Oleh
Nurul Fitriah 1110018200023
M STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGE
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
Oleh
Nurul Fitriah
1110018200023
Di bawah bimbingan
Dosen Pembimbing
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dr.H.Salman Tumane_•or,M.Pd
NIP. 19570710 197903 1 002
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Penguji I
Penguji II
¿Vengetahui,
Del‹an FITK U1 rif Hid atullah I
Nama
Nurul Fitriah
Nim
1110018200023
Jurusan
Manajemen Pendidikan
Alamat
Jl. Kodiklat TNI Buaran Serpong Kota Tangerang Selatan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
Jakarta, 13 Juni
2017 Yang
menyatakan
Nurul Fitriah
UJI REFERENSI
Dosen Pembimbing
Dr.H.Salman Tumang•qor,M.Pd
NIP. 19570710 197903 1 002
ABSTRAK
i
ABSTRACT
The aims of this study is to describe the role of subject teachers in the implementation
of guidance and counseling in MAN Insan Cendekia Serpong. The study was
conducted on February-April 2016 at MAN Insan Cendekia Serpong.
The method that used in this study is a qualitative method with descriptive analysis
approach, which is this research describes what happened in a particular field, field
or region. The data collection techniques that used in this study is interview and
questionnaire techniques. Sources of information in this study are the Teacher of
Guidance and Counseling, Subject Teachers and 40 (fourty) students of I grade of
Social Science Class.
The results of this study revealed that some important things that the role of subject
teachers in the implementation of guidance and counseling is done by 3 (three)
services, which are guidance and counseling services in the classroom, counseling
services and counseling outside of the classroom and services in assisting the
guidance and counseling program. First, the subject teachers have well performed
their role in the counseling and guidance services in the classroom. Second, the
subject teachers have quite well performed their role in the counseling and guidance
in outside of classroom. Third, the subject teachers have not yet fully implemented
their roles in assisting teachers guidance and counseling especially on guidance and
counseling activities that has evidenced by the results of respondents through
questionnaires with 68.9% porsentase with less good category.
These are the recommendations that given for the role of subject teachers in
assisting the implementation of guidance and counseling in order to could be better
in some aspects. First, the teacher should take a part in socialize the services that
contained in the guidance and counseling program. Second, teachers should identify
the students who have problems in either the subject area or personal problems.
Third, the school could provide workshops or seminars about the role of teachers in
assisting with guidance and counseling.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalwat dan salam selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW kepada
keluarga, sahabat dan kepada setiap pengikutnya.
Skripsi yang berjudul “Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di MAN IC Serpong” disusun sebagai persyaratan
memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian skripsi ini bukanlah hasil usaha penulis semata, melainkan banyak
pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, petunjuk, motivasi, dan arahan
kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
3. Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa meluangka waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi
ini.
4. Drs. Muarif SAM, M.Pd dan Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. Dosen
penguji sidang munaqosah yang telah memberikan masukan dan kritik
yang membangun motivasi penulis untuk lebih memperbaiki skripsi .
5. Dr. H. Fathi Ismail, M.M. Dosen penasehat akademik yang senantiasa
memberikan bimbingannya kepada penulis.
iii
6. Seluruh dosen program studi manajemen pendidikan yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat
berguna selama perkuliahan.
7. Pimpinan dan staff perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
perpustakaan Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis dalam menyediakan dan meminjamkan buku-
buku yang diperlukan.
8. Persahini Sidik, M. SI. Kepala MAN IC Serpong yang telah memberikan
izin dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
9. Seluruh staff dan jajaran guru MAN IC Serpong yang telah memberikan
dan meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan segala
informasi sehingga terselesaikannya skripsi ini.
10. Bapak dan Mamah (Usman Dan Djinab) yang selalu mendo’akan dan
memberikan dukungan baik moril dan materil yang tak terhingga, serta
nasihat dan bimbingannya kepada penulis untuk mencapai cita-cita.
11. AdikkunBDelelawida yang selalu memberikan semangat luar biasa,
menemani kala aku terpuruk dalam kemalasan menggarap skripsi ini.
12. Rekan Manajemen Pendidikan khusunya sahabatku Fay, Sefti, St Masitoh,
Dewi, Tia dan Yusuf yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas
semua kebaikan kalian semua.
Tentunya kesalahan tidak luput dari penulisan ini, semoga kritik dan saran
dapat menjadi masukan yang berarti bagi penulis. Akhir kata dengan penuh rasa
hormat dan kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca. Amin.
Jakarta, 2 Juni 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................1
B. Identifikasi masalah.....................................................................7
C. Pembatasan masalah....................................................................7
D. Perumusan masalah.....................................................................8
E. Tujuan penelitian.........................................................................8
F. Manfaat penelitian.......................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling....................................9
1. Pengertian bimbingan dan konseling...................................9
2. Tujuan bimbingan dan konseling.........................................11
3. Fungsi bimbingan dan konseling..........................................13
4. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.............................14
5. Asas-asas bimbingan dan konseling.....................................16
6. Jenis layanan bimbingan dan konseling...............................18
B. Konsep Dasar Guru Bidang Studi...............................................19
1. Pengertian guru bidang studi................................................19
2. Tugas dan tanggung jawab guru dalam BK.........................21
3. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan BK..............24
a. Peran guru mata pelajaran dalam layanan BK
di dalam kelas................................................................25
b. Peran guru mata pelajaran dalam layanan BK
di luar kelas...................................................................25
c. Peran guru mata pelajaran dalam layanan BK
v
di luar kelas...................................................................25
C. Hasil Kajian yang Relevan..........................................................27
D. Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu.....................................28
E. Kerangka Berpikir.......................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................30
B. Metode penelitian.....................................................................30
C. Subjek Penelitian.......................................................................31
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data................................32
E. Instrumen Penelitian..................................................................33
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data......................................36
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data.......................38
H. Standar penilaian hasil wawancara...........................................38
I. Standar penilaian hasil angket...................................................39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................72
B. Saran...........................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket siswa
2.rhitHunagsialnpaengk
et siswa
3. Transkip wawancara guru
4. Profil Sekolah
5. Data Tenaga Pendidik MAN Insan Cendekia Serpong
6. Data Tenaga Kependidikan MAN Insan Cendekia Serpong
7. Struktur Organisasi MAN Insan Cendekia Serpong
8. Data Siswa/i MAN Insan Cendekia Serpong
9. Program Tahunan Layanan Bimbingan dan Konseling MAN Insan
Cendekia Serpong
10. Profil Guru Bimbingan dan Konseling MAN Insan Cendekia Serpong
11. Data Prestasi seleksi siswa ke Perguruan Tinggi di MAN Insan Cendekia
Serpong
12. Surat Bimbingan Skripsi
13. Surat Permohonan Izin Penelitian
14. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
15. Daftar Uji Referensi
16. Biodata Penulis
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia. Undang-
undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat
1. 2006. h.5.
1
2
2
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep,Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan
Mutu Pendidik di Indonesia, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet.1, h.119-120.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling bisa dilakukan di berbagai
lembaga pendidikan (sekolah atau madrasah), keluarga, masyarakat,
organisasi dan lain sebagainya. Berbagai fenomena yang terjadi perilaku
peserta didik seperti tawuran, penggunaan obat-obat terlarang, perilaku
seksual yang menyimpang, membolos sekolah dan lain sebagainya,
menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upayanya melalui
proses pembelajaran, belum sepenuhnya menjawab atau memecahkan
masalah dari berbagai persoalan tersebut.
Personil pelaksanaan pelayanan bimbingan adalah segenap unsur yang
terkait di dalam organ-organ pelayanan bimbingan, dengan koordinator dan
guru pembimbing/konselor sebagai pelaksana utamanya. Sebagai unsur
personil disebutkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator
bimbingan, guru pembimbing/konselor, guru mata pelajaran dan pelatih, serta
wali kelas.3
Berdasarkan teori di atas, guru mata pelajaran merupakan salah satu
unsur dari bimbingan dan konseling. Maka peran guru mata pelajaran dalam
pelayanan bimbingan dan konseling adalah fungsi seorang pengajar atau
pendidik yang memegang tanggung jawab memberikan bantuan kepada
peserta didik dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam
kehidupanya agar individu dapat mencapai kesejahteraan hidup.
Adapun rincian tugas dan tanggung jawab dari guru mata pelajaran
adalah:
(a) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling;
(b) Melakukan kerja sama dengan guru; (c) Mengalihtangankan
siswa; (d) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan; (e)
Memberikan kesempatan pada siswa memperoleh layanan
bimbingan dan konseling; (f) Membantu mengumpulkan informasi;
(g) Ikut dalam program layanan bimbingan; (h) Berpartisispasi
dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus; (i)
Berpartisipasi upaya pencegahan masalah pengembangan potensi. 4
3
WS Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,
(Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 165-166.
4
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.23.
Masa remaja yang lebih kita alami saat kita di bangku SMA merupakan
masa di mana kita mengalami perubahan yang sangat besar dalam hidup.
Mulai banyak perasaan yang timbul seperti ada keberanian untuk mulai
memprotes guru atau pelajaran, ada juga keberanian untuk membolos ketika
kita malas sekolah, selain itu banyak hal-hal yang baru kita ketahui saat
SMA. Misalnya saja, merokok, tawuran, geng-gengan, yang mana semua hal
itu lebih cenderung pada hal negatif dan biasa dilakukan oleh orang dewasa.
Tentunya dalam hal perubahan yang dialami oleh siswa saat SMA dapat
mempengaruhi perkembangan dalam hal prestasinya juga, apabila tidak ada
yang memberikan pengarahan yang jelas dan benar. Karena masa itu kita
semua mengalami yang namanya perubahan emosional atau lebih ingin
mencoba. Maka setiap lembaga pendidikan mengupayakan adanya psikolog
atau guru bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling di sekolah,
selain untuk meminimalisir kenakalan peserta didik, juga berperan
meningkatkan kualitas intelegensia dan emosional peserta didik sekaligus.
Adapun lembaga pendidikan yang dijadikan objek penelitian pada skripsi
ini adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia yang terletak di
Jl. Cendekia Sektor XI BSD City Kec.Serpong Kota Tangerang Selatan.
Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik yaitu membantu
peserta didik untuk mencapai kedewasaannya. Namun hingga kini, masih saja
ada orang yang mengartikan bahwa guru hanya bertugas memberikan
pengetahuan keilmuwan saja padahal lebih dari itu peranan tugas guru sangat
luas. Seperti yang tercantum dalam buku Departemen Agama Republik
Indonesia bahwa: “Peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi: (a) Guru
sebagai pengajar; (b) Guru sebagai pembimbing; (c) Guru sebagai ilmuwan;
(d) Guru sebagai pribadi”.5
Untuk dapat menjalankan tugas ini secara efektif, guru hendaknya
memahami semua aspek pribadi peserta didik baik fisik maupun psikis. Guru
harus mengenal dan memahami tingkat perkembangan peserta didiknya yang
5
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga
Kependidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), h.71.
meliputi kebutuhan pribadi, kecakapan, kesehatan mentalnya, dan lain
sebagainya. Agar semua peserta didik dapat mengenali dan menemukan bakat
dan keahlian yang dimilikinya. Dengan begitu sekolah dapat meningkatkan
prestasi bagi siswa/i nya yang memiliki kecerdasan emosional dan intelektual.
MAN Insan Cendekia Serpong telah membuktikan keberadaannya sebagai
madrasah berprestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan
berbagai prestasi perlombaan yang banyak meraih medali emas, medali
perak, maupun medali perunggu. Di samping itu, lulusan yang lebih dari
95% diterima di perguruan tinggi terbaik dalam negeri
(ITB,UI,UGM,IPB,ITS,UIN, dll) dan di luar negeri (Jepang, Singapura,
Malaysia, Korea Selatan, USA, Australia, Jerman dan Mesir).
Tentunya dengan prestasi yang diraih oleh siswa/i MAN IC
menimbulkan pertanyaan apa pengaruh terbesar dari keberhasilan tersebut?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi kita bisa meningkat atau
menurun. Penulis berusaha mencaritahu apakah dalam hal ini ada faktor
pendorong dari peran guru mata pelajaran juga.
Dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MAN IC hanya ada
satu orang guru BK. Sedangkan jumlah siswa saat ini adalah 353 siswa, yang
seharusnya sekolah memiliki lebih dari satu guru pembimbing. Berdasarkan
SK Mendikbud dan Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan No.25 Tahun 1993
pasal 5 ayat 3 menyatakan bahwa guru BK harus membimbing 150 orang
siswa.6
Berdasarkan keadaan ini, maka sekolah mengambil inisiatif untuk
memberdayakan unsur Bimbingan dan Konseling salah satunya yaitu guru
mata pelajaran. Setiap satu guru akan memegang 10 siswa, mulai dari
akademik maupun non akademik siswa akan mendapatkan bimbingan dengan
guru yang telah ditentukan. Untuk saat ini jumlah guru mata pelajaran di
MAN IC ada 48 guru bidang studi.
6
Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling,
(Jakarta: Indeks, 2011), h.31.
Sebagai salah satu unsur bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran
telah mengetahui fungsi dari dirinya sebagai unsur BK. Dalam proses
pembelajaran MAN IC tidak hanya melakukan transfer ilmu antara guru dan
murid melainkan guru dengan sungguh-sungguh membimbing siswa untuk
menggali potensi yang dimiliki. Dan dengan tanggung jawabnya sebagai
unsur BK maka keputusan sekolah untuk memberikan 10 siswa tiap satu guru
telah disetujui oleh masing-masing guru. Disinilah salah satu peran guru mata
pelajaran dalam pelaksanaan BK terjadi.
Dan sebagai unsur yang paling sering terlibat aktif dalam proses
pendidikan peserta didik adalah guru mata pelajaran. Maka kemudian akan
muncul pertanyaan: “Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah?”
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Guru Mata
Pelajaran Dalam Membantu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
MAN Insan Cendekia Serpong”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Pengaruh perubahan emosional siswa SMA terhadap perkembangan
prestasi siswa.
2. Tuntutan tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran sebagai
pembimbing.
3. Rasio jumlah tenaga guru bimbingan dan konseling belum sebanding
dengan jumlah siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, untuk menghindari terlalu luasnya
pembahasan dalam skripsi ini, dan agar pembahasannya lebih terarah. Maka
penulis memberikan batasan masalah kepada “Peran Guru mata pelajaran
dalam membantu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MAN Insan
Cendekia Serpong”.
D. Perumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN Insan Cendekia
Serpong?
2. Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam membantu pelaksanaan
bimbingan dan konseling di MAN Insan Cendekia Serpong?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan permasalahan tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN IC
Serpong.
2. Mendeskripsikan peran guru mata pelajaran dalam membantu pelaksanaan
bimbingan dan konseling di MAN IC Serpong.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
khususnya mengenai peran guru mata pelajaran dalam membantu
pelaksanaan bimbingan dan konseling yang ada di MAN Insan Cendekia
Serpong.
2. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah kepustakaan kependidikan dan dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
1
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan konseling Di
Sekolah,
2
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.37.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta,2008), h.99.
3
Hallen A, Bimbingan dan konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h.8.
9
10
4
Tohirin, Bimbingan dan konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
(Jakarta:
5
Rajawali Pers, 2009), h.21.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta,2008), h.105.
6
Dewa ketut sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan konseling Di
Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.38.
dengan klien atau guru dengan siswa. Melalui kegiatan ini maka kegiatan
bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik.
Maka dapat dipahami bahwa bimbingan dan konseling memiliki
hubungan yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien.
Adapun konseling adalah upaya yang dilakukan dengan mempertemukan
konselor dengan klien untuk memecahkan permasalah yang terjadi pada
klien, agar dapat mengambil keputusan yang benar.
Bimbingan merupakan pasangan yang sesuai dengan konseling,
karena pelaksanaan bimbingan untuk membantu klien mendapatkan
bantuan dalam memecahkan masalah atau menentukan keputusan dibantu
oleh pelaksanaan konseling dengan mempertemukan antara konselor
dengan klien.
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling adalah proses
pemberian bantuan kepada individu atau kelompok dengan
mempertemukan konselor dengan klien untuk membantu klien
memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi, serta untuk membantu
klien dalam mengambil keputusan.
7
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),h.67.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, serta lingkungan kerjanya;
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuain dengan lingkungan sekolah, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.8
Dari rincian tujuan bimbingan dan konseling di atas, menunjukkan
bahwa Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangan siswa yang meliputi aspek
pribadi-sosial (afektif), belajar (akademik/kognitif), dan karier
(psikomotorik).
Dinyatakan bahwa tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
membantu siswa untuk:
a. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh
prestasi belajar yang tinggi.
b. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang
dilakukannya pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan
dalam hubungan sosial.
c. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kesehatan
jasmani.
d. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan
studi.
e. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan
perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.9
8
Ibid, h.18.
9
Wardati Dan Mohammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan konseling Di Sekolah,
(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h.55.
3. Fungsi Bimbingan dan konseling
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan dan konseling dapat
memiliki berbagai macam fungsi, sebagai berikut:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
dan lingkungannya.
b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya
konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang
mungkin terjadi dan berupaya mencegahnya.
c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.
d. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif.
e. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan
yang sesuai dengan minat, bakat dan keahlian.
f. Fungsi adaptasi, yaitu untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli.
g. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak.
h. Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
i. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya.10
10
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),h.16-18.
c. Fungsi Pengentasan yaitu agar teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yang akan
menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai
potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara terarah.
e. Fungsi advokasi, yang akan menghasilkan teradvokasi atau
pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya
pengembangan seluruh potensi secara optimal.11
11
Hallen A, Bimbingan dan konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h.56-58.
Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika, bahwa terdapat prinsip bagi
pemberi layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu atau peserta didik,
baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah.
b. Bimbingan bersifat individualisasi, setiap individu bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan individu
dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya
tersebut.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif. karena bimbingan
merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif
terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk
berkembang.
d. Bimbingan merupakan usaha bersama, bimbingan bukan hanya
tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru
dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork dalam proses
bimbingan.
e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan, bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan
informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semua sangat
penting baginya dalam mengambil keputusan.
f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan)
kehidupan, pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung
di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,
lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada
umumnya.12
Dengan adanya prinsip bimbingan dan konseling, maka sekolah dapat
melaksanakan program bimbingan dan konseling sesuai dengan prinsip
yang telah ada. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut, yaitu:
a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan;
b. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu;
c. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan;
d. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan;
e. Prinsip-prinsip Bimbingan dan konseling di Sekolah.13
12
Syamsu Yusuf Dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan konseling, (Bandung:
Remaja13Rosdakarya, 2006),cet.2, h.17-19.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan konseling (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008). h.219-223.
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, prinsip merupakan
salah satu elemen yang membuat bimbingan konseling memiliki pegangan
dan keyakinan untuk berjalan sesuai dengan tujuan bimbingan dan
konseling. Sebagai sebuah pedoman, prinsip dijadikan salah satu hal
penting dalam rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling. Agar kegiatan
tidak keluar dari rencana awal dan tujuannya maka harus adanya ketegasan
pada prinsip yang disepakati.
14
Ibid, h.115-120.
6. Jenis Layanan Bimbingan dan konseling
Di sekolah layanan bimbingan dan konseling dapat diberikan melalui
berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut terdapat dalam jenis layanan
bimbingan dan konseling, diantaranya:
a. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya;
b. Konseling;
c. Penyajian informasi dan penempatan;
d. Penilaian dan penelitian.15
Terdapat beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling di sekolah
dan madrasah, antara lain layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan
konseling perorangan dan layanan bimbingan kelompok.16
Pendapat serupa tentang jenis layanan bimbingan dan konseling di
kutip dari buku karangan Zainal Aqib sebagai berikut:
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan
sekolah/madrasah.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima
dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karier/jabatan dan pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan saluran, yaitu layanan yang membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang dan kegiatan ekstrakurikuler.
d. Penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu.
e. Bimbingan dan konseling perorangan, yaitu layanan yang
membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah
pribadinya.
f. Bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok.
15
Syamsu Yusuf Dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan konseling, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006),cet.2, h.20-21.
16
Sulistyarini dan Mohammad Jauhar, Dasar-dasar Konseling Panduan Lengkap
Memahami Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Konseling, (Jakarta: Prestasi Pustka, 2014), h.149.
g. Bimbingan dan konseling kelompok, yaitu layanan yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan
masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan dan pemahaman atau
masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar
mereka.17
Kesimpulan dari pendapat tersebut, layanan yang berbagai jenis dan
bentuknya di buat sedemikian rupa untuk mengoptimalkan terlaksananya
pelayanan yang memuaskan dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Setiap sekolah pasti menggunakan layanan disesuaikan
dengan kebutuhan siswa/i-nya. Serta lebih mengedepankan hasil akhir
dari pencapaian layanan yang akan dilaksanakan.
Pemahaman yang dapat penulisan sampaikan bahwa dengan adanya
berbagai jenis-jenis layanan yang disediakan oleh bimbingan dan
konseling, seorang guru tentunya diharapkan dapat mengaplikasikan
layanan bimbingan dan konseling kepada siswa sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh siswa baik di dalam kelas maupun di
luar kelas.
17
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan Dan Konseling, (Bandung: Yrama Widya, 2012), h.2-3.
18
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasi dalam Peningkatan
Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet.1, h.119-120.
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidikan
pada perguruan tinggi.19
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.74 Tahun 2008 tentang Guru,
sebutan guru mencakup:
a. Guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru
bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karier;
b. Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah;
c. Guru dalam jabatan pengawas.20
19
Trianto dan Titik Triwulan T, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik Menurut
UU Guru
20
dan Dosen, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), cet.1,h.23.
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasi dalam Peningkatan
Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet.1, h.120.
teladan yang mengabdikan diri untuk masyarakat dengan memberikan
pendidikan yang terbaik pada peserta didik.
21
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal,
(Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), h.79.
22
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 23.
Adapun tugas guru bidang studi dalam kegiatan bimbingan dan
konseling adalah:
a. Turut serta aktif dalam membantu melaksanakan kegiatan
program bimbingan dan konseling.
b. Memberikan informasi tentang siswa kepada staf bimbingan dan
konseling.
c. Memberikan layanan instruksional (pengajaran).
d. Berpartisipasi dalam pertemuan kasus.
e. Memberikan informasi kepada siswa.
f. Meneliti kesulitan dan kemajuan siswa.
g. Menilai hasil kemajuan belajar siswa.
h. Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa.
i. Bekerja sama dengan konselor mengumpulkan data siswa dalam
usaha untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa.
j. Membantu memecahkan masalah siswa.
k. Mengirimkan (referal) masalah siswa yang tidak dapat
diselesaikannya kepada konselor.
l. Mengidentifikasi, menyalurkan, dan membina bakat.23
23
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.103-104.
h. Bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan kepada siswa
dengan perbandingan 1:150 orang.24
24
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan konseling di Sekolah, (Bandung: Yrama Widya,
2012), cet.I, h.116-117.
seorang guru. Melalui pemenuhan tugas dan tanggung jawab ini maka
pelaksanaan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan baik.
Maka penulis memahami bahwa kesimpulan dari pendapat-pendapat
para ahli ternyata peran guru mata pelajaran termasuk dalam membantu
guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah.
25
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.21.
1) Tugas guru mata pelajaran dalam layanan bimbingan di kelas.
Guru dapat melakukan tugas-tugas bimbingan dalam proses
pembelajaran seperti berikut:
a) Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar. Dalam
hal ini guru mencari atau mengidentifikasi sumber-sumber
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, dengan cara: (1)
Menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah,
dengan jalan melihat prestasi belajarnya yang paling rendah
atau berada di bawah nilai rata-rata kelasnya.
(2)Mengidentifikasikan mata pelajaran di mana siswa
mendapat nilai rendah (di bawah rata-rata kelas). (3)
Menelusuri bidang/bagian di mana siswa mengalami
kesulitan yang menyebabkan bimbingan dan konselingan
nilainya rendah. (4) Melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu
pelajaran tambahan, atau bimbingan dari guru secara khusus,
atau tindakan –tindakan lainnya.
b) Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan
dan kewenangannya kepada murid dalam memecahkan
masalah pribadi. Masalah-masalah yang belum terpecahkan
dan berada di luar batas kewenangan guru dapat
dialihtangankan (referal) kepada konselor yang ada di
sekolah itu atau kepada ahli lain yang dipandangnya tepat
untuk menangani masalah tersebut.
2) Tugas guru mata pelajaran dalam operasional bimbingan di luar
kelas.
Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam
kegiatan proses belajar-mengajar atau dalam kelas saja, tetapi
juga kegiatan-kegiatan bimbingan di luar kelas. Tugas-tugas
bimbingan itu antara lain:
a) Memberikan pengajaran perbaikan (remidial teaching).
b) Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.
c) Melakukan kunjungan rumah (home visit).
d) Menyelenggarakan kelompok belajar.26
27
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Bandung: Yrama Widya,
2012), cet.I, h.113.
C. Hasil Kajian yang Relevan
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu
E. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu
faktor penentu kelancaran proses pendidikan di sekolah. Untuk dapat
menunjang proses pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus ada
keterlibatan unsur bimbingan dan konseling yaitu salah satunya adalah guru
mata pelajaran. Selain sebagai pengajar di dalam kelas, guru mata pelajaran
memiliki peran yang penting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling,
namun dalam realitanya, masih banyak guru mata pelajaran yang tidak
mengetahui posisinya sebagai unsur bimbingan dan konseling, sehingga
menyebabkan tidak berjalannya peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling mengakibatkan terjadinya hambatan dalam proses
belajar mengajar.
Sedangkan guru mata pelajaran harusnya mampu membantu guru
pembimbing atau guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan fungsi
dari bimbingan dan konseling di sekolah. Sehingga kegiatan bimbingan dan
konseling dapat terlaksana dengan baik, karena semua unsur bimbingan dan
konseling menjalankan perannya. Peran guru mata pelajaran dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut jika dilakukan dengan baik
dan berkesinambungan, maka akan menghasilkan prestasi dan kemajuan yang
baik terhadap peserta didik dan kegiatan bimbingan dan konseling.
Akan tetapi muncul permasalahan dalam pelaksanaan di lapangan,
yakni masih kurangnya tenaga bimbingan dan konseling. Hal ini
menyebabkan pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak berjalan sesuai
dengan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh sekolah.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir permasalahan dan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan oleh sekolah tersebut, maka MAN IC
Serpong menggunakan peran guru mata pelajaran sebagai unsur bimbingan
dan konseling untuk ikut mendukung dan ikut serta dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di MAN IC Serpong.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
u Penelitian
nakan di MAN Insan Cendekia Serpong Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Cendekia Sektor XI BSD City Kec. Serpo
itian dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai
ari 2017 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian
Waktu penelitian
No Kegiatan Penelitian
Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Perizinan Studi Pendahuluan
2 Pelaksanaan Studi Pendahuluan
3 Perizinan Penelitian
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Pengolahan Data
itian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memaparkan fakta dan keadaan yang terjadi di M
30
31
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data yang dapat berupa individu maupun
benda sebagai sumber informasi yang digunakan untuk memperoleh
informasi yang akurat. Sumber data adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.1 Terdapat 3 macam sumber data, yaitu:
1.yaPiteurssounm, ber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. 2 Adapun
sumber data yang berupa person dalam penelitian ini yakni Guru Mata
Pelajaran terpilih dan 40 Siswa jurusan IPS.
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam
dan bergerak.3 Sumber data ini berasal pada tempat penelitian yakni MAN
Insan Cendekia Serpong Kota Tangerang Selatan.
3.yaPitaupesru,mber data yang menyajikan tanda -tanda berupa huruf,
angka, gambar, atau simbol-simbol lain.4 Sumber data ini berupa angket
yang disebaran kepada siswa kelas XI jurusan IPS terkait tentang peran
guru mata pelajaran dalam membantu pelaksanaan bimbingan dan
konseling di MAN IC Serpong.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010),
2
h. 172
Ibid. h. 172
3
Ibid. h. 172
4
Ibid. h. 172
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari sumber data pertama yakni person dengan
menggunakan prosedur dan teknik pengumpulan data melalui pedoman
wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari sumber data ketiga yakni paper dengan
menggunakan angket yang disebarkan kepada siswa kelas XI jurusan IPS
yang terdiri dari 40 siswa.
E. Instrumen penelitian
Tabel 3.2
Kisi-kisi Pedoman Wawaancara
No Dimensi Indikator Subjek
Penelitian
1 Peran guru dalam layanan 1. Melaksanakan kegiatan diagnostik Guru Mata
bimbingan dan konseling di kesulitan belajar. Pelajaran
dalam kelas 2. Menandai siswa yang diperkirakan
mengalami masalah.
3. Mengidentifikasikan mata
pelajaran di mana siswa mendapat
nilai rendah.
4. Menelusuri penyebab nilai siswa
rendah.
5. Melaksanakan tindak lanjut,
apakah perlu pelajaran tambahan
atau tindakan –tindakan lainnya.
2 Peran guru dalam layanan 1. Memberikan pengajaran perbaikan Guru
bimbingan dan konseling di (remidial teaching).
luar kelas 2. Memberikan pengayaan dan
pengembangan bakat siswa.
3. Melakukan kunjungan rumah
(home visit).
4. Menyelenggarakan kelompok
belajar.
3 Peran guru dalam program 1. Mengidentifikasi siswa-siswa yang Guru
layanan membantu guru memerlukan layanan BK. Bimbingan
bimbingan dan konseling 2. Mengalihtangankan siswa yang dan
memerlukan pelayanan BK kepada konseling
guru BK.
3. Menerima siswa alih tangan dari
guru BK.
4. Berpartisipasi dalam kegiatan
khusus penanganan masalah siswa,
seperti konferensi kasus.
5. Membantu pengumpulan informasi
yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan
dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen Penelitian Angket Siswa MAN IC Serpong
pola pikir induktif, yaitu cara berpikir dengan dimulai dari fakta-fakta yang
bersifat umum maupun peristiwa atau keadaan yang konkrit kemudian ditarik
kesimpulan yang lebih bersifat khusus.
1. Pengumpulan Data
Penulis melakukan proses pengumpulan data melalui wawancara dan
penyebaran angket dengan pertanyaan yang terkait dengan tujuan
penelitian.
2. Reduksi Data
Penulis melakukan reduksi data yaitu proses analisis data dengan
menelaah seluruh data yang telah didapatkan melalui wawancara dan
angket. Setelah itu penulis membaca, mempelajari,dan memfokuskan
mengenai data apa saja yang dibutuhkan terkait judul penelitian.
Setelah dipelajari maka langkah selanjutnya adalah mereduksi data
yang berkaitan dengan proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentransformasikan data
mentah yang diperoleh dari hasil penelitian.
3. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data, maka selanjutnya penulis melakukan
penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti
melakukan penarikan kesimpulan dengan menganalisa data dengan cara
menyajikan beberapa data temuan dari wawancara dan angket. Bentuk
penyajian data adalah berupa teks naratif yang menceritakan secara
panjang lebar temuan penelitian.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data terkumpul, direduksi, dan disajikan, maka langkah
yang terakhir penulis menarik kesimpulan dari data yang telah
dijabarkan dalam bentuk naratif.
Data yang terkumpul dari hasil wawancara dan angket untuk dipilih
mana yang paling tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan
difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan,
pemaknaan, atau untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data yang telah
direduksi disajikan secara sistematik, agar lebih mudah dipahami.
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Penelitian ini memerlukan data yang valid dan juga sah, maka dari itu
perlu dilakukannya pemeriksaan atau pengecekan terhadap data yang ada. Hal
ini ditujukan agar dapat diketahui data tersebut memiliki keabsahan, maka
penulis menggunakan teknik triangulasi data.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan ssuatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.5
Dalam hal ini peneliti akan menggunakan hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling, kemudian peneliti juga
membandingkan dengan hasil angket yang telah disebarkan ketika melakukan
penelitian.
5
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), Cet.29, h. 330-331.
2. Baik : Apabila guru dapat memenuhi tugas dan kewajibannya sebagai
unsur bimbingan dan konseling sesuai dengan harapan siswa yang
dibuktikan dengan transkip wawancara.
3. Cukup baik : Apabila guru memenuhi tugas dan tanggung jawabnya
mendekati harapan siswa yang dibuktikan dengan hasil wawancara siswa.
4. Kurang baik : Apabila guru memenuhi tugas dan tanggung jawabnya
tidak sesuai dengan harapan siswa yang dibuktikan dengan hasil
wawancara.
P : Angka Presentase6
6
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidik, (PT Raja Grafindo, 2010), cet. XXII, h. 43.
Selanjutnya peneliti melakukan interprestasi data dengan menggunakan
pedoman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:
a. Sangat baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 91-100%
Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81-90%
Cukup baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 71-80%
Kurang baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 61-70%
Tidak baik, jika nilai diperoleh pada interval 51-60%
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41
42
B. Deskripsi Data
Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu
mendeskripsikan bagaimana peran guru mata pelajaran dalam membantu
pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN IC Serpong.
Pada bagian ini juga peneliti akan memaparkan bagaimana nara
sumber menjawab pertanyaan pada saat diwawancarai dan hasil angket.
Hasil wawancara lalu peneliti buatkan transkip, kemudian transkip
tersebut peneliti olah dengan cara mereduksi data, menyajikan data atau
menyimpulkan data. Data yang direduksi adalah informasi yang tidak
berhubungan dengan penelitian. Data yang disajikan di buat dalam bentuk
poin-poin berdasarkan pertanyaan wawancara. Baru setelah itu peneliti
bisa menyimpulkannya secara deskriptif dan juga penelitian ini menjawab
pertanyaan penelitian, dan bagaimana data tersebut menjawab penelitian.
1. Hasil wawancara guru bimbingan dan konseling
a) Pendapat guru bimbingan dan konseling tentang pelaksanaan
bimbingan dan konseling di MAN IC Serpong
Setiap elemen penting dalam suatu sekolah atau madrasah
tentunya memiliki agenda kegiatan yang telah direncanakan pada
awal penyusunan agenda atau perencanaan kegiatan. Pelaksanaan
bimbingan dan konseling harus dilakukan secara kotinu dan
ditangani oleh orang yang mempunyai kewenangan dalam hal
bimbingan dan konseling. Maka dari itu guru bimbingan dan
konseling harus memiliki pengalaman dan juga keahlian yang
cukup memadai agar pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat
berjalan secara baik dan juga maksimal.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang terjadi di MAN
IC Serpong sudah berjalan selama madrasah ini berdiri,
kewenangan yang dimiliki oleh bu Rini sebagai guru bimbingan
dan konseling sudah terlaksana selama 18 tahun lamanya. Namun
selain guru bimbingan dan konseling pihak madrasah yang ada di
MAN IC pun turut serta ikut terlibat aktif dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling seperti guru mata pelajaran, kepala
madrasah, staff TU dan lain sebagainya.
Pada hasil wawancara dengan guru bimbingan dan
konseling pada pertanyaan ini beliau mengungkapkan bahwa:
Emm,,, sejauh ini pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling yang diadakan di MAN IC Serpong berjalan
dengan baik serta mengalami peningkatan yang cukup baik
ya, itu semua kan bisa dilihat dari prestasi-prestasi siswa
yang didukung dengan keterlibatan BK baik dalam
menyelenggarakan kegiatan ataupun mengikutsertakan
peserta didik dalam berbagai macam olimpiade baik skala
nasional maupun internasional. Karena salah satu fungsi
BK sebagai penyalur bagi siswa yang memiliki prestasi
agar bisa lebih diarahkan kepada tempat yang seharusnya.
Selain itu fungsi utama dari bimbingan dan konseling
adalah berusaha mengembangkan bakat dan potensi yang
dimiliki siswa agar bakat itu tidak hanya sekedar kelebihan
yang dimiliki satu individu tapi harus bisa berguna bagi
siswa tersebut. Dengan dukungan saya, guru mata
pelajaran, kepala madrasah dan juga staff madrasah ini,
alhamdulillah sejauh ini pelaksanaan BK di MAN IC
Serpong dapat terkendali dengan baik dan target yang kami
rencanakan banyak yang tercapai.1
1
Rini, Op.cit.
Dari penjelasan guru bimbingan dan konseling di atas,
beliau menggambarkan bahwa pelaksanaan bimbingan dan
konseling yang terlaksanan di MAN IC Serpong sudah berjalan
dengan baik dan lancar. Melalui kerja sama dan silaturahmi yang
baik antara guru BK dengan guru mata pelajaran dan juga dengan
staff madrasah di MAN IC Serpong.
b) Tanggapan guru bimbingan dan konseling tentang
keterlibatan pihak sekolah dalam kegiatan bimbingan dan
konseling
Guru mempunyai peranan yang luas di sekolah atau
madrasah, karena guru merupakan faktor utama dalam
keseluruhan proses pendidikan. Dalam proses bimbingan dan
konseling selain guru BK ada juga keterlibatan dari guru mata
pelajaran dan juga dari staff madrasah seperti kepala madrasah,
TU dan lain sebagainya.
Dalam kutipan hasil wawancara dengan guru bimbingan
dan konseling sebagai berikut:
Sama ya, berdasarkan prosedurnya semua stake holder
sekolah harus terlibat dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Hanya saja saya sebagai guru bimbingan dan
konseling memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih
besar. Namun sejauh ini di MAN IC Serpong baik kepala
sekolah, staff dan guru semuanya terlibat dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Hanya saja tugas
dan fungsinya tidak sama secara merata.2
2
Rini, Op.cit.
mereka bangun membuat terciptanya suasana yang baik dalam
lingkungan madrasah khususnya bimbingan dan konseling.
c) Peran dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling di
MAN IC Serpong.
Peran dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling di
MAN IC Serpong sudah tertulis dalam Surat tugas yang diberikan
oleh madrasah. Selain adanya surat tugas tertulis pendidikan dan
pengalaman yang dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling
juga sebagai acuan dalam peran dan tanggung jawabnya sebagai
guru bimbingan dan konseling di MAN IC Serpong.
Untuk lebih jelas tentang peran dan tanggung jawab yang
dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling di MAN IC Serpong
berikut adalah hasil wawancara dengan guru bimbingan dan
konseling:
Saya sebagai guru bimbingan dan konseling memberikan
pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan
kebutuhan siswa. Serta saya mengikuti agenda dan program
yang telah dirancang tiap awal tahun ajaran baru. Pelayanan
bimbingan dan konseling kepada kelas X, XI, XII tentunya
berbeda-beda. Kalau di kelas X layanan yang diberikan
diutamakan terkait informasi tentang keadaan sekolah
kemudian tata tertib yang harus di patuhi dan yang tidak
boleh di langgar, karena kalau kelas X itu kan baru masuk
ya, jadi layanannya lebih kepada pengenalan dan pemberian
informasi kegiatan sekolah. Untuk selebihnya sama dengan
kelas XI dan XII.3
3
Rini, Op.cit.
akan semakin banyak proses bimbingan dan konseling yang
direncanakan oleh guru BK mengingat kebutuhan mereka yang
semakin berkembang.
d) Tanggapan guru bimbingan dan konseling terhadap
permasalahan yang terjadi di bimbingan dan konseling.
Permasalahan yang terjadi dalam bimbingan dan konseling
bisa disebabkan oleh banyak hal. Bisa saja terjadi akibat
kurangnya fasilitas yang mendukung, kurangnya kerja sama dan
koordinasi antara kepala madrasah, guru bimbingan dan konseling
maupun dengan guru mata pelajaran. Permasalahan lain seperti
kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan peserta didik juga
bisa terjadi, sehingga memerlukan bantuan khusus dari pihak luar
seperti psikolog ataupun konselor yang lebih ahli.
Tentunya dalam setiap kegiatan akan menemukan
permasalahan-permasalahan dan setiap permasalahan pasti ada
solusinya. Adapun tanggapan dari guru bimbingan dan konseling
adalah sebagai berikut:
Dalam setiap kegiatan tentunya akan muncul permasalahan
yang harus siap untuk dihadapi. Betul tidak? Haha (sambil
tertawa). Permasalahan yang sering muncul dari siswa di
sini biasanya siswa sering menyontek. Selain permasalah
siswa, tentunya ada juga permasalahan dari segi teknik
kegiatan atau proses kegiatan. Misalnya yang pernah terjadi
kurangnya koordinasi waktu antara saya sebagai guru BK
dengan siswa yang ingin berkonsultasi.4
Melalui penjelasan yang disampaikan oleh guru BK di atas,
mengingatkan kita bahwa dalam setiap kegiatan pasti akan ada
yang namanya kendala ataupun permasalahan dan setiap
permasalahan yang terjadi tentunya akan memiliki solusi yang
dapat mengatasinya. Selama ini kendala ataupun permasalahan
yang dirasakan oleh guru BK yaitu kurangnya koordinasi yang
4
Rini Kristianti. Hasil Wawancara Guru. Serpong. 12 Desember 2014.
tepat dalam menentukkan waktu yang cukup banyak untuk
mendengarkan konsultasi siswa yang disebabkan banyaknya
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru BK baik di dalam
madrasah maupun di luar madrasah. Namun hal ini dapat
diperbaiki dengan melakukan koordinasi dengan guru mata
pelajaran untuk membantu guru BK sebagai pendengar dan
pembimbing yang memiliki tugas juga dalam membimbing siswa.
Jadi selama siswa membutuhkan guru pembimbing tidak hanya
guru BK yang dapat membantu mereka melainkan guru mata
pelajaran akan siap untuk membantu siswa.
5
6
Eneng Uswatun hasanah. Hasil Wawancara Guru. Serpong. 15 Desember 2014.
Siti Sofiatun. Hasil Wawancara Guru. Serpong. 18 Desember 2014.
Kegiatan bimbingan dan konseling yang sudah berjalan
selama ini memang sudah disetuji oleh pihak-pihak terkait salah
satunya kepala madrasah dan guru bimbingan dan konseling.
Sedangkan guru mata pelajaran lebih mempelajarai lagi dan
berusaha mendukung kegiatan yang ada dengan mengikuti dan
memberikan motivasi baik pada siswa maupun pada guru
bimbingan dan konseling.
Jadi kesimpulannya bahwa pelaksanaan bimbingan dan
konseling di MAN IC telah dirasa cukup baik oleh para guru mata
pelajaran. Mereka juga tidak hanya sebagai pemerhati kegiatan
bimbingan dan konseling, akan tetapi guru mata pelajaran juga ikut
serta membantu guru bimbingan dan konseling dalam mewujudkan
tercapainya tujuan kegiatan bimbingan dan konseling.
c) Keterlibatan guru dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Dalam kegiatan bimbingan dan konseling selain guru
bimbingan dan konseling yang menjalankan kegiatan BK, guru
mata pelajaran juga ikut serta dalam membantu keberlangsungan
program-program yang ada di BK. Keterlibatan guru mata
pelajaran juga disesuaikan dengan program yang ada di BK, karena
mereka juga membantu guru BK agar program bk dapat
memberikan manfaat yang positif bagi siswa dan berguna bagi
masa depan siswa.
Keterlibatan guru dalam kegiatan bimbingan dan konseling
yang selama ini dilakukan oleh Pak Jalil sebagaimana hasil
wawancara dengan beliau sebagai berikut:
Sejauh ini saya melibatkan diri saya sebagai unsure yang
terkait dengan bimbingan dan konseling khususnya saya
sebagai guru mata pelajaran Qur‟an- Hadist, disini saya
berusaha menanamkan nilai-nilai islami kepada siswa/I di
sini. Di dalam kelas saya berusaha memberikan informasi-
informasi yang membangun dan yang diperlukan untuk
masa depan mereka.7
Dari kutipan hasil wawancara di atas, bahwa pak Jalil sebagai
guru yang mengajar bidang study Al-Qur‟an Hadist berusaha
memberikan pemahaman tentang ajaran-ajaran agama islam
melalui nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan Hadist.
Dengan tujuan agara siswa dapat menerapkan nilai-nilai ajaran
Islam dalam kehidupan mereka dengan baik dan benar.
Berdasarkan usaha dari Pak Jalil tersebut, beliau
memperlihatkan bahwa guru mata pelajaran juga memiliki usaha
yang cukup baik untuk membantu guru bimbingan dan konseling
menemani siswa dan mendukung siswa dalam proses
kehidupannya baik dari segi prestasi maupun akhlaknya.
d) Tata cara guru dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling.
Layanan bimbingan dan konseling yang terdapat dalam tiap
sekolah atau madrasah tentunya beragam karena disesuaikan
dengan kebutuhan dan juga kapasitas sekolah atau madrasah
tersebut. Begitu juga dengan cara guru bimbingan dan konseling
maupun guru mata pelajaran dalam memberikan pelayanannya
tersebut juga pasti bermacam-macam.
Tanggapan dari bu Sofi tentang pertanyaan ini, beliau
memberikan salah satu kegiatan yang sering ia lakukan dalam
proses pelayanan bimbingan dan konseling, sebagai berikut: “Di
dalam proses pembelajaran bimbingan dan konseling itu, berupa
memberikan tugas untuk mereka mencari tahu tentang
pengetahuan, ketika mereka tidak mengerti dan kurang paham
disitulah saya masuk untuk memberikan bimbingan.”8
7
8
Abdul Jalil. Hasil Wawancara Guru. Serpong. 15 Desember 2014.
Siti Sofiatun, Op. cit.
Berdasarkan tanggapan dari bu Sofi tentang tata cara guru
dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling tentunya
disesuaikan dengan tempat, waktu dan kondisi tertentu. Sama
halnya dengan tanggapan dari bu sofi ke-4 (empat) guru mata
pelajaran lainpun mengatakan hal yang serupa. Yang paling
penting tujuan dan hasil akhir yang mereka harapkan dapat
bermanfaat bagi peserta didik.
e) Cara guru dalam menyikapi kegiatan bimbingan dan
konseling.
Dalam menyikapi kegiatan bimbingan dan konseling tentu
guru memiliki cara yang berbeda-beda. Tanggapan dari semua
guru juga bermacam-macam mulai dari mengikuti kegiatan
bimbingan dan konseling dengan memberikan dukungan sampai
ikut serta dalam kegiatan bimbingan dan konseling yang diadakan.
Sebagaimana diungkapkan oleh bu Sofi dalam hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran di MAN IC Serpong:
Menyikapinya saya selalu positif terhadap kegiatan
konseling karena dari berbagai pihak melihat secara
lengkap bagaimana perkembangan anak didik baik dari sisi
kehidupan sosialnya dia baik di asrama maupun di sekolah
atau dari akademiknya atau di luar itu misalnya kegiatan
keorganisasian. Jadi semua hal yang siswa lakukan di
sekolah ini bisa terpantau dengan adanya koordinasi antara
guru mapel dengan bk dalam hal ini dan berusaha untuk
selalu memberikan waktu yang bisa dikatakan tanpa batas
dalam konseling.9
9
Siti Sofiatun, Op.cit.
C. Analisis Data
1. Peran Guru dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di Dalam
Kelas.
Tugas guru dalam layanan bimbingan dan konseling di dalam
kelas terdiri dari 5 item yang meliputi: melaksanakan kegiatan
diagnostik kesulitan belajar, menandai siswa yang diperkirakan
mengalami masalah, mengidentifikasi mata pelajaran dimana siswa
mendapat nilai rendah, menelusuri penyebab nilai siswa rendah, dan
melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu pelajaran tambahan atau
tindakan-tindakan lainnya.
a) Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar.
P = x 100%
= x 100%
= 75%
Berdasarkan hasil perhitungan angket penelitian, maka
angka 75% pada aspek guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan
diagnostik kesulitan belajar siswa memenuhi standar nilai cukup
baik. Dengan data ini berarti sebagian guru telah melakukan
kegiatan diagnosa dalam kesulitan belajar siswa.
Jika hal ini dapat dilakukan oleh seluruh guru mata
pelajaran maka pelaksanaan bimbingan dan konseling akan
meningkatkan prestasi siswa serta program yang dibuat oleh
layanan bimbingan dan konseling dapat memenuhi tujuannya.
Setelah guru dapat mendiagnosa sumber dari kesulitan
belajar, kemudian guru akan mengetahui nama-nama siswa yang
diperkirakan memiliki masalah baik dalam materi pelajaran atau
metode penyampain oleh guru mata pelajaran.
b) Menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah.
P = x 100%
= x 100%
= 86%
Guru menandai siswa yang diperkirakan mengalami
masalah dalam kesulitan belajar dengan jalan melihat hasil prestasi
belajar siswa yang dapat dilihat melalui peringkat yang paling
rendah. Siswa yang mendapatkan nilai terendah pasti memiliki
kendala dalam pelajarannya atau mungkin dari tingkat
kehadirannya.
Disinilah peran guru di tuntut untuk melakukan penandaan
terhadap siswa-siswa yang belum mencukupi KKM yang telah
ditetapkan. Dengan harapan gruu dapat memberikan solusi dan
bantuan kepada siswa untuk melakukan bimbingan dan pendekatan
terhadap permasalahan yang sedang dihadapi siswa.
c) Mengidentifikasi mata pelajaran dimana siswa mendapat nilai
rendah.
P = x 100%
= x 100%
= 80%
Guru melakukan identifikasi mata pelajaran dimana siswa ada yang
mendapat nilai rendah, hal ini dilakukan dengan cukup baik oleh para
guru di sekolah ini. Terbukti dengan adanya jawaban responden dari
angket yang telah tersebar terdapat 80% yang mengatakan kalau guru
sudah melakukan identifikasi dengan cukup baik.
Terlaksananya kegiatan ini akana memberikan pengaruh yang bak
terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan membuat siswa
mendapatkan bimbingan dari guru mata pelajaran di dalam kelas.
Tentunya guru akan mengetahui nilai mana saja yang mendapat poin
paling rendah dan kemudian guru akan melanjutkan ke tahap
penelusuran penyebab menurunnya nilai siswa.
d) Menelusuri penyebab nilai siswa rendah.
P = x 100%
= x 100%
= 80%
Kategori 80% menunjukkan tingkat cukup baik, artinya sudah
dilaksanakan oleh sebagian besar guru. Guru yang menelusuri bidang
atau bagian-bagian dimana siswa mengalami kesulitan dan
mengakibatkan nilai yang awalnya baik menjadi rendah.
Setelah dilakukan penelusuran secara perlahan, akan diketahui apa
yang menyebabkan hal ini terjadi. Disinilah peran guru mata pelajaran
dalam bimbingan di dalam kelas akan terlaksana dan membuahkan
hasil yang baik untuk prestasi yang lebih baik lagi untuk siswa.
Jika sudah diketahui penyebab menurunnya nilai siswa dari prestasi
yang ada sebelumnya, guru diharapkan dapat melaksanakan tindak
lanjut atau perbaikan yang bertujuan untuk menambah nilai siswa
menjadi lebih baik ataau tidak rendah lagi.
e) Melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu pelajaran tambahan atau
tindakan-tindakan lainnya.
P = x 100%
= x 100%
= 89%
Bimbingan dari guru secara khusus dapat membantu meningkatnya
nilai siswa yang rendah. Namun tidak semua nilai siswa yang rendah
akan mendapatkan bimbingan khusus dari guru mata pelajaran.
Pelaksanaan yang terjadi di sekolah ini menunjukkan kalau guru sudah
melaksanakan tindak lanjut terhadap permasalahan kesulitan belajar
siswa yang menyebabkan niali mereka menjadi rendah.
Mulai dari memberikan tambahan pelajaran hingga perbaikan-
perbaikan melalui tugas-tugas mandiri dan juga tindakan lainnya.
Dalam hal ini guru dapat meminta bantuan guru lain untuk berbagi
pengalaman tentang proses-proses tindak lanjut menangani kesulitan
belajar. Karena bias jadi hal ini disebabkan oleh masalah pribadi
ataupun masalah keluarga.
f) Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan
dalam memecahkan masalah pribadi siswa.
P = x 100%
= x 100%
= 79%
Guru di sekolah ini sudah cukup baik dalam memberikan
bantuan yang sesuai dengan kemampuan dan kewenangan mereka.
Memang guru memiliki kewajiban untuk membantu siswa
memecahkan masalah yang terjadi dalam diri mereka. Namun tidak
semua siswa mau menceritakan permasalahan yang sedang terjadi.
Dalam hal ini guru juga bias bertanya kepada guru
bimbingan dan konseling tentang kasus-kasus atau catatan
kepribadian siswa untuk membantu guru memahami permasalahan
yang sedang dihadapi oleh siswa.
Setelah melakukan analisis terhadap ke-enam peran guru
dalam layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas. Terbukti
bahwa guru telah melakukan dengan baik kegiatan dan
pelaksanaan terhadap peran-peran guru mata pelajaran dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Jawaban dari ke-40 responden menyatakan bahwa sebagian
besar guru sudah melakukan perannya sesuai dengan teori yang
ada dalam peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
2. Peran Guru dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di Luar
Kelas.
Tugas guru dalam layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas
terdiri dari 4 item yang meliputi: memberikan pengajaran perbaikan
(remedial teaching), memberikan pengayaan dan pengembangan bakat
siswa, melakukan kunjungan rumah (home visit), dan
menyelenggarakan kelompok belajar.
a) Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching).
P = x 100%
= x 100%
= 100%
Program pemberian perbaikan dalam pengajaran memang
dilakukan di semua sekolah, namun tidak semua guru melakukan
hal ini terhadap nilai-nilai siswa yang rendah atau kurang dari
KKM. Remedial teaching biasanya dilakukan setelah
dilaksanakannya proses ujian sekolah, baik untuk UTS ataupun
UAS.
Pelaksanaan yang dilakukan oleh guru mata pelaajaran di
sekolah ini terbukti dilakukan dengan sangat baik, karena
responden memberikan nilai 100% dalam pernyataan yang ada di
angket penelitian bahwa guru melakukan perbaikan pengajaran
atau remedial teaching.
Harapan dari pelaksanaan peran guru mata pelajaran di luar
kelas memang sangat besar, namun peluang yang terjadi tidak
seluruhnya dapat terlaksana. Karena banyaknya tugas guru untuk
memenuhi kewajibannya menjadi guru. Tidak hanya proses
pembelajaran di dalam kelas melainkan peran dalam bimbingan di
luar kelas.
b) Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.
P = x 100%
= x 100%
= 76%
Pemberian pengayaan dan pengembangan bakat siswa
dilakukan saat class meeting, atau setelah ujian sekolah selesai.
Guru memberikan tugas-tugas tambahan ataupun memberikan
kelas tambahan untuk materi-materi yang memang dirasakan perlu
dilakukan karena rendahnya nilai siswa pada pelajaran tersebut.
Kategori 76% menjawab bahwa guru sudah cukup baik
memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa saat siswa
mendapatkan nilai rendah yang menyebabkan prestasi mereka
menurun.
Guru yang sudah melakukan ini dapat melanjutkan
penelusuran apakah hanya lewat kelas tambahan saja atau memang
harus ke pelaksanaan yang lebih mendalam lagi, misalnya
melakukan kunjungan rumah.
c) Melakukan kunjungan rumah (home visit).
P = x 100%
= x 100%
= 60%
Home visit dilakukan jika siswa mengalami masalah yang
memang sudah tidak bisa diselesaikan oleh guru mata pelajaran
maupun oleh guru bimbingan dan konseling. Kegiatan ini
bertujuan untuk menyelesaikan permsalahan yang menyebabkan
rendahnya pelajaran siswa, sebab tidak menutup kemungkinan
kalau memang ada permasalahan yang terjadi di lingkungan
keluarga yang memang tidak dapat diceritakan oleh siswa kepada
guru mereka.
Jawaban yang diberikan oleh responden dalam hal ini
terdapat 60% atau dalam tingkat kurang baik. Artinya kegiatan ini
belum terlaksana dengan baik. Penyebab yang mungkin menjadi
alas an yaitu tempat tinggal siswa terlalu jauh dari sekolah atau
memang kesibukan guru yang membuat sulitnya mengatur jadwal
untuk melakukan kunjungan ke rumah siswa.
Seharusnya guru dapat melaksanakan kegiatan kunjungan
ini dengan dampingan dari guru bimbingan dan konseling ataupun
guru kelas mereka. Wali kelas dapat membantu guru mata
pelajaran kalau memang diperlukan dalam hal kunjungan rumah.
d) Menyelenggarakan kelompok belajar.
P = x 100%
= x 100%
= 75%
Menyelenggarakan kelompok belajar sudah terlaksana
dengan cukup baik di sekolah ini. Seharusnya kegiatan ini dapat
menstabilkan nilai siswa dan tidak terlalu rendah saat kegiatan
ujian sekolah.
Dengan singkatnya jadwal tatap muka di dalam kelas, guru
memang perlu melakukan tindakan seperti menyelenggarakan
kelompok belajar. Agar siswa dapat terus menambah pengetahuan
dengan bertukar pemikiran dengan teman satu kelompoknya.
Berdasarkan analisis dari peran guru mata pelajaran dalam
layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, menunjukkan
bahwa guru cukup baik dalam melaksanakan bimbingan di luar
kelas. Singkatnya waktu yang terjadi di dalam kelas membuat
guru harus memberikan perhatian lebih pada siswa saat di luar
jam pelajaran.
Bukan hanya sekedar perhatian melainkan memang ada
kegiatan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh guru mata
pelajaran dalam bimbingan siswa di luar kelas. Harapan yang
didapat dari pelaksanaan ini, siswa dapat menikmati kegiatan-
kegiatan yang memang sudah dilakukan kesepakatan antara guru
mata pelajaran dengan guru bimbingan dan konseling.
P = x 100%
= x 100%
= 70%
Peran guru mata pelajaran dalam membantu guru
bimbingan dan konseling memasyarakatkan program layanann
bimbingan dan konseling di nilai kurang baik sesuai dengan hasil
angket responden siswa. Kurangnya pemahaman guru terhadap
perannya dalam program bimbingan dan konseling membuat tidak
sesuainya program bimbingan dan konseling yang sedang berjalan
dengan bimbingan yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran.
Maka sebaiknya harus ada hubungan komunikasi yang
lebih baik lagi antara guru mata pelajaran dengan guru bimbingan
dan konseling khususnya pada program-program BK yang
memang melibatkan peran guru mata pelajaran.
Selain peran guru di dalam dan di luar kelas, guru juga
diharapkan dapat terlibat dalam program bimbingan dan konseling,
misalnya ikut mengumpukan data tentang siswa.
b) Mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan BK, serta
mengumpulkan data tentang siswa-siswi.
P = x 100%
= x 100%
= 62,5%
Hasil dari angket yang telah di sebar, responden
memberikan penilaian yang kurang baik terhadap proses
mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling. Hal ini terjadi karena guru tidak melaksanakan perannya
sebagaimana mestinya. Hanya wali kelas dan juga guru bimbingan
dan konseling yang biasanya mengumpulkan data pribadi siswa.
Padahal jika guru mata pelajaran melakukan indentifikasi
terhadap siswa yang memiliki masalah-masalah baik dalam
akademis maupun non akademis, ini akan sangat membantu dalam
proses peningkatan prestasi dan semangat belajar siswa.
c) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan BK kepada
guru BK.
P = x 100%
= x 100%
= 69%
Setelah guru melakukan indentifikasi terhadap beberapa
siswa yang perlu mendapatkan layanan khusus dari guru
bimbingan dan konseling, maka terjadilah proses pengalihtanganan
kasus atau siswa. Bukan karena guru mata pelajaran tidak mampu
menyelesaikan permasalahan siswa, hanya saja siswa biasanya
lebih terbuka untuk menceritakan permasalahan yang ada dengan
guru yang lebih ahli dalam hal emosional.
Namun tidak sesuai dengan harapan, karena hanya 69%
guru yang melakukan hal ini. Dalama kategori kurang baik. Berarti
sangat jarang guru yang melakukan pengalihtanganan kasus atau
siswa. Kalau memang masalah siswa sudah terpecahkan itu akan
baik, tapi kalau memang tidak dilanjutkan dalam artian hanya
sampai guru mata pelajaran yang ternyata permasalahannya belum
selesai itu yang lebih rumit.
d) Menerima siswa alih tangan dari guru bimbingan dan konseling.
P = x 100%
= x 100%
= 72,5%
Sebaliknya dari penyataan sebelumnya, guru juga memiliki
peran dalam menerima siswa alih tangan dari guru bimbingan dan
konseling. Guru bimbingan dan konseling akan memberikan tugas
kepada guru mata pelajaran jika memang siswa tersebut tidak
terselesaikan masalahnya dengan konsultasi terhadap guru
bimbingan dan konseling. Karena tidak menutup kemungkinan
siswa memang lebih dekat dengan guru mata pelajaran yang
memang bisa mendengarkan dan memberikan solusi dari
permsalahan yang sedang dihadapi oleh siswa.
Guru bisa melakukan beberapa hal kecil yang bisa
membuat siswa percaya diri jika menceritakan permasalahan yang
sednag dihadapi. Misalnya dengan selalu menanyakan keadaan
siswa, memperhatikan nilai-nilai siswa, dan tindakan lain
sebagainya.
e) Membantu mengembangkan suasana kelas yang menunjang
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
P = x 100%
= x 100%
= 53%
Pelayanan guru mata pelajaran dalam program kegiatan
bimbingan dan konseling dapat juga dilakukan di dalam kelas.
Dengan membangun suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar.
Pelaksanaannya yang terjadi di sekolah ini, guru tidak
mengembangkan suasana kelas untuk program layanan bimbingan
dan konseling melainkan hanya untuk mata pelajarannya saja.
Responden memberikan 53% penilaian yang berarti tidak baik atau
tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
f) Membantu mengembangkan hubungan guru-siswa yang
menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
P = x 100%
= x 100%
= 81%
Selain mengembangkan suasana, guru juga diharapkan
dapat mengembangkan hubungan anatara guru dengan siswa.
Jika siswa sudah berani menceritakan kegiatannya khusus kepada
guru, maka guru tersebut berarti sudah berhasil membangun
kepercayaan siswa.
Dalam hal ini pelaksanaan di sekolah sudah terlaksanan
dengan baik. Memang hal ini terlihat saat peneliti melakukan
pengamatan dilapangan antara guru dengan siswa terjadi
interaksi aktif namun tetap sopan.
g) Membantu mengembangkan hubungan antarsiswa yang menunjang
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
P = x 100%
= x 100%
= 69%
Menjalin hubungan yang ke tiga adalah antar siswa, dalam
kegiatan di dalam kelas maupun luar kelas sudah seharusnya guru
tetap bisa menganyomi siswa untuk saling rukun dan damai serta
tolong menolong.
Bukan hanya memperhatikan nilai prestasi siswa, namun
guru juga diharapkan dapat mengembangkan hubungan antarsiswa
agar lebih baik lagi. Karena salah satu faktor yang dapat membuat
siswa berprestasi juga adalah teman.
h) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan BK untuk menjalani layanan/kegiatan yang
dimaksudkan.
P = x 100%
= x 100%
= 73%
Peran guru dalam program kegiatan bimbingan dan
konseling salah satunya adalah memberikan kesempatan dan
kemudahan kepada siswa untuk mengikuti program kegiatan yang
sudah di buat oleh guru bimbingan dan konseling.
Bukan hanya kegiatan yang bersifat menyelesaikan kasus
atau permasalahan, melainkan juga yang meningkatkan prestasi
belajar siswa, meningkatkan hubungan erat antarsiswa, dan
kegiatan lainnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan kegiatan-
kegiatan yang membangun semangat dan jiwa persatuan
antarsiswa. Seperti yang dibahas dalam hasil angket selanjutnya
misalnya adalah konferensi kasus.
i) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,
seperti konferensi kasus.
P = x 100%
= x 100%
= 78%
Peran guru dalam menangin siswa yang bermasalah diakui
sangat membantu tugas dari guru bimbingan dan konseling. Maka
dalam teorinya guru mata pelajaran diharapkan dapat berpartisipasi
dalam kegiatan khusus penangan masalah siswa.
Dengan adanya kerja sama maka kegiatan yang sulit akan
menjadi lebih mudah. Itu adalah salah satu kalimat yang sering kita
dengar. Konferensi kasus yang dilakukan biasanya memang jika
sudahmelewati batas wajar. Kalau sudah melewati batas wajar selai
guru bimbingan dan konseling, wali kelas dan guru mata pelajaran
biasanya memang harus dilibatkan.
Dan untuk masalah ini, pelaksanaannya di sekolah ini
sudah terkategori cukup baik. Berarti sudah sebagian gur
mengikuti perannya dalam program bimbingan dan konseling di
sekolah.
j) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.
P = x 100%
= x 100%
= 61%
Peran yang dapat dilaksanakan oleh guru mata pelajaran
dalam program bimbingan dan konseling memang tidaklah
sebanyak wali kelas. Namun akan sangat baik jika semua peran
tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan yang ada.
Dalam membantu pengumpulan informasi tentang siswa
dan masalah-masalah siswa juga dapat membantu terselenggaranya
program kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik. Maka
perlu ada kerja sama yang lebih erat lagi antara guru mata pelajaran
dengan guru bimbingan dan konseling.
Berdasarkan hasil analisis pada peran guru mata pelajaran
dalam program kegiatan bimbingan dan konseling, maka masih
banyak perbaikan yang harus dilakukan lagi. Karena masih belum
sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah, sesuai dengan hasil
angket hanya 68,9% dari keselurah pernyataan di angket yang
mengartikan bahwa peran guru mata pelajaran dalam program
kegiatan bimbingan dan konseling kurang baik.
D. Interpretasi Data
. Tabel 4.1
Peran Guru dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
di dalam Kelas
Peran guru dalam layanan bimbingan dan P = x 100% Kategori
konseling di dalam kelas
Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan = x 100% = 75% Cukup
belajar.
Menandai siswa yang diperkirakan = x 100% = 86% Baik
mengalami masalah.
Mengidentifikasi mata pelajaran dimana = x 100% = 80% Cukup
siswa mendapat nilai rendah.
Menelusuri penyebab nilai siswa rendah. Cukup
= x 100% = 80%
mbingan dan konseling di dalam kelas. Berdasarkan hasilnya dengan nilai 81,5% sebagai kategori baik, maka peran guru dala
TABEL 4.2
Peran Guru dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di Luar Kelas
Namun dari ke-4 (empat) aspek tersebut ada satu aspek yang
nilainya masih sangat rendah yaitu melakukan kunjungan rumah (home
visit). Dalam aspek ini berarti perlu dilakukan perbaikan. Walaupun
memang sebagian besar guru tidak dapat melakukan kunjungan rumah
dengan alas an wali siswa yang sibuk bekerja atau bahkan guru mata
pelajarannya sendiri yang tidak memiliki waktu luang karena terlalu padat
dengan jam mengajar.
TABEL 4.3
Kurang
Rata-rata 68,9%
Baik
Pada tabel di atas menginterpretasikan setiap indikator dari dimensi
peran guru dalam membantu program bimbingan dan konseling. Hasil
perhitungan dari ke-10 (sepuluh) item di peroleh nilai rata-rata
keseluruhan sebesar 68,9% artinya apabila disesuaikan pada interpretasi
yang terdapat di bab 3 nilai rata-rata tersebut berada pada kategori kurang
baik. Artinya bahwa menurut persepsi siswa peran guru mata pelajaran
dalam membantu layanan program bimbingan dan konseling masih kurang
optimal pelaksanaannya. Terlihat dari beberapa aspek yang mendapatkan
porsentase rendah sekali bahkan pada kategori tidak baik.
Diantaranya aspek yang mendapatkan porsentase terendah adalah
sebagai berikut: Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan
konseling, Ikut mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah,
mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan khusus dari guru
bimbingan dan konseling, serta membantu mengumpulkan informasi
penting terkait data pribadi siswa.Maka perlu diadakannya perbaikan
untuk beberapa aspek tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dapat dikemukakan
beberapa temuan sebagai berikut :
1. Peran guru mata pelajaran dalam kegiatan bimbingan dan konseling
diwujudkan melalui 3 layanan yaitu : layanan bimbingan di dalam
kelas, layanan di luar kelas dan layanan dalam program bimbingan
dan konseling.
2. Peran dalam layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas
diwujudkan dengan 6 (enam) peran sebagai berikut: melaksanakan
kegiatan diagnostik kesulitan belajar, menandai siswa yang
diperkirakan mengalami masalah, mengidentifikasikan mata pelajaran
di mana siswa mendapat nilai rendah, menelusuri bidang/bagian di
mana siswa mengalami kesulitan yang menyebabkan bimbingan dan
konselingan nilainya rendah, melaksanakan tindak lanjut, apakah
perlu pelajaran tambahan, atau bimbingan dari guru secara khusus,
atau tindakan –tindakan lainnya, dan memberikan bantuan sesuai
dengan kemampuan dan kewenangannya kepada murid dalam
memecahkan masalah pribadi.
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan angket ditemukan
porsentase 85% yang termasuk ke dalam kategori baik. Dapat
dipahami bahwa peran guru mata pelajaran dalam layanan bimbingan
dan konseling di dalam kelas telah terlaksana dengan optimal.
3. Peran dalam layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas
diwujudkan dengan 6 (enam) peran sebagai berikut: memberikan
pengajaran perbaikan (remidial teaching), memberikan pengayaan dan
72
73
B. Saran
Bersadarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, sebaiknya mengadakan seminar tentang peran guru
dalam membantu pelaksanaan bimbingan dan konseling. Agar guru
lebih memahami perannya sebagai guru mata pelajaran dalam
kegiatan bimbingan dan konseling.
2. Bagi guru mata pelajaran, sebaiknya melakukan beberapa perbaikan
pada aspek sebagai berikut:
a) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling.
b) Ikut mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah.
c) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan khusus
dari guru bimbingan dan konseling.
d) Membantu mengumpulkan informasi penting terkait data pribadi
siswa.
3.u Bbagimi bignugran dan konseling diharapkan dapat selalu
mememaksimalkan kinerjanya dengan guru mata pelajaran maupun
guru kelas agar kegiatan bimbingan dan konseling dapat selalu
memberikan kemajuan pada prestasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi dan Arifin, Mohammad. Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media. Cet.1. 2012.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Cet.3.
2007.
Trianto dan Triwulan, Titik. Tinjauan Yuridis Hak Serta Kewajiban Pendidik
Menurut UU Guru dan Dosen. Jakarta: Prestasi Pustaka. Cet.1. 2006.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir) Ed.III. Yogyakarta:
ANDI. 2010.
ANGKET SISWA
ANGKET PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU
PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG
an dibawah ini dengan seksama, kemudian berikan jawaban anda dengan cara memberikan tanda cheklist (√) pada kolom y
atupun
jawaban yang berbeda. Tidak ada pilihan yang salah karna itu adalah pilihan yang paling sesuai dengan diri anda dan penga
nda, saya ucapkan terima kasih.
No Pernyataan S SB SK TS
1 Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan
belajar.
2 Guru mata pelajaran menandai siswa yang diperkirakan
mengalami masalah, dengan jalan melihat prestasi belajarnya
yang paling rendah atau berada di bawah nilai rata-rata kelasnya.
3 Guru mata pelajaran mengidentifikasikan mata pelajaran di
mana siswa mendapat nilai rendah.
4 Guru mata pelajaran menelusuri bidang/bagian di mana siswa
mengalami kesulitan yang menyebabkan nilainya rendah.
5 Guru mata pelajaran melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu
pelajaran tambahan, atau bimbingan dari guru secara khusus,
atau tindakan –tindakan lainnya
6 Guru mata pelajaran dapat memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangannya kepada murid dalam
memecahkan masalah pribadi.
7 Guru mata pelajaran memberikan pengajaran perbaikan
(remidial teaching).
8 Guru mata pelajaran memberikan pengayaan dan pengembangan
bakat siswa.
9 Guru mata pelajaran melakukan kunjungan rumah (home visit).
10 Guru mata pelajaran menyelenggarakan kelompok belajar.
11 Guru mata pelajaran membantu memasyarakatkan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada siswa.
12 Guru mata pelajaran membantu guru pembimbing/konselor
mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling, serta mengumpulkan data tentang
siswa-siswi
13 Guru mata pelajaran mengalihtangankan siswa yang
memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing/konselor.
14 Guru mata pelajaran menerima siswa alih tangan dari guru
pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menurut guru
pembimbing/konselor memerlukan pelayanan mengajar/latihan
khusus (seperti pengajaran/latihan perbaikan, program
pengayaan).
15 Guru mata pelajaran membantu mengembangkan suasana kelas
yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling.
16 Guru mata pelajaran membantu mengembangkan hubungan
guru-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling.
17 Guru mata pelajaran membantu mengembangkan hubungan
antarsiswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling.
18 Guru mata pelajaran memberikan kesempatan dan kemudahan
kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang
dimaksudkan.
19 Guru mata pelajaran berpartisipasi dalam kegiatan khusus
penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
20 Guru mata pelajaran membantu pengumpulan informasi yang
diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan
konseling serta upaya tindak lanjutnya.
no butir item
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 53
2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 2 1 2 3 3 1 3 2 2 53
3 4 4 3 4 4 2 4 3 2 3 2 2 2 3 2 4 1 3 2 2 56
4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 1 3 2 3 3 4 2 3 2 2 58
5 4 4 4 3 4 2 4 3 2 3 1 3 1 3 3 3 2 2 2 3 56
6 4 4 4 2 3 2 4 2 2 2 1 3 1 1 3 3 3 3 2 1 50
7 2 4 4 2 4 2 4 2 2 2 1 2 2 1 4 3 3 3 2 1 50
8 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 1 2 3 3 2 4 2 3 1 1 54
9 4 4 4 2 4 3 4 4 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 1 1 56
10 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 4 1 2 51
11 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 54
12 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 1 55
13 3 3 3 4 3 2 4 4 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 1 52
14 3 3 4 4 4 3 4 4 1 2 1 2 2 1 2 4 3 3 2 1 53
15 2 4 4 3 4 3 4 3 1 2 2 2 2 1 2 4 3 3 1 2 52
16 3 4 4 3 4 2 4 3 1 3 2 1 2 2 1 3 2 3 1 2 50
17 3 4 4 2 4 2 4 3 1 3 1 1 3 2 1 3 2 3 1 2 49
18 4 4 3 2 3 2 4 4 1 2 1 2 3 3 1 4 3 4 1 3 54
19 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 1 2 2 3 2 4 3 4 2 3 58
20 3 4 3 3 4 3 4 2 1 1 1 3 2 2 1 3 2 3 2 2 49
21 3 4 2 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 51
22 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 1 2 1 3 2 3 1 3 1 2 46
23 3 4 2 4 3 3 4 3 1 3 2 2 2 1 3 3 1 3 1 3 51
24 3 4 3 4 4 3 4 4 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 3 53
25 3 3 2 3 4 2 4 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 45
26 3 3 3 4 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 56
27 3 4 2 3 4 2 4 3 3 2 2 1 3 3 3 4 3 3 2 2 56
28 3 3 3 4 3 3 4 3 1 3 1 1 1 3 3 4 1 3 2 3 52
29 4 3 2 3 3 1 4 4 2 3 1 1 1 3 2 3 1 3 1 3 48
30 2 3 4 4 4 1 4 4 3 3 1 1 2 2 1 3 1 3 1 1 48
31 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 1 2 2 1 4 2 3 1 1 48
32 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 1 2 1 3 2 3 2 3 1 1 51
33 2 3 4 2 3 2 4 3 1 3 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 47
34 2 3 4 3 4 2 4 4 1 3 1 2 2 1 3 3 3 2 2 2 51
35 3 3 3 4 3 1 4 3 1 1 2 1 2 1 2 4 2 3 2 2 47
36 2 3 4 3 4 1 4 3 2 1 1 1 3 2 2 3 2 3 2 1 47
37 3 3 3 4 4 3 4 3 1 1 1 2 2 1 2 3 2 3 2 1 48
38 3 4 3 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3 2 1 4 1 2 1 1 51
39 2 4 4 4 4 3 4 2 1 2 1 3 3 3 1 3 1 2 1 2 50
40 2 4 3 3 3 2 4 3 2 3 1 3 2 1 2 2 2 3 1 2 48
120 139 129 129 143 95 160 123 73 91 56 75 83 87 86 131 83 117 63 74
Lampiran
Indikator Responden
Keterangan :
P : Peneliti
R : Partisipan
S : Pengertian terhadap bimbingan dan konseling itu sangat luas, bila saya boleh
mengatakan bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan tahapan yang
bagus bila dilakukan dengan bagus juga, artinya dari segi tenaga BK harus
yang sudah memiliki pendidikan cukup, kegiatan yang akan dilaksanakan
harus sesuai dengan kepaktuhan dan peningkatan prestasi siswa, dll. Jika saat
ini bimbingan dan konseling secara umum di sekolah-sekolah masih belum
sepenuhnya berjalan secara baik, memang sudah banyak sekolah yang
memiliki tenaga BK lulusan jurusan BK atau psikologi, namun kurangnya
rasa tanggung jawab yang cukup besar pada peningkatan kualitas siswa hal
inilah yang menjadi penyebab tidak berjalannya kegiatan bimbingan dan
konseling yang dapat membantu siswa.
S : Kalau dalam pelaksanaan BK di sini yang paling terlihat manfaat yang dapat
diperoleh siswa yaitu peningkatan dalam prestasi baik dalam hal akademik
maupun non akademik atau bakat mereka. Kemudian siswa juga lebih
bersikap terbuka kepada setiap guru yang mereka rasa dapat memahami
mereka, misalnya selain guru BK siswa di sini sering menanyakan atau
menceritakan keluhan dan kendala yang mereka alami dan sulit untuk
dipecahkan jalan keluarnya.
S : Kalau dalam hirarki BK nya saya tidak terlibat apa-apa. Namun jika dalam
PBM saat jam saya tentunya saya berusaha melibatkan energi-energi positif
yang nilainya tentu sama dengan bimbingan dan konseling.
P : Bagaimana cara bapak memberikan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah ini?
S : Sebagai guru studi sejarah saya kurang lebih mendukung kegiatan dan
berusaha menerapkan dalam proses pembelajaran dan dalam kegiatan sehari-
hari kami di MAN IC ini ya. Karena memang di sini menggunakan sistem
boarding maka selain saya berusaha memberikan arahan dan panutan di
dalam kelas, di luar itu saya dan anak-anak juga berusaha menjalin hubungan
kekeluargaan yang islami. Dan hal seperti ini menurut saya sudah lebih
mencerminkan prosess bimbingan dan konseling yang sesungguhnya.
S : Selama saya menjadi seorang guru tentunya permasalah pasti ada, apalagi
dalam proses membina siswa dan memberikan arahan yang baik itu bukan hal
yang mudah. Namun saya dan guru-guru di sini berusaha memaksimalkan
kemampuan kami dan berusaha membangun dan mencetak generasi-generasi
yang cerdas intelektual dan moralnya.
Lampiran
Indikator Responden
Keterangan :
P : Peneliti
R : Partisipan
S : Bimbingan dan konseling yang dapat saya katakan merupakan salah satu
solusi dalam membenahi perilaku ataupun aturan dan tata cara yang kurang
maksimal. Siswa yang unsur utamanya terbantu dengan BK dan mendaptkan
kemudahan dalam mengakases informasi yang diperlukan melalui guru BK.
S : Setahu saya selama saya di MAN Insan Cendekia saya melihat kesibukan
dan kelincahan dari guru BK yang berusaha memfasilitasi siswa, sekolah dan
kami sebagai guru studi untuk berinteraksi dengan naluri kami sebagai
seorang guru. karena guru BK yang hanya sendiri belum bisa maksimal dalam
menemukan jati diri siswa seutuhnya. Dengan adanya kerja sama dari kami
sebagai guru yang lebih sering bertemu di kelas, maka guru BK dapat terbantu
tugasnya dalam mencaritemukan jati diri siswa MAN Insan Cendekia.
: Kalau permasalahan dalam pembinaan siswa di sini sepertinya tidak terlalu sulit karena dari persyaratan
S
ataupun kebiasaan siswa di sini.
Lampiran
Indikator Responden
Keterangan :
P : Peneliti
R : Partisipan
S : Jika saya memahami makna dari bimbingan dan konseling yang saya jadikan
salah satu pedoman selama saya mengajar, unsur ini merupakan salah satu
elemen yang dapat memberikan dampak yang timbal baliknya berdampak
pada siswa. Melalui bimbingan dalam pelajaran saya yang rutin saya lakukan
setiap PBM dari sinilah proses BK sebenarnya juga terjadi.
S : Kalau keterlibatan selama ini saya hanya sekedar membantu dalam program
BK jika diperlukan saja ya. Selebihnya saya maksimalkan dalam proses
belajar saat jam pelajaran saya saja.
P : Kemudian permasalahan apa saja yang sering ibu hadapai dalam melakukan
pembinaan terhadap peserta didik?
S : Jika permasalahan yang sering mungkin waktu, karena di Insan Cendekia ini
sangat padat kegiatannya sehingga mungkin saya atau siswa sering
kekuranagn waktu ya (hehe). Namun sampai saat ini kami masih berusaha
berjalan dengan baik dan ikhlas saja.
Lampiran
Indikator Responden
Keterangan :
P : Peneliti
S : Partisipan
S : Manfaat tentunya siswa memiliki wadah selain di kelas yang rutin, siswa
memiliki pelarian atau semacam pencerahan melalui bimbingan dan
konseling. Dan hal ini perlu sekali guru bimbingan dan konseling yang sudah
berpengalaman aatau ahli ya.
S : Sejauh ini saya melibatkan diri saya sebagai unsure yang terkait dengan
bimbingan dan konseling khususnya saya sebagai guru mata pelajaran
Qur’an- Hadist, disini saya berusaha menanamkan nilai-nilai islami kepada
siswa/I di sini. Di dalam kelas saya berusaha memberikan informasi-informasi
yang membangun dan yang diperlukan untuk masa depan mereka.
S : Sebagai HUMAS dan guru studi Islami saya berusaha memberikan yang
terbaik pada tiap bagian di MAN IC ini ya. Jika dalam kegiatan BK
membutuhkan bantuan baik tenaga maupun pemikiran saya, maka saya akan
dengan senang hati membantu.
Indikator Responden
Keterangan :
P : Peneliti
R : Partisipan
PROFIL SEKOLAH
1. Profil Madrasah
Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Insan Cendekia Serpong
2. Sejarah Madrasah
Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi dalam penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang
didasari nilai keimanan dan ketakwaan, pada tahun 1996 BPPT
mendirikan SMU Insan Cendekia di Serpong dan di Gorontalo melalui
program penyetaraan IPTEK STEP (Science and Technology Equity
Program) bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok
pesantren. Pada tahun pelajaran pertama (1996/1997), penerimaan siswa
SMU Insan Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMU/MA kelas satu
dan siswa-siswi lulusan SMP/MTs berprestasi yang berasal dari pondok
pesantren dan sekolah islam lainnya. Akan tetapi, mulai tahun pelajaran
kedua (1997/1998) SMU Insan Cendekia member kesempatan pula
kepada siswa-siswi SLPT umum dan MTs baik negeri maupun swasta.
Sejak tahun pelajaran 2000/2001 SMU Insan Cendekia baik yang
berada di Serpong maupun di Gorontalo dilimpahkan pengelolaannya oleh
BPPT kepada Departemen Agama RI. Untuk tetap mempertahankan ciri
khas penguasaan IPTEK dan IMTAK, maka dalam pengelolaan dan
pembinaannya Departemen Agama dan BPPT terus melakukan kerjasama.
Selanjutnya nama SMU Insan Cendekia ditransformasikan menjadi
Madrasah Aliyah Insan Cendekia dengan tanpa mengurangi dan
mengubah sistem pengajaran secara keseluruhan yang telah berjalan
selama ini. Pada tahun 2001, dengan SK Menteri Agama RI, Nomor 490
Tahun 2001 Madrasah Aliyah Insan Cendekia Serpong berubah menjadi
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong.
5. Fasilitas Madrasah
Fasilitas pendidikan terdiri dari 19 unit gedung permanen di atas tanah
seluas 5,5 hektar yang terdiri dari:
a. Masjid (dua lantai) dengan kapasitas 500 jamaah.
b. Gedung Administrasi (dua lantai).
c. Ruang belajar ber-AC terdiri 15 kelas dengan kapasitas 24 siswa tiap
kelas.
Lampiran 3
6. Prestasi Madrasah
MAN Insan Cendekia Serpong setiap tahun meluluskan siswanya
dengan rata-rata nilai yang diraih dalam Ujian Nasional ( UN) dengan
grade A. Disamping itu MAN Insan Cendekia Serpong aktif mengikuti
kegiatan lomba, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional dan
internasional. Berikut data prestasi siswa di Olimpiade Sains Nasional.
Tabel 4.1
Prestasi Siswa Nasional
. Sebaran Alumni
ebaran alumni SMU/MA Insan Cendekia Serpong mulai dari lulusan angkatan I (1997/1998) sampai dengan lulusan angkatan X
Tabel 4.3
Sebaran Alumni
14. Dra. Fatri Amida Guru Ekonomi Bukit tinggi, 12 Oktober 1967
Rumah Dinas Guru
HP: 0815 992 1455
15. Dra. Yelnita Nova Guru Fiqih Payakumbuh, 10 November
1968
Rumah Dinas Guru
HP: 0813 9006 3424
16. Drs. Nuryanto Guru Fisika Tulung Agung, 11 Mei 1968
Serpong City Pradise, E.9
No.51-52, Tangsel
HP: 0857 1451 0095
17. Tubagus Sedyayunta, Guru TIK Magetan, 30 Desember 1968
MMSI Taman Sari Bukit Damai, C.3
no.29 Curug Gunung Sindur
HP: 0813 1988 3068
18. Dra. Rini Kristianti Guru Bimbingan Bandung, 21 Juni 1968
Konseling Serpong City Pradise, E.1
No.10, Tangsel
HP: 0812 9686 548
19. Susi Guru Kimia Jombang, 26 Agustus 1969
Pawartiningtyas,S.Pd. Rumah Dinas Guru
HP: 0852 1876 1666
20. Kusen,M.Pd Guru Bahasa Cirebon, 28 Juni 1969
Indonesia Rumah Dinas Guru
HP: 0818 0707 9660
21. M. Bahrul Ulum,Lc. Guru Bahasa Arab Jakarta, 15 Agustus 1969
Jl. Cilamaya Raya 47 Rt
11/04 Perum Suradita,
Cisauk, Tangerang
HP: 0818 477 837
22. Etty Poejiastuti, S.si Guru Biologi Surabaya, 5 Mei 1970
Serpong City Pradise, E.9
No.51-52, Tangsel
HP: 0857 1451 0096
23. Gustinefa, M.Pd. Guru Bahasa Inggris Dumai, 4 Agustus 1972
Amarapura Blok B.2 No. 24
Kademangan Setu Tangsel
HP: 0813 100 55 709
24. Yuna Puteri Guru Bahasa Inggris Ngawi, 19 Maret 1980
Kadarisman, S.S Mutiara Sentosa, Blok F no.1
Pasir Putih Depok
HP: 0815 831 2254
25. Eneng Uswatun Guru Bahasa Inggris Pandeglang, 10 Agustus 1984
Hasanah, M.Pd. Bukit Dago, Blok E. 15 no.7
Rawakalong Bogor
HP: 0818 199 684
26.
27. Rapiq, S.S. Guru Bahasa Bogor, 20 November 1974
Indonesia Taman Sari Bukit Damai, C.3
no.37 Curug Gunung Sindur
HP: 0857 8075 3235
28. Ipik Ernaka,M.Hum. Guru Sejarah Kuningan, 6 Desember 1974
Pondok Mutiara Sasak
Panjang Blok E2 No.5 Tajur
Halang Bogor
HP: 0819 3261 6920
29. Away Baidhowy,MA Guru Aqidah Akhlak Jakarta, 10 Mei 1972
Batan Indah, Blok J 31
Serpong
HP: 08180 8888 345
30. Muhammad Guru SKI/Ketua Panangkalan, 7 Februari 1970
Ihsanuddin,M.Hum. UPT Perpustakaan Telaga Kahuripan,
Candraloka AA.6/3 Parung
Bogor
HP: 0812 9616 338
31. Rita Suzana,M.P,Mat. Guru Matematika Manggar Belitung, 17 Juni
1971
BSD sector XII-2 Blok H.5
No. 1 Serpong
HP: 0812 9601 675
32. Darno Raharjo,S.Pd. Guru Matematika Brebes, 28 April 1980
Jl. Raya Serpong Rt. 01/04
No.32
HP: 0813 1025 5353
33. Siti Sofiatun, S.Si. Guru Matematika Jakarta, 8 November 1976
Rumah Dinas Guru
HP: 0818 0785 8090
34. Hilman Setiawan,S.Si Guru Fisika Jakarta, 3 September 1972
Puri Serpong 2, Blok D.1/29
Tangsel
HP: 0813 1441 2086
35. Deni Samsudin Guru Kimia Bandung, 28 April 1978
Permana, S,Pd. Perum Villa Tekno Blok C
no.1 Rt 07/03 Kademangan
Tangsel
HP: 0857 1828 6826
36. Metig Dwi Guru Biologi Jakarta, 16 Oktober 1981
Wahyuni,S.Si Rumah Dinas Guru
HP: 0856 8585 619
37. Tina Yulistania,S.Pd Guru Biologi Bandung, 30 Oktober 1981
Rumah Dinas Guru
HP: 0812 2322 214
38. Erwin Supriatna,S.Pd. Guru Sejarah Bandung, 31 Maret 1984
Rumah Dinas Guru
HP: 0813 2137 4105
39. Arthi Riyani Guru Matematika Sleman, 17 Oktober 1982
Kurniawati.S.Si. Rumah Dinas Guru
HP: 0878 3810 2526
40. Diah Ayuningtyas. Guru Matematika Lampung, 6 Maret 1987
S.Si Jl. Purnawarman Raya,
Purnawarman Residence No.6
Pisangan Ciputat Timur
HP: 0856 1150 190
41. Muhammad Guru Bahasa Arab Kudus, 11 Maret 1981
Zaenuri,Lc. Rumah Dinas Guru
HP: 0812 8439 4324
42. Eka Retnosari, S.Pd. Guru Bahasa Bandung, 20 Juli 1984
Indonesia Rumah Dinas Guru
HP: 08180 9210 110
43. Yus Kusnandar,S.Pd. Guru PKn Bandung, 29 September 1985
Rumah Dinas Guru
HP: 0852 2173 9162
44. Tri Haryanto,S.Pd. Guru Geografi Jakarta, 28 Februari 1983
Rumah Dinas Guru
HP: 0856 1950 943
45. Atmira Satya Guru Sosiologi Sukoharjo, 7 Mei 1988
Mahardika,S.Pd. Rumah Dinas Guru
HP: 0856 4726 2896
46. Chairul Huda, S.Ag. Pembina Asrama Rembang, 27 Mei 1972
Putra/Guru PAI Rumah Dinas Guru
HP: 0813 1103 8208
47. Evi Siti Fauziah, Pembina Asrama Bandung, 13 Oktober 1971
S.Ag. Putri/Guru SKI Rumah Dinas Guru
HP: 0813 1638 3235
48. Kusdiniyah,S.Ag. Pembina Asrama Jakarta, 15 April 1977
Putri/Guru Akidah Rumah Dinas Guru
Akhlak HP: 0816 1183 225
49. Eva Novita, MA. Pembina Asrama Tangerang, 20 Nopember
Putri/Guru Bahasa 1978
Arab Rumah Dinas Guru
HP: 0812 2281 0651
50. Mashuri, M. Th. I. Guru Agama Blitar, 1 Maret 1966
Rumah Dinas Guru
Lampiran
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA MADRASAH
Dra. Persahini Sidik, M.Si
SISWA
UIN JAKARTA FORM (FR)
Tgl. Terbit 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: 01
Al. Ir. H. Juafiida No 95 Giputat 15412 Indonesia Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Kepada Yth.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur Manajemen Pendidikan
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA RI
MAN INS.IN CENDEKIA SERPONG
KOTA TANGERAA G S“E LATIN PROVINSI BANTEN
BE RASRAMA
SURAT KETERANGAN
Nomor : Ma.28.18/PP.00.6/ Q3J /2016
â"ang bertandatan an diba v ah i Kepala k4adrasah Ali; ali Negeri Insan Cendekia Serpong
Kota Fengerang Selatan Pl‘Ovinsi Banten. Menerangkan bale a
Nurul Fitriah
111001820002
Manajemen Pendidikan
X'II1 (delapan)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Peran Guru Mata Pelajaran Dalam Pelaksanaan Bimbingan Dan
Konseling MAN Insan Cendekia Serpong”
Mahasisu4 tersebut diatas telah melaksanakan penelitian guna penyusunan Skripsi untuk
memperoleh gelar S1 sejak Desember 2014 — Pebruari 2015 dan Pebruari 2016
Demikian surat ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
% ssaZidit l .Sl.
6405172000122001
DAFTAR REFERENSI
: Nurul Fitriah
Nim : 1110018200023
Judul Skripsi : Peran Guru Mata Pelajaran Dalam Pelaksanaan Bimbingan Dan
Konseling Di MAN Insan Cendikia Serpong
BAB I
BAB II
BAB III
Dosen Pembimbing
I)r.H.Salnuin Tunian•uor
h’IP. 19570710 197903 1 002
Lampiran 15
BIODATA PENULIS