkan metode kerja kelompok, menyiapkan Lembar Kerja Siswa
(LKS), lembar observasi keaktifan belajar siswa, lembar observasi
kegiatan belajar mengajar, wawancara, dan dokumentasi.
b) Tindakan
Melakukan langkah-langkah sesuai RPP yang disusun, memberi
perlakukan terhadap siswa sesuai dengan metode kerja kelompok.
Ketika proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi mengenai
keaktifan belajar siswa dan mengenai kinerja guru dan siswa.
c) Pengamatan
Mengumpulkan data penelitian, melakukan diskusi dengan guru kelas
yang bersangkutan untuk membahas tentang kelebihan dan kekurangan
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
35

d) Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan selanjutnya. Untuk siklus selanjutnya
menganalisis kelebihan dan kekurangan dari proses pembelajaran
berlangsung dan mempertimbangkan apakah ada tindakan selanjutnya
atau langsung membuat kesimpulan dan penyusunan laporan hasil
penelitian.

F. Hasil Interventasi Tindakan yang Diharapkan


Keaktifan belajar siswa kelas V dalam pembelajaran PKn di SDN Pisangan
03 setelah diterapkan metode kerja kelompok akan dikatakan meningkat jika
hasil rata-rata sesuai dengan indikator keberhasilan, yaitu rata-rata keaktifan
belajar siswa kelas V-A dalam pembelajaran PKn yang diamati melalui lembar
observasi pada setiap siklus harus dalam kategori baik, dengan lebih besar atau
sama dengan 80% dari jumlah siswa kelas V-A.

G. Data dan Sumber Data


Data pada penelitian ini adalah hasil observasi keaktifan siswa selama
proses pembelajaran PKn berlangsung, hasil wawancara terhadap guru dan siswa,
serta dokumentasi. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari
guru, siswa, dan peneliti yang didapat saat pelaksanaan pembelajaran
berlangsung.

H. Instrumen Pengumpulan Data


1. Observasi
Pedoman observasi ini dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa. Lembar observasi
keaktifan belajar siswa merupakan lembar yang berisi pedoman dalam
melaksankan pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran PKn di kelas
menggunakan metode kerja kelompok. Peneliti menetapkan indikator keaktifan
mengacu pada 8 daftar kegiatan yang dibuat oleh Paul B. Diedrich. Berikut ini
adalah kisi-kisi pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
36

Tabel 3.2
Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Sub Indikator
Variabel
Variabel
1. Siswa memperhatikan media yang digunakan
Keaktifan sewaktu guru menjelaskan materi.
Visual 2. Siswa membaca buku sesuai dengan materi

3. Siswa memberikan ide atau usulan dalam


proses kerja kelompok.
Keaktifan 4. Siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat.
Lisan 5. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru.

6. Siswa menyimak atau memperhatikan ketika


Keaktifan guru menjelaskan materi
Mendengar 7. Siswa mendengarkan teman yang sedang
presentasi.

8. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh


Keaktifan guru.
Keaktifan Menulis 9. Siswa membuat laporan hasil kerja kelompok.
Belajar Siswa
Keaktifan 10. Siswa membuat peta konsep sesuai materi
Menggambar yang sedang atau akan dibahas.

Keaktifan 11. Siswa melakukan percobaan atau melakukan


Motorik demonstrasi saat proses pembelajaran.

12. Siswa mampu mengingat materi yang telah


dibahas.
Keaktifan 13. Siswa mampu memecahkan masalah yang
Mental dihadapi serta membuat keputusan secara
bersama atau membuat kesimpulan.

14. Siswa berani mengemukakan pendapat atau


bertanya.
Keaktifan
Emosional 15. Siswa merasa senang ketika belajar PKn
dengan menggunakan metode kerja kelompok.
37

2. Wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk menanyakan dan mengetahui hal-hal
yang kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu untuk mempermudah
peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana tanggapan siswa
terhadap pembelajaran PKn menggunakan metode kerja kelompok.

I. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan langsung pada suatu objek yang diteliti. Menurut Burhan Bungin
“metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian, data-data tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa
data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan panca
indra”.4
Teknik observasi yang dilakukan adalah untuk menggali data tentang
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan metode
kerja kelompok. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan belajar siswa yang telah dipersiapkan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh informasi secara langsung
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber. Terdapat dua
macam pedoman wawancara, yaitu: (a) wawancara berstruktur, yaitu
pewawancara sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah
dipersiapkan terlebih dahulu; dan (b) wawancara tak berstruktur, yaitu
pewawancara tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah
dipersiapkan terlebih dahulu, melainkan langsung mengajukan pertanyaan-

4
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rencana Renada Media
Group, 2010), cet. V, hlm. 134.
38

pertanyaan secara lisan kepada responden dan mencatat jawaban secara


langsung. 5
Adapun, wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara berstruktur dengan siswa dan guru kelas V-A.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara untuk memperoleh data dalam bentuk
tertulis atau gambar yang dapat digunakan sebagai bukti keterangan suatu
kegiatan.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan


Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif dalam penelitian ini
digunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data.6
Tujuan dari triangulasi adalah bukan untuk mencari kebenaran tentang
beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap
apa yang ditemukan. Untuk memperoleh informasi tentang keaktifan siswa kelas
V dalam pembelajaran PKn di SDN Pisangan 03 dilakukan dengan mengobservasi
keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan dengan mengadakan wawancara
dengan guru dan siswa kelas V, serta data dokumentasi dalam bentuk tertulis atau
gambar.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil observasi dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan

5
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hlm. 162-163.
6
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. II, h. 330.
39

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain.7
Data yang didapat berupa hasil observasi kekatifan belajar siswa dalam
pembelajaran PKn dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar siswa
yang telah dirancang.
1. Data observasi keaktifan belajar siswa
Dari data hasil observasi keaktifan belajar siswa akan dibagi menjadi tiga
kategori skala ordinal yaitu baik, cukup, dan kurang. Seperti klasifikasi pada
tabel.
Tabel 3.3
Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa8
Skor Kategori

Baik
3

Cukup
2

Kurang
1

Analisi data keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan


format observasi. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi
merupakan data kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk penskoran
kuantitatif berdasarkan jumlah siswa yang memunculkan tiap indikator.
Pada pengolahan data ini digunakan rumus9:

Persentase = x 100 %

Adapun kriteria pengujian:


80 – 100 % = Baik
60 – 79 % = Cukup
< 60 = Kurang
7
Ibid., h. 338.
8
Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. II, h. 128.
9
Ibid., h. 126.
40

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum tercapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan keaktifan
belajar siswa kelas V dalam pembelajaran PKn di SDN Pisangan 03. Maka akan
dilakukan analisis reflektif pada siklus I untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun strategi-strategi perbaikan untuk
siklus II. Siklus ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Perencanaan pada siklus II adalah mempersiapkan RPP dan instrumen
penelitian seperti lembar observasi belajar mengajar guru dan siswa, lembar
observasi keaktifan belajar siswa, lembar wawancara dan dokumentasi. Setelah
tahap perencanaan matang, maka dilanjutkan ke tahap tindakan. Pada tahap ini
proses pembelajaran PKn menggunakan metode kerja kelompok. Selama tahap
tindakan berjalan, tahap selanjutnya yaitu pengamatan juga dilakukan yaitu untuk
memperoleh data yang akurat mengenai masalah yang diteliti yaitu tentang
keaktifan belajar siswa. Setelah melakukan tahap 1-3, maka dilakukan tahap
terakhir yaitu refleksi yaitu menganalisis, mengolah, dan merefleksi yang yang
telah didapat guna mengetahui apakah tindakan yang dilakukan mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik dari siklus sebelumnya.
Penelitian berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah
berhasil. Dengan menggunakan metode kerja kelompok mampu meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas V dalam pembelajaran PKn di SDN Pisangan 03.
Jika belum tercapai pembelajaran yang diharapkan, maka akan dilanjutkan dengan
perbaikan di siklus selanjutnya.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SDN Pisangan 03


Penelitian ini dilakukan di SDN Pisangan 03 yang beralamat di Jl. Legoso Raya
No. 66 Pisangan, Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Sekolah ini berdiri pada
tahun 1970 dengan luas tanah 600 m2. Saat ini kepala sekolah SDN Pisangan 03
adalah Ety Nurhayati, S.Pd. SD.
SDN Pisangan 03 terdiri dari kelas 1-6, setiap kelas memiliki 2 (dua)
Rombongan Belajar (RomBel) yaitu A dan B. Sebagai subjek penelitian ini adalah
siswa kelas V-A yang berjumlah 32 (tiga puluh dua) orang.

B. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran


1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti, dikonsultasikan kepada guru
pembelajaran PKn. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru PKn,
disepakati bahwa untuk siklus I dan II materi yang akan dipelajari adalah tentang
keputusan bersama. Siklus I dilaksanakan selama 2 (dua) kali pertemuan. Pada
tahap perencanaan ini, anatara lain sebagai berikut:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan media yang akan digunakan seperti buku dan Lembar Kerja
Siswa (LKS).
3) Menyiapkan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.
4) Menyiapkan lembar observasi keaktifan belajar siswa selama proses
pembelajaran PKn berlangsung dan lembar observasi proses belajar
mengajar.

41
42

5) Menyiapkan name tag sebagai tahap awal perkenalan.

Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa aktif dalam proses
pembelajaran PKn berdasarkan indikator yang ingin dicapai untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan metode
kerja kelompok.

b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 09 April 2015 dan hari
kamis tanggal 16 April 2015. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP
yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer yang juga sebagai guru
pembelajaran PKn (guru kelas). Setiap pelaksanaan proses pembelajaran peneliti
selalu mengamati keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan belajar siswa yang telah dibuat.
1) Pertemuan Pertama (09 April 2015)
Pada pertemuan pertama pembelajaran PKn membahas materi tentang
keputusan bersama secara musyawarah. Pembelajaran dimulai dengan salam
pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa
dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini
ada 2 (dua) siswa yang tidak hadir dikarenakan izin, kemudian guru
mengkondisikan siswa agar aktif dan semangat pada saat proses pembelajaran
PKn berlangsung dan memberikan ice breaking berupa gerakan refleksi, yaitu
semua siswa berdiri dan menghadap ke kanan kemudian pijat bahu teman di
depannya, setelah itu bergantian. Selanjutnya guru menyebutkan tujuan
pembelajaran yaitu siswa mampu menjelaskan pengertian musyawarah,
prinsip-prinsip, manfaat dan kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan
musyawarah. Setelah itu guru membentuk kelompok dalam kelas menjadi 4
(empat) kelompok, pembentukan kelompok dengan cara perbaris-perbaris. Satu
43

kelompok terdiri dari 8 (delapan) siswa. Pada saat pengelompokan terjadi


sedikit keributan karena ada beberapa siswa yang tidak mau sekelompok dan
ingin pindah kelompok. Guru memberi intruksi kepada masing-masing
kelompok untuk memilih ketua kelompok. Setelah membentuk kelompok guru
menjelaskan tata cara kerja dalam kerja kelompok.
Setelah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru melanjutkan
proses pembelajaran dengan memperlihatkan gambar tentang musyawarah

Gambar 4.1 Musyawarah

Selanjutnya guru memberikan permasalahan berupa pertanyaan tentang


materi musyawarah. Ibu guru bertanya “Gambar apakah ini?” Para siswa
menjawab secara bersama-sama “Orang-orang sedang berkumpul, gambar
musyawarah”. Ibu guru melanjutkan pertanyaannya “Apa yang kamu ketahui
tentang musyawarah?” para siswa menjawab bersama-sama “Cara
pengambilan keputusan bersama.” “Cara pengambilan keputusan bersama yang
seperti apa?,” lanjut Bu guru. Para siswa diam sejenak memikirkan jawaban
dari pertanyaan Ibu guru. Salah satu siswa di kelas menjawab “Cara keputusan
bersama dengan berkumpul di suatu tempat untuk menyelesaikan masalah.”
“Ya... benar, bagus jawabannya” puji Ibu guru. Setelah itu guru memberikan
bahan bacaan tentang musyawarah kepada setiap siswa.
Ibu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca bahan
bacaan tersebut dan memerintahkan kepada setiap kelompok untuk membuat
peta konsep tentang musyawarah. Selama siswa membuat peta konsep guru
berkeliling memperhatikan siswa. Setelah selesai membuat peta konsep, setiap
44

kelompok memperlihatkan hasilnya dan membacakan secara singkat isi dari


peta konsep tersebut. Kemudian guru bertanya “Sampai sini apakah ada
pertanyaan tentang musyawarah?” Para siswa menjawab bersama-sama, “Tidak
ada.” “Baik kalau begitu pembelajaran kita lanjutkan,” lanjut Bu guru.
Pembelajaran dilanjutkan, dengan guru memberikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang diselesaikan secara berkelompok. Selama proses kerja kelompok,
guru mengawasi, membimbing, mengamati dengan berkeliling ke setiap
kelompok serta menilai keaktifan siswa berdasarkan indikator keaktifan yang
telah dibuat. Setelah beberapa saat mereka berdiskusi, kemudian Ibu guru
bertanya. “Apakah diskusinya sudah selesai?” Ada yang menjawab sudah, dan
ada yang menjawab belum.
Setelah proses kerja kelompok selesai, guru memerintahkan untuk
kelompok satu untuk pertama mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
Posisi guru adalah menyimak dan mengevaluasi atau meluruskan jawaban
siswa yang kurang tepat. Selama proses presentasi berlangsung suasana kelas
menjadi agak berisik, beberapa siswa mengambil kesempatan untuk bercanda
dan mengobrol dengan temannya. Lalu guru mengingatkan agar kelompok
yang lain untuk memperhatikan, karena nanti akan diberi kesempatan untuk
berpendapat atau ditunjuk oleh guru untuk berpendapat. Salah seorang dari
kelompok empat berteriak, “Suaranya nggak kedengeran” yang lain menimpali
“Iya yang keras dong.” Ibu guru menenangkan dengan berkata “Ayo lanjutkan
dan keraskan suaranya dan yang lain tenang jangan berisik agar suaranya
kedengaran”. Setelah itu presentasi dilanjutkan kelompok dua, tiga dan empat.
Setelah selesai presentasi, guru memberikan pujian “Ya semua
presentasinya bagus, tepuk tangan untuk kita semua!” Ibu guru melanjutkan
dengan memberikan pertanyaan, “Masih ada yang kurang paham tentang
musyawarah?” Siswa menjawab secara bersama-sama “Sudah paham bu.”
Untuk mengetahui siswa benar-benar paham, maka guru bertanya kepada siswa
terkait dengan musyawarah.
45

Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama


tentang materi keputusan bersama secara musyawarah. Kemudian guru
memberikan reward bagi siswa dan kelompok yang berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran dan memberikan motivasi bagi siswa yang belum aktif.
Setelah itu guru memberitahu materi yang akan dipelajari dipertemuan
selanjutnya yaitu tentang keputusan bersama secara voting dan aklamasi dan
menugaskan siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan dipertemuan
selanjutnya. Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan
hamdalallah dan mengucapkan salam.
Dari pertemuan ini dijumpai beberapa kendala yang dapat menghambat
usaha untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Diantaranya guru kurang
bisa mengontrol waktu pembelajaran, kurang bisa mendisiplinkan siswa
sehingga suasana kelas menjadi gaduh dan siswa masih kurang aktif. Selain itu
siswa masih belum terbiasa dengan metode kerja kelompok sehingga siswa
masih saling mengandalkan satu sama lain.

2) Pertemuan Kedua (16 April 2015)


Pertemuan kedua ini sama seperti pertemuan sebelumnya. Pembelajaran
dimulai dengan salam pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan
kesiapan belajar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu
persatu, dan guru mempersiapkan kondisi siswa dengan melakukan ice
breaking agar siswa bersemangat mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru
menyebutkan tujuan pembelajaran hari ini yaitu siswa mampu menjelaskan
pengertian voting dan aklamasi, cara-cara proses voting, hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum melakukan voting dan menjelaskan perbedaan
musyawarah, voting, dan aklamasi. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 (lima)
kelompok. pembagian kelompok menggunakan pemilihan kartu berwarna. Satu
kelompok terdiri dari 6 (enam) - 7 (tujuh) siswa.
46

Gambar 4.2 Kartu Berwarna

Ketika masuk kegiatan inti, siswa memperhatikan suatu video tentang


voting dan aklamasi. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan terkait video
yang telah ditampilkan. Ibu guru bertanya “Video tentang apa yang telah kalian
tonton?” Para siswa menjawab secara bersama-sama “Tentang voting dan
aklamsi”. Ibu guru melanjutkan pertanyaannya dan mengarahkannya kepada
kelompok 1 (satu) “Apa yang kamu ketahui tentang voting?” kelompok 1
(satu) menjawab bersama-sama “Cara pengambilan keputusan dengan
perolehan suara terbanyak.” “Coba kelompok 2 (dua), apakah benar jawaban
dari kelompok 1 (satu)?,” lanjut Bu guru. Perwakilan kelompok 2 (dua)
menjawab “ Benar bu”, “Coba sebutkan contohnya”, lanjut bu guru. Kelompok
2 (dua) menjawab secara bersama-sama “Pemilihan ketua kelas”. “Benar ya
jawaban dari kelompok 1 (satu), voting adalah cara pengambilan keputusan
dengan perolehan suara terbanyak dan salah satu contohnya pemilihan ketua
kelas”, puji ibu guru. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada
kelompok 3 (tiga) “Apa pengertian dari aklamasi?” Para siswa diam sejenak
memikirkan jawaban dari pertanyaan Ibu guru. Salah satu siswa di kelas
menjawab “Cara pengambilan keputusan dengan ditunjuk langsung atau secara
lisan”. “Ya... benar, bagus jawabannya” puji Ibu guru. Setelah itu guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Setelah itu guru
memerintahkan siswa untuk menyimpulkan pengertian tentang pengambilan
keputusan dengan membuat peta konsep.
47

Gambar 4.3 Hasil Kerja Siswa Bentuk Peta Konsep

Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian LKS dan


dikerjakan secara bersama-sama.

Gambar 4.4 Lembar Kerja Siswa


48

Setelah 20 (dua puluh) menit siswa mengerjakan LKS, selanjutnya setiap


kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Setelah
membacakan hasil kerja kelompok guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya. Terlihat ada siswa yang mengancungkan tangan, “Bu jadi apa
perbedaan dari ketiga cara pengambilan keputusan tersebut?”, “Ayo, siapa
yang bisa menjawab?” lanjut bu guru. “Saya bu” ucap salah satu siswa di kelas.
“Ya, Syarif apa jawabanya?” lanjut bu guru. “Bedanya kalau musyawarah
banyak pendapat, kalau voting pemilihan suara terbanya, kalau aklamasi tunjuk
langsung” jawab Syarif. “Ya bagus jawabannya” puji Ibu guru. “Masih ada
yang ingin bertanya?” ucap bu guru memberikan kesempatan bertanya. Siswa
menjawab serentak “Tidak ada”.
Setelah proses tanya jawab guru memberikan penjelasan melalui slide, dan
siswa memperhatikannya. Kemudian pembelajaran diakhiri dengan
menyimpulkan bersama-sama tentang materi keputusan bersama secara voting
dan aklamasi. Kemudian guru memberikan apresiasi bagi siswa dan kelompok
yang aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan motivasi bagi siswa
yang belum aktif. Setelah itu guru memberikan tugas kelompok jangka panjang
yaitu membuat kliping tentang cara pengambilan keputusan bersama yaitu
musyawarah, voting dan aklamasi. Tugas tersebut dikumpulkan pada tanggal
30 April 2015. Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan
hamdalallah dan mengucapkan salam.
Dari pertemuan ini keaktifan belajar siswa sudah sedikit meningkat,
walaupun masih mengalami hambatan yaitu siswa masih belum disiplin dan
guru masih belum bisa mengontrol waktu pembelajaran.

c. Tahap Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer yaitu guru
PKn (guru kelas) melakukan penilaian dan pengamatan selama proses
49

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.1


Observer mengamati aktivitas siswa dan guru (peneliti) dalam proses
pembelajaran PKn berlangsung. Selain itu peneliti melakukan pengamatan dan
penilaian keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Observasi tersebut
untuk mengetahui hal-hal yang kurang atau yang harus diperbaiki guna
menyempurnakan kegiatan KBM di siklus II.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa
kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terjadi pada proses
pembelajaran antara lain:
1) Kecilnya ruang kelas sehingga kesulitan untuk mengatur posisi kelompok,
sehingga suasana yang kurang kondusif atau gaduh saat pembentukan
kelompok.
2) Masih banyak siswa ynag kurang aktif dalam kerja kelompoknya karena
saling mengandalkan teman yang lain.
3) Masih ada siswa yang kurang percaya diri dalam mengajukan pendapat, atau
pertanyaan karena takut salah.
4) Tidak meratanya siswa yang diberikan kesempatan untuk berpendapat,
bertanya, dan menjawab.
5) Guru kurang bisa menguasai kelas dengan baik, hal ini dapat terlihat dari
masih ada beberapa siswa yang mengobrol atau bercanda dengan teman
sebangkunya.
6) Pada pertemuan pertama kurangnya media yang digunakan, namun pada
pertemuan kedua media yang digunakan sudah baik karena menggunakan
video dan power point.

d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini, peneliti bersama guru mata pelajaran PKn yang bertugas
sebagai observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada
1
Lembar observasi terlihat pada lampiran 6 (enam) – lampiran 12 (dua belas).
50

siklus I. Tahap refleksi ini bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan


tindakan siklus I dan akan dilakukan pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis
pada siklus I yang dilaksanakan dengan 2 (dua) kali pertemuan dengan
menggunkan metode kerja kelompok sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang
telah direncanakan. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa permasalahan
yang harus diselesaikan supaya pada siklus I dapat diperbaiki. Permasalahan
tersebut antara lain:

Tabel 4.1 Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I

No Permasalahan Rencana Perbaikan


1. Kecilnya ruang kelas sehingga Sebelum pembelajaran dimulai,
kesulitan untuk mengatur posisi guru sudah mengelola kelas sesuai
kelompok, sehingga suasana yang dengan kelompok yang akan
kurang kondusif atau gaduh saat dibentuk.
pembentukan kelompok.
2. Masih terdapat siswa yang kurang Memperhatikan jalannya kerja
aktif dalam kerja kelompok kelompok sehingga terlihat siapa
karena mengandalkan teman yang yang aktif, dan bagi yang aktif di
lain. dalam kelompoknya mendapatkan
point atau nilai tambahan.
3. Masih ada siswa yang belum Memberikan motivasi bahwa kita
percaya diri dalam mengajukan semua sedang belajar, jadi wajar
pendapat atau pertanyaan karena apabila jawaban salah, serta
takut salah. memberikan reward bagi mereka
yang berani bertanya, menjawab,
atau berpendapat.
4. Tidak meratanya siswa yang Untuk menghindari ketidak adilan
diberikan kesempatan untuk dalam memberikan kesempatan,
51

berpendapat, bertanya, dan maka guru memegang absen untuk


menjawab. menandai siswa berpendapat,
bertanya dan menjawab. Sehingga
terlihat siapa yang sudah dan
belum diberi kesempatan.
5. Guru kurang bisa menguasai Posisi guru tidak harus berdiri di
kelas dengan baik, hal ini dapat depan, namun sesekali berjalan ke
terlihat dari masih ada beberapa tempat duduk siswa dan menegur
siswa yang mengobrol atau siswa yang mengobrol atau
bercanda dengan teman bercanda.
sebangkunya.
6. Pada pertemuan pertama Selain menggunakan gambar media
kurangnya media yang yang akan digunakan adalah video
digunakan. atau materi berbentuk Power Point.

Berdasarkan data Tabel 4.1 mengenai keaktifan belajar siswa pada siklus I,
peneliti merasa bahwa siklus I belum mencapai hasil interventasi tindakan yang
diharapkan yaitu siswa yang aktif mencapai ≥ 80% dari jumlah siswa yang ada di
kelas.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II


Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan
pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I. Tindakan ini
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan
metode kerja kelompok. siklus ini dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015 dan 02 Mei 2015.
52

a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari
tindakkan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan ini adalah:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan media yang akan digunakan seperti buku dan Lembar Kerja
Siswa (LKS).
3) Menyiapkan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.
4) Menyiapkan lembar observasi keaktifan belajar siswa selama proses
pembelajaran PKn berlangsung dan lembar observasi proses belajar
mengajar.

b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 April 2015 dan hari
Sabtu tanggal 02 Mei 2015. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP
yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer yang juga sebagai guru
pembelajaran PKn (guru kelas). Setiap pelaksanaan proses pembelajaran peneliti
selalu mengamati keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan belajar siswa yang telah dibuat.
1) Pertemuan Pertama (30 April 2015)
Pada pertemuan pertama di siklus II pembelajaran PKn membahas materi
tentang mematuhi keputusan bersama. Pembelajaran dimulai dengan salam
pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa
dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini
ada 1 (satu) siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit, kemudian guru
mengkondisikan siswa agar aktif dan semangat pada saat proses pembelajaran
PKn berlangsung dan memberikan ice breaking. Selanjutnya guru
53

menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menjelaskan cara


melaksanakan keputusan bersama, menyebutkan nilai yang terkandung dalam
sila ke empat Pancasila dan dapat menentukan sikap yang tepat terhadap
keputusan bersama. Setelah itu guru membentuk kelompok, berdasarkan
refleksi pada siklus I yaitu pemilihan kelompok yang tidak tepat, maka untuk
pertemuan kali ini guru membagi kelompok dengan memilih sesuai dengan
kemampuan siswa, sehingga pembagian kelompok menjadi homogen.
Kelompok dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, satu kelompok terdiri dari 8
(delapan) siswa. Setelah membentuk kelompok guru menjelaskan tata cara
kerja dalam kerja kelompok.
Ketika masuk kegiatan inti, guru memberikan suatu permasalahan berupa
sebuah kasus. Setiap siswa mendapatkan teks kasus tersebut. Sebelum
membahas kasus tersebut, terlebih dahulu siswa membaca teks tersebut secara
estafet sehingga semua siswa fokus dan tidak ada yang bercanda maupun
mengobrol dengan temannya. Ada 10 (sepuluh) siswa yang membaca dengan
pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali. Setelah semua memahami kasus guru
memberikan pertanyaan mengenai sikap yang terlihat dari kasus tersebut dan
bagaimana sikap yang tepat. Dalam proses tanya jawab tersebut terlihat hampir
semua siswa mengancungkan tangannya untuk menjawab dan mengeluarkan
pendapatnya. Kemudian guru melihat daftar siswa untuk memilih siswa yang
belum sama sekali mendapatkan kesempatan. Ada 10 (sepuluh) orang yang
diberikan kesempatan menjawab dan mengeluarkan pendapatnya, selanjutnya
guru memberikan penjelasan menggunakan slide. Guru mengajukan pertanyaan
“Jadi dalam dengan melakukan musyawarah, kita sudah mencerminkan nilai-
nilai yang terkadung dalam sila keberapa?”, semua siswa menjawab secara
bersama-sama “Sila ke empat”. “Apa bunyi sila ke empat?” tanya bu guru.
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan”, jawab siswa serentak. “Sampai sini ada
pertanyaan?” lanjut bu guru. “Tidak ada” jawab siswa.
54

Setelah membahas sebuah kasus dan memberikan penjelasan, siswa


mendemonstrasikan organisasi kelas untuk membuat peraturan di kelas dengan
cara pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Setiap kelompok harus
memilih 3 (tiga) orang temannya untuk dijadikan ketua, sekretaris dan juru
bicara. Selama siswa mengerjakan tugas guru berkeliling mengawasi jalannya
proses kerja kelompok. Terlihat dalam proses kerja kelompok semua anggota
kelompok sudah ikut andil atau sudah mau berpendapat untuk menyelesaikan
tugas kelompok tersebut. Selama 20 (dua puluh) menit siswa berdiskusi,
kemudian dilanjutkan dengan membacakan hasil laporan kerja kelompok.
Setiap kelompok memberikan suaranya untuk mengambil hasil keputusan
bersama. Setelah semua kelompok membacakan hasil kerja kelompoknya,
siswa mendapatkan produk berupa sebuah peraturan yang telah disepakati
bersama diantaranya yaitu (1) tidak boleh bertengkar di kelas maupun sekolah,
(2) tidak boleh berkata-kata kasar, (3) tidak boleh membuang sampah
sembarangan, (4) tidak boleh bercanda atau mengobrol ketika proses
pembelajaran berlangsung. Apabila melanggar peraturan yang telah disepakati
maka akan dikenakan sanksi.

Gambar 4.5 Hasil Demonstrasi Siswa


55

Kemudian pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama


tentang materi mematuhi keputusan bersama. Kemudian guru memberikan
apresiasi bagi siswa dan kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran dan
memberikan motivasi bagi siswa yang belum aktif. Setelah itu guru
memberikan tugas kelompok yaitu mencari tahu hasil keputusan apa saja yang
ada di keluarga, sekolah dan masyarakat. Selanjutnya bagi tugas kliping yang
belum mengumpulkan maka dikumpulkan pada hari Sabtu tanggal 02 Mei
2015.

Gambar 4.6 Tugas Kliping


56

Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdalallah dan


mengucapkan salam.

2) Pertemuan Kedua (02 Mei 2015)


Pada pertemuan kedua di siklus II pembelajaran PKn masih membahas
materi tentang mematuhi keputusan bersama. Pembelajaran dimulai dengan
salam pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar
siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada
hari ini ada 1 (satu) siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit, kemudian guru
mengkondisikan siswa agar aktif dan semangat pada saat proses pembelajaran
PKn berlangsung dan memberikan ice breaking. Selanjutnya guru
menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menyebutkan contoh-
contoh keputusan bersama, manfaat mematuhi dan melaksanakan keputusan
bersama, dan keuntungan dan kerugian mematuhi dan melaksanakan keputusan
bersama. Pada pertemuan kedua ini guru tidak membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, karena guru akan melakukan kuis secara lisan untuk
menilai sejauh mana keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn.
Sebelum memulai kuis, guru mengulas kembali materi-materi sebelumnya.
Pada pertemuan sebelumnya siswa diberikan tugas membuat kliping dan
mencari tahu contoh-contoh keputusan bersama di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Selanjutnya setiap kelompok untuk
mempresentasikan klipingnya. Setelah selesai mempresentasikan kliping,
selanjutnya guru bertanya mengenai tugas keduanya yaitu tentang contoh hasil
keputusan bersama, “Hasil keputusan apa yang kamu dapat di keluarga,
sekolah dan masyarakat?”. Sebanyak 6 (enam) siswa yang mewakilkan untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian guru bersama siswa menjelaskan
manfaat, keuntungan dan kerugian dalam mematuhi dan melaksanakan
keputusan bersama.
57

Pembelajaran dilanjutkan dengan kuis untuk mengetahui keaktifan belajar


siswa. Guru meminta bantuan pada observer yaitu guru kelas untuk mengamati
siapa siswa yang cepat mengancungkan tangannya. Kuis ini dibagi menjadi
menjadi 2 (dua) bagian. Bagian pertama setiap siswa diberikan satu pertanyaan
dan yang lain memperhatikan, karena apabila siswa tersebut tidak bisa
menjawab maka soal akan diperebutkan.bagian kedua soal rebutan siapa yang
lebih cepat mengancungkan tangannya maka siswa tersebut yang menjawab.
Pada proses kuis ini terlihat siswa sangat berantusias untuk mengikutinya. Hal
ini pun terlihat banyak siswa yang mengancungkan tangannya dengan
mengucapkan “Saya bu... saya bu...”.
Setelah selesai pemenang kuis tersebut mendapatkan hadiah. Pembelajaran
diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama tentang semua materi yang telah
dibahas pada semester II ini. Kemudian guru memberikan apresiasi bagi siswa
dan kelompok yang talah berperan aktif dalam proses pembelajaran PKn
selama ini. Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan
hamdalallah dan mengucapkan salam.

c. Tahap Observasi
Tahap observasi pada siklus II ini sama seperti siklus I yaitu dilaksanakan
pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan yang melakukan pengamatan
adalah peneliti dan observer. Berdasarkan hasil pengamatan diharapkan keaktifan
belajar siswa dalam pembelajaran PKn meningkat. Setelah dilaksanakannya kuis
di akhir siklus II hasil keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn sudah
mencapai hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif
mencapai ≥ 80% dari jumlah siswa yang ada di kelas.

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok sangat memberikan
58

efek positif terhadap siswa, sehingga siswa begitu semangat dan aktif selama
proses pembelajaran PKn berlangsung, serta timbulnya sikap kebersamaan,
tanggung jawab, dan jauh lebih kompak. Hasil keaktifan belajar siswa pada siklus
II sudah menunjukan peningkatan dibandingkan pada siklus I dengan penerapan
metode kerja kelompok, sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu
meningkatnya keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang diperoleh dari
berbagai siklus. Diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
a) Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Lembar kegiatan guru diberikan kepada observer setiap siklusnya, yaitu
siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah tabel kegiatan mengajar guru siklus I
dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Siklus I Siklus 2
No Aspek yang Diamati
Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan kelas. 1 2 2 3
2. Memberikan apersepsi dan motivasi. 2 2 2 2
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2 2 2 3
4. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran PKn dengan menggunakan 2 2 3 2
metode kerja kelompok.
II Kegiatan Inti
1. Menjelasan secara umum topik yang
2 2 3 3
akan dibahas
59

2. Mengajukan pertanyaan terkait materi 2 3 3 3


3. Membagi siswa ke dalam beberapa
3 3 3 3
kelompok.
4. Memfasilitasi dan memberikan
kesempatan setiap kelompok untuk 1 3 3 3
berfikir dan menganalisis tugas
5. Membimbing dan mengawasi siswa
berdiskusi dan mengerjakan tugas secara 2 3 3 3
berkelompok.
6. Memberikan kesampatan siswa untuk
bertanya, menjawab dan memberikan 2 2 3 3
pendapat atau tanggapan.
7. Memberikan respon terhadap pertanyaan,
2 2 3 3
jawaban atau tanggapan siswa.
8. Memotivasi siswa untuk bertanya,
1 2 2 3
menjawab, atau berpendapat.
9. Memberikan kesempatan siswa untuk
3 3 3 3
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
10. Mengevaluasi hasil kerja kelompok
1 2 3 3
siswa.
III Kegiatan Penutup
1. Melakukan konfirmasi 1 2 3 3
2. Memberikan kesimpulan dan tindak
2 3 2 3
lanjut
Jumlah Skor 29 40 43 46
Persentase Nilai (Jumlah Skor/Skor Maksimum)
60,41% 83,33% 89,58% 95,83%
x 100%
Rata-rata 71,85% 92,71%
60

Keterangan Cukup Baik

Dari Tabel 4.2 terlihat peningkatan dari setiap pertemuan pada setiap
siklusnya. Pada siklus I pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 60,41%
dan pertemuan kedua sebesar 83,33%, sehingga menghasilkan rata-rata
persentase kegiatan mengajar guru sebesar 71,85% dengan kategori cukup baik.
Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar
89,58% dan pertemuan kedua sebesar 95,83%, sehingga menghasilkan rata-rata
persentase kegiatan mengajar guru sebesar 92,71% dengan kategori baik. Jadi
dapat dikatakan bahwa kegiatan mengajar guru dari siklus I ke siklus II
meningkat dari kategori cukup menjadi baik.

b) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa


Adapun hasil pengamatan penerapan metode kerja kelompok pada kegiatan
belajar siswa melalui lembar observasi terkait dengan penerapan metode kerja
kelompok sesuai dengan perencanaan dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Siklus I Siklus II
NO Aspek yang Diamati
Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mematuhi guru dalam mengondisikan
1 2 2 3
kelas.
2. Menanggapi apersepsi dan motivasi yang
2 2 2 2
diberikan guru.
3. Menyimak tujuan pembelajaran yang
2 2 2 3
disampaikan guru.
4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran
2 2 3 3
PKn dengan menggunakan metode kerja
61

kelompok yang disampaikan guru.


II Kegiatan Inti
1. Menyimak penjelasan secara umum topik
2 2 3 3
yang akan dibahas oleh guru.
2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang
2 2 2 3
berikan guru.
3. Saling berbagi dan bekerja sama antar
1 2 2 3
siswa dalam kelompok.
4. Setiap kelompok berfikir dan
3 3 2 3
menganalisis tugas.
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas
3 3 3 3
secara berkelompok.
6. Siswa bertanya, menjawab dan
1 2 2 3
memberikan pendapat atau tanggapan.
7. Menyimak respon yang diberikan guru
atas pertanyaan, jawaban atau tanggapan 2 2 3 3
siswa.
8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab,
1 2 2 2
atau berpendapat.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja
3 3 3 3
kelompok.
10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok
2 2 3 3
siswa yang disampaikan guru.
III PENUTUP
1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan
2 2 3 3
guru.
2. Memberikan kesimpulan materi yang
2 2 2 3
sudah dipelajari.
62

Jumlah Skor 31 35 39 46
Persentase Nilai (Jumlah Skor/Skor Maksimum)
64,58% 72,91% 81,25% 95,83%
x 100%
Rata-rata 68,75% 88,54%
Keterangan Cukup Baik

Dari Tabel 4.3 terlihat peningkatan dari setiap pertemuan pada setiap
siklusnya. Pada siklus I pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 64,58%
dan pertemuan kedua sebesar 72,91%, sehingga menghasilkan rata-rata
persentase kegiatan belajar siswa sebesar 68,75% dengan kategori cukup baik.
Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar
81,25% dan pertemuan kedua sebesar 95,83%, sehingga menghasilkan rata-rata
persentase kegiatan belajar siswa sebesar 88,54% dengan kategori baik. Jadi
dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat
dari kategori cukup menjadi baik.

c) Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa


1) Siklus I
Adapun hasil pengamatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan
metode kerja kelompok pada siklus I melalui lembar observasi terkait dengan
indikator keaktifan belajar sesuai dengan perencanaan dapat dilihat dalam
Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I

Penilaian
Subjek Jumlah Persentase Keterangan
Pert 1 Pert 2
S1 23 28 51 56,67% Kurang
S2 26 29 55 61,11% Cukup
S3 21 24 45 50,00% Kurang
63

S4 22 26 48 53,33% Kurang
S5 25 29 54 60,00% Cukup
S6 23 29 52 57,78% Kurang
S7 21 24 45 50,00% Kurang
S8 28 30 58 64,44% Cukup
S9 20 24 44 48,89% Kurang
S 10 35 38 73 81,11% Baik
S 11 33 35 68 75,56% Cukup
S 12 28 33 61 67,78% Cukup
S 13 20 24 44 48,89% Kurang
S 14 36 39 75 83,33% Baik
S 15 21 24 45 50,00% Kurang
S 16 20 23 43 47,78% Kurang
S 17 22 26 48 53,33% Kurang
S 18 - 26 26 28,89% Kurang
S 19 32 34 66 73,33% Cukup
S 20 21 24 45 50,00% Kurang
S 21 36 39 75 83,33% Baik
S 22 - 26 26 28,89% Kurang
S 23 19 23 42 46,67% Kurang
S 24 38 40 78 86,67% Baik
S 25 32 34 66 73,33% Cukup
S 26 32 39 71 78,89% Cukup
S 27 35 41 76 84,44% Baik
S 28 31 38 69 76,67% Cukup
S 29 28 30 58 64,44% Cukup
S 30 29 32 61 67,78% Cukup
64

S 31 30 31 61 67,78% Cukup

S 32 30 32 62 68,89% Cukup
Jumlah 1791
Rata-rata 62,19% Cukup

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil keseluruhan observasi keaktifan belajar


siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan metode kerja kelompok pada
siklus I di atas diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I

Keaktifan
Frekuensi Jumlah Persentase
Belajar Siswa
Aktif 5 15,62%
Cukup Aktif 13 32 40,63%
Kurang Aktif 14 43,75%

Dilihat dari Tabel 4.5 hasil keaktifan belajar secara keseluruhan pada
siklus I terlihat bahwa hanya 5 (lima) orang siswa yang baru aktif (15,62%),
13 (tiga belas) orang siswa yang cukup aktif (40,63%), dan 14 (empat belas)
orang siswa yang kurang aktif (43,75%). Dengan rata-rata persentase
keaktifan belajar sebesar 62,19% dengan kategori cukup. Jadi dapat dikatakan
bahwa penerapan metode kerja kelompok pada pembelajaran PKn di siklus I
masih kurang berhasil, karena tidak sesuai dengan hasil interventasi tindakan
yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus dalam kategori baik atau aktif
dengan lebih besar atau sama dengan 80% dari jumlah siswa di kelas. Maka
dari itu peneliti memandang perlu untuk melanjutkan ke pelaksanaan siklus
II.
65

2) Siklus II
Pada siklus I keaktifan belajar siswa tidak sesuai dengan hasil
interventasi tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti melakukan
kegiatan siklus II, berikut hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus
II:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II

Penilaian
Subjek Jumlah Persentase Keterangan
Pert 1 Pert 2
S1 38 39 77 85,56% Baik
S2 43 44 87 96,67% Baik
S3 35 36 71 78,89% Cukup
S4 34 36 70 77,78% Cukup
S5 43 44 87 96,67% Baik
S6 39 39 78 86,67% Baik
S7 42 42 84 93,33% Baik
S8 41 41 82 91,11% Baik
S9 38 39 77 85,58% Baik
S 10 43 44 87 96,67% Baik
S 11 42 43 85 94,44% Baik
S 12 40 41 81 90,00% Baik
S 13 37 38 75 83,33% Baik
S 14 44 45 89 98,89% Baik
S 15 36 37 73 81,11% Baik
S 16 40 40 80 88,89% Baik
S 17 41 42 83 92,22% Baik
S 18 41 42 83 92,22% Baik
S 19 42 43 85 94,44% Baik
66

S 20 41 42 83 92,22% Baik
S 21 42 43 85 94,44% Baik
S 22 40 40 80 88,89% Baik
S 23 34 34 68 75,56% Cukup
S 24 - 43 43 47,78% Kurang
S 25 41 41 82 91,11% Baik
S 26 42 43 85 94,44% Baik
S 27 44 44 88 97,78% Baik
S 28 42 45 87 96,67% Baik
S 29 40 41 81 90,00% Baik
S 30 41 42 83 92,22% Baik
S 31 39 40 79 87,78% Baik
S 32 41 42 83 92,22% Baik
Jumlah 2561
Rata-rata 88,92% Baik

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil keseluruhan observasi keaktifan belajar


siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan metode kerja kelompok pada
siklus II di atas diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II

Keaktifan
Frekuensi Jumlah Persentase
Belajar Siswa
Aktif 28 87,50%
Cukup Aktif 3 32 9,38%
Kurang Aktif 1 3,12%
67

Dilihat dari Tabel 4.7 hasil keaktifan belajar secara keseluruhan pada
siklus II terlihat bahwa hanya 28 (dua puluh delapan) orang siswa yang aktif
(87,50%), 3 (tiga) orang siswa yang cukup aktif (9,38%), dan 1 (satu) orang
siswa yang kurang aktif (3,12%). Dengan hasil rata-rata persentase sebesar
88,92%. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan metode kerja kelompok pada
pembelajaran PKn di siklus II sudah dikatakan berhasil, karena sesuai dengan
hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus
dalam kategori baik atau aktif dengan lebih besar atau sama dengan 80% dari
jumlah siswa di kelas. Pada siklus II siswa yang aktif dan dalam kategori baik
ada 28 (dua puluh delapan) orang siswa dengan persentase sebesar 87,50%.

d) Hasil Tes Belajar


Tes hasil belajar dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran pada setiap
siklus. Hasil belajar ini merupakan bukti pencapaian salah satu indikator
keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn yaitu pada kegiatan menulis.
Hasil belajar dikatakan tuntas apabila nilai rata-rata sama dengan atau lebih dari
nilai KKM yaitu 67.

Tabel 4.8 Hasil Tes Belajar

Hasil Tes Hasil Tes


Subjek Belajar Keterangan Belajar Keterangan
Siklus I Siklus II
S1 65 Belum Tuntas 86 Tuntas
S2 70 Tuntas 71 Tuntas
S3 50 Belum Tuntas 69 Tuntas
S4 53 Belum Tuntas 74 Tuntas
S5 60 Belum Tuntas 71 Tuntas
S6 60 Belum Tuntas 57 Belum Tuntas
68

S7 70 Tuntas 80 Tuntas
S8 65 Belum Tuntas 97 Tuntas
S9 60 Belum Tuntas 91 Tuntas
S10 83 Tuntas 97 Tuntas
S11 73 Tuntas 89 Tuntas
S12 63 Belum Tuntas 89 Tuntas
S13 65 Belum Tuntas 74 Tuntas
S14 60 Belum Tuntas 89 Tuntas
S15 60 Belum Tuntas 77 Tuntas
S16 60 Belum Tuntas 94 Tuntas
S17 58 Belum Tuntas 83 Tuntas
S18 68 Tuntas 94 Tuntas
S19 83 Tuntas 97 Tuntas
S20 63 Belum Tuntas 83 Tuntas
S21 73 Tuntas 91 Tuntas
S22 75 Tuntas 74 Tuntas
S23 43 Belum Tuntas 37 Belum Tuntas
S24 78 Tuntas 94 Tuntas
S25 70 Tuntas 97 Tuntas
S26 85 Tuntas 97 Tuntas
S27 73 Tuntas 83 Tuntas
S28 73 Tuntas 80 Tuntas
S29 63 Belum Tuntas 71 Tuntas
S30 63 Belum Tuntas 80 Tuntas
S31 58 Belum Tuntas 91 Tuntas
S32 75 Tuntas 97 Tuntas
Rata-rata 66 Belum Tuntas 83 Tuntas
69

Dilihat dari Tabel 4.8 hasil tes belajar secara keseluruhan pada siklus I
terlihat bahwa rata-rata hasil tes belajar siswa sebesar 66 dengan kategori
belum tuntas. Perolehan hasil tes belajar pada siklus I ini masih kurang
memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu indikator kegiatan menulis
yang dikatakan tuntas apabila rata-rata nilai mencapai KKM yaitu 67. Maka
dari itu perlu dilaksanakan siklus II.
Pada siklus II terlihat peningkatan rata-rata hasil tes belajar siswa yaitu
sebesar 83. Jadi dapat dikatakan bahwa indikator keaktifan belajar yaitu
kegiatan menulis dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
kerja kelompok pada pembelajaran PKn dikatakan berhasil, karena sesuai
rata-rata hasil tes belajar mencapai nilai KKM.

2. Hasil Wawancara
a) Wawancara Responden Guru
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru setelah dilakukan tindakan siklus I
dan siklus II diperoleh informasi bahwa respon guru pembelajaran PKn terhadap
pembelajaran PKn menggunakan metode kerja kelompok sangat baik, karena
menurut responden pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja
kelompok dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan
siswa menjadi lebih aktif. Siswa terlihat antusias dan semangat mengikuti
pembelajaran PKn serta mereka dapat mengeksplor pengetahuan yang telah
dimilikinya, meskipun pada siklus I masih terlihat kesulitan karena mungkin
belum terbiasa. Dengan metode kerja kelompok ini siswa lebih mudah untuk
memahami materi, karena siswa dapat saling bertukar pikiran dengan teman
sekelompoknya dan timbul rasa kebersamaan, tanggung jawab.
b) Wawancara Responden Siswa
Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa setelah tindakan siklus I dan
siklus II diperoleh informasi bahwa respon siswa terhadap pembelajaran PKn
dengan menerapkan metode kerja kelompok mendapatkan respon yang baik,
70

meskipun pada siklus I masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam belajar
dengan menggunakan metode kerja kelompok karena sulit untuk membuat
kelompok. Tetapi pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa, sehingga siswa
cepat memahami materi dan bisa belajar bersama. Hal itu membuat siswa merasa
senang dan semangat dengan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode
kerja kelompok ditambah lagi adanya reward bagi kelompok yang terbaik
sebagai tanda apresiasi bagi siswa yang telah aktif dan mengikuti pembelajaran
PKn dengan baik.

D. Pembahasan
Dari penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V-A SDN
Pisangan 03 Ciputat Timur dengan menggunakan metode pembelajaran kerja
kelompok dapat dilihat adanya perbedaan hasil rata-rata kegiatan proses belajar
mengajar dan keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil rata-rata
persentase kegiatan mengajar guru pada siklus I sebesar 71,85% dengan kategori
cukup. Sedangkan pada siklus II menghasilkan rata-rata persentase kegiatan mengajar
guru sebesar 92,71% dengan kategori baik. Selanjutnya pada kegiatan belajar siswa
pun meningkat pada siklus I hasil persentase rata-rata sebesar 68,75% dengan kategori
cukup baik. Sedangkan pada siklus II menghasilkan rata-rata persentase kegiatan
belajar siswa sebesar 88,54% dengan kategori baik. Kemudian keaktifan siswa yang
mengalami peningkatan yang semula pada siklus I terdapat siswa yang aktif atau
dalam kategori baik sebanyak 5 (lima) orang (15,62%), siswa yang cukup aktif 13
(tiga belas) orang (40,63%), dan siswa yang kurang aktif 14 (empat belas) orang
(43,75%). Dengan rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar 62,19% dalam kategori
cukup dan rata-rata hasil tes belajar 66 dalam kategori belum tuntas. Pada siklus II
keaktifan belajar siswa meningkat dengan terdapatnya siswa yang aktif sebesar 28
(dua puluh delapan) orang (87,50%), siswa yang cukup aktif 3 (tiga) orang (9,38%),
dan siswa yang kurang aktif 1 (satu) orang (3,12%). Dengan rata-rata keaktifan belajar
71

siswa sebesar 88,92% dalam kategori baik dan hasil tes belajar 83 dengan kategori
tuntas.
Pada awal pertemuan guru menjelaskan materi pembelajaran dan langkah-
langkah dalam melaksanakan metode kerja kelompok, pada awal pembelajaran siswa
mengalami kesulitan dalam melaksanakan metode kerja kelompok, hal ini terjadi
karena adanya perubahan kondisi belajar di dalam ruang kelas yang berbeda dengan
suasana belajar siswa biasanya. Pada saat proses pembentukan kelompok terlihat
saling pilih-pilih dalam menentukan anggota sehingga suasana menjadi ricuh. Pada
saat proses kerja kelompokpun terlihat siswa yang pintar mendominasi kegiatan
pembelajaran. Beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan
selalu mengganggu temannya yang belum selesai. Siswa yang aktif bercanda di kelas
mengambil kesempatan untuk bercanda dengan teman sekelompoknya, sehingga
suasana belajar pada siklus I terkesan gaduh dan ribut. Jumlah siswa yang
mendapatkan hasil keaktifan belajar yang baik hanya 5 (lima) orang siswa (15,62%),
13 (tiga belas) orang siswa (40,63%) mendapatkan hasil keaktifan belajar yang cukup,
dan 14 (empat belas) orang siswa (43,75%) mendapatkan hasil keaktifan belajar yang
kurang. Selain itu rata-rata hasil belajar pun belum tuntas yaitu sebesar 66.
Masih banyaknya hasil keaktifan siswa yang tidak sesuai dengan hasil
interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus dalam kategori
baik atau aktif dengan lebih besar atau sama dengan 80% pada siklus I ini, disebabkan
siswa masih malu-malu atau belum berani dan belum terbiasa dengan metode kerja
kelompok. Selama ini siswa belajar PKn dengan menggunakan metode ceramah dan
pengolaan kelas yang monoton serta belum terbiasa menggunakan metode kerja
kelompok yang disebabkan kelas yang sempit.
Selanjutnya, kegiatan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja
kelompok yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta dilakukannya observasi kegiatan
pembelajaran dan observasi keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar
observasi, siswa terlihat lebih aktif dan merasa senang karena merasa dilibatkan dalam
proses pembelajaran. Sebelumnya siswa tergolong pasif dan terlihat bosan dalam
72

kegiatan pembelajaran, meskipun ada beberapa siswa terlihat aktif bertanya dan
menanggapi pertanyaan guru.
Sehingga kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Abu Ahmadi
dan Joko Tri Prasetya bahwa “Manfaat dari metode kerja kelompok ini diantaranya
adalah (1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berfikir kritis dan
analisis siswa secara optimal; (2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis dalam
menghadapi setiap permasalahan; (3) Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa,
mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain; (4) Mendorong tumbuhnya
sikap demokrasi dikalangan siswa; (5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan
saling bertukar pendapat secara objektif, rasional, dan sistematis dalam beragumentasi
guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama antar anggota kelompok; (6)
Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara terbuka; (7)
Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah; (8) Melatih
kepemimpinan siswa; (9) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling
bertukar informasi, pendapat, dan pengalaman antar mereka; dan (10) Merupakan
wadah yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar.”2
Dari proses belajar menggunakan metode kerja kelompok siswa bisa belajar
secara bersama-sama dan mampu memecahkan secara bersama-sama demi terciptanya
tujuan pembelajaran. Hal itu senada dengan yang dikatakan Zulfianai bahwa “Metode
kerja kelompok adalah metode mengajar yang menyampaikan bahan ajar dengan cara
membentuk kelompok belajar. Tidak semua kelompok pasti kelompok belajar, karena
sebuah kelompok baru disebut kelompok belajar jika anggotanya merupakan siswa
yang secara bersama-sama mengerjakan kegiatan pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.”3
Setelah melakukan tindakan siklus I dan hasilnya masih kurang sesuai dengan
hasil interventasi tindakan yang diharapkan, maka peneliti melanjutkan tindakan pada
2
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), cet. II, h. 91.
3
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 101.
73

siklus II. Maka pada siklus II guru lebih aktif dalam menguasai kelas dan mampu
menarik perhatian siswa dan pada siklus II ini keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran PKn meningkat. Siswa yang aktif sebesar 28 (dua puluh delapan) orang
(87,50%), siswa yang cukup aktif 3 (tiga) orang (9,38%), dan siswa yang kurang aktif
1 (satu) orang (3,12%). Hasil persentase rata-rata kekatifan belajar siswa dalam
pembelajaran PKn pada siklus II ini sebesar 88,92% dengan dikategorikan baik dan
rata-rata hasil belajar yang tuntas mencapai KKM yaitu sebesar 83.
Kekaktifan dikategorikan baik sesuai dengan kriteria keaktifan belajar yang
dikatakan Paul B. Diedrich yaitu kegiatan belajar siswa dibagi menjadi 8 kelompok
sebagai berikut:
1. Visual Activities (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan
interupsi.
3. Lintening Activities (kegiatan-kegiatan mendengar) seperti mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik dan sebagainya.
4. Writting Activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita, karangan,
laporan, menyalin dan sebagainya.
5. Drawing Activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti menggambar,
membuat peta, diagram dan sebagainya.
6. Motor Activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan,
membuat media pembelajaran, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental Activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti menanggapi, mengingat,
memecahkan masalah atau soal, menganalisis, mengambil keputusan.
74

8. Emotional Activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh minat,


merasa bosan, gembira, berani, gugup dan sebagainya.4

Berdasarkan data-data hasil pengamatan menunjukan bahwa penerapan metode


kerja kelompok pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan metode kerja kelompok pada pembelajaran
PKn di siklus II sudah dikatakan berhasil, karena sesuai dengan hasil interventasi
tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus dalam kategori baik atau aktif
dengan lebih besar atau sama dengan 80% dari jumlah siswa di kelas.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, menunjukan bahwa pembelajaran PKn
dengan menggunkan metode kerja kelompok memberikan peluang besar kepada siswa
untuk berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal tersebut sesuai
dengan Masitoh dan Laksmi Dewi yang mengatakan alasan mengangapa guru memilih
kerja kelompok sebagai metode pembelajaran karena: 1) Kerja kelompok dapat
mengembangkan perilaku gotong royong dan demokratis. 2) Kerja kelompok dapat
memacu siswa aktif belajar. dan 3) Kerja kelompok tidak membosankan siswa
melakukan kegiatan belajar di luar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi,
seperti observasi, wawancara, cari buku diperpustakaan umum, dan sebagainya.5

4
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet. XIX,
h. 101.
5
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dep. Agama, 2009), h. 186.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode kerja kelompok pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas V SDN Pisangan 03. Hal ini dapat terlihat dari
keaktifan siswa yang mengalami peningkatan yang semula pada siklus I terdapat
siswa yang aktif atau dalam kategori baik sebanyak 5 (lima) orang (15,62%),
siswa yang cukup aktif 13 (tiga belas) orang (40,63%), dan siswa yang kurang
aktif 14 (empat belas) orang (43,75%). Dengan rata-rata keaktifan belajar siswa
sebesar 62,19% dan rata-rata hasil tes belajar sebesar 66. Pada siklus II keaktifan
belajar siswa meningkat dengan terdapatnya siswa yang aktif sebesar 28 (dua
puluh delapan) orang (87,50%), siswa yang cukup aktif 3 (tiga) orang (9,38%),
dan siswa yang kurang aktif 1 (satu) orang (3,12%). Hasil persentase rata-rata
kekatifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siklus II ini sebesar 88,92%
dengan dikategorikan baik dan rata-rata hasil tes belajar sebesar 83. Dari hasil
yang didapat terlihat perbedaan dan peningkatan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran PKn dengan sebelum menggunakan metode kerja kelompok dan
sesudah menggunakan metode kerja kelompok.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut:
1. Dalam pembentukan kelompok belajar tidak mudah dilakukan, oleh karena
itu guru harus mengetahui karakteristik dan kemampuan siswa sehingga
pembagian kelompok belajar dapat homogen.
2. Dengan menggunakan metode kerja kelompok membutuhkan waktu yang
lama, maka dari itu guru harus menyiapkan perencanaan yang matang
seperti membuat RPP dan menyiapkan media yang akan digunakan.

75
76

3. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok


terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang merugikan
kinerja kelompok, oleh karena itu guru harus memberikan penghargaan
untuk setiap kelompok yang terbaik dan memberikan penilaian keaktifan
belajar siswa bagi setiap individu.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka
Setia. Cet. II. 2005.
Amin, Moh. Murtado, dkk. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan MI.
Edisi Pertama. Surabaya: LAPIS-PGMI. 2009.
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Aryani, Inne Kusuma dan Markum Susatim. Pendidikan Kewarganegaraan
Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rencana Renada
Media Group. Cet. V. 2010.
Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaya
Rosdakarya. 2013.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT. Refika
Aditama. Cet. III. 2009.
Hasibuan dan Mudjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakrya.
Cet. VI. 1995.
Husni, Muh. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik
Melalui Metode Kerja Kelompok. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. 2008.
---------. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. II. 2013.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. III.
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dep. Agama. 2009.
N. K., Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana. 2009.

77
78

Saniah. Peningkatan Sikap Tolong Menolong Melalui Metode Kerja Kelompok


dalam Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V MI
Al-Gaotsiyah Kamal Kalideres Jakarta Barat. Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Cet. VI. 2013.
---------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Preneda Media Group. Cet. V. 2008.
Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Cet.
XIX. 2011.
Sarmanah. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam
Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok. Skripsi pada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Cet. II. 2010.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media Group. 2013.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3.
Jakarta: Balai Pustaka. Cet. II. 2002.
Ubaedillah, A. dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education) Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.
Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Cet. VIII. 2012.
Uno, Hamzah B. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. Cet. II. 2012.
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Cet. III. 2007.
Yamin, Martinis. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. 2010.
Zulfiani, dkk. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Cet. 14. 2010.
---------, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta. 2009.
Lampiran 1

Lembar Hasil Wawancara Guru


(Tahap Pra Penelitian)

Nama Pewawancara : Siti Sa’adah


Nama Responden : Kholilah Septiani, S.Pd
Jabatan Responden : Guru Kelas V-A
Hari/Tanggal : Jumat/ 27 Februari 2015
Tempat Wawancara : Ruang kelas

1. Sudah berapa lama ibu mengajar di SDN Pisangan 03?


Jawab : Saya mengajar sudah dari tahun 2004, kurang lebih 11 tahun.

2. Apa kesulitan yang sering dirasakan selama mengajar PKn di kelas V?


Jawab : Ada beberapa siswa untuk memahami meteri PKn, karena materi
PKn terkadang sangat luas, seperti materi pemerintahan dan pengetahuan
siswa pun kurang.

3. Bagaimana cara ibu mengatasi kesuliran tersebut?


Jawab : Cara mengatasinya dengan memberikan pelajaran tambahan, terus
suruh siswanya untuk tanya kalau tidak ngerti jadi jangan diam saja. Terus
kerja sama dengan orang tuanya untuk mengajari anaknya juga kalau di
rumah. Kalau masih tidak mengerti ya tergantung pada siswanya mau
belajar atau tidak.

4. Metode pembelajaran apa saja yang selama ini ibu terapkan dalam
pembelajaran PKn?
Jawab : Biasanya sih ceramah, tanya jawab, pernah sesekali kelompok
tapi karena kelasnya sempit jadi sulit untuk mengelola kelasnya. Akhirnya
menggunakan ceramah aja.
5. Dalam pembelajaran PKn apakah ibu pernah menggunakan metode kerja
kelompok?
Jawab : Pernah, ya itu tadi karena kelasnya sempit jadi sulit untuk
menggunakan metode kerja kelompok.

6. Bagaimana tingkat keaktifan belajar siswa saat pembelajaran PKn di kelas


V?
Jawab : Yah, ada yang aktif ada yang kurang. Paling yang aktif cuma dia-
dia saja. Kalau yang lain suka takut-takut.

7. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa kurang aktif?


Jawab : Yah biasanya siswanya kurang menguasai meteri, jadi guru lagi
menerangkan eh dia malah ngobrol, yang seperti itu biasanya siswa laki-
laki.

8. Apakah seluruh siswa di kelas V dapat mengikuti proses pembelajaran


PKn dengan baik?
Jawab : Ya lumayan lah, kalau anak yang pintar mah mengikuti dengan
baik, kalau yang biasa-biasa saja terkadang suka bercanda atau mengobrol
dengan temannya.

9. Apakah guru sering kali memberikan kesempatan kepada siswa untuk


bertanya, menjawab atau berpendapat terkait dengan materi?
Jawab : Ya setelah menjelaskan biasanya ditanya.

10. Apakah siswa terlihat senang atau semangat selama mengikuti


pembelajaran PKn?
Jawab : Yah kalau dilihat-lihat sih ada yang senang, ada yang bosen
mungkin materinya terlalu luas ya.
Lampiran 2

Lembar Hasil Wawancara Siswa


(Tahap Pra Penelitian)

Nama Pewawancara : Siti Sa’adah


Nama Responden : 6 (enam) Siswa Kelas V-A
Hari/Tanggal : Jumat/ 27 Februari 2015
Tempat Wawancara : Ruang Kelas

1. Bagaimana proses pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru selama


ini?
Jawab :
Siswa 1 (satu) : Baik.
Siswa 2 (dua) : Cukup Baik.
Siswa 3 (tiga) : Baik.
Siswa 4 (empat) : Baik.
Siswa 5 (lima) : Sedikit susah karena gurunya menerangkan agak
cepet.
Siswa 6 (enam) : Baik.

2. Apakah kamu mengalami kesulitan saat pembelajaran PKn berlangsung?


Jawab :
Siswa 1 (satu) : Ya.
Siswa 2 (dua) : Ya sedikit.
Siswa 3 (tiga) : Ya.
Siswa 4 (empat) : Ya.
Siswa 5 (lima) : Ya, agak sedikit sulit.
Siswa 6 (enam) : Ya.
3. Apakah kamu mampu mengikuti proses pembelajaran PKn dengan baik?
Jawab :
Siswa 1 (satu) : Ya.
Siswa 2 (dua) : Ya tentu, karena belajar harus dilakukan dengan
serius.
Siswa 3 (tiga) : Ya mampu.
Siswa 4 (empat) : Ya.
Siswa 5 (lima) : Mampu, kareena selalu memperhatikan guru.
Siswa 6 (enam) : Ya.

4. Bagaimana tingkat keaktifan kamun saat pembelajaran PKn? (Baik,


Cukup, Kurang)
Jawab :
Siswa 1 (satu) : Cukup.
Siswa 2 (dua) : Baik, karena saya selalu menjawab apabila ditanya
oleh guru.
Siswa 3 (tiga) : Cukup.
Siswa 4 (empat) : Baik.
Siswa 5 (lima) : Cukup.
Siswa 6 (enam) : Cukup

5. Apakah kamu merasa senang saat belajar PKn? Mengapa?


Jawab :
Siswa 1 (satu) : Ya, karena dapat menambah wawasan.
Siswa 2 (dua) : Ya, karena PKn cukup mudah bagi saya.
Siswa 3 (tiga) : Cukup senang.
Siswa 4 (empat) : Kurang.
Siswa 5 (lima) : Ya, karena mudah.
Siswa 6 (enam) : Kurang.
Lampiran 3

Lembar Hasil Observasi Tahap Pra Penelitian

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Kelas/Semester : VA/II
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Hasil Observasi

Tingkat keaktifan belajar siswa kelas V SDN Pisangan 03 dalam


pembelajaran PKn sangatlah rendah. Hal ini dikarenakan selama proses
pembelajaran guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah,
kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa,
serta sumber pembelajaran hanya terbatas pada LKS saja. Sehingga pembelajaran
hanya didominasi oleh guru, sedangkan siswa cenderung pasif hanya
mendengarkan atau menyimak materi yang disampaikan guru dan sesekali
mencatat. Ketika guru bertanya siswa diam namun sesekali ada satu dua siswa
yang menjawab. Ketika guru keluar kelas, suasana kelas menjadi ramai. Proses
pembelajaran tersebut menciptakan suasana kurang menyenangkan. Terlihat dari
proses pembelajaran siswa merasa bosan, mengobrol dengan teman sebangkunya,
asik bermain sendiri dan sebagainya.

Tangerang, 23 Februari 2015

Observer
Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(SIKLUS I)

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)/A
Semester : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian musyawarah.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip dalam musyawarah.
3. Menjelaskan manfaat dalam kegiatan musyawarah
4. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan melakukan musyawarah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian musyawarah.
2. Siswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah.
3. Siswa mampu menjelaskan manfaat dalam kegiatan musyawarah.
4. Siswa mampu menyebutkan kelebihan dan kekurangan melakukan
musyawarah.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya, rasa hormat dan
perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, teliti, peduli, jujur dan kerja sama.
E. Materi Ajar : Bentuk-bentuk keputusan bersama.
F. Model Pembelajaran : Model pembelajaran kontekstual
G. Metode Pembelajaran
1. Kerja kelompok
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Penugasan
5. Presentasi
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal
Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
Guru mengucapkan salam Siswa menjawab
kepada siswa salam guru
“Assalamu’alaikum, “Wa’alaikumsalam,
wr.wb.” wr.wb.”
Guru meminta kepada Ketua kelas
ketua kelas untuk memimpin doa dan
memimpin doa belajar. siswa yang lain
mengikuti ketua kelas.
Pendahuluan Guru mengabsen siswa. Siswa mendengarkan
10 Menit
(Kegiatan Awal) guru mengabsen.
Guru mengkondisikan Siswa merespon dan
kelas dengan melakukan antusias melakukan
Ice Breaking. Ice Breaking.
Guru menyampaikan Siswa memperhatikan
tujuan pembelajaran yang guru.
ingin dicapai hari ini.
Guru memberikan Siswa menjawab
pertanyaan yang berkaitan pertanyaan yang
dengan materi bentuk- diberikan guru.
bentuk keputusan bersama.

Guru membentuk Siswa duduk dengan


kelompok menjadi 4 teman sekelompoknya
(empat) kelompok. yang terdiri dari 8
(delapan) orang.

2. Kegiatan Inti
Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Kegiatan Inti Guru memberikan gambar Siswa memperhatikan


a. Eksplorasi tentang musyawarah. gambar tentang
musyawarah.
Guru memberikan Siswa menjawab
pertanyaan tentang materi pertanyaan yang
musyawarah. diajukan guru.
Guru memberikan bahan Setiap siswa membaca
bacaan tentang dan setiap kelompok
musyawarah dan membuat peta konsep
memerintahkan siswa tentang materi
45 Menit
membuat peta konsep musyawarah.
tentang materi
musyawarah.
b. Elaborasi Guru memberikan siswa Siswa secara
tugas tentang materi berkelompok
musyawarah. mengerjakan tugas
yang diberikan guru.
Guru memfasilitasi dan Siswa berfikir dan
memberikan kesempatan menganalisis untuk
setiap kelompok untuk menjawab tugas yang
berfikir dan menganalisis diberikan guru secara
tugas tentang musyawarah berkelompok serta
serta membuat laporan membuat laporan
hasil kerja kelompok. secara lisan dan
tertulis.
Guru memberikan Siswa
kesempatan pada setiap mempresentasikan
kelompok untuk hasil kerja
mempresentasikan hasil kelompoknya.
kerja kelompok mereka.
c. Konfirmasi Guru memberikan Siswa mendengarkan
penegasan hasil kerja penjelasan dari guru.
kelompok siswa.
Guru memberikan Siswa mengajukan
kesempatan kepada siswa pertanyaan.
yang kurang paham
tentang musyawarah.

3. Kegiatan Akhir

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Guru membimbing siswa Siswa menyimpulkan


untuk menyimpulkan materi tentang
materi yang telah dibahas musyawarah.
melalui kerja kelompok.
Kegiatan Akhir
Guru memberikan tugas Siswa menyimak 15 Menit
(Penutup)
rumah sebagai tindak penjelasan yang
lanjut. disampaikan guru.

Guru memberikan motivasi Siswa menyimak


kepada siswa yang kurang penjelasan yang
atau belum berpartisipasi disampaikan guru.
secara aktif.

Guru bersama siswa Siswa mengucapkan


menutup pelajaran dengan hamdallah.
membaca hamdallah.

Guru mengucapkan salam Siswa menjawab


kepada siswa sebelum salam guru.
keluar kelas.

I. Sumber/Bahan Belajar
1. Buku PKn kelas V
2. LKS
J. Penilaian

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk


Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen

1. Menjelaskan pengertian  Tugas  Penilaian lisan. Terlampir


musyawarah. kelompok.  Penilaian unjuk
2. Menjelaskan prinsip-prinsip  Tugas kerja.
dalam musyawarah. individu.
3. Menjelaskan manfaat dalam
kegiatan musyawarah.
4. Menyebutkan kelebihan dan
kekurangan melakukan
musyawarah.
Format Kriteria Penilaian
1. Penilaian Keaktifan Belajar Siswa

Aspek yang Dinilai


Nama
Kekompakan Mengemukakan
Kelompok Bertanya Menjawab
dan keseriusan pendapat

Keterangan :
3 = baik 2 = cukup 1 = kurang

2. PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1. Kerjasama * bekerjasama 3
* kadang-kadang 2
* tidak bekerjasama 1

2. Partisipasi * aktif berpartisipasi 3


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1
3. LEMBAR PENILAIAN

Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Kerjasama Partisipasi Skor

1.
2.
3.
4.

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Ciputat Timur, 09 April 2015


Mengetahui
Guru Kelas V-A Peneliti

Kholilah Septiani, S.Pd Siti Sa’adah


NIP. 19790909 201001 2 009 NIM. 1111018300062
PETA KONSEP

Pertemuan yang melibatkan beberapa orang untuk


melakukan pembahasan bersama dengan maksud
Pengertian
memperoleh keputusan atas penyelesaian suatu
masalah bersama.

- prinsip persamaan.
- prinsip keseimbanganantara hak dan kewajiban.
Prinsip-
prinsip - prinsip kebebasan yang bertanggung jawab.
- prinsip persatuan.
- bersifat kekeluargaan.

- permasalahan dapat dipecahkan dengan baik.


- menghasilkan keputusan yang bermutu.
Musyawarah Manfaat
- hubungan sesama akan harmonis.
- mendapat masukan yang berharga dari peserta musyawarah.

kelebihan
- dapat menampung semua aspirasi peserta.
- permasalahan yang dibahas lebih jelas.
- masing-masing peserta saling memahami dan
pengertian.
Kelebihan dan
kekurangan - keputusan yang dihasilkan merupakan mufakat
(keputusan) bulat.

kekurangan
- memerlukan waktu yang cukup panjang dan
pembahasan luas atau keluar dari konteksnya.
TUGAS KERJA KELOMPOK

Nama kelompok :
Anggota kelompok :

Di sebuah kampung Pak Rahmat termasuk orang kaya.


Ia satu-satunya orang yang memiliki kendaraan. Karena
kekayaannya semua warga sangat segan dan hormat
kepadanya.
Pada suatu hari Pak Rahmat mengundang musyawarah
semua warga berkenaan dengan jalan kampung yang sudah
rusak. Semua warga hadir dalam musyawarah itu karena
mereka pun sangat ingin memperbaiki jalan yang sudah rusak
tersebut.
Pak Rahmat sebagai pemimpin musyawarah langsung
mengajukan pendapat agar semua warga mengadakan iuran
untuk memperbaiki jalan. Setiap orang mendapat jumlah
iuran yang sama. Semua warga terdiam. Hal itu bukan berarti
tidak setuju dengan usulan Pak Rahmat. Namun saat itu
warga banyak yang sedang tidak memiliki pekerjaan. Jangan
kan untuk jalan, untuk makan sehari-hari pun mereka banyak
yang susah.
Melihat peserta musyawarah diam, Pak Rahmat marah-
marah dan pergi meninggalkan ruangan.
Berdasarkan cerita tersebut, diskusikan secara kelompok
hal-hal berikut ini!
1. Apakah cara musyawarah yang dilakukan pada cerita
di atas benar? Jelaskan!
2. Bagaimana sebaiknya pelaksanaan musyawarah
tersebut? Jelaskan!
3. Bagaimana sikap kamu apabila menjadi peserta
musyawarah tersebut? Jelaskan!

Sumber :Buku BSE Pendidikan Kewarganegaraan untuk Siswa SD/MI Kelas V


MATERI

Pernahkah kamu ikut bermusyawarah?


Bermusyawarah merupakan salah satu cara dalam mengambil keputusan
secara bersama-sama untuk menyelesaikan sebuah masalah. Lalu tahukah yang
dimaksud keputusan?
Keputusan adalah kebijakan yang diambil oleh seseorang dari beberapa
alternatif pilihan untuk menyelesaikan suatu persoalan atau masalah yang
dihadapi. Keputusan yang diambil dilakukan melalui berbagai pertimbangan,
seperti: pertimbangan untung rugi, baik atau buruk, dan benar atau salah. Setiap
keputusan yang diambil juga mempertimbangkan dampak keputusan/akibat
keputusan, karena dari setiap keputusan tentulah akan mengakibatkan
permasalahan baru.
Dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan, apakah keputusan itu
benar atau salah dan baik atau buruk haruslah memperhatikan ajaran atau nilai-
nilai kebenaran menurut Tuhan Yang Maha Esa, memperhatikan kepentingan
semua orang yang berkaitan dengan keputusan sebagai wujud menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, dan memperhatikan nilai kebenaran dan keadilan
serta mengutamakan persatuan dan kesatuan.
Musyawarah artinya melakukan pertemuan yang melibatkan beberapa
orang dalam suatu tempat untuk melakukan pembahasan dengan tujuan
menyatukan pendapat atau menghasilkan keputusan bersama atas penyelesaian
masalah bersama.
Sebagai warga negara yang baik, kita harus menjadikan musyawarah
sebagai jalan keluar dalam mengambil keputusan bersama. Membiasakan
musyawarah dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai dari lingkungan keluarga,
kemudian di lingkungan tempat tinggal atau di lingkungan sekolah, sampai di
lingkungan yang lebih luas lagi.
Tahukah kamu, bagaimana agar musyawarah dapat berjalan dengan baik?
Agar musyawarah dapat dilaksanakan dengan baik maka harus ditegakkan
prinsip-prinsip dan ciri musyawarah mufakat berikut ini:
1. Prinsip persamaan yang berarti setiap orang memiliki hak yang sama
dalam mengemukakan pendapat.
2. Prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban. Artinya, setiap orang
memiliki hak yang sama dalam mengemukakan pendapat, dan harus
diimbangi oleh kewajiban yang sama untuk menghargai pendapat orang
lain.
3. Prinsip kebebasan yang bertanggung jawab. Artinya, bebas dalam
mengemukakan pendapat tersebut harus disertai kesediaan untuk
mempertanggungjawabkan.
4. Prinsip persatuan. Artinya, sekalipun terdapat perbedaan pendapat tetapi
tidak boleh terjadi perpecahan.
5. Bersifat kekeluargaan. Artinya, sekalipun di antara peserta musyawarah
terjadi silang pendapat, akan tetapi suasana harus tetap akrab dan hati
harus tetap dingin.

Apabila setiap peserta musyawarah mematuhi prinsip-prinsip musyawarah


seperti tersebut di atas, maka setiap persoalan yang dimusyawarahkan dapat
dipecahkan dengan baik, tepat waktu, dan mampu menciptakan kerukunan, kerja
sama yang harmonis, terhindar dari pertikaian fisik.
Keputusan yang baik dalam musyawarah yaitu:
1. Dapat dipertanggungjawakan secara moral pada Tuhan Yang Maha Esa.
Ini berarti bahwa keputusan tidak boleh bertentangan dengan norma-
norma agama, namun menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yakni mengakui akan
persamaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME yang memiliki hak
kewajiban yang sama.
3. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan yakni keputusan-
keputusan tersebut sesuai dengan keadaan sesungguhnya juga tidak
memihak pada kepentingan kelompok tertentu.
4. Mengutamakan persatuan dan kesatuan; jangan sampai keputusan
musyawarah menimbulkan perpecahan atau permusuhan.
Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)/A
Semester : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian pemungutan suara (voting).
2. Menyebutkan cara-cara proses pemungutan suara (voting).
3. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan voting.
4. Menjelaskan pengertian aklamasi.
5. Menjelaskan perbedaan musyawarah, voting, dan aklamasi.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian pemungutan suara (voting).
2. Siswa mampu menyebutkan cara-cara proses pemungutan suara (voting).
3. Siswa mampu menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan voting.
4. Siswa mampu menjelaskan pengertian aklamasi.
5. Siswa mampu menjelaskan perbedaan musyawarah, voting dan aklamasi.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya, rasa hormat dan
perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, teliti, peduli, jujur dan kerja sama.
E. Materi Ajar : Bentuk-bentuk keputusan bersama yaitu voting dan
aklamasi.
F. Model Pembelajaran : Model pembelajaran kontekstual
G. Metode Pembelajaran
1. Kerja kelompok
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Penugasan
5. Presentasi
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam


kepada siswa guru “Wa’alaikumsalam,
“Assalamu’alaikum, wr.wb.” wr.wb.”

Guru meminta kepada ketua Ketua kelas memimpin


kelas untuk memimpin doa doa dan siswa yang lain
belajar. mengikuti ketua kelas.

Guru mengabsen siswa. Siswa mendengarkan


Pendahuluan guru mengabsen.
10 Menit
(Kegiatan Awal) Guru mengkondisikan kelas Siswa merespon dan
dengan melakukan Ice antusias melakukan Ice
Breaking. Breaking.

Guru menyampaikan tujuan Siswa memperhatikan


pembelajaran yang ingin guru.
dicapai hari ini.

Guru memberikan pertanyaan Siswa menjawab


yang berkaitan dengan materi pertanyaan yang
bentuk-bentuk keputusan diberikan guru.
bersama.

Guru membentuk kelompok Siswa duduk dengan


menjadi 5 (lima) kelompok. teman sekelompoknya
yang terdiri dari 6-7
orang.

2. Kegiatan Inti

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Kegiatan Inti Guru memberikan video Siswa memperhatikan


a. Eksplorasi tentang pemungutan suara video tentang
(voting). pemungutan suara
(voting).

Guru memberikan pertanyaan Siswa menjawab


tentang materi pemungutan pertanyaan yang diajukan
suara (voting). guru.

Guru meminta setiap kelompok Setiap kelompok


untuk mencatat dan membuat membuat peta konsep
peta konsep tentang materi tentang materi 45 Menit
pemungutan suara (voting). pemungutan suara
(voting).

b. Elaborasi Guru memberikan siswa tugas Siswa secara


tentang materi pemungutan berkelompok
suara (voting). mengerjakan tugas yang
diberikan guru.

Guru memfasilitasi dan Siswa berfikir dan


memberikan kesempatan setiap menganalisis untuk
kelompok untuk berfikir dan menjawab tugas yang
menganalisis tugas tentang diberikan guru secara
pemungutan suara (voting) berkelompok serta
serta membuat laporan hasil membuat laporan secara
kerja kelompok. lisan dan tertulis.

Guru memberikan kesempatan Siswa mempresentasikan


pada setiap kelompok untuk hasil kerja kelompoknya.
mempresentasikan hasil kerja
kelompok mereka.

c. Konfirmasi Guru memberikan penegasan Siswa mendengarkan


hasil kerja kelompok siswa. penjelasan dari guru.
Guru memberikan kesempatan Siswa mengajukan
kepada siswa yang kurang pertanyaan.
paham tentang pemungutan
suara (voting).

3. Kegiatan Akhir

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Guru membimbing siswa Siswa menyimpulkan


untuk menyimpulkan materi materi tentang
yang telah dibahas melalui pemungutan suara
kerja kelompok. (voting).

Guru memberikan tugas Siswa menyimak


Kegiatan Akhir
rumah sebagai tindak lanjut. penjelasan yang 15 Menit
(Penutup)
disampaikan guru.

Guru memberikan motivasi Siswa menyimak


kepada siswa yang kurang penjelasan yang
atau belum berpartisipasi disampaikan guru.
secara aktif.
Guru bersama siswa menutup Siswa mengucapkan
pelajaran dengan membaca hamdallah.
hamdallah.

Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam


kepada siswa sebelum keluar guru.
kelas.

I. Sumber/Bahan Belajar
1. Buku PKn kelas V
2. LKS
J. Penilaian

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk


Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen

1. Menjelaskan pengertian  Tugas  Penilaian Terlampir


pemungutan suara (voting). kelompok. lisan.
2. Menyebutkan cara-cara  Tugas  Penilaian
proses pemungutan suara individu. unjuk kerja
(voting).
3. Menjelaskan hal-hal yang
perlu diperhatikan sebelum
melakukan voting.
4. Menjelaskan pengertian
aklamasi.
5. Menjelaskan perbedaan
musyawarah, voting dan
aklamasi.
Format Kriteria Penilaian
1. Penilaian Keaktifan Belajar Siswa

Aspek yang Dinilai


Nama
Kekompakan Mengemukakan
Kelompok Bertanya Menjawab
dan keseriusan pendapat

Keterangan :
3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
2. PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1. Kerjasama * bekerjasama 3
* kadang-kadang 2
* tidak bekerjasama 1

2. Partisipasi * aktif berpartisipasi 3


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. LEMBAR PENILAIAN

Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Kerjasama Partisipasi Skor
1.
2.
3.
4.

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Ciputat Timur, 16 April 2015


Mengetahui
Guru Kelas V-A Peneliti

Kholilah Septiani, S.Pd Siti Sa’adah


NIP. 19790909 201001 2 009 NIM. 1111018300062
PETA KONSEP

Mekanisme pengambilan keputusan dengan cara


Pengertian pemungutan suara yang diputuskan berdasarkan perolehan
suara terbanyak.

Pemungutan
suara (voting) Terbuka
cara-cara
voting
Tertutup

Pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota kelompok.


Aklamasi Pernyataan setuju ini dilaksanakan untuk melahirkan keputusan
bersama. Pernyataan setuju dilakukan tanpa melalui pemungutan suara.

Musyawarah
memperoleh keputusan bersama
dengan cara berkumpul
menyelesaikan suatu masalah secara
bersama.

Perbedaan

Aklamasi Pemungutan suara (voting)


memperoleh keputusan bersama memperoleh keputusan bersama
dengan cara pernyataan setuju dengan cara pemungutan bersama
secara lisan atau langsung. yang diperoleh suara terbanyak.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Kelompok :
Anggota :

Kerjakan Soal di bawah ini dengan cara berkelompok!


1. Apa yang dimaksud dengan dengan voting dan aklamasi?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Jelaskan cara pengambilan keputusan bersama secara voting!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan voting!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4. Jelaskan perbedaan pengambilan keputusan bersama secara musyawarah,
voting, dan aklamasi!
Musyawarah Pemungutan suara Aklamasi
(Voting)

5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dapat dengan melakukan


keputusan bersama secara musyawarah, voting dan aklamasi!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( SIKLUS II )

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)
Semester : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mematuhi keputusan bersama.
C. Indikator
1. Menjelaskan asas-asas dalam melaksanakan keputusan bersama.
2. Menyebutkan nilai-nilai yang terkandung pada sila keempat dalam
Pancasila.
3. Menentukan sikap yang tepat terhadap keputusan bersama.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan asas-asas dalam melaksanakan keputusan
bersama.
2. Siswa mampu menyebutkan nilai-nilai yang terkandung pada sila keempat
dalam Pancasila.
3. Siswa mampu menentukan sikap yang tepat terhadap keputusan bersama.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya, rasa hormat dan
perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, teliti, peduli, jujur dan kerja sama.
E. Materi Ajar : Melaksanakan keputusan bersama.
F. Model Pembelajaran : Model pembelajaran kontekstual.
G. Metode Pembelajaran
1. Kerja kelompok
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Penugasan
5. Presentasi
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam


kepada siswa guru “Wa’alaikumsalam,
“Assalamu’alaikum, wr.wb.” wr.wb.”

Guru meminta kepada ketua Ketua kelas memimpin


kelas untuk memimpin doa doa dan siswa yang lain
belajar. mengikuti ketua kelas.

Guru mengabsen siswa. Siswa mendengarkan


guru mengabsen.
Pendahuluan Guru mengkondisikan kelas Siswa merespon dan
10 Menit
(Kegiatan Awal) dengan melakukan Ice antusias melakukan Ice
Breaking. Breaking.

Guru menyampaikan tujuan Siswa memperhatikan


pembelajaran yang ingin guru.
dicapai hari ini.

Guru memberikan pertanyaan Siswa menjawab


yang berkaitan dengan materi pertanyaan yang
melaksanakn keputusan diberikan guru.
bersama.
Guru membentuk kelompok Siswa duduk dengan
menjadi 4 (emapat) teman sekelompoknya
kelompok. yang terdiri dari 8
(delapan) orang.

2. Kegiatan Inti

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Kegiatan Inti Guru memberikan cerita atau Siswa berkonsentrasi


a. Eksplorasi contoh kasus tentang mendengarkan cerita atau
melaksanakan keputusan contoh kasus tentang
bersama. melaksanakan keputusan
bersama.

Guru mengarahkan siswa Siswa menanggapi cerita


untuk menanggapi cerita atau atau contoh kasus yang
contoh kasus yang telah telah disampaikan oleh
disampaikan. guru.

Guru memberikan penjelasan Siswa menyimak dan


dengan menggunakan power memperhatikan dengan 45 Menit
point baik.

b. Elaborasi Guru memberikan siswa Siswa secara


tugas tentang materi berkelompok
pelaksanaan keputusan mengerjakan tugas yang
bersama. diberikan guru.

Guru memfasilitasi dan Siswa berfikir dan


memberikan kesempatan menganalisis untuk
setiap kelompok untuk menjawab tugas yang
berfikir dan menganalisis diberikan guru secara
tugas tentang pelaksanaan berkelompok serta
keputusan bersama serta membuat laporan secara
membuat laporan hasil kerja lisan dan tertulis.
kelompok.

Guru memberikan Siswa mempresentasikan


kesempatan kepada siswa hasil kerja kelompok.
untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok mereka.

c. Konfirmasi Guru memberikan penegasan Siswa mendengarkan


hasil kerja kelompok siswa. penjelasan dari guru.
Guru memberikan Siswa mengajukan
kesempatan kepada siswa pertanyaan.
yang kurang paham tentang
pelaksanaan keputusan
bersama.

3. Kegiatan Akhir

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Guru membimbing siswa Siswa menyimpulkan


untuk menyimpulkan materi materi tentang
yang telah dibahas melalui pelaksanaan keputusan
kerja kelompok. bersama.

Guru memberikan tugas Siswa menyimak


Kegiatan Akhir
rumah sebagai tindak lanjut. penjelasan yang 15 Menit
(Penutup)
disampaikan guru.

Guru memberikan motivasi Siswa menyimak


kepada siswa yang kurang penjelasan yang
atau belum berpartisipasi disampaikan guru.
secara aktif.
Guru bersama siswa menutup Siswa mengucapkan
pelajaran dengan membaca hamdallah.
hamdallah.

Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam


kepada siswa sebelum keluar guru.
kelas.

I. Sumber/Bahan Belajar
1. Buku PKn kelas V
2. LKS
J. Penilaian

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk


Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen

1. Menjelaskan cara melaksanakan  Tugas  Penilaian Terlampir


keputusan bersama. kelompok. lisan.
2. Menyebutkan nilai-nilai yang  Tugas  Penilaian
terkandung pada sila ke empat dalam individu. unjuk kerja.
Pancasila.
3. Menentukan sikap yang tepat terhadap
keputusan bersama.

Format Kriteria Penilaian


1. Penilaian Keaktifan Belajar Siswa

Aspek yang Dinilai


Nama
Kekompakan Mengemukakan
Kelompok Bertanya Menjawab
dan keseriusan pendapat
Keterangan :
3 = baik 2 = cukup 1 = kurang

2. PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1. Kerjasama * bekerjasama 3
* kadang-kadang 2
* tidak bekerjasama 1

2. Partisipasi * aktif berpartisipasi 3


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. LEMBAR PENILAIAN

Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Kerjasama Partisipasi Skor

1.
2.
3.

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Ciputat Timur, 30 April 2015
Mengetahui
Guru Kelas V-A Peneliti

Kholilah Septiani, S.Pd Siti Sa’adah


NIP. 19790909 201001 2 009 NIM. 1111018300062
PETA KONSEP

Asas kekeluargan
Asas-asas
Asas kebersamaan

Asas gotong royong

- setiap warga Indonesia mempunyai


kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama.
- tidak boleh memaksakan kehendak
kepada orang lain.
Nilai-nilai sila ke
empat dalam - mengutamakan musyawarah dalam
Melaksanakan Pancasila mengambil keputusan untuk
Keputusan Bersama kepentingan bersama.
- menghormati dan menjunjung tinggi
setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.

- menumbuhkan sikap saling tolong


menolong
Manfaat - mempererat tali persatuan dan
kesatuan bangsa
- menciptakan kehidupan yang rukun
TUGAS KERJA KELOMPOK

Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :

Iksan adalah ketua kelas V. Kelas Iksan akan


mengadakan karya wisata. Ibu guru menyerahkan sepenuhnya
kepada siswa untuk memilih satu dari tiga pilihan tujuan yang
telah ditentukan oleh sekolah. Akhirnya Iksan memimpin
teman-temannya untuk melaksanakan musyawarah. Dalam
musyawarah tersebut, Iksan berbeda pendapat dengan teman-
teman yang lain. Sebagai ketua kelas, Aldi ingin pendapatnya
diikuti oleh teman-temannya. Oleh karena itu, Iksan berusaha
membujuk teman-temannya untuk memilih objek wisata yang
sama dengannya. Agar teman-temannya tertarik, Iksan
menggunakan alasan-alasan yang ia buat-buat. Akhirnya ada
beberapa teman yang mengikuti pendapatnya. Namun, masih
banyak pula teman-teman yang tidak sepakat dengan Iksan.
Iksan tidak memperdulikannya. Pada akhirnya Iksan
mengambil keputusan sesuai dengan pendapatnya.
Berdasarkan cerita tersebut, diskusikan secara kelompok
hal-hal berikut ini!
1. Benarkah tindakan Iksan dalam musyawarah
tersebut? Mengapa demikian ?
2. Bagaimana seharusnya sikap Iksan membuat
keputusan bersama dalam peristiwa di atas ?
3. Apabila kamu menjadi Iksan, bagaimana cara kamu
memimpin musyawarah tersebut?

Sumber : Buku Kewarganegaraan SD Kelas V Semester 2


AKTIVITAS BERSAMA

Bersama teman-teman sekelompokmu, buatlah satu


peraturan baru di kelasmu. Bacakanlah peraturan
tersebut di depan kelas.

Usulan Peraturan dari Kelompok Kami


...........................................................................................

Hitunglah berapa berapa banyak yang setuju dan tidak!


Setuju Tidak Setuju

Jika lebih banyak yang seteju, tetapkan usulan tersebut


sebagai peraturan kelas.

Sumber : Buku Pendidikan Kewarganegaraan MI/SD


Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)/A
Semester : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).

A. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mematuhi keputusan bersama.
C. Indikator
1. Menyebutkan contoh-contoh keputusan bersama.
2. Menjelaskan manfaat dari mematuhi dan melaksanakan keputusan bersama.
3. Menjelaskan keuntungan mematuhi dan kerugian tidak mematuhi keputusan
bersama.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mamapu menyebutkan contoh-contoh keputusan bersama.
2. Siswa mampu menjelaskan manfaat dari mematuhi dan melaksanakan
keputusan bersama.
3. Siswa mampu menjelaskan keuntungan mematuhi dan kerugian tidak
mematuhi keputusan bersama.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya, rasa hormat dan
perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, teliti, peduli, jujur dan kerja sama.
E. Materi Ajar : Melaksanakan keputusan bersama.
F. Model Pembelajaran : Model pembelajaran kontekstual.
G. Metode Pembelajaran
1. Kerja kelompok
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Penugasan
5. Presentasi
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam guru


kepada siswa “Wa’alaikumsalam, wr.wb.”
“Assalamu’alaikum, wr.wb.”

Guru meminta kepada ketua Ketua kelas memimpin doa


kelas untuk memimpin doa dan siswa yang lain
belajar. mengikuti ketua kelas.

Guru mengabsen siswa. Siswa mendengarkan guru


mengabsen.
Pendahuluan
Guru mengkondisikan kelas Siswa merespon dan
(Kegiatan 10 Menit
dengan melakukan Ice Breaking. antusias melakukan Ice
Awal)
Breaking.

Guru menyampaikan tujuan Siswa memperhatikan guru.


pembelajaran yang ingin dicapai
hari ini.

Guru memberikan pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan


yang berkaitan dengan materi yang diberikan guru.
melaksanakan keputusan
bersama.
2. Kegiatan Inti

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Kegiatan Inti Guru memberikan contoh Siswa berkonsentrasi


a. Eksplorasi kasus tentang melakukan memperhatikan guru sedang
peraturan yang ada di keluarga, menyampaikan contoh kasus
sekolah dan masyarakat tentang melakukan peraturan
yang ada di keluarga, sekolah
dan masyarakat.

Guru mengarahkan siswa Siswa menanggapi cerita atau


untuk menanggapi cerita atau contoh kasus yang telah
contoh kasus yang telah disampaikan oleh guru.
disampaikan.

b. Elaborasi Guru menanyakan tugas Setiap kelompok


sebelumnya di dikasih kepada mengeluarkan tugasnya.
siswa. 45 Menit

Guru memberikan kesempatan Setiap kelompok


siswa untuk mempresentasikan mempresentasikan hasil kerja
hasil kerja kelompok. kelompok.

Guru memberikan kuis kepada Siswa mengikuti kuis dengan


siswa. semanagat.

c. Konfirmasi Guru memberikan penegasan Siswa mendengarkan


hasil kuis dan materi yang penjelasan dari guru.
telah disampain.
Guru memberikan kesempatan Siswa mengajukan
kepada siswa yang kurang pertanyaan.
paham tentang keputusan
bersama.
3. Kegiatan Akhir

Alokasi
Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu

Guru membimbing siswa Siswa menyimpulkan materi


untuk menyimpulkan materi tentang arti demokrasi
yang telah dibahas melalui pancasila dan nilai-nilai dalam
kerja kelompok. sila ke empat pancasila.

Guru memberikan tugas Siswa menyimak penjelasan


rumah sebagai tindak lanjut. yang disampaikan guru.

Guru memberikan motivasi Siswa menyimak penjelasan


Kegiatan Akhir kepada siswa yang kurang yang disampaikan guru.
15 Menit
(Penutup) atau belum berpartisipasi
secara aktif.

Guru bersama siswa menutup Siswa mengucapkan


pelajaran dengan membaca hamdallah.
hamdallah.

Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam guru.


kepada siswa sebelum keluar
kelas.

I. Sumber/Bahan Belajar
1. Buku PKn kelas V
2. LKS
J. Penilaian

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk


Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen

1. Menyebutkan contoh-contoh keputusan  Tugas  Penilaian Terlampir


bersama. kelompok. lisan.
2. Menjelaskan manfaat dari mematuhi dan  Tugas  Penilaian
melaksanakan keputusan bersama. individu. unjuk
3. Menjelaskan keuntungan mematuhi dan kerja.
kerugian tidak mematuhi keputusan
bersama.

Format Kriteria Penilaian


1. Penilaian Keaktifan Belajar Siswa

Aspek yang Dinilai


Nama
Kekompakan Mengemukakan
Kelompok Bertanya Menjawab
dan keseriusan pendapat

Keterangan :
3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
2. PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1. Kerjasama * bekerjasama 3
* kadang-kadang 2
* tidak bekerjasama 1
2. Partisipasi * aktif berpartisipasi 3
* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. LEMBAR PENILAIAN

Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Kerjasama Partisipasi Skor

1.
2.
3.
4.

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Ciputat Timur, 02 Mei 2015


Mengetahui
Guru Kelas V-A Peneliti

Kholilah Septiani, S.Pd Siti Sa’adah


NIP. 19790909 201001 2 009 NIM. 1111018300062
PETA KONSEP

Di lingkungan keluarga
Contoh-
contoh
Di lingkungan sekolah

Di lingkungan masyarakat

- semua anggota memiliki kedudukan yang


sama.
- terciptanya keadilan antar anggota.
- setiap anggota melaksanakan keputusan
bersama dilandasi rasa tanggung jawab.
Manfaat
- dapat membangkitkan rasa persatuan dan
kesattuan.
- menumbuhkan sikap kekeluargaan dan
Melaksanakan gotong royong.
keputusan bersama

Kelebihan :
- Tidak akan kena sanksi
- Hidup tenang
- Banyak teman
- Menimbulkan rasa aman
- Dapat membangkitkan rasa persatuan dan
kesatuan
Kelebihan dan - Menumbuhkan sikap kekeluargaan dan
Kekurangan gotong royong
- Dapat menciptakan ketertiban

Kekurangan :
- Akan mendapatkan sanksi
- Hidupnya tidak tenang
- Tidak banyak teman
- Malu dengan orang lain
Lampiran 10

Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa Dalam


Pembelajaran PKn

Variabel Sub Variabel Indikator


1. Siswa memperhatikan media yang digunakan
Keaktifan sewaktu guru menjelaskan materi.
Visual
2. Siswa membaca buku sesuai dengan materi
3. Siswa memberikan ide atau usulan dalam
proses kerja kelompok.
Keaktifan 4. Siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat.
Lisan
5. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru.
6. Siswa menyimak atau memperhatikan ketika
Keaktifan guru menjelaskan materi
Mendengar 7. Siswa mendengarkan teman lain sedang
presentasi.
8. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
Keaktifan guru.
Keaktifan Menulis 9. Siswa membuat laporan hasil kerja
Belajar Siswa kelompok.
Keaktifan 10. Siswa membuat peta konsep sesuai materi
Menggambar yang sedang atau akan dibahas.
Keaktifan 11. Siswa melakukan percobaan atau melakukan
Motorik demonstrasi saat proses pembelajaran.
12. Siswa mampu mengingat materi yang telah
dibahas.
Keaktifan 13. Siswa mampu memecahkan masalah yang
Mental
dihadapi serta membuat keputusan secara
bersama atau membuat kesimpulan.
14. Siswa berani mengemukakan pendapat atau
bertanya.
Keaktifan
Emosional 15. Siswa merasa senang ketika belajar PKn
dengan menggunakan metode kerja
kelompok.
Lampiran 6

Lembar Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Nama Guru : Siti Sa’adah
Kelas/Semester : V-A/II
Siklus/Pertemuan : I/ ke- 1
Pokok Bahasan : Keputusan Bersama Secara Musyawarah
Waktu Pengamatan : Kamis, 09 April 2015
Petunjuk Penilaian:
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Penilaian
NO Aspek yang Diamati Ya Tidak
1 2 3
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan kelas. √ √

2. Memberikan apersepsi dan motivasi. √ √

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √

4. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran PKn dengan menggunakan √ √
metode kerja kelompok.
II Kegiatan Inti

1. Menjelasan secara umum topik yang akan


√ √
dibahas.
2. Mengajukan pertanyaan terkait materi √ √
3. Membagi siswa ke dalam beberapa
√ √
kelompok.
4. Memfasilitasi dan memberikan
kesempatan setiap kelompok untuk √ √
berfikir dan menganalisis tugas.
5. Membimbing dan mengawasi siswa
berdiskusi dan mengerjakan tugas secara √ √
berkelompok.
6. Memberikan kesampatan siswa untuk
bertanya, menjawab dan memberikan √ √
pendapat atau tanggapan.
7. Memberikan respon terhadap pertanyaan,
√ √
jawaban atau tanggapan siswa.
8. Memotivasi siswa untuk bertanya,
√ √
menjawab, atau berpendapat.
9. Memberikan kesempatan siswa untuk
√ √
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
10. Mengevaluasi hasil kerja kelompok siswa. √ √

III PENUTUP

1. Melakukan konfirmasi √ √

2. Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut √ √

Jumlah Skor 29
(29:48) x
Persentase Nilai (Jumlah skor : Skor maksimum) x 100% 100% =
60,41%
Kategori Cukup

Tangerang, 09 April 2015


Kategori penilaian total :
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang Kholilah Septiani S.Pd

Lampiran 6

Lembar Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Nama Guru : Siti Sa’adah
Kelas/Semester : V-A/II
Siklus/Pertemuan : I/ ke- 2
Pokok Bahasan : Keputusan Bersama Secara voting dan aklamasi
Waktu Pengamatan : Kamis, 16 April 2015
Petunjuk Penilaian:
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Penilaian
NO Aspek yang Diamati Ya Tidak
1 2 3
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan kelas. √ √

2. Memberikan apersepsi dan motivasi. √ √

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √

4. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran PKn dengan menggunakan √ √
metode kerja kelompok.
II Kegiatan Inti
1. Menjelasan secara umum topik yang akan
√ √
dibahas.
2. Mengajukan pertanyaan terkait materi √ √
3. Membagi siswa ke dalam beberapa
√ √
kelompok.
4. Memfasilitasi dan memberikan
kesempatan setiap kelompok untuk √ √
berfikir dan menganalisis tugas.
5. Membimbing dan mengawasi siswa
berdiskusi dan mengerjakan tugas secara √ √
berkelompok.
6. Memberikan kesampatan siswa untuk
bertanya, menjawab dan memberikan √ √
pendapat atau tanggapan.
7. Memberikan respon terhadap pertanyaan,
√ √
jawaban atau tanggapan siswa.
8. Memotivasi siswa untuk bertanya,
√ √
menjawab, atau berpendapat.
9. Memberikan kesempatan siswa untuk
√ √
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
10. Mengevaluasi hasil kerja kelompok siswa. √ √
III PENUTUP
1. Melakukan konfirmasi √ √
2. Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut √ √
Jumlah Skor 40
(40:48) x
Persentase Nilai (Jumlah skor : Skor maksimum) x 100% 100% =
83,33%
Kategori Baik

Tangerang, 16 April 2015


Kategori penilaian total :
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang Kholilah Septiani S.Pd

Lampiran 7

Lembar Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Nama Guru : Siti Sa’adah
Kelas/Semester : V-A/II
Siklus/Pertemuan : II/ ke- 1
Pokok Bahasan : Mematuhi Keputusan Bersama
Waktu Pengamatan : Kamis, 30 April 2015
Petunjuk Penilaian:
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Penilaian
NO Aspek yang Diamati Ya Tidak
1 2 3
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan kelas. √ √

2. Memberikan apersepsi dan motivasi. √ √

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √

4. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran PKn dengan menggunakan √ √
metode kerja kelompok.
II Kegiatan Inti
1. Menjelasan secara umum topik yang akan
√ √
dibahas.
2. Mengajukan pertanyaan terkait materi √ √

3. Membagi siswa ke dalam beberapa


√ √
kelompok.
4. Memfasilitasi dan memberikan
kesempatan setiap kelompok untuk √ √
berfikir dan menganalisis tugas.
5. Membimbing dan mengawasi siswa
berdiskusi dan mengerjakan tugas secara √ √
berkelompok.
6. Memberikan kesampatan siswa untuk
bertanya, menjawab dan memberikan √ √
pendapat atau tanggapan.
7. Memberikan respon terhadap pertanyaan,
√ √
jawaban atau tanggapan siswa.
8. Memotivasi siswa untuk bertanya,
√ √
menjawab, atau berpendapat.
9. Memberikan kesempatan siswa untuk
√ √
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
10. Mengevaluasi hasil kerja kelompok siswa. √ √

III PENUTUP
1. Melakukan konfirmasi √ √
2. Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut √ √
Jumlah Skor 43
(43:48) x
Persentase Nilai (Jumlah skor : Skor maksimum) x 100% 100% =
89,58%
Kategori Baik

Tangerang, 30 April 2015


Kategori penilaian total :
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang Kholilah Septiani S.Pd

Lampiran 7

Lembar Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Nama Guru : Siti Sa’adah
Kelas/Semester : V-A/II
Siklus/Pertemuan : II/ ke- 2
Pokok Bahasan : Mematuhi Keputusan Bersama
Waktu Pengamatan : Sabtu, 02 Mei 2015
Petunjuk Penilaian:
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Penilaian
NO Aspek yang Diamati Ya Tidak
1 2 3
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan kelas. √ √
2. Memberikan apersepsi dan motivasi. √ √
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √
4. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran PKn dengan menggunakan √ √
metode kerja kelompok.
II Kegiatan Inti
1. Menjelasan secara umum topik yang akan
√ √
dibahas.
2. Mengajukan pertanyaan terkait materi √ √
3. Membagi siswa ke dalam beberapa
√ √
kelompok.
4. Memfasilitasi dan memberikan
kesempatan setiap kelompok untuk √ √
berfikir dan menganalisis tugas.
5. Membimbing dan mengawasi siswa
berdiskusi dan mengerjakan tugas secara √ √
berkelompok.
6. Memberikan kesampatan siswa untuk
bertanya, menjawab dan memberikan √ √
pendapat atau tanggapan.
7. Memberikan respon terhadap pertanyaan,
√ √
jawaban atau tanggapan siswa.
8. Memotivasi siswa untuk bertanya,
√ √
menjawab, atau berpendapat.
9. Memberikan kesempatan siswa untuk
√ √
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
10. Mengevaluasi hasil kerja kelompok siswa. √ √

III PENUTUP
1. Melakukan konfirmasi √ √
2. Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut √ √
Jumlah Skor 46
(46:48) x
Persentase Nilai (Jumlah skor : Skor maksimum) x 100% 100% =
95,83%
Kategori Baik

Tangerang, 02 Mei 2015


Kategori penilaian total :
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang Kholilah Septiani S.Pd

Lampiran 8

Lembar Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Nama Observer : Kholilah Septiani, S.Pd
Kelas/Semester : V-A/II
Siklus/Pertemuan : I/ ke- 1
Pokok Bahasan : Keputusan Bersama Secara Musyawarah
Waktu Pengamatan : Kamis, 09 April 2015
Petunjuk Penilaian:
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Penilaian
NO Aspek yang Diamati Ya Tidak
1 2 3
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mematuhi guru dalam mengondisikan kelas. √ √
2. Menanggapi apersepsi dan motivasi yang
√ √
diberikan guru.
3. Menyimak tujuan pembelajaran yang
√ √
disampaikan guru.
4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran
PKn dengan menggunakan metode kerja √ √
kelompok yang disampaikan guru.
II Kegiatan Inti
1. Menyimak penjelasan secara umum topik √ √
yang akan dibahas oleh guru.
2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang
√ √
berikan guru.
3. Saling berbagi dan bekerja sama antar siswa
√ √
dalam kelompok.
4. Setiap kelompok berfikir dan menganalisis
√ √
tugas.
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas
√ √
secara berkelompok.
6. Siswa bertanya, menjawab dan memberikan
√ √
pendapat atau tanggapan.
7. Menyimak respon yang diberikan guru atas
√ √
pertanyaan, jawaban atau tanggapan siswa.
8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab, atau
√ √
berpendapat.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja
√ √
kelompok.
10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok
√ √
siswa yang disampaikan guru.
III PENUTUP
1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan guru. √ √

2. Memberikan kesimpulan materi yang sudah


√ √
dipelajari
Jumlah Skor 31
(31:48) x
Persentase Nilai (Jumlah skor : Skor maksimum) x 100% 100% =
64,58%
Kategori Cukup

Tangerang, 09 April 2015


Kategori penilaian total :
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang Kholilah Septiani S.Pd
Lampiran 8

Lembar Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Nama Observer : Kholilah Septiani, S.Pd
Kelas/Semester : V-A/II
Siklus/Pertemuan : I/ ke- 2
Pokok Bahasan : Keputusan Bersama Secara Voting dan Aklamasi
Waktu Pengamatan : Kamis, 16 April 2015
Petunjuk Penilaian:
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Penilaian
NO Aspek yang Diamati Ya Tidak
1 2 3
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mematuhi guru dalam mengondisikan kelas. √ √

2. Menanggapi apersepsi dan motivasi yang √



diberikan guru.
3. Menyimak tujuan pembelajaran yang √

disampaikan guru.
4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran √
PKn dengan menggunakan metode kerja √
kelompok yang disampaikan guru.
II Kegiatan Inti
1. Menyimak penjelasan secara umum topik √ √
yang akan dibahas oleh guru.
2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang √

berikan guru.
3. Saling berbagi dan bekerja sama antar siswa √

dalam kelompok.
4. Setiap kelompok berfikir dan menganalisis √

tugas.
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas √

secara berkelompok.
6. Siswa bertanya, menjawab dan memberikan √

pendapat atau tanggapan.
7. Menyimak respon yang diberikan guru atas √

pertanyaan, jawaban atau tanggapan siswa.
8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab, atau √

berpendapat.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja √

kelompok.
10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok √

siswa yang disampaikan guru.
III PENUTUP
1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan guru. √ √

2. Memberikan kesimpulan materi yang sudah √



dipelajari
Jumlah Skor 35
(35:48) x
Persentase Nilai (Jumlah skor : Skor maksimum) x 100% 100% =
72,91%
Kategori Baik

Tangerang, 16 April 2015


Kategori penilaian total :
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang Kholilah Septiani S.Pd
Lampiran 9

Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Nama Observer : Kholilah Septiani, S.Pd
Kelas/Semester : V-A/II
Siklus/Pertemuan : II/ ke- 1
Pokok Bahasan : Mematuhi Keputusan Bersama
Waktu Pengamatan : Kamis, 30 April 2015
Petunjuk Penilaian:
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Penilaian
NO Aspek yang Diamati Ya Tidak
1 2 3
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mematuhi guru dalam mengondisikan kelas. √ √
2. Menanggapi apersepsi dan motivasi yang
√ √
diberikan guru.
3. Menyimak tujuan pembelajaran yang
√ √
disampaikan guru.
4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran
PKn dengan menggunakan metode kerja √ √
kelompok yang disampaikan guru.
II Kegiatan Inti
1. Menyimak penjelasan secara umum topik √ √
yang akan dibahas oleh guru.
2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang
√ √
berikan guru.
3. Saling berbagi dan bekerja sama antar siswa
√ √
dalam kelompok.
4. Setiap kelompok berfikir dan menganalisis
√ √
tugas.
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas
√ √
secara berkelompok.
6. Siswa bertanya, menjawab dan memberikan
√ √
pendapat atau tanggapan.
7. Menyimak respon yang diberikan guru atas
√ √
pertanyaan, jawaban atau tanggapan siswa.
8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab, atau
√ √
berpendapat.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja
√ √
kelompok.
10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok
√ √
siswa yang disampaikan guru.
III PENUTUP
1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan guru. √ √
2. Memberikan kesimpulan materi yang sudah
√ √
dipelajari
Jumlah Skor 39
(39:48) x
Persentase Nilai (Jumlah skor : Skor maksimum) x 100% 100% =
81,25%
Kategori Baik

Tangerang, 30 April 2015


Kategori penilaian total :
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang Kholilah Septiani S.Pd
Lampiran 9

Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II

Nama Sekolah : SDN Pisangan 03


Nama Observer : Kholilah Septiani, S.Pd
Kelas/Semester : V-A/II
Siklus/Pertemuan : II/ ke- 2
Pokok Bahasan : Mematuhi Keputusan Bersama
Waktu Pengamatan : Sabtu, 02 Mei 2015
Petunjuk Penilaian:
3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Penilaian
NO Aspek yang Diamati Ya Tidak
1 2 3
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mematuhi guru dalam mengondisikan kelas. √ √
2. Menanggapi apersepsi dan motivasi yang
√ √
diberikan guru.
3. Menyimak tujuan pembelajaran yang
√ √
disampaikan guru.
4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran
PKn dengan menggunakan metode kerja √ √
kelompok yang disampaikan guru.
II Kegiatan Inti
1. Menyimak penjelasan secara umum topik √ √
yang akan dibahas oleh guru.
2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang
√ √
berikan guru.
3. Saling berbagi dan bekerja sama antar siswa
√ √
dalam kelompok.
4. Setiap kelompok berfikir dan menganalisis
√ √
tugas.
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas
√ √
secara berkelompok.
6. Siswa bertanya, menjawab dan memberikan
√ √
pendapat atau tanggapan.
7. Menyimak respon yang diberikan guru atas
√ √
pertanyaan, jawaban atau tanggapan siswa.
8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab, atau
√ √
berpendapat.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja
√ √
kelompok.
10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok
√ √
siswa yang disampaikan guru.
III PENUTUP
1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan guru. √ √

2. Memberikan kesimpulan materi yang sudah


√ √
dipelajari
Jumlah Skor 46
(46:48) x
Persentase Nilai (Jumlah skor : Skor maksimum) x 100% 100% =
95,83%
Kategori Baik

Tangerang, 02 Mei 2015


Kategori penilaian total :
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang Kholilah Septiani S.Pd
Lampiran 13

Gambar Kegiatan Belajar


Lampiran 14

Lembar Hasil Wawancara Guru


(Tahap Akhir Penelitian)

Nama Pewawancara : Siti Sa’adah


Nama Responden : Kholilah Septiani, S.Pd
Jabatan Responden : Guru kelas V-A
Hari/Tanggal : Selasa/ 05 Mei 2015
Tempat Wawancara : Ruang Kelas

1. Apakah metode kerja kelompok cocok digunakan dalam pembelajaran


PKn di kelas V-A SDN Pisangan 03?
Jawab : Cocok dan sesuai dengan materi Pknnya yang menyangkut
kehidupan sehari-hari.

2. Apakah keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn di kelas V-A terjadi


peningkatan?
Jawab : Ya. Terlihat dari selama proses pembelajaran siswa aktif
mengikuti pelajaran. Ada yang bertanya dan berpendapat.

3. Apakah siswa terlihat senang atau bersemangat ketika pembelajaran PKn


Berlangsung?
Jawab : Ya kelihatannya senang karena ada penghargaan di akhir
pembelajaran sehinga mereka merasa dihargai.

4. Apakah kelebihan yang dapat dipertahankan dari penerapan metode kerja


kelompok dalam pembelajaran PKn di kelas V-A?
Jawab : Siswa bisa saling bertukar pikiran, siswa jadi punya rasa
kebersamaan, mempunyai rasa tanggung jawab baik individu atau di
kelompoknya, terus siswa juga lebih kompak.
5. Apakah kekurangan yang dapat diperbaiki dari penerapan metode kerja
kelompok dalam pembelajaran PKn di kelas V?
Jawab : Kekurangannya terkadang ada siswa yang mau menang sendiri,
merasa dia yang pintar sehingga ada siswa di dalam kelompoknya yang
tidak aktif.
Lampiran 15

Lembar Pedoman Wawancara Siswa


(Tahap Akhir Penelitian)

Nama Pewawancara : Siti Sa’adah


Nama Responden : 6 (enam) Siswa Kelas V-A
Hari/Tanggal : Selasa/ 05 Mei 2015
Tempat Wawancara : Ruang Kelas

1. Adakah perbedaan proses pembelajaran PKn sekarang dengan yang


dilakukan guru sebelumnya?
Jawab :
Siswa 1 (satu) : Ada, karena yang sekarang secara lisan atau
menggunakan kertas.
Siswa 2 (dua) : Ada, pembelajaran yang dulu hanya mengandalkan
buku saja, kalau sekarang lebih banyak prakteknya.
Siswa 3 (tiga) : Ada, kalau yang dulu tidak kerja kelompok dan yang
Sekarang selalu kerja kelompok.
Siswa 4 (empat) : Ya, karena kita mendapat perubahan.
Siswa 5 (lima) : Ada, yaitu sedikit menyenangkan.
Siswa 6 (enam) : Ada.

2. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran PKn


menggunakan metode kerja kelompok?
Jawab :
Siswa 1 (satu) : Tidak, karena kita mengerjakan bersama-sama.
Siswa 2 (dua) : Tidak, karena pelajaran PKn bagi saya mudah.
Siswa 3 (tiga) : Tidak, karena sering kerja kelompok.
Siswa 4 (empat) : Tidak.
Siswa 5 (lima) : Sedikit, karena ada teman yang tidak mau bekerja
sama.
Siswa 6 (enam) : Tidak.

3. Apakah kamu mampu mengikuti proses pembelajaran PKn yang


menggunakan metode kerja kelompok dengan baik?
Jawab :
Siswa 1 (satu) : Ya, karena kita dapat berganti-gantian menjawab soal.
Siswa 2 (dua) : Ya, karena pelajaran menjadi lebih mudah.
Siswa 3 (tiga) : Mampu, karena dengan bekerja kelompok kita bisa
Berfikir bareng-bareng.
Siswa 4 (empat) : Ya, pasti harus mampu.
Siswa 5 (lima) : Ya, karena menggunakanmetode kerja kelompok
sangat aman.
Siswa 6 (enam) : Ya, saya bisa dan mampu.

4. Apakah kamu berani mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab


pertanyaan guru?
Jawab :
Siswa 1 (satu) : Ya, tapi terkadang kalau saya ingin menjawab sudah
Ada yang menunjuk duluan.
Siswa 2 (dua) : Ya, tetapi kalau saya sudah paham saya tidak
bertanya.
Siswa 3 (tiga) : Ya.
Siswa 4 (empat) : Ya, karena saya belum paham.
Siswa 5 (lima) : Ya berani.
Siswa 6 (enam) : Ya.

5. Apakah tingkat keaktifan belajar PKn kamu setelah mengikuti proses


pembelajaran PKn yang menggunakan metode kerja kelompok? (Baik,
Cukup, Kurang)
Jawab:
Siswa 1 (satu) : Baik, karena kita dapat menjawab pertanyaan secara
bersama-sama.
Siswa 2 (dua) : Baik.
Siswa 3 (tiga) : Cukup.
Siswa 4 (empat) : Baik.
Siswa 5 (lima) : Baik, karena saya sering berpendapat, bertanya dan
menjawab.
Siswa 6 (enam) : Baik

6. Apakah kamu merasa senang saat belajar PKn dengan metode kerja
kelompok? Mengapa?
Jawab:
Siswa 1 (satu) : Ya, karena saya senang kerje kelompok saling tukar
fikiran.
Siswa 2 (dua) : Ya, karena pelajaran yang sulit menjadi lebih mudah.
Siswa 3 (tiga) : Senang, karena kerja kelompok lebih mudah
memahami materi.
Siswa 4 (empat) : Ya, karena pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat
selesai.
Siswa 5 (lima) : Senang, karena bisa kerja bareng.
Siswa 6 (enam) : Ya, karena bisa berfikir bersama dengan teman.
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR) No. Revisi: : 01
FITK
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Istimewa Jakarta, 13 Februari 2015


Lampiran : Satu Berkas Proposal
Perihal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.
Ka. Subbag Akademik dan Kemahasiswaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
di
Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Siti Sa’adah


NIM : 1111018300062
Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Semester : VIII B

Dengan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu
syarat menyelesaikan program S-1 (Strata 1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun judul skripsi yang diajukan adalah:

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui


Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03

Dosen Pembimbing Skripsi yang diusulkan:


Pembimbing I : Takiddin, M.Pd._________________
Pembimbing II : ______________________________

Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan proposal.


Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Mengetahui,
Ketua Jurusan PGMI Pemohon,

Dr. Fauzan, MA. Siti Sa’adah


NIP. 19761107 200701 1 013 NIM.
1111018300062

Tembusan:
1. Dosen Penasehat Akademik
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR) No. Revisi: : 01
FITK
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/290/2015 Jakarta, 07 April 2015


Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.
Kepala Sekolah
SDN Pisangan 03
di
Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Siti Sa’adah


NIM : 1111018300062
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Semester : VIII (Delapan)
Judul Skripsi : Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui
Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03.
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang
menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang
Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan
penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

a.n. Dekan
Kajur Pendidikan Guru MI

Dr. Fauzan, M.A


NIP. 19761107 200701 1 013

Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
SDN PISANGAN 03
Jl. Legoso Raya No. 66 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan 15419
Telp./ Fax : 021 – 7418709 email : sdnpisangan4@yahoo.co.id

SURAT KETERANGAN
012/SDN-PIS3/V/2015

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan :

Nama : SITI SA’ADAH


NIM : 1111018300062
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Semester : VIII (Delapan)
Jenis Kelamin : Perempuan

Bahwa benar mahasiswa/i tersebut telah melakukan penelitian skripsi yang berjudul
“Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode
Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03” di Sekolah SD Negeri Pisangan 03 Kelurahan
Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya, agar dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Ciputat Timur, 29 Mei 2015


DARTAR RIWAYAT HIDUP

Siti Sa’adah, anak bungsu dari tiga bersaudara, lahir dari


pasangan Bapak Sartun dan Ibu Maryati di Jakarta 18 Agustus
1993. Betempat tinggal di Kp. Kebon Kopi RT. 003 RW. 008 No.
21 Pengasinan, Depok.

Riwayat Pendidikan :

Penulis menempuh pendidikan mulai di bangku Taman Kanak-


kanak Tridarma Jakarta. Melanjutkan ke SDN Pondok Labu 13
Pagi, lulus tahun 2005. Melanjutkan ke MTS Al-Awwabin Depok,
lulus tahun 2008. Melanjutkan ke SMA Islamiyah Sawangan Depok, lulus tahun 2011.
Penulis kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) melalui jalur mandiri tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai