Anda di halaman 1dari 110

HUBUNGAN KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS DENGAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK CITRA NUSANTARA


PANONGAN KABUPATEN TANGERANG

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Idah Maulidah
NIM 1113018200048

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN PEⅣ IBIRIBING SKRIPSI

Skripsi berjudul "Hubungan Kemampuan Guru Mengelola Kelas dengan


Motivasi Belajar Siswa di sMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten
Tangerang", disusun oleh ldah Maulidah, NIM 1113018200048, Jurusan
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai

ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta,0T Apil2017

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pe

Dra. Nurdelima Warurvu. M.Pd


NIP.196507171994031005 NIP. 19671 020 2001t2 2 001
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi berjudul Hubungan Kemampuan Guru Mengelola Kelas dengan Motivasi


Belajar Siswa di SMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang disusdn
c,leh Idah lVlaulidah, NIM : 1113018200048 diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah pada tanggal 09 Mei 2017 dihadapan
Dewan Penguji. Karena itu penulis mernperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd) dalam
bidang Manaj emen Pendidikan.

Jakarta,09 Mci 2017

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal

Dr.Hasvlm Asv'ari.M.Pd
NIP.196610091993031004
卍̈1)
'株
PenguJl I

Rusvdi Zakaria、 M.Ed..M.Phil


Nコ P.195605301985031002

PenguJl II ユス

Yudhi Munadi.M.Ag
NIP.197012031998031003


SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nalna Idah Maulidah


Telnpat/Tgl.Lahir Tangerang,05 Agustus 1995
NIM 1113018200048
Jllrusan/Prodi ManaJclnen Pcndidikan
Judul Skripsi Hubungan Kelnampuan Guru Mcngelola Kelas
dcngan Mouvasi Bcl可 ar SiSWa di SMK Citta
Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang.
Dosen Pembimbing 11.Drs,Mua五 fSAM,NII.Pd
2.Dra.Nllrdelima Waruwu,M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta,25 Ap五 12017


NIIahasiswa Ybs。

Idah Maulidah
NIM.1113018200048
UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul


"Hubungan Kemampuan Guru Mengelola Kelas dengan Motivasi Belajar
Siswa di sMK citra Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang", disusun
oleh Idah Maulidah, NIM 1113018200048. Jurusan Manajemen pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, teiah ciiuji kebenarannya oleh ciosen pembimbing skripsi.

Jakatta,07 Apri1 2017

Peml-.imbing I Pembilllbing II

Drs.ⅣIu'al‐ ifSrtRIぅ Pd
R/1。 ⊇墜L Nllrdelima Waruwu.M.Pd
NIP。 196507171994031005 NIP。 1967]020200112200]
ABSTRAK
Idah Maulidah, NIM 1113018200048, Hubungan Kemampuan Guru
Mengelola Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa di SMK Citra Nusantara
Panongan Kabupaten Tangerang. Skripsi Program Strata 1 (S1) Jurusan
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan kemampuan


guru mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa di SMK Citra Nusantara
Panongan Kabupaten Tangerang. Populasi target dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang,
sedangkan populasi terjangkau yaitu hanya siswa kelas XI yang berjumlah 420
siswa. Karena populasi ini lebih dari 100 maka sampel penelitian diambil 15%
dari populasi terjangkau (63 siswa). Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif
dengan metode korelasi, sedangkan teknik pengumpulan data utama
menggunakan angket dan studi dokumen sebagai data tambahan. Dari hasil
perhitungan uji korelasi dengan menggunakan rumus product moment diperoleh
angka korelasi sebesar 0,650%. Dengan demikan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan guru mengelola kelas
dengan motivasi belajar siswa. Artinya antara kemampuan guru mengelola kelas
dengan motivasi belajar siswa mempunyai hubungan yang cukup baik. Sebagian
kecil motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh pengelolaan kelas yang baik. Dapat
diketahui juga dari status guru, sebagian kecil GTY (Guru Tetap Yayasan) dan
sebagian besar guru honorer. Kondisi seperti ini akan menyebabkan kesulitan
pihak sekolah untuk meminta guru tidak tetap berada di sekolah secara utuh
sehingga akan kesulitan melakukan bimbingan secara optimal kepada peserta
didik, karena guru honorer biasanya mengajar dibeberapa sekolah. Koefesien
determinasi sebesar 42,25% menunjukkan bahwa pengelolaan kelas memberikan
kontribusi dengan variabel motivasi belajar siswa sebesar 42,25% dan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada guru untuk lebih


meningkatkan motivasi belajar siswa dan kepala sekolah hendaknya secara
intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru-guru untuk lebih
meningkatkan pengelolaan kelas, serta pengawasan terhadap pengelolaan kelas
yang dilakukan guru. Tanpa adanya pengawasan yang intens tidak menutup
kemungkinan kinerja guru akan menurun.

Kata Kunci : Pengelolaan Kelas, Motivasi Belajar Siswa

i
ABSTRACT
Idah Maulidah, 1113018200048, The Correlation between Teacher’s
Ability in Managing the Class and Students Motivation in Learning at SMK Citra
Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang. Skripsi, Management of Education,
Faculty of Educational and Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
The aim of this study is to describe the correlation between teacher’s ability
in managing the class and students motivation in learning at SMK Citra Nusantara
Panongan Kabupaten Tangerang. The population of this study is all students of SMK
Citra Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang, while the sample of this study is
all eleventh grade students of SMK Citra Nusantara who are of 420 students.
Because the population of this study is more than 100, so the sample of this study was
took 15% from the population (63 students). The method used in this study is
quantitative method which is a quasi-experimental study. The main technique of data
collecting in this study is questionnaire while document study as the additional data.
From the result of test correlation by using product moment, it can be obtained that
the correlation is about 0,650%. So, it can be concluded that there is a significant
correlation between teacher’s ability in managing the class and students motivation
in learning. It means that there is a significant correlation between teachers’ ability
in managing the class and students motivation in learning. A small portion of
students’ motivation in learning is affected by having good in managing the class. It
can also be known with teachers’ statues that the small portion is the permanent
teachers in the instution and mostly is teacher honorary. However, that condition
would cause the difficulty for the school side to ask the teacher that they should not
stay whole in the school, it can caused to the difficulty of guiding the students
optimally because the teacher honorary teach in several schools. Determination
coefficient of this study is about 42,25%, it is showed that class management gives the
contribution with the students motivation in learning’s variable which is about
42,25% and the other influenced is from different factor.
Based on the result of this study, it is suggested for the teachers to improve
students’ motivation in learning and for the principal should be more intensive in
giving the motivation and guidance to the teachers in order to improve the class
management and the control toward class management. Without intensive control,
teachers’ performance will be declined.
Keywords: Class Management, Students’ Motivation in Learning

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya penyusunan skripsi ini dengan judul “Hubungan
Kemampuan Guru Mengelola Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa di SMK Citra
Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang” dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya
hingga akhir zaman.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini banyak rintangan yang
dihadapai seperti sulit mencari buku referensi, karena pertolongan Allah dan
berbagai pihak skripsi dapat terselesaikan walaupun jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M. Pd dan Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd. Dosen
pembimbing skripsi yang telah membimbing dan meluangkan waktu,
tenaga dan fikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah mendidik
dengan ketulusan dan dedikasi yang tinggi selama penulis menjalani
perkuliahan.
5. Susilo SE. Ketua yayasan Gema Nusantara yang telah membimbing dan
memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian.
6. Wati Rahmawati kepala SMK Citra Nusantara Panongan yang telah
mengizinkan dan memfasilitasi penulis untuk melakukan penelitian
disekolah tersebut.

iii
7. Iwan Surwanti, S.Pd Waka Kurikulum SMK Citra Nusantara Panongan
yang senantiasa memberikan informasi dan data sehingga melengkapi
data peneliti.
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ruslan dan Ibunda Iyoh, yang telah
memberikan cinta, kasih sayang, selalu mendoakan, membimbing dan
memotivasi serta memberikan dukungan moral maupun materiil sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak Tercinta, Ahmad Kosasih, Taufik Hidayat, Umi Kulsum, dan
Entih yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
10. Aep Baihaki, yang selalu memberikan semangat dan menemani selama
proses menyelesaikan skripsi.
11. Sahabat kampus (Yayah, Ocha, Sholeha, Ovie, Lail, Ridha, Atik, Getsi,
Anggi, Nisa, Yulis) yang selalu memberikan semangat dan telah
membuat hari-hari semasa kuliah menjadi berwarna atas keceriaan, canda
tawa dan kenangan-kenangan yang telah dilewati bersama.
12. Keluarga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MP (Fathur, Yuris, Rifki,
David, ka Akbar dan ka Acha ) yang selalu memberikan semangat dan
memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi.
13. Kawan-kawan seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2013 yang
selalu memberikan support.
14. Seluruh keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Manajemen Pendidikan, yang telah memberikan pengalaman dan telah
membekali penulis tentang bagaimana berorganisasi yang baik.
15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

iv
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun
akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT
penulis serahkan segalanya, mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi kita semua.

Ciputat, 07 April 2017


Penulis

Idah Maulidah

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................7
D. Rumusan Masalah ................................................................................7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................8
BAB II : KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .........................9
A. Deskripsi Teori ......................................................................................9
1. Motivasi Belajar ................................................................................9
a. Pengertian Motivasi Belajar ........................................................9
b. Ciri-ciri Motivasi Belajar.......................................................... 11
c. Macam-macam Motivasi Belajar ............................................ 12
d. Fungsi Motivasi dalam Belajar ................................................. 15
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ............... 18
f. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar .................................... 20
2. Pengelolaan Kelas .......................................................................... 25
a. Pengertian Pengelolaan Kelas ................................................. 25
b. Tujuan Pengelolaan Kelas ....................................................... 27
c. Pendekatan Pengelolaan Kelas ................................................ 28

vi
d. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ........................................... 30
e. Keterampilan Pengelolan Kelas .............................................. 31
B. Kerangka Berfikir ................................................................................ 38
C. Hipotesis .............................................................................................. 39
D. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 40
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 41
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 41
B. Variabel Penelitian .............................................................................. 41
C. Metode penelitian ................................................................................ 41
D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 42
F. Instrumen pengumpulan Data ............................................................ 43
G. Uji Coba Instrumen ............................................................................ 46
H. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 48
I. Teknik Analisa Data ........................................................................... 48
J. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 49
BAB IV : HASIL PENELITIAN ...................................................................... 51
A. Gambaran Umum SMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten
Tangerang .......................................................................................... 51
1. Sejarah Singkat.............................................................................. 51
2. Visi, Misi ....................................................................................... 52
3. Tujuan Sekolah.............................................................................. 53
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................. 53
5. Keadaan Peserta Didik ................................................................. 55
6. Keadaan Sarana Prasarana ........................................................... 55
B. Deskripsi Data ................................................................................... 56
1. Motivasi Belajar Siswa ................................................................ 56
2. Pengelolaan Kelas ........................................................................ 59
C. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................... 61
1. Uji Normalitas .............................................................................. 61
2. Uji Linearitas ................................................................................ 62

vii
D. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 63
1. Uji Korelasi .................................................................................. 63
2. Koefesien Determinasi ................................................................ 63
E. Pembahasan dan Hasil ......................................................................... 64
BAB V : PENUTUP ........................................................................................... 67
A. Kesimpulan ........................................................................................ 67
B. Saran ................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa .................5

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi .................................................. 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar .................................... 43

Tabel 3.3 Skala Motivasi Belajar Siswa .............................................................. 44

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pengelolaan Kelas ................................. 45

Tabel 3.5 Skala Pengelolaan Kelas ...................................................................... 45

Tabel 3.6 Hasil Reliabilitas Pengelolaan Kelas ................................................... 47

Tabel 3.7 Hasil Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa ............................................ 47

Tabel 3.8 Interpretasi Data Product Moment ....................................................... 50

Tabel 4.1 Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ..................................... 54

Tabel 4.2 Keadaan Sarana Prasarana ................................................................... 55

Tabel 4.3 Data Statistik Deskriptif Motivasi Belajar Siswa ................................ 56

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Motivasi Belajawa Siswa ............. 57

Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Pengelolaan Kelas ........................................ 59

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Pengelolaan Kelas ........................ 60

Tabel 4.7 Uji Normalitas ...................................................................................... 62

Tabel 4.8 Uji Linearitas ........................................................................................ 62

Tabel 4.9 Uji Korelasi .......................................................................................... 63

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 39

Gambar 4.1 Diagram Motivasi Belajar Siswa .......................................................58

Gambar 4.2 Diagram Pengelolaan Kelas ............................................................. 61

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 – Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 – Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 – Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 – Surat Keterangan Penelitian dari SMK Citra Nusantara

Lampiran 5 – Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar Siswa


Lampiran 6 – Uji Coba Instrumen Pengelolaan Kelas
Lampiran 7 – Data Valid Hasil Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar Siswa

Lampiran 8 – Data Valid Hasil Uji Coba Instrumen Pengelolaan Kelas

Lampiran 9 – Contoh Perhitungan Uji Validitas Butir Instrumen Motivasi Belajar


Lampiran 10 – Data Skor Hasil Penelitian Motivasi Belajar Siswa

Lampiran 11– Data Skor Hasil Penelitian Pengelolaan Kelas

Lampiran 12 – Dokumentasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran berupa
penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan siswa
dalam menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga
dan masyarakat. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal yang mempunyai peranan sebagai penyelenggara kegiatan belajar
mengajar, dimana kepala sekolah, guru, dan para pendidik lainnya secara
bersama-sama melaksanakan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
Indonesia.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional Indonesia pada Undang-
undang Replublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.1
Pada dasarnya tujuan pendidikan tidak hanya untuk
memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan atau keterampilan, tetapi dengan
pendidikan diharapkan manusia dapat tumbuh dan berkembang sebagai
manusia dewasa yang mampu bertanggung jawab dan mampu mengatasi
kesulitan dalam proses kehidupan. Pembelajaran sangat penting bagi
kehidupan manusia, karena dengan belajar manusia dapat lebih
mengetahui ataupun memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang ada di
lingkungan sosial. Namun terkadang suatu proses belajar tidak dapat

1
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/SisdiknasUUNo.20Tahun2003.pdf – tanggal 29-11-2016.

1
2

mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang


mendorong atau yang disebut sebagai motivasi.
Pada saat ini sering kali telah ditemui banyak siswa yang
membolos pelajaran tertentu, dan hal ini adalah wujud kurangnya sebuah
motivasi belajar siswa. Bahkan dengan tetap memakai pakaian seragam
sekolah masih terdapat banyak siswa yang masih berkeliaran di tempat-
tempat umum. Pada saat ditanya dengan terkadang mereka hanya
menjawab bosan dengan mata pelajarannya.
Motivasi sangat berperan dalam proses belajar, dengan motivasi
inilah peserta didik menjadi tekun dalam proses belajar. Tinggi rendahnya
motivasi belajar pada peserta didik berbeda-beda, oleh karena itu segala
tindakan guru dalam kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan
kondisi peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Apabila peserta
didik memiliki motivasi yang kuat dalam belajar, maka peserta didik
tersebut akan berhasil dalam proses pembelajaran, sebaliknya apabila
peserta didik memiliki motivasi yang rendah, maka peserta didik tersebut
tidak akan berhasil dalam proses pembelajaran.
Motivasi belajar yang baik akan menimbulkan suasana yang
memberikan hati semangat dalam kegiatan pembelajaran, tidak cepat
bosan dan berkonsentrasi saat mengikuti pembelajaran yang sedang
berlangsung. Tetapi pada kenyataannya motivasi belajar yang baik dan
kondusif sangat sulit kita temui. Guru sering mengabaikan tentang
bagaimana cara memotivasi peserta didik dengan baik dan benar, dan
peserta didik pun tidak menyadari bahwa proses pembelajaran akan
berhasil jika peserta didik tersebut termotivasi untuk terciptanya proses
pembelajaran yang mencapai tujuan.
Pada kenyataannya tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik
dapat berbeda satu sama lain. Peserta didik yang rajin belajar karena ingin
menambah ilmu pengetahuan, adapula peserta didik yang belajar karena
takut dimarahi oleh orang tua. Perbedaan motivasi tersebut dipengaruhi
oleh motivasi instrinsik yang muncul dalam diri sendiri tanpa dipengaruhi
3

oleh sesuatu diluar dirinya. Motivasi ekstrinsik yang muncul dalam diri
seseorang karena adanya pengaruh dari luar seperti: guru, orang tua dan
lingkungan sekitar. Seseorang yang motivasinya besar akan menampakkan
minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi
pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan, jenuh apalagi menyerah.
Sebaliknya peserta didik yang rendah motivasinya akan terlihat acuh tak
acuh, cepat bosan, mudah putus asa dan berusaha menghindar dari
kegiatan. Kegiatan motivasi erat hubungannya dengan aktualisasi diri
sehingga motivasi yang paling mewarnai kebutuhan peserta didik dalam
belajar adalah motivasi belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Fenomena yang muncul di sekolah, banyak peserta didik yang
menunjukkan motivasi belajar rendah yaitu kurang memperhatikan guru
yang sedang menyampaikan materi, mengobrol ketika jam belajar, masa
bodoh dengan mata pelajaran yang dianggap sulit, menggambar atau
mencoret-coret buku dan meja, bermain HP, keluar masuk ketika jam
belajar, tidur ketika jam belajar, tidak memberikan respon ketika guru
bertanya, nongkrong di depan sekolah sambil menunggu bunyi bel
masuk sekolah, selalu mencontek jika ada tugas dan pada saat
ulangan, membolos pada jam pelajaran tertentu. Hal ini bisa dibuktikan
dengan hasil penelitian Ratih Endang Palupi dan Rini Endah Sugiharti
disekolah SD Harapan Jaya XV Bekasi menunjukkan bahwa siswa
memiliki motivasi yang rendah, hal ini ditandai dengan: 1) Kurangnya
antusias dan semangat siswa ketika belajar di kelas; 2) Perhatian
siswa terhadap pelajaran kurang; 3) Tidak langsung mengerjakan tugas
yang diberikan guru; 4) Cenderung senang mengerjakan kegiatan lain
(mengobrol, bermain, dll); 5) Lebih memilih menyontek pekerjaan teman.2
Kondisi seperti ini terjadi hampir merata di sekolah-sekolah. Hal ini di
lihat dari hasil UN yang belum maksimal data hasil pelaksanaan UN
2015/2016, tercatat ada 30% sekolah yang hasil UN ada di atas standar

2
Ratih Endang P., dan Rini Endah S. , “ Hubungan Keterampilan Guru Mengelola
Kelas Dengan Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Pedagogik, Vol. II, No. 2, 2014, h. 42-43.
4

nasional, sedangkan 70% sekolah yang belum memenuhi standar akan


diberi treatment atau pembenahan agar dapat melampau standar nasional.3
Sekolah dan para guru serta masyarakat selalu menggugat keberadaan UN
agar segera dihapuskan.
Faktor penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik dilihat
dari faktor intrinsik, peserta didik mengantuk saat pembelajaran dikelas
berlangsung dikarenakan peserta didik begadang sampai larut malam
sehingga durasi tidur menjadi sedikit. Peserta didik sedang tidak sehat
memaksakan untuk ikut dalam kegiatan belajar, sehingga konsentrasi
peserta didik terganggu dengan menahan rasa sakit yang dialami. Saat
belajar peserta didik juga tidak fokus karena memikirkan hal-hal diluar
pelajaran seperti permasalahan pribadi yang membuat perasaan peserta
didik menjadi tidak nyaman untuk belajar. Kondisi perut yang kosong
karena tidak sarapan menyebabkan konsentrasi peserta didik saat belajar
terganggu. Peserta didik tidak dapat memahami materi yang diberikan
oleh guru, sehingga kesulitan untuk menjelaskan kembali materi yang
telah disampaikan dikelas. Peserta didik tidak memiliki cita-cita untuk
berhasil dalam proses pembelajaran. Faktor ekstrinsik dilihat dari kondisi
lingkungan siswa, kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya seperti
sikap orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sarana prasarana
disekolah yang tidak memadai, kurangnya kompetensi yang dimiliki guru
dalam mengajar seperti tidak menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi dan tidak mampu mengelola kelas dengan baik.

3
Novi setu Ningsih, Hasil UN , http://www.beritasatu.com/pendidikan/405353-
pemerintah-putuskan-un-tetap-berlaku.html. Senin, 20-21-2016.
5

Tabel 1. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar.4


NO. INDIKATOR SKOR (%)
1. Cita-Cita Siswa 1703 13,83
2. Kemampuan Siswa 2001 16,25
3. Kondisi Siswa 2221 18,04
4. Kondisi Lingkungan Siswa 1945 15,80
5. Unsur-Unsur Dinamis Dalam
2340 19,01
Belajar Dan Pembelajaran
6. Upaya Guru Dalam
2102 17,07
Membelajarkan Siswa
12312 100

Sehubungan dengan faktor-faktor tersebut, guru sangat berperan


dalam meningkatkan motivasi belajar. Oleh karena itu, guru harus bisa
menyesuaikan metode pembelajaran sesuai kemampuan peserta didik,
membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, menjelaskan tujuan
pembelajaran, menggunakan media pembelajaran yang baik harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran, dan pihak sekolah memberikan sarana
prasarana yang memadai agar peserta didik semangat untuk belajar.
Fenomena rendahnya motivasi belajar siswa terjadi diberbagai
sekolah tanpa terkecuali di SMK Citra Nusantara Panongan. Sekolah yang
didirikan pada tanggal 22 Juni 2014 merupakan cabang dari SMK Citra
Nusantara Tigaraksa, memiliki 954 siswa yang dibagi ke dalam 24
rombongan belajar (rombel). Walaupun pihak sekolah telah membuat
berbagai peraturan agar siswa memiliki motivasi tinggi, namun hal
tersebut belum terwujud. Dalam proses pembelajaran sering ditemui
perilaku yang ditujukan oleh peserta didik seperti bermain HP, mencoret-
coret buku atau meja, tidur dengan nyenyak, tidak mengerjakan tugas,
tidak mencatat materi yang disampaikan oleh guru, sering datang
terlambat ke sekolah dan bolos pada jam pelajaran.5
Selain itu aktivitas belajar peserta didik sering terganggu karena
banyaknya peserta didik yang sering keluar masuk kelas dan bahkan

4
Dwi Tri Santosa, dan Tawardjono Us, “ Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar
dan Solusi Penangannya Pada Siswa Kelas XI”, Jurnal Pendidikan Otomotif Edisi XIII, No. 2,
2014.
5
Wati Rahmwati, Wawancara Kepala Sekolah, Rabu 07-11-2016.
6

membuat pembicaraan sendiri pada saat guru sedang menyampaikan


materi, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta
didik hanya duduk pasif tanpa bertanya apabila ada materi yang kurang
dimengerti, hal ini juga membuktikan bahwa kurangnya perhatian peserta
didik terhadap pelajaran. Selanjutnya motivasi belajar yang muncul dari
dalam diri siswa belum memunculkan motivasi yang tinggi, dilihat pula
dari sikap peserta didik yang relatif kurang responsif terhadap materi
yang diajarkan oleh guru.
Faktor penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik di SMK
Citra Nusantara Panongan disebabkan karena beberapa hal seperti peserta
didik tidak mempunyai cita-cita yang jelas, menganggap materi yang
dipelajari tidaklah penting, merasa bosan dengan metode dan pola belajar
yang diterapkan oleh guru, fasilitas/prasarana pembelajaran yang kurang
memadai, peserta didik merasa guru kurang memberikan perhatian kepada
mereka, kurangnya kompetensi yang dimiliki guru dalam mengajar seperti
tidak menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan sebagian
besar guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik, di samping itu
komunikasi nonformal guru dengan peserta didik tidak berjalan dengan
baik sehingga berakibat pada semangat belajar peserta didik yang rendah.
Lingkungan pertemanan yang tidak mendukung untuk kegiatan
belajar menyebabkan siswa menjadi malas untuk belajar sehingga
menyebabkan motivasi belajar menjadi rendah dan peran orang tua yang
kurang memperhatikan pendidikan anaknya.6
Sehubungan dengan masalah tersebut peneliti tertarik untuk
mengkaji lebih jauh terkait motivasi belajar peserta didik dengan judul :
Hubungan Kemampuan Guru Mengelola Kelas dengan Motivasi
Belajar Siswa di SMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten
Tangerang.

6
Wati Rahmwati, Wawancara Kepala Sekolah, Rabu 07-11-2016.
7

B. Identifikasi Masalah
Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah terkait motivasi belajar siswa yaitu :
1. Siswa menganggap materi yang dipelajari tidaklah penting.
2. Siswa cenderung merasa bosan dengan metode dan pola belajar
yang diterapkan oleh guru.
3. Fasilitas/prasarana pembelajaran yang kurang memadai.
4. Peran orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya.
5. Kurang perhatian guru terhadap interaksi belajar mengajar yang
dapat memotivasi siswa untuk belajar.
6. Kurangnya kompetensi yang dimiliki guru dalam mengajar seperti
tidak menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.
7. Belum optimalnya guru dalam mengelola kelas.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi dalam penelitian
ini, maka perlu adanya pembatasan masalah. Berdasarkan identifikasi
masalah yang ada, maka penelitian ini dibatasi pada kemampuan guru
dalam mengelola kelas dan hubungannya dengan motivasi belajar siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka masalah yang
akan diteliti dapat rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana motivasi belajar siswa di SMK Citra Nusantara
Panongan ?
2. Bagaimana kemampuan guru mengelola kelas di SMK Citra
Nusantara Panongan ?
3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan guru mengelola
kelas dengan motivasi belajar siswa di SMK Citra Nusantara
Panongan.
8

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
hubungan kemampuan guru mengelola kelas dengan motivasi belajar
siswa di SMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber
informasi bagi sekolah maupun akademisi yang tertarik untuk
melaksanakan penelitian lebih jauh mengenai hubungan
kemampuan guru mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa
sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan apabila ada
penelitian yang sama.
2. Manfaat Praktik
a. Bagi guru penelitian ini diharapkan menjadi masukan
ketika mengajar di dalam kelas agar kegiatan belajar
mengajar berjalan dengan efektif.
b. Bagi penulis berikutnya hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi teknis
maupun temuan serta dapat menjadi bahan kajian untuk
mengembangkan penelitian lebih lanjut.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan
bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan di mana
saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tidak dapat
ditentukan sebelumnya. Namun demikian, satu hal yang sudah pasti bahwa
belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan
maksud tertentu.1
Martinis Yamin mengungkapkan bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku seseorang melalui latihan dan pengalaman,
motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang
dilakukan sesorang. Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, misalnya dari tidak bisa membaca,
menjadi bisa membaca.2 Menurut James O. Whittaker belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.3 Pendapat di atas menekankan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku yang berlangsung di dalam diri seseorang melalui
pengalaman. Senada dengan pendapat james, Cronbach juga berpendapat
bahwa learning is shown by change in behavior as a resukt of experience.
Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman.4,
Ketiga pendapat di atas menekankan belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai

1
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2014), Cet. 14, h. 154
2
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Press,
2007), h. 87
3
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 12
4
Ibid., h. 13

9
10

hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang


menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pembelajaran sangat penting bagi kehidupan manusia, karena
dengan belajar manusia dapat lebih mengetahui ataupun memahami sesuatu
ilmu pengetahuan yang ada di lingkungan sosial. Namun terkadang suatu
proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena
ketiadaan kekuatan yang mendorong atau yang disebut sebagai motivasi.
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar
yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung
prestasinya pun akan tinggi pula, sebaliknya siswa yang motivasinya
rendah, maka akan rendah pula prestasinya. Karena motivasi merupakan
penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan tertentu.
Menurut Sardiman motivasi adalah daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasakan atau mendesak. Dalam hal ini
Sardiman menekankan bahwa motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai
tujuan.5 Senada dengan pendapat di atas, menurut Nur Hidayah motivasi
adalah suatu proses untuk menggerakkan motif menjadi perilaku/tindakan
untuk memuaskan atau mencapai tujuan.6 Jadi motivasi dalam hal ini
merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Menurut Mc. Donald
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.7 Dari pendapat Mc. Donald menekankan bahwa motivasi
ditandai dengan munculnya rasa seseorang dan dirangsang karena adanya
tujuan.
Berbeda dengan pendapat di atas Huitt menyatakan motivasi adalah
suatu kondisi atau status internal (kebutuhan, keinginan, atau ahsrat) yang
mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka
5
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 73.
6
Nadlir, dkk., Psikologi Belajar, (Jakarta : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah , 2009), ed. 1, h. 9
7
Sardiman. loc. cit
11

mencapai tujuan.8 Sama halnya dengan pendapat Huitt, Gray berpendapat


bahwa motivasi adalah sejumlah proses, yang bersifat internal atau
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan
tertentu.9
Kedua pendapat di atas menekankan makna motivasi sebagai
kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan
dalam melaksanakan suatu kegiatan yang bersumber dari dalam diri invidu
maupun dari luar individu.
Menurut beberapa pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan
bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik yang
berasal dari dalam diri individu maupun dari luar individu yang
menimbulkan dorongan untuk belajar. Motivasi belajar dapat memberi
gairah, semangat, rasa senang yang akan mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran dari guru.
b. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2). Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3). Menunjukan minat terhadap berbagai macam masalah.
4). Lebih sering bekerja mandiri.
5). Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin.
6). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7). Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya itu
8). Senang mencari dan memecahkan soal-soal.10
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang itu

8
Siti Suprihatin, “Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar siswa”, Jurnal Pendidikan
ekonomi, Vol. 3, No.1, 2005, h. 74-75.
9
Ibid., h. 75.
10
Sardiman, op. cit., h. 83
12

selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu
akan sangat penting dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar akan berhasil baik, apabila siswa tekun mengerjakan
tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara
mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu
yang rutinitas dan mekanis. Siswa harus mempertahankan pendapatnya,
kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut
siswa harus juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan
bagimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami
benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat
memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
c. Macam- macam Motivasi Belajar
Menurut Martinis Yamin, macam-macam motivasi belajar
dibedakan dalam dua macam, yaitu :
1). Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari
dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan
dengan kegiatan belajarnya sendiri. Motivasi ini tumbuh akibat
dorongan dari luar diri seseorang seperti dorongan dari orang lain dan
sebagainya.
Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel
diantaranya adalah ; (a) Belajar demi memenuhi kewajiban; (b) belajar
demi menghindari hukuman yang diancamkan; (c) belajar demi
memperoleh hadiah material yang disajikan; (d) belajar demi
meningkatkan gengsi; (e) belajar demi memperoleh pujian dari orang
yang penting seperti orang tua dan guru; (f) belajar demi tuntutan
jabatan yang dipegang.
2). Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan
diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan
yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya belajar
13

karena ingin memecahkan suatu permasalahan, ingin menjadi seorang


profesor, dan ingin menjadi seorang yang ahli dalam bidang ilmu
pengetahuan tertentu. Keinginan ini diwujudkan dalam upaya
kesungguhan sesorang untuk mendapatkannya dengan usaha kegiatan
belajar .11
Senada dengan pendapat Martinis Yamin, Syaiful Bahri
Djamarah menyatakan bahwa dalam membicarakan soal macam-macam
motivasi hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi instrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila
seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka ia
secara sadar akan melakukan suaty kegiatan yang tidak memerlukan
motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi
instrinsik snagat diperlukan terutama belajar sendiri. Seseorang yang
memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar,
keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif bahwa
semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan
sangat berguna kini dan masa mendatang.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar anak didik mau belajar, berbagai macam cara bisa
dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang
berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat
anak didik dalam belajar. 12

Berdasarkan kedua pendapat di atas macam-macam motivasi


belajar ada dua yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi
seseorang yang disebut “motivasi intrinsik dan motivasi yang
berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”.
Berbeda dengan pendapat Martinis Yamin dan Syaiful Bahri
Djamarah, Sardiman menyatakan bahwa macam-macam motivasi
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu :
1). Motivasi dilihat dari dasar pembetukannya.

11
Yamin, op. cit., h. 85-86
12
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 149-151
14

a) Motif-motif bawaan.
Yang dimaksud motif bawaan adalah yang dibawa
sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contohnya
dorongan untuk makan dan minum.
b) Motif-motif yang dipelajari.
Motif-motif yang dipelajari adalah motif-motif yang
timbul karena dipelajari. Contohnya, dorongan untuk
mengajar sesuatu dalam masyarakat motif-motif ini
seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan
secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial
dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini
terbentu.13
2). Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a). Motif atau kebutuhan organis, meliputi : kebutuhan untuk
makan, minum, bernapas, dan kebutuhan untuk beristirahat.
b). Motif-motif darurat, yang termasuk dalam jenis motif ini
antara lain : dorongan untuk menyelamatkan diri, dan
dorongan untuk membalas. Motivasi ini timbul karena
rangsangan dari luar.
3). Motivasi jasmaniah dan rohaniah.
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu
menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi
rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani misalnya, refleks,
dan insting otomatis. Sedangkan yang termasuk motivasi
rohaniah adalah kemauan.
4). Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
a). Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari
dalam diri individu. Contohnya seseorang senang membaca,
tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya untuk

13
Yamin, op. cit., h. 85
15

membaca.
b). Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal
karena adanya rangsangan dari luar individu. Contohnya
sesorang itu belajar karena akan menghadai ujian dengan
harapan mendapatkan nilai baik agar mendapat pujian.14
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara garis
besar macam-macam motivasi ada dua yaitu, motivasi intrinsik adalah
motivasi yang berasal dari dalam diri individu. Sebagai contoh seseorang
yang rajin belajar karena ingin berhasil dalam belajarnya. Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang berasa dari luar individu. Sebagai contoh
sesorang yang rajin belajar karena ingin mendapatkan pujian dari guru
maupun dari orang tua
d. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Peranan yang dimainkan oleh guru dengan mengandalkan fungsi-
fungsi motivasi merupakan langkah yang akurat untuk menciptakan iklim
belajar yang kondusif bagi peserta didik..
Sehubungan dengan hal tersebut Menurut Sardiman fungsi motivasi
dalam belajar, sebagai berikut :
1). Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
2). Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang ingin
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai tujuannya.
3). Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang yang
harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.
Senada dengan pendapat di atas, Syaiful Bahri Djamarah berpendapat
bahawa fungsi motivasi sebagai berikut:
1). Motivasi sebagai pendorong perbuatan, yaitu sebagai pendorong yang
14
Ibid, h. 88-86
16

mempengaruhi sikap untuk melakukan kegiatan yang akan dikerjakan


dalam belajar.
2). Motivasi sebagai penggerak perbuatan, yaitu sebagai penggerak dari
setiap aktivitas yang akan dikerjakan.
3). Motivasi sebagai pengarah perbuatan, yaitu sebagai pengarah mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.15
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi dalam belajar adalah sebagai tenaga penggerak untuk mendorong,
mengarahkan, dan menentukan seseorang. Dalam hal ini adalah siswa,
yaitu untuk melakukan suatu tugas atau perbuatan untuk mencapai tujuan
belajar.
Berbeda dengan kedua pendapat di atas, menurut Masnur dkk. fungsi
motivasi difokuskan yang berkenaan dengan pristiwa belajar mengajar yaitu:
1). Fungsi penggerak
Misalnya pada suatu hari sebagian besar siswa di kelas tidak berada
dalam kondisi yang di harapakan untuk belajar. Mereka kurang bergairah,
mengantuk, dan perhatiannya kurang tertuju pada pelajaran. Untuk
mengatasi kondisi yang demikian, guru perlu berusaha untuk menggugah
perhatian dan minat mereka. Motivasinya perlu digerakkan sehingga
tumbuh dan berkembang dengan jalan menciptakan kondisi dan lingkungan
yang merangsang agar para siswa memberi respon positif terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilaksanakan. Penggerak motivasi belajar untuk
siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:
a). Metode penemuan
b). Motivasi kompetensi
c). Belajar terprogram
d). Prosedur brainstorming16

15
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 157.
16
Masnur., Nur Hasanah, dan Basennang Saliwangi, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar
Bahasa Indonesa (Bandung : Jemmars, 1987), h. 56
17

2). Fungsi harapan


Guru perlu memberikan harapan tersebut utnuk menggugah
motivasi belajar. Cara-cara yang dapat dilaksanakan untuk memenuhi
fungsi harapan ini anatar lain sebagai berikut :
a). Merumuskan tujuan intruksional sekhusus mungkin
b).Tujuan intruksional hendakya terbagi atas tida kategori, yaitu tujuan
intruksional yang langsung, “intermediate”, dan jangka panjang.
c). Perubahan-perubahan harapan
d). Tingkat aspirasi.17
3). Fungsi insentif
Insetif adalah objek tujuan yang digunakan oleh guru untuk
menghasilkan semangat belajar. Pemberian insentif dalam kegiatan belajar
mengajar dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu :
a). Balikan dari hasil-hasil tes dan sistem pemberian nilai.
b). Hadiah dan dorongan secara lisan atau tertulis.
c). Persaingan dan kerja sama.18
4). Fungsi disiplin
Teknik disiplin yang sebaiknya diterapkan disekolah adalah disiplin
disertai dengan kesadaran. Dengan kondisi disiplin seperti inilah terjadi
proses motivasi, yakni motivasi berdisiplin, untuk turut serta menegakkan
peraturan sekolah yang telah ditetapkan.19
Dari uraian di atas motivasi berfungsi sebagai penggerak untuk
menciptakan kondisi dan lingkungan yang merangsang agar para siswa
memberi respon positif terhadap kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan. Guru juga perlu memberikan harapan untuk menggugah
motivasi belajar siswa dan memberikan insentif berupa hadiah bagi siswa
yang berprestasi untuk mendorong semangat belajar siswa.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi motivasi

17
Ibid, h. 57
18
Ibid, h. 58
19
Ibid, h. 59
18

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri individu


yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga
tujuan yang dikehendaki akan tercapai. Jika individu mempunyai motivasi
belajar yang tinggi maka individu tersebut akan mencapai prestasi yang
baik.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dimyati dan Mudjiono menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar berasal dari motivasi intrinsik dan
ekstrinsik.
1). Motivasi Intrinsik
a). Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Setiap siswa pasti memiliki harapan. Harapan dapat
dikatakan sebagai cita-cita yang dimiliki oleh seorang siswa. Untuk
mencapai cita- cita, siswa pasti akan berusaha untuk mencapainya.
Dalam mencapai cita-cita itu banyak usaha yang dilakukan oleh
siswa, salah satu contohnya adalah dengan giat belajar. Jadi cita-
cita dapat memperkuat motivasi belajar intrinsik.
b). Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan
atau kecakapan untuk mencapainya. Salah satu contohnya adalah
seorang anak yang mempunyai keinginan untuk membaca. Maka
harus diimbangi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan
bunyi huruf-huruf. Jadi dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi.
c). Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. Sebagai contohnya yaitu apabila
seorang anak dalam keadaan sakit, maka dia tidak mau belajar.
Sebaliknya, setelah anak itu sehat dia akan mengejar
ketertinggalan belajarnya. Apabila seorang anak dalam kondisi
19

marah-marah, maka dia akan susah dalam menerima pelajaran. Jadi


kondisi jasmani dan rohani siswa mempengaruhi motivasi belajar.20
2). Motivasi Ekstrinsik
a). Kondisi Lingkungan Siswa
Siswa berada di lingkungan sekitar yang berbeda-beda.
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Dengan
lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah semangat dan
motivasi belajar mudah diperkuat.
b). Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Dengan dibangunnya lingkungan yang bertambah baik,
maka dapat menciptakan kondisi dinamis bagi pelajar yang sedang
berkembang jiwa raganya. Jadi guru profesional diharapkan
mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi,
dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar
seorang siswa.
c). Upaya Guru Membelajarkan Siswa.
Upaya guru untuk memotivasi siswa ada bermacam-macam.
Motivasi dapat dilakukan seorang guru pada saat pelajaran
berlangsung ataupun sedang di luar pelajaran. Oleh karena itu peran
guru cukup banyak untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.21
Hal-hal yang disajikan secara menarik oleh guru juga menjadi
sesuatu yang mempengaruhi motivasi belajar misalnya, pada saat
mengajar guru bisa menggunakan media pembelajaran yang menarik
dan menata tempat duduk siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
sehingga terciptanya suasana belajar yang kondusif. 22
Menurut Hamzah B. Uno motivasi belajar dapat timbul karena
faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yang mempengaruhi

20
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 97-98
21
Ibid., h. 100
22
Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan pembelajaran, (Bogor : Ghalia Indonesia,
2011), Cet. 2, h. 55
20

motivasi belajar yaitu (1). Adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2)
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan akan
cita-cita. Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar meliputi
(1) adanya penghargaan dalam belajar, (2) adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar, (3) lingkungan belajar yang kondusif.23
Jadi untuk meraih motivasi belajar yang tinggi bagi siswa, harus
diperhatikan faktor yang mempengaruhinya baik intrinsik maupun
ekstrinsik. Siswa harus menyadari dengan sengaja untuk melakukan
kegiatan dan kebutuhan belajar untuk meraih tujuan (cita-cita yang
hendak dicapai). Faktor ekstrinsik harus disertai penghargaan (pujian)
jika siswa berprestasi, diperlukan lingkungan belajar yang kondusif dan
kegiatan belajar yang menarik. Dalam hal ini peran guru diperlukan
untuk menciptakan suasana yang kondusif dan membantu siswa dalam
belajar.
f. Upaya meningkatkan motivasi belajar
Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar
di sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru
diungkapkan Sardiman, yaitu:
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai
raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh
guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan
hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya dengan angka-
angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan koginitifnya
saja.
b. Hadiah

23
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 23, e-book,
diakses pada tanggal 01/02/2017, (www.eprints.walisongo.ac.id/447/2/083811020).
21

Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa


tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak
demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak
menarik menurut siswa.24
c. Saingan/kompetisi
Saingan/kompetisi baik yang individu atau kelompok, dapat
menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena
terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat
dalam mencapai hasil yang terbaik.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu
dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
e. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan
diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan
karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
f. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat
motivasi. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan
terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu
mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat
meningkatkannya.
g. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya
dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk
reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik

24
Sardiman, op. cit., h. 92
22

bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat,


sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.
h. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif,
tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat
motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip- prinsip
pemberian hukuman tersebut.25
Motivasi yang diberikan oleh guru kepada anak didik supaya anak
didik dapat terdorong untuk belajar di sekolah adalah dengan memberi
angka kepada siswa sebagai simbol atau nilai kegiatan di dalam belajar.
Hadiah yang diberikan sebagai penghargaan atau supaya pekerjaan
belajarnya yang membuat siswa termotivasi, saingan/kompetisi di dalam
proses belajar mengajar mengarahkan anak didik untuk lebih
meningkatkan prestasi, ego involmen (harga diri) yang dimiliki siswa
hendaknya dapat digunakan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
yang akan dicapai dengan memberi ulangan sebagai evaluasi di dalam
mencapai hasil belajar yang dilakukan oleh guru dapat mendorong anak
didik untuk termotivasi dan bisa menjawab ulangan yang diberikan
mengetahui hasil belajar seseorang anak.
Apabila mengetahui hasil belajar dari evaluasi yang diberikan akan
semangat meningkatkan belajarnya serta adanya peran serta orang
tua. Pujian seorang guru diberikan kepada anak didik merupakan
reinforcement yang positif sekaligus motivasi yang baik, hukuman
merupakan reinforcement yang negatif tetapi guru harus memberikan
secara tepat dan bijak.
Tidak hanya Sardiman, Winkel juga berpendapat dalam rangka
mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru
hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan
25
Sardiman, op. cit., h. 93-94
23

prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan


kehadiran siswa dikelas merupakan suatu motivasi belajar yang
datang dari siswa.
b. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis
dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa
terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal
ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun
mental siswa, sehingga seorang guru harus berupaya untuk
membangkitkan kembali kinginan siswa dalam belajar.

Menurut pendapat di atas upaya yang dilakukan oleh seorang guru


untuk memberikan motivasi kepada siswa hendaknya guru menerapkan
prinsip-prinsip belajar dan unsur-unsur dinamis dalam belajar.
Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru menurut
Dimyati yaitu dengan cara :
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
hambatan belajar yang di alaminya.
b. Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
c. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
d. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana
gembira terpusat pada perilaku belajar.
e. Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri
bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil. 26
Menurut Syaiful Bahri Djamarah usaha untuk membangkitkan
gairah belajar peserta didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru,
yaitu :
a. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
b. Menjelaskan secara konkret kepada peserta didik apa yang
dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai peserta
didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang

26
Siti Suprihatin, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal
Pendidikan Ekonomi, Vol. 3, No. 1, 2015 h. 76-77
24

lebih baik dikemudian hari.


d. Membentuk kebiasaan baik.
e. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual
maupun kelompok.
f. Menggunakan metode bervariasi.27
Guru sangat berperan dalam membangkitkan motivasi belajar
siswa. Seorang guru hendaknya memberikan hadiah atau ganjaran kepada
siswa yang mendapatkan nilai bagus atau siswa yang berprestasi agar lebih
semangat lagi dalam belajarnya dan dapat merangsang untuk mendapat
prestasi yang lebih baik dikemudian hari. Tidak hanya itu guru juga harus
bisa mengajar dengan metode yang bervariasi agar tidak monoton yang
menyebabkan siswa menjadi jenuh dalam belajar.
Berdasarkan teori dan konsep tentang belajar dan motivasi maka
dapat disimpulkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
baik yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar individu yang
menimbulkan dorongan untuk belajar. Motivasi belajar dapat memberi
gairah, semangat, rasa senang yang akan mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran dari guru. Motivasi belajar dapat diukur berdasarkan
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik meliputi (1) semangat
dalam belajar, (2) tekun menghadapi tugas, (3) ulet menghadapi kesulitan
belajar, (4) menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, (5)
bekerja mandiri dalam mengerjakan tugas, (6) cepat bosan dengan tugas-
tugas rutin, (7) dapat mempertahankan pendapatnya, (8) tidak mudah
melepaskan hal-hal yang sudah diyakini, (9) senang mencari dan
memecahkan soal-soal latihan, sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi (1)
Adanya penghargaan, (2) kegiatan yang menarik, (3) adanya sanksi dalam
belajar, dan (4) lingkungan belajar yang kondusif.

27
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta : Rineka Cipta,
2013), h. 148-149
25

2. Pengelolaan Kelas
a. Pengertian pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata pengelolaan dan
kata kelas. Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”
yang kemudian di Indonesia-kan menjadi manajemen atau menejemen.
Dalam kamus bahasa indonesia disebutkan bahwa pengelolaan berarti
penyelenggaraan.28
Menurut Winarno Hamiseno pengelolaan adalah substantifa dari
mengelola. Sedangkan mengelola adalah suatu tindakan yang dimulai dari
penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai
dengan pengawasan dan penilaian.29Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu
yang dikelola dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan kelas menurut
Oemar Hamalik adalah suatu kelompok yang melakukan kegiatan belajar
bersama, yang dapat pengajaran dari guru.30
Suharsimi Arikunto juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas
suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal
sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.31
Syaiful Bahfri Djamarah berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
interaksi edukatif. Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi
edukatif.Yang dimaksud dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku
anak yang menyeleweng perhatian kelas, perhatian ganjaran bagi ketepatan

28
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 7
29
Ibid., h. 8
30
Syiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Stratgei Belajar Mengajar, ( Jakarta : PT Rieneka Cipta,
2013 ), Cet. 5, h. 175
31
Suharsimi Arikunto, op. cit, h. 67-68
26

waktu penyelesaian kerja siswa, atau penetapan norma kelompok


produktif.32
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat ditarik garis besar bahwa
pengelolaan kelas merupakan kemampuan guru untuk mengelola
pembelajaran dengan baik, hal ini dilakukan guna untuk mencapai
pembelajaran yang optimal.
Berbeda dengan pendapat di atas, Sudirman dkk. menyatakan bahwa
pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas.33 Tidak
hanya Sudirman, Hadari Nawawi juga mengatakan bahawa kegiatan
manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru
atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluasnya-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia
dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan kurikulum dan perekembangan murid.34
Pendapat di atas menekankan makna pengelolaan kelas sebagai
suatu upaya mendayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin
untuk mendukung proses interaksi edukatif dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Dari pengertian pengelolaan kelas tersebut, penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan atau usaha
yang dilakukan oleh seorang guru dengan tujuan agar terjadi proses belajar
mengajar dengan situasi dan kondisi yang efektif, kondusif, dan
menyenangkan bagi kedua belah pihak antara guru yang mengajar dan
siswa sehingga tercapai pembelajaran yang optimal. Mengelola kelas
merupakan suatu keterampilan seorang guru untuk menciptakan suasan
pengajaran yang serasi tanpa adanya suatu gangguan. Seorang guru harus
berusaha mengembalikan kondisi tersebut jika terdapat hal-hal yang

32
Ibid, h. 173
33
Ibid, h. 177.
34
Ibid.
27

mengganggu konsentrasi siswa serta mengganggu kelancaran belajar. Suatu


kondisi belajar yang optimal akan dicapai apabila seorang guru mampu
mengatur siswa dengan suasana pelajaran yang serasi dan mengendalikan
suasana belajar yang menyenangkan.
b. Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru tanpa tujuan. Karena ada
tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang
fisik maupun pikian dirasakan. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan
baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnya.
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah agar setiap siswa di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Indikator kelas
yang tertib adalah sebagi berikut:

1) Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu akan tugasnya.
2) Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa membuang
waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. 35
Pendapat ini menekankan ketertiban pada diri siswa karena
dengan ketertiban siswa dapat belajar dengan tenang.
Menurut Fathurahman dan Sutikno secara umum tujuan pengelolaan
kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Pendapat ini
menekankan mutu pembelajaran karena mutu pembelajaran akan tercapai
jika tercapainya tujuan pembelajaran.36 Sudirman juga berpendapat secara
umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-
macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa
belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan,

35
Suharsimi Arikunto, op.cit., hal. 68
36
RulamAhmadi, Pengelolaan Kelas, 2017, (www.infodiknas.com/wp-content/uploads/2015/03/BAB-
8-Ppengelolaan-Kelas.pdf)
28

suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta


apresiasi pada siswa.37
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan
kelas adalah untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
sesuai dengan kemampuannya dan menghilangkan hambatan yang dapat
mengganggu pembelajaran sehingga dapat efektifitas/keberhasilan
pembelajaran.
c. Pendekatan Pengelolaan Kelas
Keharmonisan guru dengan peserta didik, tingginya kerja sama di
antara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Karena itu, lahirnya
interaksi yang optimal tentu saja tergantung dari pendekatan yang guru
lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai pendekatan tersebut
menurut Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini adalah
menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik
untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang
mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam
bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2. Pendekatan ancaman
Dari pendekatan ancaman ini, pengelolaan kelas adalah juga
sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan
cara memberikan ancaman, misalnya melarang, sindirian, dan
memaksa.38
3. Pendekatan kebebasan

37
Syiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op. cit., h. 178
38
Ibid, h. 179
29

Pengelolaan diartikan suatu proses untuk membantu anak


didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan
dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal
mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dikerjakan oleh guru dalam interaksi semua masalah atau
situasi yang terjadi dikelas.
5. Pendekatan pengajaran
Pendekatan ini disadarkan ata suatu anggapan bahwa dalam
suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya
masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila
tidak bisa dicegah.
6. Pendekatan perubahan tingkah laku
Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak
didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. 39
7. Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial
Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu
proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan
sosial yang positis dalam kelas.40
8. Pendekatan proses kelompok.
Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas diartikan sebagai
suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, di
mana proses kelompok merupakan yang paling utama.
9. Pendekatan elektis atau pluralistik
Pendekatan elastis ini menekankan pada potensialitas, kreativitas,
dan inisiatif wali/guru krlas dalam memilih berbagai pendekatan

39
Ibid., h. 180
40
Ibid., h. 181
30

tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.41


Senada dengan pendapat Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain,
sunaryo berpendapat ada beberapa pendeketan pengelolaan kelas yaitu : 42
1. Pendekatan kekuasaan
2. Pendekatan ancaman/intimidasi
3. Pendekatan kebebasan
4. Pendekatan resep (cook book)
5. Pendekatan pengajaran
6. Pendekatan perubahan tingkah laku (behavior modification)
7. Pendekatan sosio emosional
8. Pendekatan proses kelompok
9. Pendekatan pluralistik
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat ditarik garis besar bahwa
guru bebas memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan sesuai
dengan kemampuannya untuk menumbuhkan kegiatan pembelajaran yang
efektif. Pendekatan pembelajaran digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
d. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka penting bagi
guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas.
Menurut Djamarah dan Moh Uzer Usman, prinsip pengelolaan kelas itu
mencakup hal-hal sebagai berikut : (1) hangat dan Antusias, (2) tantangan, (3)
bervariasi, (4) keluwesan, (5) penekanan pada hal yang positif positif, (6)
penanaman disiplin diri.
1). Hangat dan Antusias
Guru harus menunjukkan sikap hangat dan antusias saat mengajar,
apalagi ketika berhubungan dengan siswa. Kehangantan dan keantusiasan
siswa yang diperhatikan oleh guru akan mendatangkan keberhasilan dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2). Tantangan

41
Ibid., h. 183
42
Sunhaji, “Konsep Manajemen kelas dan Implikaisnya dalam pembelajaran”, Jurnal
Kependidikan,Vol. II, 2009, h. 39
31

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau cara belajar yang menantang


akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar.
3). Bervariasi
Kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan mengadakan
variasi dalam mengajar juga merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mencapain pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.43
4). Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dan dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan
siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
5). Penekanan Pada Hal yang Positif
Pada dasarnya, didalam mengajar dan mendidik guru harus
menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemutusan perhatian
siswa pada hal-hal yag negatif.
6). Penanaman Disiplin Diri.
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan
akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa
untuk melaksanakan disiplin diri, dan guru sendiri hendaknya menjadi
contoh atau teladan tentang pengedalian diri dn pelaksanaan tanggung
jawab.44
Dengan demikian, prinsip-prinsip pengelolaan kelas di atas dapat
menjadi acuan guru dalam proses mengajar sehingga proses KBM di
dalam kelas berjalan dengan efektif dan tujuan akhir dari pengelolaan
kelas agar siswa dapat mengembangkan disiplin diri.
e. Keterampilan Pengelolaan Kelas
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain keterampilaan
pengelolaan kelas pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi

43
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 185
44
Asmadawati,” Keterampilan Mengelola Kelas”, Jurnal Logaritma, Vol. II, No. 02, 2014, h. 7-8
32

belajar yang optimal dan Keterampilan yang berhubungan dengan


45
pengembangan kondisi belajar yang optimal. Senada dengan pendapat diatas
Zainal Asril juga berpendapat bahwa keterampilan mengelola kelas dibedakan
menjadi dua, yaitu Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan yang berkaitan
dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.46
1). Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pembelajaran serta kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut, yaitu.
a) Sikap tanggap
Komponen ini menggambarkan tingkah laku guru yang
tampak kepada siswa bahwa guru sadar serta tanggap terhadap
perhatian mereka, tahu apa yang mereka kerjakan. Seolah-olah mata
guru ada dibelakang kepala, sehingga guru dapat menegur anak
didik walaupun guru sedang menulis dipapan tulis.47 Untuk
memberikan kesan tanggap ini bisa dilakukan dengan berbagai
mcara, di antaranya :
 Memberikan komentar baik terhadap materi pelajaran
yang akan dipelajari maupun terhadap perilaku siswa.
 Menjaga konta mata, artinya setiap saat guru perlu
memperhatikan siswa melalui pandangan secara terus-
menerus.
 Gerak mendekat, artinya guru perlu memberi perhatian
khusus baik kepada individu maupun kepada
48
kelompok.

45
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 186.
46
Zainal Asril, Micro Teaching : Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2013 ), h. 72
47
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 187.
48
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2014), Cet. 11, h. 46
33

b) Memberi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu
membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung
dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan
dengan cara visual dan verbal.
c) Pemusatan perhatian kelompok
Guru mengambil inisiatif dan mempertahankan perhatian
anak didik dan memberitahukan (dapat dengan tanda-tanda) bahwa
ia bekerja sama dengan kelompok atau subkelompok yang terdiri
dari tiga sampai empat orang.49
d) Menegur, teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan
sebagi berikut : (1) tegas, jelas tertuju kepada siswa yang
mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (2)
menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung
penghinaan; (3) menghindari ocehan berkepanjangan.
e) Memberi penguatan, pemberian penguatan dapat dilakukan kepada
siswa yang suka mengganggu jika pada suatu saat tertangkap
melakukan perbuatan positif.50

2). Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar


yang optimal .
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap
gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. Namun pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan
seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku anak
didik terus-menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat
dalam tugas dikelas, strategi tersebut adalah sebagai berikut.
a) Modifikais tingkah laku

49
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 188-189
50
Zainal Asril, op.cit., h. 74
34

Beberapa tingkah laku yang digunakan untuk


mengorganisasikan tingkah laku adalah: (1) merinci tingkah laku
yang menimbulkan gangguan; (2) memilih norma yang realistis
program remedial; (3) bekerja sama dengan rekan atau konselor; (4)
memilih tingkah laku yang akan diperbaiki; dan (5) memvariasika
pola penguatan yang tersedia misalnya dengan cara meningkatkan
tingkah laku yang diinginkan dengan teknik tertentu.51
b) Pendekatan pemecahan masalah kelompok
Guru dapat menggunakan pemecahan masalah kelompok
dengan cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-
kegiatan kelompok.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah.
Guru dapat menggunakan seperangkat cara utnuk
mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui
sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku
tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.52

Kedua pendapat di atas menekankan bahwa keterampilan


mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi
yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan
ataupun melakukan kegiatan remedial.
Keterampilan guru dalam mengelola kelas tidak hanya yang
berhubungan dengan sikap saja, namun agar tercipta suasana belajar yang
menggairahkan dan kondusif perlu diperhatikan penataan ruang kelas agar
pembelajaran di kelas di monoton.
Abdul Majid berpendapat dalam mewujudkan pengelolaan kelas
yang baik, maka perlu diperhatikan kondisi fisik di ruang kelas.

51
Ibid., h. 75
52
Ibid., h. 193-194
35

1). Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar


Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa
bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara
siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas
belajar.
2). Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat
mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan
mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.53 Pengaturan
tempat duduk dapat diatur sesuai dengan metode yang dipilih. Dalam
mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya
tatap muka sehingga guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku
siswa. Ada beberapa pengaturan tempat duduk yang dapat diterapkan
yaitu :
a). Berbaris berjajar
cara pengaturan ini biasanya dilakukan ketika guru
menggunakan metode ceramah. Dengan penempatan siswa secara
berbaris berjajar ini interaksi antarsiswa agak sulit dilaksanakan.
b). Berkelompok
pengelompokan dalam kelas memungkinkan siswa untuk
dapat lebih berinetraksi satu siswa dengan siswa lainnya. Ukuran
kelompok yang ideal terdiri atas 5-6 anggota kelompok yang
homogen.
c). Setengah lingkaran
pengaturan seperti ini misalnya digunakan untuk kegiatan
diskusi kelas. Pengaturan setengah lingkaran ini di samping guru
bisa langsung bertatap muka dengan siswa, juga mudah bergerak
untuk segera memberikan bantuan kepada siswa.
d). Berbentuk lingkaran

53
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 167-168
36

Dengan pengaturan seperti ini semua siswa dapat


berinteraksi sesamanya dan juga dengan guru, yang sama-sama
lingkaran tersebut.54
3). Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah aset penting untuk
terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi
harus cukup menjamin kesehatan siswa.
4). Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus
yang mudah dicapai bila diperlukan dan akan dipergunakan bagi
kepentingan belajar.55
Suhaenah Suparno mengemukakan kriteria yang harus
dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai
berikut.
1). Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses
pembelajaran yang salah satu petunjuknya adalah bahwa anak-anak
belajar dengan aktif dan guru dapat mengelola kelas dengan baik
2). Penataan tersebut bersifat fleksibel sehingga perubahan dari satu tujuan
ke tujuan lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
sifat kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang akan dicapai pada waktu
itu.
3). Ketika anak belajar belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-
fasilitas yang dapat memberikan bantuan untuk memperjelas konsep-
konsep yaitu berupa gambar-gambar atau media lain sehingga konsep-
konsep tersebut tidak bersifat verbalitas.
4). Penataan ruang dan fasilitas yang ada di kelas harus mampu membantu
siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka
merasa senang belajar.56

54
Masnur, op. cit., h. 6
55
Majid. loc. cit.
56
Ibid., h. 168-169
37

Dengan demikian, untuk memberikan pelayanan yang sebaik-


baiknya bagi siswa dalam belajar ada beberapa hal yang menjadi pegangan
guru yaitu mengatur tempat duduk siswa harus mencerminkan belajar
efektif, bangku disediakan yang memungkinkan bisa dipindah-pindah atau
diubah formasinya. Ruang kelas yang bersih dan segar akan menjadikan
siswa bergairah belajar dan memlihara kebersihan dan kenyamanan suatu
kelas/ruang belajar sama artinya dengan mempermudah siswa menerima
pelajaran.
Berdasarkan konsep pegelolaan kelas maka yang dimaksud dengan
kemampuan guru mengelola kelas adalah suatu upaya maskimal dalam
menata kelas yang dilakukan oleh seorang guru dengan tujuan agar terjadi
proses belajar mengajar dengan situasi dan kondisi yang efektif, kondusif,
dan menyenangkan sehingga tercapai pembelajaran yang optimal.
Pengelolaan kelas dapat diukur berdasarkan penciptaan kondisi belajar yang
optimal, pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan pengembaangan
kondisi belajar yang optimal. Penciptaan kondisi belajar optimal meliputi
(1) Pengaturan tempat duduk yang sesuai dengan strategi yang digunakan,
(2) pengaturan penyimpanan barang-barang, (3) pengaturan ventilasi dan
tata cahaya, sedangkan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal meliputi
(1) Sikap tanggap, (2) memberi perhatian, (3) pemusatan perhatian
kelompok, (4) menegur, dan (5) memberi penguatan. Pengembangan
kondisi belajar yang optimal meliputi (1) Modifikasi tingkah laku, (2)
pendekatan pemecahan masalah kelompok, (3) menemukan dan
memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
38

B. Kerangka Berfikir
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik yang berasal dari
dalam diri individu maupun dari luar individu yang menimbulkan dorongan untuk
belajar. Macam-macam motivasi belajar ada dua yaitu motivasi yang berasal dari
dalam diri individu seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang
berasal dari luar diri individu yang disebut “motivasi ekstrinsik”.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi,
seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Motivasi belajar siswa di
pengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kemampuan guru dalam
mengelola kelas.
Pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
seorang guru dengan tujuan agar terjadi proses belajar mengajar dengan situasi dan
kondisi yang efektif, kondusif, dan menyenangkan bagi kedua belah pihak antara
guru yang mengajar dan siswa sehingga tercapai pembelajaran yang optimal. Suatu
kondisi yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur anak didik dan
sarana pengajaran serta mengendalikannya dengan suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pengajaran.
Terdapat dua hal yang turut menentukan bahwa kelas yang dikelola dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu pengaturan dan pengajaran itu sendiri.
Pengelolaan kelas dengan segala kelebihannya yaitu dapat menumbuhkan motivasi
ekstrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa mempelajari
konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman, kejadian, fakta, dan fenomena
yang dialaminya sendiri, sehingga dapat memberikan suatu hasil yang diharapkan
dan lebih adalah siswa memperoleh motivasi belajar yang lebih baik. Dengan
adanya pengelolaan kelas yang baik maka akan mewujudkan interaksi belajar yang
baik pula.
Dengan demikian, diduga kuat terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan guru mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa. Semakin bagus
kemampuan guru mengelola kelas maka semakin tinggi motivasi belajar siswa
sebaliknya semakin kurang kemampuan guru mengelola kelas maka semakin
rendah motivasi belajar siswa.
39

INPUT PROSES OUTPUT

Kondisi Nyata
1. Siswa menganggap materi yang
dipelajari tidaklah penting.
2. Siswa cenderung merasa bosan Masalah
dengan metode dan pola belajar Rendahnya Hasil
yang diterapkan oleh guru motivasi belajar Semakin tinggi
3. Fasilitas/prasaranapembelajaran siswa motivasi belajar
yang kurang memadai siswa.
4. Peran orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan
anaknya. Strategi
5. Kurang perhatian guru terhadap 1.Mengatur tata ruang kelas
interaksi belajar mengajar yang sesuai dengan strategi
dapat memotivasi siswa untuk pembelajaran yang digunakan .
belajar. 2. Menggunakan media
6. Kurangnya kompetensi yang pembelajaran yang bervariasi
dimiliki guru dalam mengajar 3. Memberikan perhatian kepada
seperti tidak menggunakan media siswa secara menyeluruh.
pembelajaran yang bervariasi. 3. Memberikan penguatan kepada
7. Belum optimalnya guru dalam siswa yang melakukan perbuatan
mengelola kelas. positif.
4. meningkatkan partisipasi siswa
dalam kegiatan diskusi kelompok.
5. Memberikan teguran kepada
siswa yang melakukan perbuatan
negatif.

Feedback
Bagan 2.1
Kerangka Berfikir

C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas penulis mengajukan hipotesis dalam
penelitian ini adalah.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan guru mengelola
kelas dengan motivasi belajar siswa di SMK Citra Nusantara.
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan guru mengelola kelas
dengan motivasi belajar siswa di SMK Citra Nusantara.
40

D. Penelitian yang relevan


1. Dwi Prasetiawati, Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Dengan judul
penelitian Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motivasi Belajar
Kewirausahaan di SMK Dua Mei Ciputat. Penelitian ini membahas pengelolaan
kelas pada mata pelajaran kewirausahaan dan motivasi belajar siswa pada saat
pembelajaran kewirausahaan penelitian ini dititikberatkan pada mata pelajaran
kewirausahaan, sedangkan peneliti akan membahas pengelolaan kelas dan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran umum.
2. Diana Widyarani, Program Studi Ilmu Pengetahuann Sosial Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.
Dengan judul penelitian Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Pembelajaran
Efektif Pada Mata Pelajaran IPS di SMP AL Mubarok Pondok Aren Tangeran
Selatan. Penelitian ini membahas pengelolaan kelas yang efektif dan kondusif
dalam pembelajaran, dan kondisi pembelajaran efektif. Penelitian ini
dititikberatkan pada pembelajaran efektif, sedangkan peneliti akan membahas
hubungan kemampuan guru mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa.
3. Abdul Muiz , Program Studi Manajemen Pendidikan Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Dengan judul
penelitian Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Prestasi Belajar Siswa ( Studi
Korelasi pada sistem Full Day School ) di MTs. Al-Kautsar Depok. . Penelitian
ini membahas pelaksanaan pengelolaan kelas yang dilakukan guru pada kelas
full day, dan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
sistem full day. Penelitian ini dititikberatkan pada prestasi belajar siswa,
sedangkan peneliti akan membahas hubungan kemampuan guru mengelola
kelas dengan motivasi belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Citra Nusantara yang berlokasi di Jl.
Raya Panongan no. 37 Graha Mitra Citra Panongan-Tangerang. Adapun waktu
yang digunakan untuk melaksanakan penelitian pada bulan November s.d April
2017 yang tergambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penyusuan Skripsi

Waktu
No Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Observasi Pendahuluan
2 Perbaikan bab 1, 2, dan 3

3 Penyusunan instrumen
penelitian
4 Penyebaran angket

5 Pengolahan data dan


Penyusunan laporan

B. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Y yang biasa dikenal dengan istilah variabel terikat (Dependen
Variabel) yaitu “Motivasi belajar siswa”.
2. Variabel X yang biasa dikenal dengan istilah variabel bebas (Independen
Variabel) yaitu “Pengelolaan Kelas”.
C. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui hubungan dua variabel.
Penggunaan metode ini diarahkan pada usaha menggambarkan atau
menuliskan serta menjelaskan besar kecilnya korelasi kemampuan guru
mengelola kelas (variabel X) dengan motivasi belajar siswa (variabel Y).

41
42

D. Popuasi dan sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang ada.1 Populasi
terbagi menjadi dua, yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Dalam
penelitian ini, yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa SMK Citra
Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang, sedangkan populasi terjangkau
yaitu hanya siswa kelas XI yang berjumlah 420 siswa, karena kondisi
psikologis kelas XI lebih stabil dibandingkan dengan kelas X yang masih harus
beradaptasi dan kelas XII sudah mulai sibuk untuk mempersiapkan UN.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi.2 Menurut Arikunto, penentuan
pengambilan sampel apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua
hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.3 Karena populasi ini
lebih dari 100 maka sampel penelitian diambil 15% dari populasi terjangkau (63
siswa) karena data ini bersifat homogen 100% berasal dari tingkat sosial
menengah kebawah (petani, pedagang, buruh, dan PNS).
E. Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian,
penulis menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Angket
Angket diberikan kepada siswa kelas XI. Angket ini digunakan untuk
mendapatkan data mengenai kemampuan guru mengelola kelas dan motivasi
belajar siswa. Data hasil angket digunakan untuk menggambarkan tingkat
motivasi belajar siswa dan kemampuan guru mengelola kelas.
2. Studi Dokumen
Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data yang
didokumentasikan oleh pihak sekolah, data yang akan dikumpulkan melalui

1
Sugiyono, Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2006), Cet. 1, h. 89
2
Ibid, h. 90
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rieneka Cipta, 2002),
Cet. 12, h. 112
43

teknik dokumentasi meliputi : data tentang keadaan sekolah, guru, peserta didik
dan sarana prasarana. Sehingga data yang diperoleh dari hasil dokumentasi
tidak digunakan sebagai judgement hasil penelitian
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y)
a. Definisi Konseptual Motivasi Belajar Siswa
Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku
yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang
ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan atau tujuan yang ingin dicapai.
b. Definisi Operasional Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah dorongan yang
muncul dari kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan
demikian, motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui skor total hasil
pengukuran yang diperoleh siswa setelah menjawab pernyataan yang
mengukur variabel motivasi belajar siswa.
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2
Kisi – kisi Instrumen
Variabel Motivasi Belajar

Dimensi Indikator Item


1. Motivasi a. Semangat dalam belajar. 1,2,3,4,5
Intrinsik b. Tekun menghadapi tugas. 6,7,8
c. Ulet dalam menghadapi 9,10,11,12,
kesulitan belajar.
d. Menunjukkan minat terhadap 13,14,15,16,
macam-macam masalah.
e. Bekerja mandiri dalam 17,18,19,
mengerjakan tugas.
f. Cepat bosan dengan tugas- 20,21,22,
tugas rutin.
g. Dapat mempertahankan 23,24,
pendapatnya (kalau sudah
yakin akan sesuatu).
h. Tidak mudah melepaskan hal 25,26,27,
yang sudah diyakini.
i. Senang mencari dan 28,29,
44

memecahkan soal-soal
latihan.
2. Motivasi j. Adanya penghargaan dalam 30,31,32,
ekstrinsik belajar
k. Lingkungan belajar yang 33,34, 37,38
kondusif.
l. Adanya sanksi dalam belajar. 39,40

d. Skala Motivasi Belajar Siswa


Dalam penelitian ini, skala motivasi belajar siswa mempunyai empat
alternatif jawaban dan masing-masing diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.3
Skala Motivasi Belajar Siswa

Pilihan Jawaban Skor Pernyataan


Selalu ( SL ). 4
Sering ( SR ) 3
Kadang-kadang ( KD ) 2
Tidak Pernah ( TP ) 1

2. Variabel Pengelolaan Kelas


a. Definisi konseptual Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah upaya guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikannya apabila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, yang
termasuk dalam hal ini seperti penghentian tingkah laku peserta didik yang
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu
penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang
produktif.
b. Definisi Oprasional Pengelolaan Kelas
Secara operasional yang dimaksud pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
melalui penataan ruang kelas, pengaturan siswa, dan pengaturan
disiplin siswa. Dengan demikian, pengelolaan kelas dapat dilihat melalui
45

skor total hasil pengukuran yang diperoleh dari para siswa setelah menjawab
pernyataan yang mengukur variabel pengelolaan kelas.
c. Kisi-kisi Intrumen
Tabel 3.4
Kisi-kisi instrumen
Variabel Pengelolaan Kelas
Dimensi Indikator Item
1. Penciptaan a. Mengatur tempat duduk dan tata 1,2,3
kondisi belajar ruang yang sesuai dengan strategi
optimal yang digunakan.
b. Mengatur penyimpanan barang- 4,5,6,
barang.
c. Mengatur Ventilasi dan tata 7,8
cahaya.
2. Pemeliharaan d. Menunjukkan sikap tanggap 9,10,11,1
kondisi belajar 2,13,
yang optimal e. Membagi perhatian 14,15,16,
17,18,
f. Memusatkan perhatian kelompok. 19,20,21,
22,23,24,
g. Memberi teguran. 25,26,27
h. Memberi penguatan. 28,29,30
3. Pengembangan i. Memodifikasi tingkah laku. 31,32,33,
kondisi belajar 34,35,
optimal j. Mengelola kelompok. 36,37,38
k. Menemukan dan memecahkan 39,40
tingkah laku yang menimbulkan
masalah.

d. Skala pengelolaan kelas


Dalam penelitian ini, skala pengelolaan kelas mempunyai empat alternatif
jawaban dan masing-masing diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.5
Skala pengelolaan kelas

Pilihan Jawaban Skor Pernyataan


Selalu ( SL ). 4
Sering ( SR ) 3
Kadang-kadang ( KD ) 2
Tidak Pernah ( TP ) 1
46

G. Uji Coba Instrumen


1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.4 Instrumen dikatakan valid apabila
instrumen tersebut telah sesuai mengukur apa yang hendak diukur. Dalam
menentukan validitas suatu instrumen digunakan rumus Product Moment yaiu:

Dimana:
rxy = Koefisien korelasi product moment
n = Jumlah Sampel
∑X = Jumlah skor per butir
∑Y = Jumlah skor seluruh butir
∑X2 = Jumlah skor kuadrat per butir
∑Y2 = Jumlah skor kuadrat seluruh butir
Hasil perhitungan setiap skor tersebut akan dikonsultasikan dengan
“r” tabel, dengan ketentuan jika r hit > r tabel maka butir tersebut dinyatakan
valid. Sebaliknya jika r tabel > r hit maka butir tersebut dinyatakan tidak valid
dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data.5
Hasil perhitungan variabel X (Pengelolaan Kelas) menggunakan SPSS
diketahui bahwa dari 40 butir soal yang diujikan terdapat 10 butir soal
yang tidak valid dan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) diketahui bahwa dari
40 butir soal yang diujikan terdapat 1 4 butir soal yang tidak valid.

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) ,
Cet. 15, h. 144.
5
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010 ), Cet. Ke
XXII, h. 206
47

2. Uji Reliabilitas intrumen


Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji coba Alpha Cronbach. Suatu
instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach Alpha di atas 0,60.
Untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha. Rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut:

Dimana :
r11 = Nilai reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item
Hasil uji reliabialitas dengan menggunakan SPSS terhadap
variabel pengelolaan kelas (X) dan variabel motivasi belajar (Y) dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Pengelolaan Kelas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,894 30

Berdasarkan tabel di atas, nilai hitung reliabilitas untuk variabel


pengelolaan kelas sebesar 0,894. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel pengelolaan kelas sudah reliabel

Tabel 3.7
Motivasi Belajar Siswa
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,887 26
48

Berdasarkan tabel di atas, nilai hitung reliabilitas untuk variabel


motivasi belajar siswa sebesar 0,887. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel motivasi belajar siswa sudah reliabel.
H. Teknik Pengolahan Data
1. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang
telah dimasukan tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan, tujuan
dilakukan editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan
data yang terdapat pada catatan di lapangan.6
b. Pengkodeaan adalah kegiatan setelah tahap editing selesai yang gunanya
untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit, sehingga data
tersebut memiliki arti tertentu saat di analisis.
c. Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya.
I. Teknik Analisa data
Adapun teknik analisa data sebagai uji prasyarat adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak.7 Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors dengan
menggunakan rumus :
L0 = F(Zi) - S(Zi)
Keterangan :
L0 : Harga mutlak terbesar
F(Zi) : Peluang angka baku

6
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual
dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014) h. 86.
7
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan karya ilmiah, (Jakarta: Kencana,
2011) h. 174.
49

S(Zi) : Proporsi angka baku


2. Uji Linearitas
Analisis Regresi merupakan salah satu analisis yang untuk mengetahui
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain.

̂
JKT (Jumlah Kuadrat Total) =

JKT (Jumlah Kuadrat) (a) =

JKT (R) (Jumlah Kuadrat total direduksi) = JKT – JK (a)


JKT (Jumlah Kuadrat) (b) = b
JKS (Jumlah Kuadrat Sisa) = JKR – JK (b)
JK (G) (Jumlah Kuadrat Galat) =
JKS (TC) (Jumlah Kuadrat Tuna Cocok) = JKS-JKG
dengan signifikansi dari Fhitung harus > Ftabel.8

J. Pengujian Hipotesis
a. Uji korelasi
Untuk mengetahui tingkat korelasi antara kemampuan guru mengelola kelas
dengan motivasi belajar siswa, akan menggunakan rumus product momen
dengan rumus :9

8
Syofian Siregar, op. cit., h 179.
9
Sugiyono, op.cit, h. 205-206
50

Selanjutnya untuk memberikan interpetasi koefesien korelasi terhadap rxy


digunakan pedoman sebagai berikut :

Tabel 3.8
Interpretasi Data
Besarnya r product moment rxy Interpretasi
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi
itu sangat lemah/sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan.
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang sangat kuat dan
sangat tinggi.

b. Koefesien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel X terhadap variabel Y
digunakan rumus sebagai berikut :
Rumus koefesien determinan
KD = r2 x 100%10

10
Anas Sudijono, op.cit, h. 193
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Citra Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang


1. Sejarah Singkat
SMK Citra Nusantara Panongan berdiri pada tahun 2014 sesuai dengan
SK 421.5/265-DISDIK/2014. Berdiri di atas tanah milik sendiri seluas 4500 M2
yang berstatus swasta terletak di Jl. Raya Panongan Komplek GMC Rt 02&07
Rw. 05 Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang dan
didirikan oleh Susilo Hartono SE mantan Komisi 2 DPRD Kabupaten
Tangerang. Pendirian sekolah ini dilatarbelakangi karena ingin membantu
masyarakat yang mau sekolah dengan biaya murah sehingga tidak ada lagi anak
putus sekolah dengan alasan tidak punya biaya, untuk masuk sekolah ini sangat
terjangkau tidak dipungut uang bangunan dan SPP perbulan Rp. 110.000. Ciri
ini yang membedakan dengan SMK lain yang biayanya lebih mahal.
SMK Citra Nusantara Panongan berada di bawah naungan Yayasan Gema
Nusantara dan merupakan cabang dari SMK Citra Nusantara Tigaraksa. Pada
tahun 2014 sekolah ini membuka dua jurusan yaitu Perkantoran dan Teknik
Kendaraan Ringan yang terdiri dari 4 rombongn belajar (rombel), 1 rombel
terdiri sekitar 37-40 siswa. Kemudian pada tahun 2015 membuka jurusan baru
yaitu Teknik Jaringan Komputer yang terdiri 4 rombongan belajar. Banyak
upaya yang dilakukan pihak sekolah demi memajukan sekolah dan
meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk siswa/siswi agar memiliki ilmu
pengetahuan yang memadai, seperti mengadakan pelatihan strategi pengelolaan
kelas kreatif agar guru mampu mengelola kelas dengan baik sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Tidak hanya itu, pihak yayasan juga
bekerja sama dengan Danramil 21/Panongan agar memberikan workshop LDK
(Latihan Dasar Kepemimimpan) kepada siswa-siswa meliputi disiplin mental
dan fisik, wawasan kebangsaan dan PBB.
SMK Citra Nusantara juga meraih beberapa prestasi akademik dan non
akademik. Satu diantara prestasi akademik adalah siswa mampu merakit mesin

51
52

mobil khususnya kijang manual tahun 1986 dan elektrik motor, mesin rakitan itu
dipamerkan di Kecamatan Panongan dalam rangka HUT ke 17 Kecamatan
Panongan. Adapun satu diantara prestasi non akademik adalah pencak silat telah
meraih medali emas dalam ajang pertandingan pencak silat tingkat Kabupaten
tangerang.1
2. Visi, Misi
a. Visi
“ Menjadikan SMK Citra Nusantara sebagai wadah pembentuk manusia yang
unggul dalam potensi yang didasari iman dan taqwa serta mempunya jiwa
sosial.”
b. Misi
Adapun misi untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan sikap yang berorientasi pada kualitas dalam proses
profesionalisme.
2) Meningkatkan kerja dan pelayanan melalui optimalisasi sumberdaya yang
ada.
3) Mendorong tercapainya lingkungan dan suasan sekolah yang koundusif
untuk proses pendidikan.
4) Mengembangkan sikap peka terhadap setiap perubahan dan pembaharuan
disertai jiwa semangat.
5) Menyelenggarakan kemitraan dengan lembaga instansi atau masyarakat
dalam dunia usaha, sosial, pendidikan, dan keagamaan.
6) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh.
Untuk mewujudkan misi pada point ke 3) diperlukan peran aktif guru
guna mendorong tercapainya lingkungan dan suasana sekolah yang kondusif.
Hal ini sesuai dengan tuntutan salah satu komponen kompetensi profesional guru
yaitu kemampuan dalam mengelola kelas. Guru harus mampu menciptakan
lingkungan dan suasana belajar yang kondusif agar tercapainya tujuan
pendidikan, dengan cara guru menata lingkungan belajar di kelas yang menarik
minat dan menunjang siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan keadaan

1
Susilo Hartono, Ketua Yayasan Gema Nusantara, Wawancara, 18/03/2017.
53

lingkungan fisik kelas, pengaturan ruangan, pengelolaan siswa dan pemanfaatan


sumber belajar. Tidak hanya itu, guru juga harus menggunakan strategi dan
metode pembelajaran yang bervariasi.
3. Tujuan Sekolah
Adapun tujuan SMK Citra Nusantara adalah sebagai berikut :
1) Mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga yang terampil, produktif,
mampu bekerja mandiri untuk mengisi lowongan pekerjaan industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
keahliannya.
2) Membentuk dan membudayakan kerja sama, sebagau pioneer dalam
implementasi budaya profesional.
3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4) Membekali peserta didik sikap profesional untuk mengembangkan diri,
dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
5) Mempersipakan lulusan yang berimtaq, kompeten, tanggung jawab, kreatif
dan disiplin, dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman dan IPTEK.
6) Memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik dan bermutu bagi peserta
didik dan mendapat dukungan dari masyarakat lingkungan sekolah, komite
sekolah dan orang tua/wali siswa.2
Agar tercapainya tujuan sekolah tersebut guru harus mampu mengelola
kelas dengan baik. Semakin baik kemampuan guru mengelola maka semakin
tinggi motivasi belajar siswa, dengan tingginya motivasi belajar siswa akan
menghasilkan prestasi yang baik sehingga menghasilkan lulusan yang berimtaq
dan kompeten.
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Karena figur seorang guru baik dalam ruang geraknya maupun

2
Wati Rahmawati, Kepala SMK Citra Nusantara, Dokumentasi Sekolah, Tangerang O2 Maret 2017.
54

aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh karena itu, guru merupakan
salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan program pendidikan.
Tabel 4.1
Kedaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Citra Nusantara Panongan
No. Nama Lulusan Jabatan Status
1. Wati Rahmawati, S.Pd Bahasa Inggris Kepala Sekolah GTY
2. Iwan Surwanti, S.Pd Matematika Wakakur GTY/PTY
3 Uci Susanti, S.Pd Teknik Elektro Guru Fisika Honorer
4. Usman Setiadi, S.Pd IPS Guru IPS GTY/PTY
5. Dian Nurdini, S.Pd IPS Guru Kewirausahaan Honorer
6. Oki Tuswandi, S.Pd Pendidikan Biologi Guru IPA Honorer
7. Iin Sudarini, S.Pd Matematika Guru Matematika Honorer
8. Ria Oktavianita, S.Pd Matematika Matematika GTY/PTY
9. M. Yunus, S.Ag PAI Guru PAI GTY/PTY
10. Madnur, S.Pd Pendidikan Bahasa Guru Bahasa Indonesia Honorer
dan Sastra Indonesia
11. M. Ridwan, S.Kom Sistem Informasi Guru Komputer GTY/PTY
12. Dewi, S.Pd IPS Guru Seni Budaya Honorer
13. Dede Suherman, S.Pd Pancasila& Guru PKN Honorer
Kewarganegaraan
14. Acep S.Kom Sistem Informasi Guru Perangkat Lunak Honorer
15. Maya Hilmiyah, S.Pd Administrasi Kaprog Perkantoran GTY/PTY
Perkantoran
16. Wiwin Indrasih, S.Kom Sistem Informasi Guru Perangkat Lunak Honorer
17. Lilik Adiriyanto, S.Kom Teknik Infromatika Kaprog TKJ GTY/PTY
18. Iga Amlingga, S.Pd Administrasi Guru Produktif AP Honorer
Pendidikan
19. Dody robintang, S.Pd Bahasa Inggris Guru Bahasa Inggris Honorer
20. Wijaya Guru Penjas GTY/PTY
21. Maemunah, S.Pd Bahasa Inggris Guru Bahasa Inggris Honorer
22. Andy Brawijayanto, ST Teknik Elektro Guru Fisika GTY/PTY
23. Atika Dewi, S.Pd Bahasa Inggris Guru Bahasa Inggris Honorer
24. M. Yusuf, ST Teknik Mesin Guru Produktif TKR GTY/PTY
25. Ahmad Badri, S.Kom Teknik Informatika Guru Produktif TKJ Honorer
26. Reni Mardiyah, S.Pd Matematika Guru Matematika Honorer
27. Aris Budi Prasetya, ST Teknik Elektro Guru Produktif TKR Honorer
28. Dwi Safira Nidia, SS. Sastra Inggris Guru Bahasa Inggris GTY/PTY
29. Darwati, S.Kom Teknik Informatika Guru KKPI Honorer
30. Safwafulanam, S.Pd. Fisika Guru Produktif TKR Honorer
31. Muhammad Irwan, S.Pd Fisika Guru Produktif TKR GTY/PTY
32. Lailatul Badriah, S.Pd Bahasa Indonesia Guru Bahasa Indonesia Honorer
33. Fitri Suciati, SP Teknologi Pertanian Guru Seni Budaya Honorer
34. Sawung Majalu Nur IPS Guru PKN Honorer
55

Berdasarkan tabel di atas guru di SMK Citra Nusantara Panongan 94%


lulusan sarjana dan 61,7% sarjana pendidikan. Kondisi ini seharusnya mampu
mendorong guru mengelola kelas dengan baik karena sudah dibekali ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan pembelajaran pada masa program
studinya. Tidak hanya itu, apabila dilihat dari kompetensi guru di sekolah ini
84% mengajar sesuai dengan program studi, maka guru dapat dikatakan sudah
linier dalam mengajar. Dapat diketahui juga dari status guru, sebagian kecil
GTY (Guru Tetap Yayasan) dan sebagian besar guru honorer. Kondisi seperti
ini akan menyebabkan kesulitan pihak sekolah untuk meminta guru tidak tetap
berada di sekolah secara utuh sehingga akan kesulitan membuat bimbingan
peserta didik, karena guru honorer biasanya mengajar dibeberapa sekolah.
5. Keadaan Peserta Didik
Adapun jumlah peserta didik SMK Citra Nusantara Panongan pada tahun
pelajaran 2016/2017 adalah 954 siswa dibagi ke dalam 24 rombongan belajar
(rombel), jumlah rata-rata 1 rombel 37-40 siswa yang termasuk kategori kelas
besar. Kelas ini akan membuat guru mengalami kesulitan mengelola kelas
terutama dalam mengatur posisi tempat duduk siswa, membuat kelompok
diskusi, dan melaksanakan penilaian proses maupun hasil.
6. Keadaan Sarana Prasarana
Sarana prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaannya
tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya bagi siswa siswi dalam
melangsungkan proses pembelajaran.
Tabel 4.2
Keadaan Sarana prasarana
No Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi Kapasitas
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik Memadai
2. Ruang Guru 1 Baik Memadai
3. Ruang TU 1 Baik Memadai
4. Ruang Belajar/kelas 24 Baik Memadai
5. Ruang Perpustakaan 1 Tidak baik Tidak Memadai
6. Ruang Lab. Komputer 1 Baik Memadai
7. Ruang BK 1 Baik Memadai
8. Ruang Lab. TKR 1 Baik Memadai
9. Ruang Gudang 1 Baik Memadai
10. Kamar Mandi/WC Guru 1 Baik Memadai
56

11. Kamar Mandi/WC Siswa 2 Baik Memadai


12. Kantin 1 Tidak baik Tidak Memadai
13. Lapangan Upacara 1 Baik Memadai
14. Ruang Pos Satpam 1 Baik Memadai

Keterbatasan sarana prasarana yang ada di SMK Citra Nusantara tidak


menunjang untuk memotivasi belajar siswa, karena salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah sarana prasarana. Dilihat dari
perpustakaan dengan kondisi tidak baik dan kapasitas belum memadai
sehingga siswa kesulitan untuk membaca buku dan mencari referensi belajar.
Tidak hanya itu, sekolah ini hanya mempunyai satu kantin ruangan terbuka
tidak sebanding dengan jumlah siswa yang banyak sehingga pada jam istirahat
siswa antri untuk sarapan dan makan yang dapat mengganggu proses belajar
mengajar karna pada bel masuk kelas masih ada siswa yang antri jajan.

B. Deskripsi Data
1. Motivasi Belajar Siswa (Y)
Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan angket yang disebarkan
kepada responden sebanyak 63 siswa kelas XI. Angket yang telah diisi oleh
responden kemudian diberi skor, diolah lalu dianalisis. Jumlah skor tertinggi
didapat oleh responden no. 24 dengan skor 84, sedangkan skor terendah didapat
oleh responden no. 11 dan 23 dengan skor 56. Berikut adalah tabel yang memuat
hasil penelitian data statistik deskriptif motivasi belajar siswa.
Tabel 4.3
Data Statistik Desktiptif Motivasi Belajar Siswa
Jumlah 4325
Nilai Maksimum 84
Nilai Minimum 56
Mean 68,65
Median 68
Modus 64
Standar Deviasi 6,225
57

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah skor keseluruhan yaitu


4325. Sedangkan nilai mean 68,65, median 68, dan modus 64.
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata motivasi belajar siswa
dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara rata-
rata skor motivasi belajar siswa dikurangi simpangan baku sampai
dengan rata-rata ditambah simpangan baku.
68,65-6,225 = 62,425
68,65+6,225 = 74,475
Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainya 62,425-74,475
b. Menentukan rentang skor untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada
di atas 74,475 sampai dengan skor tertinggi yaitu 84.
c. Menentukan rentang skor untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor berada di bawah 62,425 sampai dengan skor terendah
yaitu 56.
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
motivasi belajar siswa (68,65) berada pada kategori sedang. Berikut adalah
persentase hasil angket pada variabel motivasi belajar siswa:

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 56 2 3,2 3,2 3,2
58 1 1,6 1,6 4,8
59 1 1,6 1,6 6,3
61 1 1,6 1,6 7,9
62 2 3,2 3,2 11,1
63 4 6,3 6,3 17,5
64 9 14,3 14,3 31,7
65 4 6,3 6,3 38,1
58

66 2 3,2 3,2 41,3


67 5 7,9 7,9 49,2
68 2 3,2 3,2 52,4
69 5 7,9 7,9 60,3
70 4 6,3 6,3 66,7
72 4 6,3 6,3 73,0
73 3 4,8 4,8 77,8
74 1 1,6 1,6 79,4
76 2 3,2 3,2 82,5
77 4 6,3 6,3 88,9
78 4 6,3 6,3 95,2
79 2 3,2 3,2 98,4
84 1 1,6 1,6 100,0
Tot
63 100,0 100,0
al

Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar seperti berikut:

Gambar 4.1
Diagram Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor


tertinggi dengan skor 84 sebanyak 1 responden, sedangkan skor terendah dengan
skor 56 sebanyak 2 responden.
59

2. Deskripsi Data Pengelolaan Kelas (Variabel X)


Pengelolaan kelas diukur dengan menggunakan angket yang disebarkan
kepada responden sebanyak 63 siswa kelas XI. Angket yang telah diisi oleh
responden kemudian diberi skor, diolah lalu dianalisis. Jumlah skor tertinggi
didapat oleh responden no. 24 dengan skor 96, sedangkan skor terendah didapat
oleh responden no. 11 dengan skor 62. Berikut adalah tabel yang memuat hasil
penelitian data statistik deskriptif persepsi siswa tentang kemampuan guru
mengelola kelas .
Tabel 4.5
Data Statistik Desktiptif Motivasi Belajar Siswa
Jumlah 5019
Nilai Maksimum 96
Nilai Minimum 62
Mean 79,67
Median 80
Modus 81
Standar Deviasi 7,397

Dari tabel di atas, dijelaskan bahwa jumlah skor keseluruhan yaitu 5019.
Sedangkan nilai mean 79,67, median 80, dan modus 81.
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata motivasi belajar siswa
dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara rata-rata
skor pengelolaan kelas dikurangi simpangan baku sampai dengan rata-rata
ditambah simpangan baku.
79,67-7,397 = 72,273
79,67+7,397 = 87,067
Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainya 72,273-87,067
b. Menentukan rentang skor untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada di
atas 87,067 sampai dengan skor tertinggi yaitu 96.
60

c. Menentukan rentang skor untuk kategori rendah yaitu dengan menentukan


skor berada di bawah 72,273 sampai dengan skor terendah yaitu 62.
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
pengelolaan kelas (79,67) berada pada kategori sedang. Berikut adalah
persentase hasil angket pada variabel pengelolaan kelas:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Pengelolaan Kelas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 62 1 1,6 1,6 1,6
65 1 1,6 1,6 3,2
66 1 1,6 1,6 4,8
68 2 3,2 3,2 7,9
69 1 1,6 1,6 9,5
71 1 1,6 1,6 11,1
73 5 7,9 7,9 19,0
74 5 7,9 7,9 27,0
75 2 3,2 3,2 30,2
76 3 4,8 4,8 34,9
77 1 1,6 1,6 36,5
78 4 6,3 6,3 42,9
79 2 3,2 3,2 46,0
80 4 6,3 6,3 52,4
81 6 9,5 9,5 61,9
82 4 6,3 6,3 68,3
83 4 6,3 6,3 74,6
84 1 1,6 1,6 76,2
85 2 3,2 3,2 79,4
86 4 6,3 6,3 85,7
87 2 3,2 3,2 88,9
89 1 1,6 1,6 90,5
91 1 1,6 1,6 92,1
92 1 1,6 1,6 93,7
94 1 1,6 1,6 95,2
61

95 2 3,2 3,2 98,4


96 1 1,6 1,6 100,0
To
63 100,0 100,0
tal

Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar seperti berikut:

Gambar 4.2
Diagram Pengelolaan kelas
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor
tertinggi dengan skor 96 sebanyak 1 responden, sedangkan skor terendah dengan
skor 62 sebanyak 1 responden.

C. Uji Prasyarat Analisis Data


1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini pengujian prasyarat analisis yang digunakan penulis
adalah uji normalitas. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan
statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). Perhitungan data tersebut dilakukan
dengan menggunakan bantuan program SPSS. 22
Hasil pengujian normalitas data dengan rumus liliefors untuk masing-
masing variabel terlihat pada tabel 4.7 berikut:
62

Tabel 4.7
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Y ,102 63 ,100 ,968 63 ,099

X ,073 63 ,200* ,984 63 ,609

Dari hasil uji kolmogrov smirnov di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi (Asymo. Sign 2-tailed) untuk variabel X sebesar 0,200 dan untuk
varabel Y adalah 0,100 karena signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut
telah terdistribusi secara normal.

2. Uji Linearitas
Uji linearitas data dilakukan dengan menggunakan statistik anova.
Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS. 22.

Tabel 4.8
Anova

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

(Combined) 1648,034 26 63,386 3,025 ,001

Between Linearity 1015,182 1 1015,182 48,452 ,000


Groups
Deviation from
Y*X 632,852 25 25,314 1,208 ,297
Linearity

Within Groups 754,283 36 20,952

Total 2402,317 62

Dari output tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada Deviation
from Linearity sebesar 0,297. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
63

disimpulkan bahwa antara variabel terdapat hubungan yang linear, sehingga


asumsi liniearitas terpenuhi.
Berdasarkan uji normalitas dan uji liniearitas data tersebut berdistribusi
normal dan linier maka dapat dipenuhi sebagai prasyarat untuk pengujian
dengan teknik korelasi product moment.

D. Pengujian Hipotesis
1. Uji Korelasi
Deskripsi data hasil korelasi antara kemampuan guru mengelola kelas
dengan motivasi belajar siswa yang dilakukan di SMK Citra Nusantara
Panongan menggunakan rumus product moment dengan bantuan softaware
SPSS.22.

Tabel 4.9
Correlations
Y X

Pearson Correlation 1 ,650**


Y Sig. (2-tailed) ,000
N 63 63
Pearson Correlation ,650** 1
X Sig. (2-tailed) ,000
N 63 63

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil output tersebut diperoleh angka koefesien korelasi


Pearson Correlation dengan rumus product moment sebesar 0,650. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil korelasi antara kemampuan guru mengelola kelas
dengan motivasi belajar siswa sebesar, 0,650%. Angka hasil korelasi tersebut
sesuai dengan tabel 3.6 tentang interpretasi data menunjukkan bahwa korelasi
antara kemampuan guru mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa terdapat
korelasi yang cukup berada pada angka (0,40-0,70).
2. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y
digunakan rumus sebagai berikut :
64

Rumus koefisien determinan


KD = r2 x 100%
KD = 0.6502 x 100%
KD = 42,25%

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar


42,25%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel (X) pengelolaan kelas memberi
kontribusi variabel (Y) motivasi belajar siswa sebesar 42,25%.

E. Pembahasan dan Hasil


Berdasarkan hasil deskripsi data variabel motivasi belajar siwa di SMK
Citra Nusantara Panongan Kabupaten Tangerang memperoleh skor tertinggi 84,
skor terendah 56, dan nilai rata-rata 68,65 berada pada kategori sedang. Sehingga
dengan demikian, siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah siswa yang
kurang mempunyai semangat dalam belajar. Sebagaimana dikemukakan Ibu Wati
Rahmawati bahwa masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat guru
menjelaskan materi, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa
hanya duduk pasif tanpa bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti,
sering tidak mengerjakan tugas, dan sering terlambat masuk kelas.3 Guru sangat
berperan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, oleh karena itu guru harus
bisa menyesuaikan metode pembelajaran sesuai kemampuan peserta didik,
membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, menjelaskan tujuan
pembelajaran, menggunakan media pembelajaran yang baik harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran, dan pihak sekolah memberikan sarana prasarana yang
memadai agar peserta didik semangat untuk belajar.
Variabel pengelolaan memperoleh skor tertinggi 96, skor terendah 62, dan
nilai rata-rata 79,67 berada pada kategori sedang. Berdasarkan kategori tersebut
dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil guru mampu mengelola kelas dengan baik.
Hal ini, terekam berdasarkan observasi bahwa sebagian guru dapat mewujudkan
dan mempertahankan suasana kelas yang kondusif untuk tercapainya tujuan

3
Wawancara Kepala Sekolah Ibu Wati Rahmawati pada hari Rabu, 17 Mei 2017
65

pembelajaran.4 Dengan demikian seharusya kepala sekolah secara intensif


memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru-guru untuk lebih meningkatkan
pengelolaan kelas, serta pengawasan terhadap pengelolaan kelas yang dilakukan
guru. Tanpa adanya pengawasan yang intens tidak menutup kemungkinan kinerja
guru akan menurun.
Berdasarkan perhitungan korelasi product moment antara kemampuan guru
mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa di SMK Citra Nusantara Panongan
menunjukkan tingkat korelasi 0,650%. Hal ini berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara kemampuan guru mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa
SMK Citra Nusantara Panongan dengan kategori sedang atau cukup berada pada
angka 0,40-0,70. Artinya antara kemampuan guru mengelola kelas dengan motivasi
belajar siswa mempunyai hubungan yang cukup baik. Sebagian kecil motivasi
belajar siswa dipengaruhi oleh pengelolaan kelas yang baik. Dapat diketahui juga
dari status guru, sebagian kecil GTY (Guru Tetap Yayasan) dan sebagian besar
guru honorer. Kondisi seperti ini akan menyebabkan kesulitan pihak sekolah untuk
meminta guru tidak tetap berada di sekolah secara utuh sehingga akan kesulitan
melakukan bimbingan secara optimal kepada peserta didik, karena guru honorer
biasanya mengajar dibeberapa sekolah.
Adapun kontribusi yang diberikan oleh variabel pengelolaan kelas dengan
variabel motivasi belajar siswa adalah 42,25% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain. Faktor tersebut berupa faktor eskternal lainnya seperti kondisi lingkungan
siswa dan unsur-unsur dinamis dalam belajar, kemungkinan juga faktor internal
diantaranya cita-cita siswa, kemampuan siswa, dan kondisi siswa. Dengan
demikian, pengelolaan kelas yang dilakukan guru dengan baik maka akan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Walaupun pengelolaan kelas bukanlah satu-
satunya faktor dalam menentukan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa, namun
pelaksanaan pengelolaan kelas sangatlah penting, karena dengan adanya
pelaksanaan pengelolaan kelas akan memudahkan guru dalam pencapaian proses
kegiatan mengajar, tanpa adanya pelaksanaan pengelolaan kelas dengan baik

4
Observasi pada hari Rabu, 17 Mei 2017
66

tentunya pencapaian standar minimal tidak akan tercapai. Selain itu dengan adanya
pengelolaan kelas yang baik maka akan menimbulkan semangat belajar siswa.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan
temuan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa berada pada kategori sedang. Hal ini, karena
pada indikator semangat dalam belajar sebagian besar siswa kurang
mempunyai semangat dalam belajar dan kurangnya perhatian siswa
terhadap pelajaran.
2. Pengelolaan kelas berada pada kategori sedang. Hal ini, dilihat dari
hasil angket penelitian sebagian kecil guru mampu mengelola kelas
dengan baik dan sebagian besar guru tidak mampu mengelola kelas
dengan baik.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan guru
mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa, memperoleh nilai
koefesien korelasi sebesar 0,650 dengan kategori sedang atau cukup.
Hubungan yang positif tersebut dinyatakan dengan adanya kontribusi
variabel X (pengelolaan kelas) dan variabel Y (motivasi belajar siswa)
melalui koefesien determinasi. Dari hasil perhitungan koefesien
determinasi adalah 42,25%, hal ini dicerminkan bahwa pengelolaan
kelas hanya dapat memberikan kontribusi sebesar 42,25% dan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan guru
mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa di SMK Citra Nusantara
Panongan Kabupaten Tangerang. Artinya antara kemampuan guru
mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa mempunyai hubungan yang
cukup baik. Sebagian kecil motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh
pengelolaan kelas yang baik. Dapat diketahui juga dari status guru,
sebagian kecil GTY (Guru Tetap Yayasan) dan sebagian besar guru

67
68

honorer. Kondisi seperti ini akan menyebabkan kesulitan pihak sekolah


untuk meminta guru tidak tetap berada di sekolah secara utuh sehingga
akan kesulitan melakukan bimbingan secara optimal kepada peserta didik,
karena guru honorer biasanya mengajar dibeberapa sekolah.
Semakin baik kemampuan guru mengelola kelas maka semakin
tinggi motivasi belajar siswa sebaliknya semakin kurang kemampuan guru
mengelola kelas maka semakin rendah motivasi belajar siswa. Dengan
demikian, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa guru dapat
melakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan
mengoptimalkan kemampuannya dalam mengelola kelas secara
administratif.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan dan kesimpulan hasil penelitian, ada
beberapa hal yang penulis sarankan yaitu:
1. Bagi guru hendaknya lebih meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dengan cara guru harus bisa menyesuaikan metode pembelajaran
sesuai kemampuan peserta didik, membantu memecahkan masalah
yang dihadapi siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan
menggunakan media pembelajaran yang baik harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran agar peserta didik semangat untuk belajar.
2. Bagi kepala sekolah hendaknya secara intensif memberikan motivasi
dan bimbingan kepada guru-guru untuk lebih meningkatkan
pengelolaan kelas, serta pengawasan terhadap pengelolaan kelas yang
dilakukan guru. Tanpa adanya pengawasan yang intens tidak menutup
kemungkinan kinerja guru akan menurun.
3. Siswa perlu menyadari bahwa keberhasilan belajar dapat ditentukan
oleh motivasi belajar yang dimilikinya, maka dari itu harus ada
kerjasama yang baik antara siswa dengan guru. Ketika kegiatan diskusi
siswa harus mau bekerjasama dengan guru agar kegiatan pengelolaan
kelas berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. “Pengelolaan Kelas”, www.infodiknas.com/wp-


content/uploads/2015/03/BAB-8-Pengelolaan-Kelas.pdf,17 Januari 2107.

Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.


Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

----------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rieneka Cipta,


2002.

Asmadawati. Keterampilan Mengelola Kelas . Jurnal Logaritma. 2, 2014.

Asril, Zainal. Micro Teaching : Disertai dengan Pedoman Pengalaman


Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

B. Uno, Hamzah. “Teori Motivasi dan Pengukurannya”. e-book,


www.eprints.walisongo.ac.id/447/2/083811020), 1 Februari 2017

Dwi Tri Santosa dan Tawardjono Us. Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi
Belajar dan Solusi Penangannya Pada Siswa Kelas XI. Jurnal
Pendidikan Otomotif Edisi XIII. 2, 2014.

Dimyati, Mudjiono. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta, 2009.

Endang, Ratih P. Dan Rini Endah S. Hubungan Keterampilan Guru Mengelola


Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pedagogik. 2, 2014

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Jakarta : Bumi Aksara, 2014.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,


2011.

Masnur, dkk. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesa.


Bandung : Jemmars, 1987.

Nadlir, dkk. Psikologi Belajar. Jakarta : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,


2009.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan karya


ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.
Ningsih, Novi setu. “Hasil UN”, http://www.beritasatu.com/pendidikan/405353-
pemerintah-putuskan-un-tetap-berlaku.html, 20 Desember 2016.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana, 2014.


Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers,
2012.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan pembelajaran. Bogor :
Ghalia Indonesia, 2011.

Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan


Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2014.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,


2006.

Suprihatin, Siti. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar siswa. Jurnal
Pendidikan ekonomi. 3, 2005.

Sunhaji. Konsep Manajemen kelas dan Implikaisnya dalam pembelajaran. Jurnal


Kependidikan. 2, 2009.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2011.


Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. jakarta :
Rineka Cipta, 2013.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/SisdiknasUUNo.20Tahun2003.pd
f , 29 November 2016.

Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung


Persada Press, 2007.
Nalna :Idah Maulid出
NIM :1113018200048
Judul penclitian :Hubullgan Kemampuan Guru Mengelola Kelas dcngan
Motivasi Belttar SiSWa di SMK Citra Nusantara Panongan
Kあ upaten Tangerang。

Penguji :1.Drs.Mu'anfSAヽ 1,MoPd


2.Dra.Nurdelinla Waruwu,M.Pd

Nomor Halaman Ha-laman Pararaf


No Referensi Footnote Skripsi Referensi Pemhimhino
2
BABI
Undang-undang No.20 Tahun 1 lИ



2003 tenteng Sisterrt Pendidikan ヽ



1


Nas ional,pen di s. kem ena g. go. i d/p

i f
ai/fi I e /d okumen/S i s di ktas UW o. 2

l ︲︱
0TLthun2003 pdl - tanggal29-11-

︱ ︱
20t6.

︲ ︱

/︵
つ4

う4

Ratih Endang P., dan Rini


Endah S.,"Hub.mgan


Keterampilan Guru Mengelola


Keias Dengan }dotivasi Belajar


Sisu,a", iurnal Pedagogik,

′〃
Vol.II、 No.2.2014

IIIII
ム,

3. No宙 setu NingslL 肋 5〃 しⅣ 3


,

dikan/405353-pem“ ntah― │
I、︱︱

putuskan― un… tetap¨ berlaku.html.


Senin,20… 21-2016.
4 ,

4.
IJs, " Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi Belajar dan
Solusi Penangann y a P ada Siswa
Kelas XI", Jurnal Pendidikan

BAB II
︲︲︲ノ ︱

︱ ′

5. Oemar Hamalik, Perencanaan 154


P engaj aran B er das arkan


Pθ 4`た 肋 ″れSJs′ θ ,(Jakarta:



Bumi Akstta,2014
6. Martinis Yamin, Strategi 2,11,13, 9,13,14, 87,85,88


Pembelajaran Berbasis 14 15
Kompetensi, (Jakarta : Gaung

︲ ︲ ′
Persada Press, 2007


7. Sydttl Bahri ttamarah, 3,4,12,15 9,13,16 12,13,149,
Psあ Jag′ Bθ ′
″αr,(Jakarta : 157
Rineka Cipta、 2011
8. Sardillnan,Iη′
θrα た
sJ dα η』
イο′Jo磯J 5,7,10,24 10,11,21, 73,83,92,93
Bθ 7aJiα r滋昭″ αr,(Jakarta : ,25 22
Rttawali PCrs,2012)

9. Nadlir, dklc., PsJな 9′ θ


gノ βθ
′げαr, 6 10 9
(Pelldidikal■ GLlru Madras山

10. Siti Suprihatin, "IJpaya Guru 8,9,26 11,23


dalam I\4eningkatkan Niotivasi
Belajar siswa", .Iurna!
L'en,iid-ikan ekonomi, '/oi. 3,
No.1,2005
16,17,18, 16,17,36 56,57,58,59,
19,54 6 /

/
20,21 19 97,100 /′
つ々
う4


― ― ― 十
一 ― ― ― ―

13. 19 55 1
Teori Belajar ian pembelajcran,
:Ghalia lndoncsia_2011
14. Harnzah B Uno, Teori Motivasi 23 20 23
dan Pengukurannyd, (Jakarta :
Bnmi Aksara, 200S) e-book,
diakses pada tanggal 0110212011,
(wwvr.epnnts.walisongo .ac.idl 44
7t2t0838fl 020).

15. Syaiil Bah ttalilarall,Aswan 27,30,37, 24,25,28, 148,175,178


Zain, Strategi Belajar Mengajar, 38,39,40, 29,30,31, ,179,1801
fiakarta : Rineka Cipta, 20i3) 41,43,45, 32,33 181,183,185
47,49 ,186,187,
︱鋤

188
11 1 1 1 ノ

16 Suharsimi Arikrmto, Pengelolaan 28,29,31, 25,26,27 7,8,67,173,


Kelas Dan Siswa Sebuah 32,33,34, 177,68
Pθ ″ ′
2グ θ勧″れ Eソ αルα″κfJakarta: 35
PT.Rala Graflndo Persada.1996 ハ
17. Rulam Ahmadi, Pengelolaan I l0 27
Ke′ αs, 2017,


(―WoinfOdiknas.co」 wp―
contcnt/uploads/2015/03/BAB-8-


18. I Sunhaii, "Konsep Manajemen 42 130
kelas dan Implikaisnya dalam
pembelajaral", Jurnal

19. Asmadawati," Keteramprlan 44 31


Mengelola Kelas", Jurnal
20.
rJtttα ,Vol.
II,No.02,2014
Zainal Asril, Micro Teaching : 46,50,51, 32,33,34 72,74,75, 「 :


Disertai. dengan Pedoman 52 193
Pengaiaman Lcpangan, (Jakata: │
Raja',riali Pers, 201 3 ) / ジ
//
//
つ4

Wina Sanlaya, θgJ


S″ α′ 48 32 46


/


Pembelajaran. (JaiCana :
Kencana,2014)

22 3,55,56135 1167,168

1 L___
BAB III

24. Suharsimi Ariirunto, Prosedur 3,4 42,46 112,144


Penelitian Suatu Pendekaian
Praktek, (Jakarta : Rieneka Cipt4
2002\
25 Anas Sud」 ono, Pθ η gα 刀 5、 10 46,50 206,193
S′ α′お′
潰 Pθ 刀′ノJttη "r
,(Jaktta:
「 Rtta hafindO Persada,2010)
P′

26. Syofian Siregar, fuIetode 6,8 48,48 86ラ 179 │

P ene li ti an Ku anti t atif Dil en gkap i


Dengan Perbandingan
Perhitungan Manrnl dan


SPSS,
(Jakarta: Kencana Prenada Me<iia
Group,2014)
︱ヨ

27 Juliansyah Noor, Metodologi 7 48 174


Penelitian: Skripsi Tesis,
Desertasi dan karya ilmiah.
(Jakarta: Kencana, 201 1)

Jakarta,07 Ap五 12017

Pembilnbing I Pembilnbing II

Dra. Nurdelima Waruwu. N{'Pd


NIP。 196507171994031005 NrP. 19671020 200112 2 001
1a,
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA Tgl Terbit
FiTK FORM(FR) No. Revisi
」l′ こ″ Jυ andaハ ′
。95 clpυ rar′ 5ィ ブ
2′ ρdOη esla

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELl丁 IAN


Nomor:Un 01/F1/KM.01.3/223/2017 」akarta,06 Februari 2017
Lamp. :_
Hal :PerrnohOnan izin Penelitian

Kepada Yth

Kepala Sekolah SMK Cttra Nusantara


di
Temoat

ハssara“ υbrattυ ″た″b.



Dengan hOrmat karni sampalkan bahwa,

Nama :ldah Maulidah


NIM :1113018200048
」urL:San :A/1anaiemen Pendidikan
Semester :vlll(Delapan)
」udul Skripsi : Hubungan Kemampuan Guru Mengelola Kelas dengarl MOtivasi
Belalar siswa dl SMK Citra lヾ usantara Panongan Kabupaten
丁angerang.

adalah benar mahasiswaノ i FakL:ltaS Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan UI卜 ヾ」akalta yang
sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riSet)di SMK Citra
Nusantara PanOngarl Kabupaten Tangerang

lintuk itu kanni mOhOn Sauda「 a dapat men9izinkan mahasiswa tersebut


melaksanaka!l pene‖ tian dirnaksud

Atas peFhatian dan ketta Sama saじ dara,kalη i ucapkan tettma kasih.

拗●ssara′ ηυbrarikυ 用 し
νに″b.

Asy'ari, fui.Pci
10091993031004
Tembusani
l Dekan FITK
2 Pembantu Dekan Bldang Akademik
3.Mahasiswa,ang bersangkutan
SMKS CITRA NUSANTARA
SK. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang
Nomor : 421.5/265-Disdik/2014 ;Tanggal : 22 Jrni 2014
Alamat : Jalan Raya Panongan, Desa Panongan Kec. Panongan, Kab Tangerang

SURAT KEWRANGAN
Nolnor:001/SMK― CN/PNG/1Ⅵ 2017

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :Wati Rahmawati,S.Pd


Jabatan : Kepala Sekolah

Unit Kerja : SMKS Citra Nusantara Panongaii

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :



Nma Idah Maulidah

NLM 1113018200048
Lmsan Manゴ 〔mm IDendidikanIIJN SyttfHidaya山 11ぬ J量 油
Judul Skripsi : Hubungan Kemainpuan Guru Merrgeit'rla Kelas dengan Motivasi Beiajar
Siswa di MS Citra Nusantala Panongan Kab.Tangcrang.
Berlι r nalna mahasiswa di atastelatt melantlan pendilan di Sh]KS Ciセ aNusimttaPanongan
tang3-a102 Maret 2017 pada blas H(1l TK路 1,1l TKLT-1,d油 11ノ0-1).

Danilm suitt kた Fanyn illi swa b・ Jat,涎 ■oga d乏叩at diperglntt seb登 3amlana me"inya.

Apri1 2017

..Lt&rK : 05377 5g659210073


KEMENTERIAN AGAMA No Dokumen i FITK― FR― AKD-081

U:N JAKARTA FORM(FR)


丁gl 丁erbit i l Ma「 et 2010
F:丁 K
″′
rH」 υa′ da Nο 95 Cゎ υ
′ar′ 5`イ 2′ ρdonesla

SURAtt B!MB:NGAN SKRIPSl


Nomor : Un.0l/F1/KM.01.3/13 1812016 Jakarta, 10(Dktobcr 2016
Lamp. :-
Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

1. Drs. Muarif SAM.. M.Pd


2. Dra. Nurdelima W., M.Pd
Pembimbing Skripsi
Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
UD{ Syarif Hidayatul lah
Jakarta.

As s alamu' ctia;kum wr.wb.


Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing llti
(materr/teknis) penuiisan skripsi mahasiswa:

Nama Idah ⅣIaulidall

NIIM 1113018200048
Jurusan 11vlallttclncn Pcndidikan

Semester VH(Tujuh)
Judul Skripsi Hubungan Kcn13〕 〕
〕plla〕 1(〕 u r11ル Icngclola K clas dcngan ⅣIctivasi

Beiajar Siswa di Sl"{K Citra Nusantara Panortgan Kab Tangerang


Judul terscbut telah Cisetujui oleh .iurusan yang bersangkutan paCa tanggai I 0 Oktcber
2Ct1 6 , absrraksi/cirtline t-erla;npir. SauCara Capai melakukan peruhahan r"cdaksional par,la
juCui terscb,-ri.,\pabrla peru'bahan substansial ,jianggap perlu. rnohcn pernbimitrng
nrenghubungi Jrrrusan terlebih dahuiu.

Bimbingan skripsi rni diharapkan selesai daiam wakti; 6 (enarn) 'oulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan ker_ia sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was sui unr u' ul,t ikum wr.w b

1l Pclldidikall

'ariヽ 1,Pd
199303 1 004
Tembusan:
i. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
Lampiran 5
Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar siswa
Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :
Petunjuk
1. Tulislah nama dan kelasmu dengan lengkap !
2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan isi hatimu!
3. Jawaban anda tidak akan berpengaruh pada nilai !
4. Berikanlah tanda silang (X) sesuai dengan pilihan !
5. Periksa dan teliti kembali jawaban anda sebelum diserahkan !
Keterangan
SL = Selalu KD = Kadang-kadang
SR = Sering TP = Tidak Pernah

1. Setiap hari saya rajin belajar karena ingin mencapai cita-cita.


a. SL b. SR c. KD d. TP
2. Saya ingin berprestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
a. SL b. SR c. KD d. TP
3. Saya mengulang materi pelajaran sebelum guru masuk kelas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
4. Saya memperhatikan dengan baik ketika guru menerangkan materi pelajaran.
a. SL b. SR c. KD d. TP
5. Saya mengikuti setiap mata pelajaran di sekolah sampai jam belajar berakhir.
a. SL b. SR c. KD d. TP
6. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh.
a. SL b. SR c. KD d. TP
7. Saya menyelesaikan setiap tugas mata pelajaran dengan tepat waktu.
a. SL b. SR c. KD d. TP
8. Saya bertanya kepada guru ketika menghadapi kesulitan dalam memahami
materi pelajaran.
a. SL b. SR c. KD d. TP
9. Saya berusaha mengerjakan setiap tugas mata pelajaran sebaik mungkin.
a. SL b. SR c. KD d. TP
10. Ketika saya menghadapi soal yang sulit maka saya berusaha mengerjakan
hingga menemukan jawaban yang benar.
a. SL b. SR c. KD d. TP
11. Saya berusaha menemukan solusi dalam menghadapi kesulitan pada saat
mengerjakan tugas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
12. Saya menyempatkan untuk belajar secara rutin di rumah.
a. SL b. SR c. KD d. TP
13. Saya mendengarkan penjelasan guru dengan baik walaupun materi yang
disampaikan kurang dapat dipahami.
a. SL b. SR c. KD d. TP
14. Saya mendengarkan penjelasan guru dengan baik walaupun cara
penyampaiannya kurang menarik.
a. SL b. SR c. KD d. TP
15. Saya tidak malu bertanya kepada guru mengenai materi yang belum saya
pahami.
a. SL b. SR c. KD d. TP
16. Saya menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru.
a. SL b. SR c. KD d. TP
17. Saya berusaha mengerjakan tugas dengan usaha sendiri.
a. SL b. SR c. KD d. TP
18. Saya dapat mengerjakan tugas/PR tanpa bantuan orang lain.
a. SL b. SR c. KD d. TP
19. Saya mengisi jam pelajaran kosong dengan mengerjakan tugas yang belum
selesai.
a. SL b. SR c. KD d. TP
20. Saya mudah bosan dengan cara mengajar guru yang monoton.
a. SL b. SR c. KD d. TP
21. Saya senang belajar dengan guru yang menggunakan metode secara variatif.
a. SL b. SR c. KD d. TP
22. Saya senang belajar karena guru menggunakan permainan dalam
pembelajaran.
a. SL b. SR c. KD d. TP
23. Saya memberikan pendapat pada saat kelompok diskusi kelas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
24. Saya berusaha mempertahankan pendapat saya saat diskusi.
a. SL b. SR c. KD d. TP
25. Saya berusaha mempertahankan pendapat pada saat menjawab pertanyaan
dari guru.
a. SL b. SR c. KD d. TP
26. Saya berusaha mempertahankan argumen yang disanggah.
a. SL b. SR c. KD d. TP
27. Saya yakin dapat memperoleh nilai baik karena tugas-tugas saya kerjakan
dengan baik.
a. SL b. SR c. KD d. TP
28. Saya tertantang untuk mengerjakan soal-soal latihan yang dianggap sulit oleh
teman.
a. SL b. SR c. KD d. TP
29. Saya senang jika mendapat tugas dari guru.
a. SL b. SR c. KD d. TP
30. Saya senang mengerjakan soal-soal yang bervariasi.
a. SL b. SR c. KD d. TP
31. Saya merasa tertantang mengerjakan soal-soal dari sumber lain.
a. SL b. SR c. KD d. TP
32. Saya mencari sumber-sumber lain yang sesuai untuk menyempurnakan tugas
yang diberikan guru.
a. SL b. SR c. KD d. TP
33. saya senang mendapat pujian atas prestasi yang saya capai.
a. SL b. SR c. KD d. TP
34. Pujian dari guru, orang tua, dan teman membuat semangat belajar
bertambahn.
a. SL b. SR c. KD d. TP
35. Saya senang belajar dengan menggunakan media yang menarik.
a. SL b. SR c. KD d. TP
36. Saya senang berdiskusi dengan teman-teman.
a. SL b. SR c. KD d. TP
37. Saya tidak suka berbicara sendiri saat guru menjelaskan materi pelajaran.
a. SL b. SR c. KD d. TP
38. Saya senang belajar pada kelas yang tertata rapi.
a. SL b. SR c. KD d. TP
39. Saya ikhlas menerima hukuman atas keterlambatan saya masuk kelas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
40. Saya bersedia menerima sanksi pada saat tidak mengerjakan tugas
individu/kelompok.
a. SL b. SR c. KD d. TP
Lampiran 6

Instrumen Pengelolaan kelas


Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :
Petunjuk
1. Tulislah nama dan kelasmu dengan lengkap !
2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan isi hatimu!
3. Jawaban anda tidak akan berpengaruh pada nilai !
4. Berikanlah tanda silang (X) sesuai dengan pilihan !
5. Periksa dan teliti kembali jawaban anda sebelum diserahkan !
Keterangan
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-kadang
TP = Tidak Pernah

1. Pembelajarn dimulai setelah tempat duduk nampak rapi.


a. SL b. SR c. KD d. TP
2. Penataan tempat duduk disesuaikan dengan metode belajar yang digunakan.
a. SL b. SR c. KD d. TP
3. Setiap guru meminta siswa menata tempat duduk.
a. SL b. SR c. KD d. TP
4. Setiap media pembelajaran disimpan dilemari.
a. SL b. SR c. KD d. TP
5. Buku panduan belajar tertata rapi dilemari buku sehingga mudah digunakan
kembali.
a. SL b. SR c. KD d. TP
6. Saya merasa nyaman belajar di kelas karena peralatan belajar tertata rapi.
a. SL b. SR c. KD d. TP
7. Guru menyuruh siswa membuka jendela sebelum pembelajaran di mulai.
a. SL b. SR c. KD d. TP
8. Guru mengatur tata cahaya ruang kelas sebelum pembelajaran di mulai.
a. SL b. SR c. KD d. TP
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat.
a. SL b. SR c. KD d. TP
10. Guru memberikan respon terhadap pendapat siswa.
a. SL b. SR c. KD d. TP
11. Guru memperhatikan segala aktivitas siswa di dalam kelas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
12. Guru mendekati siswa siswa yang menghadapi kesulitan belajar.
a. SL b. SR c. KD d. TP
13. Guru memberi teguran kepada siswa yang membuat kegaduhan di dalam
kelas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
14. Setiap pembelajaran saya merasa mendapat perhatian dari guru.
a. SL b. SR c. KD d. TP
15. Tidak ada satu aktivitaspun di kelas yang tidak mendapat perhatian dari guru.
a. SL b. SR c. KD d. TP
16. Guru memberikan respon ata setiap pertanyaan siswa tanpa mengabaikan siswa
lain.
a. SL b. SR c. KD d. TP
17. Guru memperhatikan setiap perilaku siswa di kelas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
18. Guru menunjukkan perhatian terhadap kelompok kerja siswa.
a. SL b. SR c. KD d. TP
19. Guru mengoreksi hasil kelompok kerja siswa.
a. SL b. SR c. KD d. TP
20. Guru melakukan pengawasan setiap kelompok kerja dalam belajar.
a. SL b. SR c. KD d. TP
21. Guru membantu kelompok kerja yang mengalami kesulitan.
a. SL b. SR c. KD d. TP
22. Guru tidak meninggalkan kelas ketika siswa sedang bekerja kelompok.
a. SL b. SR c. KD d. TP
23. Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok dengan
jelas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
24. Guru konsisten menjalankan kerja kelompok yang telah disepakati.
a. SL b. SR c. KD d. TP
25. Guru memberikan teguran kepada siswa yang terlambat masuk kelas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
26. Guru menegur siswa yang tidak mengerjakan tugas individu maupun
kelompok.
a. SL b. SR c. KD d. TP
27. Guru menegur siswa yang mmebuat kegaduhan di dalam kelas saat
pembelajaran berlangsung.
a. SL b. SR c. KD d. TP
28. Teguran yag diberikan guru berdampat positif mterhadap tingkah laku siswa.
a. SL b. SR c. KD d. TP
29. Guru memberi penghargaan terhadap siswa yang berprestasi.
a. SL b. SR c. KD d. TP
30. Guru memberi pujian terhadap kelompok kerja yang baik.
a. SL b. SR c. KD d. TP
31. Guru mengenali masalah yang dihadapi siswa.
a. SL b. SR c. KD d. TP
32. Guru membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.
a. SL b. SR c. KD d. TP
33. Guru memberikan nasihat kepada siswa agar tetap semangat dalam belajar.
a. SL b. SR c. KD d. TP
34. Guru memberikan remedial kepada siswa yang nilai ulangannya kurang dari
rata-rata.
a. SL b. SR c. KD d. TP
35. Guru menciptakan iklim belajar yang demokratis dengan melibatkan
pastisipasi aktif siswa.
a. SL b. SR c. KD d. TP
36. Guru membimbing kelompok kerja siswa agar terjadinya kerjasama yang baik
dalam pelaksanaan tugas.
a. SL b. SR c. KD d. TP
37. Guru memulihkan semangat siswa dalam menangani konflik yang timbul.
a. SL b. SR c. KD d. TP
38. Guru memantau kelompok kerja siswa agar berjalan dengan efektif.
a. SL b. SR c. KD d. TP
39. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada siswa yang bermasalah.
a. SL b. SR c. KD d. TP
40. Guru bekerjasama dengan petugas BK atau orang tua dalam menangani anak
bermasalah.
a. SL b. SR c. KD d. TP
Lampiran 7

DATA VALID HASIL UJI COBA ISNTRUMEN


MOTIVASI BELAJAR
N=30, rtabel = 0,361

No Pernyataan Jumlah
1. P4 ,381*
2. P8 ,579**
3. P10 ,388*
4. P11 ,496**
5. P12 ,468**
6. P15 ,385*
7. P16 ,368*
8. P18 ,426*
9. P19 ,591**
10. P20 ,517**
11. P21 ,470**
12. P22 ,372*
13. P23 ,735**
14. P24 ,365*
15. P25 ,703**
16. P26 ,476**
17. P27 ,562**
18. P28 ,540**
19. P29 ,447*
20 P30 ,560**
21. P31 ,697**
22. P32 ,470**
23. P33 ,406*
24. P38 ,555**
25. P39 ,541**
26. P40 ,420*
**Correlation is sinificant at the 0.01
**Correlation is sinificant at the 0.01
Lampiran 8

DATA VALID HASIL UJI COBA ISNTRUMEN


PENGELOLAAN KELAS

N=30, rtabel = 0,361

No Pernyataan Jumlah
1. P2 ,508**
2. P3 ,517**
3. P4 ,384*
4. P5 ,508**
5. P8 ,577**
6. P10 ,461*
7. P11 ,485**
8. P12 ,369*
9. P15 ,602**
10. P16 ,362*
11. P17 ,387*
12. P18 ,427*
13. P19 ,639**
14. P20 ,507**
15. P21 ,461*
16. P22 ,391*
17. P23 ,744**
18. P24 ,454*
19. P25 ,716**
20. P26 ,414*
21. P27 ,515,**
22. P28 ,372*
23. P29 ,371*
24. P30 ,524**
25. P31 ,629**
26. P32 ,458*
27. P35 ,362*
28. P37 ,544**
29. P38 ,513**
30. P40 ,428*
**Correlation is sinificant at the 0.01
**Correlation is sinificant at the 0.01
Lampiran 9
Contoh Perhitungan Uji Validitas Butir
Instrumen Motivasi Belajar Siswa
Item Nomer 1

Responden X Y X² Y² XY
1 2 77 4 5.929 154
2 2 75 4 5.625 150
3 2 81 4 6.561 162
4 2 78 4 6.084 156
5 2 78 4 6.084 156
6 2 92 4 8.464 184
7 1 89 1 7.921 89
8 3 116 9 13.456 348
9 2 89 4 7.921 178
10 2 111 4 12.321 222
11 2 91 4 8.281 182
12 3 94 9 8.836 282
13 3 98 9 9.604 294
14 2 103 4 10.609 206
15 3 100 9 10.000 300
16 2 90 4 8.100 180
17 2 100 4 10.000 200
18 2 94 4 8.836 188
19 2 110 4 12.100 220
20 2 93 4 8.649 186
21 2 94 4 8.836 188
22 3 90 9 8.100 270
23 2 106 4 11.236 212
24 2 96 4 9.216 192
25 2 97 4 9.409 194
26 3 113 9 12.769 339
27 3 103 9 10.609 309
28 4 90 16 8.100 360
29 3 94 9 8.836 282
30 2 107 4 11.449 214
Jumlah 69 2849 169 273.941 6597
Uji validitas menggunakan koefisien korelasi Product Moment dengan formulasi :

( ) ( )( )
r =
√( ( ) )( ( ) )

( ) ( )( )
=
√( ( ) )( ( ) )

=
√( )( )

=
√( )( )

=

= 0,237

Dari perhitungan di atas diperoleh rhitung 0,237. Karena karena rhitung < rtabel untuk item 1
tidak Valid.
Lampiran 10

DATA HASIL SKOR PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


Pernyataan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Total
R1 3 2 3 4 2 4 2 2 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 2 2 72
R2 2 3 1 2 1 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 1 2 2 2 3 4 3 1 67
R3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 4 4 64
R4 2 3 2 4 1 1 2 3 3 1 4 4 3 2 1 2 3 3 2 2 4 3 1 4 3 2 65
R5 2 4 2 1 1 6 2 3 1 1 3 4 1 1 3 2 4 4 3 3 2 2 4 4 4 2 69
R6 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 2 3 4 4 2 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 79
R7 3 2 4 3 1 1 1 2 1 4 3 4 2 1 2 2 3 4 2 4 1 4 1 4 3 2 64
R8 2 1 1 2 1 2 1 1 2 4 2 4 2 2 1 2 4 4 3 2 2 2 3 4 2 2 58
R9 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2 1 2 4 2 2 1 1 2 4 3 3 64
R10 4 3 4 1 1 3 2 4 2 4 4 2 1 1 1 1 4 3 4 4 1 3 4 3 4 4 72
R11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 56
R12 4 3 4 2 3 4 2 4 3 2 4 3 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 79
R13 4 3 4 4 2 4 2 4 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 77
R14 4 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 4 2 3 2 3 2 1 2 1 2 4 3 3 4 68
R15 2 4 3 2 2 3 2 4 1 2 4 4 1 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 3 2 2 65
R16 3 4 2 3 2 4 3 4 2 2 3 3 2 4 3 1 4 3 2 2 3 2 3 4 4 4 76
R17 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 78
R18 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 2 1 4 4 4 63
R19 3 1 3 3 3 2 2 3 2 4 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 77
R20 2 2 1 3 1 1 2 2 1 3 4 4 3 3 2 3 2 2 1 3 4 2 4 3 2 3 63
R21 4 4 2 2 2 4 3 4 3 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 4 1 1 61
R22 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 1 1 2 4 1 2 2 4 1 1 56
R23 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 3 3 2 2 2 4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 78
R24 4 3 2 4 4 3 2 4 2 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 84
R25 3 2 2 4 1 4 2 3 2 4 2 1 2 3 3 3 4 4 2 3 4 3 1 4 4 4 74
R26 3 2 4 3 2 4 2 2 3 1 2 4 4 2 1 2 2 3 1 3 2 3 1 1 2 4 63
R27 3 2 3 4 3 4 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 1 2 3 4 1 4 4 2 69
R28 3 3 2 2 1 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 65
R29 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 78
R30 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 3 4 64
R31 2 3 1 1 1 2 2 2 1 4 4 4 2 1 4 3 4 2 2 1 4 4 1 4 4 4 67
R32 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 4 4 3 3 2 2 2 2 3 2 1 3 4 4 4 3 70
R33 2 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 3 67
R34 3 3 3 2 1 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 59
R35 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 4 2 1 3 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2 63
R36 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 1 4 4 4 67
R37 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 69
R38 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 1 4 3 4 66
R39 3 3 1 2 2 3 3 3 1 3 2 2 1 4 3 3 3 3 3 2 1 4 4 2 2 3 66
R40 4 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 2 1 1 3 3 70
R41 4 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 4 70
R42 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 65
R43 2 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73
R44 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 69
R45 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 62
R46 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 77
R47 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77
R48 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 72
R49 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 4 4 3 3 3 2 2 73
R50 4 3 3 3 2 2 3 4 4 2 1 3 1 1 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 2 73
R51 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 69
R52 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 76
R53 3 2 4 3 2 1 2 2 1 4 4 4 2 1 2 2 3 4 2 4 1 4 1 4 3 2 67
R54 2 1 1 2 1 2 3 3 2 4 2 4 2 2 1 2 4 4 3 2 2 2 3 4 2 2 62
R55 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2 1 2 4 2 2 1 1 2 4 3 3 64
R56 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 70
R57 3 2 2 4 1 4 2 3 2 4 2 1 2 3 3 3 4 4 2 3 4 3 1 4 4 2 72
R58 3 2 4 3 2 4 2 2 3 3 2 4 4 2 1 2 2 3 1 3 2 3 1 1 2 3 64
R59 3 2 3 4 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 4 1 4 4 2 68
R60 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 64
R61 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 78
R62 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 3 4 64
R63 3 3 1 1 2 2 2 2 1 4 2 3 2 1 4 3 3 2 2 1 3 4 1 4 4 4 64
4325
Lampiran 11

DATA HASIL SKOR PENELITIAN PENGELOLAAN KELAS

Pernyataan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total
R1 1 2 1 1 1 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 81
R2 2 3 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 76
R3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2 74
R4 2 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 77
R5 1 2 1 2 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 75
R6 3 2 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 95
R7 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 1 3 2 4 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 76
R8 2 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 1 1 1 3 2 2 3 4 73
R9 3 2 1 1 3 3 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 4 1 2 3 3 2 3 71
R10 3 2 2 2 2 4 3 4 1 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 81
R11 1 2 1 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 4 2 1 3 3 1 3 3 62
R12 4 2 1 1 2 4 4 3 2 4 4 3 2 2 4 2 4 3 4 4 4 1 4 2 3 3 2 3 4 2 87
R13 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 92
R14 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 69
R15 4 2 1 1 2 2 2 4 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 2 2 3 2 3 4 74
R16 4 2 2 3 1 4 2 4 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 78
R17 3 3 2 1 2 4 3 2 4 3 4 2 2 2 4 3 4 4 1 4 4 2 2 4 1 2 3 3 3 2 83
R18 4 2 1 1 1 4 2 2 2 2 4 1 1 2 1 1 3 3 4 3 4 2 2 1 2 3 2 2 2 2 66
R19 2 2 2 4 2 3 2 3 1 4 3 4 2 2 3 2 4 2 4 1 4 3 4 3 1 4 3 4 4 3 85
R20 2 2 3 3 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3 4 3 82
R21 4 2 1 2 2 3 3 2 1 2 4 2 4 2 2 2 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 79
R22 1 2 1 2 3 4 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 4 2 1 3 3 1 3 3 65
R23 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 1 4 3 87
R24 4 1 4 2 2 2 4 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 96
R25 2 2 1 1 2 2 3 3 4 1 4 2 4 4 3 1 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 80
R26 2 3 1 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 4 2 4 2 2 1 3 2 2 1 73
R27 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 4 2 4 2 1 2 3 2 2 1 1 1 68
R28 2 2 1 1 1 2 3 2 1 2 4 3 1 2 2 2 4 3 3 4 4 2 4 4 2 3 2 2 4 2 74
R29 2 3 2 4 4 3 4 3 1 4 3 4 4 4 3 2 4 2 4 1 4 2 4 4 1 4 4 4 4 3 95
R30 2 2 1 1 2 4 3 2 2 3 2 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 3 3 2 83
R31 4 2 1 1 1 4 2 3 2 4 2 3 2 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 76
R32 2 1 2 2 2 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 2 4 86
R33 1 2 1 1 1 4 4 2 2 2 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 2 3 4 4 2 4 2 3 4 3 81
R34 2 3 1 1 1 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 2 4 3 4 2 4 2 4 2 3 2 3 3 2 3 85
R35 3 2 3 3 2 2 4 2 1 2 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 2 2 2 83
R36 3 2 3 2 2 3 3 3 1 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 2 4 2 3 4 3 2 3 3 3 2 82
R37 4 3 1 1 2 3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 74
R38 4 2 1 1 2 3 2 2 3 4 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 91
R39 4 2 1 2 4 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 1 3 2 4 2 3 3 4 3 2 3 4 4 2 3 83
R40 2 1 2 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 81
R41 3 1 3 4 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3 4 4 84
R42 4 4 1 2 2 3 3 2 1 2 4 2 4 2 2 2 2 4 3 4 4 2 3 3 2 2 3 2 4 3 81
R43 3 2 1 1 2 2 3 3 3 4 3 1 2 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 2 3 3 80
R44 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 86
R45 3 3 1 1 2 3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 73
R46 2 1 1 1 1 4 3 3 3 4 2 2 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 82
R47 2 2 1 1 2 2 4 3 2 2 4 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 3 2 80
R48 2 3 3 1 3 4 2 4 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 2 2 86
R49 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 2 80
R50 1 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 4 3 1 3 2 3 2 4 1 3 2 2 3 1 2 3 1 4 3 73
R51 1 2 1 2 4 3 4 3 2 1 3 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 4 2 1 3 3 1 3 3 68
R52 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 94
R53 1 2 2 2 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 78
R54 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 3 4 2 3 2 1 3 4 3 3 2 2 2 2 4 3 2 4 3 78
R55 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 79
R56 1 2 1 1 1 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 82
R57 3 1 3 4 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 4 3 4 3 86
R58 2 1 4 3 1 4 2 4 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 81
R59 3 3 1 1 2 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 4 1 3 3 2 2 4 3 2 3 3 1 3 78
R60 2 3 1 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 73
R61 2 4 3 3 1 2 4 3 4 2 3 1 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 89
R62 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 74
R63 3 2 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 75
5019
Lampiran 12

Dokumentasi Pada Saat Penyebaran Angket

Anda mungkin juga menyukai