Anda di halaman 1dari 224

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


PROBLEM BASED LEARNING TEMA 6 PADA IPS MATERI
BENTUK INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
DAN PENGARUHNYA KELAS V SD NEGERI KEREO 05
CIPADU KOTA TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta

Oleh :
Ridha Vidiah Rachmatika
NIM: 11180183000032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H / 2022 M
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA


MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING TEMA 6 PADA IPS MATERI BENTUK INTERAKSI
MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN DAN PENGARUHNYA KELAS V
SD NEGERI KEREO 05 CIPADU KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
Ridha Vidiah Rachmatika
NIM: 11180183000032

Yang Mengesahkan,
Pembimbing

Drs. Ja'far Sanusi M.A


NIP.195804171992031001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa


Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Tema 6
Pada IPS Materi Bentuk Interaksi Manusia Dengan Lingkungan dan
Pengaruhnya Kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang”
disusun oleh Ridha Vidiah Rachmatika, NIM. 11180183000032, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal dihadapan dewan penguji. Karena
itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Jakarta, 29 Juli 2022
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua
Jurusan/Prodi)

Dr. Asep Ediana Latip, M.Pd 28 Juli 2022


NIP. 198106623 200912 1 003
Sekretaris (Sekretaris Jurusan
Prodi)

Rohmat Widiyanto, M.Pd 30 Juli 2022


NIP. 19890913 201801 1 002
Penguji 1

Dr. Takiddin, M.Pd 25 Juli 2022


NIP. 19831206 201101 1 005
Penguji 2

Rohmat Widiyanto, M.Pd 30 Juli 2022


NIP. 19890913 201801 1 002
Mengetahui,
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ridha Vidiah Rachmatika
NIM : 11180183000032
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat : Jln. Sawo 2 Dalam RT 03 RW 07 No. 49 Cipadu, Larangan,
Tangerang, 15155.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa Skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah


Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Tema 6 Pada IPS Materi Bentuk Interaksi Manusia Dengan Lingkungan dan
Pengaruhnya Kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang” adalah
benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
Dosen Pembimbing : Drs. Ja'far Sanusi M.A
NIP : 195804171992031001
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 3 Juli 2022
Yang Menyatakan

Ridha Vidiah Rachmatika


NIM. 11180183000032
ABSTRAK

Ridha Vidiah Rachmatika (11180183000032). “Peningkatan Keterampilan


Pemecahan Masalah Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Tema 6 Pada IPS Materi Bentuk Interaksi Manusia Dengan
Lingkungan Dan Pengaruhnya Kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota
Tangerang”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah siswa pada mata pelajaran IPS kelas V melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah
Classroom Action Research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menggunakan model Suharsimi Arikunto yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Pada
satu siklus terdiri empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2021/2022 yang terdiri dari 30 siswa. Tindakan yang
dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.
Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan model Problem Based
Learning sudah diterapkan dengan baik. dibuktikan dengan peningkatan hasil
penelitian aktivitas guru pada siklus I memperoleh 50% menjadi 80% pada siklus
II. Demikian juga peningkatan hasil aktivitas siswa memperoleh 40,6% pada
siklus I menjadi 78,1% pada siklus II. (2) Peningkatan keterampilan pemecahan
masalah pada mata pelajaran IPS mengalami peningkatan. Dibuktikan dengan
nilai tes kemampuan awal (Pre Test) memperoleh nilai rata – rata siswa sebesar
67,3 dengan ketuntasan belajar 36,7%, sedangkan hasil nilai (Post Test)
keterampilan memecahkan masalah siswa sebesar 68,1 dengan persentase
ketuntasan belajar 43,3% pada siklus I, dan meningkat menjadi nilai rata – rata
siswa sebesar 80,7 dengan persentase ketuntasan belajar 76,7% pada siklus II.
Kata Kunci: Keterampilan pemecahan masalah, model Problem Based
Learning, IPS.

i
ABSTRACT
Ridha Vidiah Rachmatika (11180183000032). "Improving Students'
Problem-Solving Skills Through Application of Problem Based Learning
Learning Model Theme 6 in Social Sciences Material Forms of Human
Interaction with the Environment and Its Influence Class V SD Negeri Kereo
05 Cipadu Tangerang City Class V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Tangerang
City". Thesis. Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Study Program,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2022.
This study aims to improve students' problem solving skills in social studies
subjects for class V through the application of the Problem Based Learning
learning model. The research method used is Classroom Action Research (CAR)
or Classroom Action Research (CAR) using the Suharsimi Arikunto model which
is carried out in 2 cycles. One cycle consists of four stages, namely: planning,
implementation, observation and reflection. This research was conducted at SD
Negeri Kereo 05 Cipadu, Tangerang City. The research subjects were fifth grade
students of SD Negeri Kereo 05 Cipadu, Tangerang City, Academic Year
2021/2022 which consisted of 30 students. The action taken is to apply the
Problem Based Learning learning model. Data collection techniques in the form
of interviews, observations, tests, and documentation.
The results of the study show that: (1) The application of the Problem
Based Learning model has been implemented well. evidenced by the increase in
the results of teacher activity research in the first cycle to get 50% to 80% in the
second cycle. Likewise, the increase in student activity results obtained 40,6% in
the first cycle to 78,1% in the second cycle. (2) The improvement of problem
solving skills in social studies subjects has increased. It is proven by the value of
the initial ability test (Pre Test) that the average score of students is 67,3 with a
learning mastery of 36,7%, while the results of the score (Post Test) of students'
problem solving skills are 68,1 with a learning mastery percentage of 43,3% in
the first cycle, and increased to an average student score of 80,7 with a learning
completeness percentage of 76,7% in the second cycle.
Keywords: Problem solving skills, Problem Based Learning learning model,
Social Sciences.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,


karunia serta kasih sayang-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan (S.Pd). Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya
bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun penyusunan
skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Armany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA., selaku
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururrin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Rohmat Widiyanto, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Ja'far Sanusi M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
sedia memberikan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan,
serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan
tepat waktu, serta selalu mengingatkan untuk bersyukur dan meniatkan
segala sesuatu dengan ikhlas.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen-

iii
dosen jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah
mendidik dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.
7. Hj. Nuryanih, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kereo 05
Cipadu Tangerang yang telah memberikan izin melaksanakan
penelitian.
8. Abdul Rohim, S.Pd., selaku Guru Kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu
Tangerang yang telah membantu peneliti dalam memudahkan
penelitian.
9. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan staf
perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Teristimewa untuk orang tua tercinta, Abi Rohmatulloh, Umi Watih
dan adik – adikku Rachma, Imam dan Azzam yang telah memberikan
kasih sayang yang tiada terkira serta tiada henti-hentinya mendoakan,
melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan kepada penulis.
11. Teruntuk keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa yang
tak terhenti kepada penulis.
12. Teruntuk orang tua sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan
moril yang tak henti kepada penulis.
13. Teruntuk teman - teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Angkatan 2018 atas kebersamaan dan
perjuangan yang telah dilalui selama di bangku perkuliahan serta
dukungan semangat dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
14. Teman seperjuangan saya Munifa Aini, Hana Nur Fadillah, dan Tesya
Dwi Putri di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
yang sudah memberikan semangat selama proses pengerjaan skripsi.
15. Teruntuk sahabat - sahabat saya di SDN Kereo 05, MTsN 32 Jakarta
(Grup Send-or), yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam
pengerjaan skripsi.
16. Sahabat masa kecil Syifa Annisa, Fitri Noviyani, dan Riska Oktafiyani,
yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam pengerjaan
skripsi.

iv
17. Teruntuk Kakak saya Mas Anto, Kak Naila, dan Veri di (Grup Pojokan
UKS), yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam
pengerjaan skripsi.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis satu persatu yang telah
memberikan bantuan penyusunan skripsi ini. Dan atas semua bantuan mereka,
penulis tidak dapat memberikan apa – apa, namun penulis yakin ketulusan hati
dari mereka semua, mudah – mudahan mendapatkan rahmat dan keberkahan dari
Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih banyak


kekurangan dan kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran
yang bersifat membangun dalam perbaikan penulis di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para
pembaca.

Terima kasih, Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Tangerang, 11 Mei 2022


Penulis,

Ridha Vidiah Rachmatika

v
DAFTAR ISI

ABSTARK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xiii

DAFTAR

LAMPIRAN .................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah.................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 8

A. Keterampilan Pemecahan Masalah .......................................................... 8


1. Pengertian Keterampilan Pemecahan Masalah................................. 8
2. Indikator Keterampilan Pemecahan Masalah ................................... 10
3. Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Keterampilan Pemecahan Masalah ......................... 13

vi
B. Model Pembelajaran Problem Based Learning ....................................... 15
1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning .............. 15
2. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning .......... 18
3. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning ................... 19
4. Prinsip – Prinsip Model Pembelajaran Problem Based Learning .... 20
5. Langkah – Langkah Model
Pembelajaran Problem Based Learning ........................................... 21
6. Kelebihan dan Kekurangan
Model Pembelajaran Problem Based Learning) .............................. 23
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................... 25
1. Pengertian Ilmu Pendidikan Sosial ................................................... 25
2. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial ...................... 27
3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial ............. 27
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial
di Sekolah Dasar ............................................................................... 28
D. Hasil Penelitian Relevan .......................................................................... 29
E. Kerangka Berpikir ................................................................................... 33
F. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 37


B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian............................... 38
C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 41
D. Variabel Penelitian................................................................................... 41
E. Peran dan Posisi Penelitian dalam Penelitian .......................................... 42
F. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................. 43
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................................... 49
H. Data dan Sumber Data ............................................................................. 50
I. Instrumen – Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 50
J. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 57
K. Teknik Analisis Data dan Hasil Interpretasi Hasil Analisis .................... 58

vii
L. Indikator Keberhasilan............................................................................. 63

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA

DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 65

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 65


B. Analisis Data ............................................................................................ 72
C. Pembahasan ............................................................................................. 104

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 109

A. Kesimpulan .............................................................................................. 109


B. Saran ........................................................................................................ 109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111

LAMPIRAN .................................................................................................... 117

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Memecahkan Masalah Siswa ........................................... 12

Tabel 2.2 Langkah – Langkah Kegiatan

Pebelajaran Problem Based Learning .............................................................. 22

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 37

Tabel 3.2 Tahap – Tahap Intervensi Tindakan................................................. 43

Tabel 3.3 Instrumen Kisi – Kisi Observasi Guru ............................................. 51

Tabel 3.4 Instrumen Kisi – Kisi Observasi Siswa............................................ 52

Tabel 3.5 Instrumen Kisi – Kisi Wawancara Guru .......................................... 54

Tabel 3.6 Instrumen Kisi – Kisi Wawancara Siswa ......................................... 55

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian dalam Pemecahan Masalah ................................. 59

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Keberhasilan

Keterampilan Pemecahan Masalah .................................................................. 62

Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Keberhasilan

Observasi Aktivitas Guru dan Siswa................................................................ 63

Tabel 4.1 Data Sarana dan Prasarana ............................................................... 69

Tabel 4.2 Jadwal Ekstrakurikuler dan Pembina ............................................... 72

Tabel 4.3 Hasil Nilai UTS................................................................................ 73

Tabel 4.4 Hasil Nilai Tes Kemampuan Awal (Pre – Test) .............................. 76

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ...................................... 83

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ..................................... 85

ix
Tabel 4.7 Hasil Tes Pada Siklus I .................................................................... 87

Tabel 4.8 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I........................................................... 89

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ...................................... 97

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II .................................. 98

Tabel 4.11 Hasil Tes Pada Siklus II ................................................................. 100

Tabel 4.12 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ....................................................... 102

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Penelitian ............................................................ 104

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 35

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 41

Gambar 4.1 Struktur Organisasi....................................................................... 68

Gambar 4.2 Struktur Fungsi dan Tugas

Pengelola Sekolah Komponen Organisasi ....................................................... 68

xii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

dan Siswa Pada Siklus I dan II ......................................................................... 106

Diagram 4.2 Hasil Tes Keterampilan Pemecahan Masalah

Siswa Pada Siklus I dan II ................................................................................ 106

Diagram 4.3 Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Pada Siklus I dan II .......................................................................................... 107

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 Surat Bimbingan Skripsi............................................................. 118

Lampiran 02 Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................. 120

Lampiran 03 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ........................... 121

Lampiran 04 Surat Keterangan Validasi Instrumen ......................................... 122

Lampiran 05 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Siklus I .............................. 123

Lampiran 06 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................. 125

Lampiran 07 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................. 127

Lampiran 08 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ........................... 129

Lampiran 09 Instrumen Wawancara Guru ....................................................... 131

Lampiran 10 Transkrip Wawancara ................................................................. 133

Lampiran 11 Instrumen Wawancara Siswa...................................................... 134

Lampiran 12 Transkrip Wawancara ................................................................. 135

Lampiran 13 Soal Pre Test............................................................................... 139

Lampiran 14 Hasil Pre Test Siswa ................................................................... 142

Lampiran 15 Soal Post Test Siklus I dan II...................................................... 148

Lampiran 16 Hasil Post Test Siswa Siklus I dan II.......................................... 150

Lampiran 17 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Siklus I ................... 158

Lampiran 18 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Siklus II ................. 171

Lampiran 19 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Siklus I dan II ................. 182

Lampiran 20 Paraf Uji Referensi ..................................................................... 192

xiv
Lampiran 21 Pengesahan Uji Referensi ........................................................... 201

Lampiran 22 Lampiran Dokumentasi .............................................................. 202

Lampiran 23 Biodata Penulis ........................................................................... 206

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era revolusi industri 4.0 pada abad 21 membuat sejumlah negara
berbenah diri meningkatkan kualitas berbagai sektor, diantaranya sektor
pendidikan. Perbaikan sektor pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari
berubahnya kurikulum ke arah yang lebih baik. Berlakunya kurikulum 2013
(kurtilas) merupakan jawaban bangsa Indonesia terhadap tantangan era
revolusi industri 4.0 abad 21. Salah satu komponen penting dalam pendidikan
abad 21 yaitu kemampuan memecahkan masalah.1(Wismath et al., 2014).
Selain itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki
keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan
masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi
(communication), dan berkolaborasi (collaboration) atau yang biasa disebut
dengan 4C. Oleh karena itu diperlukan keterlibatan semua pihak terutama
pihak sekolah dalam menyiapkan anak-anak bangsa agar memiliki sejumlah
keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan di abad 21 ini. Untuk bisa
berperan secara bermakna pada era globalisasi di abad ke-21 ini maka setiap
warga negara dituntut untuk memiliki kemampuan yang dapat menjawab
tuntutan perkembangan zaman.2(Septikasari & Frasandy, 2018).
Kemampuan memecahkan masalah adalah suatu kemampuan yang
harus dimiliki seorang siswa agar dapat berfikir secara kritis. Pendidikan abad
21 menuntut berbagai keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa diantaranya
keterampilan memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan masalah dapat
dilihat sebagai salah satu proses dan hasil belajar, melalui latihan pemecahan
masalah siswa dalam belajar mengorganisasikan kemampuannya dalam
menyusun strategi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah dan mendorong

1
S. Wismath, dkk, “Student Perception of Problem Solving Skills. Transformative
Dialogues: Teaching and Learning Journal”, 2014, Vol 7 (2). h. 1.
2
Resti Septikasari Dan Rendy Nugraha Frasandy, “Keterampilan 4C Abad 21 Dalam
Pembelajaran Pendidikan Dasar”, Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume VIII Edisi 02 2018, h. 108.
1
2

siswa untuk mendekati masalah yang autentik, dengan cara yang sistematis.
Jika siswa telah berlatih memecahkan masalah, secara otomatis siswa akan
mempunyai kemampuan dalam mengumpulkan informasi yang relevan,
menganalisis informasi yang diperoleh, dan mendapatkan sebuah
solusi.3(Wahyuni, 2021)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang dikonseptualisasikan oleh pola
– pola terpadu yang mencakup bidang ilmu sosial seperti sejarah, geografi,
sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Pendekatan interdisipliner untuk aspek
dan disiplin ilmu – ilmu sosial.4(Siska, 2016). Menurut Wahidmurni (Henni
Endayani : 2018), mengungkapkan bahwa IPS sebagai suatu studi yang
terintegrasi dari ilmu – ilmu sosial dan humaniora untuk meningkatkan
kemampuan masalah warga negara.5(Endayani, 2018). Melalui mata pelajaran
IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap
saat. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat
dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Hakikat IPS itu
sendiri adalah pengembangan konsep pemikiran yang berdasarkan realita
sosial yang ada di lingkungan sekitar siswa, sehingga dengan memberikan
pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik serta
bertanggung jawab bagi bangsa dan negaranya yang hendaknya

3
Suci Wahyuni, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Muatan
Ajar Ips Melalui Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Iv Suci Wahyuni Sd Negeri 1
Ngadirojo , Kecamatan Ngadirojo , Kabupaten Pacitan”, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran:
Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan, 2021, Volume 2 Nomor 1, h.100
4
Yulia Siska, “Konsep Dasar IPS untuk SD/MI”, (Yogyakarta: Garudhawaca, 2016). h. 23.
5
Henni Endayani,” Sejarah dan Konsep Pendidikan IPS”, Jurnal ITTIHAD, 2018, Vol. II,
No. 2, h. 121
3

dikembangkan berdasarkan realita kondisi sosial budaya yang ada di


lingkungan siswa.6(Susanto, 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh peneliti terhadap hasil
kerja siswa pada mata pelajaran IPS, umumnya pada pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar dianggap mata pelajaran yang sangat membosankan
dikarenakan kurangnya minat siswa mengikuti pembelajaran IPS sehingga
kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan
kesamaan belajar di mata pelajaran IPS, masih kurangnya perhatian dan
partisipasi siswa pada proses pembelajaran, seperti siswa kurang aktif, proses
pembelajaran masih bersifat pada guru karena model pembelajaran masih
menggunakan model konvensional serta rendahnya keterampilan pemecahan
masalah siswa dalam pembelajaran. Banyak kendala yang ditemukan pada
siswa dalam pembelajaran IPS, terutama pada keterampilan pemecahan
masalah. Seperti kurangnya siswa dalam mengungkapkan pendapat,
mengkomunikasikan diskusi, menyampaikan perspektif baru, dan
mempresentasikan hasil belajar siswa.
Masih banyak siswa yang tidak mampu memecahkan masalah yang ada
pada mata pelajaran IPS dengan baik dan sistematis, padahal memecahkan
masalah merupakan salah satu dari beberapa tujuan yang harus dicapai dalam
pembelajaran IPS. Sebagian siswa masih banyak yang belum mengerti
bagaimana menyusun penyelesaian dari sebuah masalah yang ada, sebagian
siswa yang lain mengatakan bahwa selama pembelajaran berlangsung terkesan
membosankan. Hal ini bisa disebabkan karena penggunaan model
pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi, sehingga menyebabkan
siswa kurang antusias dan kurang mampu memecahkan masalah dengan baik.
Berdasarkan pemaparan masalah di atas maka solusi yang ditawarkan
oleh peneliti adalah penerapan model yang baru untuk meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah yang ada pada siswa kelas V SD Negeri
Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang melalui penggunaan model pembelajaran

6
Ahmad Susanto, “Teori Belajar dan Pembelajaran”, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2013), h. 138-139.
4

Problem Based Learning. Salah satu pembelajaran untuk meningkatkan


kemampuan pemecahan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning). Pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan
masalahnya dan menjadi pembelajar yang mandiri. Model pembelajaran
berbasis masalah ini dapat meningkatkan minat, kesiapan belajar, dan hasil
belajar siswa.7(Nurjannah, Arisah, N, & Ampa, A, 2021). Alasan dipilihnya
model tersebut adalah model ini dianggap mampu mendorong siswa untuk
bertanya, kritis, reflektif, dan menemukan solusi dari pemecahan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kesiapan siswa yang terbiasa
menghadapi permasalahan dalam suatu pembelajaran, akan mampu
mempersiapkan mental yang lebih baik bagi siswa dalam menghadapi
persoalan di dunia nyata.8(Cahyani & Setyawati, 2016). Upaya-upaya yang
dilakukan dalam peningkatan mutu edukasi antara lain yaitu menggunakan
memperbarui pandangan terhadap edukasi khususnya di Sekolah Dasar
(SD/MI) berasal pengajaran yang hanya terpaku pada pendidik (teacher
centered learning) ke arah pengajaran yang hanya terpaku di peserta yang
dididik (student centered learning).9(Prasetyo & Nisa, 2018).
Dari hasil observasi dan wawancara di SD Negeri Kereo 05 Cipadu
Kota Tangerang dengan salah satu guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru kelas, dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya,
peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan
memperbaiki keterampilan pemecahan masalah pada siswa. Maka dari itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul

7
Nurjanah, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Di
Smk Negeri 1 Marioriawa Kabupaten Soppeng”, (Eklektik: Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan
Kewirausahaan, 2021) Volume 4 Nomor 1. h. 25
8
Hesti Cahyani, Ririn Wahyu Setyawati, ”Pentingnya Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah melalui PBL untuk Mempersiapkan Generasi Unggul Menghadapi MEA”, Journal
Seminar Nasional Matematika X Universitas Negeri Semarang, 2016, h. 152
9
T. Prasetyo, K. Nisa, "Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar
Dan Rasa Keingintahuan Siswa." (Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Vol.5. No 2, 2018). h. 84
5

“Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa Melalui


Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Tema 6 Pada
IPS Materi Bentuk Interaksi Manusia Dengan Lingkungan dan
Pengaruhnya Kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan oleh peneliti,
maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pada saat proses pembelajaran kurangnya minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPS yang membuat proses pembelajaran
menjadi kurang maksimal.
2. Siswa SD Negeri Kereo 05 Cipadu Tangerang terutama kelas V
tidak memahami materi saat pelajaran berlangsung, karena guru
hanya memerintahkan siswa untuk membaca materi melalui buku
cetak IPS saja.
3. Rendahnya keterampilan pemecahan masalah, karena model
pembelajaran yang disampaikan oleh guru masih menggunakan
model konvensional, sehingga siswa cenderung pasif jika hanya
mendengarkan penjelasan materi dari guru.
4. Dalam mengikuti pembelajaran IPS kurangnya siswa dalam
mengungkapkan pendapat, mengkomunikasikan diskusi,
menyampaikan perspektif baru, dan mempresentasikan diskusi
belajar siswa
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka permasalah dalam
penelitian dibatasi sebagai berikut:
Rendahnya keterampilan pemecahan masalah bagi siswa, karena model
pembelajaran yang disampaikan oleh guru masih menggunakan model
konvensional, sehingga siswa cenderung pasif ketika mengikuti pembelajaran
IPS Kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang.
6

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang sudah
dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa tema 6 pada IPS Materi
bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya kelas V SD
Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang?".
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah siswa tema 6 pada IPS materi bentuk interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota
Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
Semua peneliti selalu ingin menemukan inovasi baru guna bermanfaat
bagi banyak orang. Adapun manfaat yang diharapkan dapat memberikan
manfaat secara teoritis dan praktis pada masyarakat luas, khususnya pada
bidang lembaga Pendidikan. Adapun beberapa manfaat penelitian sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan yang positif dan berkontribusi dalam peningkatan hasil
pembelajaran siswa,serta berkontribusi dalam pengembangan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hal ini akan menjadi
acuan bagi pendidik untuk menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah dan akan membuat variatif dan efektif
pembelajaran mereka. Dengan begitu, siswa dapat mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis dan rasa ingin
tahu, terutama dengan mata pelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis
7

a. Bagi Guru
Guru terinspirasi untuk menggunakan model pembelajaran
dengan Problem Based Learning (PBL) dalam upaya
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa di
sekolah dan memperbaiki kegiatan proses pembelajaran dengan
lebih berinisiatif dan kreatif agar pembelajaran tidak
membosankan.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini menyarankan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) salah satu model alternatif
untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa
dan menggunakannya sebagai contoh kontribusi yang berguna
untuk sekolah.
c. Bagi Siswa
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), siswa diharapkan lebih berperan aktif dalam
belajar, memperhatikan, dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan pengalaman untuk bekal pada waktu terjun ke
dunia kerja serta dapat memecahkan masalah di penelitian yang
peneliti lakukan. Untuk menambah ilmu pengetahuan baru bagi
penulis secara mendalam tentang peningkatan keterampilan
memecahkan masalah siswa menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) terhadap
pembelajaran IPS.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa


1. Pengertian Keterampilan Pemecahan Masalah
Keterampilan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar
seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan pemikiran
kritis, logis, dan sistematis. Menurut KBBI, Keterampilan berasal dari kata
“terampil” yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu, dan
cekatan sedangkan keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan
tugas, kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis,
membaca, menyimak, atau berbicara, kesanggupan pemakai bahasa untuk
menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola
gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke
bahasa lain, dan sebagainya.10 Keterampilan pemecahan masalah
merupakan proses individu atau kelompok untuk menemukan jawaban
berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka
memenuhi tuntutan situasi yang tidak biasa.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan seseorang
dalam upaya mengatasi persoalan yang sedang dihadapi menggunakan
seperangkat aturan atau prosedur, metode atau strategi, berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari pengalaman dan
pengamatan yang dialami sebelumnya untuk menemukan sesuatu yang
baru, ada empat tahap utama dalam pemecahan masalah pada penelitian
ini, antara lain: Identifikasi masalah, perencanaan penyelesaian,
pelaksanaan rencana, dan generalisasi.11(Wardani, 2018). Dalam
keterampilan pemecahan masalah yang harus dimiliki seorang siswa untuk
menjadikan siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir secara kritis.

10
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online).
11
Ni Made Ayu Wardani, dkk, “Korelasi antara Konsep Diri dengan Kemampuan
Pemecahan Masalah IPS”, Jurnal Ilmiah dan Sekolah Dasar, 2018, Vol. 2 No. 2, h. 211
8
9

Dengan siswa memiliki keterampilan pemecahan masalah diharapkan


siswa mampu mengatasi masalah yang sedang mereka alami di dalam
pembelajaran, akan tetapi tingkat keterampilan pemecahan masalah yang
dimiliki siswa dalam pembelajaran cenderung rendah. Hal ini dapat dilihat
dari masih sulitnya siswa dalam menyelesaikan masalah yang dialami
seperti masalah kesulitan menerima materi yang diajarkan oleh guru dan
menjawab pertanyaan persoalan masalah yang diberikan oleh guru.
Memecahkan masalah bagian integral dalam pembelajaran dan
memainkan peran penting karena sebagian besar pembelajaran merupakan
hasil dari proses pemecahan masalah dengan demikian pemecahan
masalah bukan hanya satu sasaran belajar tetapi sekaligus sebagai cara
untuk melakukan proses belajar itu sendiri. Karena pembelajaran di dalam
kelas masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan
keterampilan memecahkan masalah. Jadi siswa belum dapat memberikan
jawaban atau permasalahan yang berbeda dari yang sudah diajarkan oleh
guru.12(Asfar, 2018)
Keterampilan siswa dalam memecahkan masalah sangat berkaitan
dengan tingkat perkembangan mereka. Dengan demikian, masalah yang
diberikan kepada siswa tingkat kesulitannya harus disesuaikan dengan
perkembangan mereka. Keterampilan pemecahan masalah yang ada di
sekolah dasar adalah keterampilan dalam mengerjakan soal dan menjawab
pertanyaan dari guru serta memahami materi yang cakupannya luas.
Berdasarkan definisi di atas bahwa keterampilan pemecahan masalah
bertujuan untuk melatih siswa agar memiliki kemampuan dalam
menemukan solusi yang diperlukan untuk mengatasi masalah.

12
A.M. Irfan Taufan Asfar dan Syarif Nur, “Model Pembelajaran Problem Posing dan
Sloving : Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah”, (Jawa Barat: CV Jejak, 2018), h. 7-8.
10

2. Indikator Keterampilan Pemecahan Masalah


Indikator dalam memecahkan masalah telah dikemukakan oleh
beberapa ahli, menurut Menurut Polya (dalam Hesti Cahyani dan Ririn
Wahyu Setyawati) terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam
memecahkan masalah, yakni sebagai berikut:
1) Memahami Masalah (Understand The Problem)
Pada langkah ini melibatkan pemahaman atau pendalaman
kondisi masalah, pemilihan fakta – fakta berdasarkan data yang
ada dan penentuan pertanyaan masalah. Tahap pertama pada
penyelesaian masalah adalah memahami soal. Siswa perlu
mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah,
hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang
mereka cari.
2) Membuat Rencana (Devise A Plan)
Dalam langkah ini melibatkan pengidentifikasian strategi-
strategi pemecahan masalah, yang sesuai untuk menyelesaikan
masalah. Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat
serta strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
yang diberikan. Hal ini bisa dilakukan siswa dengan cara
seperti: menebak, mengembangkan sebuah model, mensketsa
diagram, menyederhanakan masalah, mengidentifikasi pola,
membuat tabel, eksperimen dan simulasi, bekerja terbalik,
menguji semua kemungkinan, mengidentifikasi sub-tujuan,
membuat analogi, dan mengurutkan data/informasi.
3) Melaksanakan Rencana (Carry Out The Plan)
Secara umum pada tahap ini siswa perlu mempertahankan
rencana yang sudah dipilih. Jika semisal rencana tersebut tidak
bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana
lain.
4) Melihat Kembali atau Pengecekan Ulang (Looking Back)
11

Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan ketika mengecek kembali


langkah-langkah yang sebelumnya terlibat dalam menyelesaikan
masalah, yaitu: mengecek kembali semua informasi yang penting
yang telah teridentifikasi, mengecek semua penghitungan yang
sudah terlibat, mempertimbangkan apakah solusinya logis, melihat
alternatif penyelesaian yang lain dan membaca pertanyaan
kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya
sudah benar-benar terjawab.13(Cahyani & Setyawati, 2016)

Indikator dari tahap pemecahan masalah menurut Polya adalah sebagai


berikut:

1.) Indikator memahami masalah, meliputi:


a. Mengetahui apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada
masalah
b. Menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri.
2.) Indikator membuat rencana, meliputi:
a. Menyederhanakan masalah
b. Mampu membuat eksperimen dan simulasi
c. Mampu mencari sub – tujuan (hal – hal yang perlu dicari
sebelum menyelesaikan masalah)
d. Mengurutkan informasi.
3.) Indikator melaksanakan rencana, meliputi:
a. Mengartikan masalah yang diberikan dalam bentuk kalimat
b. Melaksanakan strategi selama proses dan pengerjaan
berlangsung.
4.) Indikator melihat kembali, meliputi:
a. Mengecek semua informasi dan persoalan yang terlibat
b. Mempertimbangkan apakah solusinya logis
c. Melihat alternatif penyelesaian yang lain
d. Membaca pertanyaan kembali
13
Hesti Cahyani, Ririn Wahyu Setyawati, op. cit, h. 151
12

e. Bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaan sudah terjawab.

Keterampilan memecahkan masalah yang dicapai oleh siswa dapat diukur


dengan melihat beberapa indikator yang mendukung. Menurut Nurhadi,
menjelaskan dalam jurnal Asna yang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Geografi Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning bahwa kemampuan memecahkan masalah dan
indikatornya dijelaskan pada tabel berikut:14(Khuroidah et al., 2013)

Tabel 2.1
Indikator Memecahkan Masalah

No. Keterampilan Memecahkan Indikator


Masalah

1 Identifikasi Masalah Menentukan permasalahan dan


menunjukkan fenomena yang ada
dalam permasalahan

2 Merumuskan Masalah Memformulasikan permasalahan ke


dalam bentuk pertanyaan

3 Menganalisis Masalah Mengumpulkan dan mengkaji data


sesuai permasalahan

4 Menarik Kesimpulan Membuat kesimpulan dari


permasalahan yang telah di analisis

5 Melakukan Evaluasi Membuat evaluasi berdasarkan


fakta, prinsip kemudian menentukan
beberapa alternatif solusi

6 Menyimpulkan dan Memecahkan Memilih solusi yang dapat

Asna Khuroidah, dkk, “Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar
14

Geografi Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning”, Journal Online. h.3
13

Masalah menyelesaikan permasalahan

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Pemecahan Masalah


Siswa
Faktor yang mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah siswa
merupakan faktor yang menjadi penentu pada hasil belajar siswa.Beberapa
faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar siswa dalam keterampilan
memecahkan masalah yakni faktor internal dan faktor eksternal sebagai
berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor – faktor yang ada di dalam diri
siswa yang berpengaruh dalam hasil belajar. Faktor – faktor
internal ini mencakup:
1) Faktor Intelegensi (Kecakapan)
Intelegensi atau kecakapan merupakan faktor pembawa
walaupun bisa juga diupayakan dengan latihan – latihan
tertentu. Ranah kejiwaan pada yang berkedudukan pada
otak, menurut perspektif psikologis adalah sumber sekaligus
pengendali ranah – ranah kejiwaan lainnya, yaitu ranah
afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Ada dua hal
yang berkaitan dengan kecakapan yaitu menghafal dan
mengaplikasikan prinsip – prinsip materi. Dengan kecakapan
siswa dapat memecahkan masalah belajar dan permasalahan
lain yang terjadi dalam kehidupan.
2) Faktor Minat dan Motivasi
Minat adalah suatu rasa lebih suka pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan motivasi
sesuatu yang kompleks menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga akan
mempengaruhi kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk
14

kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam faktor


minat siswa akan senang mempelajari dalam pelajaran
tertentu, sehingga memudahkan proses pembelajaran. Faktor
motivasi memberikan dorongan siswa untuk berbuat sesuatu,
mempunyai motivasi yang kuat untuk semangat belajar.
3) Faktor Cara Belajar
Cara belajar adalah bagaimana seseorang melaksanakan
proses belajar. Hal ini mencakup:
a) Konsentrasi dalam belajar
b) Usaha mempelajari kembali materi yang telah dipelajari
c) Membaca dengan teliti dan berusaha menguasai dengan
baik
d) Mencoba menyelesaikan dan berlatih mengerjakan soal.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal artinya faktor – faktor yang berasal dari luar diri
siswa serta bisa mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor –
faktor eksternal mencakup:
1) Lingkungan Sosial
a) Lingkungan Sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa
akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa
yang kumuh, banyak pengangguran serta anak terlantar
juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling
tidak siswa kesulitan ketika memerlukan sahabat
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilikinya.
b) Lingkungan Sosial keluarga
Lingkungan ini sangat mensugesti kegiatan belajar.
Ketetanggaan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi
keluarga (letak tempat tinggal), pengelolaan keluarga,
semuanya bisa memberi dampak terhadap kegiatan
15

belajar siswa. Orang tua, anak, kakak, atau adik yang


harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas
belajar dengan baik.
c) Lingkungan Sosial Sekolah
Pengajar, administrasi dan teman - teman sekelas bisa
mempengaruhi proses belajar seorang
siswa.15(Wahyuningsih, 2020). Korelasi yang harmonis
antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa buat
belajar lebih baik di sekolah.
B. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan untuk
membentuk suatu rencana pembelajaran yang diterapkan untuk mencapai
tujuan dalam pembelajaran. Adapun model pembelajaran adalah suatu
perencanaan, pola, kerangka, arah, atau desain sebagai panduan guru
dalam kegiatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai guru sebagai kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa. Menurut Firmansyah, dkk dalam Maaruf
Fauzan menyatakan problem based learning merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan pengalaman autentik mendorong siswa untuk aktif dalam
belajar, memberikan ilmu pengetahuan, dan mengintegrasikan
pembelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata secara ilmiah.16(Fauzan
et al., 2017). Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan dengan menggunakan
model pembelajaran untuk melibatkan peran siswa secara aktif. Model
Pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning adalah model

15
Endang Sri Wahyuningsih, “Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa”, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020), cet. 1, h. 69
16
Maaruf Fauzan, dkk, “Penerapan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran
Materi Sistem Tata Surya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia, 2017, Vol 05 No 1, h. 29.
16

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa untuk mencari


masalah yang terjadi di kehidupan sehari – hari berkaitan dengan materi
pelajaran dan mencari solusi dengan cara memecahkan masalah tersebut
agar dapat memicu berpikir kritis siswa.17 (Fauzan, 2020)
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah model
mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi, dan
keterampilan pengaturan diri. Problem Based Learning (PBL) model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui langkah – langkah metode ilmiah atau nyata sehingga siswa dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.18 (Ngalimun, 2018).
Jika seorang siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah, maka siswa itu
akan mampu membuat keputusan karena siswa memiliki keterampilan
untuk mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi dan
menyadari bahwa perlu untuk melakukan pengecekan kembali informasi
yang didapat. Hal tersebut dapat memecahkan masalah mereka sendiri
sehingga mereka menjadi pembelajar yang mandiri.
Model pembelajaran berbasis masalah secara simultan dapat
meningkatkan baik minat, kesiapan belajar, maupun hasil belajar siswa.
Permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar, khususnya
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu masih kurangnya
perhatian siswa saat proses pembelajaran berlangsung, serta pemahaman
siswa mengenai materi yang dibahas masih kurang karena siswa belum
dilibatkan langsung dalam pembelajaran dan guru lebih banyak
menjelaskan tentang hafalan konsep yang belum dipahami oleh siswa.
Oleh karena itu siswa cenderung membosankan menerima materi secara
monoton sehingga proses pembelajaran tidak kondusif dan pasif.

17
Fauzan dan Maulana Arafat Lubis, “Perencanaan Pembealajaran SD/MI”, (Jakarta:
Kencana, 2020), h. 140
18
Ngalimun, dkk, “Strategi dan Model Pembelajaran”, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,
2018) h. 117 - 118
17

Murtono menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based


Learning (PBL) ini merupakan model yang efektif untuk mengajarkan
proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk
proses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan
sekitarnya.19(Murtono, 2017). Dengan pembelajaran model Problem Based
Learning (PBL), siswa dari sejak awal telah dihadapkan pada berbagai
masalah kehidupan yang mungkin mereka hadapi kelak ketika mereka
sudah lulus dari bangku sekolah. Pendekatan yang sangat efektif untuk
mengajarkan proses berpikir tingkat tinggi, membantu siswa memproses
informasi yang telah dimiliki, dan membangun siswa membangun sendiri
pengetahuannya tentang dunia sosial, fisik dan sekelilingnya. Masalah
dapat diartikan sebagai setiap hal yang mengandung keraguan-keraguan,
ketidakpastian, atau kesulitan yang harus segera diselesaikan. Bahkan
rumusan masalah merupakan kombinasi antara cara mengatasi hambatan
dengan menggunakan konsep yang sudah ada.Penerapan model Problem
Based Learning (PBL) dipilih karena membuat siswa aktif dalam
penyelidikan dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, perspektif konsep Problem Based Learning (PBL)
adalah metode pembelajaran yang memerlukan aktivitas siswa yang cukup
agar dapat secara mandiri menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi
siswa dengan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Semua
pendapat tersebut mendukung model Problem Based Learning (PBL)
karena teori itu menekankan bahwa dalam pembelajaran siswa dituntut
memperoleh pengetahuan sendiri. Pengetahuan ini diperoleh dengan
mencari informasi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
mata pelajaran.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

19
Murtono, “Merencanakan Dan Mengelola Model-Model Pembelajaran Inovatif”. (Wade
Group Dinamika Pendidikan, 2017), h. 213.
18

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan


rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran, artinya dalam proses pelaksanaan pembelajaran berbasis
masalah banyak sekali kegiatan yang harus dilakukan siswa. Siswa tidak
hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi
pembelajaran, tetapi siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data dan akhirnya menarik kesimpulan. Terdapat beberapa ciri
atau karakteristik pembelajaran berbasis masalah yang dapat diterapkan
apabila menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
sebagai berikut :
1. Permasalahan Autentik
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
mengorganisasikan masalah yang nyata secara sosial dan
bermakna bagi siswa. Siswa menghadapi banyak sekali
kehidupan nyata yang tidak bisa diberi jawaban – jawaban
sederhana.
2. Fokus Interdisipliner
Pemecahan masalah menggunakan pendekatan interdisipliner,
agar siswa belajar berpikir struktural dan belajar menggunakan
berbagai perspektif keilmuan.
3. Investigasi Autentik
Siswa harus melakukan investigasi autentik yaitu berusaha
menemukan solusi riil. Siswa diharuskan menganalisis dan
menerapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan
membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi,
melaksanakan eksperimen, membuat inferensi dan menarik
kesimpulan.
4. Produk
Pembelajaran ini menuntut siswa mengonstruksikan produk
menjadi hasil investigasi.
5. Kolaborasi
19

Kolaborasi siswa dalam pembelajaran berbasis masalah ini


mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.
(Trianto, 2017)
3. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)adalah suatu
model pembelajaran yang ketika menerapkannya siswa diberikan
masalah, kemudian siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan
masalah yang pasti berkaitan dengan kehidupan nyata. Menurut Trianto,
pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan, yaitu:
a. Keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yaitu berbagai
gagasan yang digunakan untuk memberikan cara seseorang
berpikir.
b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik yaitu melibatkan
siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, sehingga
memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan
fenomena dunia nyata dan mengembangkan pemahaman
terhadap fenomena tersebut secara mandiri.
c. Menjadi siswa yang mandiri yaitu siswa memiliki pengetahuan
baru atas hasil usaha menemukan permasalahannya dengan cara
yang runtut bersama teman sekelompoknya.20(Trianto, 2017)

Tujuan dan manfaat model Problem Based Learning (PBL) adalah


mencoba membuat proses berpikir siswa menjadi lebih baik. Siswa tidak
lagi belajar hanya mengandalkan ingatan (ingatan) dan peniruan (misalnya
jawaban ujian sebelumnya). Jika tujuan tersebut juga didukung dengan
kemampuan memberikan kemudahan kepada pendidik, maka tujuan
tersebut akan maksimal. Tujuan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) memberikan stimulasi kepada siswa memungkinkan

Trianto Ibnu Badar Al – Tabany, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
20

Kontekstual. Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013”. (Jakarata:


Kencana, 2017), h. 66-67
20

mereka berperan aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran


yang terjadi akan membangkitkan rasa ingin tahu dan pemahaman yang
nyata karena dirasakan oleh siswa, sehingga siswa hanya perlu
menyelesaikan masalah dengan mengulang kembali peristiwa yang dialami
siswa tersebut.

4. Prinsip – Prinsip Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran siswa
aktif yang menghubungkan informasi baru dengan struktur kognitif yang
telah dimiliki siswa (meaningful learning) melalui pembelajaran dalam
kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dengan berbagai
sumber belajar. Di dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pusat pembelajaran adalah siswa (student – centered), Siswa adalah subjek
yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Selama ini guru berperan
sebagai fasilitator yang membantu siswa secara aktif memecahkan
masalah dan membangun pengetahuan secara berpasangan atau kelompok
(kolaborasi antar siswa).
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
didasarkan teori psikologi kognitif, terutama berlandaskan teori Piaget dan
Vigotsky (konstruktivisme). Menurut teori konstruktivisme, siswa belajar
untuk membangun pengetahuan mereka dengan berinteraksi dengan
lingkungan atau pengalaman. Teori ini memandang siswa sebagai makhluk
yang aktif dalam mengembangkan pengetahuan berdasarkan
pengalamannya mengkonstruksi pengetahuan, dan mengintegrasikan
konteks belajar di kehidupan nyata secara alamiah.21 Model Pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) berbasis psikologi kognitif
berpandangan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

21
Auliah Sumitro H, Dkk, “Penerapan Model Problem Based Learning Meningkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar IPS”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2017,
Vol. 2 No. 9, h. 1189.
21

dari pengalaman belajar. Belajar bukan hanya proses menghafal akan


tetapi suatu proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga
perkembangan siswa berlangsung tidak hanya aspek kognitif, akan tetapi
juga pada aspek afektif dan psikomotor melalui proses penghayatan
terhadap masalah yang dihadapinya.
Model pembelajaran ini menekankan siswa pada perkembangan
pengetahuannya, sedangkan peranan guru dalam model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) adalah menyajikan masalah, mengajukan
pertanyaan dan memfasilitasi dan membimbing siswa agar siswa dapat
mengambil keputusan yang bijak dalam memecahkan masalah. Prinsip
utama pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah menggunakan
masalah nyata sebagai sarana bagi siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah. Masalah nyata adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan
sehari – hari dan bermanfaat langsung apabila dipecahkan atau
diselesaikan.22(Sari, 2020)
5. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yang disajikan oleh guru sebagai berikut: (1) Orientasi siswa pada
permasalahan, (2) Siswa membuat kelompok beranggotakan 5 - 6 orang
secara heterogen, (3) Guru memberikan wacana pada setiap kelompok, (4)
Siswa mencari informasi dengan teman kelompoknya untuk mendapatkan
pemecahan masalah, (5) Guru membimbing siswa dalam mempersiapkan
hasil percobaan, (6) Siswa melakukan presentasi, (7) Guru membimbing
siswa dalam melaksanakan evaluasi hasil percobaan.23(Tyas, 2017)

22
Ria Novitas Sari, “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Pada SDN 71 Kaur”,
Skripsi Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu, 2020. H. 23
Retnaning Tyas, “Kesulitan Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran
23

Matematika”, Jurnal Tecnoscienza, 2017, Vol 2, h. 46.


22

Tabel 2.2
Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran Problem Based Learning24
(Bukhori, 2017)

Langkah – Langkah Kegiatan Guru

Langkah 1: Guru menyajikan permasalahan


Mengorientasikan siswa pada nyata melalui gambar, video, serta
masalah memotivasi siswa untuk
melakukan pemecahan masalah.
Siswa pada tahapan ini melakukan
pengamatan terhadap masalah
yang disajikan.

Langkah 2 : Siswa dalam kelompok kecil


Mengorganisasi siswa untuk merancang langkah penyelesaian
belajar permasalahan dengan
mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan melalui pengamatan
yang telah dilakukan. Guru
membimbing siswa menyusun
pertanyaan dan rencana
penyelesaian terhadap
permasalahan melalui panduan
berupa lembar kegiatan. Siswa
menyusun pertanyaan terhadap
permasalahan yang diamati.
Langkah 3 : Siswa dengan kelompoknya
Membimbing Penyelidikan mengumpulkan informasi untuk
individual atau kelompok melakukan penyelidikan terhadap
permasalahan yang disajikan

24
Bukhori dan Heri Retnawati, “Perangkat Pembelajaran Matematika Problem Based
Learning”, (Yogyakarta: Parama Publishing, 2017), h. 5
23

melalui data – data atau informasi


yang telah dikumpulkan. Data
yang dikumpulkan diolah untuk
menentukan penyelesaian
permasalahan melalui
penyelidikan. Guru membimbing
siswa melaksanakan penyelesaian
untuk mendapatkan solusi dari
permasalahan.
Langkah 4 : Siswa mengkomunikasikan hasil
Mengembangkan dan menyajikan dari solusi permasalahan yang
hasil karya telah diperoleh di depan kelas atau
pada kelompok lain.

Langkah 5 : Siswa melakukan evaluasi atau


Menganalisis dan Mengevaluasi tinjauan terhadap hasil yang telah
proses pemecahan masalah diperoleh. Pada tahapan ini guru
membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan akhir.

Pada setiap tahapan pembelajaran model berbasis masalah (Problem


Based Learning) di atas bahwa siswa dituntut secara aktif dalam keterampilan
memecahkan masalah, yang menghadapkan siswa pada suatu masalah,
sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
keterampilan penyelesaian masalah.25(Harapit, 2018)

6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning


(PBL)
1) Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

25
Syef Harapit, “Peranan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Motivasi Belajar Peserta Didik”,Jurnal Tambusai, 2018, Vol. 2, No. 4,
h. 914
24

Menurut Abiddin Nata bahwa Model pembelajaran berbasis masalah


(problem based learning) memiliki beberapa kelebihan antara lain:
a. Dapat membuat pembelajaran di sekolah menjadi lebih relevan
dengan kehidupan.
b. Dapat membiasakan siswa menghadapi serta memecahkan
masalah secara efisien dengan bekerja sama teman
kelompoknya, yang selanjutnya dapat diterapkan untuk
menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat.
c. Dapat memberikan stimulus kemampuan berpikir secara kreatif
dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajaran siswa
banyak melakukan proses menemukan permasalahan dari
berbagai aspek.26(Afrianti et al., 2020)
2) Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Tidak hanya kelebihan pada model Problem Based Learning tetapi
juga memiliki kelemahan. Kelemahan yang dimiliki metode Problem
Based Learning diantaranya:
a. Rendahnya pengetahuan mengakibatkan kesulitan dalam
menganalisis memecahkan permasalahan
b. Sulit mencari informasi masalah yang diberikan guru
c. Banyak sumber informasi yang kurang valid sehingga sulit untuk
memecahkan masalah
d. Kesulitan dalam memberikan solusi terkait masalah yang
diberikan
e. Kurang kreativitas siswa dalam pemahaman terkait masalah yang
diberikan.27(Oktaviyanti, 2019)

Dari pendapat di atas, kelemahan pada model Problem Based


Learning merupakan sulitnya memberikan solusi dari masalah yang

26
Afrianti, dkk, “ Pengaruh Model Problem Based Learning dan Model Pembelajaran
Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMPN 12 Konawe Selatan”,
Jurnal Kulidawa, 2020,Vol. 1, No. 1, h. 47-50.
27
Itsna Oktaviyanti, Setiani Novitasari, “Analisis Penerapan Problem Based Learning Pada
Mata Kuliah Pendidikan IPS”, Musamus Journal of Primary Education, 2019,Vol 2 (1), h. 56.
25

diberikan, belum maksimal dalam menemukan sumber informasi yang


valid dan kemampuan siswa dalam memahami permasalahan.

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu – ilmu sosial yang
disederhanakan dan disesuaikan oleh program Pendidikan atau kelompok
belajar yang sederajat. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah studi sosial yang
menjelaskan konsep dan teori ilmu sosial secara terintegrasi untuk
memahami, mempelajari, memecahkan masalah yang terjadi di
masyarakat, dengan tujuan mendidik menjadi warga negara yang
baik.28(Miftahuddin, 2016)
Menurut Nursid Sumaatmadja menjelaskan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial sebagai Pendidikan, bukan hanya membekali siswa
dengan pengetahuan yang membebani mereka, melainkan membekali
mereka dengan pengetahuan sosial yang berguna dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari – hari. Pendidikan IPS berfungsi mengembangkan
keterampilan, terutama pada keterampilan sosial dan
intelektual.29(Rosardi, 2021). Dalam keterampilan sosial yaitu siswa dapat
hidup melakukan sesuatu yang berhubungan dengan bermasyarakat,
seperti bekerjasama, bergotong royong, menolong orang lain dalam
memecahkan persoalan masyarakat. Sedangkan keterampilan intelektual
yaitu siswa mampu berpikir, kecekatan dan cepat tanggap dalam
menghadapi permasalahan sosial di masyarakat.
Dalam mata pelajaran IPS terdapat berbagai cabang ilmu antara lain
ada sejarah, geografi, sosiologi ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS
bersumber dari ilmu-ilmu sosial terpilih dan digabungkan untuk

28
Miftahuddin, “Revitalisasi IPS Dalam Perspektif Global”, Jurnal Tribakti, 2016, Vol 27, h.
272.
Raras Gistha Rosardi, dkk, “Perencanaan Pembelajaran IPS Integratif”, (Sumatra Barat:
29

Insan Cendikia Mandiri, 2021), h. 6


26

kepentingan Pendidikan dan pembelajaran di sekolah.30(Nasution & Lubis,


2018). Cakupan materi pembelajaran IPS di sekolah dasar sangat luas
karena merupakan gabungan dari berbagai cabang ilmu - ilmu sosial. Mata
pelajaran IPS yang berkaitan langsung dengan kehidupan sosial siswa,
perlu dirancang sedemikian rupa untuk membentuk kepribadian yang
berkarakter dalam menopang pengalaman - pengalaman sosial guna
membangun potensi dalam diri siswa.
Pembelajaran IPS dalam Pendidikan konsep pengembangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial memiliki tujuan menjadi
warga negara yang baik dan menjadi bagian dari kurikulum dan sistem
Pendidikan di Indonesia, serta membuat program Pendidikan di
sekolah.31(Surahman & Mukminan, 2017)
Dari uraian di atas bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan dari mulai sosial, geografi,
ekonomi bahkan kebudayaan. Ilmu pengetahuan sosial yang melibatkan
proses interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
Luasnya materi pembelajaran IPS menuntut guru untuk menerapkan model
pembelajaran yang mampu meningkatkan siswa agar aktif, kreatif, dan
sistematis dari berbagai permasalahan yang ada, serta dapat memberikan
solusi pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Agar dapat mengubah sikap dan cara berpikir pikir, siswa mampu
memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan bersosialisasi dan
beradaptasi. Diantaranya pembelajaran IPS tidak menekankan pada
pemahaman konsep siswa, melainkan pada pelatihan dalam kehidupan
sehari - hari.

30
Toni Nasution dan Maulana Arafat Lubis, “Konsep Dasar IPS”, (Yogyakarta: Samudra
Biru, 2018), h. 4.
31
Edy Surahman, M. Mukminan, “Peran Guru IPS Sebagai Pendidik Dan Pengajar Dalam
Meningkatkan Sikap Sosial Dan Tanggung Jawab Sosial Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan IPS,
2017, Vol 4, h. 3.
27

2. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Karakteristik pembelajaran IPS adalah pemaknaan dan persepsi
tentang sesuatu, realitas atau lingkungan sosial yang sebenarnya dalam
rangka mempelajari masalah kehidupan sosial dalam menanggapi
pengalaman masalah kehidupan sehari – hari yang berupa perbedaan
pendapat, kebutuhan ekonomi, budaya, dan lain-lain. Selain itu, masalah
pembelajaran IPS ini juga bersifat komprehensif atau meluas, sehingga
membutuhkan pemikiran yang analitis, rasional, dan kritis.
Karakteristik pembelajaran IPS teori tentang bagaimana
mengembangkan kecerdasan sosial yang mampu berpikir kritis, kreatif,
inovatif, berwatak dan berkepribadian luhur, bersikap ilmiah dalam cara
memandang, menganalisa serta menelaah kehidupan nyata yang
dihadapinya. Oleh karena itu, pendidik perlu mampu merangsang dan
merencanakan pembelajaran IPS dengan memperhatikan sikap dan
karakteristik IPS itu sendiri serta memahami konsep untuk mencapai
tujuan pembelajaran IPS.32(Intan Talitha et al., 2016)
3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tujuan Pendidikan IPS untuk memastikan bahwa pembelajaran IPS
dilaksanakan dan diaplikasikan ke dalam pembelajaran IPS di sekolah,
agar siswa menjadi warga negara dan warga masyarakat yang baik budi
pekertinya, serta siswa peka terhadap masalah sosial dan mampu mencari
solusi permasalahan.33(Hilmi,2017). Manfaat Pembelajaran IPS
menjadikan siswa sebagai masyarakat yang baik, religius, budi pekerti,
akhlak mulia, mempunyai moral, sebagai upaya melaksanakan nilai-nilai
positif kepada masyarakat agar menjadi warga negara yang percaya diri,

32
Rahma Intan Talitha dan Tiara Cempakasari, "Penerapan Metode Role Playing Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Menghargai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di
Indonesia Pada Pembelajaran IPS Kelas V SDN Cijati", , Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang, 2016, Volume I Nomor 2,
h. 233
33
Muhammad Zoher Hilmi, “Implementasi Pendidikan IPS Dalam Pembelajaran IPS Di
Sekolah”, Jurnal Ilmiah Mandala Education, 2017, Volume 3 No 2, h.168.
28

demokratis, bertanggung jawab, dan bermoral tinggi dalam kehidupan


bermasyarakat.
Tujuan pembelajaran IPS menurut Nursid Sumaatmadja sebagai
berikut:
a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna
untuk kehidupan di masyarakat.
b. Siswa mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun
alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam
kehidupan sosial.
c. Siswa mampu berkomunikasi dengan warga masyarakat dan
dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.
d. Dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan
terhadap lingkungan hidup siswa menjadi bagian dari
kehidupan integralnya.
e. Siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS
sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan
masyarakat, perkembangan ilmu dan teknologi.34(Rosardi,
2021)

Dapat disimpulkan dari tujuan dan manfaat pembelajaran IPS


menciptakan sikap peduli dan peka terhadap masalah yang ada di tengah -
tengah masyarakat. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
membantu siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga
dengan begitu siswa akan memahami lingkungan sosial masyarakat.
Memiliki pemikiran yang positif dapat menyelesaikan masalah yang ada
pada diri sendiri maupun didalam masyarakat.

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah


Dasar
Pada tingkatan Sekolah Dasar, ruang lingkup pembelajaran IPS
dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada
34
Raras Gistha Rosardi, dkk, op. cit, h. 14
29

geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari
– hari yang ada di lingkungan sekitar siswa MI/SD. Ruang lingkup dalam
mata pelajaran IPS di SD meliputi hal-hal yang berkaitan sebagai berikut:
a. Manusia, tempat, lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya,
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.35(Rofiq, 2020)
D. Hasil Penelitian Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang peneliti lakukan, sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Intan Purnama Sari pada tahun 2021,
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Di Kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu”.
Skripsi pada program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu. Penelitian tersebut menggunakan penelitian kuantitatif
dengan pendekatan eksperimen di kelas 5 SDN 24 Kota Bengkulu.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengaruh model
pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SD Negeri 24 Kota
Bengkulu. Diperoleh nilai t-hitung 3,835 sedangkan t-tabel 2,024
hal ini berarti t-hitung > t-tabel, maka Ha menyatakan terdapat
pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V
SD Negeri 24 Kota Bengkulu diterima dan Ho yang menyatakan
tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem based
learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa

35
Muhammad Aunur Rofiq, “Konsep Dasar IPS Berorientasi HOTS (Higher OrderThinking
Skills) untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar”, (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2020), h.20
30

Indonesia kelas V di SD Negeri 24 Kota Bengkulu ditolak.36(Intan,


2021). Perbedaan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Intan
Purnama Sari dengan penelitian penulis laksanakan yaitu pada
penelitian kuantitatif dengan meningkatkan hasil belajar siswa
menggunakan pendekatan eksperimen pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, sedangkan penulis menggunakan penelitian tindakan
kelas dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dandi Nopriansah pada tahun 2021,
dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui
Model Problem Based Learning Di Sekolah Dasar”. Skripsi pada
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Keguruan dan Pendidikan Universitas Pasundan. Penelitian tersebut
menggunakan Penelitian menggunakan Metode studi pustaka (Studi
Literatur). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penelitian ini
menganalisis data dengan cara membandingkan,
menginterpretasikan, menggabungkan, dan menyimpulkan tentang
teori kemampuan berpikir kreatif melalui model Problem Based
Learning di sekolah dasar. Dari hasil pencarian penelitian dari
beberapa jurnal, hasil analisis yang diperoleh penulis mendapatkan
informasi bahwa model problem based learning memberikan
pengaruh maupun peningkatan terhadap kemampuan berpikir kreatif
siswa di sekolah dasar.37(Nopriansah, 2021). Perbedaan hasil
penelitian yang dilaksanakan oleh Dandi Nopriansah dengan
penelitian yang penulis laksanakan yaitu Penelitian Studi Pustaka,
sedangkan penulis menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Metode yang digunakan dan fokus pada penelitian ini adalah

36
Intan Purnama Sari, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SD Negeri 24 Kota
Bengkulu”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu. 2021.
37
Dandi Nopriansah,“Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Problem Based
Learning Di Sekolah Dasar (Penelitian Studi Literatur)”, Skripsi Universitas Pasundan Bandung.
2021
31

kemampuan berpikir kreatif, sedangkan pada penelitian yang akan


dilaksanakan berfokus pada peningkatan keterampilan pemecahan
masalah siswa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Putra Johan Bahagia pada tahun
2017, dengan judul“Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil
Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV
SDN Suci 01 Jember (Tahun Pelajaran 2016-2017)”. Jurnal pada
ELSE (Elementary School Education Journal) Program Studi Guru
Sekolah Dasar, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surabaya. Penelitian tersebut menggunakan
penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kelas 4 di SDN Suci 01
Jember. Penelitian ini direncanakan menggunakan dua siklus.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah
peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam melalui penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning pada siswa kelas IV SDN Suci 01 Jember. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes,
wawancara dan angket motivasi belajar. Analisis data menggunakan
rumus persentase. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa judul
Peningkatan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I
nilai rata-rata sebesar 72,69 dalam kategori baik, pada siklus 2 nilai
rata-rata sebesar 81,56 dalam kategori baik. Peningkatan hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I sebesar 61,7% dalam
kategori tidak tuntas, dan pada siklus 2 sebesar 88,2% dalam
kategori tuntas.38(Bahagia, 2017). Perbedaan hasil penelitian yang
dilaksanakan oleh Putra Johan Bahagia dengan penelitian dengan
penulis laksanakan yaitu pada tujuan yang ingin dicapai, penelitian

38
Putra Johan Bahagia, “Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV SDN
Suci 01 Jember (Tahun Pelajaran 2016-2017”, Journal Else (Elementary School Education
Journal), 2017, Volume 1 Nomor 1.
32

ini model Problem Based Learning (PBL) yang bertujuan untuk


meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sedangkan penelitian
penulis hanya bertujuan pada Peningkatan model Problem Based
Learning (PBL) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah siswa saja.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Yunarni Yusri pada tahun
2017, dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas VII Di SMP Negeri Pangkajene”.
Jurnal Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, Pendidikan
Matematika, STKIP Andi Matappa Pangkep. Penelitian tersebut
menggunakan penelitian Pra – Eksperimen kelas VII SMP Negeri 1
Pangkajene. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah
pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL)
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Kelas
VII di SMP Negeri 1 Pangkajene. Dari hasil penelitian
disimpulkan bahwa penelitian ini dilaksanakan pada semester
ganjil tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam
3 kali pertemuan. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan
bahwa terdapat 15 orang siswa memperoleh nilai cukup, berarti
(44.1%) siswa mendapat nilai pada rentang 55,00 – 69,99. Terdapat
17 orang siswa memperoleh nilai baik, berarti (50%) siswa
mendapat nilai pada rentang 70,00 – 84,99. Dan terdapat 2 orang
siswa memperoleh nilai sangat baik, berarti (5.9%) siswa
mendapat nilai pada rentang 85,00 – 100. Dan nilai Fhitung >
Ftabel (5.673 > 4.15), dengan taraf signifikansi 0.23, yang berarti
bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran problem based
learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
33

siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pangkajene.39(Yusri, 2018).


Perbedaan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Andi Yunarni
Yusri dengan penelitian penulis laksanakan yaitu pada tujuan yang
ingin dicapai, penelitian ini model Problem Based Learning (PBL)
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dalam model problem
based learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah
pada mata pelajaran matematika sedangkan penelitian penulis hanya
bertujuan pada peningkatan keterampilan pemecahan masalah siswa
menggunakan model model Problem Based Learning (PBL) yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
siswa dalam bidang IPS.
E. Kerangka Berpikir
Dalam keterampilan pemecahan masalah yang harus dimiliki seorang
siswa untuk menjadikan siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir secara
kritis. Dengan siswa memiliki keterampilan pemecahan masalah diharapkan
siswa mampu mengatasi masalah yang sedang mereka alami di dalam
pembelajaran, akan tetapi tingkat keterampilan pemecahan masalah yang
dimiliki siswa cenderung rendah dan kurangnya minat siswa pada
pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari masih sulitnya siswa dalam
menyelesaikan masalah – masalah yang dialami seperti masalah kesulitan
menerima materi yang hanya terfokus materi dari guru dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam memecahkan suatu masalah.
Model pembelajaran adalah alat yang dapat membantu siswa
memperoleh informasi, keterampilan, cara berpikir dan mengungkapkan ide
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar.
Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
yang menuntut keaktifan siswa secara penuh dalam rangka menyelesaikan

39
Andi Yunarni Yusri, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII Di SMP Negeri Pangkajene”,
Jurnal Pendidikan Matematika (Mosharafa), 2018, Volume 7 Nomor 1, h.59
34

setiap permasalahan yang dihadapi siswa secara mandiri dengan cara


mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki. Semua teori ini
mendukung model Problem Based Learning (PBL) karena teori ini
menyatakan bahwa dalam pembelajaran siswa harus memperoleh pengetahuan
sendiri. Pengetahuan ini diperoleh dengan cara mencari informasi untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Jika siswa
diberikan model Problem Based Learning (PBL) pada proses pembelajaran
maka keterampilan pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti
menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) untuk mengetahui
apakah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa
pada mata pelajaran IPS dan tanggapan mereka tentang model Problem Based
Learning (PBL) terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa di kelas.
35

(Bagan 2.1)
Kerangka Teori

Rendahnya keterampilan pemecahan masalah bagi siswa,


KONDISI AWAL karena model pembelajaran yang disampaikan oleh guru
masih menggunakan model konvensional, sehingga siswa
cenderung pasif ketika mengikuti pembelajaran IPS Kelas V
SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang.

Guru menggunakan model Pembelajaran Problem Based


TINDAKAN Learning (PBL)

Diduga penggunaan model Pembelajaran Problem Based


Learning (PBL) dapat meningkatkan keterampilan
KONDISI AKHIR pemecahan masalah siswa dalam mata pelajaran IPS Kelas V
SDN Kereo 05 Kota Tangerang
36

F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka berpikir diatas
maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah siswa khususnya tema 6 pada mata
pelajaran IPS materi bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya kelas V Pada SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota
Tangerang, yang beralamat Jln. Mutiara No. 71 RT 009/RW 001,
Kelurahan Cipadu, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten. 15155.
Pada semester II tahun ajaran 2021/2022.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2021/2022. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri
Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang. Penelitian ini akan dimulai pada
semester genap Tahun Ajaran 2021/2022 yaitu pada awal bulan Maret
2022.
Jadwal kegiatan penelitian tersebut dinyatakan dalam tabel sebagai
berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

N Keteranga Tahun dan Bulan


o n
2021 2022

Okt Nov Des Jan Mar Apr Me Jun Jul


i
1. Pengajuan √
Judul
2. Observasi, √ √
Penyusunan
Instrumen

37
38

Penelitian
dan
Penyusunan
Proposal
Skripsi
(BAB 1-3)
3. Seminar √
Proposal
Skripsi
4. Revisi √
Proposal
Skripsi
5. Validasi √
Instrumen
6. Penelitian √ √

7. Penyusunan √
Skripsi
(BAB 4 dan
5)
8. Munaqasah √
dan Revisi
Skripsi

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan
kelas atau yang lebih dikenal dengan PTK (Class Action Research). Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan yang diaplikasikan dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas dengan maksud memperbaiki proses belajar
39

mengajar.40Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang


dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan
suatu permasalahan dan membawa perubahan yang berfungsi sebagai
peningkatan, yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah siswa yang masih rendah pemahamannya dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dalam PTK guru dapat terus – menerus menganalisis terhadap apa yang
telah dilakukan di kelas. Dalam hal ini dengan menerapkan PTK, pendidik
dapat memperbaiki, meningkatkan sekaligus berinovasi dalam proses
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Hal i ni tidak hanya meningkatkan
profesionalisme guru tetapi juga meningkatkan terhadap keterampilan
pemecahan masalah siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk meningkatkan kualitas peran
dan tanggung jawabnya sebagai pendidik terutama dalam mengelola
pembelajaran melalui prosedur penelitian yang khusus. Adapun model yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan model
Suharsimi Arikunto yang terdiri dari empat komponen41(Arikunto, 2015),
yaitu :
1. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan (planning)
Langkah awal dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Langkah ini menjadi landasan bagi langkah – langkah berikutnya,
yaitu pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam tahap ini peneliti
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Meskipun, pelaksanaan
tindakan memiliki nilai strategis dalam kegiatan pembelajaran,
namun tindakan tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan

40
Ridwan Abdullah Sanni, dkk, “Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas”, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2020), cet.1, h. 3
41
Suharsimi Arikunto, dkk, “Penelitian Tindakan Kelas”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015) h.
211-229
40

perencanaan. Dengan perencanaan yang baik, guru pelaksana PTK


akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru
untuk bertindak dengan lebih efektif.
2. Melaksanakan tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan yang menggunakan tindakan kelas. Guru melaksanakan
proses pembelajaran yang mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Tindakan yaitu penerapan dari tahap
perencanaan yang telah di simulasi dan direvisi.
3. Pengamatan (observing)
Observasi yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil
tes sehingga diketahui hasilnya. Observasi dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung dan dilakukan oleh observer pada guru
yang sedang melakukan pembelajaran dan guru melakukan tes
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Atas dasar hasil tes tersebut
digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus
berikutnya.
4. Merefleksikan (reflecting)
Pada tahap ini data - data yang diperoleh dari tiap siklus
dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis kemudian diadakan
refleksi terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui ada
tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum tindakan dan sesudah
tindakan. Hasil pengamatan inilah yang nantinya digunakan sebagai
bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya.
41

Gambaran langkah – langkah yang akan dilakukan dalam penelitian


tindakan kelas sebagai berikut:

Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas
Siklus Penelitian Tindakan42

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu
Kota Tangerang. Kelompok siswa yang dijadikan sumber data utama dalam
penelitian ini adalah siswa di kelas V dengan jumlah siswa 30 orang, yang
terdiri dari 17 putri dan 13 putra.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel peningkatan keterampilan
pemecahan masalah pada pelajaran IPS melalui model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) di kelas V (5C) SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota
Tangerang. Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai atau sifat dari objek,
individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan
42
Ibid, h. 42
42

lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari
informasinya serta ditarik kesimpulannya.43(Ridha, 2017)
Pada Penelitian ini terdapat variabel diantaranya:
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
(X).
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah keterampilan pemecahan masalah IPS
Siswa kelas V SDN Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang (Y).
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peran yang diambil peneliti adalah sebagai
observer sekaligus guru kelas yang berkolaborasi dengan guru kelas yang
mengajar mata pelajaran IPS. Sebagai kolaborator yaitu membantu membuat
RPP, melakukan refleksi, dan melakukan tindakan – tindakan yang akan
dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer memberikan penilaian
terhadap peneliti dalam melakukan proses pembelajaran menggunakan model
Problem Based Learning (PBL), mengamati aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar, serta memberikan penilaian dari hasil pre test dan post test
belajar siswa dalam setiap siklus. Agar mencapai sebuah hasil penelitian yang
akurat dan sesuai dengan tujuan dalam penelitian maka dibutuhkan kerja sama
yang kuat antara peneliti dengan guru dan peneliti dengan siswa.
F. Tahapan Intervensi Tindakan
Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan
observasi awal di kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang.

Nikmatur Ridha, “Proses Penelitian Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian”, Jurnal
43

Hikmah. 2017, Volume 14 No. 1, h. 66


43

Pengamatan ini dimaksudkan agar peneliti dapat mempelajari secara baik


situasi subjek yang akan diteliti. Adapun tahap - tahap intervensi tindakan ini
ditempuh yang dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut ini:

Tabel 3.2
Tahap – Tahap Intervensi Tindakan

Pra Penelitian Tahap Observasi dan Pada kegiatan ini


atau Pra Siklus Wawancara peneliti melakukan
pengamatan dan
wawancara untuk
meminta izin kepada
pihak kepala sekolah
dan guru kelas 5C SD
Negeri Kereo 05
Cipadu Kota Tangerang

Penelitian Siklus Tahap Perencanaan 1. Membuat susunan


I RPP dengan
mengintegrasikan
penerapan model
pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
2. Menyiapkan lembar
observasi aktivitas
guru dan siswa
menggunakan
model pembelajaran
Problem Based
44

Learning (PBL)
3. Menyiapkan alat
dokumentasi
pembelajaran

Tahap Tindakan 1. Memastikan seluruh


siswa siap
mengikuti
pembelajaran
2. Menyampaikan
materi sesuai
dengan RPP yang
dibuat dengan
menerapkan model
pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
3. Melakukan
penilaian hasil
kemampuan siswa
dalam keterampilan
memecahkan
masalah
4. Memberikan pre
test dan post test
pada setiap siklus
untuk mengetahui
hasil dari belajar
dalam keterampilan
pemecahan masalah
siswa setelah
45

diterapkannya
model pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)

Tahap Pengamatan 1. Mengumpulkan


data penelitian
2. Mengamati proses
pembelajaran di
kelas dan hasil
keterampilan
pemecahan masalah
siswa selama proses
belajar mengajar
pada siklus I
4. Mengambil
dokumentasi
kegiatan
pembelajaran dan
aktivitas belajar
yang menggunakan
model pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)

Tahap Refleksi 1. Mendiskusikan


hasil pengamatan
atau refleksi untuk
menentukan
keberhasilan serta
46

dilakukan
perbaikan dari
tindakan tersebut
2. Menganalisis data
untuk memperbaiki
dan
menyempurnakan
pada tindakan
selanjutnya yaitu
Siklus II

Penelitian Siklus Tahap Perencanaan 1. Merencanakan


II pembelajaran
dengan membuat
RPP menggunakan
model pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
yang telah
diperbaiki hasil
evaluasi siklus I
2. Menyiapkan lembar
observasi aktivitas
guru dan siswa
menggunakan
model pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
3. Menyiapkan alat
dokumentasi
47

pembelajaran

Tahap Tindakan 1. Memastikan seluruh


siswa siap
mengikuti
pembelajaran
2. Menyampaikan
materi sesuai
dengan RPP yang
dibuat dengan
menerapkan model
pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
3. Melakukan
penilaian hasil
kemampuan siswa
dalam keterampilan
memecahkan
masalah
4. Memberikan post
test pada setiap
siklus untuk
mengetahui hasil
dari belajar dalam
keterampilan
pemecahan masalah
siswa setelah
diterapkannya
model pembelajaran
Problem Based
48

Learning (PBL)

Tahap Pengamatan 1. Mengumpulkan


data penelitian
2. Mengamati proses
pembelajaran di
kelas dan hasil
keterampilan
pemecahan masalah
siswa selama proses
belajar mengajar
pada siklus II
3. Mengambil
dokumentasi
kegiatan
pembelajaran dan
aktivitas belajar
yang menggunakan
model pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)

Tahap Refleksi 1. Mengidentifikasi


kelebihan dan
kekurangan dari
hasil pengamatan
untuk dilakukan
perbaikan –
perbaikan jika
masih ada siswa
yang belum
49

memenuhi target
dari tindakan
penelitian
2. Setelah melakukan
proses analisis dan
evaluasi, maka
peneliti membuat
kesimpulan dari
hasil penelitian

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah pada pelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian dikatakan
berhasil, jika hasil tes siswa mencapai KKM 75 dan aktivitas pembelajaran
sudah sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mencapai kategori baik.
Apabila semua siswa mendapatkan nilai rata – rata kurang dari 75%, maka
perlu dilakukan refleksi ulang untuk melakukan tindakan selanjutnya, yaitu
dengan mengobservasi kembali penelitian yang dilakukan. Hal ini bisa
dilaksanakan berulang – ulang sampai target yang ditentukan nilai siswa
tercapai.
H. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data penelitian ini terdapat data yang diperoleh yaitu nilai siswa
yang mencakup kognitif dalam aktivitas siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung melalui lembaran observasi di lapangan.
a. Data Kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa
dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
50

b. Data Kuantitatif diperoleh dari hasil data nilai atau skor hasil
belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini pun didapatkan dari peneliti sendiri yang
melaksanakan penelitian secara langsung dan siswa kelas V SD Negeri
Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang Larangan yang dijadikan sumber
penelitian.
I. Instrumen – Instrumen Pengumpulan Data
1. Instrumen Tes
Lembar tes tertulis berupa soal – soal pada materi pelajaran IPS
Kelas V Semester II. Tes tersebut dalam bentuk objektif untuk siklus I dan
II. Bentuk tes dalam penelitian ini berupa butir soal, soal yang diberikan
berupa soal pilihan ganda (pre test) dan essay (post test) yang mengacu
pada indikator pemecahan masalah yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya. Tes ini yang akan dikerjakan oleh siswa kelas V SD Negeri
Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang untuk mengukur keterampilan
pemecahan masalah siswa yang dapat dilihat dari mengerjakan soal
dengan tahapan yang ada pada indikator pemecahan masalah sesuai materi
yang diberikan.
2. Instrumen Non Tes
a. Lembar observasi yang berarti setiap kegiatan melakukan pengukuran.
Dalam penelitian ini aspek yang diukur yaitu kegiatan siswa dan guru
didalam proses pembelajaran.
Tabel 3.3
Instrumen Kisi – Kisi Observasi Aktivitas Guru
No. Hal yang diamati Kriteria Penilaian

1 2 3 4

1 Penguasaan materi:
51

a. Kelancaran
menjelaskan materi
b. Kemampuan
menjawab
pertanyaan
c. Keragaman
memberikan contoh

2 Sistematika penyajian:

a. Ketuntasan
penyampaian materi
b. Penyampaian materi
mengarah pada
tujuan
c. Media memperjelas
terhadap materi

3 Penggunaan Media:

a. Ketepatan memilih
media sesuai materi
b. Keterampilan
menggunakan media
c. Media
mempermudah
proses pembelajaran

4 Penampilan:

a. Kejelasan suara saat


menyampaikan
materi
52

b. Komunikasi baik
guru terhadap siswa

5 Pemberian Motivasi:

a. Keantusiasan guru
pada saat mengajar
di dalam kelas
b. Kepedulian guru
terhadap siswa-
siswanya

Tabel 3.4
Instrumen Kisi – Kisi Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek yang dinilai Kriteria Penilaian

1 2 3 4

1 Siswa memberikan
respon apresepi yang
diberikan oleh guru
pada saat
pembelajaran

2 Siswa memperhatikan
gambar – gambar yang
ditempelkan oleh guru
di depan kelas

3 Siswa aktif dalam


kegiatan belajar
mengajar dengan
menggunakan model
53

pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)

4 Siswa mampu
mendefinisikan dan
mengorganisasikan
materi yang
disampaikan oleh guru

5 Siswa mampu
mengumpulkan
informasi yang sesuai
dengan materi

6 Siswa dapat bekerja


sama dalam diskusi
kelompok melakukan
mengerjakan
pemecahan masalah
untuk mendapatkan
penjelasan dan
pengumpulan data

7 Siswa mampu
merencanakan dan
menyiapkan hasil
karya dari diskusi

8 Siswa berani dalam


merefleksikan dan
melaporkan
kesimpulan dari
persoalan yang telah
54

dilakukan bersama
kelompoknya

b. Wawancara, mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan


secara langsung oleh peneliti kepada responden.
Tabel 3.5
Instrumen Kisi – Kisi Wawancara Guru
Pertanyaan Jawaban

Pra Penelitian Setelah Penelitian


1. Bagaimana proses 1. Apakah dengan
Bapak mengajar di menggunakan
dalam kelas? model Problem
2. Bagaimana kondisi Based Learning
siswa pada saat materi
melakukan pembelajaran IPS
pembelajaran? lebih mudah untuk
3. Apakah ada kendala dipahami oleh
dalam proses belajar siswa?
mengajar? 2. Apakah dengan
4. Bagaimana keterampilan menggunakan
pemecahan masalah model Problem
siswa saat proses Based Learning
pembelajaran? dapat mengecek
5. Apakah Bapak sudah pemahaman
menerapkan model dan masing – masing
strategi dalam proses siswa?
pembelajaran? 3. Apakah dengan
6. Apakah siswa sudah menggunakan
dapat menyelesaikan model Problem
pemecahan masalah Based Learning
55

dengan baik? siswa lebih aktif


dalam proses
pembelajaran?
4. Apakah dengan
menggunakan
model Problem
Based Learning
siswa berani
mengemukakan
jawabannya?
5. Bagaimana
keterampilan
pemecahan
masalah siswa
setelah
menggunakan
model Problem
Based Learning ?

Tabel 3.6
Instrumen Kisi – Kisi Wawancara Siswa
Pertanyaan Jawaban

Pra Penelitian Setelah Penelitian


1. Bagaimana proses 1. Apakah kamu
Bapak Guru mengajar di menyukai
dalam kelas? pelajaran IPS
2. Apakah kalian menyukai dengan model
mata pelajaran IPS? Problem Based
Berikan alasannya jika Learning?
Ya dan Tidak. 2. Apakah model
56

3. Apakah kalian belajar Problem Based


hanya mendengarkan Learning
pelajaran dari Guru? menimbulkan
4. Apakah kamu sudah keterampilan
pernah melakukan pemecahan
pemecahan masalah masalah kamu
dengan model Problem dalam belajar IPS?
based learning dalam 3. Apakah kamu
pembelajaran IPS di merasa senang saat
dalam kelas? pelajaran IPS
5. Apakah kamu antusias menggunakan
untuk belajar bersama model Problem
teman kelompok saat Based Learning ?
melakukan diskusi apa alasannya?
bersama? 4. Apakah kamu
merasa lebih
memahami
pelajaran IPS saat
menggunakan
model Problem
Based Learning?
5. Apakah dengan
diterapkan model
Problem Based
Learning membuat
perubahan tingkah
laku dalam belajar
IPS kamu?
57

J. Teknik Pengumpulan Data


Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka
ditentukan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi ini bertujuan untuk mengadakan pengamatan lapangan
terhadap objek penelitian. Menurut Sutrisno Hadi (1986)
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses – proses
pengamatan dan ingatan.44 (Sugiyono, 2019). Dalam kegiatan
observasi ini akan dilakukan pada guru dan siswa meliputi kegiatan
proses pembelajaran dan aktivitas guru sebelum dan sesudah
menerapkan model Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan
instrumen yang telah dibuat oleh peneliti.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dari responden, yang dalam hal ini adalah
peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih
mendalam.45 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai proses pembelajaran yang dialami oleh siswa dan guru
sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan model Problem
Based Learning (PBL) dan proses sesudah diberi tindakan dengan
model tersebut.
3. Tes
Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi
pembelajaran.46(Sanjaya, 2016) Bentuk tes dalam penelitian ini

44
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, (Bandung: ALFABETA,
2019), h. 203
45
Ibid, h. 195
46
Wina Sanjaya, “Penelitian Tindakan Kelas”, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 87
58

berupa butir soal, soal yang diberikan berupa soal pilihan ganda
(pre test) dan essay (post test) yang mengacu pada indikator
pemecahan masalah yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran IPS berupa hasil tes tertulis setiap siklus
yang dilakukan. Selain itu juga dokumentasi pada penelitian ini
akan menggambarkan tentang lingkungan yang ada di sekitar SD
Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang.
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui keterampilan
siswa dalam pemecahan masalah menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) analisis deskriptif. Penelitian tindakan kelas terdapat
jenis pengumpulan data yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang
bersifat kualitatif diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari penilaian keterampilan pemecahan
masalah siswa. Menganalisis keterampilan pemecahan masalah siswa setelah
proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus dengan cara memberi
evaluasi berupa soal tulis yang telah diberikan pada setiap akhir siklus.
1. Tes
Tes diberikan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam
memecahkan masalah yakni pre test dan post test pada materi yang
telah diberikan oleh guru dalam muatan pembelajaran IPS kelas V
SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang. Skor yang terinci di
dalam indikator pemecahan masalah adalah skor maksimal yang
dapat diperoleh oleh siswa jika mengerjakan atau menjawab dengan
benar dan tepat. Untuk pre test memuat soal pilihan ganda berjumlah
10 soal yang bernilai 1 soal berjumlah 10 poin yang dilakukan
sebelum memulai penelitian menggunakan model Problem Based
Learning. Dalam post test, nilai yang terinci dalam indikator
pemecahan masalah adalah skor maksimal yang dapat diperoleh
59

siswa jika mengerjakan dengan benar dan tepat. Adapun jika siswa
melakukan kesalahan atau kurang tepat dalam menjawab maka nilai
berkurang sesuai dengan pedoman berikut:

Tabel 3.7
Kriteria Penilaian dalam Pemecahan Masalah47(Zulkarnain & Sarassanti,
2022)

Aspek Nilai Keterangan

Mengidentifikasi dan 2 Siswa mampu mengidentifikasi


Merumuskan Masalah masalah yang ada pada soal
dengan tepat

1 Siswa kurang mampu


mengidentifikasi masalah yang
ada pada soal dengan tepat

0 Siswa tidak mampu


mengidentifikasi masalah yang
ada pada soal dengan tepat

Menganalisis Masalah 2 Siswa mengumpulkan dan


mengkaji data yang sesuai dengan
permasalahan sesuai materi

1 Siswa mengumpulkan dan


mengkaji data yang kurang sesuai
dengan permasalahan sesuai
materi

0 Siswa mengumpulkan dan


mengkaji data yang tidak sesuai

47
Zulkarnain Dan Yumi Sarassanti, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita sistem Persamaan Linear”,SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah
Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, dan Pendidikan, 2022, Volume 1 No. 3, h. 135
60

dengan permasalahan sesuai


materi

Menarik Kesimpulan 2 Siswa mampu menarik


Permasalahan kesimpulan dari permasalahan
yang dianalisis secara keseluruhan

1 Siswa kurang mampu menarik


kesimpulan dari permasalahan
yang dianalisis secara keseluruhan

0 Siswa tidak mampu menarik


kesimpulan dari permasalahan
yang dianalisis secara keseluruhan

Melakukan Evaluasi 2 Siswa menentukan beberapa


alternatif solusi (min. 3)

1 Siswa menentukan beberapa


alternatif solusi kurang dari 3

0 Siswa tidak menentukan beberapa


alternatif solusi sama sekali

Menyimpulkan dan 2 Tepat dalam memilih dan


Memecahkan Masalah menetapkan solusi sesuai dengan
masalah

1 Kurang Tepat memilih dan


menetapkan solusi sesuai dengan
masalah

0 Tidak tepat memilih dan


menetapkan solusi sesuai dengan
61

masalah

Jumlah Skor 10

Dari pernyataan di atas maka rumus yang digunakan untuk menghitung


hasil dari tes keterampilan dalam memecahkan masalah siswa dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:

Menghitung nilai rata – rata:

∑𝑋
𝑋=
𝑁

Keterangan:
∑𝑋 = Jumlah total nilai tes peserta didik

𝑋 = Nilai rata – rata kelas

𝑁 = Jumlah Peserta didik


Menghitung nilai persentase ketuntasan klasikal:
∑𝑋
P= X 100%
𝑁

Keterangan:
∑𝑋 = Jumlah nilai tes peserta didik tuntas atau tidak tuntas

P = Presentase
𝑁 = Jumlah Peserta didik48(Atmojo, 2013)
Keterampilan memecahkan masalah pada siswa yang telah diperoleh
tersebut diklasifikasikan dalam bentuk penskoran nilai siswa dengan
menggunakan kriteria keberhasilan berikut:

48
Setyo Eko Atmojo, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Pengelolaan Lingkungan”, Jurnal Kependidikan, 2013, Vol. 43, No.2,
h.136-137
62

Tabel 3.8
Kriteria Tingkat Keberhasilan Keterampilan Pemecahan
Masalah49(Zulkarnain & Sarassanti, 2022)

No. Tingkat Keberhasilan Nilai Akhir Kriteria

1 81 - 100% Tinggi

2 51 - 80% Sedang

3 0 - 50% Rendah

2. Lembar Observasi
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian secara deskriptif dengan menggunakan
teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif. Teknik deskriptif yang digunakan berupa presentase
sebagai berikut:
Rumus yang digunakan yaitu:
𝑥
P= × 100%
𝑥𝑖

Keterangan:

P = Persentase

X = Jumlah skor jawaban

𝑋𝑖 = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.9
Kriteria Tingkat Keberhasilan Observasi Aktivitas Guru dan
Siswa50(Atmojo, 2013)

49
Zulkarnain Dan Yumi Sarassanti, op. cit, h.138
63

Tingkat Keberhasilan Predikat Keberhasilan

85% – 100% Sangat Baik

75% - 84% Baik

60% - 69% Cukup

50% - 59% Rendah

< 50% Sangat Rendah

L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan sebuah kegiatan penelitian tindakan kelas
dalam meningkatkan dan memperbaiki kekurangan pada kegiatan proses
pembelajaran di dalam kelas. Indikator keberhasilan harus realistis dan dapat
diukur dengan jelas, beberapa indikator keberhasilan yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini dikatakan selesai apabila siswa telah mampu
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada muatan
pelajaran IPS mencapai KKM ≥75.
2. Persentase ketuntasan dalam keterampilan pemecahan masalah
siswa mencapai ≥75%.
3. Skor aktivitas Siswa dan Guru ≥75%.

50
Setyo Eko Atmojo,op. cit, h.137
BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Sejarah singkat berdirinya SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang
Secara administrasi Sekolah Dasar (SD) Negeri Kereo 05 Cipadu
Kota Tangerang beralamat di Jl. Mutiara No. 71 RT 001/ RW 006,
Cipadu, Kec. Larangan, Kota Tangerang, Banten. 15155. Pada awal mula,
bangunan SDN Kereo 05 masih belum memadai untuk kapasitas murid
yang banyak yaitu dengan 1 (satu) lantai. SDN Kereo 05 mengalami
perjalanan yang panjang sejak awal berdiri 1990 hingga tahun 2021 ini.
Banyak perubahan terjadi, mulai dari awal bangunan tempat SD ini
berdiri yang masih berupa tanah lapang luas karena pada saat tahun 1990
masih terdiri bangunan 1 (satu) lantai hingga menjadi 3 (tiga) lantai
sekitar tahun 2011.
Sekolah ini beberapa kali berganti Kepala Sekolah dalam
perkembangannya, mulai dari tahun 1990-1992 oleh Bapak Alm. Nurjaya,
tahun 1992-2010 oleh Bapak Drs. Abdul Rahman, tahun 2011-2020 oleh
Bapak Darwis, dan tahun 2021-2022 yakni masih dalam kondisi PLT
(Pembantu Pelaksana Teknis) oleh Bapak Mulyadi S.Pd dan pada bulan
November 2021 sudah disahkan kepala sekolah baru yaitu Ibu Hj.
Nuryanih, S.Pd. Kondisi SDN Kereo 05 berdampingan dengan SDN
Cipadu 01. Sekolah SDN Kereo 05 ini sudah memakai kurikulum 2013.
Saya sendiri merupakan alumni dari SDN Kereo 05 pada angkatan 2012.
SD Negeri Kereo 05 juga telah terakreditasi A sehingga kini berkat
adanya kerja sama yang baik antara pihak dengan instansi lain, maka SD
Negeri Kereo 05 menjadi sekolah yang lebih bagus.
2. Identitas SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang
Nama Sekolah : SDN Kereo 05
NPSN : 20607210
Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar
64
65

Status Sekolah : Negeri


Alamat Sekolah : Jl. Mutiara No. 71 RT 001/ RW 006,
Cipadu,Kec. Larangan, Kota Tangerang, Banten. 15155.
Posisi Geografis : -6 Lintang 106 Bujur
Kepala Sekolah : Hj. Nuryanih, S.Pd
Operator Pendataan : Ali Azhar
SK Pendirian Sekolah : 3/PSD/1981
Tanggal SK Pendirian : 01-01-1981
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Izin Operasional : 3/PSD/1981
Tanggal SK Izin Operasional : 01-01-1981
Luas Tanah milik (m2) : 3 m2
NPWP : 2147483647
No. Telepon : 217330155
Email : sdn.kereo5@gmail.com
Website :
www.facebook.com/sdn.lima.1?ref=tn_tnmn
Sumber Listrik : PLN
Daya Listrik (watt) : 11000
Akreditasi :A
Kurikulum Sekolah : Kurikulum 201351
3. Visi dan Misi SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang
a. Visi SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang
▪ Mempersiapkan generasi yang : “Cerdas dalam berfikir, Inovatif,
Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Asri, Kreatif, dan
Unggul dalam Prestasi”. Diakronim (Cintaku)
b. Misi SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang

51
Data Pokok Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (Diakses
pada 06 Juni 2022, 10:26 https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/6E6884904C924CBE0E10 )
66

▪ Meningkatkan kecerdasan berfikir dalam rangka mempersiapkan


lulusan yang berkualitas dan berkompetensi.
▪ Mengembangkan kemampuan inovatif peserta didik berkreasi
dalam mewujudkan karya nyata dalam era globalisasi.
▪ Membentuk pribadi bertaqwa yang berakhlakul karimah,
berperilaku santun dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
lingkungan serta masyarakat.
▪ Mengembangkan lingkup belajar yang asri serta mempunyai
wawasan Adiwiyata.
▪ Mempersiapkan kemampuan peserta didik dan membiasakan diri
memiliki ide kreatif dan gagasan dalam masyarakat.
▪ Mengembangkan kemampuan peserta didik yang unggul dalam
intrakurikuler, kokurikuler, minat dan bakat yang dimiliki.
4. Struktur Organisasi
Pada Bagan struktur organisasi sekolah SDN Kereo 05 dipajang di
ruang Kepala Sekolah dan Guru. Dan untuk badan struktur organisasi
yang lain, terpasang di ruangannya masing-masing. Contoh, struktur
organisasi ekstrakurikuler maka ada di ruang pembinaan ekstrakurikuler.
Deskripsi komponen organisasi di pajang di ruang Guru untuk
mengetahui bagan struktur fungsi dan tugas pengelola kelas ditempel di
ruang guru. Di bagan tersebut dijelaskan bahwa fungsi dan tugas
pengelolaan kelas mulai dari kepala sekolah, komite sekolah, tata usaha,
bendahara, perpustakaan, guru mengajar, dan penjaga sekolah.
67

Gambar 4.1

Struktur Organisasi SD Negeri Kereo 05 Cipadu Tangerang

Gambar 4.2
Struktur Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah Komponen Organisasi SD
Negeri Kereo 05 Cipadu Tangerang
68

5. Letak Geografis SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang


Letak geografis SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang pada tahun 1990
– 2022 bertempat di Jl. Mutiara No. 71 RT 001/ RW 006, Cipadu, Kec.
Larangan, Kota Tangerang, Banten. 15155, yakni terletak pada posisi
geografis -6 Garis Lintang 106 Garis Bujur, sekitar 18 km dari pusat Kota
Tangerang.
6. Keadaan Sarana dan Prasarana SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang
Sarana dan Prasarana di SD Negeri Kereo 05 sudah baik untuk
memfasilitasi melakukan pembelajaran di Sekolah. Fasilitas perlengkapan
sekolah yang lengkap dan memadai para peserta didik dan guru untuk
berinteraksi melakukan kegiatan di dalam maupun di luar sekolah. Sarana
yang disediakan SDN Kereo 05 antara lain seperti media, alat, dan
perlengkapan sekolah pembelajaran di kelas seperti adanya papan tulis,
LCD, Perangkat komputer, AC, lemari, Internet, dll. Sedangkan Prasarana
yang disediakan cukup lengkap seperti adanya kamar mandi, penerangan
lampu di kelas, taman, parkir, dan adanya tanaman tradisional. Semua
keadaan dalam kondisi fisik yang baik dan dapat dipergunakan.

Tabel 4.1
Data Sarana dan Prasarana SD Negeri Kereo 05 Cipadu Tangerang

No. Sarana dan Kondisi


Prasarana
Belum Ada Ada Ada Jumla
ada dan tetapi tetapi h
Bagus rusak rusak
ringan berat
1 Ruang ✓ 1
Kepala
Sekolah
2 Ruang Guru ✓ 1

3 Ruang Tata ✓ 1
Usaha
4 Ruang Kelas ✓ 20

5 Masjid ✓ 0
69

6 WC Guru ✓ 6

7 WC Siswa ✓ 6

8 Ruang ✓ 1
Perpustakaan
9 Ruang UKS ✓ 1

10 Ruang ✓ 1
Penjaga
Sekolah
11 Tempat ✓ 1
Parkir
12 Komputer ✓ ≤25

13 Laptop Guru ✓ 1/Ora


ng

14 Locker ✓ 1/Rua
Perpustakaan ngan

15 Meja Guru ✓ 30

16 Meja Murid ✓ 33

17 Kursi Guru ✓ 30

18 Kursi Murid ✓ 33

19 Telepon ✓ 1

20 Mic ✓ 3

21 Alat ✓ ≤10
Olahraga
22 Lemari ✓ 5

23 Rak Buku ✓ 5
Perpustakaan
24 Meja Baca ✓ 5

25 Lemari alat ✓ 3/Lant


peraga ai

7. Keadaan Siswa SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang


Berdasarkan hasil wawancara dari guru kelas V SD Negeri Kereo
05 Cipadu Tangerang mengenai keadaan siswa tahun pelajaran 2020/2021
70

jumlah peserta didik pada Sekolah Dasar Negeri Kereo 05 Cipadu


Tangerang ini mencapai kapasitas yang banyak dengan total jumlah
seluruh kelas 1 – 6 yakni 640 peserta didik.
8. Keadaan Guru SDN Kereo 05 Cipadu Tangerang
Profesi guru menjadi fenomena menarik yang ramai
diperbincangkan dan dipertanyakan masyarakat. Tidak hanya
kesejahteraan mereka yang mulai membaik, hal-hal lain yang terkait
dengan persaingan, distribusi, identitas, dan eksistensi mulai
bermunculan. Guru di sekolah ini rata-rata lulusan Pendidikan Guru.
Jumlah seluruh guru sebanyak 24 Orang sedangkan jumlah tenaga
pendidikan ada 5 Orang. Beberapa guru yang bukan lulusan pendidikan
guru sekolah dasar dan yang menetap di SDN Kereo 05 kuliah lagi untuk
menjadi guru SD. Contohnya Ibu Ani, yang awalnya lulusan pendidikan
Matematika. Akhirnya, beliau kuliah lagi dan kini menjadi guru kelas.
Untuk guru, ada dua kategori. Pertama, guru PNS yang berjumlah
sebanyak 9 orang. Kedua, guru non PNS (GTK/TKK) berjumlah 14
orang.
9. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler ada di SD Negeri Kereo
05 sesuai jadwal mata pelajaran dan jadwal kegiatan di sekolah.
Pelaksanaan kokurikuler sebelum masa pandemi dapat dilakukan diluar
sekolah dengan mengunjungi museum, tetapi bisa dikatakan pada masa
pandemi ini kegiatan kokurikuler tidak berjalan dikarenakan peserta didik
belajar di rumah. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler memiliki jadwal
yang sudah ditentukan oleh sekolah dan ekstrakurikuler yang wajib
dilaksanakan oleh semua peserta didik yaitu pramuka.
Ada beberapa jadwal ekstrakurikuler dan pembinanya yang
dilakukan setelah pembelajaran di kelas selesai, yaitu :
71

Tabel 4.2
Jadwal Ekstrakurikuler Dan Pembina

No. Kegiatan Pembina Jadwal


Ekstrakurikuler
1 MIPA Ibu Paryani Rabu

2 Futsal Pak Ahmad Selasa


Mulyani
3 Marawis Ibu Siti Ruqayah Senin

4 BTQ Pak Khaidir Senin

5 Seni Tari Ibu Wiwi Jum’at


Kaniawati dan Ibu
Wilda
6 Seni Musik Bapak Misin Jum’at

7 Pencak Silat Bapak Rizal Sabtu

8 Pramuka Bapak Rohmani Sabtu


dan Bapak Abdul
Rohim

B. Analisis Data
Pada BAB IV akan dipaparkan hasil penelitian tindakan kelas yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran
IPS Kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang” yang terdiri dari
Pra Penelitian, Siklus I, dan Siklus II.
1. Pra Penelitian
Pra penelitian merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta
mendapatkan data awal yang dijadikan acuan untuk meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah siswa di dalam tahap tindakan.
Pelaksanaan pada tahap ini mengumpulkan data dari hasil evaluasi
siswa dan wawancara dengan siswa maupun guru kelas.
Pada tahap ini peneliti memperoleh beberapa pertemuan dengan guru
kelas, diantaranya rendahnya nilai UTS (Ujian Tengah Semester)
72

pada muatan pelajaran IPS dimana nilai siswa masih dibawah rata –
rata KKM sekolah. Hasil dari wawancara peneliti lakukan dengan
guru kelas yang menjelaskan bahwa rendahnya nilai rata – rata siswa
dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam keterampilan
memecahkan masalah dalam bentuk soal atau uraian pada LKS. Oleh
karena itu, guru memberikan pendapat perlu adanya sebuah penelitian
untuk lebih jauh mengetahui solusi yang tepat dalam mengatasi
permasalahan tersebut.
Berikut hasil evaluasi yang diperoleh peneliti selama pra
penelitian:

Tabel 4.3
Hasil Evaluasi (UTS)

No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

Tuntas Tidak
Tunta
s

1 Afifah Latief 75 70 ✓

2 Aila Shaumi 75 70 ✓
Anaka
3 Al Fasha Arruby 75 70 ✓

4 Argracia Al 75 75 ✓
Fakhry Fahreza
5 Axel Zhafran 75 65 ✓

6 Dealova 75 80 ✓
Muthmainah
Mahdi
7 Fayza Az Zahra 75 75 ✓

8 Fazrin Azmi 75 65 ✓
Alvino Suwarno
9 Haviz Asril 75 65 ✓
Manaf
10 Jihan Putri 75 80 ✓
Maharani
73

11 Keyla Natasya 75 75 ✓
Ardika
12 Lexandra Tian 75 65 ✓
Aryanto
13 Marisa Brina 75 65 ✓

14 Melodia 75 80 ✓
Nafiisah Siiriin
15 Muhammad 75 65 ✓
Arkaan
16 Muhammad 75 65 ✓
Arsha Birawa
17 Muhammad 75 75 ✓
Fadly Ramadhan
18 Muhammad 75 65 ✓
Pathul Qorib
19 Naifa Indria 75 65 ✓

20 Nazwa Andini 75 70 ✓
Nugraha
21 Novita Amalia 75 65 ✓

22 Quinna Akasha 75 80 ✓
Primatyani
23 Refa Azzahra 75 75 ✓

24 Rozan Zaidan 75 75 ✓

25 Ryan Affan 75 70 ✓
Afatha
26 Siti Aira 75 70 ✓
Ramadhani
27 Umar Hafizh 75 75 ✓
Abdillah
28 Zahira Widya 75 75 ✓
Khoirunnisa
29 Zahra Gahitsa 75 75 ✓

30 Zahratul Sabiya 75 80 ✓
Fitri
Jumlah Skor 2.145
Perolehan
Rata – Rata 71,5

Ketuntasan 46,7% (Tuntas)


Belajar 53,3% (Tidak Tuntas)
74

Kategori Rendah

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam


memecahkan masalah pada muatan pelajaran IPS masih belum tuntas
dengan hasil yang sesuai dengan KKM sekolah.

Nilai rata – rata siswa diperoleh menggunakan rumus sebagai


berikut:

∑𝑋
𝑋=
∑𝑁

2.145
𝑋= 30

𝑋 = 71,5

Adapun persentase ketuntasan klasikal diperoleh


menggunakan rumus sebagai berikut:

∑𝑋
P= X 100%
𝑁

14
P= X 100%
30

P = 46,7%

Berdasarkan hasil data di atas bahwa perlu adanya penelitian


tindakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah siswa dalam mata pelajaran IPS.
Oleh karena itu, selanjutnya pada BAB IV ini akan dijelaskan hasil
penelitian tindakan kelas yang terjadi selama dua siklus, dimana pada
tiap siklusnya terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan atau observasi, dan refleksi.
75

2. Siklus I
Pada siklus I ini peneliti melanjutkan tahapan berikutnya,
setelah dilakukannya melihat hasil evaluasi (UTS) pada tahap pra
penelitian peneliti akan memaparkan hasil pada siklus I yang terdapat
empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan atau
observasi, dan refleksi. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan 2
pertemuan, yaitu pada tanggal 11 dan 13 April 2022, dilaksanakan
evaluasi pada siklus I pada tanggal 18 April 2022. Sebelum memulai
tahapan siklus I melakukan penelitian, peneliti mengadakan tes
kemampuan awal yaitu Pre test sesuai dengan materi yang akan
dipelajari. Pre test diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh
mana siswa dapat mengerjakan soal yaitu berupa pilihan ganda
sebelum dilakukan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dari hasil belajar yang diperolehnya.
Berikut daftar nilai tes kemampuan awal siswa (Pre Test):

Tabel 4.4

Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal (Pre Test)

No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

Tuntas Tidak
Tunta
s

1 Afifah Latief 75 50 ✓

2 Aila Shaumi 75 80 ✓
Anaka
3 Al Fasha Arruby 75 60 ✓

4 Argracia Al 75 80 ✓
Fakhry Fahreza
5 Axel Zhafran 75 60 ✓

6 Dealova 75 80 ✓
Muthmainah
Mahdi
76

7 Fayza Az Zahra 75 80 ✓

8 Fazrin Azmi 75 60 ✓
Alvino Suwarno
9 Haviz Asril 75 60 ✓
Manaf
10 Jihan Putri 75 80 ✓
Maharani
11 Keyla Natasya 75 70 ✓
Ardika
12 Lexandra Tian 75 60 ✓
Aryanto
13 Marisa Brina 75 60 ✓

14 Melodia 75 80 ✓
Nafiisah Siiriin
15 Muhammad 75 50 ✓
Arkaan
16 Muhammad 75 50 ✓
Arsha Birawa
17 Muhammad 75 70 ✓
Fadly Ramadhan
18 Muhammad 75 60 ✓
Pathul Qorib
19 Naifa Indria 75 60 ✓

20 Nazwa Andini 75 70 ✓
Nugraha
21 Novita Amalia 75 70 ✓

22 Quinna Akasha 75 80 ✓
Primatyani
23 Refa Azzahra 75 80 ✓

24 Rozan Zaidan 75 50 ✓

25 Ryan Affan 75 60 ✓
Afatha
26 Siti Aira 75 80 ✓
Ramadhani
27 Umar Hafizh 75 60 ✓
Abdillah
28 Zahira Widya 75 60 ✓
Khoirunnisa
29 Zahra Gahitsa 75 80 ✓
77

30 Zahratul Sabiya 75 80 ✓
Fitri
Jumlah Skor 2.020
Perolehan
Rata – Rata 67,3

Ketuntasan 36,7% (Tuntas)


Belajar 63,3% (Tidak Tuntas)

Kategori Rendah

Dari data di atas, peneliti dapat menghitung tingkat ketuntasan siswa.

Siswa yang tuntas = 11

Siswa yang tidak tuntas = 19

Presentase:

11
Tuntas :P= X 100%
30

= 36,7%

19
Tidak Tuntas :P= X 100%
30

= 63,3%

Tes kemampuan awal atau pre test diperoleh dengan nilai rata-
rata dan nilai ketuntasan belajar, berarti dengan kategori keterangan
yaitu rendah dibawah persentase. Nilai yang paling rendah adalah 50,
sedangkan nilai tertinggi adalah 80. Siswa yang mendapatkan nilai
diatas ketuntasan hanya ada 11 siswa, dan yang mendapatkan nilai
dibawah ketuntasan atau belum tuntas adalah 19 siswa. Dari hasil pre
test ini bahwa siswa dalam mengerjakan soal – soal masih belum
mencapai hasil KKM.

a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti beserta guru merencanakan proses
pembelajaran yang dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pada
78

tanggal 11 dan 13 April 2022, dengan waktu 2 x 35 menit.


Perencanaan ini sangat penting untuk dilakukan mempersiapkan
pelaksanaan pembelajaran agar mencapai hasil yang maksimal.
Pada perencanaan awal peneliti berdiskusi dengan guru kelas
berkaitan dengan rencana pembelajaran yang akan dibuat, pada
proses ini peneliti menyusun perencanaan pembelajaran,
instrumen lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitas
siswa. Maka peneliti merencanakan pembelajaran pada siklus I
untuk menyiapkan beberapa instrumen sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti menyiapkan RPP sesuai dengan kurikulum 2013.
Dalam perencanaan pembelajaran pada siklus I ini terdapat
indikator pembelajaran. Dalam RPP yang akan direncanakan
tiga tahapan kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup. (RPP
Terlampir Pada Lampiran).
2) Media pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada siklus I, peneliti
menggunakan media pembelajaran berupa gambar, bertujuan
untuk menarik simpati siswa pada awal pembelajaran
sekaligus sebagai stimulus siswa dengan menangkap
permasalahan di awal pembelajaran dengan model Problem
Based Learning (PBL).
3) Penilaian
Penilaian yang akan dilakukan adalah penilai pre test dan post
test, soal pre test dan post test akan disajikan sesuai materi
yang akan dibahas. Soal pre test diberikan kepada siswa
sebanyak sepuluh soal pilihan ganda dengan tiap soalnya
bernilai 10 dan jumlah nilai yang akan diperoleh jika jawaban
benar semua adalah 100, sedangkan soal post test akan
diberikan sebanyak lima butir soal uraian dengan tiap soalnya
79

bernilai 10 dan jumlah nilai yang akan diperoleh jika jawaban


benar semua adalah 50, lalu dibagikan 5 yang akan
memperoleh nilai 10.
4) Lembar observasi
Peneliti menyiapkan dua instrumen lembar observasi, yaitu
lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Instrumen lembar
observasi ini disiapkan untuk pengambilan data yang
dilakukan peneliti agar lebih valid dan hasilnya diharapkan
sesuai dengan indikator keberhasilan. Lembar observasi guru
memuat lima aspek yang diamati dengan satu aspek memiliki
4 poin dengan skor maksimal 20, sedangkan lembar observasi
siswa memiliki delapan aspek yang akan diamati dengan satu
aspek yang dinilai berjumlah 4 poin dengan skor maksimal
32.
b. Pelaksanaan
Dalam melakukan kegiatan pelaksanaan proses belajar mengajar
ini, peneliti bertindak sebagai guru dengan menerapkan proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), sedangkan guru kelas V (5C) sebagai observer
ketika peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dimulai dengan
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pada pertemuan 1 siklus I
ini, dilaksanakan pada hari Senin, 11 April 2022 pukul 09.00 –
10.10. Pertemuan dihadiri oleh 30 siswa yang berlangsung selama
2 x 35 menit. Berikut ini adalah pembahasan dari kegiatan
pelaksanaan pada siklus I:
1) Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru mengkondisikan siswa, guru
mengucapkan salam dengan semangat lalu siswa menjawab
salam, guru mengecek kehadiran siswa serta sebelum
melakukan pembelajaran guru mengajak seluruh siswa untuk
memulai pembelajaran diawali dengan do’a bersama.
80

Kemudian peneliti melanjutkan proses pembelajaran dengan


menanyakan apakah siswa masih mengingat materi yang
sebelumnya dipelajari dan jawaban siswa masih
mengingatnya. Lalu peneliti memberikan sebuah apersepsi
yang berhubungan dengan materi yang dijawab dengan siswa
secara serentak dan ramai. Siswa mengutarakan jawabannya
dengan jawaban yang bermacam – macam, sehingga peneliti
menunjuk beberapa siswa untuk mengemukakan jawabannya.
Kemudian peneliti menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran kepada siswa yang harus dicapai.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, peneliti menunjukkan sebuah gambar di
depan kelas dan menjelaskan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan inti merupakan bagian dari proses dalam
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yaitu bagian dari sintaks orientasi siswa pada
pemecahan masalah. Pada tahap ini siswa kelas 5C dibagi
menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 anak.
Selanjutnya peneliti memberikan lembar kerja kepada seluruh
siswa dalam setiap kelompok. Peneliti menjelaskan apa yang
harus dilakukan dengan lembar kerja tersebut dan memberi
arahan untuk cara menjawab soal pada lembar kerja secara
sistematis, hal ini merupakan tahap mengorganisasi siswa
untuk belajar. Dalam sintaks membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok pada saat siswa menjawab soal
lembar kerja, siswa tidak hanya mengerjakan sendiri tetapi
mereka bisa berdiskusi dengan teman kelompoknya dan bisa
bertanya kepada peneliti jika ada soal yang belum dipahami.
Dalam diskusi kelompok, peneliti meminta untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah atas soal
yang telah diberikan. Setelah setiap kelompok menyelesaikan
81

lembar kerjanya, peneliti membantu siswa dalam merefleksi


terhadap lembar kerja yang akan dibahas dengan anggota
kelompoknya. Peneliti meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Dalam pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran ini, peneliti
menemukan beberapa kendala diantaranya pada saat siswa
mengerjakan lembar kerja, ada sebagian anak yang belum
memahami untuk menjawab dari soal yang ada dilembar kerja
tersebut.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup atau akhir pembelajaran, peneliti
menanyakan apakah ada kendala dalam proses pembelajaran
atau ada materi yang belum dipahami kurang jelas saat
disampaikan dan menjelaskan kembali materi serta cara
mengisi jawaban di lembar kerja untuk ditulis pada buku
catatan sebagai bentuk dari menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah. Selanjutnya peneliti memberi
kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya dan peneliti
menjawab apa yang ditanyakan oleh siswa. Kemudian peneliti
menyampaikan kesimpulan mengenai materi yang dibahas
dan menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca do’a
serta mengucap salam.
Pada pertemuan kedua pada siklus I, kegiatan proses belajar
mengajar berlangsung sama seperti pertemuan pertama, yaitu
pemberian materi dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April 2022 yang dihadiri
oleh 30 siswa selama 2 x 35 menit, pukul jam waktu yang
sama dengan pertemuan pertama. Akan tetapi, untuk
pertemuan kedua tidak jauh berbeda dalam pelaksanaannya
sama seperti pada pertemuan pertama yang mengalami sebuah
82

kendala masih belum bisa memahami dalam mengerjakan soal


pemecahan masalah yang diberikan dan masih malu – malu
untuk mempresentasikan hasil lembar kerjanya di depan
kelompok lain. Pada pertemuan ketiga hari Senin, 18 April
2022 peneliti melaksanakan post test dalam siklus I untuk
dijadikan evaluasi kepada setiap individu siswa.
c. Observasi
Tahap ini merupakan tahap pengamatan, tahap ini berlangsung
dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap pengamatan ini guru kelas
menjadi observer yang mengamati proses pembelajaran secara
langsung. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti
meminta bantuan untuk mengamati tiap proses pembelajaran yang
disertai dengan pemberian instrumen observasi yang sebelumnya
telah dibuat oleh peneliti. Sedangkan pada tahap ini peneliti
bertindak sebagai guru yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) sesuai instrumen di observasi
yang disediakan. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti
selama pembelajaran berlangsung pada siklus 1 sebagai berikut :
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Tabel 4.5
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus I

No. Hal yang diamati Kriteria Penilaian

1 2 3 4

1 Penguasaan materi: ✓

a. Kelancaran
menjelaskan materi
b. Kemampuan menjawab
pertanyaan
c. Keragaman
memberikan contoh
83

2 Sistematika penyajian: ✓

a. Ketuntasan
penyampaian materi
b. Penyampaian materi
mengarah pada tujuan
c. Media memperjelas
terhadap materi

3 Penggunaan Media: ✓

a. Ketepatan memilih
media sesuai materi
b. Keterampilan
menggunakan media
c. Media mempermudah
proses pembelajaran

4 Penampilan: ✓

a. Kejelasan suara saat


menyampaikan materi
b. Komunikasi baik guru
terhadap siswa

5 Pemberian Motivasi: ✓

a. Keantusiasan guru pada


saat mengajar di dalam
kelas
b. Kepedulian guru
terhadap siswa-
siswanya

Total Skor 10

Skor Maksimal 20

Kriteria Sangat Rendah

Untuk menghitung nilai observasi aktivitas guru, peneliti


menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑥
P= × 100%
𝑥𝑖
84

10
P = 20 × 100%

P = 50%

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa


Selain menilai aktivitas guru pada siklus I juga dilakukan
pengamatan terhadap aktivitas siswa. Berikut hasil yang
diperoleh :

Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No. Aspek yang dinilai Kriteria Penilaian

1 2 3 4

1 Siswa memberikan respon ✓


apresepi yang diberikan
oleh guru pada saat
pembelajaran

2 Siswa memperhatikan ✓
gambar – gambar yang
ditempelkan oleh guru di
depan kelas

3 Siswa aktif dalam ✓


kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan
model pembelajaran
Problem Based Learning
(PBL)

4 Siswa mampu ✓
mendefinisikan dan
mengorganisasikan materi
yang disampaikan oleh
guru

5 Siswa mampu ✓
mengumpulkan informasi
yang sesuai dengan materi
85

6 Siswa dapat bekerja sama ✓


dalam diskusi kelompok
melakukan mengerjakan
pemecahan masalah untuk
mendapatkan penjelasan
dan pengumpulan data

7 Siswa mampu ✓
merencanakan dan
menyiapkan hasil dari
diskusi

8 Siswa berani dalam ✓


merefleksikan dan
melaporkan kesimpulan
dari persoalan yang telah
dilakukan bersama
kelompoknya

Total Skor 13

Skor Maksimal 32

Kriteria Sangat Rendah

Untuk menghitung nilai observasi aktivitas guru, peneliti


menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑥
P= × 100%
𝑥𝑖

13
P = 32 × 100%

P = 40,6%
86

3. Hasil Nilai Tes Siklus I

Tabel 4.7
Hasil Tes Pada Siklus I

No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

Tuntas Tidak
Tunta
s

1 Afifah Latief 75 60 ✓

2 Aila Shaumi 75 76 ✓
Anaka
3 Al Fasha Arruby 75 76 ✓

4 Argracia Al 75 76 ✓
Fakhry Fahreza
5 Axel Zhafran 75 60 ✓

6 Dealova 75 78 ✓
Muthmainah
Mahdi
7 Fayza Az Zahra 75 68 ✓

8 Fazrin Azmi 75 60 ✓
Alvino Suwarno
9 Haviz Asril 75 68 ✓
Manaf
10 Jihan Putri 75 76 ✓
Maharani
11 Keyla Natasya 75 76 ✓
Ardika
12 Lexandra Tian 75 76 ✓
Aryanto
13 Marisa Brina 75 60 ✓

14 Melodia 75 76 ✓
Nafiisah Siiriin
15 Muhammad 75 56 ✓
Arkaan
16 Muhammad 75 60 ✓
Arsha Birawa
17 Muhammad 75 62 ✓
Fadly Ramadhan
87

18 Muhammad 75 56 ✓
Pathul Qorib
19 Naifa Indria 75 62 ✓

20 Nazwa Andini 75 62 ✓
Nugraha
21 Novita Amalia 75 62 ✓

22 Quinna Akasha 75 82 ✓
Primatyani
23 Refa Azzahra 75 62 ✓

24 Rozan Zaidan 75 76 ✓

25 Ryan Affan 75 56 ✓
Afatha
26 Siti Aira 75 68 ✓
Ramadhani
27 Umar Hafizh 75 56 ✓
Abdillah
28 Zahira Widya 75 78 ✓
Khoirunnisa
29 Zahra Gahitsa 75 80 ✓

30 Zahratul Sabiya 75 78 ✓
Fitri
Jumlah Skor 2.042
Perolehan
Rata – Rata 68,1

Ketuntasan 43,3% (Tuntas)


Belajar 56,7% (Tidak Tuntas)

Kategori Rendah

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa jumlah skor


perolehan seluruh siswa kelas V (5C) sebesar 2.042, sedangkan skor
maksimal seluruh siswa adalah 3000.
88

Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Siswa Siklus I

No. Pencapaian Hasil

1 Jumlah nilai seluruh 2.042


kelas

2 Nilai tertinggi 82

3 Nilai terendah 56

4 Rata – rata 68,1

5 Jumlah yang tidak 17


tuntas

6 Persentase 56,7%
ketuntasan

7 Jumlah yang tuntas 13

8 Persentase 43,3%
ketuntasan

9 Jumlah siswa yang 30


hadir

10 Nilai maksimal 3000


seluruh kelas

Dari tabel diatas, untuk mengetahui nilai rata – rata siswa


diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut :

∑𝑋
𝑋=
𝑁

2.042
𝑋=
30

𝑋 = 68,1
89

Adapun persentase ketuntasan diperoleh menggunakan rumus


sebagai berikut :

∑𝑋
P= X 100%
𝑁

13
P= X 100%
30

P = 43,3%

Pada siklus I siswa mencapai rata – rata total kelas 68,1 yang
artinya belum mencapai indikator keberhasilan yaitu minimal rata –
rata kelas adalah 75. Pada hasil siklus I hanya ada 13 dari 30 siswa
yang melampaui KKM, sehingga persentase ketuntasan belajar hanya
dengan kriteria 43,3% Persentase kelulusan ini juga belum mencapai
indikator keberhasilan yaitu minimal ketuntasan belajar siswa adalah
75%.

d. Refleksi
Pada tahap ini guru dan peneliti melakukan diskusi terhadap apa
yang telah dilaksanakan dan merumuskan apa saja hal – hal yang
harus diperbaiki pada Siklus I. Proses pembelajaran pada siklus I
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
masih termasuk krtiteria cukup. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa pelaksanaan siklus I terdapat beberapa yang harus
ditingkatkan lagi untuk mencapai kriteria keberhasilan.
Berdasarkan pengamatan guru dan observer selama tindakan
siklus I, diantaranya sebagai berikut :
1) 43,3% siswa sudah cukup baik menerima materi yang
diajarkan, walaupun masih ragu – ragu saat menanggapi
apersepsi dari guru dan kurang aktif dalam proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
90

Based Learning serta siswa masih belum mampu untuk


mendefinisikan dan mengorganisasikan topik yang diberikan.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan dalam memotivasi siswa
untuk lebih berani dalam mengajukan pertanyaan maupun
memberikan aperspesinya pada saat proses pembelajaran.
2) Siswa telah cukup baik untuk memperhatikan media gambar
yang disampaikan oleh peneliti. Ketika pelajaran berlangsung,
ada sebagian siswa yang masih belum memahami secara jelas
gambar yang disampaikan. Oleh karena itu, peneliti akan
menambahkan media pembelajaran berupa video dan
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih percaya diri
dan aktif dalam pembelajaran.
3) Siswa masih belum mampu dalam melakukan pemecahan
masalah soal yang diberikan untuk berdiskusi kelompok dan
masih malu–malu untuk mempresentasikan hasil diskusi
laporannya di depan kelas, tetapi mereka senang dalam
melakukan kerja sama kelompok tersebut yang berbagi ide
satu sama lain. Oleh karena itu, perlu dipahami kembali setiap
tahapan – tahapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) ini agar lebih baik.
4) Hasil tes siklus I ini masih belum sesuai dengan indikator
keberhasilan siswa. Pada hasil tes siklus I ini hanya 13 orang
dari 30 siswa yang tuntas dalam mengerjakan tes melampaui
KKM, sedangkan untuk indikator keberhasilan persentase
ketuntasan adalah 75%.

Dari beberapa diskusi peneliti dengan guru kelas, maka


peneliti memerlukan rencana untuk perbaikan agar seluruhnya
mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu adanya penelitian
tindak lanjut untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
91

keterampilan pemecahan masalah siswa menggunakan model


Problem Based Learning(PBL).

3. Siklus II
Tahap siklus II ini merupakan perbaikan pada siklus I, dimana
pada proses pembelajaran siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) masih belum mencapai
kriteria keberhasilan yang maksimal. Oleh karena itu peneliti dan
guru kelas melakukan tindak lanjut untuk melakukan siklus II. Siklus
II ini terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini akan dilakukan beberapa perencanaan yang
tidak jauh berbeda dengan perencanaan pada siklus I. Pada
tahap ini peneliti beserta guru merencanakan proses
pembelajaran yang dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu
pada tanggal 18 dan 20 Mei 2022, dengan waktu 2 x 35
menit. Pada proses ini peneliti menyusun perencanaan
sama halnya seperti pada siklus I pembelajaran yaitu RPP,
media pembelajaran, penilaian, instrumen lembar observasi
aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa. Maka peneliti
merencanakan pembelajaran pada siklus II untuk
menyiapkan beberapa instrumen sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti menyiapkan RPP sesuai dengan kurikulum
2013. Dalam perencanaan pembelajaran pada siklus II
ini terdapat indikator pembelajaran. Dalam RPP yang
akan direncanakan tiga tahapan kegiatan pembelajaran
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir atau penutup. (RPP Terlampir Pada Lampiran).
2) Media pembelajaran
92

Media pembelajaran yang digunakan pada siklus II ini


sama dengan siklus I, peneliti menggunakan media
pembelajaran berupa gambar, bertujuan untuk menarik
simpati siswa pada awal pembelajaran sekaligus
sebagai stimulus siswa dengan menangkap
permasalahan di awal pembelajaran dengan model
Problem Based Learning (PBL).
3) Penilaian
Penilaian yang akan dilakukan adalah penilai post test,
soal post test akan disajikan sesuai materi yang akan
dibahas akan diberikan sebanyak lima butir soal lima
butir soal uraian dengan tiap soalnya bernilai 10 dan
jumlah nilai yang akan diperoleh jika jawaban benar
semua adalah 50, lalu dibagikan 5 yang akan
memperoleh nilai 10.
4) Lembar observasi
Peneliti menyiapkan dua instrumen lembar observasi,
yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
Instrumen lembar observasi ini disiapkan untuk
pengambilan data yang dilakukan peneliti agar lebih
valid dan hasilnya diharapkan sesuai dengan indikator
keberhasilan. Lembar observasi guru memuat lima
aspek yang diamati dengan satu aspek memiliki 4 poin
dengan skor maksimal 20, sedangkan lembar observasi
siswa memiliki delapan aspek yang akan diamati
dengan satu aspek yang dinilai berjumlah 4 poin
dengan skor maksimal 32.
b. Pelaksanaan
Dalam melakukan kegiatan pelaksanaan proses belajar
mengajar ini, peneliti bertindak sebagai guru dengan
menerapkan proses pembelajaran menggunakan model
93

pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sedangkan


guru kelas V sebagai observer ketika peneliti melakukan
kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup. Pada pertemuan 1 siklus II
ini, dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2022 pukul 09.00
– 10.10. Pertemuan dihadiri oleh 30 siswa yang
berlangsung selama 2 x 35 menit. Dalam tahap
pelaksanaan ini, peneliti melaksanakan pembelajaran
berdasarkan RPP yang dibuat dan proses tahap
pembelajaran yang dikembangkan dari hasil refleksi siklus
I. Berikut ini adalah pembahasan dari kegiatan pelaksanaan
pada siklus II:
1) Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru mengkondisikan
siswa, guru mengucapkan salam dengan semangat lalu
siswa menjawab salam, guru mengecek kehadiran
siswa serta sebelum melakukan pembelajaran guru
mengajak seluruh siswa untuk memulai pembelajaran
diawali dengan do’a bersama.
Kemudian peneliti melanjutkan proses pembelajaran
dengan menanyakan apakah siswa masih mengingat
materi yang sebelumnya dipelajari dan jawaban siswa
masih mengingatnya. Lalu peneliti memberikan
sebuah apersepsi yang berhubungan dengan materi
yang dijawab dengan siswa secara serentak dan ramai.
Siswa mengutarakan jawabannya dengan jawaban
yang bermacam – macam, sehingga peneliti menunjuk
beberapa siswa untuk mengemukakan jawabannya.
Kemudian peneliti menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran kepada siswa yang harus dicapai.
2) Kegiatan Inti
94

Pada kegiatan ini, peneliti menunjukkan sebuah


gambar di depan kelas dan menjelaskan materi yang
akan dipelajari. Kegiatan inti merupakan bagian dari
proses dalam menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) yaitu bagian dari
sintaks orientasi siswa pada pemecahan masalah. Pada
tahap ini siswa kelas 5C dibagi menjadi 6 kelompok
yang terdiri dari 5 anak.
Selanjutnya peneliti memberikan lembar kerja kepada
seluruh siswa dalam setiap kelompok. Peneliti
menjelaskan apa yang harus dilakukan dengan lembar
kerja tersebut dan memberi arahan untuk cara
menjawab soal pada lembar kerja secara sistematis, hal
ini merupakan tahap mengorganisasi siswa untuk
belajar. Dalam sintaks membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok pada saat siswa
menjawab soal lembar kerja, siswa tidak hanya
mengerjakan sendiri tetapi mereka bisa berdiskusi
dengan teman kelompoknya dan bisa bertanya kepada
peneliti jika ada soal yang belum dipahami. Dalam
diskusi kelompok, peneliti meminta untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah atas
soal yang telah diberikan. Setelah setiap kelompok
menyelesaikan lembar kerjanya, peneliti membantu
siswa dalam merefleksi terhadap lembar kerja yang
akan dibahas dengan anggota kelompoknya. Peneliti
meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup atau akhir pembelajaran,
peneliti menanyakan apakah ada kendala dalam proses
95

pembelajaran atau ada materi yang belum dipahami


kurang jelas saat disampaikan dan menjelaskan
kembali materi serta cara mengisi jawaban di lembar
kerja untuk ditulis pada buku catatan sebagai bentuk
dari menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Selanjutnya peneliti memberi kesempatan
kepada siswa yang ingin bertanya dan peneliti
menjawab apa yang ditanyakan oleh siswa. Kemudian
peneliti menyampaikan kesimpulan mengenai materi
yang dibahas dan menutup kegiatan pembelajaran
dengan membaca do’a serta mengucap salam.
Pada pertemuan kedua pada siklus II, kegiatan proses
belajar mengajar berlangsung sama seperti pertemuan
pertama, yaitu pemberian materi dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 20
Mei 2022 yang dihadiri oleh 30 siswa selama 2 x 35
menit, pukul jam waktu yang sama dengan pertemuan
pertama dan dilanjutkan peneliti melaksanakan post
test dalam siklus II untuk dijadikan evaluasi kepada
setiap individu siswa.
c. Observasi
Pada tahap pengamatan ini guru kelas menjadi observer
yang mengamati proses pembelajaran secara langsung.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti
meminta bantuan untuk mengamati tiap proses
pembelajaran yang disertai dengan pemberian instrumen
observasi yang sebelumnya telah dibuat oleh peneliti.
Sedangkan pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru
yang menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) sesuai instrumen di observasi yang
96

disediakan. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti


selama pembelajaran berlangsung pada siklus II sebagai
berikut :
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Tabel 4.9
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus II

No. Hal yang diamati Kriteria Penilaian

1 2 3 4

1 Penguasaan materi: ✓

a. Kelancaran
menjelaskan materi
b. Kemampuan
menjawab
pertanyaan
c. Keragaman
memberikan contoh

2 Sistematika penyajian: ✓

a. Ketuntasan
penyampaian materi
b. Penyampaian materi
mengarah pada
tujuan
c. Media memperjelas
terhadap materi

3 Penggunaan Media: ✓

a. Ketepatan
memilih media
sesuai materi
b. Keterampilan
menggunakan
media
c. Media
mempermudah
proses
97

pembelajaran

4 Penampilan: ✓

a. Kejelasan suara saat


menyampaikan
materi
b. Komunikasi baik
guru terhadap siswa

5 Pemberian Motivasi: ✓

a. Keantusiasan guru
pada saat mengajar
di dalam kelas
b. Kepedulian guru
terhadap siswa-
siswanya

Total Skor 16

Skor Maksimal 20

Kriteria Baik

Untuk menghitung nilai observasi aktivitas guru, peneliti


menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑥
P= × 100%
𝑥𝑖

16
P = 20 × 100%

P = 80%
98

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 4.10
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II

No. Aspek yang dinilai Kriteria Penilaian

1 2 3 4

1 Siswa memberikan respon ✓


apresepi yang diberikan
oleh guru pada saat
pembelajaran

2 Siswa memperhatikan ✓
gambar – gambar yang
ditempelkan oleh guru di
depan kelas

3 Siswa aktif dalam ✓


kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan
model pembelajaran
Problem Based Learning
(PBL)

4 Siswa mampu ✓
mendefinisikan dan
mengorganisasikan materi
yang disampaikan oleh
guru

5 Siswa mampu ✓
mengumpulkan informasi
yang sesuai dengan materi

6 Siswa dapat bekerja sama ✓


dalam diskusi kelompok
melakukan mengerjakan
pemecahan masalah untuk
mendapatkan penjelasan
dan pengumpulan data

7 Siswa mampu ✓
merencanakan dan
menyiapkan hasil dari
99

diskusi

8 Siswa berani dalam ✓


merefleksikan dan
melaporkan kesimpulan
dari persoalan yang telah
dilakukan bersama
kelompoknya

Total Skor 25

Skor Maksimal 32

Kriteria Baik

Untuk menghitung nilai observasi aktivitas guru, peneliti


menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑥
P= × 100%
𝑥𝑖

25
P = 32 × 100%

P = 78,1%

3. Hasil Nilai Tes Siklus II

Tabel 4.11
Hasil Tes Pada Siklus II

No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

Tuntas Tidak
Tuntas

1 Afifah Latief 75 68 ✓

2 Aila Shaumi 75 88 ✓
Anaka
3 Al Fasha Arruby 75 84 ✓

4 Argracia Al 75 86 ✓
Fakhry Fahreza
5 Axel Zhafran 75 76 ✓
100

6 Dealova 75 80 ✓
Muthmainah
Mahdi
7 Fayza Az Zahra 75 84 ✓

8 Fazrin Azmi 75 68 ✓
Alvino Suwarno
9 Haviz Asril 75 86 ✓
Manaf
10 Jihan Putri 75 92 ✓
Maharani
11 Keyla Natasya 75 76 ✓
Ardika
12 Lexandra Tian 75 84 ✓
Aryanto
13 Marisa Brina 75 74 ✓

14 Melodia 75 94 ✓
Nafiisah Siiriin
15 Muhammad 75 70 ✓
Arkaan
16 Muhammad 75 68 ✓
Arsha Birawa
17 Muhammad 75 76 ✓
Fadly Ramadhan
18 Muhammad 75 70 ✓
Pathul Qorib
19 Naifa Indria 75 76 ✓

20 Nazwa Andini 75 84 ✓
Nugraha
21 Novita Amalia 75 76 ✓

22 Quinna Akasha 75 94 ✓
Primatyani
23 Refa Azzahra 75 86 ✓

24 Rozan Zaidan 75 88 ✓

25 Ryan Affan 75 68 ✓
Afatha
26 Siti Aira 75 88 ✓
Ramadhani
27 Umar Hafizh 75 84 ✓
Abdillah
28 Zahira Widya 75 82 ✓
Khoirunnisa
101

29 Zahra Gahitsa 75 86 ✓

30 Zahratul Sabiya 75 86 ✓
Fitri
Jumlah Skor 2.422
Perolehan
Rata - Rata 80,7

Ketuntasan 76,7% (Tuntas)


Belajar 23,3% (Tidak Tuntas)

Kategori Sedang

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa jumlah skor


perolehan seluruh siswa kelas V (5C) sebesar 2.422, sedangkan skor
maksimal seluruh siswa adalah 3000.

Tabel 4.12
Hasil Evaluasi Siswa Siklus II

No. Pencapaian Hasil

1 Jumlah nilai seluruh 2.422


kelas

2 Nilai tertinggi 94

3 Nilai terendah 68

4 Rata – rata 80,7

5 Jumlah yang tidak 7


tuntas

6 Persentase 23,3%
ketuntasan

7 Jumlah yang tuntas 23

8 Persentase 76,7%
ketuntasan

9 Jumlah siswa yang 30


hadir

10 Nilai maksimal 3000


seluruh kelas
102

Dari tabel diatas, untuk mengetahui nilai rata – rata siswa


diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut :

∑𝑋
𝑋=
𝑁

2.422
𝑋=
30

𝑋 = 80,7

Adapun persentase ketuntasan diperoleh menggunakan rumus


sebagai berikut :

∑𝑋
P= X 100%
𝑁

23
P= X 100%
30

P = 76,7%

d. Refleksi
Peneliti melakukan perbaikan pada siklus II, setelah
menganalisis adanya kekurangan yang terdapat pada siklus
I. Dari data tabel yang ada pada siklus II pembelajaran
yang dilaksanakan dinyatakan baik. Siswa mampu
memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Proses pembelajaran pada siklus II menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berjalan
dengan baik, siswa lebih aktif dan sudah mulai bisa
memahami dalam keterampilan pemecahan masalah
dengan model yang diterapkan. Selain itu, antusias siswa
terhadap proses pembelajaran juga mengalami
peningkatan. Pada saat melaksanakan pemberian evaluasi,
siswa sudah menunjukan nilai yang lebih baik dari siklus I
103

sebelumnya, yaitu nilai yang paling rendah adalah 68,


walaupun belum mencapai ketuntasan 100% tetapi target
ketuntasan siswa sebanyak 76,7% sudah terpenuhi.
Sehingga nilai yang diperoleh memuaskan dan bisa
dikatakan berhasil sesuai indikator keberhasilan.
Dari hasil data observasi bahwa penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa
pada pembelajaran IPS kelas V SDN Kereo 05 Cipadu
Kota Tangerang.

Tabel 4.13
Ringkasan Hasil Penelitian

No. Hasil Penelitian Siklus I Siklus II Peningkatan


1. Hasil Observasi 50% 80% Terjadi
Aktivitas Guru peningkatan
sebanyak 30%
pada siklus II
2. Hasil Observasi 40,6% 78,1% Terjadi
Aktivitas Siswa peningkatan
sebanyak
37,5% pada
siklus II
3. Nilai Rata – Rata 68,1 80,7 Terjadi
Kelas Pada Hasil peningkatan
Tes sebanyak 12,6
pada siklus II
4. Persentase 43,3% 76,7% Terjadi
Ketuntasan Siswa peningkatan
sebanyak
33,4% pada
siklus II
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II
seluruh indikator kinerja telah tercapai. Siswa yang nilainya
diatas KKM 75 memiliki persentase ketuntasan 76,7% serta
rata – rata kelas yaitu 80,7 telah mencapai indikator
keberhasilan yakni 75.
104

C. Pembahasan
Penelitian ini telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus, masing-masing
siklus dilaksanakan 4 tahapan yaitu (1) Tahap perencanaan, (2) Tahap
pelaksanaan, (3) Tahap observasi, dan (4) Tahap refleksi. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus pada pembelajaran IPS
dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) di kelas V,
berjumlah 30 orang siswa di SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang,
mampu meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa. Berikut
deskripsi penelitiannya :
Model Problem Based Learning yang digunakan pada penelitian kali ini
berupa tahapan pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang ada.
Kemudian dievaluasi dengan beberapa butir tes soal yang sesuai dengan
tahapan pemecahan masalah. Bentuk soal berupa uraian soal yang harus
dikerjakan secara individu oleh siswa. Pada awal proses pembelajaran, guru
mengikuti langkah-langkah di RPP untuk membuka dan menutup
pembelajaran. Lalu, pemberian lembar kerja siswa ketika memasuki inti
pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk memahami masalah,
memecahkan permasalahan terlebih dahulu dan mencari solusi atas masalah
yang dihadapi. Dalam penerapan siklus I dan II langkah-langkah yang
dilakukan sama, yang membedakan adalah peletakan indikator pembelajaran
yang dibagi pada dua siklus, penggunaan media gambar pada siklus I dan
media gambar serta video pada siklus II.
Dalam model Problem Based Learning (PBL) terdapat lima sintaks
dalam pembelajaran yaitu orientasi siswa terhadap masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu
maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Peningkatan
kemampuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah bagaimana cara siswa
untuk menyelesaikan masalah melalui soal yang diberikan, menuangkan
pengalaman pribadi yang nyata dan mencari solusi dari permasalahan yang
dihadapi.
105

Hasil yang diperoleh pada Siklus II berbeda dengan hasil pada Siklus I.
Perbedaan tersebut terlihat dari penilaian observasi aktivitas guru, aktivitas
siswa, dan hasil tes yang dikerjakan siswa. Pada Siklus I jumlah penilaian
aktivitas guru adalah 50% (sangat rendah) dan pada Siklus II adalah 80%
(baik). Pada Siklus I jumlah penilaian aktivitas siswa adalah 40,6% (sangat
rendah) dan pada Siklus II adalah 78,1% (baik). Sedangkan untuk hasil tes
keterampilan pemecahan masalah pada siswa pada Siklus I rata-rata kelas
adalah 68,1 dengan persentase ketuntasan 43,3% (rendah) dan pada Siklus II
rata - rata kelas adalah 80,7 dengan persentase ketuntasan sebesar 76,7%
(sedang).

Diagram 4.1
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan II
100%
80% 78,1%
80%

60% 50%
40,6%
40%

20%

0%
Siklus I Siklus II
Aktifitas Guru Aktifitas Siswa

Diagram 4.2
Hasil Tes “Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa” pada Siklus I dan II
85
80.7
80
75
70 68.1
65
60
Hasil Tes Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa

Siklu 1 Siklus II
106

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa hasil tes keterampilan


pemecahan masalah siswa secara keseluruhan mencapai 68,1 pada siklus I dan
pada siklus II mencapai 80,7. Dengan persentase ketuntasan siswa sebanyak
43,3% pada siklus 1 dan 76,7% pada siklus 2, dimana pada siklus I hanya ada 13
dari total 30 siswa yang mencapai KKM 75, dan pada siklus II sebanyak 23 dari
30 siswa mencapai KKM 75. Dengan demikian perolehan nilai pada tes
keterampilan pemecahan masalah siswa melampaui indikator kinerja dan
ketuntasan sebesar 75%.

Diagram 4.3
Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
90.00%
80.00% 76,7%

70.00%
60.00%
50.00% 43,3%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Presentase
Ketuntasan

Siklus I Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang telah dipaparkan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa keterampilan pemecahan masalah siswa pada pelajaran
IPS dengan menggunakan model Problem Based Learning pada kelas V SD
Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang dapat dinyatakan sangat efektif dalam
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa dimana siswa bisa aktif
dalam pembelajaran dan siswa mampu melampaui indikator kinerja.
Hal ini juga didukung oleh riset penelitian sebelumnya tentang
Implementasi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
Dalam Memecahkan Masalah Di Kelas IV SD Negeri 1 Dadapan Kecamatan
Pringkuku Kabupaten Pacitan Tahun 2019, dari hasil penelitian tersebut juga
107

mengalami peningkatan yang ditunjukkan melalui hasil tes evaluasi pada akhir
akhir siklus. Pada pratindakan terdapat 44% yang mencapai KKM, pada siklus I
dan II terdapat 80% dari jumlah siswa yang mencapai KKM atau sudah mencapai
keberhasilan penelitian. Nilai rata – rata pratindakan sebesar 68,4 pada siklus I
sebesar 81,12 dan akhir siklus II memperoleh nilai tes evaluasi memecahkan
masalah sebesar 83,52. Dari riset sebelumnya menunjukkan bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah siswa pada tingkat sekolah dasar. Meningkatnya
kemampuan memecahkan masalah siswa kelas IV bisa dipengaruhi beberapa
faktor, baik internal maupun eksternal.52(Sunarti, 2021).
Seperti yang telah dipaparkan pada kajian teori, model pembelajaran
Problem Based Learning memiliki kekurangan dan kelebihan yang juga
ditemukan dalam penelitian ini. Kekurangan yang ada pada penelitian kali ini
yaitu selama diskusi pembelajaran di kelas beberapa siswa masih ada yang pasif
dan masih ada beberapa kelompok yang kurang dalam memahami materi dari
permasalahan yang diberikan oleh guru. Selain kekurangan, adapun kelebihan
yang diperoleh ketika menerapkan model Problem Based Learning diantaranya
pada siklus II siswa lebih aktif bertanya dan berani mengemukakan pendapatnya
sendiri ketika berdiskusi mampu mengevaluasi sendiri, memudahkan siswa dalam
menguasai konsep, menyelesaikan permasalahan di dunia nyata dan siswa
antusias dalam penggunaan model pembelajaran ini sehingga tujuan dalam
penelitian tersebut dapat tercapai.

52
Sri Sunarti, “Implementasi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Siswa Dalam Memecahkan Masalah Di Kelas IV SD Negeri 1 Dadapan Kecamatan Pringkuku
Kabupaten Pacitan Tahun 2019”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran: Kajian Teori dan Praktik
Kependidikan, 2021. Volume 2 Nomor 2. h. 200
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan
keterampilan pemecahan masalah pada tema 6 mata pelajaran IPS materi
bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) di kelas V SD Negeri Kereo 05 Cipadu
Kota Tangerang dapat disimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan berjalan dengan baik, baik dari aktivitas siswa, guru maupun dari
hasil tes keterampilan pemecahan masalah pada siswa yang diperoleh telah
mengalami peningkatan. Pada siklus I dengan nilai rata-rata 68,1 persentase
skor yang dicapai ketuntasan belajar siswa sebesar 43,3% dengan tingkat
keberhasilan yang artinya rendah. Pada siklus II meningkat dengan nilai rata-
rata 80,7 persentase skor yang dicapai ketuntasan belajar siswa sebesar 76,7%
dengan tingkat keberhasilan yang artinya sedang.
Dari hasil yang telah diperoleh tersebut dapat dikatakan bahwa pada
tema 6 mata pelajaran IPS materi bentuk interaksi manusia dengan lingkungan
dan pengaruhnya dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa kelas V di SD
Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang diberikan untuk
beberapa pihak terkait, sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah yang menjadi fokus penelitian, peneliti mengharapkan
agar pihak sekolah mengadakan sebuah pelatihan tentang
peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran. Pihak Sekolah
menyadari bahwa keberhasilan kerja yang dicapai oleh guru kelas,
membutuhkan dukungan sepenuhnya dari pihak sekolah, dengan
memberikan suasana yang kondusif bagi guru untuk
mengembangkan pembelajarannya. Agar semua guru di lingkungan
109
110

SDN Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang menjadi guru yang memiliki


keterampilan tinggi dan mampu mendongkrak prestasi dan motivasi
belajar siswa melalui pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
2. Bagi Guru, lebih berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik sehingga siswa merasa nyaman dan
aktif mengikuti pembelajaran dan selalu berfikir kreatif dalam
mengembangkan inovasi pembelajaran, salah satunya dengan
strategi pembelajaran yang dilaksanakan.
3. Bagi Siswa, peneliti mengharapkan agar para siswa untuk terus rajin
belajar dan bersemangat ketika sedang melakukan pembelajaran di
dalam maupun di luar kelas, lebih aktif dalam pelajaran bidang
apapun dan rajin dalam membaca buku demi masa depan kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, dkk. “Pengaruh Model Problem Based Learning dan Model


Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa SMPN 12 Konawe Selatan”. Jurnal Kulidawa. 2020. Vol. 1 No. 1.

Al – Tabany, Trianto Ibnu Badar. “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,


Progresif, dan Kontekstual. Konsep, Landasan, dan Implementasinya
pada Kurikulum 2013”. (Jakarata: Kencana, 2017)

Arikunto, Suharsimi, dkk. “Penelitian Tindakan Kelas.” (Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2015)

Asfar, A.M. Irfan Taufan dan Syarif Nur. “Model Pembelajaran Problem Posing
dan Sloving : Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah”. (Jawa
Barat: CV Jejak, 2018)

Atomojo, Setyo Eko. “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam


Peningkatan Hasil Belajar Pengelolaan Lingkungan”. Jurnal
Kependidikan. 2013. Vol. 43 No 2.

Bahagia, Putra Johan Bahagia. “Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar
Mata Pelajaran Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Pada Siswa Kelas IV SDN Suci 01 Jember (Tahun
Pelajaran 2016-2017.” Journal Else (Elementary School Education
Journal). 2017. Volume 1 Nomor 1.

Bukhori dan Heri Retnawati. “Perangkat Pembelajaran Matematika Problem


Based Learning”. (Yogyakarta: Parama Publishing, 2017)

Cahyani, Hesti dan Ririn Wahyu Setyawati. ”Pentingnya Peningkatan


Kemampuan Pemecahan Masalah melalui PBL untuk Mempersiapkan
Generasi Unggul Menghadapi MEA”. Journal Seminar Nasional
Matematika X Universitas Negeri Semarang. 2016.

111
112

Data Pokok Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,


Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (Di akses pada 06 Juni 2022, 10:26
https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/6E6884904C924CBE0E10 )

Endayani, Henni. “Sejarah dan Konsep Pendidikan IPS”. Jurnal ITTIHAD. 2018.
Vol. II No 2.

Fauzan dan Maulana Arafat Lubis. “ Perencanaan Pembealajaran SD/MI”.


(Jakarta: Kencana, 2020)

Fauzan, Maaruf, dkk. “Penerapan Model Problem Based Learning Pada


Pembelajaran Materi Sistem Tata Surya Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 2017. Vol 05 No 1.

H, Auliah Sumitro, dkk. “Penerapan Model Problem Based Learning


Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS”. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan. 2017. Vol. 2 No. 9.

Harapit, Syef. “Peranan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan


Pemecahan Masalah dan Motivasi Belajar Peserta Didik.” Jurnal
Tambusai. 2018. Vol. 2, No. 4.

Hilmi, Muhammad Zoher. “Implementasi Pendidikan IPS Dalam Pembelajaran


IPS Di Sekolah”. Jurnal Ilmiah Mandala Education. 2017. Volume 3 No 2.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online).

Khuroidah, Asna, dkk. “Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah dan


Hasil Belajar Geografi Melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning”. Journal Online.

Miftahuddin. “Revitalisasi IPS Dalam Perspektif Global”. Jurnal Tribakti. 2016.


Vol 27.
113

Murtono. “Merencanakan Dan Mengelola Model-Model Pembelajaran Inovatif”.


(Wade Group Dinamika Pendidikan, 2017)

Nasution, Toni dan Maulana Arafat Lubis. “Konsep Dasar IPS.” (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018)

Nurjanah, dkk. “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem


Based Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Kewirausahaan Di Smk Negeri 1 Marioriawa Kabupaten
Soppeng.” (Eklektik: Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Kewirausahaan,
2021) Volume 4 Nomor 1.

Nopriansah, Dandi. “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model


Problem Based Learning Di Sekolah Dasar (Penelitian Studi Literatur)”.
Skripsi Universitas Pasundan Bandung. 2021.

Oktaviyanti, Itsna dan Setiani Novitasari. “Analisis Penerapan Problem Based


Learning Pada Mata Kuliah Pendidikan IPS”. Musamus Journal of
Primary Education. 2019. Vol 2 (1).

Prasetyo, T. dan K. Nisa. "Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap


Hasil Belajar Dan Rasa Keingintahuan Siswa." (Didaktika Tauhidi: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2018. Vol. 5. No 2.

Rosardi, Raras Gistha, dkk. “Perencanaan Pembelajaran IPS Integratif”.


(Sumatra Barat: Insan Cendikia Mandiri, 2021)

Ridha, Nikmatur. “Proses Penelitian Masalah, Variabel dan Paradigma


Penelitian”. Jurnal Hikmah. 2017. Volume 14 No. 1. h. 66

Rofiq, Muhammad Aunur. “Konsep Dasar IPS Berorientasi HOTS (Higher Order
Thinking Skills) untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar.” (Semarang: CV.
Pilar Nusantara, 2020)

Sanjaya, Wina. “Penelitian Tindakan Kelas”. (Jakarta: Kencana, 2016)


114

Sanni, Ridwan Abdullah, dkk. “Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas”.


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2020). cet.1.

Sari, Intan Purnama. “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning


Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di
Kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu”. Skripsi Institut Agama Islam
Negeri (Iain) Bengkulu. 2021.

Sari, Ria Novitas. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning


(PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas IV Pada SDN 71 Kaur”. Skripsi Institut Agama Islam Negeri (Iain)
Bengkulu. 2020.

Septikasari, Resti dan Rendy Nugraha Frasandy. “Keterampilan 4C Abad 21


Dalam Pembelajaran Pendidikan Dasar.” Jurnal Tarbiyah Al-Awlad.
2018. Volume VIII Edisi 02.

Siska, Yulia. “Konsep Dasar IPS untuk SD/MI.” (Yogyakarta: Garudhawaca,


2016)

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. (Bandung:


ALFABETA, 2019)

Sunarti, Sri. “Impelementasi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan


Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Di Kelas IV SD Negeri
1 Dadapan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan Tahun 2019.”
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran: Kajian Teori dan Praktik
Kependidikan. 2021. Volume 2 Nomor 2.

Surahman, Edy dan M. Mukminan. “Peran Guru IPS Sebagai Pendidik Dan
Pengajar Dalam Meningkatkan Sikap Sosial Dan Tanggung Jawab Sosial
Siswa SMP”. Jurnal Pendidikan IPS. 2017. Volume 4.

Susanto, Ahmad. “Teori Belajar dan Pembelajaran”. (Jakarta: Kencana Prenada


Media Grup, 2013)
115

Talitha, Rahma Intan Talitha dan Tiara Cempakasari. "Penerapan Metode Role
Playing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Menghargai
Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia Pada Pembelajaran
IPS Kelas V SDN Cijati." Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang. 2016.
Volume I Nomor 2.

Tyas, Retnaning. “Kesulitan Penerapan Problem Based Learning Dalam


Pembelajaran Matematika.” Jurnal Tecnoscienza. 2017. Vol 2.

Wahyuni, Suci.”Upaya Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada


Muatan Ajar IPS Melalui Model Problem Based Learning Pada Siswa
Kelas Iv Suci Wahyuni SD Negeri 1 Ngadirojo , Kecamatan Ngadirojo ,
Kabupaten Pacitan.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran: Kajian Teori
Dan Praktik Kependidikan. 2021. Volume 2 Nomor 1.

Wahyuningsih, Endang Sri.“Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya


Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa”. (Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2020). cet. 1.

Wardani, Ni Made Ayu, dkk. “Korelasi antara Konsep Diri dengan Kemampuan
Pemecahan Masalah IPS.” Jurnal Ilmiah dan Sekolah Dasar. 2018. Vol. 2
No. 2.

Wismath, S., dkk. “Student Perception of Problem Solving Skills. Transformative


Dialogues: Teaching and Learning Journal”. 2014, Vol 7 (2).

Yusri, Andi Yunarni.“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning


Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII
Di SMP Negeri Pangkajene”. Jurnal Pendidikan Matematika (Mosharafa).
2018. Volume 7 Nomor 1.

Zulkarnain dan Yumi Sarassanti. “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita sistem Persamaan Linear.”
116

SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya,


Teknologi, dan Pendidikan. 2022. Volume 1 No. 3.
117

LAMPIRAN
118

Lampiran 01
Surat Bimbingan Skripsi
119
120

Lampiran 02
Surat Permohonan Izin Penelitian
121

Lampiran 03
Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian
122

Lampiran 04
Surat Keterangan Validasi Instrumen
123

Lampiran 05
Pedoman Observasi Aktivitas Guru
Siklus I
124
125

Lampiran 06
Pedoman Observasi Aktivitas Guru
Siklus II
126
127

Lampiran 07
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I
128
129

Lampiran 08
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Siklus II
130
131

Lampiran 09
Instrumen Wawancara Guru

Pertanyaan Jawaban

Pra Penelitian Setelah Penelitian


1. Bagaimana proses Bapak 1. Apakah dengan
mengajar di dalam kelas? menggunakan
2. Bagaimana kondisi siswa model Problem
pada saat melakukan Based Learning
pembelajaran? materi
3. Apakah ada kendala pembelajaran IPS
dalam proses belajar lebih mudah untuk
mengajar? dipahami oleh
4. Bagaimana keterampilan siswa?
pemecahan masalah siswa 2. Apakah dengan
saat proses pembelajaran? menggunakan
5. Apakah Bapak sudah model Problem
menerapkan model dan Based Learning
strategi dalam proses dapat mengecek
pembelajaran? pemahaman
6. Apakah siswa sudah dapat masing – masing
menyelesaikan siswa?
pemecahan masalah 3. Apakah dengan
dengan baik? menggunakan
model Problem
Based Learning
siswa lebih aktif
dalam proses
pembelajaran?
4. Apakah dengan
menggunakan
model Problem
Based Learning
siswa berani
mengemukakan
jawabannya?
5. Bagaimana
keterampilan
pemecahan
masalah siswa
setelah
menggunakan
model Problem
Based Learning ?
132

Lampiran 10
Transkrip Wawancara
133
134

Lampiran 11
Instrumen Wawancara Siswa

Pertanyaan Jawaban

Pra Penelitian Setelah Penelitian


1. Bagaimana proses Bapak 1. Apakah kamu
Guru mengajar di dalam menyukai
kelas? pelajaran IPS
2. Apakah kalian menyukai dengan model
mata pelajaran IPS? Problem Based
Berikan alasannya jika Ya Learning?
dan Tidak. 2. Apakah model
3. Apakah kalian belajar Problem Based
hanya mendengarkan Learning
pelajaran dari Guru? menimbulkan
4. Apakah kamu sudah keterampilan
pernah melakukan pemecahan
pemecahan masalah masalah kamu
dengan model Problem dalam belajar IPS?
based learning dalam 3. Apakah kamu
pembelajaran IPS di merasa senang saat
dalam kelas? pelajaran IPS
5. Apakah kamu antusias menggunakan
untuk belajar bersama model Problem
teman kelompok saat Based Learning ?
melakukan diskusi apa alasannya?
bersama? 4. Apakah kamu
merasa lebih
memahami
pelajaran IPS saat
menggunakan
model Problem
Based Learning?
5. Apakah dengan
diterapkan model
Problem Based
Learning membuat
perubahan tingkah
laku dalam belajar
IPS kamu?
135

Lampiran 12
Transkrip Wawancara
136
137
138
139

Lampiran 13
Soal Pre Test
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
1. Hubungan manusia dengan lingkungan alam selain dapat memberikan
keuntungan juga dapat memberikan kerugian salah satunya bagi lingkungan
alam. Untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan manusia harus
memikirkan segala tindakan yang dilakukan. Contoh interaksi manusia yang
tidak merusak alam yaitu...
a. Nelayan mencari ikan dengan pukat harimau
b. Nelayan mencari ikan dengan alat pancing
c. Manusia menebang pohon sembarangan
d. Petani menggunakan pupuk kimia
2. Untuk mendapatkan hasil panen yang bagus tentunya dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti cuaca, jenis tanah, perawatan, dan lain sebagainya.
Contoh bentuk interaksi manusia dengan lingkungan alam adalah petani harus
menyesuaikan waktu tanam dengan....
a. Musim pancaroba
b. Musim kemarau
c. Musih penghujan
d. Musim tanam
3. Udin tinggal di daerah pegunungan yang terkenal akan pasirnya yang
melimpah dan berkualitas bagus. Dia memiliki truk. Dia menggunakan
truknya untuk mengangkut pasir. Perilaku Udin merupakan contoh...
a. Dampak positif interaksi Udin dengan lingkungan tempat tinggalnya
b. Dampak positif interaksi Udin dengan truk
c. Dampak positif Udin dengan pasir
d. Memanfaatkan keadaan untuk bekerja
4. Interaksi manusia dengan lingkungan dapat memberikan dampak positif dan
dampak negatif tergantung bagaimana cara kita dalam melakukan interaksi
tersebut. Berikut ini bencana alam yang disebabkan oleh interaksi manusia
dengan lingkungan yang kurang baik adalah....
a. Tanah longsor dan angin puting beliung
b. Banjir dan tanah longsor
c. Banjir dan angin puting beliung
d. Angin puting beliung dan gempa
5. Perhatikan gambar berikut!
140

Ketika kamu akan berangkat sekolah di Pagi hari menggunakan sepeda motor
dari arah Ciledug menuju Kereo, kondisi jalan raya saat kamu berangkat
sekolah seperti gambar di atas. Aktivitas tersebut termasuk dalam
permasalahan soisal yang akan berdampak ...
a. Jalanan menjadi sepi
b. Sampai tujuan dengan cepat
c. Perjalanan menjadi terhambat
d. Banyak kendaraan yang berjalan lancar
6. Perhatikan gambar berikut!

Aktivitas tersebut merupakan bentuk interaksi manusia dengan lingkungan


alam yaitu....
a. Kegiatan yang menyesuaikan dengan daerah tempat tinggalnya
b. Kegiatan yang menyesuaikan dengan pekerjaannya
c. Kegiatan yang menyesuaikan dengan hobinya
d. Kegiatan yang menyesuaikan dengan keperluannya
7. Pembuatan batik dengan menggunakan pewarna alam yang didapatkan dari
lingkungan sekitar berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi para perajin
batik. Hal ini karena pembuatan batik dengan pewarna alam dapat membuat
para perajin bisa lebih....
a. Untung karena harga jual batik lebih tinggi
b. Rugi karena minat orang terhadap batik rendah
c. Untung karena bahannya lebih murah
d. Rugi karena bahan yang digunakan untuk pewarna sulit di dapatkan
8. Aktivitas masyarakat dalam upaya mengembangkan kehidupan ekonomi,
sosial, dan budaya pada tiap daerah berbeda-beda. Setiap daerah memiliki
kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya yang berbeda sesuai dengan
lingkungan tempat tinggalnya. Berdasarkan hal tersebut perbedaan
kehidupan ekonomi menurut daerahnya adalah....
a. Masyarakat yang tinggal di pegunungan lebih tahan dingin daripada
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai
b. Perbedaan motif batik di daerah Bali dan Yogyakarta
141

c. Perbedaan mata pencaharian masyarakat yang tinggal di daerah


pegunungan dengan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai
d. Perbedaan tarian daerah Bali dengan daerah Sumatera
9. Pembangunan ekonomi dan sosial budaya merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan pembangunan dalam sebuah negara. Pemenuhan kebutuhan
manusia merupakan salah satu bentuk aktivitas manusia dalam pembangunan
ekonomi dan sosial budaya. Manusia memiliki beberapa kebutuhan yaitu
terdiri dari......
a. Kebutuhan utama dan kebutuhan sampingan
b. Kebutuhan primer, sekunder, dan tersier
c. Kebutuhan primer, dan kebutuhan sampingan
d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan
10. Pembangunan ekonomi suatu daerah tentunya sangat penting bagi
keberhasilam pembangunan dalam sebuah daerah. Pembangunan ekonomi
perlu memperhatikan keadaan di lingkungan daerah tersebut. Kegiatan yang
dapat meningkatkan pembangunan ekonomi suatu daerah, kecuali.....
a. Membuat baju batik
b. Memperbaiki jalan yang rusak
c. Membuat sanggar
d. Mengolah bahan bekas
142

Lampiran 14
Hasil Pre Test Siswa
143
144
145
146
147
148

Lampiran 15
Soal Post Test Siklus I dan II
Nama :
Kelas :

1. Kemacetan di pagi hari yang hiruk pikuk membuat jalan raya menjadi padat
dengan banyaknya kendaraan menuju arah Jakarta secara bersamaan. Ketika
kamu akan berangkat sekolah di pagi hari menggunakan kendaraan pribadi
dari arah Ciledug menuju Kereo, kamu akan menemukan perputaran Jalan di
depan Giant Kereo yang menuju arah Jakarta.
Menurut pendapatmu, mengapa peristiwa itu terjadi? dan tulislah 4 solusi
yang kamu berikan untuk mengatasi masalah tersebut!

Jawab =

2. Nelayan tradisional menghadapai berbagai kendala seperti berhadapan dengan


nelayan yang menggunakan pukat trawl. Pukattrawl atau biasa disebut pukat
harimau adalah semacam pukat kantong yang dioperasikan dengan cara ditarik
pada jarak yang panjang, untuk menangkap ikan-ikan yang berada pada daerah
yang dilewati. Seperti terjadi di perairan Sumatra Utara, meskipun pukat trawl
sudah dilarang oleh pemerintah setempat, akan tetapi masih banyaknya
nelayan yang beroperasi menggunakannya.
Tuliskan 4 upaya yang dapat dilakukan nelayan tradisional dalam menghadapi
masalah di atas! dan tulislah 4 akibat pada laut dan ekosistemnya jika nelayan
tersebut terus beroperasi menggunakan pukat trawl!
Jawab =

3. Di Indonesia banyaknya tumpukan limbah


sampah yang dihasilkan oleh masyarakat disebabakan kurangnya tempat
pembuangan sampah pada daerah sekitar. Sampah dijadikan tempat
149

berkembangnya kotoran dan sarang binatang yang mengakibatkan menjadi


sumber polusi dan pencemaran tanah, air, serta udara.
Bagaimana pendapatmu terhadap gambar di atas dan bagaimana seharusnya
cara interaksi manusia dengan alam yang baik dalam mengatasi permasalahan
sosial tersebut?
Jawab =

4. Kasus penebangan hutan secara liar terjadi di kawasan hutan produksi


Sukabumi yang telah menebang pohon dengan cara sembarangan. Penebangan
pohon yang dilakukan secara sembarangan atau liar bisa berdampak pada
perubahan lingkungan alam. Penebangan pohon secara liar membuat lahan di
hutan tidak bisa lagi dimanfaatkan manusia untuk tempat pertanian.
Uraikanlah 4 dampak apa yang akan terjadi pada perubahan lingkungan alam
jika masih adanya perbuatan penebangan pohon secara liar! dan tuliskan 4
upaya yang dapat dilakukan masyarakat sekitar dalam mengatasi masalah
sosial tersebut.
Jawab =

5. Anak yang hidup di jalanan rentan mengalami masalah sosial. Adapun jumlah
anak jalanan yang berkeliaran di kota semakin meningkat. Anak jalanan
tersebut tidak hanya berasal dari dalam kota tetapi berasal dari berbagai
daerah. Keberadaan mereka sering meresahkan warga kota sekitar. Mengapa
jumlah (populasi) anak jalanan semakin hari semakin meningkat? Tuliskan 4
upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah sosial
tersebut!
Jawab =
150

Lampiran 16
Hasil Post Test Siswa Siklus I dan II
151
152
153
154
155
156
157
158

Lampiran 17
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Siklus I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang
Tema : 6 (Panas Dan Perpindahannya)
Subtema : 2 (Perpindahan Kalor Di Sekitar Kita)
Pembelajaran : 3 (Tiga)
Muatan Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V /2
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti
KI. 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
KI. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
KI. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.2 Menganalisis bentuk-bentuk interaksi 3.2.1Menganalisis bentuk
manusia dengan lingkungan dan interaksi manusia dengan
pengaruhnya terhadap pembangunan lingkungan, sosial budaya
sosial, budaya, dan ekonomi dan ekonomi.
masyarakat Indonesia. 3.2.2Menganalisis bentuk
interaksi manusia dengan
lingkungan terhadap
ekonomi masyarakat
indonesia
159

4.2 Menyajikan hasil analisis tentang 4.2.1Menyajikan hasil


interaksi manusia dengan identifikasi bentuk
lingkungan dan pengaruhnya interaksi manusia dengan
terhadap pembangunan sosial, lingkungan, sosial budaya
budaya, dan ekonomi masyarakat dan ekonomi.
Indonesia. 4.2.2Mempresentasikan hasil
identifikasi bentuk dan
hasil interaksi manusia
dengan lingkungan, sosial
budaya dan ekonomi.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi kegiatan masyarakat sekitar untuk
pembangunan kehidupan ekonomi Indonesia dengan benar
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi kegiatan masyarakat sekitar untuk
pembangunan kehidupan sosial budaya Indonesia dengan benar
3. Dengan penugasan, peserta didik dapat menyajikan hasil identifikasi
kegiatan masyarakat sekitar untuk pembangunan kehidupan ekonomi,
sosial budaya Indonesia dengan benar
D. Materi Pembelajaran
1. Interaksi manusia dan lingkungan dalam upaya pembangunan ekonomi,
sosial budaya Indonesia.
2. Aktivitas masyarakat sekitar dalam upaya pembangunan ekonomi, sosial
budaya Indonesia.
E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Model : Problem Based Learning (PBL)
2. Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan, informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan)
F. Media dan Sumber Belajar
Media :1. Slide materi ajar
2. Gambar contoh Interaksi Manusia
dengan lingkungan
3. Laptop
Sumber Belajar :1. Diana Karitas, dkk. 2017. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Panas dan
Perpindahannya/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Buku
Guru SD/MI Kelas V (Edisi Revisi).
Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
2. Diana Karitas, dkk. 2017. Buku
160

Tematik Terpadu Kurikulum 2013


Panas dan
Perpindahannya/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Buku
Peserta didik SD/MI Kelas V (Edisi
Revisi). Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Modul atau Bahan Ajar
4. Internet

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru : 15 menit
Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran.
• Memeriksa kehadiran peserta didik.
• Menyiapkan kondisi kelas dan sekitar
peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apresepsi
• Mengaitkan materi pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi
sebelumnya.
• Mengingatkan kembali materi dengan
bertanya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
• Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan disampaikan pada
pertemuan berlangsung
• Mengajukan pertanyaan
Pemberi Acuan
• Memberitahukan materi pelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan
berlangsung.
• Pembagian kelompok belajar.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
161

pengalaman belajar sesuai dengan


langkah – langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak Kegiatan Pembelajaran 75 menit
Model
Pembelajar
an
Orientasi Mengamati
peserta Peserta didik diberi rangsangan untuk
didik memusatkan perhatian pada topik
kepada dengan cara:
masalah • Peserta didik mengamati gambar
nelayan yang sedang beraktivitas di
tepi pantai pada buku siswa
(GAMBAR)
• Peserta didik mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan gambar tersebut ke
dalam kegiatan masyarakat sekitar
untuk pembangunan kehidupan
ekonomi Indonesia.
• Guru menjelaskan bagaimana nelayan
memanfaatkan aktivitas tesebut
memenuhi kebutuhan hidup sehari –
hari dan untuk mendapatkan hasil laut,
nelayan berinteraksi dengan
lingkungan alamnya.
• Dengan mengamati gambar tersebut,
peserta didik dapat mengetahui
interaksi dengan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Organisasi Menanya (4C: Critical Thinking)
belajar dan Guru memberikan kesempatan pada
pembentuk peserta didik untuk mengidentifikasi
an pertanyaan yang berkaitan dengan gambar
kelompok dan teks buku siswa yang disajikan serta
akan dijawab oleh guru.

• Guru membagikan 5 kelompok yang


terdiri dari 6 peserta didik.
• Guru menyampaikan masalah yang
akan dipecahkan secara kelompok.
Masalah yang diangkat tentang
kegiatan bentuk interaksi kegiatan
masyarakat sekitar untuk
pembangunan kehidupan ekonomi dan
162

sosial budaya Indonesia.



Kelompok mengamati dan memahami
masalah yang disampaikan guru atau
yang diperoleh dari bahan bacaan buku
siswa.
Penyelidika Mengumpulkan Informasi
n Individu • Peserta didik berdiskusi dan membagi
dan tugas untuk mencari data/ bahan-
Kelompok bahan/ alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah yang ada
dalam LKPD.
• Guru membantu kelompok yang
membutuhkan bantuan diskusi peserta
didik.
• Peserta didik berdiskusi mengenai
bentuk interaksi manusia dengan
lingkungan, sosial budaya dan
ekonomi.
• Peserta didik mencari tahu dampak
perubahan lingkungan terhadap
kehidupan manusia.
Mengemba Mengkomunikasikan (4C:
ngkan dan Communication)
Menyajikan • Peserta didik berdikusi dengan
hasil karya kelompok untuk menentukan hasil
pemecahan atau kesimpulan dari hasil
kerja kelompok.
• Peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompok secara lisan dan
tulisan.
Menganalisi Mengasosiasikan (HOTS: Reflektif)
s dan • Guru membimbing presentasi dan
Mengevalua mendorong kelompok memberikan
si Proses penghargaan serta masukan kepada
Pemecahan kelompok lain.
Masalah • Setiap kelompok melakukan presentasi,
kelompok yang lain memberikan
apresiasi.
• Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi.
Kegiatan Penutup
• Membuat rangkuman atau simpulan
tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan
163

yang sudah dilakukan.


• Merencanakan tindak lanjut dalam
bentuk tugas individu.

H. Penilaian (Lembar Observasi)


I. Kegiatan alternatif (Pengayaan) dan Remedial

Tangerang, 11 April 2022


Guru Kelas 5 Peneliti

Bapak Abdul Rohim Ridha Vidiah Rachmatika


NIM. 11180183000032

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Hj. Nuryani S.Pd


NIP.19700720 199307 2 002
164

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan : SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang
Tema : 6 (Panas Dan Perpindahannya)
Subtema : 2 (Perpindahan Kalor Di Sekitar Kita)
Pembelajaran : 4 (Empat)
Muatan Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V /2
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti
KI. 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
KI. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
KI. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.2Menganalisis bentuk-bentuk 3.2.1Menganalisi
interaksi manusia dengan mengidentifikasi
lingkungan dan pengaruhnya kegiatan masyarakat
terhadap pembangunan sosial, sekitar untuk
budaya, dan ekonomi masyarakat pembangunan kehidupan
Indonesia. ekonomi Indonesia
dengan benar.
3.2.2Menganalisis dampak,
penyebab, dan solusi
dari masalah sosial di
sekitar.
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang 4.2.1Menyajikan hasil
interaksi manusia dengan kegiatan masyarakat
165

lingkungan dan pengaruhnya sekitar untuk


terhadap pembangunan sosial, pembangunan kehidupan
budaya, dan ekonomi masyarakat ekonomi Indonesia
Indonesia. dengan benar.
4.2.2 Mempresentasikan hasil
identifikasi dampak,
penyebab, dan solusi
dari masalah sosial di
sekitar.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi kegiatan masyarakat sekitar
untuk pembangunan kehidupan ekonomi Indonesia dengan benar.
2. Dengan penugasan, peserta didik dapat menyajikan hasil identifikasi
kegiatan masyarakat sekitar untuk pembangunan kehidupan ekonomi,
sosial budaya Indonesia dengan benars serta permasalahan sosial yang
terjadi dimasyarakat.
3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa menemukan sumber belajar
tentang pembangunan ekonomi dan sosial budaya di Indonesia serta
permasalahan sosial secara rinci.
D. Materi Pembelajaran
1. Interaksi manusia dan lingkungan dalam upaya pembangunan ekonomi,
sosial budaya Indonesia.
2. Mengidentifikasi permasalahan sosial ditengah masyarakat.
E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
3. Model : Problem Based Learning (PBL)
4. Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan, informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan)
F. Media dan Sumber Belajar
Media : 1. Slide materi ajar
2. Gambar contoh Interaksi Manusia
dengan lingkungan
3. Gambar pelelangan Ikan
4. Laptop
Sumber Belajar : 1. Diana Karitas, dkk. 2017. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Panas dan
Perpindahannya/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Buku Guru SD/MI Kelas V
(Edisi Revisi). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
166

2. Diana Karitas, dkk. 2017. Buku


Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Panas dan
Perpindahannya/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Buku Peserta didik SD/MI
Kelas V (Edisi Revisi). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
3. Modul atau Bahan Ajar
4. Internet

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru : 15 menit
Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran.
• Memeriksa kehadiran peserta didik.
• Menyiapkan kondisi kelas dan sekitar
peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apresepsi
• Mengaitkan materi pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi sebelumnya.
• Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
• Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan disampaikan pada pertemuan
berlangsung
• Mengajukan pertanyaan
Pemberi Acuan
• Memberitahukan materi pelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan
berlangsung.
167

• Pembagian kelompok belajar.


• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan
langkah – langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak Kegiatan Pembelajaran 75 menit
Model
Pembelaja
ran
Orientasi Mengamati
peserta Peserta didik diberi rangsangan untuk
didik memusatkan perhatian pada topik dengan cara:
kepada • Peserta didik mengamati gambar kegiatan
masalah aktivitas masyarakat dalam pembangunan
ekonomi dan permasalahan sosial yang ada
disekitar (GAMBAR)
• Peserta didik mencermati teks bacaan
tentang kehidupan nelayan Indonesia.
(GAMBAR)
• Peserta didik mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan gambar tersebut ke
dalam kegiatan masyarakat sekitar untuk
pembangunan kehidupan ekonomi
Indonesia.
• Guru menjelaskan bagaimana nelayan
memanfaatkan aktivitas tesebut memenuhi
kebutuhan hidup sehari – hari dan untuk
mendapatkan hasil laut, nelayan berinteraksi
dengan lingkungan alamnya.
• Dengan mengamati gambar tersebut, peserta
didik dapat mengetahui interaksi dengan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
• Guru menjelaskan bagaimana penyebab,
dampak, dan solusi dalam permasalahan
sosial yang ada ditengah masyarakat.
Organisasi Menanya (4C: Critical Thinking)
belajar Guru memberikan kesempatan pada peserta
dan didik untuk mengidentifikasi pertanyaan yang
pembentu berkaitan dengan gambar dan teks buku siswa
kan yang disajikan serta akan dijawab oleh guru.
kelompok
• Guru membagikan 5 kelompok yang terdiri
dari 6 peserta didik.
• Guru menyampaikan masalah yang akan
168

dipecahkan secara kelompok. Masalah yang


diangkat tentang kegiatan bentuk interaksi
kegiatan masyarakat sekitar untuk
pembangunan kehidupan ekonomi dan sosial
budaya Indonesia serta masalah sosial.
• Kelompok mengamati dan memahami
masalah yang disampaikan guru atau yang
diperoleh dari bahan bacaan buku siswa.
Penyelidik Mengumpulkan Informasi
an • Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas
Individu untuk mencari data/ bahan-bahan/ alat yang
dan diperlukan untuk menyelesaikan masalah
Kelompok yang ada dalam LKPD.
• Guru membantu kelompok yang
membutuhkan bantuan diskusi peserta didik.
• Peserta didik berdiskusi mengenai bentuk
interaksi dari kegiatan masyarakat dalam
pembangunan kehidupan ekonomi dan sosial
budaya Indonesia.
• Peserta didik mengetahui masalah sosial dan
menemukan solusi dari permasalahan itu.
Mengemb Mengkomunikasikan (4C: Communication)
angkan • Peserta didik berdikusi dengan kelompok
dan untuk menentukan hasil pemecahan atau
Menyajika kesimpulan dari hasil kerja kelompok.
n hasil • Peserta didik menyampaikan hasil diskusi
karya kelompok secara lisan dan tulisan.
Menganali Mengasosiasikan (HOTS: Reflektif)
sis dan • Guru membimbing presentasi dan
Mengeval mendorong kelompok memberikan
uasi penghargaan serta masukan kepada
Proses kelompok lain.
Pemecaha • Setiap kelompok melakukan presentasi,
n Masalah kelompok yang lain memberikan apresiasi.
• Guru bersama peserta didik menyimpulkan
materi.
Kegiatan Penutup
• Membuat rangkuman atau simpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan.
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
• Merencanakan tindak lanjut dalam bentuk
tugas individu.

H. Penilaian (Lembar Observasi)


169

I. Kegiatan alternatif (Pengayaan) dan Remedial

Tangerang, 13 April 2022


Guru Kelas 5 Peneliti

Bapak Abdul Rohim Ridha Vidiah Rachmatika


NIM. 11180183000032

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Hj. Nuryani S.Pd


NIP.19700720 199307 2 002
170

Lampiran 18
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Siklus II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang
Tema : 6 (Panas Dan Perpindahannya)
Subtema : 3 (Pengaruh Kalor terhadap Kehidupan)
Pembelajaran : 3 (Tiga)
Muatan Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V /2
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti
KI. 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
KI. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
KI. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.2 Menganalisis bentuk-bentuk interaksi 3.2.1Menganalisis bentuk
manusia dengan lingkungan dan interaksi manusia dengan
pengaruhnya terhadap pembangunan lingkungan, sosial budaya
sosial, budaya, dan ekonomi dan ekonomi.
masyarakat Indonesia. 3.2.2Menganalisis bentuk
interaksi manusia dengan
lingkungan terhadap
ekonomi masyarakat
indonesia
171

4.2 Menyajikan hasil analisis tentang 4.2.1Menyajikan hasil


interaksi manusia dengan identifikasi bentuk
lingkungan dan pengaruhnya interaksi manusia dengan
terhadap pembangunan sosial, lingkungan, sosial budaya
budaya, dan ekonomi masyarakat dan ekonomi.
Indonesia. 4.2.2Mempresentasikan hasil
identifikasi bentuk dan
hasil interaksi manusia
dengan lingkungan, sosial
budaya dan ekonomi.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi kegiatan masyarakat sekitar
untuk pembangunan kehidupan ekonomi Indonesia dengan benar
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi kegiatan masyarakat sekitar
untuk pembangunan kehidupan sosial budaya Indonesia dengan benar
3. Dengan penugasan, peserta didik dapat menyajikan hasil identifikasi
kegiatan masyarakat sekitar untuk pembangunan kehidupan ekonomi,
sosial budaya Indonesia dengan benar
D. Materi Pembelajaran
1. Interaksi manusia dan lingkungan dalam upaya pembangunan
ekonomi, sosial budaya Indonesia.
2. Aktivitas masyarakat sekitar dalam upaya pembangunan ekonomi,
sosial budaya Indonesia.
E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan, informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan)
F. Media dan Sumber Belajar
Media : • Slide materi ajar
• Video
• Gambar contoh Interaksi Manusia
dengan lingkungan
• Laptop
Sumber Belajar : • Diana Karitas, dkk. 2017. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Panas dan
Perpindahannya/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Buku Guru SD/MI Kelas V
(Edisi Revisi). Jakarta:
172

Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan.
• Diana Karitas, dkk. 2017. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Panas dan
Perpindahannya/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Buku Peserta didik SD/MI
Kelas V (Edisi Revisi). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
• Modul atau Bahan Ajar
• Internet

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 3
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru : 15 menit
Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran.
• Memeriksa kehadiran peserta didik.
• Menyiapkan kondisi kelas dan sekitar
peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apresepsi
• Mengaitkan materi pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi
sebelumnya.
• Mengingatkan kembali materi dengan
bertanya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
• Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan disampaikan pada
pertemuan berlangsung
• Mengajukan pertanyaan
Pemberi Acuan
• Memberitahukan materi pelajaran yang
173

akan dibahas pada pertemuan


berlangsung.
• Pembagian kelompok belajar.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan
langkah – langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak Kegiatan Pembelajaran 75 menit
Model
Pembelajar
an
Orientasi Mengamati
peserta • Peserta didik diberi rangsangan
didik untuk memusatkan perhatian pada
kepada topik dengan cara:
masalah • Peserta didik mengamati gambar
interaksi manusia dengan
lingkungan, sosial dan budaya
(GAMBAR)
• Peserta didik mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan gambar
tersebut ke dalam kegiatan
masyarakat sekitar untuk
pembangunan kehidupan ekonomi
Indonesia.
• Guru menjelaskan bagaimana
nelayan memanfaatkan aktivitas
tesebut memenuhi kebutuhan hidup
sehari – hari dan untuk
mendapatkan hasil laut, nelayan
berinteraksi dengan lingkungan
alamnya.
• Dengan mengamati gambar
tersebut, peserta didik dapat
mengetahui interaksi dengan
lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
• Guru menampilan sebuah video
mengenai penjelasan tentang
bentuk interaksi manusia dengan
lingkungan, sosial dan budaya
dalam pembangunan ekonomi
Indonesia.
Organisasi Menanya (4C: Critical Thinking)
belajar dan Guru memberikan kesempatan pada
174

pembentuk peserta didik untuk mengidentifikasi


an pertanyaan yang berkaitan dengan gambar
kelompok dan teks buku siswa yang disajikan serta
akan dijawab oleh guru.


Guru membagikan 5 kelompok yang
terdiri dari 6 peserta didik.
• Guru menyampaikan masalah yang
akan dipecahkan secara kelompok.
Masalah yang diangkat tentang
kegiatan bentuk interaksi kegiatan
masyarakat sekitar untuk
pembangunan kehidupan ekonomi dan
sosial budaya Indonesia.
• Kelompok mengamati dan memahami
masalah yang disampaikan guru atau
yang diperoleh dari bahan bacaan buku
siswa.
Penyelidika Mengumpulkan Informasi
n Individu • Peserta didik berdiskusi dan membagi
dan tugas untuk mencari data/ bahan-
Kelompok bahan/ alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah yang ada
dalam LKPD.
• Guru membantu kelompok yang
membutuhkan bantuan diskusi peserta
didik.
• Peserta didik berdiskusi mengenai
bentuk interaksi manusia dengan
lingkungan, sosial budaya dan
ekonomi.
• Peserta didik mencari tahu dampak
perubahan lingkungan terhadap
kehidupan manusia.
Mengemba Mengkomunikasikan (4C:
ngkan dan Communication)
Menyajikan • Peserta didik berdikusi dengan
hasil karya kelompok untuk menentukan hasil
pemecahan atau kesimpulan dari hasil
kerja kelompok.
• Peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompok secara lisan dan
tulisan.
Menganalisi Mengasosiasikan (HOTS: Reflektif)
s dan • Guru membimbing presentasi dan
175

Mengevalua mendorong kelompok memberikan


si Proses penghargaan serta masukan kepada
Pemecahan kelompok lain.
Masalah • Setiap kelompok melakukan presentasi,
kelompok yang lain memberikan
apresiasi.
• Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi.
Kegiatan Penutup
• Membuat rangkuman atau simpulan
tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilakukan.
• Merencanakan tindak lanjut dalam
bentuk tugas individu.
H. Penilaian (Lembaran Observasi)
I. Kegiatan alternatif (Pengayaan) dan Remedial
Tangerang, 18 Mei 2022
Guru Kelas 5 Peneliti

Bapak Abdul Rohim Ridha Vidiah Rachmatika


NIM. 11180183000032

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Hj. Nuryani S.Pd


NIP.19700720 199307 2 002
176

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan : SD Negeri Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang
Tema : 6 (Panas Dan Perpindahannya)
Subtema : 3 (Pengaruh Kalor terhadap Kehidupan)
Pembelajaran : 4 (Empat)
Muatan Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V /2
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti
KI. 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
KI. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
KI. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.2Menganalisis bentuk-bentuk 3.2.1Menganalisis
interaksi manusia dengan permasalahan sosial yang
lingkungan dan pengaruhnya terjadi di sekitar.
terhadap pembangunan sosial, 3.2.2Menguraikan penyebab,
budaya, dan ekonomi masyarakat akibat dan upaya
Indonesia. mengatasi dari
permasalahan sosial di
sekitar.
4.2Menyajikan hasil analisis tentang 4.2.1Menyajikan hasil
interaksi manusia dengan identifikasi permasalahan
lingkungan dan pengaruhnya sosial yang terjadi di
terhadap pembangunan sosial, sekitar.
budaya, dan ekonomi masyarakat 4.2.2 Mempresentasikan hasil
177

Indonesia. identifikasi penyebab,


akibat dan upaya
mengatasi dari
permasalahan sosial di
sekitar.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat :
1. Peserta didik dapat mengamati dan mengidentifikasi permasalahan
sosial dalam kehidupan sehari – hari dengan percaya diri.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi kegiatan masyarakat sekitar
untuk pembangunan kehidupan sosial budaya Indonesia dengan benar.
3. Dengan penugasan, peserta didik dapat menyajikan hasil identifikasi
kegiatan masyarakat sekitar untuk pembangunan kehidupan ekonomi,
sosial budaya Indonesia dan permasalahan sosial dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
1. Permasalahan Sosial di Sekitar Kita
2. Aktivitas Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi
E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan, informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan)
F. Media dan Sumber Belajar
Media : • Video pembelajaran
• Slide materi ajar
• Gambar Permasalahan Sosial
• Gambar Sampah, Kenakalan
Remaja, Sungai Kotor, Bangunan
Liar, Kemacetan Lalu Lintas,
Lingkungan Bersih, Sungai
Wisata, dan Siswa Berprestasi
• Laptop
Sumber Belajar : • Diana Karitas, dkk. 2017. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Panas dan
Perpindahannya/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Buku Guru SD/MI Kelas V
(Edisi Revisi). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
• Diana Karitas, dkk. 2017. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum
178

2013 Panas dan


Perpindahannya/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Buku Peserta didik SD/MI
Kelas V (Edisi Revisi). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
• Modul atau Bahan Ajar
• Internet

G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 4
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru : 15
Orientasi menit
• Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran.
• Memeriksa kehadiran peserta didik.
• Menyiapkan kondisi kelas dan sekitar peserta
didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apresepsi
• Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi sebelumnya.
• Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
• Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan disampaikan pada pertemuan
berlangsung
• Mengajukan pertanyaan
Pemberi Acuan
• Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan berlangsung.
• Pembagian kelompok belajar.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah –
179

langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak Kegiatan Pembelajaran 75
Model menit
Pembelaj
aran
Orientasi Mengamati
peserta Peserta didik diberi rangsangan untuk
didik memusatkan perhatian pada topik dengan
kepada cara:
masalah • Peserta didik mengamati gambar yang
disajikan oleh guru
• Peserta didik mencermati gambar tersebut
yang menunjukkan keadaan lingkungan
sekitar.
• Guru menjelaskan gambar tersebut ke dalam
permasalahan sosial di lingkungan sekitar.
• Dengan mengamati gambar tersebut, peserta
didik dapat mengetahui keadaan
permasalahan sosial di lingkungan sekitar.
• Guru menampilkan sebuah video tentang
permasalahan sosial di sekitar masyarakat.
Organisas Menanya (4C: Critical Thinking)
i belajar • Guru memberikan kesempatan pada peserta
dan didik untuk mengidentifikasi pertanyaan
pembentu yang berkaitan dengan video dan teks buku
kan siswa yang disajikan serta akan dijawab oleh
kelompok guru.
• Guru membagikan 5 kelompok yang terdiri
dari 6 peserta didik.
• Guru menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok. Masalah yang
diangkat tentang kegiatan masyarakat dan
permasalahan sosial yang tinggal di daerah
sekitar.
• Kelompok mengamati dan memahami
masalah yang disampaikan guru atau yang
diperoleh dari bahan bacaan buku siswa.
Penyelidi Mengumpulkan Informasi
kan • Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas
Individu untuk mencari data/ bahan-bahan/ alat yang
dan diperlukan untuk menyelesaikan masalah
Kelompo yang ada dalam LKPD.
k • Guru membantu kelompok yang
membutuhkan bantuan diskusi peserta didik.
180


Kelompok berdiskusi untuk mengidentifikasi
mengenai permasalahan sosial yang terjadi di
lingkungan sekitar.
• Kelompok berdiskusi untuk menentukan
penyebab, akibat dan upaya mengatasi dari
permasalahan sosial di sekitar.
Mengemb Mengkomunikasikan (4C: Communication)
angkan • Peserta didik berdikusi dengan kelompok
dan untuk menentukan hasil pemecahan atau
Menyajik kesimpulan dari hasil kerja kelompok.
an hasil • Peserta didik menyampaikan hasil diskusi
karya kelompok secara lisan dan tulisan.
Menganal Mengasosiasikan (HOTS: Reflektif)
isis dan • Guru membimbing presentasi dan
Mengeval mendorong kelompok memberikan
uasi penghargaan serta masukan kepada
Proses kelompok lain.
Pemecaha • Setiap kelompok melakukan presentasi,
n kelompok yang lain memberikan apresiasi.
Masalah • Guru bersama peserta didik menyimpulkan
materi.
Kegiatan Penutup
• Membuat rangkuman atau simpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan.
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
• Merencanakan tindak lanjut dalam bentuk
tugas individu.

H. Penilaian (Lembaran Observasi)


I. Kegiatan alternatif (Pengayaan) dan Remedial
Tangerang, 11 April 2022
Guru Kelas 5 Peneliti

Bapak Abdul Rohim


Ridha Vidiah Rachmatika
NIM. 11180183000032
181

Lampiran 19
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Siklus I dan II
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192

Lampiran 20
193
194
195
196
197
198
199
200
201

Lampiran 21
202

Lampiran 22
Dokumentasi

Gambar 1

SDN Kereo 05 Cipadu Kota Tangerang

Gambar 2

Kepala Sekolah SDN Kereo 05


203

Gambar 3

Observasi Wawancara

Gambar 4

Lingkungan SDN Kereo 05 Cipadu


204
205

Gambar 5

Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based Learning

di SDN Kereo 05 Cipadu

Gambar 6

Observasi Wawancara Siswa SDN Kereo 05 Cipadu


206

Lampiran 23
Biodata Penulis
Ridha Vidiah Rachmatika, lahir di
Tangerang pada tanggal 29 Maret 2000
adalah anak pertama dari 4 bersaudara dari
pasangan Bapak Rohmatullah dan Ibu Watih
Salamah yang sekarang bertempat tinggal di
Jl. Sawo 02 RT 03 RW 07 No.49 Cipadu,
Larangan, Tangerang. 15155.
Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri
Kereo 05 tahun 2006 – 2012, kemudia
melanjutkan pendidikannya di MTs Negeri
32 Jakarta tahun 2012 – 2015, penulis
melanjutkan pendidikan ke MA Negeri 19
Jakarta taun 2015 – 2018, penulis
melanjutkan studi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) melalui UM-PTKIN.
Melalui penelitian skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan
Pemecahan Masalah Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri Kereo 05
Cipadu Kota Tangerang” dibawah bimbingan Bapak Drs. Ja'far Sanusi M.A,
penulis berusaha menerapkan sebuah pembelajaran agar dapat meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran IPS melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning. Penulis berharap semoga karya
ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai