Anda di halaman 1dari 9

Volume 8, Nomor 6, 2020

Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

Penerapan Model Problem Based Learning Meningkatkan Hasil Belajar


Matematika Peserta Didik di Sekolah Dasar
Pitria Rusnita Putri1), Nelly Astimar²)
1)
Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Indonesia
2)
Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Indonesia

E-mail: pitriaputri05@gmail.com1), nelly_astimar@yahoo.co.id2)

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang terlatihnya peserta didik dalam mengidentifikasi dan
memecahkan suatu masalah matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
meningkatkan hasil belajar keliling dan luas bangun datar dengan menggunakan model Problem Based
Learning.Jenis penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif. Rancangan penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Subjek penelitian adalah guru dan peserta didik kelas IV SD Kartika 1-12 Padang yang berjumlah 21
orang yang terdiri dari 12 perempuan dan 9 laki- laki. Teknik pengumpulan data melalui observasi, tes
dan penilaian RPP. Hasil penelitian menunjukkan: a) Rata rpp siklus I 76,78% meningkat pada siklus
II menjadi 96,42%); b) Pelaksanaan pada aspek guru siklus I 76,78% meningkat pada siklus II
92,85%); c) Pelaksanaan pada aspek peserta didik siklus I 75% meningkat pada siklus II 92,85%); d)
nilai rata-rata Hasil belajar siklus I 67,38% meningkat menjadi 85,85% pada siklus II. Dengan
demikian Model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran Keliling dan Luas Bangun Datar di kelas IV SD Kartika 1- 12 Padang.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar

APPLICATION OF THE PROBLEM BASED PROBLEM LEARNIVG


INCREASESTHE MATH OF LEARNERS
IN ELEMENTARY SCHOOL

Abstract

This fenelitian is set back by the lack of training for learners in identifying and solving a
mathematical problem it is intended to describe and increase the product's itinerant and expansion-
based problem model. The kind of research of classroom action (PTK) employs qualitative and
quantitative approaches.The design of research involves planning, the performance of observation
and reflection. The research subject was the teacher and student of the fourth grade the fields of 21
persons of 12 women and 9 boys. The data collection is through observation, testing and RPP
assessment. Research shows: a) average RPP cycles I 76.78% increased in cycle II to be 96.42%.) b)
implementation on the aspect of the teacher cycle I 76.78% increased on cycle II 92.85 %6): c)
implementation on learning cycle I 75% increased on cycle II 92.85%): d) average value of studying
cycle I 67.38% increased to 85.85% on sıklus II and thus the based problem model ıng could increase
learners' learning on the circumference and wide build in the kartika IV class 1-12 padang.

Keywords: problen based leanimg,results from learning

101

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 6, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

PENDAHULUAN pada Permendikbud (2016) materi bangun


Matematika memiliki hubungan yang datar difokuskan pada pembahasan keliling
sangat erat dalam aktivitas kehidupan sehari- dan luas daerah Persegi, Persegi Panjang dan
hari. Matematika merupakan salah satu mata Segitiga. Pemahaman tentang keliling dan luas
pelajaran yang wajib diberikan mulai dari bangun datar sangat diperlukan dalam
tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Hal kehidupan sehari- hari, pembelajaran
tersebut sesuai dengan pendapat Susanto matematika tentang keliling dan luas bangun
(2013:183) menyatakan bahwa “ Matematika datar di Sekolah Dasar sangat penting bagi
merupakan salah satu bidang studi yang ada peserta didik agar peserta didik memiliki
pada semua jenjang pendidikan, mulai dari kemampuan berpikir kritis dan tidak mudah
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi”. menyerah dalam menyelesaikan masalah.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar Berdasarkan observasi yang penulis
merupakan dasar bagi penerapan konsep lakukan di Kelas IV SD KARTIKA 1- 12
matematika pada jenjang berikutnya. Padang dalam rentang waktu dari tanggal 19
Peserta didik pada sekolah dasar sampai tanggal 24 November 2019 dalam
merupakan anak yang berumur sekitar 6 – 12 pembelajaran matematika ditemukan beberapa
tahun. Menurut piaget (dalam Herumen, masalah, diantaranya: 1) proses pembelajaran

2016:15) peserta didik berada pada fase masih banyak didominasi oleh guru, 2) guru
tidak memberikan tanggung jawab untuk
operasional konkret, yaitu fase dimana anak
menyelesaikan masalah kepada peserta didik
berada pada kemampuan dalam proses berpikir
baik secara individu maupun kelompok, 3)
untuk mengoperasikan kaidah- kaidah logika.
guru belum membimbing peserta didik untuk
Pada fase ini dibutuhkan sosok pendidik yang
melakukan diskusi dengan temannya; 4) guru
dapat meningkatkan serta mengembangkan
belum membimbing peserta didik untuk
kemampuan berpikir peseta didik dengan baik,
mempresentasikan hasil kerjanya, sehingga
khususnya dalam pembelajaran matematika.
seberapa jauh tingkat pemahaman peserta didik
Peranan mata pelajaran matematika
belum terlihat.
dalam pendidikan berdasarkan kurikulum 2013
Berdasarkan permasalahan yang terjadi
yaitu berperan untuk mempersiapkan peserta
pada pelaksanaan pembelajaran matematika
didik agar mampu menunjukkan sikap logis,
seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka
kritis, analitik, konsisten, teliti, bertanggung
perlu kiranya dilakukan upaya perbaikan untuk
jawab, responsif dan tidak mudah menyerah
meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam memecahkan masalah.
melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai
Bangun datar adalah salah satu materi
dengan kondisi tersebut. Salah satu model
geometri yang diajarkan di SD. Di kelas IV SD

102

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 6, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

yang menurut peneliti sesuai digunakan dalam permasalahan dalam PTK diperoleh dari
hal ini ialah model Problem Based Learning. persepsi / renungan seorang peneliti”.
Menurut Riyanto (2009:285) “PBL Penelitian Tindakan Kelas memiliki peranan
merupakan model pembelajaran yang yang sangat penting dan strategis untuk
menuntut peserta didik untuk berpikir kritis, meningkatkan mutu pembelajaran apabila
memecahakan masalah, belajar secara mandiri, diimplementasikan dengan baik dan benar
dan menuntut keterampilan berpartisipasi dalam prosedur perencanaan, pelaksanaan,
dalam tim”. Kemudian Fathurrohman pengamatan dan refleksi. Hal tersebut sesusi
(2015;112) mengatakan “Problem based dengan pendapat Subyantoro (2019:144)
learning adalah pembelajaran yang menyatakan bahwa “PTK adalah suatu
menggunakan masalah nyata (autentik) yang penelitian yang dilakukan secara sistematis
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat reflektif terhadap berbagai tindakan yang
terbuka bagi peserta didik untuk dilakukan oleh pendidik yang sekaligus
mengembangkan keterampilan menyelesaikan sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu
masalah dan berpikir kritis serta membangun perencanaan sampai penilaian terhadap
pengetahuan baru”. tindakan nyata di dalam kelas yang berupa
Berdasarkan pemaparan dari latar kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki
belakang di atas maka penelitian ini bertujuan proses pembelajaran yang dilakukan”.
untuk mendeskripsikan dan meningkatkan Subjek dalam penelitian ini adalah
hasil belajar keliling dan luas bangun datar Penulis sebagai guru, guru kelas sebagai
dengan menggunakan model PBL bagi peserta observer dan peserta didik kelas IV SD
didik kelas IV SD KARTIKA 1- 12 Padang. KARTIKA 1- 12 Padang yang berjumlah 21
orang, yang terdiri dari 12 Perempuan dan 9
METODE PENELITIAN
Laki- laki. Dalam Penelitian ini menggunakan
Jenis penelitian yang digunakan yaitu
data kualitatif dan Kuantitatif,data kualitatif
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
berupa penjabaran pelaksanaan pembelajaran
tindakan kelas adalah penelitian yang
Keliling dan luas bangun datar dengan
dilaksanakan oleh guru dalam kelas untuk
menggunakan Model PBL. Data kuantitatif
perbaikan pembelajara. Menurut Arikunto
berupa kumpulan angka- angka yang diperoleh
(2015:194) mengemukakan “Penelitian
dari hasil analisis observasi yang dilakukan
Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu
dari aspek guru dan peserta didik.
penelitian yang akar permasalahannya
instrument penelitian ini menggunakan
muncul di kelas, dan dirasakan langsung lembar penilaian RPP, lembar observasi
oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit Aktifitas guru dan peserta didik yang
dibenarkan jika ada anggapan bahwa
103

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 6, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

digunakan untuk mengukur peningkatan hasil SIKLUS I


belajar peserta didik dalam pembelajaran Hasil penelitian dan pembahasan
keliling dan luas bangun datar dengan tentang peningkatan hasil belajar keliling dan
menggunakan model Problem Based Learning. luas bangun datar di kelas IV SD Kartika 1- 12
Teknik analisis data kuantitatif Padang menggunakan Model Problem Based
dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik Learning (PBL) menurut Fathurrohman
yang melipiuti aspek sikap, pengetahuan dan (2015:116) yaitu, (1) Mengorientasikan peserta
keterampilan dengan menggunakan persentase didik terhadap masalah;(2) Mengorganisasikan
yang dikemukakan dalam Purwanto peserta didik untuk belajar; (3) Membimbing
(2013:102) dengan rumus: penyelidikan individual maupun kelompok; (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
R (5) menganalisis dan mengevaluasi proses
NP = x100
SM
pemecahan masalah. Penggunaan Model
Keterangan : PBL dalam pelaksanaan pembelajaran
NP :Nilai persen yang dicari atau disusun dan diwujudkan dalam bentuk
diharapkan rancangan pembelajaran dengan model
R : Skor mentah yang diperoleh peserta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
didik
pada siklus I pertemuan I Materi pembelajaran
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang
meliputi keliling bangun datar, dan pertemuan
bersangkutan
II terkait luas bangun datar.
100 : Bilangan tetap
Dalam Perencanaan di awal pembelajaran
peneliti terlebih dahulu mempersiapkan lembar
Dengan kriteria keberhasilannya digunakan
LDK dan lembar pengamatan yang terdiri dari
rumus berikut: peringkat sangat baik (SB) =
lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran
nilai 86≤A≤100, baik (B) = nilai 76≤B≤85,
dengan menggunakan model Problem Based
cukup (C) = nilai 60≤C≤75, kurang (K) = nilai
Learning yang meliputi lembar pengamatan
≤ 59.
RPP, aktivitas guru dan aktivitas peserta didik
Indikator keberhasilan penelitian tindakan
yang peneliti berikan kepada Guru kelas IV
kelas ini dikatakan berhasil apabila aktivitas
yang bertugas sebagai observer.
guru dan aktivitas peserta didik dalam kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran diawali
belajar menggunakan metode problem Based
dengan Guru mengkondisikan kelas,
Learning mencapai keberhasilan sama atau
mengarahkan Peserta didik untuk berdo’a
lebih dari 75%.
sesuai keyakinan masing- masing, mengecek
kehadiran Peserta didik dan memberikan
HASIL
104

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 6, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

apersepsi kepada Peserta yang berupa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pertanyaan- pertanyaan tentang materi yang Keliling dan luas bangun datar dan peserta
telah dipelajari sebelumnya. didik membaca petunjuk kegiatan yang
Pada pelaksanaan inti, guru terdapat dalam LDK yang telah dibagikan dan
menyampaikan tujuam pembelajaran dan Guru menjelaskan langkah- langkah petunjuk
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam mengerjakan LDK.
dalam kegiatan pemecahan masalah. Peserta didik diberi kesempatan untuk

Misalnya peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan LDK dan guru bertanya
kepada peserta didik terkait kesulitan yang
mengamati bentuk benda- benda yang ada
dialami serta memberikan bimbingan terhadap
disekitarnya dan menyebutkan benda-
kesulitan yang dialami peseta didik saat
benda yang menyerupai bangun persegi,
menyelesaikan LDK, dan mengkondisikan
persegi panjang dan segitiga kemudian
setiap anggota kelompok untuk ikut
peserta didik memgamati gambar yang
berpartisipasi dalam kegiatan diskusi.
dipajang guru di depan kelas serta
setiap kelompok ditugaskan untuk
mengaitkannya dengan lingkungan peserta
membuat laporan hasil diskusinya sesuai
didik; setelah itu guru melakukan tanya jawab
dengan lembar diskusi kelompok ( LDK ) yang
tentang benda yang menyerupai bangun datar
telah dibagikan, setelah masing – masing
yang ada dilingkungannya dan peserta didik
kelompok selesai mengerjakan laporannya
diarahkan untuk melakukan pengukuran
setiap kelompok secara bergeliran
terhadap benda tersebut; namun hasil
menyampaikan hasil diskusinya secara
pengukuran peserta didik kurang tepat.
bergantian dan kelompok lainnya menyimak
Guru membagi peserta didik menjadi 5
tampilan kelompok yang tampil, Sementara
kelompok masing- masing kelompok
guru menilai keterampilan masing- masing
berjumlah 4 orang dan ada satu kelompok yang
kelompok dalam menyajikan hasil laporannya.
berjumlah 5 orang, kemudian guru
Pada saat peserta didik menyajikan hasil
membagikan kertas HVS kepada Peserta didik
laporannya Pesera didik diberi kesempatan
dan guru mengarahkan pesera didik untuk
untuk bertanya, memberikan tanggapan
melipat kertas HVS yang dibagikan menjadi
terhadap hasil laporan kelompok yang tampil,
beberapa bagian lipatan sama besar dan setelah
dan guru memberikan penguatan dari jawaban
itu Peserta didik menghitung banyak bagian
peserta didik, kemudian Peserta didik
lipatan dari kertas HVS yang sudah dilipat.
diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
Kemudian guru sedikit memberikan penguatan
proses pembelajaran yang sudah berlangsung,
mengenai luas bangun datar. setelah itu guru
setelah itu Peserta didik bersama guru
membagaikan LDK tentang menentukan dan

105

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 6, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

menganalisis dan mengevaluasi proses SIKLUS II


pembelajaran yang sudah berlangsung. Pelaksanakan Siklus II mengacu pada
Pada kegiatan penutup guru bertanya refleksi yang telah dilakukan pada siklus
kepada peseta didik terkait yang tidak pertama dengan harapan dapat memberikan
dipahaminya, Setelah itu guru bersama peserta dampak yang lebih baik baik dari segi
didik menyimpulkan pembelajaran kemudian perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan dari
peserta didik diberi lembar evaluasi yang berisi siklus sebelumnya. Materi pembelajaran pada
10 butir soal objektif tentang menentukan dan siklus ini sama seperti pembelajaran pada
menyelesaikan luas bangun datar. Peserta didik siklus I. Pertemuan I mebahasn keliling
berdo’a untuk mengakhiri proses bangun datar, pertemuan II membahas luas
pembelajaran. bangun datar. Kemudian Instrument penelitian
Hasil yang diperoleh pada penelitian yang digunakan dalam siklus II ini juga sama
siklus I diantaranya perencanaan pembelajaran dengan instument yang terdapat pada siklus I.
mendapatkan persentase 76,78% yang terdiri Pada siklus II penilaian pada aspek
dari 75% pada siklus I pertemuan I dan perencanaan memperoleh persentase 96,42%

78,57% pada siklus I pertemuan II. Aktivitas yang terdiri dari 92,85% persentase pada
guru mendapatkan persentase 76,78% yang pertemuan I dan 100% pada pertemuan II,
terdiri dari 75% pada siklus I pertemuan I dan aktivitas guru mendapatkan persentase

pada siklus I pertemuan II dengan persentase 92,85% yang terdiri dari 89,28% pada
78,57%. Aktivitas siswa mendapatkan pertemuan I dan 96,43% pada Pertemuan
persentase 75% yang terdiri dari 75% II, aktivitas siswa mendapatkan persentase
pertemuan I dan 75% pada pertemuan II. 92,85% yang terdiri dari 89,28%
Hasil belajar siswa memperoleh rata-rata nilai persentase dari pertemuan I dan 96,43%
66,93 yang terdiri dari 68,09 pada siklus I persentase dari pertemuan II dan hasil
pertemuan I dan 65,78 pada siklus I pertemuan belajar siswa memperoleh nilai rata-rata 82,62
II dengan ketuntasan belajar pada siklus I yang terdiri dari 82,38 rata- rata pertemuan I
pertemuan I 38,09 % dan siklus I pertemuan II dan 82,86 nilai rata- rata pada pertemuan II
38,09%. dengan persentase ketuntasan 90,47%.

106

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 6, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

Setelah berakhirnya pembelajaran pada


120.00%
siklus II peneliti melakukan diskusi dengan
100.00%
guru kelas yang bertindak sebagai observer 80.00%
60.00%
selama berlangsungnya proses pembelajaran. 40.00%
20.00% SIKLUS I
Hasil dari diskusi tersebut ialah dalam
0.00% SIKLUS II
pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning pada siklus II
ini sudah berjalan dengan baik walaupun masih
terdapat sedikit kekurangan yang umumnya
biasa terjadi di dalam kelas. Secara Gambar 1. Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan
Siklus II
keseluruhan proses pembelajaran
ini siswa juga belum memahami prosedur-
menggunakan metode Problem Based
Learning sudah berjalan dengan baik dan dapat prosedur pelaksanan dari model Problem

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Based Learning


Kemudian aspek RPP pada siklus I

HASIL DAN PEMBAHASAN pertemuan II mendapatkan persentase

Pembahasan hasil penelitian tentang 78,57%, aktivitas guru mendapat persentase


Penerapan model Problem Based Learning 78,57%, aktivitas peserta didik mendapat
(PBL) dalam meningkatkan hasil belajar persentase 75%, dan hasil belajar peserta
peserta didik pada materi keliling dan luas didik memperoleh persentase 65,78%.
bangun datar di kelas IV SD Kartika 1- 12 Berdasarkan hasil tersebut faktor yang
Padang dapat dilihat pada Gambar 1. mempengaruhi secara kolektif ialah dampak
Pada siklus I pertemuan I aspek RPP dari kemapuan guru dalam menerapkan
mendapatkan persentase 75%, aktifitas guru metode yang masih belum maksimal.
mendapat persentase 75% dan aktivitas siswa Pertemuan kedua ini peserta didik masih belum

mendapat persentase 75% dan persentase terbiasa dengan metode yang diterapkan.

hasil belajar peserta didik yaitu 68,09%. Siklus pertama ini dapat dikatakan sebagai

Hal itu menunjukkan hasil belajar peserta didik orientasi siswa terhadap pelaksanaan model

masih rendah. Pada pertemuan I ini terdapat Problem Based Learning

beberapa kendala yang dialami oleh guru Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai

dalam pelaksanaan model Problem Based peneliti bersama observer melakukan diskusi
tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran
Learning. Langkah-langkah metode Problem
yang telah dilakukan. Mengkaji kembali
Based Learning ini masih belum berjalan
tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam
seperti seharusnya. Pada pertemuan pertama
siklus pertama. Hasil diskusi tersebut menjadi
107

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 6, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

pedoman bagi peneliti untuk meningkatkan 38,09 dan pada pada pertemuan II. Pada siklus
aktivitas belajar di siklus selanjutnya. II persentase ketuntasan hasil belajar peserta
Pada siklus II aspek RPP mendapatkan didik pertemuan I 85,71% dan 90,47% pada
persentase 92,85% pada pertemuan I dan pertemuan II. Hal tersebut menunjukkan
100% pada pertemuan II, aktivitas guru bahwa persentase keberhasilan peserta didik
89,28% pada pertemuan I dan 96,43% pada siklus I belum mencapi target yang
pada pertemuan II, aktivitas peserta didik ditetapkan yaitu 75 sesuai dengan KKM yang

89,28% pada pertemuan I dan 96,43% ditetapkan oleh sekolah. Kemudian pada siklus
II persentase yang diperoleh ialah 88,09%
pada pertemuan II. Berdasarkan uraian
dengan kategori sangat baik.
tersebut, penggunaan Model PBL dalam
Pembelajaran Keliling dan Luas Bangun Datar SIMPULAN
sudah mencapai target yang ditentukan. Berdasarkan hasil penilitian yang telah
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan di SD Kartika 1- 12 Padang maka
berlangsung dengan lancar. Guru sudah lebih diperoleh kesimpulan bahwa model Problem
mudah menerapkan pembelajaran karena Based Learning dapat meningkatkan hasil
kedekatan emosional anatara guru dan siswa belajar peserta didik pada pembelajaran
sudah mulai terjalin. Guru sudah mampu Keliling dan luas bangun datar. Hal itu
menerapkan langkah-langkah metode Problem ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari
Based Learning dengan baik. Kemudian segi perencanaan, pelaksanaan dan hasil
penyampaian materi dari guru juga mudah belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Dimana
diterima oleh siswa. Aspek perencanaan pada siklus I yaitu 76,78%
menjadi 96,42%. Aktivitas guru dari 76,78%
PERSENTASE KETUNTASAN
HASIL BELAJAR PESERTA menjadi 92,85%, aspek peserta didik dari
DIDIK 75% menjadi 92,85% dan hasil belajar dari
100.00%
PERTEMUAN I rata-rata 66,93 menjadi 82,62 dengan
80.00%
PERTEMUAN II
60.00% persentase ketuntasan 88,09%.
40.00%
20.00%
SARAN
0.00%
SIKLUS I SIKLUS II Setelah memahami hasil penelitian,
pembahasan dan kesimpulan di atas, maka
Gambar 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Peserta Didik dapat disarankan hal-hal berikut ini: (1)
Perencanaan pembelajaran keliling dan luas
Persentase Ketuntasan hasil belajar
bangun datar di kelas IV SD dengan
peserta didik pada siklus I Pertemuan I yaitu
menggunakan model PBL layak
108

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 6, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

dipertimbangkan oleh guru terutama ditingkat


SD untuk meningkatkan hasil belajar keliling
dan luas bangun datar; (2) Pelaksanaan
pembelajaran keliling dan luas bangun datar di
kelas IV SD dengan model PBL akan lebih
baik jika guru terlebih dahulu memahami
langkah demi langkah yang terdapat dalam
perencanaan agar hasil dari penggunaan model
PBL akan maksimal seperti yang diharapkan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S dkk. 2015. Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-


Model Pembelajaran Inovatif.
Jogjakarta: Ar- Ruzz Media

Herumen. 2016. Model Pembelajaran


Matematika di Sekolah Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-prinsip


dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya

Riyanto, Yatim. 2009. Paragdima Baru


Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group

Subyantoro. 2019. Penelitian Tindakan


Kelas. Depok: Rajawali Pers

Susanto, Ahmad. 2013. Teori


Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group

109

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Anda mungkin juga menyukai